Analisis Pengaruh Kinerja Finansial dan Firm Size Terhadap Return Saham Perusahaan Pada Indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta Tahun 2003-2005
Disusun untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Oleh: NUR HIDAYATI F 1204032
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 i
ii
iii
Motto Allah akan meninggikan orang-orang yng beriman diantara mud an orang-orang yang diberikan ilmu pengetahuan beberapa derajat. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan (Al-Mujaadillah:11)
Arti dari persahabatan adalah…. Memberi tanpa ingin menguasai Mencintai tanpa ingin memiliki
Banyak sekali dari kita Yang mengaku telah mengenal cinta Dan bersahabat denga cinta Akan tetapi sangat sedikit kita yang betul-betul ikhlas mengorbankan seluruh kehidupannya untuk kebahagian cinta Khalil Gibran
Keindahan hidup adalah menerima dengan ikhlas kehendaknya Berjuang dengan penuh semangat Dan senantiasa berdo’a kepada sang pencipta Hal paling baik dan paling indah didunia ini Tidak tidak bisa dilihat mata atau disentuh ….. Tetapi dirasakan dihati
iv
Halaman Persembahan
Dengan menyebut Asma Allah Yang maha pengasih Yang maha penyayang
Karya ini ku persembahkan untuk orang-orang yang selama ini telah menyayangiku dengan sepenuh hati, untuk: v Bapak dan ibu tercinta (Bp.Achmad mahmudi dan Ibu Sutarti AM) dengan penuh rasa hormat, terimakasih atas curahan cinta,doa,nasihat dan kasih sayang yang tercurahkan selama ini. Semoga aku bisa mewujudkan keinginan dan harapan kalian. v Budhe dan Padhe v Adik-adik ku (An-nisa dan Huda) v My Beloved (Someone) makasih atas pengertian, kesetiaan, dan kasih sayangnya. v Almamater
v
KATA PENGANTAR Maha suci dan maha kuasa Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah dan petunjuk kepada setiap insan serta selalu memberikan pelajaran bagi hamba-Nya. Hanya dengan karunia dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skipsi dengan judul “ Analisis Pengaruh Kinerja Finansial dan Firm Size Terhadap Return Saham Perusahaan Pada Indeks LQ45 di Bursa Efek Jakarta Tahun 2003-2005”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana ekonomi. Jurusan manajemen. Dalam proses penyusunan penulis tidak luput dari bantuan pihak lain. Pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihakpihak berikut ini: 1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, Mcom, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas maret Surakarta. 2. Dra. Endang Suhari, MSi selaku ketua jurusan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas maret Surakarta. 3. Dra. Mahastuti Agung, MSi selaku pembimbing yang telah isabar memberikan bimbingan dan saran-saran dalam penulisan skripsi. 4. Dra. Salamah Wahyuni, SU selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan petunjukselama perkuliahan. 5. Tim penguji skripsi Bambang Hadi Nugroho, SE, MSi selaku Ketua Penguji dan Drs. Harmadi, MM selaku anggota. 6. Temen-temenku satu angkatan’04 yang udah lulus maupun yang masih berjuang. vi
7. Pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini , yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Penulis menyadari bahwa skipsi ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca lainnya.
Surakarta, April 2009
Penulis
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………………… i ABSTRAK…………………………………………………………………………………ii HALAMAN PERSETUJUAN …………………………………………………………… iii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………………………. iv HALAMAN MOTTO………………………………………………………………………v HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………………………vi KATA PENGANTAR……………………………………………………………………..vii DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………....ix DARTAR GAMBAR……………………………………………………………………....xii DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………....xiii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………………… 1 B. Perumusan Masalah…………………………………………………………………6 C. Tujuan Penelitian……………………………………………………………………7 D. Manfaat Penelitian ………………………………………………………………… 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu………………………………………………………….. 8 B. Landasan Teori ……………………………………………………………………... 9 1. Pengertian Pasar Modal……………………………………………………... 9 viii
2. Saham……………………………………………………………………….. 14 3. Return Saham……………………………………………………………….. 17 4. Analisis Rasio Finansial…………………………………………………….. 19 5. Firm Size (Ukuran Perusahaan).....………………………………………….. 22 6. Indeks Harga Saham………………………………………………………… 23 C. Kerangka Pemikiran…………………………………………………………………. 25 D. Formulasi Hipotesis………………………………………………………………….. 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian………………………………………………………….... 27 B. Populasi dan Sampel…………………………………………………………………. 27 1. Populasi…………………………………………………………………………... 27 2. Sampel …………………………………………………………………………... 27 C. Identifikasi dan pengumpulan variabel 1. Variabel Independen……………………………………………………………… 28 2. Variabel Dependen………………………………………………………………... 30 D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan data…………………………………………. 31 1. Teknik analisis Data………………………………………………………………. 31 2. Pengujian Hipotesis………………………………………………………………. 34
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data………………………………………………………………………….. 37
ix
B. Uji Asumsi Klasik ………………………………………………………………………39 1. Uji Normalitas Data……………………………………………………………… 39 2. Uji Multikolinearitas……………………………………………………………... 40 3. Uji Heteroskedastisitas…………………………………………………………… 41 4. Uji Autorelasi…………………………………………………………………….. 42 C. Pengujian Ketepatan Pemikiran………………………………………………………... 43 D. Pengujian Hipotesis ........................................................................................................ 44 E. Koefisien Beta Standar ................................................................................................... 50 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………. 52 B. Saran …………………………………………………………………………………... 54 DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………….. 57
x
DAFTAR GAMBAR Gambar II.1 Kerangka penelitian……………………………………………………………… 24 Gambar IV. 1Grafik Heteroskedastisitas……………………………………………………… 36
xi
DAFTAR TABEL Tabel IV.1 hasil uji normalitas data……………………………………………………….. 33 Tabel IV.2 hasil uji multikolinearitas……………………………………………………… 34 Tabel IV.3 hasil uji auto korelasi…………………………………………………………... 37 Tabel IV.4 hasil pengujian secara simultan………………………………………………... 39 Tabel IV.5 hasil pengujian secara parsial…………………………………………………... 41 Tabel IV.6 hasil pengujian koefisien beta standar…………………………………………... 45
xii
Daftar Lampiran Data penelitian ……………………………………………………………………….. 54 Analisis data…………………………………………………………………………….... 56
xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Semakin berkembangnya pasar modal di Indonesia, maka alternatif bagi para pemodal kini tidak lagi terbatas pada “ Aktiva riil “ dan simpanan pada sistem perbankan, melainkan dapat pula menginvestasikan dananya dipasar modal, dalam bentuk saham, obligasi maupun sekuritas (aktiva finansial) lainnya. Dengan membeli saham, para pemodal berharap untuk menerima dividen (pembagian laba) setiap tahun, dan keuntungan saham (capital gains) pada saat sahamnya dijual kembali namun pada saat yang sama merekapun harus siap menghadapi risiko bila hal sebaliknya terjadi. Pada umumnya, untuk berinvestasi dipasar modal tidak saja memerlukan pemikiran yang lebih “rumit” dan informasi yang lebih kompleks, namun juga menghadapi risiko yang relatif lebih besar bila dibanding dengan bentuk-bentuk simpanan pada sistem perbankan. Oleh karena itu, biasanya return yang diharapkan pada investasi saham relatif lebih besar dibandingkan tingkat bunga simpanan pada bank-bank. Untuk melindungi kepentingan para pemodal tersebut, maka hanya perusahaan (perseroan) yang sehat dan berprestasi sajalah yang diijinkan menjual sahamnya di pasar modal. Hal ini tampak pada ketentuan persyaratan untuk pencatatan saham di Bursa Efek Jakarta yang antara lain sebagai berikut (Bapepam, 1997):
xiv
1. Dalam dua tahun buku terakhir perusahaan memperoleh laba operasional dan laba bersih. 2. Memiliki total kekayaan (asset) sekurang-kurangnya Rp 20 milyar, modal sendiri (equity) sekurang-kurangnya Rp 7,5 milyar, dan modal disetor sekurang-kurangnya Rp 2 milyar. Go public adalah salah satu cara bagi perusahaan yang sedang berkembang untuk mendapatkan tambahan dana dalam rangka pembiayaan da pengembangan usahanya. Dana yang diperoleh dari go public biasanya selain digunakan untuk keperluan ekspansi juga untuk pelunasan hutang yang diharapkan akan semakin meningkatkan posisi keuangan perusahaan disamping untuk memperkuat struktur permodalan. Go public juga dimaksudkan untuk memperkuat modal kerja perusahaan. Persyaratan tersebut menunjukkan bahwa untuk go public, suatu perusahaan setidaktidaknya harus: 1. Memiliki profitabilitas yang memadai yang dapat diukur dengan berbagai indikator seperti: marjin laba atas penjualan, tingkat pengembalian investasi (ROI), tingkat pengembalian ekuitas (ROE), laba per lembar saham (EPS), dan sebagainya. 2. Memiliki leverage rasio (rasio utang terhadap aktiva) maksimal sebesar 62,5% atau Rasio utang terhadap ekuitas (DER) maksimal 167% yang berarti bahwa perusahaan tersebut harus solvabel. Salah satu persyaratan yang diharuskan oleh BEJ ntuk dipenuhi oleh perusahaan yang akan melakukan go public adalah laporan keuangan perusahaan calon emiten harus wajar tanpa pengecualian. Oleh karena itu, maka auditor sebagai pemeriksa laporan keuangan mempunyai laporan keuangan mempunyai peran yang besar bagi perusahaan calon emiten untuk menentukan bisa tidaknya listing dipasar modal. Harga saham pada penawaran perdana yang biasanya underpriced. Membuat perusahaan calon emiten berusaha untuk meminimalkan tingkat underpriced tersebut dengan menggunakan auditor yang yang mempunyai reputasi.
xv
Suatu perusahaan yang diketahui memiliki profitabilitas yang baik dan solvabilitas yang mantap, diharapkan akan lebih memiliki peluang untuk menciptakan hal yang sama (kinerja finansial yang baik) diwaktu-waktu yang akan datang, atau dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut lebih mempunyai prospek yang cerah bila dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai profitabilitas dan solvabilitasnya kurang mantap. Harapan (kepercayaan) suatu perusahaan akan tercermin dari meningkatnya harga pasar saham perusahaan tersebut, yang berarti akan meningkatkan harga saham. Dalam melakukan investasi di pasar global, para investor mengharapkan untuk memperoleh return yang maksimal. Ditinjau dari segi kompensasi, return merupakan imbalan atas kesediaan investor untuk menanggung resiko atas investasi yang dilakukan. Harapan untuk memperoleh return yang maksimal diusahakan dengan mengadakan analisis dan upaya – upaya yang berkaitan dengan investasi dalam sahamnya. Oleh karena itu perlu diketahui faktor – faktor yang mempengaruhi return saham sehingga harapan untuk memperoleh return yang maksimal bisa dicapai. Return merupakan salah satu indikator kinerja finansial perusahaan. Semakin efisien perusahaan dalam menggunakan aktivanya maka return yang diperoleh akan semakin tinggi. Bagi para investor, return merupakan salah satu parameter untuk menilai seberapa besar keuntungan suatu saham. Return dapat berupa return realisasi yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa mendatang (Jogiyanto, 2000 : 107). Return realisasi dihitung berdasarkan data historis, juga berguna sebagai penentuan return ekspektasi dan resiko di masa mendatang. Penilaian terhadap return realisasi, bagi investasi yang sudah berjalan perlu dilakukan oleh investor untuk menilai keberhasilan dari upaya – upaya yang mereka lakukan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan rata – rata return geometric karena memperhatikan tingkat kumulatif dari waktu ke waktu dan mencerminkan variabiltas return dalam periode tertentu.
xvi
Faktor firm size yang menunjukkan ukuran perusahaan, merupakan faktor penting dalam pembentukan return saham. Hubungan antara firm size dan return dalam portofolio menunjukkan arah hubungan yang berkebalikan. Saham – saham perusahaan yang lebih kecil cenderung mempunyai return yang lebih tinggi dari pada saham–saham dari perusahaan yang lebih besar. Oleh karena itu, jika investor mempertimbangkan size factor dalam return saham maka mereka akan mengarahkan pada small firm size effect (Sharpe, Alexander, Baley : 1995). Setiap perusahaan mempunyai tujuan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Peningkatan kesejahteraan pemegang saham akan tercermin pada harga saham perusahaan dan earning yang dihasilkan untuk setiap lembar saham (EPS). Investor akan menginterpretasikan nilai EPS yang tinggi sebagai sinyal bahwa perusahaan cukup efisien dalam menentukan struktur modalnya. Semakin tinggi EPS akan mengindikasikan bahwa return dari setiap investasi yang ditanamkan akan semakin besar. Untuk mewujudkan nilai EPS yang tinggi maka setiap keputusan pembelanjaan yang dibuat harus dapat menghasilkan laba bagi para pemegang saham. Laba akan diperoleh apabila hasil dari operasional perusahaan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan dalam mendanai suatu investasi. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Sumilir (2003), diungkapkan bahwa kinerja perusahaan (Leverage, EPS, ROI, dan ROE) secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap abnormal return. Sedangkan secara individual hanya variabel EPS yang berpengaruh signifikan terhadap abnormal return. Hal ini berarti bahwa EPS mempunyai ekspektasi pemegang saham atas return yang diperoleh. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil bahwa kinerja perusahaan berhubungan positif dengan abnormal return. Return on asset merupakan rasio profitabilitas yang mencerminkan kemampuan kinerja manajeman dalam mengatur aktivanya semaksimal mungkin sehingga tercapai laba bersih yang
xvii
diinginkan. Rasio ini merupakan indikator yang penting untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba bersihnya. Selanjutnya akan meningkatkan harga saham dan pada gilirannya akan meningkatkan return saham. Price earning ratio (PER) juga merupakan indikator yang dapat digunakan untuk menentukan apakah harga saham tertentu dinilai tinggi atau rendah. PER yang tinggi akan menyebabkan harga saham yang tinggi dan sebaliknya. Dengan demikian, dihipotesiskan bahwa PER mempunyai pengaruh terhadap return saham. Rasio fundamental yang juga digunakan dalam penelitian ini adalah rasio reverage. Banyaknya perusahaan yang menggunakan reverage dalam pembiayaan investasi disebabkan oleh adanya tax deductible dalam penggunaan reverage artinya ialah bahwa penggunaan reverage akan mengurangi jumlah pajak yang dibayarkan karena adanya unsur bunga. Akan tetapi penggunaan reverage menyebabkan munculnya biaya tetap yang berupa bunga dan angsuran pokok hutang yang harus dibayarkan selama jangka waktu peminjaman belum berakhir. Dan apabila terjadi kebangkrutan maka kepentingan kreditur akan lebih diutamakan. Oleh karena tingkat resiko yang dihadapi cukup besar maka investor akan menuntut kompensasi yang berupa return yang paling tinggi pula. Telah cukup banyak penelitian yang mengkaji tentang hubungan dan pengaruh berbagai indikator kinerja keuangan terhadap harga saham, namun sejauh ini pada sebagian hasil yang diperoleh masih menunjukkan adanya inkonsistensi. Sebagai contoh adalah debt to equity ratio (DER) yang dalam penelitian Purnomo (1998) tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham, namun dalam penelitian yang dilakukan Natarsyah (2000) berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
xviii
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis bermaksud untuk menganalisis faktorfaktor fundamental seperti Earning Per Share (EPS), Return of Asset (ROA), Leverage Rasio (LEV), Price Earning Ratio (PER) dengan mempertimbangkan ukuran perusahaan (Firm Size) terhadap Return saham perusahaan pada indeks LQ-45 yang terdaftar di BEJ maka dalam penelitian ini penulis mengambil judul “Analisis Pengaruh Kinerja Finansial dan Firm Size Terhadap Return Saham Perusahaan pada Indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta Tahun 2003- 2005”.
B.
Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dijelaskan di atas maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah Earning Per Share (EPS), Return of Asset (ROA), Leverage Rasio (LEV), Price Earning Ratio (PER), dan Firm Size secara simultan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan pada indeks LQ-45 di Bursa efek Jakarta? 2. Apakah Earning Per Share (EPS), Return of Asset (ROA), Leverage Rasio (LEV), Price Earning Ratio (PER), dan Firm Size secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan pada indeks LQ-45 di Bursa efek Jakarta? 3. Diantara variabel kinerja perusahaan tersebut, manakah yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap return saham?
xix
C.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS), Return of Asset (ROA), Leverage Rasio (LEV), Price Earning Ratio (PER), dan Firm Size terhadap return saham perusahaan pada indeks LQ-45 di Bursa efek Jakarta secara simultan. 2. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS), Return of Asset (ROA), Leverage Rasio (LEV), Price Earning Ratio (PER), dan Firm Size terhadap return saham perusahaan pada indeks LQ-45 di Bursa efek Jakarta secara parsial. 3. Untuk mengetahui variabel kinerja perusahaan yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap return saham.
D.
Manfaat Penelitian 1. Dapat memberikan informasi kepada para pelaku pasar modal dan perusahaan mengenai pengaruh variabel kinerja keuangan yang diteliti terhadap return saham perusahaan yang terdaftar pada indeks LQ-45, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pengambilan keputusan dalam ruang lingkup pasar modal. 2. Bagi Emiten maupun calon emiten, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk menentukan kebijakan perusahaan dalam usaha untuk meningkat return saham perusahaan.
xx
3. Bagi akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi dan memperluas informasi serta wawasan dalam mengembangkan penelitian pada bidang manajemen keuangan dan investasi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Penelitian Terdahulu Terdapat cukup banyak penelitian terdahulu yang mengkaji hubungan dan pengaruh berbagai indikator kinerja keuangan perusahaan terhadap return saham. Diantaranya sebagai berikut : 1.
D. Silalahi dalam Natarsyah (2000) Dalam penelitiannya terdapat 38 perusahaan di BEJ tahun 1989 – 1998 menunjukkan bahwa fluktuasi harga saham secara nyata dan simultan dipengaruhi oleh variabel-variabel ROA, DPR, volume perdagangan saham, dan tingkat bunga deposito, dimana pengaruh ROA adalah paling dominan.
2.
Kuy Savuth dalam Kusumawardhani (2000)
xxi
Penelitiannya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan harga saham kelompok industri manufaktur di BEJ menunjukkan bahwa : diantara faktor-faktor BEP (Book Value Equity Per Share), ROE, PER, dividend yield, dan tingkat bunga deposito, ternyata BEP tidak berpengaruh signifikan, PER mampunyai pengaruh positif, dan tingkat bunga deposito mempunyai pengaruh negatif terhadap perubahan harga saham. 3.
Purnomo (1998) Dalam penelitiannya tentang keterkaitan kinerja keuangan dengan harga saham, memberikan hasil bahwa ROE, EPS, PER, dan DPS mempunyai hubungan positif dengan harga saham sedangkan DER cenderung tidak dapat digunakan dalam menentukan proyeksi harga saham.
4.
Sahetapy (1999) Penelitiannya tentang keterkaitan EPS, EVA, ROA, dan ROE dengan return saham, memperoleh hasil bahwa secara simultan EPS, EVA, ROA, dan ROE dapat digunakan untuk memprediksi return saham (mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham). Secara parsial EPS terbukti memiliki hubungan yang paling erat dengan return saaham, yang ditandai dengan koefisien korelasi dan determinasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan variabel lain.
5.
Sumilir (2003) Melakukan penelitian tentang pengaruh kinerja finansial (EPS,LEV,ROI,ROE) terhadap return saham dan hasilnya menyebutkan hanya variabel EPS yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap abnormal return sedangkan yang lainnya tidak mempunyai pengaruh yang signifikan.
xxii
B. Landasan Teori 1. Pasar Modal Secara umum, pasar modal adalah tempat atau sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun (Mohamad Samsul, 2006). Hukum mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek” (UndangUndang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, ps 1). Pasar modal merupakan sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan modal dari masyarakat luas, untuk pemerataan kepemilikan perusahaan oleh masyarakat, dan untuk keterbukaan informasi perusahaan. Pasar
modal
dapat
diartikan
sebagai
pasar
untuk
berbagai
instrumen
keuangan/sekuritas jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah public authorities, maupun perusahaan swasta. Pasar modal merupakan sarana pembentuk modal akumulasi dan yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat, dalam pergerakan dana guna menunjang pembiayaan pembangunan nasional (Husnan, 1994). a. Tujuan dan Manfaat Pasar Modal Tujuan dan manfaat dari pasar modal dapat dilihat dari 3 sudut pandang: a) Sudut pandang Negara
xxiii
Pasar modal dibangun dengan tujuan menggerakkan perekonomian suatu negara melalui kekuatan swasta dan mengurangi beban negara. Negara memiliki kekuatan dan kekuasaan untuk mengatur bidang perekonomian tetapi tidak harus memiliki perusahaan sendiri. b) Sudut pandang emiten Pasar modal merupakan sarana untuk mencari tambahan modal. Perusahaan berkepentingan untuk mendapatkan dana dengan biaya yang lebih murah dan hal itu hanya bisa diperoleh dalam pasar modal. Meningkatkan modal sendiri jauh lebih baik dari pada meningkatkan modal pinjaman, khususnya untuk menghadapi persaingan yang semakin tajam di era globalisasi. Perusahaan yang pada awalnya utang lebih tinggi daripada modal sendiri dapat berbalik memiliki modal sendiri yang lebih tinggi dari pada utang apabila memasuki pasar modal. Jadi pasar modal merupakan sarana untuk memperbaiki struktur permodalan perusahaan. c) Sudut pandang masyarakat Masyarakat mempunyai sarana baru untuk menginvestasikan uangnya. Investasi yang semula dilakukan dalam bentuk deposito, emas, tanah, atau rumah sekarang dapat dilakukan dalam bentuk saham dan obligasi. Jika investasi dalam bentuk rumah atau tanah butuh uang ratusan juta rupiah. Maka investasi dalam bentuk efek dapat dilakukan dengan dana dibawah Rp 5 juta. Jadi pasar modal merupakan sarana yang baik untuk melakukan investasi dalam jumlah yang tidak terlalu besar bagi kebanyakan masyarakat.
b. Fungsi Pasar Modal xxiv
a) Fungsi ekonomi adalah fasilitator bagi pemilik dana lebih dan fasilitator bagi yang memerlikan dana. b) Fungsi keuangan adalah memungkinkan untuk mendapatkan return bagi pemilik dana maupun pengguna dana. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan pasar modal Menurut Husnan (1994) keberhasilan pasar modal dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut: a) Supply sekuritas Faktor ini berarti harus banyak perusahaan yang bersedia menerbitkan sekuritas di pasar modal. b) Demand sekuritas Faktor ini berarti harus terdapat anggota masyarakat yang memiliki jumlah dana yang cukup besar untuk dipergunakan membeli sekuritas-sekuritas yang ditawarkan. c) Kondisi politik dan ekonomi Kondisi politik yang stabil akan ikut membantu pertumbuhan ekonomi yang pada akhirnya mempengaruhi supply dan demand akan sekuritas. d) Masalah hukum dan peraturan Kebenaran informasi yang disediakan oleh perusahaan-perusahaan yang yang menerbitkan sekuritas. Kecepatan dan kelengkapan menjadi sangat penting. Maka peraturan yang melindungi pemodal dari informasi yang tidak benar mutlak diperlukan. e) Peran lembaga-lembaga pendukung pasar modal
xxv
Lembaga-lembaga seperti BAPEPAM, Bursa efek, akuntan publik, underwriter, wali amanat, notaries, konsultan hukum, lembaga clearing, perlu untuk bekerja dengan profesional dan bisa diandalkan, sehingga kegiatan emisi dan transaksi di bursa efek bisa berlangsung dengan cepat, efisien, dan bisa dipercaya.
d. Efisiensi Pasar Modal Secara formal pasar modal yang efisien yang didefinisikan sebagai pasar yang harga sekuritas-sekuritasnya telah mencerminkan semua informasi yang relevan (Husnan, 2001). Semakin cepat informasi baru dapat tercermin pada harga sekuriras, semakin efisien pasar modal tersebut sehingga akan sangat sulit (hampir tidak mungkin) bagi para pemodal untuk memperoleh keuntungan diatas normal secara konsisten dengan melakukan transaksi perdagangan. Karena dalam pasar modal yang efisien harga-harga selalu mencerminkan suatu informasi baru yang relevan. Sedangkan “informasi baru” tidak bisa diperkirakan sebelumnya. Maka perubahan harga sekuritas pada pasar modal yang efisien adalah random (acak) dan tidak bisa diperkirakan sebelumnya. Terdapat tiga bentuk (tingkatan) pasar modal yang efisien, yaitu (Reilly dan Brown, 2000): pasar modal yang efisien dalam bentuk lemah, bentuk setengah kuat dan bentuk kuat. Pasar modal yang efisien dalam bentuk lemah adalah kondisi pasar yang harga-harga sekuritasnya mencerminkan semua informasi harga diwaktu yang lalu. Pasar modal yang efisien dalam bentuk setengah kuat terjadi bila harga sekuritas
xxvi
mencerminkan semua informasi yang dipublikasikan termasuk informasi harga diwaktu yang lalu. Terakhir, pasar modal yang efisien dalam dalam bentuk kuat adalah bila harga sekuritas mencerminkan semua informasi dari analisis fundamental tentang perusahaan dan perekonomian. Dalam keadaan yang terakhir inilah pasar modal akan seperti rumah lelang yang ideal, harga selalu wajar dan tak ada investor yang mampu memperoleh perkiraan yang baik tentang harga saham. 2. Saham a. Pengertian Harga Saham Saham adalah tanda bukti memiliki perusahaan dimana pemiliknya disebut juga sebagai pemegang saham (shareholder atau stockholder). Bukti bahwa seseorang atau suatu pihak dapat dianggap sebagai pemegang saham adalah apabila mereka sudah tercatat sebagai pemegang saham dalam buku yang disebut dengan Daftar Pemegang Saham (DPS). Pada umumnya DPS disajikan beberapa hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham diselenggarakan dan setiap pihak dapat melihat DPS tersebut. Bukti lain bahwa seseorang adalah pemegang saham adalah pemegang saham juga dapat dilihat pada halaman belakang lembar saham apakah namanya sudah diregistrasi oleh perusahaan (emiten) atau belum. b. Jenis Saham a) Jenis saham berdasarkan kepemilikanya: 1. Saham Preferen (prefered stock) adalah jenis saham yang memiliki hak terlebih dahulu untuk menerima laba dan memiliki hak laba kumulatif. Hak kumulatif adalah hak untuk mendapatkan laba yang tidak dibagikan pada suatu tahun yang mengalami kerugian, tetapi akan dibayar pada tahun yang mengalami
xxvii
keuntungan, sehingga saham preferen akan menerima laba dua kali. Hak istimewa ini diberikan kepada pemegang saham preferen karena merekalah yang memasok dana ke perusahaan sewaktu mengalami kesulitan keuangan. 2. Saham Biasa (common stock) adalah jenis saham yang akan menerima laba setelah laba bagian saham preferen dibayarkan. Apabila perusahaan tidak bisa beroperasi lagi, maka pemegang saham biasa yang akan menderita terlebih dahulu. Perhitungan indeks harga saham didasarkan pada harga saham biasa. Hanya pemegang saham biasa yang mempunyai suara dalam RUPS. b) Jenis saham berdasarkan kapitalisasi pasar dan likuiditasnya: 1. Blue chip/Saham unggulan/papan atas adalah jenis saham yang mempunyai harga relatif tinggi namun menjanjikan keuntungan yang besar. 2. Second linear/saham lapisan kedua adalah jenis saham yang mempunyai harga tidak terlalu mahal dan tingkat likuiditasnya tinggi serta tingkat pergerakan juga tinggi. Hal ini menarik bagi spekulasi. 3. Third linear/Saham lapis tiga adalah saham ini termasuk dalam jenis saham – saham papan bawah dengan harga yang sangat murah sedangkan kapitalisasi kecil. Saham ini biasa digunakan untuk investasi jangka panjang. c) Jenis saham berdasarkan kondisi bisnis emiten: 1. Growth stock/saham yang bertumbuh adalah trend dari industri perbankan yang saat ini sedang naik serta menjanjikan income yang kita inginkan. 2. Income stock/saham yang sudah mapan 3. Cyclical stock/saham musiman adalah saham yang mengikuti musiman, saham– saham ini bergerak dibidang agro bisnis, seperti saham-saham asuransi.
xxviii
c. Pendekatan untuk menilai harga saham Husnan (2001) mengatakan bahwa untuk meramalkan harga saham dapat dilakukan dengan membuat suatu model yang terdiri dari berbagai macam variabel yang saling berinteraksi sehingga membentuk harga saham tersebut. Akurasi model tersebut akan bergantung pada estimasi kitaakan nilai-nilai variabel tersebut dan bagaimana keajegannya. Pada dasarnya terdapat dua pendekatan dalam berinvestasi dipasar modal, khususnya dalam memilih saham, yaitu Analisis Fundamental dan Analisis Teknikal. a) Analisis Fundamental Analisis ini mencoba memperkirakan harga saham yang akan datang dengan menganalisis berbagai faktor fundamental yang diperkirakan mempengaruhi harga saham, yang secara garis besar terdiri dari tiga tahap seperti berikut (Husnan,2001): 1. Analisis terhadap kondisi makro ekonomi/pasar Dalam tahap ini berbagai variabel makro dan mikro ekonomi dievaluasi seperti tingkat bunga dan inflasi, GDP, jumlah uang beredar, berbagai karakteristik demografi, dan sebagainya. 2. Analisis industri Di sisi berbagai analisis dilakukan seperti analisis siklus kehidupan industri, analisis siklus bisnis, analisis kinerja historis, persaingan , kebijakan pemerintah, perubahan struktural dan sebagainya, dengan tujuan untuk menemukan industri yang mempunyai prospek terbaik. 3. Analisis terhadap kondisi spesifik perusahaan
xxix
Dalam tahap ini pemodal perlu menaksir nilai intrinsik saham. Apabila harga saham di bursa efek lebih rendah dari taksiran nilai intrinsiknya, maka saham tersebut merupakan saham yang sebaiknya dibeli, dan sebagainya. Untuk menaksir nilai intrinsik saham dapat dipakai metode divident discount model (DDM) dan multipler laba (PER). Bila digunakan metode DDM (dalam hal ini diasumsikan pertumbuhan laba dan dividen konstan). b) Analisis Teknikal Analisis ini merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham (kondisi pasar) dengan mengamati perubahan harga saham tersebut diwaktu lalu. Analisis ini tidak memperhatikan faktor-faktor fundamental (kebijakan pemerintah, pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan laba) yang mungkin mempengaruhi harga saham. Analisis ini menggunakan alat bantu berupa indikator-indikator teknis ataupun grafik (chart) yang diciptakan berdasarkan pola pergerakan harga-harga saham diwaktu yang lalu. Dasar pemikiran tersebut adalah: 1. Bahwa harga saham mencerminkan informasi yang relevan 2. Informasi tersebut ditunjukkan oleh perubahan harga diwaktu lalu 3. Perubahan harga saham akan mempunyai pola teknik dan akan berulang 3. Return Saham Tujuan investor dalam melakukan investasi adalah untuk memaksimalkan return tanpa melupakan faktor resiko dari investasi yang dilakukannya. Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi investor untuk berinvestasi disamping merupakan imbalan atas
xxx
keberanian investor dalam menanggung resiko atas investasi yang dilakukan (Tandelilin, 2001). Sumber-sumber dari return investasi terdiri dari 2 komponen utama yaitu yield dan capital gain/loos. Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari sebuah investasi yang telah dilakukan. Jika investor melakukan investasi dalam wujud saham, maka yield ditunjukkan komponen kedua dari return, merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor. Dengan kata lain, capital gain/loos bisa juga diartikan sebagai perubahan harga sekuritas. Dari kedua sumber return diatas, maka kita bisa menghitung return total suatu investasi dengan menjumlahkan yield dan capital gain/loos yang diperoleh dari suatu investasi. Menurut Jogiyanto (2000) secara matematis return total suatu investasi dapat dihitung dengan formula : Return Total : Yield + Capital Gain (loos) Return dapat berupa return realisasai yang sudah terjadi atau return ekspektasi yang belum terjadi tetapi diharapkan akan terjadi dimasa mendatang dalam pemilihan investasi diantara berbagai bentuk, return yang dijanjikan merupakan objek penelitian yang rasional. Dari return dapat diketahui kompensasi yang akan diterima oleh investor atas dana yang ditanamkan pada masing-masing bentuk return. Return yang tinggi memberikan gambaran bahwa kompensasi yang diterima besar demikian pula sebaliknya, return yang rendah memberikan gambaran kompensasi yang diterima juga kecil.
xxxi
Penilaian terhadap return tidak hanya terbatas pada return prediksi atau return yang diharapkan tetapi juga pada return yang direalisasikan. Pengukuran terhadap realized return bagi investor yang sudah berjalan perlu dilakukan oleh investor untuk keberhasilan dan upaya-upaya yang telah mereka lakukan.
4. Analisis Rasio Finansial Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang disajikan dalam bentuk kuantitatif, yang memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan aliran kas perusahaan serta informasi lain yang dapat membantu berbagi pihak, baik intern maupun ekstern dalam mengambil keputusan ekonomi. Menurut Baridwan (1992:17), laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. Laporan keuangan tersebut dibuat oleh manajemen dengan tujuan untuk mempertanggung jawabkan tugas-tugas yang dibebankan kepadanyaoleh pemilik perusahaan. Kinerja perusahaan harus diukur untuk melihat apakah kinerja perusahaan mengalami pertumbuhan atau tidak. Penilaian kinerja perusahaan banyak dilakukan oleh pihak-pihak yang mempunyai kepentingan secara langssung maupun tidak langsung terhadap eksistensi perusahaan. Pihak manajemen perusahaan, pemegang saham (stockholder), pemerintah, kreditur, investor, calon investor dan karyawan yang merupakan pihak-pihak yang berkepentingan lansung terhadap eksistensi perusahaan, karena menyangkut distribusi kesejahteraan diantara mereka. Ukuran yang lazim digunakan untuk menilai kinerja perusahaan adalah rasio finansial.
xxxii
Rasio finansial dirancang untuk memperlihatkan hubungan diantara pos-pos laporan finansial. Secar garis besar, rasio finansial dikelompokkan menjadi 3 macam yaitu (Husnan,2001): a)
Rasio Likuiditas: rasio yang memperlihatkan hubungan kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya terhadap kewajiban lancarnya.
1. Cash Ratio
=
Kas + Bank + Marketable Sekurities Utang Lancar
2. Acid Test Ratio
=
Kas + Bank + Marketable Sekurities +Piutang Utang Lancar
3. Current Ratio
=
Aktiva Lancar Utang Lancar
b) Rasio Aktivitas 1. Perputaran Piutang (Account Receivable Turnover)=Penjualan Bersih Piutang 2. Perputaran Persediaan
=
Harga Pokok Penj Persediaan
c) Rasio Profitabilitas: sekelompok rasio yang menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, pengelolaan aktiva dan pengelolaan utang terhadap hasil-hasil operasi.
1. Return on equity (ROE)
=
Laba Bersih Ekuitas
2. Return on asset (ROA)
=
Laba Operasi – Pajak PPh Total Asset
3. Return on investment (ROI)
=
Laba operasi–Pajak PPh
xxxiii
Ekuitas+Pinjaman jangka panjang Rasio yang digunakan untuk menganalisa kinerja perusahaan disesuaikan dengan tujuan penelitian adalah: 1. Earning Per Share (EPS) Earning Per Share atau laba per lembar saham adalah merupakan komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan. Informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih yang siap dibagikan pada semua pemegang saham perusahaan. Rasio ini dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan perusahaan. Semakin tinggi resiko ini menunjukkan bahwa investor lebih percaya pada prospek perusahaan, sehingga mereka mau membeli saham dengan harga yang lebih dari nilai bukunya (Brigham&Houston 1998:256). 2. Return On Asset (ROA) Return on asset (ROA) adalah hubungan laba tahunan setelah pajak terhadap total aktiva rasio ini dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar laba bersih yang diperoleh dari seluruh kekayaan (aktiva) yang dimiliki perusahaan kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih perusahaan yang selanjutnya akan meningkatkan harga saham dan pada gilirannya aka meningkatkan return saham. 3. Price Earning Ratio (PER) Price earning ratio (PER) merupakan rasio antara harga saham dengan laba per lembar saham tertentu dinilai terlalu tinggi atau rendah. Price Earning Ratio yang tinggi akan menyebabkan harga saham yang tinggi dan sebaliknya. Dengan demikian di hipotesiskan bahwa Price Earning Ratio mempunyai pengaruh terhadap return saham. Dalam penelitian, Price Earning Ratio menggunakan laba yang dilaporkan dari tahun terakhir.
xxxiv
4. Leverage Ratio (LEV) Leverage ratio (LEV) merupakan perbandingan antara utang dengan aktiva suatu perusahaan pada saat tertentu (akhir periode). Semakin besar Leverage Ratio menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang dibandingkan dengan aktiva sehingga resiko perusahaanpun semakin tinggi dan semakin besar pula resiko yang harus ditanggung investor. Karena risiko yang harus dihadapi cukup tinggi. Maka kompensasi yang akan mereka terima yaitu return saham juga akan tinggi.
5. Firm Size (Ukuran Perusahaan) Karakteristik perusahaan merupakan variabel spesifik yang bisa menjelaskan besarnya return yang terjadi. Karakteristik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Firm Size. Suatu perusahaan besar yang sudah mapan akan memiliki akses dengan mudah menuju pasar modal, sementara perusahaan yang baru dan yang masih kecil akan mengalami dampak kesulitan untuk memasuki area pasar modal. Faktor Firm size yang menunjukkan ukuran perusahaan merupakan faktor penting dalam pembentukan return saham. Dalam penelitian Fama dan French (1992) menunjukkan bahwa faktor Firm Size yang merupakan kapitalisasi nilai pasar dari ekuitas lebih konsisten dan lebih signifikan dibandingkan dengan beta dalam mempengaruhi return. Hubungan antara Firm Size dan return rata-rata dalam portofolio menunjukkan arah hubungan yang berkebalikan. Saham-saham perusahaan yang lebih kecil cenderung mempunyai return yang lebih tinggi daripada saham-saham dari perusahaan yang lebih besar. Oleh karena itu jika
xxxv
seseorang mempertimbangkan size effect dalam return saham mereka akan mengarahkan pada small Firm effect.(Sharpe, Alexander & Baley, 1995). Perusahaan besar dan perusahaan kecil dibedakan dengan mengukur total aktiva perusahaan. Total aktiva yang dimaksud adalah total aktiva yang sudah dibagi dengan nilai ekuitas perusahaan tersebut. Resiko usaha antara perusahaan besar dan perusahaan kecil berbeda secara signifikan, semakin besar suatu perusahaan maka informasi mengenai perusahaan tersebut menjadi semakin banyak sehingga semakin kecil return yang diperoleh. Jadi small firm akan lebih dipertimbangkan dalam berinvestasi.
6. Indeks harga saham Indeks harga saham adalah harga saham yang dinyatakan dalam angka indeks. Indeks saham digunakan untuk tujuan analisis dan menghindari dampak negatif dari penggunaan harga saham dalam rupiah. Corporate action yang dilakukan oleh perusahaan dapat merusak analisis apabila menggunakan harga saham dalam rupiah tanpa dikoreksi terlebih dahulu. Dengan menggunakan indeks saham dapat dihindari kesalahan analisis walaupun tanpa koreksi (Mohamad samsul, 2006). Indeks LQ-45 terdiri dari 45 saham dengan likuiditas (Liquid) tinggi, yang diseleksi melalui beberapa kriteria pemilihan selain penilaian atas likuiditas. Seleksi atas saham-saham tersebut mempertimbangkan kapitalisasi pasar a. Kriteria pemilihan saham untuk indeks LQ-45 Untuk dapat masuk dalam pemilihan suatu saham harus mmenuhi kriteria-kriteria berikut ini:
xxxvi
1. Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham dipasar reguler (ratarata transaksi selama 12 bulan terakhir) 2. Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar (rat-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir) 3. Telah tercatat dari BEJ paling sedikit 3 bulan 4. Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan jumlah hari transaksi dipasar reguler. b. Evaluasi indeks dan pergantian saham Bursa Efek Jakarta secara rutin memantau perkembangan kinerja komponen saham yang masuk dalam penghitungan indeks LQ-45. Setiap 3 bulan review pergerakan ranking saham akan digunakan dalam kalkulasi indeks LQ-45. Penggantian saham akan dilakukan setiap 6 bulan sekali, yaitu pada awal bulan Februari dan Agustus. Apabila terdapat saham yang tidak memenuhi kriteria seleksi indeks LQ-45 makasaham tersebut dikeluarkan dari penghitungan indeks dan digantikan dengan sahamlain yang memenuhi kriteria. c. Hari pasar indeks LQ-45 Indeks LQ-45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997. Hari dasar untuk penghitungannya adalah 13 Juli 1994 dengan nilai dasar 100. Untuk seleksi awal digunakan data dasar dari juli 1993-Juni 1994, hingga terpilih 45 emitenyang meliputi 72% dari total kapitalisasi pasar dan 72,5% dari total nilai transaksi pasar reguler. C. Kerangka Pemikiran Adapun skema kerangka pemikiran dalam penelitian ini adalah :
xxxvii
Earning Per Share (EPS) Return On Asset (ROA) Price Earning Ratio
RETURN
Leverage Ratio (LEV) Firm Size (FZ)
Variabel Independen
Variabel Dependen
Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat antara lain dari Return yang dihasilkan. Return saham dipengaruhi oleh banyak faktor makro dan mikro. Dalam penelitian ini hanya menjelaskan faktor-faktor mikro atau fundamental. Penelitian ini mengambil faktor-faktor fundamental berupa rasio keuangan yang mempengaruhi Return saham, antara lain Earning Per Share (EPS), Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), Leverage Ratio (LEV) sedangkan faktor dari karakteristik perusahaan yaitu Firm Size (FZ) diperkirakan mempengaruhi Return saham secara langsung.
D. Formulasi Hipotesis Berdasarkan hubungan antar variabel dan permasalahan diatas. Maka dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
xxxviii
H1
: Earning Per Share (EPS), Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), Leverage Ratio (LEV), dan Firm Size (FZ) secara bersama berpengaruh signifikan terhadap return saham.
H2
: Earning Per Share (EPS), Return on Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), Leverage Ratio (LEV), dan Firm Size (FZ) secara individual berpengaruh signifikan terhadap return saham.
H3
: Return on Asset (ROA) secara individual berpengaruh signifikan dan paling dominan terhadap return saham.
xxxix
BAB III METODE PENELITIAN
A.
Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan event study yang bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh berdasarkan suatu peristiwa atau event penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap return saham perusahaan pada indeks LQ45 di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2005. Ruang lingkup penelitian ini adalah seluruh sektor industri yang telah terdaftar (listing) dan masuk dalam kelompok perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2005.
B.
Populasi dan Sampel
xl
1. Populasi Populasi adalah kumpulan dari semua anggota dari obyek yang diteliti (Algifari, 2003:7). Populasi adalah sekumpulan objek yang memiliki kesamaan karakteristik dan ciriciri dalam satu atau beberapa hal dan yang membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan yang go publik masuk dalam kelompok LQ-45 di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2005. 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi yang karakternya hendak diteliti. Sampel merupakan bagian dari populasi yang karakteristiknya hendak diteliti dan dianggap mewakili. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dengan metode purposive sampling yaitu sampel yang dipilih berdasarkan pada kesesuaian karakteristik dengan kriteria sampel yang representatif. Kriteria tersebut antara lain : a. Perusahaan yang telah terdaftar (listing) di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2005. b. Perusahaan pernah terdaftar masuk kelompok LQ-45 selama periode pengamatan (2003-2005) selama 3 tahun berturut-turut. c. Perusahaan-perusahaan itu telah menyampaikan laporan keuangan secara rutin dan mempunyai data keuangan yang lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini. d. Perusahaan tersebut memiliki hutang yang dapat dilihat dan rasio leverage yang terdapat pada Indonesia Capital Market Directory (ICMD). .
xli
C.
Identifikasi dan pengukuran variabel 1. Variabel independen a. Earning Per Share (EPS) merupakan rasio pasar yang menggambarkan jumlah keuntungan yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa yang beredar semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa investor lebih percaya pada prospek perusahaan sehingga mereka mau membeli saham dengan harga yang lebih dari nilai bukunya (Bringham & Houston, 1998:256). EPS merupakan bagian dari laba perusahaan yang diakui dalam setiap lembar saham yang beredar. Perhitungan Earning Per Share diperoleh dari laba bersih setelah dikurangi dengan dividen yang dibagikan pada pemegang saham preferen dan juga hak-hak lain untuk pemegang saham preferen, kemudian dibagikan dengan jumlah lembar saham yang beredar (Munawir, 1979:96). Formulasinya adalah sebagai berikut : EPS
=
Laba Bersih Jumlah Lembar Saham
b. Return On Asset (ROA) adalah hubungan laba tahunan setelah pajak terhadap total aktiva rasio ini dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar laba bersih yang diperoleh dari seluruh kekayaan (aktiva) yang dimiliki perusahaan kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih perusahaan yang selanjutnya akan meningkatkan harga saham dan pada gilirannya aka meningkatkan return saham. Formulasinya adalah sebagai berikut : ROA
=
Laba Bersih Total Aktiva
c. Price Earning Ratio (PER) merupakan rasio antara harga saham dengan laba per lembar saham tertentu dinilai terlalu tinggi atau rendah. Price Earning Ratio yang xlii
tinggi akan menyebabkan harga saham yang tinggi dan sebaliknya. Dengan demikian di hipotesiskan bahwa Price Earning Ratio mempunyai pengaruh terhadap return saham. Dalam penelitian, Price Earning Ratio menggunakan laba yang dilaporkan dari tahun terakhir. Formulasinya adalah sebagai berikut : PER
=
Reguler Closing Price EPS
d. Leverage Ratio (LEV) merupakan perbandingan antara utang dengan aktiva suatu perusahaan pada saat tertentu (akhir periode). Semakin besar Leverage Ratio menandakan struktur permodalan usaha lebih banyak memanfaatkan hutang dibandingkan dengan aktiva sehingga resiko perusahaanpun semakin tinggi dan semakin besar pula resiko yang harus ditanggung investor. Karena risiko yang harus dihadapi cukup tinggi. Maka kompensasi yang akan mereka terima yaitu return saham juga akan tinggi. Leverage Ratio dihitung dengan formula sebagai berikut : LEV
=
Utang Total Aktiva
e. Firm Size (FZ) merupakan nilai total aktiva untuk masing-masing perusahaan yang dijadikan sampel untuk menghindari angka yang relative besar. Maka variabel ukuran perusahaan (Firm Size) diukur dari logaritma dari total aktiva. Faktor Firm Size yang menunjukkan ukuran perusahaan merupakan faktor penting dalam pembentukan return saham. Hubungan antara Firm Size dengan return rata-rata dalam portofolio menunjukkan arah hubungan yang berkebalikan. Saham-saham perusahaan yang lebih kecil cenderung mempunyai return yang lebih tinggi dari pada saham-saham dari perusahaan yang lebih besar. Oleh karena itu jika seseorang mempertimbangkan size
xliii
effect dalam return saham, mereka akan mengarahkan pada small firm effect (Sharpe, Alexander & baley,1995). 2. Variabel Dependen Variabel yang menjadi variabel terikat dalam penelitian ini adalah return saham. Return saham terdiri dari dua komponen utama yaitu capital gain /loss dan dividend yield (Jogiyanto, 2003). Secara matematis formula untuk menghitung perubahan harga saham adalah sebagai berikut: Return Saham =
Capital Gain + Dividend Yield
Return Saham = Pt – ( Pt – 1 ) + Dividend Yield Pt – 1 Keterangan : Pt
: Harga saham pada waktu tertentu
Pt – 1
: Harga Saham pada periode sebelumnya (t-1)
D. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder data-data yang diperoleh atau diusahakan peneliti dari Indonesian Capital Market Directory (ICMD), Jakarta Stock Excharge Statistics dan berbagai sumber pendukung lainnya. Data yang diambil berupa data time series dan cross sektoral (pool data) artinya bahwa pengumpulan data dilakukan dari berbagai sumber informasi perusahaan dan sumber informasi di BEJ selama tahun 2003 – 2005. Data yang diperlukan diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang berasal dari ICMD, dari laporan keuangan tersebut akan diketahui data mengenai EPS, ROA, PER, LEV, FZ. Untuk return
xliv
saham, data diperoleh dengan cara mencari harga rata – rata (geometric Mean) dari harga penutupan bulanan (monthly closing price) selama tahun 2003 – 2005. Harga rata – rata tersebut sebagai cerminan dari harga umum saham. Dari harga itu kemudian dihitung dengan satu formula tertentu untuk mendapatkan return dari suatu saham. 1. Teknik Analisis Data Untuk menguji hipotesis dan menyatakan kejelasan tentang kekuatan variabel kinerja keuangan perusahaan terhadap return saham, dalam penelitian ini digunakan analisis regresi berganda bentuk modelnya adalah sebagai berikut : Y = a + b1 x1 + b2 x2 + b3 x3 + b4 x4 + b5 x5 + e Keterangan : Y
=
return saham
a
=
konstanta
x1 = EPS (Earning Per Share) x2
=
ROA (Return On Asset)
x3
=
LEV (Leverage Ratio)
x4
=
PER (Price Earning Ratio)
x5
=
FZ (Firm Size)
e
=
variabel lain yang tidak dijelaskan dalam model
b1, b2, b3, b4, b5
= koefisien regresi
xlv
Langkah–langkah analisis pengujian model dan engujian hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Uji asumsi klasik Dalam analisis regresi berganda perlu menghindari penyimpangan asumsi klasik supaya tidak menimbulkan maslah dalam penggunaannya (Gujarati, 1995) Penyimpangan tersebut antara lain : a) Multikolinearitas Multikolinearitas digunakan utuk menguji ada tidaknya hubungan yang sempurna atau hubungan yang hampir sempurna di antara variabel bebas pada model regresi. Cara yang digunakan untuk mendeteksi gejala ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Varian Inflation Factor). Jika nilai tolerance di bawah 0,1 da VIF leih besar dari 10 maka menunjukkan adanya multikolinearitas sebaliknya jika nilai tolerance di atas 0,1 dan VIF di bawah 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. b) Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk mendeteksi adanya korelasi internal di antara anggota – anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian ruang dan waktu. Terjadinya autokorelasi atau tidak, dapat dilihat pada nilai dan statistik pada uji Durbin Watson. Kriteria pengujiannya adalah jika nilai du < DW < 4 – du berarti tidak terdapat autokorelasi. c) Heteroskedastisitas
xlvi
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah semua variabel bebas mempunyai varian kesalahan pengganggu yang sama dalam model regresi. Pendeteksian gejala tersebut adalah dengan melihat pola tertentu pada grafik di mana sumbu Y adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) sedangkan sumbu X adalah sumbu prediksi. Jika pada grafik terdapat titik – titik yang membentuk pola tertentu dan teratur (bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit)
maka
telah
terjadi
Heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas serta titik – titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi Heteroskedastisitas. d) Normalitas Pengujian normalitas dilakukan dengan menggunakan uji kolmogorov – smirnov. Uji ini digunakan untuk mengetahui sampel yang diamati sesuai dengan distribusi tertentu. Kriteria yang digunakan adalah pengujian dua arah yaitu dengan membandingkan nilai P yang diperoleh dengan tarif signifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,05. Metode ini menyatakan bahwa data terdistribusi secara normal jika signifikasinya lebih besar dari 0,05. Pengujian yang lainnya bisa dilakukan dengan menggunakan analisis grafik yaitu dengan menggunakan grafik histogram dan juga grafik normal probability plot. Dalam Gozali 2002, dasar pengembalian keputusan dengan melihat grafik normality plot adalah jika data (titik). Menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka normalitas telah terpenuhi.
xlvii
2. Pengujian Hipotesis 1. Pengujian hipotesis secara simultan (Uji F) Uji f digunakan untuk menguji kelayakan model regresi yang akan digunakan, sehingga nilai koefisien regresi secara bersama-sama dapat diketahui, adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut : a) Menentukan formulasi hipotesis Ho : bi = 0 Berarti secara serempak / simultan tidak ada pengaruh variabel (v) terhadap variabel dependen (y). Ha : bi ≠ 0 Berarti secara serempak / simultan ada pengaruh variabel (v) terhadap variabel dependen (y). b) Menentukan tingkat signifikansi, yaitu 10% dengan df : (n-k) c) Mencari F_hitung dengan rumus
R2 F hitung =
(k - 1)
(1 - R ) 2
n-k
Keterangan : R : koefisin determinasi n : jumlah sampel d) Keputusan
(a). Ho diterima jika F hitung < F tabel Artinya variabel independen secara bersama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
xlviii
(b). Ho ditolak jika F hitung > F tabel Artinya variabel independen secara bersama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
2. Pengujian hipotesis secara parsial (uji t) Uji t digunakan untuk menguji hipotesis dan untuk melihat nilai koefisien regresi secara individual. Nilai terhitung semakin besar menunujukkan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin besar. Hipotesis yaang akan diuji : Ho : ßi = 0 Ha : ßi ≠ 0 Kriteria pengujiannya adalah dengan melihat nilai signifikansi dengan probabilitas (Singgih, 2001 : 320). a. Apabila signifikansi yang diperoleh (probabilitas) lebih besar dari 0,1, maka Ho diterima yang berarti variabel independen tidak berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen pada derajat keyakinan tertentu. b. Apabila signifikansi yang diperoleh (probabilitas) lebih kecil dari 0,1 maka Ho ditolak yang berarti variabel independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen pada derajat keyakinan tertentu. c. Pengujian ketepatan perkiraan (Goodness of fit test) Nilai koefisien determinasi menunjukkan sumbangan variabel independen terhadap variabel dependen. Dalam penghitungan statistik ini, nilai R² yang digunakan adalah adjusted R² karena ini merupakan salah satu indikator untuk mengetahui pengaruh penambahan satu variabel independen kedalam satu persamaan regresi. xlix
Nilai dari adjusted R² benar-benar menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi atau kuadrat dari koefisien korelasi memiliki nilai nilai antara 0 sampai dengan 1 atau
0< R²<1. Koefisien determinasi
sama dengan satu berarti variabel independen berpengaruh secara sempurna terhadap variabel dependen dan jika koefisien determinasi = 0 berarti variable independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.
d. Koefisien beta Standar Koefisien beta standar digunakan untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh paling dominan terhadap variabel terikat. Pengujiannya adalah dengan melihat nilai beta standar pada analisis regresi linear berganda. Variabel bebas yang mempunyai koefisien beta standar dan korelasi parsial tinggi berarti mempunyai berpengaruh yang paling dominan terhadap variabel terikat.
l
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. DESKRIPSI DATA Penelitian ini merupakan event study yang bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh berdasarkan suatu peristiwa (event). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap return saham perusahaan pada indeks LQ-45 di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2005. Ruang lingkup penelitian ini adalah seluruh sektor industri yang telah terdaftar (listing) dan masuk dalam kelompok perusahaan LQ-45 di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2005 dengan satuan tahunan. Pemilihan perusahaan yang akan menjadi sampel ditentukan berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh peneliti. Kriteria tersebut antara lain:
li
a. Perusahaan yang telah terdaftar (listing) di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2003 sampai dengan tahun 2005. b. Perusahaan pemah terdaftar masuk kelompok LQ-45 selama periode pengamatan (2003-2005) selama 3 tahun berturut-turut. c. Perusahaan-perusahaan itu telah menyampaikan laporan keuangan secara rutin dan mempunyai data keuangan yang lengkap sesuai dengan yang dibutuhkan dalam penelitian ini. d. Perusahaan tersebut memiliki hutang yang dapat dilihat dan rasio leverage yang terdapat pada Indonesia Capital Market Directory (ICMD). Berdasarkan kriteria pengambilan sampel yang telah dikemukakan diatas maka diperoleh sampel penelitian sebanyak 19 perusahaan, sebagai berikut: No
Kode
Nama Perusahaan
Keterangan
1
AALI
Astra Agro Lestari, Tbk
Agricultural, foresty&Fishing
2
ANTM
Aneka Tambang, Tbk
Mining&Mining Service
3
ASII
Astra Internasional, Tbk
Automotive&Allied Produk
4
BBCA
Bank Central Asia, Tbk
Banking
5
GGRM
Gudang Garam, Tbk
Tobacco manufactures
6
GJTL
Gajah Tunggal, Tbk
Automotive&Allied Produk
7
INDF
Indofood Sukses Makmur, Tbk
Food and Beverages
8
INKP
Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk
Paper&Allied Produk
9
INTP
Indocement Tunggal Perkasa, Tbk
Cement
Indosat, Tbk
Telecomuncation
10 ISAT
lii
11 JIHD
Jakarta International Hotet&Devp, Tbk Real Estate&Property
12 KLBF
Kalbe Farma,Tbk
Pharmaceuticals
13 PNBN
Bank Pan Indonesia, Tbk
Banking
14 RALS
Ramayana Lestari Sentosa, Tbk
Whole Sale&Retail Trade
15 SMCB
Semen Cibinong (Holcim Indonesia,
Cement
Tbk) 16 TINS
Timah, Tbk
Mining&Mining Service
17 TLKM
Tata komunikasi Indonesia,Tbk
Telecomuncation
18 UNTR
United Tractor, Tbk
Automotive&Allied Produk
19 UNVR
Unilever Indonesia, Tbk
Consumer Goods
Sumber: Indonesia Capital Market Directory 2006
B. UJI ASUMSI KLASIK 1. Uji Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji dalam model regresi variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas data dilakukan dengan menggunakan model kolmogorov-smirnov. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai nilai signifikansi yang diperoleh dengan taraf signifikansi yang sudah ditentukan yaitu 0,05. apabila nilai signifikansi (p-value) lebih besar dari taraf signifikansi yaitu 0,05. maka data berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji kolmogorov-smirnov dapat ditunjukkan pada label berikut ini:
liii
Tabel IV.1 Hasil Uji Normalitas Variabel
Hasil
Signifikansi
Keterangan
EPS
0.063
0.05
Terdistribusi Normal
ROA
0.175
0.05
Terdistribusi Normal
LEV
0.423
0.05
Terdistribusi Normal
Firm Size
0.356
0.05
Terdistribusi Normal
PER
0.298
0.05
Terdistribasi Normal
RETURN
0.137
0.05
Terdistribusi Normal
Sumber: Hasil Pengolahan data (Lampiran) Berdasarkan tabel IV. 1 dapat dilihat bahwa nilai probabilitas masing-masing variabel adalah lebih besar dari taraf signifikansi yang sudah ditentukan (0.05). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data tersebut terdistribusi normal. 2. Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas digunakan untuk menguji ada tidaknya hubungan yang sempurana atau hubungan yang hampir sempurna di antara variabel bebas pada model regresi. Cara yang digunakan untuk mendeteksi gejala ada tidaknya multikolinearitas adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Varian Inflation Factor). Jika nilai tolerance di bawah 0,05 dan VIF lebih besar dari 10 maka menunjukkan adanya multikolinearitas sebaliknya jika nilai tolerance di atas 0,05 dan VIF di bawah 10 maka tidak terjadi multikolinearitas. Hasil pengujian Multikolinearitas ditunjukkan dengan tabel berikut ini:
liv
Tabel IV.2 Hasil Uji Multikolinearitas Model
Sum of
Df
Mean Square F
Sig.
5
41,353
0.000
Square Return
206,765
7,802
Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran) Dari Tabel IV.2 diketahui bahwa seluruh variabel mempunyai nilai tolerance lebih besar dari 0.05 dan VIF (Varian Inflation Factor) kurang dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak mengalami gejala multikolinearitas.
3. Uji Heteroskedastisitas Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah semua variabel bebas mempunyai varian kesalahan pengganggu yang sama dalam model regresi. Pendeteksian gejala tersebut adalah dengan melihat pola tertentu pada grafik di mana sumbu Y adalah residual (Y prediksi - Y sesungguhnya) sedangkan sumbu X adalah sumbu prediksi. Jika pada grafik terdapat titik - titik yang membentuk pola tertentu dan teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka telah terjadi heteroskedastisitas. Sebaliknya jika tidak ada pola yang jelas serta titik - titik menyebar di atas dan di bawah angka nol pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Berikut ini adalah gambar scatterplot untuk melihat apakah model regresi yang digunakan dalam penelitian ini mengalami heteroskedastisitas atau tidak.
lv
Gambar IV. 1 Grafik Uji Heteroskedastisitas
Regression Standardized Predicted Value
Scatterplot Dependent Variable: RETURN 3
2
1
0
-1
-2 -3 -2
-1
0
1
2
3
4
Regression Standardized Residual
Sumber: Hasil pengolahan data (lampiran) Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa tidak ada pola yang jelas serta titik-titik yang menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat dikatakan tidak terjadi heteroskedastisitas. 4. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi digunakan untuk mendeteksi adanya korelasi internal di antara anggota - anggota dari serangkaian pengamatan yag tersusun dalam rangkaian ruang dan waktu. Terjadinya autokorelasi atau tidak, dapat dilihat pada nilai dan statistik pada uji Durbin Watson. Panduan mengenai angka Durbin Watson (DW) untuk mendeteksi autokorelasi bisa dilihat dalam tabel Durbin Watson. Kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut (Santoso, 2001:219): 1. Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi positif 2. Angka D-W diantara -2 sampai +2 berarti tidak ada auto korelasi. 3. Angka D-W diatas +2 berarti terjadi autokorelasi negatif.
lvi
Berikut ini adalah tabel hasil uji autokorelasi pada analisis regresi linear berganda dengan menggunakan pooled data tahun 2003 sampai dengan 2005. Tabel IV.3 Hasil Uji Autokorelasi Variabel
Durbin Watson Hitung
EPS, ROA, LEV, PER, FZ
1.834
Kesimpulan Tidak terjadi Autokorelasi
Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran) Berdasarkan hasil output SPSS diatas nilai Durbin Watson (D-W) yaitu sebesar 1.834. Nilai ini terletak diantara -2 sampai +2. Hal ini menunjukkan bahwa pada model regresi linear tidak terjadi Autokorelasi.
C. PENGUJIAN KETEPATAN PERKIRAAN Pengujian ketepatan perkiraan ini digunakan untuk menunjukkan berapa besar sumbangan variabel independen terhadap peubahan yang terjadi pada variabel dependen dengan melihat nilai koefisien determinasi (R2). dalam penghitungan statistik ini, nilai R2 yang digunakan adalah adjusted R2 karena ini merupakan salah satu indikator untuk mengetahui pengaruh penambahan satu variabel independen kedalam satu persamaan regresi. Nilai dari adjusted R2 benar-benar telah bebas dari pengaruh derajat bebas, yang berarti nilai tersebut benar-benar menunjukkan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Koefisien determinasi atau kuadrat dari koefisien korelasi memiliki nilai antara 0 sampai dengan 1 atau 0< R2<1. koefisien determinasi sama dengan satu berarti variabel independen berpengaruh secara sempurna terhadap variabel dependen dan
lvii
jika koefisien determinasi = 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen. Dari hasil uji regresi diperoleh Nilai adjusted R2 sebesar 0,378 itu berarti bahwa hanya 37.8% return saham yang dapat diterangkan oleh variabel independen. Sedangkan 62.2% lainnya diterangkan oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam persamaan regresi.
D. PENGUJIAN HIPOTESIS Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model regresi linear berganda (Multiple regresi) untuk mengetahui pengaruh variabel independen terbadap variabel dependen. Berdasarkan basil pengolahan data, diperoleh persamaan regresi sebagai berikut: Y=12,586+0,002X1+9,225X2+0,665X3-0,110X4-1,633X5 Keterangan: Y
: Return Saham
XI
: EPS (Earning Per share)
X2
: ROA (Return on Asset)
X3
: LEV (Leverage Ratio)
X4
: PER (Price Earning ratio)
X5
: Firm Size (Ukuran Perusahaan)
Konstanta (a) : 12,586
lviii
Dari persamaan regresi diatas dapat diketahui bahwa variabel yang mempunyai koefisien regresi terbesar adalah variabel independen, ROA (Return on Asset), Firm Size (ukuran perusahaan ), LEV (Leverage Ratio), PER (Price Earning Ratio), dan EPS (Earning Per Share). Sementara itu untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen maka perlu dilakukan uji F dan uji t. 1. Pengujian Hipotesis secara Simultan (Uji F) Pengujian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara bersamasama terhadap variabel dependen, Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai signifikansi F hitung dengan tingkat sigifikansi yang telah ditentukan yaitu 0,1. Kriteria pengujian yang digunakan adalah Hl : EPS, ROA, PER, LEV, dan FZ secara bersama berpengaruh signifikan terhadap return saham. Tabel IV.4 Hasil Pegujian secara Simultan Model
Sum of
Df
Mean Square F
Sig.
5
41,353
0.000
Square Return
206,765
7,802
Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran) Dari hasil pemrosesan data diatas diperoleh nilai uji F sebesar 7,802 dengan sig. F sebesar 0,000. Ternyata nilai signifikansi lebih kecil dari 0,1 sehingga disimpulkan bahwa variabel independen secara bersama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Dengan demikian hipotesis pertama terbukti.
lix
Hasil penelitian ini sesuai dengan berbagai penelitian sejenis yang menyebutkan bahwa secara bersama-sama variabel kinerja finansial perusahaan berpengaruh terhadap return saham. Menurut Hinuri dalam Utomu (1997), Nilai saham dapat berubah setiap saat tergantung pada kondisi pasar, persepsi investor tehadap terhadap perusahaan dan juga informasi yang sedang berkembang, Faktor persepsi investor terhadap perusahaan ini cukup berperan besar dalam menentukan nilai saham dan hal tersebut dapat diketahui dengan dengan menganalisis kinerja pemsahaan sehingga variabel kinerja keuangan berpengaruh terhadap return saham. 2. Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t) H2: Untuk membuktikan bahwa secara parsial atau terpisah variabel EPS, ROA, LEV, PER, dan FZ berpengaruh terhadap return saham, digunakan uji t berikut ini adalah hasil dari pengujian regresi linear berganda. Tabel IV.5 Hasil Pengujian secara Parsial Variabel
Koefisien (B)
T
Sig.t
Konstant
12,586
2.392
0.020
EPS
0,002
2.373
0.021
ROA
9,225
3.096
0.003
LEV
0,665
0.453
0.653
PER
-0,110
-0,689
0.494
lx
FZ
-1,633
-2.374
0.021
Sumber: Hasil pengolahan data (Lampiran) a. Pengaruh variabel EPS (Earning per share) terhadap return saham Berdasarkan Tabel IV.5 terlihat bahwa EPS memiliki nilai sig.t sebesar 0,021 yang ternyata lebih kecil dari alpha 0,05 dan t 2.373 lebih besar dari 2. Dengan demikian hasil pengujian ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa variabel EPS mempunyai pengaruh signinifikan dan positif terhadap return saham. Dengan kata lain EPS memang mempengaruhi ekspektasi pemegang saham atas return yang akan diperoleh. Hal ini menunjukkan bahwa investor selalu memusatkan perhatian pada EPS dalam melakukan analisis dan masih menganggap bahwa rasio ini dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan perusahaan karena informasi EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih yang siap dibagikan kepada semua pemegang saham. Menurut Brigham dan Houston (1998) jika rasio ini semakin tinggi, investor lebih percaya pada prospek perusahaan dimasa datang sehingga mereka mau membeli saham dengan harga yang lebih dari nilai bukunya. Jika harga saham semakin meningkat maka return yang diperoleh juga meningkat. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Purnomo (1998), Sumilir (2003) dan Trisiwi (2005) yang menyebutkan EPS secara parsial berpengaruh terhadap return saham. Namun temuan dalam penelitian ini berlawanan dengan temuan dari Mulyono (2000) yang menyatakan bahwa secara parsial EPS tidak berpengaruh terhadap harga saham. b. Pengaruh variabel ROA (Return on Asset) terhadap return saham Untuk variabel ROA dari tabel IV.5 menunjukkan bahwa nilai sig.t sebesar 0.003 yang ternyata lebih kecil dari alpha 0,05. Dengan demikian hasil pengujian ini mendukung hipotesis
lxi
yang menyatakan bahwa variabel ROA mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap return saham. Hal ini sesuai dengan penelitian Valentine (2005) yang menyatakan yang menyatakan bahwa ROA secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham, akan tetapi bertentangan dengan penelitian Trisiwi (2005) dan Isna (2005) yang menyatakan bahwa secara parsial ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, Dalam penelitian ini ROA secara parsial mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap return saham. c. Pengaruh variabel LEV (Leverage Ratio) terhadap return saham Berdasarkan tabel IV.5 LEV memiliki nilai signifikansi 0.653 yang berarti lebih besar dari alpha 0,05. Dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan bahwa variabel LEV secara individu berpengaruh signifikan terhadap return ditolak. Logikanya semakin besar LEV maka semakin besar risiko yang ditanggung investor. Hal tersebut akan berakibat juga pada semakin besarnya return yang akan didapat, Namun jika risiko tersebut tidak wajar, tidak sepadan dengan EPS yang diharapkan dan berada diatas ambang batas risiko tertinggi ratio yang ada. Maka naiknya LEV tidak akan diikuti oleh kenaikan return saham. Selain itu, investor tidak hanya memperhatikan sisi risiko perusahaan saja tetapi juga sisi makro secara keseluruhan seperti tingkat suku bunga, tingkat inflasi, faktor keamanan dan sebagainya oleh karena itu, variabel LEV tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Trianing et al (2003) yang menemukan bahwa dari 6 variabel fundamental yang diteliti, ternyata hanya ukuran perusahaan dan leverage keuangan yang berpengaruh signifikan, sedangkan variabel fundamental yang
lxii
berkaitan dengan kinerja manajemen (ROA,EPS,DPS,PBV) tidak berpengaruh signifikan terhadap average return saham. d. Pengaruh variabel PER (Price Earning Ratio) terhadap return saham Berdasarkan tabel IV,5 PER memiliki nilai sig.t sebesar 0,494 yang berarti lebih besar dari alpha 0,05 Dengan demikian hipotesis kelima yang menyatakan bahwa variabel PER secara individual berpengaruh signifikan terhadap return ditolak, PER menurunkan rasio harga saham terhadap earning. Jika nilai PER tinggi berarti harga saham juga tinggi demikian juga dengan return saham yang akan diterima. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakikan oleh Rodoni, et al (2002) yang melakukan penelitian tentang hubungan antara tingkat keuntungan saham dengan beberapa variabel keuangan pada perusahaan disekitar yang terdaftar di BEJ. Dari hasil regresi linear berganda, penelitian yang menggunakan keuntungan saham yang disesuaikan dengan pasaran sebagai variabel dependen dan current ratio, total asset, turn over, net profit martin, debt to equity ratio dan price earning ratio sebagai variabel independen, menunjukkan bahwa model yang digunakan untuk melakukan peramalan terhadap nilai keuntungan saham yang disesuaikan pasaran. e. Pengaruh variabel Firm Size terhadap return saham Berdasarkan tabel IV.5 ukuran perusahaan (Firm Size) juga memiliki nilai sig.t lebih kecil dari alpha 0,05 yaitu 0,21. Hal ini menunjukkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Perusahaan yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap return saham perusahaan yang masuk dalam kelompok indeks LQ-45. Hal ini dapat dimaklumi karena ukuran perusahaan masih menjadi salah satu pertimbangan
lxiii
investor untuk mengambil keputusan dalam pembelian saham investor akan lebih tertarik untuk menanamkan modalnya pada perusahaan yang memiliki peningkatan total aktiva karena peningkatan ini akan ikut meningkatkan return saham mereka. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Trianing, et al (2003) yang menyatakan bahwa diantara 6 variabel fundamental yang diteliti, ternyata hanya ukuran perusahaan dan leverage keuangan yang berpengaruh signifikan, sedangkan variabel fundamental yang berkaitan dengan kinerja manajemen (ROA,EPS,DPS,PBV) tidak berpengaruh signifikan terhadap average return saham.
E. KOEFISIEN BETA STANDAR Koefisien beta standar digunakan untuk mengetahui variabel bebas yang berpengaruh paling dominan terhadap variabel terikat. Pengujiannya adalah dengan melihat nilai beta standar pada analisis regresi linear berganda. Variabel bebas yang mempunyai koefisien beta standar dan korelasi parsial tinggi berarti mempunyai berpengaruh yang paling dominan terhadap variabel terikat. H3: Return on Asset (ROA) secara individual berpengaruh signifikan dan paling dominan terhadap return saham
Tabel IV.6 Hasil Pengujian Koefisien Beta Standar Variabel
Koefisien Beta Standar
t
lxiv
Konstant
-
2.392
EPS
0.295
2.373
ROA
0.395
3.096
LEV
0.049
0.453
PER
-0.075
-0.689
FZ
-0.292
-2.374
Sumber: Hasil Pengolahan Data (Lampiran) Berdasarkan tabel IV.6 dapat diketahui bahwa nilai koefisien beta standar tertinggi dimiliki oleh variabel ROA. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel bebas yang paling berpengaruh terhadap return saham adalah variabel Return on Asset (ROA).
lxv
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan
lxvi
Dari hasil analisis data Analisis Pengaruh Kinerja Finansial dan Firm Size terhadap Return Saham Perusahaan pada IndeksLQ-45 di Bursa Efek Jakarta tahun 2003-2005. Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Secara simultan keempat variabel kinerja finansial perusahaan dan variabel karakteristik perusahaan berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan yang masuk dalam kelompok Indeks LQ-45 I Bursa Efek Jakarta pada tahun 2003-2005. Hal ini ditunjukkan dengan nilai sig F sebesar 0.000 yang lebih kecil dari alpha 0.1. Hasil penelitian ini sesuai dengan berbagai penelitian sejenis yang menyebutkan bahwa secara bersama-sama variabel kinerja finansial perusahaan berpengaruh terhadap return saham. Menurut Hinuri dalam Utomu (1997), Nilai saham dapat berubah setiap saat tergantung pada kondisi pasar, persepsi investor tehadap terhadap perusahaan dan juga informasi yang sedang berkembang, Faktor persepsi investor terhadap perusahaan ini cukup berperan besar dalam menentukan nilai saham dan hal tersebut dapat diketahui dengan dengan menganalisis kinerja pemsahaan sehingga variabel kinerja keuangan berpengaruh terhadap return saham. 2. Secara individual variabel EPS, ROA, dan Firm Size berpengaruh signifikan terhadap return saham pada level 10% sedangkan LEV dan PER tidak berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. LEV memiliki nilai signifikansi 0.653 yang berarti lebih besar dari alpha 0,05. Dengan demikian hipotesis keempat yang menyatakan bahwa variabel LEV secara individu berpengaruh signifikan terhadap return ditolak. Sedangkan PER memiliki nilai sig.t sebesar 0,494 yang berarti lebih besar dari alpha 0,05 Dengan demikian hipotesis kelima yang menyatakan bahwa variabel PER secara individual berpengaruh signifikan terhadap return ditolak, PER menurunkan rasio harga saham terhadap earning. Jika nilai PER tinggi berarti harga saham juga tinggi demikian juga dengan return saham yang akan diterima.
lxvii
3. Variabel ROA mempunyai pengaruh paling dominan terhadap return saham dibanding keempat variabel bebas lainnya (EPS, LEV, PER. dan Firm Size). Untuk variabel ROA dari tabel IV.5 menunjukkan bahwa nilai sig.t sebesar 0.003 yang ternyata lebih kecil dari alpha 0,05. Dengan demikian hasil pengujian ini mendukung hipotesis yang menyatakan bahwa variabel ROA mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap return saham. Hal ini sesuai dengan penelitian Valentine (2005) yang menyatakan yang menyatakan bahwa ROA secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap return saham, akan tetapi bertentangan dengan penelitian Trisiwi (2005) dan Isna (2005) yang menyatakan bahwa secara parsial ROA tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, Dalam penelitian ini ROA secara parsial mempunyai pengaruh signifikan dan positif terhadap return saham.
B.
Saran Berdasarkan kesimpulan yang telah diungkapkan, maka saran untuk investor adalah: 1. Berdasarkan hasil uji F menunjukkan EPS, ROA, LEV, PER, dan Firm Size secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap return saham. Oleh karena itu, bagi para investor yang akan melakukan transaksi saham di BEJ sebaiknya memperhatikan variabel (EPS, ROA, LEV,
lxviii
PER, dan Firm Size) untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan emiten sehingga dapat mengambil keputusan tentang harga saham mana yang layak dipilih, yang pada akhirnya juga akan meningkatkan keuntungan saham terutama yang ingin berinvestasi pada saham Indeks LQ-45. 2. Berdasarkan hasil analisis data secara parsial diketahui bahwa dari lima variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang tidak berpengaruh signifikan terhadap return saham, yaitu variabel LEV dan PER. Maka dari itu penulis menyarankan bagi pihak investor untuk memperhatikan secara khusus pada variabel ini dalam keputusan investasinya. 3. Untuk penelitian mendatang sebaiknya juga mempertimbangkan jenis perusahaan yang akan diteliti (industry effect) yang mungkin juga akan mempengaruhi hasil penelitian. 4. Rendahnya koefisien adjusted R dalam penelitian ini mengindikasikan bahwa masih terdapat banyak faktor lain yang diperkirakan memiliki pengaruh terhadap return saham. Oleh karena itu, untuk penelitian selanjutnya dapat disempurnakan dengan menambah variabel independen lain untuk faktor eksternal perusahaan seperti tingkat bunga, nilai tukar rupiah, kondisi politik baik nasional maupun internasional, sedangkan untuk faktor internal misalnya rasio aktivitas. 5. Waktu penelitian yang hanya 3 tahun, sehingga menyebabkan hasil penelitian kurang signifikan terutama pada return yang dihasilkan.
lxix
lxx
lxxi
DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki (1990). “Intermediate Accounting” Edisi keenam. Jogjakarta: BPFE.
Brigham, Eugene F & Joel F Houston (1998). “Manajemen Keuangan (terjemahan)” Jakarta: Erlangga.
Gujarati, Damodar (1997). “Ekonometrika dasar” Jakarta: Erlangga.
Husnan, Suad (1998). “Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas” Jogjakarta: UPP AMP YKPN.
Indonesia capital market directory, 2003……
Indonesia capital market directory,2004……
Indonesia capital market directory,2005……
Jogiyanto (2003). “Teori Portofolio dan Analisis Investasi” Yogyakarta: BPFE.
Munawir (1995). ”Analisis Laporan Keuangan” Jogjakarta: BPFE
Natarsyah, Syahib (2000).“Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik terhadap Saham” Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia,Vol. 15: 294-312.
Purnomo, Yogo (1998). “Keterkaitan Kinerja Keuangan dengan Harga Saham (Studi Kasus 5 Rasio Keuangan 30 Emiten di BEJ Pengamatan 1992-1996 )”. Usahawan,No 12 Tahun XXVII.
lxxii
Santoso, Singgih (2001). “SPSS Versi10 Mengelola Data Statistik secara Profesional”.Jakarta. PT.ELex Media Komindo.
Sudarto; Hindrata Gunawan; dan Muh. Havid (2003), “Faktor-Faktor Fundamental dan Teknikal serta Hubungan dengan Harga Saham pada Perusahaan Rokok, Makanan dan Minuman di BEJ”. JEBA, Vol.5: 197-209.
Sumulir (2003). “Analisis Pengaruh Kinerja Finansial terhadap return saham pada Perusahaan Publik diBEJ 1998-2001. ” Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol 3: hal1-12.
Tendelilin, Eduardus (2001). “Analisis Investasi dan Manajemen potofolio” Jogjakarta: BPFE.
Tim. FE UNS (2003), “Buku Pedoman Penyusunan Skripsi Fakultas Ekonomi UNS”. Surakarta: FE UNS.
Weston, J.Fred & Eugene F. Brigham (1985). “Manajemen Keuangan” Jakarta: Erlangga.
lxxiii
LAMPIRAN
lxxiv
Data Penelitian No Tahun Perusahaan
EPS
ROA
LEF PER
FZ
RETURN
Astra Agro Lestari, Tbk
182
0.20
0.45 9.48
6.50
9.14
2
Aneka Tambang, Tbk
119
0.05
0.59 4.06
6.80
2.00
3
Astra Internasional, Tbk
1096
0.16
0.51 4.56
7.70
4.30
4
Bank Central Asia, Tbk
390
0.02
0.00 0.53
8.10
0.17
5
Gudang Garam, Tbk
956
0.11
0.37 14.23
6.80
2.09
6
Gajah Tunggal, Tbk
275
0.07
0.90 2.00
7.30
0.19
7
Indofood Sukses Makmur, Tbk
64
0.04
0.69 12.52
7.10
1.33
8
Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk
-442
-0.05
0.70 -1.30
7.70
0.09
9
Indocement Tunggal Perkasa, Tbk
182
0.07
0.55 11.67
7.00
0.42
10
Indosat, Tbk
1175
0.23
0.53 12.77
7.50
0.81
1
2003
lxxv
11
Jakarta International Hotel and Devp, Tbk
-78
-0.02
0.75 -9.25
6.50
-0.29
12
Kalbe Farma,Tbk
40
0.13
0.58 25.15
6.60
3.25
13
Bank Pan Indonesia, Tbk
31
0.02
0.00 9.19
7.50
-0.35
14
Ramayana Lestari Sentosa, Tbk
217
0.12
0.40 20.09
6.30
2.58
15
Semen Cibinong (Holcim Indonesia, Tbk)
23
0.02
0.65 17.82
6.90
-0.18
16
Timah, Tbk
73
0.02
0.32 35.17
6.40
2.92
17
Telekomunikasi Indonesia, Tbk
302
0.12
0.58 22.36
7.70
4.99
18
United Tractor, Tbk
218
0.06
0.74 5.74
7.00
-0.10
19
Unilever Indonesia, Tbk
170
0.38
0.38 21.33
6.50
2.26
20 2004
Astra Agro Lestari, Tbk
509
0.24
0.70 6.09
6.50
12.06
21
Aneka Tambang, Tbk
425
0.23
0.35 8.10
6.80
8.17
22
Astra Internasional, Tbk
1335
0.14
0.50 7.19
7.70
5.13
23
Bank Central Asia, Tbk
260
0.02
0.00 11.45
8.10
0.19
24
Gudang Garam, Tbk
930
0.19
0.41 14.56
6.80
4.29
25
Gajah Tunggal, Tbk
151
0.08
0.73 4.31
7.30
1.09
26
Indofood Sukses Makmur, Tbk
41
0.03
0.68 19.53
7.10
2.31
27
Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk
606
0.07
0.61 0.30
7.70
1.66
28
Indocement Tunggal Perkasa, Tbk
32
0.01
0.47 97.56
7.00
0.18
29
Indosat, Tbk
309
0.06
0.56 18.61
7.50
-0.19
30
Jakarta International Hotel and Devp, Tbk
223
0.11
0.46 1.97
6.50
2.47
31
Kalbe Farma,Tbk
55
0.11
0.39 9.91
6.60
1.66
32
Bank Pan Indonesia, Tbk
58
0.04
0.00 7.27
7.50
0.55
33
Ramayana Lestari Sentosa, Tbk
45
0.12
0.25 17.40
6.30
4.20
34
Semen Cibinong (Holcim Indonesia, Tbk)
-70
-0.07
0.75 -8.26
6.90
0.66
35
Timah, Tbk
353
0.25
0.44 5.87
6.40
10.09
36
Telekomunikasi Indonesia, Tbk
328
0.12
0.52 14.71
7.70
0.76
37
United Tractor, Tbk
386
0.16
0.61 5.89
7.00
3.06
lxxvi
38
Unilever Indonesia, Tbk
192
0.25
0.43 17.20
6.50
1.59
39 2005
Astra Agro Lestari, Tbk
502
0.40
0.25 9.76
6.50
10.23
40
Aneka Tambang, Tbk
441
0.13
0.53 9.83
6.80
5.00
41
Astra Internasional, Tbk
1348
0.12
0.48 7.57
7.70
4.95
42
Bank Central Asia, Tbk
292
0.02
0.00 11.64
8.10
0.20
43
Gudang Garam, Tbk
982
0.08
0.41 11.86
6.80
4.24
44
Gajah Tunggal, Tbk
109
0.05
0.73 5.12
7.30
1.07
45
Indofood Sukses Makmur, Tbk
13
0.01
0.68 69.30
7.10
0.14
46
Indah Kiat Pulp and Paper, Tbk
14
0.00
0.61 74.75
7.70
0.51
47
Indocement Tunggal Perkasa, Tbk
201
0.07
0.47 17.67
7.00
3.55
48
Indosat, Tbk
303
0.05
0.56 18.31
7.50
0.37
49
Jakarta International Hotel and Devp, Tbk
-73
-0.04
0.46 -6.76
6.50
-0.21
50
Kalbe Farma,Tbk
64
0.14
0.39 15.39
6.60
0.38
51
Bank Pan Indonesia, Tbk
31
0.01
0.00 13.34
7.50
-0.62
52
Ramayana Lestari Sentosa, Tbk
43
0.13
0.25 18.84
6.30
2.77
53
Semen Cibinong (Holcim Indonesia, Tbk)
-44
-0.46
0.75
10.90
6.90
0.52
54
Timah, Tbk
214
0.04
0.44 8.52
6.40
-0.22
55
Telekomunikasi Indonesia, Tbk
397
0.13
0.65 14.88
7.70
5.47
56
United Tractor, Tbk
369
0.10
0.61 9.96
7.00
1.40
57
Unilever Indonesia, Tbk
189
0.38
0.43 22.64
6.50
2.97
lxxvii
lxxviii
Analisis data
Normalitas
NPar Tests
lxxix
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test EPS N Normal Parametersa,b
Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative
Most Extreme Differences Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed)
57 290.46 363.383 .174 .174 -.138 1.315 .063
ROA 57 .09181 .125023 .146 .145 -.146 1.103 .175
LEF 57 .47807 .217111 .116 .091 -.116 .878 .423
FZ 57 7.04737 .522051 .123 .120 -.123 .927 .356
PER 57 4.6218 2.00509 .129 .122 -.129 .975 .298
RETURN 57 2.42579 2.918762 .153 .147 -.153 1.157 .137
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Autokorelasi Model Summaryb Model 1
Durbin-W atson 1.834a
a. Predictors: (Constant), FZ, LEF, EPS, PER, ROA b. Dependent Variable: RETURN
Coefficientsa
Model 1
EPS ROA LEF PER FZ
Collinearity Statistics Tolerance VIF .720 1.389 .682 1.466 .931 1.075 .926 1.080 .734 1.362
a. Dependent Variable: RETURN
lxxx
Charts Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: RETURN 1.00
Expected Cum Prob
.75
.50
.25
0.00 0.00
.25
.50
.75
1.00
Observed Cum Prob
Heteroskedastisitas
lxxxi
Regression Standardized Predicted Value
Scatterplot Dependent Variable: RETURN 3
2
1
0
-1
-2 -3 -2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
Regression lxxxii
Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered FZ, LEF, EPS,a PER, ROA
Variables Removed
Method .
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: RETURN
Model Summaryb Model 1
R R Square .658a .433
Adjusted R Square .378
Std. Error of the Estimate 2.302212
a. Predictors: (Constant), FZ, LEF, EPS, PER, ROA b. Dependent Variable: RETURN
ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 206.765 270.309 477.074
df 5 51 56
Mean Square 41.353 5.300
F 7.802
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), FZ, LEF, EPS, PER, ROA b. Dependent Variable: RETURN
Coefficientsa
Model 1
(Constant) EPS ROA LEF PER FZ
Unstandardized Coefficients B Std. Error 12.586 5.262 .002 .001 9.225 2.980 .665 1.469 -.110 .159 -1.633 .688
Standardized Coefficients Beta .295 .395 .049 -.075 -.292
t 2.392 2.373 3.096 .453 -.689 -2.374
Sig. .020 .021 .003 .653 .494 .021
a. Dependent Variable: RETURN
lxxxiii