PENGARUH CURRENT RATIO (CR) DAN TOTAL ASSETS TURN OVER (TATO) TERHADAP HARGA SAHAM (Sensus pada Emiten Bursa Efek Indonesia Subsektor Logam dan Sejenisnya)
Oleh: Neni Nuraeni 123403016 Kp.Ranjeng RT19/RW04 Desa Ciawang Kec. Leuwisari Kab. Tasikmalaya e-mail :
[email protected] Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi JL.Siliwangi No.24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115 e-mail :
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis Current Ratio (CR), Total Assets Turn Over (TATO) dan Harga Saham pada perusahaan Manufaktur Subsektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh Current Ratio (CR) dan Total Assets Turn Over (TATO) terhadap Harga Saham pada perusahaan Manufaktur Subsektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) baik secara parsial maupun secara simultan. Metode penelitian yang akan digunakan dalam laporan ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Dalam penyusunan laporan penelitian perlu mencari dan mengumpulkan data serta informasi yang sesuai dengan sifat permasalahannya dan berkaitan dengan tujuan penulis agar dapat suatu susunan data yang lengkap untuk dipakai sebagai dasar pembahasan. Berdasarkan hasil analisis data penelitian dapat diambil kesimpulan dilihat dari Current Ratio (CR) pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara umum menunjukan nilai Current Ratio (CR) yang baik, artinya secara mayoritas perusahaan tersebut mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Jika dilihat dari Total Assets Turn Over (TATO) maka secara umum
1
mencerminkan nilai Total Assets Turn Over (TATO) yang baik, hal ini menunjukan bahwa mayoritas perusahaan mampu mengelola aktiva secara efektif dalam merealisasi penjualan perusahaan. Sedangkan dilihat dari harga saham mencerminkan nilai yang bervariatif. Secara parsial Current Ratio (CR) dan Total Assets Turn Over (TATO) berpengaruh positif terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini menunjukan bahwa kedua variabel tersebut memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap harga saham. Secara simultan Current Ratio (CR) dan Total Assets Turn Over (TATO) berpengaruh positif terhadap Harga Saham pada perusahaan Manufaktur Subsektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel yang paling dominan pengaruhnya adalah variabel Total Assets Turn Over (TATO).
Kata Kunci: Current Ratio (CR), Total Assets Turn Over (TATO), Harga Saham
Abstract This study aims to identify and analyze the Current Ratio (CR), Total Assets Turn Over (TATO) and the company's stock price and Allied Metal Manufacturing subsector listed in the Indonesia Stock Exchange (BEI). Furthermore, to determine the influence of Current Ratio (CR) and Total Assets Turn Over (TATO) on stock price of the company Metal Manufacturing subsector and the like are listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) either partially or simultaneously. The research method used in this report is descriptive and verification methods. In preparing the research report need to find and collect data and information that is appropriate to the nature of the problem and deals with the author's purpose in order to complete an array of data to be used as a basis for discussion. Based on the analysis of research data can be concluded viewed from the Current Ratio (CR) on the Company's Manufacturing Subsector Metal and Allied listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) in general show the value of Current Ratio (CR) is good, which means that the majority of these companies are able to meet short-term obligations. If viewed from the Total
2
Assets Turn Over (TATO) then generally reflect the value of Total Assets Turn Over (TATO) is good, this shows that the majority of companies are able to manage assets effectively in realizing the company's sales. While the views of the stock price reflects the value that is varied. Partially Current Ratio (CR) and Total Assets Turn Over (TATO) positive impact on stock price of the company Metal Manufacturing subsector and the like are listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI). This shows that these two variables have a significant influence on stock prices. Simultaneously Current Ratio (CR) and Total Assets Turn Over (TATO) positive impact on stock price of the company Metal Manufacturing subsector and the like are listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI). The most dominant variable is the variable Total Assets Turn Over (TATO).
Keywords: Current Ratio (CR), Total Assets Turn Over (TATO), Stock Price
PENDAHULUAN Investasi merupakan penanaman modal satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu panjang dengan harapan mendapatkan keuntungan dimasa mendatang berupa keuntungan berulang dan pembagian dividen. Akan tetapi, sebelum melakukan investasi, seorang investor perlu memastikan apakah modal yang ditanamkan mampu memberikan (return) yang diharapkan, yaitu dengan cara mengetahui kinerja perusahaan. Perusahaan yang kinerjanya baik akan memberikan tingkat pengembalian yang lebih baik dibandingkan pada perusahaan yang berkinerja tidak baik untuk itu suatu kinerja baik akan memberikan tingkatan pengembalian yang lebih baik dibandingkan pada suatu perusahaan yang berkinerja tidak baik. Untuk ini diharapkan suatu kinerja yang baik pada perusahaan yang akan di jadikan tempat berinvestasi. Hal yang dilakukan adalah menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan yang bersangkutan dimana laporan keuangan yang diperoleh dari kondisi internal perusahaan dan informasi laporan keuangan. Harga saham sebagai nilai indikator perusahaan dan suatu perusahaan tersebut akan mengalami berbagai kemungkinan dan kenaikan ataupun penurunan
3
harga karena dipegang oleh berbagai variabel fundamental dan teknikal, variabel variabel tersebut akan membentuk kekuatan pasar yang akan berpengaruh terhadap transaksi saham. Harga saham bisa dikatakan sebagai indikator keberhasilan dalam pengelolaan perusahaan untuk mendapatakan return yang diinginkan, yang ditunjukkan oleh kekuatan pasar dengan terjadinya transaksi dalam perdagang saham perusahaan di pasar modal. Transaksi yang terjadi didasarkan pada hasil pengamatan para investor terhadap prestasi di perusahaan dalam menghasilkan keuntungan keuangan dengan adanya kenaikan harga saham tersebut. Fluktuasi harga saham penting untuk diamati oleh investor karena akan mempengaruhi tingkat keuntungan dari investasi yang akan diperoleh. Salah satu cara terbaik untuk mendapatkan keuntungan dengan membeli ketika harga akan naik lalu menjualnya ketika harga akan turun. Namun untuk bisa memperkirakan kapan harga akan naik atau turun bukanlah hal yang mudah. Adanya faktor yang mempengaruhi terjadinya fluktuasi tersebut faktor fundamental dan teknikal merupakan faktor yang mempengaruhi harga saham. Dalam melakukan investasi di pasar modal apakah investor akan mempertimbangkan faktor fundamental beberapa perusahaan, seperti kinerja perusahaan yang diproksikan dengan rasio keuangan untuk memperkirakan harga yang akan diterima dimasa yang akan datang. Rasio keuangan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah variabel Current Ratio (CR) dan Total Assets Turn Over (TATO). Asyik (2009: 96) mengemukakan bahwa rasio neraca dan laba rugi memiliki hubungan yang lebih kuat dengan return saham dibandingkan dengan rasio dan arus kas. Semakin baik prestasi suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan diperusahaan, maka akan semakin meningkat permintaan akan saham yang akan selanjutnya dan akan meningkat pula harga saham. Keadaan harga saham naik menjadi lebih tinggi dari pada harga pembelian, dikatakan oleh investor untuk memprediksi keuntungan investasi bagi investor dipasar modal. Hasil dari pengujian yang di lakukan dan menunjukkan bahwa variabel dalam informasi keuangan tersebut berpengaruh signifikan dalam prediktor laba dan arus kas untuk satu, dua, dan empat tahun ke depan.
4
Sebuah bursa saham sering kali menjadi komponen terpenting dari sebuah pasar saham. Tidak ada keharusan untuk menerbitkan saham melalui bursa saham itu sendiri dan saham juga tidak mesti diperdagangkan di bursa tersebut hal semacam ini dinamakan "off exchange". Untuk saham yang sudah terdaftar perdagangannya harus dilapor ke bursa yang bersangkutan. Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur, membutuhkan pengelolaan terhadap modal kerja secara lebih efisien. Hal ini karena aktiva lancar perusahaan manufaktur biasa menggunakan lebih dari separuh total aktivanya. Tingkat aktiva lancar yang berlebih dapat dengan mudah membuat perusahaan merealisasi pengembalian atas investasi (ROI) yang rendah. Akan tetapi, perusahaan dengan jumlah aktiva lancar yang terlalu sedikit dapat mengalami kekurangan dan kesulitan dalam mempertahankan operasi yang lancar. Untuk mengetahui seberapa besar modal kerja yang dialokasikan perusahaan untuk operasi perusahaan, dapat digunakan rasio lancar atau yang lebih dikenal dengan Current Ratio (CR). Perusahaan yang dipilih dalam penelitian ini adalah perusahaan yang sahamnya terdaftar di BEI periode 2014 dan termasuk dalam kelompok industri manufaktur subsektor logam dan sejenisnya. Pemilihan industri manufaktur subsektor logam dan sejenisnya ini didasarkan pada alasan bahwa industri manufaktur merupakan kelompok emiten yang terbesar dibandingkan kelompok industri yang lain yang sudah ada. Kelompok industri manufaktur subsektor logam dan sejenisnya yang diteliti berjumlah 16 perusahaan. Indeks harga saham merupakan salah satu pedoman dalam berinvestasi. Ada beberapa indeks harga saham di Bursa Efek Indonesia, salah satunya adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang menunjukan kondisi perusahaan yang tercatat. Harga saham mencerminkan seberapa minat investor terhadp saham suatu perusahaan, karena setiap saat dapat mengalami perubahan seiring dengan minat investor untuk menempatkan modalnya pada saham. Adapun fenomena yang berkaitan dengan perkembangan saham periode Tahun 2011 sampai dengan Tahun 2015 dapat digambarkan sebagai berikut:
5
IHSG 6000 5226.97
5000 4000
4316.68 3703.51
3821.99
4274.17
4592.99
3000
IHSG
2000 1000 0 2010
2011
2012
2013
2014
2015
Perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan Periode 2011-2015
Grafik tersebut menunjukan bahwa perkembangan harga saham dari tahun 2010 ke tahun 2014 mengalami peningkatan, terkecuali pada tahun 2015 mengalami penurunan dari tahun sebelumnya. Sepanjang tahun 2010-2014 harga saham mengalami pertumbuhan yang baik. Dilihat pada tahun 2010 ke 2011 mengalami peningkatan sebesar 3,20% dan yang paling terlihat peningkatan IHSG pada tahun 2012 sebesar 12,94% yang menunjukan bahwa perekonomian Indonesia pun mengalami peningkatan yang positif, walaupun pada tahun 2013 sedikit menurun sebesar 0,98% tapi itu merupakan hal yang wajar dan peningkatan pada tahun 2014 sebesar 22,29%. Pada tahun 2015 IHSG mengalami penurunan dari tahun sebelumnya sebesar 12,13% yang disebabkan perlambatan ekonomi secara global. Berdasarkan uraian latar belakang di atas menyangkut pengaruh Current Ratio (CR) dan Total Assets Turn Over (TATO) maka penulis merasa tertarik untuk mengkajinya. Untuk kajian ini, penulis mengambil judul “Pengaruh Current Ratio (CR) dan Total Assets Turn Over (TATO) terhadap Harga Saham pada perusahaan Manufaktur Subsektor Logam dan Sejenisnya di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
6
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis: 1. Current Ratio (CR), Total Assets Turn Over (TATO) dan Harga Saham pada perusahaan Manufaktur Subsektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Pengaruh Current Ratio (CR) dan Total Assets Turn Over (TATO) terhadap Harga Saham pada perusahaan Manufaktur Subsektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara parsial. 3. Pengaruh Current Ratio (CR) dan Total Assets Turn Over (TATO) terhadap Harga Saham pada perusahaan Manufaktur Subsektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara simultan.
METODE PENELITIAN Menurut Sugiyono (2008:1) metode penelitian adalah: “Cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data valid dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan, sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah”. Berdasarkan latar belakang dan kajian pustaka yang diperoleh maka metode penelitian yang akan digunakan dalam laporan ini adalah metode deskriptif dan verifikatif. Metode merupakan suatu cara atau langkah-langkah yang harus dilalui dalam menyelesaikan suatu masalah. Dalam penyusunan laporan penelitian perlu mencari dan mengumpulkan data serta informasi yang sesuai dengan sifat permasalahannya dan berkaitan dengan tujuan penulis agar dapat suatu susunan data yang lengkap untuk dipakai sebagai dasar pembahasan. Operasionalisasi Variabel Variabel
penelitian
adalah
ubahan
yang
memiliki
variasi
nilai
(Ferdinand:2006). Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel yang terdiri dari dua variabel bebas, dan satu variabel terikat sebagai berikut yaitu : 1. Variabel bebas (Independent Variable) Variabel bebas pertama dalam penelitian ini yaitu Current Ratio (X1) dengan definisi operasional perbandingan antara jumlah aktiva lancar dengan kewajiban
7
lancar yang diteliti pada tahun 2014. Adapun indikatornya adalah aktiva lancar dan utang lancar. Variabel bebas kedua dalam penelitian ini yaitu Total Assets Turn Over (X2) dengan definisi operasional rasio untuk menghitung efektivitas penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus membuat manajemen mengevaluasi strategi, pemasaran, dan pengeluaran modalnya (investasi) yang diteliti pada tahun 2014. Adapun indikatornya adalah penjualan dan total aktiva. 2. Variabel terikat (Dependent Variable) Variabel terikat adalah Harga Saham (Y) dengan definisi operasional nilai sekarang (present value) dari penghasilan-penghasilan yang akan diterima oleh pemodal dimasa yang akan datang. Adapun indikator harga rata-rata saham pada saat penutupan (closing price), saat laporan keuangan terbit pada akhir periode. Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai berikut: Tabel Operasionalisasi Variabel Variabel
Definisi Operasional
Indikator
Current
Perbandingan antara jumlah
aktiva
-
Aktiva lancar
Ratio (X1)
lancar dengan kewajiban lancar. Rasio
-
Hutang lancar
Total Assets Rasio untuk menghitung efektivitas
-
Penjualan
Turnover
penggunaan total aktiva. Rasio yang
-
Total Aktiva
(X2)
tinggi biasanya menunjukan manajemen
Skala Rasio
ini menunjukan bahwa nilai kekayaan lancar (yang segera dapat dijadikan uang) ada sekian kalinya kewajiban dijadikan kewajiban jangka pendek. (Munawir, 2010:72)
yang baik, sebaliknya rasio yang rendah harus
membuat
manajemen
mengevaluasi strategi, pemasaran, dan pengeluaran
modalnya
(investasi).
(Hanafi dan Halim, 2009: 81).
8
Rasio
Harga
Nilai sekarang (present value) dari Harga rata-rata saham Rasio
Saham (Y)
penghasilan-penghasilan
yang
akan pada saat penutupan
diterima oleh pemodal dimasa yang (closing price), saat akan datang. (Suad Husnan dan Enny laporan Pudjiastuti , 2004: 151).
terbit
keuangan pada
akhir
periode.
Teknik Pengumpulan Data Jenis Data Jenis data dalam penelitian ini merupakan data sekunder yaitu data atau sumber informasi yang telah dikemukakan oleh para ahli yang kompeten di bidangnya masing-masing sehinga relevan dengan pembahasan yang diteliti, dalam melakukan studi kepustakaan ini penulis mengumpulkan data dengan cara mempelajari, meneliti, mengkaji, serta menelaah literatur-literatur berupa buku, situs resmi yang ada kaitannya dengan masalah yang sedang diteliti dan juga membaca dan mempelajari materi kuliah dan bahan tertulis lainnya. Populasi Sasaran Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung atau pengukuran kuantitas maupun kualitas dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap (Handari, 2005: 141). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan Manufaktur Subsektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang aktif sebanyak 16 perusahaan. Dalam penelitian ini mempergunakan pengambilan sampel dengan teknik Sampling jenuh, yaitu mengambil semua anggota populasi sebanyak 16 perusahaan. Teknik ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Riduwan (2007:248) Sampling Jenuh adalah teknik pengambilan sampel apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus, maka jenis penelitian ini disebut sensus. Adapun populasi penelitian disajikan pada tabel sebagai berikut:
9
Populasi dan Sasaran Nama Perusahaan
No
1 Alakasa Industrindo Tbk 2 Alumindo Light Metal Industry Tbk 3 Saranacentral Bajatama Tbk 4 Betonjaya Manunggal Tbk 5 Citra Tubindo Tbk 6 Gunawan Dianjaya Steel Tbk 7 Indal Aluminium Industry Tbk 8 PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk 9 Jakarta Kyoei Steel Works Tbk 10 Jaya Pari Steel Tbk 11 Krakatau Steel (Persero) Tbk 12 Lion Metal Works Tbk 13 Lionmesh Prima Tbk 14 Pelat Timah Nusantara Tbk 15 Pelangi Indah Canindo Tbk 16 Tembaga Mulia Semanan Tbk Sumber: www.idx.co.id
Kode Perusahaan ALKA ALMI BAJA BTON CTBN GDST INAI ISSP JKSW JPRS KRAS LION LMSH NIKL PICO TBMS
Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1) Studi kepustakaan yaitu dengan membaca literatur-literatur bidang ekonomi yang digunakan sebagai landasan kerangka berfikir dan teori yang sesuai dengan topik penelitian. 2) Penelitian dokumenter yaitu dengan
menelaah dan menganalisa
laporan-laporan mengenai akuntansi yang diterbitkan oleh pihak BEI melalui websitenya yaitu www.idx.co.id.
Teknik Analisis Data Adapun analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah. Metode pengujian yang digunakan adalah pengujian satu arah. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel, dimana dua variabel bebas (independent variable) yakni
10
Current Ratio (X1) dan Return On Assets (X2) dan variabel terikatnya (dependent variable) adalah Return Saham (Y). Teknik yang digunakan adalah analisa jalur (path analysis). Tujuan digunakannnya teknik analisa jalur (path analysis) adalah untuk mengetahui pengaruh seperangkat variabel X (independent variable) terhadap variabel Y dan untuk mengetahui hubungan antara variabel X. Dalam teknik analisa jalur ini dapat dilihat pengaruh dari setiap variabel secara bersama-sama. Selain itu, tujuan dilaksanakannya analisa jalur adalah untuk menerangkan pengaruh langsung atau tidak langsung dari beberapa variabel penyebab terhadap variabel lainnya sebagai variabel terikat.
PEMBAHASAN
Current Ratio (CR) Perusahaan Manufaktur Subsektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kode Perusahaan ALKA ALMI BAJA BTON CTBN GDST INAI ISSP JKSW JPRS KRAS LION LMSH NIKL PICO TBMS
Aktiva Lancar Utang Lancar CR 1 (Rp) 2 (Rp) (1:2) x % 219.581.000.000 173.277.000.000 126,72 2.428.477.000.000 2.370.051.000.000 102,47 652.967.000.000 780.658.000.000 83,64 125.564.000.000 24.838.000.000 505,53 2.195.199.000.000 1.219.085.000.000 180,07 650.518.000.000 462.846.000.000 140,55 644.378.000.000 595.336.000.000 108,24 3.579.690.000.000 2.636.139.000.000 135,79 117.440.000.000 18.578.000.000 632,15 224.070.000.000 482.000.000 46,49 13.165.036.000.000 17.575.737.000.000 74,90 488.269.000.000 132.155.000.000 369,47 107.780.000.000 19.357.000.000 556,80 1.141.413.000.000 1.022.960.000.000 111,58 457.862.000.000 276.069.000.000 165,85 1.535.709.000.000 1.934.370.000.000 79,39 Rata-rata 213,73 11
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, diketahui bahwa Current Ratio (CR) merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek, oleh karena itu rasio tersebut menunjukan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo hutang. Agnes Sawir (2003:8). Perusahaan yang mempunyai persentase tertinggi adalah Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW) sebesar 632,15%. Dengan standar 2:1, perolehan Current Ratio (CR) pada perusahaan Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW) ini dapat membuat khawatir bagi investor. Karena semakin tinggi Current Ratio (CR) suatu perusahaan, akan terlihat bahwa banyaknya aktiva lancar mengangur yang tidak digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba perusahaan. Hal ini berbeda dengan perusahaan yang mempunyai Current Ratio (CR) terendah yaitu Jaya Pari Steel Tbk (JPRS) sebesar 46,49%. Walaupun perusahaan Jaya Pari Steel Tbk (JPRS) memiliki Current Ratio (CR) yang rendah dan tidak memenuhi standar rasio lancar yang dinilai baik, akan tetapi setidaknya Jaya Pari Steel Tbk (JPRS) telah mampu menutup semua kewajiban jangka pendek perusahaan dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Jika memperhatikan standar Current Ratio (CR) yaitu 2:1, maka emiten yang memiliki Current Ratio (CR) di atas standar yaitu Betonjaya Manunggal Tbk (BTON), Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW), Lion Metal Works Tbk (LION) dan Lionmesh Prima Tbk (LMSH). Sedangkan emiten yang memiliki Current Ratio (CR) di bawah standar 2:1 yaitu Saranacentral Bajatama Tbk (BAJA), Jaya Pari Steel Tbk (JPRS), Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), dan Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS). Namun secara keseluruhan dengan ratarata Current Ratio (CR) sebesar 213,73% emiten subsektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI telah mampu menutup kewajiban jangka pendek perusahaan dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.
12
Total Assets Turn Over (TATO) Perusahaan Manufaktur Subsektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Kode Perusahaan ALKA ALMI BAJA BTON CTBN GDST INAI ISSP JKSW JPRS KRAS LION LMSH NIKL PICO TBMS
Penjualan Bersih 1(Rp) 1.230.365.000.000 3.336.088.000.000 1.229.845.000.000 96.008.000.000 2.579.763.000.000 1.215.612.000.000 933.462.000.000 3.367.873.000.000 21.231.000.000 313.636.000.000 23.240.956.000.000 377.623.000.000 249.072.000.000 2.026.023.000.000 694.332.000.000 7.584.072.000.000 Rata-rata
Total Aktiva 2(Rp) 244.879.000.000 3.212.439.000.000 974.633.000.000 174.158.000.000 3.232.051.000.000 1.354.623.000.000 897.282.000.000 5.443.158.000.000 267.696.000.000 370.968.000.000 32.313.988.000.00 600.103.000.000 139.916.000.000 1,509,967.000.00 626.627.000.000 2.183.476.000.00
TATO 1:2x% 502,44 103,85 126,19 55,13 79,82 89,74 104,03 61,87 7,93 84,55 71,92 62,93 178,02 134,18 110,80 347,34 132,55
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, diketahui bahwa Total Assets Turn Over (TATO) merupakan ukuran efektifitas pemanfaatan aktiva dalam menghasilkan penjualan”. Semakin besar perputaran aktiva semakin efektif perusahaan mengelola aktivanya, rasio ini juga menunjukan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal. Sutrisno (2009:221). Perusahaan yang mempunyai persentase tertinggi adalah Alakasa Industrindo Tbk (ALKA) sebesar 502,44%. Dengan standar 2:1, perolehan Total Assets Turn Over (TATO) pada perusahaan Alakasa Industrindo Tbk (ALKA) ini dapat membuat khawatir bagi investor. Karena semakin tinggi Total Assets Turn Over (TATO) suatu perusahaan, akan terlihat bahwa besarnya aktivitas penjualan yang tidak sebanding dengan total aktiva digunakan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjang perusahaan.
13
Hal ini berbeda dengan perusahaan yang mempunyai Total Assets Turn Over (TATO) terendah yaitu Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW) sebesar 7,93%. Walaupun perusahaan Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW) memiliki Total Assets Turn Over (TATO) yang rendah dan tidak memenuhi standar rasio aktivitas yang dinilai baik, akan tetapi setidaknya Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW) telah mampu melakukan aktivitas penjualan dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan. Jika memperhatikan standar Total Assets Turn Over (TATO) yaitu 2:1, maka emiten yang memiliki Total Assets Turn Over (TATO) di atas standar yaitu Alakasa Industrindo Tbk (ALKA), dan Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS). Sedangkan emiten yang memiliki Total Assets Turn Over (TATO) di bawah standar 2:1 yaitu Betonjaya Manunggal Tbk (BTON), Citra Tubindo Tbk (CTBN), Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST), PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (ISSP), Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW), Jaya Pari Steel Tbk (JPRS), Krakatau Steel (Persero) Tbk (KRAS), dan Lion Metal Works Tbk (LION). Namun secara keseluruhan dengan rata-rata Total Assets Turn Over (TATO) sebesar 132,55% emiten subsektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI telah mampu meningkatkan efektivitas penggunaan total aktiva melalui aktivitas penjualan. Harga Saham Perusahaan Manufaktur Subsektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2014 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Kode Perusahaan ALKA ALMI BAJA BTON CTBN GDST INAI ISSP JKSW
14
Harga Saham 900 268 297 540 5.700 103 350 238 98
10 11 12 13 14 15 16
JPRS KRAS LION LMSH NIKL PICO TBMS Rata-rata
242 485 9.300 6.450 134 160 9.500 2.172,81
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, diketahui bahwa Harga Saham merupakan harga sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima. Perhitungan harga saham dalam penelitian ini adalah harga rata-rata saham pada saat penutupan (closing price), saat laporan keuangan terbit pada akhir periode. Perusahaan yang mempunyai harga tertinggi Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS) sebesar Rp. 9.500,-. Jika menetapkan harga standar Rp. 200,-, perolehan harga saham pada perusahaan Tembaga Mulia Semanan Tbk (TBMS) ini dapat membuat khawatir bagi investor. Karena semakin tinggi harga saham suatu perusahaan, akan terlihat bahwa calon investor harus mengeluarkan kas lebih besar jika mau membeli saham perusahaan tersebut. Hal ini berbeda dengan perusahaan yang mempunyai harga saham terendah yaitu Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW) sebesar Rp. 98,-. Walaupun perusahaan Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW) memiliki harga saham yang rendah dan tidak memenuhi standar rasio harga saham yang dinilai baik, akan tetapi setidaknya Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW) telah memiliki harga saham sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima. Jika memperhatikan standar harga saham yaitu Rp. 200,-, maka emiten yang memiliki harga saham di atas standar sebanyak 12 perusahaan. Sedangkan emiten yang memiliki harga saham di bawah standar Rp. 200,- yaitu Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST), Jakarta Kyoei Steel Works Tbk (JKSW), Pelat Timah Nusantara Tbk (NIKL), dan Pelangi Indah Canindo Tbk (PICO). Namun secara
15
keseluruhan dengan rata-rata harga saham sebesar 2.172,81,- emiten subsektor logam dan sejenisnya yang terdaftar di BEI telah mampu memiliki harga saham sebesar nilai sekarang atau present value dari aliran kas yang diharapkan akan diterima. Correlations X1 X1
Pearson Correlation
X2 1
.638
.573
.047
10
10
10
Pearson Correlation
.204
1
.738
Sig. (2-tailed)
.573
N
N Y
*
.204
Sig. (2-tailed)
X2
Y
.015
10 *
10
10
*
1
Pearson Correlation
.638
Sig. (2-tailed)
.047
.015
10
10
N
*
.738
10
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Berdasarkan
hasil
pengolahan
data
dengan
menggunakan
SPSS
(terlampir), besarnya pengaruh Current Ratio terhadap Total Assets Turn Over dinyatakan dalam koefesien beta () atau koefisien standar (standardized coefficients). Nilai koefesien beta () untuk pengaruh Current Ratio terhadap Total Assets Turn Over adalah sebesar 0,204 yang artinya bahwa ketika Current Ratio mengalami kenaikan maka akan menyebabkan kenaikan terhadap Total Assets Turn Over sebesar 20,4%. Sedangkan koefisien determinasinya menunjukan besarnya pengaruh Current Ratio terhadap Total Assets Turn Over, yakni ( X1X2)2 sebesar (0,204)2 = 0,0416 atau 4,16% artinya bahwa 4,16% variabilitas dari variabel terikat (X2) atau Total Assets Turn Over dipengaruhi oleh variabel bebas (X1) yang dalam hal ini adalah Current Ratio sebesar 4,16%. Sisanya 1-0,0416 adalah sebesar 0,9584 atau 95,84% merupakan pengaruh dari faktor lain yang mempengaruhi Total Assets Turn Over.
16
Dari hasil pengolahan data spss di atas, dapat diartikan bahwa Current Ratio secara parsial berpengaruh positif terhadap Total Assets Turn Over. Hal ini sesuai dengan teori dari Darsono & Ashari (2005:33) bahwa semakin tinggi Current Ratio semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Selanjutnya teori dari Sartono (2014) yang mengungkapkan bahwa semakin tinggi Current Ratio maka total aktiva perusahaan semakin baik yang pada akhirnya akan menunjang peningkatan penjualan perusahaan. Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
-1.300
.798
X1
10.695
3.684
X2
16.838
4.650
Coefficients Beta
t
Sig.
-1.629
.147
.509
2.903
.023
.615
3.621
.009
Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS Versi 16.0 (terlampir) untuk analisis jalur, besarnya pengaruh Current Ratio terhadap Harga Saham dinyatakan dalam koefisien beta () atau koefisien standar (Standardized Coefficients). Nilai koefisien beta () untuk pengaruh Current Ratio terhadap Harga Saham adalah sebesar 0,509 yang artinya bahwa ketika Current Ratio mengalami kenaikan maka akan menyebabkan kenaikan terhadap harga saham sebesar 50,09%. Sedangkan koefisien determinasinya menunjukan besarnya pengaruh Current Ratio terhadap Harga Saham, yakni (YX1)2 sebesar (0,509)2 = 0,259081 atau 25,91% artinya bahwa 25,91% variabilitas dari variabel terikat (Y) atau harga saham dipengaruhi oleh variabel bebas (X1) yang dalam hal ini adalah Current Ratio sebesar 25,91%. Sisanya 1-0,259081 adalah sebesar 0,7409 atau 74,09% merupakan pengaruh dari faktor lain yang mempengaruhi harga saham. Dari hasil pengolahan data spss di atas, dapat diartikan bahwa Current Ratio secara parsial berpengaruh positif terhadap harga saham. Hal ini sejalan dengan teori dari Darsono & Ashari (2005:33) bahwa Current Ratio (CR) merupakan
17
kemampuan aktiva lancar perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Likuiditas jangka pendek ini penting karena masalah arus kas jangka pendek bisa mengakibatkan perusahaan bangkrut, semakin tinggi Current Ratio semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Selanjutnya teori dari Sartono (2014) yang mengungkapkan bahwa semakin tinggi Current Ratio maka total aktiva perusahaan semakin baik. Temuan ini juga sesuai dengan hasil penelitian dari Puspita Sari (2014), yang mengungkapkan bahwa Current Ratio (CR) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham perusahaan. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan SPSS Versi 16.0 (terlampir) untuk analisis jalur, besarnya pengaruh Total Assets Turn Over terhadap Harga Saham dinyatakan dalam koefisien beta () atau koefisien standar (Standardized Coefficients). Nilai koefisien beta () untuk pengaruh Total Assets Turn Over terhadap Harga Saham adalah sebesar 0,615 yang artinya bahwa ketika Total Assets Turn Over mengalami kenaikan maka akan menyebabkan kenaikan terhadap harga saham sebesar 61,5%. Sedangkan koefisien determinasinya menunjukan besarnya pengaruh Total Assets Turn Over terhadap Harga Saham, yakni (YX2)2 sebesar (0,615)2 = 0,378225 atau 37,82% artinya bahwa 37,82% variabilitas dari variabel terikat (Y) atau harga saham dipengaruhi oleh variabel bebas (X2) yang dalam hal ini adalah Total Assets Turn Over sebesar 37,82%. Sisanya 1-0,378225 adalah sebesar 0,6217 atau 62,17% merupakan pengaruh dari faktor lain yang mempengaruhi harga saham. Dari hasil pengolahan data spss di atas, dapat diartikan bahwa Total Assets Turn Over secara parsial berpengaruh positif terhadap harga saham. Hal ini sejalan dengan teori dari Agnes Sawir, (2003:56) bahwa TATO yang meningkat menunjukkan jika perusahaan telah menggunakan asetnya secara efektif. Efektivitas tersebut akan menyebabkan operasi perusahaan berjalan dengan baik. Hal tersebut merupakan good news bagi investor seperti yang dinyatakan dalam signaling theory yang artinya akan berpengaruh terhadap harga saham yang menjadi meningkat. Selanjutnya teori dari Sartono (2014) yang mengungkapkan 18
bahwa perputaran total aktiva (Total Assets Turn Over) menunjukan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dalam kaitannya untuk mendapatkan laba. Temuan ini juga sesuai dengan hasil penelitian dari Puspita Sari (2014), yang mengungkapkan bahwa Total Assets Turn Over (TATO) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham perusahaan. Pengaruh secara simultan dapat diketahui dari pengolahan data SPSS 16.0 (lampiran). Dari hasil penelitian ini diperoleh nilai R antara variabel X1 dan X2 terhadap Y sebesar 0,765 dengan kategori keterikatan hubungan yang kuat karena berada diantara 0,600 – 0,799. Maka secara simultan Current Ratio (CR) dan Total Assets Turn Over (TATO) terhadap harga saham mempunyai hubungan sebesar 76,5% dengan arah positif. Koefisien jalur (yX1X2) sebesar 0,765 dan koefisien determinasinya (yX1X2)2 yaitu (0,765)2 = 0,585 atau 58,5%. Hal ini dapat diartikan bahwa besarnya pengaruh total semua variabel yaitu Current Ratio (CR) dan Total Assets Turn Over (TATO) terhadap harga saham sebesar 58,5%. Sisanya akar dari 1 – 0,585 sebesar 0,644 atau 64,4% ini menunjukan pengaruh dari faktor lain yang mempengaruhi harga saham selain Current Ratio (CR) dan Total Assets Turn Over (TATO). Berdasarkan perhitungan koefisien jalur dan analisis dapat diketahui bahwa aktiva lancar, kewajiban jangka pendek, penjualan, dan total aktiva berpengaruh terhadap harga saham. Untuk mengetahui besarnya pengaruh secara tidak langsung antara Current Ratio dan Total Assets Turn Over perusahaan terhadap Harga Saham maka dilakukan analisis jalur yaitu yang disajikan dalam Tabel.
Tabel Total Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y Variabel X1 terhadap Y Pengaruh Langsung 0,509 x 0,509 Pengaruh Tidak 0,509 x 0,204 x 0,615 Langsung Pengaruh X1 terhadap Y
19
Total Pengaruh 0,259 0,064 0,323 (32,3%)
X2 terhadap Y Pengaruh Langsung 0,615 x 0,615 Pengaruh Tidak 0,509 x 0,204 x 0,615 Langsung Pengaruh X2 terhadap Y Total pengaruh X1 dan X2 terhadap Y Pengaruh residu (1-0,765) Total Pengaruh
0,378 0,064 0,442 (44,2%) 0,765 (76,5%) 0,235 1
Tabel tersebut menunjukan bahwa variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap Harga saham adalah Total Assets Turn Over
(TATO)
dibandingkan dengan Current Ratio (CR). Artinya bahwa Total Assets Turn Over (TATO) memiliki porsi yang kuat dibandingkan dengan Current Ratio (CR) dalam hal mempengaruhi harga saham. Hal ini pun menunjukan bahwa efektivitas pemanfaatan aktiva dalam mencapai penjualan yang optimal merupakan salah satu faktor yang kuat mempengaruhi terhadap harga saham pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Total Assets Turn Over (TATO) berpengaruh dominan terhadap harga saham, hal ini sejalan dengan teori dari teori dari Agnes Sawir, (2003:56) bahwa efektivitas Total Assets Turn Over (TATO) akan menyebabkan operasi perusahaan berjalan dengan baik dan merupakan good news bagi investor yang artinya akan berpengaruh terhadap harga saham yang menjadi meningkat. Selanjutnya menurut Sartono (2014) mengemukakan bahwa semakin tinggi Current Ratio maka total aktiva perusahaan semakin baik. Perputaran total aktiva (Total Assets Turn Over) menunjukan bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan penjualan dalam kaitannya untuk mendapatkan laba. Sehingga dapat disimpulkan bahwa current ratio dan total assets turn over berpengaruh baik secara parsial maupun scara simultan terhadap harga saham. Temuan ini juga sesuai dengan hasil penelitian dari Puspita Sari (2014), bahwa Current Ratio (CR) dan Total Assets Turn Over (TATO) baik secara parsial maupun simultan berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham perusahaan.
20
PENUTUP Berdasarkan hasil analisis data penelitian mengenai pengaruh Current Ratio (CR) (X1), Total Assets Turn Over (TATO) (X2), terhadap Harga Saham (Y) pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dilihat dari Current Ratio (CR) pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) secara umum menunjukan nilai Current Ratio (CR) yang baik, artinya secara mayoritas perusahaan
tersebut
mampu memenuhi
kewajiban jangka
pendeknya. Jika dilihat dari Total Assets Turn Over (TATO) maka secara umum mencerminkan nilai Total Assets Turn Over (TATO) yang baik, hal ini menunjukan bahwa mayoritas perusahaan mampu mengelola aktiva secara efektif dalam merealisasi penjualan perusahaan. Sedangkan dilihat dari Harga Saham mencerminkan nilai yang bervariatif. 2. Secara parsial Current Ratio (CR) dan Total Assets Turn Over (TATO) berpengaruh positif terhadap Harga Saham pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini menunjukan bahwa kedua variabel tersebut memiliki pengaruh yang sangat penting terhadap Harga Saham. 3. Secara simultan Current Ratio (CR) dan Total Assets Turn Over (TATO) berpengaruh positif terhadap Harga Saham pada perusahaan Manufaktur Subsektor Logam dan Sejenisnya yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel yang paling dominan pengaruhnya adalah variabel Total Assets Turn Over (TATO). Berdasarkan temuan yang diperoleh, saran dari penelitian ini adalah aspekaspek yang penting dalam upaya meningkatkan Harga Saham melalui optimalisasi Current Ratio (CR) dan Total Assets Turn Over (TATO), adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Perusahaan sebaiknya mempertahankan Current Ratio (CR) perusahaan pada titik optimal yaitu pada titik dimana perusahaan mampu membayar kewajiban jangka pendeknya tanpa mengganggu aktivitas penjualan, karena
21
dengan optimalnya Current Ratio (CR) akan mendorong perusahaan melakukan ekspansi berupa peningkatan penjualan serta penambahan aktiva dengan tetap memperhatikan kelancaran perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya. 2. Bagi Investor Mempertahankan dan menciptakan Total Assets Turn Over (TATO) yang memadai yaitu pada tingkat pencapaian penjualan yang diharapkan perusahaan sehingga aktiva yang dimiliki perusahaan digunakan secara efektif untuk mendukung penjualan yang optimal. 3. Peneliti Lain Peneliti selanjutnya dapat menggunakan faktor-faktor lainnya yang kemungkinan mempengaruhi harga saham selain Current Ratio (CR) dan Total Assets Turn Over (TATO) misalnya Return On Asset (ROA), Price Earning Ratio (PER), Debt Equity Ratio (DER), Net Profit Margin (NPM), Earning Per Share (EPS) dan Economic Value Added (EVA).
22
DAFTAR PUSTAKA
Agnes Sawir. (2003). Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka. Agus
Susanto.
(2001).
Teknik
Manufaktur.
7
Juli
2001.
http://agssutanto.wordpress.com/teknik-manufaktur/ Arifin. (2001). Teori Keuangan dan Pasar Modal. Yogyakarta: Ekonisia Anditya Soeroso. (2013). Faktor Fundamental (Current Ratio, Total Debt to Equity Ratio, Total Assets Turover, ROI) terhadap Risiko Sistematis di BEI. Jurnal EMBA Vol. 1 No. 4 Desember 2013, Hal 1687-1696. Ariwan Joko Nusbantoro. (2009). Analisis Rasio Keuangan pada Perusahaan makanan dan minuman yang Listed di BEI. Jurnal Akuntansi Universitas Jember. Asyik, Nur Fadjrih, dan Soelistyo. (2009). Kemampuan Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Laba.Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia Vol 15 No 3. Bambang Riyanto. (2001). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Yogyakarta: BPFE. Bramantyo Nugroho. (2013). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Return Saham. Diponegoro Journal Of Accounting Volume 2, Nomor 1. Brigham & Houston. (2006). Dasar-Dasar Manajemen Keuangan. Alih Bahasa : Yanivi dan Nurwahyu. Jakarta: Salemba. Darmadji dan Fakhruddin. (2006). Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta Salemba Empat. Darsono & Ashari, (2005). Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Edisi Pertama, Andi Yogyakarta. Fariahtus Sholiha. (2013). Analisis Pengaruh Current Ratio, Debt To Equity Ratio, Total Assets Turn Over, dan Net Profit Margin Terhadap Perubahan Laba. Jurnal Aplikasi Manajemen2013. Vol. 10 No.3. Ferdinand, Augusty. (2006). Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
23
Gitman. (2006). Principles of Manajerial. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Hanafi dan Halim. (2009). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: AMP.YKPN. Handari. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Indonesian Capital Market Directory (ICMD). 2004. Indrawanta. (2004). Determinasi Capital Structure pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Periode 2000-2004, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 3, No. 1 Januari-Juni, Hal 77-105. Jogiyanto. (2000). Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, Jogjakarta: BPFE. .............. (2008). Teori Portofolio Dan Analisis Investasi, edisi kedua. Jogjakarta: BPFE John, Wild, K.R. Subramanyam, dan Robert F. Halsey. (2004). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Delapan, Buku Kesatu. Alih Bahasa : Yanivi dan Nurwahyu. Jakarta: Salemba Empat. Jumingan. (2006). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Kieso. (2007). Accounting Princilples. Jakarta: Salemba. Koetin, E. (2000). Buku Pintar Pasar Modal. Jakarta: Media Soft Indonesia. Leonardus Susanto. (2013). Analisis Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan terhadap Return Saham pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI. (Jurnal). FENOMENA, Maret 2009, Vol. 7, No. 1Hal. 13-21. ISBN 1693 - 4296. Martono dan Hartijo. (2008). Manajemen Keuangan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Munawir. (2010). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Natarsyah, Syahib. (2012). Analisis Pengaruh Beberapa Faktor Fundamental dan Risiko Sistematik Terhadap Harga Saham: Kasus Industri Barang Konsumsi yang Go Publik di Pasar Modal Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vol. 15, No.3:294-312. Puspita Sari. (2014). Pengaruh Current Ratio, Net Profit Margin, Return on Assets, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover dan Earning Per Share terhadap Harga Saham. Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol.3,No. 2, Oktober 2014, 211-222.
24
Riduwan. (2007). Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung: Alfabeta. Sasmita Nurvinda Laili. (2014). Analisis Pengaruh Faktor Fundamental dan Makroekonomi Terhadap Return Saham”. Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Junal Aplikasi Bisnis, Vol.3, No. 1 Oktober 2014. Sartono. (2014). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: BPEF. Salim. (2012). Pasar Modal & Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga. Sugiyono. (2006). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. ................ (2008). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: CV. Alfabeta. Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti.(2004). Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP AMP YPKN. Sukamdiani, MG. (2008). Pengaruh Kinerja Keuangan Perusahaan terhadap Price Earning Ratio Saham pada Perusahaan Properti yang terdaftar di BEI. Jurnal Forum Akademika, STIE Wijaya Mulya Surakarta. Sunariyah, (2004). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Jogjakarta: UPP AMP YKPN ............... (2006). Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Jogjakarta: UPP AMP YKPN Susan Irawati. (2006). Manajemen Keuangan. Bandung:Pustaka. Sutrisno. (2009). Manajemen Keuangan. Edisi Pertama. Yogyakarta: Ekonisia. Tandelilin, Eduardus. (2010). Analisis Investasi Dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta. BPFE. Tendi, dkk. (2005). Pengaruh Faktor Fundamental, Ekonomi Makro dan Risiko Sistematis terhadap Pengembalian Saham Individu. Bandung: Universitas Widiyatama. Tri Laksita Asmi. (2014). Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Assets Turnover, Return on Assets, Price to Book Value sebagai Faktor Penentu Return Saham. Management Analysis Journal 3 (2) 2014, http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/maj.
25
Van Horne, & Wachowicz, Jr. (2005). Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta: Salemba Empat. Wahid Al Hayat. (2014). Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham. Jurnal Ilmiah Akuntansi dan Bisnis, Vol.8, No.2, Juli 2014. Weygandt. (2008). Akuntansi Intermediate. Edisi 12. Jakarta: Erlangga. Weston J.Fred dan Copeland E.Thomas. (2004). Manajemen Keuangan. Bandung: Edisi Sembilan. Jakarta: Binarupa.Aksara. Widoatmodjo, Sawidji. (2000). Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Wijayanto. (2005). Sistem Informasi Akuntansi. Yogyakarta: YPKN Yanivi dan Nurwahyu. (2006). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Salemba Empat.
26