PENGARUH FASILITAS KESEHATAN KERJA DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN LAPANGAN PT. BANGUN INDAH PERKASA NUSANTARA SURABAYA
SKRIPSI
OLEH : DERRY ALFIANTO NPM : 11132229
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA 2015
PENGARUH FASILITAS KESEHATAN KERJA DAN KESELAMATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN LAPANGAN PT. BANGUN INDAH PERKASA NUSANTARA SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Pada Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Putra Surabaya
Oleh : DERRY ALFIANTO NPM : 11132229
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS WIJAYA PUTRA SURABAYA 2015
ii
HALAMAN MOTTO
“Barang siapa bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhannya itu adalah untuk dirinya sendiri.” (QS Al-Ankabut [29]: 6)
v
Pengaruh Fasilitas Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Bagian Lapangan PT. Bangun Indah Perkasa Nusantara Surabaya Derry Alfianto NPM 11.132.229 ABSTRAK Industrialisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia, yang dimana setiap manusia diharapkan dapat menjadi sumber daya siap pakai dan mampu membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan. Apabila tenaga kerja diperlakukan secara tepat dan sesuai dengan harkat dan martabatnya, perusahaan akan mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa faktor sumber daya manusia memegang peranan yang paling penting dan utama dalam proses produksi, karena alat produksi tidak akan berjalan tanpa dukungan dan keberadaan sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan, karena dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Terdapat beberapa pengertian tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang didefinisikan oleh beberapa ahli, dan pada dasarnya definisi tersebut mengarah pada interaksi pekerja dengan mesin atau peralatan yang digunakan, interaksi pekerja dengan lingkungan kerja, dan interaksi pekerja dengan mesin dan lingkungan kerja. Berdasarkan uji F yang telah dilakukan diketahui bahwa F hitung sebesar 9,617 didukung pula dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari 0,05 atau 5%. Sehingga fasilitas kesehatan kerja (X1) dan fasilitas keselamatan kerja (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap kinerja karyawan (Y). Terdapat pengaruh secara parsial antara fasilitas kesehatan kerja (X1) dan fasilitas keselamatan kerja (X2) terhadap kinerja karyawan. Hal itu diketahui dari uji t. t hitung untuk variabel fasilitas kesehatan kerja (X1) sebesar 2,240 didukung pula dengan tingkat signifikansi sebesar 0,031 < 0,05 atau 5%. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel fasilitas kesehatan kerja (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan. Untuk variabel fasilitas keselamatan kerja (X2) mempunyai nilai t hitung sebesar 3,255 didukung pula dengan tingkat tingkat signifikansi sebesar 0,002 lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05 atau 5%. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel fasilitas keselamatan kerja (X2) mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan. Fasilitas kesehatan kerja mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja karyawan karyawan. Ini terlihat pada nilai beta variabel fasilitas keselamatan kerja sebesar 0,443 lebih besar dari nilai beta variabel fasilitas kesehatan kerja yang hanya sebesar 0,305.Kata kunci: Fasilitas Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja, Kinerja Karyawan.
vi
KATA PENGANTAR
Dengan segala puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Adapun penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Putra Surabaya. Dengan terselesaikannya susunan skripsi ini, penulis menyadari banyak sekali pihak yang terlibat dan membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini, karena itu dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah ikut mendukung dan membantu penulisan skripsi ini hingga selesai, yaitu kepada: 1. Khusus kepada Ayah, Mama, dan Kakak tercinta yang banyak memberikan dukungan, bimbingan, pengorbanan serta kasih sayang dan doa yang sangat berharga kepada penulis selama menuntut ilmu dan dalam menyelesaikan pendidikan ini. 2. Bapak H. Budi Endarto, SH., M.Hum selaku Rektor Universitas Wijaya Putra Surabaya. 3. Ibu Dr. Soenarmi, SE., MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Wijaya Putra Surabaya. 4. Yang selalu membimbing, menasehati supaya dapat menjadi mahasiswa yang terbaik.
vii
5. Bapak Waras, SE., MM selaku dosen pembimbing yang telah banyak meluangkan waktunya untuk membantu dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini mulai awal sampai selesai. 6. Segenap dosen dan seluruh staf Universitas Wijaya Putra Surabaya khususnya Fakultas Ekonomi yang telah membantu penulis selama mengikuti perkuliahan. 7. Bapak Pimpinan beserta staf karyawan PT. Bangun Indah Perkasa Nusantara Surabaya yang telah membantu penulis dalam memberikan informasi dan data-data yang diperlukan guna menunjang penulisan ini. 8. Sahabat-sahabat terbaikku M. Nur Arifullah Ramdhani, SH, Syamsul Arifin, SE, Niluh Mayanti Myra Ivena Sidi Rai, SE, Robby Fajar RFCustom, Rifky Ridho RR Olshop, Nindi Bonek Widiara, Sheila Amanda Agmar, Ismi Aprilina Putri, Diah Ayu Ihsani, Rhesky Ilhami Eka Putri, Ari Mahfuddin yang telah banyak memberikan semangat dan membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 9. Untuk Kayin Coffe Shop, Java Coffe Shop, Sarjana Coffe, Mc Donald, KFC yang telah menjadi tempat bagi penulis untuk menghilangkan penat dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 10. Terima kasih kalian barisan para mantan dan semua yang pergi tanpa sempat aku miliki karena itu membuatku bisa belajar dari kesalahan dan dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
viii
11. Untuk semua aplikasi sosial media BBM, Path, Instagram, Twitter, Clash Of Clan yang membantu penulis menghilangkan penat selama penulisan skripsi ini. 12. Untuk Laptop, Printer, dan Mio J selaku sepeda motor pribadi saya yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini. 13. Semua yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi penyempurnaan penulisan skripsi ini. Besar harapan penulis, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pengguna dan sebagaimana mestinya.
Penulis Surabaya, Juli 2015
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ........................................................................ ...................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v ABSTRAK ........................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii DAFTAR ISI ......................................................................................................
x
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xvi BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................
1
1.1. Latar Belakang ...............................................................................
1
1.2. Rumusan Masalah ...........................................................................
5
1.3. Tujuan Penelitian ............................................................................
6
1.4. Manfaat Penelitian ..........................................................................
6
BAB II TELAAH PUSTAKA ........................................................................
7
2.1. Landasan Teori ...............................................................................
7
2.1.1. Kinerja Karyawan ...........................................................
7
2.1.1.1. Pengertian Kinerja Karyawan ..........................
7
2.1.1.2. Pengukuran Kinerja Karyawan ........................
11
2.1.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja
x
Karyawan ..........................................................
13
2.1.2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja .................................
17
2.1.2.1. Pengertian Kesehatan Kerja ............................
17
2.1.2.2. Pengertian Keselamatan Kerja ........................
19
2.1.2.3. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja .................................................................
23
2.1.2.4. Tujuan dan Manfaat K3 ...................................
26
2.1.2.5. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) .............................
28
2.2. Penelitian Terdahulu .....................................................................
29
2.3. Kerangka Konseptual ....................................................................
32
2.4. Hipotesis Penelitian ......................................................................
33
BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................
34
3.1. Jenis Penelitian .............................................................................
34
3.2. Deskripsi Populasi dan Penentuan Sampel ..................................
34
3.2.1. Deskripsi Populasi ........................................................
34
3.2.2. Deskripsi Sampel ..........................................................
34
3.3. Variabel dan Definisi Operasional Variabel ................................
35
3.3.1. Variabel .........................................................................
35
3.3.2. Definisi Operasional Variabel .......................................
35
3.4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ..................
39
3.4.1. Teknik Pengumpulan Data ............................................
39
3.4.2. Instrumen Penelitian ......................................................
39
xi
3.5. Teknik Keabsahan Data ................................................................
40
3.6. Teknik Analisis Data ....................................................................
41
3.6.1. Analisis Deskriptif ........................................................
41
3.6.2. Analisis Inferensial ........................................................
41
3.6.3. Uji Hipotesis ..................................................................
42
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA .........................................
45
4.1. Penyajian Data ..............................................................................
45
4.1.1. Deskripsi Singkat PT. Bangun Indah Perkasa Nusantara .......................................................................
45
4.1.2. Struktur Perusahaan .......................................................
46
4.2. Analisis Data .................................................................................
49
4.2.1. Uji Keabsahan Data ........................................................
49
4.2.1.1. Uji Validitas .....................................................
49
4.2.1.2. Uji Realibilitas .................................................
50
4.2.2. Analisis Deskriptif ..........................................................
52
4.2.2.1. Deskripsi Responden .......................................
52
4.2.2.2. Deskripsi Variabel Penelitian ..........................
55
4.2.3. Analisis Statistik Inferensial ...........................................
58
4.2.3.1. Analisis Linier Berganda .................................
58
4.2.3.2. Koefisien Determinasi Berganda .....................
60
4.2.3.3. Melakukan Uji F ..............................................
61
4.2.3.4. Melakukan Uji t ...............................................
62
4.3. Interprestasi .......................................................................
64
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................
67
5.1. Kesimpulan ...................................................................................
67
5.2. Saran .............................................................................................
68
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
xiii
69
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
4.1
Hasil Uji Validitas ...............................................................................
50
4.2
Hasil Uji Reabilitas .............................................................................
51
4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ........................
52
4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia .......................................
53
4.5
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...............
54
4.6
Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja ........................
55
4.7
Tanggapan Responden Untuk Variabel Fasilitas Kesehatan Kerja ....
55
4.8
Tanggapan Responden Untuk Variabel Fasilitas Keselamatan Kerja ...................................................................................................
56
4.9
Tanggapan Responden Untuk Variabel Kinerja Karyawan ...............
57
4.10
Data Koefisien Regresi Linier Berganda ...........................................
58
4.11
Nilai Koefisien Determinasi Berganda ..............................................
60
4.12
Hasil Uji F ..........................................................................................
61
4.13
Hasil Uji t ...........................................................................................
62
xiv
DAFTAR GAMBAR Gambar
Halaman
2.1
Kerangka Konseptual .....................................................................
32
4.1
Struktur Organisasi .........................................................................
46
xv
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Kuisioner Penelitian Lampiran 2 : Tabulasi Skor Kuisioner Penelitian Lampiran 3 : Hasil Output SPSS Lampiran 4 : Surat Ijin Penelitian Lampiran 5 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian Lampiran 6 : Berita Acara Bimbingan Skripsi
xvi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Memasuki perkembangan era industrialisasi yang bersifat global seperti sekarang ini, persaingan industri untuk memperebutkan pasar baik pasar tingkat regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara kompetitif. Industrialisasi tidak terlepas dari sumber daya manusia, yang dimana setiap manusia diharapkan dapat menjadi sumber daya siap pakai dan mampu membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan. Luce Neni (2005) mengatakan, pada dasarnya kekuatan yang ada dalam suatu perusahaan terletak pada orang-orang yang ada dalam perusahaan tersebut. Apabila tenaga kerja diperlakukan secara tepat dan sesuai dengan harkat dan martabatnya, perusahaan akan mencapai hasil yang sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan. Dari uraian tersebut jelaslah bahwa faktor sumber daya manusia memegang peranan yang paling penting dan utama dalam proses produksi, karena alat produksi tidak akan berjalan tanpa dukungan dan keberadaan sumber daya manusia. Pada jaman dahulu, sekarang, sampai di masa yang akan datang, manusia hidup di dunia ini membutuhkan beberapa faktor penunjang untuk dapat bertahan hidup. Salah satu faktor agar manusia dapat bertahan hidup adalah membutuhkan pekerjaan. Manusia bekerja tergantung kepada kondisi yang bersifat fisiologis dan psikologis, dan tidak semata-mata untuk mendapatkan uang. Gaji yang tinggi
1
2
tidak selalu menjadi faktor utama untuk meningkatkan kerja, Mereka bekerja juga untuk memenuhi kebutuhan psikologis dan kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan memperoleh perhatian pada segi kemanusiaanya (As’ad, 1995). Masalah yang sering muncul dalam perusahaan saat ini adalah kurangnya perhatian terhadap aspek manusiawi (Yukl, 1998). Bila ingin memahami perilaku karyawan, seorang manajer atau pimpinan harus dapat menciptakan kondisi-kondisi yang mendukung kenyamanan dan kegairahan kerja, sehingga dengan kondisi tersebut karyawan dapat meningkatkan mutu kerjanya sehingga sekaligus dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas perusahaan itu sendiri. Tidak jarang para karyawan dalam suatu perusahaan dihadapkan pada persoalan di dalam keluarga maupun perusahaan. Tekanan persoalan dapat berupa aspek emosional dan fisik, terbatasnya biaya pemeliharaan kesehatan, dan berlanjut pada terjadinya penurunan produktivitas karyawan. Pihak manajemen perusahaan seharusnya mampu mengakomodasi persoalan karyawan sejauh yang terkait dengan
kepentingan
perusahaan.
Pertimbangannya
adalah
bahwa
unsur
keselamatan dan kesehatan karyawan memegang peranan penting dalam peningkatan mutu kerja karyawan. Semakin cukup kuantitas dan kualitas fasilitas keselamatan dan kesehatan kerja, maka semakin tinggi pula mutu kerja karyawannya. Dengan demikian perusahaan akan semakin diuntungkan dalam upaya pencapaian tujuannya (Sjafri Mangkuprawira dan Aida V. Hubeis, 2007). Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan, karena dampak kecelakaan dan penyakit kerja tidak hanya merugikan karyawan, tetapi juga perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung.
3
Terdapat beberapa pengertian tentang keselamatan dan kesehatan kerja yang didefinisikan oleh beberapa ahli, dan pada dasarnya definisi tersebut mengarah pada interaksi pekerja dengan mesin atau peralatan yang digunakan, interaksi pekerja dengan lingkungan kerja, dan interaksi pekerja dengan mesin dan lingkungan kerja. Keselamatan kerja berarti proses merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotensi menimbulkan kecelakaan kerja melalui persiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan dalam bekerja (Rika Ampuh Hadiguna, 2009). Prabu Mangkunegara (2001) mendefinisikan kesehatan kerja adalah kondisi bebas dari gangguan fisik, mental, emosi atau rasa sakit yang disebabkan lingkungan kerja. Sejak pendiriannya pada tahun 1999, PT. BANGUN INDAH PERKASA NUSANTARA (sebelumnya CV BANGUN INDAH PERKASA), sebuah perusahaan swasta di Surabaya, adalah kontraktor umum dan perdagangan yang membangun segala jenis bangunan, seperti pabrik, gudang, kantor, rumah, pondasi mesin, bangunan komersial,dll. Meskipun dalam periode waktu yang relatif singkat, PT. BANGUN INDAH PERKASA NUSANTARA telah berpartisipasi dalam berbagai proyek, dan didukung oleh tim kerja yang terdiri dari staf dan buruh yang telah memperoleh pengalaman lebih dari 12 tahun untuk mengelola masing-masing lingkup pekerjaan ditambah kerjasama dengan banyak pemasok bahan
yang
menyediakan bahan berkualitas, di samping konsep hubungan yang baik dengan pihak Pemilik / Owner. Di bawah koordinasi yang baik dari staf, PT. BANGUN INDAH PERKASA NUSANTARA telah berhasil mendirikan lebih dari 150 bangunan (Dalam skala kecil, sedang, dan besar).
4
Perusahaan ini mempekerjakan banyak tenaga kerja, dengan adanya berbagai tuntutan tentang masalah kesehatan dan keselamatan kerja, maka perusahaan harus dapat memenuhi tanggung jawabnya dalam memberikan perlindungan pada karyawan dengan melakukan program-program tentang kesehatan dan keselamatan kerja. Oleh sebab itu, pemerintah memberikan jaminan kepada karyawan dengan menyusun Undang-undang Tentang Kecelakaan Tahun 1947 Nomor 33, yang dinyatakan berlaku pada tanggal 6 januari 1951, kemudian disusul dengan Peraturan Pemerintah Tentang Pernyataan berlakunya peraturan kecelakaan tahun 1947 (PP No. 2 Tahun 1948), yang merupakan bukti tentang disadarinya arti penting keselamatan kerja di dalam perusahaan (Heidjrachman Ranupandojo dan Suad Husnan, 2002). Lalu, menurut penjelasan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 1992, menyatakan bahwa sudah sewajarnya apabila tenaga kerja juga berperan aktif dan ikut bertanggung jawab atas pelaksanaan program pemeliharaan dan peningkatan kesejahteraan demi terwujudnya perlindungan tenaga kerja dan keluarganya dengan baik. Jadi, bukan hanya perusahaan saja yang bertanggung jawab dalam masalah ini, tetapi para karyawan juga harus ikut berperan aktif dalam hal ini agar dapat tercapai kesejahteraan bersama. Atas dasar inilah peneliti mengangkat tema Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Penelitian ini dilaksanakan pada perusahaan yang sangat membutuhkan informasi tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja, sehingga nantinya penelitian ini berguna bagi perusahaan. Judul yang akan diangkat adalah “Pengaruh Fasilitas
5
Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bagian Lapangan di PT Bangun Indah Perkasa Nusantara”. 1.2 Rumusan Masalah Keberhasilan perusahaan tergantung pada kinerja kerja dari para karyawannya. Fasilitas kesehatan dan keselamatan kerja dari perusahaan merupakan faktor yang akan membuat karyawan merasakan aman dan nyaman dalam bekerja, sehingga dapat memperngaruhi kinerja dari karyawan tersebut meningkatdan dapat membantu perusahaan mencapai tujuannya. Berdasarkan uraian diatas dan guna memberikan arah bagi jalannya penelitian di PT Bangun Indah Perkasa Nusantara, perlu dirumuskan terlebih dahulu permasalahan yang ada. Adapun yang menjadi perumusan masalah adalah sebagai berikut : 1. Apakah Fasilitas Kesehatan kerja dan Keselamatan Kerja berpengaruh secara simultan (bersamaan) terhadap Kinerja Karyawan bagian lapangan PT. Bangun Indah Perkasa Nusantara ? 2. Apakah Fasilitas Kesehatan kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan bagian lapangan PT. Bangun Indah Perkasa Nusantara ? 3. Apakah Fasilitas Keselamatan Kerja berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan bagian lapangan PT. Bangun Indah Perkasa Nusantara ? Sehubungan dengan perumusan masalah tersebut, penelitian ini hanya di fokuskan pada Fasilitas Kesehatan Kerja dan Keselamatan Kerja juga pada Kinerja Karyawan di PT Bangun Indah Perkasa Nusantara Surabaya.
6
1.3 Tujuan Penelitian Dari rumusan masalah yang tertulis diatas dapat disimpulkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1. Untuk mengetahui pengaruh Fasilitas Kesehatan kerja dan Keselamatan Kerja secara simultan (bersamaan) terhadap Kinerja Karyawan bagian lapangan PT. Bangun Indah Perkasa Nusantara. 2. Untuk mengetahui pengaruh Fasilitas Kesehatan kerja terhadap Kinerja Karyawan bagian lapangan PT. Bangun Indah Perkasa Nusantara. 3. Untuk mengetahui pengaruh Fasilitas Keselamatan kerja terhadap Kinerja Karyawan bagian lapangan PT. Bangun Indah Perkasa Nusantara. 1.4 Manfaat Penelitian Untuk kedepannya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi semua pihak, antara lain : 1. Bagi penulis, memberikan tambahan pengetahuan akan pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja yang telah dipelajari melalui teori di masa perkuliahan dan di aplikasikan ke kehidupan nyata melalui penelitian ini. 2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat memberikan informasi dan masukan yang bermanfaat bagi perusahaan. 3. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya yang ingin mengetahui dan menambah wawasan akan pentingnya kesehatan dan keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan.
BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Kinerja Karyawan 2.1.1.1. Pengertian Kinerja Karyawan Pada dasarnya seorang pegawai dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya diharapkan untuk menunjukkan suatu performance yang terbaik yang bisa ditunjukkan oleh pegawai tersebut, selain itu performance yang ditunjukan oleh seorang pegawai tentu saja dipengaruhi oleh berbagai faktor yang penting artinya bagi peningkatan hasil kerja yang menjadi tujuan dari organisasi atau instansi dimana pegawai tersebut bekerja. Performance atau kinerja ini perlu diukur oleh pimpinan agar dapat diketahui sampai sejauh mana perkembangan kinerja dari seorang pegawai pada khususnya dan organisasi pada umumnya. Pengertian kinerja pegawai yang dikemukakan oleh Mangkunegara dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan” (2004:67), yang menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Pengertian kinerja pegawai yang dikemukakan oleh Prawirosentono dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia Kebijakan Kinerja 7
8
Karyawan (1999:2), yang menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika. Pendapat lain mengenai definisi kinerja yang diberikan oleh Veithzal Rivai (2005:15), sebagai berikut kinerja pegawai adalah kesediaan seseorang atau
kelompok
orang
untuk
melakukan
sesuatu
kegiatan
dan
menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya dengan hasil seperti yang diharapkan. Dari pendapat di atas, dapat dijelaskan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai baik perserorangan maupun kelompok dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggung jawabnya masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan. Suatu kinerja merupakan suatu istilah yang secara umum digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan dari suatu organisasi pada suatu periode dengan referensi pada sejumlah standart seperti biaya masa lalu atau yang diproyeksikan dengan dasar efisiensi, pertanggung jawaban atau akunstabilitas suatu manajemen. Kinerja sendiri mengacu pada kadar pencapaian tugas yang membentuk sebuah pekerjaan karyawan. Kinerja merefleksikan seberapa karyawan memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan. Akan tetapi sering disalahtafsirkan sebagai upaya yang menceminkan energi yang dikeluarkan, dimana kinerja diukur dari segi hasil.
9
Berikut beberapa uraian tentang kinerja dari beberapa pakar, Helfert (1996), kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang dimiliki. Mulyadi (1999), kinerja adalah penentuan secara periodik efektifitas operasional organisasi, bagian organisasi dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Anwar Prabu Mangkunegara (2000 : 67), kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. John Whitmore (1997 : 104), kinerja adalah pelaksanaan fungsi-fungsi yang dituntut dari seseorang, kinerja merupakan suatu perbuatan, suatu prestasi, suatu pameran umum ketrampilan. Barry Cushway (2002 : 1998), kinerja adalah menilai bagaimana seseorang telah bekerja dibandingkan dengan target yang telah ditentukan. Dari pembahasan teori diatas dari berbagai sumber atau pakar tentang Manajemen SDM, dapat diambil suatu garis besar, bahwa kinerja (performance) mengacu kepada kadar pencapaian tugas yang membentuk sebuah pekerjaan karyawan. Kinerja merefleksikan seberapa baik karyawan untuk memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan. Akan tetapi sering disalahtafsirkan sebagai upaya yang mencerminkan energi yang dikeluarkan, dimana kinerja diukur dari segi hasil.
10
Mungkin kesalahan yang paling serius yang dilakukan pada saat memutuskan apa yang akan dievaluasi adalah dengan menganggap bahwa kinerja itu unidimensional yang menerangkan bahwa semua individu adalah pelaksana baik, pelaksana buruk, atau diantara keduanya. Sebuah skalapun tidak dapat menggambarkan secara memadai segala keseluruhan kinerja semua karyawan. Banyak dari dimensi kerja yang tidak berhubungan satu sama lainnya. Seorang akan mungkin sangat tinggi kinerjanya pada satu dimensi, akan tetapi rendah pada dimensi yang lain. Pengertian Kinerja : Kinerja seorang karyawan merupakan hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda - beda dalam mengerjakan tugasnya. Pihak manajemen dapat mengukur karyawan atas unjuk kerjanya berdasarkan kinerja dari masing masing karyawan. Kinerja adalah sebuah aksi, bukan kejadian. Aksi kinerja itu sendiri terdiri dari banyak komponen dan bukan merupakan hasil yang dapat dilihat pada saat itu juga. Pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu hal yang bersifat individual, karena setiap karyawan memiliki tingkat kemampuan yang berbeda dalam mengerjakan tugasnya. Kinerja tergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha, dan kesempatan yang diperoleh. Hal ini berarti bahwa kinerja merupakan hasil kerja karyawan dalam bekerja untuk periode waktu tertentu dan penekanannya pada hasil kerja yang diselesaikan karyawan dalam periode waktu tertentu. (Timpe, 1993 : 3).
11
Dapat pula diartikan bahwa kinerja adalah sebagai seluruh hasil yang diproduksi pada fungsi pekerjaan atau aktivitas khusus selama periode khusus. Kinerja keseluruhan pada pekerjaan adalah sama dengan jumlah atau rata-rata kinerja pada fungsi pekerjaan yang penting. Fungsi yang berkaitan dengan pekerjaan tersebut akan dilakukan dan tidak dilakukan dengan karakteristik kinerja individu. Pendapat di atas didukung oleh pernyataan dari Sunarto (2003), yaitu : Kinerja yang tinggi dapat tercapai oleh karena kepercayaan (trust) timbal balik yang tinggi di antara anggota-anggotanya artinya para anggota mempercayai integritas, karakteristik, dan kemampuan setiap anggota lain. Untuk mencapai kinerja yang tinggi memerlukan waktu lama untuk membangunnya, memerlukan kepercayaan, dan menuntut perhatian yang seksama dari pihak manajemen. 2.1.1.2. Pengukuran Kinerja Karyawan Ada beberapa pengukuran kinerja pegawai menurut Gomes (2003 : 134) adalah sebagai berikut : Indikator-indikator kinerja pegawai, sebagai berikut : 1. Quantity of work: Jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang ditentukan. 2. Quality of work: kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syaratsyarat kesesuaian dan kesiapannya.
12
3. Job Knowledge: Luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan keterampilannya. 4. Creativeness: Keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dari tindakan-tindakan untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang timbul. 5. Cooperation: kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain (sesama anggota organisasi). 6. Dependability: Kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan penyelesaian kerja tepat pada waktunya. 7. Initiative: Semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam memperbesar tanggung jawabnya. 8. Personal Qualities: Menyangkut kepribadian, kepemimpinan, keramah-tamahan, dan integritas pribadi. Sedangkan menurut T.R. Mitchell (1978:343) dalam Sedarmayanti (2001:51), menyatakan bahwa kinerja meliputi beberapa aspek, yaitu: 1. Prom Quality of Work (Kualitas Kerja) 2. Promptness (Ketepatan Waktu) 3. Initiative (Inisiatif) 4. Capability (Kemampuan) 5. Communication (Komunikasi) Kalau ukuran pencapaian kinerja sudah ditetapkan, maka langkah berikutnya dalam mengukur kinerja adalah mengumpulkan informasi yang
13
berhubungan dengan hal tersebut dari seseorang selama periode tertentu. Dengan membandingkan hasil ini dengan standar yang dibuat oleh periode waktu yang bersangkutan, akan didapatkan tingkat kinerja dari seorang pegawai. Secara ringkasnya dapatlah dikatakan bahwa pengukuran tentang kinerja pegawai tergantung kepada jenis pekerjaanya dan tujuan dari organisasi yang bersangkutan. 2.1.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Faktor-faktor penentu pencapaian prestasi kerja atau kinerja individu dalam organisasi menurut A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2005:16-17) adalah sebagai berikut: 1.
Faktor Individu Secara psikologis, individu yang normal adalah individu yang memiliki
integritas yang tinggi antara fungsi psikis (rohani) dan fisiknya (jasmaniah). Dengan adanya integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik. Konsentrasi yang baik ini merupakanmodal utama individu manusia untu mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktivitas kerja sehari-hari dalam mencapai tujuan organisasi.
14
2.
Faktor Lingkungan Organisasi Faktor lingkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu
dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis, peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai. Dari pendapat di atas dapat dijelaskan, bahwa faktor individu dan faktor lingkungan organisasi berpengaruh terhadap kinerja pegawai. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja suatu karyawan tersebut, diantaranya: a. Faktor kemampuan. Dimana secara psikologis kemampuan (ability) pegawai terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (Pendidikan). Oleh karena itu pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. b. Faktor motivasi. Dimanan motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri pegawai terarah untuk mencapai tujuan kerja. c. Lingkungan kerja. Dari lingkungan kerja menunjuk pada hal yang berada di sekeliling dan mencakup karyawan di kantor. Kondisi lingkungan kerja lebih banyak tergantung dan diciptakan oleh pimpinan perusahaan/organisasi tersebut, sehingga suasana kerja yang tercipta tergantung pada pola yang diciptakan pimpinan. Disamping dari beberapa faktor tersebut diatas, suatu perusahaan juga perlu melakukan peningkatan kinerja karyawannya dengan cara melakukan pemekaran pekerjaan dan pemerkayaan pekerjaan. Pemekaran pekerjaan merupajan pemberian tugas kepada pegawai dengan tingkat kesulitan dan resiko yang tinggi dan biasanya tidak begitu banyak tugas yang dibebankan kepada
15
karyawan tersebut. Semua itu disesuaikan dengan tingkat kemampuan suatu karyawan. Dalam sebuah perusahaan haruslah sering mengevaluasi kinerjanya, karena dengan melakukan evaluasi kinerja suatu perusahaan akan menjadi baik dan agar tetap tumbuh dan dapat bersaing. Perbaikan ini akan dilaksanakan secara terus menerus, sehingga kinerja perusahaan tersebut akan makin baik dan dapat terus unggul. Salah satu cara untuk memperbaiki dan memaksimalkan kinerja pegawai adalah dengan cara restrukturisasi. Kita mungkin pernah mendengar kata tersebut. Restrukturisasi sering disebut dengan downsing atau delayering, melibatkan pengurangan perusahaan di bidang tenaga kerja atau unit satuan kerja. Pada setiap perusahaan yang melakukan perbaikan, entah dalam skala kecil atau besar, tujuannya untuk memperbaiki kinerja perusahaan tersebut. Menurut Timpe (1993) faktor - faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu: 1.
2.
Kinerja baik dipengaruhi oleh dua faktor: a. Internal (pribadi) dibagi lagi menjadi dua yaitu kemampuan tinggi dan kerja keras. b. Eksternal (lingkungan) dibagi lagi menjadi empat yaitu pekerjaan mudah, nasib baik, bantuan dari rekan-rekan, dan pemimpin yang baik. Kinerja jelek dipengaruhi dua faktor : a. Internal (pribadi) ada dua yaitu kemampuan rendah dan upaya sedikit. b. Eksternal (lingkungan) ada empat yaitu pekerjaan sulit, nasib buruk, rekan-rekan kerja tidak produktif, dan pemimpin yang tidak simpatik
16
Dari berbagai pendapat para ahli maka dapat diambil kesimpulan bahwa kepuasan kerja merupakan sikap positif yang menyangkut penyesuaian karyawan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, meliputi: 1. Faktor Finansial, yaitu terpenuhinya keinginan karyawan terhadap kebutuhan finansial yang diterimanya untuk memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari sehingga kepuasan kerja bagi karyawan dapat terpenuhi. Hal ini meliputi; system dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan serta promosi (Moh. As’ad,1987: 118). 2. Faktor Fisik, yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan. Hal ini meliputi; jenis
pekerjaan,
perlengkapan
pengaturan
kerja,
keadaan
waktu
kerja
ruangan/suhu,
dan
istirahat,
penerangan,
pertukaran udara, kondisi kesehatan karyawan dan umur (Moh. As'ad,1987:117). 3. Faktor Sosial, yaitu faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik antara sesama karyawan, dengan atasannya maupun karyawan yang berbeda jenis pekerjaannya. Hal ini meliputi; rekan kerja yang kompak, pimpinan yang adil dan bijaksana, serta pengarahan dan perintah yang wajar (Drs.Heidjrachman dan Drs. Suad Husnan.1986: 194-195).
17
4. Faktor Psikologi, yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan. Hal ini meliputi; minat, ketentraman dalam bekerja,
sikap
terhadap
kerja,
bakat
dan
keterampilan
(Moh.As'ad,1987: 11.7). Dari definisi faktor-faktor diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor tersebut mempengaruhi kepuasan kerja yang memiliki peran yang penting bagi perusahaan dalam memilih dan menempatkan karyawan dalam pekerjaannya dan sebagai partner usahanya agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atau sepantasnya dilakukan. 2.1.2. Kesehatan dan Keselamatan Kerja 2.1.2.1. Pengertian Kesehatan Kerja Program kesehatan kerja merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh pihak pengusaha. Karena dengan adanya program kesehatan kerja yang baik akan memberikan keuntungan bagi para karyawan secara material, karena karyawan akan lebih jarang absen, bekerja dengan lingkungan yang lebih menyenangkan, sehingga secara keseluruhan karyawan akan mampu untuk bekerja lebih lama (Gravel, Rheaume & Legendre, 2011:166). Kesehatan kerja adalah bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik, mental maupun social (Asmui, Hussin & Paino, 2012:290). Selain tu kesehatan kerja menunjuk pada kondisi fisik, mental, dan stabilitas emosi secara umum dengan
18
tujuan memelihara kesejahteraan individu secara menyeluruh (Katsuro, Gadzirayi & Mupararano, 2010:2645). Wolf Kristen (2008:138) mengemukakan bahwa perusahaan perlu memperhatikan kesehatan karyawan untuk memberikan kondisi kerja yang lebih sehat, serta menjadi lebih bertanggung jawab atas kegiatan-kegiatan tersebut, terutama bagi organisasi-organisasi yang mempunyai tingkat kecelakaan yang tinggi. Terdapat beberapa teknik baku yang dapat digunakan dalam pemeliharaan kesehatan pekerja. Ini meliputi pengambilan keputusan pencegahan penyakit, yag memberikan sarana-sarana untuk mencegah pekerja berkontak dengan substansi-substansi berbahaya, dan memastikan bahwa jika para pekerja terluka, cederanya dirawat dengan benar (Ridley, 2008:131). Pekerja yang tidak sehat dapat meningkatkan pengeluaran perusahaan. Dengan meningkatkan kesehatan pegawainya, perusahaan dapat mengurangi pengeluaran tersebut dan meningkatkan keuntungan mereka. Penyakit akibat kerja dapat menimbulkan kerugian bagi pihak pekerja maupun perusahaan, antara lain: (Jakcson, Schuller & Werner, 2011:297). 1. Produktivitas saat bekerja menurun karena penyakit. 2. Gangguan produksi karena ketidakhadiran dan tingkay keluar masuk pegawai. 3. Tingkat asuransi yang meningkat
19
2.1.2.2. Pengertian Keselamatan Kerja Keselamatan pada dasarnya adalah kebutuhan setiap manusia dan menjadi naluri dari setiap makhluk hidup. Sejak manusia bermukim di muka bumi, secara tidak sadar mereka telah mengenal aspek keselamatan untuk mengantisipasi berbagai bahaya disekitar lingkungan hidupnya (Ramli, 2010:6) Perlindungan tenaga kerja meliputi beberapa aspek dan salah satunya yaitu perlindungan keselamatan. Perlindungan tersebut sebagai upaya agar tenaga kerja merasa aman melakukan kerjaannya sehari-hari untuk dapat meningkatkan produksi dan produktivitas karyawan (Mondy, 2008:86). Keselamtan telah menjadi salah satu hak asasi manusia yang harus dilindungi oleh pemerintah dan dihargai oleh anggota masyarakat lainnya. Tenaga kerja harus memperoleh perlindungan dari berbagai soal disekitarnya dan pada dirinya yang dapat menimpa atau mengganggudirinya serta pelaksanaan pekerjaannya (Mondy, 2008:86) Keselamatan kerja menunjukkan pada kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan keselamatan, dan kondisi kerja (Simanjuntak, 2011) Ridley (2008:44) mengemukakan bahwa keselamtan kerja berarti proses merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotenssi menimbulkan kecelakaan kerja melalui persiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan dalam bekerja. Perusahaan perlu menjaga keselamatan kerja terhadap para
20
karyawannya, karena tujuan dari program keselamatan kerja diantaranya sebagai berikut (Suma’mur dalam Setiawan, 2008:47). 1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan
pekerjaan
untuk
kesejahteraan
hidup
dan
meningkatkan produksi serta produktivitas nasional. 2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja. 3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien. Menurut Mangkunegara (2002:170), bahwa indikator penyebab keselamatan kerja adalah: 1. Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi: a. Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang kurang diperhitungkan keamanannya. b. Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak. c. Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya. 2. Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi: a. Pengaman peralatan kerja yang sudah using atau rusak. b. Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik, dan pengaturan penerangan.
21
Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2002:245) mendefinisikan keselamatan kerja menunjuk pada perlindungan kesejahteraan fisik dengan tujuan mencegah terjadinya kecelakaan atau cedera yang terkait dengan pekerjaan. Program keselamatan yang dirancang dan dikelola dengan baik dapat memberikan keuntungan yaitu mengurangi kecelakaan dan biaya-biaya terkait, seperti kompensasi para pekerja dan denda. Manajemen yang efektif membutuhkan sebuah komitmen organisaional pada kondisi bekerja yang aman. Inti dari manajemen keselamatan adalah komitmen organisasional pada usaha keselamatan yang komprehensif. Usaha ini harus dikoordinasi dari manajemen tingkat atas untuk memasukkan semua anggota organisasi dan juga harus terjamin dalam tindakan manjerial (Ridley, 2008:40). Ada tiga pendekatan berbeda yang digunakan oleh para pemberi kerja dalam mengatur keselamatan. Teori dan konsep yang dikembangkan dalam pendekatan ini, antara lain (Maltis dan Jackson, 2006:117): 1. Pendekatan Organisasional Banyak kecelakaan yang disebabkan faktor manajemen atau organisasi yang tidak kondusif sehingga mendorong terjadinya kecelakaan.
Upaya
keselamatan
pendekatan organisasional antara lain: a. Merancang pekerjaan
yang
dilakukan
dalam
22
b. Mengembangkan dan mengimplementasikan kebijakan keselamatan c. Menggunakan komite-komite keselamatan d. Mengkoordinasikan investigasi kecelakaan 2. Pendekatan Teknik Mesin Pendekatan
teknis
menyangkut
pada
kondisi
fisik,
peralatan/mesin, material, proses maupun lingkungan kerja yang tidak aman. Upaya keselamatan yang dilakukan dalam pendekatan teknik mesin antara lain: a. Merancang lokasi dan peralatan kerja b. Meninjau peralatan c. Menerapkan prinsip-prinsip ergonomik 3. Pendekatan Individual Pendekatan secara individual didasarkan hasil statistic yang menyatakan bahwwa 85% kecelakaan disebabkan oleh faktor manusia dengan tindakan yang tidak aman. Karena itu untuk mencegah kecelakaan dilakukan berbagai upaya pembinaan unsure
manusia
untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
keterampilan sehingga kesadaran K3 meningkat. Upaya yang dilakukan dalam pendekatan ini antara lain: a. Menguatkan motivasi dan sikap keselamatan b. Memberikan pelatihan dan keselamatan karyawan
23
c. Memberikan penghargaan keselamtan melalui program intensif 2.1.2.3. Pengertian Kesehatan dan Keselamatan Kerja Kesehatan dan keselamatan kerja amat berkaitan dengan upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja dan memiliki jangkauan berupa terciptanya masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat, dan sejahtera. Banyaknya kasus kecelakaan yang terjadi di tempat kerja dapat menimbulkan dampak negatif, tidak saja bagi perusahaan bahkan merugikan manusia. Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan ilmu dan seni dalam pengolaan bahaya dan resiko agar terciptanya kondisi tempat kerja yang aman dan sehat. ILO telah menetapkan bahwa penerapan K3 sangat penting guna memberikan perlindungan bagi para pekerja dari bahaya penyakit dan kecelakaan yang dapat ditimbulkan di tempat kerja (Hanggraeni, 2012 : 176). Kecelakaan kerja serta penyakit akibat kerja bisa berdampak negatif bagi perusahaan, karena akan memperngaruhi efisiensi perusahaan. Maka dari itu dapat dikatakan bahwa pihak manajer perusahaan perlu memberi perhatian yang sungguh-sungguh terhadap pentingnya pemahaman, program pelaksanaan K3 dalam organisasi perusahaan (Shidkar & Sawaqed, 2004 : 224). Schuller menjelaskan dalam Mangkunegara (2002:222) keselamatan dan kesehatan kerja menunjuk kepada kondisi-kondisi fisiologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan.
24
Pengertian kesehatan dan keselamatan kerja (K3) mengacu pada kondisi fisiologis-fisikal dan psikologis pekerja yang merupakan hasil dari lingkungan yang diberikan oleh perusahaan. Jika suatu perusahaan melakukan pengukuran keamanan dan kesehatan yang efektif, maka semakin sedikit pegawai yang akan mengalami dampak penyakit jangka pendek atau jangka panjang akibat bekerja di perusahaan tersebut (Jackson, Schuller, & Werner, 2011 : 267). Kondisi fisiologis-fisikal adalah penyakit dan kecelakaan kerja seperti hilangnya nyawa atau anggota tubuh, cedera karena gerakan repetitif, cedera punggung serta kondisi-kondisi lain yang merupakan akibat dari lingkungan kerj yang tidak sehat. Kondisi psikologis pekerja mencakup gejala-gejala kesehatan mental yang buruk dan kejenuhan pada pekerjaan, termasuk kelesuan, kelelahan emosional, menutup diri, bingung akan tugas dan peran, tidak mempercayai orang lain, tidak pernah memperhatikan, mudah marah, dan kecenderungan untuk merasa bingung atas suatu hal. Kondisi-kondisi tersebut merupakan akibat dari tekanan di tempat kerja dan kualitas kehidupan kerja yang buruk. Untuk meningkatkan kesehatan dan keselamatan kerja terdapat banyak upaya yang dapat digunakan oleh perusahaan. Beberapa diantaranya adalah mengukur dan mengawasi, pencegahan kecelakaan, pencegahan penyakit, manajemen tekanan, dan program kesehatan (Jackson, Schuller, & Werner, 2011 : 289). Dessler (2003 : 834) mengatakan bahwa program kesehatan dan keselamatan kerja diselenggarakan karena tiga alasan pokok, yaitu :
25
1. Moral. Para pengusaha menyelenggarakan upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit kerja pertama sekali semata-mata atas dasar
kemanusiaan.
Mereka
melakukan
hal
ini
untuk
memperingan penderitaan karyawan dan keluarganya yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja. 2. Hukum. Disini terdapat berbagai peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang keselamatan dan kesehatan kerja, dan hukuman yang telah ditetapkan terhadap pihak-pihak yang melanggar cukup berat. Berdasarkan peraturan perundangundangan itu, perusahaan dapat dikenakan denda, dan para supervisor dapat ditahan apabila ternyata bertanggung jawab atas kecelakaan dan penyakit fatal. 3. Ekonomi. Adanya alasan ekonomi karena biaya yang dipukul perusahaan dapat jadi cukup tinggi sekalipun kecelakaan dan penyakit yang terjadi kecil saja. Asuransi kompensasi karyawan ditujukan untuk member ganti rugi kepada pegawai yang mengalami kecelakaan dan penyakit akibat kerja.
26
2.1.2.4. Tujuan dan Manfaat K3 Tujuan utama penerapan K3 adalah untuk mengurangi atau mencegah kecelakaan yang mengakibatkan cideraatau kerugian materi. Tujuan kesehatan dan keselamatan kerja antara lain: (Lamm, Massey & Perry, 2006:76). 1. Memberikan jaminan rasa aman dan nyaman bagi karyawan dalam berkarya dalam semua jenis dan tingkat pekerjaan 2. Menciptakan masyarakat dan lingkungan kerja yang aman, sehat dan sejahtera, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja 3. Meningkatkan produktivitas 4. Mengelola pengeluaran Hakikat dan tujuan dari kesehatan dan keselamtan kerja yaitu bahwa factor K3 berpengaruh langsung terhadap efektivitas kerja pada tenaga kerja dan juga berpengaruh terhadap efisiensi produksi dari suatu perusahaan industri, sehingga dengan demikian mempengaruhi tingkat kinerjanya. Karena pada dasarnya tujuan K3 adalah untuk melindungi para tenaga kerja atas hak keselamtannya dalam melakukan pekerjaan dan untuk menciptakan tenaga kerja yang sehat dan produktif sehingga upaya pencapaian produktivitas yang semaksimalnya dari suatu perusahaan dapat lebih terjamin (Ridley, 2008:54). Selain itu manfaat penerapan program kesehatan dan keselamatan kerja di perusahaan menurut Mondy (2008:87) antara lain:
27
1. Pengurangan Absentisme Perusahaan
yang melaksanakan
program
kesehatan
dan
keselamatan kerja secara serius, akan dapat menekan angka resiko kecelakaan dan penyakit kerja di tempat kerja. Hal ini dapat menyebabkan berkurangnya karyawan yang tidak masuk karena absen cedera dan sakit akibat kerja. 2. Pengurangan Biaya Klaim Kesehatan Karyawan yang bekerja pada perusahaan yang benar-benar memperhatikan kesehatan dan keselamtan kerja karyawannya kemungkinan untuk mengalami cedera atau sakit akibat kerja adalah semakin kecil, sehingga semakin kecil pula kemungkinan klaim pengobatan kesehatan mereka. 3. Pengurangan Turnover Pekerja Perusahaan yang menerapkan program K3 mengirim pesan yang jelas pada pekerja bahwa manajemen menghargai dan memperhatikan kesejahteraan mereka, sehingga menyebabkan para pekerja menjadi merasa lebih bahagia dan tidak ingin keluar dari pekerjaannya. 4. Peningkatan Produktivitas Perusahaan yang menerapkan program K3 dengan baik dapat mendorong karyawannya untuk bekerja lebih maksimal dalam menyelesaikan pekerjaannya, sehingga dengan kondisi kerja dan
28
program K3 yang baik dapat menjadikan karyawan senang dalam bekerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitasnya Berdasarkan pada teori di atas tentang tujuan dan manfaat dari program kesehatan dan keselamatan kerja, maka dapat disimpulkan bahwa adanya program kesehatan dan keselamatan kerja akan member jaminan rasa aman dan nyaman kepada setiap pekerja, sehingga dapat mengakibatkan peningkatan produktivitas kerja bagi karyawan maupun perusahaan. 2.1.2.5. Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) Sistem manajemen K3 merupakan sebuah proses yang dilaksanakan secara terus menerus selama aktivitas kerja dan aktivitas perusahaan berlangsung. Selain itu implementasi dari manajemen K3 juga harus dikaji secara berkala untuk memastikan bahwa sistem yang telah diterapkan perusahaan telah mampu memberikan perlindungan yang optimal kepada para pekerja. Apabila sistem yang telah ada dirasa tidak cukup memberikan perlindungan, maka sistem K3 harus disesuaikan (Hanggraeni, 2012:172). Kesehatan dan keselamatan kerja harus dikelola sebagaimana dengan aspek lainnya dalam perusahaan seperti operasi, produksi, logistik, sumber daya manusia, keuangan dan pemasaran. Aspek K3 tidak akan bisa berjalan seperti apa adanya tanpa adanya intervensi dari manajemen berupa upaya terencana untuk mengelolanya. (Ramli, 2010:43)
29
Dalam pelaksanaan manajemen K3 masih terdapat beberapa kekurangan dalam penerapannya, maka ada beberapa hal yang perlu dilakukan, yaitu (Hanggraeni, 2012:180): 1.
Diadakan sosialisasi kepada seluruh perusahaan tentang K3, dan adanya
regulerisasi
sistem
pelaporan
dan
pemeriksaan
kecelakaan kerja. Serta sosialisasi dan edukasi kepada para pekerja mengenai pentingnya penerapan K3 dalam lingkungan kerja. 2.
Diperlukan kerja sama yang baik antara perusahaan, pekerja, dan Depnaker agar terdaftar dalam program Jamsostek karena pekerjaan berpotensi kecelakaan.
3.
Perlu adanya rekrutmen dan penambahan pegawai pengawas spesialis K3 di daerah.
4.
Perlu adanya pengembangan database secara electronic data intercharge, sehingga pelaporan dappat dilakukan dengan cepat dan didukung dengan sumber daya manusia yang berkompeten dan andal.
2.2 Penelitian Terdahulu Peneliti melakukan peninjauan penelitian-penelitian sebelumnya yang terkait dengan tema penelitian untuk dijadikan referensi. Penelitian yang dijadikan referensi ini diambil dari dua penelitian. Hal ini digunakan untuk menjadi suatu bahan perbandingan penelitian yang akan dilakukan.
30
Penelitian yang pertama berjudul “Pengaruh Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3) dan Insentif Terhadap Motivasi dan Kinerja Karyawan di PT Sekawan Karyatama Mandiri Sidoarjo” karya M. Riyan munandar, Endang Siti Astuti, M. Soe’oed Hakam Fakultas Ilmu Administrasi Universita Brawijaya Malang. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan menganalisis pengaruh keselamatan kerja terhadap motivasi kerja, pengaruh kesehatan kerja terhadap motivasi kerja, mengetahui dan menjelaskan serta menganalisis pengaruh insentif terhadap motivasi kerja, pengaruh keselamatan kerja terhadap kinerja karyawan, pengaruh kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan, pengaruh insentif terhadap kinerja karyawan, serta menjelaskan dan menganalisi pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan di PT. Sekawan Karyatama Mandiri Sidoarjo. Dalam penelitian ini variabel motivasi kerja sebagai variabel intervening yang berarti variabel perantara. Pengaruh secara langsung antara keselamatan, kesehatan kerja K3 dan insentif terhadap variabel kinerja karyawan lebih tinggi bila dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung antara variabel keselamatan, kesehatan kerja K3 dan insetif terhadap variabel motivasi. Hasil dari penelitian ini adalah keselamatan, kesehatan kerja K3 dan insentif lebih besar pengaruhnya tanpa harus melalui motivasi kerja. Penelitian yang kedua berjudul “Pengaruh Kesehatan dan Keselamatan Kerja Terhadap Motivasi Karyawan Bagian Instalation dan Maintanance PT. Berca Schindler Lifts Surabaya” karya dari Ria Nur Aisyah, Mochammad AlMusadieq, Mochammad Djudi Mukzam Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh variabel
31
Keselamatan Kerja (X1) dan variabel Kesehatan Kerja (X2) secara simultan dan parsial terhadap variabel Motivasi Kerja Karyawan (Y). Jenis penelitian yang digunakan explanatory research dengan metode penelitian kuantitatif, sehingga teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menyebarkan kuesioner kepada 47 karyawan yang merupakan populasi sekaligus sampel pada bagian Instalation dan Maintenance PT. Berca schindler Lifts Surabaya. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi linier berganda dengan bantuan komputer yang kemudian diolah menggunakan program SPSS 16.00 for Windows. Berdasarkan hasil analisis deskriptif dapat diketahui bahwa rata-rata hasil jawaban responden variabel Keselamatan Kerja (X1) setuju dengan nilai mean sebesar 4,22. Kemudian variabel Kesehatan Kerja (X2) responden juga menyetujui dengan nilai mean yaitu 4,25. Dan variabel Motivasi Kerja Karyawan (Y) rata-rata hasil jawaban responden juga menunjuk pada jawaban setuju, hal ini ditunjukkan dengan nilai mean sebesar 4,13. Hasil analisis deskriptif menunjukkan bahwa mayoritas responden menyetujui atau menilai Keselamatan Kerja (X1) dan Kesehatan Kerja (X2) yang diberikan perusahaan cukup baik dan Motivasi Kerja Karyawan (Y) pun juga cukup baik. Hasil penelitian analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa secara simultan dan parsial variabel Keselamatan Kerja (X1) dan Kesehatan Kerja (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Motivasi Kerja Karyawan (Y). Hal ini ditunjukkan dengan hasil Uji Simultan yang menunjukkan nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel (33,598 > 3,209), dengan Sig F lebih kecil dari alpha (0,000 < 0,05). Pada hasil Uji Parsial menunjukkanthitung lebih besar dari ttabel(3,205 >
32
2,201), dengan Sig t lebih kecil dari alpha (0,003 < 0,05) untuk veriabel Keselamatan Kerja (X1) dan thitung lebih besar dari ttabel(4,406 > 2,201), dengan Sig t lebih kecil darialpha(0,000 < 0,05) untuk variabel Kesehatan Kerja (X2). Dari penelitian ini diketahui bahwa variabel dominan adalah variabel Kesehatan Kerja (X2). Maka dari itu perusahaan diharapkan lebih meningkatkan akan Keselamatan Kerja (X1). 2.3 Kerangka Konseptual
Fasilitas Kesehatan Kerja ( Keselamatan Kerja (
)
Kinerja Karyawan (Y)
)
: secara simultan : secara parsial Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian
33
2.4. Hipotesis Penelitian Berdasarkan Landasan Teori dan Referensi Penelitian Terdahulu diatas, maka dapat diambil rumusan hipotesis sebagai berikut : 1. Fasilitas kesehatan kerja dan keselamatan kerja berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan bagian lapangan PT. Bangun Indah Perkasa Nusantara. 2. Fasilitas kesehatan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian lapanagan PT. Bangun Indah Perkasa Nusantara. 3. Fasilitas keselamatan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan bagian lapanagan PT. Bangun Indah Perkasa Nusantara.
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu prosedur pemecahan masalah yang diteliti dengan menggunakan cara penggambaran data yang disajikan dalam bentuk angka-angka yang ditabulasikan kemudian dianalisa.penelitian ini bersifat kausal karena peneliti berusaha menyelidiki pengaruh antara variabel fasilitas kesehatan kerja (
)dan keselamatan kerja (
)
terhadap kinerja karyawan (Y). Studi kausal ini akan menggunakan analisis regresi linier berganda. 3.2. Deskripsi Populasi dan Penentuan Sampel 3.2.1 Deskripsi Populasi
Menurut Uma Sekaran (2011:261) populasi adalah keseluruhan kelompok orang, peristiwa, atau hal yang peneliti ingin investigasi. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 114 orang. 3.2.2. Deskripsi Sampel Menurut Uma Sekaran (2011:244) sampel adalah unsur dari populasi sehingga karakteristik sampel dapet digeneralisasikan pada populasi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 40 orang, yang sengaja dipilih dari karyawan
34
35
lapangan proyek pembangunan dengan alasan karyawan bagian lapangan harus lebih diperhatikan fasilitas kesehatan dan keselamatan kerjanya. 3.3. Variabel dan Definisi Operasional Variabel 3.3.1. Variabel Menurut Uma Sekaran (2011:115) menyatakan bahwa “Variabel adalah apapun yang dapat membedakan atau membawa variasi pada nilai. Nilai bisa berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda”. Variabel dalam penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel terikat, entah secara positif maupun negatif. Dalam penelitian ini variabel bebas yaitu fasilitas kesehatan kerja (X1) dan keselamatan kerja (X2). Sedangkan variabel terikat adalah variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Dengan kata lain, variabel ini merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam penelitian. Dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu kinerja karyawan (Y). 3.3.2. Definisi Operasional Variabel A. Kesehatan Kerja Kesehatan kerja menunjuk pada kondisi fisik, mental, dan stabilitas emosi secara umum dengan tujuan memelihara kesejahteraan individu secara menyeluruh (Katsuro, Gadzirayi & Mupararano, 2010:2645).
36
1.
2.
3.
Menurut Manullang (2000: 87), indikator kesehatan kerja yang meliputi: Lingkungan kerja secara medis Dalam hal ini lingkungan kerja secara medis dapat dilihat dari sikap perusahaan dalam menangani hal-hal sebagai berikut : a. Kebersihan lingkungan kerja b. Suhu udara dan ventilasi ditempat kerja c. Sistem pembuangan sampah dan limbah industry Sarana kesehatan tenaga kerja Upaya-upaya dari perusahaan untuk meningkatkan kesehatan dari tenaga kerjanya. Hal ini dapat dilihat dari penyediaan air bersih dan sarana kamar mandi Pemeliharaan Kesehatan tenaga kerja yaitu pelayanan kesehatan tenaga kerja.
Selain itu orang dikatakan sehat apabila memiliki ciri-ciri yang dijabarkan dalam UU 23/1992 mengenai kesehatan. Undang-undang 23 tahun 1992 kesehatan mencakup 4 aspek yakni fisik (badan), mental (jiwa), social dan ekonomi. Soekidjo dalam bukunya Pendidikan dan Perilaku Kesehatan menjabarkan indiKator kesehatan berdasar 4 aspek tersebut. 1.
2.
3.
4.
Kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa sakit dan secara klinis benar benar tidak sakit, semua organ tubuh normal dan berfungsi normal atau tidak ada gangguan fungsi tubuh. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 hal yakni pikiran, emosional dan spiritual. Pikiran yang sehat terlihat dari cara pikir seseorang yang logis, emosional yang sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosionalnya missal, takut sedih atau gembira, spiritual yang baik terlihat dari praktek keagamaan seseorang, yakni kita bisa melaksanakan apa yang diajarkan dan menjauhi berbagai larangan. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain secara baik, atau mampu berinteraksi seseoranga atau kelompok lain tanpa melihat SARA, atau bisa terlihat dari sikap saling toleransi dan menghargai. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat dari produktivitas seseorang, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatuyang
37
dapat menyokong hidupnya atau keluarganya secara financial. Bagi anak remaja dan usia lanjut dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku, bagi mereka produktif disini dapat diartikan mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka misalnya, sekolah atau kuliah bagi anak atau remaja dan kegiatan keagaaan bagi usia lanjut. B. Keselamatan Kerja Ridley (2008:44) mengemukakan bahwa keselamtan kerja berarti proses merencanakan dan mengendalikan situasi yang berpotenssi menimbulkan kecelakaan kerja melalui persiapan prosedur operasi standar yang menjadi acuan dalam bekerja. Menurut Moenir (2006:203) indikator keselamatan kerja adalah: a. Lingkungan Kerja Secara Fisik Secara fisik, upaya-upaya yang perlu dilakukan perusahaan untuk meningkatkan keselamatan kerja adalah: - Penempatan benda atau barang dilakukan dengan diberi tanda-tanda, batas-batas, dan peringatan yang cukup. - Penyediaan perlengkapan yang mampu untuk digunakan sebagai alat pencegahan, pertolongan dan perlindungan. Perlengkapan pencegahan misalnya: alat pencegahan kebakaran, pintu darurat, kursi pelontarbagi penerbangan pesawat tempur, pertolongan apabila terjadi kecelakaan seperti: alat PPPK, perahu penolong di setiap kapal besar, tabung oksigen, ambulance dan sebagainya. b. Lingkungan Sosial Psikologis Sedangkan jaminan kecelakaan kerja secara psikologis dapat dilihat pada aturan organisasi sepanjang mengenai berbagai jaminan organisasi atas pegawai atau pekerja yang meliputi: - Aturan mengenai ketertiban organisasi dan atau pekerjaan hendaknya diperlakukan secara merata kepada semua pegawai tanpa kecuali. Masalah-masalah seperti itulah yang sering menjadi sebab utama kegagalan pegawai termasuk para aksekutif dalam pekerjaan. Hal ini dijelaskan lebih lanjut oleh Dale dalam bukunya “Manajemen Theori and
38
Practice” bahwa kegagalan para pegawai dan eksekutif dalam pekerjaan disebabkan oleh kekurangan keahlian. - Perawatan dan pemeliharaan asuransi terhadap para pegawai yang melakukan pekerjaan berbahaya dan resiko, yang kemungkinan terjadi kecelakaan kerja yang sangat besar. Asuransi meliputi jenis dan tingkat penderitaan yang dialami pada kecelakaan. Adanya asuransi jelas menimbulkan ketenangan pegawai dalam bekerja dan menimbulkan ketenangan akan dapat ditingkatkan karenanya. C. Kinerja Karyawan Kinerja karyawan adalah hasil kerja yang dapat dicapai baik perserorangan maupun kelompok dalam suatu organisasi sesuai dengan tanggungjawabnya masing-masing dalam rangka mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan. Indikator untuk mengukur kinerja karyawan secara individu ada enam indikator, yaitu (Robbins, 2006:260): 1.
2. 3.
4.
5.
Kualitas. Kualitas kerja diukur dari persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan serta kesempurnaan tugas terhadap keterampilan dan kemampuan karyawan. Kuantitas. Merupakan jumlah yang dihasilkan dinyatakan dalam istilah seperti jumlah unit, jumlah siklus aktivitas yang diselesaikan. Ketepatan waktu. Merupakan tingkat aktivitas diselesaikan pada awal waktu yang dinyatakan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktivitas lain. Efektivitas. Merupakan tingkat penggunaan sumber daya organisasi (tenaga, uang, teknologi, bahan baku) dimaksimalkan dengan maksud menaikkan hasil dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya. Kemandirian. Merupakan tingkat seorang karyawan yang nantinya akan dapat menjalankan fungsi kerjanya Komitmen kerja. Merupakan suatu tingkat dimana karyawan mempunyai komitmen kerja dengan instansi dan tanggung jawab karyawan terhadap kantor.
39
3.4. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian 3.4.1. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data untuk penelitian ini adalah dengan menggunakan cara sebagai berikut: 1.
2.
Penelitian Lapangan (Field research), dilakukan dengan cara membagikan kuisioner untuk memperoleh data yang diperlukan. Kuisioner sendiri adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan kepada responden untuk dijawab agar memperoleh informasi yang dibutuhkan Penelitian Kepustakaan (Library research), teknik ini dilakukan dengan cara mendapatkan informasi dari teori-teori dengan cara mempelajari serta mencatat dari buku-buku, literature, jurnal, serta bahan-bahan informasi lainnya yang berhubungan dengan masalah yang diteliti untuk digunakan sebagai landasan pemikiran teoritis bagi penulis didalam membahas penemuan dalam penelitian lapangan.
3.4.2. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian merupakan semua alat yang digunakan untuk mengumpulkan, memeriksa, menyelidiki, suatu masalah, atau mengumpulkan, mengolah menganalisa dan menyajikan data-data secara sistematis serta objektif dengan tujuan memecahkan suatu persoalan. Jadi semua alat yang bisa mendukung suatu penelitian bisa disebut instrumen penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan instrumen penelitian disesuaikan dengan teknik pengumpulan data. Terlebih dulu penulis membuat daftar kebutuhan data yang diperlukan untuk tujuan penelitian. Didalam teknik interview instrumen yang dipergunakan adalah daftar pertanyaan yang diajukan kepada sumber informasi.
40
Untuk pengumpulan data dokumentasi menggunakan alat tulis manual maupun elektronik. Dalam kuesioner yang disampaikan kepada responden, untuk setiap jawaban diberikan bobot nilai. Dimana hal tersebut nantinya akan mempermudah peneliti dalam memberikan skor untuk dijadikan dasar dalam menganalisa data yang
kaitannya dengan permasalahan yang di hadapi. Bobot skor yang
ditetapkan oleh peneliti mengacu pada skala Likert, yaitu: a. b. c. d. e.
Jawaban SS diberikan bobot nilai 5, berarti Sangat Setuju Jawaban S diberikan bobot nilai 4, berarti Setuju Jawaban KS diberikan bobot nilai 3, berarti Kurang Setuju Jawaban TS diberikan bobot nilai 2, berarti Tidak Setuju Jawaban STS diberikan bobot nilai 1, berarti Sangat Tidak Setuju
3.5. Teknik Keabsahan Data Teknik keabsahan data adalah cara yang dapat digunakan untuk mengumpulkan atau mendapatkan data dari fenomena empiris (Silalahi, 2009:291). Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara melakukan Uji Validitas dan Uji Realibilitas. Tujuan uji validitas adalah untuk mengetahui apakah instrument (kuisioner) dapat mengukur variabel yang diteliti secara tepat. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas menunjukkan seberapa bagus sebuah instrumen yang digunakan untuk mengukur sebuah konsep tertentu yang harus diukur (Sekaran, 2009).
41
Menurut Salimun (2002) realibilitas adalah kemampuan suatu instrumen menunjukkan kestabilan dan kekonsistenan didalam mengukur konsep. Pengukuran realibilitas dapat menggunakan koefisien Crombach Alpha yang menunjukkan seberapa bagus item pertanyaan berhubungan positif dengan item pertannyaan yang lain. Pengukuran tersebut juga menunjukkan apakah responden menjawab dengan stabil atau konsisten pada faktor-faktor atau item-item pertanyaan yang berada pada 1 konstruk. Jika koefisien Crombach alpha sebesar 0,7 atau lebih , maka instrumen itu dapat diterima (Salimun, 2002). 3.6. Teknik Analisis Data 3.6.1. Analisis Deskriptif Penyajian data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, yaitu statistik yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. 3.6.2. Analisis Inferensial Analisis infrasial merupakan statistik yang berkenaan dengan cara penarikan kesimpulan berdasarkan data yang diperoleh dari sampel untuk menggambarkan karakteristik atau ciri dari suatu populasi. Dengan demikian dalam statistik inferensial dilakukan suatu generalisasi dan hal yang bersifat khusus ke hal yang lebih luas. Oleh karena itu, statistik inferensial disebut juga statistik induktif atau statistik penarikan kesimpulan. Dalam penelelitian ini menggunakan 3 teknik yaitu dengan analisis regresi linier berganda, Uji F dan juga Uji T.
42
a. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui hubungan kausal antara variabel bebas dengan variabel terikat di mana jumlah variabel bebas yang diamati adalah lebih dari satu. Rumus regresi linier berganda dalam penelitian ini adalah: Menggunakan SPSS Y = 0 + 1 X1 + 2 X2 + e Di mana: Y
: Kinerja Karyawan 0 : konstanta. 1, 2 : koefisisen regresi. X1, X2 : Kesehatan dan Keselamatan Kerja e : Standart error b. Uji F. Menurut Imam Ghozali (2006) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat. c. Uji T. Menurut Imam Ghozali (2006) uji statistik T pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen. 3.6.3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk menganalisa dan menarik kesimpulan terhadap permasalahan yang diteliti. Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji F dan uji t. A. Pengujian Hipotesis dengan Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh signifikan yang diberikan oleh variabel bebas yaitu variabel kesehatan dan keselamatan kerja terhadap variabel terikat, yaitu kinerja karyawan secara bersama-sama. Langkah-langkah dalam uji F adalah:
43
1.
Merumuskan hipotesis. Dalam uji F ini akan digunakan hipotesis sebagai berikut: H0 : b1 ... b2 = 0 → (fasilitas kesehatan kerja dan keselamatan kerja tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan secara bersama-sama). H1 : b1 ... b2 ≠ 0 → (fasilitas kesehatan kerja dan keselamatan kerja memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan secara bersama-sama). 2. Menetapkan besarnya Ftabel dengan ketentuan nilai level of significance (α) yaitu sebesar 0,05, kemudian dibandingkan dengan Fhitung. 3. Mengambil Keputusan a. Jika nilai Fhitung menurut hasil perhitungan lebih besar daripada nilai Ftabel (Fhitung > Ftabel), maka H0 ditolak dan H1 diterima. b. Jika nilai Fhitung menurut hasil perhitungan lebih besar daripada nilai Ftabel (Fhitung < Ftabel), maka H0 diterima dan H1 ditolak. c. Jika nilai signifikansi dalam print out hasil olahan data SPSS dalam komputer < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. d. Jika nilai signifikansi dalam print out hasil olahan data SPSS dalam komputer > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak. B. Pengujian Hipotesis dengan Uji t Uji t (test of significance individual parameter) digunakan untuk mengetahui pengaruh signifikan yang diberikan oleh variabel bebas yaitu variabel fasilitas kesehatan kerja dan keselamatan kerja terhadap variabel terikat, yaitu kinerja karyawan secara parsial. Langkah-langkahnya adalah: 1.
2. 3.
Merumuskan hipotesis. Dalam uji t ini akan digunakan hipotesis sebagai berikut: H0 : b1 ... b2 = 0 → (fasilitas kesehatan kerja dan keselamatan kerja tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan secara parsial) H1 : b1 ... b2 ≠ 0 → (fasilitas kesehatan kerja dan keselamatan kerja memberikan pengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan secara parsial) Menetapkan besarnya ttabel dengan ketentuan nilai level of significance (α) yaitu uji dua sisi sebesar 0,025, kemudian dibandingkan dengan thitung. Mengambil Keputusan a. Jika nilai thitung menurut hasil perhitungan lebih besar daripada nilai ttabel atau -thitung menurut hasil perhitungan lebih kecil daripada nilai -ttabel (thitung > ttabel atau -thitung < -ttabel) maka H0 ditolak dan H1 diterima.
44
b. Jika nilai thitung menurut hasil perhitungan lebih kecil daripada nilai ttabel atau -thitung menurut hasil perhitungan lebih besar daripada nilai -ttabel (thitung < ttabel atau -thitung > -ttabel), maka H0 diterima dan H1 ditolak. c. Jika nilai signifikansi dalam print out hasil olahan data SPSS dalam komputer < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. d. Jika nilai signifikansi dalam print out hasil olahan data SPSS dalam komputer > 0,05 maka maka H0 diterima dan H1 ditolak.
BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Penyajian Data 4.1.1. Deskripsi Singkat PT. Bangun Indah Perkasa Nusantara Sejak pendiriannya pada tahun 1999, PT Bangun Indah Perkasa Nusantara (sebelumnya CV Bangun Indah Perkasa), sebuah perusahaan swasta yang berad di Surabaya, adalah perusahaan yang bergerak dibidang kontraktor umum dan perdagangan yang membangun segala jenis bangunan seperti: -
Pabrik
-
Gudang
-
Kantor
-
Rumah
-
Pondasi mesin
-
Bangunan komersial, dll
Meskipun dalam periode waktu yang relative singkat, PT Bangun Indah Perkasa Nusantara telah berpartisipasi dalam berbagai proyek dan didukung oleh tim kerja yang terdiri dari staf dan buruh yang telah memperoleh pengalaman lebih dari 12 tahun untuk mengolah masing-masing lingkup pekerjaan ditambah kerjasama dengan banyak pemasok bahan yang menyiapkan bahan yang berkualitas disamping proses hubungan yang baik dengan pihak pemilik/owner.
45
46
Dibawah koordinasi yang baik dari staf, PT Bangun Indah Perkasa Nusantara telah berhasil mendirikan lebih dari 150 bangunan (dalam skala kecil, sedang, dan besar). Perusahaan ini terletak di jalan Sukosemolo 110 Surabaya, tepatnya berada di Ruko Galaxy Bumi Permai. 4.1.2. Struktur Perusahaan Gambar 4.1 Struktur Perusahaan
KOMISARIS
DIREKSI
WAKIL MANAGEMENT
MARKETING & ESTIMATE
PROYEK
LOGISTIK
PERSONALIA
FINANCE & ACCOUNTING
47
Berikut ini akan dijelaskan mengenai struktur organisasi sesuai dengan job description pada masing-masing bagian, yaitu: a. Komisaris 1.
Memberikan masukan kepada direktur dalam menjalankan aktivitas perusahaan.
2.
Bertindak sebagai wakil dari pemegang saham.
3.
Melakukan pengawasan atas jalannya aktivitas perusahaan.
b. Direksi 1.
Membuat rencana pengembangan perusahaan dalam jangka pendek dan jangka panjang.
2.
Memberikan pengarahan kepada bawahan jika diperlukan.
c. Wakil Manajemen 1.
Menjadi wakil dari bagian direksi.
2.
Memberikan pengarahan kepada bawahan jika diperlukan.
d. Marketing & Estimate 1.
Menjalankan aktivitas perusahaan bagian pemasaran.
2.
Menjalankan aktivitas perusahaan bagian perencanaan dan anggaran belanja.
e. Proyek Menjalankan bagian pengerjaan proyek. f. Logistik Berperan sebagai penyedia atau penyuplai bahan-bahan yang diperlukan bagian proyek.
48
g. Personalia 1.
Bertanggung jawab mengelola dan mengembangkan sumber daya manusia.
2.
Membuat sistem HR yang efektif dan efisien, misalnya dengan membuat SOP, job description, training and development system dll.
3.
Bertanggung jawab penuh dalam proses rekrutmen karyawan, mulai dari mencari calon karyawan, wawancara hingga seleksi.
4.
Melakukan kegiatan pembinaan, pelatihan dan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan pengembangan kemampuan, potensi, mental, keterampilan dan pengetahuan karyawan yang sesuai dengan standar perusahaan.
5.
Bertangggung jawab pada hal yang berhubungan dengan absensi karyawan, perhitungan gaji, bonus dan tunjangan.
6.
Membuat kontrak kerja karyawan serta memperbaharui masa berlakunya kontrak kerja.
7.
Melakukan tindakan disipliner pada karyawan yang melanggar peraturan atau kebijakan perusahaan.
h. Finance & Accounting 1.
Bertanggung jawab terhadap wakil direktur.
2.
Merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan atas semua aktivitas akutansi.
49
3.
Mengkoordinasi, mengatur dan mengawasi kegiatan keuangan di perusahaan.
4.
Menetapkan besarnya anggaran yang dibutuhkan setiap divisi.
5.
Menerima laporan menganai arus kas yang keluar dari atau masuk ke perusahaan.
4.2. Analisis Data 4.2.1. Uji Keabsahan Data 4.2.1.1. Uji Validitas Tujuan uji validitas adalah untuk mengetahui apakah instrument (kuisioner) dapat mengukur variabel yang diteliti secara tepat. Instrumen yang valid berarti instrumen tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur. Validitas menunjukkan seberapa bagus sebuah instrumen yang digunakan untuk mengukur sebuah konsep tertentu yang harus diukur (Sekaran, 2009). Jika hasil korelasi antara tiap-tiap peryataan dengan skor total menunjukkan hasil yang signifikan (signifikan 0,05 dan korelasi >0,4). Maka item pernyataan tersebut valid yang berarti memiliki validitas konstruk (Singarimbun, 2002).
50
Tabel 4.1 Hasil Uji Validitas Variabel
Indikator
Fasilitas Kesehatan Kerja (X1)
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 Fasilitas X2.1 Keselamatan X2.2 Kerja (X2) X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 Kinerja Y.1 Karyawan (Y) Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6
Total Pearson Correlation 0,629 0,764 0,713 0,557 0,655 0,610 0,745 0,678 0,745 0,623 0,558 0,459 0,688 0,757 0,714 0,753 0,639 0,794 0,670
Signifikansi
Ket.
0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,003 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000 0,000
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa semua butir pernyataan yang mengukur variabel fasilitas kesehatan kerja (X1), fasilitas keselamatan kerja (X2) dan kinerja karyawan (Y) adalah valid karena nilai signifikansinya < 0,05 atau 5%. 4.2.1.2. Uji Realibilitas Menurut Salimun (2002) realibilitas adalah kemampuan suatu instrumen menunjukkan kestabilan dan kekonsistenan didalam mengukur konsep. Pengukuran realibilitas dapat menggunakan koefisien Crombach Alpha yang menunjukkan seberapa bagus item pertanyaan berhubungan positif dengan item pertannyaan yang
51
lain. Pengukuran tersebut juga menunjukkan apakah responden menjawab dengan stabil atau konsisten pada faktor-faktor atau item-item pertanyaan yang berada pada 1 konstruk. Jika koefisien Crombach alpha sebesar 0,7 atau lebih , maka instrumen itu dapat diterima (Salimun, 2002). Selain itu menurut Heir, et al (1995), Correcled item – total correlation minimal 0,3 supaya item pertanyaan tersebut bisa digunakan dalam pengolahan data selanjutnya. Jika Crombach alpha belum memenuhi persyaratan, maka ada beberapa pertanyaan yang harus dibuang. Tabel 4.2 Hasil Uji Realibilitas Variabel
Crombach Alpha
Ket.
X1
0,721
Reliabel
X2
0,763
Reliabel
Y
0,813
Reliabel
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa semua variabel yaitu variabel fasilitas kesehatan kerja (X1), keselamatan kerja (X2), dan kinerja karyawan (Y) adalah reliabel karena crombach alpha-nya lebih besar dari 0,7.
52
4.2.2. Analisis Deskriptif 4.2.2.1. Deskripsi Responden Dalam penelitian ini sebanyak 40 kuesioner yang telah disebarkan ternyata semuanya bisa digunakan atau diolah untuk analisis selanjutnya. Berdasarkan penelitian ini karakteristik responden diidentifikasikan melalui beberapa faktor demografi seperti digambarkan pada tabel dibawah ini : a.
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berikut ini disajikan tabel frekuensi tentang jenis kelamin responden penelitian: Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frekuensi
Prosentase (%)
Laki – Laki
40
100%
Perempuan
0
0%
Jumlah
40
100%
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui jumlah responden laki-laki sebanyak 40 orang (100%), dan tidak ada responden yang berjenis kelamin wanita. b. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Berikut ini disajikan tabel frekuensi tentang usia responden penelitian: Tabel 4.4
53
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Usia
Frekuensi
Prosentase (%)
≤ 25 tahun
4
10%
≥ 26-30 tahun
15
37,5%
≥ 31-35 tahun
9
22,5%
≥ 36-40 tahun
7
17,5%
> 40 tahun
5
12,5%
Jumlah
40
100
Pada tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 responden dapat diketahui bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berusia > 26-30 tahun yaitu sebanyak 15 orang (37,5%). Hanya 4 orang (10%) responden yang berusia di bawah 25 tahun. c.
Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Berikut ini disajikan tabel frekuensi tentang tingkat pendidikan responden penelitian :
54
Tabel 4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Frekuensi
Prosentase (%)
SMA/SMK/ Sederajat
23
57,5%
Diploma
11
27,5%
Sarjana
6
15%
Pasca Sarjana
0
0%
Lainnya
0
0%
Jumlah
40
100
Pendidikan
Pada tabel di atas menunjukan bahwa dari 40 responden dapat diketahui bahwa responden yang berasal dari lulusan SMA yaitu sebanyak 23 orang (57,5%), responden yang berasal dari lulusan diploma yaitu sebanyak 11 orang (27,5%), responden yang berasal dari lulusan sarjana yaitu sebanyak 6 orang (15%). d. Karakteristik Responden Berdasarkan lama bekerja Berikut ini disajikan tabel frekuensi tentang lama bekerja responden penelitian :
55
Tabel 4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Bekerja Lama bekerja
Frekuensi 2 26 9 3 40
1-2 tahun 3-4 tahun 5-6 tahun > 6 tahun Total
Prosentase (%) 5% 65% 22,5% 7,5% 100
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden sudah bekerja selama lebih dari 3-4 tahun yaitu sebanyak 26 orang (65%), 9 orang (22,5%) responden sudah bekerja selama 5-6 tahun, sebanyak 2 orang (5%) responden telah bekerja selama 5-6 tahun dan 3 orang (7,5%) responden telah bekerja lebih dari 6 tahun. 4.2.2.2. Deskripsi Variabel Penelitian a. Deskripsi Mengenai Variabel Fasilitas Kesehatan Kerja (X1) Tabel 4.7 Tanggapan Responden Untuk Variabel Fasilitas Kesehatan Kerja (X1) No 1 2 3 4 5 6
X1 X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6
STS 0 0 0 0 0 0
TS 0 5% 0 0 12,5% 15%
KS 20% 25% 30% 22,5% 2,5% 15%
S 60% 57,5% 60% 45% 77,5% 55%
SS 20% 12,5% 10% 32,5% 77,5% 15%
TOTAL 100% 100% 100% 100% 100% 100%
56
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan setuju terhadap semua pernyataan mengenai fasilitas kesehatan kerja. Tanggapan setuju paling banyak ada pada pernyataan “Perusahaan memberikan jaminan kesehatan kepada setiap karyawannya” dengan nilai prosentase sebesar 77,5% dan tanggapan setuju paling sedikit ada pada peryataan “Perusahaan sangat memperhatikan sarana prasarana fasilitas kesehatan kerja” dengan nilai prosentase sebesar 45%. b. Deskripsi Mengenai Variabel Keselamatan Kerja (X2) Tabel 4.8 Tanggapan Responden Untuk Fasilitas Keselamatan Kerja (X2) NO 1 2 3 4 5 6 7
X2 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7
STS 0 0 0 0 0 0 0
TS 0 0 2,5% 2,5% 0 0 7,5%
KS 42,5% 10% 35% 17,5% 25% 20% 5%
S 42,5% 60% 37,5% 50% 60% 50% 72,5%
SS 15% 30% 25% 30% 15% 30% 15%
Total 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memberikan tanggapan setuju terhadap semua pernyataan mengenai keselamatan kerja. Tanggapan setuju responden paling banyak ada pada pernyataan “Semua karyawan ditempat saya bekerja telah dilindungi berbagai asuransi yang menjamin keselamatan kerja” dengan nilai persentase sebesar 72,5% dan tanggapan setuju
57
paling sedikit ada pada pernyataan “Semua peralatan kerja dalam kondisi yang baik dan layak pakai.” dengan nilai persentase sebesar 37,5%. c. Deskripsi Mengenai Variabel Kinerja Karyawan (Y) Tabel 4.9 Tanggapan Responden Untuk Variabel Kinerja Karyawan (Y) NO 1 2 3 4 5 6
Y Y.1 Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6
STS 0 0 0 0 0 0
TS 0 0 2,5% 0 7,5% 7,5%
KS 17,5% 17,5% 32,5% 15% 15% 15%
S 35% 62,5% 52,5% 67,5% 35% 70%
SS 47,5% 20% 12,5% 17,5% 42,5% 7,5%
Total 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa manajer HRD memberikan tanggapan setuju terhadap semua pernyataan mengenai kinerja karyawan. Tanggapan setuju paling banyak ada pada peryataan “Masing-masin karyawan bisa bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan” dengan nilai prosentase sebesar 70% dan tanggapan setuju paling sedikit ada pada dua peryataan yaitu “Setiap karyawan mampu menghasilkan bangunan sesuai dengan standart perusahaan” dan “Setiap karyawan mempunyai kemampuan masing-masing sehingga tidak mengganggu karyawan yang lain” dengan nilai prosentase sebesar 35%.
58
4.2.3. Analisis Statistik Inferensial 4.2.3.1. Analisis Linier Berganda Untuk mengetahui pengaruh variabel fasilitas kesehatan kerja (X1) dan fasilitas keselamatan kerja (X2) terhadap kinerja karyawan (Y), maka digunakan teknik analisis regresi linier berganda. Regresi linier berganda dipergunakan untuk seuah variabel terikat dan lebih dari satu buah variabel bebas. Perhitungan data dilakukan dengan menggunakan Statistic Program of Social Science (SPSS) for Windows. Hasil uji analisis regresi linier berganda dapat diliat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.10 Data Koefisien Regresi Linier Berganda Coefficientsa Model Unstandardize Standardize t Sig. Collinearity d Coefficients d Statistics Coefficients B Std. Beta Toleranc VIF Error e (Constant ,716 ,756 ,946 ,35 ) 0 ,333 ,149 ,305 2,24 ,03 ,961 1,04 1 X1 0 1 0 ,503 ,154 ,443 3,25 ,00 ,961 1,04 X2 5 2 0 a. Dependent Variable: Y
59
Dari tabel diatas dapat digunakan untuk menyusun model persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 0,716 + 0,333
+ 0,503
+e
Atau Kinerja Karyawan = 0,716 + 0,333 Fasilitas Kesehatan Kerja + 0,503 Keselamatan Kerja Dari persamaan regresi tersebut dapat diketahui bahwa: a. Konstanta sebesar 0,716 menunjukkan bahwa jika Fasilitas Kesehatan Kerja (X1) dan Fasilitas Keselamatan Kerja (X2) = 0 atau tidak ada, maka Kinerja Karyawan akan sebesar 0,716. b. Koefisien regresi untuk variabel Fasilitas Kesehatan Kerja (X1) sebesar 0,333. Koefisien positif menunjukkan bahwa variabel Fasilitas Kesehatan Kerja (X1) mempunyai hubungan searah dengan Kinerja Karyawan (Y). Artinya apabila Fasilitas Kesehatan Kerja (X1) meningkat sebesar satusatuan akan diikuti dengan meningkatnya Kinerja Karyawan (Y) sebesar 0,333 dengan asumsi variabel Fasilitas Keselamatan Kerja (X2) dalam keadaan konstan. c. Koefisien regresi untuk variabel Fasilitas Keselamatan Kerja (X2) sebesar 0,503. Koefisien positif menunjukkan bahwa variabel Fasilitas Keselamatan Kerja (X2) mempunyai hubungan searah dengan Kinerja Karyawan (Y). Artinya apabila Fasilitas Keselamatan Kerja (X2) meningkat sebesar satu-
60
satuan akan diikuti dengan meningkatnya Kinerja Karyawan (Y) sebesar 0,503 dengan asumsi variabel Fasilitas Kesehatan Kerja (X1) dalam keadaan konstan. 4.2.3.2. Koefisien Determinasi Berganda (R Square) Tabel 4.11 Nilai Koefisien Determinasi Berganda (R Square)
Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Std. Error of Square the Estimate a 1 ,585 ,342 ,306 ,43421 a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y
DurbinWatson 2,294
Dari hasil analisis data juga dapat diketahui bahwa koefisien determinasi berganda atau R square sebesar 0,342. Hal ini berarti kontribusi variabel bebas yaitu fasilitas kesehatan kerja (X1) dan fasilitas keselamatan kerja (X2) secara bersamasama adalah sebesar 34,2% terhadap variabel terikat yakni kinerja karyawan (Y). Sedangkan sisanya sebesar 65,8% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam model regresi linier berganda.
61
4.2.3.3. Melakukan Uji F Tabel 4.12 Hasil Uji F
Model
ANOVAa df
Sum of Squares Regression 3,626 1 Residual 6,976 Total 10,602 a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X2, X1
2 37 39
Mean Square 1,813 ,189
F 9,617
Sig. ,000b
Hipotesis pertama ini di uji dengan menggunakan uji F, menurut hasil perhitungan menunjukkan nilai F hitung sebesar 9,617 dengan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05 atau 5%. Langkah-langkah pengujian hipotesis tersebut adalah sebagai berikut: a. Merumuskan hipotesis H0 : b1,b2 = 0 Secara bersama-sama tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Ha : b1,b2 0 Secara bersama-sama ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. b. Menentukan tingkat signifikansi atau level of signifikan (α) sebesar 0,05 atau 5%. c. Kriteria pengujian:
62
-
Jika Sig. F < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya variabel bebas (X) secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).
-
Jika Sig. F > 0,05 maka H 0 diterima dan H a ditolak, artinya variabel bebas (X) secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y).
d. Penjelasan Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa F hitung sebesar 9,617 didukung pula dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari 0,05 atau 5%. Sehingga fasilitas kesehatan kerja (X 1) dan fasilitas keselamatan kerja
(X2) mempunyai pengaruh yang
signifikan secara simultan terhadap kinerja karyawan. 4.2.3.4. Melakukan Uji t Tabel 4.13 Hasil Uji t Model
(Constan t) 1 X1
Coefficientsa Unstandardiz Standardize t Sig. Collinearity ed d Statistics Coefficients Coefficients B Std. Beta Toleranc VIF Error e ,716 ,756 ,946 ,35 0 1,04 ,333 ,149 ,305 2,24 ,03 ,961 0 1 0
63
,503
,154
X2
,443 3,25 ,00 5 2
,961
1,040
a. Dependent Variable: Y Uji t dilakukan dengan Langkah-langkah sebagai berikut: a. Merumuskan hipotesis secara statistik Ho : b1 = 0,
Variabel bebas secara parsial tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap variabel terikat. Ha : b1 0,
Variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap variabel terikat. b. Menentukan tingkat signifikansi atau level of signifikan (α) sebesar 0,05 atau 5%. c. Kriteria pengujian: Jika Sig. t < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya variabel-variabel bebas (X) secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y). Jika Sig. t > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya variabel-variabel bebas (X) secara parsial tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Y). d. Penjelasan Dari tabel 4.13 di atas dapat diketahui bahwa t hitung untuk variabel fasilitas kesehatan kerja (X1) sebesaR 2,240 didukung pula dengan tingkat signifikansi sebesar 0,031 < 0,05 atau 5%. Jadi dapat dikatakan bahwa
64
variabel fasilitas kesehatan kerja (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan (Y). Untuk variabel fasilitas keselamatan kerja (X2) mempunyai nilai t hitung sebesar 3,255 didukung pula dengan tingkat tingkat signifikansi sebesar 0,002 lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05 atau 5%. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel fasilitas keselamatan kerja (X2) mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan (Y). Dari nilai koefisien beta dapat diketahui bahwa variabel fasilitas keselamatan kerja merupakan variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja karyawan. Hal ini terbukti dengan nilai beta variabel fasilitas keselamatan kerja sebesar 0,443 lebih besar dari nilai beta variabel fasilitas kesehatan kerja yang hanya sebesar 0,305. 4.3. Interprestasi 1.
Fasilitas Kesehatan Kerja (X1) dan Fasilitas Keselamatan Kerja (X2) berpengaruh secara simultan terhadap Kinerja karyawan. Berdasarkan hasil analisis regresi linier berganda, maka diketahui nilai koefisisen regresi dari masing-masing variabel bebas memiliki tanda positif. Hal ini menunjukkan hubungan yang searah antara variabel fasilitas kesehatan kerja (X1) dan fasilitas keselamatan kerja (X2) dengan kinerja karyawan (Y). Nilai R2 sebesar 34,2% menunjukkan perubahan variabel kinerja karyawan yang dipengaruhi dua variabel, yaitu fasilitas kesehatan kerja dan fasilitas keselamatan kerja. Sedangkan sisanya sebesar 65,8%
65
dipengaruhi oleh variabel lain di luar variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil uji F juga diketahui bahwa variabel bebas yaitu fasilitas kesehatan kerja (X1) dan fasilitas keselamatan kerja (X2) memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap kinerja karyawan (Y). Hal ini menunjukkan jika terjadi perubahan pada fasilitas kesehatan kerja (X1) dan fasilitas keselamatan kerja (X2) akan menyebabkan perubahan pula terhadap kinerja karyawan. 2.
Fasilitas Kesehatan Kerja (X1) berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja karyawan (Y). Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa fasilitas kesehatan kerja (X1) memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan (Y). Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi perubahan pada fasilitas kesehatan kerja maka akan menyebabkan perubahan terhadap kinerja karyawan, dengan arah yang searah yaitu jika fasilitas kesehatan kerja mengalami peningkatan maka akan menyebabkan peningkatan pada kinerja karyawan karyawan. Atau sebaliknya jika fasilitas kesehatan kerja mengalami penurunan maka akan menyebabkan penurunan pada kinerja karyawan karyawan. Fasilitas kesehatan kerja sangat dibutuhkan dalam pencapaian kinerja yang baik.
3.
Fasilitas Keselamatan Kerja (X2) berpengaruh secara parsial terhadap Kinerja karyawan (Y).
66
Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa fasilitas keselamatan kerja (X2) memiliki pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan (Y). Hal ini menunjukkan bahwa jika terjadi perubahan pada keselamatan kerja maka akan menyebabkan perubahan terhadap kinerja karyawan, dengan arah yang searah yaitu jika keselamatan kerja mengalami peningkatan maka akan menyebabkan peningkatan pada kinerja karyawan karyawan. Atau sebaliknya jika keselamatan kerja mengalami penurunan maka akan menyebabkan penurunan pada kinerja karyawan karyawan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Berdasarkan uji F yang telah dilakukan diketahui bahwa F hitung sebesar 9,617 didukung pula dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang nilainya lebih kecil dari 0,05 atau 5%. Sehingga fasilitas kesehatan kerja (X1) dan fasilitas keselamatan kerja (X2) mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap kinerja karyawan (Y). Terdapat pengaruh secara parsial antara fasilitas kesehatan kerja (X1) dan fasilitas keselamatan kerja (X2) terhadap kinerja karyawan. Hal itu diketahui dari uji t. t hitung untuk variabel fasilitas kesehatan kerja (X1) sebesar 2,240 didukung pula dengan tingkat signifikansi sebesar 0,031 < 0,05 atau 5%. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel fasilitas kesehatan kerja (X1) mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan. Untuk variabel fasilitas keselamatan kerja (X2) mempunyai nilai t hitung sebesar 3,255 didukung pula dengan tingkat tingkat signifikansi sebesar 0,002 lebih kecil dari taraf signifikansi sebesar 0,05 atau 5%. Jadi dapat dikatakan bahwa variabel fasilitas keselamatan kerja (X2) mempunyai pengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja karyawan.
67
68
3. Fasilitas kesehatan kerja mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja karyawan karyawan. Ini terlihat pada nilai beta variabel fasilitas keselamatan kerja sebesar 0,443 lebih besar dari nilai beta variabel fasilitas kesehatan kerja yang hanya sebesar 0,305. 5.2 Saran Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian di luar variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini, misalnya program kesehatan dan keselamatan kerja, sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja, ataupun mengkombinasikan salah satu variabel dalam penelitian ini dengan variabel lain di luar variabel dalam penelitian ini, mengingat terdapat pengaruh sebesar 65,8% dari variabel lain yang tidak diikut sertakan dalam penelitian ini. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa faktor Fasilitas Kesehatan Kerja (X1) mempunyai pengaruh paling kecil jika dibandingkan dengan variabel Fasilitas Keselamatan Kerja (X2). Untuk itu perusahaan harus lebih memperhatikan tentang fasilitas keselamatan kerja yang digunakan. Harus bisa menyediakan fasilitas keselamatan kerja yang layak dengan karakteristik karyawannya.
DAFTAR PUSTAKA https://arisetiabudiblog.wordpress.com/2013/06/20/kesehatan-dan-keselamatankerja-k3-definisi-indikator-penyebab-dan-tujuan-penerapan-keselatan-dankesehatan-kerja/ http://www.kajianpustaka.com/2014/01/pengertian-indikator-faktormempengaruhi-kinerja.html Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : Remaja Rosda Karya. Rivai, Veithzal. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: Raja Grafindo. Mathis, R.L. dan John H. Jackson. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, penerjemah Jimmy Sadeli dan Bayu Prawira Hie. Jakarta: Salemba Empat. Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : Refika Aditama. Sulistiyani, Ambar Teguh dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Graha Ilmu. Simamora, Henry, 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : STIE YKPN. Santoso, 2004. Manajemen Keselamatan Kerja. Jakarta: Prestasi Pustaka. Gravel Sylvie, Jacques Rheaume & Gabrielle Legendre, 2011. Strategies to Develop and Maintaine Occupational Health and Safety Measure in Small Businesses Employing Immigrant Workers in Metropolitan Montreal. Jurnal International of Workplace Health Management Vol 4 No 2 Katsuro, Gadzirayi, Taruwona and Suzanna Mupararano. 2010. Impact Of Occupational Health and Safety on Worker Productivity: A case of Zimbabwe food industry. African Journal of Business Management Vol 4 (13). Kristen, Wolf. 2008. Health and Productivity Management in Europe. International Journal of Workplace Health Mnagement Vol 1 No 2. Ridley, Jhon. 2008. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Ikhtisar) edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
69
70
Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Mnajemen Keselamatan dan Keshatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat. Sekaran, Umma. 2011. Metodelogi Penelitian Untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
KUESIONER PENELITIAN PENGARUH FASILITAS KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN BAGIAN LAPANGAN PT. BANGUN INDAH PERKASA NUSANTARA
Saya Mahasiswa Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas Wijaya Putra Surabaya, saya sedang menyusun sebuah skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dengan judul “Pengaruh Fasilitas Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bagian Lapangan PT. Bangun Indah Perkasa Nusantara”, maka sangat dibutuhkan pendapat dari responden untuk melengkapi penelitian ini. Besar harapan saya, kiranya Bapak/Ibu bersedia mengisi kuesioner ini dengan sejujurjujurnya. Atas bantuan Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih dan selamat mengisi kuesioner ini. I.
IDENTITAS RESPONDEN Jenis Kelamin
: Pria/Wanita* (*lingkari yang benar)
Usia
: ……….
Lama Kerja
: ………. Tahun
Tingkat Pendidikan
: SMA / Diploma / Sarjana / Pasca Sarjana / Lainnya* (*lingkari yang benar)
II.
PETUNJUK PENGISIAN KUISIONER 1.
Pilihlah jawaban dengan memberikan tanda cheklist (√) pada salah satu jawaban yang paling sesuai menurut anda. Penilaian dilakukan berdasarkan skala sebagai berikut 1 s/d 5 yang memiliki makna: 5 = Sangat setuju (SS) 4 = Setuju (S) 3 = Kurang Setuju (KS) 2 = Tidak Seuju (TS) 1 = Sangat Tidak Setuju (STS)
2.
Setiap pernyataan hanya memebutuhkan satu jawaban saja.
3.
Mohon memberikan jawaban yang sebenarnya.
4.
Setelah melakukan pengisian, mohon Bapak/Ibu mengembalikan kepada yang menyerahkan kuesioner
III.
Daftar Pertanyaan -
Fasilitas Kesehatan Kerja ( X1 )
No Pernyataan 1 2 3
4 5
Kebersihan ditempat kerja saya selalu dijaga. Perusahaan selalu memperhatikan suhu udara dan ventilasi ditempat kerja saya. Perusahaan tempat saya bekerja juga memperhatikan sistem pembuangan sampah dan limbah sisa proyek pembangunan. Perusahaan sangat memperhatikan sarana prasarana fasilitas kesehatan kerja. Perusahaan memberikan jaminan kesehatan kepada setiap karyawannya.
SS 5
S 4
KS 3
TS 2
STS 1
6
Di perusahaan tempat saya bekerja tersedia layanan kesehatan tenaga kerja.
-
Fasilitas Keselamatan Kerja ( X2 )
No
Pertanyaan
1
Perusahaan memperhatikan tentang penempatan benda-benda yang berbahaya. Semua alat yang berbahaya telah diberi suatu tanda khusus. Semua peralatan kerja dalam kondisi yang baik dan layak pakai. Tersedianya kotak P3K ditempat saya bekerja sebagai alat pertolongan pertama. Ditempat saya bekerja tersedia perlengkapan yang mampu digunakan sebagai pencegahan dan pertolongan pertama. Pemilihan alat dan mesin sesuai dengan pekerjaan saya Semua karyawan ditempat saya bekerja telah dilindungi berbagai asuransi yang menjamin keselamatan kerja.
2 3 4 5
6 7
-
2
3
4
S 4
KS 3
TS 2
STS 1
KS 3
TS 2
STS 1
Kinerja Karyawan ( Y ) Di Isi Oleh Manajer Perusahaan
No Pertanyaan 1
SS 5
Setiap karyawan mampu menghasilkan bangunan sessuai dengan standart perusahaan. Setiap karyawan mampu menyelesaikan pengerjaan bangunan sesuai dengan target yang diberikan. Setiap karyawan mampu menyelesaikan pengerjaan bangunan tepat waktu sesuai dengan yang diharapkan client. Semua bahan baku yang digunakan dapat disesuaikan dengan yang dipakai sehingga pas
SS 5
S 4
5
6
dan tidak ada yang tersisa. Setiap karyawan mempunyai kemampuan masing-masing sehingga tidak mengganggu karyawan yang lain. Masing-masin karyawan bisa bertanggung jawab atas pekerjaan yang diberikan.
Tabulasi Jawaban Responden (Fasilitas Kesehatan Kerja) NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
X1 X1.1 5 4 4 3 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 5 4 4 3 4 4 3 4 4 5 4 4 5 3 4 4 4 5 4 5
X1.2 4 3 3 4 4 4 4 5 3 4 4 4 3 4 2 2 4 3 4 3 5 4 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 5 4 3 4 4 5 3 4
X1.3 4 4 4 4 4 3 4 5 3 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 5 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 4 4 3 3 3 4 5 3 4
X1.4 4 4 3 5 3 5 5 3 4 5 5 4 4 5 3 3 5 3 4 4 5 4 5 4 3 4 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 5 3 4 5
X1.5 4 4 3 4 2 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 2 4 4 5 4 4 4 2 4 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4 4
X1.6 5 3 4 4 4 2 2 4 4 4 5 4 5 4 3 3 3 3 4 4 5 4 5 4 2 4 2 4 4 4 4 4 4 4 3 2 2 4 4 4
JUMLAH 26 22 21 24 21 22 23 26 22 26 27 24 22 26 18 18 24 18 25 21 30 24 27 23 17 24 19 25 23 26 21 24 26 22 21 22 23 26 22 26
RATA – RATA 4.33 3.67 3.5 4 3.5 3.67 3.83 4.33 3.67 4.33 4.5 4 3.67 4.33 3 3 4 3 4.17 3.5 5 4 4.5 3.83 2.83 4 3.17 4.17 3.83 4.33 3.5 4 4.33 3.67 3.5 3.67 3.83 4.33 3.67 4.33
Tabulasi Jawaban Responden (Fasilitas Keselamatan Kerja) X2
NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
X2.1 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 5 4 4 5 3 4 3 5 4 4 3 5 3 4 4 4 5 4 3 3 4 3 4 3 5 4 3 3 4
X2.2 5 3 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 3 4 4 4 4 5 4 3 4 4 4 3 5 4 5 5 5
X2.3 3 3 3 4 4 4 5 3 3 3 3 5 4 4 4 3 4 3 5 4 5 3 5 3 4 4 5 5 4 4 3 4 4 5 2 5 5 3 3 4
X2.4 5 4 4 3 3 4 4 5 5 4 4 5 3 3 5 4 4 4 5 4 5 3 4 3 4 4 4 4 5 4 4 3 4 4 2 5 4 5 5 5
X2.5 5 3 4 4 4 3 3 4 4 4 4 5 5 4 3 3 3 3 5 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 4 4 4
X2.6 4 4 5 4 3 3 5 4 3 4 4 5 5 4 4 3 4 5 5 5 3 3 4 3 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4
X2.7 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 2 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 2 5 4 4 4 4
JUMLAH 29 24 27 26 26 26 29 28 27 27 26 35 30 27 30 24 27 26 35 30 30 24 31 21 27 26 30 31 30 26 25 27 27 29 20 35 29 28 27 30
RATA RATA
4.14 3.43 3.86 3.71 3.71 3.71 4.14 4 3.86 3.86 3.71 5 4.29 3.86 4.29 3.43 3.86 3.71 5 4.29 4.29 3.43 4.43 3 3.86 3.71 4.29 4.43 4.29 3.71 3.57 3.86 3.86 4.14 2.86 5 4.14 4 3.86 4.29
Tabulasi Jawaban Responden (Kinerja Karyawan) NO
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
Y Y.1 4 5 4 5 5 5 5 3 5 4 5 5 3 5 5 4 5 3 5 4 5 3 5 4 3 4 4 5 5 4 3 4 4 4 4 5 5 3 5 4
Y.2 5 3 3 5 4 4 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 3 3 5 4 5 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4
Y.3 5 4 3 4 3 4 3 3 4 4 4 5 4 5 4 4 3 5 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4
Y.4 4 4 3 4 3 5 3 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 5 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 5 3 4 4 4
Y.5 4 5 4 5 5 5 5 2 5 4 3 5 3 5 5 4 3 3 5 4 5 3 5 4 3 4 4 5 5 4 2 4 4 4 4 5 5 2 5 4
Y.6 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4 5 4 4 4 3 3 2 4 3 5 2 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
JUMLAH 26 25 19 27 24 27 24 20 25 24 24 30 23 27 28 22 20 17 29 23 29 19 29 24 20 24 22 26 26 24 19 25 24 23 22 27 24 20 25 24
RATARATA 4.33 4.17 3.17 4.5 4 4.5 4 3.33 4.17 4 4 5 3.83 4.5 4.67 3.67 3.33 2.83 4.83 3.83 4.83 3.17 4.83 4 3.33 4 3.67 4.33 4.33 4 3.17 4.17 4 3.83 3.67 4.5 4 3.33 4.17 4
Frequencies Statistics
N
Mean
X1. 1 Valid 40 Missin 0 g 4,00
Std. Error of Mean Median Std. Deviation Variance
,101 4,00 ,641 ,410 ,000
Skewness Std. Error of Skewness
,374
X1. 2 40 0
X1. X1.4 X1.5 3 40 40 40 0 0 0
X1. 6 40 0
X2. 1 40 0
X2. 2 40 0
X2. 3 40 0
X2. 4 40 0
X2. 5 40 0
X2. X2.7 Y.1 6 40 40 40 0 0 0
Y.2 Y.3 Y.4 Y.5 Y.6 40 0
40 0
40 0
3,78 3,80 4,10 3,80 3,70 3,73 4,20 3,85 4,08 3,90 4,10 3,95 4,30 4,0 3 ,116 ,096 ,118 ,120 ,144 ,113 ,096 ,132 ,121 ,100 ,112 ,113 ,120 ,09 8 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,0 0 ,733 ,608 ,744 ,758 ,911 ,716 ,608 ,834 ,764 ,632 ,709 ,714 ,758 ,62 0 ,538 ,369 ,554 ,574 ,831 ,512 ,369 ,695 ,584 ,400 ,503 ,510 ,574 ,38 4 ,115 ,465 ,015 ,077 ,437 ,165 1,50 ,633 ,115 ,492 ,145 1,26 ,573 ,01 3 0 4 ,374 ,374 ,374 ,374 ,374 ,374 ,374 ,374 ,374 ,374 ,374 ,374 ,374 ,37 4
3,7 5 ,11 2 4,0 0 ,70 7 ,50 0 ,05 7 ,37 4
4,0 3 ,09 1 4,0 0 ,57 7 ,33 3 ,00 4
40 0
4,1 3 ,14 8 4,0 0 ,93 9 ,88 1 ,84 7 ,37 ,37 4 4
40 0 3,78 ,110 4,00 ,698 ,487 1,09 2 ,374
,351 2,11 2,76 ,402 ,339 1,12 9 ,261 ,891 ,339 ,983 ,029 ,376 ,926 2 1,00 ,21 9 9 1 ,733 ,733 ,733 ,733 ,733 ,733 ,733 ,733 ,733 ,733 ,733 ,733 ,733 ,733 ,73 3 2 3 2 2 3 3 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3,00 3,00 3,00 3,00 2,00 2,00 3,00 3,10 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,0 0 5,00 5,00 4,90 5,00 4,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,00 5,0 0
Kurtosis Std. Error of Kurtosis Range Percentile s
10 90
,16 1 ,73 3 3 3,0 0 5,0 0
,25 4 ,13 7 ,73 ,73 3 3 2 3 3,0 3,0 0 0 5,0 5,0 0 0
Frequency Table X1.1
Valid
3 4 5 Total
Frequency 8 24 8 40
Percent 20,0 60,0 20,0 100,0
Valid Percent 20,0 60,0 20,0 100,0
Cumulative Percent 20,0 80,0 100,0
1,65 3 ,733 3 3,00 4,00
X1.2
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 2 10 23 5 40
Percent 5,0 25,0 57,5 12,5 100,0
Valid Percent 5,0 25,0 57,5 12,5 100,0
Cumulative Percent 5,0 30,0 87,5 100,0
X1.3
Valid
3 4
Frequency 12 24
Percent 30,0 60,0
Valid Percent 30,0 60,0
Cumulative Percent 30,0 90,0
5 Total
4 40
10,0 100,0
10,0 100,0
100,0
X1.4
Valid
3 4 5 Total
Frequency 9 18 13 40
Percent 22,5 45,0 32,5 100,0
Valid Percent 22,5 45,0 32,5 100,0
Cumulative Percent 22,5 67,5 100,0
X1.5
Valid
2 3 4
Frequency 5 1 31
Percent 12,5 2,5 77,5
Valid Percent 12,5 2,5 77,5
Cumulative Percent 12,5 15,0 92,5
5 Total
3 40
7,5 100,0
7,5 100,0
100,0
X1.6
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 6 6 22 6 40
Percent 15,0 15,0 55,0 15,0 100,0
Valid Percent 15,0 15,0 55,0 15,0 100,0
Cumulative Percent 15,0 30,0 85,0 100,0
X2.1
Valid
3 4
Frequency 17 17
Percent 42,5 42,5
Valid Percent 42,5 42,5
Cumulative Percent 42,5 85,0
5 Total
6 40
15,0 100,0
15,0 100,0
100,0
X2.2
Valid
3 4 5 Total
Frequency 4 24 12 40
Percent 10,0 60,0 30,0 100,0
Valid Percent 10,0 60,0 30,0 100,0
Cumulative Percent 10,0 70,0 100,0
X2.3
Valid
2 3 4
Frequency 1 14 15
Percent 2,5 35,0 37,5
Valid Percent 2,5 35,0 37,5
Cumulative Percent 2,5 37,5 75,0
5 Total
10 40
25,0 100,0
25,0 100,0
100,0
X2.4
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 1 7 20 12 40
Percent 2,5 17,5 50,0 30,0 100,0
Valid Percent 2,5 17,5 50,0 30,0 100,0
Cumulative Percent 2,5 20,0 70,0 100,0
X2.5
Valid
3 4
Frequency 10 24
Percent 25,0 60,0
Valid Percent 25,0 60,0
Cumulative Percent 25,0 85,0
5 Total
6 40
15,0 100,0
15,0 100,0
100,0
X2.6
Valid
3 4 5 Total
Frequency 8 20 12 40
Percent 20,0 50,0 30,0 100,0
Valid Percent 20,0 50,0 30,0 100,0
Cumulative Percent 20,0 70,0 100,0
X2.7
Valid
2 3 4
Frequency 3 2 29
Percent 7,5 5,0 72,5
Valid Percent 7,5 5,0 72,5
Cumulative Percent 7,5 12,5 85,0
5 Total
6 40
15,0 100,0
15,0 100,0
100,0
Y.1
Valid
3 4 5 Total
Frequency 7 14 19 40
Percent 17,5 35,0 47,5 100,0
Valid Percent 17,5 35,0 47,5 100,0
Cumulative Percent 17,5 52,5 100,0
Cumulative Percent 17,5 80,0 100,0
Y.2
Valid
3 4 5
Frequency 7 25 8
Percent 17,5 62,5 20,0
Valid Percent 17,5 62,5 20,0
Total
40
100,0
100,0
Y.3
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 1 13 21 5 40
Percent 2,5 32,5 52,5 12,5 100,0
Valid Percent 2,5 32,5 52,5 12,5 100,0
Cumulative Percent 2,5 35,0 87,5 100,0
Y.4
Valid
3 4
Frequency 6 27
Percent 15,0 67,5
Valid Percent 15,0 67,5
Cumulative Percent 15,0 82,5
5 Total
7 40
17,5 100,0
17,5 100,0
100,0
Y.5
Valid
2 3 4 5 Total
Frequency 3 6 14 17 40
Percent 7,5 15,0 35,0 42,5 100,0
Valid Percent 7,5 15,0 35,0 42,5 100,0
Cumulative Percent 7,5 22,5 57,5 100,0
Y.6
Valid
2 3
Frequency 3 6
Percent 7,5 15,0
Valid Percent 7,5 15,0
Cumulative Percent 7,5 22,5
4 5 Total
28 3 40
70,0 7,5 100,0
70,0 7,5 100,0
92,5 100,0
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Valid Cases
Excludeda Total
% 40
100,0
0
,0
40
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,721
6
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
X1.1
4,00
,641
40
X1.2
3,78
,733
40
X1.3
3,80
,608
40
X1.4
4,10
,744
40
X1.5
3,80
,758
40
X1.6
3,70
,911
40
Scale Statistics Mean 23,18
Variance 8,199
Std. Deviation 2,863
N of Items 6
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Valid Cases
Excludeda Total
% 40
100,0
0
,0
40
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,763
7
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
X2.1
3,73
,716
40
X2.2
4,20
,608
40
X2.3
3,85
,834
40
X2.4
4,08
,764
40
X2.5
3,90
,632
40
X2.6
4,10
,709
40
X2.7
3,95
,714
40
Scale Statistics Mean 27,80
Variance 10,318
Std. Deviation 3,212
N of Items 7
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary N Valid Cases
Excludeda Total
% 40
100,0
0
,0
40
100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items
,813
6
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
Y.1
4,30
,758
40
Y.2
4,03
,620
40
Y.3
3,75
,707
40
Y.4
4,03
,577
40
Y.5
4,13
,939
40
Y.6
3,78
,698
40
Scale Statistics Mean 24,00
Variance 9,795
Std. Deviation 3,130
N of Items 6
Correlations Correlations
X1.1
X1.2
X1.3
X1.4
X1.5
Pearson Correlatio n Sig. (2tailed) N Pearson Correlatio n Sig. (2tailed) N Pearson Correlatio n Sig. (2tailed) N Pearson Correlatio n Sig. (2tailed) N Pearson Correlatio n Sig. (2tailed) N
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 TOTALX 1 * * 1 ,546 ,593 ,108 ,158 ,220 ,629** *
*
,000
,000
,329
,173
,000
40 40 * ,546 1
40 40 40 * * ,702 ,371 ,194
40 ,280
40 ,764**
*
*
,000
,000
,000
40 40 40 * * ,593 ,702 1
,509
,018
,231
,080
40 ,102
40 ,189
40 40 * ,352 ,713**
,026
*
*
,000
,000
,531
,242
40 ,108
40 40 * ,371 ,102
40 1
40 40 * ,582 ,008
,000 40 ,557**
*
,509
,018
,531
40 ,158
40 ,194
40 ,189
,000 40 40 * ,582 1
,963
,000
40 40 * ,356 ,655**
*
,329
,231
,242
,000
40
40
40
40
40
,024
,000
40
40
Pearson ,220 ,280 ,352* ,008 ,356* Correlatio n X1.6 Sig. (2- ,173 ,080 ,026 ,963 ,024 tailed) N 40 40 40 40 40 * * * * Pearson ,629 ,764 ,713 ,557 ,655* * * * * Correlatio * TOTALX n 1 Sig. (2- ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 tailed) N 40 40 40 40 40 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
1
,610**
,000 40 40 * ,610 1 *
,000 40
40
Correlations
Correlations X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2.5 X2.6 X2.7 TOTALX 2 * * * 1 ,307 ,832 ,179 ,278 ,359 ,324 ,745**
X2.1
X2.2
X2.3
X2.4
X2.5
Pearson Correlatio n Sig. (2,054 tailed) N 40 40 Pearson ,307 1 Correlatio n Sig. (2,054 tailed) N 40 40 * Pearson ,832 ,263 * Correlatio n Sig. (2,000 ,101 tailed) N 40 40 Pearson ,179 ,795* * Correlatio n Sig. (2,268 ,000 tailed) N 40 40 Pearson ,278 ,387* Correlatio n Sig. (2,083 ,014 tailed) N 40 40
*
,000 ,268 ,083 ,023 ,042
,000
40 40 40 40 40 * * ,263 ,795 ,387 -,048 ,437*
40 ,678**
*
*
,101 ,000 ,014 ,770 ,005
,000
40 40 40 40 40 * 1 ,219 ,263 ,330 ,332*
40 ,745**
,174 ,102 ,038 ,037
,000
40 40 40 40 1 ,228 -,014 ,430*
40 ,623**
40 ,219
*
,174
,157 ,931 ,006
,000
40 40 ,263 ,228
40 40 40 1 ,137 ,329*
40 ,558**
,102 ,157
,398 ,038
,000
40
40
40
40
40
40
Pearson ,359* -,048 ,330* -,014 ,137 Correlatio n X2.6 Sig. (2,023 ,770 ,038 ,931 ,398 tailed) N 40 40 40 40 40 * * * * Pearson ,324 ,437 ,332 ,430 ,329* * * Correlatio n X2.7 Sig. (2,042 ,005 ,037 ,006 ,038 tailed) N 40 40 40 40 40 * * * * Pearson ,745 ,678 ,745 ,623 ,558* * * * * * Correlatio TOTALX n 2 Sig. (2,000 ,000 ,000 ,000 ,000 tailed) N 40 40 40 40 40 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
1 ,263
,459**
,101
,003
40 1
40 ,688**
40 ,263
,101
,000
40 40 * ,459 ,688* *
40 1
*
,003 ,000 40
40
40
Correlations
Correlations
Pearson Correlation Y.1 Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Y.2 Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Y.3 Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Y.4 Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Y.5 Sig. (2tailed) N Pearson Correlation Y.6 Sig. (2tailed) N Pearson TOTALY Correlation
Y.1 1
40 ,311
Y.2 Y.3 ,311 ,335*
Y.4 Y.5 Y.6 TOTALY ** ,276 ,847 ,325* ,757**
,051
,085
,041
,000
40 40 40 40 40 ** ** * 1 ,541 ,429 ,391 ,547**
40 ,714**
,051
,000
40 40 * ,335 ,541** ,035
,035
,000
,000
40 40 40 40 ** ** 1 ,582 ,473 ,403**
40 ,753**
,000
,000
40 40 40 ** ,276 ,429 ,582** ,085
,006
,013
40 1
,000
40 40 40 ** * ,847 ,391 ,473** ,000
,006
,002
40 ,231
,000
,010
,013
,002
,010
,000
40 40 ,231 ,460**
40 ,639**
,152
,003
,000
40 1
40 ,279
40 ,794**
,081
,000
40 1
40 ,670**
,152
40 40 40 40 * ** ** ,325 ,547 ,403 ,460** ,041
,000
,003
40 ,279 ,081
40 40 40 40 40 40 ** ** ** ** ** ,757 ,714 ,753 ,639 ,794 ,670**
,000 40 1
Sig. (2,000 ,000 ,000 ,000 ,000 tailed) N 40 40 40 40 40 *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
,000 40
40
Regression Descriptive Statistics Mean
Std. Deviation
N
Y
3,9998
,52140
40
X1
3,8623
,47652
40
X2
3,9720
,45937
40
Correlations Y
Pearson Correlation
X1
Y
1,000
,392
,503
X1
,392
1,000
,197
X2
,503
,197
1,000
.
,006
,000
X1
,006
.
,112
X2
,000
,112
.
Y
40
40
40
X1
40
40
40
X2
40
40
40
Y Sig. (1-tailed)
N
X2
Variables Entered/Removeda Model
1
X2,
Variables
Variables
Entered
Removed
X1b
Method
. Enter
a. Dependent Variable: Y b. All requested variables entered.
Model Summaryb Model
1
R
R Square
,585a
,342
a. Predictors: (Constant), X2, X1 b. Dependent Variable: Y
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate ,306
,43421
Durbin-Watson
2,294
ANOVAa Model
Sum of Squares
1
df
Mean Square
F
Regression
3,626
2
1,813
Residual
6,976
37
,189
10,602
39
Total
Sig. ,000b
9,617
a. Dependent Variable: Y b. Predictors: (Constant), X2, X1
Coefficientsa Model
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B
1
Std. Error
(Constant)
,716
,756
X1
,333
,149
X2
,503
,154
t
Sig.
Collinearity Statistics
Beta
Tolerance
VIF
,946
,350
,305
2,240
,031
,961
1,040
,443
3,255
,002
,961
1,040
a. Dependent Variable: Y
Collinearity Diagnosticsa Model
Dimension
Eigenvalue
Condition Index
Variance Proportions (Constant)
1
X1
X2
1
2,983
1,000
,00
,00
,00
2
,011
16,400
,00
,70
,50
3
,005
23,358
1,00
,30
,50
a. Dependent Variable: Y
Residuals Statisticsa Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
N
Predicted Value
3,3202
4,6190
3,9998
,30494
40
Std. Predicted Value
-2,229
2,031
,000
1,000
40
,074
,183
,114
,035
40
3,2447
4,5804
3,9936
,30485
40
-,83979
,79797
,00000
,42293
40
Std. Residual
-1,934
1,838
,000
,974
40
Stud. Residual
-1,984
1,980
,007
1,013
40
-,88415
,92604
,00615
,45823
40
-2,071
2,065
,002
1,034
40
Mahal. Distance
,154
5,943
1,950
1,858
40
Cook's Distance
,000
,210
,028
,042
40
Centered Leverage Value
,004
,152
,050
,048
40
Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual
Deleted Residual Stud. Deleted Residual
a. Dependent Variable: Y