Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
1
PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGIS TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM PEMBELIAN HONDA VARIO DI SURABAYA Heni Supriyanti
[email protected] Soedjono Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The purpose of this research is to find out and to analyze the influence of psychological factors which are motivation, perception, learning, trust and attitude toward the decision process to buy Honda Vario in Surabaya. Based on the result of this research shows that the coefficient of multiple determination (R2), are able to explain the fluctuation of the customers’ decision-making process of 69.3%. From the test of regression model by using F test, it finds out that all the independent variables, are simultaneously significant toward the customers’. From the test of regression model by using t test, it shows that all the independent variable are partialneously significant toward the customers’. From the regression model of t test shows that the variable with the dominant influence toward the customers’ decision-making is the perception variable, because it has the significant value which is lower than other independent variables. The data obtained from the questioner from the respondents of Honda’s customers in Surabaya. The analysis used in order to find out the influence of psychological factors toward customers’ decision process is by using multiple linier regression analysis. Keywords : Motivation, perception, learning, attitude . ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, kepercayaan dan sikap terhadap keputusan pembelian motor Honda Vario di Surabaya. Data diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner kepada responden yang merupakan pembeli Honda Vario di Surabaya. Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh faktor psikologis terhadap keputusan pembelian adalah dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa koefisien determinasi berganda (R2), secara bersama-sama mampu menjelaskan turun naiknya keputusan pembelian sebesar 69,3%. Dari pengujian model regresi dengan uji F diketahui pula bahwa keseluruhan variabel bebas, memberikan pengaruh simultan yang signifikan terhadap keputusan pembelian. Dari pengujian model regresi dengan uji t diketahui bahwa semua variabel bebas, secara parsial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat keputusan pembelian. Dari pengujian model regresi dengan uji t juga diketahui bahwa variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian adalah variabel persepsi, karena mempunyai nilai signifikasi yang lebih kecil daripada variabel bebas lainnya. Kata kunci: Motivasi, persepsi, pembelajaran, sikap.
PENDAHULUAN Perilaku pembelian konsumen pada dasarnya merupakan proses memilih, membeli dan menggunakan produk untuk memenuhi kebutuhan. Perusahaan dalam menjalankan usahanya harus selalu memantau perubahan perilaku konsumen sehingga dapat
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
2
mengantisipasi perubahan perilaku konsumen tersebut untuk memperbaiki strategi pemasarannya, karena pada hakekatnya tujuan dari pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami sifat konsumen dengan baik sehingga produk yang ditawarkan dapat laku terjual dan konsumen loyal terhadap produk yang dihasilkan. Konsumen hidup dalam sebuah lingkungan yang kompleks. Keputusan konsumen dalam membeli sebuah produk dipengaruhi oleh banyak faktor, baik dari dalam diri sendiri, maupun dari luar diri atau lingkungannya. Menurut Mangkunegara (2009: 4) perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan. Sedangkan menurut Berkowitz (2002: 117) terdapat empat faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, yaitu pengaruh situasional (situational influences), pengaruh psikologis (psychological influences), pengaruh sosio-budaya (sociocultural influences), dan pengaruh bauran pemasaran (marketing mix influences). Dari keempat faktor tersebut, faktor psikologis merupakan faktor yang muncul dari dalam diri konsumen. Faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan konsumen menurut Kotler dan Amstrong (2007: 215) dapat dijabarkan menjadi 4 variabel, yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, kepercayaan dan sikap Faktor utama yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah faktor kebutuhan seperti budaya dan kelas sosial. Faktor sosial seperti kelompok refensi, keluarga, peran dan status sosial konsumen, faktor pribadi seperti usia, tahap siklus hidup, kepribadiaan dan konsep diri serta faktor psikologis seperti motivasi, persepsi, belajar, kepercayaan dan sikap. Perusahaan yang berorientasi pada konsumen, akan selalu beradaptasi dan bereaksi terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen yang selalu berubah, dengan cara menerapkan perencanaan strategi pemasaran. Demikian halnya dengan pemenuhan kebutuhan dan keinginan mengenai produk motor perlu direncanakan dengan strategis untuk dapat memenangkan persaingan bisnis. Dengan mengetahui berbagai faktor psikologis yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen produk motor, maka inovasi yang dilakukan terhadap produk motor dapat disesuaikan dengan keinginan konsumen, sehingga strategi pemasaran yang direncanakan akan mencapai sasaran. Pengetahuan produsen motor Honda Vario dalam menilai sejauhmana faktor psikologis yang mendorong seseorang dalam melakukan pembelian akan berguna dalam penentuan inovasi dan modifikasi yang diperlukan baik dalam penyusunan strategi pemasaran, maupun pengembangan produk sesuai dengan keinginan konsumen. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor psikologis terhadap keputusan konsumen dalam pembelian motor Honda Vario di Surabaya. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah faktor psikologis yang terdiri dari motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), kepercayaan dan sikap (X4) mempunyai pengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian motor Honda Vario di Surabaya. Apakah faktor psikologis yang terdiri dari motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), kepercayaan dan sikap (X4) mempunyai pengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian motor Honda Vario di Surabaya. Manakah di antara faktor psikologis yang terdiri dari motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), kepercayaan dan sikap (X4) yang mempunyai pengaruh secara dominan terhadap keputusan konsumen pembelian motor Honda Vario di Surabaya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor psikologis yang terdiri dari motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), kepercayaan dan sikap (X4) mempunyai pengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian motor Honda Vario di Surabaya. Untuk mengetahui dan menganalisis faktor psikologis yang terdiri dari motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), kepercayaan dan sikap (X4) mempunyai pengaruh secara
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
3
parsial terhadap keputusan pembelian motor Honda Vario di Surabaya. Untuk mengetahui
variabel yang berpengaruh secara dominan terhadap keputusan konsumen dalam pembelian motor Honda Vario di Surabaya. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pengertian perilaku konsumen menurut beberapa ahli adalah Mangkunegara (2009: 4), perilaku konsumen merupakan suatu tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomi yang dapat dipengaruhi oleh lingkungan. Kotler dan Keller (2009: 166), Perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keingina mereka. The American Marketing Association dalam Setiadi (2010: 3) mendefinisikan perilaku konsumen sebagai interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya di mana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka.
Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen Menurut Kotler dan Armstrong (2007: 200) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologi. Menurut Mangkunegara (2009: 39) ada dua kekuatan dari faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu kekuatan sosial budaya dan kekuatan psikologis. Hal ini sesuai dengan pendapat Stanton dalam Mangkunegara (2009: 39) yang menyatakan: "sociocultural and psychological force which influence consumers' buying behavior". Kekuatan sosial budaya terdiri dari faktor budaya, tingkat sosial, kelompok anutan (small reference groups), dan keluarga. Sedangkan kekuatan psikologis terdiri dari pengalaman belajar, kepribadian, sikap dan keyakinan, gambaran diri (self-concept). Menurut Setiadi (2010: 10) keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi dari pembeli. Tahap-Tahap Keputusan Pembelian Philip Kotler dan Kevin Lane Keller (2009: 184) Tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli ada lima tahap, yaitu: pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi dan penilaian sumber-sumber, penilaian dan seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan untuk membeli, dan perilaku pasca pembelian. Nugroho J. Setiadi (2010: 14) Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian sebagai berikut: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca-pembelian. Philip Kotler dan Gary Armstrong (2007: 224) Proses pengambilan keputusan pembelian melalui 5 tahapan yaitu pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, pengevaluasian alternatif, keputusan pembelian dan perilaku setelah pembelian. Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada penelitian sebelumnya yaitu: Beli Mustakim, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, 2011, dengan judul “Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Membeli Sepeda Motor Yamaha Mio Di Surabaya”. Variabel yang digunakan adalah kualitas produk (X1), harga (X2), dan keputusan pembelian (Y). Teknik analisis data yang digunakan adalah Uji validitas dan reliablitas, analisa regresi linier berganda, uji t, dan uji F. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai sig uji F < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa keseluruhan variabel bebas kualitas produk dan harga berpengaruh simultan terhadap keputusan pembelian. Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa semua variabel kualitas produk, dan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
4
harga secara parsial mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian. Dari hasil uji t dapat diketahui pula bahwa variabel yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian adalah variabel kualitas produk karena mempunyai nilai signifikansi yang paling kecil dibandingkan variabel harga. Desy Veterinawati, Universitas Negeri Surabaya, 2011, dengan judul “Pengaruh Faktor Sosial, Pribadi dan Psikologis terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian BlackBerry di Surabaya”. Variabel yang digunakan adalah sosial (X1), pribadi (X2) dan psikologis (X3), serta keputusan pembelian (Y). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Hasil pengujian model regresi dengan uji F diketahui bahwa keseluruhan variabel bebas yang terdiri dari faktor sosial (X1), faktor pribadi (X2), dan faktor psikologi (X3) secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian, karena nilai sig < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05. Dari pengujian model regresi dengan uji t diketahui bahwa semua variabel bebas faktor sosial (X1), faktor pribadi (X2), dan faktor psikologi (X3) secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian (Y), karena mempunyai nilai sig < 0,025. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif. Pendekatan penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat statistik/kuantitatif dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang ditetapkan (Sugiyono, 2011: 8). Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian adalah pembeli Honda Vario di Surabaya. Teknik Pengambilan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah semua pembeli Honda Vario di Surabaya yang jumlahnya tidak dapat diketahui dengan pasti (infinite). Dasar pengambilan jumlah sampel minimal didasarkan atas pendapat Roscoe dalam Rahayu (2004: 46), yang menyebutkan bahwa pada setiap penelitian, ukuran sampel minimal harus berkisar antara 30 sampai 500. Untuk itu, dalam penelitian ini diambil sampel hanya 50 orang karena telah memenuhi syarat minimal tersebut. Dari populasi, dipilih sampel secara purposive sampling, yaitu pemilihan sampel yang didasarkan atas kriteria yang telah ditentukan oleh penulis. Sedangkan pengisian kuesioner diambil dengan accidental sampling artinya mengambil responden yang sempat ditemui pada saat penelitian secara kebetulan memenuhi kriteria pada saat itu juga. Teknik Pengumpulan Data Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data antara lain diperoleh dengan cara Studi Kepustakaan atau Library Research, Studi Lapangan atau Field Research,Observasi, Interview, Kuesioner Variabel dan Definisi Operasional Variabel Variabel-variabel dalam penelitian ini terbagi menjadi 2, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas (independent) adalah variabel yang mempengaruhi, sedangkan variabel terikat (dependent) adalah variabel yang dipengaruhi. Adapun definisi operasional masing-masing variabel yang akan diamati dalam penelitian ini adalah variabel bebas adalah Faktor Psikologis (X) dijabarkan dalam beberapa variabel, yaitu (Kotler dan Armstrong, 2007: 215), yaitu Motivasi (X1) adalah kebutuhan yang mendorong seseorang secara kuat untuk mencari kepuasan atas kebutuhannya. Persepsi (X2) adalah proses menyeleksi, mengatur dan mengintepretasikan informasi guna membentuk gambaran
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
5
berarti tentang dunia. Pembelajaran (X3) adalah perubahan perilaku seseorang karena pengalaman. Keyakinan dan sikap (X4) adalah pemikiran deskriptif yang dipertahankan seseorang mengenai sesuatu. Keputusan Pembelian (Y) adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk membeli Honda Vario. Variabel Pembelian (Y) dijabarkan dengan indikator (Kotler dan Armstrong, 2007:224), yaitu Pengenalan produk, artinya keputusan pembelian yang didasari karena mengenal atau karena mengetahui tentang keunggulan Honda Vario. Pencarian produk, artinya keputusan pembelian yang didasari karena setelah mencari produk sepeda motor dengan fitur yang sesuai dengan keinginan. Evaluasi alternatif, rtinya keputusan pembelian Honda Vario setelah memandingkan produk Honda Vario dengan produk lain. Pilihan adalah memutuskan pembelian Honda Vario setelah menetapkan pilihan dan ada keinginan kuat untuk membeli. Dalam penelitian ini digunakan kuesioner untuk mengukur variabel dan penilaiannya menggunakan Skala Likert yang dijadikan 5 (lima) alternatif jawaban yang diberi skor untuk keperluan analisis kuantitatif, yaitu: a. Jawaban sangat setuju Nilai skor 5 b. Jawaban setuju Nilai skor 4 c. Jawaban cukup setuju Nilai skor 3 d. Jawaban tidak setuju Nilai skor 2 e. Jawaban sangat tidak setuju Nilai skor 1 Teknik Analisis Data Analisis data adalah kegiatan mengolah data yang telah dikumpulkan menjadi perangkat hasil dan penemuan baru atau dalam bentuk pembuktian dari hipotesis. Dalam penelitian ini digunakan teknik analisis data kuantitatif yaitu suatu teknik analisis data dengan menggunakan perhitungan angka dan rumus statistik dari data-data sekunder yang telah dikumpulkan. Adapun langkah-langkah analisis kuantitatif sebagai berikut: 1. Uji Instrumen a. Uji Validitas Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Sugiyono (2011:134) bila koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3), maka butir instrumen dinyatakan valid. Rumus korelasi adalah
r
xy ( x )( y 2
2
(Sugiyono, 2011: 183)
)
b. Uji Reliabilitas Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas variabel ditentukan berdasarkan nilai alpha cronbach, apabila nilai alpha lebih besar dari 0,6 maka dikatakan variabel tersebut reliabel atau dapat diandalkan. Rumus statistik yang digunakan dalam pengujiannya menurut Umar (2005: 284) : Cronbach Alpha (α) : α = (
k S 2i ) )(1 k 1 S 2i
Dimana: K = Jumlah item ΣS2i = Jumlah varian skor total S2 = Varian respon untuk item ke i 2. Analisis Regresi Linier Berganda
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
6
Analisis Regresi Linier Berganda mengukur ada atau tidaknya pengaruh antara faktor psikologis yang terdiri dari motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), kepercayaan dan sikap (X4) sebagai variabel independent (bebas) terhadap keputusan pembelian sebagai variabel dependent (terikat). Rumusnya adalah sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 (Sugiyono, 2011: 192) Keterangan: Y : variabel terikat keputusan pembelian a : konstanta b1,… b4 : koefisien regresi variabel bebas 1 sampai 4 X1 : variabel bebas motivasi X2 : variabel bebas persepsi X3 : variabel bebas pembelajaran X4 : variabel bebas kepercayaan dan sikap 3. Uji Asumsi Klasik Uji melihat layak atau tidaknya model regresi yang digunakan untuk memprediksi variabel dependent berdasarkan masukan variabel independent nya, maka model regresi harus terbebas dari beberapa asumsi, antara lain: a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel dependent dan variabel independent keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Uji normalitas data dalam penelitian ini dapat dilakukan melalui pendekatan grafik. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati normal (Santoso, 2000: 212). Dasar pengambilan keputusan uji normalitas adalah sebagai berikut: 1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikut arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi Normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi Normalitas. b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mengidentifikasi hubungan antar variabel independent. Regresi yang baik adalah regresi yang variabel independent -nya tidak memiliki hubungan yang erat atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independennya. Ketentuan dalam pengujian ini adalah: 1) Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terdapat korelasi yang terlalu besar di antara salah satu variabel independent dengan variabel-variabel independent yang lain (terjadi multikolinearitas). 2) Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. c. Analisis Autokorelasi Uji autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka diidentifikasi terjadi masalah Autokorelasi. Regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi Autokorelasi di dalamnya. Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut: 1) 1,65 < DW< 2,35 maka tidak ada autokorelasi. 2) 1,21 < DW< 1,65 atau 2,35< DW< 2,79 maka tidak dapat disimpulkan 3) DW < 1,21 atau DW >2,79 maka terjadi autokorelasi. d. Uji Heteroskesdastisitas
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
7
Uji terhadap adanya Heteroskesdastisitas adalah bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Jika varians dari pengamatan yang satu ke pengamatan yang lain tetap, maka ini disebut Homoskesdastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi Heteroskesdastisitas. Santoso (2002:210) mengatakan bahwa jika sebaran titik-titik berada di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi Heteroskesdastisitas. 4. Uji Pengaruh Simultan a. Analisis Koefisien Determinsi Ganda (R2) Pengertian Analisis koefisien determinsi ganda merupakan alat ukur untuk melihat besarnya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara serempak/simultan. Rumus koefisien determinsi ganda adalah
r 2 yx1 r 2 yx2 2ryx1 ryx2 rx1x2
Ryx1x2 =
1 rx21x2
(Sugiyono, 2011: 191)
b. Analisis Koefisien Korelasi Berganda (Uji F) Uji F dilakukan untuk menguji kesesuaian model regresi linear berganda. Uji ini dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis pertama bahwa terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara faktor psikologis yang terdiri dari motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), kepercayaan dan sikap (X4) terhadap keputusan pembelian (Y). Uji F dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: F=
R2 k 1 R 2 n k 1
(Sugiyono, 2011: 192)
Dimana : R = Koefisien korelasi ganda k = Jumlah variabel independen n = Jumlah anggota sampel Adapun rumusan hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut: H0: b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), kepercayaan dan sikap (X4) terhadap keputusan pembelian. Ha: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), kepercayaan dan sikap (X4) terhadap keputusan pembelian. Kriteria pengujian dengan uji F adalah dengan membandingkan tingkat signifikansi dari nilai F (α = 0,05) dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Jika tingkat signifikansi uji F < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), kepercayaan dan sikap (X4) terhadap keputusan pembelian. 2) Jika tingkat signifikansi uji F > 0,05 tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh simultan yang signifikan antara motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), kepercayaan dan sikap (X4) terhadap keputusan pembelian. 5. Pengujian Pengaruh Parsial a. Analisis Koefisien Determinasi Parsial (r2)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
8
Analisis koefisien determinasi parsial merupakan alat ukur untuk melihat besarnya pengaruh antara masing-masing variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Rumus yang digunakan adalah : ryx1x2 =
ryx 2 ryx1rx1 x2 1 r2 x1 x 2 1 r2 x1
(Sugiyono, 2011: 194)
Kriteria keputusan koefisien determinasi parsial menurut Sugiyono (2011: 184) adalah sebagai berikut: Tabel 1 Kriteria Keputusan Koefisien Determinasi parsial (r 2) Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2011: 184) b. Analisis Koefisien Korelasi Parsial (Uji t) Uji t dilakukan untuk menguji signifikansi pengaruh parsial antara antara motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), kepercayaan dan sikap (X4) terhadap keputusan pembelian.. Uji t dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut: t=
rp n 3 1 rp2
(Sugiyono, 2011: 194)
Dimana : rp = Korelasi parsial yang ditemukan n = Jumlah sampel t = t hitung yang selanjutnya dikonsultasikan dengan t tabel Adapun rumusan hipotesis dalam pengujian ini adalah sebagai berikut: H0: b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya diduga tidak terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), kepercayaan dan sikap (X4) terhadap keputusan pembelian. Ha: b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya diduga terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), kepercayaan dan sikap (X4) terhadap keputusan pembelian. Kriteria pengujian dengan uji t adalah dengan membandingkan tingkat signifikansi dari nilai t (α= 0,05) dengan ketentuan sebagai berikut: 1) Jika tingkat signifikansi uji t < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), kepercayaan dan sikap (X4) terhadap keputusan pembelian. 2) Jika tingkat signifikansi uji t > 0,05 tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat pengaruh parsial yang signifikan antara antara motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), kepercayaan dan sikap (X4) terhadap keputusan pembelian. Untuk menghitung nilai t digunakan software statistik SPSS. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Profil Responden Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah responden yang memiliki Honda Vario yang berjumlah 50 orang. Berdasarkan hasil jawaban responden atas kuesioner
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
9
yang dibagikan, maka dapat digambarkan profil responden berdasarkan jenis kelamin, usia dan pendidikan sebagai berikut: Tabel 2 Profil Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Comulative Percent Valid Laki-laki 29 58,0 58,0 58,0 Perempuan 21 42,0 42,0 100,0 Total 50 100,0 100,0 Sumber : Data primer, diolah Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 29 orang atau 58% adalah laki-laki, sedangkan 21 orang atau 42% adalah perempuan. Tabel 3 Profil Responden Berdasarkan Usia Usia Frequency Percent Valid Percent Comulative Percent Valid < 25 th 8 16,0 16,0 16,0 25-35 th 22 44,0 44,0 60,0 >35 th 20 40,0 40,0 100,0 Total 50 100,0 100,0 Sumber : Data primer, diolah Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 22 orang atau 44% berusia antara 25-35 tahun, 20 orang atau 40% berusia lebih dari 35 tahun, dan 8 orang atau 16% berusia kurang dari 25 tahun. Tabel 4 Profil Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Frequency Percent Valid Percent Comulative Percent Valid SLTA 9 18,0 18,0 18,0 Sarjana 41 82,0 82,0 100,0 Total 50 100,0 100,0 Sumber : Data primer, diolah Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 41 orang atau 82% berpendidikan sarjana, dan 9 orang atau 18% berpendidikan SLTA. Deskriptif Variabel Deskriptif variabel menggambarkan skor jawaban dari responden atas indikatorindikator variabel bebas dan terikat yang diteliti, yaitu mengenai faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap serta variabel terikat keputusan pembelian. Variabel-variabel tersebut dijabarkan dalam beberapa indikator yang diukur dengan skala likert dengan skor 1 sampai 5. Dengan penggambaran indikatorindikator variabel tersebut diharapkan dapat dijelaskan mengenai tanggapan responden secara umum mengenai faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap, serta variabel terikat keputusan pembelian. Adapun jawaban responden terhadap masing-masing variabel adalah sebagai berikut: 1. Deskriptif Variabel Motivasi (X1)
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
10
Adapun hasil jawaban rata-rata responden terhadap masing-masing indikator motivasi (X1) adalah sebagai berikut: Tabel 5 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Motivasi (X1) No. 1 2
3
4 5
Indikator Motivasi (X1) Kebutuhan fisik (sebagai alat transportasi) Kebutuhan keamanan (kuat, nyaman, dan terlindung) Kebutuhan sosial (kepuasan sebagai kelompok berkelas) Kebutuhan penghargaan (status dan kehormatan diri) Kebutuhan aktualisasi diri (ekspresi diri)
frekuensi (f) x bobot skor (x) 2 3 4
1
5
Total Skor
f
%
f
%
f
%
f
%
f
%
6
12
3
6
9
18
10
20
22
44
189
1
2
1
2
10
20
17
34
21
42
206
1
2
8
16
15
30
25
50
1
2
167
3
6
5
10
10
20
24
48
8
16
179
4
8
6
12
13
26
18
36
9
18
172
Total Skor:
913
Sumber : Data primer, diolah Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa gambaran jawaban responden atas indikator variabel motivasi (X1) adalah sebagai berikut: a. Frekuensi jawaban responden terhadap ”Pembelian Honda Vario didasarkan atas kebutuhan fisik sebagai alat transportasi (x1.1)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 22 orang atau 44% menjawab sangat setuju, 10 orang atau 20% menjawab setuju, 9 orang atau 18% menjawab cukup setuju, 6 orang atau 12% menjawab sangat tidak setuju, dan 3 orang atau 6% menjawab tidak setuju. b. Frekuensi jawaban responden terhadap ”Pembelian Honda Vario didasarkan atas kebutuhan keamanan karena kuat, nyaman, dan terlindung (x1.2)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 21 orang atau 42% menjawab sangat setuju, 17 orang atau 34% menjawab setuju, 10 orang atau 20% menjawab cukup setuju, 1 orang atau 2% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. c. Frekuensi jawaban responden terhadap ”Pembelian Honda Vario didasarkan atas kebutuhan sosial yaitu kepuasan sebagai kelompok berkelas (x1.3)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 25 orang atau 50% menjawab sangat setuju, 15 orang atau 30% menjawab cukup setuju, 8 orang atau 16% menjawab tidak setuju, 1 orang atau 2% menjawab sangat setuju dan sangat tidak setuju. d. Frekuensi jawaban responden terhadap ”Pembelian Honda Vario didasarkan atas kebutuhan penghargaan atas status dan kehormatan diri (x1.4)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 24 orang atau 48% menjawab setuju, 10 orang atau 20% menjawab cukup setuju, 8 orang atau 16% menjawab sangat setuju, 5 orang atau 10% menjawab tidak setuju, dan 3 orang atau 6% menjawab sangat tidak setuju. e. Frekuensi jawaban responden terhadap ”Pembelian Honda Vario didasarkan atas kebutuhan aktualisasi untuk mengekspresikan diri (x1.5)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 18 orang atau 36% menjawab setuju, 13 orang atau 26% menjawab cukup setuju, 9 orang atau 18% menjawab sangat setuju, 6 orang atau 12% menjawab tidak setuju, dan 4 orang atau 8% menjawab sangat tidak setuju.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
11
Menurut Sugiyono (2011: 176) dalam penelitian ini, skala likert tertinggi adalah 5, variabel motivasi (X1) dijabarkan menjadi 5 butir indikator, dan jumlah responden adalah sebanyak 50 orang. Sehingga skor ideal adalah 5 x 5 x 50 = 1.250. Dari hasil perhitungan frekuensi diketahui bahwa skor total variabel motivasi (X1) adalah 913, sehingga dapat dihitungskor relatif variabel motivasi (X1) adalah 913/1.250 = 73,04% dari skor ideal. 2. Deskriptif Variabel Persepsi (X2) Adapun hasil jawaban rata-rata responden terhadap masing-masing indikator persepsi (X2) adalah sebagai berikut: Tabel 6 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Persepsi (X2)
No. 1 2 3
Indikator Persepsi (X2) Persepsi Selektif Mengorganisasi Persepsi Interpretasi Persepsi
frekuensi (f) x bobot skor (x) 2 3 4
1
5
f
%
f
%
f
%
f
%
f
%
1
2
10
20
6
12
20
40
13
26
1
2
3
6
8
16
28
56
10
20
3
6
4
8
14
28
16
32
13
26
Total Skor 184 193 182 559
Total Skor: Sumber : Data primer, diolah Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa gambaran jawaban responden atas indikator variabel persepsi (X2) adalah sebagai berikut: a. Frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Pembelian Honda Vario didasarkan atas persepsi yang terbentuk berdasarkan seleksi dan perbandingan dengan merk lain (x2.1)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 20 orang atau 40% menjawab setuju, 13 orang atau 26% menjawab sangat setuju, 10 orang atau 20% menjawab tidak setuju, 6 orang atau 12% menjawab cukup setuju, dan 1 orang atau 2% menjawab sangat tidak setuju. b. Frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Pembelian Honda Vario didasarkan atas persepsi yang terbentuk setelah mengolah berbagai informasi yang relevan tentang Honda Vario (x2.2)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 28 orang atau 56% menjawab setuju, 10 orang atau 20% menjawab sangat setuju, 8 orang atau 16% menjawab cukup setuju, 3 orang atau 6% menjawab tidak setuju, dan 1 orang atau 2% menjawab sangat tidak setuju. c. Frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan ” Pembelian Honda Vario didasarkan atas persepsi yang terbentuk setelah menyimpulkan bukti-bukti tentang keunggulan Honda Vario (x2.3)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 16 orang atau 32% menjawab setuju, 14 orang atau 28% menjawab cukup setuju, 13 orang atau 26% menjawab sangat setuju, 4 orang atau 8% menjawab tidak setuju, dan 3 orang atau 6% menjawab sangat tidak setuju. Dalam penelitian ini, skala likert tertinggi adalah 5, variabel persepsi (X2) dijabarkan menjadi 3 butir indikator, dan jumlah responden adalah sebanyak 50 orang. Sehingga skor ideal adalah 5 x 3 x 50 = 750. Dari hasil perhitungan frekuensi diketahui bahwa skor total variabel persepsi (X2) adalah 559, sehingga dapat dihitung bahwa skor relatif variabel persepsi (X2) adalah 559 / 750= 74,53% dari skor ideal. 3. Deskriptif Variabel Pembelajaran (X3) Adapun hasil jawaban rata-rata responden terhadap masing-masing indikator pembelajaran (X3) adalah sebagai berikut: Tabel 7
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
12
Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Pembelajaran (X3)
No.
Indikator Pembelajaran (X3)
frekuensi (f) x bobot skor (x) 2 3 4
1
5
f
%
f
%
f
%
f
%
f
%
1
Stimulus
6
12
2
4
9
18
15
30
18
36
2 3
Kognitif Lingkungan
3 4
6 8
1 3
2 6
10 7
20 14
16 15
32 30
20 21
40 42
Total Skor:
Total Skor 187 199 196 582
Sumber : Data primer, diolah Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa gambaran jawaban responden atas indikator variabel pembelajaran (X3) adalah sebagai berikut: a. Frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Pembelian Honda Vario didasarkan atas pengenalan dari iklan yang ditayangkan secara terus-menerus (x3.1)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 18 orang atau 36% menjawab sangat setuju, 15 orang atau 30% menjawab setuju, 9 orang atau 18% menjawab cukup setuju, 6 orang atau 12% menjawab sangat tidak setuju, dan 2 orang atau 4% menjawab tidak setuju. b. Frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Pembelian Honda Vario didasarkan atas pengalaman masa lalu dalam menggunakan Honda Vario (x3.2)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 20 orang atau 40% menjawab sangat setuju, 16 orang atau 32% menjawab setuju, 10 orang atau 20% menjawab cukup setuju, 3 orang atau 6% menjawab sangat tidak setuju, dan 1 orang atau 2% menjawab tidak setuju. c. Frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Pembelian Honda Vario didasarkan atas penampilan iklan Honda Vario di surat kabar maupun di media massa dalam ukuran besar (x3.3)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 21 orang atau 22% menjawab sangat setuju, 15 orang atau 30% menjawab setuju, 7 orang atau 14% menjawab cukup setuju, 4 orang atau 8% menjawab sangat tidak setuju, dan 3 orang atau 6% menjawab tidak setuju. Dalam penelitian ini, skala likert tertinggi adalah 5, variabel pembelajaran (X3) dijabarkan menjadi 3 butir indikator, dan jumlah responden adalah sebanyak 50 orang. Sehingga skor ideal adalah 5 x 3 x 50 = 750. Dari hasil perhitungan frekuensi diketahui bahwa skor total variabel pembelajaran (X3) adalah 582, sehingga dapat dihitung bahwa skor relatif variabel pembelajaran (X3) adalah 582 / 750= 77,60% dari skor ideal. 4. Deskriptif Variabel Keyakinan dan Sikap (X4) Adapun hasil jawaban rata-rata responden terhadap masing-masing indikator keyakinan dan sikap (X4) adalah : Tabel 8 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Keyakinan dan Sikap (X4)
No. 1 2
Indikator Keyakinan dan Sikap (X4) Perasaan Keyakinan
frekuensi (f) x bobot skor (x) 2 3 4
1
5
f
%
f
%
f
%
f
%
f
%
5 4
10 8
1 4
2 8
6 4
12 8
21 23
42 46
17 15
34 30
Total Skor 194 191
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
3
Kesukaan
3
6
1
2
6
13
12
21
42
19
38
202
Total Skor:
587
Sumber : Data primer, diolah Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa gambaran jawaban responden atas indikator variabel keyakinan dan sikap (X4) adalah sebagai berikut: a. Frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Pembelian Honda Vario didasarkan atas perasaan yang timbul dari keunggulan Honda Vario (x4.1)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 21 orang atau 42% menjawab setuju, 17 orang atau 34% menjawab sangat setuju, 6 orang atau 12% menjawab cukup setuju, 5 orang atau 10% menjawab sangt tidak setuju, dan 1 orang atau 2% menjawab tidak setuju. b. Frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Pembelian Honda Vario didasarkan atas keyakinan yang timbul dari keunggulan Honda Vario (x4.2)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 23 orang atau 46% menjawab setuju, 15 orang atau 30% menjawab sangat setuju, 4 orang atau 8% menjawab cukup setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. c. Frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Pembelian Honda Vario didasarkan atas kesukaan yang timbul dari keunggulan Honda Vario (x4.3)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 21 orang atau 42% menjawab sangat setuju, 19 orang atau 38% menjawab sangat setuju, 6 orang atau 12% menjawab cukup setuju, 3 orang atau 6% menjawab sangat tidak setuju, dan 1 orang atau 26% menjawab tidak setuju. Dalam penelitian ini, skala likert tertinggi adalah 5, variabel keyakinan dan sikap (X4) dijabarkan menjadi 3 butir indikator, dan jumlah responden adalah sebanyak 50 orang. Sehingga skor ideal adalah 5 x 3 x 50 = 750. Dari hasil perhitungan frekuensi diketahui bahwa skor total variabel keyakinan dan sikap (X4) adalah 587, sehingga dapat dihitung bahwa skor relatif variabel keyakinan dan sikap (X4) adalah 587 / 750= 78,27% dari skor ideal. 5. Deskriptif Variabel Keputusan Pembelian (Y) Adapun hasil jawaban rata-rata responden terhadap masing-masing indikator keputusan pembelian (Y) adalah : Tabel 9 Deskripsi Jawaban Responden Mengenai Variabel Keputusan Pembelian (Y)
No. 1 2 3 4
Indikator Keyakinan dan Sikap (X4) Pengenalan produk Pencarian produk Evaluasi alternatif Pilihan
frekuensi (f) x bobot skor (x) 2 3 4
1
5
f
%
f
%
f
%
f
%
f
%
2 2 3 3
4 4 6 6
5 2 4 7
10 4 8 14
7 10 9 8
14 20 18 16
8 20 14 19
16 40 28 38
28 16 20 13
56 32 40 26
Total Skor:
Total Skor 205 196 194 182 777
Sumber : Data primer, diolah Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa gambaran jawaban responden atas indikator variabel keputusan pembelian (Y) adalah sebagai berikut: a. Frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Pembelian Honda Vario dilakukan setelah melalui tahap mengenali kebutuhan tentang perlunya alat transportasi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari (y1)” dapat diketahui bahwa
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
14
mayoritas responden yaitu 28 orang atau 56% menjawab sangat setuju, 8 orang atau 16% menjawab setuju, 7 orang atau 14% menjawab cukup setuju, 5 orang atau 10% menjawab tidak setuju, dan 2 orang atau 2% menjawab sangat tidak setuju. b. Frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Pembelian Honda Vario dilakukan setelah melalui tahap pencarian informasi tentang berbagai tipe dan merek sepeda motor (y2)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 20 orang atau 40% menjawab setuju, 16 orang atau 32% menjawab sangat setuju, 10 orang atau 20% menjawab cukup setuju, 2 orang atau 4% menjawab tidak setuju dan sangat tidak setuju. c. Frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Pembelian Honda Vario dilakukan setelah melalui tahap membandingkan antara merek sepeda motor yang satu dengan yang lain (y3)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 20 orang atau 40% menjawab sangat setuju, 14 orang atau 28% menjawab setuju, 9 orang atau 18% menjawab cukup setuju, 4 orang atau 8 menjawab tidak setuju, dan 3 orang atau 6% menjawab sangat tidak setuju. d. Frekuensi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Pembelian Honda Vario dilakukan setelah melalui tahap memutuskan pilihan bahwa Honda Vario lebih baik dari merek lain (y4)” dapat diketahui bahwa mayoritas responden yaitu 19 orang atau 38% menjawab setuju, 13 orang atau 26% menjawab sangat setuju, 8 orang atau 16% menjawab cukup setuju, 7 orang atau 14% menjawab tidak setuju, dan 3 orang atau 6% menjawab sangat tidak setuju. Dalam penelitian ini, skala likert tertinggi adalah 5, variabel keputusan pembelian (Y) dijabarkan menjadi 4 butir indikator, dan jumlah responden adalah sebanyak 50 orang. Sehingga skor ideal adalah 5 x 4 x 50 = 1.000. Dari hasil perhitungan frekuensi diketahui bahwa skor total variabel keputusan pembelian (Y) adalah 777, sehingga dapat dihitung bahwa skor relatif variabel keputusan pembelian (Y) adalah 777 / 1.000= 77,70% dari skor ideal. Uji Instrumen 1. Uji Validitas Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur (kuesioner) layak untuk mengukur apa yang diinginkan. Kriteria pengambilan keputusan berdasarkan Sugiyono (2011:134) bila koefisien korelasi sama dengan 0,3 atau lebih (paling kecil 0,3), maka butir instrumen dinyatakan valid. Adapun hasil uji validitas adalah : Tabel 10 Uji Validitas Variabel X1
X2
X3
X4
Pertanyaan x1.1 x1.2 x1.3 x1.4 x1.5 x2.1 x2.2 x2.3 x3.1 x3.2 x3.3 x4.1
Koefisien Korelasi 0,787 0,477 0,327 0,728 0,521 0,549 0,676 0,685 0,543 0,447 0,562 0,613
Keterangan Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
15
0,578 Valid x4.2 0,406 Valid x4.3 0,403 Valid Y y1 0,602 Valid y2 0,430 Valid y3 0,545 Valid y4 Sumber : Data primer, diolah Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS dapat diketahui bahwa semua variabel mempunyai koefisien korelasi di atas 0,3, sehingga kuesioner yang disebarkan dinyatakan valid. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan kata lain hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap obyek dan alat pengukur yang sama. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama. Reliabilitas variabel ditentukan berdasarkan nilai alpha cronbach, apabila nilai alpha lebih besar dari 0,6 maka dikatakan variabel tersebut reliabel atau dapat diandalkan (Umar, 2005:207).
Tabel 11 Uji Realibilitas Nilai Kritis 0,6
Keterangan Reliabel
X2
Alpha Cronbach 0,6164 0,6377
0,6
Reliabel
X3
0,7573
0,6
Reliabel
X4
0,7384
0,6
Reliabel
0,8506 Y Sumber : Data primer, diolah
0,6
Reliabel
Variabel X1
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS dapat diketahui bahwa nilai Alpha Cronbach masing-masing variabel > 0,6 sehingga jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan / reliabel, sehingga analisa kuantitatif dengan kuesioner yang telah ditentukan dapat dilanjutkan. Analisis Regresi Linear Berganda Regresi linier berganda merupakan suatu persamaan yang menggambarkan hubungan antara lebih dari satu variabel bebas dengan satu variabel terikat. Regresi linier berganda diterapkan dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara variabel bebas faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap terhadap variabel terikat keputusan pembelian, serta mengetahui besar pengaruhnya. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan Program SPSS diperoleh : Tabel 12 Koefisien Regresi Coefisientsa Model Unstandarized Standarized
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
Coefisients B Std. Error 1 (Constant) -,230 ,451 X1 ,329 ,092 X2 ,344 ,076 X3 ,154 ,075 X4 ,265 ,096 Sumber : Data primer, diolah
Coefisients Beta ,368 ,399 ,171 ,286
16
t -,510 3,590 4,550 2,053 2,760
Sig. ,612 ,001 ,000 ,046 ,008
Tabel tersebut menunjukkan persamaan regresi yang dapat menjelaskan hubungan antara variabel bebas faktor psikologis yang terdiri dari motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), keyakinan dan sikap (X4) terhadap variabel terikat keputusan pembelian (Y). Dari tabel, diperoleh model regresi linier berganda yaitu: Y = -0,230 + 0,329 X1 + 0,344 X2 + 0,154 X3 + 0,265 X4 Berdasarkan model regresi di atas dapat dijelaskan bahwa : 1. Nilai a sebesar -0,230 Menunjukkan bahwa jika motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), keyakinan dan sikap (X4), maka keputusan pembelian (Y) akan turun sebesar 0,230.
2. Nilai b1 sebesar 0,329 Menunjukkan jika motivasi (X1) meningkat satu satuan, maka akan dapat menaikkan keputusan pembelian (Y) sebesar 0,329 satuan dengan asumsi variabel bebas yang lain konstan. 3. Nilai b2 sebesar 0,344 Menunjukkan jika persepsi (X2) meningkat satu satuan, maka akan dapat menaikkan keputusan pembelian (Y) sebesar 0,344 satuan dengan asumsi variabel bebas yang lain konstan. 4. Nilai b3 sebesar 0,154 Menunjukkan jika pembelajaran (X3) meningkat satu satuan, maka akan dapat menaikkan keputusan pembelian (Y) sebesar 0,154 satuan dengan asumsi variabel bebas yang lain konstan. 5. Nilai b4 sebesar 0,265 Menunjukkan jika keyakinan dan sikap (X4) meningkat satu satuan, maka akan dapat menaikkan keputusan pembelian (Y) sebesar 0,265 satuan dengan asumsi variabel bebas yang lain konstan. Uji Asumsi Klasik Persamaan regresi yang baik harus bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE tersebut maka harus dipenuhi beberapa asumsi klasik sebagai berikut: 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Modal regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Santoso, 2002:212). Untuk mendeteksi normalitas adalah dengan melihat penyebaran data/titik pada sumbu diagonal dari grafik, dasar pengambilan keputusan adalah: a. Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
17
b. Jika data menyebar jauh garis diagonal dan/atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Y 1,0
Expected Cum Prob
,8
,5
,3
0,0 0,0
,3
,5
,8
1,0
Observed Cum Prob
Gambar 1 Uji Normalitas Dari grafik di atas diketahui bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal. Jadi dapat disimpulkan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas. Dimana uji ini dihitung dengan menggunakan alat bantu ukur program SPSS. 2. Analisis Autokorelasi Uji autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka diidentifikasi terjadi masalah Autokorelasi. Regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi Autokorelasi di dalamnya. Tabel 13 Nilai Durbin Watson Model Summaryb Model R R Square Adjusted Std. Error of Durbin R Square the Estimate Watson 1 ,832 ,693 ,665 ,33210 2,219 Sumber : Data primer, diolah Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut: a. 1,65 < DW< 2,35 maka tidak ada autokorelasi. b. 1,21 < DW< 1,65 atau 2,35< DW< 2,79 maka tidak dapat disimpulkan c. DW < 1,21 atau DW >2,79 maka terjadi autokorelasi. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa model regresi yang terbentuk tidak terjadi autokorelasi karena mempunyai angka Durbin Watson di antara 1,65 < DW< 2,35 sebesar yaitu 2,219 3. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mengidentifikasi hubungan antar variabel independen (bebas). Regresi yang baik adalah regresi yang variabel bebasnya tidak memiliki hubungan yang erat atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independennya. Ketentuan dalam pengujian ini adalah:
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
18
a. Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terdapat korelasi yang terlalu besar di antara salah satu variabel bebas dengan variabel-variabel bebas yang lain (terjadi multikolinearitas). b. Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 14 Nilai Tolerance Dan VIF Coefisientsa Model Unstandarized Standarized Coefisients Coefisients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -,230 ,451 -,510 ,612 X1 ,329 ,092 ,368 3,590 ,001 X2 ,344 ,076 ,399 4,550 ,000 X3 ,154 ,075 ,171 2,053 ,046 X4 ,265 ,096 ,286 2,760 ,008 Dependent Variabel : Y Sumber : Data primer, diolah Dari 4 variabel bebas yang ada diketahui memiliki nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10 maka penelitian ini bebas dari Multikolinearitas. 4. Uji Heteroskesdastisitas Uji terhadap adanya heteroskesdastisitas adalah bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual dari pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Jika varians dari pengamatan yang satu ke pengamatan yang lain tetap, maka ini disebut homoskesdastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heteroskesdastisitas. Santoso (2002:210) mengatakan bahwa jika sebaran titik-titik berada di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak membentuk pola yang jelas, maka tidak terjadi heteroskesdastisitas. Scatterplot Dependent Variable: Y Regression Studentized Residual
3
2
1
0
-1
-2 -3 -3
-2
-1
0
1
2
Regression Standardized Predicted Value
Gambar 2 Uji Heteroskesdastisitas Dari grafik di atas diketahui bahwa titik-titik data tersebar di daerah antara 0 – Y dan tidak membentuk pola tertentu, maka model regresi yang terbentuk diidentifikasi tidak terjadi heteroskesdastisitas. Karena data yang diolah sudah tidak mengandung
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
19
heteroskesdastisitas, maka persamaan regresi linear berganda yang diperoleh dapat dipergunakan untuk penelitian. Pengujian Pengaruh Simultan 1. Analisis Koefisien Determinasi Berganda (R2) Analisis koefisien determinasi berganda merupakan alat ukur untuk melihat kadar keterikatan antara variabel bebas dan terikat secara simultan. Analisis koefisien determinasi berganda menunjukkan persentase hubungan dari variasi turun naiknya variabel bebas yang mempengaruhi variabel terikat. Tabel 15 Koefisien Determinasi Barganda Model Summaryb Model R R Square Adjusted Std. Error of Durbin R Square the Estimate Watson 1 ,832 ,693 ,665 ,33210 2,219 Sumber: Data primer, diolah Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa koefisien determinasi berganda (R2) atau R Square adalah sebesar 0,693 atau 69,3%, ini berarti bahwa faktor psikologis yang terdiri dari motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), keyakinan dan sikap (X4) secara bersama-sama mampu menjelaskan turun naiknya keputusan pembelian (Y) sebesar 69,3%, sedangkan sisanya sebesar 30,7% dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini. 2. Analisis Koefisien Korelasi Berganda (Uji F) Uji signifikansi model dengan uji F digunakan untuk mengetahui apakah model regresi linier berganda yang telah didapatkan telah signifikan (telah sesuai untuk menggambarkan pengaruh simultan variabel bebas terhadap variabel terikat). Uji signifikansi model ini dapat dilihat pada nilai F hitung yang telah diperoleh dari program SPSS sebagai berikut: Tabel 16 Analisis of Varians ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. Regression 11,182 4 2,796 25,348 ,000a 1 Residual Total
4,963
45
16,145
49
,110
a. Predictors : (Constant), X4, X3, X2,X1 b. Dependent Variabel : y Untuk mengetahui variabel-variabel independen berpengaruh secara simultan (bersama) terhadap variabel dependen digunakan uji F dengan tingkat signifikansi α = 0,05. Jika hasil statistik F pada taraf signifikansi ≤ 0,05 berarti variabel-variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap variabel terikat dan sebaliknya. Karena nilai sig < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05, maka H0 ditolak, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa keseluruhan variabel bebas motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Pengujian Pengaruh Parsial
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
20
1. Analisa Koefisien Determinasi Parsial Koefisien determinasi parsial menunjukkan seberapa erat pengaruh masingmasing variabel bebas secara parsial (sendiri-sendiri) terhadap variabel terikat. Kriteria keputusan koefisien determinasi parsial menurut Sugiyono (2011:184) adalah sebagai berikut: Tabel 17 Kriteria Keputusan Koefisien Determinasi parsial (r 2) Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Sumber: Sugiyono (2011:184) Adapun hasil pengolahan data dengan menggunakan program SPSS adalah sebagai berikut : Tabel 18 Koefisien Determinasi Parsial Coefisientsa Model Unstandarized Standarized Coefisients Coefisients Correlations B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part 1 (Constant) -,230 ,451 -,510 ,612 X1 ,329 ,092 ,368 3,590 ,001 ,634 ,672 ,297 X2 ,344 ,076 ,399 4,550 ,000 ,601 ,691 ,376 X3 ,154 ,075 ,171 2,053 ,046 ,232 ,593 ,170 X4 ,265 ,096 ,286 2,760 ,008 ,628 ,661 ,228 Dependent Variabel : Y Sumber: Data primer, diolah Tabel koefisien determinasi parsial di atas menunjukkan bahwa terdapat koefisien determinasi antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat, yaitu: a. Koefisien determinasi parsial antara variabel motivasi (X1) terhadap keputusan pembelian (Y) yaitu sebesar 0,672 karena besarnya antara 0,60 – 0,799 maka termasuk pada kategori kuat. Jadi terdapat hubungan yang kuat antara motivasi dan keputusan pembelian. b. Koefisien determinasi parsial antara variabel persepsi (X2) terhadap keputusan pembelian (Y) yaitu sebesar 0,691 karena besarnya antara 0,60 – 0,799 maka termasuk pada kategori kuat. Jadi terdapat hubungan yang kuat antara persepsi dan keputusan pembelian. c. Koefisien determinasi parsial antara variabel pembelajaran (X3) terhadap keputusan pembelian (Y) yaitu sebesar 0,593 karena besarnya 0,40 – 0,599 maka termasuk pada kategori sedang. Jadi terdapat hubungan yang sedang antara pembelajaran dan keputusan pembelian. d. Koefisien determinasi parsial antara variabel keyakinan dan sikap (X4) terhadap keputusan pembelian (Y) yaitu sebesar 0,661 karena besarnya antara 0,60 – 0,799, maka termasuk pada kategori kuat. Jadi terdapat hubungan yang kuat antara keyakinan dan sikap serta keputusan pembelian. Dari nilai koefisien determinasi di atas dapat pula diketahui bahwa pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian (Y) ditunjukkan oleh variabel persepsi (X2), karena mempunyai nilai koefisien determinasi yang lebih besar daripada variabel bebas lainnya.
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
21
2. Uji t Uji parsial (uji t) digunakan untuk mengetahui apakah model persamaan regresi telah signifikan untuk digunakan mengukur pengaruh secara parsial variabel bebas faktor psikologis yang terdiri dari motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap terhadap keputusan pembelian. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan Program SPSS diperoleh hasil output t hitung adalah :
Tabel 19 Uji Parsial (Uji t) Coefisientsa Model Unstandarized Standarized Coefisients Coefisients Correlations B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part 1 (Constant) -,230 ,451 -,510 ,612 X1 ,329 ,092 ,368 3,590 ,001 ,634 ,672 ,297 X2 ,344 ,076 ,399 4,550 ,000 ,601 ,691 ,376 X3 ,154 ,075 ,171 2,053 ,046 ,232 ,593 ,170 X4 ,265 ,096 ,286 2,760 ,008 ,628 ,661 ,228 Dependent Variabel : Y Sumber: Data primer, diolah Prosedur pengujian menggunakan uji t dengan tingkat signifikansi 0,05. a. Uji parsial antara variabel bebas motivasi (X1) terhadap keputusan pembelian (Y), dengan nilai sig = 0,001. Karena nilai sig 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel bebas motivasi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian b. Uji parsial antara variabel bebas persepsi (X2) terhadap keputusan pembelian (Y), dengan nilai sig = 0,000. Karena nilai sig 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel bebas persepsi secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. c. Uji parsial antara variabel bebas pembelajaran (X3) terhadap keputusan pembelian (Y), dengan nilai sig = 0,046. Karena nilai sig 0,046 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel bebas pembelajaran secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. d. Uji parsial antara variabel bebas keyakinan dan sikap (X4) terhadap keputusan pembelian (Y), dengan nilai sig = 0,008 Karena nilai sig 0,008 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa variabel bebas keyakinan dan sikap secara parsial berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Dari pengujian parsial dengan uji t di atas dapat diketahui bahwa pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian (Y) ditunjukkan oleh variabel persepsi (X2), karena mempunyai nilai signifikasi yang lebih kecil daripada variabel bebas lainnya. Analisis dan Pembahasan
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
22
Adanya pengaruh secara simultan yang signifikan yang dibuktikan dengan uji F telah menjawab hipotesa bahwa faktor psikologis yang terdiri motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap secara simultan berpengaruh terhadap eputusan pembelian motor honda Vario di Surabaya. Hal ini berarti bahwa penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kebijakan perusahaan, yaitu apabila ingin meningkatkan keputusan pembelian konsumen, sehingga pendapatan perusahaan meningkat, maka dapat dilakukan dengan cara meningkatkan faktor psikologis yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap secara bersama-sama. Adanya pengaruh secara parsial yang signifikan yang dibuktikan dengan uji t telah menjawab hipotesa bahwa faktor psikologis yang terdiri motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap secara parsial berpengaruh terhadap keputusan pembelian motor Honda vario. Hal ini berarti bahwa penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kebijakan perusahaan, yaitu apabila ingin meningkatkan keputusan pembelian konsumen, sehingga pendapatan perusahaan meningkat, maka dapat dilakukan dengan cara meningkatkan faktor psikologis yaitu motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan sikap secara parsial. Dari hasil penelitian juga dapat diketahui bahwa variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap kepuasan pelanggan adalah variabel persepsi, karena mempunyai nilai signifikasi t hitung yang lebih kecil dari pada variabel bebas lainnya. Sehingga hal ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan agar lebih mengutamakan variabel persepsi dalam kebijakan pelayanannya agar dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengaruh faktor psikologis terhadap keputusan pembelian motor Honda Vario di Surabaya, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, yaitu: 1). Dari hasil perhitungan didapatkan persamaan regresi : Y = -0,230 + 0,329 X1 + 0,344 X2 + 0,154 X3 + 0,265 X4. Dari model tersebut diketahui adanya pengaruh faktor psikologis terhadap keputusan pembelian yang dilihat dari koefisien regresi ≠ 0, namun pengaruh tersebut harus diuji lagi dengan uji F dan uji t. 2). Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa koefisien determinasi berganda (R2) atau R Square adalah sebesar 0,693 atau 69,3% ini berarti bahwa faktor psikologis yang terdiri dari motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), keyakinan dan sikap (X4) secara bersama-sama mampu menjelaskan turun naiknya keputusan pembelian (Y) sebesar 69,3%, sedangkan sisanya sebesar 30,7% dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini. 3). Dari pengujian model regresi dengan uji F diketahui bahwa keseluruhan variabel bebas motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), keyakinan dan sikap (X4) memberikan pengaruh simultan yang signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) karena nilai sig < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05. 4). Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa koefisien determinasi parsial (uji r2) variabel motivasi (X1), persepsi (X2), serta keyakinan dan sikap (X4) mempunyai hubungan yang kuat terhadap keputusan pembelian (Y) karena besarnya koefisien determinasi parsial (uji r2) antara 0,60 – 0,799. Sedangkan variabel pembelajaran (X3) mempunyai hubungan yang sedang terhadap keputusan pembelian (Y) karena besarnya koefisien determinasi parsial (uji r2) antara 0,40 – 0,599. 5). Dari pengujian model regresi dengan uji t diketahui bahwa semua variabel bebas motivasi (X1), persepsi (X2), pembelajaran (X3), keyakinan dan sikap (X4) secara parsial memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat keputusan pembelian (Y), karena nilai sig t < 0,05. 6). Dari pengujian model regresi dengan uji t juga diketahui bahwa variabel yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian adalah variabel persepsi, karena mempunyai nilai signifikasi yang lebih kecil daripada variabel bebas lainnya.
Saran
Jurnal Ilmu & Riset Manajemen Vol.1 No.8 (2012)
23
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah diambil maka saran-saran yang dapat penulis ajukan yang berkaitan dengan pengaruh faktor psikologis terhadap keputusan pembelian motor Honda Vario di Surabaya, adalah sebagai berikut: 1). Astra Honda Motor sebagai agen tunggal pemegang merk Honda sebaiknya selalu meningkatkan perhatian terhadap faktor-faktor psikologis dalam strategi pemasarannya, karena dari hasil penelitian terbukti bahwa faktor psikologis berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian, baik secara simultan maupun parsial. 2. Untuk melengkapi hasil penelitian, maka sebaiknya dilakukan penelitian serupa dengan sampel dan obyek penelitian yang berbeda agar memperoleh kesimpulan yang lebih lengkap dan dapat dipertanggungjawabkan. DAFTAR PUSTAKA Anwar Prabu Mangkunegara. 2009. Perilaku Konsumen. Edisi Revisi. Cetakan Keempat. PT. Refika Aditama. Bandung. Beli Mustakim. 2011. Skripsi. Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya. Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Keputusan Membeli Sepeda Motor Yamaha Mio Di Surabaya Berkowitz, Eric N., et al. 2002. Marketing, (3rd ed.). Homewood. Boston. Desy Veterinawati. 2011. Skripsi. Universitas Negeri Surabaya. Pengaruh Faktor Sosial, Pribadi dan Psikologis terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian BlackBerry di Surabaya. Husain Umar. Metode Reset Bisnis. 2005. PT. Gramedia Pustaka Umum. Jakarta. Kotler, Philip dan Gary Armstrong. 2007. Dasar-Dasar Pemasaran. Edisi Kesembilan. Alih Bahasa: Alexander Sindoro. Indeks. Jakarta. Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. 2009. Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jilid 1. Alih Bahasa. Bob Sabran. Erlangga. Jakarta. Nugroho J. Setiadi. 2010. Perilaku Konsumen. Edisi Revisi. Cetakan Keempat. Prenada Media Group. Jakarta. Singgih Santoso. 2000. SPSS Versi 10 : Mengolah Data Statistik Secara Profesional. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Sri Rahayu. SPSS Versi 12.00 dalam Riset Pemasaran. 2004. Alfabeta. Bandung. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Cetakan Ke-13. Penerbit Alfabeta. Bandung.
●●●