Vol /0 2 / No. 04 / Mei 2013
PENGARUH DAN NILAI-NILAI PENDIDIKAN UPACARA SEDEKAH BUMI TERHADAP MASYARAKAT DESA BAGUNG SUMBERHADI KECAMATAN PREMBUN KABUPATEN KEBUMEN Herliyan Bara Wati Universitas Muhammadiyah Purworejo e-mail:
[email protected] Abstrak: Tujuan penelitian ini mendeskripsikan (1) prosesi dan ubarampe dalam upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi, (2) nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi, (3) pengaruh upacara Sedekah Bumi terhadap masyarakat di Desa Bagung Sumberhadi. Menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan teknik analisis data adalah analisis kualitatif pola etnografi. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa (1) prosesi dan ubarampe dalam upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi yaitu (a) praprosesi, (b) prosesi / jalannya upacara Sedekah Bumi, (b) prosesi akhir; ubarampe upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi yaitu (a) nasi tumpeng, (b) nasi kuning, (c) ingkung pitung talen, (d) bubur merah putih, dan (d) kembang telon; (2) nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi, meliputi: (a) nilai pendidikan ketuhanan, (b) nilai pendidikan sosial atau kemasyarakatan, dan (c) nilai pendidikan moral. (3) pengaruh upacara Sedekah Bumi terhadap masyarakat Desa Bagung Sumberhadi yaitu (a) bersifat positif dan (b) bersifat negatif. Kata kunci: nilai pendidikan, upacara sedekah bumi, desa bagung sumberhadi A. PENDAHULUAN Penelitian ini mengungkap nilai-nilai tradisi kebudayaan local yang diharapkan bisa memperkokoh nilai-nilai Pancasila sebagai hasil penggalian nilainilai
kebudayaan
bangsa.
Koentjaraningrat
(2009:
144)
mendefinisikan
kebudayaan menurut ilmu antropologi adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Istilah Sedekah Bumi berasal dari bahasa Jawa Sedekah Desa. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (1994a: 888) sedekah bumi adalah pemberian kepada bumi. Makna kata Sedekah berarti pemberian sukarela yang tidak ditentukan peraturan-peraturan tertentu. Sedekah Bumi berarti pula sedekah (sodaqoh). Upacara Sedekah Bumi yang diadakan di Desa Bagung Sumberhadi, Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen ini terdapat hal-hal yang bersifat khusus yaiut istilah Gombrangan merupakan ritual membersihkan sumur tua yang
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
16
Vol /0 2 / No. 04 / Mei 2013
disebut Sumur Beji. Menurut sesepuh Desa Bagung Sumberhadi, zaman dahulu sumur beji merupakan tempat mandi para bidadari sehingga air sumur tersebut diyakini warga masyarakat Desa Bagung Sumberhadi sangat berkasiat dan dikeramatkan. Air sumur beji juga tidak pernah kering walaupun musim kemarau panjang. Sehingga setiap Desa Bagung Sumberhadi akan mengadakan acara atau ritual apapun selalu memberikan sesaji pada sumur beji tersebut. Permasalahan yang akan dikaji dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Bagaimanakah prosesi dan ubarampe dalam upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi? (2) Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi? (3) Bagaimanakah pengaruh adanya upacara Sedekah Bumi terhadap masyarakat di Desa Bagung Sumberhadi? Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) Mendeskripsikan prosesi dan ubarampe dalam upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi. (1) Mendeskripsikan nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi. (3) Mendeskripsikan pengaruh adanya upacara Sedekah Bumi terhadap masyarakat di Desa Bagung Sumberhadi.
B. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Menurut Sugiyono (2011: 8) menyatakan bahwa metode penelitian kualitatif disebut metode penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah; disebut juga metode etnographi, karena penelitiannya di bidang antropologi budaya. Waktu penelitian dilaksanakan selama empat bulan, yaitu dari bulan Desember 2011 sampai bulan April 2012. Tempat penelitian dilaksanakan di Desa Bagung Sumberhadi RT 05 / RW 03 Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Dalam penelitian ini, populasi di fokuskan di Desa Bagung Sumberhaadi, Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen. Sedangkan teknik sampling yang digunakan adalah Sampel Bukan Acak, karena peneliti hanya menggunakan sampling orang dewasa dan bukan anak-anak.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
17
Vol /0 2 / No. 04 / Mei 2013
Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu secara historis, studi kepustakaan, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Instrumen atau alat penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang disebut dengan human instrument, dibantu dengan alat-alat, seperti: dokumentasi (kamera), alat perekam, alat tulis untuk membuat pertanyaan dan menulis jawaban yang dibutuhkan seputar kegiatan upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi, dan buku-buku teori tentang kebudayaan dan bukubuku pendukung penelitian skripsi ini. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dengan pola etnografi. Menurut Endraswara (2006: 50) bahwa penelitian etnografi adalah kegiatan pengumpulan bahan keterangan atau data yang dilakukan secara sistematik mengenai cara hidup serta berbagai aktifitas sosial dan berbagai benda kebudayaan dari suatu masyarakat. C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tabel 1. PROSESI UPACARA SEDEKAH BUMI di DESA BAGUNG SUMBERHADI No Prosesi 1). Pra Prosesi a) Tahap Persiapan b) Tahap Pelaksanaan
Kegiatan -
2).
Prosesi / Jalannya Upacara Sedekah Bumi a) Gombrangan b) Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi
-
3).
Prosesi Akhir
-
Pembentukan Panitia Pencarian Dana Menyiapkan Tempat Penyelenggaraan Waktu Menyiapkan Perlengkapan Orang yang memimpin upacara
Membersihkan Sumur Beji Pembukaan Sambutan Kepala Desa Pemberian santunan fakir miskin Doa bersama / tahlil Ramah tamah/tukar menukar makanan yang dibawa Memberi Sesaji ke Sumur Beji Pemimpin upacara Sedekah Bumi dan Juru Kunci berdoa di Sumur Beji.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
18
Vol /0 2 / No. 04 / Mei 2013
Dalam pra prosesi upacara Sedekah Bumi mencakup dua tahap, yaitu: (a) tahap persiapan dan (b) tahap pelaksanaan upacara Sedekah Bumi. Dalam tahap persiapan, warga Desa Bagung Sumberhadi membentuk susunan kepanitiaan dan pencarian dana. Pada tahap Pelaksanaan upacara Sedekah Bumi menyangkut tempat yaitu dilaksanakan di sekitar Sumur Beji di sepanjang jalan Desa Bagung Sumberhadi tepatnya di depan SD Negeri Bagung; waktu yaitu diselenggarakan pada tanggal 10 bulan Suro (penanggalan jawa) dimana warga desa akan melaksanakan tanam padi (tanem); perlengkapan yaitu nasi tumpeng, nasi kuning, bubur merah putih, dan sesaji; orang yang memimpin upacara Sedekah Bumi yaitu orang yang sudah mengerti asal muasal desa Bagung Sumberhadi atau keturunan dari juru kunci Sumur Beji. Prosesi (jalannya) Upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi mencakup dua prosesi kegiatan, yaitu: (a) gombrangan adalah ritual membersihkan Sumur Beji yang merupakan ritual awal dari pelaksanaan upacara Sedekah Bumi. Tradisi ini dimulai pada pagi hari pukul 08.00-11.00 WIB. Pada tanggal 10 Suro (penanggalan Jawa). Dilaksanakan oleh para bapak dan pemuda desa Bagung Sumberhadi secara gotong royong. Para ibu dan anak perempuan menyiapkan makanan dan minuman yang dibutuhkan oleh para bapak serta pemuda yang sedang bersih Sumur Beji dan sepanjang jalan Desa Bagung Sumberhadi, serta menyiapkan masakan untuk upacara Sedekah Bumi di sore harinya. Peralatan yang dibawa untuk membersihkan Sumur Beji adalah cangkul, sabit, sapu, keranjang, dan cat; (b) Pelaksanaan upacara Sedekah Bumi dilaksanakan pada sore harinya setelah Gombrangan pada tanggal 10 bulan Suro (penanggalan Jawa) pukul 16.00 WIB. Di sepanjang jalan Desa Bagung Sumberhadi tepatnya di depan SD Negeri Bagung. Warga desa menyiapkan tikar di sepanjang jalan yang digunakan untuk duduk selama prosesi berlangsung. Susunan acara Upacara Sedekah Bumi Desa Bagung Sumberhadi, sebagai berikut: pembukaan oleh Kadus Desa Bagung Sumberhadi, sambutan oleh Kepala Desa Bagung Sumberhadi, pemberian santunan fakir miskin dan yatim piatu oleh beberapa sesepuh Desa Bagung Sumberhadi, doa bersama / tahlil oleh Kaum Desa Bagung Sumberhadi, ramah tamah / tukar menukar makanan dan makan bersama.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
19
Vol /0 2 / No. 04 / Mei 2013
Prosesi akhir upacara Sedekah Bumi adalah pemimpin upacara Sedekah Bumi bersama juru kunci berdoa dan memberi sesaji berupa bunga (kembang telon), bubur merah putih diletakkan di sekitar Sumur Beji. Tabel 2. UBARAMPE UPACARA SEDEKAH BUMI di DESA BAGUNG SUMBERHADI. No
Bentuk Sesaji 1). Nasi Tumpeng
2). Nasi putih pengganti Nasi Kuning
Makna Simbolik
Fungsi
Tumuju Lempeng (Lambang hubungan antara manusia dan Tuhan yang lurus/vertikal.
Sebagai persembahan kepada Tuhan, memberikan rasa syukur karena sudah diberikan berkah. Sebagai rasa kebersamaan karena Si kaya dan Si miskin bisa bersamasama membuat nasi kuning tersebut. Mengingatkan orang hidup akan mati dan nantinya akan di ikat dengan tujuh ikatan seperti berbentuk pocong. Sebagai perlambang bila orang yang meninggal mempunyai hutang maka keluarga nya masih menanggungnya. Kembang telon dipersembahkan kepada leluhur.
Lambang kebersamaan, merakyat.
3). Ingkung Lambang manusia yang Pitung Talen mati seperti pocong yang di ikat tujuh ikatan.
4). Bubur Merah Putih
5). Kembang Telon
Bubur merah diartikan berbakti kepada Nabi Muhammad saw. Sedangkan Bubur putih menggambarkan orang yang meninggal tidak putus amalnya. Berupa mawar, kenanga, melati dan kantil.
Ubarampe upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi yaitu: (1) nasi tumpeng / gunungan (sekarang nasi tumpeng sudah digantikan dengan nasi biasa, tidak berbentuk gunungan), (2) nasi kuning (sudah diganti dengan nasi putih dikarenakan warga Desa Bagung Sumberhadi mencari kepraktisannya), (3) bubur merah putih, dan (4) sesaji yaitu kembang telon yang terdiri dari bunga minimal tiga rupa (mawar, kenanga, kantil/melati). Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
20
Vol /0 2 / No. 04 / Mei 2013
Tabel 3. NILAI-NILAI PENDIDIKAN YANG TERKANDUNG DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI di DESA BAGUNG SUMBERHADI No Aspek Nilai 1. Nilai Pendidikan Ketuhanan
-
2.
Nilai Pendidikan Sosial atau Kemasyarakatan
-
3.
Nilai Pendidikan Moral
-
Keterangan Masyarakat percaya adanya Tuhan. Masyarakat lebih tekun beribadah. Masyarakat lebih mensyukuri nikmat dan rizki yang diberikan Tuhan. Komunikasi yang terjalin baik antar warga masyarakat Saling menghormati Saling tolong menolong, dan saling membantu Beretika lebih baik Tingkah laku yang sopan Saling menjaga sikap Tidak membuat keributan saat Upacara Sedekah Bumi berlangsung.
Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi, yaitu sebagai berikut: (1) nilai pendidikan ketuhanan yaitu masyarakat setempat lebih mempercayai adanya Tuhan, lebih tekun beribadah, mengadakan kegiatan tahlil pada malam jum’at dan mulai adanya tahlil para ibu-ibu. Masyarakat Desa Bagung Sumberhadi lebih mensyukuri nikmat dan rizki yang diberikan Tuhan. Terbukti, adanya pemberian sedekah kepada fakir miskin pada saat pelaksanaan upacara Sedekah Bumi dan pemberian makanan pada sumur beji pada saat pelaksanaan upacara Sedekah Bumi dan hajat lainnya; (2) nilai pendidikan sosial atau kemasyarakatan yaitu upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi membuat masyarakatnya saling berkomunikasi lebih baik. Saling menghormati, tolong menolong dan saling membantu. Warga saling membantu menyiapkan keperluan upacara Sedekah Bumi dengan tidak mengharapkan bayaran, demi kelancaran dan kesuksesan jalannya upacara Sedekah Bumi. (3) nilai pendidikan moral yaitu adanya rasa saling menghormati diantar warga, masyarakat Desa Bagung Sumberhadi mempunyai etika yang lebih baik. bertingkah laku sopan kepada sesama warga terutama orang yang lebih tua. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
21
Vol /0 2 / No. 04 / Mei 2013
Masyarakatnya saling menjaga sikap dengan tidak membuat keributan pada saat upacara Sedekah Bumi dilaksanakan.
Tabel 4. PENGARUH UPACARA SEDEKAH BUMI TERHADAP MASYARAKAT Di DESA BAGUNG SUMBERHADI No 1.
Jenis Pengaruh Sosiologis
2.
Antropologis
Sifat Positif
Contoh
- Gotong - Mendirika royong n rumah - Rasa senasib - Keadaan - Rasa sakit seperasaan - Kerja bakti - Rasa sepenanggungan - Saling memerlukan - Tujuan yang - Mengumsama pulkan dana - Pengakuan - Membersimbolsihkan simbol lingkung- Rasa an kepercayaan - Mengendali kan diri, sikap dan perbuatan
Sifat Contoh Negatif - Musrik - Mem- Memper beri cayaai sesaji kekuatan sumur gaib beji
Pengaruh Upacara Sedekah Bumi Terhadap Masyarakat Desa Bagung Sumberhadi dapat didekati melalui pendekatan sosiologis dan pendekatan antropologis yang menghasilkan sifat positif yaitu gotong royong, rasa senasib, rasa seperasaan, rasa sepenanggungan, saling memerlukan memiliki tujuan yang sama, pengakuan simbol-simbol, dan rasa kepercayaan. Sedangkan sifat negatif yang muncul, yaitu masyarakat percaya adanya unsur gaib dalam sumur beji sehingga warga selalu memberikan sesaji pada sumur beji tersebut dalam setiap melaksanakan upacara adat apapun di Desa Bagung Sumberhadi.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
22
Vol /0 2 / No. 04 / Mei 2013
D. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi, Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen, dapat disimpukan sebagai berikut: (1) prosesi upacara Sedekah Bumi, terbagi menjadi tiga bagian, yaitu: (a) praprosesi: terdiri dari tahap persiapan dan tahap pelaksanaan, (b) prosesi: terdiri dari gombrangan dan pelaksanaan upacara Sedekah Bumi; (c) akhir prosesi, terdiri dari pemberian sesaji di sumur beji. Ubarampe upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi, yaitu: (a) nasi tumpeng, (b) nasi kuning, (c) ingkung pitung talen, (d) bubur merah putih, (d) kembang telon. Nilai-nilai pendidikan yang terkandung dalam upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi terdiri atas tiga nilai, yaitu: (a) nilai pendidikan ketuhanan, (b) nilai pendidikan sosial atau kemasyarakatan, (c) nilai pendidikan moral. Pengaruh upacara Sedekah Bumi terhadap masyarakat di Desa Bagung Sumberhadi terdapat dua sifat, yaitu (a) sifat positif dan (b) sifat negatif.
2. Saran Penulis bermaksud memberikan saran yang mungkin berguna, baik yang berhubungan dengan manfaat tulisan ini bagi pembaca, maupun orang lain yang mungkin mengadakan penelitian yang sejenisnya. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lebih lanjut tentang pengaruh upacara Sedekah Bumi terhadap masyarakan. Penelitian ini sebagai informasi dalam mempelajari budaya Jawa khususnya pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat. Kepada masyarakat Desa Bagung Sumberhadi, Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen agar menjaga kemurnian upacara Sedekah Bumi dari kemungkinan pengaruh dari pihak lain atau pihak luar. Hal ini dimaksudkan agar nilai-nilai yang terkandung dalam upacara Sedekah Bumi tetap utuh dan masyarakat tetap menjaga sifat positif yang berpengaruh di dalamnya. Prosesi upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi, Kecamatan Prembun, Kabupaten Kebumen perlu dibukukan mengingat
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
23
Vol /0 2 / No. 04 / Mei 2013
semakin sedikitnya jumlah orang-orang yang mengetahui cerita asli dan kurang di publikasikannya upacara Sedekah Bumi tersebut. Tokoh agama Islam memberikan penerangan mengenai sesaji agar warga masyarakat tidak terjerumus perbuatan syirik, mengingat pelaku upacara Sedekah Bumi di Desa Bagung Sumberhadi DAFTAR PUSTAKA Depdikbud. 1977. Adat Istiadat Daerah Istimewa Yogyakarta. Endraswara, Suwardi. 2006. Metodologi Penelitian Kebudayaab. Yogyakarta: Gajah Mada University Pres. _________________. 2010. Folklor Jawa Bentuk, Macam, dan Nilainya. Jakarta: Penaku. Greetz, Hildred. 1985. Keluarga Jawa. Jakarta: Grafiti Pers. Hasan, Hambali, et.al. 1985. Upacara Tradisional Yang Berkaitan Dengan Peristiwa Alam Dan Kepercayaan Daerah Sumatera Selatan, Depdikbud. Ismawati, Esti. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa dan Sastra. Surakarta: Yuma Pustaka. Kamajaya, Karkono. 1992. Ruwatan Murwokolo, Yogyakarta: Duta Wacana University. Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia. ______________. 1974. Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia. ______________. 1981. Sejarah Teori Antropologi. Jakarta: PT Gramedia. ______________. 1987. Sejarah Teori Antropologi, Jilid 1, Jakarta: Univesitas Indonesia Press. ______________. 1997. Masyarakat dan Kebudayaan Indonesia. Jakarta: Djambatan. ______________. 2009. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta Mardiwarsita. 1981. Kamus Jawa Kuna-Indonesia. Jakarta: Nusa Indah. Murdiyatmoko, Janu. 2007. Sosiologi:Memahami dan Mengkaji Masyarakat. Bandung: Grafindo Media Pratama. Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
24
Vol /0 2 / No. 04 / Mei 2013
Peraturan Presiden Nomor 7. 2005. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004-2009. Jakarta: Sinar Grafika. Purwadi. 2012. Ensiklopedi Adat-Istiadat Budaya jawa. Yogyakarta: Pura Pustaka. Poerwadarminta. 1937. Baoesastra Djawa. Batavia: Wolters-Groningen. Prasetya, Joko Tri, dkk. 1991. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Priyanto, Sugeng, dkk. 2008. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Sedyawati, Edi. 2010. Budaya Indonesia Kajian Arkeologi, Seni, dan Sejarah. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Simanjuntak, S.H. 2007. Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Grasindo Soekanto, Soerjono. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press. ________________. 1984. Teori Sosiologi Tentang Perubahan Sosial. Jakarta: Ghalia Indonesia. Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Sutardjo, Imam. 2010. Kajian Budaya Jawa. Surakarta: Jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret. Spradley, James P. 1997. Metode Etnografi. Yogyakarta: PT Tiara Wacana. Sztompka, Piötr. 2010. Sosiologi Perubahan Sosial. Jakarta: Prenada. Cole, Azmi. 2011. di akses dari zonapencarian.blogspot.com/2011/01/maknayang-begitu-dalam-dibalik-dwi.html. pada tanggal tanggal 27 Desember 2012 pukul 0:00 WIB Kamus Definisi, Kamus Kata, Kamus Pengertian, Kamus Arti. Berisi kamus KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan kamus Inggris lainnya. di akses dari http://artikata.com/arti-348525-sadran.html pada tanggal 6 Desember 2012 pukul 22:03 Muslimah. 2011. di akses dari http://muslimah1905.blogspot.com/2011/07/tradisisadranan.html pada tanggal 6 Desember 2012 pukul 22:03 WIB
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
25
Vol /0 2 / No. 04 / Mei 2013
Tunggal, Setyo. 2012. di akses dari www.sppqt.or.id/index.php?lang=id&rid=5&id=2013.(tradisi saparan) di akses tanggal 6 Desember 2012 pukul 21:03 Yulius, Yelita. 2010. di akses dari http://indonesia.life.info/kolom/msgview/850/ 7644/no/7644.html (Bubur merah putih) pada tanggal tanggal 27 Desember 2012 pukul 0:00 WIB Mayasari, Resa Norma. 2012. Kajian Folklor Upacara Tradisi Bersih Desa di Desa Mudal Kecamatan Purworejo Kabupaten Pituruh. Skripsi. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo. Sumiyem. 2007. Pegaruh Tradisi Suran Terhadap Masyarakat Desa Patemon Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang. Skripsi. Sukoharjo: Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Trisnasari, Esti. 2011. Persepsi Masyarakat Terhadap Tradisi Suran Sedekah Laut di Desa Rowo Kecamatan Mirit Kabupaten Kebumen. Skripsi. Purworejo: Universitas Muhammadiyah Purworejo.
Jurnal Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa_Universitas Muhammadiyah Purworejo
26