Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
PENGARUH EKSTRAK ETANOL RAMBUT JAGUNG (Zea mays L) TERHADAP KADAR KOLESTEROL MENCIT PUTIH JANTAN HIPERKOLESTEROL Rahmi Yosmar1, Helmi Arifin1, Risha Mustika1 1Fakultas
Farmasi Universitas Andalas email:
[email protected] ABSTRACT The research was designed to investigate the influence of ethanol extract of corn silk on cholesterol levels of hypercholesterolemia white male mice. Induction of hypercholesterolemia was done by giving high fat diet with quail’s yolk about 1% BW, propilthiourasil (PTU) 1.4mg/20gBW and high fat diet (MDLT). Ethanol extract of corn silk at dose of 125, 250 and 500 mg/kgBW and simvastatin as comparison were given to hypercholesterolemia mice orally for 21 days. Cholesterol levels were measured at the 0-day, 7th, 14th and 21st day. Measurements of cholesterol levels were using NESCO® Multicheck. The results showed that the ethanol extract of corn silk in various doses can reduce cholesterol level in hypercholesterolemia mice significantly (p<0.05). Keywords: cholesterol, hypercholesterol, corn silk PENDAHULUAN Hiperkolesterolemia merupakan suatu keadaan yang ditandai dengan meningkatnya kadar kolesterol dalam darah. Hiperkolesterolemia terjadi akibat perubahan metabolisme kolesterol. Hal ini merupakan penyebab utama gangguan kardiovaskuler, seperti arterosklerosis dan penyakit jantung koroner. Pada saat ini, penyakit jantung menjadi penyebab kematian nomor satu di dunia. Diperkirakan pada tahun 2020, sebesar 36 % dari jumlah kematian disebabkan oleh penyakit jantung koroner. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan kematian akibat kanker (Depkes, 2006). Pada tahun 2003, di Inggris lebih dari 114.000 orang meninggal akibat penyakit jantung koroner. Manusia dengan kadar kolesterol yang abnormal tiga kali lebih mudah mendapat serangan jantung dibanding yang memiliki kadar kolesterol normal (Barter, 2007). Di dalam darah, kolesterol diangkut dalam bentuk lipoprotein. LDL (low density lipoprotein) merupakan komponen utama yang menyebabkan peningkatan risiko arterosklerosis. LDL merupakan lipoprotein pengangkut kolesterol terbesar pada manusia
yang berfungsi mengangkut sebagian besar (±70%) kolesterol darah dari hati ke jaringan (Ganiswara, 1995). Asupan kolesterol dan lemak jenuh yang tinggi meningkatkan kadar kolesterol plasma. Sebaliknya, rendah kolesterol dan lemak jenuh dapat menurukan kadar kolesterol plasma (Kumar, 2007). Penurunan kadar kolesterol dapat dilakukan dengan diet, olahraga maupun dengan menggunakan obat-obatan hipolipidemia. Penggunaan obat-obat tradisional yang berasal dari alam sangat banyak dilakukan masyarakat Indonesia. Selain murah dan mudah didapatkan juga memiliki efek samping yang kecil sehingga relatif aman jika dibandingkan obat-obat sintesis (Dachriyanus et al, 2007). Jagung merupakan tanaman yang sering digunakan untuk menurunkan kadar kolesterol. Selain menurunkan kolesterol yang tinggi, jagung juga berkhasiat untuk mengatasi infeksi saluran dan kandung empedu, hepatitis, infeksi ginjal, batu ginjal dan kencing manis (Wijayakusuma, 2008). Salah satu bagian dari jagung yang sering digunakan adalah rambut jagung. Menurut 96
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
ahli tanaman obat Dr.Setiawan dalimartha, sebagian masyarakat telah memanfaatkan air rebusan rambut jagung sebagai obat tradisional untuk peluruh air seni dan penurunan tekanan darah. Rambut jagung memiliki kandungan kimia seperti flavonoid, alkaloid, karbohidrat, saponin, tanin dan alantoin. (Guo, 2009; Nessa, 2012; Snook et al, 1995). Penelitian sebelumnya yang dilakukan di Cina dengan metoda MAE (Microwave Assisted Extraction) menunjukkan bahwa total flavonoid dari rambut jagung terbukti mampu menurunkan kadar serum koleserol total, trigliserida, dan LDL (Zhang et al, 2011). Ekstrak rambut jagung telah terbukti mampu mempercepat proses pemulihan kondisi gagal ginjal pada tikus dengan dosis 76.2 mg/kg/hari namun tidak dapat memperbaiki kerusakan histologi ginjal (Sukmawati, 2008). Pemberian dekok rambut jagung (Zea mays) dengan dosis 7.7 ml/hari pada tikus memberikan hasil terbaik dalam menurunkan kadar kolesterol total, kadar trigliserida dan kadar kolesterol LDLnya berturut-turut sebesar 16.2%, 77.9%, 13.22% (Utariningsih, 2007). Selain itu pemberian 400 mg/kg ekstrak metanol dari rambut jagung juga efektif terhadap hipertiroid pada tikus (Bhaigyabati, 2012). Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh ekstrak etanol dari rambut jagung (Zea mays L) terhadap penurunan kadar kolesterol pada mencit putih jantan hiperkolesterol. Induksi hiperkolesterol pada mencit dilakukan dengan pemberian makanan diet lemak tinggi, kuning telur puyuh dan propilthiourasil (PTU). Penentuan kadar kolesterol dilakukan dengan menggunakan alat digital NESCO ®multicheck. Hasil pengukuran dianalisa dengan menggunakan ANOVA dua arah.
mencit, pipet tetes, jarum oral, spatel, tabung reaksi, rak tabung reaksi, kaca arloji, sonde, label, alat digital dan striptest kolesterol NESCO ®multicheck. Bahan Rambut jagung kering (jagung varietas lokal Padang Pariaman) , etanol 70%, PTU, simvastatin, kuning telur puyuh, MDLT dan aquadest. Hewan Percobaan 30 ekor mencit putih jantan yang berumur lebih kurang 3 bulan dengan berat badan lebih kurang 20-30 gram (belum pernah mengalami perlakuan terhadap obat) Cara kerja Pembuatan Ekstrak Rambut Jagung Ekstraksi sampel dilakukan dengan metoda maserasi (perendaman). Rambut jagung kering yang telah dirajang, ditimbang sebanyak 650 gram. Kemudian masukkan kedalam botol berwarna gelap, direndam dengan etanol 70% selama 5 hari dan disimpan ditempat gelap sambil sesekali diaduk. Maserat diaduk setiap hari dan dilakukan penyaringan. Setelah 5 hari perendaman, disaring dan ampasnya direndam kembali. Penyaringan ini dilakukan sebanyak tiga kali. Filtrat etanol yang didapat dari hasil ketiga perendaman di atas didestilasi vakum untuk menguapkan pelarut kemudian dipekatkan menggunakan rotari evaporator sampai diperoleh ekstrak kental, kemudian ditimbang (Departemen Kesehatan, 2000) Karakterisasi Ekstrak Etanol Rambut Jagung Karakterisasi ekstrak meliputi: pemeriksaan organoleptis, penentuan rendemen, penentuan susut pengeringan, penetapan kadar abu, serta uji fitokimia untuk flavonoid dan alkaloid.
METODA Alat
Penyiapan Hewan Percobaan Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit putih jantan yang berumur lebih kurang 3 bulan dengan berat badan 20-
Beaker glass, gelas ukur, lumpang dan stamfer, sudip, corong pisah, timbangan analitik, oven, timbangan hewan, kandang 97
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
30 gram sebanyak 30 ekor. Hewan percobaan dibagi dalam 6 kelompok yang terdiri dari 3 kelompok uji, 1 kelompok kontrol negatif, 1 kelompok kontrol positif dan 1 kelompok pembanding. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit. Sebelum digunakan semua mencit diaklimatisasi selama 10 hari untuk membiasakan hewan berada pada lingkungan percobaan. Makanan dan minuman diberikan secukupnya. Mencit yang digunakan adalah mencit yang sehat dan tidak mengalami perubahan berat badan lebih dari 10% dan secara visual menunjukkan perilaku yang normal.
II (Kontrol Positif)
Pembanding Pembanding yang digunakan adalah simvastatin 20 mg. Dosis yang digunakan untuk mencit yaitu 0.052 mg/20 g BB (faktor konversi 0.0026). Perlakuan pada Hewan Percobaan Hewan uji dikelompokkan menjadi 6 kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 5 ekor mencit dan diberikan sediaan uji selama 21 hari.
KELOMPOK
PERLAKUAN
I (Kontrol negatif)
Kontrol negatif
Induksi hiperkolesterol + simvastatin + makanan standar
IV
Induksi hiperkolesterol + ekstrak etanol rambut jagung dosis 125mg/kg BB
V
Induksi hiperkolesterol + ekstrak etanol rambut jagung dosis 250mg/kg BB
VI
Induksi hiperkolesterol + ekstrak etanol rambut jagung dosis 500mg/kg BB
Pengukuran Kadar Kolesterol Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat digital NESCO® multicheck. Alat dikalibrasi terlebih dahulu dengan nomor kode yang disesuaikan dengan teststrip yang digunakan. Test strip diselipkan pada tempat khusus pada alat tersebut, kemudian pada layar akan muncul gambar “tetesan darah” yang menandakan alat siap untuk digunakan. Setelah ekor mencit didesinfektan dengan etanol 70%, ujung ekor digunting, tetesan darah pertama dibuang, tetesan berikutnya diteteskan pada test strip yang terselip pada alat. Sejumlah tertentu darah akan terserap sesuai dengan kapasitas serap test strip sampai terdengar bunyi bip, setelah itu pendarahan mencit dihentikan. Hasil akan terlihat pada layar setelah 150 detik untuk kolesterol dalam satuan mg/dL. Uji dilakukan pada setiap mencit dari semua kelompok.
Perencanaan Dosis Dosis Ekstrak Etanol Rambut Jagung Dosis ekstrak etanol rambut jagung yang digunakan adalah 500mg/kg BB, 250mg/kg BB dan 125mg/kg BB.
Perlakuan
III (pembanding)
Pada hari ke 0, 7, 14, 21 darah mencit di ambil untuk melihat kadar kolesterol.
Pembuatan Mencit Hiperkolesterol Mencit diinduksi dengan pemberian kuning telur puyuh sebanyak 1% berat badan dan propiltiourasil (PTU) 1.4mg/20gBB serta makanan diet lemak tinggi (MDLT) selama 18 hari.
Tabel I. Kelompok Percobaan
Induksi hiperkolesterol
Analisis Data Data kadar kolesterol mencit yang diperoleh dari percobaan diolah secara statistik dengan menggunakan uji analisa varian (ANOVA) dua arah antara kadar kolesterol dengan dosis dan lamanya waktu pemberian, kemudian dilanjutkan dengan uji duncan.
Hewan
98
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
HASIL DAN DISKUSI nilai rendemen menunjukkan keefektifan proses ekstraksi. Pemeriksaan susut pengeringan bertujuan untuk memberikan batasan maksimal (rentang) tentang besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan (Depkes RI, 2000). Sedangkan penentuan kadar abu bertujuan untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak. Pada penelitian ini, kadar abu yang didapatkan untuk ekstrak etanol rambut jagung telah sesuai dengan literatur. Pada literatur, kadar abu untuk ekstrak etanol rambut jagung tidak lebih dari 5%.
Karakterisasi Ekstrak Etanol Rambut Jagung (Zea mays L) Karakterisasi terhadap ekstrak etanol rambut jagung bertujuan untuk melihat melihat mutu dari ekstrak yang didapat. Dari pemeriksaan organoleptis, didapatkan ekstrak dengan bentuk cairan kental, bau khas, rasa pahit dan berwarna coklat. Hasil uji fitokimia menunjukkan adanya senyawa flavonoid dan alkaloid. Hasil rendemen, pemeriksaan susut pengeringan dan kadar abu berturut-turut sebesar 8.2%; 21.58% dan 1.82%. Rendemen menunjukkan persentase kadar ekstrak yang diperoleh dari sampel kering yang digunakan untuk pembuatan ekstrak. Besar kecilnya
Tabel 2. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Rambut Jagung terhadap Kadar Kolesterol pada Mencit Putih Jantan Hiperkolesterol Perlakuan
N
Kontol Negatif
5
Kontrol Positif
5
Pembanding
5
Hiperkolesterol 5 + D1 Hiperkolesterol 5 + D2 Hiperkolesterol 5 + D3
Kadar kolesterol rata-rata (mg/dl) ± SD dan persentase (%) penurunan pada waktu perlakuan hari ke-0 hari ke-7 hari ke-14 hari ke-21 Kadar % Kadar % Kadar % Kadar % 132.00 158.80 158.40 161.60 0.00 ↑20.3 ↑20 ↑22 ± 4.96 ±10.66 ± 8.47 ± 9.18 160.40 177.00 160.80 173.00 0.00 ↑10.34 ↑0.25 ↑7.8 ±16.94 ±17.93 ±11.03 ±17.49 162.80± 129.00 133.00 137.00 0.00 ↓20.76 ↓18.3 ↓15.84 2.63 ±18.12 ±10.61 ±10.13 162.00± 138.40 115.40 146.00 0.00 ↓14.56 ↓28.76 ↓9.87 4.52 ±22.53 ±13.16 ±13.98 166.40± 143.00 123.40 142.00 0.00 ↓14.06 ↓25.8 ↓14.6 7.09 ±18.78 ± 9.73 ±22.90 166.40± 163.60 160.80 153.60 0.00 ↓1.68 ↓3.36 ↓7.7 5.63 ±7.16 ± 9.03 ±24.24
Keterangan: SD = Standar Deviasi N = Jumlah Hewan Percobaan D1 = Ekstrak dosis 125 mg/Kg BB
D2 D3 ↑ ↓
Kadar kolesterol darah total rata-rata yang diperoleh pada kelompok kontrol positif menunjukkan hasil yang berbeda dengan kontrol negatif yang tidak diinduksi hiperkolesterol. Pada kelompok kontrol negatif yang tidak diinduksi hiperkolesterol kadar kolesterol rata-rata hari ke-0 adalah 132 mg/dL sedangkan kadar kolesterol ratarata kelompok kontrol positif yang diinduksi hiperkolesterol selama 18 hari adalah 160,4 mg/dL. Hal ini menunjukkan bahwa induksi
= Ekstrak dosis 250mg/Kg BB = Ekstrak dosis 500 mg/Kg BB = Penaikan kadar kolesterol = Penurunan kadar kolesterol
hiperkolesterol yang diberikan dapat menaikkan kadar kolesterol darah total pada menci. Namun, pada hari ke 14 dan 21 setelah pemberian ekstrak etanol rambut jagung, kadar kolesterol darah total kelompok kontrol negatif mengalami peningkatan yang tinggi dan dapat dikatakan mengalami keadaan hiperkolesterol. Hal ini mungkin terjadi karena faktor makanan ataupun faktor fisiologis dari hewan itu sendiri. 99
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
Gambar 1. Diagram batang pengaruh dosis dan lama pemakaian ekstrak etanol rambut jagung terhadap kadar kolesterol total mencit putih jantan hiperkolesterol
Penurunan kadar kolesterol total (%)
Induksi hiperkolesterol dilakukan dengan cara pemberian kuning telur puyuh 1%, MDLT (campuran pellet dengan lemak sapi dan telur ayam) dan propiltiourasil (PTU) dengan dosis 1.4 mg/20gBB yang bertujuan untuk menciptakan keadaan hiperkolesterol pada mencit. Lemak sapi mengandung lemak jenuh sterol yang kaya kandungan kolesterol. Lemak jenuh mengakibatkan kadar trigliserida yang merupakan prekusor kolesterol dalam darah meningkat. Mengkonsumsi lemak jenuh menyebabkan peningkatan kadar kolesterol total dan penurunan HDL sehingga meningkatkan perbandingan kolesterol total dan HDL (Dachriyanus et al, 2007). Untuk
mengoptimalkan keadaan hiperkolesterol hewan percobaan juga diberikan propiltiourasil (PTU) sebagai penginduksinya. PTU merupakan antagonis hormon tiroid. Pada keadaan normal, hormon tiroid dapat meningkatkan metabolisme lemak dengan cara meningkatkan pembentukan reseptor LDL pada sel-sel hati, sehingga terjadi pemindahan LDL yang cepat dari plasma dan sekresi lipoprotein kolesterol oleh sel-sel hati (Ganong, 2006; Guyton, 1997; Katzung, 2007). Jadi, dengan penambahan propiltiourasil dapat menyebabkan berkurangnya hormon tiroid dan mempercepat keadaan hiperkolesterol.
30 25 20 15 10 5
0 Hari ke-0
Hari ke-7 Hari ke-14 Hari perlakuan
Hari ke-21
Hiperkolesterol + Dosis 125mg/kgBB
Hiperkolesterol + Dosis 250mg/kgBB
Hiperkolesterol + Dosis 500mg/kgBB
Hiperkolesterol + simvastatin (pembanding)
Gambar 2. Grafik penurunan kadar kolesterol total 100
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
Berdasarkan pengamatan kadar kolesterol darah total rata-rata, tejadi penurunan kadar kolesterol setelah pemberian ekstrak etanol rambut jagung pada setiap kelompok uji dengan dosis 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB, dan 500 mg/kgBB. Penurunan rata-rata terbesar terjadi pada kelompok uji dengan dosis 125 mg/kgBB pada hari ke-14, yaitu sebesar 28.75%. Penurunan kadar kolesterol darah pada mencit diduga disebabkan oleh senyawa flavonoid yang terdapat pada rambut jagung. Pada penelitian sebelumnya, diketahui bahwa rambut jagung kaya akan senyawa fenolik, khususnya flavonoid (Embrahimzadeh et al, 2008). Dari uji fitokimia yang dilakukan menunjukkan bahwa ekstrak etanol rambut jagung yang didapatkan positif mengandung flavonoid. Flavonoid diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Flavonoid dapat beraksi dengan radikal bebas melalui penangkapan langsung terhadap radikal bebas oksigen dan menginhibisi enzim penyebab terbentuknya radikal bebas seperti siklooksigenase dan lipoksigenase. Dalam menurunkan kadar kolesterol, senyawa antioksidan tersebut diduga bekerja dengan cara menghambat enzim HMG-CoA reduktase yang berfungsi sebagai pengkatalis dalam pembentukan kolesterol dan meningkatkan aktivitas Lechitin Cholesterol Acyl Taransferase (LCAT). LCAT merupakan enzim yang dapat mengubah kolesterol bebas menjadi ester kolesterol membentuk HDL baru. Hal ini akan meningkatkan kadar HDL serum (Lewis,G.F, 2005) Penghambatan terhadap HMG-CoA reduktase menyebabkan penurunan sintesis kolesterol dan meningkatkan jumlah reseptor LDL yang terdapat dalam membran sel hati dan jaringan ekstrahepatik, sehingga kadar kolesterol darah total dan LDL dalam plasma turun (Kolovou, 2008). Penurunan kadar kolesterol juga terjadi pada kelompok pembanding yang diberi simvastatin. Dosis oral efektif simvastatin pada manusia adalah 5-40 mg perhari untuk 1 x pemakaian (Katzung, 2007). Dosis simvastatin yang digunakan pada penelitian ini adalah 20 mg sehingga dosis yang
digunakan untuk mencit yaitu 0.052 mg/20gBB. Simvastatin yang digunakan sebagai pembanding juga memiliki mekanisme antikolesterol dengan menghambat secara kompetitif enzim HMGCoA reduktase yang mempunyai fungsi sebagai katalis dalam pembentukan kolesterol. Kelompok pembanding memberikan penurunan cukup tinggi bila dibandingkan dengan ketiga kelompok dosis yang diujikan. Pada hari ke-21 terjadi penurunan kadar kolesterol yang lebih kecil dibandingkan dengan hari ke-7 dan 14. Hal ini mungkin disebabkan karena terjadinya kejenuhan sistem enzim yang berikatan dengan obat dan akumulasi dari makanan lemak tinggi yang diberikan. Pemberian induksi hiperkolesterol tetap dilakukan selama pemberian ekstrak rambut jagung. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data penurunan kadar kolesterol bukan karena diberhentikannya pemberian induksi hiperkolesterol tetapi penurunan yang disebabkan oleh pemberian ekstrak rambut jagung ataupun simvastatin. Pada kelompok dosis uji 500 mg/kgBB yang merupakan dosis tertinggi pada penelitian ini hanya sedikit dapat menurunkan kadar kolesterol rata-rata pada mencit dibandingkan dengan kedua dosis lainnya. Kondisi tersebut merupakan fenomena yang cukup sering ditemui dalam pengujian suatu calon obat baru, dimana terjadi optimasi dosis yang artinya suatu respon farmakologi memiliki suatu efek maksimum pada dosis tertentu (Katzung, 1995). Hal ini menunjukkan bahwa dosis 500 mg/kgBB tidak optimal menurunkan kadar kolesterol darah total. Hasil uji statistik dengan uji analisa varian (ANOVA) dua arah, pemberian ekstrak etanol pada penelitian ini memberikan pengaruh terhadap kadar kolesterol mencit secara sangat bermakna. Faktor dosis dan waktu memberikan pengaruh yang sangat signifikan (P<0.05) terhadap kadar kolesterol mencit putih jantan hiperkolesterol. Faktor interaksi antara dosis dan waktu pun memberikan pengaruh yang sangat signifikan (P<0.05). Pada uji lanjut
101
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) untuk kadar kolesterol kelompok kontrol negatif terjadi perbedaan yang signifikan dengan kontrol positif. Pada kelompok dosis 125 mg/kgBB dan 250 mg/kgBB tidak terjadi perbedaan yang signifikan dengan kelompok pembanding namun kedua dosis ini menunjukkan perbedaan yang signifikan dengan kelompok dosis 500 mg/kgBB, kontrol positif dan kontrol negatif. Hasil uji statistik ini menunjukkan bahwa penurunan kadar kolesterol kelompok uji dosis 125 mg/kgBB dan 250 mg/kgBB sama dengan kelompok pembanding. Jika dilihat dari hasil persentase (%) penurunan kadar kolesterol darah rata-rata mencit, kelompok pembanding memberikan penurunan yang
lebih baik dibandingkan kelompok uji lainnya. Pada uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) untuk kadar kolesterol terhadap waktu menunjukkan pemberian selama 14 hari memberikan perbedaan yang signifikan dengan hari ke 0, 7 dan 21. Hal ini menunjukkan bahwa lama pemberian yang memberikan pengaruh optimal terhadap penurunan kadar kolesterol mencit adalah pada hari ke 14. Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa ekstrak rambut jagung dapat memberikan pengaruh optimal terhadap kadar kolesterol mencit pada dosis 125 mg/kgBB dan waktu pemberian 14 hari.
KESIMPULAN 1.
Pemberian ekstrak etanol rambut jagung dengan dosis 125 mg/kgBB, 250 mg/kgBB dan 500mg/kgBB dapat menurunkan kadar kolesterol total pada keadaan hiperkolesterol secara sangat bermakna (P<0.05)
2.
Efek penurunan kadar kolesterol total yang baik ditunjukkan oleh ekstrak etanol rambut jagung dengan dosis 125 mg/kgBB dan 250 mg/kgBB dengan lama pemberian 14 hari.
DAFTAR PUSTAKA Ariati, R. 2012. Pengaruh Fraksi Air Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa,L) Terhadap kadar Kolesterol Darah Tikus Putih Jantan Hiperkolesterol dan HiperkolesterolDisfungsi Hati. Tesis. Padang: Fakultas Farmasi Universitas Andalas. Barter, Philip. 2007. HDL Cholesterol, Very Low Levels of LDL Cholesterol and Cardiovasculer Event. The New England Journal of Medicine, 357, 13,1301-1310. Bhaigyabati, T., Ramya, J., Usha, K. 2012. Effect of Methanolic Extract of Sweet Corn Silk on Experimentally Induced Hiperthyroidism in Swiss Albino Rats. International Research Journal of Pharmacy. Dachriyanus., Katrin, D.O., Rika, O., Olvia, E., Suhatri., M.Husni. 2007. Uji Efek
A-Mangostin terhadap Kadar Kolesterol Total, Trigliserida, Kolesterol HDL dan Kolesterol LDL Darah Mencit Putih Jantan serta Penentuan Lethal Dosis 50 (Ld50). Jurnal Sains dan Teknologi Farmasi, Vol.12, No.2, halaman 64-7. Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007. Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia (Edisi III). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1995. Materia Medika Indonesia (Jilid VI). Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
102
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Ed. 1. Jakarta: Dirjen POM Direktorat Pengawasan Obat Tradisional. Departemen kesehatan RI. 2006. Pharmaceutical care untuk pasien penyakit jantung koroner; fokus sindrom koroner akut. Jakarta: Direktorat bina farmasi komunitas dan klinik. Ebrahimzadeh, M.A., Pourmorad, F., Hafe, S. 2008. Antioxidant Activities of Iranian Corn Silk. Turk.J. Biol, 32, 43-49 Ganiswara, S.G. 1995. Farmakologi dan Terapi edisi 4. Jakarta: Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UI. Ganong, F. W. 1999. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 17. Jakarta: EGC Goodman, L.S., Gilman, A. 2007. Dasar Farmakologi Terapi Edisi 10. Jakarta: EGC. Grundy, S. M. 1991. Multiffactorial etiology of hypercholesterolemic: implication for prevention of corony heart disease. artheriosclerosis and thrombosis. Am.J.Cardiol. 11:16191635. Guo, J., Liu, T., Han, L., Liu, Y. 2009. The Effects of Corn Silk on glycemic metabolism. Nutrition & Metabolism, 6,47. Guyton, A.C., Hall, J.E. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Penerjemah: I, Setiawan. Jakarta: EGC. Harbone, J.B. 1996. Metode Fitokimia Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan, Terbitan Kedua. Bandung: Penerbit ITB. Hasanudin, K., Puziah Hashim and Shuhaimi Mustafa. 2012. Corn Silk (Stigma Maydis) in Healthcare: A Phytochemical and Pharmacological Review. Molecules. Heslet, L. 2002. Kolesterol. Cetakan VIII. Jakarta: PT.Kesainc Magapoin Kannel, W.B., Castelli, W.P., Gordon, T., McNamara, P.M. Serum Cholesterol,
Lipoproteins, and the Risk of Coronary Disease. Ann Intern Med 1971;74:1-12. Kaplan, A. 1979. Chemical Chemistry Interpretation and Techniques. Phyladelphia: Lea Fabiger. Katzung, B.G. 1995. Farmakologi Dasar dan Klinik edisi VI. Jakarta: EGC. Kaup, S.R. 2011. Antihyperlipedemic Activity of Cynodondactylon Extract in High-Cholestrol Diet Fed Wistar Rats. Genomic Med. Biomark. Health Sci. 3, 98-102. Kolovou, G.D., Salpea, K.D., Mihas, C., Malakos, I., Kafaltis, N., Bilianou, H.G., Adamopoulou, E.N., Mykoniatis, M., Cokkinos, D.V. Comparison of Simvastatin and Nicotinic Acid Administration in Alcohol-Treated Wistar Rats. Hellenic J Cardiology 2008; 49(2): 79-85. Koolman, J dan Rohm, K.H. 2000. Atlas Berwarna dan Teks Biokimia. Jakarta: Hipokrates. Kuchel, P and Gregory, B.R. 2006. Schaum’s Easy Outlines Biokimia. Jakarta: Erlangga. Kumar, V., Cotran, R.S., Robbins, S.L. 2007. Buku Ajar Patologi edisi 7. Jakarta: ECG. Kwan, B.C.H., Florian, K., Srinivasan and Alfred,K.C. 2007. Lipoprotein Metabolism and Lipid Management in Chronic Kidney Disease. Journal of the American Society of Nephrology. Lewis, G.F., Rader, D.J. 2005. New Insights Into the Regulation of HDL Metabolism and Reverse Cholesterol Transpor. Muchtadi, D., N. S. Palupi dan M. Astawan. 1993. Metabolisme Zat Gizi. Sumber, Fungsi dan Kebutuhan bagi Tubuh Manusia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Murray, R.K., Granner, D.K., Mayes, P.A. and Rodwell, V.W. 1997. Biokimia Harper. Jakarta: Buku Kedokteran ECG.
103
Prosiding Seminar Nasional dan Workshop “Perkembangan Terkini Sains Farmasi dan Klinik IV” tahun 2014
Murray, Robert, K. 2003. Biokimia Harper Edisi 26. Terjemahan oleh Andy Hartono. Jakarta: Buku Kedokteran ECG. Nessa, F., Ismail, Z., Mohamed, N. 2012. Antimicrobial Activities of Extracts and Flavonoid Glycosides of Corn Silk (Zea mays L). International Journal of Biotechnology for Wellness Industries, 1, 115-121. Price, S. A. and Wilson, L. M. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis ProsesProses. (Edisi VI). Jakarta: Kedokteran EGC. Rukmana, R. 1997. Bercocok Tanam Jagung Hibrida. Jakarta: Penebar Swadaya. Snook, M.E., Widstrom, N.W., Wiseman, B.R., Byrne, P.F., Harwood, J.S., Costello, C.E. 1995. New C-4_hydroxy derivatives of maysin and 3methoxymaysin isolation from corn silks (Zea mays). J. Agric. Food Chem. 43: 2740-2745. Sudoyo AW. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III, Edisi 5. Jakarta: Internal Publishing. Sukmawati, N.M.H. 2008. Pengaruh Ekstrak Rambut Jagung (Maydis Stigma) terhadap Histologi Ginjal dan Ekspresi Gen pada Tikus yang Diinduksi Gentamisin dan Piroksikam. Bandung: ITB. Thompson EB. 1990. Drug Bioscreening Fundamentals of Drug Evaluation
Techniques In Pharmacology. New York: Graceway Publishing Company, lnc. Tjay, T.H dan Rahardja, K. 2007. Obat-obat Penting. Jakarta: PT. Gramedia. Utariningsih, D. 2007. Dekok Rambut Jagung (Zea mays) Efektif dalam Menurunkan Kadar Kolesterol Tikus Putih (Rattus norvegicus). Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Warisno, 1998. Budi Daya Jagung Hibrida. Yogyakarta: Penerbit kanisius Wells, Barbara G. 2009. Pharmacotherapy Handbook Seventh Edition. United States: The McGraw-Hill Companies, Inc. Wijayakusuma, H. 2008. Ramuan Herbal Penurun Kolesterol. Pustaka Bunda. Wilbraham, A. C. and Matta, M.S. 1992. Pengantar Kimia Organik dan Hayati. Bandung: Penerbit ITB Zamora, A. 2007. Lipoproteins Good kolesterol (HDL), Bad kolesterol (LDL). www.scientificpsychic. com/health/lipoproteins-LDLHDL.html Diakses 27 April 2013 Zhang Yan., Sui da-yun., Zhou Jing-shu and Zhou Hong-li. 2011. Microwaveassisted Extraction and Antihyperlipidemic Effect of Total Flavonoids from Corn Silk. African Journal of Biotechnology Vol. 10(65), pp. 14583-14586.
104