Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN: PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING Andhika Permana Putra
[email protected]
Andayani Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
The purpose of this research is to observe the influence of the Corporate Social Responsibility (CSR) to the company’s value with profitability as the moderating variable for the Manufacturer Companies listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) during the period of 2010 – 2012.The research samples which consist of 25 manufacturer companies which are listed in Indonesia Stock Exchange (IDX) with the number of observations are 75 and they are selected by using purposive sampling. The audit financial report data and the annual report obtained from Indo-Exchange File (IDX). The hypothesis test in this research is using multiple linear regressions analysis to test the influence of Corporate Social Responsibility (CSR) to the company’s value with profitability as the moderating variable. In this research, the Corporate Social Responsibility (CSR) variable is measured by using corporate social disclosure (CSD) variable, profitability is measured by using Return on Equity (ROE), and the company’s value is using Tobin’s Q.The research result by using multiple linear regression shows that Corporate Social Responsibility (CSR) has influenced to the company’s value. On the other hand, the moderating variable analysis is using the interaction test method of Moderated Regressions Analysis (MRA) shows that the profitability is moderating the influence of Corporate Social Responsibility (CSR) to the company’s value. Keywords: Corporate Social Responsibility, Profitability, Company’s Value ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) pada nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating pada perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2012. Sampel penelitian terdiri dari 25 perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan jumlah pengamatan sebesar 75 dan dipilih secara purposive sampling. Data laporan keuangan auditan dan laporan tahunan diperoleh dari Indo-Exchange File (IDX). Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda untuk menguji pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) pada nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating. Dalam penelitian ini variabel Corporate Social Responsibility (CSR) di ukur menggunakan variabel corporate social disclusure (CSD), profitabilitas di ukur dengan menggunakan Return On Equity (ROE), dan nilai perusahaan menggunakan tobin’s Q. Hasil penelitian dengan regresi linear berganda menunjukkan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh pada nilai perusahaan. Sedangkan analisis variabel moderating dengan metode Uji Interaksi Moderated Regression Analysis (MRA) menunjukkan bahwa profitabilitas memoderasi pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) pada nilai perusahaan. Kata kunci:
Corporate Social Responsibility, Profitabilitas, Nilai Perusahaan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
2
PENDAHULUAN Corporate Social Responsibility (CSR) adalah sebuah wacana yang menjadikan perusahaan tidak hanya berkewajiban atau beroperasi untuk pemegang saham (shareholders) saja namun juga mempunyai tanggung jawab sosial terhadap stakeholders. Corporate Social Responsibility sebagai bentuk pertanggung jawaban perusahaan terhadap lingkungan dan sosial dimana perusahaan tersebut berada. Pemikiran tersebut didasarkan pada 3P yaitu (profit, people, planet) menurut Global Compact Initiative yaitu tujuan perusahaan tidak hanya memburu keuntungan ekonomi (profit) namun juga untuk kesejahteraan orang (people), dan memiliki keperdulian terhadap kelestarian lingkungan hidup planet ini. (Nugroho, 2005) Corporate Social Responsibility (CSR) dapat dijalankan melalui tiga pilar yaitu sosial, ekonomi dan lingkungan. Kegiatan yang dilakukan di dalamnya berupa Community Development yang kemudian dikembangkan untuk mencapai citra yang baik di mata para stakeholders perusahaan. Adanya beberapa pihak yang masih memandang pelaksanaan CSR dalam konteks profitabilitas perusahaan merupakan tantangan tersendiri, karena perusahaan juga harus memperhatikan orang dan lingkungan sekitarnya. Di sini kemitraan antara perusahaan dengan pemerintah dan masyarakat sipil merupakan kunci keberhasilan pelaksanaan CSR. (Chandra dan Indrawati, 2008) Suatu perusahaan mempunyai beberapa kewajiban yang harus senantiasa dipenuhi, kewajiban tersebut tidak hanya pada pemegang saham namun juga kewajiban terhadap pihak lain termasuk masyarakat. Menurut Suwaldiman (2000), berdasarkan karakteristik sistem perekonomian Indonesia, ada 3 kelompok pihak yang berkepentingan terhadap pertanggungjawaban manajemen atas pengelolaan perusahaan, yaitu investor dan kreditor, pemerintah dan masyarakat umum. Nurmansyah (2006) berpendapat bahwa meskipun tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan sebesar-besarnya, sebuah perusahaan tidak dapat dilepaskan dari masyarakat. Terutama pada saat sekarang ini dimana masyarakat difokuskan pada dampak kurang baik dari masyarakat Sebuah perusahaan yang baik harus mampu mengontrol potensi finansial maupun potensi non finansial di dalam meningkatkan nilai perusahaan untuk eksistensi perusahaan dalam jangka panjang. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting artinya bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan tujuan utama perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan, apakah Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada saat profitabilitas perusahaan meningkat. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Teori Stakeholder Konsep tanggung jawab sosial perusahaan telah mulai dikenal sejak awal 1970an, yang secara umum dikenal dengan stakeholder theory artinya sebagai kumpulan kebijakan dan praktik yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai, pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk berkontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Stakeholder theory dimulai dengan asumsi bahwa nilai (value) secara eksplisit dan tak dipungkiri merupakan bagian dari kegiatan usaha (Waryanti, 2009).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
3
Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikan manfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Tanggung jawab sosial perusahaan seharusnya melampaui tindakan memaksimalkan laba untuk kepentingan pemegang saham (stakeholder), namun lebih luas lagi bahwa kesejahteraan yang dapat diciptakan oleh perusahaan sebetulnya tidak terbatas kepada kepentingan pemegang saham, tetapi juga untuk kepentingan stakeholder, yaitu semua pihak yang mempunyai keterkaitan atau klaim terhadap perusahaan (Waryanti, 2009). Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan. Oleh karena itu power stakeholder ditentukan oleh besar kecilnya power yang dimiliki stakeholder atas sumber tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Power tersebut dapat berupa kemampuan untuk membatasi pemakaian sumber ekonomi yang terbatas (modal dan tenaga kerja), akses terhadap media yang berpengaruh, kemampuan untuk mengatur perusahaan, atau kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi atas barang danjasa yang dihasilkan perusahaan (Ghozali dan Chariri, 2007). Oleh karena itu, “ketika stakeholder mengendalikan sumber ekonomi yang penting bagi perusahaan, maka perusahaan akan bereaksi dengan cara-cara yang memuaskan keinginan stakeholder” (Ghozali dan Chariri, 2007). Atas dasar argumen di atas, teori stakeholder umumnya berkaitan dengan cara-cara yang digunakan perusahaan untuk memanage stakeholdernya (Ghozali dan Chariri, 2007). Cara-cara yang dilakukan perusahaan untuk memanage stakeholdernya tergantung pada strategi yang diadopsi perusahaan (Ghozali dan Chariri, 2007). Organisasi dapat mengadopsi strategi aktif atau pasif. Ghozali dan Chariri (2007) mengatakan bahwa strategi aktif adalah apabila perusahaan berusaha mempengaruhi hubungan organisasinya dengan stakeholder yang dipandang berpengaruh/penting. Sedangkan perusahaan yang mengadopsi strategi pasif cenderung tidak terus menerus memonitor aktivitas stakeholder dan secara sengaja tidak mencari strategi optimal untuk menarik perhatian stakeholder. Akibat dari kurangnya perhatian terhadap stakeholder adalah rendahnya tingkat pengungkapan informasi sosial dan rendahnya kinerja sosial perusahaan. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggungjawab organisasi di bidang hukum (Anggraini, 2006). Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan. Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting. Sustainability Reporting adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Sustainability Reporting meliputi pelaporan mengenai ekonomi, lingkungan dan pengaruh sosial terhadap kinerja
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
4
organisasi (Anggraini, 2006). Sustainability report harus menjadi dokumen strategik yang berlevel tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan peluang Sustainability Development yang membawanya menuju kepada core business dan sektor industrinya. Berkaitan dengan pelaksanaan CSR, perusahaan bisa dikelompokkan ke dalam beberapa kategori. Meskipun cenderung menyederhanakan realitas, tipologi ini menggambarkan kemampuan dan komitmen perusahaan dalam menjalankan CSR. Pengkategorian dapat memotivasi perusahaan dalam mengembangkan program CSR, dan dapat pula dijadikan cermin dan guideline untuk menentukan model CSR yang tepat (Suharto, 2007). Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Menurut Kuntari dan Sulistyani (2007), ada tiga pendekatan dalam pelaporan kinerja sosial, yaitu : (1) Pemeriksaan Sosial (Social Audit): Pemeriksaan sosial mengukur dan melaporkan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan dari program-program yang berorientasi sosial dari operasi-operasi yang dilakukan perusahaan. Pemeriksaan sosial dilakukan dengan membuat suatu daftar aktivitas-aktivitas perusahaan yang memiliki konsekuensi sosial, lalu auditor sosial akan mencoba mengestimasi dan mengukur dampakdampak yang ditimbulkan oleh aktivitas-aktivitas tersebut. (2) Laporan Sosial (Social Report): Berbagai alternatif format laporan untuk menyajikan laporan sosial telah diajukan oleh para akademis dan praktisioner. Pendekatan-pendekatan yang dapat dipakai oleh perusahaan untuk melaporkan aktivitas-aktivitas pertanggungjawaban sosialnya ini dirangkum oleh Dilley dan Weygandt menjadi empat kelompok sebagai berikut (Kuntari dan Sulistyani, 2007): (a) Inventory Approach: Perusahaan mengkompilasikan dan mengungkapkan sebuah daftar yang komprehensif dari aktivitas-aktivitas sosial perusahaan. Daftar ini harus memuat semua aktivitas sosial perusahaan baik yang bersifat positif maupun negatif, (b) Cost Approach: Perusahaan membuat daftar aktivitas-aktivitas sosial perusahaan dan mengungkapkan jumlah pengeluaran pada masing-masing aktivitas tersebut, (c) Program Management Approach: Perusahaan tidak hanya mengungkapkan aktivtas-aktivitas pertanggungjawaban sosial tetapi juga tujuan dari aktivitas tersebut serta hasil yang telah dicapai oleh perusahaan sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan itu, (d) Cost Benefit Approach: Perusahaan mengungkapkan aktivitas yang memiliki dampak sosial serta biaya dan manfaat dari aktivitas tersebut. Kesulitan dalam penggunaan pendekatan ini adalah adanya kesulitan dalam mengukur biaya dan manfaat sosial yang diakibatkan oleh perusahaan terhadap masyarakat. (3) Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan (Disclosure In Annual Report): Pengungkapan sosial adalah pengungkapan informasi tentang aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan lingkungan sosial perusahaan. Pengungkapan sosial dapat dilakukan melalui berbagai media antara lain laporan tahunan, laporan interim/laporan sementara, prospektus, pengumuman kepada bursa efek atau melalui media masa. Perusahaan cenderung untuk mengungkapkan informasi yang berkaitan dengan aktivitasnya dan dampak yang ditimbulkan oleh perusahaan tersebut. Devina, et al., 2004 menyebutkan ada tiga studi, yaitu: (a) Decision Usefulness Studies: Anggraini (2006) mengemukakan bahwa perusahaan yang melakukan aktivitas sosial akan mengungkapkannya dalam laporan keuangan. Sebagian dari studi-studi yang dilakukan oleh para peneliti yang mengemukakan pendapat ini menemukan bukti bahwa informasi sosial dibutuhkan oleh para pemakai laporan keuangan. Para analis, banker dan pihak lain yang dilibatkan dalam penelitian tersebut diminta untuk melakukan pemeringkatan terhadap informasi akuntansi. Informasi akuntansi tersebut tidak terbatas pada informasi akuntansi tradisional yang telah dinilai selama ini, namun juga informasi yang lain yang
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
5
relatif baru dalam wacana akuntansi. Mereka menempatkan informasi aktivitas sosial perusahaan pada posisi yang moderately important, (b) Economic Theory Studies: Studi ini menggunakan agency theory dimana menganalogikan manajemen sebagai agen dari suatu prinsipal. Lazimnya, prinsipal diartikan sebagai pemegang saham atau tradisional users lain. Namun, pengertian prinsipal tersebut meluas menjadi seluruh interest group perusahaan yang bersangkutan. Sebagai agen, manajemen akan berupaya mengoperasikan perusahaan sesuai dengan keinginan public, (c) Social and Political Theory Studies: Studi di bidang ini menggunakan teori stakeholder, teori legitimasi organisasi dan teori ekonomi politik. Teori stakeholder mengasumsikan bahwa eksistensi perusahaan ditentukan oleh para stakeholder. Pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan umumnya bersifat voluntary (sukarela), unaudit (belum diaudit), dan unregulated (tidak dipengaruhi oleh peraturan tertentu). Anggraini (2006) mengatakan bahwa Corporate Social Responsibility terbagi menjadi 3 kategori yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial. Global Reporting Initiative (GRI) adalah sebuah jaringan berbasis organisasi yang telah mempelopori perkembangan dunia, paling banyak menggunakan kerangka laporan keberlanjutan dan berkomitmen untuk terus-menerus melakukan perbaikan dan penerapan di seluruh dunia. Daftar pengungkapan sosial yang berdasarkan standar GRI juga pernah digunakan oleh Dahli dan Siregar (2008), peneliti yang dilakukan oleh Dahli dan Siregar (2008) menggunakan 6 indikator pengungkapan yaitu: ekonomi, lingkungan, tenaga kerja, hak asasi manusia, sosial dan produk. Indikator-indikator yang terdapat di dalam GRI yang digunakan dalam penelitian yaitu: (1) Indikator Kinerja Ekonomi (economic performance indicator), (2) Indikator Kinerja Lingkungan (environment performance indicator), (3) Indikator Kinerja Tenaga Kerja (labor practices performance indicator), (4) Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia (human rights performance indicator), (5) Indikator Kinerja Sosial (social performance indicator), (6) Indikator Kinerja Produk (product responsibility performance indicator) Pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan terbagi kedalam tujuh kategori (Sembiring, 2005), yaitu: (1) Lingkungan: Kategori ini meliputi aspek lingkungan dari proses produksi yang meliputi pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnis, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan sumber daya alam, serta pengungkapan aktivitas lingkungan hidup lainnya, (2) Energi: Kategori ini mencakup aktivitas perusahaan terhadap pemanfaatan energi. Aktivitas tersebut meliputi memanfaatkan barang bekas untuk memproduksi energi, pengungkapan peningkatan efisiensi energi dari produk, serta pengungkapan aktivitas energi lainnya, (3) Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja: Kategori ini mencangkup aktivitas perusahaan terhadap kesehatan dan keselamatan tenaga kerja perusahaan. Aktivitas tersebut meliputi mempromosikan keselamatan tenaga kerja dan kesehatan fisik atau mental, mengungkapkan statistik keselamatan kerja menetapkan suatu komite keselamatan kerja, serta mengungkapkan aktivitas ketenagakerjaan lainnya, (4) Lain-lain Tenaga Kerja: Kategori ini meliputi dampak aktivitas perusahaan pada orang-orang dalam perusahaan tersebut. Aktivitas tersebut meliputi rekruitmen, prgram pelatihan, gaji dan tunjangan, serta pengungkapan aktivitas ketenagakerjaan lainnya, (5) Produk: Kategori ini melibatkan asek kualitatif suatu produk atau jasa durability, kepuasan penagga, kejujuran dalam iklan, kejelasan atau kelengkapan isi pada kemasan, serta pengungkapan aktivitas lainnya, (6) Keterlibatan masyarakat: Kategori ini mencakup aktivitas kemasyarakatan yang diikuti oleh perusahaan misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan, pendidikan dan seni serta pengungkapan aktivitas masyarakat lainnya, (7) Umum: Tema ini meliputi pengungkapan tujuan perusahaan secara umum berkaitan dengan tanggung jawab sosial kepada masyarakat dan informasi yang berhubungan dengan tanggung jawab sosial perusahaan selain yang disebutkan diatas.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
6
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar, seperti halnya penelitian yang pernah dilakukan oleh Nurlela dan Islahuddin (2008), karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para professional. Para professional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris (Nurlela dan Islahuddin, 2008). Nurlela dan Islahuddin (2008) menjelaskan bahwa enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli andai perusahaan tersebut dijual. Dalam penilaian perusahaan terkandung unsur proyeksi, asuransi, perkiraan, dan judgment. Ada beberapa konsep dasar penilaian yaitu : nilai ditentukan untuk suatu waktu atau periode tertentu; nilai harus ditentukan pada harga yang wajar; penilaian tidak dipengaruhi oleh kelompok pembeli tertentu. Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam penilaian perusahaan, di antaranya adalah : a) pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning ratio, metode kapitalisasi proyeksi laba; b) pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas; c) pendekatan dividen antara lain metode pertumbuhan dividen; d) pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva; e) pendekatan harga saham; f) pendekatan economic value added (Suharli, 2006). Pada dasarnya tujuan manajemen keuangan adalah memaksimumkan nilai perusahaan. Akan tetapi di balik tujuan tersebut masih terdapat konflik antara pemilik perusahaan dengan penyedia dana sebagai kreditur. Jika perusahaan berjalan lancar, maka nilai saham perusahaan akan meningkat, sedangkan nilai hutang perusahaan dalam bentuk obligasi tidak terpengaruh sama sekali. Jadi dapat disimpulkan bahwa nilai dari saham kepemilikan bisa merupakan indeks yang tepat untuk mengukur tingkat efektifitas perusahaan. Berdasarkan alasan itulah, maka tujuan manajemen keuangan dinyatakan dalam bentuk maksimalisasi nilai saham kepemilikan perusahaan, atau memaksimalisasikan harga saham. Tujuan memaksimumkan harga saham tidak berarti bahwa para manajer harus berupaya mencari kenaikan nilai saham dengan mengorbankan para pemegang obligasi. Nilai perusahaan dapat dilihat melalui nilai pasar atau nilai buku perusahaan dari ekuitasnya. Ia menambahkan dalam neraca keuangan, ekuitas menggambarkan total modal perusahaan. Selain itu, nilai pasar bisa menjadi ukuran nilai perusahaan. Penilaian terhadap perusahaan tidak hanya mengacu pada nilai nominal. Menurutnya kondisi perusahaan mengalami banyak perubahan setiap waktu secara signifikan. Sebelum krisis nilai perusahaan dan nominalnya cukup tinggi. Tapi setelah krisis kondisi perusahaan merosot sementara nilai nominalnya tetap (Kurniawan, 2008). Suatu perusahaan dikatakan mempunyai nilai yang baik jika kinerja perusahaan juga baik. Nilai perusahaan dapat tercermin dari harga sahamnya. Jika nilai sahamnya tinggi bisa dikatakan nilai perusahaannya juga baik. Karena tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham (Wahidahwati, 2002).
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
7
Profitabilitas Profitabilitas adalah faktor yang memberikan kebebasan dan fleksibelitas kepada manajemen untuk melakukan dan mengungkapkan kepada pemegang saham program tanggung jawab sosial secara lebih luas (Devina et al., 2004). Hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan pengungkapan tanggungjawab sosial perusahaan telah menjadi postulat (anggapan dasar) untuk mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan gaya manajerial. Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial (Anggraini, 2006). Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan mencerminkan suatu pendekatan manajemen adaptive dalam menghadapi lingkungan yang dinamis dan multidimensional serta kemampuan untuk mempertemukan tekanan sosial dengan reaksi kebutuhan masyarakat. Dengan demikian, ketrampilan manajemen perlu dipertimbangkan untuk survive dalam lingkungan perusahaan masa kini (Devina et al., 2004). Menurut Wahidahwati (2002) profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen dalam mengelola perusahaan. Ukuran profitabilitas dapat berbagai macam seperti: laba operasi, laba bersih, tingkat pengembalian investasi/aktiva, dan tingkat pengembalian ekuitas pemilik. Rasio profitabilitas atau rasio rentabilitas menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Keuntungan yang layak dibagikan kepada pemegang saham adalah keuntungan setelah bunga dan pajak. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan dividennya. Para manajer tidak hanya mendapatkan dividen, tapi juga akan memperoleh power yang lebih besar dalam menentukan kebijakan perusahaan. Dengan demikian semakin besar dividen (dividend payout) akan semakin menghemat biaya modal, di sisi lain para manajer (insider) menjadi meningkat powernya bahkan bisa meningkatkan kepemilikannya akibat penerimaan deviden sebagai hasil keuntungan yang tinggi. Jadi, profitabilitas menjadi pertimbangan penting bagi investor dalam keputusan investasinya. Pengembangan Hipotesis Pengaruh Corporate Social Responsibilty Terhadap Nilai Perusahaan. Sutopoyudo (2009) menyatakan bahwa mayoritas konsumen akan meninggalkan suatu produk yang mempunyai citra buruk atau diberitakan negatif. Banyak manfaat yang diperoleh perusahaan dengan pelaksanan Corporate Social Responsibility, antara lain produk semakin disukai oleh konsumen dan perusahaan diminati investor. Pelaksanaan CSR akan meningkatkan nilai perusahaan dilihat dari harga saham dan laba perusahaan (earning) sebagai akibat dari para investor yang menanamkan saham di perusahaan. Nurlela dan Islahuddin (2008) menyatakan bahwa dengan adanya praktik CSR yang baik, diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan baik oleh investor. H1 : Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Pengaruh profitabilitas sebagai variabel moderating dalam hubungan antara Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan Menurut Anggraini (2006) semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial yang dilakukan perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, Corporate Social Responsibility akan meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas perusahaan meningkat. Hasil penelitian Dahli dan Siregar (2008) juga
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
8
mengindikasikan bahwa perilaku etis perusahaan berupa tanggungjawab sosial terhadap lingkungan sekitarnya memberikan dampak positif, yang dalam jangka panjang akan tercermin padakeuntungan perusahaan (profit) dan peningkatan kinerja keuangan. H2 : Corporate Social Responsibility dapat meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas perusahaan tinggi. METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-2012, (2) Perusahaan yang menerbitkan laporan keuangan per 31 Desember untuk periode 2010, 2011, dan 2012 serta mempunyai laporan keuangan lengkap sesuai dengan data yang diperlukan dalam variabel peneliti Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen Corporate Social Responsibilty Corporate Social Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggungjawab organisasi di bidang hukum (Anggraini, 2006). Indikator yang digunakan untuk mengukur Corporate Social Responsibility dengan menggunakan variabel dummy yaitu : Score 0 : Jika perusahaan tidak mengungkapkan item pada daftar pertanyaan. Score 1 : Jika perusahaan mengungkapkan item pada daftar pertanyaan. Pengukuran kemudian dilakukan berdasarkan indeks pengungkapan masing-masing perusahaan yang dihitung melalui jumlah item yang sesungguhnya diungkapkan perusahaan dengan jumlah semua item yang mungkin diungkapkan (Bambang Suripto, 1999), yang dinotasikan dalam rumus sebagai berikut:
CSD =
Keterangan : CSD
= indeks pengungkapan perusahaan
n
= jumlah item pengungkapan yang dipenuhi
k
= jumlah semua item yang mungkin dipenuhi
Untuk penelitian ini indikator yang digunakan untuk menilai populasi sampel adalah 7 aspek, yaitu Lingkungan, Energi, Kesehatan dan Keselamatan Tenaga Kerja, Lain-lain Tenaga Kerja, Produk, Keterlibatan Masyarakat, Umum.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
9
Variabel Moderating Profitabilitas Profitabilitas adalah Return on Assets (ROE) yang didapatkan dari laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur, selama periode penelitian. ROE menunjukkan perbandingan net income dan equity perusahaan (Brigham, 1996). Profitabilitas dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut : Net income ROE = ---------------- x 100% Equity Keterangan: ROE
= Profitabilitas
Net income
= Laba bersih
Equity
= Total ekuitas
Variabel Dependen Nilai Perusahaan Nilai perusahaan diproksikan dengan nilai Tobin’s Q yang diberi simbol Q, dihitung dengan menggunakan rasio Tobin’s Q dengam rumus sebagai berikut : (EMV + D) Q = ---------------- x 100% (EBV + D) Keterangan: Q = Nilai perusahaan EMV = Nilai pasar ekuitas ( Closing price x jumlah saham yang beredar) D = Nilai buku dari total hutang EBV = Nilai buku dari total ekuitas
Jika rasio-q diatas satu, ini menunjukkan bahwa investasi dalam aktiva menghasilkan laba yang memberikan nilai yang lebih tinggi daripada pengeluaran investasi, hal ini akan meransang investasi baru. Jika rasio-q dibawah satu, investasi dalam aktiva tidaklah menarik.
Pengujian Hipotesis Model persamaan dalam penelitian ini Q (Tobin’s Q ) sebagai proksi nilai perusahaan, yang merupakan variabel terikat. CSR (Corporate Social Responsibility) sebagai variabel bebas serta profitabilitas sebagai moderasi hubungan CSR dengan nilai perusahaan (CSR*ROE). Hipotesis penelitian akan diuji sebagai berikut: Q= α + β1CSR + β2 CSR*ROE + e
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
10
Keterangan: Q α β1 – β2 CSR ROE CSR*ROE
= Nilai perusahaan = Konstanta = Koefisien Regresi = Corporate Social Responsibility = Return on Equity = Interaksi hubungan antara CSR dengan profitabilitas
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Tabel 1 menunjukkan statistik deskriptif masing-masing variabel penelitian yaitu Tobin’s Q (Q), Corporate Social Responsibility (CSR) , Return on Equity (ROE) dan interaksi antara CSR dengan Profitabilitas. Analisis deskriptif dapat dilihat pada tabel 1 berikut: Tabel 1 Statistik Deskriptif N TOBIN Q CSR ROE CSR*ROE Valid N (listwise)
75 75 75 75 75
Minimum .21 .09 -.86 -.17
Maximum 15.00 .50 1.21 .43
Mean 2.3999 .2774 .1695 .0560
Std. Deviation 3.18057 .10548 .27875 .10293
Sumber: Hasil pengolahan SPSS
Tabel 1 menyajikan ringkasan statistik deskriptif untuk setiap variabel yang digunakan dalam model penelitian, yang penjelasannya adalah sebagai berikut : (1) Pada variabel nilai perusahaan (Tobin Q), semakin besar nilai perusahaan (Tobin Q) artinya nilai pasar ekuitas perusahaan dan nilai buku total hutang lebih besar dibanding nilai buku total aktiva dan nilai buku total hutang. Nilai yang terkecil (minimum) 0,21 dan nilai yang terbesar (maksimum) adalah 15.00 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 2,3999. Hal ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan (Tobin Q) paling rendah sebesar 21%. Rata-rata nilai perusahaan (Tobin Q) adalah 2,3999% dan standar deviasi sebesar 3,18057 menunjukkan variasi yang terdapat dalam nilai perusahaan (Tobin Q), (2) Pada variabel Corporate Social Responsibility (CSR), semakin besar nilai Corporate Social Responsibility artinya perusahaan lebih banyak mengungkapkan item-item corporate sosial responsibility (CSR). Nilai yang terkecil (minimum) adalah 0,09 dan nilai yang terbesar (maksimum) adalah 0,50 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,2774. Hal ini berarti bahwa perusahaan paling sedikit mengungkapkan Corporate Social Responsibility yang sesuai dengan 78 item pengungkapan dari penelitian ini adalah 50%. Rata-rata pengungkapkan CSR yang dilakukan perusahaan adalah 27,74%. Standar deviasi sebesar 0,10548 menunjukkan variasi yang terdapat dalam Corporate Social Responsibility, (3) Pada variabel profitabilitas (ROE), nilai yang terkecil (minimum) adalah -0,86 dan nilai yang terbesar (maksimum) adalah 1,21 dengan nilai ratarata (mean) sebesar 0,1695. Rata-rata profitabilitas (ROE) perusahaan yaitu sebesar 16,95% dengan standar deviasi sebesar 0,27875 menunjukkan variasi yang terdapat dalam profitabilitas, (4) Pada variabel moderasi antara Corporate Sosial Responsibility (CSR) dengan Profitabilitas (ROE), nilai yang terkecil (minimum) adalah -0,17 dan nilai yang terbesar (maksimum) adalah 0,43 dengan nilai rata-rata (mean) sebesar 0,0560 . Rata-rata
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
11
moderasi antara Corporate Sosial Responsibility (CSR) dengan Profitabilitas (ROE) yaitu sebesar 5,60% dengan standar deviasi sebesar 0,10293 menunjukkan variasi yang terdapat dalam moderasi antara corporate sosial responsibility dengan profitabilitas. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas. Hasil uji normal probably plot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar disekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti garis diagonal dan tidak terpencar jauh, hal ini menunjukan bahwa model regresi layak dipakai karena memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Autokorelasi. Dari hasil uji autokorelatif dapat diketahui nilai Durbin-Watson statistik menunjukan nilai sebesar 1,522, nilai tersebut terletak diantara -2 sampai +2. Hasil ini berarti dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini bebas dari autokorelasi. c. Uji Heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat pola grafik scatterplot. Hasil dari grafik scatterplot menunjukkan bahwa titik menyebar secara tidak teratur atau tidak membentuk suatu pola tertentu serta titik menyebar diatas dan dibawah angka nol sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Koefisien Determinasi (R2) Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Tabel 2 Koefisien Determinasi Model 1
R
R Square .830a
Adjusted R
Std. Error of the
Square
Estimate
.690
.681
1.79670
Durbin-Watson 1.522
a. Predictors: (Constant), CSR*ROE, CSR b. Dependent Variable: TOBIN Q Sumber: : Hasil pengolahan SPSS
Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa nilai adjusted R square sebesar 0,681. Artinya sebesar 68,10% perubahan-perubahan dalam variabel dependen nilai perusahaan dapat dijelaskan oleh perubahan-perubahan yang terjadi pada Corporate Social Responsibility (CSR), dan variabel yang berinteraksi dalam penelitian ini yaitu Corporate Social Responsibility (CSR) dengan profitabilitas (ROE). Sedangkan selebihnya yaitu sebesar 31,90% dijelaskan oleh faktor-faktor variabel lain yang tidak dimasukkan kedala model penelitian ini. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Corporate Social Responsibility (CSR), dan variabel yang berinteraksi dalam penelitian ini yaitu interaksi Corporate Social Responsibility (CSR) dengan profitabilitas (ROE) secara silmutan mempunyai pengaruh yang kuat terhadap nilai perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
12
Uji Hipotesis Analisis Regresi Linear Berganda ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap variabel dependen nilai perusahaan yang diwakili dengan Tobin’s Q (Q) serta apakah variabel Profitabilitas mampu memoderasi pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan. Berikut adalah hasil analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel 3: Tabel 3 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
t
Sig.
Collinearity Statistics
Coefficients B (Constant) 1
Std. Error 3.430
.614
CSR
-9.563
2.271
CSR*ROE
28.989
2.327
Beta
Tolerance
VIF
5.590
.000
-.317
-4.212
.000
.760
1.315
.938
12.459
.000
.760
1.315
a. Dependent Variable: TOBIN Q Sumber: : Hasil pengolahan SPSS
Hipotesis pertama dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah Corporate Social Respnsibility (CSR) berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai t hitung sebesar -4,212 dengan signifikansi probabilitasnya adalah 0,000 berada lebih rendah dari α = 5% atau 0,05 sehingga hasil penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan. Pada tabel 3 pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) memberikan nilai koefisien parameter dengan koefisien -9,563 dan probabilitas signifikansinya sebesar 0,000. Hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa semakin rendah tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility yang dilakukan perusahaan maka dapat mengurangi nilai perusahaan. Namun semakin tinggi tingkat pengungkapan Corporate Social Responsibility yang dilakukan perusahaan maka dapat menambah nilai perusahaan. Penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan Ahmad, et al. (2003) menyatakan bahwa pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) mencerminkan usaha-usaha perusahaan untuk meningkatkan image perusahaan dan agar dapat dilihat sebagai perusahaan yang bertanggung jawab. Gunawan dan utami (2008) menyatakan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan faktor yang mempengaruhi tinggi atau rendahnya nilai perusahaan. Semakin banyak mengungkapkan item pengungkapan sosialnya dan semakin bagus kualitas pengungkapannya, maka akan semakin tinggi nilai perusahaannya. Hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah profitabilitas mampu memoderasi hubungan antara Corporate Social Responsibility (CSR) dengan nilai perusahaan. Hasil penelitian ini menunjukkan nilai t hitung sebesar 12,459 dan signifikansi probabilitasnya adalah 0,000 berada lebih rendah dari α = 5% atau 0,05. Sehingga penelitian ini mendukung hipotesis yang diajukan. Hal ini berarti variabel profitabilitas sebagai variabel moderating dapat mempengaruhi hubungan Corporate Social Responsibility (CSR) dengan nilai perusahaan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
13
Pada tabel 3 dapat dilihat interaksi antara Corporate Social Responsibility (CSR) dengan profitabiltas memberikan nilai koefisien parameter dengan koefisien 28,989 dan profitablitas signifikansi 0,000. Hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) dapat meningkatkan perusahaan pada saat profitabilitas perusahaan tinggi, dan sebaliknya Corporate Social Responsibility (CSR) juga dapat menurunkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas perusahaan rendah. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa banyak perusahaan yang mempunyai sifat progresif yaitu perusahaan menerapkan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk tujuan promosi dan sekaligus pemberdayaan. Promosi dan Corporate Social Responsibility (CSR) dipandang sebagai kegiatan yang bermanfaat dan menunjang satu-sama lain bagi kemajuan perusahaan (Suharto, 2007) SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR) pada nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel moderating pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2010-2012, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: (1) Variabel Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh terhadap Nilai Perusahaan, (2) Variabel Profitabilitas sebagai variabel moderating dapat mempengaruhi hubungan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap Nilai Perusahaan. Keterbatasan Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi penelitian berikutnya agar mendapatkan hassil yang lebih baik. Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu: (1) Penelitian ini hanya menggunakan Tobin’s Q sebagai variabel terikat, (2) Perusahaan yang menjadi sampel penelitian dari perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI hanya 25 perusahaan, (3) Penelitian ini hanya menggunakan waktu pengamatan selama 3 tahun. DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, N. N., et al. 2003. Corporate ocial Responsibility Disclosure in Malaysia: An Analysis of Annual Report of KLSE Listed Companies. IIUM Journal of Economics and Management. 11, No. 1: 51-86. http://lib.iium.edu.my/mom2/cm/content/view/view.jsp?key=zznTBaln381Y8UDZnuH gBKJVqpikAxmM20080131155055343. Diakses tanggal 25 Oktober 2013 (11.23). Anggraini, Fr. R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan. Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang. Bambang, S 1999. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sukarela dalam Laporan Tahunan”. Simposium Nasioanal Akuntansi. Malang. Brigham, E. F dan Gapenski. 1996. Intermediate Financial Managementi.4th ed. Dryden. Chandra dan Indrawati. 2008. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility (Csr) Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan. Dahli, L. dan V.S. Siregar. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2005 dan 2006). Simposium Nasional Akuntansi XI Pontianak. Devina, F., L. Suryanto, dan Zulaikha. 2004. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan Go Public di Bursa Efek
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
14
Jakarta (BEJ). Jurnal Maksi Volume 4 : 161-177. Ghozali, I. dan A.Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Gunawan, B. Dan S.S Utami. 2008. Peranan Corporate Social Responsibility dalam Nilai Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Volume7, Nomor 2:174-185. http://publikasiilmiah.ums.ac.id/bitstream/handle/123456789/843/07-Barbara%20_174185_.pdf/sequence=1. Diakses tanggal 23 Desember 2013 (20.07) Herawaty, V. 2008. Peran Praktek Corporate Governance sebagai Moderating Variabel dari Pengaruh Earning Management terhadap Nilai Perusahaan. Simposium Nasional Akuntansi XI. Pontianak. Kuntari, Y. dan A. Sulistyani. 2007. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan Indeks Letter Quality (LQ 45) Tahun 2005. ASET Volume 9 Nomor 2 (Agustus): 494-515. Kurniawan, R. 2008. Analisis Good Corporate Governance, Kualitas Laba, dan Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ. Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. Nugroho, 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial: Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Nurlela dan Islahudin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel Moderating. Simposium Nasional Akuntansi XI. Nurmansyah, A. 2006. Corporate Social Responsibility: Isu dan Implementasinya. Kajian Bisnis Volume 14 : 86-98. Paranita, E. S. 2007. Analisis Pengaruh Inseder Ownership, Kebijakan Hutang, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Nilai Perusahaan. ASET Volume 9 (Agustus): 464493. Permatasari, W. I. 2010. Pengaruh Kepemilikan Manajemen, Kepemilikan Institusional, dan CSR terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang Santoso, S. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametik. PT Elex Media Komputindo: Jakarta. Sayekti,Y. Dan L.S. Wondabio. 2007. Pengaruh CSR Disclosure terhadap Earning Response Coefficient, Simposium Nasional Akuntansi X. Makasar Sembiring, E.R. 2005. Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tangung Jawab Sosial : Studi Empiris pada Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo Suharli, M. 2002. Studi Empiris terhadap Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan pada Perusahaan Go Public di Indonesia. Jurnal Maksi Volume 6 (Januari): 23-41. Suharto, E. 2007. Corporate Social Responsibility : What is and Benefit for Corporate. http://www.policy.hu/suharto. Diakses tanggal 27 Oktober 2013 (13.27). Sutopoyudo. 2009. Pengaruh Penerapan Corporate Social Responsibility (CSR) terhadap profitabilitas Perusahaan. http://www.wordpress.com. Diakses tanggal 29 Oktober 2013 (23.11). Suwaldiman.2000. Pertimbangan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Penetapan Tujuan Pelaporan Keuangan dalam Conceptual Framework Pelaporan Keuangan Indonesia. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Volume 4 : 67-99.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
15
Wahidahwati. 2002. Pengaruh Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional pada Kebijakan Utang Perusahaan : Sebuah Perspektif Teori Agensi. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia Volume 5 Nomor 1 (Januari): 1-16. Waryanti, 2009. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap Pengungkapan Sosial Pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Program Sarjana Universitas Diponegoro. Semarang. ●●●