PENGARUH DEBT COVENANT, FINANCIAL DISTRESS, RISIKO LITIGASI DAN GROWTH OPPORTUNITIES TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI
SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Hery Septianto NIM: 1112082000037
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
PENGARUH DEBT COVENANT, FINANCIAL DISTRESS, RISIKO LITIGASI DAN GROWTH OPPORTUNITIES TERHADAP KONSERVATISME AKUNTANSI
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh: Hery Septianto NIM: 1112082000056
Di Bawah Bimbingan Pembimbing
Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA NIP.19760924 200604 2 002
JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/2016 M
i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini Rabu, 06 April 2016 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
1. 2. 3. 4.
Nama : Hery Septianto NIM : 1112082000037 Jurusan : Akuntansi Judul Skripsi : Pengaruh Debt Covenant, Financiial Distress, Risiko Litigasi dan Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus dan diberi kesempatan untuk melaksanakan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 06 April 2016
1.
Yusar Sagara,SE.,M.Si.,Ak.,CA.,CMA.,CPMA NIDN. 2009058601
(___________________) Penguji 1
2.
Nurwachidah Yulianti,SE.,MS.AK (___________________) Penguji 2
ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini Selasa, 26 Juli 2016 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa: 1. Nama : Hery Septiantp 2. NIM : 1112082000037 3. Jurusan : Akuntansi 4. Judul Skripsi : Pengaruh Debt Covenant, Financiial Distress, Risiko Litigasi dan Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian Skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut dinyatakan lulus dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 26 Juli 2016
1. Hepi Prayudiawan, SE.,MM.,Ak.,CA NIP. 19720516 200901 1 006
( _____________________ ) Ketua
2. Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA NIP.19760924 200604 2 002
( _____________________ ) Sekretaris
3. Dr. Rini, Ak, CA NIP. 19760315 200501 2 002
( _____________________ ) Penguji Ahli
4. Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA NIP.19760924 200604 2 002
( _____________________ ) Pembimbing
iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama
: Hery Septianto
No. Induk Mahasiswa
: 1112082000037
Fakultas
: Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan
: Akuntansi
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya: 1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan 2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain 3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya 4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data 5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggungjawab atas karya ini Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan di atas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Jakarta, 4 Agustus 2016 Yang Menyatakan,
(Hery Septianto)
iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I.
IDENTITAS PRIBADI 1. Nama
: Hery Septianto
2. Tempat, Tanggal Lahir
: Jakarta, 22 September 1994
3. Alamat
: Jl. Kelapa RT 009 RW 02 No 52 Ceger, Cipayung, Jakarta Timur
4. Telepon
: 085718078424
5. Email
:
[email protected]
II. PENDIDIKAN 1. SDN Ceger 02 pagi
Tahun 2001-2006
2. SMPN 160 Ceger
Tahun 2006-2009
3. SMAN 48 Pinang Ranti
Tahun 2009-2012
4. S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN
Tahun 2012-2016
Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI 1. Wakil Ketua OSIS SMPN 160 Jakarta periode 2007-2008 2. Ketua ROHIS SMPN 160 Jakarta periode 2007-2008 3. Bendahara ROHIS SMAN 48 Jakarta
v
IV. LATAR BELAKANG KELUARGA 1
Ayah
:
Suwarno
2
Tempat, Tanggal Lahir
:
Wonogiri, 1 Maret 1953
3
Ibu
:
Surip
4
Tempat, Tanggal Lahir
:
Wonogiri, 27 Mei 1957
5
Alamat :
:
Jl. Kelapa RT 009 RW 02 No 52 Ceger, Cipayung, Jakarta Timur
vi
Impact of Debt Covenant, Financial Distress, Litigation Risk and Growth Opportunities on Accounting Conservatism
ABSTRACT
This research aimed to get empirical evidence about impact of debt covenant, financial distress, litigation risk and growth opportunities on accounting conservatism. This research uses purposive sampling as sampling method. Population in this research is about 49 company of property and real estate which listed in Indonesia Stock Exchange, with 24 sample during 2011-2015. Staistical tool used is multiple linier regression. The results in this research discovers that debt covenant has impact to accounting conservatism, whereas financial distress, litigation risk and growth opportunities has no impact on accouting conservatism.
Keywords:
Accounting Conservatism, Debt Covenant, Financial Distress, Litigation Risk, Growth Opportunities
vii
Pengaruh Debt Covenant, Financial Distress, Risiko Litigasi dan Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris tentang pengaruh dari debt covenant, financial distress, risiko litigasi dan growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dalam menentukan sampel penelitian. Populasi pada penelitian sebanyak 49 perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan sampel sebanyak 24 perusahaan selama 2011-2015. Metode statistik yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menemukan bahwa debt covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Sedangkan financial distress, risiko litigasi dan growth opportunities tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
Kata Kunci:
Konservatisme akuntansi, debt covenant, financial distress, risiko litigasi, growth opportunities.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah S.W.T yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “PENGARUH DEBT COVENANT, FINANCIAL DISTRESS, RISIKO LITIGASI DAN GROWTH OPPORTUNITIES”. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada: 1.
Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, dan Nabi Muhammad SAW yang menjadi panutan didalam kehidupan.
2.
Kedua orang tua saya, Suwarno dan Surip tersayang yang telah memberikan semangat, motivasi dan pelajaran hidup yang sangat berharga serta doa dan dukungan yang tidak pernah putus kepada penulis.
3.
Keluarga yang telah menyemangati dan memberikan banyak dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini, terkhusus untuk kakak ku Sari Handayani untuk nasihat dan inspirasinya.
4.
Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5.
Ibu Yessi Fitri,SE.,M.Si.,Ak.,CA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dosen pembimbing yang telah memberikan waktunya yang sangat berharga untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.
6.
Bapak Hepi Prayudiawan, SE, Ak, MM selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7.
Semua guru, dosen, dan pendidik yang telah memberikan ilmu-ilmunya serta nasihat-nasihat baiknya kepada penulis sejak Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi.
8.
Akuntansi B 2012, Randi, Ilman, Mayeda, Fadil, Farid, Galih, Rifai, Revan, Yudhi, Dita, Kia, Fajar, Diena, Jian, Dara, Ida, Fitri, Dwi, Rita, Latul, Vivi, ix
Annisa, Nindy, Intan, terimakasih atas kekompakan dan solidaritasnya selama 4 tahun ini, semoga tetap berlanjut sampai selama mungkin, spesial thanks untuk Seren Saras Koekerits atas waktu dan dukungannya selama ini. 9.
Sahabat-sahabat sedari SD, SMP sampai sekarang Alvian Ariesta, Erlan Yogaswara, Fandu Yunantoro, dan Ryan Novanda terima kasih untuk masamasa menyenangkan selama ini dan selalu menjadi penyemangat peneliti.
10. Sahabat-sahabat KKN ALLEGRO 2015 dan Desa Pancawati, terima kasih untuk kehangatan dan pengalaman hidup yang sangat berharga yang kalian berikan. 11. Keluarga besar akuntansi 2012 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, terima kasih karena telah menjadi teman-teman dan sahabat yang menyenangkan selama ini. 12. Seluruh pihak yang telah memberikan bantuan kepada penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih untuk bantuannya selama ini. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Jakarta, Juni 2016
Hery Septianto
x
DAFTAR ISI Halaman PENGARUH ......................................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ........................................................ ii LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI....................................................................... iii LEMBAR PERNYATAANKEASLIAN KARYA ILMIAH ................................................. iv DAFTAR RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. v ABSTRACT ....................................................................................................................... vii ABSTRAK ........................................................................................................................ viii KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ix DAFTAR TABEL.............................................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1 A.
Latar Belakang ................................................................................................ 1
B.
Rumusan Masalah ........................................................................................... 9
C.
Tujuan dan Manfaat Penelitian......................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 11 A.
Tinjauan Literatur ...........................................................................................11 1. Teori Akuntansi Positif ............................................................................11 2. Teori Keagenan ........................................................................................13 3. Teori Signaling ........................................................................................14 4. Konservatisme Akuntansi .........................................................................15 5. Debt Covenant .........................................................................................16 6. Financial Distress .....................................................................................17 7. Risiko Litigasi ..........................................................................................19 8. Growth Opportunities ...............................................................................20
B.
Penelitian Sebelumnya ....................................................................................22
C.
Kerangka Pemikiran .......................................................................................29
D.
Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis .....................................30 1.
Pengaruh Debt Covenant terhadap Konservatisme Akuntansi ...................30
2. Pengaruh Financial Distress terhadap Konservatisme Akuntansi ..............31 3. Pengaruh Risiko Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi ..................32 xi
4. Pengaruh Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi ........34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................. 37 A.
Ruang Lingkup Penelitian ...............................................................................37
B.
Metode Penentuan Sampel ..............................................................................37
C.
Metode Pengumpulan Data .............................................................................38
D.
Metode Analisis Data .....................................................................................38
1.
Statistik Deskriptif ..........................................................................................39 2. Uji Asumsi Klasik ....................................................................................39 3. Uji Koefisien Determinasi (Uji
) ..........................................................43
4. Uji Hipotesis ............................................................................................44 E.
Operasional Variabel Penelitian ......................................................................47 1. Variabel Dependen ...................................................................................48 2. Variabel Independen ................................................................................48
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.............................................................................. 53 A.
Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................................53
B.
Hasil Uji Analisis Data Penelitian ...................................................................54 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................................54 2. Hasil Uji Asumsi Klasik ...........................................................................58 3. Hasil Uji Koefisien Determinasi ...............................................................66 4. Hasil Uji Hipotesis ...................................................................................67
BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 78 A.
Kesimpulan ....................................................................................................78
B.
Saran ..............................................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 80 LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................................. 84
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1 Penelitian sebelumnya ....................................................................... 22 Tabel 3. 1 Ringkasan Operasional Variabel ........................................................ 52 Tabel 4. 1 Data Sampel Penelitian...................................................................... 53 Tabel 4. 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif.............................................................. 55 Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov (K-S) ............................ 61 Tabel 4. 4 Hasil Uji Multikolonieritas ................................................................ 62 Tabel 4. 5 Hasil Uji Autokorelasi: Run Test ....................................................... 63 Tabel 4. 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Glejser ................................................ 65 Tabel 4. 7 Hasil Uji Koefisien Determinasi ........................................................ 66 Tabel 4. 8 Hasil Uji Signifikan Individual : Uji t ............................................... 68 Tabel 4. 9 Hasil Uji Signifikansi Simultan: Uji Statistik F .................................. 77
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1. Skema Kerangka Pemikiran .......................................................... 29 Gambar 4. 1. Hasil Uji Normalitas: Grafik Histogram ........................................ 59 Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas: Grafik Normal Probability Plot ................... 60 Gambar 4. 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Grafik Plot ...................................... 64
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perusahaan Properti dan Real Estate yang menjadi Sampel ............. 85 Lampiran 2 Hasil Olah Data............................................................................... 86 Lampiran 3 Hasil Perhitungan Variabel .......................................................... 100 Lampiran 4 Hasil Output SPSS ........................................................................ 105
xv
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan adalah organisasi yang terdiri dari beragam unsur dan elemen yang saling terkait, baik dari pihak manajer, investor, karyawan, pemerintah dan masyarakat memiliki kepentingan dan tujuannya masing-masing. Keberagaman yang ada di dalam suatu perusahaan harus disinergikan sedemikian rupa dengan berbagai strategi dan tindakan agar perusahaan tetap berjalan sesuai dengan jalur yang sudah ditentukan. Apabila perusahaan gagal untuk melakukan proses tersebut, bukan hal yang mustahil apabila keberlangsungan perusahaan akan terganggu atau bahkan benar-benar berhenti beroperasi. Tugas tersebut bukanlah hal remeh, karena itu ditunjuklah para manajer untuk dapat mengelola hal tersebut dengan baik. Para manajer diharapkan mampu mengelola sumber daya yang ada disuatu perusahaan dan mengoptimalkan seluruh nilai yang ada didalamnya dengan efektif dan efisien agar keberlangsungan perusahaan dapat terus terjaga. Sudah merupakan kewajiban bagi perusahaan yang go public untuk membuat dan menyampaikan laporan keuangan setiap tahunnya sebagai bentuk pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan sumber daya perusahaan
yang
telah
dipercayakan
(Wahyuningsih,2008).
1
kepada
manajemen
tersebut
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 1 (2009), tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas seperti aset, liabilitas, ekuitas, pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian, kontribusi dari dan distribusi kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik dan arus kas. Informasi tersebut, beserta informasi lainnya yang terdapat dalam catatan atas laporan keuangan, membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas masa depan khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara kas (Aristiyani dan Wirawati, 2013). Laporan keuangan ini nantinya akan banyak digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan di perusahaan baik internal maupun eksternal. Pihak internal misalnya manajer, yang menggunakannya untuk mengetahui serta mengevaluasi kinerja perusahaan. Lalu pihak eksternal seperti investor dan kreditur menggunakannya untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan atau menentukan indikator keputusan untuk memberikan sejumlah pinjaman kepada perusahaan. Karena banyak pihak yang memerlukannya, laporan keuangan harus memenuhi prinsip, atau standar yang berlaku agar relevan dan dapat dipertanggungjawabkan (Priambodo, 2015).
2
Laporan keuangan merupakan cerminan bagi perusahaan tersebut untuk menilai hasil kinerja mereka selama beberapa periode. Perusahaan selalu berusaha untuk mendapatkan laba yang optimal dalam setiap kegiatannya, oleh karena itu perusahaan harus menentukan konsep akuntansi yang tepat dalam penyusunan laporan keuangan dan sesuai dengan keadaan perusahaan. Perusahaan memiliki sedikit kebebasan dalam memilih satu dari beberapa alternatif konsep akuntansi yang ditawarkan dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK), salah satu dari beberapa alternatif konsep akuntansi yang ditawarkan dalam SAK adalah konsep akuntansi konservatif (Suryandari, 2012). Konservatisme adalah sikap atau aliran (mahzab) dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar munculan (outcome) yang terjelek dari ketidakpastian tersebut (Soewardjono, 2005 dalam Ramadhoni, 2014). Implikasi konsep ini terhadap pelaporan keuangan adalah pada umumnya akuntansi akan segera mengakui biaya atau rugi yang kemungkinan besar akan terjadi tetapi tidak mengantisipasi (mengakui lebih dahulu)
untung
atau
pendapatan
yang
akan
datang
walaupun
kemungkinannya besar terjadi (Ramadhoni, 2014). Dalam kondisi keragu-raguan, seorang manajer harus menerapkan prinsip akuntansi yang bersifat konservatif. Konservatisme merupakan prinsip kehatihatian yang dapat menjadi pertimbangan dalam akuntansi laporan keuangan karena aktivitas perusahaan dilengkapi oleh ketidakpastian. Dengan diterapkannya prinsip konservatisme ini maka akan menghasilkan laba dan aset
cenderung rendah, serta biaya dan hutang cenderung tinggi. 3
Kecenderungan seperti itu terjadi karena konservatisme menganut prinsip memperlambat pengakuan pendapatan dan mempercepat pengakuan biaya. Dengan kata lain konservatisme dapat diterjemahkan lebih mengantisipasi rugi dari pada laba (Ramadhoni, 2014). Standar Akuntansi Keuangan (SAK) menyebutkan ada beberapa metode yang menerapkan prinsip konservatisme. Oleh karena itu konservatif merupakan salah satu metode yang dapat digunakan perusahaan dalam melaporkan laporan keuangannya. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terdapat beberapa penerapan prinsip konservatisme yaitu memberikan kebijakan kepada
manajemen untuk
PSAK No. 14
menghitung
biaya
persediaan. PSAK No. 16 mengenai aset tetap dan pilihan dalam menghitung penyusutan. PSAK No. 19 mengenai aset tidak terwujud yang berkaitan dengan amortisasi. Sampai saat ini, prinsip konservatisme masih dianggap sebagai prinsip yang kontroversial. Terdapat banyak kritikan yang muncul, namun ada pula yang mendukung penerapan prinsip konservatisme. Apabila metode yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan berdasarkan prinsip akuntansi yang sangat konservatif, maka hasilnya cenderung bias dan tidak mencerminkan kenyataan. Di sisi lain, konservatisme akuntansi bermanfaat untuk menghindari perilaku oportunistik manajer berkaitan dengan kontrakkontrak yang menggunakan laporan keuangan sebagai media kontrak (Watts, 2003 dalam Nasir, 2014). Pendapat yang setuju dengan prinsip ini mengatakan bahwa prinsip konservatisme akan dapat menghasilkan laporan keuangan yang lebih pesimis. 4
Sikap tersebut sangat dibutuhkan untuk menetralkan keyakinan yang berlebihan bagi pemilik dan manajer. Akibat yang ditimbulkan dari kerugian akan sangat berbahaya daripada keuntungan (Dewi dkk., 2014). Fala (2007) dalam Hati (2011) menyatakan bahwa pihak yang mendukung konservatisme menyatakan bahwa penerapan akuntansi konservatif akan menghasilkan laba yang berkualitas karena prinsip ini mencegah perusahan untuk membesarbesarkan laba dan membantu pengguna laporan keuangan dengan menyajikan laba dan aktiva yang tidak overstate. Kiryanto dan Supriyanto (2006) dalam Hati (2011) mengatakan bahwa pihak yang kontra menilai laporan keuangan yang disusun berdasarkan metode yang konservatif akan cenderung bias karena tidak mencerminkan kondisi perusahaan yang sesungguhnya. Hal tersebut memunculkan keraguan tentang manfaat dari laporan keuangan yang disusun berdasarkan akuntansi yang konservatif.
Konservatisme akan menyebabkan terjadinya miss-
matching di mana biaya masa depan di-matching-kan dengan pendapatan saat ini. Idealnya biaya yang terjadi para periode ini akan di-matching-kan dengan pendapatan pada periode yang sama.
Miss-matching tersebut
akan
menyebabkan understatement terhadap laba dalam periode kini yang dapat mengarahkan pada overstatement terhadap laba dalam periode-periode berikutnya yang disebabkan oleh understatement terhadap biaya pada periode tersebut (Paek et al 2007, dalam Hati, 2011). Terlepas dari pendapat yang pro dan kontra mengenai konservatisme, beberapa hasil penelitian saat ini menunjukkan bahwa laporan keuangan saat ini masih bermanfaat. Watts (2003) dalam Nasir dkk., (2014) menyatakan 5
bahwa konservatisme akuntansi muncul dari insentif yang berkaitan dengan biaya kontrak, litigasi, pajak, dan politik yang bermanfaat bagi perusahaan untuk mengurangi biaya keagenan dan mengurangi pembayaran yang berlebihan kepada pihak-pihak seperti manajer, pemegang saham, pengadilan, dan pemerintah. Pengabaian konservatisme akuntansi dalam penyusunan standar akan mengakibatkan standar yang dihasilkan berdampak buruk bagi pelaporan keuangan. Prinsip konservatisme digunakan untuk meminimalkan risiko dan keyakinan yang berlebihan oleh pemilik perusahaan dan manajer. Namun dalam kenyataannya, prinsip konservatisme akuntansi tidak bisa digunakan secara berlebihan karena akan menimbulkan kesalahan dalam rugi atau laba periodiknya yang tidak memperlihatkan keadaan keuangan perusahaan yang sebenarnya.
Informasi-informasi
yang tidak
memperlihatkan keadaan
perusahaan yang sesungguhnya akan menimbulkan keraguan dalam kualitas suatu laporan keuangan, sehingga kurang bisa mendukung dalam mengambil suatu keputusan dan juga bisa menyebabkan kekeliruan bagi pengguna laporan keuangan (Dewi dkk., 2014). Salah satu
kasus yang berhubungan dengan konservatisme akuntansi
adalah kasus perusahaan raksasa elektronik dari Jepang yaitu Toshiba. Pimpinan puncak Toshiba Corporation terlibat secara "sistematis" dalam skandal penggelembungan keuntungan perusahaan sebesar USD 1,2 miliar selama beberapa tahun terakhir. Skandal akuntansi Toshiba, salah satu yang paling merusak melanda Jepang dalam beberapa tahun terakhir, dimulai ketika regulator sekuritas menemukan kejanggalan setelah menyelidiki neraca 6
perusahaan awal tahun ini. Dengan temuan yang dirilis Senin (20/7/2015), Toshiba harus menyatakan kembali keuntungan sebesar 151,8 miliar yen untuk periode antara April 2008 hingga Maret 2014. Menurut tim independen yang menyelidiki kasus tersebut dalam beberapa kasus pemimpin manajemen dan divisi atas tampaknya telah berbagi tujuan yang sama untuk mengembangkan keuntungan,
karyawan ditekan ke akuntansi yang tidak
pantas dengan menunda laporan kehilangan atau pergerakan biaya tertentu ke tahun selanjutnya (Sukmana, 2015). Penelitian-penelitian sebelumnya terkait dengan konservatisme akuntansi telah banyak dilakukan dan diperoleh hasil yang sangat beragam. Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Faturrahmi dkk., (2014), dalam penelitiannya
Faturrahmi
dkk.,
(2014)
meneliti
Pengaruh
Growth
Opportunities dan Financial Distress terhadap Conservatism Accounting dengan sampel penelitian perusahaan textile dan garmen yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014, penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa secara simultan growth opportunities dan financial distress berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi dan
growth opportunities tidak berpengaruh
terhadap konservatisme akuntansi sedangkan financial distress berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Noviantari dan Ratnadi (2015), pada penelitiannya Noviantari dan Ratnadi (2015) meneliti
Pengaruh Financial
Distress, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Pada Konservatisme Akuntansi yang menghasilkan kesimpulan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif
7
terhadap konservatisme akuntansi dan Leverage dan Financial distress berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi. Penelitian lainnya juga dilakukan oleh Ernayani dan Ovintiari (2015) debt covenant memiliki pengaruh terhadap konservatisme akuntansi berbeda dengan hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Wulansari dan Riduwan (2014) yang menghasilkan kesimpulan bahwa kontrak hutang tidak mempunyai pengaruh terhadap konservatisme. Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan dan penelitian-penelitian terdahulu yang masih menunjukkan hasil yang berbeda-beda maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang serupa dengan menggunakan konservatisme akuntansi sebagai variabel dependen, dan empat variabel independen lainnya yaitu debt covenant, financial distress, risiko litigasi dan Growth Opportunities. Dengan judul: Pengaruh Debt Covenant, Financial Distress,
Risiko
Litigasi
dan
Growth
Opportunities
terhadap
Konservatisme Akuntansi.
8
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diungkapkan di atas, maka peneliti merumuskan beberapa masalah sebagai berikut: 1.
Apakah
debt
covenant
berpengaruh
terhadap
konservatisme
akuntansi? 2.
Apakah financial distress berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi?
3.
Apakah risiko litigasi berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi?
4.
Apakah growth opportunities berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis: a. Pengaruh debt covenant terhadap konservatisme akuntansi. b. Pengaruh financial distress terhadap konservatisme akuntansi. c. Pengaruh risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi. d. Pengaruh growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi. 2. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat, praktis maupun teoritis, yaitu: a. Bagi perusahaan penelitian ini dapat digunakan untuk membantu para manajer di dalam memahami konsep konservatisme, apa yang membuatnya penting dan apa kegunaannya didalam menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas. 9
b. Bagi para investor dan calon investor penelitian ini dapat dijadikan sumber pengetahuan yang membantu mereka didalam mengambil keputusan terkait investasi. c. Bagi penulis penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis mengenai konservatisme akuntansi. d. Dan diharapkan penelitian ini mampu memberikan kontribusi ilmu pengetahuan terutama ilmu pengetahuan dibidang akuntansi dan memperkuat penelitian terdahulu.
10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Literatur 1.
Teori Akuntansi Positif Menurut Belkoui (2007) teori positif didasarkan adanya dalil bahwa manajer, pemegang saham, dan aparat pengatur atau politisi adalah rasional dan bahwa mereka berusaha untuk memaksimalkan kegunaan mereka, yang secara langsung berhubungan dengan kompensasi mereka, dan oleh karena itu, kesejahteraan mereka pula. Pilihan atas suatu kebijakan akuntansi oleh beberapa kelompok tersebut bergantung pada perbandingan relatif biaya dan manfaat dari prosedur-prosedur akuntansi alternatif dengan cara demikian untuk memaksimalkan kegunaan mereka. Masalah utama dalam teori positif adalah untuk menentukan bagaimana prosedur akuntansi mempengaruhi arus kas, dan kemudian, fungsi kegunaan manajemen untuk memperoleh suatu wawasan atas faktor yang mempengaruhi pilihan manajer terhadap prosedur akuntansi. Pilihan
akuntansi
tergantung
pada
variabel-variabel
yang
mencerminkan insentif manajemen dalam memilih metode akuntansi berdasarkan rencana bonus, kontrak utang, proses politik. Sebagai hasilnya ada tiga hipotesis yang dihasilkan: 11
1) Hipotesis Rencana Bonus Berpendapat bahwa manajer perusahaan dengan rencana bonus kemungkinan
besar
menggunakan
metode
akuntansi
yang
meningkatkan laporan laba periode di periode berjalan. Dasar pemikirannya adalah bahwa tindakan seperti itu mungkin akan meningkatkan
presentase
nilai
bonus
jika
tidak
terdapat
penyesuaian terhadap metode yang terpilih. 2) Hipotesis Ekuitas Utang Berpendapat bahwa semakin tinggi utang/ ekuitas perusahaan, yaitu sama dengan semakin dekatnya (“semakin ketatnya”) perusahaan terhadap batasan-batasan yang terdapat di dalam perjanjian utang dan semakin besar kesempatan atas pelanggaran perjanjian dan terjadinya biaya kegagalan teknis, maka semakin besar kemungkinan bahwa para manajer menggunakan metodemetode akuntansi yang meningkatkan laba. 3) Hipotesis Biaya Politis Berpendapat bahwa perusahaan besar dan bukannya perusahaan kecil
kemungkinan
besar
akan
memilih
akuntansi
untuk
menurunkan laporan laba.
12
2.
Teori Keagenan Konsep agency theory menurut Jensen dan Meckling (1976) mendefinisikan teori agensi itu merupakan hubungan keagenan sebagai suatu kontrak yang mana satu atau lebih principal (pemilik) menggunakan orang lain atau agen (manajer) untuk menjalankan aktifitas atas nama mereka (pemilik) yang melibatkan pemberian beberapa otoritas di dalam pengambilan keputusan kepada agen. Teori keagenan menjelaskan bahwa hubungan agensi muncul ketika satu orang atau lebih pemilik (principal) mempekerjakan orang lain
(agent)
untuk
memberikan
suatu
jasa
dan
kemudian
mendelegasikan wewenang pengambilan keputusan kepada agen tersebut.
pendelegasian wewenang tersebut akan menimbulkan
masalah keagenan (agency
problem),
yaitu ketidaksejajaran
kepentingan antara principal (pemilik/pemegang saham) dan agent (manajemen perusahaan). Menurut teori agensi, agent harus bertindak secara rasional untuk kepentingan principalnya.
Agent
harus
menggunakan keahlian, bijaksana, itikad baik, dan tingkah laku yang wajar, dan adil dalam memimpin perseoran. Dalam praktik timbul masalah karena terdapat kesenjangan kepentingan antara pemegang saham sebagai pemilik perusahaan dengan pihak pengurus atau manajemen sebagai agent. Pemilik memiliki kepentingan agar dana yang telah diinvestasikan memberikan pendapatan (return) yang maksimal, sedangkan pihak manajemen memiliki kepentingan 13
terhadap perolehan incentives atas pengelolaan dana pemilik perusahaan (Oktomegah, 2012). 3.
Teori Signaling Teori Signal menjelaskan mengapa perusahaan mempunyai dorongan untuk memberikan informasi laporan keuangan kepada pihak eksternal. Dorongan perusahaan untuk memberikan informasi karena terdapat asimetri informasi antara perusahaan dengan pihak eksternal. Perusahaan/manajer memiliki pengetahuan lebih banyak mengenai kondisi
perusahaan
dibandingkan pihak
eksternal.
Kurangnya
informasi pihak luar mengenai perusahaan menyebabkan mereka melindungi diri mereka dengan memberikan harga yang rendah untuk perusahaan. Kemungkinan lain, pihak eksternal yang tidak memiliki informasi akan berpersepsi sama tentang nilai semua perusahaan. Pandangan seperti ini akan merugikan perusahaan yang memiliki kondisi yang lebih baik karena pihak eksternal akan menilai perusahaan lebih rendah dari yang seharusnya. Sebaliknya akan menguntungkan bagi perusahaan yang kondisinya buruk karena pihak eksternal menilai lebih tinggi dari yang seharusnya. Perusahaan dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan cara mengurangi asimetri informasi. Perusahaan memberikan sinyal kepada pihak luar yang dapat berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan dapat mengurangi ketidakpastian mengenai prospek perusahaan pada masa yang akan datang (Godfrey et al, 2010). 14
4.
Konservatisme Akuntansi Menurut Belkaoui (2006) prinsip konservatisme adalah suatu prinsip pengecualian atau modifikasi dalam hal bahwa prinsip tersebut bertindak sebagai batasan terhadap pengecualian atau modifikasi dalam hal bahwa prinsip tersebut bertindak sebagai batasan terhadap penyajian
data
akuntansi
yang
relevan
dan
andal.
Prinsip
konservatisme menganggap bahwa ketika memilih antara dua atau lebih tehnik akuntansi yang berlaku umum, suatu preferensi ditunjukkan untuk opsi yang memiliki dampak paling tidak menguntungkan terhadap ekuitas pemegang saham. Secara lebih spesifik, prinsip tersebut mengimplikasikan bahwa nilai terendah dari aktiva dan pendapatan serta nilai tertinggi dari kewajiban dan beban yang sebaiknya dipilih untuk dilaporkan. Oleh karena itu, prinsip konservatisme mengharuskan bahwa akuntan menampilkan sikap pesimistis secara umum ketika memilih teknik akuntansi untuk pelaporan keuangan. Untuk mencapai tujuan guna memahami laba dan aktiva sekarang, prinsip konservatisme dapat mengarah pada perlakuan yang merupakan penyimpangan terhadap pendekatan yang dapat diterima atau teoritis. Menurut Hery (2009) prinsip konservatisme secara historis telah menjadi pedoman bagi banyak praktik akuntansi. Menurut prinsip konservatisme ini, ketika kerugian terjadi maka seluruh kerugian tersebut akan langsung diakui meskipun belum terealisasi, akan tetapi 15
ketika keuntungan terjadi maka keuntungan yang belum terealisasi tidaklah akan diakui. Konservatisme, jika diaplikasikan secara tepat, akan menyediakan pedoman yang rasional (jangan menyajikan angka laba bersih dan aktiva yang terlalu tinggi). Prinsip konservatisme membuat pembatasan pada penyajian data akuntansi yang relevan dan terpercaya. Dengan prinsip ini, apabila akuntan dihadapkan untuk memilih satu diantara dua atau lebih metode akuntansi yang sama diterima atau berlaku umum, maka akuntan harus mengutamakan pilihan yang akan memberikan pengaruh keuntungan yang paling kecil pada ekuitas. Prinsip ini menggambarkan sikap pesimis sewaktu memilih metode akuntansi yang akan digunakan dalam penyusunan laporan keuangan. Bahkan menurut FASB, prinsip konservatisme ini timbul sebagai reaksi atau sikap kehati-hatian akuntan terhadap ketidakpastian (Hery, 2009). Suwardjono
(2008)
dalam
Sari
(2014)
mendefinisikan
konservatisme sebagai sikap atau aliran (mazhab) dalam menghadapi ketidakpastian untuk mengambil tindakan atau keputusan atas dasar munculan (outcome) yang terburuk dari ketidakpastian tersebut. 5.
Debt Covenant Sekumpulan perusahaan termodifikasi
perjanjian utang termasuk persetujuan antara
dan
pemberi
pinjaman,
yang
secara
signifikan
sebagai hasil dari restrukturisasi utang, negosiasi
kembali perjanjian berlanjut untuk menyertakan batasan pada 16
tambahan utang dan pengeluaran modal, provisi dari informasi keuangan tertentu dan kepatuhan terhadap perjanjian keuangan didasarkan pada rasio dari keadaan yang sebenarnya, dan perkiraan arus kas (yang dijelaskan dalam perjanjian bank) untuk persyaratan pembayaran jasa utang grup (Eurodisney SCA Annual Report 2005, dalam Alexander, 2007). Persyaratan dan perjanjian yang menyangkut perjanjian fasilitas juga meliputi beberapa perjanjian finansial, termasuk, diantara dari, rasio senior leverage maksimum, rasio minimum interest cover dan rasio minimum solvency, bersebelahan dengan sejumlah usaha yang potensinya terbatas yang mencegah atau membatasi transaksi bisnis yang spesifik (Alexander et al, 2007). Debt covenant hypothesis memprediksikan bahwa semakin tinggi jumlah pinjaman atau utang yang ingin didapatkan oleh perusahaan, maka perusahaan berupaya menunjukkan kinerja yang baik kepada debtholders. Upaya tersebut dilakukan dengan menurunkan tingkat konservatisme yaitu dengan cara menyajikan aset dan laba setinggi mungkin, serta liabilitas dan beban serendah mungkin (Watts dan Zimmerman, 1990 dalam Ramadhoni, 2014). 6.
Financial Distress Menurut Sawir (2004), kesulitan keuangan yang dihadapi oleh perusahaan bisa bervariasi antara kesulitan likuiditas (technical insolvency), di mana perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban 17
keuangan sementara waktu, sampai kesulitan solvabilitas (bangkrut), di mana kewajiban keuangan perusahaan sudah melebihi kekayaannya. Bila prospek perusahaan dianggap tidak memberikan harapan, maka likuidasi terpaksa ditempuh. Meskipun demikian, banyak perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan dapat direhabilitasi untuk kepentingan para kreditor, pemegang saham, dan masyarakat. a) Penyebab Umum Kesulitan Keuangan Walaupun sebab-sebab terjadinya kesulitan keuangan sangat bervariasi, kebanyakan disebabkan oleh kesalahan manajemen, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jarang terjadi satu keputusan yang salah menyebabkan kebangkrutan perusahaan. Yang
terjadi
adalah
serangkaian
keputusan
yang
salah
menyebabkan kondisi perusahaan memburuk. Penyebab pokok kebangkrutan
perusahaan
adalah
inkompentensi
manajerial.
Masalah-masalah struktural yang sering membebani banyak perusahaan (Keown, cs.,1995 dalam Sawir, 2004): 1) Ketidakseimbangan keahlian dalam eselon puncak. 2) Pimpinan yang mendominasi operasi perusahaan sering mengabaikan saran yang bermanfaat dan mitra-mitranya. 3) Dewan direktur kurang aktif atau tidak tahu apa-apa. 4) Fungsi keuangan dalam manajemen perusahaan tidak berjalan sebagaimana mestinya. 5) Kurangnya tanggung jawab pimpinan puncak. 18
Kelemahan-kelemahan tersebut mengakibatkan perusahaan rentan terhadap beberapa kekeliruan seperti: 1) Pihak manajemen cenderung malas mengembangkan sistem akuntansi yang Íebih efektif. 2) Perusahaan menjadi kurang tanggap terhadap perubahan sehingga sering gagal menyesuaikan diri dengan perkembangan ekonomi yang kurang menguntungkan, terutama resesi. 3) Pihak manajemen menjadi kurang cermat melaksanakan suatu proyek investasi yang sebenarnya terlalu besar dibandingkan dengan ukuran perusahaannya sendiri. 4) Pihak manajemen terlalu gampang menarik pinjaman yang pada akhirnya akan menempatkan perusahaan pada posisi yang berbahaya. 7.
Risiko Litigasi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) risiko adalah akibat yang kurang menyenangkan (merugikan, membahayakan) dari suatu perbuatan atau tindakan. Menurut Margono (2004) litigasi merupakan proses gugatan atas suatu konflik yang diritualisasikan untuk menggantikan konflik sesungguhnya, dimana para pihak memberikan kepada seorang pengambil keputusan dua pilihan yang bertentangan. Litigasi merupakan proses yang sangat dikenal (familiar) bagi para lawyer dengan karakteristik adanya pihak ketiga yang mempunyai 19
kekuatan untuk memutuskan (to impose) solusi diantara para pihak yang bersengketa. Dari kedua penjabaran diatas dapat disimpulkan bahwa risiko litigasi adalah risiko yang melekat pada perusahaan yang memungkinkan terjadinya ancaman litigasi oleh pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan yang merasa dirugikan. Pihakpihak yang berpentingan terhadap perusahaan meliputi kreditor, investor, dan regulator. Risiko litigasi dapat diukur dari berbagai indikator keuangan yang menjadi determinan kemungkinan terjadinya litigasi (Juanda, 2007). 8.
Growth Opportunities Menurut Belkoui (2000) Perusahaan terdiri dari nilai atas asset yang tertera dan kesempatan investasi di masa depan
atau
kesempatan tumbuh. semakin rendah proporsi dari nilai perusahaan yang direpresentasikan dengan asset yang tertera maka semakin tinggi
kesempatan
tumbuh
perusahaan
tersebut.
Myers
menggambarkan peluang investasi potensial ini sebagai call options, yang nilainya bergantung pada kemungkinan bahwa manajemen
akan
menggunakannya.
Seperti
call
options,
kesempatan tumbuh tersebut merepresentasikan nilai yang nyata dari perusahaan. Growth Options seperti pengeluaran diskresioner sebagai proyek perluasan kapasitas, pengenalan produk baru, akuisisi perusahaan lain, investasi atas merk melalui iklan, dan 20
bahkan pemeliharaan dan penggantian atas aset yang ada. Porsi yang signifikan dani nilai pasar atas modal dibukukan dengan growth opportunities. Sebagai tambahan, hasil yang empiris menyimpulkan
bahwa
growth
opportunities
mempengaruhi
berbagai keputusan kebijakan perusahaan.
21
B. Penelitian Sebelumnya Berikut ini adalah tabel penelitian terdahulu beserta dengan hasil penelitan:
Tabel 2. 1 Penelitian sebelumnya mengenai Debt Covenant (X1), Financial Distress (X2), Risiko Litigasi (X3), Growth Opportunities (X4) dan Konservatisme Akuntansi (Y) NO 1
Judul/ Penulis/ Tahun - Pengaruh Growth Opportunities dan Financial Distress terhadap Conservatism Accounting pada Perusahaan Textile dan Garment yang Terdaftar di PT. BEI periode 20102014 - Faturrahmi, Sukarmanto, dan Fadilah (2014)
Metodologi Penelitian
- Jenis Penelitian:Kuantitatif - Data yang digunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan 2010-2014 - Metode Sampling: Purposive Sampling - Jumlah Sampel : 9 sampel - Metode Analisis Data: Analisis linier berganda
Variabel Lainnya -
Hasil Penelitian - Secara simultan growth opportunities dan financial distress berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi - Growth opportunities tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi - Financial distress berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi
X1 -
X2 √
X3 -
X4 √
(Bersambung di halaman berikutnya)
22
Y √
Tabel 2.1 (Lanjutan) No 2
Judul/Penulis/Tahun - Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI - Dewi, Herawati, dan Sinarwati (2014)
Metodologi Penelitian
Variabel Lainnya
- Jenis Penelitian:Kuantitatif - Data yang digunakan data sekunder yang didapat dari situs BEI yaitu www.idx.co.id - Metode Sampling: Purposive Sampling - Jumlah Sampel : 35 Perusahaan yang mempublikasikan laporan keuangannya di BEI yang memiliki karateristik yang sama - Metode analisis data: analisis regresi linier berganda.
- Pajak - Struktur kepemilikan
Hasil Penelitian - risiko litigasi berpengaruh -
-
-
-
X1 √
X2 -
X3 √
X4 √
signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi pajak berpengaruh signifikan positif terhadap konservatisme akuntansi kontrak hutang atau leverage berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap konservatisme akuntansi struktur kepemilikan berpengaruh positif tidak signifikan terhadap konservatisme akuntansi growth opportunities berpengaruh positif tidak signifikan terhadap konservatisme akuntansi risiko litigasi, pajak, kontrak hutang, struktur kepemilikan, dan growth opportunities berpengaruh positif signifikan terhadap konservatisme akuntansi.
(Bersambung di halaman berikutnya)
23
Y √
Tabel 2.1 (Lanjutan) No 3
4
Judul/Penulis/Tahun - Pengaruh Struktur Kepemilikan, Kontrak Hutang Dan Kesempatan Tumbuh Pada Konservatisme Akuntansi - Wulansari, dan Riduwan (2014)
- Pengaruh Financial Distress, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Pada Konservatisme Akuntansi - Noviantari dan Ratnadi (2015)
Metodologi Penelitian - Jenis Penelitian:Kuantitatif - Data yang digunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahunan 20102012 - Metode Sampling: Purposive Sampling - Jumlah Sampel : 33 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2010-2012 - Metode Analisis Data: Analisis linier berganda - Jenis Penelitian:Kuantitatif - Data yang digunakan data sekunder berupa laporan keuangan - Metode Sampling: Stratified random sampling - Jumlah Sampel : 241 tahun perusahaan - Metode Analisis Data: Analisis linier berganda
Variabel Lainnya
- Struktur kepemilikan manajerial - Struktur kepemilikan Institusional - Kesempatan tumbuh
Hasil Penelitian - Struktur kepemilikan
-
-
- Ukuran Perusahaan - Leverage
-
manajerial tidak mempunyai pengaruh terhadap konservatisme. Struktur kepemilikan institusional tidak mempunyai pengaruh terhadap konservatisme. Kontrak hutang tidak mempunyai pengaruh terhadap konservatisme Kesempatan tumbuh tidak mempunyai pengaruh terhadap konservatisme. Financial distress berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi
X1 √
X2 -
X3 -
X4 -
Y √
-
√
-
-
√
- Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap konservatisme akuntansi - Leverage berpengaruh negatif terhadap konservatisme akuntansi
(Bersambung di halaman berikutnya)
24
Tabel 2.1 (Lanjutan) No 5
Judul/Penulis/Tahun - Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Konservatisme Akuntansi - Risdiyani dan Kusmuriyanto (2015)
Metodologi Penelitian
- Jenis Penelitian: Kuantitatif - Data yang digunakan data sekunder berupa laporan keuangan - Metode Sampling: purposive sampling - Jumlah Sampel : 38 perusahaan - Metode Analisis Data: Analisis linier berganda
Variabel Lainnya
Hasil Penelitian - Kepemilikan
- Kepemilikan institusional dan institusional financial distress - Kepemilikan berpengaruh negatif manajerial terhadap konservatisme - Komisaris akuntansi independen - Leverage dan - Leverage pertumbuhan perusahaan - Pertumbuhan berpengaruh positif perusahaan terhadap konservatisme
X1 -
X2 √
X3 -
X4 -
akuntansi - Kepemilikan manajerial
dan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi - Hasil pengujian simultan menunjukkan bahwa seluruh variabel berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi
(Bersambung di halaman berikutnya)
25
Y √
Tabel 2.1 (Lanjutan) No 6
Judul/Penulis/Tahun - Insentif Pemerintah (Tax Incentives) Dan Faktor Non Pajak Terhadap Konservatisme Akuntansi Perusahaan Perbankan Di Indonesia - Verawaty, Merina, danYani (2015)
Metodologi Penelitian
Variabel Lainnya
- Jenis Penelitian:Kuantitatif - Data yang digunakan data sekunder berupa laporan keuangan - Metode Sampling: purposive sampling - Jumlah Sampel : 10 Bank yang terdaftar di BEI periode 2008-2010 - Metode Analisis Data: Binary logistic regression
- Intensif pajak - Tingkat hutang - Ukuran perusahaan - Growth opportunities - Kepemilikan manajerial - Kepemilikan publik
Hasil Penelitian - Tidak terdapat pengaruh signifikan antara insentif pajak, earnings pressure, ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial, dan kepemilikan publik terhadap konservatisme akuntansi. - Tingkat hutang pada tingkat signifikansi 5% dan growth opportunities pada tingkat signifikansi 5% berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
X1 -
X2 -
X3 -
X4 √
(Bersambung di halaman berikutnya)
26
Y √
Tabel 2.1 (Lanjutan) No 7
Metodologi Penelitian Variabel Lainnya Judul/Penulis/Tahun Jenis Penelitian:Kuantitatif Board - Board Independence And Independence Accounting Conservatism - Data yang digunakan data sekunder berupa laporan In Malaysian Companies keuangan dari tahun 2000- Amran dan Manaf (2014) 2010 - Metode Sampling: purposive sampling - Jumlah Sampel : 866 perusahaan non perbankan yang erdaftar di Bursa Malaysia
8
- Information Consequences Of Accounting Conservatism - Lara, Osma, dan, Penalva (2014)
- Jenis Penelitian:Kuantitatif - Data yang digunakan data sekunder - Metode Sampling: purposive sampling - Jumlah Sampel 63.579 tahun perusahaan
- Asymmetries information
Hasil Penelitian
- Board independence tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi
- Konservatisme sangat berguna untuk debtholders maupun equity holders.
X1 -
X2 -
X3 -
X4 -
Y √
-
-
-
-
√
(Bersambung di halaman berikutnya)
27
Tabel 2.1 (Lanjutan) No 9
10
Judul/Penulis/Tahun - Does accounting conservatism improve the corporate information environment? - Hu, Li, dan Zhang (2013)
- The Use Of Accounting Conservatism In Order To Reflect The True And The Fair View Of Financial Statements In The Case Of Romanian Listed Companies - Robu dan Toma (2015)
Metodologi Penelitian - Jenis Penelitian:Kuantitatif - Data yang digunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahun 1998-2008 - Metode Sampling: purposive sampling - Jumlah Sampel : 24,235 perusahaan dari 43 negara dari periode 1998–2008. - Metode Analisis Data: Binary logistic regression - Jenis Penelitian:Kuantitatif - Data yang digunakan data sekunder berupa laporan keuangan tahun 2012 yang terdaftar di Pasar Modal Rumania - Metode Sampling: purposive sampling - Jumlah Sampel : 63 perusahaan yang terdaftar di Pasar Modal Rumania - Metode Analisis Data: Analisis linier berganda
Variabel Lainnya
- Information environment quality - Firm-level control
- Growth rate of total assets - Growth rate of total debts - Growth rate of owners’ equity - Growth rate of net result - Growth rate of the share list
Hasil Penelitian
- Konservatisme memiliki hubungan positif terhadap Information environment quality (kualitas informasi ligkungan).
- Ketika perusahaan menerima bad news mereka cenderung untuk mengoverstate-kan utang mereka dan mlakukan understated terhadap ekuitas. Konservatisme akuntansi menjadi jauh lebih tinggi dibandingkan dalam kasus trade and service
X1 -
X2 -
X3 -
X4 -
Y √
-
-
-
-
√
28
C. Kerangka Pemikiran Skema Kerangka berpikir pada penelitian “Pengaruh debt covenant, financial distress, risiko litigasi dan growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi” dapat digambarkan seperti ini:
Pengaruh Debt Covenant, Financial Distress, Risiko Litigasi dan Growth Opportunities terhadap Konservatisme Akuntansi
Fenomena-Fenomena Konservatisme Akuntansi Debt Covenant
Financial Distress
Konservatisme Akuntansi
Risiko Litigasi Growth Opportunities
Metode Penelitian: 1. 2. 3. 4.
Statistik Deskriptif Uji Asumsi Klasik Uji Koefisien Determinasi Uji Hipotesis
Hasil dan Pembahasan
Kesimpulan dan Saran Gambar 2. 1. Skema Kerangka Pemikiran
29
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Perumusan Hipotesis 1. Pengaruh Debt Covenant terhadap Konservatisme Akuntansi Debt covenant memprediksi bahwa manajerial ingin meningkatkan laba dan aset untuk mengurangi biaya renegosiasi kontrak utang ketika perusahaan memutuskan perjanjian utangnya. Tidak seperti investor yang ada, kreditor yang ada tidak memiliki mekanisme untuk meningkatkan laba mereka. Meskipun demikian, kreditor mungkin dilindungi oleh standar akuntansi yang konservatif serta menunjukkan bahwa semakin besar rasio leverage, semakin besar pula kemungkinan perusahaan akan menggunakan prosedur yang meningkatkan laba yang dilaporkan periode sekarang atau laporan keuangan disajikan cenderung tidak konservatif (Sari dan Adhariani, 2009 dalam Harahap, 2012). Penelitian sebelumnya yang meneliti hubungan
debt covenant
dengan konservatisme akuntansi telah banyak dilakukan, penelitian tersebut diantaranya dilakukan oleh Ramadhoni dkk., (2014) yang menghasilkan kesimpulan secara parsial tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Debt Convenant terhadap konservatisme. Hasil penelitian yang sama juga didapatkan oleh penelitian Dewi dkk,. (2014) yang menyatakan bahwa bahwa kontrak hutang tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Sedangkan hasil berbeda diperoleh Sari dkk., (2014) yang menyebutkan bahwa
secara parsial variabel debt covenant
berpengaruh positif signifikan terhadap variabel Konservatisme. 30
Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulandari (2014) yang menyatakan
bahwa
debt
covenant
berpengaruh
terhadap
konservatisme akuntansi. Dari penjelasan teoritis dan penelitan-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya maka peneliti dapat menarik suatu hipotesis yaitu: Ha1
:
Debt covenant berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi
2. Pengaruh Financial Distress terhadap Konservatisme Akuntansi Kondisi keuangan perusahaan yang bermasalah dapat mendorong penggantian manajer yang bersangkutan di pasar tenaga kerja (Lo, 2005 dalam Suryandari, 2012). Situasi inilah yang harus dihindari oleh seorang manajer. Kegagalan manajer dalam mengelola suatu perusahaan dapat tercermin melalui laporan keuangan yang disajikan. Manajer yang mengalami kegagalan dalam mengelola perusahaan akan ditunjukkan dengan kondisi keuangan yang buruk, dan kondisi tersebut mencerminkan tingkat kesulitan keuangan perusahaan yang tinggi. Ancaman tersebut dapat mendorong seorang manajer untuk mengatur penyajian laopran keuangan yang akan digunakan oleh pihak yang terkait termasuk para investor dan kreditor (Suryandari, 2012). Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan merupakan kondisi perusahaan yang mengarah pada ketidakmampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban pembayarannya dan apabila perusahaan tidak
mampu
menyelesaikannya
akan
mengarah
pada 31
kebangkrutan.Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan menerapkan prinsip konservatisme, karena perusahaan akan lebih berhati-hati dalam memprediksi kondisi sekonomi yang akan datang (Risdiyani dan Kusmuriyanto, 2015) Penelitian-penelitian terdahulu yang meneliti tentang pengaruh financial distress terhadap konservatisme akuntansi telah banyak dilakukan, diantaranya oleh Ramadhoni dkk., (2014), dalam penelitian tersebut dihasilkan kesimpulan bahwa secara secara partial terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat kesulitan keuangan terhadap konservatisme akuntansi. Sedangkan dalam penelitian Risdiyani dan Kusmuriyanto (2014) menghasilkan kesimpulan bahwa financial distress berpengaruh negatif dan signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Sejalan dengan penelitian Risdiyani dan Kusmuriyanto (2014), penelitian Noviantari (2015) Dan Dewi dkk., (2014) juga menghasilkan kesimpulan serupa yaitu financial distress berpengaruh negatif pada konservatisme akuntansi. Dari pengungkapan teoritis dan kesimpulan dari penelitianpenelitian terdahulu yang dijabarkan di atas maka peneliti dapat menarik suatu hipotesis yaitu: Ha2
:
Financial
Distress
berpengaruh
terhadap
Konservatisme Akuntansi 3. Pengaruh Risiko Litigasi Terhadap Konservatisme Akuntansi Risiko litigasi sebagai faktor eksternal dalam mendorong manajer untuk menyajikan keuangan perusahaan secara konservatif. Jika risiko 32
litigasi pada perusahaan relatif tinggi, maka manajer akan terdorong untuk menerapkan konservatisme. Risiko litigasi dapat menimbulkan biaya yang banyak karena berurusan dengan masalah hukum. Manajer akan menghindari kerugian akibat litigasi tersebut dengan cara menyajikan laporan keuangan secara konservatif karena laba yang terlalu tinggi memiliki risiko litigasi yang lebih tinggi (Nasir dkk., 2014) Basu (1997) dan Watts (2003) dalam Hati (2011) menyatakan bahwa litigasi menurut Undang-Undang pasar Modal mendorong konservatisme. Alasannya adalah bahwa litigasi cenderung lebih banyak dihasilkan oleh pernyataan yang berlebihan dibanding pernyataan yang lebih rendah dari laba dan aset bersih. Karena biaya litigasi ekspektasian dari pernyataan yang berlebihan lebih tinggi daripada pernyataan yang lebih rendah, maka manajemen dan auditor mempunyai insentif untuk menyatakan lebih rendah laba dan aset bersih. Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh risiko litigasi terhadap konservatisme akuntansi telah banyak dilakukan, di antaranya oleh Dewi dkk., (2014), dalam penelitiannya tersebut didapat kesimpulan bahwa risiko litigasi berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi. Dalam penelitian Ramadhoni dkk., (2014) didapatkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara risiko litigasi dengan konservatisme akuntansi.
33
Sedangkan kesimpulan yang berbeda diperoleh dari penelitian Nasir dkk., (2014) Dalam penelitiannya Nasir dkk., (2014) menghasilkan kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara risiko litigasi dengan konservatisme akuntansi. Dari pengungkapan teoritis dan kesimpulan dari penelitianpenelitian terdahulu yang dijabarkan di atas maka peneliti dapat menarik suatu hipotesis yaitu: Ha3
:
Risiko Litigasi berpengaruh terhadap Konservatisme Akuntansi
4. Pengaruh
Growth
Opportunities
terhadap
Konservatisme
Akuntansi Menurut Mayangsari dan Wilopo (2002) dalam Alfian (2013) perusahaan yang menggunakan konservatisme akuntansi dalam laporan keuangannya, identik dengan perusahaan yang tumbuh. Hal tersebut dinyatakan karena terdapatnya cadangan tersembunyi pada perusahaan tersebut yang digunakan untuk investasi atau untuk memperbesar persusahaan. Dengan pertumbuhan ini investor dan calon investor akan merespon dengan baik karena adanya goodwill. Goodwill itu tercipta karena pada perusahaan yang menggunakan konservatisme akuntansi, nilai pasar akan lebih besar dari nilai bukunya. Selanjutnya pasar juga akan menilai positif atas investasi yang dilakukan perusahaan, yang diharapkan akan terjadi kenaikan arus kas perusahaan dimasa depan. Feltham dan Ohlson (1995) dalam Afian (2013) menyatakan bahwa akuntansi konservatif merupakan 34
konsep yang sesuai karena konsep tersebut menunjukkan pertumbuhan suatu perusahaan karena aset netto yang dilaporkan lebih rendah dari nilai pasar. Penelitian sebelumnya mengenai pengaruh growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi telah banyak dilakukan, diantaranya oleh Wulansari dan Riduwan (2014), dalam penelitiannya Wulansari dan Riduwan (2014) menghasilkan kesimpulan bahwa kesempatan tumbuh
(growth
opportunities)
tidak
berpengaruh
terhadap
konservatisme akuntansi, hal ini disebabkan karena perusahaan yang tumbuh telah memiliki tata kelola perusahaan yang baik. Serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Sari dkk., (2014) yang menyatakan bahwa tidak ada pengaruh growth opportunities yang signifikan positif terhadap konservatisme akuntansi dan Faturrahmi dkk., (2014) yang menghasilkan kesimpulan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan antara growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi. Sedangkan kesimpulan yang berbeda didapat dari penelitian yang dilakukan oleh Dewi dkk., (2014) yang dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan positif antara growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi. Serupa dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Raharja (2013) dan Verawaty dkk., (2015) yang menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara growth opportunities dengan konservatisme akuntansi. 35
Dari pengungkapan teoritis dan kesimpulan dari penelitianpenelitian terdahulu yang dijabarkan di atas maka peneliti dapat menarik suatu hipotesis yaitu: Ha4
:
Growth
Opportunities
berpengaruh
terhadap
Konservatisme Akuntansi
36
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kausalitas, yaitu penelitian yang tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh dari variabel independen yaitu debt covenant, financial distress, risiko litigasi dan growth opportunities terhadap variabel dependen yang dalam penelitian ini merupakan konservatisme akuntansi. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2015. B. Metode Penentuan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun 2011-2015. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan didalam penelitian ini adalah menggunakan non probability sampling, yaitu tehnik penarikan sampel yang tidak memberikan kesempatan atau peluang yang sama bagi setiap unsur/ anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Supriyanto, 2009). Dalam non probability sampling peneliti menggunakan metode purposive sampling, yaitu penarikan sampel yang diambil atas dasar maksud/tujuan tertentu (Supriyanto, 2009). Adapun kriteria dari pemilihan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 37
1. Perusahaan properti yang terdaftar di BEI periode 2011-2015 dan telah mempublikasikan laporan tahunan yang telah diaudit di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2011-2015. 2. Memiliki kelengkapan data dalam laporan keuangan yang dibutuhkan didalam penelitian ini. C. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data serta bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini diperoleh menggunakan metode dokumentasi. Metode tersebut dilakukan dengan cara membaca dan mempelajari berbagai sumber seperti buku, jurnal, skripsi dan artikel yang berhubungan dengan penelitian ini. selain itu metode ini juga digunakan untuk mengumpulkan data sekunder lain yaitu laporan keuangan yang diperoleh dari media internet dengan cara mendownload laporan tahunan perusahaan properti dan real estate melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) di alamat website www.idx.co.id. D. Metode Analisis Data Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan perhitungan statistik dengan penerapan SPSS (Statistical Product and Service Solution) for windows 22. Setelah data-data yang diperlukan dalam penelitian ini sudah terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis data yang terdiri dari metode analisis statistik deskriptif, uji asumsi klasik, uji koefisien determinasi dan uji hipotesis. Penjelesan mengenai metodemetode analisis data tersebut adalah sebagai berikut:
38
1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013). Didalam penelitian ini analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran mengenai debt covenant, financial distress, risiko litigasi dan konservatisme akuntansi 2. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kelayakan penggunaan model regresi dalam penelitian ini. Uji asumsi klasik yang digunakan didalam penelitian ini terdiri atas uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas. a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seerti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik (Ghozali, 2013). Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan 39
antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal (Ghozali, 2013). Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistik bisa sebaliknya. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan uji statistik dengan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika nilai Kolmogorov-Smirnov memiliki tingkat signifikansi diatas a > 0,05 berarti regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013). b. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan utuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol (Ghozali, 2013). Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi adalah melihat dari nilai tolerance dan lawannya yaitu variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan 40
adanya multikolonieritas adalaha nilai Tolerance < 0.10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2013). c. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier
ada
korelasi
antara
kesalahan-kesalahan
pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).
Jika terjadi korelasi,
maka
dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu bekaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2013). Pada data crossection (silang waktu), masalah autokorelasi relative jarang terjadi karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu/ kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini uji autokorelasi dilaksanakan dengan Run Test dengan ketentuan probabilitas lebih besar dari signifikansi 0,05.. Run Test sebagai bagian dari statistik nonparametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random. Run Test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis) (Ghozali, 2013). 41
d. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut
Homoskedastisitas
dan
jika
berbeda
disebut
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas
atau
tidak
terjadi
Heteroskedastisitas
(Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dna sumbu X adalah residual (Y prediksi – Y sesungguhnya) yang telah di-studentized. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y,
maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
42
Analisis dengan grafik plots memiliki kelemahan yang cukup
signifikan
mempengaruhi
oleh
hasil
karena
ploting.
jumlah
Semakin
pengamatan
sedikit
jumlah
pengamatan semakin sulit menginterpretasikan hasil grafik plot. Oleh sebab itu diperlukan uji statistik yang lebih dapat menjamin keakuratan hasil (Ghozali, 2013). Ada beberapa uji statistik yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini
peneliti
menggunakan Uji
Glejser
untuk
menguji
heteroskedastisitas secara statistik. Uji Glejser mengusulkan untuk meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen (Gujarati, 2003) dengan persamaan regresi: │Ut│= α + βXt +vt Jika variabel independen secara statistik mempengaruhi variabel
dependen,
maka
ada
indikasi
terjadi
heteroskedastisitas. 3. Uji Koefisien Determinasi (Uji Koefisien determinasi (
)
) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk 43
memprediksi variasi variabel dependen. Secara umum koefisien determinasi untuk data silang (crossection) relative rendah karena adanya variasi yang besar antara masing-masing pengamatan, sedangkan untuk data runtun waktu (time series) biasanya memiliki data koefisien determinasi tinggi (Ghozali, 2013). Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu banyak peneliti menganjurkan untuk menggunakan nilai adjusted pada saat mengevaluasi mana model regresi terbaik. Tidak seperti
, nilai adjusted
dapat naik atau turun apabila satu
variabel independen ditambahkan kedalam model (Ghozali, 2013). 4. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan model regresi linier berganda. Dalam analisis regresi, selain mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen (Ghozali, 2013). Adapun variabel-variabel independen dalam penelitian ini adalah debt covenant, financial distress, risiko litigasi dan growth opportunities. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah konservatisme
44
akuntansi. Untuk menguji hipotesis dari variabel-variabel tersebut digunakan rumus persamaan regresi sebagai berikut: Y=𝛼 + 𝛽 𝑋 + 𝛽 𝑋 + 𝛽 𝑋 + 𝛽 𝑋 + 𝑒
Dimana
:
Y
= Konservatisme Akuntansi = Konstanta = Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya perubahan Y apabila berubah 1 satuan = Debt Covenant = Koefisien regresi kedua, yaitu besarnya perubahan Y apabila berubah 1 satuan = Financial Distress = Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya perubahan Y apabila berubah 1 satuan = Risiko Litigasi = Koefisien regresi pertama, yaitu besarnya perubahan Y apabila berubah 1 satuan = Growth Opportunities = Kesalahan regresi (regression error)
Pada penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji signifikan parameter individual (Uji statistik t) dan uji signifikansi simultan (Uji statistik F). a. Uji signifikan Parameter Individual (Uji statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen
(Ghozali,
2013). Langkah-langkah yang dilakukan untuk melaksanakan uji ini antara lain: 45
1) Merumuskan hipotesis Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter (bi) sama dengan nol, atau: Ho : bi = 0 Artinya
apakah
suatu
variabel
independen
bukan
merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya (HA) parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, atau: HA : bi
0
Artinya, variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. 2) Menentukan Level of Significance Level of significance yang digunakan dalam penelitianini adalah sebesar 5% atau (a) = 0,05. Jika sign t > 0.05 maka Ha ditolak namun jika sign t < 0,05 maka Ha diterima dan berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Menurut Ghozali (2013) uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen/terkait. Hipotesis nol (Ho) yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model sama dengan nol, atau: 46
Ho : b1 = b2 = …… =bk = 0 Artinya, merupakan
apakah semua penjelas
yang
variabel
independen
signifikan
terhadap
bukan variabel
dependen. Hipotesis alternatifnya ( HA) tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau : HA : b1
b2
……. bk 0
Artinya, semua variabel independen secara simultan merupakan
penjelas
yang
signifikan
terhadap
variabel
dependen. Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut: 1) Quick look : bila nilai F lebih besar daripada 4 maka Ho dapat ditolak pada derajat kepercayaan 5%., dengan kata lain kita menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara serentak dan signifikan mempengaruhi variabel dependen. E. Operasional Variabel Penelitian Bagian ini berisi uraian singkat mengenai definisi dari masing-masing variabel serta operasional dan pengukuran dari variabel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini. Penjabarannya adalah sebagai berikut:
47
1. Variabel Dependen a. Konservatisme Akuntansi Konservatisme akuntansi mengukur aktiva dan laba dengan kehatihatian oleh karena aktivitas ekonomi dan bisnis yang dilingkupi suatu ketidakpastian yang tercermin dalam laporan keuangan perusahaan untuk memberikan manfaat bagi pengguna laporan keuangan. Implikasinya yaitu pemilihan metode akuntansi pada metode yang mengarahkan pada metode yang melaporkan laba dan aktiva yang lebih rendah atau melaporkan biaya atau utang yang lebih tinggi (Wulandari, 2014). Dalam penelitian ini pengukuran konservatisme dilakukan dengan menggunakan ukuran berbasis akrual mengikuti Givoly dan Hayn (2000) dalam Dwimulyani (2010) yang dihitung dengan cara berikut ini.
Total Akrual =
(
)
Givoly dan Hayn (2000) dalam Dwimulyani (2010) mengeluarkan akrual depresiasi karena merupakan akrual positif yang akan membalik ketika aset tetap diperoleh dan tidak tertangkap dalam perbedaan antara laba dan aliran kas. Ukuran konservatisma ini dikalikan -1, sehingga semakin besar nilai positif rasio, adalah semakin konservatif. 2. Variabel Independen a. Debt Covenant Kontrak Hutang (Debt Covenant) merupakan perjanjian untuk melindungi pemberi pinjaman dari tindakan-tindakan manajer 48
terhadap kepentingan kreditur, seperti pembagian dividen yang berlebihan, atau membiarkan ekuitas di bawah tingkat yang telah ditentukan (Noviana, 2012). Debt covenant diproksi oleh tingkat leverage. Leverage merupakan perbandingan total utang terhadap total aset yang dimiliki perusahaan (Wulansari, 2014). Rumus dari leverage adalah: 𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑒𝑏𝑡 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠
b. Financial Distress Tingkat kesulitan keuangan perusahaan yang tinggi diartikan pada perusahaan yang memiliki potensi bangkrut yang tinggi pula. Penelitian ini mengukur kondisi keuangan perusahaan berdasarkan analisis kebangkrutan yang dikembangkan oleh Altman (1968) dalam Dewi (2014) yang menemukan bahwa ada kesamaan rasio keuangan yang bisa dipakai untuk memprediksi kebangkrutan (Zscore). Persamaannya dinyatakan dengan rumus:
Z-Score = 0,717 Q1 + 0,847 Q2 + 3,107 Q3 + 0,420 Q4 + 0,998 Q5 Dimana
: Q1 = (aktiva lancar – hutang lancar ) / total aktiva Q2 = Laba ditahan / total asset Q3 = laba sebelum bunga dan pajak / total asset Q4 = nilai pasar modal sendiri / nilai buku total hutang Q5 = penjualan / total asset.
49
Bila Z < 1,23 maka perusahaan dikategorikan mengalami tingkat kesulitan keuangan yang besar/perusahaan tidak sehat, jika 1,23 < Z < 2,90 perusahaan berpotensi mengalami kesulitan bisa dikatakan daerah rawan, dan untuk Z > 2,90 perusahaan termasuk dalam kriteria sehat. c. Risiko Litigasi Risiko litigasi adalah risiko bawaan perusahaan yang mempunyai kemungkinan untuk terjadinya suatu ancaman litigasi oleh pihak yang merasa dirugikan terkait kepentingan perusahaan (Juanda, 2007 dalam Herawati dan Sinarwati, 2012). Merujuk dari penelitian yang dilakukan oleh Fitri (2015), risiko litigasi diproksikan dengan Debt To Equity Ratio, rumusnya adalah sebagai berikut: DER =
d. Growth Opportunities Kesempatan tumbuh adalah suatu kesempatan yang dimiliki perusahaan
untuk
memperbesar
perusahaan
dengan
cara
berinvestasi atau dengan cara membuat cadangan tersembunyi. Perhitungan kesempatan tumbuh dengan menggunakan market to book value of equity sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Astarini (2011) dalam Ritonga (2012). Skala data variabel ini adalah rasio. 50
Rumus dari market to book value of equity adalah:
𝑀𝐵𝑉 =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑏𝑒𝑟𝑒𝑑𝑎𝑟 × 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑢𝑡𝑢𝑝𝑎𝑛 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑒𝑘𝑢𝑖𝑡𝑎𝑠
51
Berikut ini adalah tabel ringkasan dari operasional variabel diatas: Tabel 3. 1 Ringkasan Operasional Variabel No 1
2
3
Variabel Dependen (Y) Konservatisme Akuntansi Givoly dan Hayn (2000) dalam Dwimulyani (2010)
Indikator Total Akrual =
(
)
Rasio
Independen (X1) Debt Covenant Wulansari (2014) Independen (X2) Financial Distress Dewi (2014)
Skala
=
Rasio
Z-Score = 0,717 Q1 + 0,847 Q2 + 3,107 Q3 + 0,420 Q4 + 0,998 Q5
Rasio
4 Independen (X3) Risiko Litigasi Fitri (2015) 5
Independen (X4) Growth Opportunity Astarini (2011)
DER =
=
ℎ
ℎ
Rasio
×
ℎ
Rasio
52
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan pada sektor properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebanyak 49 perusahaan. Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan purposive sampling. Berdasarkan kriteria sampel yang sudah ditentukan, diperoleh sampel penelitian sebanyak 36 perusahaan per tahun, dimana periode pengamatan yang digunakan adalah selama 5 tahun dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Sehingga total keseluruhan sampel yang digunakan didalam penelitian ini adalah sebanyak 180 sampel. Rincian sampel pada penelitian ini disajikan pada tabel 4.1. Tabel 4. 1 Data Sampel Penelitian No 1
2
3
Kriteria Perusahaan Properti dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (-) Perusahaan yang tidak mempublikasikan laporan keuangannya berturut-turut dari tahun 2011-2015 (-) Perusahaan yang tidak memiliki kelengkapan data yang digunakan dalam penelitian Jumlah
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016
53
Jumlah 49
(13)
(0) 36
Dalam penelitian ini, saat pengujian normalitas ternyata data penelitian tidak normal, maka akan dilakukan screening data untuk mendeteksi apakah data dari masing-masing variabel penelitian memiliki data ekstrim (outlier) yang berpotensi mengganggu hasil analisis. Jika terdapat data yang bernilai ± 2,5 dari nilai z-score masing-masing variabel maka data data tersebut adalah data ekstrim (outlier). Hasil screening menunjukan bahwa terdapat sampel yang memiliki data ekstrim (outlier) sebanyak 12 perusahaan, sehingga harus dikeluarkan dari sampel. Jadi jumlah sampel yang layak diobservasi adalah 24 perusahaan dalam jangka waktu 5 periode, jadi total sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 120 sampel. Tetapi untuk variabel risiko litigasi dilakukan penanganan tambahan yaitu dengan metode winsorized agar secara keseluruhan data-data penelitian dapat lolos uji normalitas. B. Hasil Uji Analisis Data Penelitian 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013). Mean digunakan untuk mengetahui rata-rata dari suatu data yang bersangkutan, standar deviasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi dari dari rata-rata, minimum digunakan untuk mengetahui nilai terkecil dari suatu data yang bersangkutan, 54
sedangkan maximum digunakan untuk mengetahui nilai terbesar dari suatu data yang bersangkutan. Variabel yang digunakan didalam penelitian ini adalah variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah konservatisme akuntansi. Sedangkan variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari debt covenant, financial distress risiko litigasi, dan growth opportunities. Hasil dari uji statistik deskriptif dalam penelitian ini disajikan pada tabel 4.2. Tabel 4. 2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
Std. N
Minimum
Maximum
Mean
Deviation
Konservatisme
120
-.41782
.44700
.0791690
.13977662
Debt Covenant
120
.05602
.74022
.3607367
.15497240
Financial Distress
120
.43745
7.00704
Risiko Litigasi
120
.05935
2.84944
.6713351
.47239440
Growth Opportunities
120
.12236
2.08851
.9663303
.48844131
Valid N (listwise)
120
1.6890872 1.08093256
Sumber: Data Sekunder yang diolah tahun 2016 Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah data (Valid N) yang ada didalam penelitian ini adalah sebanyak 120 sampel yang berasal dari 24 laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan-perusahaan properti dan real estate yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama 5 periode, 20112015. Berdasarkan pada hasil uji statistik deskriptif yang ditunjukkan didalam tabel 4.2 maka semua data dapat diolah dan data yang ada tersedia secara lengkap tanpa ada data yang hilang. 55
Variabel dependen di dalam penelitian ini adalah Konservatisme Akuntansi (K). Perhitungan konservatisme akuntansi diperoleh dari laba bersih tahun tertentu dikurangi dengan depresiasi dan kas dari kegiatan operasi dibagi dengan total asset kemudian hasil dari perhitungan tersebut dikalikan dengan -1. Dari hasil statistik deskriptif diperoleh nilai mean (ratarata) sebesar 0.0791690. Nilai terendah (minimum) dari konservatisme akuntanasi adalah sebesar -0.41782, yang menunjukkan tingkat konservatisme paling rendah, diperoleh dari PT Gowa Makassar Tourism Developments Tbk pada tahun 2013. Nilai tertinggi (maximum) dari konservatisme akuntansi adalah sebesar 0.44700, yang menunjukkan tingkat konservatisme paling tinggi, diperoleh dari PT Indonesia Prima Property Tbk pada tahun 2015. Nilai standar deviasi dari konservatisme akuntansi adalah sebesar 0 .13977662, jumlah ini menunjukkan bahwa sebesar 0.13977662 data bervariasi dari ratarata. Variabel independen yang pertama dari penelitian ini adalah debt covenant atau kontrak utang (DC). Perhitungan debt covenant diperoleh dari total liabilitas tahun tertentu dibagi dengan total asset. Dari hasil uji statistik deskriptif diperoleh nilai mean (rata-rata) sebesar 0. 3607367. Nilai terendah (minimum) sebesar 0.05602, yang menunjukkan tingkat debt covenant paling rendah, diperoleh dari PT Greenwood Sejahtera Tbk pada tahun 2013. Nilai tertinggi (maximum) dari variabel debt covenant adalah sebesar 0. 74022 yang menunjukkan tingkat debt covenant paling tinggi, diperoleh dari PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk Pada tahun 2012. Nilai standar deviasi 56
dari debt covenant adalah sebesar 0.15497240 jumlah ini menunjukkan bahwa sebesar 0.15497240 data bervariasi dari rata-rata. Variabel independen yang kedua dari penelitian ini adalah financial distress (FD). Perhitungan financial distress diperoleh dari penjumlahan dari aktiva lancar dikurangi hutang lancar dibagi dengan total aktiva, laba ditahan per total asset, laba sebelum bunga dan pajak per total asset, nilai saham biasa dan preferen per nilai buku total utang dan penjualan per total asset. Dari hasil uji statistik deskriptif diperoleh nilai mean (rata-rata) sebesar 1.6890872. Nilai terendah (minimum) dari variabel financial distress sebesar 0.43745, yang menunjukkan perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan paling parah, diperoleh dari PT Sentul City Tbk pada tahun 2015. Nilai tertinggi (maximum) dari variabel financial distress adalah sebesar 7.00704 yang menunjukkan perusahaan yang paling sehat, diperoleh dari PT Metro Realty Tbk 2014 Pada tahun 2011. Nilai standar deviasi dari financial distress adalah sebesar 1.08093256 jumlah ini menunjukkan bahwa sebesar
1.08093256 data
bervariasi dari rata-rata. Variabel independen yang ketiga dalam penelitian ini adalah risiko litigasi (RL). Perhitungan risiko litigasi diperoleh dari total hutang tahun tertentu per total ekuitas. Dari hasil uji statistik deskriptif diperoleh nilai mean (rata-rata) sebesar 0.6713351. Nilai terendah (minimum) dari variabel risiko litigasi sebesar 0.05935, diperoleh dari PT Greenwood Sejahtera Tbk pada tahun 2013. Nilai tertinggi (maximum) dari variabel risiko litigasi adalah sebesar 2.84944 yang diperoleh dari PT Gowa Makassar Tourism Developments Tbk 57
Pada tahun 2012. Nilai standar deviasi dari financial distress adalah sebesar 0.47239440 jumlah ini menunjukkan bahwa sebesar 0.47239440 data bervariasi dari rata-rata. Variabel independen keempat yang digunakan didalam penelitian ini adalah growth opportunities (GO) atau kesempatan tumbuh perusahaan. Perhitungan growth opportunities diperoleh dari jumlah saham yang beredar dikalikan dengan harga penutupan saham per total ekuitas. Dari hasil uji statistik deskriptif diperoleh nilai mean (rata-rata) sebesar 0. 9663303. Nilai terendah (minimum) dari variabel growth opportunities sebesar 0.12236, diperoleh dari PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk pada tahun 2015. Nilai tertinggi (maximum) dari variabel growth opportunities adalah sebesar 2.08851 yang diperoleh dari PT Danayasa Arthatama Tbk Pada tahun 2013. Nilai standar deviasi dari growth opportunities adalah sebesar 0.48844131 jumlah ini menunjukkan bahwa sebesar 0.48844131 data bervariasi dari ratarata. 2. Hasil Uji Asumsi Klasik Sebelum dilakukannya pengujian regresi, terlebih dulu dilakukan uji asumsi klasik yang bertujuan untuk memastikan bahwa penggunaan model regresi dalam penelitian ini layak untuk digunakan. Uji asumsi klasik yang digunakan didalam penelitian ini adalah uji normalitas, uji multikolonieritas, uji autokorelasi dan uji heteroskedastisitas.
58
a. Hasil Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan analisis grafis dan uji statistik (Ghozali, 2013). Uji normalitas dengan analisis grafik didalam penelitian ini menggunakan grafik histogram dan dengan menggunakan normal probability plot. Hasil pengujian normalitas dalam penelitian ini dapat dilihat dihalaman selanjutnya pada gambar 4.1 yang menunjukkan hasil uji normalitas menggunakan grafik histogram dan gambar 4.2 yang menunjukkan hasil uji normalitas menggunakan grafik normal probability plot.
Gambar 4. 1. Hasil Uji Normalitas: Grafik Histogram Sumber: Data Sekunder yang diolah tahun 2016 59
Gambar 4. 2 Hasil Uji Normalitas: Grafik Normal Probability Plot Sumber: Data Sekunder yang diolah tahun 2016 Dengan melihat tampilan grafik histogram pada gambar 4.1 dapat kita simpulkan bahwa grafik histogram memberikan hasil berupa pola distribusi yang mendekati normal, sedangkan pada gambar 4.2 grafik normal probability plot bisa kita lihat bahwa data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dari uji normalitas menggunakan grafik dapat kita simpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini telah memenuhi asumsi normalitas. Uji normalitas dengan grafik dapat meyesatkan kalau tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, padahal secara statistic bisa sebaliknya (Ghozali, 2013). Oleh sebab itu dalam penelitian ini digunakan uji statistik dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Jika nilai Kolmogorov-Smirnov (K-S) memliki tingkat signifikansi diatas a > 0.05 berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas (Ghozali, 2013). Hasil pengujian normalitas data dengan menggunakan uji
60
statistic non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) disajikan pada tabel 4.3. Tabel 4. 3 Hasil Uji Normalitas: Kolmogorov Smirnov (K-S)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
120
Normal Parameters
a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 .13387107
Absolute
.072
Positive
.058
Negative
-.072
Test Statistic Asymp. Sig. (2-tailed)
.072 .197c
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
Sumber: Data Sekunder yang diolah tahun 2016 Berdasarkan tabel 4.3 hasil uji normalitas dengan Kolmogorov Smirnov (K-S) menunjukkan besarnya nilai Kolmogorov Smirnov adalah 0.071 dan tingkat signifikansinya berada pada 0.197, hal ini menunjukkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas karena tingkat signifikansinya melebihi 0.05. b. Hasil Uji Multikolonieritas Uji Multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel 61
independen. Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas didalam model regresi adalah melihat dari nilai tolerance dan lawannya yaitu variance inflation factor (VIF). Nilai cutoff yang umum dipakai untuk menunjukkan ada atau tidaknya multikolonieritas adalah nilai Tolerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10 (Ghozali, 2013). Hasil dari uji multikolonieritas pada penelitian ini disajikan pada tabel 4.4. Tabel 4. 4 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa Collinearity Statistics Tolerance
VIF
427
2.340
.327
3.062
.969
1.032
.424
2.359
a. Dependent Variable: Konservatisme
Sumber: Data Sekunder yang diolah tahun 2016 Berdasarkan tabel 4.4 hasil perhitungan tolerance menunjukkan tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0.10 yang berarti tidak ada korelasi antar variabel independen. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan hal yang sama, yaitu tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tidak ada
multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi pada penelitian ini. 62
c. Hasil Uji Autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regres linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi (Ghozali, 2013). Dalam
penelitian
ini
uji
autokorelasi
dilaksanakan
dengan
menggunakan Run Test dengan ketentuan probabilitas lebih besar dari signifikansi 0.05. Hasil dari uji autokorelasi dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 4.5. Tabel 4. 5 Hasil Uji Autokorelasi: Run Test
Runs Test Unstandardized Residual a
Test Value
-.00590
Cases < Test Value
60
Cases >= Test Value
60
Total Cases
120
Number of Runs
65
Z
.733
Asymp. Sig. (2-tailed)
.463
a. Median
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016 Berdasarkan tabel 4.5 nilai test adalah sebesar -.00590 dengan probabilitas 0.463 yang mana lebih besar dari 0.05. Hal tersebut menunjukkan bahwa nilai residual acak atau random, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah autokorelasi pada model regresi yang digunakan didalam penelitian ini. 63
d. Hasil Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidakamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat Grafik plot dan Uji Glejser. Jika dalam grafik plot tidak ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar
kemudian
menyempit),
maka
mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Hasil dari uji heteroskedastisitas dengan menggunakan grafik plot dalam penelitian ini disajikan dalam gambar 4.3.
Gambar 4. 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Grafik Plot Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016
64
Berdasarkan grafik scatterplots yang ditunjukkan pada gambar 4.3 terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi yang dilakukan pada penelitian ini. Untuk memperkuat bukti bahwa dalam model regresi pada penelitian ini tidak terdapat heteroskedastisitas maka peneliti melakukan uji glejser. Hasil dari uji glejser dalam penelitian ini disajikan dalam Tabel 4.6 Tabel 4. 6 Hasil Uji Heteroskedastisitas: Glejser Coefficientsa
Model 1
Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
B (Constant)
Std. Error .125
.037
-.085
.078
Financial Distress
.008
RLX
Debt Covenant
Growth Opportunities
Beta
t
Sig.
3.397
.001
-.151
-1.086
.280
.013
.095
.598
.551
.006
.021
.024
.262
.794
-.010
.025
-.056
-.398
.692
a. Dependent Variable: Absur
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016 Berdasarkan hasil uji glejser yang ditunjukkan pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa tidak ada satupun variabel independen yang signifikan secara statistik. Hal ini terlihat dari probabilitas signifikansinya diatas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat disimpulkan model regresi tidak 65
mengandung adanya heteroskedastisitas. Hasil ini juga sesuai dengan uji heteroskedastisitas menggunakan grafik plot. 3. Hasil Uji Koefisien Determinasi Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi vaeiabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2013). Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R2 pasti meningkat, tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Maka dari itu dalam penelitian ini digunakan adjusted R2 untuk mengevaluasi model regresi. Tidak seperti R2, nilai adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model (Ghozali, 2013). Hasil dari uji koefisien determinasi dalam penelitian ini disajikan dalam tabel 4.7. Tabel 4. 7 Hasil Uji Koefisien Determinasi b
Model Summary Adjusted R Model 1
R
R Square a
.288
.083
Square
Std. Error of the Estimate .051
.13617937
a. Predictors: (Constant), Growth Opportunities, RLX, Debt Covenant, Financial Distress b. Dependent Variable: Konservatisme
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016 66
Dari tabel 4.7 yang telah disajikan di atas dapat kita lihat bahwa nilai adjusted R2 sebesar 0.051 yang menjelaskan bahwa variabel-variabel independen yang ada di dalam penelitian ini dapat menjelaskan 5.1% variabel dependen yang ada di dalam penelitian ini yaitu konservatisme akuntansi. Ini menunjukkan bahwa model memiliki kemampuan yang tidak terlalu tinggi dalam menjelaskan variabel dependen, sedangkan sisanya sebesar 94.9% dijelaskan oleh varibel-variabel lain di luar penelitian ini seperti struktur kepemilikan institusional (Sofyan dan Ritonga, 2012), bonus plan (Oktomegah, 2012), konflik kepentingan (Suryandari, 2012) dan intensitas modal (Alfian, 2013). 4. Hasil Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan untuk meberikan gambaran antara hubungan variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini, uji hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji signifikan parameter individual (Uji statistik t) dan uji signifikansi simultan (Uji f). a. Hasil Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas/ independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013). Yang dalam penelitian ini berarti bagaimana variabel independen seperti debt covenant, financial distress, risiko litigasi dan growth opportunities secara individual mempengaruhi variabel dependen yaitu konsevatisme akuntansi. Hasil 67
dari uji signifikan parameter individual (Uji statistik t) disajikan dalam tabel 4.8. Tabel 4. 8 Hasil Uji Signifikan Individual : Uji t Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant) Debt Covenant Financial Distress Risiko Litigasi Growth Opportunities
Standardized Coefficients
Std. Error
.159
.058
-.247
.123
.004
.020
-.013 .011
.034 .039
Beta
t
Sig.
2.743
.007
-.274
-2.003
.048
.030
.192
.848
-.034 .040
-.377 .292
.707 .771
a. Dependent Variable: Konservatisme
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016 Berdasarkan pada hasil uji signifikan individual yang disajikan pada tebel 4.9 diatas maka didapat persamaan regresi seperti berikut ini: Kons : 0,159 – 0,247 DC + 0,004 FD – 0,013 RL + 0,011 GO + e Dimana: -
Konstanta sebesar 0.159, artinya jika variabel debt covenant (DC), financial distress (FD), risiko litigasi (RL) dan growth opportunities (GO) bernilai nol, maka variabel dependen atau konservatisme akuntansi (Kons) akan bernilai 0,159 satuan.
-
Koefisien regresi DC (debt covenant) sebesar -0,247 yang berarti jika variabel debt covenant (DC) meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka variabel dependen yaitu konservatisme akuntansi akan menurun sebesar 0,247 satuan. 68
-
Koefisien regresi FD (financial distress) sebesar 0,004 yang berarti jika variabel financial distress (FD) meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka variabel dependen yaitu konservatisme akuntansi akan meningkat sebesar 0,004 satuan.
-
Koefisien regresi RL (risiko litigasi) sebesar -0,013 yang berarti jika variabel risiko litigasi (RL) meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka variabel dependen yaitu konservatisme akuntansi akan menurun sebesar 0,013 satuan.
-
Koefisien regresi GO (growth opportunities) sebesar 0,011 yang berarti jika variabel growth opportunities (GO) meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka variabel dependen yaitu konservatisme akuntansi akan meningkat sebesar 0,011 satuan. Berikut ini adalah hasil uji signifikansi parameter individual dari
masing-masing variabel independen yaitu debt covenant, financial distress, risiko litigasi, dan growth opportunities terhadap variabel dependen yaitu konservatisme akuntansi. 1) Debt Covenant Pengujian hipotesis mengenai pengaruh debt covenant (DC) terhadap
konservatisme
akuntansi
(K)
yang
telah dilakukan
menghasilkan nilai koefisien regresi sebesar -0,247 dengan nilai signifikansi sebesar 0,048, nilai signifikansi yang ditunjukkan oleh
69
variabel debt covenant lebih kecil daripada 0,05 ( 0,048 < 0,05 ). Artinya debt covenant memiliki pengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Dan dengan demikian maka Ha1 yang menyatakan bahwa debt
covenant
berpengaruh terhadap
konservatisme
akuntansi
diterima. Hasil koefisien regresi yang menunjukkan nilai yang negatif, yang berarti semakin tinggi nilai debt covenant maka semakin rendah nilai konservatisme akuntansi. Berpengaruhnya debt covenant terhadap konservatisme akuntansi dikarenakan tingkat leverage yang cukup tinggi, yang menunjukkan bahwa presentase jumlah pinjaman atau utang cukup tinggi. Hal ini mengakibatkan perusahaan yang dikelola oleh para manajernya berupaya untuk menunjukkan kinerja yang sebaik-baiknya kepada para debtholders. Upaya tersebut dilakukan dengan menurunkan tingkat konservatisme, yaitu dengan cara meningkatkan laba dan menyajikan asset setinggi mungkin, dan menyajikan liabilitas serta beban serendah mungkin, hal ini juga dilakukan untuk mengurangi biaya kontrak utang yang timbul ketika perusahaan memutuskan untuk mengakhiri perjanjian utangnya (Watts dan Zimmerman, 1990 dalam Ramadhoni, 2014). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Oktomegah (2012), yang dalam penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa debt covenant berpengaruh secara negatif terhadap 70
konservatisme
akuntansi,
Sari
dan
Yusralaini
(2014)
yang
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan positif antara debt covenant terhadap konservatisme akuntansi, dan Wulandari (2014) yang dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara debt covenant dengan konservatisme akuntansi. Namun hasil ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Wulansari dan Ridwan (2014), yang dalam penelitiannya
menghasilkan kesimpulan bahwa
tidak
terdapat
pengaruh yang signifikan antara debt covenant terhadap konservatisme akuntansi, serta Dewi dan Herawati (2014) yang juga menghasilkan kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara debt covenant dan konservatisme akuntansi. 2) Financial Distress Pengujian hipotesis mengenai pengaruh financial distress (FD) terhadap
konservatisme
akuntansi
(K)
yang
telah dilakukan
menghasilkan nilai koefisien regresi sebesar 0,004 dengan nilai signifikansi sebesar 0,848, nilai signifikansi yang ditunjukkan oleh variabel financial distress lebih besar daripada 0,05 ( 0,848 > 0,05 ). Artinya
financial
distress tidak
memiliki
pengaruh terhadap
konservatisme akuntansi. Dan dengan demikian maka Ha2 yang menyatakan
bahwa
debt
covenant
berpengaruh
terhadap
konservatisme akuntansi ditolak. Hal ini menunjukkan jika perusahaan mengalami financial distress maka perusahaan tidak menerapkan 71
prinsip konservatisme yang akan menimbulkan sikap pesimis kreditur dan investor. Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan ingin memberikan kepercayaan kepada kreditur dan investor bahwa perusahaan akan tetap bertahan meskipun dalam kondisi kesulitan keuangan sehingga perusahaan lebih memilih metode yang dapat meningkatkan laba agar kreditur akan tetap memberikan pinjaman kepada perusahaan sehingga perusahaan akan tetap berjalan (Mareta, 2012). Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Al Hayati (2013) yang didalam penelitannya menghasilkan kesimpulan bahwa financial distress tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi, Lastari (2013) yang menghasilkan kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh antara financial distress terhadap konservatisme akuntansi, serta Mareta (2012) yang menghasilkan kesimpulan bahwa financial distress tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Namun hasil penelitan yang didapat dalam penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewi dan Suryanawa (2014)
serta
Faturrahmi
(2014)
yang
dalam
penelitiannya
menghasilkan kesimpulan bahwa financial distress berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme akuntansi, Pramudita (2012) yang dalam penelitianya menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh
signifikan
positif
antara
financial
distress
dengan
konservatisme akuntansi serta Suryandari dan Priyanto (2012) yang 72
menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan positif antara financial distress dengan konservatisme akuntansi. 3) Risiko Litigasi Pengujian hipotesis mengenai pengaruh risiko litigasi (RL) terhadap
konservatisme
akuntansi
(K)
yang
telah dilakukan
menghasilkan nilai koefisien regresi sebesar -0,013 dengan nilai signifikansi sebesar 0,707, nilai signifikansi yang ditunjukkan oleh variabel risiko litigasi lebih besar daripada 0,05 ( 0,707 > 0,05 ). Artinya risiko litigasi tidak memiliki pengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Dan dengan demikian maka Ha3 yang menyatakan bahwa debt covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi ditolak. Dalam penelitian ini risiko litigasi secara negative tidak berpengaruhh signifikan terhadap konservatisme akuntansi. Lemahnya
kekuatan
hukum
membuat
perusahaan
tidak
mempertimbangkan ancaman tuntutan hukum sebagai salah satu faktor untuk lebih berhati-hati dalam pencatatan akuntansi. Dari persamaan analisis regresi linear berganda, penurunan dari litigasi akan menyebabkan perusahaan semakin konservatif, hal ini dikarenakan selain litigasi muncul karena risiko tuntutan hukum, litigasi juga muncul dari aktivitas melebih-lebihkan aset. Sehingga aset yang semakin menurun mendorong perusahaan untuk lebih berhati-hati dikarenakan penurunan aset yang terus-menerus juga mengakibatkan 73
penurunan nilai perusahaan dimata investor. Sehingga apabila aset yang terus mengalami penurunan maka akan menyebabkan perusahaan semakin konservatif dalam melaporkan keuangannya (Agustina, 2015). Hasil dari penelitian ini mendukung hasil dari penelitian yang telah dilakukan oleh Nasir dkk (2014) yang dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa risiko litigasi tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi dan Agustina (2015) yang menghasilkan kesimpulan bahwa Risiko litigasi tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Namun penelitian ini menghasilkan kesimpulan yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi dkk (2014) yang dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa risiko litigasi berpengaruh signifikan negatif terhadap konservatisme, dan Ramadhoni (2014) yang menghasilkan kesimpulan bahwa risiko litigasi berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. 4) Growth Opportunities Pengujian hipotesis mengenai pengaruh growth opportunities (GO) terhadap
konservatisme
akuntansi
(K)
yang
telah dilakukan
menghasilkan nilai koefisien regresi sebesar 0,011 dengan nilai signifikansi sebesar 0,771, nilai signifikansi yang ditunjukkan oleh variabel growth opportunities lebih besar daripada 0,05 (0,771 > 0,05). Artinya growth opportunities tidak memiliki pengaruh terhadap 74
konservatisme akuntansi. Dan dengan demikian maka Ha4 yang menyatakan bahwa growth opportunities berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi ditolak. Dalam penelitian ini growth opportunities tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi, hal ini bisa disebabkan karena tidak semua manajer menerapkan prinsip konservatisme dengan cara meminimalkan laba untuk memenuhi kebutuhan dana investasi yang diperlukan
perusahaan
dalam
pertumbuhannya.
Kesempatan
bertumbuh perusahaan membutuhkan dana yang sebagian besar berasal dari sumber eksternal, dan karena hal tersebut maka perusahaan yang sedang tumbuh cenderung ingin menarik minat para investor untuk berinvestasi dengan memilih metode akuntansi yang cenderung optimis agar kinerja perusahaan terkesan baik (Hasnawati dan Astuti, 2007). Hasil penelitian yang didapat pada penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Wulansari dan Riduwan (2014), yang dalam penelitiannya
menghasilkan kesimpulan bahwa
growth
opportunities tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi, Hasnawati dan Astuti (2007) yang menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh antara growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi, Dewi dkk (2014) yang juga menghasilkan kesimpulan bahwa tidak terdapat pengaruh antara growth opportunities terhadap konservatisme
akuntansi.
Namun penelitian
ini
mengahsilkan 75
kesimpulan yang berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Raharja dan Sandra (2013) yang menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi, dan penelitian Verawati dkk (2015) yang menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan positif antara growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi, serta penelitian Wulandari dkk (2015) yang menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan positif antara growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi. a. Hasil Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen (Ghozali, 2013). Yang dalam penelitian ini berarti bagaimana variabel independen seperti debt covenant, financial distress, risiko litigasi dan growth opportunities secara bersama-sama mempengaruhi variabel dependen yaitu konsevatisme akuntansi. Hasil dari uji signifikansi simultan (Uji statistik F) disajikan dalam tabel 4.9.
76
Tabel 4. 9 Hasil Uji Signifikansi Simultan: Uji Statistik F a
ANOVA Sum of Model 1
Mean
Squares Regression
df
Square
.192
4
Residual
2.133
115
Total
2.325
119
F
.048 2.592
Sig. .040b
.019
a. Dependent Variable: Konservatisme b. Predictors: (Constant), Growth Opportunities, Risiko Litigasi, Debt Covenant, Financial Distress
Sumber: Data sekunder yang diolah tahun 2016 Dari tabel 4.9 yang disajikan diatas dapat dilihat bahwa nilai F hitung adalah sebesar 2,592 dengan nilai signifikansi 0,040 dan lebih kecil daripada tingkat signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,05 (5%), maka disimpulkan bahwa debt covenant, financial distress, risiko litigasi dan growth opportunities secara bersama-sama atau secara simultan berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi.
77
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan Penelitian ini menelitit tentang pengaruh debt covenant, financial distress, risiko litigasi dan growth opportunities terhadap konservatisme akuntansi di perusahaan properti dan real estate yang ada terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang sudah dilakukan pada bab sebelumnya maka peneliti dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Debt Covenant berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Kesimpulan tersebut mendukung penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Oktomegah (2012), Sari dan Yusralaini (2014) dan Wulandari (2014). 2. Financial distress tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Kesimpulan ini mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Al Hayati (2013), Lastari (2013) dan Mareta (2012). 3. Risiko litigasi tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Kesimpulan ini mendukung penelitian yang dilakukan telah sebelumnya oleh Nasir dkk (2014) dan Agustina (2015). 4. Growth Opportunities tidak berpengaruh terhadap konservatisme akuntansi. Kesimpulan ini mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Wulansari dan Riduwan (2014), Hasnawati dan Astuti (2007), dan Dewi dkk (2014). 78
B. Saran Berdasarkan keterbatasan-keterbatasan yang dirasakan oleh peneliti selama penelitian ini, maka peneliti memberikan saran untuk perkembangan penelitian selanjutnya khususnya terkait dengan topik konservatisme akuntansi yang diterapkan oleh perusahaan, sehingga diharapkan penelitian selanjutnya mampu memberikan hasil penelitian yang lebih maksimal dengan mempertimbangkan saran dibawah ini: 1. Peneliti menyarankan agar pada penelitian selanjutnya untuk menambahkan atau mengganti variabel-variabel lain selain variabel yang telah dimasukkan di dalam penelitian ini seperti intensitas modal, good corporate governance, struktur kepemilikan publik, bonus plan, dan earning pressure. 2. Peneliti menyarankan agar pada penelitian selanjutnya untuk memperluas sampel penelitian yang digunakan, sehingga tidak terbatas pada satu jenis industri saja, dan juga disarankan untuk menambah rentang waktu periode penelitian agar hasil yang didapatkan lebih baik.
79
DAFTAR PUSTAKA Agustina, Rice, Stephen. “Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penerapan Konservatisme Akuntansi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”, Simposiun Nasional Akuntansi 18, Medan, 2015. Alexander, David. Britton, Anne dan Jorissen, Ann. “International Financial Reporting and Analysis”. Cengage Learning. London, 2007. Alfian,
Angga dan Sabeni, Arifin. “Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Pemilihan Konservatisme Akuntansi.” Diponegoro Journal Of Accounting Volume 2, Nomor 3 Halaman 1-10 . 2013.
Alhayati, Fajri. “Pengaruh Tingkat Hutang (Leverage) dan Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan terhadap Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris pada Perusahaan Yang Terdaftar di PT BEI)”. Universitas Negeri Padang. 2007
Aristiyani, Desak Gede Utami dan Wirawati, I Gusti Putu. “Pengaruh Debt To Total Assets, Dividen Payout Ratio Dan Ukuran Perusahaan Pada Konservatisme Akuntansi Perusahaan Manufaktur Di Bei” E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 3.3 : 216-230. 2013. Belkaoui, Ahmad Riahi. “Accounting and Investment Opportunity Set”. Greenwood Publishing Group. London . 2000. Belkoui, Ahmad Riahi. “Teori Akuntans.Buku Dua.” Salemba Empat, Jakarta. 2007 Belkoui, Ahmad Riahi. “Teori Akuntans.Buku Satu.” Salemba Empat, Jakarta. 2006. Dewi, Luh Putu Kusuma. Herawati, Nyoman Trisna. Sinarwati, Ni Kadek. “Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei.” e-Journal S1 Ak Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Akuntansi Program S1 Volume: 2 No. 1. 2014 Dwimulyani, Susi. “Konservatisma Akuntansi dan Sengketa Pajak Penghasilan: Suatu Investigasi Empiris.” Simposium Nasional Akuntansi 13. Purwokerto. 2010. Faturrahmi, Afina. Sukarmanto, Edi. “Pengaruh Growth Opportunities dan Financial Distress pada Perusahaan Textile dan Garment yang 80
Terdaftar di PT Bursa Efek Indonesia periode 2010-2014”. Prosiding Akuntansi. Bandung. 2014. Fitri, Rahma Yulia. “Pengaruh Risiko Litigasi Terhadap Hubungan Kesulitan Keuangan Dan Konflik Kepentingan Dengan Konservatisme Akuntansi (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia)”. Universitas Negeri Padang, 2015. Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.” Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Jakarta. 2013. Harahap, sherly noviana. “ Peranan Struktur Kepemilikan, Debt Covenant, Dan Growth Opportunities Terhadap Konservatisme Akuntansi.” Jurnal ilmiah mahasiswa akuntansi – vol. 1, no. 2. 2012. Harahap, sofyan. “Teori Akuntansi Laporan Keuangan.” Bumi Aksara, Jakarta.2002. Hati, Lia Alfiah Dinanar. “Telaah Literatur Tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konservatisme Akuntansi.” Jurnal Ekonomi &Pendidikan, Volume 8 Nomor 2. 2011. Hasnawati Dan Astuti, Christina Dwi. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Metode Akuntansi Konservatif”. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi Dan Keuangan Publik. Universitas Trisakti. 2007 Hendrianto. “Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan Dan Konservatisme Akuntansi Di Indonesia.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol. 1, No. 3.2012. Hery. “Teori Akuntansi.”Kencana Prenada Media Group. Jakarta. 2009. Hu, Jinshuai. Li, Annie Yuansha. Zhang, Frank (Feida). “Does Accounting Conservatism Improve The Corporate Information Environment?” Murdoch Research Repository, 2013. Jensen, M.C. “Agency Costs of Free Cash Flow, Corporate Finance, and Takeovers.” American Economic Review, Vol 76, No.2, pp. 323-329. 1986. Juanda, Ahmad.”Perilaku Konservatif Pelaporan Keuangan dan Risiko Litigasi Pada Perusahaan Go Publik di Indonesia.” Naskah Publikasi Penelitian Dasar Keilmuan. 2007. Mareta, Ayu Riyani. “Pengaruh Financial Distress terhadap Konservatisme (Studi Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI)”. 2012. 81
Nasir, Azwir Ilham, Elfi dan Yusniati. “ Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Risiko Litigasi, Likuiditas, Dan Political Cost Terhadap Konservatisme Akuntansi.” Jurnal Ekonomi Volume 22 . 2014. Noviantari, Ni Wayan dan Dwi Ratnadi, Ni Made. “ Pengaruh Financial Distress, Ukuran Perusahaan, Dan Leverage Pada Konservatisme Akuntansi.” Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 11.3: 646-660. 2015. Novikasari, Tri. Ritonga, Kirmizi. Sofyan, Azhari. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Konservatisme Dalam Akuntansi (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011).” Fakultas Ekonomi Universitas Riau. 2012. Oktomegah, Calvin. “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Konservatisme Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol 1, No. 1 .2012. Pramudita, Nathania. “Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Dan Tingkat Hutang Terhadap Konservatisme Akuntansi Pada Perusahaan Manufaktur Di Bei.” Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi – Vol. 1, No. 2. 2012. Raharja, Natalia dan Sandra, Amelia. “ Pengaruh Insentif Pajak Dan Faktornonpajak Terhadap Konservatisme Akuntansiperusahaan Manufaktur Terdaftar Di Bei.” Prosiding Simposium Nasional Perpajakan 4. 2013. Ramadhoni, Yogie.“ Pengaruh Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan, Risiko Litigasi, Struktur Kepemilikan Manajerial dan Debt Convenant Terhadap Konservatisme Akuntansi ( studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI ).” Faculty Economic of Riau University. 2014. Risdiyani, Fani dan Kusmuriyanto. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penerapan Konservatisme Akuntansi.” Accounting Analysis Journal 4 (3). 2015. Sari, Dewi Nadia. Yusralaini. Al-Azhar. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Institutional, Struktur Kepemilikan Manajerial, Struktur Kepemilikan Publik, Debt covenant dan Growth Opportunities Terhadap Konservatisme Akuntansi.”Faculty of Economics, Riau University. 2014. Sawir,
Agnes. “Kebijakan Pendanaan dan Perusahaan”Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 2004. 82
Restrukturisasi
Sukmana, Yoga. “Bos Toshiba Dilaporkan Terlibat Skandal Penyimpangan Akuntansi.” Artikel diakses pada 18 Maret 2015 dari http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/07/21/161317026/.Bos. Toshiba.Dilaporkan.Terlibat.Skandal.Penyimpangan.Akuntansi Supriyanto. “ Metodologi Riset Bisnis.” Indeks. Jakarta. 2009. Suryandari, Erni dan Priyanto, Rangga Eka. “Pengaruh Risiko Litigasi Dan Tingkat Kesulitan Keuangan Perusahaan Terhadap Hubungan Antara Konflik Kepentingan Dan Konservatisme Akuntansi.” Jurnal Akuntansi dan Investasi Vol. 12 No. 2, halaman: 161-174. 2012. Suyud Margono SH. ADR & Arbitrase Proses Pelembagaan dan Aspek Hukum.Ghalia Indonesia : Jakarta. 2004. Verawaty. Merina, Citra Indah. Yani, Fitri. “Insentif Pemerintah (Tax Incentives) Dan Faktor Non Pajak Terhadap Konservatisme Akuntansi Perusahaan Perbankan Di Indonesia.” Proceeding Sriwijaya Economic And Busimess Conference. 2015. Wulandari, Indah. Andreas. Ilham, Elfi. “Pengaruh Struktur Kepemilikan Manajerial, Debt Covenant Dan Growth Opportunities Terhadap Konservatisme Akuntansi “ Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau. 2014. Wulansari, Cahya Agustin dan Riduwan, Akhmad. “Pengaruh Struktur Kepemilikan, Kontrak Hutang Dan Kesempatan Tumbuh Pada Konservatisme Akuntansi” Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 8. 2014.
83
LAMPIRAN-LAMPIRAN
84
Lampiran 1 Perusahaan Properti dan Real Estate yang Menjadi Sampel No
Nama Perusahaan
Kode Emiten
1
PT Agung Podomoro Land Tbk
APLN
2
PT Bekasi Asri Pemula Tbk
BAPA
3
PT Bukit Darmo Property Tbk
BKDP
4
PT Sentul City Tbk
BKSL
5
PT Ciputra Development Tbk
CTRA
6
PT Ciputra Property Tbk
CTRP
7
PT Ciputra Surya Tbk
CTRS
8
PT Duta Anggada Realty Tbk
DART
9
PT Intiland Development Tbk
DILD
10
PT Duta Pertiwi Tbk
DUTI
11
PT Megapolitan Developments Tbk
EMDE
12
PT Gowa Makassar Tourism Developments Tbk
GMTD
13
PT Greenwood Sejahtera Tbk
GWSA
14
PT Kawasan Industri Jababeka Tbk
KIJA
15
PT Lamicitra Nusantara Tbk
LAMI
16
PT Lippo Karawaci Tbk
LPKR
17
PT Modernland Realty Tbk
MDLN
18
PT Metro Realty Tbk
MTSM
19
PT Indonesia Prima Property Tbk
OMRE
20
PT Pudjiadi Prestige Tbk
PUDP
21
PT Ristia Bintang Mahkotasejati Tbk
RBMS
22
PT Roda Vivatex Tbk
RDTX
23
PT Danayasa Arthatama Tbk
SCBD
24
PT Suryamas Dutamakmur Tbk
SMDM
85
Lampiran 2 Hasil Olah Data No
Perusahaan
Jumlah saham beredar (lembar)
Closing Price
total ekuitas
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
APLN BAPA BKDB BKSL CTRA CTRP CTRS DART DILD DUTI EMDE GMTD GWSA KIJA LAMI LPKR MDLN MTSM OM-RE PUDP RBMS RDTX SCBD SMDM
20,500,000,000 650,000,020 7,315,022,252 31,396,905,010 15,165,815,994 6,150,000,000 1,978,864,834 3,141,390,962 10,365,853,610 1,850,000,000 3,350,000,000 101,538,000 7,800,760,000 19,816,894,728 1,148,418,000 23,077,689,619 3,056,845,688 232,848,000 1,745,000,000 280,000,000 326,722,500 268,800,000 3,322,092,000 4,006,783,831
350 148 115 265 540 490 870 435 255 1800 160 660 199 190 225 660 240 640 265 465 88 2700 500 130
5,031,268,353,000 80,805,864,436 708,185,721,601 4,594,536,235,454 7,647,434,188,814 3,606,965,168,035 1,948,943,161,719 2,243,436,383,000 3,799,002,091,322 3,563,983,400,083 543,828,079,624 173,440,833,868 1,216,092,111,385 3,501,702,416,961 283,713,560,000 9,409,018,194,454 1,188,362,057,752 84,177,724,145 502,289,025,664 240,703,509,558 125,473,419,860 828,375,992,995 2,605,384,018,000 2,056,053,968,000
25 26 27 28 29 30 31 32 33
APLN BAPA BKDB BKSL CTRA CTRP CTRS DART DILD
20,500,900,000 661,784,520 7,315,022,252 31,396,905,010 15,165,815,994 6,150,000,000 1,978,864,834 3,141,390,962 10,365,854,185
370 139 88 189 800 660 2250 760 335
6,348,903,770,000 87,474,125,711 649,789,548,122 4,816,407,946,397 8,480,744,962,252 3,988,710,375,646 2,214,585,096,833 2,837,716,716,000 3,950,935,407,032
86
Tahun
2 0 1 1
2 0 1 2
34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48
DUTI EMDE GMTD GWSA KIJA LAMI LPKR MDLN MTSM OM-RE PUDP RBMS RDTX SCBD SMDM
1,850,000,000 3,350,000,000 101,538,000 7,800,760,000 19,816,894,728 1,148,418,000 23,077,689,619 6,266,533,661 232,848,000 1,745,000,000 308,000,000 326,722,500 268,800,000 3,322,092,000 4,006,783,831
3050 140 660 220 200 215 1000 610 700 335 500 143 3500 830 191
5,155,715,817,772 523,938,703,303 233,955,480,761 1,650,407,037,159 3,975,401,188,796 310,026,236,000 11,470,106,390,475 2,226,013,893,089 85,347,491,559 542,202,166,569 254,430,262,440 141,874,212,164 953,177,848,359 2,656,550,312,000 2,114,370,908,000
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72
APLN BAPA BKDB BKSL CTRA CTRP CTRS DART DILD DUTI EMDE GMTD GWSA KIJA LAMI LPKR MDLN MTSM OM-RE PUDP RBMS RDTX SCBD SMDM
20,500,900,000 661,784,520 7,315,022,252 31,396,905,010 15,165,815,994 6,150,000,000 1,978,864,834 3,141,390,962 10,365,854,185 1,850,000,000 3,350,000,000 101,538,000 7,800,760,000 20,121,371,043 1,148,418,000 23,077,689,619 12,533,067,322 232,848,000 1,745,000,000 329,560,000 326,722,500 268,800,000 3,322,092,000 4,772,138,237
215 66 80 157 790 620 2150 445 315 4475 140 8300 159 193 177 910 390 690 340 480 91 4900 2700 102
7,182,781,935,000 92,499,271,673 594,504,980,135 6,920,183,660,800 9,876,702,758,752 4,567,953,149,734 2,489,398,496,077 2,929,064,347,000 4,101,241,924,411 6,055,601,896,076 556,704,794,211 404,538,937,942 4,425,994,755,095 4,173,041,659,957 359,214,429,000 14,168,467,315,612 4,671,317,826,393 82,572,023,006 528,843,134,687 275,311,683,837 127,653,041,454 1,146,363,607,056 4,294,765,808,000 2,144,185,346,000
87
2 0 1 2
2 0 1 3
73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88 89 90 91 92 93 94 95 96
APLN BAPA BKDB BKSL CTRA CTRP CTRS DART DILD DUTI EMDE GMTD GWSA KIJA LAMI LPKR MDLN MTSM OM-RE PUDP RBMS RDTX SCBD SMDM
20,500,900,000 661,784,520 7,315,022,252 31,396,905,010 15,165,815,994 6,150,000,000 1,978,864,834 3,141,390,962 10,365,854,185 1,850,000,000 3,350,000,000 101,538,000 7,800,760,000 20,235,279,075 1,148,418,000 23,077,689,619 12,533,067,322 232,848,000 1,745,000,000 329,560,000 326,722,500 268,800,000 3,322,092,000 4,772,138,237
335 52 98 104 1250 845 2150 680 650 4880 137 6100 174 295 278 1020 520 690 340 441 88 5250 2000 124
8,429,580,500,000 99,545,777,469 600,399,023,280 6,248,897,279,061 11,652,437,463,671 4,880,744,144,010 3,011,501,572,387 3,249,395,143,000 4,468,519,771,160 6,250,932,394,395 602,015,837,483 667,097,687,481 5,000,372,940,083 4,644,701,848,803 397,629,845,000 17,620,829,858,097 5,322,781,616,184 81,253,237,458 630,717,470,771 286,170,083,542 133,600,086,681 1,351,689,816,042 3,944,295,570,000 2,207,634,955,000
97 98 99 100 101 102 103 104 105 106 107 108 109 110 111
APLN BAPA BKDB BKSL CTRA CTRP CTRS DART DILD DUTI EMDE GMTD GWSA KIJA LAMI
20,500,900,000 661,784,520 7,315,022,252 34,536,595,510 15,330,659,837 6,256,250,888 2,004,563,747 3,141,390,962 10,365,854,185 1,850,000,000 3,350,000,000 101,538,000 7,800,760,000 20,662,178,685 1,148,418,000
334 50 90 58 1460 410 2240 420 489 6400 144 7500 123 247 280
9,072,668,928,000 100,931,150,917 572,757,541,540 6,549,719,346,013 13,050,221,279,908 5,236,168,980,232 3,652,533,087,791 3,428,403,826,000 4,770,828,683,560 6,831,058,072,602 659,934,116,417 554,257,293,224 6,268,945,784,180 4,977,754,270,587 551,539,105,000
88
2 0 1 4
2 0 1 5
112 113 114 115 116 117 118 119 120
No
LPKR MDLN MTSM OM-RE PUDP RBMS RDTX SCBD SMDM
23,077,689,619 12,533,067,322 232,848,000 1,745,000,000 329,560,000 326,722,500 268,800,000 3,322,092,000 4,772,138,237
1035 467 172 300 420 63 6000 1695 95
18,916,764,558,342 6,057,456,838,674 77,085,141,681 649,976,385,582 310,154,783,362 168,217,928,838 1,589,564,948,731 3,779,254,627,000 2,452,132,459,000
2 0 1 5
Nama Perusahaan
Net Income
Depresiasi
OCF
Total Assets
1
APLN
684,908,751,000
232,950,132,000
(307,963,671,000)
10,838,820,997,000
2
BAPA
5,901,252,085
2,370,201,969
4,023,916,224
148,084,624,723
3
BKDP
(20,783,965,972)
3,422,843,540
(6,724,186,233)
976,488,666,616
4
BKSL
136,450,036,260
53,249,015,215
(466,727,420,163)
5,290,382,916,872
5
CTRA
494,011,087,830
635,772,044,670
879,732,636,628
11,524,866,822,316
6
CTRP
168,558,779,854
417,774,004,958
286,041,381,217
4,314,646,971,261
7
CTRS
199,327,063,606
174,775,573,756
269,366,414,497
3,529,028,283,751
8
DART
63,812,322,000
392,073,742,000
(32,575,733,000)
4,103,893,859,000
9
DILD
147,404,782,398
302,048,209,495
(226,548,671,029)
5,691,909,741,708
10
DUTI
422,405,402,492
519,570,327,186
373,667,202,615
5,188,186,444,790
11
EMDE
2,519,903,628
34,607,666,556
(64,508,494,192)
920,627,561,553
12
GMTD
49,084,685,373
7,276,911,326
87,320,230,591
487,193,845,496
13
GWSA
207,723,005,928
3,006,747,609
(3,144,989,679)
1,736,519,690,851
14
KIJA
326,131,166,919
272,679,902,449
461,715,269,277
5,597,356,750,923
15
LAMI
64,405,983,000
133,821,834,000
49,935,271,000
591,979,523,000
16
LPKR
814,094,348,926
1,050,290,632,241
374,527,460,106
18,259,171,414,884
17
MDLN
74,117,343,194
101,224,789,458
166,521,649,996
2,526,029,716,477
18
MTSM
4,750,061,932
30,986,888,983
6,865,204,297
106,382,062,707
19
OM-RE
90,842,360,964
267,203,948,904
37,658,483,199
738,221,345,249
20
PUDP
21,020,795,835
77,382,903,776
46,311,045,494
340,747,940,166
21
RBMS
(13,960,438,485)
1,423,557,965
659,580,414
135,937,211,458
22
RDTX
113,960,451,414
310,249,885,254
153,084,070,257
1,082,292,152,075
23
SCBD
72,759,761,000
630,052,847,000
225,302,511,000
3,478,445,408,000
24
SMDM
34,653,169,000
56,745,702,000
6,767,446,000
2,454,961,990,000
25
APLN
841,290,753,000
494,803,606,000
1,212,098,318,000
15,195,642,352,000
26
BAPA
4,488,128,775
2,659,432,579
3,036,496,328
159,093,151,873
27
BKDP
(58,396,173,479)
23,432,219,284
(33,889,529,354)
899,948,360,908
89
Tahun
2 0 1 1
28
BKSL
220,926,021,026
61,876,730,641
437,469,854,535
6,154,231,305,371
29
CTRA
849,382,875,816
731,615,134,472
1,728,003,003,225
15,023,391,727,244
30
CTRP
319,151,767,553
446,366,400,418
476,534,148,682
5,933,874,601,626
31
CTRS
273,913,555,964
214,996,582,622
632,112,158,786
4,428,210,643,555
32
DART
180,828,252,000
480,710,761,000
90,161,315,000
4,293,161,447,000
33
DILD
200,435,726,378
330,362,472,524
176,531,408,127
6,091,751,240,542
34
DUTI
613,327,842,111
578,902,469,577
613,665,489,784
6,592,254,980,112
35
EMDE
4,172,791,951
39,923,974,837
(9,972,867,682)
886,378,756,878
36
GMTD
64,373,090,893
7,783,015,784
255,948,620,894
900,597,066,316
37
GWSA
434,314,925,774
3,373,500,666
185,431,176,524
2,074,853,325,402
38
KIJA
380,022,434,090
329,888,415,304
654,678,104,035
7,077,817,870,077
39
LAMI
39,253,958,000
155,678,656,000
21,483,746,000
598,919,130,000
40
LPKR
1,322,847,018,938
1,234,622,787,875
1,288,793,481,006
24,869,295,733,093
41
MDLN
260,474,880,599
120,204,448,719
(62,755,283,599)
4,591,920,046,013
42
MTSM
7,765,578,849
24,861,493,770
8,834,141,092
106,107,435,423
43
OM-RE
39,913,140,905
285,107,234,464
32,890,341,810
774,036,052,884
44
PUDP
21,137,976,004
83,934,652,739
11,529,139,195
361,178,839,947
45
RBMS
1,922,865,325
1,648,932,117
2,243,225,151
152,811,855,863
46
RDTX
124,817,978,364
342,199,879,427
194,790,637,508
1,207,905,280,350
47
SCBD
69,466,498,000
762,894,747,000
262,729,854,000
3,558,903,785,000
48
SMDM
46,319,686,000
66,643,396,000
(37,035,068,000)
2,637,664,776,000
49
APLN
930,240,497,000
725,299,725,000
1,489,047,912,000
19,679,415,197,000
50
BAPA
5,025,737,151
2,987,760,891
(7,971,607,459)
175,635,233,972
51
BKDP
(59,138,577,166)
44,046,722,626
(18,524,660,423)
845,487,178,844
52
BKSL
605,095,613,999
87,073,457,580
(2,457,384,696)
10,654,200,606,913
53
CTRA
1,413,388,450,323
877,272,682,321
3,035,664,222,284
20,245,534,912,143
54
CTRP
442,124,140,880
510,901,826,147
510,404,743,107
7,654,148,452,927
55
CTRS
412,809,066,465
252,275,226,204
605,248,008,607
5,770,615,672,410
56
DART
180,800,291,000
490,224,858,000
(85,544,196,000)
4,768,449,638,000
57
DILD
329,608,541,861
347,016,184,922
245,691,834,305
7,536,320,166,520
58
DUTI
756,858,436,790
666,869,640,929
257,459,202,436
7,473,827,304,875
59
EMDE
34,002,476,382
45,175,538,652
75,194,293,493
938,536,950,089
60
GMTD
91,845,276,661
8,352,195,853
(462,940,933,984)
1,307,819,055,774
61
GWSA
144,360,310,456
5,868,665,248
(63,376,730,735)
4,688,677,189,263
62
KIJA
104,477,632,614
428,688,541,054
945,214,157,370
8,257,711,872,648
63
LAMI
54,340,019,000
163,992,685,000
42,155,041,000
611,947,289,000
64
LPKR
1,592,491,214,696
1,558,803,330,051
(2,078,824,228,757)
31,308,357,763,829
65
MDLN
2,451,686,470,278
166,160,542,925
(306,894,356,330)
9,560,059,574,401
66
MTSM
(2,076,924,553)
25,137,157,121
6,860,003,510
98,129,812,821
90
2 0 1 2
2 0 1 3
67
OM-RE
(23,884,469,677)
304,458,681,327
26,635,639,931
821,401,386,000
68
PUDP
26,378,888,591
85,870,054,710
20,513,612,090
366,527,525,516
69
RBMS
(13,984,028,601)
1,877,622,067
26,784,809,641
159,066,714,039
70
RDTX
198,229,841,964
378,350,004,166
298,506,657,446
1,549,781,893,503
71
SCBD
1,754,524,211,000
893,394,352,000
1,406,940,821,000
5,551,173,684,000
72
SMDM
26,471,209,000
76,514,395,000
106,418,064,000
2,950,314,446,000
73
APLN
980,472,959,000
1,057,977,957,000
621,187,784,000
23,685,737,844,000
74
BAPA
7,046,505,796
3,448,522,559
(7,138,086,935)
176,171,620,663
75
BKDP
5,894,043,145
64,086,671,271
22,728,101,065
829,193,049,942
76
BKSL
40,479,371,011
92,180,830,897
(16,577,182,360)
9,986,973,579,779
77
CTRA
1,794,593,760,029
1,076,339,832,910
1,984,333,277,302
23,538,715,238,878
78
CTRP
399,035,071,266
610,295,439,212
547,958,158,582
8,861,336,553,234
79
CTRS
584,398,807,464
357,216,610,952
37,221,013,448
6,121,813,757,452
80
DART
408,025,799,000
212,786,139,000
401,634,080,000
5,114,273,658,000
81
DILD
425,545,676,685
375,195,063,759
(740,690,472,062)
9,007,692,918,375
82
DUTI
698,952,189,429
733,967,349,411
387,253,000,465
8,130,786,587,766
83
EMDE
45,095,563,191
54,029,515,807
83,983,094,030
1,179,018,690,672
84
GMTD
120,014,164,180
9,292,827,200
40,065,235,627
1,524,241,388,731
85
GWSA
570,261,644,825
14,212,119,091
(266,959,239,883)
5,340,991,746,366
86
KIJA
398,826,621,307
547,632,104,789
290,997,155,681
8,508,937,032,120
87
LAMI
38,386,668,000
173,624,265,000
31,392,034,000
631,282,689,000
88
LPKR
3,139,951,258,489
1,968,245,652,079
786,471,154,227
37,856,376,874,602
89
MDLN
706,295,408,232
206,061,102,492
148,208,572,669
10,359,146,927,433
90
MTSM
(1,131,879,462)
26,341,638,252
(5,099,018,778)
92,388,797,394
91
OM-RE
107,732,955,706
323,266,669,403
(9,247,502,069)
814,450,866,669
92
PUDP
14,813,119,705
93,247,153,607
(10,200,182,259)
402,028,832,604
93
RBMS
3,006,840,129
2,130,031,577
(7,302,403,756)
155,996,774,016
94
RDTX
232,649,992,213
285,669,039,751
292,953,010,128
1,643,386,438,778
95
SCBD
131,764,378,000
1,075,918,811,000
54,727,230,000
5,570,748,962,000
96
SMDM
44,039,549,000
89,614,092,000
(148,050,262,000)
3,156,290,546,000
97
APLN
1,118,073,171,000
1,415,560,181,000
474,735,310,000
24,559,174,988,000
98
BAPA
1,385,373,448
3,802,585,439
(4,297,033,029)
175,743,601,667
99
BKDP
(27,641,481,740)
83,961,302,395
7,541,984,756
791,161,825,436
100
BKSL
61,673,665,333
104,636,093,877
(114,457,885,392)
11,145,896,809,593
101
CTRA
1,740,300,162,426
1,299,829,296,766
1,452,270,017,886
26,258,718,560,250
102
CTRP
349,721,640,896
730,370,624,000
628,681,237,407
9,824,081,455,343
103
CTRS
660,112,214,917
424,728,688,278
84,859,699,651
6,980,936,478,570
104
DART
177,765,808,000
254,461,468,000
6,717,789,000
5,739,863,241,000
105
DILD
419,924,904,250
406,825,900,452
(1,057,949,545,935)
10,288,572,076,882
91
2 0 1 3
2 0 1 4
2 0 1 5
106
DUTI
670,949,496,747
812,942,190,867
529,593,180,350
9,014,911,216,451
107
EMDE
61,268,278,934
70,516,561,667
101,122,686,777
1,196,040,969,781
108
GMTD
118,494,551,000
10,270,236,276
(72,582,406,308)
1,273,990,253,786
109
GWSA
1,263,864,476,009
18,255,176,245
(90,584,303,847)
6,805,277,762,308
110
KIJA
331,442,663,161
681,816,024,023
338,790,021,204
9,740,694,660,705
111
LAMI
153,538,451,000
184,030,873,000
28,410,090,000
640,519,368,000
112
LPKR
1,024,120,634,260
2,466,144,908,304
(2,710,700,676,429)
41,326,558,178,049
113
MDLN
873,420,195,958
248,404,099,021
394,445,454,398
12,843,050,665,229
114
MTSM
(4,678,222,844)
26,519,364,929
(3,235,217,131)
88,172,596,470
115
OM-RE
(23,146,288,584)
340,226,809,341
3,045,415,535
819,722,919,219
116
PUDP
27,591,952,360
99,592,383,106
6,375,200,266
445,919,320,351
117
RBMS
(3,085,638,160)
2,475,630,292
(765,220,765)
182,263,717,930
118
RDTX
258,656,574,637
321,187,292,843
287,386,681,683
1,872,158,609,529
119
SCBD
159,356,318,000
1,253,825,831,000
456,467,542,000
5,586,425,030,000
120
SMDM
75,239,795,000
110,256,064,000
(103,207,792,000)
3,154,581,181,000
No
Nama Perusahaan
Total Debt
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Laba ditahan
1
APLN
5,807,552,644,000
4,686,331,283,000
2,562,062,584,000
863,001,038,000
2
BAPA
67,278,760,287
116,060,097,242
38,344,055,937
24,793,493,753
3
BKDP
268,302,945,015
337,185,716,700
76,040,564,137
(44,275,426,658)
4
BKSL
695,846,681,418
1,661,358,688,755
525,096,191,338
64,506,987,570
5
CTRA
3,877,432,633,502
5,226,047,411,421
2,209,140,896,688
441,554,821,940
6
CTRP
707,681,803,226
1,017,537,662,629
370,786,697,414
593,175,033,103
7
CTRS
1,580,085,122,032
1,855,102,140,355
1,112,927,132,842
1,171,032,693,145
8
DART
1,860,457,476,000
790,158,889,000
1,184,997,487,000
3,131,162,000
9
DILD
1,892,907,650,386
2,624,163,602,034
1,716,335,344,084
80,147,742,156
10
DUTI
1,624,203,044,707
2,369,729,772,886
1,211,466,173,702
1,747,140,887,015
11
EMDE
376,799,481,929
525,847,714,236
351,708,398,912
51,786,066,888
12
GMTD
313,753,011,628
289,969,600,786
265,492,341,499
122,671,833,868
13
GWSA
520,427,579,466
1,143,003,141,517
495,702,099,978
187,336,966,902
14
KIJA
2,095,654,333,962
3,396,767,010,817
950,915,305,742
544,012,911,057
15
LAMI
308,265,963,000
416,893,421,000
270,876,326,000
98,839,291,000
16
LPKR
8,850,153,220,430
13,608,404,625,136
2,254,091,754,773
2,907,500,486,689
17
MDLN
1,337,667,658,725
826,387,818,060
994,338,065,215
(358,237,781,709)
18
MTSM
22,204,338,562
44,243,743,095
14,216,740,857
23,085,737,281
92
2 0 1 5
Tahun
2 0 1 1
19
OM-RE
235,932,319,585
123,659,143,139
183,220,598,813
(279,460,974,336)
20
PUDP
100,044,430,608
139,907,888,304
82,582,503,800
145,504,081,261
21
RBMS
10,463,791,598
29,612,497,915
8,201,784,621
(1,589,625,610)
22
RDTX
253,916,159,080
87,346,180,425
203,332,477,826
684,803,911,133
23
SCBD
873,061,390,000
410,717,053,000
363,429,813,000
(296,371,315,000)
24
SMDM
398,908,022,000
225,141,731,000
258,938,740,000
20,214,076,000
25
APLN
8,846,738,582,000
6,727,059,278,000
4,298,842,662,000
1,552,096,888,000
26
BAPA
71,619,026,162
116,188,698,509
50,901,731,705
29,280,485,387
27
BKDP
250,158,812,786
276,757,558,982
111,067,373,771
(161,752,395,128)
28
BKSL
1,337,823,358,974
2,100,019,495,180
661,996,104,841
285,629,558,122
29
CTRA
6,542,646,764,992
7,024,474,059,806
4,503,801,547,050
924,494,315,447
30
CTRP
1,945,164,225,980
1,843,128,414,359
1,014,271,893,496
845,510,989,858
31
CTRS
2,213,625,546,722
2,184,737,510,532
1,732,698,641,466
1,395,841,293,114
32
DART
1,455,444,731,000
785,147,759,000
674,676,158,000
183,959,414,000
33
DILD
2,140,815,833,510
660,116,263,926
1,145,868,660,771
230,369,533,234
34
DUTI
1,436,539,162,340
3,069,880,486,201
955,400,311,782
2,275,972,597,600
35
EMDE
362,440,053,575
493,213,155,758
294,856,340,269
31,152,771,035
36
GMTD
666,641,585,555
587,923,707,791
456,583,837,506
183,186,480,761
37
GWSA
424,446,288,243
1,000,805,112,664
375,329,343,339
615,845,144,117
38
KIJA
3,102,416,681,281
4,413,349,410,393
1,209,939,549,321
924,042,862,896
39
LAMI
288,892,894,000
283,799,135,000
254,267,343,000
117,747,791,000
40
LPKR
13,399,189,342,618
19,479,450,841,694
3,479,207,471,491
3,790,222,421,118
41
MDLN
2,365,906,152,924
1,940,276,898,305
1,525,673,373,156
(93,128,319,835)
42
MTSM
20,759,943,864
76,686,576,848
12,349,590,965
24,245,353,387
43
OM-RE
231,833,886,315
115,963,959,318
171,968,274,621
(239,547,833,431)
44
PUDP
106,748,577,507
125,520,973,406
68,641,375,625
138,499,723,751
45
RBMS
10,937,643,699
65,246,423,072
8,335,367,662
333,541,839
46
RDTX
254,727,431,991
121,074,833,738
198,173,643,646
809,621,889,497
47
SCBD
902,353,473,000
592,094,739,000
304,702,915,000
(273,899,196,000)
48
SMDM
523,293,868,000
1,002,852,416,000
358,073,283,000
33,560,178,000
49
APLN
12,496,633,262,000
8,747,046,806,000
5,208,638,817,000
2,281,950,220,000
50
BAPA
83,135,962,299
128,381,213,434
52,205,931,545
34,305,367,989
51
BKDP
250,982,198,709
233,757,568,725
79,568,768,661
(161,815,888,876)
52
BKSL
3,734,016,946,113
3,016,877,997,449
1,478,804,382,974
942,552,423,865
93
2 0 1 1
2 0 1 2
53
CTRA
10,368,832,153,391
9,751,823,674,602
7,155,195,451,845
1,712,024,185,378
54
CTRP
3,086,195,303,193
1,814,937,329,192
1,336,511,632,835
1,170,954,726,689
55
CTRS
3,281,217,176,333
3,276,920,505,056
2,826,339,771,203
1,711,500,479,618
56
DART
1,839,385,291,000
1,017,064,862,000
504,748,990,000
906,445,227,000
57
DILD
3,435,078,242,109
1,306,185,456,742
1,690,848,150,870
500,506,414,598
58
DUTI
1,418,225,408,799
3,221,396,610,158
917,230,812,556
2,945,385,636,196
59
EMDE
381,832,155,878
532,850,337,052
289,122,314,813
63,596,248,866
60
GMTD
903,280,117,832
500,021,040,720
489,211,210,350
271,256,337,945
61
GWSA
262,682,434,168
974,931,494,244
182,329,631,523
3,390,750,796,440
62
KIJA
4,084,670,212,691
5,025,541,301,117
1,752,626,609,061
865,142,254,397
63
LAMI
252,732,860,000
325,973,014,000
236,169,652,000
152,240,931,000
64
LPKR
17,139,890,448,217
24,013,127,662,910
4,847,272,424,055
4,731,190,705,608
65
MDLN
4,888,741,748,008
2,036,868,531,503
2,441,922,958,749
2,354,247,129,954
66
MTSM
15,557,789,815
82,345,736,198
7,920,693,475
21,472,606,335
67
OM-RE
292,558,251,313
134,303,422,220
211,392,051,970
(245,465,502,719)
68
PUDP
91,215,841,679
112,126,699,699
57,172,169,519
151,993,297,852
69
RBMS
31,413,672,585
85,457,979,681
28,175,300,065
(13,831,354,375)
70
RDTX
403,418,286,447
80,957,578,052
336,618,162,391
1,006,956,401,194
71
SCBD
1,256,407,876,000
1,747,971,523,000
472,441,328,000
1,435,060,674,000
72
SMDM
806,129,100,000
1,140,161,782,000
595,455,345,000
71,656,916,000
73
APLN
15,256,157,344,000
10,918,551,266,000
5,958,969,206,000
3,010,736,179,000
74
BAPA
76,625,843,194
130,418,371,985
62,463,226,158
41,350,526,488
75
BKDP
228,794,026,662
234,957,595,368
157,373,171,676
(154,763,283,036)
76
BKSL
3,738,076,300,718
3,725,936,243,346
2,502,326,223,460
985,827,110,302
77
CTRA
11,886,277,775,207
11,094,506,935,012
7,775,706,220,026
2,749,881,127,538
78
CTRP
3,980,592,409,224
2,233,698,938,363
1,635,580,203,873
1,440,024,746,352
79
CTRS
3,110,312,185,065
3,254,113,989,142
2,666,270,435,765
2,115,375,130,692
80
DART
1,864,878,515,000
891,641,071,000
476,165,672,000
1,226,779,778,000
81
DILD
4,539,173,147,215
2,468,562,684,275
1,739,274,622,962
841,725,588,103
82
DUTI
1,879,854,193,371
3,538,979,509,458
1,060,164,769,086
3,522,585,926,348
83
EMDE
577,002,853,189
635,387,345,048
392,140,844,423
108,674,644,459
84
GMTD
857,143,701,250
1,065,521,125,713
510,945,337,339
387,537,794,606
85
GWSA
340,618,806,283
841,223,451,098
225,625,651,992
3,954,935,510,406
86
KIJA
3,864,235,183,317
5,152,157,377,462
1,022,071,671,563
1,235,575,653,984
94
2 0 1 3
2 0 1 4
87
LAMI
233,652,844,000
335,143,946,000
215,551,182,000
186,055,193,000
88
LPKR
20,235,547,016,505
30,041,977,259,097
5,808,885,384,846
6,958,145,679,167
89
MDLN
5,036,365,311,249
2,061,415,313,134
1,707,369,122,496
2,998,910,150,161
90
MTSM
11,135,559,937
72,933,544,204
3,841,637,532
20,155,632,953
91
OM-RE
183,733,395,898
116,788,195,548
64,175,239,986
(137,732,547,013)
92
PUDP
115,858,749,062
142,452,979,196
70,896,885,975
163,484,448,435
93
RBMS
22,396,687,335
96,621,404,531
20,726,964,087
(9,216,355,078)
94
RDTX
291,696,622,736
183,881,566,821
203,600,613,024
1,212,285,414,180
95
SCBD
1,626,453,392,000
1,152,978,800,000
533,382,204,000
1,472,278,662,000
96
SMDM
948,655,591,000
1,080,756,428,000
618,780,714,000
109,761,044,000
97
APLN
15,486,506,060,000
9,781,716,400,000
7,041,359,652,000
3,819,691,468,000
98
BAPA
74,812,450,750
128,343,404,140
61,733,471,306
42,554,269,493
99
BKDP
218,404,283,896
213,304,055,341
69,540,984,373
(182,976,498,743)
100
BKSL
4,596,177,463,580
4,191,414,243,140
3,227,924,826,605
1,040,811,831,651
101
CTRA
13,208,497,280,342
12,544,502,107,460
8,013,555,295,086
3,746,249,775,019
102
CTRP
4,587,912,475,111
2,111,538,683,133
1,674,674,760,132
1,682,439,151,198
103
CTRS
3,328,403,390,779
4,040,953,531,970
2,912,728,762,361
2,595,415,302,930
104
DART
2,311,459,415,000
491,950,977,000
740,783,157,000
1,405,792,476,000
105
DILD
5,517,743,393,322
2,925,607,417,725
3,285,725,170,548
1,141,402,372,703
2
106
DUTI
2,183,853,143,849
4,344,386,190,061
1,198,803,132,680
4,061,654,304,063
0
107
EMDE
536,106,853,364
558,329,072,808
373,768,632,656
165,185,529,891
108
GMTD
719,732,960,562
545,869,132,053
512,933,237,967
501,118,776,198
109
GWSA
536,331,978,128
809,864,098,222
230,319,789,255
5,216,349,481,642
110
KIJA
4,762,940,390,118
6,645,564,014,345
1,047,210,764,452
1,433,864,007,841
111
LAMI
88,980,263,000
342,870,724,000
66,984,869,000
283,384,805,000
112
LPKR
22,409,793,619,707
33,576,937,023,270
4,856,883,553,932
7,101,438,271,572
113
MDLN
6,785,593,826,555
3,145,580,271,086
3,150,692,483,079
3,724,177,288,778
114
MTSM
11,087,454,789
65,876,305,906
4,209,997,730
15,992,215,400
115
OM-RE
169,746,533,637
113,898,560,914
61,773,573,582
(160,878,835,597)
116
PUDP
135,764,536,989
171,710,742,629
104,615,754,902
187,123,474,585
117
RBMS
14,045,789,092
65,360,136,797
12,583,253,479
(12,236,883,494)
118
RDTX
282,593,660,798
393,063,035,229
190,680,585,085
1,449,396,288,990
119
SCBD
1,787,170,403,000
847,923,588,000
695,304,356,000
1,557,505,956,000
120
SMDM
702,448,722,000
1,009,206,130,000
485,999,275,000
170,305,442,000
95
2 0 1 4
1 5
1
Nama Perusahaan APLN
2
BAPA
7,593,239,089
4,394,566,335
96,200,002,960
30,644,388,574
3
BKDP
(19,631,204,779)
-
841,227,558,980
17,718,809,789
4
BKSL
156,853,638,596
1,013,824,135
8,320,179,827,650
457,832,705,353
5
CTRA
618,777,509,297
26,352,395,689
8,189,540,636,760
2,178,331,003,289
6
CTRP
203,925,822,496
-
3,013,500,000,000
439,841,775,753
7
CTRS
239,543,797,962
26,169,540,588
1,721,612,405,580
804,768,631,805
8
DART
99,574,247,000
76,945,791,000
1,366,505,068,470
418,674,256,000
9
DILD
198,562,902,312
48,300,574,331
2,643,292,670,550
939,161,250,098
10
DUTI
489,362,394,057
78,920,162,955
3,330,000,000,000
1,117,683,055,738
11
EMDE
7,499,175,119
16,423,046,701
536,000,000,000
99,585,429,829
12
GMTD
58,495,816,724
-
67,015,080,000
189,240,721,933
13
GWSA
222,687,057,514
-
1,552,351,240,000
258,090,167,331
14
KIJA
363,268,521,380
80,097,842,343
3,765,209,998,320
1,148,295,925,907
15
LAMI
64,405,983,000
1,083,960,000
258,394,050,000
159,633,209,000
16
LPKR
984,810,305,058
105,348,943,376
15,231,275,148,540
4,189,580,354,855
17
MDLN
98,215,038,211
63,082,637,818
733,642,965,120
504,637,348,122
18
MTSM
6,405,588,740
-
149,022,720,000
25,859,280,733
19
OM-RE
113,201,229,234
3,322,987,278
462,425,000,000
356,344,278,906
20
PUDP
24,694,962,775
-
130,200,000,000
88,907,302,567
21
RBMS
(13,172,325,456)
-
28,751,580,000
15,724,942,574
22
RDTX
133,487,034,959
-
725,760,000,000
295,908,494,634
23
SCBD
127,555,403,000
31,174,969,000
1,661,046,000,000
688,935,681,000
24
SMDM
46,329,305,000
4,479,910,000
520,881,898,030
269,786,893,000
25
APLN
1,097,546,731,000
374,318,296,000
7,585,333,000,000
4,689,429,510,000
26
BAPA
5,489,991,039
2,099,948,421
91,988,048,280
25,179,996,061
27
BKDP
(56,927,685,937)
13,789,322,100
643,721,958,176
622,705,425,776
28
BKSL
248,345,307,082
15,266,367,758
5,934,015,046,890
622,705,425,776
29
CTRA
1,029,410,856,133
54,993,023,264
12,132,652,795,200
3,322,669,123,181
30
CTRP
376,043,656,054
-
4,059,000,000,000
826,474,506,998
31
CTRS
329,206,951,938
47,333,848,057
4,452,445,876,500
1,048,459,429,865
32
DART
240,034,830,000
74,551,839,000
2,387,457,131,120
845,718,621,000
33
DILD
276,240,213,661
81,792,350,715
3,472,561,151,975
1,262,035,941,211
34
DUTI
704,688,528,748
43,764,280,482
5,642,500,000,000
1,569,176,913,981
35
EMDE
11,753,049,251
11,166,374,075
469,000,000,000
109,022,049,506
36
GMTD
76,583,527,140
-
67,015,080,000
239,910,571,770
37
GWSA
474,288,895,097
64,908,481
1,716,167,200,000
713,853,560,743
38
KIJA
457,791,362,222
145,093,143,944
3,963,378,945,600
1,400,611,694,161
No
114,391,550,000
Nilai Pasar Modal Sendiri 7,175,000,000,000
3,824,099,116,000
Laba sebelum Pajak
Beban Bunga
888,230,223,000
96
Penjualan
Tahun
2 0 1 1
2 0 1 2
39
LAMI
47,512,052,000
-
246,909,870,000
132,245,488,000
40
LPKR
1,577,088,286,385
8,586,532,716
23,077,689,619,000
6,160,214,023,204
41
MDLN
311,607,099,170
69,432,448,134
3,822,585,533,210
1,057,768,000,026
42
MTSM
10,026,837,940
-
162,993,600,000
23,082,164,615
43
OM-RE
58,288,433,513
3,575,403,683
584,575,000,000
297,872,638,598
44
PUDP
24,251,842,918
-
154,000,000,000
93,530,502,724
45
RBMS
4,009,324,952
-
46,721,317,500
41,729,192,546
46
RDTX
148,149,282,251
1,742,926,809
940,800,000,000
329,558,250,873
47
SCBD
111,120,330,000
28,630,188,000
2,757,336,360,000
684,916,111,000
48
SMDM
57,562,764,000
10,863,450,000
765,295,711,721
267,813,147,000
49
APLN
1,177,175,519,000
469,177,462,000
4,407,693,500,000
4,901,191,373,000
50
BAPA
6,794,971,239
4,547,976,341
43,677,778,320
40,154,840,297
51
BKDP
(57,792,917,649)
15,484,582,912
585,201,780,160
961,988,029,182
52
BKSL
640,129,649,223
145,033,298,445
4,929,314,086,570
961,988,029,182
53
CTRA
1,709,491,785,185
117,142,571,066
11,980,994,635,260
5,077,062,064,784
54
CTRP
53,793,531,842
67,491,860,289
3,813,000,000,000
1,447,736,761,478
55
CTRS
488,183,183,290
40,764,183,843
4,254,559,393,100
1,261,563,139,632
56
DART
241,451,997,000
111,413,903,000
1,397,918,978,090
829,383,362,000
57
DILD
403,749,214,301
82,029,491,509
3,265,244,068,275
1,510,005,415,515
58
DUTI
854,167,951,046
1,763,528,824
8,278,750,000,000
1,604,535,230,345
59
EMDE
47,551,812,583
15,440,862,613
469,000,000,000
225,134,645,500
60
GMTD
107,122,701,371
-
842,765,400,000
301,085,455,287
61
GWSA
154,311,440,690
917,944,670
1,240,320,840,000
91,916,072,166
62
KIJA
204,165,205,511
268,994,918,720
3,883,424,611,299
2,739,598,333,777
63
LAMI
62,255,431,000
726,527,000
203,269,986,000
123,722,737,000
64
LPKR
1,924,830,226,980
6,920,410,262
21,000,697,553,290
6,666,214,436,739
65
MDLN
2,548,597,657,571
129,784,915,355
4,887,896,255,580
1,843,944,981,934
66
MTSM
576,534,902
178,331,250
160,665,120,000
39,096,387,619
67
OM-RE
(871,290,730)
3,999,960,215
593,300,000,000
252,660,725,868
68
PUDP
29,360,040,592
-
158,188,800,000
95,023,976,613
69
RBMS
(12,956,782,026)
-
29,731,747,500
20,544,931,500
70
RDTX
231,714,185,291
5,742,138,845
1,317,120,000,000
418,118,999,949
71
SCBD
1,903,572,424,000
20,304,775,000
8,969,648,400,000
2,730,844,761,000
72
SMDM
42,353,329,000
17,739,505,000
486,758,100,174
329,307,227,000
73
APLN
938,383,823,000
609,475,500,000
6,867,801,500,000
5,296,565,860,000
74
BAPA
7,114,955,023
4,794,944,724
34,412,795,040
45,807,294,711
75
BKDP
7,031,603,218
17,380,911,578
716,872,180,696
712,472,394,627
76
BKSL
39,131,685,797
106,541,110,580
3,265,278,121,040
712,472,394,627
77
CTRA
2,147,691,611,489
333,968,474,419
18,957,269,992,500
6,340,241,949,996
97
2 0 1 2
2 0 1 3
78
CTRP
508,307,396,462
213,196,896,770
5,196,750,000,000
1,662,474,689,613
79
CTRS
676,006,187,585
41,360,486,459
4,254,559,393,100
1,713,275,574,259
80
DART
495,034,985,000
74,681,144,000
2,136,145,854,160
1,287,984,466,000
81
DILD
436,255,218,284
98,745,885,026
6,737,805,220,250
1,827,944,369,891
82
DUTI
700,022,763,429
35,540,884,188
9,028,000,000,000
1,543,419,395,688
83
EMDE
45,095,563,191
13,677,239,905
458,950,000,000
311,279,776,496
84
GMTD
120,729,269,765
-
619,381,800,000
316,638,970,381
85
GWSA
577,116,640,025
5,155,212,556
1,357,332,240,000
176,000,943,214
86
KIJA
498,442,557,901
296,076,622,568
5,969,407,327,125
2,799,065,226,163
87
LAMI
39,251,761,000
1,070,280,000
319,260,204,000
130,470,990,000
88
LPKR
3,323,959,216,205
186,911,542,367
23,539,243,411,380
11,655,041,747,007
89
MDLN
714,210,615,235
312,234,703,159
6,517,195,007,440
2,839,771,320,340
90
MTSM
(10,885,292)
-
160,665,120,000
20,978,438,075
91
OM-RE
109,787,785,623
3,331,159,670
593,300,000,000
247,295,677,198
92
PUDP
16,478,685,771
1,398,397,913
145,335,960,000
84,604,863,931
93
RBMS
3,006,840,129
-
28,751,580,000
49,251,127,287
94
RDTX
223,052,775,806
6,835,424,112
1,411,200,000,000
431,414,723,990
95
SCBD
170,846,140,000
14,477,771,000
6,644,184,000,000
963,242,156,000
96
SMDM
44,324,648,000
21,238,228,000
591,745,141,388
416,618,692,000
97
APLN
1,138,920,945,000
680,659,937,000
6,847,300,600,000
5,971,581,977,000
98
BAPA
1,331,784,437
5,147,589,962
33,089,226,000
24,144,133,759
99
BKDP
(28,227,002,713)
15,945,128,087
658,352,002,680
559,801,139,534
100
BKSL
62,046,220,824
164,701,981,701
2,003,122,539,580
559,801,139,534
101
CTRA
2,164,680,750,172
486,804,655,851
22,382,763,362,020
7,514,286,638,929
102
CTRP
496,773,166,342
305,671,059,276
2,565,062,864,080
2,459,675,821,233
103
CTRS
759,093,872,257
43,388,936,632
4,490,222,793,280
1,909,462,720,294
104
DART
240,176,803,000
69,861,795,000
1,319,384,204,040
842,706,924,000
105
DILD
419,044,195,464
89,669,419,835
5,068,902,696,465
2,200,900,470,208
106
DUTI
671,879,833,281
11,831,375,830
11,840,000,000,000
1,686,812,400,465
107
EMDE
61,268,278,934
29,700,388,312
482,400,000,000
325,313,686,454
108
GMTD
119,428,639,360
3,480,618,602
761,535,000,000
319,045,292,945
109
GWSA
1,269,114,136,974
23,526,698,951
959,493,480,000
83,739,395,532
110
KIJA
345,057,155,483
348,056,434,220
5,103,558,135,195
3,139,920,233,816
111
LAMI
154,122,174,000
952,312,000
321,557,040,000
255,927,315,000
112
LPKR
1,284,829,851,140
260,700,642,181
23,885,408,755,665
8,910,177,991,351
113
MDLN
960,109,200,223
429,899,386,036
5,852,942,439,374
2,962,460,902,526
114
MTSM
(2,311,376,746)
-
40,049,856,000
23,587,785,199
115
OM-RE
(22,135,914,169)
2,295,769,749
523,500,000,000
262,234,886,917
116
PUDP
31,357,352,486
1,119,476,729
138,415,200,000
136,479,911,542
98
2 0 1 4
2 0 1 5
117
RBMS
(3,085,638,160)
-
20,583,517,500
16,970,149,091
118
RDTX
256,034,229,303
-
1,612,800,000,000
422,254,497,423
119
SCBD
202,116,656,000
47,407,269,000
5,630,945,940,000
1,014,197,322,000
120
SMDM
76,608,458,000
33,058,246,000
453,353,132,515
577,756,249,000
99
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Variabel Konservatisme Akuntansi No
Nama
2011
1
APLN
-0.07011 0.056964 0.065251 0.029498 0.031443
2
BAPA
0.003328 0.007592 -0.05699
-0.06094
-0.0107
3
BKDP
0.017904 0.053268 0.100132
0.09759
0.150595
4
BKSL
-0.10395 0.045241 -0.04885 0.003517 -0.00641
5
CTRA
0.088634 0.107182 0.123462 0.053787 0.038532
6
CTRP
0.124056 0.101746 0.075669 0.085678
0.10274
7
CTRS
0.069372 0.129442 0.077065 -0.03103
-0.02156
8
DART
0.07205
9
DILD
-0.01263 0.050307 0.034911 -0.08782
10
DUTI
0.090751 0.087867 0.022408 0.051934 0.074497
11
EMDE
-0.03522 0.029083 0.092023 0.078809
0.09228
12
GMTD
0.093418 0.221363 -0.41782
-0.04635
-0.14192
13
GWSA
-0.15409
-0.19635
14
KIJA
0.072939 0.085414 0.153726 0.051687 0.070751
15
LAMI
0.201614 0.230262 0.248073 0.263954 0.091961
16
LPKR
0.033448 0.048275 -0.06747
-0.01018
-0.0307
17
MDLN
0.076654 -0.04421
-0.03398
-0.01795
18
MTSM
0.311162 0.244375 0.347235 0.242178 0.317132
19
OM-RE
0.289913 0.359265 0.432162 0.253283 0.447003
20
PUDP
0.301317 0.205787 0.218278 0.169724 0.175762
21
RBMS
0.118022 0.012887 0.268104 -0.05243 0.026314
22
RDTX
0.322809 0.341229 0.308835 0.210524 0.186906
23
SCBD
0.224984 0.268666 0.098324 0.179308 0.277626
24
SMDM
0.011756 -0.00634 0.053032 -0.03247
-0.1197
2012
0.090852
-0.11833
100
2013
0.04695
-0.04305
-0.27117
2014
2015
0.040357 0.014532 -0.1041
-0.02162
Debt Covenant No
Perusahaan
2011
2012
2013
2014
2015
1
APLN
0.53581
0.582189
0.63501
0.644107
0.630579
2
BAPA
0.454326
0.45017
0.473344
0.43495
0.425691
3
BKDP
0.274763
0.27797
0.296849
0.275924
0.276055
4
BKSL
0.13153
0.217383
0.350474
0.374295
0.412365
5
CTRA
0.336441
0.435497
0.512154
0.504967
0.503014
6
CTRP
0.164018
0.327807
0.403206
0.449209
0.467007
7
CTRS
0.447739
0.499892
0.568608
0.50807
0.476785
8
DART
0.45334
0.339015
0.385741
0.364642
0.402703
9
DILD
0.332561
0.351429
0.455803
0.503922
0.536298
10
DUTI
0.313058
0.217913
0.189759
0.231202
0.242249
11
EMDE
0.409285
0.4089
0.406838
0.489392
0.448235
12
GMTD
0.644
0.740222
0.690677
0.562341
0.564944
13
GWSA
0.299696
0.204567
0.056025
0.063774
0.078811
14
KIJA
0.374401
0.43833
0.494649
0.454138
0.488973
15
LAMI
0.520738
0.482357
0.412998
0.370124
0.138919
16
LPKR
0.484696
0.538784
0.547454
0.534535
0.542261
17
MDLN
0.529553
0.515232
0.511371
0.486176
0.528348
18
MTSM
0.208723
0.19565
0.158543
0.120529
0.125747
19
OM-RE
0.319596
0.299513
0.35617
0.225592
0.207078
20
PUDP
0.293602
0.295556
0.248865
0.288185
0.30446
21
RBMS
0.076975
0.071576
0.197487
0.143571
0.077063
22
RDTX
0.23461
0.210884
0.260306
0.177497
0.150945
23
SCBD
0.250992
0.253548
0.226332
0.291963
0.319913
24
SMDM
0.162491
0.198393
0.273235
0.30056
0.222676
101
Financial Distress
No
Nama Perusahaan
2011
2012
2013
2014
2015
1
APLN
1.366371
1.170136 0.883753 0.873080 0.870301
2
BAPA
1.576689
1.295756 1.125895 1.133539 0.914269
3
BKDP
1.425845
1.602157 1.927984 2.173963 1.858354
4
BKSL
5.365310
2.303856 1.051969 0.654850 0.437451
5
CTRA
1.469781
1.396259 1.179486 1.466277 1.555600
6
CTRP
2.260980
1.433160 0.931302 1.174570 0.915412
7
CTRS
1.350991
1.685450 1.354760 1.579430 1.627526
8
DART
0.475609
1.167963 0.960740 1.339963 0.730446
9
DILD
1.012203
1.045494 0.819125 1.147695 0.821817
10
DUTI
1.861720
2.762411 3.576638 3.073119 3.331256
11
EMDE
0.969409
0.936794 1.207406 0.978435 1.113305
12
GMTD
1.099701
0.849136 1.057718 1.233131 1.345773
13
GWSA
2.158196
3.219420 2.839302 2.755102 2.064121
14
KIJA
1.601073
1.433793 1.281353 1.738233 1.529594
15
LAMI
1.283169
1.027681 1.175287 1.364063 3.352353
16
LPKR
1.718055
1.759072 1.485723 1.698635 1.422852
17
MDLN
0.460327
1.213866 1.661093 1.394641 1.174074
18
MTSM
3.634656
4.436553 5.487991 7.007037 2.357731
19
OM-RE
1.416871
1.377418 0.850159 1.993876 1.418712
20
PUDP
1.514471
1.510685 1.694731 1.347090 1.423253
21
RBMS
1.071447
2.417001 0.457888 1.212935 0.806565
22
RDTX
2.315631
2.731009 2.548612 3.344746 3.780242
23
SCBD
1.076096
1.590186 4.949896 2.295256 1.899014
24
SMDM
0.719505
0.982213 0.581233 0.592655 0.726504
102
Risiko Litigasi No Perusahaan
2011
2012
2013
2014
2015
1
APLN
1.1542920 1.3934277 1.7398041 1.8098359 1.7069405
2
BAPA
0.8325975 0.8187453 0.8987742 0.7697548 0.7412226
3
BKDP
0.3788596 0.3849844 0.4221701 0.3810700 0.3813207
4
BKSL
0.1514509 0.2777637 0.5395835 0.5981978 0.7017366
5
CTRA
0.5070240 0.7714708 1.0498273 1.0200679 1.0121282
6
CTRP
0.1961987 0.4876675 0.6756189 0.8155708 0.8761964
7
CTRS
0.8107395 0.9995667 1.3180763 1.0328111 0.9112589
8
DART
0.8292892 0.5128929 0.6279771 0.5739156 0.6742086
9
DILD
0.4982644 0.5418504 0.8375703 1.0158114 1.1565587
10
DUTI
0.4557269 0.2786304 0.2342006 0.3007318 0.3196947
11
EMDE
0.6928651 0.6917604 0.6858791 0.9584513 0.8123642
12
GMTD
1.8089916 2.8494378 2.2328632 1.2848848 1.2985539
13
GWSA
0.4279508 0.2571767 0.0593499 0.0681187 0.0855538
14
KIJA
0.5984673 0.7804034 0.9788233 0.8319663 0.9568452
15
LAMI
1.0865394 0.9318337 0.7035710 0.5876140 0.1613308
16
LPKR
0.9406033 1.1681835 1.2097209 1.1483879 1.1846526
17
MDLN
1.1256398 1.0628443 1.0465445 0.9461905 1.1202051
18
MTSM
0.2637793 0.2432402 0.1884148 0.1370476 0.1438339
19
OM-RE
0.4697143 0.4275783 0.5532042 0.2913086 0.2611580
20
PUDP
0.4156335 0.4195593 0.3313185 0.4048598 0.4377316
21
RBMS
0.0833945 0.0770940 0.2460864 0.1676398 0.0834976
22
RDTX
0.3065228 0.2672402 0.3519113 0.2158015 0.1777805
23
SCBD
0.3350989 0.3396711 0.2925440 0.4123559 0.4728897
24
SMDM
0.1940163 0.2474939 0.3759605 0.4297158 0.2864644
103
Growth Opportunities No
Perusahaan
2011
2012
1
APLN
1.426082 1.194747
0.613647
0.814726 0.754717
2
BAPA
1.190508 1.051603
0.472196
0.345698
3
BKDB
1.187863 0.990662
0.984351
1.193993 1.149443
4
BKSL
1.810886 1.232042
0.71231
0.522537 0.305833
5
CTRA
1.070887 1.430612
1.213056
1.626893 1.715125
6
CTRP
0.835467 1.017622
0.834728
1.064745 0.489874
7
CTRS
0.883357
2.01051
1.709071
1.41277
8
DART
0.609112
0.84133
0.477258
0.657398 0.384839
9
DILD
0.695786 0.878921
0.79616
1.507838 1.062478
10
DUTI
0.934348 1.094416
1.367123
1.444265
11
EMDE
0.985606 0.895143
0.842457
0.762355 0.730982
12
GMTD
0.386386 0.286444
2.083274
0.928472 1.373974
13
GWSA
1.276508 1.039845
0.280235
0.271446 0.153055
14
KIJA
1.075251 0.996976
0.930598
1.285208 1.025273
15
LAMI
0.910757 0.796416
0.565874
0.802908 0.583018
16
LPKR
1.618795 2.011986
1.482214
1.335876 1.262658
17
MDLN
0.617356 1.717233
1.046363
1.224396 0.966238
18
MTSM
1.770334 1.909764
1.945757
1.977338 0.519554
19
OM-RE
0.920635
1.07815
1.121883
0.940675 0.805414
20
PUDP
0.540914 0.605274
0.574581
0.507866 0.446278
21
RBMS
0.229145 0.329315
0.232911
0.215206 0.122362
22
RDTX
0.876124 0.987014
1.148955
1.044027 1.014617
23
SCBD
0.637544 1.037939
2.088507
1.684505 1.489962
24
SMDM
0.253341
0.227013
0.268045 0.184881
0.36195
104
2013
2014
2015
0.32784
1.229345
1.73326
Lampiran 4 Hasil Output SPSS 1. Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
Konservatisme
120
-.41782
.44700
.0791690
.13977662
Debt Covenant
120
.05602
.74022
.3607367
.15497240
Financial Distress
120
.43745
7.00704
1.6890872
1.08093256
Risiko Litigasi
120
.05935
2.84944
.6713351
.47239440
Growth Opportunities
120
.12236
2.08851
.9663303
.48844131
Valid N (listwise)
120
2. Uji Normalitas Uji Normalitas: Histogram
105
Uji Normalitas : P-Plot
Uji Normalitas: Kolmogorov-Smirnov
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N Normal Parameters
120 a,b
Mean Std. Deviation
Most Extreme Differences
.0000000 .13387107
Absolute
.072
Positive
.058
Negative
-.072
Test Statistic
.072 .197c
Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. c. Lilliefors Significance Correction.
106
3. Uji Multikolonieritas Hasil Uji Multikolonieritas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
(Constant) Debt Covenant
.427
2.340
Financial Distress
.327
3.062
Risiko Litigasi
.969
1.032
Growth Opportunities
.424
2.359
a. Dependent Variable: Konservatisme
4. Uji Autokorelasi Hasil Uji Autokorelasi: Run Test
Runs Test Unstandardized Residual Test Valuea
-.00590
Cases < Test Value
60
Cases >= Test Value
60
Total Cases
120
Number of Runs
65
Z
.733
Asymp. Sig. (2-tailed)
.463
a. Median
107
5. Uji Heteroskedastisitas Hasil Uji Heteroskedastisitas: Grafik Scatterplot
Hasil Uji Heteroskedastisitas: Uji Glejser
Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B (Constant)
Std. Error .125
.037
-.085
.078
Financial Distress
.008
RLX
Debt Covenant
Growth Opportunities
Coefficients Beta
t
Sig.
3.397
.001
-.151
-1.086
.280
.013
.095
.598
.551
.006
.021
.024
.262
.794
-.010
.025
-.056
-.398
.692
a. Dependent Variable: Absur
108
6. Uji Koefisien Determinasi Hasil Uji Koefisien Determinasi b
Model Summary
Model
R
Adjusted R
Std. Error of the
R Square
Square
Estimate
.083
.051
a
1
.288
.13617937
a. Predictors: (Constant), Growth Opportunities, Risiko Litigasi, Debt Covenant, Financial Distress b. Dependent Variable: Konservatisme
7. Uji Hipotesis Hasil Uji Signifikan Individual : Uji t Coefficientsa
Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant)
Standardized Coefficients
B Std. Error .159 .058
Debt Covenant Financial Distress Risiko Litigasi Growth Opportunities
Beta
t 2.743
Sig. .007
-.247
.123
-.274
-2.003
.048
.004
.020
.030
.192
.848
-.013 .011
.034 .039
-.034 .040
-.377 .292
.707 .771
a. Dependent Variable: Konservatisme
Hasil Uji Signifikansi Simultan: Uji Statistik F ANOVAa Sum of Model 1
Mean
Squares Regression
df
Square
.192
4
Residual
2.133
115
Total
2.325
119
F
.048 2.592
Sig.
.019
a. Dependent Variable: Konservatisme b. Predictors: (Constant), Growth Opportunities, Risiko Litigasi, Debt Covenant, Financial Distress
109
b
.040