PENGARUH DAERAH TEPI PANTAI DENGAN DAERAH PEGUNUNGAN TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI MURID SEKOLAH DASAR
SKRIPSI Diajukan kepada tim penguji skripsi jurusan kepelatihan olahraga guna memperoleh gelar sarjana pendidikan
Oleh: IRHAM WIRMATA NIM. 85680
JURUSAN KEPELATIHAN FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2012
Dengan menyebut nama allah yang maha pengasih lagi maha penyayang” sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan.oleh karena itu bila engkau sudah selesai dari suatu pekerjaan, maka lakukanlah pekerjaan yang lain dengan sungguh-sungguh, dan hanya kepada tuhanmu lah kamu berharap.(Q.S Al- Nasyrah) Ya Allah.....,,,,,,,, Puji dan syukurku persembahkan untukmu, berkat rahmatmu tersusun karya kecil, namun bermakna besar bagiku. Secuil keberhasilan telah dapat ku genggam meski halangan dan rintangan selalu menyertai perjalanku, namun tidaklah membuat lelah hingga akhirnya aku bisa persembahkan suatu cita ini. Semoga ilmu yang ku dapat sebagai jalan untuk mencapai masa depan yang lebih baik, dan berguna bagi orang banyak dan kebahagiaan keluarga,,, Kini,....,,,,,,,, Kupersembahkan segenggam kebahagiaan ini untuk orang yang kusayangi, hormati dan ku cintai ayahanda, Mukhrizal dan ibunda Safni dan kakak ku Alfa Ropi dan Anna mashura,S.Pd air mata telah terukir dengan sepercik kebahagiaan buku yang bergambar airmata sekarang tersenyum bahagia. Inpian dan harapan telah terwujud,,,,,,,,, Terimakasaih atas cinta dan kazsihmu,,,,,,,,,,,,, Terimakasih untuk untaian doa yang selalu terucap untukku,,,, Untuk setiap tetes air mata yang selalu tersembunyi Untuk setiap tetes keringat jerih payah mu dari keberhasilan anak mu, telah menghantar ku mencapai cita-cita yang mulia dan untuk adek-adekku (mukhlas rowi,anisa zakiyah dan atqo taftazani,,,,,, Rajin- rajin belajar yaaaaaach,,,,,,,,,??? Biar cepat nyusul abang,,,
\
5
Disaat selimut malam mulai terkuak Disaat cinta mulai merekah, Disaat itu lah ku persembahkan keberhasilan ini untuk kakekku syabirin dan mamak-mamak ku yang telah memberikan do’a dan semangat buat ku,,,,,,, Terima kasih yang tulus dari renungan jiwa,,,,,,,,,, Semuanya belum lengkap tanpa orang-orang yang terdekat dan sahabat-sahabatku, yurido fadlin.S.H, irs yadi helmi, S.Pd, Hidayat,S.Pd, junaidi saputra, Putra Rahmadani, dan teman-teman kos serta teman-teman seangkatan 07.,, Yang spesial buat adek widya hastuty tempat curahan hati yang selalu memberikan matifasi, semangat yang selalu ada mendampingi sehari-hari,semoga adek cepat nyusul belajar dan kuliyah yang rajin walaupun berjauhan tapi hati tetap dekat,,he he he Seperti apapun hari, semoga allah mengusap lembut hati kita, menjadikan kita bagian dari orang-orang yang berjiwa tenang , yang kelak datang kepada allah dengan wajah yang bercahaya. Semoga hari-hari kita diwarnai kasih sayang-nya. Dan setiap peluh bernilai sebagai pemberat amal kebaikan,,,,,,,,amiinnnnn,,,,,,,,!!!!!!.
By irham wirmata
ABSTRAK
Irham Wirmata (2012). Pengaruh Daerah Tepi Pantai Dengan Daerah Pegunungan Terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani Murid Sekolah Dasar Penelitian ini merupakan jenis penelitian expost facto yang bertujuan untuk melihat hubungan sebab akibat dari dua variabel atau lebih tanpa ada perlakuan atau manipulasi terhadap sampel. Rendahnya prestasi belajar siswa yang ditandai dengan banyaknya siswa yang tidak sanggup mencapai standar kelulusan pada suatu mata pelajaran menjadi pokok permasalahan penelitian.Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh daerah tepi pantai dan daerah pegunungan terhadap tingkat kesegaran jasmani serta membandingkan tingkat kesegaran jasmani murid SD Negeri 05 Sasak. Kec. Ranah Pesisie Daerah Tepi Pantai (X1) dengan SD Negeri 19 Kec. Talamau daerah pegunungan (X2) Pasaman Barat. Populasi penelitian adalah seluruh murid SD Negeri 05 Sasak daerah tepi pantai dan SD Negeri 19 Talu daerah pegunungan yang berjumlah 392 orang. Pengambilan sampel ini dilakukan dengan teknik purposive sampling yaitu murid putera kelas IV dan V yang berjumlah 72 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melaukan tes kesegaran jasmani (TKJI) yang meliputi tes lari cepat 40 meter, gantung siku tekuk, baring duduk 60 detik, loncat tegak dan lari 600 meter.Analisa data dan pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis komparasi dengan menggunakan rumus uji beda mean (uji t) dengan taraf signifikan α = 0,05. Dari analisis data yang dilakukan diperoleh hasil bahwa tingkat kesegaran jasmani murid SD Negeri 05 sasak daerah tepi pantai berada pada tingkat sedang dengan hasil rata-rata 15,32 dan tingkat kesegaran jasmani murid SD Negeri 19 Talau daerah pegunungan berada pada tingkat kurang dengan rata-rata 13,77. Di samping itu terdapat perbedaan yang signifikan antara kesegaran jasmani murid SD Negeri 05 Sasak. Kec. Ranah Pesisie daerah tepi pantai dengan SD Negeri 19 Kec. Talamau daerah pegunungan Pasaman Barat dimana th 2,77 > ttabel 1,67 . Dimana tingkat kesegaran jasmani murid SD Negeri 05 Sasak. Kec. Ranah Pesisie daerah tepi pantai lebih baik dibandingkan dengan tingkat kesegaran jasmani murid SD Negeri 19 Kec. Talamau daerah pegunungan Pasaman Barat. Kata kunci: Kesegaran Jasmani
i
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, rasa syukur dipanjatkan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan petunjuk, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul:” Pengaruh Daerah Tepi Pantai dengan Daerah Pegunungan Terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani Murid Sekolah Dasar”. Sholawat serta salam penulis kirimkan pada nabi besar muhammad SAW yang telah membawa manusia dari zaman jahiliyah kezaman berilmu pengetahuan saat sekarang ini. Skripsi ini merupakan sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan pada program studi pendidikan kepelatihan olahraga fakultas ilmu keolahragaan universitas negeri padang. Selama penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak yang tidak mungkin penulis lupakan. Pada kesempatan ini dengan rasa tulus, penulis menyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada. 1. Drs. Ishak Aziz,M.Pd dan Drs. Hermanzoni, M,Pd sebagai pembimbing 1 dan pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Drs. Umar,M.S, AIFO, Drs. M.Ridwan, dan Padli, S.Si, M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan, saran koreksi selam penyelesaian skripsi ini. 3. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Padang yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas belajar selama perkuliahan maupun dalam penyelesaian skripsi ini. 4. Ketua jurusan pendidikan olahraga program studi pendidikan kepelatihan olahraga yang telah memberi izin dan melaksanakan proses perkuliyahan.
ii
5. Staf
pengajar pada jurusan pendidikan olahraga yang telah banyak
memberikan ilmu pengetahuan dan keterampilan. 6. Dinas pendidikan pemerintah kabupaten pasaman barat yang telah memberikan rekomendasi untuk melakukan penelitian diwilayah daratan rendah/tepi pantai dan pegunungan kabupaten pasaman barat. 7. Kepala Sekolah Negeri 05 Sasak Ranah Pasisie dan Kepala Sekolah Dasar Negeri 19 Talamau Kabupaten Pasaman Barat yang telah memberikan izin dan keterangan melakukan penelitian. 8. Ayahanda dan Ibunda serta keluarga yang selalu memberikan doa dan memberikan motivasi, moril, materil untuk keberhasilan kuliyah penulis. 9. Rekan-rekan mahasiswa program studi pendidikan Kepelatihan Fik UNP serta rekan-rekan satu kos tempat bercanda berdiskusi dalam perkuliyahan, yang tidak mungkin disebutkan namanya satu persatu semoga sukses selalu. 10. Para siswa SD N 05 Sasak Ranah Pasisie dan siwa SD N 19 Talamau Pasaman Barat yang telah membantu menjadi sapel dalam penelitian ini. Semoga dalam segala bantuan dan bimbingan yang telah diberikan menjadi amal yang ikhlas dan mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT, amiin. Akhirnya segala kekurangan dalam penelitian ini, agar menjadi perhatian bagi peneliti berikutnya.
Padang, Maret 2012
Penulis
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK...................................................................................................
i
KATA PENGANTAR .................................................................................
ii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
iv
DAFTAR TABEL .......................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
viii
DAFTAR LAMPIRN ..................................................................................
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ..............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ....................................................................
6
C. Pembatasan Masalah....................................................................
7
D. Perumusan Masalah .....................................................................
7
E. Tujuan Penelitian .........................................................................
8
F. Kegunaan Penelitian ....................................................................
8
BAB 11 TINJAUAN KEPUSTAKAAN A. Kajian Teori.................................................................................
9
1. Hakekat Kesegaran Jasmani ...................................................
9
2. Komponen-komponen Kesegaran Jasmani .............................
12
3. Ciri-ciri Kesegaran Jasmani ...................................................
22
4. Cara Meningkatkan Kesegaran Jasmani .................................
23
5. Fungsi Kesegaran Jasmani .....................................................
28
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani .........
28
7. Kesegaran Jasmani Sekolah Dasar..........................................
31
8. Daerah pegunungan dengan daerah tepi pantai .......................
33
B. Kerangka Konseptual ...................................................................
38
C. Hipotesis Penelitian .....................................................................
41
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................
42
B. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................
42
iv
C. Populasi dan Sampel ....................................................................
42
D. Defenisi Operasional....................................................................
44
E. Jenis dan Sumber Data .................................................................
45
F. Teknik Pengumpulan Data ...........................................................
45
G. Instrumen Penelitian ....................................................................
46
H. Teknik Analisa Data ....................................................................
57
BAB IV. HASIL PENELITIAN A. Analisis Deskriptif .......................................................................
59
B. Uji Normalitas .............................................................................
78
C. Uji Hipotesis ................................................................................
80
D. Pembahasan .................................................................................
84
BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan..................................................................................
92
B. Saran ..........................................................................................
93
KEPUSTAKAAN ........................................................................................
94
LAMPIRAN ................................................................................................
96
v
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Populasi Penelitian................................................................................
43
2.
Sampel penelitian .................................................................................
44
3.
Norma TKJI ..........................................................................................
46
4.
Distribusi frekuensi kesegaran jasmani berdasarkan tes lari 40 meter daerah tepi pantai .................................................................................
60
Distribusi frekuensi kesegaran jasmani berdasarkan tes gantung siku tekuk daerah tepi pantai .......................................................................
61
6.
Distribusi frekuensi kesegaran jasmani berdasarkan tes baring duduk ...
63
7.
Distribusi frekuensi kesegaran jasmani berdasarkan tes loncat tegak .....
65
8.
Distribusi frekuensi kesegaran jasmani berdasarkan tes Lari 600 Meter daerah tepi pantai. .................................................................................
66
Distribusi frekuensi kebugaran jasmani SDN 05 Sasak ranah pasisie daerah tepi pantai ..................................................................................
68
10. Distribusi frekuensi kesegaran jasmani berdasarkan tes lari 40 meter daerah pegunungan ...............................................................................
69
11. Distribusi frekuensi kesegaran jasmani berdasarkan tes gantung siku tekuk daerah pegunungan .....................................................................
71
12. Distribusi frekuensi kesegaran jasmani berdasarkan tes baring duduk daerah pegunungan ...............................................................................
72
13. Distribusi frekuensi kesegaran jasmani berdasarkan tes loncat tegak daerah pegunungan ...............................................................................
74
14. Distribusi frekuensi kesegaran jasmani berdasarkan tes Lari 600 Meter daerah pegunungan. ..............................................................................
76
5.
9.
vi
15. Distribusi frekuensi kebugaran jasmani SDN 19 kec.Talamau daerah pegunungan. .........................................................................................
77
16. Rangkuman uji normalitas sebaran data ...............................................
79
17. Distribusi frekuensi kebugaran jasmani SDN 05 Sasak. Kec. Ranah Pesisir. ..................................................................................................
80
vii
DAFTAR GAMBAR
1. Kerangka konseptual ...............................................................................
41
2. Sikap star lari 40 meter ............................................................................
49
3. Pelaksanaan gantung siku tekuk sikap dagu menyentuh /melewati palang tunggal ....................................................................................................
50
4. Sikap permulaan baring duduk ................................................................
53
5. Sikap duduk dengan kedua siku menyentuh paha ....................................
53
6. Sikap menentukan raihan tegak ...............................................................
55
7. Sikap awalan loncat
tegak dan melakukan lompatan setinggi
mungkin ..................................................................................................
55
8. Posisi Start Lari 600 Meter ......................................................................
57
9. Posisi Finish Lari 600 Meter ....................................................................
57
viii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1. Tabel Data Kesegaran Jasmani Siswa Sdn 05 Sasak Daerah Tepi Pantai .
91
2. Tabel Analisis uji normalitas kesegaran jasmani siswa SD 05 Sasak Daerah Tepi Pantai(X1) ...........................................................................
93
3. Tabel Analisis uji beda mean (Uji t) ........................................................
94
4. Daftar Nilai Kritis L Untuk Uji Lilliefors ................................................
96
5. Dokumentasi Penelitian ...........................................................................
97
ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Dalam usaha untuk menjadikan Negara Indonesia sebagai Negara modern maka pemerintahan Indonesia sedang gencar-gencarnya melakukan pembenahan dan pembangunan dalam berbagai bidang dan aspek kehidupan rakyat Indonesia. Salah satu pembangunan yang dilakukan oleh pemerintahan adalah pembangunan bidang pendidikan, dengan maksud membangun sumber daya manusia Indonesia yang siap mengayomi, memanfaatkan dan mengolah sumber daya alam yang ada di Indonesia. Hal ini dilakukan agar segala hak dan kebutuhan masyarakat Indonesia terpenuhi dan menjadi suatu Negara yang makmur dan sejahtera. Oleh karena sebab itu pemerintah menjalankan komitmen tersebut melalui visi dan misi yang bermuara kepada sumber daya manusia Indonesia yang cerdas, terampil, beraklak dan bermutu, oleh karena itu pemerintah menuangkan dalam Undang-Undang No 20 Tahun 2003 tentang fungsi dan tujuan pendidikan yaitu: “Sistem pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermanfaat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta dididk agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu,cakap,serta bertanggung jawab,(depdiknas 2003:5)”. Berdasarkan Undang-Undang tersebut maka dapat dijelaskan bahwa fungsi dan tujuan pendidikan adalah untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki oleh peserta didik agar menjadi manusia yang cerdas dalam
1
2
segala bidang, salah satunya dalam bidang olahraga yang dikenal dengan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan disekolah-sekolah. Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan merupakan salah satu faktor
yang ikut
berperan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, oleh sebab itu pendidikan jasmani disekolah-sekolah perlu dilaksanakan secara baik dan konsisten mulai dari sekolah dasar hingga perguruan tinggi. Pendidikan jasmani yang dipelajari di sekolah-sekolah adalah untuk meningkatkkan kualitas sumber daya manusia indonesia yang siap secara intelektual, mental fisik,dan rohani demi menghadapi masa depan dalam bidang olahraga. Sadoso dalam Arsil (2008:11) mengemukakan kesegaran jasmani lebih menitik beratnya pada physiologikal fitnes yaitu kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat-alat tubuhnya dalam batas fisiologis terhadap keadaan lingkungan (ketinggian, kelembaban, suhu dan sebagainya). Depdiknas Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi (1999:1)
kesegaran
jasmani adalah kondisi jasmani yang bersangkut paut dengan kemampuan dan kesanggupannya dalam pekerjaan secara optimal dan efisien. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa baik tidaknya jasmani atau kebugaran jasmani seseorang akan berpengaruh terhadap pencapain aktivitas kerja yang hendak dilakukan, dengan kesegaran jasmani yang baik akan memudahkan seseorang dalam pencapain suatu tujuan yang optimal melalui suatu aktivitas fisik, seperti pencapaian hasil belajar disekolah-sekolah oleh peserta didik. Keberhasilan peserta didik untuk memperoleh kesegaran jasmani yang prima banyak dipengaruhi oleh berbagai factor, peran dari guru penjaskes
3
dalam pembelajaran dan menumbuh kembangkan budaya olahraga
guna
meningkatkan kualitas manusia-manusia indonesia sebagai tingkat kesehatan dan kebugaran yang baik sangatlah dibutuhkan, sebab guru olahraga memiliki tugas dan tanggung jawab
yang langsung berkenaan dengan kebutuhan
jasmani peserta didik disekolah serta faktor lingkungan. Faktor lingkungan merupakan suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, keduanya merupakan satu kesatuan yang yang terintegrasi satu sama lain terdapat banyak perbedaan satu daerah dengan daerah lainya baik dari segi ketinggian suatu daerah dengan daerah lainnya baik dari ketinggian medan alam, suhu, iklim, bahkan dari tofografi alam. Dari geografi, di kaji fenomena geosfer melalui 3 pendekatan yaitu pendekatan keruangan, ekologi, kompleksitas wilayah, fenomena geosfer pada hakekatnya terdiri dari tiga faham utama, serperti yang dikemukan oleh Arfie (2009) bahwa: “Kenampakan penomena geosfer pada hakekatnya ada 3 faham utama yaitu: a.paham deterministik (faktor alam yang mempengaruhi manusia,b.posibilistik (faktor manusia yang mempengaruhi alam), c. probalistik (faktor alam dan manusia sama-sama memberikan kemungkinan, terbentuknya fenomena geosfer)” Faktor alam dapat mempengaruhi manusia dalam hakikatnya dengan faham deterministik ada kemungkinan alam dapat mempengaruhi kehidupan manusia, tidak hanya kebiasaan karakter serta kebudayaan bahkan lebih jauh lagi ada kemungkinan dapat berpengaruh terhadap kemampua gerak manusia.
4
Bila seseorang atau murid memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik maka
segala aktifitas belajar dan pembelajaran yang dilakukan di
sekolah akan sanggup dilakukan dengan baik dan benar. Namun berdasarkan pengamatan peneliti dari dua sekolah dasar (SD N 19 Kec. Talamau dan dan SD N 05 Sasak) di lapangan, menemukan realita hal berbeda dari kedua SD tersebut yang menyangkut tentang kesegaran jasmani murid. Realita yang penulis lihat di SDN 05 Sasak yang terletak di daerah dataran rendah tepi pantai, ketika jam pelajaran penjaskes berlangsung banyak dari murid tersebut yang tidak melakukan tugas yang diberikan guru, dengan alasan kelelahan, dan terlihat dari beberapa murid yang malas untuk bergerak. Namun disisi lain, berdasarkan keterangan dari beberapa guru kelas, bahwasa murid SD N 05 Sasak memiliki prestasi belajar yang gemilang baik dalam prestasi olahraga maupun prestasi dalam belajar. Ditinjau dari letak sekolah tersebut, SD Negeri 05 Sasak Kec. Ranah Pesisir Pasaman Barat terletak didaerah tepi pantai dekat dari pusat kota Kabupaten pasaman. Berdasarkan keterangan dari kepala sekolah yang mana sekolah ini mayoritas muri-muridnya berasal dari masyarakat pesisir pantai dengan ekonomi rata-rata menengah. Dalam aktifitas sehari-hari muridmuridnya untuk pergi kesekolah banyak yang diantarkan oleh orang tua dengan menggunakan kendaraan,. Realita di SD Negeri 19 Kec.Talamau Pasaman Barat, berdasarkan keterangan dari guru kelas bahwa murid SDN 19 banyak memiliki prestasi belajar yang cendrung rendah, hal ini ditandai dengan banyaknya murid yang
5
mengikuti remedial suatu pokok bahasan pembelajaran karena memperoleh nilai yang dibawah standar kelulusan setelah mengikuti ujian,disisi lain seperti dalam pertandingan olahraga antar sekolah seperti sepak bola, bola voli, sepak takraw dan olahraga permainan seperti tarik tambang, pacu karung selalu kalah,jarang untuk menang. Tetapi berdasarkan pengamatan penulis pada saat murid SD N 19 tersebut mengikuti mata pelajaran penjaskes terlihat antusias murid untuk mengikuti pembelajaran tersbut. Semua tugas motorik yang diberikan oleh guru olahraga dilaksanakan dengan gembira dan penuh semangat. Jika dilihat dari letak sekolah tersebut berada, SDN 19 Kec.Talamau terletak di daerah perbukitan atau dataran tinggi. Sedangkan menurut
Sadoso
(1980:105)
menjelaskan
kesegaran
jasmani
adalah
kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan gampang, tanpa mengalami kelelahan yang berlebihan untuk menikmati waktu senggang dan untuk keperluan mendadak. Berdasarkan penjelasan diatas dapat di jelaskan bahwa: dengan sering bergerak menjadikan kesegaran jasmani seseorang akan baik, sehingga semua pekerjaannya dapat terselesaikan dengan baik. Dari realita diatas penelitian dilakukan untuk mengetahui perbedaan tingkat kesegaran jasmani murid sekolah dasar antara daerah pegunungan dengan daerah tepi pantai, Berdasarkan perbedaan kenyataan tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Daerah Tepi Pantai Dengan Daerah Pegunungan Terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani Murid Sekolah Dasar”.
6
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan diatas maka dapat ditarik identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Apakah status Gizi dapat mempengaruhi kesegaran jasmani murid dan siswi SD Negeri 19 Talamau dan SD Negeri 05 Sasak ranah Pasisie Pasaman Barat? 2. Apakah keadaan dan kondisi letak sekolah dapat mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani murid dan siswi SD Negeri 19 Kec.Talamau dan SD Negeri 05 Sasak ranah pasisie Pasaman Barat? 3. Apakah keadaan ekonomi dapat mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani murid dan siswi SD Negeri 19 Kec.Talamau dan SD Negeri 05 Sasak Ranah Pasisie Pasaman Barat? 4. Apakah Faktor lingkungan sekolah atau temapat sekolah berada dapat mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani murid dan siswi SD Negeri 19 Kec.Talamau dan SD Negeri 05 Sasak Ranah Pasisie Pasaman Barat? 5. Apakah aktivitas fisik murid dapat mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani murid dan siswi SD Negeri 19 Kec. Talalamau dan SD Negeri 05 Sasak Ranah Pasisie Pasaman Barat? 6. Apakah sarana dan prasarana pembelajaran penjaskes yang ada diskolah dapat mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani murid dan siswi SD Negeri 19 Talamau dan SD Negeri 05 Sasak Ranah Pasisie Pasaman Barat?
7
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, banyak sekali factor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani murid sekolah dasar, namun dalam penelitian ini penulis membatasi masalah sebagai berikut. 1. Pengaruh daerah tepi pantai terhadap tingkat kesegaran jasamani SD Negeri 05 Sasak Kec. Ranah Pesisir Pasaman Barat 2. Pengaruh daerah pegunungan terhadap tingkat kesegaran jasamani SD Negeri 19 Kec.Talamau Pasaman Barat 3. Perbedaan tingkat kesegaran Jasmani antara murid SD
Negeri 19
Kec.Talamau Daerah pegunungan Dengan murid SD Negeri 05 Sasak Kec. Ranah Pesisir Daerah Tepi Pantai Pasaman Barat”.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka rumusan masalah penelitian ini adalah; 1. Bagaimanakah tingkat kesegaran jasamani murid SD Negeri 05 Sasak Kec. Ranah Pesisir Daerah Tepi Pantai Pasaman Barat? 2. Bagaimanakah tingkat kesegaran jasmani murid SD
Negeri 19
Kec.Talamau Daerah pegunungan Pasaman Barat? 3. Apakah terdapat perbedaan tingkat kesegaran jasmani antara murid SD Negeri 19 Kec.Talamau Daerah pegunungan Dengan murid SD Negeri 05 Sasak Kec. Ranah Pesisir Daerah Tepi Pantai Pasaman Barat?
8
E. Tujuan Penelitian Untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasamani murid SD Negeri 05 Sasak Kec. Ranah Pesisir Daerah Tepi Pantai Pasaman Barat? 2. Untuk mengetahui tingkat kesegaran jasamani murid SD
Negeri 19
Kec.Talamau Daerah pegunungan Pasaman Barat? 3. Untuk mengetuhui perbedaan tingkat Kesegaran Jasmani antara murid SD Negeri 19 Kec.Talamau Daerah pegunungan Dengan murid SD Negeri 05 Sasak Kec. Ranah Pesisir Daerah Tepi Pantai Pasaman Barat?
F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna bagi: 1. Peneliti, sebagai persyaratan dalam penyelesaiaan tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana pendidikan di fakultas ilmu keolahragaan universitas negeri padang 2. Kepala sekolah,sebagai bahan masukan dalam usaha meningkatkan kesegaran jasmani murid dalam pembelajaran penjaskes disekolah. 3. Guru Penjasorkes dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran untuk meningkatkan kesegaran jasmani murid. 4. Kepustaka sebagai bahan bacaan dalam menambah ilmu pengetahuan 5. Peneliti lain, sebagai bahan penelitian yang relevan.
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. Kajian Teori 1. Hakekat Kesegaran Jasmani Pengertian kesegaran jasmani beranekaragam tergantung pada sudut pandang seseorang terhadap kesegaran jasmani kalau ditinjau dari segi ethymologis kata kesegaran jasmani berasal dari terjemahan physical fitness. Fhysical berarti kecocokan atau kemampuan (fit=cocok, layak, patut, dan mampu), jadi physical fitness berarti kemampuan jasmaniah seseorang, Syafruddin (1992:5) mengatakan seseorang dalam kondisi fit maka ia mempunyai kondisi badan yang sehat untuk mempertahankan diri dari pengaruh-pengaruh luar tubuh. Hal
ini berarti bahwa seseorang
sanggup melawan pengaruh-pengaruh luar dan tidak mengurangi efisiensi kondisi badan serta keharmonisan proses organisme dalam tubuh. Menurut Sutarman dalam Arsil (2009:9) mengatakan”kesegaran jasmani adalah suatu aspek, yaitu aspek
fisik dari kesegaran yang
menyeluruh (total fitnes) yang memberikan kesanggupan kepada seseorang untuk menjalankan menyesuaikan
hidup yang produktif dan dapat
diri pada tiap pembebanan fisik (phsical stress) yang
layak”. Kemudian pusat kesegaran jasmani dan reaksi Depdikdub (1996:1) menyatakan kesegaran jasmani adalah kemampuan tubuh seseorang untuk melakukan tugas pekerjaan sehari-hari
tanpa menimbulkan kelelahan
yang berarti. Ditambahkan Sillivan dalam Gusril (2004:25) menyatakan
9
10
kesegaran jasmani adalah suatu kemampuan untuk melakukan kegiatan sehari-hari yang normal dengan giat dan penuh kesiapsiagaan
tampa
mengalami kelelahan yang berarti dan masih mempunyai cadangan energi untu menikmati kegiatan waktu senggang serta kejadian yang darurat yang datang tiba-tiba. Lebih lanjut Sharkey dalam Arsil (1999:10) menyatakan kesegaran jasmani merupakan kemampuan fisik yang dapat berupa kemmampuan aerobic dan anaerobic, Kemampuan ini dapat dilihat melalui program latihan. Kemampuan fisik seseorang yang mempunyai tingkat kesegaran yang tinggi tidak sama dengan orang yang memiliki tingkat kesegaran yyang rendah,orang yang memiliki tingkat kesegaran jasmani yang
tinggi akan mampu bekerja selama 8 jam dengan
kemampuan kerja 50% dari kapasitas aerobic, sedangkan orang
yang
tingkat kesegaranj jasmani yang rendah hanya mampu menggunakan 25% dari tingkat aerobicnya. Dari berbagai pendapat para pakar tersebut dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani adalah merupakan suatuk keadaan atau kondisi tubuh seseorang yang mencerminkan kemampuan atau kesiapan tubuh yang dimiliki untuk melakukan berbagai aktifitas dalam kehidupan tanpa mengalami kelelahan yang terlalu berarti setelah melakukan aktifitas tersebut. Kesegaran jasmani yang dimiliki oleh seseorang tidaklah sama, hal ini banyak dipengaruhi oleh berbagai factor. Namun secara kasat mata perbedaan tersebut dapat terlihat, berdasarkan pendapat ahli yang telah dikutip bahwasanya apabila seseorang diberi pembebanan atau aktifitas
11
fisik akan mengalami kelelahan sebab otot tidak mampu lagi berkontraksi dan beraksi. Namun kelelahan yang dialami seseorang tidaklah sama, realitanya selesai melakukan suatu aktifitas fisik seseorang akan mengalami kelelahan yang sangat berarti dan ada yang mengalami kelelahan yang tidak terlalu berarti. Dari kelelahan yang dialami oleh dua orang tersebut telah tergambar perbedaan kesegaran yang dimilki, dimana orang yang mengalami kelelahan yang tidak terlalu berarti setelah melakukan suatu aktifitas fisik memiliki kesegaran jasmani yang baik dan sebaliknya. Dalam kehidupan keseharian seseorang mampu melaksanakan tugas hariannya dengan baik dan efisien tanpa kelelahan yang berarti jika memiliki kesegaran jasmani yang baik, sebab tubuh orang yang memiliki kesegaran jasmani yang baik memiliki cadangan energi dalam tubuhnya yang bisa dimanfaatkan kapan saja baik dalam keadaan darurat atau mendadak maupun untuk menikmati waktu senggang dengan reaksi yang aktif. Seorang murid memiliki kesegaran jasmani yang baik maka ia akan lebih semangat dan lebih aktitf didalam mengejar cita-citanya, karena kesegaran membuat murid berfikir lebih tenang dan memiliki motivasi yang tinggi untuk selalu belajar patuh terhadap guru dan berbakti kepada orang tuanya. Jadi kesehatan dan kesegaran jasmani sangat perlu untuk dijaga dan ditingkatkan sejak mulai dari anak-anak, remaja, dewasa, sampai dengan usia tua agar kita bisa menikmati kehidupan dengan penuh
12
kebahagiaan dan agar mudah dalam menjalankan segala pekerjaan dam memenuhi kebutuhan kehidupan segala pekerjaan didalam memenuhi kebutuhan hidup, sebab dalam kehidupan manusia tidak akan pernah terlepas dari gerak, gerak yang menuntut aktifitas fisik.
2. Komponen-komponen Kesegaran Jasmani Baik dan tidak baiknya kesegaran jasmani yang dimiliki oleh seseorang ditentukan oleh komponen- komponen kesegaran jasmani tersebut. Pusat kesegaran jasmani dan rekreasi
Depdikbud (1996:1)
menyatakan kesegaran jasmani terdiri dari beberapa komponen,yaitu: ”(1) daya tahan cordiofasculer (cardiovasculer endurance), (2) daya tahan otot (muscule enddurance), (3) kekuatan otot (muscule strength), (4) kelenturan (flekxibility), (5) komposisi tubuh (body composition), (6) kecepatan gerak (speed of movment), (7) kelincahan (agility), (8) keseimbanngan (balannce), (9) kecepatan reaksi (reaction time), (10) koordinasi (coordination)”. Menurut Gusril (2004:65) komponen kesegaran jasmani terdiri dari dua bagian, yaitu: “(a) kesegaran jasmani yang berhubungan dengan kesehatan (healh related fitness) terdiri dari: daya tahan paru (cardio respiratory), kekuatan otot, daya tahan otot, flekxibelitas, komposisi tubuh, (b) yang berhubungan dengan keterampilan (skill related) terdiri dari: kecepatan, kekuatan, keseimbangan, kelincahan, koordinasi, kecepatan reaksi”. Berdasarkan teori tersebut dapat disimpulkan bahwa komponenkomponen kesegaran jasmani terdiri dari komponen jasmani yang berkaitan dengan kesehatan dan yang berkaitan dengan keterampilan. Dari segi kesehatan komponen kesegaran jasmani terdiri dari:
13
b. Daya tahan (endurance) Daya tahan adalah kemampuan jasmani seorang untuk melakukan aktifitas fisik dalam waktu yang relatif lama. Menurut bower dalam Arsil (2008:19)
mengatakan”daya tahan adalah
merupakan salah satu komponen biomotorik yang sangat dibutuhkan dalam aktifitas fisik, dan salah satu komponen terpenting dari kesegaran jasmani”. Depdikbud (1996:11) menjelaskan” daya tahan umumnya diartikan sebagai ketahanan terhadap kelelahan dan kemampuan pemulihan segera setelah mengalami kelelahan. Daya tahan yang tinggi dapat mmempertahankan penampilan dalam jangka waktu yang relatif lama secara terus menerus”. Daya tahan tubuh haruslah mendapat latihan yang sistematis dan terencana, sebab tujuan utama dari latihan daya tahan adalah meningkatkan kemampuan kerja jantung disamping meningkatkan kerja paru-paru dan system peredaran darah.
Secara umum
kemampuan daya tahan dibutuhkan semua cabang olahraga yanng membutuhkan aktifitas fisik Tingkat kesegaran jasmani yang dimiliki oleh seseorang dapat diukur dengan tes dan pengukuran kondisi fisik daya tahan yang seseuai dengan tingkat umur seseorang, sebagai contoh komponen kesegaran jasmani daya tahan murid SD berdasarkan tes TKJI dapat diukur melalui tes lari 600 meter.
14
c. Kekuatan Gusril (2008:16) menjelaskan Kekuatan adalah kemampuan sekelompok otot untuk menimbulkan tenaga sewaktu kontraksi, kekuatan otot harus dipunyai oleh anak.apabila anak tidak mempunyai kekuatan otot tentu dia tidak dapat melakukan aktifitas bermain yang menggunakan fisik seperti: berjalan berlari, melompat, melempar, memanjat, bergantung, dan mendorong. Ditambahkan oleh Ismayarti (2008:111) menjelaskan kekuatan adalah kemampuan otot untuk berkontraksi untuk mencapai suatu tujuan secara maksimal, dimana usaha maksimal tersebut merupakan kerja dari otot-otot rangka tubuh untuk mengatasi suatu tahanan atau pembebanan tubuh, kekuatan merupakan daya penggerak dan pencegah cedera serta mempunyai peranan penting terhadap komponen-komponen fisik tubuh lainnya. Dari teori tersebut dijelaskan bahwasanya kekuatan merupakan kemampuan tubuh atau jasmani seseorang untuk mengatasi suatu pembebanan atau aktivitas fisik. Kondisi fisik kekuatan memiliki peran dan pengaruh terhadap komponen fisik tubuh lainnya seperti daya tahan, kecepatan, kelincahan dan sebagainya. Sebab tanpa adanya kekuatan tentu kondisi fisik tubuh yang lainya tidak dapat memberikan mamfaat untuk tubuh itu sendiri.. Sebagai contoh, komponen kesegaran jasmani murid SD berdasarkan tes TKJI dapat diukur melalui tes gantung angkat tubuh (untuk mengukur kemampuan kekuatan otot lengan) dan melalui tes baring duduk untuk mengukur kekuatan otot-otot perut.
15
d. Fleksibelitas (Kelentukan) Kelentukan adalah salah satu kondisi fisik tubuh yang memiliki peran penting dalam setiap bentuk aktifitas fisik yang dilakukan oleh tubuh. “kelentukan adalah suatu komponen kesegaran jasmani, merupakan kemampuan menggerakkan tubuh atau bagian-bagiannya seluas mungkin tanpa terjadi ketegangan sendi dan cedera otot” (Ismayarti, 2008:101). Dari pendapat ahli tersebut dapat dijelaskan bahwa untuk melakukan berbagai bentuk aktifitas tubuh sangat dibutuhkan sekali keluasan pergerakan dari persendian tubuh, semakin luas ruang gerak persendian yang dimiliki oleh seseorang maka akan memberikan mamfaat bagi tubuhnya dalam hal resiko cedera penegangan pada sendi dan resiko cedera otot. Menurut Darvis dalam Ismayarti (2008:101) menjelaskan bahwa kelentukan seseorang dipengaruhi oleh persendian, panjang otot, panjang ligament, kepala sendi, bentuk tubuh, temperature otot, jenis kelamin, usia, ketahanan kulit dan bentuk tulang. Berdasarkan teori tersebut dapat kita ketahui bahwasanya untuk memiliki kondisi kelentukan tubuh yang baik banyak sekali factor-faktor yang mempengaruhinya, jika factor-faktor seperti yang telah dijelaskan tersebut dimiliki oleh seseorang maka kondisi kelentukan tubuh yang dimiliki oleh orang tersebut juga baik, dan tidak terlepas dari latihan yang baik dan benar. Disamping itu untuk mengurangi resiko cedera baik pada ligament dan otot hendaknya seseorang mampu memahami segala factor-faktor yang mempengaruhi keluasan pergerakan sendi
16
tersebut. Bagi seorang pelatih atau guru olahraga disekolah-sekolah hendaklah mengetahui tingkat flexibilitas yang dimiliki oleh atlet atau murid sebelum memberikan latihan yang menuntut flexibilitas yang tinggi guna mengurangi resiko cedera dalam olahraga, yang dapat dilakukan melalui tes kelentukan tubuh seperti tes yang menggunakan alat flexiometer. Penyesuaian seseorang dalam berbagai aktifitas fisik, banyak ditentukan oleh kelentukan tubuh” kelentukan yang baik atau rentang gerak yang luas, adalah masalah fisiologik dan mekanik, dalam renang umpamanya gerak efisien bagi berbagai keterampilan memerlukan tingkat kelentukan yang tinggi”(Ateng,1992:67). Komponen-komponen kesegaran jasmani yang tergolong kedalam keterampilan, antara lain adalah sebagai berikut: a. Koordinasi Koordinasi adalah “kemampuan mengintegrasikan berbagai gerakan
yang berlainan kedalam satu pola tunggal gerakan”.
(Ateng:67) ada berbagai macam persyaratan untuk setiap aktifitas umpamanya
koordinasi
terdapat
dalam
keterampilan
bola
basket,seperti menggiring bola,menangkap bola, dan menembak, individu yang segar dalam keterampilan ini dapat melakukan setiap fase dari keseluruhan keterampilan akan tetapi mampu pula untuk rubah pola keterampilan yang lain dengan cara yang sangat efektif.
17
b. Keseimbangan Keseimbangan merupakan kemampuan untuk mengatasi gerak alat tubuh (Ateng,1992:68) cotohnya seperti dalam tegak tumpu lengan banyak sekali keterampilan yang memerlukan keseimbangan yang tinggi seperti sepatu roda,senam lantai, keseimbangan, mencegah seseorang jatuh bila pola berjalan yang sedang dilakukan terganggu. c. Kecepatan (Speed) Kecepatan adalah kemampuan seseorang dalam melakukan gerakan yang berkesenambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu
sesingkat-singkatnya.
Menurut
Sajoto
(1988:54)
mendefenisikan “kecepatan merupakan suatu kemampuan reaksi otot yang di tandai pertukaran antara kontraksi dan relaksasi yang kontiniu ke maksimal”. Selanjutnya Menurut Bompa
dan Jonath dalam
Ismaryati (2008:57) menjelaskan” kecepatan adalah salah satu kemampuan biomotorika yang penting untuk melakukan aktifitas olahraga”. Dalam gerakan dasar manusia, masa adalah tubuh atau salah satu anggota tubuh dan tenaga merupakan kekuatan otot yang digunakan seseorang untuk masa yang digerakan. Berdasarkan pendapat dari ahli tersebut kecepatan dapat diartikan sebagai suatu kemampuan jasmani atau tubuh manusia untuk menyelesaikan atau melaksanakan suatu tugas motorik (aktivitas fisik ) dalam waktu yang sangat cepat. Dengan memiliki komponen kondisi fisik atau kesgaran jasmani kecepatan yang baik diduga seseorang akan dapat menyelesaikan suatu pekerjaan atau aktifitas fisik dengan cepat
18
sehingga memungkinkan seseorang akan mampu bersaing dengan orang lain dan akan memperoleh kemenangan. Sebagai contoh, ketika dua orang pemain sepak bola berebut mengejar bola dalam sebuah pertandingan, maka bola akan dapat diarampas dan dikuasai oleh pemain yang memiliki kecepatan berlari dibandingkan dengan yang lainnya. Kecepatan dibedakan menjadi dua macam, yakni kecepatan umum dan kecepatan khusus: 1) Kecepatan umum Kecepatan umum adalah kapasitas untuk melakukan berbagai macam gerakan (reakksi motorik) dengan cara yang cepat yang dimiliki oleh seseorang. 2) Kecepatan khusus Bompa dalam Ismaryati (2008:57) menyatakan kecepatan khusus adalah kapasitas untuk melakukan suatu latihan atau keterampilan pada kecepatan tertentu,biasanya sangat tinggi. Kecepatan khusus adalah khusus untuk cabang olahraga dan sebagian besar tidak dapat di transferkan dan hanya mungkin dikembangkan melalui metode khusus. selanjutnya Ismaryati (2008:57) menyatakan kecepatan adalah kemampuan bergerak dengan kemungkinan kecepatan tercepat. Ditinjau dari sistem gerak, kecepatan adalah kemampuan mendasar mobilitas sistem syaraf
pusat dan peringkat otot untuk menampilkan gerakan-
gerakan pada kecepatan tertentu“. Dari sudut pandang mekanika
19
kecepatan diekspresikan sebagai perbandingan atau rasio antara jarak dan waktu.
Kecepatan merupakan gabungan dari tiga
elemen, yakni: reaksi, frekwensi gerakan per unit waktu, kecepatan menempuh suatu jarak. “Kecepatan reaksi adalah kemampuan untuk menjawab rangsangan akuistik, optik dan taktil secara cepat” (Syafruddin, 1996:68). Rangsangan akuistik maksudnya adalah rangsangan melalui pendengaran seperti bunyi pistol, pada waktu start lari jarak pendek dan juga melalui pluit, tepukan tangan dan lain sejenisnya. Kecepatan reaksi menunjukan kemampuan untuk menjawab secepat mungkin suatu rangsangan melalui pendengaran, penglihatan, dan rasa (taktil). Kecepatan reaksi dapat dirubah dalam waktu interval
yang besar,
dimana waktu interval itu terjadi dan suatu tanda (tembakan pistol pada start) yang diakiri dengan gerakan otot yang telah dibebani. Kecepatan gerakan siklis dan asiklis menentukan waktu pelaksanaan pada aktifitas dengan adanya hambatan dari luar yang sedikit. Kecepatan asiklis ditandai oleh kecepatan reaksi maksimal melalui eksplosive dari otot. Pemain tenis meja akan memerlukan kecepatan asiklis pada saaat melakukan smash dan servis. Kecepatan gerakan siklis sering juga dinamakan sebagai gerakan yang berulang – ulang, dimana gerakan ini gerakan ini dapat dikenal melalui subkontraksi maksimal.”Subkrontaksi maksimal adalah hasil dari amplitudo gerakan dengan frekwensi gerakan” (Fauzan hos:1989:52).
20
Kecepatan siklis seorang pelari dihasilkan oleh hubungan optimal dari panjang langkah dan frekwensi langkah. Menurut letzer dalam Fauzan hos (1989:53) bahwa” suatu usaha yang maksimal untuk memperbesar panjang langkah akan menghasilkan suatu lompatan dan suatu frekwensi gerakan maksimal akan menyebabkan suatu proses kepada suatu bentuk posisi yang lain. Kedua komponen tersebut diatas haruslah menjadi perhatian kita dalam meningkatkan prestasi yang baik. Sedangkan jonath dan krempel dalam Syafrudin (1999:85) mengatakan bahwa” kecepatan dibatasi oleh faktor-faktor seperti, kekuatan, kecepatan kontraksi otot dan koordinasi”. Dari berbagai pendapat ahli tentang kecepatan, dapat disimpulkan bahwa kondisi kecepatan merupakan komponen kebugaran jasmani yang sangat penting terhadap peningkatan prestasi suatu cabang olahraga. d. Ketepatan Ketepatan adalah kemampuan untuk mengatasi gerak terhadap objek tertentu (Ateng, 1992:68). Objek dapat berupa jarak untuk dapat pula kontak langsung dengan bagian tubuh yang pertama umpamanya pada lemparan yang tepat pada bola base ball, yang kedua dalam meraih suatu benda, ketepatan dalam olahraga umpamanya untuk memukul golf, menembak dalam bola basket, sepak bola atau menangkap bola lambung dalam base ball.
21
e. Kelincahan Wilmore
dalam
Muhajir
(2004:3)
menyatakan
bahwa
“Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan keseimbangan“. Pate dalam Suhendro (2002:4), menyatakan kelicahan adalah “kemampuan seseorang untuk mengubah arah dan bergerak”. Orang yang licah adalah orang yang mampu mengubah posisi tubuh, dengan kecepatan yang tinggi dan koordinasi gerak yang baik. Berdasarkan pendapat diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa kelincahan adalah kemampuan untuk mengubah arah dari posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang bergerak tanpa kehilangan keseimbangan
dan
kesadaran
akan
posisi
tubuh,
kelincahan
memerlukan salah satu kemampuan fisik yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam kegiatan olahraga. memiliki
kemampuan
kelincahan
yang
baik,
hal
Dengan ini
dapat
memungkinkan bagi seseorang untuk bergerak lebih leluasa dalam berbagai bentuk aktifitas fisik. Dengan kemampuannya untuk merobah arah gerakan kesegala arah memungkinkan seorang pemain bola lebih leluasa menguasai bola sehingga memudahkannya untuk membawa bola dalam penguasaan timnya. f. Daya ledak Daya ledak (power) merupakan hasil dari dua kemampuan yaitu kekuatan dan kecepatan dan dipertimbangkan sebagai suatu kemampuan untuk menampilkan kekuatan yang maksimum dalam
22
waktu yang relatif pendek. Menurut Harm (1999:71) mengatakan “kekuatan kecepatan (power) merupakan kemampuan otot untuk mengatasi beban dengan kecepatan kontraksi yang tiggi”. Dari kutipan diatas dapat dikemukakan bahwa power merupakan kemampuan kombinasi antara kekuatan dan kecepatan. Power terutama dibutuhkan dalam cabang-cabang olahraga yang menuntut ledakan (exsplosive) tubuh, seperti lompat dan smash dalam permainan bola voli
3. Ciri-ciri Kesegaran Jasmani Dalam pendapat gusril (2004:72) ciri-ciri orang yang memiliki kesesegaran jasmani sebagai berikut, (a) resistem terhadap penyakit, (b) memiliki daya tahan jantung, paru peredaran darah dan pernafasan (c) memiliki daya tahan otot umum (d) memiliki daya tahan otot lokal (e) memiliki daya ledak otot (power), (f) memiliki kelentukan (g) memiliki kecepatan (h) memiliki kekuatan (i) memiliki koordinasi. Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahawa, jika tubuh seseorang memiliki cirri-ciri dari kesegaran jasmani seperti yang disebutkan diatas pada tingkat yang baik maka diyakini orang tersebut memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik, namun itu semua dapat diketahui melalui tes dan pengukuran dari komponen kesegaran jasmani tersebut melalui tes TKJI. Dengan tes dan pengukuran yang dilakukan terhadap seseorang, dapat diketahui tentang tingkat kesegaran jasmani yang dimiliki oleh seseorang, apakah tinggi (baik) atau rendah (di bawah standar).
23
Cooper dan brown dalam Arsil (2008:13) mengemukakan ciri-ciri dari kesegaran jasmani yang berada dibawah standar adalah (a) menguap dimeja kerja (b) perasaan malas dan mengantuk sepanjang hari (c) cendrung bertingkah marah (d) merasa lelah dengan kerja fisik yang minimal (e) terlalu capek untuk melakukan aktifitas senggang (f) sanggup dan mudah terkejut (g) sukar rileks (h) mudah cemas dan sedih (i) mudah tersinggung”.
4. Cara Meningkatkan Kesegaran Jasmani Saat sekarang ini setiap minggu pagi kita dapat melihat bermacammacam golongan masyarakat, baik dilapangan maupun dijalan-jalan melakukan berbagai macam kegiatan atau aktivitas olahraga. Kegiatankegiatan olahraga yang dilakukan secara rutin dan teratur akan menambah dan meningkatkan kesegaran jasmani, tetapi juga harus didukung oleh pengaturan gizi makanan yang menunjang terhadap kegiatan seperti jogging, bersepeda, jalan cepat dan banyak yang asal berlatih saja. Seseorang yang
berkeinginan untuk sehat dan bugar akan
memikirkan dan mengusahakan langkah-langkah yang dirasa perlu untuk pembinaan kegiatan dan menjaga kesehatan agar
terhindar
dari
ganggguan-gangguan penyakit yang dapat menghambat peningkatan kesegaran jasmani, disamping itu tak kalah pentingnya adalah pengaturan keseimbangan antara kerja dan istirahat, ketiga aspek yang dikemukakan diatas secara berurutan akan dibahas lebih lanjut:
24
a. Olahraga teratur Latihan fisik yang dilakukan menurut proporsi yang sebenarnya akan meningkatkann derajat kesehatan dan kesegaran jasmani, otot dapat berkembang atau bertambah dan tenaganya juga bertambah. Otot yang bertambah besar karena berkontraksi semakin kuat dan jaringan otot akan menggantikan lemak serta bertambah daya tahan akibat kapilarisasi yang bertambah dan susunan syaraf yang bertambah baik. Depdikbud (2002:58) menjelaskan bahwa banyak keuntungan yang diperoleh bila dilakukan oalhraga yang teratur, yaitu: (1) lebih tahan terhadap
stress,
baik
fisik
maupun
psikologis,
(2)
mampu
mengendalikan emosi(3) merasa segar dan percaya diri serta merasa gembira, (4) lebih kreatif (5) kafasitas kerja fisik bertambah. Bila tujuan latihan hanya untuk membina atau meningkatkan kesegaran jasmani (bukan untuk meningkatkan prestasi olahraga), maka frekuensi cukup tiga atau empat kali seminggu. Menurut carthy (1995:48) menjelaskan”sebaiknya frekuensi latihan tiga atau empat sekali seminggu dan satu kali istirahat diantaranya, hal ini paling sering disarankan sebagai bentuk paling aman dan paling bermanfaat”. Dalam melakukan kegiatan olahraga kita dapat memilih salah satu cabang olahraga yang sangat kita senangi. Walaupun dari sekian banyak cabang olahraga tersebut selalu memiliki manfaat yang baik untuk meningkatkan kesehatan dan kesegaran pelakunya. Kegiatan olahraga yang dilakukan untuk kesehatan tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar, cukup yang mudah serta bermanfaat yang tujuannya
25
agar tubuh mempunyai daya tahan, lincah dan kuat. Hal ini juga sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh ikhsan (1988:30) yang mengatakan pada umumnya jenis kegiatan olahraga kesehatan bagi kesehatan bersifat sederhana, mudah dilakukan dan tanpa biaya banyak (mahal). Gerakan utama dalam kegiatan olahraga tersebut menunjukan pada latihan fungsi organ tubuh bagian dalam dan bagian luar agar tubuh memiliki daya tahan,lincah dan kuat. Dalam memilih jenis olahraga yang dilakukan, harus sesuai dengan minat dan keinginan, sehingga tidak ada unsur keterpaksaan. Sesuatu hal yang dipaksakan hasilnya tidak akan memuaskan sebagai mana yang diharapkan. Itensitas latihan menyatakan beratnya latihan dan merupakan faktor yang akan mempengaruhi efek latihan terhadap faal tubuh. “makin berat latihan (sampai batas tertentu), makin baik efek yang diperoleh” (moelocek, 1984:12). Bila ditinjau dari kardiorespirasi, berat latihan untuk mendapatkan efek yang lebih baik adalah 60-80 % dari kapasitas maksimal aerobic. Beratnya latihan dapat diberikan berbagai cara, antara lain dengan meningkatkan frekuensi latihan, jumlah latiahan, berat badan yang digunakan, kesukaran dalam sesuatu latihan dan memperpendek interval istirahat.
b. Menjaga kesehatan dan pengaturan gizi Kesehatan merupakan dasar untuk meningkatkan kesegaran jasmani artinya kesegaran jasmani tidak bisa dicapai dan ditingkatkan kalau seseorang belum memiliki kesehatan yang baik. Istilah sehat dan
26
segar
sering muncul yang kadang kala disamakan dalam
penggunaannya. Sebenarnya antara sehat dan segar ada beberapa para ahli mengatakan bahwa segar lebih tinggi tingkatnya dari pada sehat, sehingga lahir ungkapan orang yang sehat belum tentu segar dan orang yang segar sudah pasti sehat.
Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa sehat merupakan syarat untuk menjadi segar. Makanan yang bergizi merupakan salah satu faktor penunjang untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Oleh karena itu, pengaturan gizi makanan harus mendapatkan perhatian dalam upaya pembinaan kesegaran jasmani supaya seseorang dapat mengatur menu hariannya sesuai dengan tingkat kebutuhan kalori yang diperlukan dalam melakukan aktifitas sehari-hari. Makanan dikatakan bergizi bila makanan tersebut mengandung sari makanan yang berupa karbohidrat, protein, lemak,vitamin, dan mineral. Semakin lengkap dan semakin banyak kadar sari makanan yang terdapat dalam bahan makanan tersebut, akan semakin tinggi nilai gizinya (depdikbud,1992:66)). c. Keseimbangan antara kerja dan istirahat Kegiatan merupakan ciri dari suatu kehidupan karna tiada kehidupan tanpa kegiatan. Kegiatan berarti kerja dan setiap kerja akan selalu diikuti dengan kelelahan, untuk menghilangkan kelelahan dibutuhkan penghentian kelelahan sementara yang disebut dengan istirahat. Istirahat dapat kita lakukan dengan tidur, tetapi dapat juga kita lakukan dengan cara melakukan kegiatan yang menimbulkan
27
kegembiraan dan rasa bebas dari ketegangan pikiran atau emosi serta dapat memberikan kesegaran jasmani dan rohani sehingga kita siap untuk memulai pekerjaan baru lagi. Setelah mengemukakan beberapa unsur untuk pembinaan kesegaran jasmani serta faktor-faktor gerak kerja yang mempunyai peranan dalam pembinaan kesegaran jasmani di atas. Maka dapat disimpulkan bahwa unsur kesegaran jasmani merupakan faktor yang penting bagi seseorang agar dapat melakukan kerja dan aktivitas hidup dalam dalam kesehariannya tampa mengalami kelelahan yang berarti. Sebagai contoh betapa pentingnya paru-paru, jantung dan pembuluh darah membawa oksigen yang berguna dalam proses pembakaran sarisari makanan sehigga menghasilkan tenaga, dan perlu kita sadari hal ini akan dimiliki jika kita memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik terutama untuk komponen kesegaran jasmani daya tahan. Bentuk latihan dan aktivitas kebiasaan hidup yang mengarah kepada pembentukan kondisi daya tahan sangat berperan dalam hal ini. Salah satu bentuk latihan daya tahan adalah latihan aerobik yang memiliki ciri khas waktu latihan lama, sedangkan intensitas latihan rendah. Di sekolah dasar dengan selalu mengadakan senam pagi atau senam kesegaran jasmani adalah merupakan upaya untuk menerapkan latihan aerobik ini. Namun perlu diperhatikan bahwa intensitas latihan tidak boleh terlalu berat.
28
5. Fungsi Kesegaran Jasmani a. Fungsi umum Menurut Gusril (2004:74) menjelaskan fungsi umum kesegaran jasmani adalah untuk mengembangkan kekuatan, kemampuan, kesanggupan daya kreasi dan daya tahan setiap manusia yang berguna untuk
mempertinggi
daya
kerja
dalam
pembangun
dan
mempertahankan bangsa dan negara. b. Fungsi khusus Adapun fungsi khusus bagi anak-anak
adalah untuk
pertumbuhan dan perkembangan fisiknya. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa setiap orang memerlukan kesegaran jasmani yang baik, agar tubuhnya dapat melaksanakan rutinitas dalam kehidupan sehari-hari mempunyai kesanggupan dalam melaksanakan tuntutan pekerjaan yang di hadapinya. Sedangkan bagi anak -anak
fungsi
kesegaran jasmani sangat penting sekali mengingat anak-anak sekolah dasar merupakan masih dalam masa pertumbuhan, hal ini sangat penting sekali dalam perkembangan jasmaninya dan lebih baik lagi. Dengan baiknya kesegaran jasmani anak-anak mereka akan mmudah menerima pelajaran yang diberikan sekolah serta meningkatkan prestasi belajar.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kesegaran Jasmani Menurut Suyadi (2006:17) faktor-faktor yang mempengaruhi kesegaran jasmani seseorang yaitu:
29
a. Makanan Makanan merupakan kebutuhan pokok setiap manusia namun untuk memelihara tubuh agar menjadi sehat, makanan harus memenuhi beberapa syarat yaitu: 1) dapat untuk memelihara tubuh 2) dapat menyediakan untuk pertumbuhan tubuh 3) dapat untuk mengganti keadaan tubuh yang aus dan rusak 4) mengandung unsur-unsur yang diperlukan tubuh sebagai sumber hasil sumber energi. b. Olahraga Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan fisik yang mempunyai pengaruh positif terhadap kesegaran jasmani manusia bila dilakukan dengan tepat dan terarah, karena dengan olahraga semua organ tubuh kita akan bekerja dan terlatih kebanyakan pada masa sekarang ini akan cendrung disibukkan oleh aktifitas harian yang kurang gerak padahal olahraga dapat membebaskan kita dari perasaan yang membelenggu kita, dan memperlancar peredaran darah sehingga fikiran segar serta fisik kita terjaga. c. Usia Semakin tua usia seseorang maka tingkat kebugaran tubuhnya akan menurun, mengalami masalah dengan tubuhnya seperti lemahnya kontraksi otot jantung, ukuran jantung mengecil dan kekuatan pompanya berkurang, terjadi kekakuan pada pembuluh nadi (alteri) yang penting kulit berubah menjadi tipis dan aktivitasnya menjadi lambat penurunan ini disebabkan karena fungsi seluruh anggota tubuh
30
menjadi lemah, namun penurunan tersebut dapat dihambat melalui olahraga diusia muda, kondisi tubuh yang lemah akibat usia tua mengakibatkan tingkat kesegaran jasmani seseorang menurun. d. Kebiasaan hidup Masing-masing kebiasaan hidup yang berbeda-beda tergantung pada tingkat aktifitas sehari-hari kebiasaan hidup sehat merupakan pengaturan antara olahraga, istirahat maupun kebiaasaan diri pribadi untuk menjaga kebersihan, secara psikologis aktifitas kerja yang lebih dari biasa akan mempengaruhi kerja otak seseorang, seseorang yang biasa hidup santai dan memiliki kesibukan yang rendah jika suatu saat memiliki kesibukan yang tinggi biasanya awal-awal akan mengalami stress,
namun
setelah
melewati
kurun
waktu
tertentu
akan
menyesuaikan diri. e. Faktor lingkungan Lingkungan adalah tempat dimana seseorang menetap dan tinggal dalam hal ini menyangkut lingkungan fisik serta sosial mulai dari lingkungan disekitar tempat tinggal sampai dilingkungan dimana para murid belajar, kwalitas kesehatan seseorang dapat dilihat dengan keadaan status kesegaran jasmaninya. f. Gizi yang dikonsumsi Gizi merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan sehari-hari setiap orang yang yang memenuhi kebutuhan gizi setiap hari
tentu
ekonominya
berbeda-beda
sesuai
dengan
tingkat
kemampuan
masing-masing apabila gizi yang dikonsumsi sesuai
31
dengan angka kecukupan gizi.setiap pekerjaan yang dilakukannya tentu tidak akan menimbulkan efek yang buruk bagi setiap orang.
7. Kesegaran Jasmani Murid Sekolah Dasar Di dalam KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah menyatakan bahwa tujuan mata pelajaran Penjaskes di SD adalah”untuk mengembangkan aspek kesegaran jasmani” (BNSP, 2006:702). Untuk mencapai tingkat kebugaran atau kesegaran murid yang baik dalam hal ini peran guru Penjas sangat berarti. Dalam belajar, guru penjas hendaklah menerapkan metode yang membuat para murid mengeluarkan keringat atau banyak bergerak. Pembelajaran yang bermuatan banyak melakukan gerak fisik akan mampu mengantarkan murid untuk memperoleh tingkat kebugaran jasmani yang baik pula. Guru penjaskes hendaklah aktif menjalankan senam pagi minimal 3x dalam seminggu. Karena kegiatan senam pagi bersifat latihan aerobik yang menunjang sekali terhadap kesegaran jasmani murid. Demikian juga dengan adanya pekan olahraga usia dini, maka bakat murid hendaklah disalurkan untuk itu. Murid
hendaklah mengikuti latihan-latihan
ekstrakurikuler pada jam-jam diluar
kegiatan intrakurikuler di bawah
bimbingan guru. Kepala sekolah beserta majlis guru hendaklah memberikan nasehat, pengertian dan kesadaran kepada murid untuk tidak terjerumus kepada arus teknologi informasi pada saat sekarang ini. Kebiasaan main internet, facebook, dan hand phone yang berlebihan akan membuat murid
32
kurang gerak hal ini akan mempengaruhi sekali terhadap kesegaran jasmani murid. Para murid yang tinggal di pegunungan dengan dengan udara yang sedikit mengandung oksigen,
keadaan alam dan tuntupan
hidup akan menantang gerak fisik murid, seperti mandi kesungai, memanjat pohon, dan membantu orang tua bekerja di ladang atau di sawah, serta kebiasaan berjalan kaki kesekolah sangat berpengaruh sekali terhadap kondisi kesegaran jasmani murid. Sebaliknya, para murid yang tinggal didaerah dataran rendah dekat dari kota kabupaten yang memiliki kebiasaan maen video geam, internet, mandi dikamar rumah, makan yang berlebihan, serta sering naik kendaraan kesekolah tentu akan berurusan dengan penyakit kurang gerak. Menurut Giam (1993:9) menjelaskan “.... contoh-contoh dari penyakit yang berkaitan dengan kurang gerak atau anak tivitas fisik adalah penyakit jantung koroner, obesitas (kegemukan) dan kelemahan sendi dan otot. Oleh karena itu suatu tingkat kebugaran yang berkaitan dengan kesehatan perlu dicapai oleh para murid, adalah kesegaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan ini. Menurut giam (1993:9) menjelaskan”kebugaran yang berkaitan dengan kesehataan memerlukan suatu tingkat yang cukup dari keempat kebugaran dasar, yaitu: (1) kebugaran-jantung-paru-peredaran darah (2) lemak tubuh (3) kekuatan otot (4) kelenturan sendi”. Berdasarkan kutipan tersebut, kebiasaan para murid SD baik yang tinggal di dataran tinggi apalagi di dekat pusat kota kabupaten sebaiknya mencapai keempat
33
komponen dasar diatas. Untuk mencapai hal itu tentulah dengan banyak melakukan gerak. Tidak mungkin kekuatan otot dan kelenturan sendi akan dimiliki oleh murid yang membiasakan malas bergerak. Demikian juga halnya dengan kegemukan dan penyakit jantung koroner.
8. Aktifitas Masyarakat Daerah pegunungan dan Derah Tepi Pantai a. Daerah pegunungan Pegunungan adalah suatu wilayah yang terdiri dari bukit, lembah, daerah pegunungan biasanya mempunyai kontu alam yang cukup
sulit
untuk
menjelajahinya,
dalam
Akbarasia
(2009)
dikemukakan bahwa “wilayah pegunungan merupakan deretan atau rangkaian gunung yang lebih tinggi dibanding daerah sekitarnya Pegunungan memiliki ketinggian 500 meter dari permukaan laut”. Didaerah pegunungan terdapat lereng yang terjal maupun yang dilandai,daerah pegunungan merupakan daerah yang unik dilihat dari segi topografi daerah pegunungan merupakan suatu daerah yang terdiri dari bukit dan lembah. Kadar oksigen daerah pegunungan lebih tipis tergantung dari ketinggian daerah pegunungan tersebut, maka kadar oksigen yang terkandung dalam atmosfer
akan semaklin
menipis, seperti yang
dikemukakan habibudin (2009:71) bahwa” semakin keatas tempat tinggal yang semakin jauh dari permukaan lautkadar oksigen didaerah atmosfer akan semakin rendah “. Selain itu temperatur udara didaerah pegunungan memiliki tingkat kelembapan yang cukup tinggi.
34
Kontur alam daerah pegunungan merupakan daerah yang memiliki
tingkat
kesulitan
yang
tinggi
dikarenakan
wilayah
pegunungan terdiri dari bukit-bikit dan lembab. Dalam melakukan aktivitas jasmani didaerah pegunungan memerlukan fisik yang prima dikarenakan beben tubuh pada saat melakukan aktifitas terjadi dua kali lipat, beban tubuh saat melakukan aktifitas jasmani didaerah pegunungan menjadi dua beban yaitu: beben eksternal dan beban internal. Beben internal merupakan beban dari aktifitas yang dilakukan dan external merupakan beban dari kontur alam sebagai contoh misalnya beban yang pertama pada saat berjalan dan yang keduanya adalah kontur alam berupa tunjangan dan turunan. Gunung Talamau merupakan salah satu pegunungan yang terletak di Kecamatan Talamau, Pasaman Barat yang terdapat dibagian timur Pasaman Barat yang berbatasan dengan Kabupaten Pasaman. Didaerah Talamau terdapat tiga nagari yaitu Nagari Kajai, Nagari Talu dan Sinurut. Di kecamatan Talamu terdapat beberapa sekolah dasar namun penelitian diakukan di nagari Talu di SD negeri 19 Talamau merupakans sekolah yang paling tinggi tempatnya dinagai Talu. Daerah Talu memiliki ketinggian 450-750 meter dari permukaan laut. Didaerah pegunungan Talamau terdapat beberapa perbedaan yang sangat mendasar jika dibandingkan dengan Daerah Pantai Sasak Ranah Pasisie Pasaman Barat perbedaan tersebut memiliki banyak hal seperti halnya topografi alam, aktifitas serta pola hidup, tidak hanya itu
35
masih banyak lagi perbedaan yang sangat mendasar yang terdapat pada kedua daerahtersebut, seperti makanan dan sebagainya. Dalam penelitian ini peneliti mentitik beratkan pada perbedaan tersebut akan mempengaruhi aktifitas dan kebiasaan hidup manusia yang tinggal masing-masing daerah. Pada umumnya suhu udara daerah pegunungan memiliki kelembapan yang berbeda dengan daerah lain tingkat kelembapan daerah ini cukup tinggi karena berada pada ketinggian 450-750 meter dari permukaan laut didaerah ini sangat segardari daerah-daerah lainnya di sekitar Pasaman Barat. Mayoritas pekerjaan masyarakat kecamatan talamau petani dimana setiap hari mereka bekerja disawah dan di kebun
hampir
setiap hari rutinitas mereka bekerja kondisi lingkungan alam Gunung Talamau secara umum adalah kawasan Pegunungan. SD Negeri 19 Talamau berada didaerah pegunungan sehingga kadar oksigen cendrung lebih rendah dibanding dengan daerah pesisir pantai
sehingga
penyebab
masyarakat
pegunungan
memiliki
Hemoglobin lebih tinggi di banding masyarakat yang tinggal di pesisir pantai di bandingkan ketinggian dari suatu tempat sehingga tubuh menyesuaikan
dari
keadaan
alam.
Habibudin
(2009:17)
mengemukakan bahwa “Produksi sel darah merah meningkat apabila: anemia, tempat tinggal didaerah yang lebih tinggi dan mempunyai penyakit sirkulasi” kadar Hemoglobin inilah merupakan salah satu sangat berhubungan dengan tingkat kesegaran jasmani, semakin tinggi
36
kadar hemoglobin dalam darah akan mengakibatkan pendistribsian oksigen dalam tubuh menjadi lebih efektif dan efisien sehingga tingkat kesegaran jasmani semakin tinggi. Tingkat kesegaran jasmani yang tinggi maka tingkat mobilitas aktivitas yang dilakukan sehari-hari akan semakin tinggi sehingga pengalam gerak akan jauh lebih banyak. Tinggi rendahnya beban kerja yang akan dilakukan setiap hari oleh kalangan siswa Sekolah Dasar negeri 19 Talamau akan mempengaruhi tingkat pengalam gerak dan juga fisiologi tubuh mereka. Dengan tingginya tingkat mobilitas serta faktor lainnya seperti ketinggian daerah serta medan alam yang terdapat dikecamatan Talamau menjadi beban kerja tersendiri mungkin kesegaran jasmani siswa lebih tinggi dari daerah dataran rendah. b. Daerah tepi pantai Pantai merupakan wilayah dataran rendah yang merupakan titik pertemuan antara wilayah daratan dengan laut sehingga kawasan pantai merupakan daerah yang dilandai, pengertian pantai menurut kamus bahasa indonesia yang dikemukakan oleh Anne ahira (2011). Bahwa: “Pengertian pantai menurut kamus besar bahasa indonesia pusat bahasa edisi keempat (departemen pendidikan indonesia),adalah tepi laut atau daerah pesisir yang merupakan pembatasan daratan dengan laut atau masa air yang lain dan bagian yang dapat pengaruh dari air tersebut, daerah pasang surut dipantai antara pasang surut pantai antara pasang tinggi dengan surut rendah”.
37
Suhu udara daerah pantai cendrung lebih panas dibanding denga suhu udara dipegunungan dan memiliki tingkat kelembapan yang lebih rendah. Medan alam di pantai sasak tidak terlalu tinggi dibanding dengan pegunungan Talamau. Wilayah pantai adalah daerah yang terletak di tepi laut dimana sejauh mana air pasang masih bisa mencapai daratan, daerah pantai termasuk daerah terendah. Didaerah pantai terutama pantai sasak jarang ditemukan gunung atau bukit-bukit oleh karena itu dilihat dari segi tofografi alam daerah pantai biasanya berupa suatu daerah dengan karakteristik landai, medan didaerah pantai tergolong rendah. Didaerah sasak terdapat beberapa SD Negeri namun penelitian dilaksanakan di SD Negeri 05 Sasak Ranah Pasisie karna sekolah ini terdapat paling dekat dari bibir pantai lebih kurang 150 meter dari bibir pantai. Mayoritas pekerjaan masyarakat Sasak Ranah Pasisie adalah neleyan, pegawai kantoran, guru PNSdanHonor, dan hampir setiap kepala keluarga memiliki perekebunan kelapa sawit, sehingga masyarakat sasak ranah pasisie memiliki ekonomi rata-rata menengah. Suhu udara pantai sasak cukup panas memiliki kelembapan yang rendah, sehingga dengan kondisi alam yang demikian akan berpengaruh terhadap aktifitas yang akan dilakukan, perbedaan aktifitas fisik tersebut terjadi karena proses daptasi yang dilakukan manusia terhadap lingkungan hidupnya sehingga dengan perbedaan yang terdapat pada kedua daerah tersebut ada kemungkinan dapat dipengaruhi kesegaran jasmani.
38
B. Kerangka Konseptual Tingkat
kesegaran jasmani, merupakan suatu komponen kompleks
yang sangat bermanfaat dan menentukan kesanggupan seseorang untuk melakukan segala bentuk aktivitas dalam kehidupan. Murid yang memiliki tingkat kesegaran jasmani tinggi akan mampu menyelesaikan tugas sehariharinya dengan baik, seperti pergi ke sekolah dengan senang hati tanpa ada paksaan, berprestasi dalam belajar, membantu orang tua di rumah serta tugas sosial lainnya tanpa mengalami kelelahan yang berarti. Faktor yang mempengaruhi tingkat kesegaran jasmani murid ditentukan oleh komponenkomponen dari kesegaran jasmani itu sendiri seperti kekuatan, kecepatan, daya tahan dan sebagainya. Namun untuk memperoleh kesegaran jasmani yang baik juga dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya adalah aktifitas jasmani, keadaan lingkungan alam, tingkat sosial ekonomi orang tua untuk mencukupi asupan gizi , tingkat pendidikan orang tua dan lain sebagainya. 1. Tingkat kesegaran jasmani daerah tepi pantai. SD Negeri 05 Ranah Pesisir merupakan sekolah dasar yang terletak di dataran rendah tepi pantai dekat dari pusat kota. Artinya sekolah tersebut mudah dijangkau oleh transportasi umum. Murid-murid sekolah tersebut pada umumnya berasal dari keluarga yang tingkat ekonomi orang tuanya menengah keatas. Dengan demikian, untuk pergi sekolah sebagian besar murid-murid sekolah tersebut diantar langsung oleh orang tua mereka, dan pulangnya menggunakan jasa angkutan umum. Keseharian anak-anak dari murid SD Negeri 05 sasak sepulang sekolah lebih memilih
39
untuk bermain dirumah mereka masing-masing,. Berdasarkana hal tersebut tentu anak-anak dari murid SD Negeri 05 sasak tersebut jarang melakukan aktifitas fisik dalam kesehariannya, hal ini tentu memberikan dampak atau pengaruh terhadap tingkat kesegaran jasmani anak tersebut. 2. Tingkat kesegaran jasmani daerah pegunungan SD Negeri 19 Kec. Talamau merupakan salah satu sekolah dasar yang terletak di dataran tinggi (daerah pegunungan). Murid SD Negeri 19 Talamau didominasi oleh masyarakat pribumi daerah setempat. Daerah pegunungan yang struktur daratannya terdiri dari daerah perbukitan menuntut aktifitas fisik anak setiap harinya untuk pergi kesekolah. SD Negeri 19 Talamau terletak dekat dengan kaki gunung Talamau, dimana untuk menjangkau sekolah tersebut membutuhkan aktifitas fisik muridmurid sekolah tersebut. Sebab kondisi ekonomi orang tua yang mayoritas menengah kebawah menuntut anak-anaknya untuk berjalan kaki untuk pergi dan pulang kesekolah tersebut. Tidak hanya sebatas itu, keseharian anak-anak dari murid SD Negeri 19 Talamau sepulang sekolah banyak yang ikut dengan orang tuanya untuk mambantu orang tua mereka yang bertani di kaki gunung Talamau. Berdasarkan hal tersebut, dengan rutinitas keseharian anak seperti yang dijelaskan tentu memberikan dampak atau pengaruh terhadap tingkat kesegaran jasmani murid SD Negeri 19 Talamau.
40
3. Perbedaan tingkat kesegaran jasmani daerah pegunungan dengan daerah tepi pantai SD Negeri 19 Talamau terletak di daerah dataran tinggi (daerah pegunugan). Murid-murid sekolah tersebut dalam kesehariannya banyak melakukan aktifitas fisik seperti berjalan kaki kesekolah dan mambantu orang tua mereka yang bekerja sebagai seorang petani. Disisi lain, SD Negeri 05 merupakan sekolah dasar yang terletak di daerah tepi pantai atau dataran rendah. Keseharian murid-murid sekolah tersebut
jarang
melakukan aktifitas fisik yang berarti, sebagai contoh untuk pergi dan pulang sekolah mereka diantar oleh orang tua mereka menggunakan kendaraan pribadi, permaianan mereka yang mengikuti perkembangan teknologi seperti bermain game sepulang sekolah mengakibatkan mereka jarang melakukan aktifitas fisik. Berdasarkan perbedaan letak geografis dari kedua sekolah tersebut dan, aktifitas keseharian anak dari kedua sekolah tersebut tentu terdapat pula perbedaan pada tingkat kesegaran jasmani murid-murid dari sekolah tersebut. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar kerangka konseptual berikut:
41
X1 Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa SD N 05 Kec. Ranah pesisir Di Daerah tepi pantai Kabupaten Pasaman barat Y KESEGARAN JASMANI X2 Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa SD N 19 Kec. Talamau Daerah Pegunungan Kabupaten Pasaman barat
Gambar 1 Kerangka Konseptual
C. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teori dan kerangka konseptual yang telah dajukan, maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut, 1. Bagaimanakah tingkat kesegaran jasamani murid SD Negeri 05 Sasak Kec. Ranah Pesisir Daerah Tepi Pantai Pasaman Barat? 2. Bagaimanakah tingkat kesegaran jasmani murid SD
Negeri 19
Kec.Talamau Daerah pegunungan Pasaman Barat? 3. Apakah terdapat perbedaan tingkat kesegaran jasmani antara murid SD Negeri 19 Kec.Talamau Daerah pegunungan Dengan murid SD Negeri 05 Sasak Kec. Ranah Pesisir Daerah Tepi Pantai Pasaman Barat.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah merupakan penelitian expos facto (exspost facto research). Menurut Sukmadinata (2005:55) mengatakan “penelitian ekspos fakto meneliti hubungan sebab-akibat yang tidak dimanipulasi atau diberi perlakuan (dirancang dan dilaksanakan) oleh peneliti”. Dapat disimpulkan bahwa penelitian ekspos fakto merupakan jenis penelitian yang meneliti hubungan sebab-akibat antara variabel bebas dengan variabel terikat tanpa adanya perlakuan atau pengontrolan terhadap variabel penelitian, artinya peneliti hanya melihat sebab-akibat yang terjadi dengan sendirinya. Penelitian ini bermaksud melihat pengaruh daerah tepi pantai dan daerah pegunungan terhadap tingkat kesegaran jasmani murid sekolah dasar serta melihat tingkat perbedaannya di Kabupaten Pasaman Barat. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 19 Talu Kec Talamau daerah pegunungan dan SD Negeri 05 Sasak, Kec. Ranah Pesisir daerah tepi pantai Kabupaten Pasaman Barat. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada semester januari-juli 2012.
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi penelitian adalah murid SD Negeri 19 Talu, Kec. Talamau di daerah pegunungan atau perbukitan dan murid SD Negeri 05
42
43
Sasak, Kec. Ranah pesisir Kabupaten Pasaman Barat yang berjumlah 237 orang. terdiri dari murid laki-laki sebanyak 133 orang dan murid perempuan sebanyak 104 orang,sedangkan SD Negeri 19 talu, Kec. Talamau yang berjumlah 155 orang laki-laki 85 orang dan perempuan 70 orang, untuk lebih jelasnya lihat tabel berikut ini: Tabel 1 Populasi Penelitian Kelas
I II III IV V IV Jum Lah
SD Negeri 19 Kec.Talamau, Daerah Pegunungan Pasaman Barat Laki-laki 15 19 8 15 16 12 85
perempuan 20 11 10 12 11 6 70
SD Negeri 05 Sasak, Kec.Ranah Pesisir, Daerah Tepi Pantai Pasaman Barat Laki-laki Perempuan 28 22 28 16 17 21 22 19 19 14 19 12 133
104
Jumlah
85 74 56 68 58 49 392
2. Sampel Penarikan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling, yaitu penarikan sampel karena adanya pertimbangan dan tujuan tertentu. Adapun yang dijadikan sampel adalah murid kelas IV dan kelas V yang putra saja dari kedua SD tersebut. Dasar pertimbangannya adalah: (1) murid kelas VI sibuk mempersiapkan pelajaran untuk ujian akhir nasianal (UAN), (2) bahwa murid kelas IV dan kelas V sudah cukup usia 10-12 tahun, sebagai yang telah dituntut oleh TKJI, (3) untuk menjaga homogenitas data, karena kemampuan murid putra dan putri berbeda meskipun TKJI sudah memiliki norma yang berbeda untuk putra dan
44
putri, tetapi tidak mungkin menggabungkan data atau melaporkan menurut jenis kelamin tertentu;(4) karena penelitian ini mau melihat perbedaan, maka diupayakan mengambil jumlah dan kelas yang sama dari kedua SD. Berdasarkan pertimbangan diatas, maka sampel adalah semua murid putra yang masing-masing kelas IV dan V dari kedua SD yang berjumlah 71 orang. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 Sampel Penelitian No
Nama sekolah
1
SDN 19 Talu. Kec Talamau Di Daerah Pegunungan Kab.Pasaman Barat SDN 05 Sasak. Kec ranah Pesisir di daerah Tepi Pantai Kab.Pasaman Barat Jumlah
2
Sampel putra Kelas IV Kelas V 15 16
Jumlah 31
22
19
41
37
35
72
D. Defenisi Operasional Untuk menghindari
kesalahan penafsiran istilah yang digunakan
dalam penelitian ini, perlu dikemukakan beberapa definisi operasional sebagai berikut: 1. Tingkat kesegaran jasmani murid adalah skor yang diperoleh oleh murid dalam mengikuti Tes Kesegaran Jasmani Indonesia (TKJI) untuk murid SD usia 10-12 tahun, terdiri dari 5 macam tes yaitu:(1) lari 40 meter, (2) gantung siku tekuk, (3) sit up 30 detik, (4) loncat tegak, (5) lari 600 meter.. Tes ini telah memiliki petunjuk dan norma penilaian yang dikeluarkan oleh Pusat Pengembangan Kesegaran Jasmani Indonesia Tahun 1999
45
2. Murid SD pegunungan adalah murid SD Negeri 19 Talu Kec. Talamau yang terletak di daerah pegunungan atau dataran tinggi Pasaman Barat, yang masih terdaftar sebagai murid pada tahun ajaran 2011-2012. 3. Murid SD tepi pantai atau dataran rendah dekat dari pusat kota adalah murid SD Negeri 05 Sasak. Kec.Ranah Pesisir Kabupaten Pasaman Barat, yang masih terdaftar sebagai murid pada tahun ajaran 2011-2012.
E. Jenis dan Sumber Data 1. Jenis data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data skunder.
Data primer diperoleh dari tes kesegaran jasmani
terhadap murid-murid yang menjadi sampel. Sedangkan data skunder adalah data yang diperoleh dari tata usaha masing-masing SD yang dijadikan sampel penelitian. 2. Sumber data Sesuai dengan data yang dibutuhkan dalamm penelitian ini maka sumber data adalah murid yang terpilih menjadi sampel yaitu data tes kesegaran jasmani dan data dari tata usaha masing-msing SD tentang jumlah murid.
F. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan test melalui pengukuran terhadap sampel
penelitian. Sebelum melakukan tes, sampel terlebih dahulu
dikumpulkan dan diberi penjelasan serta pengarahan tentang pelaksanaan tes
46
menggunakan tes kesegaran jasmani indonesia (TKJI). Hasil tes kesegaran jasmani disesuaikan dengan
norma masing-masing tes dan kemudian
diklasifikasikan dengan tabel norma penilaian tingkat kesegaran jasmani indonesia (TKJI). G. Instrumen Penelitian Intrumen yang diggunakan dalam penelitian ini adalah tes kesegaran jasmani indonesia yang diterbitkann oleh pusat kesegaran jasmani Indonesia (1999) untuk anak usia 10-12 tahun. Tes ini terdiri dari 5 macam tes, yaitu: 1. Lari 40 meter 2. Gantung siku tekuk 3. Baring duduk (sit up) selama 30 detik 4. Locat tegak 5. Lari 600 meter Tes tersebut diberikan kepada masing-masing sampel (murid SD Negeri 19 Talu yang terletak didaerah dataran tinggi dan murid SD Negeri 05 Sasak Kec. Ranah Pesisir yang telah ditetapkan dan dipilih sebagai sampel). Tes ini dilaksanakan secara berurutan, sehingga terlaksana dengan sistematis. Adapun nillai norma penilaian TKJI untuk anak usia 10-12 tahun atau murid SD putra dapat dilihat pada tabel 1 dan tabel 2 berikut: Tabel 3 Norma TKJI No
Lari 40 m
Gantung Sit up Loncat Siku tekuk 30 detik tegak 1 < 6,3” >51” > 23 > 46 2 6,4”- 6,9” 31” - 50” 18 – 22 38 - 45 3 7,0” - 7,7” 15” - 30” 12 – 17 31 - 37 4 7,8” - 8,8” 5” - 14” 4 – 11 24 - 30 5 8,9” < 4” >3 > 23 Sumber:pusat pengembangan kesegaran jasmani (1999)
Lari 600 m
nilai
< 2’09” 2’10” - 2’30” 2’31” - 2’44” 2’31” - 2’44” > 3’45
5 4 3 2 1
47
Norma penilaian TKJ No Jumlah Nilai Klasifikasi Kesegaran Jasmani 1 22-25 Baik sekali (BS) 2 18-21 Baik (B) 3 14-17 Sedang (S) 4 10-13 Kurang (K) 5 5-9 Kurang Sekali (KS) Sumber: pusat pengembangan kesegaran jasmani (1999) 1. Adapun persyaratan tesnya sebagai berikut: a. Tes ini perlu tenaga oleh sebab itu peserta harus benar-benar dalam keadaan sehat dan siap melaksanakan tes. b. Diharapkan sudah makan sedikitnya 2 jam sebelum melaksanakan tes. c. Disarankan memakai pakaian olahraga lengkap d. Hendaknya mengerti memahami cara pelaksanaan tes. e. Diharapkan melakukan pemanasan dulu sebelum melaksanakan tes 2. Petugas a. Harap memberikan pemanasan terlebih dahulu b. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mencoba gerakan-gerakan c. Harap memperhatikan perpindahan pelaksanaan butir tes satu ke butir berikutnya secepat mungkin. d. Harap memberikan no dada yang jelas dan mudah dilihat petugas e. Untuk mencatat hasil tes dapat mempergunakan formulir tes perorangan
48
1. Petunjuk Pelaksanaan Tes a. Lari cepat 40 meter 1) Tujuan Tes bertujuan untuk mengukur komponen kesegaran jasmani yang mempunyai unsur-unsur kecepatan (speed), daya ledak (explosive power) dan koordinasi gerakan (coordionation). 2) Alat dan fasilitas a) Lintasan datar, tidak licin, berjarak 40 meter. b) Bendera star c) Pluit d) Stop watch e) Serbuk kapur f) Alat tulis 3) Petugas tes a) Petugas keberangkatan (starter) b) Pengukur waktu c) Pencatat hasil 4) Pelaksanaan a) Sikap start dilakukan berdiri, Pada aba-aba “bersedia” peserta tes sudah berdiri dan siap dibelakang garis star. b) Gerakan 1) Pada aba-aba “siap” peserta berkonsentrasi dan siap untuk berlari.
49
2) Pada-aba-aba “ya” peserta berkonsentrasi lari secepat mungkin menuju garis finish, menempuh jarak 40 meter. 3) Lari 40 meter akan di ulang apabila: (a) Pelari mencuri start (b) Pelari tidak melewati garis finish (c) Pelari terganggu dengan pelari lain 4) Pengukuran waktu Pengukuran waktu dilaksanakan dari saat bendera diangkat sampai pelari melewati garis finish 5) Pencatat hasil (a) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari dalam menempuh jarak 40 meter dalam satuan perseratus detik. (b) Waktu dicatat dengan dua angka dibelakang koma.
Gambar: 2 Sikap star lari 40 meter Sumber: pusat pengembangan kesegaran jasmani (1999) b. Gantung Siku Tekuk 1) Tujuan Tes ini bertujuan mengukur kekuatan otot lengan dan otot bahu
50
2) Alat dan fasilitas (a) Palang tunggal (b) Stopwach (c) Serbuk kapur (d) Alat tulis 3) Petugas tes (a) Pengamat waktu (b) Pengamat gerakan (c) Pencatat 4) Pelaksanaan a) Sikap permulaan Peserta berdiri dibawah palang tunggal, kedua tangan berpegang pada palang tunggal selebar bahu, pegangan telapak tangan menghadap kearah wajah.
Gambar 3 Pelaksanaan gantung siku tekuk sikap dagu menyentuh /melewati palang tunggal Sumber: (Kesegaran jasmani indonesia 1999)
51
b) Gerakan Dengan bantuan tolakan kedua kaki peserta mengangkat badan keatas sampaikan sikap bergantung dengan kedua siku tekuk, dagu berada diatas palang tunggal kedua kaki lurus, sikap tersebut dipertahankan selama mungkin. c) Pencatat hasil Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk mempertahankan sikap tersebut dalam satuan waktu detik.
c. Baring Duduk (Sit Up) 1) Tujuan Tes ini untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut. 2) Alat fasilitas a) Lantai/ lapangan rumput yang rata dan bersih b) Stop watch c) Alat tulis d) Alas//matras 3) Petugas tes a) Pengamat waktu b) Penghitung gerakan c) Pencatat hasil
52
4) Pelaksanaan a) Sikap Permulaan (1) Berbaring telentang di lantai atau dirumput yang bersih, kedua lutut ditekuk dengan sudut ± 900, kedua tangan jarijarinya bersilang atau diselipkan dan diletakkan dibelakang kepala. (2) Petugas
memegang atau menekan kedua pergelangan
kaki,agar kaki tidak terangkat. b) Gerakan (1) Mendengar aba-aba “ya” peserta bergerak mengambil sikap duduk, sampai kedua siku menyentuh kedua paha,kemudian kembali kesikap permulaan. (2) Gerakan ini dilakukan berulang-ulang dengan cepat tanpa istirahat selama 30 detik. c) Pencatatan hasil (1) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik. (2) Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini dicatat dengan angka 0 (nol)
53
Gambar 4 Sikap permulaan baring duduk
Gambar 5 Sikap duduk dengan kedua siku menyentuh paha Sumber: pusat pengembangan kesegaran jasmani (1999) d. Loncat tegak 1) Tujuan Tujuan tes ini untuk mengukur tenaga eksplosif otot paha dan tungkai. 2) Alat dan fasilitas a) Papan berkala sentimeter, warna gelap, berukuran 30 x 150 cm,dipasang pada dinding yang rata atau tiang dengan jarak antara lantai dan angka 0 (nol) berukuran 150 cm.
54
b) Serbuk kapur c) Alat penghapus papan tulis d) Alat tulis 3) Petugas tes Pengamat dan pencatat hasil 4) Pelaksanaan a) Sikap permulaan (1) Terlebih dahulu ujung jari tangan peserta diolesi serbuk kapur atau magnesium karbonat. (2) Peserta berdiri tegak dekat diding, kaki rapat dan papan berskala berada disamping kiri atau kanan, kemudian tangan yang dekat kedinding diangkat lurus keatas telapak tangan di tempelkan pada papan skala, sehingga meninggalkan bekas raihan dari jari. b) Gerakan Peserta menekuk kedua lutut, diiringi menggerakkan kedua tangan kebelakang atau untuk mengambil ancangancang, kemudian peserta berusaha meloncat setinggi-tingginya dan menepuk telapak/jari tangan pada papan skala. Setiap peserta tes diberi kesempatan melakukan loncat tegak ini sebanyak 3 kali berturut turut. c) Pencatat hasil (1) Selisih raihan sikap tegak dengan loncatan (2) Ketiga selisih raihan di catat.
55
Gambar 6. Sikap menentukan raihan tegak
Gambar 7. Sikap awalan loncat tegak dan melakukan lompatan setinggi mungkin Sumber: pusat pengembangan kesegaran jasmani (1999)
e. Lari 600 meter. 1) Tujuan Tes inin pernafasan. bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah, dan pernapasan.
56
2) Alat dan fasilitas a) Lintasan lari 600 meter b) Stopwatch c) Bendera star d) Pluit e) Tiang panccang finish f) Alat tulis 3) Petugas tes a) Petugas keberangkatan b) Pengukur waktu c) Pencatat hasil d) Pembantu umum 4) Pelaksanaan a) Sikap permulaan Peserta setelah dipanggil menuju garis start. b) Gerakan 1) Pada aba-aba “siap” peserta melakukan sikap start berdirri dan bersiap untuk lari. 2) Pada aba-aba “ya” peserta berlari menuju garis finish, menempuh jarak 600 meter. 3) Lari akan diulang apabila terjadi kesalahan: pertama, pelari mencuri star: kedua, pelari tidak melewati garis finish
57
Gambar 8. Posisi Start Lari 600 Meter
Gambar 9. Posisi Finish Lari 600 Meter Sumber: Pusat Pengembangan Kesegaran Jasmani (1999)
H. Teknik Analisa Data Untuk mengolah data tentang perbedaan tingkat kesegaran jasmani antara murid SD Negeri 05 Sasak Kec.Ranah Pesisir daerah dataran rendah Kab. Pasaman Barat dengan murid SD Negeri 19 Talu Kec. Talamau dataran tinggi Kab.Pasaman Barat, untuk jumlah sampel yang sama banyak digunakan teknik uji tes dengan rumus:
58
X 1 X 2 th
2 2 X 2 X 1 X 2 X 2 2 1 n1 n2 n1 n2 2
1 1 n1 n2
Sumber Arikunto,Suharsimi(1999) Keterangan:
= mean sampel pertama
X1
1
= mean sampel kedua =jumlah total semua nilai pertama
2
=jumlah total semua nilai kedua
X2
X X X X n1 n2
2 1 2 2
=jumlah semua nilai yang telah dikuadratkan yang pertama =jumlah semua nilai yang telah dikuadratkan yang kedua =jumlah sampelpertama =jumlah sampel kedua
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Analisis Deskriptif Dalam hal ini akan disajikan hasil pengukuran dan analisis data dari tes kebugaran jasmani murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie daerah tepi pantai dan murid SDN 19 Talu. Kec. Talamau daerah pegunungan. Adapun tes yang dilakukan adalah tes kebugaran jasamani yang meliputi tes lari cepat 40 meter, tes gantung siku tekuk, tes baring duduk 30 dtk, tes loncat tegak dan tes lari 600 meter. Untuk lebih jelasnya dapat dijelaskan melalui uraian masingmasing deskripsi data sebagai berikut. 1. Kesegaran jasmani SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie Daerah Tepi Pantai a. Tes lari 40 meter Tes ini dilakukan untuk mengukur kecepatan lari murid atau responden usia 10-12 tahun dalam mencapai jarak 40 meter. Semakin cepat lari responden dalam menempuh jarak 40 meter, maka kesegaran jasmaninya semakin baik pula. Hasil pengukuran tes lari 40 meter dari murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie daerah tepi pantai diperoleh waktu tercepat atau skor terbaik 6,32 detik dan waktu terlambat atau skor terbesar 8,54 detik. Pada umumnya murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie menempuh jarak tersebut dengan rata-rata perolehan waktu 7,36 detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
59
60
Tabel 4 Distribusi frekuensi kesegaran jasmani berdasarkan tes lari 40 meter Skor Interval (dtk) > 6,3 6,4 – 6,9 7,0 – 7,7 7,8 – 8,8 8,9 – dst.
5 4 3 2 1
Frekuensi Absolut Relatif (Fi) (%) 1 2,44% 10 24,39% 16 39,02% 14 34,15% 0 0% 41 100%
Kategori
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Diagram 1
Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi dan histogram batang di atas, maka diperoleh hasil dari 41 orang sampel, 1 orang (2,44%) memiliki kesegaran jasmani
dikategorikan bernilai 5, 10
orang (24,39%) memiliki kesegaran jasmani dikategorikan bernilai 4, 16 orang (39,02%) memiliki kesegaran jasmani dikategorikan bernilai 3, 14 orang (34,15%) memiliki kesegaran jasmani dikategorikan bernilai 2 sedangkan untuk kategori nilai 1 tidak dimiliki sampel atau
61
0% dimiliki responden. Berdasarkan skor rata-rata dari kemampuan berlari murid maka kesegaran jasmani murid putera SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie berdasarkan tes lari 40 meter diperoleh skor ratarata sebesar 7,36 yang termasuk kategori cukup.
b. Tes gantung siku tekuk Hasil pengukuran tes gantung siku tekuk terhadap murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie diperoleh skor maksimum 47 detik dan skor minimum 11 detik. Pada umumnya murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie mampu melakukan tes gantung siku tekuk dengan perolehan skor rata-rata 26,56 detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 5 Distribusi Frekuensi Kesegaran Jasmani Berdasarkan Tes Gantung Siku Tekuk Interval (detik) 51 ke atas 31 – 50 15 – 30 5 – 14 4 – dst
Skor
5 4 3 2 1
Frekuensi Absolut Relatif (Fi) (%) 0 0% 16 39,02% 16 39,02% 9 21,95% 0 0% 41 100
Kategori
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
62
Diagram 2
Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi dan histogram batang di atas, maka diperoleh hasil dari 41 orang sampel, 16 orang (39,02%) memiliki kesegaran jasmani dengan perolehan nilai 4, 16 orang (39,02%) memiliki kesegaran jasmani dengan perolehan nilai 3, 9 orang (21,95%) memiliki kesegaran jasmani dengan perolehan nilai 2 sedangkan umtuk nilai 1 dan 5 tidak ada atau 0% dimiliki sampel. Berdasarkan skor rata-rata sebesar 26,59 dari kemampuan gantung siku tekuk murid, maka kesegaran jasmani murid putera SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie berdasarkan tes gantung siku tekuk termasuk kategori cukup. c. Tes Baring Duduk Kesegaran jasmani seseorang dapat diukur dari tes baring duduk. Tes ini dilakukan untuk mengukur daya tahan kekuatan otot perut seseorang dalam hal baring duduk. Semakin kuat dan semakin tahan seseorang untuk berbaring dan mengangkat tubuhnya dalam
63
waktu yang relatif lama maka kesegaran jasmaninya semakin baik pula. Hasil pengukuran tes baring duduk dari murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie diperoleh skor maksimum 22 kali dan skor minimum 10 kali. Pada umumnya murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie mampu melakukan tes ini adalah dengan perolehan skor ratarata 16,37 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 6 Distribusi frekuensi kesegaran jasmani berdasarkan tes baring duduk Interval (kali) 23 ke atas 18 – 22 12 – 17 4 – 11 0–3
Diagram 3
Skor
5 4 3 2 1
Frekuensi Absolut Relatif (Fi) (%) 0 0% 18 43,90% 17 41,46% 6 14,63% 0 0% 41 100%
Kategori
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
64
Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi dan histogram batang di atas, maka diperoleh hasil bahwa dari 41 orang sampel, 18 orang (43,90%) memiliki kesegaran jasmani dengan perolehan nilai 4, 17 orang (41,46%) memiliki kesegaran jasmani nilai 3,
dengan perolehan
6 orang (14,63%) memiliki kesegaran jasmani
dengan
perolehan nilai 2, sedangkan kesegaran jasmani untuk nilai 1 dan 5 tidak ada atau 0% dimiliki responden. Berdasarkan skor rata-rata sebesar 16,37 dari kemampuan baring duduk murid, maka kesegaran jasmani murid putera SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie berdasarkan tes baring duduk termasuk kategori cukup.
d. Tes Loncat Tegak Kesegaran jasmani seseorang dapat diukur dari tes loncat tegak. Tes ini dilakukan untuk mengukur daya ledak otot tungkai seseorang. Semakin besar selisih anatara tinggi loncatan dan tinggi raihan yang diperoleh maka kesegaran jasmaninya semakin baik pula. Hasil pengukuran tes dari murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie diperoleh skor maksimum 43 cm dan skor minimum 25 cm. Pada umumnya murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie memiliki daya ledak otot dengan perolehan skor rata-rata 35,39 cm. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
65
Tabel 7 Distribusi frekuensi kesegaran jasmani berdasarkan tes loncat tegak Interval (cm) 46 ke atas 38 – 45 31 -37 24 – 30 23 dst
Skor
5 4 3 2 1
Frekuensi Absolut Relatif (Fi) (%) 0 0% 17 41,40% 17 41,40% 7 17,07% 0 0% 41 100%
Kategori
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Diagram 4
Gambar 9:
Histogram batang loncat tegak murid putera SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie
Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi dan histogram batang di atas, maka diperoleh hasil bahwa dari 41 orang sampel, 17 orang (41,40%) memiliki kesegaran jasmani dengan perolehan nilai 4, 17 orang (41,40%) memiliki kesegaran jasmani
dengan perolehan
nilai 3, 7 orang (17,07%) memiliki kesegaran jasmani
dengan
66
perolehan nilai 2, sedangkan kesegaran jasmani untuk kategori nilai 1 dan 5 tidak ada atau 0% dimiliki responden. Berdasarkan skor ratarata sebesar 35,39 dari kemampuan murid dalam hal tes loncat tegak dan dikonsultasikan dengan tabel nilai kebugaran jasmani maka kemampuan rata-rata murid untuk tes loncat tegak termasuk kategori cukup. e. Tes lari 600 meter Tes ini dilakukan untuk mengukur daya tahan aerobic tubuh seseorang. Semakin kecil perolehan waktu yang bisa dilakukan seseorang untuk berlari dengan jarak 600 meter maka semakin baik pula kesegaran jasmani seseorang berdasarkan tes lari 600 meter. Hasil tes dan pengukuran dari murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie untuk lari 600 meter diperoleh waktu terbaik 2,12 menit dan perolehan waktu terlambat 5,30 menit. Pada umumnya murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie mampu berlari dalam jarak yang relative jauh, dengan perolehan skor rata-rata 2,60 menit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 8 Distribusi frekuensi kesegaran jasmani berdasarkan tes lari 600 meter Skor Frekuensi Kategori Interval Absolut Relatif (menit) (Fi) (%) < 2,09 5 0 0% Baik sekali 2,10 – 2,30 4 3 7,32% Baik 2,31 – 2,45 3 21 51,22% Cukup 2,46 – 3,44 2 17 41,40% Kurang 3,45 dst 1 0 0% Kurang sekali 41 100%
67
Diagram 5
Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi dan histogram batang di atas, maka diperoleh hasil bahwa dari 41 orang sampel, 3 orang (7,32%) memiliki kesegaran jasmani dengan perolehan nilai 4, 21 orang (51,22%) memiliki kesegaran jasmani nilai 3,
dengan perolehan
17 orang (41,40%) memiliki kesegaran jasmani
dengan
perolehan nilai 2, sedangkan kesegaran jasmani untuk perolehan nilai 1 dan 5 tidak ada atau 0% dimiliki murid. Berdasarkan skor rata-rata dari kemampuan berlari murid maka kesegaran jasmani murid putera SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie berdasarkan tes lari 600 meter termasuk kategori kurang. f. Tingkat Kesegaran Jasmani Murid SDN 05 Sasak. Kec. Ranah Pasisie Daerah Tepi Pantai Berdasarkan hasil tes kesegaran jasmani (TKJI) terhadap murid SDN 05 Sasak yang meliputi beberapa tes antara lain tes lari cepat 40 meter, tes gantung siku tekuk, tes baring duduk 30 dtk, tes loncat tegak dan tes lari 600 meter dan dinilai berdasarkan tabel TKJI maka didapat
68
perolehan point maksimal 19, sedangkan perolehan point minimal 11 dan rata-rata point yang diperoleh 15, 32. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat hasilnya pada tabel sebagai berikut. Tabel 9 Distribusi frekuensi kebugaran jasmani SDN 05 Sasak. Kec. Ranah Pasisie Skor Interval Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
22 – 25 18 – 21 14 – 17 10 – 13 5–9
Frekuensi Absolut Relatif (Fi) (%) 0 0% 11 26,83% 18 43,90% 12 29,26% 0 0% 41 100%
Diagram 6
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan histogram di atas dapat dijelaskan bahwa dari 41 orang murid SDN 05 Sasak. Kec. Ranah Pasisie 11 orang (26,83%) memiliki kesegaran jasmani 18 - 21 dengan klasifikasi baik, 18 orang (43,90%) memiliki kesegaran jasmani 14 – 17 dengan klasifikasi sedang, 12 orang (29,26%)
69
memiliki kesegaran jasmani 10 – 13 dengan klasifikasi kurang sedangkan murid yang memiliki kesegaran jasmani pada klasifikasi baik sekali dan kurang sekali 0% dimiliki murid. Berdasarkan kemampuan rata-rata tingkat kesegaran jasmani murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie dengan perolehan angka 15,32 maka dapat disimpulkan rata-rata tingkat kesegaran jasmani murid tersebut berada pada klasifikasi sedang.
2. SD Negeri 19 Talu, Kec. Talamau Daerah Pegunugan a. Tes lari 40 meter Hasil pengukuran tes lari 40 meter dari murid SDN 19 Talau, Kec. Talamau diperoleh waktu tercepat atau skor terbaik 6,56 detik dan waktu terlambat atau skor terlambat 8,98 detik. Pada umumnya murid SDN 19 Sasak, Kec. Ranah Pasisie menempuh jarak tersebut dengan rata-rata perolehan waktu 7,77 detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 10 Distribusi frekuensi kesegaran jasmani berdasarkan tes lari 40 meter Skor Interval (dtk) s.d – 6,3 6,4 – 6,9 7,0 – 7,7 7,8 – 8,8 8,9 – dst.
5 4 3 2 1
Frekuensi Absolut Relatif (Fi) (%) 0 0% 2 6,45% 12 38,71% 13 41,93% 4 12,90% 31 100%
Kategori
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
70
Diagram 7
Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi dan histogram batang di atas, maka diperoleh hasil, bahwa dari 31 orang sampel, 2 orang (6,45%) memiliki kesegaran jasmani dikategorikan bernilai 4, 12 orang (38,71%) memiliki kesegaran jasmani dikategorikan bernilai 3, 13 orang (41,93%) memiliki kesegaran jasmani dikategorikan bernilai 2, 4 orang (12,90%) memiliki kesegaran jasmani dikategorikan bernilai 1 sedangkan untuk kategori bernilai 5 tidak dimiliki sampel atau 0% dimiliki responden.. Berdasarkan skor rata-rata dari kemampuan berlari murid maka kesegaran jasmani murid putera SDN 19 Talu, Kec. Talamau berdasarkan tes lari 40 meter termasuk kategori cukup. b. Tes Gantung Siku Tekuk Hasil pengukuran tes gantung siku tekuk terhadap murid SDN 19 Talu, Kec. Talamau diperoleh skor maksimum 13 detik dan skor minimum 4 detik. Pada umumnya murid SDN 19 Talu, Kec. Talamau
71
mampu melakukan tes gantung siku tekuk dengan perolehan skor ratarata 9,06 detik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 11 Distribusi frekuensi kesegaran jasmani berdasarkan tes gantung siku tekuk Interval (detik) 51 ke atas 31 – 50 15 – 30 5 – 14 4 – dst
Skor
5 4 3 2 1
Frekuensi Absolut Relatif (Fi) (%) 0 0% 0 0% 17 54,83% 13 41,93% 1 3,22% 31 100%
Kategori
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Diagram 8
Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi dan histogram batang di atas, maka diperoleh hasil bahwa dari 31 orang sampel, 17 orang (54,83%) memiliki kesegaran jasmani dengan perolehan nilai 3, 13 orang (41,93%) memiliki kesegaran jasmani
dengan perolehan
72
nilai 2,
1 orang (3,22%) memiliki kesegaran jasmani dengan
perolehan nilai 1 sedangkan umtuk nilai 4 dan 5 tidak ada atau 0% dimiliki sampel. Berdasarkan skor rata-rata dari kemampuan gantung siku tekuk, maka kesegaran jasmani murid putera SDN 19 Talu, Kec. Talamau berdasarkan tes gantung siku tekuk dapat disimpulkan berada pada kategori kurang.
c. Tes baring duduk Tes ini dilakukan untuk mengukur daya tahan kekuatan otot perut seseorang dalam hal baring duduk. Semakin kuat dan semakin tahan seseorang untuk berbaring dan mengangkat tubuhnya dalam waktu yang relatif lama maka kesegaran jasmaninya semakin baik pula. Hasil pengukuran tes baring duduk dari murid SDN 19 Talu, Kec. Talamau diperoleh skor maksimum 19 kali dan skor minimum 3 kali. Pada umumnya murid SDN 19 Talu, Kec. Talamaumampu melakukan tes ini adalah dengan perolehan skor rata-rata 12,32 kali. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 12 Distribusi frekuensi kesegaran jasmani berdasarkan tes baring duduk Interval (kali) 23 ke atas 18 – 22 12 – 17 4 – 11 0–3
Skor
5 4 3 2 1
Frekuensi Absolut Relatif (Fi) (%) 0 0% 3 9,68% 17 54,84% 10 32,26% 1 3,22% 31 100%
Kategori
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
73
Diagram 9
Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi dan histogram batang di atas, maka diperoleh hasil bahwa dari 31 orang sampel, 3 orang (9,68%) memiliki kesegaran jasmani dengan perolehan nilai 4, 17 orang (54,84%) memiliki kesegaran jasmani nilai 3,
dengan perolehan
10 orang (32,26%) memiliki kesegaran jasmani
dengan
perolehan nilai 2, 1 orang (3,22%) memiliki kesegaran jasmani dengan perolehan nilai 1 sedangkan kesegaran jasmani untuk nilai 5 tidak ada atau 0% dimiliki responden. Berdasarkan skor rata-rata dari kemampuan baring duduk, maka kesegaran jasmani murid putera SDN 19 Talu, Kec. Talamau berdasarkan tes baring duduk dapat disimpulkan berada pada kategori cukup. d. Tes loncat tegak Tes ini dilakukan untuk mengukur daya ledak otot tungkai seseorang. Semakin besar selisih anatara tinggi loncatan dan tinggi raihan yang diperoleh maka kesegaran jasmaninya semakin baik pula.
74
Hasil
pengukuran
tes
dari
murid
SDN
19
Talu,
Kec.
Talamaudiperoleh skor maksimum 40 cm dan skor minimum 23 cm. Pada umumnya murid SDN 19 Talu, Kec. Talamaumemiliki daya ledak otot dengan perolehan skor rata-rata 32,10 cm. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 13 Distribusi frekuensi kesegaran jasmani berdasarkan tes loncat tegak Interval (cm) 46 ke atas 38 – 45 31 -37 24 – 30 23 dst
Diagram 10
Skor
5 4 3 2 1
Frekuensi Absolut Relatif (Fi) (%) 0 0% 7 22,585 12 38,71% 10 32,26% 2 6,45% 31 100%
Kategori
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
75
Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi dan histogram batang di atas, maka diperoleh hasil bahwa dari 31 orang sampel, 7 orang (22,58%) memiliki kesegaran jasmani dengan perolehan nilai 4, 12 orang (38,71%) memiliki kesegaran jasmani
dengan perolehan
nilai 3, 10 orang (32,26%) memiliki kesegaran jasmani
dengan
perolehan nilai 2, 2 orang (6,4%) memiliki kesegaran jasmani dengan perolehan nilai 1 sedangkan kesegaran jasmani untuk kategori nilai 5 tidak ada atau
0% dimiliki responden. Berdasarkan skor rata-rata
sebesar 32,10 cm dari kemampuan murid dalam hal tes loncat tegak dan dikonsultasikan dengan tabel nilai kebugaran jasmani maka dapat disimpulkan kemampuan rata-rata murid untuk tes loncat tegak termasuk kategori cukup. e. Tes lari 600 meter Tes ini dilakukan untuk mengukur daya tahan aerobic tubuh seseorang. Semakin kecil perolehan waktu yang bisa dilakukan seseorang untuk berlari dengan jarak 600 meter maka semakin baik pula kesegaran jasmani seseorang berdasarkan tes lari 600 meter. Hasil tes dan pengukuran dari murid SDN 19 Talu, Kec. Talamauuntuk lari 600 meter diperoleh waktu terbaik 2,11 menit dan perolehan waktu terlambat 2,45 menit. Pada umumnya murid SDN 19 Talu, Kec. Talamau mampu berlari dalam jarak yang relative jauh, dengan perolehan skor rata-rata 2,31 menit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
76
Tabel 14 Distribusi frekuensi kesegaran jasmani berdasarkan tes lari 600 meter Interval (menit) Sd – 2,09 2,10 – 2,30 2,31 – 2,45 2,46 – 3,44 3,45 dst
Skor
5 4 3 2 1
Frekuensi Absolut Relatif (Fi) (%) 0 0% 12 38,71% 19 61,29% 0 0% 0 0% 100 100%
Kategori
Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Diagram 11
Berdasarkan pada tabel distribusi frekuensi dan histogram batang di atas, maka diperoleh hasil bahwa dari 31 orang sampel, 12 orang (38,71%) memiliki kesegaran jasmani dengan perolehan nilai 4, 19 orang (61,29%) memiliki kesegaran jasmani
dengan perolehan
nilai 3, sedangkan kesegaran jasmani untuk perolehan nilai 1,2 dan 5 tidak ada atau 0% dimiliki murid. Berdasarkan skor rata-rata sebesar 2,31 dari kemampuan berlari murid maka kesegaran jasmani murid
77
putera SDN 19 Talu, Kec. Talamau berdasarkan tes lari 600 meter dapat disimpulkan termasuk kategori cukup.
f. Tingkat Kesegaran Jasmani Murid SDN 19 Talu, Kec. Talamau Daerah Pegunungan Berdasarkan hasil tes kesegaran jasmani (TKJI) terhadap murid SDN 19 Talu yang meliputi beberapa tes antara lain tes lari cepat 40 meter, tes gantung siku tekuk, tes baring duduk 30 dtk, tes loncat tegak dan tes lari 600 meter dan dinilai berdasarkan tabel TKJI maka didapat perolehan point maksimal 17, sedangkan perolehan point minimal 11 dan rata-rata point yang diperoleh 13, 77. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat hasilnya pada tabel sebagai berikut. Tabel 15 Distribusi frekuensi kebugaran jasmani SDN 19 Talu, Kec. Talamau Skor Interval Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang sekali
22 – 25 18 – 21 14 – 17 10 – 13 5–9
Frekuensi Absolut Relatif (Fi) (%) 0 0% 0 0% 16 51,61% 15 48,39% 0 0% 31 100%
78
Diagram 12
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan histogram di atas dapat dijelaskan bahwa dari 31 orang murid SDN 19 Talu, Kec. Talamau 16 orang (51,61%) memiliki kesegaran jasmani 14 – 17 dengan klasifikasi sedang, 15 orang (48,39%) memiliki kesegaran jasmani 10 – 13 dengan klasifikasi kurang sedangkan murid yang memiliki kesegaran jasmani pada klasifikasi baik sekali, baik dan kurang sekali 0% dimiliki murid. Berdasarkan kemampuan rata-rata tingkat kesegaran jasmani murid SDN 19 Talu, Kec. Talamau dengan perolehan point 13,77 maka dapat disimpulkan rata-rata tingkat kesegaran jasmani murid tersebut berada pada klasifikasi kurang. B. Uji Normalitas Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas terhadap variabel-variabel sebagai pesyaratan analisis. Uji normalitas data dari variabel-variabel dilakukan
79
dengan menggunakan uji lilifors. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 16 Rangkuman Uji Normalitas Sebaran Data No Variabel N 1 Kesegaran jasmani murid SDN 41 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie (X1) 2 Kesegaran jasmani murid SDN 31 19 Talu, Kec. Talamau (X2)
Lo 0.135
Ltab Distribusi 0,138 Normal
0.131
0,159
Normal
Tabel di atas menunjukkan bahwa hasil pengujian untuk data kesegaran jasmani SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie (X 1), skor Lo = 0.135 dengan n = 41, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,138 yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari tes kesegaran jasmani terhadap murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie
berdistribusi normal. Selanjutnya hasil tes kesegaran
jasmani murid SDN 19 Talu, Kec. Talamau (X2), skor Lo = 0,131 dengan n = 31, sedangkan Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05 diperoleh 0,159 yang lebih besar dari Lo sehingga dapat disimpulkan bahwa skor yang diperoleh dari tes kesegaran jasmani murid SDN 19 Talu, Kec. Talamau berdistribusi normal. Berdasarkan uraian di atas ternyata semua variabel X1 dan X2 data tersebut tersebar secara normal, karena masing-masing variabel skor Lo nya kecil dari pada Ltab pada taraf pengujian signifikan α = 0,05. Hal ini berarti bahwa data masing-masing variabel penelitian ini tersebut normal atau populasi dari mana data sampel diambil berdistribusi normal.
80
C. Uji Hipotesis 1. Hipotesis yang diajukan adalah “bagaimanakah tingkat kesegaran jasmani murid SD Negeri 05 Sasak Kec. Ranah Pesisir daerah tepi pantai Pasaman Barat. Berdasarkan hasil tes kesegaran jasmani (TKJI) terhadap murid SDN 05 Sasak yang meliputi beberapa tes antara lain tes lari cepat 40 meter, tes gantung siku tekuk, tes baring duduk 30 dtk, tes loncat tegak dan tes lari 600 meter dan dinilai berdasarkan tabel TKJI maka didapat perolehan point maksimal 19, sedangkan perolehan point minimal 11 dan rata-rata point yang diperoleh 15,32. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat hasilnya pada tabel sebagai berikut. Tabel 17 Distribusi frekuensi kebugaran jasmani SDN 05 Sasak. Kec. Ranah Pesisir Skor Interval Baik sekali Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Diagram 6
22 – 25 18 – 21 14 – 17 10 – 13 5–9
Frekuensi Absolut Relatif (Fi) (%) 0 0% 11 26,83% 18 43,90% 12 29,26% 0 0% 41 100%
81
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan histogram di atas dapat dijelaskan bahwa dari 41 orang murid SDN 05 Sasak. Kec. Ranah Pasisie 11 orang (26,83%) memiliki kesegaran jasmani 18 - 21 dengan klasifikasi baik, 18 orang (43,90%) memiliki kesegaran jasmani 14 – 17 dengan klasifikasi sedang, 12 orang (29,26%) memiliki kesegaran jasmani 10 – 13 dengan klasifikasi kurang sedangkan murid yang memiliki kesegaran jasmani pada klasifikasi baik sekali dan kurang sekali 0% dimiliki murid. Berdasarkan kemampuan rata-rata tingkat kesegaran jasmani murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie dengan perolehan angka 15,32 maka dapat disimpulkan rata-rata tingkat kesegaran jasmani murid tersebut berada pada kategori cukup. 2. Hipotesis yang diajukan adalah “bagaimanakah tingkat kesegaran jasmani murid SD Negeri 19 Kec. Talamau Daerah Pegunungan Pasaman Barat. Berdasarkan hasil tes kesegaran jasmani (TKJI) terhadap murid SDN 19 Talu yang meliputi beberapa item tes antara lain tes lari cepat 40 meter, tes gantung siku tekuk, tes baring duduk 30 dtk, tes loncat tegak dan tes lari 600 meter dan dinilai berdasarkan tabel TKJI maka didapat perolehan point maksimal 17, sedangkan perolehan point minimal 11 dan rata-rata point yang diperoleh 13, 77. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat hasilnya pada tabel sebagai berikut.
82
Tabel 15 Distribusi frekuensi kebugaran jasmani SDN 19 Talu, Kec. Talamau Skor Interval Baik sekali Baik Sedang Kurang Kurang sekali
22 – 25 18 – 21 14 – 17 10 – 13 5–9
Frekuensi Absolut Relatif (Fi) (%) 0 0% 0 0% 16 51,61% 15 48,39% 0 0% 31 100%
Diagram 12
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi dan histogram di atas dapat dijelaskan bahwa dari 31 orang murid SDN 19 Talu, Kec. Talamau 16 orang (51,61%) memiliki kesegaran jasmani 14 – 17 dengan klasifikasi sedang, 15 orang (48,39%) memiliki kesegaran jasmani 10 – 13 dengan klasifikasi kurang sedangkan murid yang memiliki kesegaran jasmani pada klasifikasi baik sekali, baik dan kurang sekali 0% dimiliki murid. Berdasarkan kemampuan rata-rata tingkat kesegaran jasmani murid SDN 19 Talu, Kec. Talamau dengan perolehan point 13,77 maka dapat
83
disimpulkan rata-rata tingkat kesegaran jasmani murid tersebut termasuk kategori kurang. 3. Hipotesis yang diajukan adalah “Terdapat perbedaan kesegaran jasmani antara murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie daerah tepi pantai dengan SDN 19 Talu, Kec. Talamau daerah pegunungan Pasaman Barat”. Berdasarkan analisis komparasi dengan rumus uji beda mean (uji t) yang dilakukan maka diperoleh analisis uji beda mean (uji t) sebagai berikut: Tabel 17 Analisis uji beda mean (uji t) antara SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie dengan SDN 09 Talu, Kec. Talamau Pasaman Barat dk= (n1+n2)-2
th
ttab α = 0,05 1,67
70 2,82 Keterangan: th = koefesien uji beda mean hitung ttab = koefesien uji beda mean tabel
Kesimpulan Signifikan
Hasil analisis uji beda mean tersebut menyatakan terdapat perbedaan yang signifikan antara Kesegaran Jasmani murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie daerah tepi pantai (X1) dengan SDN 19 Talu, Kec. Talamau daerah pegunungan (X2), sebab dari analisis di atas didapat th = 2,82 > ttabel = 1,67 pada taraf signifikansi α = 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara Kesegaran Jasmani murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie daerah tepi pantai (X1) dengan SDN 19 Talu, Kec. Talamau daerah pegunungan (X2), dimana tingkat Kesegaran Jasmani murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie daerah tepi pantai lebih baik daripada kesegaran jasmani SDN 19 Talu, Kec. Talamau daerah pegunungan.
84
D. Pembahasan 1. Tingkat kesegaran jasmani murid SD Negeri 05 Sasak Kec. Ranah Pesisie Daerah Tepi Pantai. Dengan kondisi tubuh yang sehat dan bugar akan memberikan dampak yang baik terhadap kehidupan seseorang. Sebab denagan kondisi tubuh yang sehat dan bugar akan meudahkan seseorang untuk berproduktifitas dalam hidupnya. Tubuh yang sehat dan bugar terlihat dari kesanggupan tubuhnya untuk mampu melaksnakan aktifitas fisik dalam kesehariannya tanpa mengalami kelelahan yang berarti atau disebut dengan
kesegaran
jasmani.
Menurut
Giriwijoyo
dkk
(2007:43)
mengatakan “kesegaran jasmani adalah derajat sehat dinamis seseorang yang merupakan kemampuan jasmani yang menjadi dasar untuk keberhasilan pelaksanaan tugas yang harus dilaksanakan”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa tubuh yang memiliki kesegaran jasmani yang baika adalah tubuh yang mampu melakukan aktifitas dan tugas dalam kesehariannya. Berdasarkan
hasil
temuan penelitian
bahwasannya
tingkat
kesegaran jasmani siswa SD Negeri 05 Sasak Kec. Ranah pesisir berada pada kategori sedang berdasarkan TKJI (Tes kesegaran jasmani indonesia). Berdasarkan hal tersebut tentu hal ini menjadi perhatian bagi orang tua, sekolah dan pihak lain yang terkait dengan murid sekolah tersebut. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa tingkat kesegaran jasmani seseorang akan menentukan kesanggupan tubuhnya
85
untuk dapat melaksanakan tugas kesehariannya seperti belajar untuk murid sekolah dasar. Artinya, tingkat kesegaran jasmani murid SD Negeri 05 Sasak perlu ditingkatkan melalui latihan dan pembelajaran jam olahrga sebagai salah satu contohnya. Jika tingkat kesegaran jasmani murid SD Negeri 05 Sasak meningkat diharapakan dapat meningkatkan motivasi murid-murid untuk mengkuti proses belajar mengajar dengan baik. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan tingkat kesegaran jasmani adalah dengan melakukan aktifitas fisik (olahraga) yang teratur. Menurut Syafruddin (1992:37-38) mengatakan bahwa latihan olahraga
merupakan adaptasi
biologis,
latihan olahraga
tersebut
mengakibatkan timbulnya rangsangan terhadap organ –organ tubuh. Dengan rangsangan-rangsangan tersebut akan memberikan dampak terhadap fungsional tubuh atau fungsi organ-organ tubuh seperti kerja jantung- paru dan kerja jantung dengan peredaran darah. Disamping itu kegiatan olahraga membawa dampak morphologis (bentuk tubuh) dan dan dampak biokimia (meningkatnya jumlah mitokondria dalam sel). Dengan demikian, jika tubuh rutin melakukan aktifitas fisik seperti berolahraga tentu fungsi organ-organ tubuh seseorang lebih siap dan mampu melakukan aktifitas dan tugas dalam hidupnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan tingkat kesegaran jasmani tubuh salah satunya dapat dilakukan melalui olahraga yang teratur.
86
2. Tingkat kesegaran jasmani murid SD Negeri 19 Kec. Talamau daerah pegunungan Berdasarkan
hasil
temuan penelitian
bahwasannya
tingkat
kesegaran jasmani murid SD Negeri 19 Kec. Talamau daerah dataran tinggi (pegunungan ) berada pada tingkat kurang setelah dilakukan tes kesegaran jasmani (TKJI). Berdasarkan hal tersebut tentu kondisi tersebut harus menjadi perhatian kusus bagi guru terkait dan orang tua siswa. Sebab kesegaran jasmani seseorang erat kaitannya dengan kemampuan tubuhnya untuk dapat melakukan ataupun melaksanakan tugas dalam kesehariannya. Jika tingkat kesegaran jasmani SD Negeri 19 Kec. Talamau berada pada kondisi kurang tentu murid-murid sekolah tersebut tergannggu bahkan sulit melakukan tugas kesehariannya disekolah seperti belajar. Oleh sebab itu, tingkat kesegaran jasmani murid SD Negeri 19 Kec.Talamau perlu ditingkatkan. Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk meningktakan kesegaran jasmani tubuh adalah dengan cara mencukupi asupan gizi tubuh individu yang bersangkutan. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat (2009:59) menjelaskan bahwa asupan gizi pada remaja merupakan masalah penting, karena selain resiko penyakit tertentu juga dapat mempengaruhi kebugaran dan konsentrasi remaja. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan asupan gizi yang cukup akan memberikan damapak yang baik terhadap kebugaran tubuh beseta konsentrasi anak, kususnya konsentrasi pada saat mengikuti proses belajar dan pembelajaran. Asupan gizi yang cukup erat kaitannya dengan aktifitas
87
fisik yang dilakukan tubuh dalam keseharian, sebab unsur-unsur gizi dari makanan yang dikonsumsi sebagian berfungsi sebagai sumber kalori bagi tubuh untuk bekerja atau beraktifitas.
3. Perbedaan tingkat kesegaran jasmani antara murid SD Negeri 05 Sasak Kec. Ranah pasisie daerah tepi pantai dengan murid SD Negeri 19 Kec. Talamau daerah pegunungan Kesegaran jasmani memiliki peran yang sangat penting bagi seseorang untuk mengerjakan berbagai aktivitas dalam keseharian. Dengan memiliki tingkat kesegaran jasmani yang baik akan memungkinkan bagi seseorang untuk mampu melakukan berbagai kegiatan dalam tuntutan hidupnya. Menurut Widiastuti (2011:13) mengatakan “kesegaran jasmani adalah kondisi jasmani yang menggambarkan potensi dan kemampuan jasmani untuk melakukan tugas-tugas tertentu dengan hasil yang optimal tanpa memperlihatkan keletihan yang berarti”. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kesegaran jasmani merupakan kondisi yang mencerminkan kemampuan seseorang untuk mampu menyelesaikan berbagai pekerjaan tertentu tanpa mengalami kelelahan yang terlalu berarti. Berdasarkan analisis data pengujian hipotesis dinyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara kesegaran jasmani antara murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie daerah tepi pantai dengan SDN 19 Talu, Kec. Talamau daerah pegunungan Pasaman Barat. Dimana tingkat Kesegaran Jasmani murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie daerah tepi pantai lebih baik daripada kesegaran jasmani SDN 19 Talu, Kec. Talamau
88
daerah pegunungan. Analisis tersebut menjelaskan bahwa terdapat perbedaan tingkat kemampuan jasmani atau tubuh antara murid dari kedua sekolah dalam melakukan berbagai aktifitas tertentu. Berdasarkan indentifikasi masalah pada latar belakang masalah perbedaan tersebut diduga oleh beberapa faktor antara lain asupan gizi anak, keadaan ekonomi orang tua, keadaan lingkungan, aktifitas fisik, dan sarana prasarana pembelajaran penjaskes. Asupan gizi seorang anak harus menjadi perhatian orang terhadap anak, terutama pada anak yang sedang pada masa pertumbuhan. Tubuh seseorang pada masa pertumbuhan membutuhkan asupan gizi yang harus dilengkapi guna menunjang dan membantu proses pertumbuhan anak. Disamping itu, gizi seorang anak erat kaitannya dengan kemampuan fisik yang ia miliki. DINKES Provinsi Sumatera Barat (2009:53) menjelaskan “unsur gizi sangat diperlukan untuk proses pertumbuhan , dengan mengkonsumsi makanan yang cukup gizi dan teratur, remaja akan tumbuh sehat sehingga dapat mencapai prestasi belajar yang tinggi, kebugaran untuk mengikuti semua aktivitas dan sumber daya manusia yang berkualitas”. Kutipan tersebut menjelaskan bahwa unsur gizi yang didapat tubuh melalui makanan sangat bermamfaat terhadap pertumbuhan tubuh, disamping itu salah satu manfaat unsur gizi tersebut digunakan oleh tubuh sebagai sumber energi atau tenaga dalam melakukan suatu aktifitas fisik. Hasil penelitian membuktikan terdapat perbedaan kesegaran jasmani antara SDN 05 Sasak daerah tepi pantai dengan SDN 19 Talu
89
daerah pegunungan, dimana tingkat kesegaran jasmani murid SDN 05 Sasak daerah tepi pantai lebih baik daripada murid SDN 19 Talu daerah pegunungan. Kuat dugaan asupan gizi murid SDN 05 Sasak lebih terpenuhi daripada murid SDN 19 Talu daerah pegunungan. Mungkin hal ini disebabkan para orang tua dari SDN 05 Sasak lebih memiliki kesanggupan beserta kesadaran untuk memenuhi segala kebutuhan gizi anaknya dibandingkan dengan para orang tua dari murid SDN 19 Talu daerah pegunungan. Idealnya jika asupan gizi anak terpenuhi, maka anak akan memiliki kesanggupan untuk melakukan kerja fisik tertentu dengan energi yang ia miliki yang diperoleh melalui
makanan yang mereka
konsumsi. Sebab untuk melakukan aktifitas fisik tubuh memerlukan energi guna kontraksi dan relaksasi otot yang bersumber dari makanan yang dikonsumsi. Keadaan atau tingkat kondisi ekonomi orang tua diduga memiliki kaitan yang erat terhadap kesegaran jasmani seorang anak. Orang tua atau keluarga
yang
memiliki
ekonomi
serba
berkecukupan
memiliki
kemampuan untuk memperoleh segala macam asupan gizi yang dibutuhkan oleh anaknya. Mereka tidak hanya memikirkan kebutuhan konsumsi makanan yang harus dipenuhi oleh anak, namun disamping itu orang yang memiliki ekonomi yang lebih akan membeli segala unsur gizi yang dibutuhkan oleh tubuh anaknya. Dengan demikian secara otomatis anak akan memiliki kekuatan fisik yang prima dan siap melakukan berbagai aktifitas fisik. Namun bagi orang tua atau keluarga denga kondisi
90
ekonomi yang serba kekurangan akan mendapat masalah terhadap upaya untuk memenuhi segala kebutuhan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh anak. Realita yang dapat kita lihat pada keluarga atau orang tua yang miskin, mereka selalu kekurangan asupan gizi yang disebabkan ketidak mampuan memperoleh atau membeli makanan-makanan yang kaya akan unsur gizi. Mereka menkomsumsi makanan apa adanya, tanpa mempertimbangkan jumlah dan jenis unsur gizi yang terkandung pada makanan tersebut. Berdasarkan hal tersebut banyak kita temui anak yang selalu kelihatan dalam keadaan lelah, letih, lemas, dan diduga hal ini diakibatkan oleh kurangnya jumlah asupan gizi anak sehingga anak tidak memiliki kekuatan yang prima untuk melakukan aktifitas fisik yang mencapai hasil yang optimal. Sarana dan prasarana pembelajaran penjaskes di sekolah memiliki peran penting terhadap kesegaran jasmani murid, salah satunya murid tingkat sekolah dasar. Sekolah yang memiliki sarana dan prasarana pembelajaran penjaskes yang lengkap memungkinkan seorang guru dan murid untuk dapat melakukan proses belajar dan pembelajaran yang mencapai hasil pembelajaran yang efektif dan efisien. Dengan sarana dan prasarana pembelajaran penjaskes yang lengkap kecenderungan motivasi anak untuk mengikuti pembelajaran lebih tinggi. Dengan motivasi anak yang tinggi tentu membuat mereka lebih bebas dan lebih aktif untuk begerak atau beraktifitas fisik dan tanpa disadari seorang guru telah berhasil menjaga ataupun meningkatkan tingkat kesegaran jasmani anak.
91
Namun disisi lain bagi sekolah yang tidak memiliki sarana dan prasaran pembelajaran penjaskes yang lengkap akan mengurangi minat dan motivasi anak untuk berolahraga atau beraktifitas fisik disebabkan rasa bosan, sehingga mereka cenderung memilih banyak duduk sewaktu jam pelaaran penjaskes. Jika hal ini terjadi tentu tubuh anak akan mengalami kekuranga aktifitas fisik sehingga kesegaran jasmani mereka berada pada tingkat yang tidak baik. Berdasarkan hal tersebut maka untuk meningkatkan kesegaran jasmani anak diduga sangat ditentukan oleh asupan gizi anak, keadaan ekonomi orang tua, aktifitas fisik anak dan sarana prasarana pembelajaran penjaskes di sekolah.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab terdahulu dapat dikemukakan kesimpulan bahwa: 1. Kesegaran jasmani murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie daerah tepi pantai memiliki tingkat kesegaran jasmani yang diukur melalui TKJI termasuk kedalam katagori baik sekali( 0% )baik 11orang( 26,80%), cukup 18 orang, (43,90%), kurang 12 orang, (29.29%), dengan rata-rata dikategorikan sedang 2. Kesegaran jasmani murid SDN 19 Talu, Kec. Talamau daerah pegunungan memiliki tingkat kesegaran jasmani yang diukur melalui TKJI teramasuk kedalam katagori baik sekali (0%), baik (0%), cukup 16 orang (51,61%), kurang 15orang (48,39%),dengan rata-rata dikategorikan kurang 3. Terdapat perbedaan yang signifikan antara Kesegaran jasmani murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie daerah tepi pantai dengan murid SDN 19 Talu, Kec. Talamau daerah pegunungan dimana th (2,77) > ttabel (1,67) Tingkat Kesegaran Jasmani murid SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pasisie daerah tepi pantai dengan rata-rata 15,32 lebih baik dari pada tingkat kesegaran jasmani
SDN 19 Talu, Kec. Talamau daerah pegunungan
dengan nilai rata-rata tes 13,77.
92
93
B. Saran-saran Berdasarkan pada kesimpulan, maka peneliti dapat memberikan saransaran sebagai berikut: 1. Kepada murid agar meningkatkan kesegaran jasmaninya dengan melakukan berbagai aktifitas fisik atau berolahraga. 2. Bagi guru agar dapat meningkatkan materi pelajran yang dapat meningkatkan kesegaran jasmani murid sehingga tingkat kesegaran jasmani muridpun ikut meningkat. 3. Bagi orang tua murid diharapkan selalu memperhatikan dan meningkatkan kecukupan kebutuhan konsumsi gizi anak dalam kesehariannya. 4. Kepada peniliti yang ingin melakukan studi lebih mendalam tentang hasil belajar murid agar lebih memperluas bahasan tentang factor-faktor yang diduga dapat mempengaruhinya.
94
KEPUSTAKAAN
Anna Ahira (2009) http://repository.upi.edu/operator/upload/s _kor_0704229_ chapter1. pdf Arfie (2009) http://repository.upi.edu/operator/upload/s_kor_0704229_chapter1. pdf Akbarasia (2009) http://repository .upi.edu/operator/upload/s_kor_ 0704229_ chapter2 .pdf Arsil. (2009). Tes Pengukuran Dan Evaluasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga. Padang: FIK UNP Arsil. (2000). pembinaan kondisi fisik. Padang: FIK UNP Ateng, Kadir(1992). Azaz Dan Landasan Pendidikan Jasmani. Jakarta.Depdikbud Bafirman.(1999) Sport Medicines.padang: FIK UNP Carthy,Any, MC (1995) Kiat Menjadi Ramping Dan Segar.Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Cooper H. Kenneth. (1983). Aerobik, Alih Bahasa Antonius Adiwiyoto. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama Depdikbut.(1996). Ketahuilah Tingkat Kesegaran Jasmani Anda.Jakarta: Depdikbud Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. Depdiknas (2003). Kurikulum 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta Balai Pustaka Giam.dalam Harapan Jonli (2011:23).Perbedaan Tingkat Kesegaran Jasmani Murid Sekolah Dasar Daerah Pedesaan Dengan Daerah Pusat Kota Kabupaten Solok. Skripsi. FIK UNP. Giriwijoyo dkk. dalam Harapan Jonli (2011). Perbedaan Tingkat Kesegaran Jasmani Murid Sekolah Dasar Daerah Pedesaan Dengan Daerah Pusat Kota Kabupaten Solok. Skripsi. FIK UNP. Gusril.(2004). Beberapa Faktor Yang Berkaitan Dengan Kemampuan Motorik Murid Sekolah Dasar Negeri Kota Padang.Disertasi.Jakarta.UNJ. Gusril.(2008), Model Pengembangan Motorik Pada Murid Sekolah Dasar. Padang.UNP Press.
95
Habibudin (2009) http://repository.upi.edu/operator/upload/s_kor_ 0704229_ chapter1. pdf Harsono (1988). Coaching Dan Aspek-Aspek Psikolagis Dalam Coaching. Jakarta: Depdiknas Diden Dikti PPLPTK Hos.Pauzan.(1989). Tiori Gerak. FPOK IKIP Padang Icshan,M, (1988) Pendidikan Kesehatan Dan Olahraga. Bandung: Percetakan Advent Indonesia Ismaryati,(2008). Pendidikan Kesehatan Dan Olahraga.Jakarta: INS Surakarta Kempendiknas. 2010. TKJI Untuk Anak Umur 10-12 Tahun. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. Mahajir,(2004) Pendidikan Jasmani Dan Praktek. Jakarta: Erlangga Neldi, Hendri (2008).Pembelajaran Pendidikan Jasmani Dan Olahraga.Padang: FIK UNP Moeloek, Dangsina. (1984). Kesehatan dan olahraga, Jakarta: CV Raja wali Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003.Sistem Pendidikan Nasional (2003). Jakarta.Cipta Jaya. Sajoto. M. (1988). Peningkatan dan Pembinaaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam Olahraga..Semarang: Dahara Prize Sudjana (1989). Metode statistik. Bandung:Tarsito SP.Susdarsono (1992), Pendidikan Jasmani, Jakarta:Depdikbud Syafuddin. (1996) Pengantar Ilmu Melatih.Padang:FPOK IKIP Padang. Syafrifuddin Aip,Muhani.(1992)..Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan.jakarta: Depdikbud. Suyadi (2006). Korelasi Antara Tingkat Jasmani (Fhisikal Fitness) Dan Kesehatan Mental(Mental Hegene) Dengan Prestasi Belajar Pendidikan Jasmani(Penjas) Murid Kelas V Sdn 2 Pegulan Pendal Tahun Pelajaran 2004/2005 skipsi,Semarang UNESS.
96
Lampiran 1 TABEL DATA KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 05 SASAK DAERAH TEPI PANTAI DATA TES KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 05 SASAK TEPI PANTAI NO NAMA 1 Eko putra 2 Dandi septia 3 Agusrianto 4 Rigo seption 5 Yeda regu 6 Okta rianda 7 Andri gustiawan 8 m.aldi 9 Aljun farma 10 Ridho alfarizi 11 Afrianto 12 m. hamid 13 Ega saputra 14 m. anwar 15 Andrizal 16 Puji mardani 17 Fajar fandana 18 Yengga septiawan 19 James dwi geswara 20 Azhar 21 Fahmi 22 Eki warsyah 23 Gunawan 24 Dedi saputra 25 Sukirman 26 Andika 27 Dedi saputra 28 Sigit prabowo 29 Arianto 30 Roni pasarela 31 Yusri andi 32 Indra doni 33 Rio waldi 34 Rahul 35 Novendra 36 Nurhadi 37 Eki pramana 38 Ferdiansyah 39 Edo saputra 40 Ilham saputa 41 Dani JUMLAH RATA-RATA
Lari 40 m 6.40 6.57 7.11 7.15 7.20 7.92 7.27 7.72 8.13 8.48 7.21 6.42 7.22 6.32 6.74 6.94 7.82 7.37 7.02 7.50 7.52 6.43 7.08 7.84 6.67 6.81 7.82 8.52 7.89 6.43 7.85 7.54 7.93 8.32 6.78 7.92 7.34 8.32 8.54 7.21 6.57 301,84 7,36
N 4 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 4 3 5 4 4 2 3 3 3 3 4 3 2 4 4 2 2 2 4 2 3 2 2 4 2 3 2 2 3 4
Gantung 31 34 21 25 33 13 45 42 32 36 47 34 18 37 24 21 18 33 28 20 29 39 37 13 21 28 12 37 14 19 14 13 28 12 38 32 11 13 29 27 32 1090 26,59
N 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 2 3 3 2 4 2 3 2 2 3 2 4 4 2 2 3 3 4
sit up 22 20 15 17 20 12 16 21 13 20 18 13 11 22 13 12 10 17 17 16 15 20 19 13 18 15 11 19 10 21 11 15 19 11 21 12 17 21 19 18 21 671 16,37
N 4 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 4 4 3 4 3 2 4 2 4 2 3 4 2 4 3 3 4 4 4 4
L.Tegak 40 33 27 40 28 28 32 41 33 39 40 41 34 32 40 40 32 37 35 35 37 42 41 28 34 32 36 41 25 40 29 30 43 34 39 33 31 42 30 38 39 1451 35,39
N 4 3 2 4 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 3 4 2 4 2 2 4 3 4 3 3 4 2 4 4
lari 600 m 2.31 2.37 2.47 2.30 2.34 2,48 2.47 2.44 2.45 2.37 2.32 2.48 5.30 2.38 2.15 2.32 2.46 2.45 2.31 2.34 2.47 2.44 2.38 2.67 2.83 2.35 2.54 2.37 2.35 2.30 2.12 3.40 3.05 3.19 2.33 3.42 3.41 3.06 2.93 2.16 2,4 106,68 2,60
N 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2 2 2 3 2 2 2 2 4 3
Total 19 17 13 16 16 12 15 18 14 17 18 17 13 19 18 17 12 16 15 15 14 19 18 11 16 16 11 17 11 18 12 12 15 11 19 14 13 14 13 18 19 628 15,32
97
TABEL DATA KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 19 TALAMAU DAERAH PEGUNUNGAN
NO NAMA 1 Arif nofriandi 2 Yurize primadani 3 Nor ismid 4 Riki rahmat rozali 5 Uzi almunawar 6 Yogi saputra 7 Adik pri irawan 8 Alfahmi 9 Dorio hendri utama 10 Gusnur 11 Ali solihin 12 Akirman 13 Hendri 14 Megi utama 15 Amri dani 16 Rido 17 Eka putra 18 May hendra 19 Nasri 20 Rian prakarsa 21 Ferdian 22 Adiawan saputra 23 Ari saputra 24 Darlin 25 Adlianto 26 Bay srya lingga 27 Dapri 28 Ferdi 29 Afrinal 30 Imam 31 Beni ramat JUMLAH RATA-RATA
DATA TES KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 19 PEGUNUNGAN Lari Lari 40 m N Gantung N sit up N L.Tegak N 600 m N 6.56 4 7 2 4 2 32 3 2.11 4 7.84 2 11 3 12 3 24 2 2.13 4 7.83 2 9 3 13 3 23 1 2.20 4 7.89 2 10 3 12 3 30 2 2.35 3 7.85 2 9 3 14 3 26 2 2.32 3 7.97 2 12 3 17 3 36 3 2.39 3 7.83 2 11 3 3 1 30 2 2.37 3 6.95 4 13 3 15 3 32 3 2.45 3 7.86 2 12 3 5 2 32 3 2.41 3 7.83 2 13 3 17 3 36 3 2.39 3 7.12 3 4 1 10 2 37 3 2.42 3 7.45 3 5 2 18 4 39 4 2.41 3 7.52 3 6 2 14 3 33 3 2.23 4 7.34 3 9 3 15 3 32 3 2.19 4 7.45 3 8 2 16 3 39 4 2.12 4 7.92 2 7 2 10 2 28 2 2.17 4 8.93 1 11 3 9 2 37 3 2.35 3 7.81 2 12 3 7 2 33 3 2.39 3 7.87 2 8 2 17 3 30 2 2.42 3 7.62 3 13 3 11 2 38 4 2.40 3 7.90 2 7 2 15 3 32 3 2.44 3 7.72 3 12 3 17 3 38 4 2.30 4 7.65 3 10 3 18 4 36 3 2.45 3 7.45 3 5 2 19 4 24 2 2.19 4 7.39 3 11 3 12 3 23 1 2.25 4 7.25 3 8 2 15 3 25 2 2.23 3 7.88 2 8 2 4 2 28 2 2.37 3 8.92 1 7 2 12 3 38 4 2.18 4 8.98 1 5 2 5 2 25 2 2.27 4 7.23 3 13 3 15 3 40 4 2.42 3 8.97 1 5 2 11 2 39 4 2.35 3 240,78 281 382 995 71,67 7,77 9,06 12,32 32,10 2,31
Total 15 14 13 13 13 14 11 16 13 14 12 16 15 16 16 12 12 13 12 15 13 17 16 15 14 13 11 14 11 16 12 427 13,77
98
Lampiran 2 Tabel Analisis uji normalitas kesegaran jasmani siswa SD 05 Sasak Daerah Tepi Pantai(X1) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Xi 11 12 13 14 15 16 17 18 19 Jumlah
Fi 4 4 4 4 4 5 5 6 5 41
Xi - X -4,32 -3,32 -2,32 -1,32 -0,32 0,68 1,68 2,68 3,68
Zi -1,65 -1,27 -0,83 -0,50 -0,12 0,26 0,64 1,02 1,40
Peluang 0,4505 0,398 0,2967 0,1915 0,0478 0,1026 0,2389 0,3461 0,4192
F(Zi) 0,0495 0,102 0,2033 0,3085 0,4522 0,6026 0,7389 0,8461 0,9192
S(Zi) 0,1111 0,2222 0,3333 0,444444 0,5556 0,6667 0,777778 0,8889 1,0000
IF(Zi)-S(Zi)) -0,0616 -0,1202 -0,1300 -0,1359 -0,1034 -0,0641 -0,0389 -0,0428 -0,0808
Lo tertinggi = 0,135 Dengan n = 41 dan taraf nyata α = 0,05 didapat Ltab = 0,138 Berarti Lo < Ltab, sehingga populasi dari mana data sampel diambil berdistribusi normal. Mean = 15,32 Standar Deviasi =2,62 Minimum = 11 Nilai Maximum =19
Tabel Analisis uji normalitas sebaran data kesegaran Jasmani Siswa SDN 19 Talu Daerah Pegunungan (X2) No Xi 1 11 12 2 3 13 14 4 5 15 16 6 17 7 Jumlah
Fi
Xi - X
Zi
Peluang
F(Zi)
S(Zi)
IF(Zi)-S(Zi))
3 5 7 5 4 6 1
-2,77 -1,77 -0,77 0,23 1,23 2,23 3,23
-1,60 -1,02 -0,45 0,13 0,71 1,29 1,87
0,4452 0,3461 0,1736 0,0517 0,2612 0,4015 0,4693
0,0548 0,1539 0,3264 0,5517 0,7612 0,9015 0,9693
0,14286 0,28571 0,42857 0,57143 0,71429 0,85714 1
-0,0881 -0,1318 -0,1022 -0,0197 0,0469 0,0444 -0,0307
31
Lo tertinggi = 0,131 Dengan n = 31 dan taraf nyata α = 0,05 didapat Ltab = 0,138 Berarti Lo < Ltab, sehingga populasi dari mana data sampel diambil berdistribusi normal. Mean = 13,77 Standar Deviasi = 1,73 Minimum = 11 Nilai Maximum = 17
99
Lampiran 3 Tabel Analisis uji beda mean (Uji t) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 Sum Mean
X1 19 17 13 16 16 12 15 18 14 17 18 17 13 19 18 17 12 16 15 15 14 19 18 11 16 16 11 17 11 18 12 12 15 11 19 14 13 14 13 18 19 628 15,32
X2 15 14 13 13 13 14 11 16 13 14 12 16 15 16 16 12 12 13 12 15 13 17 16 15 14 13 11 14 11 16 12
427 13,77
X12 361 289 169 256 256 144 225 324 196 289 324 289 169 361 324 289 144 256 225 225 196 361 324 121 256 256 121 289 121 324 144 144 225 121 361 196 169 196 169 324 361 9894 241,32
X22 225 196 169 169 169 196 121 256 169 196 144 256 225 256 256 144 144 169 144 225 169 289 256 225 196 169 121 196 121 256 144
5971 192,61
100
1. Pengujian Hipotesis Analisis uji beda mean atau uji t X 1 X 2 th 2 2 X 2 X 1 X 2 X 2 2 1 1 n1 n2 1 n1 n2 2 n1 n2 15,32 13,77 2 2 628 427 5971 9894 41 31 1 1 41 31 2 41 31 1,55 9894 9619,12 5971 5881,58 0,06 70 1,55 5,200,06 1,55 0,312 1,55 0,56 th = 2,77 derajat kebebasan (dk)= (n1+n2)-2= 70 taraf signifikansi= 0,05 dengan melihat tabel distribusi t maka didapat ttabel= 1,67 th (2,77) > ttabel (1,67)) Terdapat perbedaan yang signifikan antara Kesegaran Jasmani siswa SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pesisir daerah tepi pantai (X 1) dengan SDN 19 Talu, Kec. Talamau daerah pegunungan (X2), dimana tingkat Kesegaran Jasmani siswa SDN 05 Sasak, Kec. Ranah Pesisir daerah tepi pantai lebih baik daripada kesegaran jasmani SDN 19 Talu, Kec. Talamau daerah pegunungan Pasaman Barat.
101
Lampiran 4 DAFTAR NILAI KRITIS L UNTUK UJI LILLIEFORS Ukuran Sampel 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 25 30 n >30
Taraf Nyata 0.01 0.417 0.405 0.364 0.348 0.331 0.311 0.294 0.284 0.275 0.268 0.261 0.257 0.250 0.245 0.239 0.235 0.231 0.200 0.184 1.031
n
0.05 0.381 0.337 0.319 0.300 0.285 0.271 0.258 0.249 0.242 0.234 0.227 0.220 0.213 0.206 0.200 0.195 0.190 0.173 0.161 0.886
n
0.10 0.352 0.315 0.294 0.276 0.261 0.249 0.239 0.230 0.223 0.214 0.207 0.201 0.195 0.289 0.184 0.179 0.174 0.158 0.144 0.805
n
0.15 0.319 0.299 0.277 0.258 0.244 0.233 0.224 0.217 0.212 0.202 0.194 0.187 0.182 0.177 0.173 0.169 0.166 0.147 0.136 0.768
n
0.20 0.300 0.285 0.265 0.247 0.233 0.223 0.215 0.206 0.199 0.190 0.183 0.177 0.173 0.169 0.166 0.163 0.160 0.142 0.131 0.736
n
Sumber: Conover, W.J, Practical Nonparametric Statistics, John Wiley & Sons, In,1973
102
Lampiran 5 DOKUMENTASI PENELITIAN
Tes Lari 40 Meter
Tes Gantung Siku Tekuk
103
Tes berbaring duduk (sit-up)
Tes Loncat Tegak
Tes Lari 600 Meter
Siswa di beri Pengarahan
104
Alat – alat tes untuk penelitian
105
106
107
108