MATERI KUALIFIKASI
PENGARUH FAKTOR-FAKTOR FUNDAMENTAL DAN MAKROEKONOMI TERHADAP RETURN SAHAM INDEKS LQ 45 (STUDI EMPIRIS PADA BURSA EFEK INDONESIA 1999 – 2010)
HARYATI SETYORINI
PROGRAM DOKTOR STUDI ILMU EKONOMI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2012
1
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
PENETAPAN PANITIA UJIAN KUALIFIKASI
Ketua
: Dr. Rudi Purwono, SE, MSE
Anggota
: 1. Prof. Dr. Hj. Sri Maemunah Suharto, SE 2. Prof. Dr. H. Muslich Anshori, SE, MSc, Ak 3. Prof. Dr. Arsono Laksmana, SE, Ak 4. Prof. Dr. H. Effendie, S.E. 5. Dr. Djoni Budihardjo, SE, M.Si 6. Dr. Ir. Solimun, MS
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
DAFTAR ISI
Halaman Sampul Depan .............................................................................................. Sampul Dalam ............................................................................................... Lembar Pengesahan ....................................................................................... Lembar Penetapan Panitia Ujian Kualifikasi ................................................ DAFTAR ISI ................................................................................................. DAFTAR TABEL ........................................................................................
i ii iii iv v vii
BAB 1
: PENDAHULUAN …………………………………………... 1.1. Latar Belakang ................................................................. 1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................... 1.4 Manfaat Penelitian .............................................................
1 1 9 10 11
BAB 2
: TINJAUAN PUSTAKA .......................................................... 2.1 Landasan Teori .................................................................. 2.1.1 Pasar Modal .................................................................... 2.1.2. Investasi ......................................................................... 2.1.3.Return..................... .......... ......................................... 2.1.4. Risk.................... ........................................................... 2.1.5. Pendekatan Dalam Analisa Saham................................. 2.1.5.1.Analisis Fundamental...... ........................................... 2.1.5.2.Faktor Fundamental..................................................... 2.1.6. Laporan Keuangan........................................................ 2.1.7. Faktor Makroekonomi.................................................... 2.1.7.1. Pertumbuhan Ekonomi ............................................... 2.1.7.2. Inflasi .................................. ....................................... 2.1.7.3.Nilai Tukar Rupiah...................................................... 2.1.7.4.Suku Bunga ........................ ....................................... 2.2.Studi Empiris .................................................................... 2.2.1.What Fundamental Factors Drive Global Stock Returns.................................................................................... 2.2.2. Key Fundamental Factors and Long run Price Changes in Emerging Market ................................................................ 2.2.3. A Multiple Factor Model for European Stocks ....…… 2.2.4. Fundamental and Non-Fundamental Factors in Returns and Friction Measures ............................................................. 2.2.5. The Fundamental of Fundamental Factor Models ........ 2.2.6. Fundamental Analysis Strategy and The Prediction of Stocks Return .......................................................................... 2.2.7. An Econometric Analysis of African Stock Market .....
11 11 11 12 14 15 16 16 17 22 22 23 24 27 28 30
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
30 30 31 31 31 32 32
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN .......................................................................... 3.1 Kerangka Konseptual ........................................................ 3.2 Hipotesis Penelitian ...........................................................
33 33 38
: METODE PENELITIAN ........................................................ 4.1 Rancangan Penelitian ........................................................ 4.2 Populasi dan Sampel ......................................................... 4.3 Variable Penelitian ........................................................... 4.3.1 Klasifikasi Variabel ....................................................... 4.3.2. Definisi operasional variabel ......................................... 4.4. Prosedur Pengumpulan Data ........................................... 4.5 Teknik Analisis ................................................................. 4.6. Uji Kesesuaian Model ......................................................
45 45 46 47 47 47 52 54 56
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
62
BAB 4
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 3.1. Kerangka Proses Berpikir ........................................................... Tabel 3.2. Kerangka Konseptual ................................................................. Tabel 4.2. Daftar Emiten Sahama LQ 45 – Sample Penelitian ....................
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
35 36 46
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam dasawarsa terakhir ini pasar modal Indonesia telah menunjukkan peranan penting dalam memobilisasi dana untuk menunjang pembangunan nasional. Akses dana dari pasar modal telah mengundang banyak perusahaan baik nasional maupun patungan untuk menyerap dana masyarakat dengan berbagai macam tujuan antara lain untuk meningkatkan produktifitas kerja melalui ekspansi usaha, mengadakan pembenahan struktur modal untuk meningkatkan daya saing perusahaan. Upaya yang dilakukan untuk memobilisasi dana melalui pasar modal adalah dengan cara menarik para pemodal untuk menginvestasikan dananya di pasar modal. Investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan menempatkan dana pada satu atau lebih dari satu asset selama periode tertentu dengan harapan mendapatkan pengembalian atau peningkatan nilai investasi. Dalam arti luas berarti mengorbankan uang atau dana sekarang untuk mendapatkan pengembalian atas uang atau dana tersebut pada masa depan. Pengorbanan yang dilakukan pada saat sekarang ini mengandung ketidakpastian, karena hasilnya baru akan diperoleh kemudian dan besarnya tidak pasti (uncertainty). Jenis investasi terdiri dari investasi nyata (real investment) dan investasi keuangan (financial investment). Investasi nyata secara umum melibatkan asset berwujud seperti tanah, mesin-mesin, atau pabrik. Investasi keuangan melibatkan kontrak-kontrak tertulis seperti saham biasa dan obligasi. Pada perekonomian
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
primitif, hampir semua investasi merupakan investasi nyata, sedangkan pada perekonomian modern, lebih banyak dilakukan investasi keuangan atau sekuritas. Dalam proses investasi, seorang invesor terlebih dahulu harus mengetahui beberapa konsep dari dasar investasi yang akan menjadi dasar pemikiran dalam setiap tahap pembuatan keputusan investasi yang akan dibuat. Hal mendasar dalam proses keputusan investasi adalah pemahaman hubungan antara tingkat keuntungan investasi (return) yang diharapkan dan risiko suatu investasi. Hubungan risiko dan return yang diharapkan merupakan hubungan yang linier. Dimana semakin besar tingkat return yang diharapkan maka semakin besar risiko yang akan ditanggung (high risk high return). Ada sebuah pepatah yang sangat terkenal dalam bidang investasi dari Harry M. Markowitz yaitu “Janganlah menaruh semua telur ke dalam satu keranjang”, karena jika keranjang itu jatuh, maka semua telur yang ada dalam keranjang tersebut akan pecah. Dalam hal investasi, pepatah tersebut dapat diartikan sebagai “janganlah menginvestasikan semua dana yang dimiliki hanya pada satu asset saja, karena jika asset tersebut gagal maka semua dana yang telah diinvestasikan akan lenyap semua”. Oleh karena itu para investor harus mengurangi risiko yang ditanggung dengan melakukan diversifikasi investasi. Diversifikasi inilah yang sering disebut dengan portofolio. Pada saat sekarang ini, kegiatan investasi saham di pasar modal mulai menarik perhatian masyarakat dan mulai diminati oleh usahawan konvensional. Terlebih lagi pada era globalisasi sekarang ini, kegiatan investasi ditunjang dengan perkembangan dan kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat. Banyak faktor yang bisa dijadikan parameter yang menjadi alasan seorang
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
investor memutuskan untuk menginvestasikan sejumlah dananya pada suatu jenis investasi. Jika seorang investor hanya tertarik pada satu jenis investasi untuk melihat prospek keuntungan yang akan diperolehnya, faktor-faktor tersebut belum menjadi suatu masalah yang menyulitkan. Namun akan menjadi suatu masalah yang besar jika investor dihadapkan pada begitu banyak kemungkinan lahan investasi yang dapat dimanfaatkan. Dari begitu banyak investasi yang ada di pasar, dalam hal ini Bursa Efek Indonesia, seluruh informasi yang berhubungan dengan layak atau tidaknya suatu asset dalam hal ini adalah saham perusahaan untuk dijadikan lahan investasi diserap oleh seorang investor. Beberapa investasi dipilih dan digabungkan menjadi satu atau diperoleh tingkat keuntungan yang diharapkan. Tindakan investor seperti inilah yang melatarbelakangi para praktisi untuk menciptakan sebuah model/teori, dan memberikan informasi mengenai hal-hal di atas. Teori/model portofolio yang dapat menjawab hal tersebut dan didasarkan pada penelitian-penelitian adalah model keseimbangan. Model keseimbangan dapat digunakan untuk memahami bagaimana perilaku investor secara keseluruhan, serta bagaimana mekanisme pembentukan harga dan return pasar dalam bentuk yang lebih sederhana. Model keseimbangan juga dapat membantu untuk memahami bagaimana menentukan risiko yang relevan terhadap suatu asset, serta hubungan risiko dan return yang diharapkan untuk suatu asset ketika pasar dalam kondisi seimbang. Model keseimbangan yang umum digunakan adalah Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT). Model CAPM merupakan model keseimbangan yang menggambarkan hubungan suatu risiko dan return secara lebih sederhana, dan hanya menggunakan satu variabel (disebut juga sebagai
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
variabel beta) untuk menggambarkan risiko. Sedangkan model APT, merupakan sebuah model keseimbangan alternatif yang lebih kompleks dibandingkan CAPM karena menggunakan banyak variabel pengukur risiko untuk melihat hubungan risiko dan return. Faktor makroekonomi yang akan dikaji dalam penelitian ini meliputi pengaruh inflasi , suku bunga deposito bulanan, nilai kurs dan pertumbuhan ekonomi yang diproksikan dengan Gross Domestic Product (GDP), terhadap return saham . Pengukuran yang dilakukan atas faktor makroekonomi terhadap return saham adalah dengan pengujian Arbitrage Pricing Theory (APT). APT pertama kali diperkenalkan oleh Ross (1976), sebagai model alternatif selain CAPM. Berbeda dengan CAPM dimana menggunakan faktor indeks pasar, sedangkan APT tidak menggunakan indeks pasar akan tetapi return saham dipengaruhi oleh k factor secara linear dalam suatu model multi faktor. Hubungan antara faktor makroekonomi dengan return saham adalah bahwa apabila pertumbuhan ekonomi yaitu PDB tinggi maka daya beli masyarakat akan meningkat, sehingga kegiatan produksi dapat semakin meningkat yang akhirnya akan semakin menggerakkan perusahaan menuju tercapainya keuntungan yang tinggi. Dengan demikian apabila tingkat keuntungan perusahaan tinggi akan semakin menggambarkan peningkatan return saham baik berupa deviden maupun capital gain. Faktor makroekonomi selanjutnya adalah inflasi. Semakin tinggi tingkat inflasi maka semakin mendorong peningkatan harga barang dan jasa, karena peningkatan biaya produksinya. Di sisi lain peningkatan inflasi ini berakibat juga
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
melemahnya daya beli masyarakat, yang berarti bahwa dengan peningkatan inflasi akan mempengaruhi return saham. Nilai tukar mata uang rupiah terhadap dollar Amerika juga mempengaruhi kondisi ekonomi dalam pasar modal. Apabila nilai tukar rupiah melemah maka akan berpengaruh negatif pada pasar modal. Dan kecenderungan para investor apabila nilai rupiah melemah maka akan mengalihkan investasinya ke sektor lain. Suku bunga memiliki hubungan yang negatif terhadap harga saham. Apabila suku bunga deposito tinggi maka para investor secara mudah akan memutuskan untuk melalukan investasi pada bidang yang memberikan return yang tinggi. Sehingga apabila tingkat suku bunga tinggi maka harga saham harus rendah, sehingga menarik bagi investor untuk berinvestasi. Adapun
faktor-faktor lainnya yang mempengaruhi tingkat pengembalian
suatu investasi adalah faktor-faktor fundamental yang lebih mendasar dari dalam internal perusahaan itu sendiri, yaitu meliputi likuiditas, profitabilitas, leverage, aktifitas dan penilaian pasar yang diproksikan dengan PER. Laporan keuangan perusahaan adalah merupakan sumber informasi bagi investor dalam membuat suatu keputusan investasi. Karena dengan laporan keuangan perusahaan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan dari kegiatan
operasionalnya, baik
kondisi saat ini maupun estimasi di waktu-waktu mendatang, artinya dapat diketahui kondisi kinerja perusahaan itu pada waktu yang lalu, saat sekarang maupun waktu yang akan datang. Kinerja keuangan itu dapat digambarkan dalam beberapa rasio keuangan sebagai berikut : Rasio likuiditas dalam penelitian ini digambarkan dengan current ratio, yaitu suatu pengukuran kemampuan perusahaan dalam menyelesaikan kewajiban
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
jangka pendeknya dengan menggunakan harta lancar. Dengan demikian semakin tinggi tingkat likuiditas maka semakin baik kondisi perusahaan, hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut dapat dijadikan sebagai pilihan investasi. Rasio profitabilitas yaitu suatu pengukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Dalam penelitian ini akan diukur dengan ROE (Return on Equity) . Kriteria penilaiannya adalah apabila tingkat ROE perusahaan itu tinggi berarti tingkat kemampuan perusahaan dalam memberikan return juga tinggi, sehingga para investor akan tertarik untuk menjadikan sebagai pilihan investasi. Rasio leverage adalah merupakan suatu pengukuran kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban dengan kepemilikan modal yang ada. Rasio ini diukur dengan melakukan perbandingan antara total hutang dengan modal sendiri. Rasio ini disebut DER (Debt to Equity Ratio). Semakin tinggi hutang suatu perusahaan maka semakin tinggi beban bunga yang harus ditanggung oleh perusahaan sehingga hal ini mempengaruhi besarnya jumlah keuntungan yang diperoleh bagi perusahaan, sehingga akan berpengaruh kepada return yang dalam hal ini berupa dividen yang akan dibagikan kepada para investor. Mengingat deviden adalah salah satu bentuk return atau pengembalian perusahaan kepada investor, sudah pasti bahwa para investor akan memilih suatu perusahaan yang membagikan dividennya tinggi. Rasio aktivitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah TAT (Total Assets Turnover), yaitu merupakan suatu pengukuran tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan aktivanya untuk mencapai target penjualannya. Semakin tinggi
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
tingkat efisiensi perusahaan maka keuntungan yang diperoleh perusahaan juga semakin meningkat. Dengan meningkatnya keuntungan perusahaan maka return yang diharapkan yaitu deviden juga akan meningkat. Penelitian-penelitian terdahulu yang menguji pengaruh faktor fundamental terhadap return saham antara lain Chan Ko., et.al, (2006) dengan judul What Fundamental Factors Drive Global Stock Returns. Dalam penelitian ini mencoba mencari jawaban tentang faktor apakah yang sesungguhnya sangat penting dalam menentukan global stocks return. Teori yang dipakai adalah CAPM Theory (Capital Asset Pricing Model), didukung dengan metode analisa adalah cross sectional regression dan hasilnya adalah bahwa faktor fundamental memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam mendorong berbagai variasi tingkat imbal hasil saham secara global. Hasil penelitian ini sangat penting untuk memberikan pedoman bagi para investor bahwa dalam menentukan pilihan investasi perlu memperhatikan faktor-faktor fundamental, seperti besarnya perusahaan, EPS, Cash flow per price, dividend per share, book to market equity, leverage, dan momentum yang terjadi. Selanjutnya Chaudhary (2007) dengan judul Key fundamental Factors and Long run Price Changes in an Emerging Market – a Case Study of Karachi Stock Exchange (1981 – 2000). Variabel-variabel yang dipakai antara lain : dividend yield, dividend payout ratio, size of the firm, assets growth, leverage, earning volatility. Teknik analisis yang dipakai adalah Econometric model Regression analysis. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa fundamental faktor seperti dividend yield, payout ratio, size of the firm, leverage, earnings volatility, dan pertumbuhan assets memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap harga saham di Karachi Stock Exchange. Bahwa dalam
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
menentukan keputusan investasi sebaiknya investor memahami betul tentang fundamental faktor yang memiliki pengaruh kuat terhadap tingkat pengembalian saham. Karena kita tahu bahwa harapan dari investasi adalah “return”. Kemudian Jurij Kitsul (2007) dengan judul Fundamental and Non-Fundamental (Liquidity Trade) Factors in Returns and Friction Measures. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh secara umum antara faktor-faktor fundamental dan non fundamental dalam perdagangan saham sebagai komponen-komponen harga-harga saham yang dapat menghasilkan cross autocorrelations dari tingkat imbal hasil saham (stock return). Sebagai model yang digunakan adalah generalized time-series latent factor, selain itu juga dipertimbangkannya capital assets pricing model. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka diperoleh gambaran bahwa dalam memutuskan suatu pilihan investasi, investor tidak hanya cukup untuk mempertimbangkan faktor fundamental atau mikro ekonomi saja akan tetapi juga harus mempertimbangkan faktor makroekonomi untuk melakukan penilaian atau analisis terhadap saham-saham yang
dipilih agar
memberikan tingkat return yang sesuai dengan tingkat return yang diharapkan. Sehingga untuk menjawab dugaan bahwa variable fundamental (rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leverage, rasio aktifitas, rasio nilai pasar atau market value) dan makroekonomi (nilai tukar, inflasi, suku bunga deposito dan pertumbuhan ekonomi) berpengaruh terhadap return saham, maka judul yang dipilih adalah : “Pengaruh Faktor Fundamental dan Makroekonmi Terhadap Return Saham LQ 45 (Studi Empiris pada Bursa Efek Indonesia 1999 – 2010)”
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas maka dapat disusun rumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Apakah Rasio Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap Return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia? 2. Apakah Rasio Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Return saham LQ 45di Bursa Efek Indonesia? 3. Apakah Rasio Leverage berpengaruh signifikan terhadap Return Saham LQ 45di Bursa Efek Indonesia? 4. Apakah Rasio Aktifitas berpengaruh signifikan terhadap Return Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia? 5. Apakah Rasio PER berpengaruh signifikan terhadap Return Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia? 6. Apakah Nilai Tukar berpengaruh signifikan terhadap Return Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia? 7. Apakah Inflasi berpengaruh signifikan terhadap Return Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia? 8. Apakah Suku Bunga Deposito berpengaruh signifikan terhadap Return Saham LQ 45 diBursa Efek Indonesia? 9. Apakah Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh signifikan terhadap Return Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia?
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia 2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia 3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Rasio Leverage terhadap Return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia 4. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Rasio Aktifitas terhadap Return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia 5. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Rasio PER terhadap Return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia 6. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Nilai Tukar terhadap Return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia 7. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Inflasi terhadap Return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia 8. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Suku Bunga Deposito terhadap Return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia 9. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
1.4. Manfaat Penelitian Berdasarkan pada tujuan penelitian, maka hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1.
Bagi para akademisi,
hasil penelitian ini diharapkan dapat
memberikan sumbangan ilmu pengetahuan dengan memberikan bukti empiris yang menunjukkan ada atau tidaknya
pengaruh yang
signifikan variabel fundamental dan makroekonomi terhadap return saham. 2.
Bagi para peneliti, sebagai referensi yang memberikan kontribusi terhadap
pengembangan
literatur
penelitian
tentang
faktor
fundamental dan makroekonomi yang berpengaruh terhadap return saham. 3.
Bagi para praktisi atau pemodal, penelitian ini memiliki implikasi sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan investasi, guna memperoleh keuntungan yang optimal.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Pasar modal Gitman (2009:22) menyatakan bahwa pasar modal adalah ” the capital market is a market that enables suppliers and demanders of long-term funds to make transactions”. Jadi pasar modal memegang peranan penting dalam aktifitas pembelian dan penjualan yang dilakukan oleh investor dan emiten. Sedangkan Brigham (2005:12) menyebutkan bahwa “capital markets are the markets for intermediate or long term debts and corporate stocks”. Menurut Arthur J. Keown, et.al, (2005: 486) disebutkan bahwa “capital market refers to all instruments and procedures that facilitate transactions in long term financial instruments”. Jadi, pasar modal adalah suatu lembaga atau tempat untuk menyelenggarakan proses transaksi jual beli berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh Pemerintah maupun perusahaan swasta. Menurut Undang-undang no, 8 tahun 1995, menyebutkan bahwa : “pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkan, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek”. Menurut Widoatmojo (2009:11) “pasar modal adalah pasar abstrak, dimana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang , yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Dari beberapa pengertian tersebut di atas tentang pasar modal, maka dapat dikatakan bahwa pasar modal memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan usaha, yaitu dapat mempertemukan pihak yang memerlukan dana (borrower) dengan pihak yang memiliki kelebihan dana (lender) untuk melakukan investasi. 2.1.2. Investasi Investasi dapat diartikan sebagai suatu kegiatan penempatan dana pada suatu aktiva selama periode tertentu dengan harapan mendapatkan keuntungan atau peningkatan nilai penempatan dana itu sendiri. Beberapa pengertian tentang investasi adalah sebagai berikut : Jones : (2004:3 ) manyebutkan bahwa “ an investment can be defined as the commitment of funds to one or more assets that will be held over some future time period”. Francis ( 1991 : 1) “ an investment is a commitment of money that is expected to generate additional money”. Sedangkan menurut Sharpe, et.,al (1995:1) menyebutkan bahwa “ investment is the sacrifice of certain present value for ( possibly uncertain) future value”. Yang berarti bahwa investasi adalah merupakan suatu pengorbanan dari suatu nilai saat ini untuk suatu nilai yang akan datang (yang mengandung ketidakpastian) atau boleh dikatakan bahwa masa yang akan datang dipengaruhi oleh adanya faktor resiko. Dari berbagai definisi tentang investasi tersebut, maka dapat digaris bawahi bahwa investasi adalah suatu komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini dalam bentuk financial asset (khususnya saham ataupun obligasi) dengan harapan agar memperoleh sejumlah keuntungan (return) di waktu yang akan datang.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
2.1.3 Return Gitman (2006:196) “return is the total gain or loss experienced on an investment over a given period of time”, artinya bahwa return adalah merupakan total keuntungan atau kerugian yang diperoleh dari suatu investasi dalam suatu jangka waktu tertentu. Jones (2004:140) “return
is yield and capital gain (loss)”. Yield,
merupakan pendapatan atau aliran kas yang diterima oleh investor secara periodik dari suatu investasi, misalnya berupa dividend atau bunga. Yield dinyatakan dalam prosentase dari modal yang diinvestasikan. Sedangkan capital gain (loss), merupakan kenaikan (penurunan) harga dari suatu surat berharga (saham atau obligasi), yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa return saham adalah nilai pengembalian yang diperoleh dari kepemilikan saham atas investasi yang dilakukan, yang dapat berupa dividend dan capital gain (loss). 2.1.4 Resiko Gitman, (2009: 202) mendefinisikan risk as “the chance of financial loss or more formally, the variability of return associated with a given asset”. Jadi resiko investasi saham tercermin pada variabilitas pendapatan saham baik individual maupun pendapatan saham secara keseluruhan (market return) di pasar modal. Besar kecilnya resiko investasi pada suatu saham dapat diukur dengan varians atau standard deviasi dari pendapatan saham tersebut. Resiko ini disebut dengan resiko total yang terdiri dari systematic risk dan unsystematic risk.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Fabozzi, ( 2009:172) ada dua kelompok resiko yaitu : systematic risk and unsystematic risk. Systematic risk adalah resiko yang tidak dapat dihindarkan yang sering disebut juga dengan market risk atau resiko pasar atau disebut juga undiversifiable risk . Resiko ini timbul karena faktor-faktor yang bersifat makro dan mempengaruhi semua perusahaan atau industri dan tidak dapat dikurangi meskipun telah diadakan diversifikasi.
Faktor-faktor makro yang dimaksud
adalah pertumbuhan ekonomi, tingkat bunga, inflasi, nilai tukar mata uang dan kebijakan pemerintah khususnya bidang ekonomi. Parameter yang digunakan dalam mengukur resiko ini adalah beta. Sedangkan unsystematic risk adalah resiko yang timbul karena faktorfaktor mikro yang sering terjadi di dalam industri atau perusahaan itu sendiri. Faktor-faktor tersebut tercermin pada tingkat likuiditas perusahaan, struktur aktiva, profitabilitas. Resiko ini dapat dihindarkan dengan diversifikasi. Parameter yang digunakan dalam mengukur resiko ini adalah standar deviasi. Standar deviasi adalah resiko yang dihadapi oleh investor saat ini dianggap sama dengan tingkat variabilitas dari return yang diharapkan. Semakin berfluktuasi tingkat return yang diharapkan maka akan semakin tinggi tingkat resiko yang harus dihadapi. 2.1.5. Pendekatan Dalam Analisis Saham Dalam menganalisis saham ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan. Menurut Gitman (2002:273), pendekatan dalam analisa saham meliputi analisis fundamental dan analisis teknikal. Analisis fundamental adalah suatu analisa yang menekankan pada variable ekonomi, industri dan perusahaan. Sedangkan analisa teknikal lebih berfokus pada pergerakan harga saham
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
berdasarkan pada data masa lalu. Dalam penelitian ini yang akan digunakan adalah analisa fundamental baik internal maupun eksternal atau makroekonomi. 2.1.5.2.1. Analisis Fundamental Sebagaimana diungkapkan oleh Jones ( 2004:304) bahwa dalam melakukan analisis penilaian saham, investor dapat melakukan analisis fundamental secara “top down “untuk menilai prospek perusahaan . Dalam model analisis ini, sebagai langkah awal yang harus dilakukan adalah melakukan analisis terhadap faktor-faktor makro ekonomi yang mempengaruhi kinerja perusahaan. Kemampuan investor dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi di masa mendatang yang akan sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan investasi yang sangat menguntungkan. Beberapa faktor makroekonomi yang dapat dipertimbangkan antara lain : pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan melalui nilai tukar, tingkat inflasi, suku bunga, dan PDB (Product Domestic Bruto). Langkah berikutnya adalah melakukan analisis industri, artinya bahwa investor harus mencoba membandingkan kinerja dari berbagai industri untuk mengetahui jenis industri apa yang memberikan prospek
yang paling
menguntungkan. Suatu industri yang memiliki kepekaan lebih tinggi dari pasar mengidentifikasikan bahwa industri tersebut mempunyai resiko pasar yang tinggi. Akan tetapi pergerakan resiko dapat bergerak dalam dua arah artinya bahwa dapat berpengaruh positif ataupun negatif tergantung dari pasar itu sendiri. Langkah terakhir dari analisis fundamental adalah analisis perusahaan, dengan tujuan untuk menentukan perusahaan dan sekuritas perusahaan mana yang menguntungkan investor sehingga layak menjadi pilihan investasi.
Hasil
penilaian mengharuskan investor untuk membandingkan nilai intrinsic saham
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
perusahaan tersebut dengan nilai pasarnya. Apabila nilai pasarnya lebih rendah dari nilai intrinsiknya, maka saham tersebut disebut undervalued dan layak dibeli. Sebaliknya apabila nilai pasar saham lebih tinggi dari nilai intrinsiknya maka saham tersebut disebut “overvalued shares” dan layak untuk dijual. 2.1.5.2. Faktor Fundamental Bodie ( 2004: 251): “ …. Uncertainty of asset return has two sources : a common or macroeconomic factor and a firm specific or microeconomic cause”. Ini
berarti
dalam
teori
investasi,
ketidakpastian
(uncertainty)
tingkat
pengembalian assets disebabkan oleh adanya pengaruh dari faktor lingkungan bisnis yang terdiri dari lingkungan eksternal perusahaan ( faktor makroekonomi) dan lingkungan bisnis internal (faktor mikro) atau sering disebut faktor fundamental perusahaan yang specific yang hanya berpengaruh pada perusahaan itu sendiri. Kemampuan dalam mengidentifikasikan faktor-faktor yang paling berperan dalam menilai return saham sangat penting bagi investor dalam pengambilan keputusan investasi, salah satunya adalah menilai faktor-faktor fundamental perusahaan. Analisis fundamental mencoba mengaitkan dan memperkirakan harga saham di masa mendatang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa mendatang. Oleh karena itu analisis fundamental sering disebut juga dengan analisis perusahaan karena menggunakan data keuangan ( Harianto, 2001:340) Data keuangan dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit. Laporan keuangan yang terdiri dari neraca, laporan rugi laba, dan laporan aliran kas merupakan sumber informasi yang sangat penting bagi investor
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
dalam melakukan analisis fundamental. Laporan keuangan menggambarkan aspek-aspek fundamental perusahaan seperti jumlah aktiva, hutang, dan modal perusahaan serta tingkat penjualan yang dicapai, biaya operasional yang dibayarkan dan tingkat keuntungan yang berhasil dicapai. Selain itu juga dividen atau bagian keuntungan yang dibayarkan kepada para pemegang saham dan lainlain yang sangat berguna bagi analisis keputusan investasi. Untuk lebih jelasnya setiap variable yang diukur tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Current Ratio (CR), rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi hutang jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancarnya. Van Horne (2002:351) menyebutkan “ liquidity ratios are used to judge a firm’s ability to meet short-term obligations”. Semakin besar nilai current ratio berarti semakin likuid kondisi suatu perusahaan
yang berarti bahwa kemampuan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi, hal ini akan mampu meningkatkan kredibilitas perusahaan di hadapan kreditur. Kreditur akan semakin percaya dan semakin mudah untuk memberikan pinjaman modal pada perusahaan sehingga perusahaan dapat meningkatkan operasionalnya dalam rangka menghasilkan laba atau keuntungan. Dengan demikian akan dapat meningkatkan juga kepercayaan investor dalam berinvestasi pada perusahaan, yang pada akhirnya perusahaan dapat memaksimumkan kegiatannya dalam rangka peningkatan pencapaian keuntungan. Dengan keuntungan yang tinggi diharapkan return yang dibagikan kepada para pemegang saham
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
atau para investor juga semakin tinggi. Artinya bahwa nilai current ratio berpengaruh positif terhadap return saham. b. Return on Equity (ROE), adalah merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari investasi yang dilakukan. Van Horne (2002:361), the profitability that relates to investment”. Jadi rasio ini diukur dengan cara membandingkan laba setelah pajak dengan modal sendiri. Tingkat ROE yang tinggi dapat memberikan informasi kepada para investor bahwa tingkat pengembalian modal yang mereka peroleh adalah tinggi. Dengan demikian investor akan semakin tertarik untuk membeli saham pada perusahaan yang memiliki tingkat Return On Equity (ROE) yang tinggi. Oleh karena itu, permintaan akan saham perusahaan itupun akan meningkat sehingga harga saham dapat naik. Harga saham yang semakin meningkat akan menaikkan return saham yang diterima oleh investor. Hal ini berarti bahwa ROE berpengaruh positif dengan return saham. c. Debt to Equity Ratio (DER), Van Horne (2002:357), the ratio to measure the ability to meet long term obligations. Debt to equity ratio is computed by simply dividing the total debt of the firm by its shareholder’s equity. Jadi DER adalah merupakan perbandingan total hutang dengan modal sendiri atau bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio maka semakin besar jumlah hutang yang dimiliki oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan mereka.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Semakin tinggi hutang yang dimiliki perusahaan, maka akan semakin besar beban bunga yang harus ditanggung oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki jumlah hutang yang lebih tinggi dari modalnya, maka perusahaan tersebut cenderung akan membagikan deviden yang rendah. Hal ini berarti debt to equity ratio memiliki hubungan yang negatif dengan return saham. d. Total Assets Turnover (TAT), menurut Keown (2002:70) total assets turnover indicates management effectiveness at managing a firm balance sheet – its assets- as indicated by the amount of sales generated per US$1 of assets. Jadi analisa ini akan mengukur keefektifan suatu perusahaan dalam pengelolaan assetnya bila diukur dengan penjualan yang dicapai. Rasio ini menunjukkan berapa kali total aktiva berputar bila diukur dari penjualan. Semakin besar total assets turnover”
maka semakin efisien suatu perusahan dalam
penggunaan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Oleh karena itu semakin tinggi tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset maka keuntungan yang dicapai akan semakin meningkat, hal ini akan menunjukkan bahwa total assets turnover mempunyai hubungan yang positif terhadap return saham. e. Price Earnings Ratio, Ross (2009:53), Price earnings ratio is one the market value measures that dividing the price per share by earnings per share. Jadi Price Earnings Ratio adalah merupakan indikator apakah harga saham tertentu dinilai terlalu tinggi (overvalued) atau terlalu rendah (undervalued). Overvalued diindikasikan oleh tingginya
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
price earnings ratio. Price earnings ratio yang tinggi dapat menunjukkan harapan investor akan pertumbuhan return tinggi. Pertumbuhan return yang tinggi atau prospek pertumbuhan perusahaan yang kuat dapat menarik minat investor untuk membeli saham, sehingga permintaan akan saham tersebut meningkat. Meningkatnya permintaan saham akan mengakibatkan harga saham di pasar menjadi naik, sehingga return saham yang diterima oleh investor akan meningkat juga. Keadaan ini menunjukkan bahwa price earning ratio berpengaruh positif dengan return saham. Hal ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi PER menyebabkan harga saham yang terlalu tinggi penilaiannya berarti memperbesar resiko terjadinya koreksi terhadap harga saham. Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa harga saham di pasar modal dipengaruhi oleh faktor internal perusahaan dengan menggunakan data keuangan (yang tercatat dalam laporan keuangan) yang menggambarkan aspek-aspek fundamental perusahaan. Laporan keuangan yang mencerminkan kinerja keuangan perlu diukur untuk mengetahui apakah kinerja tersebut mengalami pertumbuhan atau tidak, sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen di masa datang maupun bagi para investor yang hendak melakukan investasi. 2 1.7. Faktor Makroekonomi Analisis ekonomi perlu dilakukan dalam pengambilan keputusan investasi, karena kecenderungan adanya hubungan yang kuat antara apa yang terjadi pada lingkungan makroekonomi dan kinerja suatu pasar modal. Pasar modal
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
mencerminkan apa yang terjadi pada perekonomian makro karena nilai investasi ditentukan oleh aliran kas yang diharapkan serta tingkat pengembalian yang disyaratkan atas investasi itu, dan kedua faktor tersebut sangat dipengaruhi oleh perubahan faktor makroekonomi. Informasi mengenai kondisi ekonomi yang stabil tentunya akan mempengaruhi pasar modal secara positif. Investasi pada saham akan memberikan keuntungan yang lebih baik dibandingkan dengan investasi pada instrumen dengan pendapatan tetap. Tingkat pengambalian dari suatu investasi (return) tentunya akan memiliki hubungan yang positif dengan pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya apabila terjadi informasi yang negatif tentang kondisi ekonomi, maka nilai investasi pada saham juga akan menurun. Oleh karena itu, analisis mengenai kondisi makroekonomi adalah merupakan hal yang penting adalam proses analisa investasi saham. Sebagai kesimpulannya bahwa kemampuan investor dalam menganalisa, memahami dan meramalkan kondisi ekonomi di masa mendatang, akan sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan investasi. Maka dari itu seorang investor harus memperhatikan beberapa indikator makroekonomi yang dapat membantu dalam memahami dan meramalkan kondisi ekonomi dan pengaruhnya terhadap return saham. Beberapa variable makroekonomi yang perlu diperhatikan investor antara lain (Gitman, 2004:279): pertumbuhan ekonomi, inflasi, nilai tukar dan tingkat bunga. 2.1.7.1. Pertumbuhan ekonomi Samuelson (1995:385)
menyatakan
bahwa
pertumbuhan ekonomi
merupakan keadaan dimana perekonomian mengalami masa resesi, berkembang atau stabil dan bagaimana perkiraan para pakar pada masa yang akan datang.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Pertumbuhan ekonomi diukur berdasarkan perubahan Produk domestik Bruto (PDB) riil, dimana PDB adalah ukuran produksi barang atau jasa total suatu negara. PDB menunjukkan nilai produksi output yang dihasilkan setiap tahun dinilai dengan harga pasar. Pertumbuhan PDB yang cepat merupakan indikasi terjadinya pertumbuhan ekonomi. Apabila pertumbuhan ekonomi membaik, maka daya beli masyarakat akan meningkat, dan hal ini merupakan kesempatan bagi perusahaan untuk meningkatkan penjualannya. Dengan meningkatnya penjualan perusahaan, maka kesempatan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan juga semakin meningkat. Beberapa manfaat perhitungan PDB yaitu: a. PDB merupakan ukuran tingkat kegiatan ekonomi hingga diketahui pertumbuhannya. b. PDB merupakan dasar kebijakan ekonomi Pemerintah c. Apabila dikonversikan menjadi nilai suatu mata uang tertentu yang dinilainya stabil dan diakui secara internasional maka dapat digunakan untuk perbandingan internasional. Besarnya tingkat pertumbuhan ekonomi menunjukkan besarnya pertumbuhan dalam barang dan jasa. Bila pertumbuhan ini terus berlangsung, maka kegiatan investasi sangat diperlukan untuk menunjang peningkatan produksi, yang selanjutnya memberikan perkembangan yang baik bagi pasar modal sebagai sumber dana bagi pengembangan dunia usaha. Sebaliknya apabila tingkat pertumbuhan ekonomi rendah atau menurun, maka akan memberikan dampak yang negatif bagi kegiatan investasi, sehingga akan berpengaruh terhadap perkembangan pasar modal. Artinya bahwa pertumbuhan ekonomi memiliki pengaruh yang positif terhadap return saham.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
2.1.7.2. Inflasi Inflasi adalah kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk-produk secara keseluruhan. Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas. Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Inflasi yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan penurunan daya beli uang (buying power of money). Selain itu, inflasi yang tinggi juga akan dapat mengurangi tingkat pendapatan riil yang diperoleh investor dari investasinya. Dengan demikian apabila inflasi naik, maka investor akan menginginkan kenaikan tingkat hasil nominal guna melindungi tingkat hasil riilnya. Salah satu indikator untuk mengetahui nilai inflasi adalah indeks harga konsumen. Samuelson dan Nordhaus, (2005:439) mengemukakan bahwa inflasi merupakan salah satu faktor makroekonomi yang menunjukkan kenaikan tingkat harga secara umum : Inflation occurs when the general level of prices is arising. The rate of inflation is defined as the rate of change of the price level (as measured by consumer price index, or CPI) and its measured as follows : Rate of inflation (year t)=Price level (year t ) – price level (year t-1) x 100 Price level (year t – 1) Karena hampir tidak mungkin untuk mendapatkan tingkat harga umum yang mencerminkan semua harga barang dan jasa dalam perekonomian, maka tingkat harga umum diproksikan dengan Indeks Harga (Price Index), yang merupakan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
rata-rata tertimbang dari sejumlah barang dan jasa yang memiliki nilai penting secara ekonomi. Menurut Samuelson (2005:440-441) Indeks harga yang terpenting adalah Consumer Price Index (CPI) atau Indeks Harga Konsumen, GDP Price Index atau GDP deflator, dan Producer Price Index(PPI). Di Indonesia, pengukuran tingkat inflasi nasional menggunakan proksi perubahan Indeks Harga Konsumen (IHK). Indeks Harga konsumen merupakan rata-rata tertimbang dari harga barang dan jasa konsumsi di semua propinsi di Indonesia. Pemerintah, dalam hal ini adalah Biro
Pusat Statistik (BPS),
menghitung laju infalsi periode t menggunakan formulasi : {(IHKt / IHKt-1) – 1} x 100% Adapun golongan inflasi menurut Samuelson ( 2005: 441-442) terbagi dalam tiga kategori, yaitu : (1) moderat inflation (inflasi moderat) apabila laju inflasi per tahun kurang atau sama dengan 10%, (2) galloping inflation (inflasi ganas) yaitu apabila laju inflasi per tahun lebih dari 10% sampai 1000% dan (3) hyperinflation (hiperinflasi) yaitu apabila laju inflasi per tahun lebih atau sampai dengan 1000%. Terdapat dua pendapat yang menjelaskan hubungan antara inflasi terhadap harga saham yang akan mempengaruhi pendapatan (return) saham (Samuelson 195:584). Pendapat itu adalah : a) Demand pull inflation, yaitu inflasi yang terjadi sebagai akibat dari kenaikan jumlah permintaan, sehingga para produsen membebankan peningkatan biaya produksi pada konsumen, akibatnya harga jual per unit
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
produk meningkat. Kenaikan ini berakibat pada peningkatan profit margin sehingga terdapat peningkatan penilaian harga saham. Harga jual saham akan meningkat diikuti oleh meningkatnya capital gain per saham. Jadi demand pull inflation menunjukkan bahwa adanya hubungan positif antara inflasi terhadap harga saham. b) Cost push inflation artinya untuk menghasilkan unit output yang sama perusahaan harus menyediakan biaya produksi yang lebih besar. Sebagai akibatnya terjadi penurunan produksi perusahaan yang besar sehingga profit margin menurun, yang diikuti dengan penurunan dividen dan harga saham. Tentunya dengan penurunan tersebut, maka berpengaruh juga terhadap menurunnya capital gain. Jadi dengan adanya cost push inflation menunjukkan adanya hubungan negatif antara inflasi dengan harga saham. Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa inflasi memiliki dua pengaruh baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif terhadap return saham. 2.1.7.3. Nilai tukar rupiah Globalisasi mendorong investasi lintas negara disamping untuk tujuan diversifikasi. Oleh karena itu resiko nilai tukar uang merupakan faktor ketidakpastian yang dihadapi invesor apabila melakukan investasi di pasar global. Investasi dalam bentuk valuta asing tidak jarang dilakukan berdasarkan motif spekulasi terutama jika ada kecenderungan akan terjadinya penurunan nilai mata uang. Apabila masyarakat menilai kecenderungan tersebut terjadi, maka investor akan mengalihkan investasinya dari saham ke valuta asing, yang tentunya akan berpengaruh terhadap harga saham itu sendiri.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Nilai tukar rupiah adalah harga rupiah terhadap mata uang negara lain. Di Indonesia nilai tukar atau kurs yang biasa digunakan sebagai dasar adalah kurs rupiah terhadap dollar Amerika. Menurunnya nilai rupiah terhadap mata uang asing khususnya US dolar memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal.
Menurunnya kurs dapat meningkatkan biaya impor bahan baku dan
peralatan yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga dapat meningkatkan biaya produksi. Dengan meningkatnya biaya produksi akan mengakibatkan menurunnya keuntungan, artinya bahwa return saham yang akan dibagikan bagi para investor akan semakin menurun. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai tukar mempunyai pengaruh yang negatif terhadap return saham. 2.1.7.4. Suku Bunga Suku bunga adalah ukuran keuntungan investasi yang diperoleh investor dan juga merupakan ukuran biaya modal yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Tingkat bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Tingkat bunga yang tinggi juga akan mengakibatkan peningkatan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Disamping itu tingkat bunga yang tinggi juga akan meyebabkan return yang disyaratkan investor dari suatu investasi akan meningkat. Artinya bahwa tingkat bunga memiliki pengaruh yang negatif terhadap return saham, semakin tinggi suku bunga sebagai cost of capital maka semakin tinggi biaya modal sehingga akan mempengaruhi tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan. Akibatnya apabila tingkat keuntungan perusahaan rendah atau menurun sehingga return yang dibagikan kepada investor juga menurun.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
2.1.8. Indeks Harga Saham Indeks
harga
saham merupakan indikator yang
menggambarkan
pergerakan harga-harga saham Indeks harga saham merupakan ringkasan dari pengaruh simultan dari berbagai macam variable yang berpengaruh antara lain : ekonomi, sosial politik. Di pasar modal, sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi, yaitu : a) Sebagai indikator trend pasar b) Sebagai indikator tingkat keuntungan c) Sebagai tolok ukur (benchmark) kinerja suatu portfolio d) Untuk memfasilitasi pembentukan portfolio dengan strategi pasif. e) Memahami dan memfasilitasi berkembanganya produk derivatif. Penelitian ini menggunakan saham LQ 45 sebagai dasar untuk menilai tingkat return saham. Saham LQ 45 dipilih karena saham-saham ini memiliki tingkat likuiditas dan nilai kapitalisasi yang tinggi yang mewakili kondisi berbagai sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia, dan merupakan saham yang aktif diperdagangkan secara layak untuk dijadikan pilihan investasi. Indeks LQ 45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas tinggi yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan. Secara rutin perkembangan kinerja komponen saham yang termasuk dalam indeks LQ 45 dipantau. Setiap tiga bulan sekali dilakukan pemantauan pergerakan ranking yang akan digunakan dalam indeks LQ 45. Setiap 6 bulan sekali, yaitu Februari dan August, saham yang termasuk dalam komponen perhitungan indeks disesuaikan. Untuk dapat masuk dalam pemilihan, suatu saham harus memiliki kritria-kriteria sebagai berikut :
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
a) Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham di pasar reguler (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan) b) Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir) c) Telah tercatat di BEI selama minimal 3 bulan d) Keadaan keuangan perusahaan dan prospek pertumbuhan e) Frekuensi dan jumlah hari perdagangan transaksi di pasar reguler. 2.2. Studi Empiris 2.2.1. What Fundamental Factors Drive Global Stock Returns, Chan Ko., et.al., (2006). Dalam penelitian ini mencoba mencari jawaban tentang faktor apakah yang sesungguhnya sangat penting dalam menentukan global stocks return. Teori yang dipakai adalah CAPM Theory (Capital Asset Pricing Model), didukung dengan metode analisa adalah cross sectional regression dan hasilnya adalah bahwa faktor fundamental memiliki pengaruh yang sangat kuat dalam mendorong berbagai variasi tingkat imbal hasil saham secara global. Hasil penelitian ini sangat penting untuk memberikan pedoman bagi para investor bahwa dalam menentukan pilihan investasi perlu memperhatikan faktor-faktor fundamental, seperti besarnya perusahaan, EPS, Cash flow per price, dividend per share, book to market equity, leverage, dan momentum yang terjadi. 2.2.2. Key fundamental Factors and Long run Price Changes in an emerging Market – a Case Study of Karachi Stock Exchange (1981 – 2000) Chaudhary.,et.al.,(2006). Variable-variable yang dipakai antara lain : dividend yield, dividend payout ratio, size of the firm, assets growth, leverage, earning volatility. Teknik analisis yang dipakai adalah Econometric model Regression
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
analysis. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa fundamental faktor seperti dividend yield, payout ratio, size of the firm, leverage, earnings volatility, dan pertumbuhan assets memiliki pengaruh yang sangat signifikan terhadap harga saham di Karachi Stock Exchange. Bahwa dalam menentukan keputusan investasi sebaiknya investor memahami betul tentang fundamental faktor yang memiliki pengaruh kuat terhadap tingkat pengembalian saham. Karena kita tahu bahwa harapan dari investasi adalah “return” 2.2.3. A Multiple Factor Model for European Stocks Thomas G. Stephan, (2007). CAPM Theory adalah merupakan teori yang digunakan dalam penelitian ini, sedangkan teknik analisanya menggunakan time series analysis, Cross Sectional analysis, Statistical factor analysis. Multiple factor model adalah merupakan suatu model yang sangat berguna untuk menentukan return suatu saham dan juga mempertimbangkan resiko, khususnya untuk pasar saham Eropa. Dari ketiga teknik analisa, yang terbaik yang dapat diterapkan adalah cross sectional model. Multiple faktor model seperti size (market capitalization, book to price, earning to price, variability in markets, dividend yield, variability in market, price to book to ROE, dll), memiliki pengaruh terhadap return saham 2.2.4. Fundamental and Non-Fundamental (Liquidity Trade) Factors in Returns and Friction Measures, Yurij Kitsul., et.al., ( 2007) Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh secara umum antara faktor-faktor fundamental dan non fundamental dalam perdagangan saham
sebagai
komponen-komponen
menghasilkan cross autocorrelations
harga-harga
saham
yang
dapat
dari tingkat imbal hasil saham (stock
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
return). Sebagai model yang digunakan adalah generalized time-series latent factor, selain itu juga dipertimbangkannya capital assets pricing model. 2.2.5. The Fundamentals of Fundamental Factor Models, Jennifer Bender, Frank Nielsen ( 2010) mengungkapkan bahwa analisa fundamental adalah merupakan proses penentuan nilai yang akan datang (future value) dengan menganalisa kombinasi antara faktor makro dan mikro ekonomi. Dengan kata lain bahwa fundamental faktor model ini digunakan untuk mengukur return (tingkat pengembalian) dari suatu investasi yang dilakukan. Di samping itu juga mempertimbangkan kemungkinan resiko yang terjadi. 2.2.6. Fundamental Analysis Strategy and the Prediction of Stock Returns (Tunisia Stock Market 1996 – 2003), Jaouida Elleuch (2004), Sebagai kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa fundamental factors dapat digunakan untuk memperkirakan tingkat pengembalian saham di masa mendatang. 2.2.7. An Econometric analysis of African Stock Market: Annual Returns Analysis, Day of the week effect and volatility of Returns, Chiaku Chukwuogor 2007 Berdasarkan pergerakan saham harian, diperoleh hasil bahwa kecenderungan return saham adalah volatilitas tinggi. Secara keseluruhan index saham tahunan mengalami gain atau lose tergantung pada situasi pasar atau momentum secara umum. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah risk and return theory.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual Penelitian Kerangka konseptual dalam penelitian digunakan sebagai alur pikir agar lebih mudah dalam memahami tujuan studi yang ingin dicapai. Kerangka proses berpikir dimaksudkan untuk memberi tuntunan berpikir deduktif melalui teori dan konsep yang telah ada, serta memberikan tuntunan induktif untuk memperjelas wawasan dalam melakukan analisis melalui studi empiris. Kerangka proses berpikir dalam rancangan penelitian ini dimulai dengan studi teoritik yang digunakan untuk memahami tujuan penelitian berdasarkan teori-teori atau konsep yang sudah ada. Adapun teori-teori yang digunakan dalam studi ini meliputi : teori pasar modal, investasi, teori makroekonomi, dan teori analisa dan penilaian saham yang berhubungan dengan return saham. Dukungan studi empirik untuk memperkuat model ini menjadi referensi dalam penulisan ini yang merupakan hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya. Studi empirik merupakan metode induktif, karena mengkaji sesuatu yang bersifat khusus untuk digeneralisasi guna memperoleh kesimpulan umum.
Jadi penelitian ini merupakan kombinasi proses berpikir
deduktif dan induktif karena keduanya saling berhubungan dan saling mendukung. Berdasarkan hasil sintesa dari proses berpikir deduktif dan induktif maka dirumuskan hipotesis yang merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang diteliti.
Untuk
membuktikan kebenaran hipotesis yang dikemukakan maka
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
diperlukan pengujian statistik sesuai dengan
permasalahan
yang diajukan.
Setelah menyusun kerangka proses berpikir maka dilakukan penyusunan kerangka konseptual. Penelitian
ini
ditujukan
untuk
menganalisis
faktor-faktor
yang
mempengaruhi tingkat pengembalian (return) saham perusahaan yang tergabung dalam indeks LQ45 ditinjau dari faktor fundamental (internal factors) dan juga faktor-faktor makroekonomi (external factors). Obyek dari penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam indeks saham LQ 45, yaitu ada sebanyak 45 perusahaan. yang mencatatkan sahamnya di Indonesia Stock Exchange (IDX) Jakarta. Berdasarkan kajian teoritik dan kajian empirik tentang keterkaitan antara return saham dengan fundamental dan makroekonomi dapat disusun dalam bentuk kerangka proses berpikir seperti gambarkan pada gambar 3.1. Pada gambar 3.1. menunjukkan bahwa proses menemukan variable dan keterkaitan antar variabel dilandaskan pada kajian teoritis dan empiris. Guna membuktikan apakah model dan keterkaitan antar variabel dapat dibenarkan dalam bisnis yang sesungguhnya, maka perlu dibuatkan dugaan sementara atau hipotesis. Dalam pembuatan hipotesis ini dilandaskan juga pada kajian teoritis dan penelitian-penelitian sebelumnya sebagai kajian empiris. Tahapan berikutnya adalah pengumpulan data melalui studi lapangan, dan berdasarkan data yang diperoleh di lapangan yang relevan, maka akan dilakukan uji statistik/kuantitatif yang pada intinya sebagai pembuktian dari uji hipotesis yang diajukan sebelumnya. Uji statistik bisa mendukung hipotesis atau juga bisa menolak hipotesis yang diajukan, yang akan digambarkan dengan hasil bahwa
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
hipotesis diterima atau hipotesis ditolak. Berdasarkan proses tersebut diharapkan bisa menghasilkan kajian ilmiah berupa disertasi.
STUDI EMPIRIK
STUDI TEORITIK
1. Teori pasar modal : Gitman:2009; Keown: 2005 2. Teori Investasi : Lerner: 2009; Jones:2004; Sharpe: 1995 3. Teori ekonomi makro :Samuelson 1995 4. Teori Analisa dan Penilaian Saham: Van Horne: 2002; Keown: 2002: Ross:2009
1.
International Stock Return Predictability under model uncertainty( Schrimpf, 2010)
2.
Macroeconomics Factors and the Correlation of Stock and Bonds Return (JEL 2009)
3.
Fundamental Analysis Strategy and the Prediction of Stock Return (Jouida, 2009)
4.
Do Macroeconomic Variables have regime dependend effect on stock return dynamics? Evidence from Markov Regime Switching Model (Liang Chang, 2009)
5.
Fundamental and non Fundamental (Liquidity Trade) Factors in Return and Frictions Measures (Yurij et al 2007)
6.
A Multiple FactorModel for European Stock ( Stephan G. Thomas, 2007)
7.
An Econometric Analysis of African Stock Market: Annual Return Analysis, Day of the Week Effect and Volatility of Return (Chukwuogor, 2007)
8.
What Fundamental Factors Drive Global Stock Returns ( ChanKo et al, 2006)
9.
Macro Variables and International Stock Return Predictability ( Rapach et al, 2005)
HIPOTESIS
UJI STATISTIK
DISERTASI Gambar 3.1 KERANGKA PROSES BERPIKIR
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
FAKTOR FUNDAMENTAL PERUSAHAAN
Rasio Likuiditas (LIQ)
Rasio Profitabilitas (PRO)
Rasio Leverage (LEV)
Rasio Aktifitas (ACT)
Price Earnings Ratio (PER)
H1
H2
H3
H4
H5
Return Saham (RS) FAKTOR MAKROEKONOMI
H6
Nilai Tukar (EXC)
H7
Inflasi (INF)
Suku Bunga Deposito (INT)
Pertumbuhan Ekonomi (GDP)
H8
H9
Gambar 3.2. Kerangka konseptual
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Kerangka konseptual digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel mana yang berkedudukan sebagai variabel eksogen, dan variabel endogen. Dengan preposisi yang didasarkan pada studi teoritik dan empirik akan diketahui hipotesis dan bagaimana hubungan pengaruh sebab akibat antar variabel. Sebagai variabel eksogen dalam penelitian ini adalah terdiri dari sembilan variable yaitu : Rasio Likuiditas (LIQ), Ratio Profitabilitas (PRO), Rasio Leverage (LEV), Rasio Aktivitas (ACT), Price Earnings Ratio (PER), Nilai Tukar (EXC), Suku Bunga (INT), Inflasi (INF) dan Pertumbuhan Ekonomi (GDP) sedangkan variable endogen adalah return saham (RS) Para investor dapat melakukan investasi dalam berbagai jenis asset baik asset riil maupun asset finansial. Salah satu jenis asset finansial dapat dipilih sebagai investasi adalah saham. Agar keputusan investasi yang dilakukan benar maka para investor perlu untuk melakukan pengkajian atau analisis terhadap saham-saham yang akan dipilihnya, selanjutnya dapat ditentukan apakah saham yang dipilih tersebut memberikan tingkat return
yang sesuai dengan tingkat
return yang diharapkan. Analisa fundamental mencoba melakukan estimasi harga saham dimasa yang akan datang dengan memperkirakan nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham dan menerapkan hubungan variabel-variable yang ada sehingga diperoleh estimasi harga saham. Faktor fundamental tersebut antara lain : posisi likuiditas, profitabilitas, leverage, aktifitas dan kondisi pasar. Faktorfaktor fundamental ini akan merefleksikan kinerja suatu perusahaan dalam satu periode tertentu, dimana perlu dikaji apakah kinerja perusahaan itu mengalami pertumbuhan atau tidak, sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
keputusan di waktu yang akan datang. Kinerja keuangan tersebut akan tercermin pada rasio-rasio keuangan perusahaan. Sedangkan untuk variable makroekonomi terdiri dari : nilai tukar, inflasi, suku bunga deposito dan pertumbuhan ekonomi. Perekonomian yang tumbuh dengan stabil adalah informasi yang positif bagi para investor. Informasi ini akan mempengaruhi pasar modal secara positif. Dalam keadaan seperti ini, investasi pada saham akan memberikan keuntungan yang lebih dari pada investasi di sektor yang lain. Tingkat pengembalian atas investasi pada saham akan memiliki korelasi yang positif dengan pertumbuhan ekonomi. Demikian juga sebaliknya apabila kondisi ekonomi memburuk atau tidak memberikan informasi positif maka nilai investasi pada saham juga akan menurun. Oleh karena itu analisis tentang kondisi ekonomi merupaka proses penting dalam analisis investasi. Hasil analisis tentunya kan memberikan perspektif investasi bagi para investor untuk menentukan keputusan terbaik atas investasi yang akan dilakukan. Kerangka proses berpikir baik yang bersumber dari studi teoritis maupun studi empiris serta hipotesis dan uji statistik yang dilakukan secara berurutan dapat dilihat pada Gambar 3.1. pada halaman 35, sedangkan Kerangka Konseptual disajikan pada gambar 3.2 di halaman 36. Penelitian ini akan mengkaji pengaruh faktor fundamental dan faktor makroekonomi terhadap return saham perusahaan yang tercatat dalam kelompok indeks LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
3.2. Hipotesis Penelitian Adapun dugaan sementara atau hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Pengaruh Rasio Likuiditas terhadap Return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia : Semakin besar nilai current ratio berarti semakin likuid kondisi suatu perusahaan yang berarti bahwa kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi, hal ini akan mampu meningkatkan kredibilitas perusahaan di hadapan kreditur. Kreditur akan semakin percaya dan semakin mudah untuk memberikan pinjaman modal pada perusahaan sehingga perusahaan dapat meningkatkan operasionalnya dalam rangka menghasilkan laba atau keuntungan. Dengan demikian akan dapat meningkatkan juga kepercayaan investor dalam berinvestasi pada perusahaan, yang pada akhirnya perusahaan dapat memaksimumkan kegiatannya dalam rangka peningkatan pencapaian keuntungan. Dengan keuntungan yang tinggi diharapkan return yang dibagikan kepada para pemegang saham atau para investor juga semakin tinggi. Artinya bahwa nilai current ratio berpengaruh positif terhadap return saham. Jadi hipotesisnya adalah : H1
: Rasio likuiditas berpengaruh positif signifikan terhadap return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.
b. Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Return Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia Rasio Profitabilitas dalam hal ini diproksikan dengan ROE, diukur dengan cara membandingkan laba setelah pajak dengan modal sendiri. Tingkat ROE yang
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
tinggi dapat memberikan informasi kepada para investor bahwa tingkat pengembalian modal yang mereka peroleh adalah tinggi. Dengan demikian investor akan semakin tertarik untuk membeli saham pada perusahaan yang memiliki tingkat Return On Equity (ROE) yang tinggi. Oleh karena itu, permintaan akan saham perusahaan itupun akan meningkat sehingga harga saham dapat naik. Harga saham yang semakin meningkat akan menaikkan return saham yang diterima oleh investor. Hal ini berarti bahwa ROE berpengaruh positif dengan return saham. Jadi hipotesisnya adalah : H2
: Rasio profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.
c. Pengaruh Rasio Leverage terhadap Return Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Rasio Leverage dalam hal ini diproksikan dengan
DER adalah merupakan
perbandingan total hutang dengan modal sendiri atau bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan jaminan untuk keseluruhan hutang. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio maka semakin besar jumlah hutang yang dimiliki oleh perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan mereka. Semakin tinggi hutang yang dimiliki perusahaan, maka akan semakin besar beban bunga yang harus ditanggung oleh perusahaan. Perusahaan yang memiliki jumlah hutang yang lebih tinggi dari modalnya, maka perusahaan tersebut cenderung akan membagikan deviden yang rendah. Hal ini berarti debt to equity ratio memiliki hubungan yang negatif dengan return saham. Jadi hipotesisnya adalah :
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
H3
: Rasio leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.
d. Pengaruh Rasio Aktifitas terhadap Return Saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia Rasio Aktivitas dalam hal ini diproksikan dengan TAT (Total Assets Turnover) dimana dalam analisa ini akan mengukur keefektifan suatu perusahaan dalam pengelolaan assetnya bila diukur dengan penjualan yang dicapai. Rasio ini menunjukkan berapa kali total aktiva berputar bila diukur dari penjualan. Semakin besar total assets turnover”
maka semakin efisien suatu perusahaan dalam
penggunaan aktiva untuk menghasilkan penjualan. Oleh karena itu semakin tinggi tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset maka keuntungan yang dicapai akan semakin meningkat, hal ini akan menunjukkan bahwa total assets turnover mempunyai hubungan yang positif terhadap return saham. Jadi, hipotesisnya adalah: H4
: Rasio aktifitas berpengaruh positif signifikan terhadap return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.
e. Pengaruh Rasio PER terhadap Return Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia Rasio Pasar dalam hal ini diproksikan dengan
Price Earnings Ratio adalah
merupakan indikator apakah harga saham tertentu dinilai terlalu tinggi (overvalued) atau terlalu rendah (undervalued). Overvalued diindikasikan oleh tingginya price earnings ratio. Price earnings ratio yang tinggi dapat menunjukkan harapan investor akan pertumbuhan return tinggi. Pertumbuhan return yang tinggi atau prospek pertumbuhan perusahaan yang kuat dapat menarik minat investor untuk membeli saham, sehingga permintaan akan saham tersebut
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
meningkat. Meningkatnya permintaan saham akan mengakibatkan harga saham di pasar menjadi naik, sehingga return saham yang diterima oleh investor akan meningkat juga. Keadaan ini menunjukkan bahwa price earning ratio berpengaruh positif dengan return saham. Hal ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi PER menyebabkan harga saham yang terlalu tinggi penilaiannya berarti memperbesar resiko terjadinya koreksi terhadap harga saham. Jadi, hipotesisnya adalah : H5
: Rasio PER berpengaruh positif signifikan terhadap return saham LQ 45
di Bursa Efek Indonesia. f. Pengaruh Nilai tukar terhadap Return saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia Nilai tukar rupiah adalah harga rupiah terhadap mata uang negara lain. Di Indonesia nilai tukar atau kurs yang biasa digunakan sebagai dasar adalah kurs rupiah terhadap dollar Amerika. Menurunnya nilai rupiah terhadap mata uang asing khususnya US dolar memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi dan pasar modal.
Menurunnya kurs dapat meningkatkan biaya impor bahan baku dan
peralatan yang dibutuhkan oleh perusahaan sehingga dapat meningkatkan biaya produksi. Dengan meningkatnya biaya produksi akan mengakibatkan menurunnya keuntungan, artinya bahwa return saham yang akan dibagikan bagi para investor akan semakin menurun. Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai tukar mempunyai pengaruh yang negatif terhadap return saham. Jadi, hipotesisnya adalah : H6
: Nilai tukar berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.
g. Pengaruh Inflasi terhadap Return Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Jenis inflasi dapat dikategorikan menjadi dua yaitu yang pertama, demand pull inflation, yaitu inflasi yang terjadi sebagai akibat dari kenaikan jumlah permintaan, sehingga para produsen membebankan peningkatan biaya produksi pada konsumen, akibatnya harga jual per unit produk meningkat. Kenaikan ini berakibat pada peningkatan profit margin sehingga terdapat peningkatan penilaian harga saham. Harga jual saham akan meningkat diikuti oleh meningkatnya capital gain per saham. Jadi
demand pull inflation menunjukkan bahwa adanya
hubungan positif antara inflasi terhadap harga saham. Sedangkan yang kedua adalah cost push inflation artinya untuk menghasilkan unit output yang sama perusahaan harus menyediakan biaya produksi yang lebih besar. Sebagai akibatnya terjadi penurunan produksi perusahaan yang besar sehingga profit margin menurun, yang diikuti dengan penurunan dividen dan harga saham. Tentunya dengan penurunan tersebut, maka berpengaruh juga terhadap menurunnya capital gain. Jadi dengan adanya cost push inflation menunjukkan adanya hubungan negatif antara inflasi dengan harga saham. Jadi, hipotesisnya adalah : H7
: Inflasi berpengaruh positif dan negatif signifikan terhadap return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.
h. Pengaruh Suku Bunga Deposito terhadap Return Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia Suku bunga adalah ukuran keuntungan atas investasi yang diperoleh investor dan juga merupakan ukuran biaya modal yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Tingkat bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas perusahaan, sehingga kesempatan investasi yang ada tidak akan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
menarik lagi. Tingkat bunga yang tinggi juga akan mengakibatkan peningkatan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan. Disamping itu tingkat bunga yang tinggi juga akan meyebabkan return yang disyaratkan investor dari suatu investasi akan meningkat. Artinya bahwa tingkat bunga memiliki pengaruh yang negatif terhadap return saham, semakin tinggi suku bunga sebagai cost of capital maka semakin tinggi biaya modal sehingga akan mempengaruhi tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan. Akibatnya apabila tingkat keuntungan perusahaan rendah atau menurun sehingga return yang dibagikan kepada investor juga menurun. Jadi, hipotesisnya adalah: H8
: Suku bunga deposito berpengaruh negatif signifikan terhadap return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.
i. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Return Saham LQ45 di Bursa Efek Indonesia Pertumbuhan ekonomi diukur berdasarkan perubahan Produk domestik Bruto (PDB) riil, dimana PDB adalah ukuran produksi barang atau jasa total suatu negara. PDB menunjukkan nilai produksi output yang dihasilkan setiap tahun dinilai dengan harga pasar. Pertumbuhan PDB yang cepat merupakan indikasi terjadinya pertumbuhan ekonomi. Apabila pertumbuhan ekonomi membaik, maka daya beli masyarakat akan meningkat, dan hal ini merupakan kesempatan bagi perusahaan untuk meningkatkan penjualannya. Dengan meningkatnya penjualan perusahaan, maka kesempatan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan juga semakin meningkat, sehingga return yang diharapkan oleh para investor juga akan meningkat.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Jadi, hipotesisnya adalah: H9
: Pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif signifikan terhadap return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian adalah keseluruhan proses yang dibutuhkan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian sehingga peneliti dapat memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan penelitian (Kerlinger : 1993:532). Menurut Singarimbun (1995:3) rancangan penelitian dapat dibagi menjadi tiga, yaitu: penelitian eksplorasi, penelitian deskriptif dan penelitian eksplanatori. Penelitian ini adalah penelitian eksplanatori, karena penelitian ini menganalisis dan menguji hubungan antar variabel fundamental dan variabel makroekonomi terhadap return saham LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Sebagai obyek dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang sahamnya tercatat dalam LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berbentuk runtut waktu (time series) dan data silang (Cross section) atau data panel (pooled data). Data time series akan menggambarkan data perkembangan fundamental perusahaan yang diwakili oleh rasio keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio PER, serta variabel makroekonomi yang terdiri dari nilai tukar, inflasi, suku bunga deposito dan pertumbuhan ekonomi selama sepuluh tahun terakhir dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2010. Data silang (cross section) atau data panel menunjukkan jumlah perusahaan yang dipakai sebagai obyek penelitian sebanyak 15 perusahaan dari 45 perusahaan yang secara terus menerus tercatat selama periode penelitian di Bursa
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
efek Indonesia. Penggunaan data panel untuk memperoleh jumlah pengamatan (n) yang lebih besar sehingga variasi nilai variabel akan dapat diamati secara lebih seksama. Menurut Gujarati (1995:172) bahwa penggunaan data panel dan pengamatan lebih besar akan dapat mengurangi pelanggaran terhadap gejala serial korelasi dan multikolinieritas. 4.2. Populasi dan Sample Yang dimaksud dengan populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan yang telah go public yang saham-sahamnya tercatat di Bursa Efek Indonesia yang tergabung dalam 45 saham terbaik dengan nilai kapitalisasi tertinggi atau lebih dikenal dengan LQ 45 dan diperdagangkan di pasar modal Indonesia selama sepuluh tahun yaitu dari tahun 1999 sampai dengan 2010. Dari semua saham yang tecatat sebagai saham terlaris di LQ 45 dipilih 15 jenis saham
perusahaan sebagai sampel dalam penelitian ini.
Untuk lebih
jelasnya tentang sampel dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.2. Pada Tabel 4.2. dipilh 15 jenis saham perusahaan yang selama lebih dari sepuluh tahun ini memiliki tingkat likuiditas dan kapitalisasi terbaik dari daftar indeks LQ45.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Tabel 4.2 DAFTAR SAMPEL SAHAM LQ45
No.
Kode
1
AALI
2
Nama Emiten Astra Agro Lestari, Tbk
9
BDMN
Bank Danamon Ind., Tbk
ANTM Aneka Tambang, Tbk
10 TLKM
Telekomunikasi Ind, Tbk
3
BUMI
Bumi Resources, Tbk
11 BMRI
Bank Mandiri, Tbk
4
ASII
Astra International Indonesia
12 ENRG
Energy Mega Persada,Tbk
5
ISAT
Indosat, Tbk
13 BNBR
Bakrie &Brother, Tbk
BBCA
Bank Central Asia, Tbk
14 INDF
Indofood Sukses Makmur, Tbk
BBNI
Bank Nasional Indonesia, Tbk
15 PGAS
Perusahaan Gas Negara, Tbk
BBRI
Bank Rakyat Indonesia,Tbk
6
7 8
4.3. Variable Penelitian 4.3.1. Klasifikasi Variabel Variabel dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan menjadi dua variabel, yaitu variabel bebas (independent) atau eksogen dan variabel terikat (dependent) atau endogen. Adapun klasifikasi variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a) Variabel
bebas
(independent
variables)
adalah
variabel
yang
keragamannya (variabilitasnya) mempengaruhi variabel tergantung. Pada penelitian ini ada 9 variable yang menjadi variabel bebas untuk mewakili faktor fundamental dan makroekonomi. Variabel bebas untuk mewakili faktor fundamental terdiri dari: Rasio Liquiditas (LIQ), Rasio Profitabilitas
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
(PRO), Rasio Leverage (LEV), Rasio aktifitas (ACT) dan rasio PER (PER). Sedangkan variable bebas untuk faktor makroekonomi terdiri dari : nilai tukar (EXC), Inflasi (INF), Suku Bunga Deposito (INT) dan pertumbuhan ekonomi (GDP). b) Variabel terikat (dependend variable) adalah variabel yang keragamannya (variabilitasnya) dipengaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini yang akan menjadi variabel tergantung adalah Return saham (Y) = (RS) 4.4. Definisi Operasional Variabel Berdasarkan identifikasi atau klasifikasi variabel di atas, maka selanjutnya akan diuraikan mengenai definisi operasional variabel sebagai berikut: a)
Rasio Likuiditas (LIQ) Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar yang dimiliki. Rasio likuiditas diproksikan dengan current ratio. Skala data yang digunakan adalah skala rasio dalam satuan presentase. Data merupakan data tahunan dari tahun 1999 – 2010. Sumber data : ICMD
b)
Rasio Profitabilitas (PRO) Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Rasio profitabilitas diproksikan dengan Return on Equity (ROE). Return on Equity merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
keuntungan yang tersedia bagi para pemegang saham yang dinyatakan dengan prosentase. Skala data yang digunakan adalah rasio dalam satuan prosentase. Data yang dipakai adalah data tahunan dari tahun 1999 – 2010. Sumber data : ICMD
c) Rasio Leverage ( LEV ) Rasio Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan
dalam
memenuhi
kewajibannya
dengan
menggunakan equity yang dimiliki. Rasio ini diproksikan dengan Debts to Equity Ratio (DER) , yaitu rasio yang diperoleh dari membandingkan total hutang dengan total equity. Skala data yang digunakan adalah rasio dalam satuan prosentase. Data penelitian menggunakan data tahunan dari tahun 1999 -2010, sumber : ICMD
d) Rasio Aktivitas ( ACT ) Rasio aktivitas merupakan rasio yang menggambarkan hubungan antara tingkat operasional
perusahaan dengan aktiva yang dibutuhkan untuk
menunjang kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini diproksikan dengan total assets turnover. TAT
adalah rasio yang menghitung efektifitas
penggunaan total aktiva . Skala data yang digunakan adalah skala rasio yang dinyatakan dengan frekwensi (kali =x).Data penelitian adalah data tahunan dari masing-masing perusahaan dari tahun 1999 – 2010. Sumber data ICMD
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
e)
Price Earnings Ratio (PER) Price earnings ratio merupakan rasio harga per saham terhadap laba per saham yang menunjukkan berapa rupiah yang harus dibayar oleh investor untuk setiap rupiah dari laba selama periode berjalan. Skala data yang digunakan adalah skala rasio. Data yang digunakan adalah data tahunan perusahaan selama kurun waktu 1999– 2010, sumber data ICMD
f) Nilai tukar (EXC) Nilai tukar rupiah merupakan harga rupiah terhadap mata uang asing yang dalam hal ini adalah nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat, atas dasar kurs tengah mata uang terhadap dollar Amerika Serikat. Kurs tengah dihitung atas dasar kurs jual dan kurs beli yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Skala data yang digunakan adalah skala rasio dalam rupiah. Data kurs merupakan data triwulan pada periode tahun 1999 – 2010, sumber data : Statistik Keuangan Bank Indonesia. Untuk mengukur tingkat sensitivitas nilai tukar terhadap return saham adalah : Ri =
βEXC
Dimana : Ri
= return saham i
α
= the expected return premium
βEXC = the sensitivity of exhange rate factor
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
g) Inflasi (INF) Inflasi adalah merupakan kecenderungan terjadinya peningkatan harga produk-produk secara keseluruhan. Indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi adalah indeks harga konsumen. Skala data yang digunakan adalah skala rasio dalam satuan prosentase. Data inflasi merupakan data triwulan periode tahun1999– 2010, sumber data : Statistik keuangan Bank Indonesia. Untuk mengukur tingkat sensitivitas inflasi terhadap return saham adalah : Ri =
βINF
Dimana : Ri
= return saham i
α
= the expected return premium
βINF = the sensitivity of inflation rate factor h) Suku Bunga Deposito (INT) Suku bunga deposito merupakan tingkat suku bunga deposito berjangka 3 bulan yang berlaku pada bank umum nasional. Skala data yang digunakan adalah rasio dalam satuan prosentase. Data suku bunga deposito merupakan data bulanan periode 1999 – 2010. Sumber data: Statistik Keuangan Bank Indonesia. Untuk mengukur tingkat sensitivitas suku bunga deposito terhadap return saham adalah : Ri =
βINT
Dimana : Ri
= return saham i
α
= the expected return premium
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
βINT = the sensitivity of interest rate factor i) Pertumbuhan Ekonomi (GDP) Pertumbuhan ekonomi merupakan peningkatan produk domestik bruto (PDB) atas dasar harga konstan dari tahun ke tahun yang diukur dalam prosentase. Skala data yang digunakan adalah skala rasio. Data pertumbuhan ekonomi merupakan data triwulan periode tahun1999 – 2010. Sumber data : BPS dan Bank Indonesia. Untuk mengukur tingkat sensitivitas pertumbuhan ekonomi terhadap return saham adalah : βGDP
Ri = Dimana : Ri
= return saham i
α
= the expected return premium
βGDP = the sensitivity of Gross Domestic Product (GDP) factor j) Return Saham (RS) Return saham merupakan tingkat keuntungan atau kerugian investasi saham yang diperoleh dari dari selisih antara harga saham penutupan akhir tahun berikutnya (+1) denan harga saham perhitungan akhir tahun tutup buku (t) ditambah dengan deviden tahun t selama periode 1999– 2010 sumber data : ICMD Ri,t
= (Pit +1 – Pit) + Dit Pit
Dimana : Rit
= adalah return saham i pada tahun t
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Pit + 1 = adalah harga jual saham i pada tahun t Pit
= adalah harga beli saham i periode t
Dit = adalah deviden per lembar saham i yang dibagikan pada periode t
4.5. Prosedur Pengumpulan Data Periode pengukuran digunakan time series ( dari tahun 1999 sampai dengan tahun 2010 ) dan cross section (15 perusahaan dari 45 perusahaan yang tercatat terus menerus selama periode penelitian). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder meliputi : a. Laporan keuangan tahunan perusahaan yang diterbitkan mulai periode 1999 sampai 2010 yang terdiri dari neraca dan laporan rugi laba untuk mengetahui besarnya rasio masing-masing perusahan yang terdiri dari rasio likuiditas, rasio profitasbilitas, rasio leverage, rasio aktivitas, dan rasio nilai pasar. Data diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan Bank Indonesia dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD) yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), serta laporan keuangan perusahaan. b. Perkembangan harga saham bulanan dari masing-masing emiten yang masuk dalam LQ 45 tahun 1999-2010 untuk mengetahui return saham individu. Data diperoleh ICMD yang diterbitkan oleh BEI. c. Nilai tukar dolar Amerika terhadap rupiah bulanan untuk mengetahui pertumbuhan nilai tukar. Data diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan yang diterbitkan Bank Indonesia (BI).
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
d. Perkembangan tingkat inflasi bulanan dari tahun 1999-2010. Data diperoleh dari Statistik Ekonomi dan Keuangan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI). e. Perkembangan suku bunga deposito bulanan, melalui Statistik Ekonomi dan Keuangan yang diterbitkan oleh Bank Indonesia tiap bulan. f. Perkembangan pertumbuhan ekonomi triwulan untuk mengukur stabilitas melalui Badan Pusat Statistik (BPS). Metode pengumpulan data adalah dengan metode observasi non perilaku, yaitu bentuk observasi dengan melakukan analisis catatan terhadap data yang diperlukan. 4.6. Teknik Analisis Data Sesuai dengan kerangka analisis penelitian dan hipotesis penelitian, maka teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan dengan menggunakan teknik Analisis Regresi Berganda (multiple regression) dengan bantuan program eViews 4. Model ini merupakan alat analisis statistik yang yang digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Teknik analisis yang diterapkan digunakan untuk menguji seberapa besar pengaruh rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leverage, rasio aktivitas, rasio PER, nilai tukar, inflasi, suku bunga deposito dan pertumbuhan ekonomi terhadap return saham perusahaan LQ45 di Bursa Efek Indonesia. Selain itu juga menganalisis mana di antara kesembilan variable bebas tersebut yang mempunyai pengaruh dominan terhadap return saham LQ45. Berikut tahap-tahap yang harus dilakukan dalam menganalisis data pada penelitian adalah :
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
1. Menentukan perusahaan-perusahaan emiten yang akan diteliti, dimana perusahaan yang menjadi sampel adalah perusahaan yang secara kontinyu berada dalam periode penelitian yaitu tahun 1999-2010 2. Menentukan besarnya variabel tergantung yaitu return saham perusahaan LQ45 3. Menentukan
besarnya
variabel
bebas,
yaitu
faktor
makroekonomi dan fundamental perusahaan berupa:
fluktuasi nilai tukar pada tahun ke t
tingkat inflasi pada tahun ke t
suku bunga pada tahun ke t
pertumbuhan ekonomi pada tahun ke t
rasio likuiditas pada tahun ke t-1
rasio profitabilitas pada tahun ke t-1
rasio leverage pada tahun ke t-1
rasio aktivitas pada tahun ke t-1
PER pada tahun ke t-1
4. Melakukan uji kesesuaian model, dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda dengan rumus sebagai berikut: RS
ao + b1LIQt-1 + b2PROt-1 + b3LEVt-1 + b4ACTt-1 + b5PERt-1 +
b6EXCt + b7INFt + b8INT t + b9GDP t + e
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Dimana : RS = return saham perusahaan i pada tahun t ao = konstanta b = koefisien regresi e = error term LIQ = rasio likuiditas perusahaan i pada tahun t-1 PRO = rasio profitabilitas perusahaan i pada tahun t-1 LEV = rasio hutang perusahaan i pada tahun t-1 ACT = rasio aktivitas perusahaan i pada tahun t-1 PER = rasio harga saham terhadap pendapatan per lembar saham perusahaan i pada tahun t EXC = nilai tukar Rp/US$ pada tahun t INF = tingkat inflasi pada tahun t INT = suku bunga deposito pada tahun t GDP = pertumbuhan ekonomi pada tahun t 4.7. Uji Kesesuaian Model Langkah-langkah yang dilakukan untuk menguji kesesuaian model adalah sebagai berikut : 1. Untuk pengujian hipotesis penelitian pengaruh parsial variabel bebas terhadap variabel terikat digunakan uji t dengan prosedur a. H0 : b1 ≤ 0
Artinya : variabel LIQ atau rasio likuiditas, tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan LQ 45. H1 : b1 > 0
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Artinya : variabel LIQ atau rasio likuiditas mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap return saham perusahaan LQ 45. b. H0 : b2 ≤ 0
Artinya : variabel PRO atau rasio profitabilitas, tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan LQ 45. H1 : b2 > 0 Artinya : variabel PRO atau rasio profitabilitas mempunyai pengaruh
positif
signifikan
terhadap
return
saham
perusahaan LQ 45. c. H0 : b3 ≤ 0
Artinya : variable LEV atau rasio Leverage, tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan LQ 45. H1 : b3 > 0 Artinya : variabel LEV atau rasio leverage mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap return saham perusahaan LQ 45. d. H0 : b4 ≤ 0
Artinya : variabel ACT atau rasio Aktifitas, tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan LQ 45. H1 : b4 > 0 Artinya : variabel ACT atau rasio Aktifitas mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap return saham perusahaan LQ 45. e. H0 : b5 ≤ 0
Artinya : variabel PER atau rasio PER tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan LQ 45.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
H1 : b5 > 0 Artinya : variabel PER atau rasio PER mempunyai pengaruh positif signifikan terhadap return saham perusahaan LQ 45. f. H0 : b6 ≤ 0
Artinya : variabel EXC atau nilai tukar tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan LQ 45. H1 : b6 > 0 Artinya : variabel EXC atau
nilai tukar mempunyai pengaruh
negatif signifikan terhadap return saham perusahaan LQ 45. g. H0 : b7 ≤ 0
Artinya : variabel INF atau inflasi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan LQ 45. H1 : b7 > 0 Artinya : variabel INF atau inflasi mempunyai pengaruh positif dan negatif signifikan terhadap return saham perusahaan LQ 45. h. H0 : b8 ≤ 0
Artinya : variabel INT atau suku bunga
tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap return saham perusahaan LQ 45. H1 : b8 > 0 Artinya : variabel INT atau suku bunga mempunyai pengaruh negatif signifikan terhadap return saham perusahaan LQ 45. i.
H0 : b9 ≤ 0 Artinya : variable GDP atau pertumbuhan ekonomi tidak mempunyai
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan LQ 45. H1 : b9 > 0 Artinya : variabel GDP atau pertumbuhan ekonomi mempunyai pengaruh
positif
signifikan
terhadap
return
saham
perusahaan LQ 45. j.
Menentukan tingkat signifikansi Tingkat signifikansi yang digunakan adalah 0,05 ( = 5 %) atau tingkat kepercayaan sebesar 95% dengan derajat bebas atau df dihitung dengan rumus n(k-1), dimana n: jumlah pengamatan, dan k: jumlah variabel.
k. Menghitung nilai t hitung yang diformulasikan dengan rumus :
Daerah kritis H0 melalui kurva distribusi t: Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak. Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima. 2. Untuk menguji ketepatan model regresi dengan menggunakan koefisien determinasi majemuk yang besamya antara nol dan satu (Gujarati, 1978:45). Koefisien determinasi majemuk menunjukkan pengukuran proporsi varian variabel tergantung yang dijelaskan oleh variabel bebas. R square sama dengan satu berarti variabel bebas berpengaruh sempurna terhadap variabel tergantung. Tetapi bila R square sama dengan nol berarti variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel tergantung. 3. Melakukan uji gejala penyimpangan asumsi regresi klasik Secara teoritis model yang digunakan dalam penelitian ini akan menghasilkan nilai parameter model penduga yang sahih bila memenuhi asumsi klasik, yaitu tidak terjadi:
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
a. Autokorelasi Suatu asumsi penting dari model linear klasik adalah tidak adanya autokorelasi. Autokorelasi adalah suatu kondisi yang berurutan diantara gangguan yang masuk ke dalam fungsi regresi (Gujarati, 1995 : 201). Uji yang digunakan untuk mendeteksi adanya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Dalam model regresi dikatakan tidak terdapat gejala autokorelasi, bila nilai Durbin-Watsonnya berada diantara dU dan 4-dU. Jika terjadi gejala-gejala autokorelasi akan berakibat sebagai berikut: a. Estimasi ordinary least square menjadi tidak efisien lagi karena selain
keyakinan yang melebar dan test signifikansi tidak akurat lagi. b. Terjadi kesalahan standar deviasi mungkin terjadi salah penafsiran. c. Estimasi ordinary least square menjadi sensitif terhadap sampel.
b. Multikolinearitas Multikolinearitas adalah hubungan linear yang sempuma antara beberapa atau semua variabel bebas dari model yang ada (Gujarati, 1995:157). Akibat dari adanya multikolinearitas ini adalah kesalahan standar dari koefisien regresi akan semakin besar dengan semakin meningkatnya kolinearitas antar variabel bebas, sehingga selang keyakinan bagi parameter yang diduga makin lebar. Hal ini menimbulkan bias dalam spesifikasi dan kemungkinan untuk menerima hipotesis yang salah semakin besar. Gejala multikolinearitas dapat diketahui dengan menguji koefisien korelasi dari variabel bebas mclalui matriks
korelasi.
Apabila
koefisien
korelasi
tinggi,
berarti
terjadi
multikolinearitas. Penanggulangan terhadap gejala ini adalah dengan mengeluarkan
variabel
yang
menunjukkan gejala multikolinearitas
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
tersebut. c. Heteroskedastisitas Komponen pengganggu yang muncul dalam fungsi regresi populasi adalah homokedastisitas yaitu semua gangguan mempunyai varians yang sama. Heteroskedastisitas tidak merusak konsistensi estimator tetapi estimator tidak mempunyai varians minimal atau tidak efisien sehingga pengujian statistik menjadi bias (Gujarati, 1995:181). Jika terjadi heteroskedastisitas varians koefisien regresi tidak minimal, selang keyakinan lebar sehingga uji signifikansi tidak akurat dan apabila tetap menggunakan OLS maka kesimpulan akan salah. Cara untuk mengetahui gejala heteroskedastisitas yaitu dengan melakukan uji Spearman Rank Correlation dengan rumus: d2 1 Rs = 1-6 n ( n 2 1)
Keterangan :
di=selisih rank
n=jumlah pengamatan
signifikansi r s dapat diketahui dengan uji t student dengan rumus
r n 2s t=
1 rs
2
Dengan derajat bebas n-2 dan selang keyakinan 95%. Apabila nilai signifikansi lebih kecil dari = 5%, maka model regresi tidak terjadi
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
heteroskedastisitas. d. Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam mode regresi, variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribsi normal atau tidak, Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
DAFTAR PUSTAKA
Aswath Damodaran,2001, “Corporate Finance Theory and Practice”, 2nd edition, USA: John Wiley & Son BAPEPAM, Master PlanPasar Modal Indonesia 2005-2009 Brigham, Eugene F,and Michael C. Ehrhardt, 2005, “Financial Management Theory and Practice“ , 11th edition, USA: Thomson South Western Bodie, Zvi, Alex and Alan J. Marcus, 2003.”Essentials of Investments”, International edition, Singapore: McGrawHill Burton S. Kalsiki, 2009, “Encyclopedia Business and finance” 2nd edition, USA: Kaliski Chukwuogor Chiaku, 2007, “An Econometric Analysis of African Stock Market: Annual Return Analysis, Day-of the week Effect and Volatility of Returns, African Journal of Accounting, Finance and Banking Research, Vol 1, No.1 Elleuch Jaouida, 2009, “Fundamental Analysis Strategy and the Prediction of Stock Return”, International Research Journal of Finance and Economics, Eurojournals Publishing Fabozzi, Frank, and J., Franko Modigliani, and Frank J. Jones, 2003, “ Capital Market Institution and Instruments” 3rd edition, USA: Prentice Hall Fabozzi, Frank, J., and Franko Modigliani, 2009, “ Capital Market Institution and Instruments” 4th edition, USA: Prentice Hall Gitman, Lawrence J., 2006, “ Esentials of Managerial Finance”, 4th edition, USA: Pearson, Addition Willey Gitman, Lawrence J., 2009, “ Esentials of Managerial Finance”, 5th edition, USA: Prentice Hall Gujarati, Damodar, Sumarno Zein, 1978, “ Ekonometrika Dasar” Penerbit Erlangga Harianto Farid, Sudomo Siswanto, 1998, “Perangkat dan Teknik Analisis Investasi di Pasar Modal Indonesia, PT. Bursa efek Indonesia Hou Kewei, Karolyi G. Andrew, Bong Chan Kho, 2006,”What Fundamental Factors Drive Global Stock Returns”, JEL, Journal Economics and Finance
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Husnan, Suad 1994, “Dasar-Dasar Teori Portfolio dan Analisis Sekuritas, edisi dua, Yogyakarta: YKPN ICMD, Indonesian Capital Market Directory, 2010, The Compilation, Jakarta, ECFIN Irfan Muhammad Chaudhary, Nishat Mohammed, “Key Fundamental Factors and Long-run Price Changes in An Emerging Market –a Case Study of Karachi Stock Exchange (KSE)” JEL Codes: G12, G15, E44, 2009, “Macroeconomic Factors and the Correlation of Stock and Bond Return”. Jones, Charles P., 2004, “ Investment: Analysis and Management” , ninth edition, USA, John Wiley &Son Inc. Keown, and Martin, and Petty Scott,Jr., 2002, “Financial Management Principles and Applications”, 9th edition, USA: Prentice Hall Keown, and Arthur J., and John D. Martin, and J. William Petty, and David F. Scott, Jr, 2005, “ Financial Management, Principles and Applications”, 10th edition, USA: Prentice Hall Kerlinger, Fred 1993, “Foundation of Behavior Research” 3rd edition, diterjemahkan oleh L.R. Simatupang, Yogyakarta : UGM Kitsul Yurij, Mahani S. Reza, 2007,”Fundamental andnon Fundamental (Liquidity Trade) Factors in Returns and Friction Measures”, Finance Journal, USA Madura, Jeff, 2008, “ International Corporate Finance”, 9th edition, China: Thomson-South Western Robert A. Haugen, 1993, Prentice Hall
“Modern Investment Theory” 3 rd edition, USA:
Ross, Westerfield, Jaffee, Jordan, 2009, “ Modern Financial Management “, 8th edition, Singapore, McGraw Hill Samuelson, Paul A, and William D. N., 1995, “ Economics” , New York: McGraw Hill Samuelson, Paul A, and William D. N., 1995, “ Economics”, 18th Edition, New York McGraw Hill Sekaran Uma, and Roger Bougie, 2009, “ Reserch Methods for Business, A Skill Building Approach”, 5th edition, UK: John Wiley and Sons
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)
Stephan G. Thomas, Maurer Raimond, Durr Martin, A Multiple Factors Model for European Stocks, journal of Economics and Finance Tandelilin Eduardus, Prof. Dr., MBA., CWM, 2010, “ Portfolio dan Investasi, Teori dan Aplikasi”, edisi pertama, Yogyakarta: Kanisius Van Horne, James C., 2002. “Financial Management Policy” 12th edition, New Jersey, USA: Prentice Hall Widoatmodjo, Sawiji, 2009, “ Pasar modal Indonesia , Pengantar dan Studi Kasus”, cetakan pertama, Bogor : Ghalia Indonesia www.bapepam.go.id, statistik pasar modal 1999-2010 www.bi.go.id , statistik keuangan Indonesia 2003 – 2010 www.idx.co.id, daftar saham yang masuk dalam indeks LQ 45 www.bps.go.id, daftar PDB Zikmund. G. William., et., al., 2010, “ Business Research Methods” 8th edition, Canada: South Western Publishing
Print to PDF without this message by purchasing novaPDF (http://www.novapdf.com/)