136
University of Minnesota. Extension Service. Dikutip daii http://www.extension.umn.edu/ distribution/cropsystems/components/7402OL htmL TanggaL- 22 Desember 2003. Nuraini, Y. dan L Anjani. 1998. Efek Kombinasi Pupuk Kandang dan Buatan Terhadap Sifat Biologi dan Kimia Tanah Serta Produksi Jagung dan Ubi Kayu Pada Sistem Tumpangsari di Lahan Kering. Habitat voL 9. No 101 Nurmala, TatL 1998. Serealia sumber Karbohidrat Utama. Eineka Cipta. Jakarta Oldeman, L. R 1975. An Agroklimate Map of Java. CRIA.LP3Bogor. Sarief, Saifuddia 1986a. Dmu Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.. _____. 1986b. Kesuburan dan Pemupukan Tanah pertanian. Get 2 Pustaka Buana. Bandung. Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah, Jilid E IPB Bogor.
Jumal Kultivasi (2005) Vol 4(2) : 136-140
Surname dan Karsono, S. 1995. Perkembangan Produksi Sorgum di Durda dan Penggunaannya. Balitkabi Malang. No 4:19%. Sutedjo, Mul Mulyadi. 1995. Pupuk dan Pemupukan. Get ke-5 Rineka Qpta. Jakarta Thamrin. 2000. Perbaikan Beberapa Sifat Fisik dan Kimia dengan Pemberian Pupuk Organik dan Pengaruhnya Terhadap Hasil Padi Gogo. Tesis. Program Pasca Sarjana Unpad. Tiddk dipublikasikan. Yusuf, Zuriah. 1987. Pengaruh Jarak Tanam dan Jenis Pupuk Kandang Terhadap Pertumbuhan dan Basil Umbi Kentang (Solarium tuberosum L). Tesis. Program Pasca Sarjana Unpad. Tidak dipublikasikan.
Ucapan Terima Kasih Penelitian irri didanai oleh Dana Penelitian Dosert DIPA PNBP Universitas Padjadjaran
A. W. Irwan • A. Wahyudin • Farida
Pengaruh dosis kascing dan bioaktivator terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brassica juncea L.) yang dibudidayakan secara organik Study of the effect of vermi-manure and bioactivator on growth and yield of mustard (Brassica juncea L.) Diterima: 13 Maret 2005/Disetujui: 14 Juli 2005/Dipublikasikan: 14 Agustus 2005 ©Department of Crop Science, Padjadjaran University Abstract A greenhouse experiment to study the effect of vermi-manure and bioactivator on growth and yield of mustard was carried out from March to June 2005. Laboratory analyses were conducted at the UPP-SDA Hayati and at plant Physiology Laboratory, Faculty of Agriculture, Padjadjaran University. Soil samples used were taken from Jatinangor. The experimental method used in this research was randomized block design using nine variables with four replications. The test plant Dikomunikasikan oleh Sumadi_______________
used was mustard green (Brassica juncea L.). The result of the experiment showed that all dosages of vermi manure fertilizer and bioactivator increased the plant height number of leaves, and biomass of plant Both treatments with bioactivator (without and 4 mL/L) gave the same effect on plant height, number of leaves, and biomass of plant Dosage of 5 ton/ha vermi manure without bioactivator gave the best results on biomass of plant
Keywords Vermi-manure Mustard
A. W. Irwan • A. Wahyudin • Farida Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Unpad Jl. Raya Bandung Ujung Berung Km. 21, Bandung 40600
A.W. Irwan dkk. Pengaruh dosis kascing dan bioaktivator terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brassica juncea L.) yang dibudidayakan secara organik
Bioactivator
137
Jumal Kultivasi (2005) Vol 4(2) : 136-140
Sari Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca, mulai bulan Maret sampai bulan Juni 2005, Analisis tanah dilakukan di Laboratorium UPPSDA Hayati Unpad dan analisis tanaman dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran. Tanah yang digunakan berasal dari Jatinangor. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), terdiri atas sembilan kombinasi perlakuan dan diulang empat kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk kascing dan bioaktivator memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah tanaman, dan berat kering tanaman dibandingkan dengan tanpa pemberian kascing dan bioaktivator, tetapi diantara perlakuan kascing dan bioaktivator itu sendiri tidak berbeda nyata. Dosis pupuk kascing 5 ton/ha tanpa bioaktivator merupakan dosis yang dianjurkan karena memberikan tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah, dan berat kering yang sama dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Kata kunci Pupuk kascing • Bioaktivator • Tanaman sawi
Pendahuluan Dalam teknik budidaya tanaman sayuran, harus diperhatikan faktor-faktor yang secara langsung mempengaruhi pertumbuhannya. Untuk dapat meningkatkan kesuburan tanah dan hasil tanaman dapat dilakukan dengan pemberian pupuk organik dan bioaktivator. Pupuk organik yang biasa digunakan un-tuk budidaya tanaman sayuran adalah pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, bokashi, dan kascing. Kascing adalah kotoran cacing tanah yang bercampur dengan tanah atau bahan lainnya yang merupakan pupuk yang sangat baik, dimana zat-zat yang dikandungnya dapat tersedia bagi tanaman. Kascing kaya akan unsur hara dan kualitasnya lebih baik daripada pupuk organik jenis lain (Simanjuntak dan Waluyo, 1982). Caddie dan Douglas (1977) menyatakan, kascing mengandung 0..5-2,0 % N; 0,06-0.68 % P2O5; 0.10-0,68 % K2O; dan 0-50-3,50 % Ca. Selain kandungan unsur haranya cukup tinggi, kascing sangat baik untuk pertumbuhan tanaman karena mengandung auksin (Catalan, 1981). Kascing juga mengandung hormon lain,
asam humat, enzim-enzim, dan mikroba tanah yang bermanfaat bagi kesuburan tanah. Dewasa ini perhatian pada sistem pertanian akrab lingkungan atau pertanian organik ierus meningkat, hal ini dapat dipahami karena sistem pertanian yang hanya bertumpu pada pemakaian pupuk kimia dan pestisida kimia untuk meningkatkan produktifitas tanaman dapat memberikan dampak negatif terhadap lingkungan. Upaya untuk meningkatkan hasil dan kualitas sayuran tanpa memberikan pengaruh negatif terhadap lingkungan diantaranya dengan menggunakan bioaktivator. Salah satu bioaktivator yang mulai diterapkan penggunaannya adalah Ston-F yang bahan dasarnya berasal dari urine ternak dan mikroorganisme tanah. Bioaktivator Ston-F mengandung: 1. Zat protein hewani 2. Hara makro dan mikro (N, P, K, Ca, Mg, Zn, S, Q, Fe, Na, Mo dan B). 3. Hormon pertumbuhan Sitokinin. 4. Mikroorganisme aerob dan anaerob, bakteri amonifikasi, Rhizobium, bakteri pelarut fosfat Pseudomonas yang diinokulasi dan diisolasi dari lokal (Indonesia). 5. Enzim amilase, katalase, protease dan urease. Sayuran merupakan komoditi yang berprospek cerah, karena dibutuhkan seharihari dan permintaannya cenderung terus meningkat Sebagaimana jenis tanaman hortikultura lainnya, kebanyakan tanaman sayuran mempunyai nilai komersial yang cukup tinggi. Kenyataan ini dapat dipahami sebab sayuran senantiasa dikonsumsi setiap saat Sawi (Brassica juncea L) merupakan salah satu jenis sayur yang digemari oleh masyarakat Indonesia. Konsumennya mulai dari golongan masyarakat kelas bawah hingga golongan masyarakat kelas atas. Di Indonesia sendiri banyak sekali jenis masakan atau penganan yang menggunakan daun sawi, baik sebagai bahan pokok maupun sebagai bahan pelengkapnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa dari aspek sosial, masyarakat sudah menerima kehadiran sawi untuk konsumsi sehari-hari. Diantara faktor-faktor yang menentukan produksi tanaman sayuran adalah pemberian pupuk dasar berupa pupuk organik dan perbaikan lingkungan tumbuh. Pupuk dasar dan perbaikan lingkungan tumbuh sangat berguna untuk menyiapkan tanah pada kondisi sebaik mungkin sehingga dapat memantapkan
A. W. Irwan: Pengaruh dosis kascing dan bioaktivator terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brassica juncea L.) yang dihudidayakan secara organik
138 pertumbuhan tanaman, sebagaimana kondisi tanah yang diinginkan oleh tanaman sawi yaitu tanah yang gembur, banyak mengandung humus dan subur baik secara fisik kimia maupun biologi. Kondisi tanah yang dikehen-daki oleh tanaman sawi tersebut dapat diatasi dengan pemberian kascing dan penggunaan bioaktivator. Berdasarkan infonnasi-informasi tersebut, jelas bahwa pemberian kascing dan penggunaan bioaktivator dapat meningkatkan kesuburan tanah dan hasil pada berbagai tanaman serta aman bagi lingkungan dan sehat dikonsumsi manusia. Sejauh ini informasi mengenai pengaruh dosis kascing dan penggunaan bioaktivator terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi yang dibudidayakan secara organik belum diketahui dengan jelas, maka perlu dilakukan penelitian ini.
Bahan dan Metode Penelitian Penelitian dilakukan di Rumah Kaca Fakuitas Pertanian Unpad Jatinangor dengan jenis tanah Latosol pada ketinggian tempat + 700 meter di atas permukaan laut Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan Maret 2005 sampai dengan bulan Oktober 2005. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : benih sawi, kascing, bioaktivator Ston-F, tanah Latosol Jatinangor, dan polybag. Metode penelitian yang digunakan adalah Rencana Acak Kelompok (RAK). Adapun perlakuan yang digunakan adalah sebagai berikut KO = tanpa kascing, tanpa bioaktivator Kl = kascing 5 ton/ha, tanpa bioaktivator K2 = kascing 5 ton/ha, bioaktivator 4 ml/L K3 = kascing 10 ton/ha, tanpa bioaktivator K4 = kascing 10 ton/ha, bioaktivator 4 ml/L K5 = kascing 15 ton/ha, tanpa bioaktivator K6 = kascing 15 ton/ha, bioaktivator 4 mi/L K7 = kascing 20 ton/ha, tanpa bioaktivator K8 = kascing 20 ton/ha, bioaktivator 4 ml/L Semua perlakuan diulang empat kali, sehingga terdapat 36 pot percobaan. Penfjujian signifikansi pengaruh dilakukan dengan statistik Uji F pada taraf nyata lima persen, sedangkan untuk uji lanjutan beda rata-rata pengaruh perlakuan dilakukan dengan Uji Jarak Berganda Duncan.
fumal Kultivasi (2005) Vol 4(2) : 136-140
Hasil dan Pembahasan Hasil analisis yang tercantum pada Tabel 1 menunjukkan bahwa pemberian kascing dan bioaktivator mampu meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun secara nyata dibandingkan dengan tanpa pemberian kascing dan bioaktivator, tetapi diantara perlakuan pemberian kascing dan bioaktivator itu sendiri tidak berbeda nyata. Penambahan pupuk kascing dapat meningkatkan kandungan humus di dalam tanah. Humus merupakan koloid tanah dan merupakan bahan aktif, karena mempunyai ukuran fraksi sama atau lebih kecil dari fraksi liar. Dengan ukuran fraksi yang kecil berarti mempunyai luas permukaan yang besar, sehingga koloid pupuk kascing mampu menyerap atau menyangga ionion hara, terutama unsur hara nitrogen yang merupakan unsur yang paling mudah hilang dari dalam tanah, karena selain bersifat higroskopis juga mudah larut tercuci oleh aliran air (Radian, 1994). Meningkatnya kandungan nitrogen di dalam tanah yang diberi pupuk kascing dan bioaktivator dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pupuk kascing dapat menyumbangkan unsur nitrogen meskipun jumlahnya kecil. Meningkatnya unsur nitrogen di dalam tanah juga disebabkan oleh adanya bakteri amonifikasi, Rhizobium dan Azotobacter yang dikandung dalam bioaktivator Ston-F dan kascing, sehigga laju mineralisasi dan pengikatan senyawa nitrogen bebas meningkat Pemberian pupuk kascing menyebabkan kandungan nitrogen di dalam tanah meningkat sehingga serapan nitrogen oleh tanamanpun meningkat pula. Meningkatnya serapan nitrogen menyebabkan kandungan klorofil tanaman menjadi lebih tinggi sehingga laju fotosintesis meningkat Laju fotosintesis meningkat menyebabkan sintesis karbohidrat juga meningkat Pembentukan karbohidrat yang disebabkan oleh laju fotosintesis akan meningkatkan pertumbuhan vegetatif tanaman termasuk pertumbuhan tinggi lanaman dan pembentukkan daun. \
A.W. Irwan dkk. Pengaruh dosis kascing dan bioaktivator terhadap pertumbuhan dan hasil lanaman sawi (Brassica juncea L.) yang dibudidayakan secara organik
13'
Juntal Kultivasi (2005) Vol 4(2) : 136-140
label 1. Pengaruh dosis kascing dan bioaktivator terhadap tinggi tanaman dan jumlah daun pada akhir percobaan (35 hari setelah tanam). Perlakuan KO = tanpa kascing, tanpa bioaktivator Kl = kascing 5 ton/ ha, tanpa bioaktivator
K2 = kascing 5 ton/ha, dengan bioaktivator 4 rnJ/L
K3 = kascing 10 ton/ ha, tanpa bioaktivator K4 = kascing 10 ton/ ha, dengan bioaktivator 4 ml/L
K5 = kascing 15 ton/ha, tanpa bioaktivator
K6 = kascing 15 ton/ha, dengan bioaktivator 4 ml/L K7 = kascing 20 ton/ha, tanpa bioaktivator K8 = kascing 20 ton/ha, dengan bioaktivator 4 ml/L Keterangan:
Tinggi tanaman (cm) 24.25 a 35.50 b 35.75 b 37.75 b 36.25 b 38.50 b 36.75 b 36.75 b 38.25 b
Jumlah daun 6.00 a 7.75 b 8,50 b 8.75 b 9.25 b 8.75 b 9.00 b 8.00 b 9.00 b
Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama arah vertikal, tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
label 2. Pengaruh dosis kascing dan bioaktivator terhadap berat basah dan berat kering tanaman pada akhir percobaan (35 hari setelah tanam).
Bobot Basah (gram)
Perlakuan KO = tanpa kascing, tanpa bioaktivator Kl = kascing 5 ton/ha, tanpa bioaktivator K2 = kascing 5 ton/ha, dengan bioaktivator 4 ml/L
Bobot Kering (gram) 0.932 a
15.085 a • 76.727 b 4.474 b 75.692 b 4.294 b 87.156 b 5.305 b K3 = kascing 10 ton/ha, tanpa bioaktivator 68.329 b 4.128 b K4 = kascing 10 ton/ha, dengan bioaktivator 4 ml/L K5 = kascing 15 ton/ha, tanpa bioaktivator 86.648 b 5.000 b 84.194 b 4.730 b K6 = kascing 15 ton/ha, dengan bioaktivator 4 ml/L 92.137 b 5.163 b K7 = kascing 20 ton/ ha, tanpa bioaktivator K8 = kascing 20 ton/ha, dengan bioaktivator 4 ml/L 1 04.544 b 6.331 b Keterangan: Nilai rata-rata yang diikuti oleh huruf yang sama arah vertikal, tidak berbeda nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%
Hasil analisis yang tercantum pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pemberian pupuk kascing dan bioaktivator mampu meningkatkan bobot basah dan bobot kering tanaman secara nyata dibandingkan dengan tanpa pemberian kascing dan bioaktivator, tetapi diantara perlakuan pemberian kascing dan bioaktivator itu sendiri tidak berbeda nyata. Meningkatnya bobot basah dari bobot kering tanaman pada perlakuan pemberian pupuk kascing dan bioaktivator berkaitan erat dengan peningkatan serapan nitrogen. Serapan nitrogen yang meningkat menyebabkan kebutuhan nitrogen pada fase vegetatif tanaman tercukupi, sehingga meningkatkan biomasa tanaman. Menurut Russel (1977), nitrogen merupakan suatu unsur yang paling banyak dibutuhkan dalam hubungannya dengan pertumbuhan tanaman. Unsur irii djjumpai dalam jumlah besar pada bagian jaringan tanaman yang muda daripada di jaringan tanaman yang
tua, terutama berakumulasi pada bagian daun dan biji. Nitrogen merupakan unsur penyusun setiap sel hidup, karenanya terdapat pada seluruh bagian tanaman dan dibutuhkan sepanjang pertumbuhannya. Dengan demikian jumlah nitrogen yang diserap tanaman dari dalam tanah berhubungan langsung dengan bobot basah dan bobot kering tanaman.
Kesimpulan dan Saran Kesirspular.
Pemberian pupuk kascing dan bioaktivator memberikan pengaruh yang nyata terhadap tinggi tanaman, jumlah dVun, berat basah tanaman, dan berat kering tanaman dibandingkan dengan tanpa pemberian kascing dan bioaktivator, tetapi diantara perlakuan kascing dan bioaktivator itu sendiri tidak berbeda nyata.
A. W. Irwan: Pengaruh dosis kascing dan bioaktivator terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brussica juncea L.) yang dibudidayakan secara organik
140 Dosis pupuk kascing 5 ton/ha tanpa bioaktivator merupakan dosis yang dianjurkan karena memberikan tinggi tanaman, jumlah daun, berat basah, dan berat kering yang sama dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Saran Perlu penelitian lanjutan di lapangan, agar dapat diketahui kemampuan pupuk kascing dan bioaktivator pada kondisi lingkungan yang sesungguhnya. Perlu penelitian lanjutan dengan menggunakan jenis tanah dan komoditas tanaman lainnya, terutama komoditas yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
Daftar Pustaka Ade Iwan S. 1994. Sayuran Dataran Tinggi, Budidaya dan Pengaturan Panen. Penebar Swadaya. Jakarta. Alexander, M. 1977. Introduction to Soil Microbiology. John Wiley and Sons, Inc. New York, London, Sydney. Andi Riswandi R. 1998. Pengaruh Pemberian Beberapa Bahan Organik Terhadap Total Bakteri Tanah dan Hasil Tanaman Kedelai (Gly cine max. L.) Pada Tanah Hutan Terbakar. Skripsi Faperta Unpad. Catalan, I.G. 1981. Earthworm A New Source Protein. The Phillipine Earthworm Center. Manila.
Jurnal Kultivasi (2005) Vol 4(2): 136-140
Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RL 1981. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Bhatara Karya Aksara. Jakarta. Edmond, J.B., T.L. Senn, F.S. Andrews, and R.G. Halfacre. 1981. Fundamentals of Horticulture. Me Graw Hill Book Co. New York Edward, A.C and J.R Lofty. 1972. Biology of Earthworm. Chapman and Hall, Ltd. London. Caddie, R.E and B.E. Douglas. 1977. Earthworm for Ecology and Profit VoL IL Publised by Bookworm Publishing Company, P.O. Box 3037. Ontario. California 91761. Radian. 1994. Cara Pembuatan Kascing dan Peranannya Dalam Meningkatkan Produktivitas Tanah. Paper. Program Pasca Sarjana Universitas Padjadjaran. Bandung. Ross, D.J. and A. Cairus. 1982. Effect of Earthworm and Ryegrass on Respiratory And Enzim Activities of Soil. Soil Biol. Biochem. 583-587. Russel, R.S. 1977. Plant Root System : Their Function and Interation With Soil. McGraw Hill Book Co. Ltd. London. Saifuddin Sarief. 1989. Ihnu Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung. Simanjuntak, A.K. dan D. Waluyo. 1982. Cacing Tanah, Budidaya dan Pemanfaatannya. Penebar Swadaya. Jakarta. Thompson, H.C., and W.C Kelly. 1957. Vegetable Crops. Me Graw Hill Book Co. Inc. London.
A.W. Irwan dkk. Pengaruh dosis kascing dan bioaktivator terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman sawi (Brassicajimcea L.) yang dibudidayakan secara organik