PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI, SOSIOEKONOMI DAN KEBUTUHAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCARIAN PENGOBATAN DI KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2013
TESIS
Oleh
TIOMARNI LUMBAN GAOL 117032160/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
THE INFLUENCE OF THE FACTORS OF SOCIO-DEMOGRAPHY, SOCIOECONOMY, AND NEEDS ON COMMUNITY BEHAVIOR IN SEARCHING FOR MEDICATION AT MEDAN KOTA SUBDISTRICT, IN 2013
THESIS
By TIOMARNI LUMBAN GAOL 117032160/IKM
MAGISTER OF PUBLIC HEALTH STUDY PROGRAM FACULTY OF PUBLIC HEALTH UNIVERSITY OF SUMATERA UTARA MEDAN 2013
PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI, SOSIOEKONOMI DAN KEBUTUHAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCARIAN PENGOBATAN DI KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2013
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Oleh TIOMARNI LUMBAN GAOL 117032160/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2013
Judul Tesis
:
Nama Mahasiswa Nomor Induk Mahasiswa Program Studi Minat Studi
: : : :
PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI, SOSIOEKONOMI DAN KEBUTUHAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCARIAN PENGOBATAN DI KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2013 Tiomarni Lumban Gaol 117032160 S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M) Ketua
(Drs. Tukiman, M.K.M) Anggota
Dekan
(Dr. Drs. Surya Utama, M.S)
Tanggal Lulus: 02 Juli 2013
Telah diuji pada Tanggal : 02 Juli 2013
PANITIA PENGUJI TESIS Ketua Anggota
: Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M : 1. Drs. Tukiman, M.K.M 2. dr. Heldy BZ, M.P.H 3. Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si
PENGARUH FAKTOR SOSIODEMOGRAFI, SOSIOEKONOMI DAN KEBUTUHAN TERHADAP PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCARIAN PENGOBATAN DI KECAMATAN MEDAN KOTA TAHUN 2013
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperolah gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, Juli 2013
Tiomarni Lumban Gaol 117032160/IKM
ABSTRAK
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya ialah dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Namun program pelayanan kesehatan yang diselenggarakan pemerintah belum sepenuhnya sesuai dengan faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan masyarakat. Di Kecamatan Medan Kota ditemukan sarana pelayanan kesehatan yang beragam sehingga perlu dikaji pencarian pengobatan yang dilakukan masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan masyarakat terhadap perilaku pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota dilakukan terhadap 138 orang kepala keluarga sebagai sampel. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner dan dianalisis secara statistik mengunakan uji regresi logistik ganda pada α = 5%. Hasil penelitian faktor sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan sikap), faktor sosioekonomi (pekerjaan dan penghasilan) dan faktor kebutuhan yang dirasakan berpengaruh terhadap pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota. Faktor kebutuhan paling dominan memengaruhi pencarian pengobatan dengan nilai signifikan 0,000 dan nilai regresi logistik 8,564. Disarankan peningkatan pengetahuan serta perubahan sikap tentang penyakit dan pencarian pengobatan bagi masyarakat, melalui penyuluhan serta sosialisasi program kesehatan, sehingga setiap masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan akan berupaya mencari pengobatan. Tenaga kesehatan supaya memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Kata Kunci : Sosiodemografi, Sosioekonomi, Kebutuhan, Pencarian Pengobatan
ABSTRACT
One of the attempts to achieve the highest public health standard is by performing health services. However, health service program performed by the government is still not adequately in line with the factors of socio-demography, socio-economy, and public needs. Varied the health service facilities are found in Medan Kota Sub district therefore, it is necessary to study the search for medication by people. The aim the research was to know the influence of the factors of sociodemography, socio-economy, and public needs on the behavior of searching for medication in Medan Kota Sub district. The samples consisted 0f 138 families, and the data were gathered by using questionnaires and analyzed statistically by using multiple logistic regression tests at α=5%. The result of the research showed that socio-demography (age, sex, education, knowledge, and attitude), socio-economy (occupation and income), and public needs had influence to the search medication at Medan Kota Sub district. The need factor had the most dominant influence on to the search medication to the search medication with significance value of 0,000 and logistic regression value of 8,564. It is recommended that knowledge and the change in attitude about disease and the search for medication by people should be increased through counseling and socialization of health program so that people who are sick will attempt to search for medication. It also recommended that to health officer should make health service in health facilities which are line with public needs.
Keywords: Socio-Demography, Socio-Economy, Needs, Searching for Medication
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas bimbingan dan karuniaNya, penulisan tesis ini dapat di selesaikan dengan baik. Penyusunan tesis ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan menyelesaikan pendidikan pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan. Penulis menyadari begitu banyak dukungan, bimbingan, bantuan dan kemudahan yang diberikan oleh berbagai pihak, sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Dengan penuh ketulusan hati, penulis menyampaikan ucapan terima kasih sebesarbesarnya kepada : 1. Prof Dr. dr Syahril Pasaribu, D.T.M&H., M.Sc.(CTM)., Sp.A,(K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara. 2. Dr. Drs. Surya Utama, M.S., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 3. Prof. Dr. Dra. Ida Yustina, M.Si, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 4. Dr. Ir. Evawany Y Aritonang, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat sekaligus sebagai dosen penguji tesis 5. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M, selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Drs. Tukiman, M.K.M, Anggota Komisi Pembimbing.
6. dr. Heldy BZ, M.P.H selaku Dosen Penguji Tesis. 7. Para dosen, staf dan semua pihak yang terkait di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara. 8. Camat Medan Kota beserta seluruh staf yang telah mengizinkan dilakukan penelitian di wilayahnya. 9. Seluruh Lurah di wilayah Kecamatan Medan Kota yang telah bersedia memberikan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini. 10. Seluruh penduduk Kecamatan Medan Kota yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini 11. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, khususnya pada Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Terima kasih yang tak terhingga kepada suami tercinta Pardamean Manurung dan anak-anakku tersayang Raja Manurung, Yossie Agustina Manurung, Partio Wenna Manurung, Titian Asnita Manurung serta seluruh keluarga yang telah memberikan doa, dukungan dan motivasi untuk menyelesaikan penelitian dan pendidikan S2 ini. Medan, Juli 2013
Tiomarni Lumban Gaol 117032160/IKM
RIWAYAT HIDUP
Tiomarni Lumban Gaol lahir di Medan tanggal 12 Oktober 1962. Anak dari pasangan bapak Alm. M. Lumban Gaol dan Ibu E. Banjarnahor. Penulis anak pertama dari dua bersaudara. Pendidikan formal penulis dimulai dari SD St. Antonius Medan selesai tahun 1974, pendidikan Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Medan selesai tahun 1977, pendidikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas di SMA Negeri 5 Medan selesai tahun 1981, kemudian melanjutkan ke Perguruan Tinggi pada Akademi Keperawatan Universitas Darma Agung Medan selesai tahun 1985, Akta III di IKIP Medan selesai tahun 1995, S1 di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan selesai tahun 2001. Pendidikan S2 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara sampai saat ini. Mulai bekerja tahun 1986-1999 sebagai staf pengajar di Sekolah Perawat Kesehatan Herna Medan, tahun 2000-sekarang sebagai staf pengajar di Akademi Keperawatan RSU Herna Medan.
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ................................................................................................................ i ABSTRACT ............................................................................................................... ii KATA PENGANTAR ............................................................................................. iii RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. iv DAFTAR ISI ............................................................................................................ vi DAFTAR TABEL.................................................................................................... viii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................... xi BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1.2 Permasalahan ...................................................................................... 1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 1.4 Hipotesis.............................................................................................. 1.5 Manfaat Penelitian ..............................................................................
1 1 8 8 8 8
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 2.1 Perilaku Pencarian Pengobatan ......................................................... 2.2 Model Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan ....................................... 2.3 Perilaku ............................................................................................... 2.3.1 Pengertian Perilaku .................................................................. 2.3.2 Domain Perilaku ....................................................................... 2.3.3 Perilaku Kesehatan ................................................................... 2.4 Kebutuhan terhadap Pelayanan Kesehatan ....................................... 2.5 Landasan Teori ................................................................................... 2.6 Kerangka Konsep ..............................................................................
9 9 11 14 14 15 18 19 23 23
BAB 3. METODE PENELITIAN ....................................................................... 3.1 Jenis Penelitian .................................................................................. 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................ 3.2.1 Lokasi Penelitian ..................................................................... 3.2.2 Waktu Penelitian ..................................................................... 3.3 Populasi dan Sampel ......................................................................... 3.3.1 Populasi.................................................................................... 3.3.2 Sampel ..................................................................................... 3.4 Teknik Pengumpulan Data................................................................. 3.4.1 Data Primer.............................................................................. 3.4.2 Data Sekunder ......................................................................... 3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ...................................... 3.5 Definisi Operasional dan Variabel Penelitian..................................
24 24 24 24 24 24 24 25 26 26 26 27 27
3.6 Metode Pengukuran........................................................................... 3.7 Metode Analisis Data .........................................................................
28 29
BAB 4. HASIL PENELITIAN ............................................................................ 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Kota...................................... 4.2 Analisis Univariat ............................................................................... 4.2.1 Sosiodemografi Responden .................................................... 4.2.2 Sosioekonomi Responden ....................................................... 4.2.3 Kebutuhan Responden ............................................................. 4.2.4 Pencarian Pengobatan .............................................................. 4.3 Analisis Bivariat ................................................................................. 4.4 Analisis Multivariat ............................................................................
31 31 31 31 37 39 40 45 47
BAB 5. PEMBAHASAN ....................................................................................... 5.1 Pengaruh Sosiodemografi terhadap Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota ................................................................ 5.2 Pengaruh Sosioekonomi terhadap Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota ................................................................ 5.3 Pengaruh Kebutuhan terhadap Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota ................................................................
48 48 54 56
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 6.1 Kesimpulan ......................................................................................... 6.2 Saran ....................................................................................................
67 67 68
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................
69
LAMPIRAN ............................................................................................................
72
DAFTAR TABEL
Nomor 3.1
Judul
Halaman
Distribusi Jumlah KK dan Sampel Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...............................................................................
25
3.2
Aspek Pengukuran Variabel Penelitian .........................................................
29
4.1
Distribusi Reponden Menurut Umur di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 .................................................................................................................
32
Distribusi Reponden Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ......................................................................................................
32
Distribusi Reponden Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 .............................................................................................
32
Distribusi Responden Menurut Pengetahuan tentang Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...................................
33
Distribusi Responden Menurut Sikap tentang Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ............................................................
35
Distribusi Responden Menurut Kategori Sosiodemografi tentang Pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ..................
37
Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ......................................................................................................
37
Distribusi Reponden Menurut Penghasilan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ......................................................................................................
38
Distribusi Responden Menurut Kategori Sosioekonomi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ................................................................................
38
4.10 Distribusi Responden Menurut Kebutuhan Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ............................................................
39
4.11 Distribusi Responden Menurut Kategori Kebutuhan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ................................................................................
40
4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9
4.12 Distribusi Responden Menurut Jenis Penyakit di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ......................................................................................................
40
4.13 Distribusi Reponden Menurut Lama Menderita Sakit sehingga Mencari Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ...................................
41
4.14 Distribusi Responden Menurut Cara Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ................................................................................
41
4.15 Distribusi Reponden Menurut Anjuran Melakukan Kunjungan Ulang ke Sarana Kesehatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 .........................
42
4.16 Distribusi Reponden Menurut Kepatuhan Melakukan Kunjungan Ulang ke Sarana Kesehatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ....................
42
4.17 Distribusi Responden Menurut Pencarian Pengobatan jika Tidak Sembuh di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ........................................................
43
4.18 Distribusi Responden Menurut Kategori Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ............................................................
44
4.19 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Sosiodemografi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 .......................................................
45
4.20 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Sosiodemografi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 .......................................................
46
4.21 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Sosioekonomi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 ................................................................................
46
4.22 Pencarian Pengobatan menurut Faktor Kebutuhan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 .............................................................................................
47
4.23 Hasil Uji Pengaruh Sosiodemografi, Sosioekonomi dan Kebutuhan terhadap Pencarian Pengobatan......................................................................
48
DAFTAR GAMBAR Nomor 2.1
Judul
Halaman
Kerangka Konsep Penelitian ...........................................................................
23
DAFTAR LAMPIRAN Nomor 1
Judul
Halaman
Kuesioner Penelitian ...........................................................................................
72
2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas.....................................................................
77
3. Hasil Uji Univariat ...............................................................................................
80
4. Hasil Uji Bivariat .................................................................................................
88
5. Hasil Uji Multivariat ............................................................................................
91
6.
Master Data Penelitian.........................................................................................
92
7.
Surat Izin Penelitian ............................................................................................
95
8.
Surat Keterangan Selesai Penelitian ...................................................................
96
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut, pembangunan kesehatan dilaksanakan secara terarah dan berkesinambungan (Depkes RI, 2009). Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya ialah dengan menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Adapun yang dimaksud pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Dalam Undang–Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pemerintah Indonesia mencantumkan bahwa setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh derajat kesehatan yang optimal, oleh karena itu pemerintah mempunyai tanggung jawab untuk mengadakan dan mengatur upaya pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2009).
Perilaku pencarian pengobatan adalah perilaku individu maupun kelompok atau penduduk untuk melakukan atau mencari pengobatan. Perilaku pencarian pengobatan di masyarakat terutama di negara sedang berkembang sangat bervariasi (Ilyas, 2003). Variasi pencarian pengobatan di masyarakat dipengaruhi dengan jumlah sarana pelayanan kesehatan yang semakin bertambah serta jenis, metode serta peralatan pelayanan kesehatan yang tersedia di sarana pelayanan kesehatan juga semakin beragam. Menurut Notoatmodjo (2007), pencarian pengobatan oleh masyarakat terkait dengan respons seseorang apabila sakit serta membutuhkan pelayanan kesehatan. Respons tersebut antara lain : (1) tindakan mengobati sendiri, (2) mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional, (3) mencari pengobatan dengan membeli obat-obat ke warung-warung obat, (4) mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas modern yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta, yang dikategorikan ke dalam balai pengobatan, puskesmas dan rumah sakit, (5) mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang diselenggarakan oleh dokter praktek. Beberapa faktor yang memengaruhi perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan digolongkan oleh beberapa ahli dalam beberapa model, salah satu dari model tersebut adalah "model pemanfaatan pelayanan kesehatan". Di dalam model pemanfaatan pelayanan kesehatan (utilization) menurut Dever (1984) dikemukakan bahwa faktor yang memengaruhi pemanfaatan atau penggunaan pelayanan kesehatan, adalah (1). fakor sosio kultural, meliputi norma dan nilai yang ada di masyarakat, dan
teknologi yang digunakan dalam pelayanan kesehatan; (2) faktor organisasi, meliputi ketersediaan sumber daya, keterjangkauan lokasi, dan keterjangkauan sosial; (3) faktor interaksi konsumen-provider, faktor yang berhubungan dengan konsumen meliputi kebutuhan yang dirasakan, dipengaruhi: faktor sosio demografi, faktor sosio psikologis, dan faktor epidemiologis penyakit; selain itu ada faktor lain yang berhubungan dengan provider Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan, terdiri dari kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen (felt need) dan kebutuhan yang diukur menurut pendapat provider (evaluated need). Kebutuhan yang dirasakan menurut konsumen dipengaruhi oleh faktor sosio demografi dan faktor sosio psikologis. Kebutuhan yang dirasakan terhadap pelayanan kesehatan, merupakan penjumlahan dari kebutuhan fisiologis dan psikologis individu terhadap suatu pelayanan kesehatan. Felt need timbul bila individu menginginkan pelayanan kesehatan dan berhubungan dengan persepsi individu terhadap pelayanan kesehatan. Kebutuhan yang dirasakan membuat individu mengambil keputusan untuk mencari pelayanan kesehatan atau tidak. Ekspresi dari felt need terhadap pelayanan kesehatan adalah merupakan penggunaan atau pemanfaatan dari pelayanan kesehatan tersebut (Notoatmodjo, 2007). Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan baik, maka banyak hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perkembangan pelayanan kesehatan secara umum dipengaruhi oleh besar kecilnya kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat yang sebenarnya merupakan gambaran dari masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat tersebut.
Kebutuhan adalah keinginan masyarakat untuk memperoleh dan mengkonsumsi barang dan jasa yang dibedakan menjadi keinginan untuk menggunakan pelayanan kesehatan dan tidak inginnya menggunakan pelayanan kesehatan yang ada (Tjiptoherijanto, 2008). Menurut Sutojo (2004), dalam mengkaji kebutuhan pelayanan kesehatan masyarakat menghendaki agar status kesehatannya dapat lebih optimal. Untuk itu masyarakat sering melakukan penilaian terhadap pelayanan kesehatan yang akan ia gunakan serta dikaitkan dengan faktor demografi serta faktor sosioekonomi yang menunjukkan kemampuannya dalam mengakses pelayanan kesehatan. Penelitian Setyawan (2007) yang menyatakan ada hubungan antara sikap dan minat masyarakat untuk memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan modern, selain itu pencarian pengobatan juga berkaitan dengan faktor-faktor pendukung antara lain biaya pengobatan, hasil pengobatan, kepercayaan kepada sarana pengobatan, kondisi waktu berobat, keberadaan sarana, pelayanan pengobatan dan situasi di sarana pengobatan serta konsep sehat dan sakit yang dimiliki oleh masyarakat. Menurut WHO (1999) salah satu faktor yang menyebabkan. seseorang berperilaku dalam hal pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah sumber daya dan sumber dana yang dimiliki antara lain kesempatan dan kemampuan membayar. Hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan pencarian pengobatan seperti penelitian Wicaksono (2005) tentang faktor–faktor yang memengaruhi penentuan pemilihan pengobatan pada penduduk Kelurahan Gowongan Kecamatan Jetis
Kotamadya Yogyakarta menyimpulkan bahwa variabel yang berpengaruh pada penentuan pemilihan pengobatan adalah pendidikan dan status ekonomi Penelitian Hendrawan (2005) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku dalam pencarian pengobatan di Kabupaten Serang menyatakan bahwa terdapat hubungan faktor kepercayaan terhadap pengobatan dengan pemilihan upaya pengobatan. Demikian juga penelitian Assegaf, dkk (2010) yang dimuat pada jurnal MKM Vol.05 No.01 Desember 2010 menyimpulkan bahwa pilihan pencarian pengobatan oleh ibu untuk anaknya yang menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut di wilayah kerja Puskesmas Bakunase berturut-turut adalah terbanyak memilih pengobatan medis (berobat ke sarana pelayanan kesehatan) sebesar 69,23%, selanjutnya pengobatan sendiri sebesar 23,08% dan masih ada ibu yang memilih pengobatan tradisional (berobat ke dukun) sebesar 7,69%. Jenis penggunaan sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Bakunase adalah Puskesmas/Pustu sebesar 50,85%, Rumah Sakit sebesar 13,56%, dan dokter/bidan praktek sebesar 35,59%. Hasil Penelitian Tinendung (2011) tentang pola pencarian pengobatan pada masyarakat Suku Pak-Pak di Kelurahan Sidiangkat Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Sumatera Utara menyimpulkan secara umum pola pencarian pengobatan yang paling dominan digunakan masyarakat adalah dengan melakukan pengobatan sendiri. Pola pengobatan sendiri menjadi dominan dikarenakan umumnya masyarakat memiliki pengetahuan dan tekhnik khusus dalam meramu obat yang sesuai terhadap penyakitnya dengan memanfaatkan bahan-bahan yang ada dilingkungan sekitar.
Melihat potensi besar dan manfaat yang luar biasa ini, melalui dinas Kesehatan maupun dinas Pendidikan dan Kebudayaan dengan bantuan masyarakat setempat diharapkan dapat melestarikan tekhnik tersebut dengan merangkumnya dalam bentuk buku, sehingga dapat menambah pustaka bangsa dan dapat dikembangkan maupun diwariskan pada masyakat yang lain. Perilaku pencarian pengobatan oleh masyarakat dipengaruhi oleh jumlah dan jenis sarana pelayanan kesehatan yang tersedia di sekitarnya. Oleh karena itu pada wilayah yang banyak tersedia sarana pelayanan kesehatan seperti : puskesmas, rumah sakit pemerintah dan swasta, balai pengobatan serta praktek dokter, maka pilihan masyarakat semakin beragam untuk melakukan pencarian pengobatan. Kecamatan Medan Kota merupakan salah satu wilayah di Kota Medan yang terdapat cukup banyak sarana pelayanan kesehatan. Menurut Profil Kecamatan Medan Kota (2011) bahwa di wilayah tersebut terdapat 17 unit sarana pelayanan kesehatan, terdiri dari : 3 unit puskesmas, 6 unit rumah sakit swasta, 4 unit balai pengobatan umum dan 4 unit balai kesehatan ibu dan anak. Dengan keragaman sarana pelayanan kesehatan yang ada memungkinkan masyarakat di Kecamatan Medan Kota memiliki banyak pilihan untuk mencari pengobatan dalam penyembuhan penyakit yang dideritanya. Hasil survei pendahuluan yang dilakukan penulis pada Januari 2013 terhadap 10 orang penduduk di Kecamatan Medan Kota ditemukan bahwa sebanyak 6 orang (60%) mencari pengobatan ke rumah sakit swasta, 3 orang (30%) mencari pengobatan balai pengobatan, sedangkan yang mencari pengobatan ke puskesmas
hanya 1 orang (10%). Hal ini menunjukkan bahwa adanya kecenderungan variasi perilaku pencarian pengobatan pada masyarakat Kecamatan Medan Kota. Permasalahan pencarian pengobatan oleh masyarakat di Kecamatan Medan Kota jika dikaji dari aspek konsep sehat-sakit sebenarnya sudah baik, karena masyarakat sudah memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan pada saat menderita sakit. Namun dalam kajian ini peneliti mencoba untuk merumuskan permasalahan tentang variasi pencarian pengobatan ditinjau dari faktor sosiodemografi, sosio ekonomi dan kebutuhan. Faktor-faktor yang memengaruhi variasi perilaku pencarian pengobatan tersebut akan dikaji mengacu kepada teori pola pencarian pengobatan yang dikemukakan oleh Anderson dan Green dalam Notoatmodjo (2007). Berdasarkan uraian di atas serta didukung penelitian-penelitian sebelumnya, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perilaku masyarakat dalam pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota, sehingga dapat diketahui pelayanan kesehatan yang dikehandaki masyarakat saat ini, serta dapat dibuat suatu pengelompokan atau pola pencarian pengobatan oleh masyarakat berdasarkan faktor sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan sikap), sosio ekonomi (pekerjaan dan penghasilan) dan kebutuhan (kebutuhan yang dirasakan) masyarakat. Konsep mengkaji pencarian pengobatan akan lebih jelas apabila dilakukan pada wilayah yang terdapat sarana pelayanan kesehatan yang beragam dan hal ini dapat diwakili oleh Kecamatan Medan Kota yang terdapat 17 unit sarana pelayanan kesehatan.
1.2 Permasalahan Berdasarkan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah dalam penelitian adalah : bagaimana pengaruh faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan masyarakat terhadap perilaku pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota tahun 2013 ?
1.3 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh faktor sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan masyarakat terhadap perilaku pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota tahun 2013.
1.4 Hipotesis Ada
pengaruh
faktor
sosiodemografi,
sosioekonomi dan
kebutuhan
masyarakat terhadap perilaku pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota tahun 2013.
1.5 Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi Dinas Kesehatan Kota Medan dalam merumuskan kebijakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. 2. Hasil penelitian ini dijadikan perbandingan dan referensi pada penelitian selanjutnya.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Perilaku Pencarian Pengobatan Menurut Levey dan Loomba dalam Ilyas (2003), yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang dilaksanakan secara sendiri atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan seseorang, keluarga, kelompok dan masyarakat. Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah hasil dari proses pencarian pelayanan kesehatan oleh seseorang maupun kelompok. Menurut Notoatmodjo (1993), perilaku pencarian pengobatan adalah perilaku individu maupun kelompok atau penduduk untuk melakukan atau mencari pengobatan. Perilaku pencarian pengobatan di masyarakat terutama di negara sedang berkembang sangat bervariasi (Ilyas, 2003). Menurut Notoatmodjo (2003), respons seseorang apabila sakit adalah sebagai berikut: a. Tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa (no action). Dengan alasan antara lain : (a) bahwa kondisi yang demikian tidak akan mengganggu kegiatan atau kerja mereka sehari-hari, (b) bahwa tanpa bertindak apapun simptom atau gejala yang dideritanya akan lenyap dengan sendirinya. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan belum merupakan prioritas di dalam hidup dan kehidupannya,
(c) fasilitas kesehatan yang dibutuhkan tempatnya sangat jauh, petugas kesehatan kurang ramah kepada pasien, (d) takut disuntik dokter dan karena biaya mahal. b. Tindakan mengobati sendiri (self treatment), dengan alasan yang sama seperti telah diuraikan. Alasan tambahan dari tindakan ini adalah karena orang atau masyarakat tersebut sudah percaya dengan diri sendiri, dan merasa bahwa berdasarkan pengalaman yang lalu usaha pengobatan sendiri sudah dapat mendatangkan kesembuhan. Hal ini mengakibatkan pencarian obat keluar tidak diperlukan. c. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional (traditional remedy), seperti dukun. d. Mencari pengobatan dengan membeli obat-obat ke warung-warung obat (chemist shop) dan sejenisnya, termasuk tukang-tukang jamu. e. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas modern yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta, yang dikategorikan ke dalam balai pengobatan, puskesmas, dan rumah sakit. f. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan khusus yang diselenggarakan oleh dokter praktek (private medicine). Menurut Anderson dalam Notoatmodjo (2007), ada tiga faktor-faktor penting dalam mencari pelayanan kesehatan yaitu : (1) mudahnya menggunakan pelayanan kesehatan yang tersedia, (2) adanya faktor-faktor yang menjamin terhadap pelayanan kesehatan yang ada dan (3) adanya kebutuhan pelayanan kesehatan.
2.2 Model Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan Andersen dalam Notoatmodjo (2007) mendeskripsikan model sistem kesehatan merupakan suatu model kepercayaan kesehatan yang disebut sebagai model perilaku pemanfaatan pelayanan kesehatan (behaviour model of health service utilization). Andersen mengelompokkan faktor determinan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan ke dalam tiga kategori utama, yaitu : 1. Karakteristik predisposisi (Predisposing Characteristics) Karakteristik ini digunakan untuk menggambarkan fakta bahwa setiap individu mempunyai kecenderungan menggunakan pelayanan kesehatan yang berbeda-beda yang disebabkan karena adanya ciri-ciri individu yang digolongkan ke dalam tiga kelompok : a. Ciri-ciri demografi, seperti : jenis kelamin, umur, dan status perkawinan. b. Struktur sosial, seperti : tingkat pendidikan, pekerjaan, hobi, ras, agama, dan sebagainya. c. Kepercayaan kesehatan (health belief), seperti pengetahuan dan sikap serta keyakinan penyembuhan penyakit. 2. Karakteristik kemampuan (Enabling Characteristics) Karakteristik kemampuan adalah sebagai keadaan atau kondisi yang membuat seseorang mampu untuk melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhannya terhadap pelayanan kesehatan. Andersen membaginya ke dalam 2 golongan, yaitu :
a. Sumber daya keluarga, seperti : penghasilan keluarga, keikutsertaan dalam asuransi kesehatan, kemampuan membeli jasa, dan pengetahuan tentang informasi pelayanan kesehatan yang dibutuhkan. b. Sumber daya masyarakat, seperti : jumlah sarana pelayanan kesehatan yang ada, jumlah tenaga kesehatan yang tersedia dalam wilayah tersebut, rasio penduduk terhadap tenaga kesehatan, dan lokasi pemukiman penduduk. Menurut Andersen semakin banyak sarana dan jumlah tenaga kesehatan maka tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan suatu masyarakat akan semakin bertambah. 3. Karakteristik kebutuhan (Need Characteristics) Karakteristik kebutuhan merupakan komponen yang paling langsung berhubungan
dengan
pemanfaatan
pelayanan
kesehatan.
Andersen
dalam
Notoatmodjo (2007) menggunakan istilah kesakitan untuk mewakili kebutuhan pelayanan kesehatan. Penilaian terhadap suatu penyakit merupakan bagian dari kebutuhan. Penilaian individu ini dapat diperoleh dari dua sumber, yaitu : a. Penilaian individu (perceived need), merupakan penilaian keadaan kesehatan yang paling dirasakan oleh individu, besarnya ketakutan terhadap penyakit dan hebatnya rasa sakit yang diderita. b. Penilaian klinik (evaluated need), merupakan penilaian beratnya penyakit dari dokter yang merawatnya, yang tercermin antara lain dari hasil pemeriksaan dan penentuan diagnosis penyakit oleh dokter (Ilyas, 2003)
Menurut Dever (1984) faktor-faktor yang memengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan adalah : a. Faktor Sosiokultural yang terdiri dari : (1) norma dan nilai sosial yang ada di masyarakat, dan (2) teknologi yang digunakan dalam pelayanan kesehatan. b. Faktor Organisasi yang terdiri dari : (1) ketersediaan sumber daya. Yaitu sumber daya yang mencukupi baik dari segi kuantitas dan kualitas, sangat mempengaruhi penggunaan pelayanan kesehatan. (2) keterjangkauan lokasi. Keterjangkauan lokasi berkaitan dengan keterjangkauan tempat dan waktu. Keterjangkauan tempat diukur dengan jarak tempuh, waktu tempuh dan biaya perjalanan. (3) keterjangkauan sosial. Dimana konsumen memperhitungkan sikap petugas kesehatan terhadap konsumen. (4) karakteristik struktur organisasi formal dan cara pemberian pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan ada yang mempunyai struktur organisasi yang formal misalnya rumah sakit. c. Faktor Interaksi Konsumen-Petugas Kesehatan (1) Faktor yang berhubungan dengan konsumen Tingkat
kesakitan
atau
kebutuhan
yang
dirasakan
oleh
konsumen
berhubungan langsung dengan penggunaan atau permintaan pelayanan kesehatan. Kebutuhan dipengaruhi oleh : (a) faktor sosiodemografi, yaitu umur, sex, ras, bangsa, status perkawinan, jumlah keluarga dan status sosial ekonomi, (b) faktor sosio psikologis, yaitu persepsi sakit, gejala sakit, dan
keyakinan terhadap perawatan medis atau dokter, (c) faktor epidemiologis, yaitu mortalitas, morbiditas, dan faktor resiko. (2) Faktor yang berhubungan dengan petugas kesehatan yang terdiri dari : (a) faktor ekonomi, yaitu adanya barang substitusi, serta adanya keterbatasan pengetahuan konsumen tentang penyakit yang dideritanya, (b) karakteristik dari petugas kesehatan yaitu tipe pelayanan kesehatan, sikap petugas, keahlian petugas dan fasilitas yang dipunyai pelayanan kesehatan tersebut.
2.3 Perilaku 2.3.1 Pengertian Perilaku Pengertian perilaku menurut Sarwono (2002) adalah sesuatu yang dilakukan oleh individu satu dengan individu lain dan sesuatu itu bersifat nyata. Sedangkan menurut Morgan perilaku tidak seperti pikiran atau perasaan, perilaku adalah sesuatu konkrit yang bisa diobservasi, direkam maupun dipelajari. Walgito (2003) mendefinisikan perilaku dan aktivitas ke dalam pengertian yang luas, yaitu perilaku yang tampak (overt behavior) dan perilaku yang tidak tampak (innert behavior), demikian pula aktifitas-aktifitas tersebut disamping aktifitas motoris, juga termasuk aktifitas emosional dan kognitif.
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses
adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon. 2.3.2 Domain Perilaku Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2003), membagi perilaku itu di dalam tiga domain (ranah/kawasan), yang terdiri dari ranah pengetahuan (knowlegde), ranah sikap (attitude), dan ranah tindakan (practice). a. Pengetahuan (Knowlegde) Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman langsung atau orang lain yang sampai kepada seseorang (Notoatmodjo, 2003). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang : 1. Faktor Internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya intelegensia, minat, kondisi fisik. 2. Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga, masyarakat, sarana. 3. Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi dan metode dalam pembelajaran. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden. Pengetahuan dapat diperoleh melalui proses belajar yang didapat dari pendidikan (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Green dalam Notoatmodjo (2007), pengetahuan menjadi salah satu faktor predisposisi yang mempengaruhi perilaku seseorang atau masyarakat terhadap kesehatan. Jika masyarakat tahu apa saja pelayanan puskesmas, maka kemungkinan masyarakat akan menggunakan fasilitas kesehatan juga akan berubah seiring dengan pengetahuan seperti apa yang diketahuinya. Di dalam menggunakan pelayanan kesehatan, seseorang dipengaruhi oleh perilakunya yang terbentuk dari pengetahuannya. Seseorang cenderung untuk bersikap tidak menggunakan jasa pelayanan kesehatan disebabkan karena adanya kepercayaan dan keyakinan bahwa jasa pelayanan kesehatan tidak dapat menyembuhkan penyakitnya, demikian juga sebaliknya. b. Sikap (Attitude) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Sikap mencerminkan kesenangan atau ketidaksenangan seseorang terhadap sesuatu. Sikap berasal dari pengalaman, atau dari orang yang dekat dengan kita. Mereka dapat mengakrabkan kita dengan sesuatu, atau menyebabkan kita menolaknya (Wahid, 2007). Allport dalam Anwar (1997) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok : 1. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek. 2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek. 3. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave). Adapun ciri-ciri sikap menurut Azwar (2009) adalah sebagai berikut :
1. Pemikiran dan perasaan (Thoughts and feeling), hasil pemikiran dan perasaan seseorang, atau lebih tepat diartikan pertimbangan-pertimbangan pribadi terhadap objek atau stimulus. 2. Adanya orang lain yang menjadi acuan (Personal reference) merupakan faktor penguat sikap untuk melakukan tindakan akan tetapi tetap mengacu pada pertimbangan-pertimbangan individu. 3. Sumber daya (Resources) yang tersedia merupakan pendukung untuk bersikap positif atau negatif terhadap objek atau stimulus tertentu dengan pertimbangan kebutuhan dari pada individu tersebut. 4. Sosial budaya (Culture), berperan besar dalam memengaruhi pola pikir seseorang untuk bersikap terhadap objek/stimulus tertentu. Perbedaan pemanfaatan pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan yang lain juga disebabkan sikap atau persepsi dan konsep masyarakat sendiri tentang sakit (Azwar, 2009). Persepsi sakit merupakan pengalaman yang dihasilkan melalui pancaindra. Setiap orang mempunyai persepsi yang berbeda meskipun mengamati objek yang sama. Green (1980) dalam Notoatmodjo (2003) menyebutkan bahwa persepsi berhubungan dengan motivasi individu untuk melakukan kegiatan, bila persepsi seseorang telah benar tentang sakit maka ia cenderung memanfaatkan pelayanan kesehtan bila mengalami sakit. c. Praktik atau tindakan (practice) Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan (support) (Notoatmodjo, 2007). 2.3.3 Perilaku Kesehatan Menurut sebagian psikolog perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia dan dorongan ini merupakan salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri manusia dan dengan adanya dorongan tersebut menimbulkan seseorang melakukan sebuah tindakan atau perilaku khusus yang mengarah pada tujuan (Foster dan Anderson, 2005). Perilaku kesehatan yaitu suatu respons seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit atau penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman serta lingkungan (Notoatmodjo, 2003). Dari definisi tersebut kemudian dirumuskan bahwa perilaku kesehatan terkait dengan : Perilaku pencegahan, penyembuhan penyakit, serta pemulihan dari penyakit, Perilaku peningkatan kesehatan dan Perilaku gizi (makanan dan minuman). Menurut Karl dan Cobb yang dikutip oleh Foster dan Anderson (2005) membuat perbedaan di antara tiga tipe yang berkaitan dengan perilaku kesehatan, yaitu : 1. Perilaku kesehatan yaitu suatu aktivitas yang dilakukan oleh individu yang meyakini dirinya sehat untuk tujuan mencegah penyakit atau mendektesinya dalam tahap asimptomatik.
2. Perilaku sakit yaitu aktivitas apapun yang dilakukan oleh individu yang merasa sakit, untuk mendefinisikan keadaan kesehatannya dan untuk menemukan pengobatan mandiri yang tepat. 3. Perilaku peran-sakit yaitu aktivitas yang dilakukan untuk tujuan mendapatkan kesejahteraan oleh individu yang mempertimbangkan diri mereka sendiri sakit, hal ini mencakup mendapatkan pengobatan dari ahli terapi yang tepat.
2.4 Kebutuhan terhadap Pelayanan Kesehatan Need terhadap pelayanan kesehatan dapat didasari kepada pengertian tentang merit goods. Margolis (1982) dalam Tjiptoherijanto (2008) mengatakan merit goods ini adalah setiap bentuk pengeluaran masyarakat yang nampaknya secara umum dapat dipahami akan tetapi sulit untuk diperhitungkan dengan menggunakan teori permintaan yang biasa. Diargumentasikan bahwa need terhadap pelayanan kesehatan merupakan fungsi dari need terhadap kesehatannya sendiri, dengan didasari oleh pengalaman masa lalunya. Pembahasan mengenai need yang perlu digaris bawahi adalah bahwa tidak seluruh need akan dapat dipenuhi, dengan demikian akan terdapat sebuah ranking need dalam pengertian ceteris paribus. Kita akan lebih memilih satu need untuk dipenuhi dibanding need yang lain, bila need yang dipilih tadi akan memberikan manfaat yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang tidak dipilih tetapi kemungkinan untuk memenuhi suatu need merupakan fungsi dari biaya dan manfaat yang terkandung dibelakangnya yaitu biaya dan manfaat yang lebih besar. Need
bukan merupakan sesuatu yang absolut maupun terbatas. Need adalah sesuatu yang dinamis dan cenderung untuk terus tumbuh bersama dengan berjalannya waktu dan dalam kasus ini pertumbuhan need tersebut akan bisa dilihat merupakan sebagian dari perkembangan penawaran fasilitas pelayanan kesehatan (Tjiptoherijanto, 2008). Konsep need merangkum beberapa penilaian efektifitas, potensi untuk mempertimbangkan berbagai cara untuk memenuhi need (dengan segala akibat yang ditimbulkannya) dan pengakuan akan adanya keterbatasan sumber daya serta dapat juga merupakan bentuk dasar bagi alokasi sumber daya. Pada umumnya akan lebih baik untuk memasukkan sekaligus need ketika melakukan pengujian beroperasinya suatu pelayanan kesehatan tertentu. Mengingat need dapat memberikan dasar yang cukup bagi pengambilan keputusan yang tepat. Alokasi sumber daya sektor kesehatan tetap kurang efisien tanpa adanya beberapa koreksi yang menyangkut, pertama penyatuan kesepakatan tentang benefits value yang sering masih berbeda antara satu orang dan yang kedua menyangkut informasi yang benar tentang segi biayanya. Bidang social policy pada umumnya dan pelayanan kesehatan khususnya, masyarakat sering dikatakan berada dalam keadaan membutuhkan (in need), namun seringkali apa yang dimaksud dengan need tidak jelas. Spek dan Bradshaw dalam Tjiptoherijanto (2008), telah mencoba untuk membuat suatu kerangka pikir tentang siapakah yang sebenarnya mengatakan (melakukan), tentang apa (bagi) siapa. Formula Spek melibatkan tiga kelompok yaitu masyarakat, ahli medis, dan perorangan untuk menjawab pertanyaan : ”Apakah seseorang itu sakit?” dan ”apakah seseorang itu sedang membutuhkan pelayanan umum?”. Dan pertanyaan ketiga
mengenai : ”Apakah seseorang itu meminta pelayanan umum?”. Bradshaw mengatakan ada empat definisi yang berbeda mengenai need yang lazim digunakan oleh peneliti dan praktisi social policy, yaitu : a. Normative Need terjadi manakala masyarakat memiliki standar pelayanan kesehatan yang berada di bawah definisi desirable oleh para ahli. (standar desirable disini bisa saja bervariasi antara satu ahli dengan yang lain). b. Felt Need terjadi manakala masyarakat menghendaki pelayanan kesehatan, hal ini berkaitan dengan persepsi perorangan tentang pelayanan kesehatan, sehingga dengan jelas akan berbeda dengan persepsi orang lainnya. c. Expressed Need adalah need yang dirasakan tadi kemudian dikonversikan ke dalam permintaan. Misalnya mencari pelayanan kesehatan ke dokter puskesmas (permintaan disini tidak harus selalu seperti apa yang didefinisikan oleh para ekonom yang mencakup persoalan wiilingness to pay dan ability to pay terhadap pelayanan kesehatan). d. Comparative Need terjadi manakala satu kelompok orang di masyarakat dengan status kesehatan tertentu tidak mendapatkan pelayanan kesehatan sedangkan kelompok yang lain dengan status kesehatan yang identik itu ternyata mendapatkan pelayanan kesehatan (Tjiptoherijanto, 2008). Kebutuhan seseorang terhadap pelayanan kesehatan adalah sesuatu yang subjektif, karena merupakan wujud dari masalah-masalah kesehatan yang ada di masyarakat yang tercermin dari gambaran pola penyakit. Dengan demikian untuk
menentukan perkembangan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan dapat mengacu pada perkembangan pola penyakit di masyarakat. Adapun tuntutan kesehatan adalah sesuatu yang subjektif, oleh karena itu pemenuhan terhadap tuntutan kesehatan sedikit pengaruhnya terhadap perubahan derajat kesehatan, karena sifatnya yang subjektif, maka tuntutan terhadap kesehatan sangat dipengaruhi oleh status sosial masyarakat itu sendiri. Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan dengan baik, maka banyak hal yang perlu diperhatikan diantaranya adalah kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat, sehingga perkembangan pelayanan kesehatan secara umum dipengaruhi oleh besar kecilnya kebutuhan dan tuntutan dari masyarakat yang sebenarnya merupakan gambaran dari masalah kesehatan yang dihadapi masyarakat tersebut (Jefkins, 2002). Kebutuhan
adalah
keinginan
masyarakat
untuk
memperoleh
dan
mengkonsumsi barang dan jasa yang dibedakan menjadi keinginan yang disertai kemampuan untuk membeli barang dan jasa dan keinginan yang tidak disertai kemampuan untuk membeli barang dan jasa (Tjiptoherijanto, 2008). Pelayanan kesehatan didirikan berdasarkan asumsi bahwa masyarakat membutuhkannya. Namun kenyataannya masyarakat baru mau mencari pengobatan atau pelayanan kesehatan setelah benar-benar tidak dapat berbuat apa-apa. Hal ini bukan berarti mereka harus mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern (puskesmas dan sebagainya) tetapi juga ke fasilitas pengobatan tradisional (dukun dan sebagainya) yang kadang-kadang menjadi pilihan masyarakat yang
pertama. Itulah sebab rendahnya penggunaan puskesmas atau tidak digunakannya fasilitas-fasilitas pengobatan modern seperti puskesmas dengan ruang rawat inap (Depkes RI, 2004).
2.5 Landasan Teori Perilaku pencarian pengobatan oleh masyarakat di Kecamatan Medan Kota sebagai fokus penelitian ini mengacu kepada teori pola pencarian pengobatan yang dikemukakan oleh Anderson dan Green dalam Notoatmodjo (2007) yang secara umum mencakup seluruh aspek, maka dalam penelitian ini difokuskan pada aspek sosio demografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan sikap), sosioekonomi (pekerjaan dan penghasilan) serta kebutuhan (kebutuhan yang dirasakan).
2.6 Kerangka Konsep
-
Sosiodemografi Umur Jenis Kelamin Pendidikan Pengetahuan Sikap
Sosioekonomi - Pekerjaan - Penghasilan
Perilaku pencarian Pengobatan
Kebutuhan yang dirasakan (sakit ringan, sedang atau berat)
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian survey dengan pendekatan cross sectional yang merupakan penelitian untuk mengetahui pengaruh variabel independen (sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan) terhadap variabel terikat (perilaku pencarian pengobatan) pada saat yang bersamaan.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kecamatan Medan Kota, dengan pertimbangan di wilayah tersebut ditemukan sarana pelayanan kesehatan yang bervariasi untuk dipilih masyarakat, yaitu 17 unit sarana pelayanan kesehatan, terdiri dari : 3 unit puskesmas, 6 unit rumah sakit swasta, 4 unit balai pengobatan umum dan 4 unit balai kesehatan ibu dan anak. Pelaksanaan penelitian selama 6 bulan dari bulan Januari sampai Juni 2013
3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Kepala Keluarga (KK) di Kecamatan Medan Kota sebanyak 20.728 KK berdasarkan Profil Kecamatan Medan Kota Tahun 2012.
3.3.2 Sampel Sampel adalah Kepala Keluarga yang bertempat tinggal di Kecamatan Medan Kota. Besar sampel (sample size) ditentukan menggunakan rumus penentuan besar sampel uji hipotesis data proporsi satu populasi dengan rumus sebagai berikut: n=
2 PQ d2
Keterangan: n : Besar sampel minimal yang diperlukan α : Taraf kemaknaan 10% (1,96) P : Proporsi di populasi yang sakit (10%) berdasarkan data kesakitan penduduk tahun 2012. Q : 1 - 0,10 = 0,90 d : Limit dari error atau presisi absolut (5%) Berdasarkan perhitungan didapatkan besar sampel 138 KK. Besar sampel di ditentukan secara proporsional pada 12 kelurahan di Kecamatan Medan Kota yaitu: Tabel 3.1 Distribusi Jumlah Penduduk dan Sampel Menurut Kelurahan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Kelurahan Pasar Baru Pusat Pasar Sei Rengas I Mesjid Pandau Hulu I Kota Matsum III Pasar Merah Barat Teladan Timur Teladan Barat Sitirejo I Sudirejo I Sudirejo II Jumlah
Jumlah KK 1.043/20.728 x138 1.240/20.728 x138 1.745/20.728 x138 929/20.728 x138 1.310/20.728 x138 1.859/20.728 x138 1.545/20.728 x138 2.570/20.728 x138 1.396/20.728 x138 2.270/20.728 x138 2.770/20.728 x138 2.052/20.728 x138 20.728
Besar Sampel 7 8 12 6 9 12 10 17 9 15 18 14 138
Kriteria KK yang dipilih menjadi sampel penelitian adalah : a. Kepala Keluarga yang berdomisili di wilayah Kecamatan Medan Kota. b. Pernah mengalami sakit dalam 1 bulan terakhir dan memanfaatkan salah satu sarana pelayanan kesehatan yang tersedia di Kecamatan Medan Kota c. Bersedia menjadi responden dan mampu berkomunikasi dengan jelas. Cara pengambilan sampel untuk setiap kelurahan disesuaikan dengan kriteria yang telah ditetapkan (sampel bersyarat), misalnya untuk Kelurahan Pasar Baru, diambil 7 KK dari 1.043 KK yang ada, caranya adalah: peneliti mencari sampel pada setiap lingkungan, sehingga diperoleh sampel yang menyebar dan mewakili setiap lingkungan untuk masing-masing kelurahan.
3.4 Teknik Pengumpulan Data 3.4.1 Data Primer Data primer adalah data yang diperoleh melalui wawancara secara langsung dengan berpedoman atau menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden tentang pribadi atau hal-hal yang perlu diketahui. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang terdapat di kuesioner secara lisan pada responden. Dalam penelitian ini kuesioner yang digunakan adalah kuesioner semi terbuka dengan pilihan jawaban dan alasan.
3.4.2 Data Sekunder Dalam penelitian ini data sekunder berupa data jumlah penduduk Kecamatan Medan Kota, serta data tentang gambaran umum wilayah penelitian serta data lainnya yang berguna untuk mendukung pembahasan data primer. 3.4.3 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian perlu uji validitas dan reliabilitas. Untuk itu kuesioner tersebut harus dilakukan uji coba pada 30 orang penduduk di Kecamatan Medan Kota yang tidak terpilih menjadi sampel penelitian. Untuk mengetahui sejauhmana kesamaan antara yang diukur peneliti dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan, maka dilakukan uji validitas terhadap kuesioner yang telah dipersiapkan, dengan melihat nilai koefisien korelasi item pertanyaan dengan total nilai pertanyaan pada setiap variabel (corrected item total correlation). Item pertanyaan dalam kuesioner dikatakan valid apabila nilai corrected item total > nilai r tabel (0,361) pada α =5%. Untuk mengetahui sejauhmana konsistensi hasil penelitian jika kegiatan tersebut dilakukan berulang-ulang, maka dilakukan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang telah dipersiapkan dengan formula cronbach alpha. Item pertanyaan dalam kuesioner dikatakan reliabel apabila nilai cronbach alpha > 0,6 (Arikunto, 2006). Hasil uji coba kuesioner terhadap 30 orang untuk menguji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa seluruh item pertanyaan/pernyataan untuk variabel pengetahuan, sikap, kebutuhan dan pencarian pengobatan diperoleh nilai corrected
item total > 0,361 dan nilai cronbach alpha > 0,6
sehingga dapat disimpulkan
bahwa seluruh item pernyataan valid dan reliabel (Lampiran-2).
3.5 Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional adalah pengertian variabel secara operasional dan berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena. a. Sosiodemografi adalah karakteristik atau ciri individu yang menunjukkan kondisi penduduk di Kecamatan Medan Kota secara sosial kependudukan. Sosiodemografi ini diukur melalui indikator : (a) umur, (b) jenis kelamin,
(c) pendidikan,
(d) pengetahuan dan (e) sikap. b. Sosioekonomi adalah karakteristik atau ciri individu yang menunjukkan kondisi penduduk di Kecamatan Medan Kota secara sosial ekonoomi. Sosioekonomi ini diukur melalui indikator : (a) pekerjaan dan (b) penghasilan. c. Kebutuhan adalah gangguan kesehatan atau penyakit yang dirasakan oleh penduduk di Kecamatan Medan Kota sehingga membutuhkan pengobatan. Kebutuhan ini diukur melalui indikator kebutuhan dengan indikator penyakit yang ringan sakit sakit sedang dan sakit berat atau parah. d. Perilaku pencarian pengobatan adalah sarana pelayanan kesehatan yang dipilih penduduk di Kecamatan Medan Kota yang sakit sebagai tempat mendapatkan pengobatan penyakit yang dideritanya. Jika pencarian pengobatan ke : puskesmas, rumah sakit, balai pengobatan dan praktek dokter akan dinyatakan sebagai perilaku
pencarian pengobatan yang baik, sedangkan jika tidak berobat atau mencari pengobatan ke alternatif dinyatakan pencarian pengobatan tidak baik.
3.6 Metode Pengukuran Pengukuran variabel penelitian menggunakan skala ordinal disesuaikan dengan jenis masing-masing variabel penelitian. Tabel 3.2 Aspek Pengukuran Variabel Penelitian Variabel Sosiodemografi a. Umur b. Kelamin
Jenis
Perta nyaan 1 1 1
c. Pendidikan d. Pengetahuan e. Sikap
8 8
Sosioekonomi a.Pekerjaan
1
b.Penghasilan
1
Kebutuhan
3
Perilaku Pencarian Pengobatan
Skor Pilihan Jawaban 23-42 tahun 43-61 tahun Laki-laki Perempuan Tinggi =2 Rendah =1 Benar = 2 Salah = 1 Tidak tahu =1
Kategori
Skala Ukur
Baik (41-50) Sedang (29-40)
Ordinal
Kurang (17-28)
Sangat Setuju=4 Setuju =3 Tidak setuju =2 Sangat Tidak Setuju=1 Baik (4)
3
Bekerja = 2 Tidak bekerja= 1 >UMK =2 ≤UMK =1 Ya = 2 Tidak = 1 Baik = 2 Tidak baik = 1
Sedang (3)
Ordinal
Kurang (2) Tinggi (6) Sedang (5) Rendah (3-4) Baik (5-6) Tidak baik (3-4)
Ordinal Ordinal
3.7 Teknik Analisis Data Analisis data yang akan digunakan meliputi tahapan analisis univariat yaitu analisis untuk mengetahui distribusi frekuensi dari masing masing variabel, dimana hasil penelitian dilakukan interpretasi data dari item pertanyaan dengan cara menghitung jawaban menggunakan komputer. Setiap item yang dijawab diberi nilai sesuai dengan kategori yang telah ditentukan Kemudian analisis bivariat dengan tabulasi silang yang betujuan untuk menganalisis hubungan masing-masing variabel independen dengan variabel dependen menggunakan uji chi square. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik ganda (multiple logistic regression test) karena variabel terikat yaitu perilaku pencarian pengobatan dikategorikan dalam 2 kelompok (baik dan tidak baik). Uji regresi logistik dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen, dengan persamaan sebagai berikut: (Hastono, 2001). Logit P (Y) = b0 + b 1X1 + b 2X2 + b 3X3 + µ Dimana Y
= Perilaku pencarian pengobatan
b0
= Konstanta
b 1 – b 3 = Koefisien Regresi X1
= Sosiodemografi
X2
= Sosioekonomi
X3
= Kebutuhan
µ
= Error of Term
BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Medan Kota Kecamatan Medan Kota memiliki luas wilayahnya 5,98 km², secara administratif terbagi atas 12 kelurahan dan 146 lingkungan. Kecamatan Medan Kota mempunyai penduduknya berjumlah 72.580 jiwa dengan karakteristik yang beragam, dilihat dari suku bangsa, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan. Sebagai wilayah yang terletak di pusat Kota Medan, kecamatan ini merupakan daerah perdagangan dan jasa, hal ini ditandai dengan adanya 7 unit pasar tradisional, 5 unit pasar modern (plaza atau mall) dan 128 unit toko grosir. Sarana pendidikan yang terdapat di Kecamatan Medan Kota 45 unit SD/sederajat, 26 unit SMP/sederajat, 33 unit SMA/sederajat dan beberapa perguruan tinggi. Sarana pelayanan kesehatan di Kecamatan Medan Kota antara lain 17 unit terdiri dari : 3 unit puskesmas, 6 unit rumah sakit swasta, 4 unit balai pengobatan umum dan 4 unit balai kesehatan ibu dan anak.
4.2 Analisis Univariat 4.2.1 Sosiodemografi Responden Sosiodemografi responden meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan sikap tentang pencarian pengobatan, seperti diuraikan berikut ini
Tabel 4.1 Distribusi Reponden Menurut Umur di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 No Umur 1 23 - 42 Tahun 2 43 - 62 Tahun Jumlah
Jumlah (Orang) 112 26 138
% 81,2 18,8 100,0
Pengelompokan umur responden berdasarkan umur paling rendah dan umur paling tinggi, yaitu 23 tahun sampai 61 tahun. Berdasarkan Tabel 4.1 diketahui responden berumur 23-42 tahun sebanyak 112 orang (81,2%) sedangkan yang berumur 43-62 tahun sebanyak 26 orang (18,83%). Tabel 4.2 Distribusi Reponden Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 No 1 Laki-laki 2 Perempuan
Jenis Kelamin
Jumlah
Jumlah (Orang) 125 13 138
% 90,6 9,4 100,0
Jenis kelamin responden berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa paling banyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 125 orang (90,6%) sedangkan responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 16 orang (9,4%). Tabel 4.3 Distribusi Reponden Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 No 1 2 3 4 5
Pendidikan SD SMP SMA Diploma Sarjana Jumlah
Jumlah (Orang) 15 34 51 28 10 138
% 10,9 24,6 37,0 20,3 7,.2 100,0
Berdasarkan Tabel 4.3 diketahui bahwa tingkat pendidikan responden paling banyak adalah SMA yaitu sebanyak 51 orang (37,0%) sedangkan responden dengan tingkat pendidikan Sarjana merupakan persentase paling sedikit yaitu 10 orang (7,2%). Berdasarkan tingkat pendidikan responden dikategorikan rendah sebanyak 100 orang (72,5%) dan pendidikan tinggi 38 orang (27,5%). Pengetahuan responden tentang pencarian pengobatan yang dikaji dalam penelitian ini meliputi 8 pertanyaan sebagai berikut. Tabel 4.4 Distribusi Responden Menurut Pengetahuan tentang Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
No 1
Pengetahuan
Benar Salah Tidak Tahu n % n % n %
Jumlah
n % Jika menderita sakit tetapi tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa merupakan salah satu perilaku pencarian 58 42.0 79 57.2 1 0.7 138 100,0 pengobatan
2
Jika menderita sakit kemudian melakukan pengobatan sendiri merupakan salah satu 64 46.4 71 51.4 3 2.2 138 100,0 perilaku pencarian pengobatan.
3
Jika menderita sakit kemudian berobat ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional merupakan salah satu perilaku pencarian 59 42.8 74 53.6 5 3.6 138 100,0 pengobatan Jika menderita sakit kemudian membeli obat-obat ke warung obat merupakan salah 68 49.3 69 50.0 1 0.7 138 100,0 satu perilaku pencarian pengobatan
4
5
Jika menderita sakit kemudian berobat ke balai pengobatan merupakan salah satu 70 50.7 64 46.4 4 2.9 138 100,0 perilaku pencarian pengobatan
Tabel 4.4 (Lanjutan)
No
Benar
Salah
Jumlah
n
n
n
Pengetahuan %
Tidak Tahu % n %
%
6
Jika menderita sakit kemudian berobat ke puskesmas merupakan salah satu 82 59.4 53 38.4 3 2.2 138 100,0 perilaku pencarian pengobatan
7
Jika menderita sakit kemudian berobat ke rumah sakit merupakan salah satu 72 52.2 65 47.1 1 0.7 138 100,0 perilaku pencarian pengobatan
8
Jika menderita sakit kemudian berobat ke praktek dokter merupakan salah 73 52.9 62 44.9 3 2.2 138 100,0 satu perilaku pencarian pengobatan Berdasarkan Tabel 4.4 diketahui bahwa responden yang menyatakan salah
jika menderita sakit tetapi tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 79 orang (57,2%),. Responden yang menyatakan salah jika menderita sakit kemudian melakukan pengobatan sendiri merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 71 orang (51,4%). Responden yang menyatakan salah jika menderita sakit kemudian berobat ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 74 orang (53,6%). Responden yang menyatakan salah jika menderita sakit kemudian membeli obat-obat ke warung obat merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 69 orang (50,0%). Responden yang menyatakan benar jika menderita sakit kemudian berobat ke balai pengobatan merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 70 orang (50,7%). Responden yang menyatakan benar jika menderita sakit kemudian berobat ke
puskesmas merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 82 orang (59,4%). Responden yang menyatakan benar jika menderita sakit kemudian berobat ke rumah sakit merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 72 orang (52,2%). Responden yang menyatakan benar jika menderita sakit kemudian berobat ke praktek dokter merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan sebanyak 73 orang (52,9%). Sikap responden tentang pencarian pengobatan yang dikaji dalam penelitian ini meliputi 8 pertanyaan sebagai berikut. Tabel 4.5 Distribusi Responden Menurut Sikap tentang Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 N o
SS
S
TS
STS
Jumlah
Sikap
n % n % n % n % n % 1 Tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan pada saat 0 0.0 0 0.0 53 38.4 85 61.6 138 100,0 menderita sakit 2 Melakukan pengobatan sendiri 0 0.0 0 0.0 83 60.1 55 39.9 138 100,0 pada saat menderita akit 3 Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan 2 1.4 2 1.4 84 60.9 50 36.2 138 100,0 tradisional saat menderita sakit 4 Membeli obat-obat ke warung 20 14.5 74 53.6 26 18.8 18 13.0 138 100,0 obat saat menderita sakit 5 Mencari pengobatan ke balai pengobatan saat menderita 39 28.3 80 58.0 12 8.7 7 sakit 6 Mencari pengobatan ke 66 47.8 30 21.7 34 24.6 8 puskesmas saat menderita sakit 7 Mencari pengobatan ke rumah 71 51.4 50 36.2 14 10.1 3 sakit saat menderita sakit
5.1
138 100,0
5.8
138 100,0
2.2
138 100,0
Tabel 4.5 (Lanjutan) SS No 8
S
TS
STS
Jumlah
Sikap n % n % n Mencari pengobatan ke praktek dokter saat menderita 71 51.4 48 34.8 12 sakit
%
n
%
n
%
8.7
7
5.1 138 100,0
Berdasarkan Tabel 4.5 diketahui bahwa responden yang menyatakan sangat tidak setuju jika tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa jika menderita sakit sebanyak 85 orang (61,6%),. Responden yang menyatakan tidak setuju melakukan pengobatan sendiri pada saat menderita sakit
sebanyak
83 orang
(60,1%). Responden yang menyatakan tidak setuju mencari pengobatan ke fasilitasfasilitas pengobatan tradisional saat menderita sakit sebanyak 84 orang (60,9%). Responden yang menyatakan setuju membeli obat-obat ke warung obat saat menderita sakit sebanyak 74 orang (53,6%). Responden yang menyatakan setuju mencari pengobatan ke balai pengobatan saat menderita sakit sebanyak 80 orang (58,0%). Responden yang menyatakan sangat setuju mencari pengobatan ke puskesmas saat menderita sakit sebanyak 66 orang (47,8%). Responden yang menyatakan sangat setuju mencari pengobatan ke rumah sakit saat menderita sakit sebanyak 71 orang (51,4%). Responden yang menyatakan sangat setuju mencari pengobatan ke praktek dokter saat menderita sakit sebanyak 71 orang (51,4%). Secara keseluruhan faktor sosiodemografi responden dilakukan penjumlahan skor pendidikan, pengetahuan dan sikap sebagaimana telah ditentukan dalam aspek pengukuran metode penelitian, kemudian dikategorikan sebagai berikut
Tabel 4.6 Distribusi Responden Menurut Kategori Sosiodemografi tentang Pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 No 1 2 3
Kategori Sosiodemografi Baik Sedang Kurang Jumlah
Jumlah (Orang) 8 114 16 138
% 5,8 82,6 11,6 100,0
Berdasarkan Tabel 4.6 diketahui bahwa kategori sosiodemografi responden tentang pencarian pengobatan terbanyak adalah kategori sedang yaitu 114 orang (82,6%) sedangkan paling sedikit kategori baik yaitu 8 orang (5,8%). 4.2.2 Sosioekonomi Responden Sosioekonomi responden dalam pencarian pengobatan yang dikaji dalam penelitian ini meliputi faktor pekerjaan dan penghasilan sebagai berikut. Tabel 4.7 Distribusi Responden Menurut Pekerjaan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 No 1 2 3 4 5 6
Pekerjaan PNS/ TNI/ Polri/ Pensiunan Pegawai Swasta Petani Buruh Wiraswasta/ Pedagang Tidak bekerja Jumlah
Jumlah (Orang) 5 25 4 28 56 20 138
% 3.6 18.1 2.9 20.3 40.6 14.5 100,0
Jenis pekerjaan responden berdasarkan Tabel 4.7 diketahui bahwa paling banyak adalah wiraswasta/pedagang yaitu sebanyak 56 orang (40,6%) sedangkan responden dengan jenis pekerjaan paling sedikit adalah PNS/ TNI/ Polri/ Pensiunan sebanyak 5 orang (3,6%). Dengan demikian dapat dikategorikan responden yang
bekerja sebanyak 118 orang (85,5%) sedangkan yang tidak bekerja sebanyak 20 orang (14,5%). Tabel 4.8 Distribusi Reponden Menurut Penghasilan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 No 1 2
Penghasilan ≤ UM Kota Medan (Rp. 1.650.000) > UM Kota Medan (Rp. 1.650.000) Jumlah
Jumlah (Orang) 63 75 138
% 45,7 54,3 100,0
Berdasarkan Tabel 4.8 diketahui bahwa tingkat penghasilan responden paling banyak adalah > Upah Minimum Kota Medan (Rp. 1.650.000) yaitu sebanyak 75 orang (54,3%) sedangkan responden dengan tingkat penghasilan ≤ UM Kota Medan sebanyak 63 orang (45,7%). Secara keseluruhan faktor sosioekonomi responden dilakukan penjumlahan skor pekerjaan dan penghasilan sebagaimana telah ditentukan dalam aspek pengukuran metode penelitian, kemudian dikategorikan sebagai berikut. Tabel 4.9 Distribusi Responden Menurut Kategori Sosioekonomi di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 No Kategori Sosioekonomi 1 Baik 2 Sedang 3 Kurang Jumlah
Jumlah (Orang) 57 79 2 138
% 41,4 57,2 1,4 100,0
Berdasarkan Tabel 4.9 diketahui bahwa kategori sosioekonomi responden dalam pencarian pengobatan terbanyak adalah kategori sedang yaitu 79 orang (57,2%) sedangkan paling sedikit kategori kurang yaitu 2 orang (1,4%).
4.2.3 Kebutuhan Responden Kebutuhan responden dalam pencarian pengobatan yang dikaji dalam penelitian ini meliputi 3 pertanyaan sebagai berikut. Tabel 4.10 Distribusi Responden Menurut Kebutuhan Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 No 1
2
3
Kebutuhan
Ya n %
Tidak n %
Jumlah n %
Menderita sakit yang ringan sehingga mencari pengobatan ke sarana 46 pelayanan kesehatan
33.3
92
66.7 138 100,0
Menderita sakit yang sedang sehingga mencari pengobatan ke sarana 82 pelayanan kesehatan
59.4
56
40.6 138 100,0
Menderita sakit yang berat sehingga mencari pengobatan ke sarana 117 84.8 pelayanan kesehatan
21
15.2 138 100,0
Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa responden menyatakan mencari pengobatan jika menderita sakit yang ringan sebanyak 46 orang (33,3%), responden menyatakan mencari pengobatan jika menderita sakit yang sedang sebanyak 82 orang (59,4%), responden menyatakan mencari pengobatan jika menderita sakit yang berat sebanyak 117 orang (84,8%), Secara keseluruhan faktor kebutuhan responden dalam pencarian pengobatan dikategorikan : a. Tinggi : jika responden mencari pengobatan pada saat sakit ringan, sedang maupun berat
b. Sedang : jika responden mencari pengobatan pada saat sakit sedang maupun berat c. Rendah : jika responden mencari pengobatan pada saat sakit berat atau parah Hasil pengkategorian kebutuhan berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan di atas sebagai berikut Tabel 4.11 Distribusi Responden Menurut Kategori Kebutuhan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 No Kategori Kebutuhan 1 Tinggi 2 Sedang 3 Rendah Jumlah
Jumlah (Orang) 23 63 52 138
% 16,6 45,7 37,7 100,0
Berdasarkan Tabel 4.11 diketahui bahwa kategori kebutuhan responden dalam pencarian pengobatan terbanyak adalah kategori sedang yaitu 63 orang (45,7%) sedangkan paling sedikit kategori tinggi yaitu 23 orang (16,6%). 4.2.4 Pencarian Pengobatan Pencarian pengobatan yang dikaji dalam penelitian ini sebagai berikut. Tabel 4.12 Distribusi Responden Menurut Jenis Penyakit di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 No 1 2 3 4 5
Jenis Penyakit Batuk Diare Demam Influenza Sakit kulit/Tulang/Sendi Jumlah
Jumlah (Orang) 40 37 19 31 11 138
% 29.0 26.8 13.8 22.5 8.0 100,0
Jenis penyakit yang paling banyak diderita responden berdasarkan Tabel 4.12 adalah batuk yaitu sebanyak 40 orang (29,0%) sedangkan jenis penyakit paling sedikit yang diderita responden penyakit kulit/tulang/sendi sebanyak 11 orang (8,0%). Tabel 4.13 Distribusi Reponden Menurut Lama Menderita Sakit sehingga Mencari Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 No 1 1-3 hari 2 > 3 hari
Lama Menderita Sakit
Jumlah
Jumlah (Orang) 68 70 138
% 49,3 50,7 100,0
Berdasarkan Tabel 4.13 diketahui bahwa responden yang mencari pengobatan setelah menderita sakit lebih dari 3 hari sebanyak 70 orang (49,3%) sedangkan responden yang mencari pengobatan setelah menderita sakit lebih dari 1-3 hari sebanyak 68 orang (50,7%). Tabel 4.14 Distribusi Responden Menurut Cara Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 No 1 2 3 4 5 6 7
Cara Pencarian Pengobatan Dibiarkan saja Pengobatan alternatif Puskesmas Rumah sakit Balai pengobatan Praktek dokter Beli obat sendiri Jumlah
Jumlah (Orang) 7 9 5 44 16 33 24 138
% 5.1 6.5 3.6 31.9 11.6 23.9 17.4 100,0
Cara pencarian pengobatan untuk mengupayakan penyembuhan penyakit yang diderita responden yang paling banyak mencari pengobatan ke rumah sakit
berdasarkan Tabel 4.14 adalah ke rumah sakit yaitu sebanyak 44 orang (31,9%) sedangkan pencarian pengobatan ke puskesmas hanya 5 orang (3,6%). Tabel 4.15 Distribusi Reponden Menurut Anjuran Melakukan Kunjungan Ulang ke Sarana Kesehatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 No Anjuran Kunjungan Ulang 1 Ya 2 Tidak Jumlah
Jumlah (Orang) 58 80 138
% 42,0 58,0 100,0
Berdasarkan Tabel 4.15 diketahui bahwa responden yang saat berobat ke sarana kesehatan dan dianjurkan melakukan kunjungan ulang sebanyak 58 orang (42,0%) sedangkan responden yang tidak dianjurkan melakukan kunjungan ulang sebanyak 80 orang (58,0%). Tabel 4.16 Distribusi Reponden Menurut Kepatuhan Melakukan Kunjungan Ulang ke Sarana Kesehatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 No Kepatuhan Kunjungan Ulang 1 Ya 2 Tidak Jumlah
Jumlah (Orang) 46 92 138
% 33,3 66,7 100,0
Berdasarkan Tabel 4.16 diketahui bahwa responden yang melaksanakan anjuran kunjungan ulang sebanyak 46 orang (33,3%) sedangkan responden yang tidak melaksanakan anjuran melakukan kunjungan ulang sebanyak 92 orang (66,7%).
Tabel 4.17 Distribusi Responden Menurut Pencarian Pengobatan jika tidak Sembuh di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 No
Mencari Pengobatan jika Tidak Sembuh
Pengobatan 1 alternatif
Jumlah (Orang)
20
%
Tempat Pengobatan sebelumnya
14.5
a. tidak berobat : 4 orang b. beli obat sendiri: 7 orang c. praktek dokter : 9 orang
2 Puskesmas
15
10.9
a. tidak berobat : 3 orang b. beli obat sendiri : 7 orang c. puskemas : 5 orang
3 Rumah sakit
49
35.5
a. beli obat sendiri: 7 orang b. rumah sakit : 42 orang
Balai 4 pengobatan
29
21.0
a. beli obat sendiri : 10 orang b. praktek dokter : 1 0rang c. balai pengobatan : 16 orang
5 Praktek dokter
23
16.7
Praktek dokter : 23 orang
2
1.4
6
Berobat ke Luar Negeri Jumlah
138
Rumah sakit : 2 orang
100,0
Responden yang melakukan pencarian pengobatan jika setelah berobat ke suatu sarana pelayanan kesehatan namun tidak sembuh berdasarkan Tabel 4.17 paling banyak ke rumah sakit yaitu sebanyak 49 orang (35,5%) yaitu responden yang sebelumnya membeli obat sendiri sebanyak 7 orang dan rumah sakit 42 orang. Responden yang melakukan pencarian pengobatan ke luar negeri hanya 2 orang (1,4%) yang sebelumnya berobat ke rumah sakit. Pencarian pengobatan ke luar negeri sebagai pilihan jika tidak sembuh setelah berobat ke rumah sakit di Kecamatan Medan Kota merupakan gambaran kebutuhan
pelayanan kesehatan pada penduduk untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas. Secara keseluruhan pencarian pengobatan yang dilakukan responden dikategorikan baik jika melakukan pencarian pengobatan ke : puskesmas, rumah sakit, balai pengobatan dan praktek dokter, sedangkan kategori tidak baik jika tidak berobat atau mencari pengobatan ke alternatif sebagai berikut. Tabel 4.18 Distribusi Responden Menurut Kategori Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 No 1
2
Kategori Pencarian Pengobatan Baik (puskesmas, rumah sakit, balai pengobatan, praktek dokter atau beli obat sendiri) Tidak Baik (tidak berobat dan alternatif) Jumlah
Jumlah (Orang)
%
94
68,1
44
31,9
138
100,0
Berdasarkan Tabel 4.18 diketahui bahwa kategori pencarian pengobatan terbanyak adalah kategori baik yaitu 94 orang (68,1%) sedangkan paling sedikit kategori tidak baik yaitu 44 orang (31,9%). Responden yang melakukan pencarian pengobatan yang baik (ke puskesmas, rumah sakit, balai pengobatan dan praktek dokter) atau pencarian pengobatan tidak baik jika tidak berobat atau mencari pengobatan ke alternatif terkait dengan tingkat kebutuhan berdasarkan tingkat keparahan (ringan, sedang dan berat) penyakit yang dirasakan responden, seperti pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.19 Pencarian Pengobatan menurut Faktor di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 Pencarian Pengobatan Dibiarkan saja Alternatif Puskesmas Rumah sakit Balai pengobatan Praktek dokter Beli obat sendiri
Ringan n 7 1 0 2 1 3 9
% 100.0 11.1 0.0 4.5 6.3 9.1 37.5
Penyakit Sedang n % 0 0.0 4 44.4 5 100.0 17 38.6 4 25.0 24 72.7 9 37.5
Sosiodemografi
Berat n % 0 0.0 4 44.4 0 0.0 25 56.8 11 68.8 6 18.2 6 25.0
Berdasarkan Tabel 4.19 diketahui bahwa responden yang menderita sakit ringan lebih banyak yang melakukan pencarian pengobatan dengan cara membeli obat sendiri yaitu 9 orang (37,5%). Responden yang menderita sakit sedang lebih banyak yang melakukan pencarian pengobatan ke praktek dokter yaitu 24 orang (72,7%), sedangkan responden responden yang menderita sakit berat atau parah lebih banyak yang melakukan pencarian pengobatan ke rumah sakit yaitu 25 orang (56,8%). 4.3 Analisis Bivariat Analisis hubungan variabel sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan dengan variabel pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota dilakukan uji chi square sebagai berikut.
Tabel 4.20 Pencarian Pengobatan menurut Faktor di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
Sosiodemografi Baik Sedang Kurang
Pencarian Pengobatan Baik Tidak Baik n % n % n 8 100,0 0 0,0 8 79 69,3 35 30,7 114 7 43,8 9 56,3 16
Sosiodemografi
Total % 100,0 100,0 100,0
Chi Square
p=0,016
Berdasarkan Tabel 4.20 diketahui bahwa responden di Kecamatan Medan Kota yang mempunyai faktor sosiodemografi kategori baik seluruhnya mencari pengobatan pada kategori baik. Sedangkan responden yang mempunyai faktor sosiodemografi kategori kurang lebih banyak yang melakukan pencarian pengobatan kategori tidak baik. Hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,015 < 0,05 menunjukkan ada hubungan antara faktor sosiodemografi dengan pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota. Tabel 4.21 Pencarian Pengobatan menurut di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
Sosioekonomi Baik Sedang Kurang
Faktor
Pencarian Pengobatan Baik Tidak Baik n % n % n 46 80,7 11 19,3 57 48 60,8 31 39,2 79 0 0,0 2 100,0 2
Total % 100,0 100,0 100,0
Sosioekonomi
Chi Square
p=0,006
Berdasarkan Tabel 4.21 diketahui bahwa responden di Kecamatan Medan Kota yang mempunyai faktor sosioekonomi kategori baik lebih banyak mencari pengobatan pada kategori baik. Sedangkan responden yang mempunyai faktor
sosioekonomi kategori kurang seluruhnya melakukan pencarian pengobatan kategori tidak baik. Hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,006 < 0,05 menunjukkan ada hubungan antara faktor sosioekonomi dengan pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota. Tabel 4.22 Pencarian Pengobatan menurut di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013
Faktor
Pencarian Pengobatan Baik Tidak Baik n % n % n 21 91.3 2 8.7 23 53 84.1 10 15.9 63 20 38.5 32 61.5 52
Kebutuhan Tinggi Sedang Rendah
Kebutuhan
Total % 100,0 100,0 100,0
Chi Square
p=0,000
Berdasarkan Tabel 4.22 diketahui bahwa responden di Kecamatan Medan Kota yang mempunyai faktor kebutuhan kategori baik lebih banyak mencari pengobatan pada kategori baik. Sedangkan responden yang mempunyai faktor kebutuhan kategori kurang lebih banyak yang melakukan pencarian pengobatan kategori tidak baik. Hasil uji chi square diperoleh nilai p = 0,000 < 0,05 menunjukkan ada hubungan antara faktor kebutuhan dengan pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota.
4.4 Analisis Multivariat (Uji Regresi) Analisis
multivariat
untuk
mengetahui
pengaruh
variabel
bebas
(sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan) terhadap variabel terikat (pencarian
pengobatan) di Kecamatan Medan Kota menggunakan uji regresi logistik ganda sehingga siketahui pengaruh secara parsial atau masing-masing variabel bebas maupun secara bersama-sama. Hasil analisis regresi logistik ganda dapat dilihat pada tabel 4.23 berikut. Tabel 4.23 Hasil Uji Pengaruh Sosiodemografi, Sosioekonomi dan Kebutuhan terhadap Pencarian Pengobatan Variabel Independen Sosiodemografi Sosioekonomi Kebutuhan
Signifikansi (p) 0,001 0,010 0,000
Nilai Exp B (OR) 7,690 3,387 8,564
Hasil analisis multivariat dengan regersi logistik ganda ditemukan bahwa variabel sosiodemografi, sosioekonomi dan kebutuhan berpengaruh signifikan dan positif terhadap pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota. Nilai regresi Exp B (odds ratio) menunjukkan peluang masyarakat di Kecamatan Medan Kota melakukan pencarian pengobatan untuk variabel sosiodemografi sebesar 7,690 variabel sosioekonomi sebesar 3,387 dan variabel kebutuhan sebesar 8,564. Dilihat dari setiap variabel maka diketahui faktor kebutuhan merupakan variabel yang paling besar mempengaruhi pencarian pengobatan. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa masyarakat di Kecamatan Medan Kota akan mencari pengobatan jika adanya kebutuhan.
Variabel bebas secara bersama-sama mampu menjelaskan pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota sebesar 45,0% seperti yang ditunjukkan nilai Negelkerke R Square = 0,450 (lampiran 5), selebihnya dijelaskan faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
BAB 5 PEMBAHASAN 5.1 Pengaruh Sosiodemografi terhadap Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang mempunyai faktor sosiodemografi (pendidikan, pengetahuan dan sikap) pada kategori sedang sebanayak 114 orang (82,6%), persentase ini lebih besar dibandingkan responden dengan faktor sosiodemografi kategori baik maupun kurang. Hasil analisis pencarian pengobatan menurut kategori sosiodemografi diperoleh p = 0,015 < 0,05, yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor sosiodemografi dengan pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota. Nilai Odds Ratio (OR) sebesar 7,690 pada analisis multivariat, artinya bahwa kemungkinan atau peluang masyarakat yang mempunyai faktor sosiodemografi yang baik lebih besar 7 sampai 8 kali untuk melakukan pencarian pengobatan dengan baik dibandingkan masyarakat yang faktor sosiodemografinya kurang. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa penduduk Kecamatan Medan Kota yang mempunyai sosiodemografi yang baik, yaitu tingkat pendidikan tinggi (Diploma dan Sarjana), pengetahuan yang baik tentang kesehatan serta mempunyai sikap yang positif tentang kesehatan mencari pengobatan dengan kategori baik pada saat menderita suatu penyakit atau gangguan kesehatan, yaitu dengan cara berobat ke pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit balai pengobatan atau praktek dokter. Sebaliknya yang mempunyai sosiodemografi yang tidak baik yaitu tingkat
pendidikan rendah (SD, SMP dan SMA), pengetahuan yang tidak baik tentang kesehatan serta mempunyai sikap yang negatif tentang kesehatan akan mencari pengobatan pada saat menderita suatu penyakit atau gangguan kesehatan mencari pengobatan dengan kategori tidak baik, yaitu dengan cara berobat ke pelayanan alternatif atau di biarkan saja. Faktor sosiodemografi lain yang dikaji dalam penelitian ini menyangkut umur dan jenis kelamin. Hasil penelitian menunjukkan persentase responden yang berumur 23-40 tahun sebanyak 81,2%, hal tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada usia produktif, sehingga jika menderita suatu penyakit atau gangguan kesehatan dapat mengakibatkan tidak mampu bekerja atau beraktifitas seperti biasanya. Dengan demikian upaya pencarian pengobatan pada responden yang berusia 23-40 tahun dilakukan dengan segera sehingga tingkat produktifitasnya dalam bekerja tidak terganggu. Jenis kelamin responden lebih banyak laki-laki (90,6%), hal ini terkait dengan sampel penelitian ini didasarkan pada Kepala Keluarga (KK) sehingga proses wawancara dilakukan kepada kepala rumah keluarga (bapak) pada setiap keluarga. Namun ditemukan sebanyak 9,4% keluarga yang pada saat dilakukan wawancara, kepala keluarganya sedang tidak berada di rumah. Proses pencarian pengobatan dalam suatu keluarga biasanya merupakan keputusan dari kepala keluarga, oleh karena itu tingkat pemahaman kepala keluarga tentang konsep sehat sakit serta pengetahuan tentang pentingnya pengobatan untuk setiap gangguan kesehatan yang
diderita anggota keluarga, sangat menentukan pemilihan sarana pelayanan kesehatan yang mana untuk digunakan oleh keluarga tersebut. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan responden cukup bervariasi dari SD sampai Perguruan Tinggi dan sebagian besar responden berpendidikan menengah (SMA).
Dengan adanya perbedaan tingkat pendidikan
secara langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir. sudut pandang dan penerimaan klien terhadap tindakan-tindakan pengobatan yang diterimanya. Dengan latar belakang pendidikan masyarakat yang berbeda ini akan mempengaruhi sikapnya tentang pencarian pengobatan. Sesuai penelitian Sugiyanto (2002) di Kabupaten Grobogan ada pengaruh lemah antara pekerjaan ibu dengan tindakan pertama pengobatan bayi, pengaruh cukup kuat terjadi antara persepsi penyakit dengan tindakan pengobatan pertama, persepsi tentang pengobatan modern dengan tindakan pertama pengobatan, dan pengalaman pengobatan modern dengan tindakan pertama pengobatan. Pengaruh lemah juga terjadi antara pekerjaan ibu dan persepsi tentang penyakit dengan jenis obat pertama dimanfaatkan. Pengaruh cukup kuat terjadi antara persepsi pengobatan modern dan pengalaman pengobatan modern dengan jenis obat yang pertama dimanfaatkan. Uji regresi logistik menunjukkan pengalaman pengobatan modern dapat memprediksi jenis pengobatan dan obat yang pertama dimanfaatkan. Untuk meningkatkan pengobatan pada tenaga kesehatan dan penggunaan obat modern perlu ada distribusi tenaga kesehatan pada semua desa dengan menyediakan obat yang
memadai. Untuk mengurangi resiko pengobatan tradisional maka perlu ada wadah koordinasi antara tenaga kesehatan dan pengobatan tradisional. Sesuai penelitian Sukiswoyo (2005) di Kabupaten Pekalongan menyimpulkan bahwa hasil analisa bivariat menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara umur, jenis kelamin, pendidikan, pendapatan, keparahan sakit, jarak ke pusat layanan kesehatan dan nasehat kesehatan dengan praktek pencarian pengobatan penderita suspek malaria. Penelitian Basir (2006) di Jepara menyimpulkan bahwa dukungan terhadap orang yang sakit berhubungan dengan minat memanfatkan pelayanan kesehatan, dengan demikian pihak rumah sakit sebagai penyedia pelayanan kesehatan harus mempertahankan layanan yang baik dan cocok untuk pasien, melakukan kerja sama dengan perusahaan dalam rangka pembiayaan pengobatan bagi karyawan perusahaan, menyediakan dana untuk kegiatan promosi, membuat strategi pemasaran dalam menghadapi persaingan pasar, berusaha menyediakan teknologi sesuai tuntutan masyarakat. Pengetahuan responden tentang pencarian pengobatan kemungkinan dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, misalnya pengalaman, serta sarana informasi. Secara teori bahwa pengetahuan tidak hanya didapat secara formal melainkan juga melalui pengalaman. Selain itu pengetahuan juga didapat melalui sarana informasi yang tersedia di rumah, seperti radio dan televisi. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga sehingga penggunaan pancaindra terhadap suatu informasi sangat penting.
Menurut Green dalam Notoatmodjo (2003) semakin tinggi pengetahuan seseorang semakin besar pula kemungkinan seseorang melakukan tindakan yang berkaitan dengan pengetahuan tersebut. Hal ini dapat dilihat bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan cukup tentang pencarian pengobatan. Menurut Notoatmodjo (2003) perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari pengetahuan sehingga pengetahuan responden yang terkategori cukup bisa menghentikan perilaku berobat ke pengobatan non medis bila tidak ada perubahan yang dirasakan. Selain faktor pengetahuan, pendidikan juga dapat mempengaruhi kepatuhan seseorang dalam berobat, hal ini dapat dilihat bahwa ada responden yang dianjurkan melakukan kunjungan ulang saat berobat ke sarana kesehatan, namun responden tersebut tidak melakukannya. Meskipun belum tentu responden dengan pendidikan tinggi mempunyai kepatuhan tinggi dalam menjalani pengobatan, akan tetapi dapat juga responden dengan pendidikan rendah mempunyai kepatuhan yang tinggi dalam menjalani pengobatan. Hal ini dapat terjadi mengingat bahwa individu adalah sosok yang unik yang memiliki beranekaragam kepribadian, sifat, budaya, maupun kepercayaan. Dalam teori disebutkan bahwa kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya maupun lingkungannya, sehingga corak dan cara kebiasaannya itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas dan spesifik berbeda dengan orang lain. Sikap responden tentang pencarian pengobatan juga masih beragam, dimana masih ditemukan responden yang menyatakan setuju jika dibiarkan saja saat
menderita sakit, sebaliknya masih ada juga responden yang tidak setuju mencari pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan modern. Sesuai pendapat Soejoeti (2005) bahwa ada tiga faktor yang menyebabkan timbulnya perubahan, pemahaman, sikap dan perilaku seseorang, sehingga seseorang mau mengadopsi perilaku baru yaitu: (1) kesiapan psikologis ditentukan oleh tingkat pengetahuan, kepercayaan, (2) adanya tekanan positif dari kelompok atau individu dan (3) adanya dukungan lingkungan. Dijelaskan juga oleh Green (2000) bahwa mewujudkan sikap menjadi perbuatan yang nyata diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan. Faktor yang mendukung tersebut adalah: 1) faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, keyakinan, persepsi), 2) faktor pendukung (akses pada pelayanan kesehatan, keterampilan dan adanya referensi), 3) faktor pendorong terwujud dalam bentuk dukungan keluarga, tetangga, dan tokoh masyarakat. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian Supardi, dkk (2002) yang menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap berhubungan dengan perilaku pengobatan sendiri. Dharmasari (2007) juga menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap berhubungan dengan pengobatan sendiri yang aman, tepat, dan rasional. Sikap dapat dianggap sebagai suatu predisposisi umum untuk berespons atau bertindak secara positif atau negatif terhadap suatu objek atau orang disertai emosi positif atau negatif. Dengan kata lain sikap perlu penilaian. Ada penilaian positif, negatif dan netral tanpa reaksi afektif apapun, umpama tertarik kepada seseorang, benci terhadap suatu iklan, suka makanan tertentu. Ini semua adalah contoh sikap. Sikap dipengaruhi oleh kepribadian, pengalaman, pendapat umum, dan latar
belakang. Sikap mewarnai pandangan terhadap seseorang terhadap suatu objek, memengaruhi perilaku dan relasi dengan orang lain. Untuk bersikap harus ada penilaian sebelumnya. Sikap bisa baik atau tidak baik. Perasaan sering berakar dalam sikap dan sikap dapat diubah. Sikap biasanya sedikit atau banyak berhubungan dengan kepercayaan. Dalam beberapa hal sikap merupakan akibat dari suatu kumpulan kepercayaan (Maramis, 2006) 5.2 Pengaruh Sosioekonomi terhadap Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang mempunyai faktor sosioekonomi yaitu faktor pekerjaan dan penghasilan, yang bekerja sebanyak 118 orang (85,5%) dan yang penghasilannya > UMK Kota Medan (Rp. 1.650.000) sebanyak 75 orang (54,3%). Hasil analisis pencarian pengobatan menurut kategori sosioekonomi diperoleh p =0,006 < 0,05, yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor sosioekonomi dengan pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota. Nilai Odds Ratio (OR) sebesar 3,387 pada analisis multivariat, artinya bahwa kemungkinan atau peluang masyarakat yang mempunyai faktor sosioekonomi yang baik lebih besar 3 sampai 4 kali untuk melakukan pencarian pengobatan dengan
baik dibandingkan
masyarakat
yang
faktor
sosioekonominya kurang. Sesuai penelitian Delima (2004) tentang pengobatan balita di Kabupaten Purwerejo menemukan bahwa keluarga dengan kemampuan rendah cenderung mencari pengobatan ke pelayanan non nakes. Variabel lain yang berhubungan dengan
perilaku pencarian pengobatan adalah usia balita, tempat tinggal keluarga, biaya pengobatan dan beratnya gejala penyakit. Usia anak lebih tua dan tempat tinggal anak di pedesaan lebih memilih ke pelayanan non kesehatan. Biaya pengobatan juga berhubungan dengan pengambilan keputusan untuk membawa balita ke pelayanan kesehatan. Gejala lain dari ISPA, seperti badan panas,
bernapas cepat dapat
meningkatkan membawa balita ke pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada kesenjangan antara pencarian pengobatan pada responden yang sosioekonominya baik dengan yang sedang dan kurang. Kesenjangan tersebut dapat dilihat dari persentase responden yang mencari pengobatan ke puskesmas hanya 3,6% sedangkan ke rumah sakit sebesar 31,9%. Meskipun responden di Kecamatan Medan Kota telah memiliki kartu Medan Sehat tetapi tidak bersedia untuk berobat ke pelayanan kesehatan pemerintah (puskesmas). Sejalan dengan penelitian (Littik, 2008) bahwa meskipun telah memiliki asuransi, masyarakat lebih memilih untuk mengabaikan keluhan kesehatan yang ada ataupun mencari pengobatan sendiri dibanding mencari pengobatan ke fasilitas kesehatan. Hal ini kemungkinan terjadi dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai kegunaan pelayanan kesehatan, pengobatan dan informasi lainnya mengenai akibat dari penyakit yang diderita mereka apabila mereka tidak segera berobat. Selain itu dimungkinkan karena kurangnya sosialisasi pelayanan kesehatan ke masyarakat agar masyarakat tidak segan untuk berobat di pelayanan kesehatan tersebut. Alasan lainnya adalah responden belum sempat untuk pergi
berobat ke pelayanan kesehatan dikarenakan mereka harus bekerja, dan apabila mereka meninggalkan pekerjaannya maka mereka tidak mendapat penghasilan untuk menghidupi keluarga. Sesuai dengan penelitian (Hediyati, 2001) tindakan yang dilakukan keluarga pada saat adanya gejala penyakit, ditemukan bahwa individu cenderung lebih takut terhadap ancaman kehilangan pekerjaan daripada ancaman penyakit. Walaupun jaminan kesehatan dapat membantu banyak orang yang berpenghasilan rendah dalam memperoleh perawatan yang mereka butuhkan, tetapi ada alasan lain disamping biaya perawatan kesehatan, yaitu adanya celah diantara kelas sosial dan budaya dalam penggunaan pelayanan kesehatan. Seseorang yang berasal dari kelas sosial menengah ke bawah merasa diri mereka lebih rentan untuk terkena penyakit dibandingkan dengan mereka yang berasal dari kelas atas. Sebagai hasilnya mereka yang berpenghasilan rendah lebih tidak mungkin untuk mencari pengobatan penyakit.
5.3 Pengaruh Kebutuhan terhadap Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa responden yang mempunyai faktor kebutuhan yang dirasakan pada kategori sedang sebanyak 63 orang (45,7%), persentase ini lebih besar dibandingkan responden dengan faktor kebutuhan kategori baik maupun kurang. Hasil analisis pencarian pengobatan menurut kategori kebutuhan diperoleh p =0,000 < 0,05, yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor kebutuhan dengan pencarian pengobatan di Kecamatan
Medan Kota. Nilai Odds Ratio (OR) sebesar 8,564 pada analisis multivariat, artinya bahwa kemungkinan atau peluang masyarakat yang mempunyai faktor kebutuhan baik lebih besar 8 sampai 9 kali untuk melakukan pencarian pengobatan dengan baik dibandingkan masyarakat yang faktor kebutuhannya kurang. Menurut (Littik, 2008) kebutuhan diukur sebagai gangguan kesehatan atau kesakitan yang dikeluhkan sendiri oleh individu yang bersangkutan. Status kesehatan merupakan ukuran yang memadai untuk mengukur kebutuhan kesehatan atau pemanfaatan ke pelayanan kesehatan. Kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan dapat diukur menggunakan penilaian kesehatan individu. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa 84,8% responden yang menyatakan mencari pengobatan jika menderita sakit yang berat. Berdasarkan distribusi penyakit yang diderita responden dan keluarga paling banyak adalah batuk (29,0%). Dalam penelitian ini responden yang tidak membutuhkan ke pelayanan kesehatan sebagian besar mencari pengobatan dengan membeli obat ke toko obat (17,4%), bahkan adapula responden yang pergi ke fasilitas pengobatan tradisional (6,5%) dikarenakan mereka lebih percaya pada pengobatan tradisional daripada harus berobat ke fasilitas kesehatan modern. Masyarakat yang tidak berobat di puskesmas dikarenakan beberapa alasan diantaranya adalah sebagian besar responden merasa tidak sembuh bila berobat di Puskesmas, selain itu adanya pandangan bahwa responden tidak yakin apabila penyakitnya diobati di Puskesmas. Sedangkan responden yang menggunakan pelayanan di Puskesmas sebagian besar menyatakan
bahwa alasan mereka kesana karena menggunakan kartu Medan Sehat, dekat dengan rumah dengan biaya yang relatif murah. Sesuai penelitian Purwono (2007) di Kabupaten Kulon Progo bahwa variabel status ekonomi dan kebutuhan akan pengobatan memiliki hubungan yang erat dengan penentuan pemilihan pengobatan. Dari penelitian ini didapatkan hasil bahwa variabel yang berpengaruh pada penentuan pemilihan pengobatan adalah pendidikan, jarak, status ekonomi dan kebutuhan, yang mana variabel kebutuhan merupakan faktor yang paling berpengaruh dalam penentuan pemilihan pengobatan. Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah hasil dari proses pencarian pelayanan kesehatan oleh seseorang maupun kelompok (Kurniawati, 2008). Kesehatan individu dan status sosial ekonomi adalah determinan utama dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Seseorang dengan status kesehatan yang buruk akan meningkatkan pemanfaatannya ke pelayanan kesehatan (Gordon et al., 2002). Individu akan ditindaklanjuti dengan upaya mengatasinya. Upaya tersebut dapat berupa pengobatan sendiri atau dengan bantuan pengobatan dari pelayanan kesehatan. Upaya pengobatan sendiri banyak membantu dalam mengatasi keluhan kesehatan yang ringan, dengan adanya upaya tersebut akan mengurangi beban dari fasilitas pelayanan kesehatan menangani kasus yang sebenarnya dapat ditangani sendiri. Masalah kesehatan yang cukup serius sudah seharusnya ditangani secara baik oleh pihak yang bertanggung jawab yaitu fasilitas pelayanan kesehatan. Penanganan masalah kesehatan yang terpenuhi dan berkualitas akan meningkatkan derajat kesehatan suatu masyarakat.
Pola pencarian pertolongan ke fasilitas kesehatan untuk menangani keluhan kesehatan secara nasional sangat membantu untuk mengetahui sejauh mana pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan serta kepuasan terhadap pelayanan yang diberikan. Pengetahuan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola pemanfaatan fasilitas kesehatan akan dapat digunakan sebagai informasi dalam menetapkan strategi dalam melaksanakan pembangunan kesehatan. Tanpa informasi yang tepat, pembangunan kesehatan yang dilaksanakan menjadi tidak baik dan sebagai hasilnya pembangunan kesehatan tidak sesuai dengan kebutuhan dan keadaan masyarakat. Kebutuhan terhadap pengobatan umumnya dikaitkan dengan kondisi sakit yang menganggu aktifitas. Penelitian Handayani dkk (2003) menyatakan bahwa aktivitas pada penduduk sakit dengan upaya pencarian pertolongan pengobatan maka dapat dilihat bahwa ada kecenderungan yang sama untuk melakukan pengobatan sendiri baik pada penduduk sakit dengan atau tanpa gangguan aktivitas. Persentase penduduk sakit tanpa gangguan aktivitas (58,4%) lebih besar dalam upaya pencarian pengobatan sendiri dibanding penduduk sakit dengan gangguan aktivitas (54,6%). Sebaliknya pada penduduk sakit yang mencari pengobatan rawat jalan umumnya lebih banyak dilakukan oleh penduduk sakit yang mengalami gangguan aktivitas dibanding yang tanpa gangguan aktivitas. Lamanya terjadi gangguan aktivitas akibat sakit juga menjadi faktor penentu mencari pengobatan, sesuai penelitian Handayani dkk (2003) bahwa dari lamanya gangguan aktivitas dapat diasumsikan tingkat keparahan suatu keluhan kesehatan. Dengan atau tanpa gangguan aktivitas untuk memilih penggunaan obat modern dalam
upaya pengobatan sendiri. Semakin lama gangguan aktivitas, kecenderungan penggunaan obat modern bahkan menurun sedikit. Namun sebaliknya penggunaan obat tradisional justru meningkat secara tajam pada gangguan aktivitas yang semakin lama, demikian pula dengan pengobatan lainnya meskipun peningkatannya landai. Ada kemungkinan bahwa kecenderungan masyarakat untuk melakukan pengobatan sendiri dengan obat modern adalah oleh karena ketersediaan obat modern yang sampai ke pelosok dan dapat dibeli dengan bebas dengan harga terjangkau. Namun bila dirasa tidak dapat menyembuhkan penyakitnya, mereka beralih kepada obat tradisional. Pada upaya rawat jalan juga terjadi peningkatan tajam seiring dengan semakin lamanya terjadi gangguan aktivitas, namun menurun kembali pada gangguan lebih dari 14 hari. Hal ini mungkin terjadi karena keluarga pada awalnya menganggap adanya gangguan aktivitas sebagai tanda beratnya penyakit sehingga harus dibawa ke fasilitas pengobatan. Persentase responden di Kecamatan Medan Kota yang mencari pengobatan setelah menderita sakit lebih dari 3 hari relatif lebih banyak dibandingkan yang menderita sakit 1-3 hari. Hasil penelitian ini menunjukkan kesesuaian dengan penelitian Handayani dkk (2003) bahwa lamanya seseorang menderita sakit yang menyebabkan tidak dapat beraktifitas menjadi faktor penentu dalam pencarian pengobatan. Masyarakat atau anggota masyarakat yang mendapat penyakit, dan tidak merasakan sakit (disease but no illness) tentunya tidak akan bertindak apa-apa terhadap penyakitnya tersebut. Tetapi bila mereka diserang penyakit dan juga merasakan sakit, maka baru timbul berbagai macam perilaku dan usaha. Penelitian
Suchman dalam Handayani dkk (2003) tentang perilaku kesehatan dalam konteks sosial budaya cukup memberi harapan, dan menyangkut hubungan yang bersifat hipotesis antara orientasi kesehatan atau perilaku dengan hubungan sosial atau struktur kelompok. Model Suchman yang terpenting adalah menyangkut pola sosial dan perilaku sakit yang tampak pada cara orang mencari, menemukan, dan melakukan perawatan. Perlu diketahui bahwa hasil yang diperoleh seseorang pada tahap pengenalan gejala penyakit (seperti juga pada tahap-tahap lainnya), berbeda satu sama lain. Secara teoritis, setelah tahap pengalaman gejala hingga tahap mengira bahwa dirinya sakit, terbuka beberapa alternatif yang dapat dipilih seseorang, misalnya menolak anggapan bahwa dirinya sakit atau mengulur waktu mencari pertolongan medis. Pada saat orang mengira bahwa dirinya sakit, maka orang akan mencoba mengurangi atau mengontrol atau mengurangi gejala tersebut melalui pengobatan sendiri. Sementara itu pihak keluarga dan teman-teman dimintai nasehat, sistem rujukan awam dapat mempengaruhi seseorang untuk berperan untuk berperan sakit, sedangkan upaya mendiskusikan gejala itu dengan orang-orang terdekat atau “orang penting” lainnya bertujuan untuk memperoleh “pengakuan” yang diperlukan agar ia mendapat kebebasan dari tuntutan dan tanggung jawab sosial tertentu. Selanjutnya, pada saat berhubungan dengan pihak pelayanan kesehatan, pelaksana tenaga kesehatan dapat membantu kebutuhan fisik dan psikologis pasien, dengan jalan memberikan diagnosis dan pengobatan terhadap gejala, atau memberikan pengesahan (legitimacy) agar pasien dibebaskan dari tuntutan-tuntutan, tanggung jawab dan
kegiatan tertentu. Seperti juga pada tahap-tahap sebelumnya, seseorang bisa dipercaya dan menerima tindakan atau saran untuk pengobatan, dan bisa juga menolaknya. Boleh jadi juga ia akan mencari informasi serta pendapat-pendapat dari sumber pelayanan kesehatan lainnya. Fenomena pencarian pengobatan yang cukup menarik dan perlu dicermati dalam penelitian ini adalah ada 14,5% responden yang menyatakan akan mencari pengobatan alternatif jika tidak sembuh pada pengobatan yang dilakukan sebelumnya. Hal ini mengindikasikan bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan medis (modern) untuk pengobatan penyakit yang diderita masyarakat akan mengalami perubahan keyakinan atau kepercayaan jika setelah proses pengobatan tidak memberikan
kesembuhan
sebagaimana
yang
diharapkannya,
sehingga
ada
kecenderungan masyarakat akan mencoba ke sarana pelayanan kesehatan lain seperti pelayanan kesehatan tradisional. Pengobatan alternatif merupakan salah satu usaha pelayanan kesehatan yang masih banyak digunakan oleh masyarakat ketika kedokteran modern tidak lagi bisa menyelesaikan masalah kesehatan mereka. Walaupun kadang tidak logis tetapi banyak fakta yang menunjukkan bahwa pengobatan ini mendatangkan kesembuhan bagi mereka. Fenomena ini terjadi akibat pengaruh yang kuat dari berbagai faktor sosial masyarakat terhadap upaya dalam mencari pengobatan, misalnya mahalnya biaya pengobatan modern, distribusi pelayanan kesehatan yang tidak merata dan tidak berhasil menyembuhkan. Banyaknya gugatan malpraktik yang terjadi belakangan ini diduga juga mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap kedokteran modern.
Kesembuhan yang mereka dapat dari pengobatan alternatif bersifat menetap dan dirasakan secara pribadi oleh pasien. Secara sadar atau tidak, cara pengobatan ini telah menggerakkan mekanisme tertentu yang memberikan perasaan pribadi bahwa ada perbaikan atau kesembuhan yang dapat dibuktikan secara ilmiah. Bagi ilmu pelayanan kesehatan unsur ini penting karena menentukan perilaku mencari sehat, di samping itu pada dasarnya penyembuhan sebagian besar ditentukan oleh proses penyembuhan diri (self healing), suatu paradigma dalam ilmu kedokteran yang sering menjadi pusat perhatian para pelaku pengobatan alternatif. Menurut Susenas (2010) sebesar 32,87% menggunakan obat tradisional selanjutnya berdasarkan penelitian Nurwening (2012) menyatakan pemanfaatan pengobatan obat tradisional di Surabaya sebanyak 1.528 pasien. Menurut laporan Seni Pengobatan Alternatif oleh Walcott (2004) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor berdasar alasan-alasan mengapa seseorang memilih atau tidak memilih suatu jenis pengobatan. Faktor ini bisa disederhanakan sebagai pengaruh ekonomi, kepercayaan dan kebudayaan, sosial dan demografi, agama serta geografi dan pribadi. Perilaku pencarian pengobatan ke pengobatan alternatif radiesthesi medik dilatarbelakangi oleh beberapa faktor. Kegagalan pada sistem pengobatan modern seringkali menjadi faktor utama seseorang mengalihkan usaha penyembuhannya ke pengobatan alternatif. Faktor lain antara lain biaya ke dokter mahal, letak fasilitas kesehatan yang jauh dan pelayanan yang kurang memuaskan. Pengaruh kebutuhan terhadap pencarian pengobatan dapat dijelaskan dari teori equity menurut Sen dalam Permatasari dan Rochmah (2007) yang menyatakan equity
dalam kesehatan menunjukkan bahwa idealnya setiap orang memiliki kesempatan yang adil untuk memperoleh kesehatan yang sebaik-baiknya dan tidak dirugikan dalam memperoleh pelayanan kesehatan. Masyarakat dengan status sosial ekonomi yang berbeda seharusnya memperoleh pelayanan kesehatan yang sama sesuai dengan kebutuhannya, termasuk akses yang sama dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan. Equity dalam pelayanan kesehatan dijelaskan sebagai persamaan dalam akses pelayanan kesehatan untuk kebutuhan yang sama, persamaan pemanfaatan untuk kebutuhan yang sama, dan kualitas pelayanan yang sama untuk semua masyarakat yang menggunakan. Menurut Braveman (2006) equity dalam pelayanan kesehatan memerlukan alokasi sumberdaya dan akses ke pelayanan kesehatan yang ditentukan oleh kebutuhan kesehatan. Equity dapat dibagi menjadi dua yaitu equity horizontal dan equity vertikal. Equity horizontal artinya orang dengan kebutuhan yang sama mempunyai kesempatan yang sama untuk mendapatkan pelayanan kesehatan. Equity vertikal merupakan alokasi dari sumberdaya yang berbeda untuk level kebutuhan yang berbeda pula. Persamaan dan kesamaan harus diperlakukan sama dan ketidaksamaan harus diperlakukan secara proporsional pada ketidaksetaraan mereka. Pada equity dalam pemberian pelayanan kesehatan, kebutuhan sering dinyatakan sebagai nilai yang harus relevan, ini berarti bahwa seseorang dengan kebutuhan yang sama harus mendapatkan perlakuan yang sama (equity horizontal). Equity vertikal berarti seseorang dengan kebutuhan yang lebih tinggi seharusnya mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih tinggi, proporsional dengan kebutuhan mereka.
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan 1. Faktor sosiodemografi (umur, jenis kelamin, pendidikan, pengetahuan dan sikap) berpengaruh terhadap pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Kecamatan Medan Kota yang mempunyai sosiodemografi yang baik, khususnya pengetahuan dan sikap tentang pencarian pengobatan akan berupaya mencari pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan. 2. Faktor sosioekonomi (pekerjaan dan penghasilan) berpengaruh terhadap pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota. Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Kecamatan Medan Kota yang mempunyai kemampuan
secara
sosioekonomi
yaitu
mempunyai
pekerjaan
dan
penghasilan diatas upah minimum akan berupaya mencari pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan. 3. Faktor kebutuhan yang dirasakan berpengaruh terhadap pencarian pengobatan di Kecamatan Medan Kota (merupakan faktor paling dominan mempengaruhi pencarian pengobatan). Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa masyarakat Kecamatan Medan Kota yang mengalami suatu keluhan kesehatan atau penyakit yang dirasakan perlu diobati akan berupaya mencari pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan.
6.2 Saran Berdasarkan hasil penelitian ini ada beberapa saran yang perlu dijadikan pertimbangan adalah : 1. Perlu dilakukan peningkatan pengetahuan serta perubahan sikap tentang penyakit dan pencarian pengobatan bagi masyarakat, melalui penyuluhan tentang penyakit serta sosialisasi program kesehatan seperti program Medan Sehat, sehingga setiap masyarakat yang mengalami gangguan kesehatan akan berupaya mencari pengobatan. 2. Kepada petugas kesehatan supaya memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan masyarakat, sehingga masyarakat mencari pengobatan sesuai dengan penyakit yang dideritanya. 3. Bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian yang sejenis dengan penelitian ini, diharapkan mengkaji faktor atau variabel yang lebih luas, misalnya menambahkan variabel tentang faktor kualitas, jarak atau kelengkapan fasilitas sarana pelayanan kesehatan seperti puskesmas, karena secara teori faktor pemberi pelayanan kesehatan juga berpengaruh terhadap masyarakat dalam pencarian pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA
Andersen, 1994 Behavioral Model of Families Use of Health Services, Center for Health Administration Studies, Research Series 25, the University of Chicago. Arikunto. 2006. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Assegaf, F; Romeo, P dan Marni, 2010. Studi Perilaku Pencarian Pengobatan oleh Ibu dalam Menangani Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Bakunase Kota Kupang Tahun 2010, Jurnal MKM Vol.05 No.01 Desember 2010 Azwar, 2002, Sikap Manusia dan Pengukurannya, Jakarta: PT. Rineka Cipta Basir, A, 2006. Beberapa Faktor yang Berhubungan dengan Minat Ulang Konsumen Menggunakan Pelayanan Rawat Jalan di Klinik “ABA Medica“ Jepara, Tesis. Universitas Diponegoro Semarang Braveman, P., 2006. Health Disparities And Health Equity: Concepts and Measurement. Annual Review of Public Health Delima, 2004. Hubungan kemampuan membayar keluarga dengan perilaku pencarian pengobatan ke pelayanan kesehatan pada Balita ISPA di Kabupaten Purworejo. Tesis. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada Depkes RI, 2004, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tentang Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat, Jakarta ________, 2005, Pedoman Penyelenggaraan Puskesmas di Perkotaan, Jakarta ________, 2009, Perencanaan Program Puskesmas Perawatan, Jakarta Dever, A, 1984. Epidemiology in Health Services Management, United Stated of America : An Aspen system Corporation. Dharmasari S. 2007. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Pengobatan Sendiri Yang Aman Tepat Dan Rasional Pada Masyarakat Kota Bandar Lampung Tahun 2003. Tesis. http://www.digilib.ui.ac.id Dinas Kesehatan Kota Medan, 2011. Profil Dinas Kesehatan Kota Medan Tahun 2010, Medan.
Gordon, L., Zhao, Z., Cai, R. & Yamada, T., 2002. Equity in Health Care Acces to: Acessing the Urban Health Insurance Reform in China. Social Science & Medicine, Green, L.W., 1980. Health Education Planning: a diagnostic approach. (1st edition). California: Mayfield Publishing Company Handayani L, Siawanto, Ma’ruf NA, Hapsari D, 2003. Pola Pencarian Pengobatan di Indonesia (Analisis Data Susenas 2001). Puslitbang Pelayanan dan Teknologi Kesehatan, Badan Litbangkes. Jakarta Hastono, S.P. 2001. Analisis Data. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok Hediyati, S., 2001. Analisis Pola Pemanfaatan Kartu Sehat pada Program JPS-BK oleh Keluarga Miskin dalam Mendapatkan Pelayanan Kesehatan di Jakarta Timur Tahun 2001. Depok: Universitas Indonesia Hendrawan, H, 2005. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Balita dalam Pencarian Pengobatan pada Kasus-Kasus Balita dengan Pneumonia di Kabupaten Serang. Jurnal Media Litbang Kesehatan Volume XV No 3. Ilyas, Y, 2003. Mengenal Asuransi-Review Utilisasi, Manajemen Klaim dan Fraud, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok. Jefkins, F. 2003. Public Relations. Jakarta: PT. Gramedia Kurniawati, I.T., 2008. Gambaran Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan oleh Pemegang Kartu JPK Gakin di Wilayah Puskesmas Kelurahan Srengsreng Sawah Jakarta Selatan. Depok: Universitas Indonesia. Littik, S., 2008. Hubungan Antara Kepemilikan Asuransi Kesehatan dan Akses Pelayanan Kesehatan di Nusa Tenggara Timur. MKM. Maramis WF, 2006. Ilmu Perilaku dalam Pelayanan Kesehatan. Penerbit Airlangga Notoatmodjo, S, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Rineka Cipta. Jakarta _________, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta, Jakarta. Nurwening WS, 2012. Pemanfaatan Poli Obat Tradisional Indonesia di RSUD Dr Soetomo Surabaya. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Jakarta
Permatasari NT dan Rochmah TN, 2007. Analisis Vertical Equity Pada Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya Purwono, H, 2007. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penentuan Pemilihan Pengobatan Pada Masyarat Dusun Nabin Kabupaten Kulon Progo. Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia, Jakarta Sarwono, S. W. 2002. Psikologi Sosial, Individu dan Teori-Teori Psikologi Sosial. Jakarta: Balai Pustaka Setyawan, EF, 2007, Perilaku Pencarian Pengobatan Pada Kelompok Ibu Rumah Tangga di Desa Tirtonarto Kecamatan cawas Kabupaten Klaten (Skripsi) : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro Semarang. Soejoeti SZ, 2005. Konsep Sehat, Sakit, dan Penyakit dalam Konteks Universitas Airlangga Surabaya
Sosial,
Sugiyanto, 2002. Pengaruh Karakteristik Keluarga Terhadap Tindakan Pencarian Pengobatan Bayi di Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang Susenas. 2010, Survei Sosial Ekonomi Nasional, Badan Pusat Statistik, Jakarta Sukiswoyo, 2005. Praktek Pencarian Pengobatan (Care Seeking) Penderita Suspek Malaria di Wilayah Kerja Puskesmas Kandangserang Kabupaten Pekalongan Tahun 2005. Tesis, Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang Supardi, S, Andrajati R, Abdullah NA, 2002. Pengetahuan, Sikap dan Kebutuhan Pengunjung Apotek Terhadap Pelayanan Informasi Obat di Kota Depok. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Volume 13, nomor 4 Oktober 2010 Tinendung, 2011. Pola Pencarian Pengobatan Pada Masyarakat Suku Pak-Pak di Kelurahan Sidiangkat Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi Sumatera Utara. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara Medan Tjiptoherijanto, S, 2008. Ekonomi Kesehatan. Cetakan kedua. PT Rineka Cipta, Jakarta Wahid. 2007. Promosi Kesehatan. Graha Ilmu, Yogyakarta Walcott, E, 2004. Seni Pengobatan Alternatif, Pengetahuan dan Persepsi Program ACICIS Universitas Muhammadiay Malang
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian
KUESIONER Pengaruh Faktor Sosiodemografi, Sosioekonomi dan Kebutuhan Terhadap Perilaku Masyarakat dalam Pencarian Pengobatan di Kecamatan Medan Kota Tahun 2013 No Responden
:.....................................................
1. Nama
: ………………………………….
2.Kapan Bapak/Ibu terakhir kali pergi berobat:.......................... I. Sosiodemografi 1. Umur
:………………tahun
2. Pendidikan
: 1. SD 2. SLTP 3. SLTA 4. Diploma 5. Sarjana
3. Pengetahuan 1. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit tetapi tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu 2. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit kemudian melakukan pengobatan sendiri merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu 3. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit kemudian berobat ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu
4. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit kemudian membeli obat-obat ke warung obat merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu 5. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit kemudian berobat ke balai pengobatan merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu 6. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit kemudian berobat ke puskesmas merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu 7. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit kemudian berobat ke rumah sakit merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu 8. Menurut Bapak/Ibu jika menderita sakit kemudian berobat ke praktek dokter merupakan salah satu perilaku pencarian pengobatan. a. Benar b. Salah c. Tidak tahu
4. Sikap 1. Tidak bertindak atau tidak melakukan pengobatan apa-apa pada saat menderita sakit a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju 2. Tindakan mengobati sendiri pada saat menderita sakit? a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju 3. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional pada saat menderita sakit a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
4. Mencari pengobatan dengan membeli obat-obat ke warung-warung obat pada saat menderita sakit a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju 5. Mencari pengobatan ke balai pengobatan pada saat menderita sakit a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju 6. Mencari pengobatan ke puskesmas pada saat menderita sakit a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju 7. Mencari pengobatan ke rumah sakit pada saat menderita sakit? a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju 8. Mencari pengobatan ke dokter praktek pada saat menderita sakit? a. Sangat Setuju b.Setuju c. Tidak Setuju d. Sangat Tidak Setuju
II. Sosioekonomi 1. Pekerjaan 1. Bekerja a. PNS/ TNI/ Polri/ Pensiunan b. Pegawai Swasta c. Petani d. Buruh e. Wiraswasta/ Pedagang 2. Tidak bekerja 2. Penghasilan : Rp………………………… /bulan III. Kebutuhan No. PERTANYAAN 1. Apakah Bapak/Ibu karena menderita sakit yang ringan sehingga mencari pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan? 2. Apakah Bapak/Ibu karena menderita sakit yang sedang sehingga mencari pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan? 3.
Apakah karena menderita sakit yang berat (parah) sehingga Bapak/Ibu mencari pengobatan ke sarana pelayanan kesehatan
JAWABAN a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak a. Ya b. Tidak
III. Perilaku Pencarian Pengobatan 1. Bapak, Ibu atau anggota keluarga yang sakit dalam 1 bulan terakhir menderita penyakit apa? a. Batuk b. Diare c. Demam d. Influenza e. lain-lain, sebutkan………................ 2. Berapa lama Bapak, Ibu atau anggota keluarga sakit baru mencari pengobatan? …………………. hari 3. Bapak, Ibu atau anggota keluarga yang sakit, kemana berobat? a. Dibiarkan saja b. Pengobatan alternatif c. Puskesmas d. Rumah Sakit e. Balai Pengobatan f. Praktek Dokter g. Lainnya, sebutkan............................. Apabila responden menjawab No 3 dengan pilihan jawaban c – g, maka dilanjutkan ke pertanyaan No 4 4. Pada saat Bapak/ Ibu atau anggota keluarga pergi berobat ke ……………….., apakah ada dianjurkan untuk berkunjung kembali (kontrol ulang)? a. Ya b. Tidak Apabila responden menjawab No 4 dengan pilihan jawaban “tidak” langsung ke pertanyaan No 6 5. Jika dianjurkan melakukan kunjungan ulang (kontrol ulang), apakah Bapak/ Ibu atau anggota keluarga melakukannya ? a. Ya b. Tidak Alasannya……………………………………………............................
6. Apabila setelah Bapak/ Ibu atau anggota keluarga berobat ke ……………………dan ternyata tidak sembuh, kemana selanjutnya mengobatinya? a. Pengobatan alternatif b. Puskesmas c. Rumah Sakit d. Balai Pengobatan e. Praktek Dokter f. Lainnya, sebutkan............................. Penilaian pencarian pengobatan : a. Baik : apabila pertanyaan No 3 dijawab ”c-f”, pertanyaan No 5 dijawab ”ya” dan pertanyaan No 6 dijawab ”b-e” b. Tidak Baik : apabila pertanyaan No 3 dijawab ”a atau b”, pertanyaan No 5 dijawab ”tidak” dan pertanyaan No 6 dijawab ”a”
Lampiran 2: Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas a. Pengetahuan Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .941
8
Item-Total Statistics Corrected Item-
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Total
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
Deleted
tahu1
10.87
8.809
.792
.933
tahu2
11.00
8.552
.837
.930
tahu3
11.07
8.892
.708
.939
tahu4
10.93
8.547
.857
.929
tahu5
10.90
8.645
.835
.930
tahu6
11.03
8.723
.769
.935
tahu7
11.03
8.792
.743
.937
tahu8
10.90
8.783
.781
.934
Scale Statistics Mean 12.53
Variance 11.292
Std. Deviation 3.360
N of Items 8
b. Sikap Reliability Statistics Cronbach's Alpha
N of Items .844
8
Item-Total Statistics Corrected Item-
Cronbach's
Scale Mean if
Scale Variance
Total
Alpha if Item
Item Deleted
if Item Deleted
Correlation
Deleted
sikap1
19.17
20.764
.600
.824
sikap2
19.10
18.507
.705
.808
sikap3
18.97
18.516
.716
.806
sikap4
18.63
20.861
.539
.830
sikap5
18.07
21.375
.463
.839
sikap6
17.90
21.817
.474
.837
sikap7
17.90
20.852
.543
.830
sikap8
18.20
19.131
.587
.826
Scale Statistics Mean 21.13
Variance 25.844
Std. Deviation 5.084
N of Items 8
c. Kebutuhan Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .801 3 Item-Total Statistics Corrected ItemScale Mean if Scale Variance Total Item Deleted if Item Deleted Correlation butuh1 3.37 .723 .602 butuh2 3.33 .713 .639 butuh3 3.23 .737 .703 Scale Statistics Mean Variance Std. Deviation N of Items 4.97 1.482 1.217 3
Cronbach's Alpha if Item Deleted .776 .735 .674
d. Pencarian Pengobatan Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items .880 6
pencarian1 pencarian2 pencarian3 pencarian4 pencarian5 pencarian6
Scale Mean if Item Deleted 7.73 7.73 7.80 7.77 7.90 7.57
Item-Total Statistics Corrected ItemScale Variance Total if Item Deleted Correlation 4.754 .599 4.547 .819 4.717 .718 4.875 .638 4.576 .815 4.530 .596
Scale Statistics Mean 9.30
Variance 6.562
Std. Deviation 2.562
N of Items 6
Cronbach's Alpha if Item Deleted .875 .839 .855 .867 .840 .880
Lampiran 3: Hasil Uji Univariat
Frequency Table Umurk Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
23-42 tahun
112
81.2
81.2
81.2
43-61 tahun
26
18.8
18.8
100.0
138
100.0
100.0
Total
Gender Frequency Valid
Laki-laki Perempuan Total
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
125
90.6
90.6
90.6
13
9.4
9.4
100.0
138
100.0
100.0
Kerja Frequency Valid
Bekerja
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
20
14.5
14.5
14.5
Tidak bekerja
118
85.5
85.5
100.0
Total
138
100.0
100.0
Hasil Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
<= UMK
63
45.7
45.7
45.7
>UMK
75
54.3
54.3
100.0
Total
138
100.0
100.0
Ksosek Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Kurang
2
1.4
1.4
1.4
Sedang
79
57.2
57.2
58.7
Baik
57
41.3
41.3
100.0
Total
138
100.0
100.0
tahu1 Cumulative Frequency Valid
tidak tahu
Percent
Valid Percent
Percent
1
.7
.7
.7
salah
79
57.2
57.2
58.0
benar
58
42.0
42.0
100.0
Total
138
100.0
100.0
tahu2 Cumulative Frequency Valid
Tidak tahu
Percent
Valid Percent
Percent
3
2.2
2.2
2.2
Salah
71
51.4
51.4
53.6
Benar
64
46.4
46.4
100.0
Total
138
100.0
100.0
tahu3 Cumulative Frequency Valid
Tidak tahu
Percent
Valid Percent
Percent
5
3.6
3.6
3.6
Salah
74
53.6
53.6
57.2
Benar
59
42.8
42.8
100.0
Total
138
100.0
100.0
tahu4 Cumulative Frequency Valid
Tidak tahu
Percent
Valid Percent
Percent
1
.7
.7
.7
Salah
69
50.0
50.0
50.7
Benar
68
49.3
49.3
100.0
Total
138
100.0
100.0
tahu5 Cumulative Frequency Valid
Tidak tahu
Percent
Valid Percent
Percent
4
2.9
2.9
2.9
Salah
64
46.4
46.4
49.3
Benar
70
50.7
50.7
100.0
Total
138
100.0
100.0
tahu6 Cumulative Frequency Valid
Tidak tahu
Percent
Valid Percent
Percent
3
2.2
2.2
2.2
Salah
53
38.4
38.4
40.6
Benar
82
59.4
59.4
100.0
Total
138
100.0
100.0
tahu7 Cumulative Frequency Valid
Tidak tahu
Percent
Valid Percent
Percent
1
.7
.7
.7
Salah
65
47.1
47.1
47.8
Benar
72
52.2
52.2
100.0
Total
138
100.0
100.0
tahu8 Cumulative Frequency Valid
Tidak tahu
Percent
Valid Percent
Percent
3
2.2
2.2
2.2
Salah
62
44.9
44.9
47.1
Benar
73
52.9
52.9
100.0
Total
138
100.0
100.0
Sikap1 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat tidak setuju
85
61.6
61.6
61.6
Tidak setuju
53
38.4
38.4
100.0
138
100.0
100.0
Total
sikap2 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat tidak setuju
55
39.9
39.9
39.9
Tidak setuju
83
60.1
60.1
100.0
138
100.0
100.0
Total
sikap3 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat tidak setuju
50
36.2
36.2
36.2
Tidak setuju
84
60.9
60.9
97.1
Setuju
2
1.4
1.4
98.6
Sangat setuju
2
1.4
1.4
100.0
138
100.0
100.0
Total
sikap4 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Sangat tidak setuju
18
13.0
13.0
13.0
Tidak setuju
26
18.8
18.8
31.9
Setuju
74
53.6
53.6
85.5
Sangat setuju
20
14.5
14.5
100.0
138
100.0
100.0
Total
sikap5 Frequency Valid
Sangat tidak setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
7
5.1
5.1
5.1
Tidak setuju
12
8.7
8.7
13.8
Setuju
80
58.0
58.0
71.7
Sangat setuju
39
28.3
28.3
100.0
sikap6
Frequency Valid
Percent
Sangat tidak setuju
Valid Percent
Cumulative Percent
8
5.8
5.8
5.8
Tidak setuju
34
24.6
24.6
30.4
Setuju
30
21.7
21.7
52.2
Sangat setuju
66
47.8
47.8
100.0
138
100.0
100.0
Total
sikap7 Frequency Valid
Sangat tidak setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
3
2.2
2.2
2.2
Tidak setuju
14
10.1
10.1
12.3
Setuju
50
36.2
36.2
48.6
Sangat setuju
71
51.4
51.4
100.0
138
100.0
100.0
Total
sikap8 Frequency Valid
Sangat tidak setuju
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
7
5.1
5.1
5.1
Tidak setuju
12
8.7
8.7
13.8
Setuju
48
34.8
34.8
48.6
Sangat setuju
71
51.4
51.4
100.0
138
100.0
100.0
Total
Ksodem Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Kurang
16
11.6
11.6
11.6
Sedang
114
82.6
82.6
94.2
Baik
8
5.8
5.8
100.0
Total
138
100.0
100.0
Butuh 1
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak
92
66.7
66.7
66.7
Ya
46
33.3
33.3
100.0
138
100.0
100.0
Total
butuh2 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak
56
40.6
40.6
40.6
Ya
82
59.4
59.4
100.0
138
100.0
100.0
Total
butuh3 Frequency Valid
Tidak
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
21
15.2
15.2
15.2
Ya
117
84.8
84.8
100.0
Total
138
100.0
100.0
Kbutuh Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Kurang
52
37.7
37.7
37.7
Sedang
63
45.7
45.7
83.3
Baik
23
16.7
16.7
100.0
Total
138
100.0
100.0
pencarian1 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Batuk
40
29.0
29.0
29.0
Diare
37
26.8
26.8
55.8
Demam
19
13.8
13.8
69.6
Influenza
31
22.5
22.5
92.0
Sakit Kulit dan
11
8.0
8.0
100.0
138
100.0
100.0
Tulang/Sendi Total
pencarian2
Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
1-3 hari
68
49.3
49.3
49.3
> 3 hari
70
50.7
50.7
100.0
138
100.0
100.0
Total
pencarian3 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Dibiarkan saja
7
5.1
5.1
5.1
Pengobatan Alternatif
9
6.5
6.5
11.6
Puskesmas
5
3.6
3.6
15.2
Rumah sakit
44
31.9
31.9
47.1
Balai Pengobatan
16
11.6
11.6
58.7
Praktek Dokter
33
23.9
23.9
82.6
Beli Obat sendiri
24
17.4
17.4
100.0
138
100.0
100.0
Total
pencarian4 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak
80
58.0
58.0
58.0
Ya
58
42.0
42.0
100.0
138
100.0
100.0
Total
pencarian5 Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak
92
66.7
66.7
66.7
Ya
46
33.3
33.3
100.0
138
100.0
100.0
Total
pencarian6 Cumulative Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Percent
Pengobatan Alternatif
20
14.5
14.5
14.5
Puskesmas
15
10.9
10.9
25.4
Rumah sakit
49
35.5
35.5
60.9
Balai Pengobatan
29
21.0
21.0
81.9
Praktek Dokter
23
16.7
16.7
98.6
2
1.4
1.4
100.0
138
100.0
100.0
Berobat ke Luar negeri Total
Kpencarian Frequency Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
Tidak Baik
44
31.9
31.9
31.9
Baik
94
68.1
68.1
100.0
Total
138
100.0
100.0
Lampiran 4: Hasil Uji Bivariat
Crosstabs Sosiodemografi * Pencarian Pengobatan Crosstab Kpencarian
Ksodem
Tidak Baik
Baik
Total
Count
9
7
16
Expected Count
5.1
10.9
16.0
% within Ksodem
56.3%
43.8%
100.0%
Count
35
79
114
Expected Count
36.3
77.7
114.0
% within Ksodem
30.7%
69.3%
100.0%
Count
0
8
8
Expected Count
2.6
5.4
8.0
% within Ksodem
.0%
100.0%
100.0%
Count
44
94
138
Expected Count
44.0
94.0
138.0
% within Ksodem
31.9%
68.1%
100.0%
Kurang
Sedang
Baik
Total
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
Pearson Chi-Square
8.192
a
2
.017
Likelihood Ratio
10.238
2
.006
Linear-by-Linear Association
8.078
1
.004
N of Valid Cases
138
a. 1 cells (16.7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.55.
Sosioekonomi * Pencarian Pengobatan
Kpencarian Tidak Baik Ksosek
Kurang
Sedang
Baik
Total
Baik
Total
Count
2
0
2
Expected Count
.6
1.4
2.0
% within Ksosek
100.0%
.0%
100.0%
31
48
79
Expected Count
25.2
53.8
79.0
% within Ksosek
39.2%
60.8%
100.0%
11
46
57
Expected Count
18.2
38.8
57.0
% within Ksosek
19.3%
80.7%
100.0%
44
94
138
Expected Count
44.0
94.0
138.0
% within Ksosek
31.9%
68.1%
100.0%
Count
Count
Count
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value Pearson Chi-Square Likelihood Ratio Linear-by-Linear Association N of Valid Cases
df
sided)
10.399a
2
.006
11.025
2
.004
8.983
1
.003
138
a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .64.
Kebutuhan * Pencarian Pengobatan Crosstab Kpencarian
Kbutuh
Tidak Baik
Baik
Total
Count
32
20
52
Expected Count
16.6
35.4
52.0
% within Kbutuh
61.5%
38.5%
100.0%
Count
10
53
63
Expected Count
20.1
42.9
63.0
% within Kbutuh
15.9%
84.1%
100.0%
Count
2
21
23
Expected Count
7.3
15.7
23.0
% within Kbutuh
8.7%
91.3%
100.0%
Count
44
94
138
Expected Count
44.0
94.0
138.0
% within Kbutuh
31.9%
68.1%
100.0%
Kurang
Sedang
Baik
Total
Chi-Square Tests Asymp. Sig. (2Value
df
sided)
Pearson Chi-Square
34.186
a
2
.000
Likelihood Ratio
34.758
2
.000
Linear-by-Linear Association
28.573
1
.000
N of Valid Cases
138
Lampiran 5: Hasil Uji Multivariat
Logistic Regression Model Summary
Step
Cox & Snell R
Nagelkerke R
Square
Square
-2 Log likelihood
1
119.228
a
.322
.450
a. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.
Classification Tablea Predicted Kpencarian Observed Step 1
Kpencarian
Tidak Baik
Percentage
Baik
Correct
Tidak Baik
27
17
61.4
Baik
11
83
88.3
Overall Percentage
79.7
a. The cut value is .500
Variables in the Equation B Step 1
a
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
Ksodem
2.040
.636
10.296
1
.001
7.690
Ksosek
1.220
.480
6.468
1
.011
3.387
Kbutuh
2.148
.430
24.922
1
.000
8.564
-9.473
2.060
21.147
1
.000
.000
Constant
a. Variable(s) entered on step 1: Ksodem, Ksosek, Kbutuh.
Lampiran 6 MASTER DATA PENELITIAN Sosiodemografi
Sosioekonom i No Um ur
JK Kerja
Hasil
Pengetahuan
Didik 1 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
28
2
3
4
5
6
Sikap
7
8
1
2
3
4
5
Pencarian
Kebutuhan 6
7
8
1
2
3
1
2
3
4
5
6
1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 1
2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 1
1 2 3 2 1 2 4 2 1 4 1 2 5 1 1 1 5 1 3 3 4 1 2 4 2
2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 2
4 6 4 4 6 4 4 4 4 5 4 4 4 6 4 2 6 1 4 4 4 4 7 4 7
1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 1 2
1 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 1 1 2
4 3 2 3 5 3 3 5 1 5 4 4 4 1 2 2 3 4 4 4 4 4 1 1 2
2 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2
2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1
1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 3 3 3 4 3
24 43 25 27 38 36 31 30 24 28 38 48 24 23 32 30 24 41 24 27 23 30 57 28
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 3 3 2 2 2 1 1 2 2 4 2 1 4 4 3 1 4 4 2 3 4 3 3
2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1
26
47
1
1
2
1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 2 2 2 4 3 3 4
2
1 2 1 2 4 1 1 4
27
28
2
2
1
2 2 1 2 1 2 1 1 2 2 2 2 3 1 3 2 1
1
1 2 5 1 4 2 1 4
28
44
1
2
2
3 2 2 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 1 3 2 2
2
2 2 1 2 6 1 1 5
29
27
2
2
2
5 2 1 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 3 3 4 3
2
1 2 2 2 2 1 1 2
30
26
1
2
1
1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 2 2 2 4 4 4 4
1
2 2 5 1 7 2 1 3
31
28
1
2
2
1 1 1 2 2 1 2 1 1 2 2 2 3 3 4 4 4
2
2 2 1 1 3 1 1 2
32
38
1
2
2
2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 3 3 3 4 4
2
1 2 2 1 6 1 1 1
33
27
1
2
2
1 1 2 1 1 1 2 2 1 1 2 1 3 3 3 4 3
2
2 2 5 2 6 2 2 4
34
29
1
2
2
1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 4 3 3
2
2 2 2 2 6 2 1 4
35
38
1
2
1
1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 3 4 3 4
2
2 1 2 2 7 2 1 2
36
32
1
2
1
1 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 4 4 4 4 4
2
1 2 4 2 7 2 1 4
37
26
1
2
2
1 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 3 3 4
2
2 2 2 2 4 2 2 4
38
29
1
2
1
1 1 2 1 1 1 2 2 2 1 2 1 3 4 4 4 3
2
2 2 2 2 4 2 1 4
39
42
1
2
1
2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 4 3 4
1
1 2 4 1 7 1 1 3
40
27
1
2
1
1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 3 4 4 3
2
2 2 2 2 3 1 1 2
41
32
1
2
2
1 2 2 1 1 2 2 1 2 2 1 2 3 3 3 4 3
2
2 2 2 2 7 2 2 2
42
34
1
2
1
2 1 1 1 1 1 2 1 2 1 1 1 3 3 3 4 3
1
2 2 4 1 3 1 1 2
43
36
2
2
1
3 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 1 3 3 3 4
1
1 2 4 2 7 1 1 4
44
38
1
2
2
3 1 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 4 3 3 4
1
2 2 4 2 7 2 2 2
2 2 1 4 1 4 1 2 1 1 4 2 1 1 1 5 1 2 1 1 1 3 2 1
2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1
2 2 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2
1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 2 1 2 1
2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1
2 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 1
2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 2
2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2
2 1 2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1
2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1
2 1 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 1
4 2 2 2 1 1 2 2 1 2 4 2 1 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 1
4 2 2 2 2 3 3 1 3 3 4 2 3 3 3 3 1 4 3 2 3 3 3 3
4 3 3 3 3 4 3 1 3 3 4 4 2 2 4 4 2 4 4 3 3 3 4 4
4 3 4 4 2 2 2 4 4 3 4 3 1 4 3 3 3 4 4 3 2 1 2 2
4 4 2 2 2 4 4 3 3 3 4 2 2 4 4 3 2 4 4 2 4 4 2 2
45
32
1
2
2
2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 3 3 3
1
2 2 2 2 4 1 1 4
46
31
1
2
2
5 1 1 1 2 2 1 2 2 2 2 3 4 4 4 4 4
1
1 2 1 1 4 1 1 5
47
27
1
2
2
2 1 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 3 3 4 4 4
1
2 2 4 1 4 1 1 3
48
43
1
2
2
3 1 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 3 3 4 4 4
1
2 2 4 2 4 1 1 3
49
41
1
2
1
2 2 2 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 3 4 4 4
1
2 2 4 1 6 2 2 3
50
35
1
2
2
5 1 1 2 2 2 2 2 1 1 1 2 3 4 4 3 4
1
2 2 1 2 5 1 1 5
51
53
1
2
2
2 2 2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 3 4 3 3 4
1
1 2 3 2 6 1 1 5
52
61
1
2
2
2 1 2 1 2 2 1 2 1 1 2 2 4 3 3 2 3
2
2 2 2 2 2 2 2 2
53
45
1
2
2
2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 1 4 3 4 3 4
1
2 1 1 2 6 2 2 6
54
32
1
2
1
1 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 4 1 4 3 3
1
2 2 3 1 7 1 1 5
55
25
1
2
2
2 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 3 4 4 3
1
2 2 3 2 6 1 1 5
56
46
2
2
2
3 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 4 4 4
1
1 2 3 1 7 1 1 4
57
34
1
1
2
4 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 2 4 3 4 4 4
1
1 2 3 1 7 1 1 4
58
51
1
2
2
3 2 1 1 1 2 2 1 2 1 2 1 4 2 3 1 2
1
2 2 1 1 5 1 1 5
59
29
1
2
1
2 2 2 2 1 2 1 1 1 1 2 1 3 3 4 3 3
1
1 2 4 1 7 1 1 4
60
27
1
2
2
2 1 2 1 1 2 2 1 1 1 1 2 2 3 4 3 4
1
2 2 4 1 6 2 2 4
61
38
1
2
1
3 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 1 1 3 4 3 4
1
1 2 1 1 7 2 2 1
62
34
1
2
1
5 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 1 3 3 3 4 4
1
2 2 4 2 6 2 1 4
63
31
2
2
1
2 1 2 2 1 1 2 1 2 1 1 1 3 4 3 4 4
1
2 2 2 2 5 1 1 5
64
27
1
2
1
2 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 3 4 3 4 4
1
1 2 4 2 5 1 1 1
65
32
1
2
2
3 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 2 4 4 3 4 4
1
2 1 4 2 7 1 1 5
66
36
1
2
1
1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 2 1 4 3 3 4 4
1
2 2 1 1 6 1 1 3
67
51
1
2
2
3 1 1 2 1 1 1 1 1 1 2 2 1 3 1 3 3
1
2 2 3 2 6 1 1 3
68
28
1
2
2
3 2 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 3 2 3 3
1
2 2 1 2 6 1 1 3
69
60
1
2
1
2 1 1 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1 3 4 4 4
1
2 2 1 2 6 2 2 3
70
28
1
2
2
2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 2 1 3 4 4 4
1
2 2 3 2 6 2 2 3
71
53
1
2
2
2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 4 4 4 4 4
1
2 2 1 1 5 1 1 5
72
34
1
1
1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 3 3 3 3 3
1
1 2 4 2 7 1 1 5
73
31
1
2
2
2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3
1
1 2 2 1 2 1 1 5
74
28
1
2
1
3 1 2 2 1 1 1 1 2 1 2 2 1 3 2 3 4
1
1 2 5 1 1 2 2 1
75
53
1
2
1
3 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 1 1 3 4 4 4
2
1 2 1 1 5 1 1 5
76
37
1
2
1
5 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 4
1
1 2 2 2 5 2 2 5
77
34
2
2
2
2 1 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 3 3 4 4 3
1
2 1 5 1 5 1 1 1
78
28
1
2
1
2 2 1 1 2 2 1 2 1 1 1 2 3 3 2 4 4
1
2 2 2 1 6 2 1 3
79
39
1
2
2
1 2 2 2 1 1 1 1 2 2 1 2 1 3 4 3 4
2
2 2 1 2 6 1 1 3
80
26
1
2
2
3 1 2 2 2 2 1 2 2 1 1 2 3 3 2 3 4
1
1 2 4 1 6 1 1 3
81
39
1
1
2
4 1 1 1 1 1 2 2 1 1 2 1 3 3 2 4 4
1
1 2 2 2 7 1 1 3
82
37
1
2
1
5 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 2 4 4 4 4 4
1
2 2 4 1 6 2 2 3
83
26
1
2
2
5 2 1 1 1 1 1 1 1 2 2 2 3 2 4 4 4
1
2 1 2 2 6 1 1 3
84
31
1
2
2
3 2 2 1 2 1 2 2 2 1 1 2 2 3 2 4 3
1
2 1 3 2 5 2 2 3
85
37
1
2
1
3 2 2 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 3 2 4 3
1
2 2 1 2 7 1 1 5
86
32
1
2
2
4 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 3 4 4 3 3
2
2 1 2 1 5 2 2 5
87
38
1
2
1
5 2 1 1 1 2 2 1 1 1 2 2 3 3 2 3 4
1
2 2 3 2 5 1 1 5
88
41
1
2
1
4 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 3 3 4 4 4
1
1 2 4 2 2 2 2 1
89
45
2
2
1
2 2 1 2 1 2 1 1 1 1 2 2 3 3 4 4 4
1
2 1 2 1 1 2 2 1
90
26
1
2
1
2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 4 4 3
1
1 1 2 2 6 2 2 3
91
51
1
1
2
4 2 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 3 3 4 4 3
2
2 1 4 1 5 2 2 5
92
28
1
2
1
3 1 1 1 2 2 1 2 2 1 1 2 3 3 2 3 3
1
2 1 3 1 1 2 2 1
93
35
1
2
1
2 1 1 1 2 1 2 1 1 1 1 2 3 2 1 3 4
1
2 1 1 1 5 1 1 1
94
31
1
1
2
2 1 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 3 3 4 4 3
1
2 2 2 2 6 1 1 3
95
36
2
2
1
5 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 2 3 2 4 3
2
2 2 4 1 4 1 1 3
96
51
2
1
2
5 2 1 2 1 2 1 1 2 2 1 2 3 3 4 4 4
1
1 2 2 1 7 1 1 2
97
27
1
2
2
3 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 3 3 2 4 4
1
2 2 3 1 7 1 1 4
98
38
1
1
2
4 1 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 3 3 2 4 4
1
1 2 1 1 7 1 1 3
99
27
1
2
1
3 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 2 3 4 2 3 3
1
2 2 1 1 4 1 1 3
100
35
1
2
2
5 1 2 1 2 1 2 1 2 2 2 2 2 3 4 4 4
1
2 2 4 1 4 1 1 3
101
32
1
2
2
4 1 1 2 1 1 1 2 1 1 1 2 1 2 2 3 4
1
1 2 5 2 6 2 1 1
102
38
1
2
1
4 2 2 1 2 2 2 1 2 1 1 2 1 2 2 4 4
1
1 2 2 1 1 1 1 3
103
41
1
2
2
5 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 3 3 4 4 4
1
1 2 3 1 4 2 2 1
104
34
1
2
1
2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 3 2 4 4
1
1 2 2 2 1 2 2 1
105
36
1
2
1
2 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 3 3 4 3 3
2
2 1 4 1 1 1 1 3
106
28
1
2
1
3 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 4 3 3
1
1 2 1 1 2 1 1 3
107
27
1
2
1
2 1 1 2 1 2 1 2 1 2 2 1 2 3 4 4 4
1
1 2 2 1 7 1 1 3
108
37
1
1
2
4 1 1 1 1 1 2 1 1 1 2 2 3 3 4 4 4
1
1 2 2 1 7 2 2 1
109
32
2
1
2
3 2 1 2 2 1 2 1 2 1 1 2 3 4 2 4 4
1
1 2 4 2 2 2 2 1
110
29
1
2
1
4 1 1 1 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 3 1
2
2 2 2 2 2 1 1 3
111
37
1
1
2
4 1 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 3 2 4 3 2
2
1 2 1 2 6 2 2 3
112
40
1
1
2
4 2 1 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 1 2 4 2
2
1 2 2 1 6 2 2 3
113
27
1
2
1
4 1 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 2 4 2 4 4
1
2 2 4 2 2 1 1 2
114
36
1
1
2
5 1 1 1 1 2 2 1 1 1 2 1 2 3 1 3 3
1
1 2 1 1 4 1 1 1
115
45
1
2
1
3 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 3 3 2 3 3
2
1 2 2 2 4 2 2 1
116
41
1
2
1
3 2 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 3 3 4 4 4
2
2 2 4 1 4 2 2 4
117
29
1
2
1
3 2 1 2 2 2 2 1 2 1 1 1 3 3 4 4 4
2
1 1 5 2 4 2 2 3
118
32
1
2
1
3 2 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1 3 4 4 4 3
1
1 2 1 2 7 2 2 2
119
37
1
2
1
3 2 1 1 1 1 2 2 2 1 1 1 4 4 4 3 3
1
2 2 1 1 4 1 1 3
120
31
1
2
2
4 1 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 3 4 4 3 3
2
2 2 5 1 4 2 2 4
121
29
1
2
1
4 1 1 1 2 1 2 2 1 1 2 1 3 4 2 3 3
1
1 2 1 2 5 1 1 5
122
47
2
2
1
3 1 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 3 3 1 3 3
1
2 2 5 1 6 2 2 3
123
35
1
1
2
4 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 3 3 4 4 4
1
2 2 1 2 6 1 1 3
124
42
1
2
1
3 2 1 1 1 2 2 1 1 1 1 1 4 3 2 3 4
2
2 2 3 1 6 2 2 3
125
38
2
2
1
4 2 2 2 2 1 1 2 2 1 1 2 4 3 4 2 3
2
1 2 1 2 4 1 1 4
126
44
1
2
1
3 1 1 2 1 2 2 2 1 2 2 2 3 1 1 2 2
1
2 2 1 2 4 1 1 4
127
46
1
2
1
3 2 1 1 2 2 1 1 1 1 1 2 3 1 1 1 1
2
1 2 3 2 4 1 1 3
128
41
1
1
2
3 1 1 2 1 2 1 2 2 1 1 2 3 3 4 3 4
1
2 2 2 2 3 2 2 3
129
29
1
2
2
2 1 2 2 1 1 1 2 2 1 1 1 3 3 2 3 3
2
2 1 4 1 3 2 2 3
130
32
1
2
1
4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 4 4 4 4 3
2
1 2 1 2 4 2 2 3
131
37
1
2
1
3 1 2 1 2 1 1 1 2 2 2 1 3 4 4 4 3
2
2 2 1 1 4 1 1 3
132
54
1
2
2
3 2 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 4 4 3 3
2
2 2 4 2 4 1 1 6
133
43
1
2
2
3 1 2 1 2 1 1 2 2 2 1 1 1 4 4 3 4
1
1 2 1 2 4 1 1 3
134
28
1
2
2
4 1 2 2 2 2 1 2 1 1 2 1 4 3 2 3 4
1
2 2 4 1 5 1 1 5
135
47
1
1
2
3 2 2 2 1 1 1 1 2 1 1 2 4 3 2 4 4
1
2 2 1 2 4 2 2 4
136
53
1
2
1
4 1 1 1 1 1 2 2 1 2 1 1 3 3 2 1 4
1
1 2 3 1 4 1 1 3
137
36
1
2
2
3 1 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 3 4 4 3 4
2
2 2 2 2 6 1 1 3
138
34
1
2
1
3 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 1 3 4 2 3 3
1
2 1 3 1 4 1 1 3