Pengaruh Discovery Learning dengan Penerapan Media.…
PENGARUH DISCOVERY LEARNING DENGAN PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDIO TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI DAN KOMPETENSI KOGNITIF SISWA PADA MATERI VIRUS Yuni Rohmawati Guru Biologi SMAN 1 Sidayu Gresik
[email protected] ABSTRAK Materi virus merupakan materi pelajaran Biologi yang tidak mudah untuk dipelajari siswa karena virus tidak bisa diamati secara langsung atau menggunakan mikroskop cahaya, sehingga siswa sulit untuk membayangkan bentuk, struktur tubuh dan replikasi virus. Hal ini menyebabkan motivasi dan kompetensi kognitif siswa sangat rendah, oleh sebab itu diperlukan media pembelajaran yang dapat mempermudah dan membantu siswa untuk memahami dan menemukan konsep tentang virus yaitu media pembelajaran vidio.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh discovery learning dengan penerapan media pembelajaran vidio terhadap peningkatan motivasi dan kompetensi kognitif siswa pada materi virus.Penelitian ini menggunakan PTK dengan dua siklus, diterapkan pada siswa SMAN 1Sidayu kelas X-IBsemester ganjil tahun pelajaran 2015-2016. Hasil analisis data diambil dari test tulis setiap akhir siklus untuk mengetahui kemampuan kompetensi kognitifdan lembar observasi motivasi siswa selama kegiatan proses belajar mengajar, hasilnya menunjukkan 1.Motivasi siswa di siklus pertamamasih sedang (predikat C)tetapi kemudian mengalami peningkatan yang signifikan di siklus kedua, yang menunjukkan motivasi siswa dengan kriteria sangat tinggi (predikat A). 2. Kompetensi kognitif siswa mengalami peningkatan setiap siklusnya, siswa yang tidak tuntas mengalami penurunan dan persentase ketuntasan belajar secara klasikal mengalami peningkatan dari 61,29 % menjadi 87,09 %. Simpulan dalam penelitian ini adalah model discoverylearning dengan penerapan media pembelajaran vidio dapat meningkatkan motivasi dan kompetensi kognitif siswa pada materi virus. Kata kunci: Discovery Learning, media pembelajaran vidio, motivasi,kompetensi kognitif
PENDAHULUAN Mempelajari biologi membutuhkan media pembelajaran yang representatif karena materi yang dipelajari terutama di kelas X adalah materi yang bersifat mikroskopis misalnya bakteri dan protista, ada juga materi yang tidak dapat diamati secara langsung atau menggunakan mikroskop cahaya, yaitu materi virus. Virus adalah materi tidak mudah untuk dipelajari siswa, untuk menemukan konsep dari virus siswa harus membayangkan bagaimana sifat, bentuk, struktur tubuh dan replikasi virus. Oleh sebab itu motivasi belajar dan kompetensi kognitif siswa sangat rendah. Data tersebut di dapatkan dari pengalaman dan observasi peneliti selama mengajar dan juga wawancara terhadap siswa setelah proses kegiatan belajar mengajar dan tes tulis dilaksanakan. Dari data yang penulis amati selama dua tahun terakhir sekitar 30% sampai 60 % siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditetapkan yaitu 75, sehingga mereka harus melalui tahap remidial untuk mencapai KKM tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan dengan kriteria ketuntasan klasikal yaitu 85% siswa harus tuntas secara klasikal. Maka dalam hal ini guru harus dapat mencari solusi dan strategi yang tepat untuk mengatasi hal tersebut.
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
Pembelajaran di kelas selama ini cenderung hanya menggunakan dan memanfaatkan buku teks sebagai pegangan siswa untuk mempelajari materi biologi. Guru hanya mengajarkan apa yang tertulis dalam buku teks pelajaran sehingga siswa kurang dapat memahami materi yang diajarkan. Guru sebagai fasilitator dan salah satu sumber belajar harus dapat menyediakan lingkungan belajar dan media pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan siswa sehingga siswa antusias dan termotivasi dalam belajar. Pada kurikulum 2013 setiap kegiatan pembelajaran menerapkan pendekatan saintifik atau pendekatan berbasis proses keilmuan melalui tahapan 5 M yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi/mencoba, menalar/ mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Sedangkan untuk model pembelajaran yang diterapkan adalah discovery learning, project-based learning, problem-based learning, dan inquiry learning. Dalam mengimplementasikan pendekatan saintifik, materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, atau hanya membayangkan saja seperti pada materi virus, maka siswa harus dapat melihat secara langsung tentang
431
Pengaruh Discovery Learning dengan Penerapan Media.…
virus. Sehingga kompetensi kognitif siswa berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu media pembelajaran vidio akan sangat membantu siswa dalam menemukan dan mempelajari virus dengan mudah karna melihat secara langsung animasi gambar dari virus melalui tayangan vidio secara visual. Discovery learning adalah model pembelajaran yang lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui, masalah yang dihadapkan pada siswa adalah masalah yang direkayasa oleh guru. Pada Discovery learning materi yang akan disampaikan tidak disampaikan dalam bentuk final akan tetapi siswa didorong untuk mengidentifikasi apa yang ingin diketahui dilanjutkan dengan mencari informasi sendiri yaitu dari tayangan vidio dari virus kemudian mengorganisasikan atau mengkontruksikan apa yang mereka ketahui dan pahami dalam suatu bentuk konsep ilmu pengetahuan ( Muhammad Syarif, 2015: 27) Menurut A.M. Sardiman (2005:75) dalam Hariyanto bahwa motivasi belajar diartikan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan berusaha untuk meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu. Sedangkan menurut Dery Jamaluddin, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan memberikan arah kegiatan belajar, sehingga diharapkkan tujuan dapat tercapai. Motivasi sangat diperlukan di dalam kegiatan belajar, bila tidak ada motivasi maka tidak akan mungkin melakukan aktifitas belajar. Dan salah satu strategi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan menyediakan media pembelajaran yang tepat salah satunya adalah media pembelajaran dengan vidio animasi. Diharapkan dengan adanya motivasi belajar yang tinggi maka kompetensi kognitif siswa semakin baik dan meningkat. Menurut Abazarian ( 2012) bahwa kompetensi kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental (otak). Segala upaya yang menyangkut aktivitas otak adalah termasuk dalam ranah kognitif. Ranah kognitif memiliki enam jenjang atau aspek, yaitu: 1. Pengetahuan/hafalan/ingatan (knowledge) 2. Pemahaman (comprehension) 3. Penerapan (application) 4. Analisis (analysis) 5. Sintesis (syntesis) 6. Penilaian/penghargaan/evaluasi (evaluation) Sedangkan menurut Chaplin (1981) dalam Moh. Asrori menjelaskan bahwa istilah kognitif seringkali dikenal dengan istilah intelek. Intelek berasal dari bahasa
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
Inggris “intellect” yang artinya proses berfikir, daya menghubungkan, kemampuan menilai dan kemampuan mempertimbangkan, kemampuan mental atau intelegensi. Kompetensi kognitif ini dapat dilihat dari hasil tes yang diberikan setiap akhir materi pelajaran. Bentuk tindakan dalam penelitian ini adalah dengan penggunaan discovery learning,yaitu ingin merubah kondisi belajar dari siswa pasif menjadi aktif dan kreatif dengan menerapkan media pembelajaran vidio sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar dan kompetensi kognitif siswa untuk materi virus. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) partisipan karena peneliti sebagai guru sekaligus sebagai pelaksana tindakan penelitian. Penelitian ini berlangsung dua siklus, dengan rancangan penelitian model Kemmis dan Mc. Tanggart yang setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). ( Arikunto, 2010: 132).Langkah pada siklus berikutnya adalah perencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tindakan ini diterapkan kepada siswa kelas X- IB dengan jumlah siswa 31 orang yang terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 21 Perempuandi SMAN 1 Sidayu Tahun pelajaran 20152016 semester gasal yang dilaksanakan pada bulan Juli – Oktober 2015. Teknik pengambilan dan pengumpulan data dilakukan sebagai berikut. 1. Kompetensi kognitif siswa pada materi virus didapatkan dari hasil tes tulis setiap akhir siklus. 2. Untuk motivasi siswa diperoleh melalui hasil observasi pada saat proses pembelajaran, peneliti menyiapkan lembar pengamatan sebagai instrumen penelitian dengan 10 aspek yang diamati. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskripsi dan persentase (%). 1. Kompetensi kognitif atau penguasaan materi diperoleh dari hasil tes tulis. Skor maksimal 100. a. Untuk nilai rata-rata tes tulis (kompetensi Kognitif) Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh dari semua siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah skor maksimal. b. Untuk ketuntasan belajar Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Siswa disebut tuntas belajar bila telah mencapai nilai 75, dan kelas disebut tuntas belajar bila terdapat 85 % siswa yang telah mencapai daya serap.
432
Pengaruh Discovery Learning dengan Penerapan Media.…
2. Untuk mengetahui motivasi siswa dalam belajar yaitu dengan melihat aktivitas siswa selama proses pembelajaran, kemudian mencatat pada lembar observasi setiap aspek yang diamati pada diri siswa, kemudian menentukan keberhasilan tindakan dengan melihat kriteria keberhasilan. Tabel 1. Kriteria Keberhasilan Tindakan NO Skor rata-rata Kriteria 1. Bila skor rata- motivasi siswa rata 3,1 - 4,0 sangat tinggi 2. Bila skor rata- motivasi siswa rata 2.1 - 3,0 tinggi 3. Bila skor rata- motivasi siswa rata 1,1 - 2,0 sedang 4. Bila skor rata- motivasi siswa rata 0 – 1,0 rendah (Arikunto, 2010: 161)
Predikat A B C D
HASIL DAN PEMBAHASAN 1) Motivasi Siswa dalam Proses Pembelajaran Berdasarkan data hasil observasi siswa terhadap motivasi belajar di dapatkan bahwa pada siklus 1 motivasi siswa masih kriteria sedang dengan rata-rata skor 2,0 dan mengalami peningkatan pada siklus 2 dengan rata-rata skor 3,6 yang kriteria motivasi siswa sangat tinggi dengan penerapan media pembelajaran vidio.Rendahnya motivasi pada pengamatan siklus satu diduga karna materi virus kurang menarik yaitu ciri-ciri, struktur tubuh dan macam dan bentuk tubuh virus. Kelas X-IB memang memiliki motivasi belajar yang rendah terutama mata pelajaran Biologi karna mereka menganggap bahwa pelajaran Biologi merupakan pelajaran yang tidak berhubungan dengan mata pelajaran jurusan Bahasa. Pelajaran Biologi adalah mata pelajaran lintas minat bagi jurusan Bahasa. Pembelajaran tidak akan bermakna jika para siswa tidak termotivasi untuk belajar. Meningkatan motivasi belajar siswa kelas X-IB ini disebabkan kebutuhan siswauntuk memperbaiki hasil tes yang kurang memuaskan pada siklus satu. Menurut Dery Jamaluddin, Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu (1) kebutuhan, (2) dorongan, dan (3) tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidakseimbangan antara apa apa yang ia miliki dan yang ia harapkan.Dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan. Dorongan merupakan kekuatan mental yang beroreintasi pada pemenuhan harapan atau pencapaian tujuan.
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
Dorongan yang beroreintasi pada tujuan tersebut merupakan inti motivasi. Pada prinsipnya motivasi siswa yang muncul tergolong motivasi instrinsik yaitu keinginan yang kuat untuk mempelajari materi virus lebih mendalam melalui tayangan vidio, dan juga motivasi ekstrinsik yang didasarkan pada ketuntasan pada saat tes/ ulangan sehingga mendapatkan nilai yang memuaskan sesuai harapan. 2) Hasil Tes Siswa Untuk Mengetahui Kompetensi Kognitif Siswa Berdasarkan data hasil tes tulis dan gambaran grafik 1 didapatkan bahwa terjadi peningkatan nilai tes yang signifikan setiap siklus, nilai rata-rata tes pada siklus 1 adalah 70,77 sedangkan pada siklus 2 nilai rata-rata tes naik menjadi 81,06. Hal ini menunjukkan bahwa dengan pemilihan media pembelajaran vidio sangat tepat untuk diterapkan pada materi virus karna siswa tidak hanya membayangkan, atau mereka-reka materi virus. Dengan menggunakan seluruh alat indra secara maksimal terutama visual siswa dapat memahami, menemukan konsep yang sebelumya tidak diketahui dengan melihat tayangan vidio pembelajaran virus sehingga hasil tes tulis /kompetensi kognitif siswa meningkat dengan baik sesuai harapan. Pembelajaran dengan metode ini sudah menerapkan pendekatan saintifik (5M) yaitu mengamati vidio pembelajaran virus, menanya, mengumpulkan informasi, menalar dan mengkomunikasikan. Dari paparan grafik 2 menunjukkan persentase ketuntasan klasikal mengalami peningkatan setiap siklus. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran vidio yang dipilih sangat tepat untuk materi Virus. Dengan mempelajari materi virus secara langsung yaitu melalui tayangan vidio, sehingga siswa mampu menemukan, memahami konsep yang sebelumya tidak diketahui. Dalam metode Discovery Learning bahan ajar tidak disajikan dalam bentuk akhir, siswa dituntut untuk melakukan berbagai kegiatan menghimpun informasi, membandingkan, mengkategorikan, menganalisis, mengintegrasikan, mereorganisasikan bahan serta membuat kesimpulan.Discovery Learning lebih menekankan pada ditemukannya konsep atau prinsip yang sebelumnya tidak diketahui ( Eka Ikhsanuddin, 2014). Sedangkan Faizal Nisbah ( 2013) menyatakan dalam pembelajaran model discovery, dapat mengembangkan kemampuan yang dimilikinya, serta memperoleh pengetahuan yang melatih berbagai kemampuan intelektual siswa, merangsang ingin tahu dan memotivasi kemampuan siswa, sehingga pembelajaran tersebut berlangsung secara aktif.
433
Pengaruh Discovery Learning dengan Penerapan Media.…
Tabel 2. Motivasi siswa dalam proses pembelajaran NO ASPEK YANG DI AMATI
1. 2. 3. 4.
5.
6.
7.
8. 9. 10.
Siswa hadir tepat waktu Kesiapan siswa dalam mengikuti pelajaran Siswa antusias dan semangat dalam mengikuti pelajaran Siswa memperhatikan dengan teliti tayangan vidio pembelajaran virus dengan serius Siswa memperhatikan dengan tekun setiap tayangan vidio pembelajaran kemudian membandingkan dengan buku literatur Siswa memperhatikan setiap tayangan vidio dengan menggunakan alat indra secara maksimal Siswa belajar lebih mendalam untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi virus Siswa mempunyai rasa keingintahuan yang tinggi terhadap vidio pembelajaran virus Siswa belajar dengan tekun agar pada saat tes/ulangan mendapat nilai yang memuaskan Siswa tidak ramai dan tidak banyak bicara pada saat melihat tanyangan vidio pembelajaran Jumlah Rata-rata Kriteria/Predikat
SIKLUS 1 Penilaian Ket 1 2 3 4 √ 24 Siswa √ 16 siswa √ 8 siswa
SIKLUS 2 Penilaian Ket 1 2 3 4 √ 31 siswa √ 29 siswa √ 29 siswa
√
8 Siswa
√
24 siswa
√
8 siswa
√
22 siswa
√
15 siswa
√
23 siswa
√
16 siswa
√
24 siswa
√ √ √
20 2 Sedang ( C)
22 siswa
√
31
16 siswa
√
30 siswa
20 Siswa
√
30 siswa
36 3,6 Sangat Tinggi ( A)
Keterangan : 1. Banyaknya siswa yang melakukan aspek yang diamati 0 – 8 siswa 2. Banyaknya siswa yang melakukan aspek yang diamati 9 – 16 siswa 3. Banyaknya siswa yang melakukan aspek yang diamati 17 - 24 siswa 4. Banyaknya siswa yang melakukan aspek yang diamati 25 – 31 siswa
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
434
Pengaruh Discovery Learning dengan Penerapan Media.…
Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Tes Setiap Akhir Siklus NO Uraian Pre test 1. Nilai rata-rata tes siswa 64.32 2. Jumlah siswa yang tuntas belajar 10 3. Jumlah siswa yang tidak tuntas 21 4. Persentase ketuntasan belajar klasikal 32,25% 5. Ketercapaian Belum Tuntas
SIMPULAN Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah model discovery learning dengan penerapan media pembelajaran vidio dapat meningkatkan: 1. Motivasi belajar siswa yang ditunjukkan pada siklus 1 masih kriteria sedang ( predikat C) menjadi sangat tinggi motivasinya ( predikat A) pada siklus 2. 2. Kompetensi kognitif siswa ditunjukkan dengan persentase ketuntasan belajar secara klasikal mengalami peningkatan dari setiap siklus, siklus 1 yaitu sebesar 61,29 % menjadi 87,09 %. DAFTAR PUSTAKA Asrori, Mohammad. 2008. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima
Siklus 1 70.77 19 12 61,29% Belum Tuntas
Siklus 2 81.06 27 4 87,09% Tuntas
Hariyanto. 2010. Pengertian Motivasi Belajar. (Online). (http://hariyanto.blogspot.co.id/2010/7/Pengertian Motivasi Belajar. Di akses pada tanggal 12 Agustus 2015). Ikhsanuddin, Eka. 2014. Pembelajaran Model Discovery learning. (Online).(http://www.ekaikhsanudin. net/2014/12/pembelajaran-model-discoverylearning.html. Diakses 4 September 2015). Jamaluddin, Dery. 2013.Motivasi dalam proses belajar dan pembelajaran. (online). (http://dery jamaluddin. page.tl/Motivasi-dalam-proses-belajar-danpembelajaran.htm. Diakses pada tanggal 12 Agustus 2015).
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Nizbah, Faizal. 2013. Model Pembelajaran Discovery Learning.(online). (Faizalnizbah.blogspot.co.id/2013/05/modelpembelajaran. Diakses pada tanggal 4 Agustus 2015)
Abazarian. 2012.Definisi Kognitif, Afektif, dan Psikomotor.(Online). (http://abazariant.blogspot.co.id/2012/10/definisikognitif-afektif-dan-psikomotor.html. Diakses pada tanggal 12 Agustus 2015).
Syarif, Muhammad.. 2015. Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: PSDMPKPMP Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Prosiding Seminar Nasional Biologi 2016_ ISBN: 978‐602‐0951‐11‐9
435