PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL TERHADAP USIA PEMBERIAN MP-ASI DINI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WONOMERTO KABUPATEN PROBOLINGGO Dahlia Indah Amareta1, Arinda Lironika1, Shintia Ariyani1 1 Politeknik Negeri Jember ABSTRAK MP-ASI (Makanan pendamping ASI) merupakan pemberian makanan pendamping selain ASI saat bayi berusia 6 bulan. Banyak orang tua menganggap bahwa kebutuhan nutrisi bayi tidak cukup hanya dengan ASI, sehingga bayi perlu dibantu dengan memberikan makanan pendamping ASI. Pemberian makanan bayi di Indonesia masih banyak yang belum sesuai dengan umurnya, terutama di daerah pedesaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh faktor internal dan eksternal terhadap usia pemberian MP-ASI dini di Wilayah Kerja Puskemas Wonomerto Kabupaten Probolinggo. Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, pengambilan sampel dengan menggunakan proportional stratified random sampling. Dengan metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara melibatkan 69 responden. Berdasarkan analisis bivariat yang telah diuji statistik Pearson, Korelasi Rank Spearman dan regresi linear berganda. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara pendidikan ibu dan dukungan keluarga terhadap usia pemberian MP-ASI dini. Sedangkan hasil analisis Regresi Linear Berganda menunjukkan bahwa dukungan keluarga yang paling berpengaruh terhadap usia pemberian MP-ASI dini di Wilayah Kerja Puskemas Wonomerto Kabupaten Probolinggo. ABSTRACK Complementary foods breast milk is the feeding of an escort in addition to breast milk when the baby is 6 months old. Many parents assume that the nutritional needs of infants with breast milk is not enough, so that the baby needs to be assisted by providing complementary foods breast milk. Infant feeding in Indonesia is still much that is not in accordance with age, especially in rural areas. This research aims to know the internal and external factors influence against the age of the feeding of companion breast milk early in the Work Area health center Wonomerto Probolinggo. This research is analytic observational research with cross sectional approach, sampling by using proportional stratified random sampling. With this method of data collection using questionnaires and interviews involving 69 respondent. Based on bivariate analysis were tested Spearman Rank Correlation statistics and multivariate analysis using multiple linear regression. Results of analysis using Spearman's rank correlation showed a significant relationship between maternal education and family support for the life of gift weaning early. While the results of multiple linear regression analysis showed that family support that most influence on the life of gift weaning early in the Work Area health center Wonomerto Probolinggo.
16 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 1. Januari - April 2016
PENDAHULUAN ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, karena ASI (air susu ibu) dirancang sempurna untuk memenuhi kebutuhan bayi dan mengandung hampir semua zat gizi dengan komposisi sesuai kebutuhan bayi. Walaupun ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi tetapi dengan bertambahnya umur, bayi yang sedang tumbuh memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah yang didapat dari ASI. Pada waktu bayi berumur 6 bulan ASI sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi. Dengan demikian bayi memerlukan energi tambahan (Prabantini, 2010). MP-ASI (Makanan pendamping ASI) merupakan pemberian makanan pendamping selain ASI saat bayi berusia 6 bulan. ASI hanya menyediakan setengah atau lebih kebutuhan gizi bayi pada usia 6-12 bulan. Tujuan pemberian makanan pendamping ASI adalah untuk melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang, mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk, mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan serta mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi (Djitowiyono, 2010 dalam Muh. Masyanti 2014). Banyak orang tua menganggap bahwa kebutuhan nutrisi bayi tidak cukup hanya dengan ASI, sehingga bayi perlu dibantu dengan
memberikan makanan pendamping ASI. Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo tahun 2015, dari 9.139 bayi lahir hanya 44,9 % yang mendapat ASI secara eksklusif dari ibunya. Wilayah Kerja Puskesmas Wonomerto adalah peringkat ke 4 tingkat pemberian ASI eksklusif terendah dari 33 kecamatan yang ada di Kabupaten Probolinggo, yaitu sebesar 29,3 % (Dinkes Kabupaten Probolinggo, 2015). Berdasarkan laporan Puskesmas Wonomerto, masih banyak ibu yang memberikan MP-ASI pada bayinya yang berusia <6 bulan meskipun telah diberi penyuluhan mengenai pentingnya ASI ekslusif dan waktu pemberian MP-ASI yang tepat. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap usia pemberian MP-ASI dini di Wilayah Kerja Puskemas Wonomerto Kabupaten Probolinggo. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional dimana variabel dependent dan variabel independent diukur dalam waktu yang bersamaan. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu-ibu yang
Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 1. Januari - April 2016 | 17
memiliki bayi usia kurang dari enam bulan dan telah memberikan makanan pendamping ASI pada bayinya yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Wonomerto Kabupaten Probolinggo sebanyak 253 orang. Perhitungan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus (Riyanto, 2011) yaitu : ππ(1βπ) 2π(1βπ) 2 π= ππ 2 + π(1βπ) 2π(1βπ)
dua variabel. Sebelum dilakukan uji statistik, terlebih dahulu dilakukan uji kolmogorov Smirnov untuk mengetahui kenormalan distribusi data. Variabel penelitian berskala rasio antara lain: variabel umur ibu dan variabel umur pemberian MP-ASI, variabel penelitian berskala ordinal antara lain: Variabel tingkat pendidikan ibu, tingkat pengetahuan, sikap, peran petugas kesehatan, dan dukungan keluarga. 2 C. Analisis Multivariat π 2 Analisis multivariat dilakukan 253. (1,96) . 0,5 (1 β 0,5) = terhadap lebih dari dua variabel 2 2 253. (0,1) + (1,96) . 0,5(1 β 0,5) yang diteliti yaitu menganalisis π = 69 pengaruh faktor internal dan InstrumenPenelitian eksternal terhadap pemberian MPInstrumen yang digunakan dalam ASI dini. Uji yang digunakan yaitu penelitian ini untuk mengumpulkan analisis regresi linear ganda. Jika data adalah kuesioner yang terdiri nilai signifikan atau probabilitas dari kuesioner karakteristik ibu lebih kecil dari atau sama dengan meliputi umur ibu, pendidikan ibu, 0,05 (pβ€0,05) maka variabel pengetahuan ibu, sikap ibu, tersebut adalah variabel pekerjaan ibu, peran petugas independent yang paling dominan kesehatan dan dukungan keluarga dalam mempengaruhi variabel terhadap usia pemberian makanan variabel dependen. Uji yang pendamping ASI. dilakukan dengan menggunakan A. Analisis Univariat metode backward. Menganalisis secara Di dalam penelitian ini, deskriptif dengan menghitung untuk memudahkan dalam distribusi frekuensi tiap variabel mengolah data peneliti penelitian. Variabel yang dianalisis menggunakan menggunakan secara univariat pada penelitian ini program SPSS (Statistical Package adalah data pendidikan ibu, for Social Sciense) 16.0 for pengetahuan ibu terhadap windows. pemberian MP-ASI, sikap, pekerjaan, peran petugas kesehatan PEMBAHASAN dan dukungan keluarga. Karakteristik penelitian B. Analisis Bivariat yang diambil adalah ibu-ibu yang Analisis bivariat dilakukan memiliki bayi usia kurang dari untuk mengetahui hubungan antara
18 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 1. Januari - April 2016
enam bulan dan telah memberikan makanan pendamping ASI pada bayinya yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Wonomerto Kabupaten Probolinggo menurut umur, pendidikan dan pekerjaan, dilihat pada tabel di bawah ini: 4.1.1 Umur Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Umur Responden Usia Prosentase (Tahun) Jumlah (%) < 20 9 13,0 Tahun 20-35 53 76,8 Tahun Total 69 100,0 Berdasarkan pengkategorian tersebut, maka dalam penelitian ini sebanyak 76,8% telah memberikan MP-ASI < 6 bulan, sebanyak 9 orang responden yang berusia < 20 tahun telah memberikan MP-ASI, sedangkan sisanya 10,1% berada pada usia diatas 35 tahun. 4.1.2 Pendidikan Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Tingkat Prosentase Pendidikan Jumlah (%) Rendah (Tidak 43 62,3 Sekolah,SD) Sedang (SMP atau 25 36,2 SMA) Total 69 100,0 Sebanyak 62,3% responden dalam penelitian ini berpendidikan SD dan tidak sekolah yaitu
termasuk dalam kategori rendah, yang termasuk dalam kategori tinggi yaitu sebanyak 1,4%. 4.1.3 Pekerjaan Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan Prosentase Pekerjaan Jumlah (%) Tidak 37 53,6 Bekerja Bekerja di 0 0 rumah Bekerja di 32 46,4 luar rumah Total 69 100,0 Dari tabel 4.3, dapat dilihat responden yang bekerja di luar rumah dalam penelitian ini sebanyak 46,4%. Sedangkan sebanyak 53,6% responden tidak bekerja telah memberikan MP-ASI <6 bulan. Mayoritas ibu yang tidak bekerja telah memberikan MP-ASI <6 bulan. 4.1.4 Pengetahuan Responden Tentang Pemberian MP-ASI Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Responden Tentang MP-ASI Tingkat Prosentase Pengetahuan Jumlah (%) Kurang 35 50,7 Sedang 28 40,6 Baik 6 8,7 Total 69 100,0 Dari hasil penelitian didapatkan responden yang memiliki pengetahuan kurang sebanyak 35 orang responden (50,7%), pengetahuan sedang sebanyak 28 orang (40,6%) dan pengetahuan baik 6 orang (8,7%).
Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 1. Januari - April 2016 | 19
4.1.5 Sikap Responden Tentang Pemberian MP-ASI Tabel 4.6 Sikap Responden Tentang Pemberian MP-ASI Sikap Prosentase Jumlah (%) Kurang 33 47,8 Sedang 29 42,0 Baik 7 10,1 Total 69 100,0 Dari hasil penelitian didapatkan responden yang memiliki sikap kurang sebanyak 33 orang responden (47,8%), sikap sedang sebanyak 29 orang responden (42%), dan sikap baik sebanyak 7 orang responden (10,1%). 4.1.6 Peran Petugas Kesehatan Tentang Pemberian ASI ekslusif Tabel 4.7 Peran Petugas Kesehatan Tentang Pemberian ASI ekslusif Petugas Prosentase Kesehatan Jumlah (%) Mendapat Dorongan memberikan 41 59,4 ASI eksklusif Tidak mendapat 28 40,6 dorongan Total 69 100,0 Mayoritas responden mendapat dorongan dari petugas kesehatan untuk memberikan ASI ekslusif sebanyak 59,4% dan tidak mendapat dorongan sebanyak 40,6%.
4.1.7 Dukungan Keluarga Tentang Pemberian MP-ASI Tabel 4.8 Dukungan KeluargaTentang Pemberian MPASI Dukungan Prosentase Keluarga Jumlah (%) Mendapat dorongan memberikan 61 88,4 MP-ASI Dini Tidak mendapat 8 11,6 dorongan Total 69 100,0 Dalam hal dukungan keluarga terhadap pemberian MP-ASI < 6 Bulan, sebanyak 88,4% responden menyatakan mendapat dorongan untuk memberikan MP-ASI <6 bulan. Sedangkan 11,6% menyatakan tidak mendapat dorongan. 4.1.8 Awal Usia Pemberian MPASI Tabel 4.9 Awal Usia Pemberian MP-ASI Usia Bayi Prosentase (Minggu) Jumlah (%) 1-8 52 75,4 Minggu 9-16 15 21,7 Minggu 17-24 2 2,9 Minggu Dari tabel 4.9, dapat dilihat bahwa mayoritas sebanyak (75,4%) responden memberikan MP-ASI pada rentang usia 1-8 Minggu dan paling sedikit sekitar 2,9%
20 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 1. Januari - April 2016
memberikan MP-ASI pada rentang usia 17-24 minggu. Berdasarkan analisis bivariat yang telah diuji statistik Pearson tentang umur ibu terhadap umur pemberian MP-ASI dini diperoleh Ο > 0,05 yang menunjukan tidak terdapat korelasi yang bermakna antara kedua variabel. Berdasarkan analisis bivariat yang telah diuji statistik Korelasi Rank Spearman tentang hubungan pendidikan ibu terhadap umur pemberian MP-ASI dini diperoleh Ο < 0,05 yang menunjukan terdapat korelasi yang bermakna antara kedua variabel. Hasil penelitian menunjukkan r = 0,243 dengan arah korelasi searah (positif) yang berarti semakin tinggi pendidikan ibu, maka semakin tinggi usia awal pemberian MP-ASI. Berdasarkan analisis bivariat yang telah diuji statistik Korelasi Rank Spearman tentang pekerjaan ibu terhadap umur pemberian MP-ASI dini diperoleh Ο > 0,05 yang menunjukan tidak terdapat korelasi yang bermakna antara kedua variabel. Berdasarkan analisis bivariat yang telah diuji statistik Korelasi Rank Spearman tentang pengetahuan ibu terhadap umur pemberian MP-ASI dini diperolehΟ > 0,05 yang menunjukan tidak terdapat korelasi yang bermakna antara kedua variabel. Berdasarkan analisis bivariat yang telah diuji statistik Korelasi Rank Spearman tentang sikap ibu
terhadap umur pemberian MP-ASI dini diperoleh Ο > 0,05 yang menunjukan tidak terdapat korelasi yang bermakna antara kedua variabel. Berdasarkan analisis bivariat yang telah diuji statistik Korelasi Rank Spearman tentang Peran petugas kesehatan terhadap umur pemberian MP-ASI dini diperoleh Ο > 0,05 yang menunjukan tidak terdapat korelasi yang bermakna antara kedua variabel. Berdasarkan analisis bivariat yang telah diuji statistik Korelasi Rank Spearman tentang hubungan dukungan keluarga terhadap umur pemberian MP-ASI dini diperoleh Ο < 0,05 yang menunjukan terdapat korelasi yang bermakna antara kedua variabel. Hasil penelitian menunjukkan r = 0,381 dengan arah korelasi searah (positif) yang berarti semakin banyak ibu mendapat dorongan dari keluarga, maka semakin rendah umur pemberian MP-ASI dini. Berdasarkan hasil regresi linear berganda Dari persamaan regresi linearnya didapatkan hasil Y = 3.297 + 8.461 X2, nilai koefisien dari X2 sebesar 8.461 yang berarti dengan penambahan variabel X2 antara satu kesatuan, maka akan meningkatkan nilai variabel umur pemberian MP-ASI dini sebesar 8.461 dengan asumsi variabel yang lain konstan. Maka dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat ibu yang mendapat dorongan dari keluarga untuk memberikan MP-ASI dini maka
Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 1. Januari - April 2016 | 21
semakin muda usia pemberian MPASI yang dilakukan. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan antara dukungan keluarga dengan usia pemberian MP-ASI dini. Nilai konstanta sebesar -3.297, artinya jika variabel pendidikan dan dukungan keluarga nilainya adalah 0, maka usia pemberian MP-ASI Dini nilainya negatf yaitu -3.297. Peranan keluarga terdekat terhadap berhasil atau tidaknya responden memberikan ASI eksklusif sangat besar, keluarga terdekat yang menyebabkan responden memutuskan untuk memberikan makanan pendamping ASI dini, dan dalam penelitian ini menunjukkan pola pengasuhan dilakukan oleh nenek. Disini tampak bahwa ibu kandung/mertua berperan dalam pengasuhan anak, terutama dalam pemberian makanan/minuman kepada bayi. Dalam penelitian Mahayu (2014) dukungan keluarga sebagai pengambil keputusan yang terletak kepada suami, orang tua maupun mertua. Dukungan keluarga didefinisikan sebagai segala bentuk bantuan verbal dari orang terdekat seperti suami, orang tua dan mertua yang memberikan dukungan pemberian MP-ASI. KESIMPULAN 1. Terdapat hubungan antara Faktor Internal (umur, pendidikan, pekerjaan, pengetahuan dan sikap) dengan usia pemberian MP-ASI dini di Wilayah Kerja Puskesmas
Wonomerto Kabupaten Probolinggo dengan nilai 0,045 (Ο < 0,05). 2. Terdapat hubungan antara Faktor Eksternal (Peran Petugas Kesehatan dan Dukungan Keluarga) dengan usia pemberian MP-ASI dini di Wilayah Kerja Puskesmas Wonomerto Kabupaten Probolinggo dengan nilai 0,001 (Ο < 0,05). 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara Dukungan Keluarga dengan usia pemberian MP-ASI dini di Wilayah Kerja Puskesmas Wonomerto Kabupaten Probolinggo dengan nilai signifikan 0,000 (Ο<0,05) DAFTAR PUSTAKA Masyanti, Muh. dan Askar, Simunati. 2013. Hubungan Pemberian Makanan Dini Dengan Status Gizi Bayi di Puskesmas Sudiang Makassar. Jurnal Penelitian STIKES Nani Hasanuddin Makassar Volume 2 Nomor 1 Tahun 2013. Riyanto, Agus. 2011. Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuhamedika. Ariyanti, Mahayu. 2014. FaktorFaktor yang Berhubungan dengan Pembderian Makanan Pendamping ASI pada Bayi di Desa Jetak Kecamatan Sidoharjo
22 | Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 1. Januari - April 2016
Sragen. Artikel Penelitian FIK Universitas Muhammadiyah Surakarta. Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta. V Wiratna Sujarweni. 2014. SPSS Untuk Penelitian. Jogja: Pusaka Baru Press Sitorus, Marini, dkk. 2014. Hubungan Antara Tingkat
Pengetahuan Tentang Manajemen Laktasi Dengan Perawatan Payudara Ibu Post Partum di Pos Upaya Kesehatan Kerja Kebun Sei Lindai PTPN V Pekanbaru Riau. Artikel Ilmiah Keperawatan STIK SINT CAROLUS Jakarta
Jurnal Kesehatan Vol. 4. No. 1. Januari - April 2016 | 23
PEDOMAN PENULISAN
JURNAL KESEHATAN 1. 2.
3.
4. 5.
6.
7.
8. 9.
10.
Naskah yang dikirim kepada redaksi belum pernah diterbitkan dan tidak sedang diajukan untuk dimuat pada penerbit lain. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baku dan benar. Naskah diketik dalam program ms-word dengan huruf Times New Roman ukuran 11, jarak 1 spasi, ukuran kertas B5, margin atas 3 cm, kiri 3 cm, bawah 3 cm, kanan 2,5 cm, dua kolom dengan jarak antar kolom 1 cm. Naskah ditulis dalam 7-15 halaman dengan memenuhi sistematika sebagai berikut : a) Judul b) Nama penulis c) Institusi d) Abstrak dan kata kunci e) Pendahuluan f) Metode g) Hasil dan pembahasan h) Kesimpulan dan saran Judul naskah tidak lebih dari 12 kata. Judul yang panjang dipecah menjadi sub judul. Nama penulis (tidak disertai gelar kesarjanaan) ditulis dibawah judul, diberi nomer dibelakang nama penulis (super script) untuk pencantuman alamat asal institusi di bagian footnote. Penulis dianjurkan untuk mencantumkan alamat lengkap dan e-mail untuk memudahkan komunikasi. Urutan nama penulis adalah Ketua Tim Peneliti, Anggota Peneliti 1, Anggota Peneliti 2, dan seterusnya. Bila diantara anggota peneliti merupakan mahasiswa, urutannya ditempatkan paling akhir. Abstrak ditulis dalam bahasa Inggris dan bahasa Indonesia maksimal 300 kata dan 3-10 kata kunci (key words), dengan ukuran huruf 10. Abstrak dicantumkan dibawah nama penulis. Komponen abstrak terdiri dari Latar belakang (Background), Tujuan (Objective), Metode (Method), Hasil (Result) dan Kesimpulan (Conclusion). Daftar pustaka menggunakan system alfabetis (Harvard style) Tabel dan gambar harus diberi keterangan dan cukup. Judul tabel ditempatkan di atas tabel, sedangkan judul gambar diletakkan di bawah gambar. Naskah harap dikirim / diserahkan ke redaksi dalam bentuk CD (1 buah) dan print-out (2 eksemplar)
11.
12.
Pemuatan naskah atau tulisan merupakan hak sepenuhnya redaksi dan redaksi berhak melakukan perubahan naskah dengan tidak merubah esensi isinya. Naskah yang tidak dimuat tidak dikembalikan, kecuali atas permintaan penilis/pengirim.
Penulis di luar institusi Jurusan Kesehatan Politeknik Negeri Jember yang artikelnya dimuat wajib membayar kontribusi biaya cetak yang sudah ditentukan redaksi.