Seminar Nasional Peternakan don Feteriner 1997
PENGARUH DEDAK HALUS DALAM -RANSUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH DAN DAGING AYAM HASIL PERSILANGAN PEJANTAN KAMPUNG DENGAN RAS PETELUR LurHFI D. MAHFUDz, UMIYATI A.M ., M. TAUFIK
dan PRIM4HEST1 Y.U.
Lab. 1lnnj Teniak Unggas, Fakultas Peteniakan, Universitas Diponegoro
RINGKASAN Empat puluh delapan ekor anak ayam umur 1 hari, Fl hasil persilangan antara pejantan kampung dengan ras petelur, dengan berat badan (BB) awal 40,28 t 0,66 g, dibagi menjadi 4 group dengan masing-masing dibagi 3 (4 a 3), setiap unit percobaan terdiri dari 4 ekor ayam dan ditempatkan dalam 12 petak kandang lantai litter . Pakan yang dipakai adalah pakan komersial B-20 produksi PT. Central Proteina Prima (CPP) dengan kandungan protein 19,29% dan energi metabolis 2,900 kkal/kg . Perlakuannya adalah penggantian dedak halus dalam pakan sebagai berikut :-TO = 0%; T1 = 25%; T2 = 50% clan T3 = 75d/a . Parameter yang diamati adalah pertambahan berat badan (PBB), konsumsi pakan, kadar lemak, kolesterol darah clan daging . Hasil penelitian menunjukkan bahwa PBB clan kadar kolesterol daging tidak dipengaruhi oleh pemberian dedak halos. Kadar lemak clan kolesterol darall menurun dengan meningkatnya dedak halus dalam pakan. Pemberian dedak halus 50% nyata (P<0;05) menurunkan konsumsi pakan . Dari penelitian itii dapat disimpulkan bahwa penggunaan dedak halus dalam pakan ayam Fl nyata menurunkan konsumsi pakan dan dapat menurunkan kadar lemak dan kolesterol darah.
Kata kunci : Dedak halos, F1 (pejantan kampung dengan ras petelur), lemak dan kolesterol dash PENDAHULUAN Pembangwian Nasional disdinping meningkatkan pendapatan perkapita juga telah melungkatkan somber daya manusia . Masyarakat mulai mengerti arti pentingnya bahan pangan bagi kesehatan . Sehingga permintaan akin protein hewani ; khususnya yang bcrkualitas clan serat semakin meningkat . Masyarakat dalam memilih bahan pangan sudah mulai selektif, nudai menghinclari bahan pangan yang bisa mengganggu kesehatan . Ada kekliawatiran dari sebagian masyarakat akan kandungan kolesterol bahan pangan khususnya daging. Maka hal ini menlpakan tantangan bagi peneliti dibidang peternakan untuk memproduksi daging (protein hewani) yang rendah kadar kolesterolnya. Kadar kolesterol dalam darah clan daging dapat ditunmkan dengan -meningkatnyn serat kasar dalam pakan ternak. Mc NAUGHTON (1978) melaporkan bahwa serat kasar yang tinggi dapat menurunkan kadar kolesterol dalaln darah . Bahan pakan untuk ayam yang mempunyai kadar sera( kasar cukup tinggi namun kandungan gizinya cukup baik adalah dedak halus. ScoTT (1982) clan WAHYU (1992) menyatakan bahwa dedak 681
Seminar Nasional Peternakan dan lietertner 1997
halus mempunyai kandungan .protein 12% dan energi metabolisme 1630 kkal/kg. Kandungan protein dan energi ini cukup baik untuk ayam kampung maupun basil persilangannya . Penelitian yang dilakukan oleh TAUFIK (1996) menunjukkan bahwa ayam Flkampung dengan ras petelur yang diberi pakan dengan protein 12,77% dan energi 1947 kkal/kg, memberikan pertumbuhan yang baik. Namun kandungan serat kasar yang tinggi dalam pakan akan menghambat pertumbuhan . ELBOUSxv dan vAN DER POEL (1994) dan MAHFUDz et al . (1996) menyatakan bahwa serat kasar yang tinggi dalam pakan ayam broiler akai.i menurunkan pertumbuhan. Penggunaan dedak halus dalam pakan ayam akan meningkatkan kandungan serat kasar, sehingga diharapkan akan menw-unkan kandungan kolesterol dalarn darah dan daging. Penunman kandungan kolesterol dalam darah dan daging ini dimungkinkan semenjak serat kasar dalam pakan akan mengabsorbsi asam empedu, sehingga volume asam empedu menurun. Guna mencukupi kebutuhan asam empedu maka dilakukanlah sintesa asam empedu dari kolesterol, akibatnya kandungan kolesterol darah dan daging menurun. Atas dasar hal tersebut diatas, maka suatu penelitian tentang penggantian pakan komersil dengan dedak halus dalam pakan ayam F1 hasil persilangan antara pejantan kampung dengan ras petelur telah dilakukan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai pakan ayam F1 yang efisien, namun dapat memproduksi daging yang rendah kandungan kolesterolnya. MATERI DAN METODE I Ayam F1 hasil persilangan antara pejantan kampung dengan ras petelur sebanyak 48 ekor umur sehari dengan berat awal 40,28 ± 0,66 g dipakai sebagai materi dalam penelitian ini. Kandang lantai rapat dengan litter dari bahan sekam padi dibagi menjadi 12 petak dan masingmasing petak berukuran 100 x 75 cm diisi 4 ekor anak ayam . Kandang dilengkapi dengan alat pemanas dari bohlam 40 watt setiap petak kandang sebagai indukan sampai anak ayam berumur 3 minggu . Pakan yang digunakan adalah pakan ayam petelur komersial B-20 produksi PT Central Proteina Prima Semarang . Perlakuan yang diberikan adalah persentase penggunaan dedak halus untuk menggantikan pakan B-20 sebanyak 4 level dan masing-masing level diulang 3 kah. Adapun susunan pakan dan kandungan, nutrisi masing-masing pakan perlakuan diperlihat kan pada Tabel 1 . Pakan. dan air minum diberikan secara ad libitum selama pefode penelitian dengan interval pemberian 3 kali sehari untuk meningkatkan palatabilitas ayam . Parameter yang diamati adalah pertambahan berat badan (PBB), konsumsi pakan, rasio penggunaan pakan, kadar protein, lemak, kolesterol darah dan daging . Pada akhir penelitian ayam ditimbang, darah diambil menggunakan alat suntik yang,diberi heparin untuk mencegah penggumpalan darah melalui vena yang ada pada bagian sayapnya dan segera darah dipisalikan dari plasmanya dengan sentrifuse dan disimpan dalam freezer (-20C) sampai dianalisa. Ayam dipotong dengan memotong vena jugularis dan arteri carotis, saluran pencernaan dan pernafasan pada tenggorokannya. Organ-organ dalam yang diperiukan dikeluarkan dan daging dada (musculus profundus muscle) disayat, ditimbang, dibungkus aluminum foil dan segera disimpan dalam freezer sampai analisa. Data dianalisa dengan Sidik Ragam (Analysis of variance) menurut'petunjuk SJUGANDONO (1996) ." Apabila ada pengaruh perlakuan terhadap parameter, maka dilakukan Uji Wilayah Ganda (multiple range test) sesuai petuntuk DUNcAN (1988) .
682
Seminar Nasional Peternakan dan Vetertner 1997
Tabel l . Susunan pakan clan kandungan nutrisi yang digunakan dalam penelitian (%) TO Pakan B - 20 Dedak Halus Kandungan gizi Protein kasar (%) Energi Metabolis (kka/kg) Lemak (%) Serat Kasar (%) Ca (%~) P (%)
T1
T2
T3
100,00 0,00
75,00 25,00
50,00 50,00
25,00 75,00
19,29 2900 3,15 2,48 0,99 0,66
17,12 2507 4,50 4,45 0,97 0,65
14,95 2215 6,66 6,24 0,96 0,64
12,77 1922 8,41 8,38 0,93 0,63
HASIL DAN PEMBAHASAN Penganth perlakuan terhadap konsunisi pakan diperlihatkan pada Tabel 2. Konsunisi pakan nyata dipenganihi oleh penggunaan dedak lialus . Penggunaan dedak lulus 50 clan 75% nyata menurunkan konsumsi pAan. Penuninan ini mungkin diakibatkan oleh kandungan serat kasar yang seinakin meningkat dalani pakan . Hasil penelitian ini scsuai dengan pcndapat Et,BOUSHY dan vAN DER POEL. (1994) clan Mnl-IFUDz et al. (1996) baliwa serat kasar dalain pakan akin inenurunkan konsumsi pakan. Hal ini bisa diniengerti baliwa sera( kasar dalam pakan mengakibatkan pakan menjadi "bulky" . Pakan yang demikian akan menekan dinding tenibolok schingga ayam akan menghentikan konsumsi pakannya, akibatnya konsumsi pakan menjadi rendah pads ayam yang diberi pakan dedak halus lebiti dart 50% pada penelitian ini . Penganth perlakiian terhadap perlambalian berat backin (PBB) seperti terlihat pada Tabel 2. ANOVA menunjukkan bahwa penggunaan declak halus ckdam pakan sampai 75% ticlak memmjukkan perbechan yang nyata terhadap pertanibalian berat badan (PBB), walau cenderung nienurunkan pertunibuhannva . Pada penggunaan 25% dedak halus sedikit nieningkatkan PBB, namun peningkatan penggunaan dedak halus yang nielebihi 50% tidak mempercepat pertunibuhan, sebaliknya malali menurunkan pertunibulian . Penunuian PBB dengan meningkatnya penggunaan declac halus ini nuingkin disebabkan oleli konsunisi ransum yang menunun . Tabel
2. Penganih penggunaan dedak lialus terhadap konsunisi pakan (g), pertainbalian berat badan (g) dan kasar lemak daging (g) ayam persilangan
Konsunisi pakan Pertambalian berat badan Kadar lemak daging
TO 4()81" 1039 1,62
Perlakuan T1 T2 4027 4(113' 1077 1007 1,61 1 .39
Superskrip yang berbeda pada baris vang sanm menunjukkan perbedaan yang nyata (1'., 0,05)
T3 3891 6 904 1,19
Seminar NasionalPeternakandan l'eieriner /997 Hasil ini sesuai dengan pendapat ENSMINGER (1990) clan MAHFUDZ et al. (1996) bahwa serat kasar yang tinggi dalam ransum akan menghambat penyerapan zat-zat yang lain sehingga pertumbuhan terhambat . Pengaruh penggunaan dedak ltalus terhadap kadar lemak daging terlihat pada Tabel 2 . Penggunaan dedak halus dalam pakan ada tendensi menuninkan kadar lemak daging ayam Fl, walau secara statistik tidak berbeda nVata . Hasil ini sangat menarik karena dengan meningkatnya pemberian dedak halus dalam pakan kadar lentak pakan (Tabel 1) semakin meningkat, namun sebaliknya kadar lemak daging semakin menurun . Hal ini menuniukkan bahwa dedak halus mempunyai zat yang dapat menurunkan kadar lemak daging . Penuninan kadar lernak daging ini dimungkinkan karena kadar serat kasar semakin meningkat, sehingga energi banyak dibutultkan untuk mencema makanan . Akibatnya tidak ada penyimpanan kelebihan energi . Cox clan LEAT (1980) menyatakan bahwa kelebihan energi akan disimpan dalam bentuk lemak abdomen, lapisan bawah kulit clan jaringan daging . Penganih perlaktkan terhadap kandungan kolesterol darah seperti terlihat pacla Tabel 3 Penggunaan dedak halus dalam pakan ada kecendeningan menuninkan kadar kolesterol dalam darah . walau secara statstik tidak menuniukkan perbedaan yang nyata . Hal ini diduga karena senakin meningkatnya kadar serat kasitr dalam pakan dengan meningkatnya penggunaan dedak halos . Hasil ini sejalan dengan pendapat Mc NAUGHTON (1978) balma serat kasar dalam ransum akan menurunkan kadar kolesterol darah. Hal ini disebabkan karena serat kasar pakan akan menyerap asam empedu, sehingga kadar asam empedu menunm . Menunit PAGE (1985) kolesterol mentpikan prekursor dari biosintesa asitm empedu clan honnon-honnon steroid. sehingga menuninnya asam empedu akan mempengantlu kadar kolesterol darah . Tabel 3 . Pengannh penggunaan dedak halus terhadap kadar kolesterol darah clan daging (Ftg/g) ayam persilangan Perlakuan Kolesterol daralt Kolesterol daging
TO 127,() 64,78
T1 124,8 73,61
T2 123,4 75,50
T3 123,1 75,93
Pengaruh perlakuan terhadap kandungan kolesterol daging seperti terlihat pada Tabel 3 . Penggunaan dedak halus dalam pakan sedikit meningkatkan kadar kolesterol daging . ANOVA menunjukan bahwa perlakuan tidak nyata berpengaruh terhadap kadar kolesterol daging . Menurut SOEPARNO (1994), lemak intramuskuler mengandung kolesterol dalam juntlah yang konstan . Dengan kata lain bahwa kadar kolesterol daging dipenganihi oleh kadar lemak daging . Karena
kadar lemak daging tidak berbeda maka kadar kolesterol daging tidak berbeda juga. Kadar kolesterol dari penelitan ini masili dibawah kadar rata-rata daging ayam hasil penelitian SOEPARNO (1994) yaitu sebesar 76 mg/100g . NEBER (1979) menyatakan bahwa 2/3 kolesterol disintesa dalam tubuli, sedang yang 1/3 berasal dari makanan yang dikonstunsi . Dikatakan lebih lanjut oleh HARDER (1978) balnva sintesa kolesterol dalam tubuh akan meningkat apabila ada gangguan fisiologi seperti sakit atau stress.
Seminar Nasional Peternakan don Peteriner 1997
KESIMPULAN Dedak halus dapat digunakan dalam pakan ayam F1 hasil persilangan jantan kampung dengan ayam petelur sampai 50%. 2.
Konsumsi pakan nyata (P<0.05) menurun dengan pemberian dedak halus di atas 50%.
3.
Pertambahan berat badan tidak berbeda nyata dengan pemberian dedak halus sampai 75%.
4. Xadar lernak dan kolesterol darah ada kecenderungan menurun dengan meningkatnya penggunaan dedak halus dalam pakan. DAFTAR PUSTAKA Cox, R.W . .dan W.M.F . LSAT . 1980 . Fundamental Aspect of Adiposa Tissue Growth . In Lawrence, T.L .J . (Editor) Growth in Animal . 1 st Edition. Butterworths . London . EL BOUSHY, A.R ., and A.F .B . VAN DER POEL. 1994 . Brewers' Dried Grains, in Poultry Feed from Waste, Processing and Use. First Edition. Chapman & Hall . pp . : 306- 340. London, Glasgow, New York, Tokyo, Melbourne and Madras . ENSMINGER, M.E . 1992 . Poultrti, Science. Animal Agriculture Series . Third edition. hnterstate Publisher, hnc. Danville, Illinois . HARPER, H.A., V.M . RODWELL dan P.A . MAYES. 1978 . Biokimia . Review Physiologycal Chemistry. Diterjemahkan oleh Muliawan, M., Penerbit Buku Kedokteran E.G .C ., Jakarta. MAHFUDZ, L.D . 1992 . Penampilan Ayam Buras yang Dipelihara dengan Pemberian Pakan Bebas Memilih dan Campuran . Media 17 (4): 37 - 41 . MAI-Fmz, L .D., K. HAYASHI, Y. OTSUR, A. GHTsuKA dan Y. TOMITA . 1996 . The Effective Use of Shochu Distillery By-product as a Growth Promoting factor for Broiler Chicken. Japanese Poultry Science. 331 : 1 - 7 (1996) . Me NAUGHTON, J.I . 1978 . Effect of dietary fiber on egg yolk, liver, plasma cholesterol concentrations of the laying hen. J. Nutrition . 108: 1842 - 1848 . NEBER, E.C . 1979. The Cholesterol Problem, the egg and lipid metabolism in laying lien . Poultry Sci. 50 : 14 29 . PAGE, H.S . 1985 . Prinsip-prinsip Biokimia . Diterjemahkan oleh R. Soendpro .Erlangga, Jakarta. SOELISTYONo, H.S . 1976 . Ilmu Bahan Makanan Temak. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro . . Semarang . SOEPARNO. 1994 . Ilmu daii Teknologi Daging . Cetakan ke-2, Gajalunada University Press, Yogyakarta. SRIGANDONO. B. 1996 . Ilmu Unggas Air. Gajalunada University Press, Yogyakarta .
TAUFIK, M. 1996 . Respon F1 Persilangan Pejantan Kampung dengan Petelur Ras Akibat Ransum Perlakuan Terhadap Kadar'Protein, Lemak dan Kolesterol Daging . Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro (tidak dipublikasikan). WAHYu, J. 1992 . Ilmu Nutrisi Unggas . Gajah Mada University Press, Yogyakarta.