Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
PENGARUH CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DENGAN PROFITABILITAS SEBAGAI VARIABEL MODERATING Indri Suryani
[email protected]
Astri Fitria Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The purpose of this research is to find out: (1) the influence of CSR to the company’s value; (2) the influence of CSR to the company’s value with company’s profitability as moderating variable. The sample is the social responsibility disclosure on manufacturing consumption goods industrial sector from 2011 to 2012. There are 15 companies in 2011 and 24 companies in 2012 which have been selected by using purposive sampling method and have fulfilled the criteria as research sample. The simple regression analysis and multiple regression analysis are used analysis method in this research. The result of the research shows that CSR disclosure has significant influence to the company’s value. Profitability as moderating variable can influence the relationship between CSR disclosure and company’s value. Keywords: CSR, Company’s Value, Profitability ABSTRAK Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) Pengaruh CSR terhadap nilai perusahaan (2) Pengaruh CSR terhadap nilai persahaan dengan profitabilitas perusahaan sebagai variabel moderating. Sampel penelitian ini adalah pengungkapan pertanggungjawaban sosial pada sektor manufaktur sektor industri barang konsumsi tahun 2011 dan 2012 dengan menggunakan metode purposive sampling. Terdapat 15 perusahaan pada tahun 2011 dan 24 perusahaan pada tahun 2012 yang memenuhi kriteria sebagai sampel penelitian. Metode analisis pada penelitian ini adalah analisis regresi sederhana dan analisis regresi berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan CSR berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Profitabilitas sebagai variabel moderating dapat mempengaruhi hubungan pengungkapan CSR dan nilai perusahaan. Kata Kunci : CSR, Nilai Perusahaan, Profitabilitas
PENDAHULUAN Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi revolusi industri di Inggris (1760-1860), menyebabkan pelapor akuntansi lebih banyak digunakan sebagai alat pertanggungjawaban kepada pemilik modal sehingga mengakibatkan orientasi perusahaan lebih berpihak kepada pemilik modal. Berpihaknya perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan perusahaan kepada pemilik modal mengakibatkan kerusakan lingkungan alam dan pada akhirnya mengganggu kehidupan manusia. Para pemilik modal, yang hanya berorientasi pada laba material, telah merusak keseimbangan kehidupan dengan cara menstimulasi potensi ekonomi yang dimiliki manusia secara berlebihan yang tidak memberi kontribusi bagi peningkatan kemakmuran mereka tetapi justru menjadikan mereka mengalamai penurunan kondisi sosial menurut Galtung dan Kada (1995) dan Rich (1996) dalam (Anggraini, 2006). Konsep CSR mulai dikenal sejak awal 1970-an, yang secara umum diartikan sebagai kumpulan kebijakan dan praktek yang berhubungan dengan stakeholder, nilai-nilai,
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
2
pemenuhan ketentuan hukum, penghargaan masyarakat dan lingkungan, serta komitmen dunia usaha untuk kontribusi dalam pembangunan secara berkelanjutan. Pemikiran yang melandasi adanya Corporate Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial Perusahaan) ini adalah bahwa perusahaan tidak hanya memiliki tanggung jawab kepada para pemegang saham (shareholder), tetapi juga memiliki tanggung jawab kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan (stakeholder). Pihak-pihak yang berkepentingan dalam sebuah perusahaan adalah pelanggan, pegawai, komunitas, pemilik atau investor, supplier dan juga competitor menurut Rika dan Islahuddin (2008) dalam (Ramadhani dan Hadiprajitno, 2012). Corporate Social Responsibility saat ini bukan lagi bersifat sukarela/komitmen yang dilakukan perusahaan, melainkan bersifat wajib/menjadi kewajiban bagi beberapa perusahaan untuk melakukan atau menerapkanya. Hal ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas (UU PT), yang disahkan pada 20 Juli 2007. Pasal 74 Undang-Undang Perseroan Terbatas menyatakan: (1) Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya di bidang dan atau berkaitan dengan sumber dayaalam wajib melaksanakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). (2) TJSL merupakan kewajiban Perseroan yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai sanksi sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan (www.hukumonline.com). Dengan ini, perusahaan khususnya perseroaan terbatas yang bergerak di bidang dan atau berkaitan dengan sumber daya alam harus melaksanakan tanggung jawab sosialnya kepada masyarakat. CSR tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada Single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja. Tapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines. Disini bottom lines lainnya selain finansial juga ada sosial dan lingkungan, karena kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable). Keberlanjutan perusahaan hanya akan terjamin apabila perusahaan memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Sudah menjadi fakta bagaimana resistensi masyarakat sekitar, di berbagai tempat dan waktu muncul ke permukaan terhadap perusahaan yang dianggap tidak memperhatikan aspek-aspek sosial, ekonomi dan lingkungan hidupnya. Corporate social responsibility (CSR) merupakan salah satu bukti bahwa perusahaan tidak hanya berorientasi pada kepentingan shareholders dalam menjalankan aktivitas bisnisnya, namun juga pada kepentingan stakeholders. Corporate social responsibility merupakan fenomena strategi perusahaan yang mengakomodasi kebutuhan dan kepentinganpara stakeholder. Oleh karena itu stakeholders membutuhkan informasi mengenai CSR. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui laporan tahunan (annual report) yang dikeluarkan oleh perusahaan (Muid, 2011). Penelitian ini mengacu pada penelitian Nurlela dan Islahuddin (2008) yang dahulu meneliti tentang pengaruh corporate social responsibility terhadap nilai perusahaan pada periode tahun 2005 dan digunakannya kepemilikan manajemen sebagai variabel moderating, sehingga penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali apakah corporate social responsibility mempengaruhi nilai perusahaan. Sedangkan beberapa variabel dalam penelitian sebelumnya yang tidak dipergunakan adalah kepemilikan manajemen sebagai variabel moderating. Tidak dipakainya variabel tersebut dikarenakan kepemilikan manajemen sudah berpengaruh positif di dalam peningkatan luas pengungkapan pertanggungjawaban sosial perusahaan, sehingga digunakan variabel lain untuk menguji pengaruhnya di dalam hubungan corporate social responsibility dan nilai perusahaan. Selanjutnya, profitabilitas sebagai variabel moderating digunakan dalam penelitian karena secara teoritis semakin tinggi tingkat profitabilitas yang dicapaiperusahaan maka semakin kuat pula hubungan pengungkapan sosial dengan nilai perusahaan. Perbedaan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
3
lain dengan penelitian sebelumnya adalah digunakannya standar GRI (Global Reporting Initiative) di dalam mengukur pengungkapan sosial di dalam penelitian ini. Alasan digunakannya standar GRI di dalam penelitian ini karena pengungkapan yang terdapat di dalam GRI bersifat internasional dan bisa digunakan untuk berbagai macam sektor dan ukuran perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan. (2) Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas perusahaan sebagai variabel moderating. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Teori Stakeholder Teori stakeholder mengatakan bahwa perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk kepentingan sendiri namun harus memberikanmanfaat bagi stakeholdernya. Dengan demikian, keberadaan suatu perusahaansangat dipengaruhi oleh dukungan yang diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut (Ghozali dan Chariri, 2007). Stakeholder pada dasarnya dapat mengendalikan atau memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pemakaian sumber-sumber ekonomi yang digunakan perusahaan. Oleh karena itu power stakeholder ditentukan oleh besar kecilnya power yang dimiliki stakeholder atas sumber tersebut (Ghozalidan Chariri, 2007). Power tersebut dapat berupa kemampuan untuk membatasi pemakaian sumber ekonomi yang terbatas (modal dan tenaga kerja), akses terhadap media yang berpengaruh, kemampuan untuk mengatur perusahaan, atau kemampuan untuk mempengaruhi konsumsi atas barang dan jasa yang dihasilkan perusahaan menurut Deegan (2000) dalam (Ghozali dan Chariri,2007). Jika diperhatikan secara seksama dari definisi diatas maka telah terjadi perubahan mengenai siapa saja yang termasuk dalam pengertian stakeholder perusahaan. Sekarang ini perusahaan sudah tidak memandang bahwa stakeholder merekahanya investor dan kreditor saja. Konsep yang mendasari mengenai siapa saja yang termasuk dalam stakeholder perusahaan sekarang ini telah berkembang mengikuti perubahan lingkungan bisnis dan kompleksnya aktivitas bisnis perusahaan. Dengan menggunakan definisi diatas, pemerintah bisa saja dikatakan sebagai stakeholder bagi perusahaan karena pemerintah mempunyai kepentingan atas aktivitas perusahaan dan keberadaan perusahaan sebagai salah satu elemen sistem sosial dalam sebuah negara oleh kerena itu, perusahaan tidak bisa mengabaikan eksistensi pemerintah dalam melakukan operasinya. Terdapatnya birokrasi yang mengatur jalanya perusahaan dalam sebuah negara yang harus ditaati oleh perusahaan melalui kepatuhan terhadap peraturan pemerintah menjadikan terciptanya sebuah hubungan antara perusahaan dengan pemerintah (www.wordpress.com). Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan Pertanggungjawaban sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan stakeholders, yang melebihi tanggungjawab organisasi di bidang hukum menurut Darwin (2004) dalam (Anggraini,2006). Menurut The World Business Council for Sustainable Development (WBCSD), Corporate Social Responsibility atau tanggung jawab sosial perusahaan didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
4
Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Pengungkapan sosial yang dilakukan oleh perusahaan umumnya bersifat voluntary (sukarela), unaudit (belum diaudit), dan unregulated (tidak dipengaruhi oleh peraturan tertentu). Darwin (2004) dalam Anggraini (2006) mengatakan bahwa Corporate Social Responsibility terbagi menjadi 3 kategori yaitu kinerja ekonomi, kinerja lingkungan dan kinerja sosial. Sedangkan dalam penelitian ini mengidentifikasi hal-hal yang berkaitan dengan pelaporan sosial perusahaan berdasarkan standar GRI (Global Reporting Initiative). Daftar pengungkapan sosial yang berdasarkan standar GRI juga pernah digunakan oleh Dahli dan Siregar (2008), peneliti ini menggunakan 6 indikator pengungkapan yaitu: ekonomi, lingkungan, tenaga kerja, hak asasi manusia, sosial dan produk. Indikatorindikator yang terdapat di dalam GRI yang digunakan dalam penelitian yaitu: 1. Indikator Kinerja Ekonomi (economic performance indicator) 2. Indikator Kinerja Lingkungan (environment performance indicator) 3. Indikator Kinerja Tenaga Kerja (labor practices performance indicator) 4. Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia (human rights performance indicator) 5. Indikator Kinerja Sosial (social performance indicator) 6. Indikator Kinerja Produk (product responsibility performance indicator) Untuk penelitian ini indikator yang digunakan hanyalah tiga kategori, yaitu indikator kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial. Indikator kinerja sosial mencakup empat indikator yang terdiri dari: indikator kinerja tenaga kerja, hak asai manusia, sosial/kemasyarakatan, dan produk. Nilai Perusahaan Nilai perusahaan merupakan kondisi tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran dari kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan setelah melalui suatu proses kegiatan selama beberapa tahun, yaitu sejak perusahaan tersebut didirikan sampai dengan saat ini. Meningkatnya nilai perusahaan adalah sebuah prestasi, yang sesuai dengan keinginan para pemiliknya, karena dengan meningkatnya nilai perusahaan, maka kesejahteraan para pemilik juga akan meningkat. Nilai perusahaan sangat penting karena dengan nilai perusahaan yang tinggi akan diikuti oleh tingginya kemakmuran pemegang saham (Bringham dan Gapensi, 1996). Semakin tinggi harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan, nilai perusahaan yang tinggi menjadi keinginan para pemilik perusahaan sebab dengan nilai yang tinggi menunjukan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Nilai perusahaan dalam penelitian ini didefinisikan sebagai nilai pasar, seperti halnya penelitian yang pernah dilakukan oleh Nurlela dan Islahuddin (2008), karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat.Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para professional. Para professional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris. Profitabilitas Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran bagi kinerja suatu perusahaan, profitabilitas suatu perusahaan menunjukan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu pada tingkat penjualan, asset dan modal saham tertentu. Profitabilitas suatu perusahaan dapat dinilai melalui berbagai cara tergantung pada laba dan aktiva atau modal yang akan diperbandingkan satu dengan lainya (Kasmir, 2011:76). Committee on terminology mendefinisikan profitabilitas adalah jumlah yang berasal dari pengurangan harga pokok produksi, biaya lain dan kerugian dari penghasilan atau
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
5
penghasilan operasi. Sedangkan menurut APB Statement mengartikan profitabilitas adalah kelebihan (defisit) penghasilan diatas biaya selama satu periode akuntansi (Harahap, 2001:226). Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa profitabilitas adalah Penghasilan yang diinginkan oleh perusahaan dalam menjual produknya pada periode akuntansi tertentu. Hubungan antara profitabilitas perusahaan dengan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan telah menjadi postulat (anggapan dasar) untuk mencerminkan pandangan bahwa reaksi sosial memerlukan gaya manajerial. Sehingga semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial menurut Bowman dan Haire (1976), Preston (1978) dan Hackston dan Milne (1996) dalam (Anggraini, 2006). Pengembangan Hipotesis Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap nilai perusahaan. Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan antara lain di dalam laporan yang disebut Sustainability Reporting (laporan keberlanjutan). CSR dapat menjadi berkelanjutan apabila program yang dibuat oleh suatu perusahaan benar-benar merupakan komitmen bersama dari segenap unsur yang ada di dalam perusahaan itu sendiri. Tentunya tanpa adanya komitmen dan dukungan dengan penuh antusias dari karyawan akan menjadikan program-program tersebut bagaikan program penebusan dosa dari pemegang saham belaka. Dengan melibatkan karyawan secara intensif, maka nilai dari program-program tersebut akan memberikan arti tersendiri yang sangat besar bagi perusahaan. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan akan terjamin tumbuh secara berkelanjutan (sustainable) apabila perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup karena keberlanjutan merupakan keseimbangan antara kepentingan-kepentingan ekonomi, lingkungan dan masyarakat. Dimensi tersebut terdapat di dalam penerapan Corporate Social Responsibility yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk pertanggungjawaban dan kepedulian terhadap lingkungan di sekitar perusahaan. Nurlela dan Islahuddin (2008) menyatakan bahwa dengan adanya praktik CSR yang baik, diharapkan nilai perusahaan akan dinilai dengan baik oleh investor. H1: Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan Pengaruh Profitabilitas sebagai Variabel Moderating dalam hubungan antara Corporate Social Responsibility dan nilai perusahaan. Pengungkapan sosial perusahaan diwujudkan melalui kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial. Semakin baik kinerja yang dilakukan perusahaan di dalam memperbaiki lingkungannya (kinerja ekonomi, lingkungan dan sosial), maka nilai perusahaan semakin meningkat sebagai akibat dari para investor yang menanamkan sahamnya pada perusahaan. Hal tersebut dikarenakan para investor lebih tertarik untuk menginvestasikan modalnya pada korporasi yang ramah lingkungan. Menurut Hackston dan Milne (1996) dalam (Anggraini, 2006) semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka semakin besar pengungkapan informasi sosial yang dilakukan perusahaan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa, Corporate Social Responsibility akan meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas perusahaan meningkat. H2: Profitabilitas akan memperkuat Corporate Social Responsibility dan nilai perusahaan pada saat naik
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
6
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi adalah keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang ingin diteliti. Banyaknya pengamatan atau anggota suatu populasi disebut ukuran populasi, sedangkan suatu nilai yang menggambarkan ciri/karakteristik populasi disebut parameter (Sugiarto, et al. 2001). Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI, dengan alasan perusahaan-perusahaan manufaktur lebih banyak mempunyai pengaruh/dampak terhadap lingkungan disekitarnya sebagai akibat dari aktivitas yang dilakukan perusahaan. Adapun pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria sampel yang akan digunakan yaitu: (1) Perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI. (2) Mempublikasikan laporan tahunan selama tahun 2011 dan 2012. (3) Tersedianya laporan Corporate Social Responsibility selama tahun 2011 dan 2012. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen Informasi mengenai Corporate Social Responsibility (X1) berdasarkan standar GRI (Global Reporting Initiative). GRI terdiri dari 3 fokus pengungkapan, yaitu: a. Ekonomi Dimensi ekonomi menyangkut keberlanjutan organisasi berdampak pada kondisi ekonomi dari stakeholder dan sistem ekonomi pada tingkat lokal, nasional, dan tingkat global. Indikator ekonomi menggambarkan: 1) Arus modal di antara berbagai pemangku kepentingan. 2) Dampak ekonomi utama dari organisasi seluruh masyarakat. Kinerja keuangan merupakan hal yang mendasar untuk memahami organisasi dan keberlanjutannya. Akan tetapi, informasi ini biasanya sudah dilaporkan dalam laporan keuangan (www.globalreporting.org). b. Lingkungan Dimensi lingkungan menyangkut keberlanjutan organisasi berdampak pada kehidupan di dalam sistem alam, termasuk ekosistem, tanah, udara, dan air. Indikator kinerja lingkungan terkait dengan input (bahan, energi, air) dan output (emisi/gas, limbah sungai, limbah kering/sampah). Selain itu, kinerja mereka mencakup kinerja yang berkaitan dengan keanekaragaman hayati, kepatuhan lingkungan, dan informasi yang berkaitan lainnya seperti limbah lingkungan dan dampak dari produk dan jasa (www.globalreporting.org). c. Sosial Dimensi sosial menyangkut keberlanjutan sebuah organisasi telah berdampak di dalam sistem sosial yang beroperasi. Indikator kinerja sosial GRI mengidentifikasi kunci aspek kinerja yang meliputi praktek perburuhan/tenaga kerja, hak asasi manusia, masyarakat/sosial, dan tanggung jawab produk (www.globalreporting.org). Mengingat masih sedikitnya perusahaan di Indonesia yang melaporkan kinerja ekonomi, sosial dan lingkungannya dalam bentuk sustainability reporting, maka penelitian ini pun terbatas hanya pada data-data yang terdapat dalam laporan tahunan perusahaan. Penghitungan CSR dilakukan dengan menggunakan variabel dummy yaitu : Score 0: Jika perusahaan tidak mengungkapkan item pada daftar pertanyaan. Score 1: Jika perusahaan mengungkapkan item pada daftar pertanyaan. Indeks pengungkapan CSR berdasarkan standar GRI (Global Reporting Initiative), yaitu sebagai berikut: a. Indikator Kinerja Ekonomi (economic performance indicator) b. Indikator Kinerja Lingkungan (environment performance indicator)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
c. d. e. f.
7
Indikator Kinerja Tenaga Kerja (labor practices performance indicator) Indikator Kinerja Hak Asasi Manusia (human rights performance indicator) Indikator Kinerja Sosial (social performance indicator) Indikator Kinerja Produk (product responsibility performance indicator)
Variabel Moderating Profitabilitas (PRFT) merupakan variabel moderating dalam penelitian ini, disimbolkan dengan (X2). Profitabilitas adalah Return on Assets (ROA) yang didapatkan dari laporan keuangan tahunan perusahaan manufaktur, selama periode penelitian. ROA menunjukkan perbandingan net income dan total assets perusahaan (Husnan, 1995). Rumus profitabilitas: Return On Asset =
Net Income
X 100%
Total Asset
Variabel Dependen Nilai perusahaan disimbolkan dengan (Y). Salah satu alternatif yang digunakan dalam menilai nilai perusahaan adalah dengan menggunakan Tobin’s Q. Rasio ini dikembangkan oleh James Tobin (1967). Rasio ini merupakan konsep yang berharga karena menunjukkan estimasi pasar keuangan saat ini tentang nilai hasil pengembalian dari setiap dolar investasi inkremental. Variabel ini diberi simbol Q. Variabel ini telah digunakan oleh Nurlela dan Islahuddin (2008). Penghitungan menggunakan rumus : (EMV+D)
Q= (EBV+D)
Dimana : Q = Nilai perusahaan EMV = Nilai pasar ekuitas (EMV = closing price x jumlah saham yang beredar) D = Nilai buku dari total hutang EBV = Nilai buku dari total ekuitas Pengujian Hipotesis Uji Hipotesis Data yang telah dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan alat analisis statistik yakni : 1. Analisis regresi linear sederhana (simple regression analysis). Y = α + β1X1 + e 2. Analisis regresi linear berganda (multiple regression analysis). Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X1.X2 + e Keterangan : Y = Nilai Perusahaan α = Konstanta Β1-β3 = Koefisien Regresi X1 = Corporate Social Responsibility X2 = Profitabilitas
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
8
X1X2 = Interaksi antara Corporate Social Responsibility dengan Profitabilitas E = Error Term, yaitu tingkat kesalahan penduga dalam penelitian Variabel perkalian antara CSR (X1) dan Profitabilitas (X2) merupakan variabel moderating oleh karena menggambarkan pengaruh moderating variabel Profitabilitas (X2) terhadap hubungan CSR (X1) dan Nilai Perusahaan (Y). HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Statistik Deskriptif Sebelum dilakukan analisis model dan pengujian hipotesis, dilakukan analisis deskriptif untuk menggambarkan secara umum mengenai sampel yang digunakan dalam penelitian. 1. Variabel Corporate Social Responsibility Berdasarkan perhitungan, dapat disajikan mengenai luas pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada tahun 2011 sebagai berikut: Tabel 1 Luas Pengungkapan CSR Tahun 2011 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama
PT. Indofood CBP Sukses Makmur PT Indofood Sukses Makmur PT Prashida Aneka Niaga PT Nipon Indosari Corporindo PT Gudang Garam PT Handjaya Mandala Sampoerna PT Bentoel International SaInvestama PT Darya Varia Laboratoria PT Kimia Farma (Persero) PT Kalbe Farma PT Pyridam Farma PT Tempo Scan Pasific PT Martina Berto PT Mandom Indonesia PT Unilever Indonesia
Luas Pengungkapan I II III 7 1 3 6 8 8 6 0 2 4 1 7 1 6 8
2 4 0 0 2 6 7 2 2 6 1 5 0 3 9
6 4 3 1 9 6 5 4 1 7 2 10 1 3 7
Jumlah
Indeks (%)
15 9 6 7 19 20 18 6 5 17 4 22 2 12 24
19,23% 11,54% 7,69% 8,97% 24,36% 25,64% 23,08% 7,69% 6,41% 21,79% 5,13% 28,21% 2,56% 15,38% 30,77%
Keterangan : I = Ekonomi II = Lingkungan III = Sosial Dari tabel 3 tersebut, diketahui bahwa luas pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada tahun 2011 paling tinggi adalah PT Unilever Indonesia Tbk dengan luas pengungkapan 24 item CSR atau 30,77%, sedangkan luas pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada tahun 2011 paling rendah adalah PT Martina Berto Tbk dengan luas pengungkapan 2 item CSR atau 2,56%.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
9
Berdasarkan perhitungan, dapat disajikan mengenai luas pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada tahun 2012 sebagai berikut: Tabel 2 Luas Pengungkapan CSR Tahun 2012 No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Nama
PT Akasha wira international PT Tiga Pilar Sejahtera Food PT Delta Djakarta PT. Indofood CBP Sukses Makmur PT Indofood Sukses Makmur PT Mayora Indah PT Prashida Aneka Niaga PT Nipon Indosari Corporindo PT Sekar Bumi PT Sekar Laut PT Gudang Garam PT Handjaya Mandala Sampoerna PT Bentoel International Investama PT Kimia Farma (Persero) PT Kalbe Farma PT Merck PT Pyridam Farma PT Merck Sharp Dhome Pharma PT Tempo Scan Pasific PT Martina Berto PT Mandom Indonesia PT Unilever Indonesia PT Kedawung Setia Industrial PT Langgeng Makmur Industry
Luas Pengungkapan I II III 1 3 8 3 2 5 1 8 3 2 8 4 8 8 6 5 1 1 4 1 5 7 1 2
1 1 9 5 2 2 1 8 2 1 10 8 7 6 9 9 1 1 7 0 5 8 1 0
1 1 4 4 1 3 1 5 2 1 5 9 7 6 8 7 2 2 4 1 5 6 1 1
Jumlah
Indeks (%)
3 5 21 12 5 10 3 21 7 4 23 21 22 20 23 21 4 4 15 2 15 21 3 3
3,85% 6,41% 26,92% 15,38% 6,41% 12,82% 3,85% 26,92% 8,97% 5,13% 29,49% 26,92% 28,21% 25,64% 29,49% 26,92% 5,13% 5,13% 19,23% 2,56% 19,23% 26,92% 3,85% 3,85%
Keterangan : I = Ekonomi II = Lingkungan III = Sosial Dari tabel 4 tersebut, diketahui bahwa luas pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada tahun 2012 paling tinggi adalah PT Gudang GaramTbk dan PT Kalbe Farma Tbk dengan luas pengungkapan 23 item CSR atau 29,49%, sedangkan luas pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) pada tahun 2012 paling rendah adalah PT Martina Berto Tbk dengan luas pengungkapan 2 item CSR atau 2,56%.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
10
2.
Variabel Profitabilitas Profitabiliatas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Return on Assets (ROA). Berdasarkan perhitungan, dapat disajikan mengenai Return on Assets (ROA) pada tahun 2011 sebagai berikut: Tabel 3 Return on Assets (ROA) Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nama PT. Indofood CBP Sukses Makmur PT Indofood Sukses Makmur PT Prashida Aneka Niaga PT Nipon Indosari Corporindo PT Gudang Garam PT Handjaya Mandala Sampoerna PT Bentoel International Investama PT Darya Varia Laboratoria PT Kimia Farma (Persero) PT Kalbe Farma PT Pyridam Farma PT Tempo Scan Pasific PT Martina Berto PT Mandom Indonesia PT Unilever Indonesia
ROA 14,50% 9,70% 11,00% 20,18% 12,68% 41,70% 10,00% 13,00% 9,57% 17,91% 4,38% 13,32% 7,78% 12,38% 53,10%
Dari tabel 5 tersebut, diketahui bahwa Return on Assets (ROA) pada tahun 2011 paling tinggi adalah PT Unilever Indonesia Tbk sebesar 53,10%, sedangkan Return on Assets (ROA) pada tahun 2011 paling rendah adalah PT Martina Berto Tbk sebesar 7,87%. Berdasarkan perhitungan, dapat disajikan mengenai Return on Assets (ROA) pada tahun 2012 sebagai berikut: Tabel 4 Return on Assets (ROA) Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Nama PT Akasha Wira International PT Tiga Pilar Sejahtera Food PT Delta Djakarta PT. Indofood CBP Sukses Makmur PT Indofood Sukses Makmur PT Mayora Indah PT Prashida Aneka Niaga PT Nipon Indosari Corporindo PT Sekar Bumi PT Sekar Laut PT Gudang Garam PT Handjaya Mandala Sampoerna
ROA 6,56% 5,50% 27,92% 12,50% 8,50% 9,00% 10,00% 12,38% 74,07% 3,20% 9,80% 37,90%
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
PT Bentoel International Investama PT Kimia Farma (Persero) PT Kalbe Farma PT Merck PT Pyridam Farma PT Merck Sharp Dohme Pharma PT Tempo Scan Pasific PT Martina Berto PT Mandom Indonesia PT Unilever Indonesia PT Kedawung Setia Industrial PT Langgeng Makmur Industry
11 -2,90% 9,88% 18,41% 18,93% 3,91% -3,00% 13,55% 7,46% 11,92% 54,20% 6,46% 0,30%
Dari tabel 6 tersebut, diketahui bahwa Return on Assets (ROA) pada tahun 2012 paling tinggi adalah PT Sekar Bumi Tbk sebesar 74,07%, sedangkan Return on Assets (ROA) pada tahun 2012 paling rendah adalah PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk sebesar -3,00%. 3. Variabel Nilai Perusahaan Nilai Perusahaan dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Tobin’s Q. Berdasarkan perhitungan, dapat disajikan mengenai Nilai Perusahaan pada tahun 2011 sebagai berikut: Tabel 5 Nilai Perusahaan Tahun 2011 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Nama PT. Indofood CBP Sukses Makmur PT Indofood Sukses Makmur PT Prashida Aneka Niaga PT Nipon Indosari Corporindo PT Gudang Garam PT Handjaya Mandala Sampoerna PT Bentoel International Investama PT Darya Varia Laboratoria PT Kimia Farma (Persero) PT Kalbe Farma PT Pyridam Farma PT Tempo Scan Pasific PT Mandom Indonesia PT Unilever Indonesia
Nilai Perusahaan 2 1 2 5 3 9 2 2 1 4 1 3 3 14
Dari tabel 7 tersebut, diketahui bahwa Nilai Perusahaan pada tahun 2011 paling tinggi adalah PT Unilever Indonesia Tbk sebesar 14, sedangkan Nilai Perusahaan pada tahun 2011 paling rendah adalah PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Kimia Farma (Persero) Tbk, dan PT Pyridam Farma Tbk sebesar 1. Berdasarkan perhitungan, dapat disajikan mengenai Nilai Perusahaan pada tahun 2012 sebagai berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
12
Tabel 6 Nilai Perusahaan Tahun 2012 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 21 22 23 24
Nama PT Akasha Wira International PT Tiga Pilar Sejahtera Food PT Delta Djakarta PT. Indofood CBP Sukses Makmur PT Indofood Sukses Makmur PT Mayora Indah PT Prashida Aneka Niaga PT Nipon Indosari Corporindo PT Sekar Bumi PT Sekar Laut PT Gudang Garam PT Handjaya Mandala Sampoerna PT Bentoel International Investama PT Kimia Farma (Persero) PT Kalbe Farma PT Merck PT Pyridam Farma PT Merck Sharp Dohme Pharma PT Tempo Scan Pasific PT Mandom Indonesia PT Unilever Indonesia PT Kedawung Setia Industrial PT Langgeng Makmur Industry
Nilai Perusahaan 1 10 6 3 1 2 1 6 2 1 3 10 1 2 6 6 1 1 4 4 14 1 1
Dari tabel 8 tersebut, diketahui bahwa Nilai Perusahaan pada tahun 2012 paling tinggi adalah PT Unilever Indonesia Tbk sebesar 14, sedangkan Nilai Perusahaan pada tahun 2012 paling rendah adalah PT Akasha Wira International Tbk, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Prashida Aneka Niaga Tbk, PT Sekar Laut Tbk, PT Bentoel International Investama Tbk, PT Pyridam Farma Tbk, PT Merck Sharp Dohme Pharma Tbk, PT Kedawung Setia Industrial Tbk, dan PT Langgeng Makmur Industry Tbk sebesar 1. Uji Asumsi Klasik 1. Uji Heteroskedastisitas. Bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varian residual dari pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Jika varians dari pengamatan yang satu ke pengamatan yang lain tetap, maka ini disebut Homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi Heteroskedastisitas. Dasar analisis dalam Uji Heteroskedastisitas ini adalah sebagai berikut: a) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
13
b) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas. 2. Uji Normalitas. Digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Modal regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal (Santoso, 2002:212). Uji normalitas yang digunakan adalah Uji Kolmogorof-Smirnof dengan menggunakan nilai p = 0,05. Ketentuan dalam Uji Kolmogorof-Smirnof adalah sebagai berikut: a) Jika nilai p > 0,05, maka data berdistribusi normal b) Jika nilai p < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal Karena ada data yang tidak normal dalam penelitian ini sehingga perlu dilakukan outlier untuk mengeliminasi data yang tidak normal. Outlier dilakukan dengan cara melakukan diskriminasi pada data variabel dengan menghitung z-score. Selanjutnya data yang mengandung outlier dikeluarkan yaitu z-score sebesar < -3 atau > +3. Outlier dilakukan secara berulang sampai benar-benar tidak ada data yang tidak normal. 3. Uji Autokorelasi. Uji autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui apakah dalam model regresi linear yang terbentuk ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka diidentifikasi terjadi masalah Autokorelasi. Regresi yang baik adalah regresi yang tidak terjadi Autokorelasi di dalamnya. Untuk mendeteksi autokorelasi dapat dilakukan dengan uji Durbin Watson (DW) dengan ketentuan sebagai berikut: a) Jika d < dL maka terdapat autokorelasi, b) Jika d > dU maka tidak terdapat autokorelasi, c) Jika dL < d < dU maka pengujian tidak dapat disimpulkan. 4. Uji Multikolinearitas. Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk mengidentifikasi hubungan antar variabel independen (bebas). Regresi yang baik adalah regresi yang variabel bebasnya tidak memiliki hubungan yang erat atau dengan kata lain tidak terjadi multikolinearitas antar variabel independennya. Karena model 1 adalah regresi linear sederhana sehingga tidak perlu dilakukan uji multikolinearitas pada model 1, sedangkan model 2 adalah regresi linear berganda sehingga dapat diteliti apakah terdapat hubungan yang erat antar variabel bebasnya. Ketentuan dalam pengujian ini adalah: a) Jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka terdapat korelasi yang terlalu besar di antara salah satu variabel bebas dengan variabel-variabel bebas yang lain (terjadi multikolinearitas). b) Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas. Uji Hipotesis Pengujian hipotesis 1 Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan Program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 7 Koefisien Regresi pada Model 1 Coefficients Unstandardized Standardized Collinearity Coefficients Coefficients Statistics Beta VIF Model B Std. Error t Sig. Tolerance 1
(Constant) X1
a. Dependent Variabel: Y
,839 14,537
,681 3,845
,538
1,232 ,226 3,780 ,001
1,000 1,000
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
14
Tabel 7 menunjukkan model regresi yang dapat menjelaskan ada atau tidaknya pengaruh antara variabel bebas Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan serta dapat menginformasikan besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Dari tabel, diperoleh model regresi linier sebagai berikut: Y = 0,839 + 14,537 X1 Berdasarkan model regresi tersebut dapat dijelaskan bahwa: (a) Nilai konstanta sebesar 0,839 menunjukkan bahwa jika tanpa adanya pengaruh dari variabel bebas Corporate Social Responsibility, maka Nilai Perusahaan akan konstan sebesar 0,839. (b) Nilai koefisien regresi sebesar 14,537 menunjukkan bahwa jika variabel bebas Corporate Social Responsibility meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan Nilai Perusahaansebesar 14,537 satuan. Uji t digunakan untuk mengetahui apakah model regresi telah signifikan untuk digunakan mengukur pengaruh variabel bebas Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan. Prosedur pengujian dilakukan melalui uji t dengan membandingkan tingkat signifikansi dari nilai t dengan nilai α sebesar 0,05. Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa terdapat nilai signifikansi sebesar 0,001. Karena nilai sig 0,001 < 0,05 maka H0 ditolak dan Ha diterima, sehingga dapat diambil simpulan bahwa variabel bebas Corporate Social Responsibility berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Tabel 8 Koefisien Determinasi Model 1 Model Summaryb Model 1
Adjusted
Std. Error of
Durbin-W
R
R square
R Square
the Estimate
atson
,538a
,290
,270
2,252
2,319
a. Predictors: (Constant), X1 b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel 8 di atas diketahui bahwa koefisien determinasi (R2) atau R Square adalah sebesar 0,290 atau 29%, ini berarti bahwa Corporate Social Responsibility mempunyai kontribusi terhadap perubahan Nilai Perusahaansebesar 29%, sedangkan sisanya sebesar 71% dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi < 0,05. Hasil penelitian ini berarti mendukung hipotesis yang diajukan yaitu “Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.” Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Nurlela dan Islahuddin (2008) yang menyatakan bahwa dengan adanya praktik CSR yang baik, nilai perusahaan akan dinilai dengan baik oleh investor. Adanya pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan ini menunjukkan bahwa program-program Corporate Social Responsibility yang telah dilakukan perusahaan memberikan arti yang sangat besar bagi perusahaan. Nilai Perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable) apabila perusahaan memperhatikan dimensi ekonomi, sosial dan lingkungan hidup karena keberlanjutan merupakan keseimbangan antara kepentingan-kepentingan ekonomi, lingkungan dan masyarakat. Dimensi tersebut terdapat di dalam penerapan Corporate Social Responsibility yang dilakukan perusahaan sebagai bentuk pertanggungjawaban dan kepedulian terhadap lingkungan di sekitar perusahaan. Pengujian hipotesis 2 Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan Program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
15
Tabel 9 Koefisien Regresi pada Model 2 Coefficients Standardized
Unstandardized Coefficients Model 1
B
(Constant) X1 X2 X1*X2
Coefficients
Std. Error
Beta
t
Sig.
,376 1,925 3,174 27,677
,419 ,641 -,159
-,309 3,875 5,535 -1,498
,760 ,001 ,000 ,146
-,116 7,459 17,568 - 41,452
Collinearity Statistics Tolerance VIF ,819 ,714 ,853
1,221 1,401 1,173
a. Dependent Variabel: Y
Tabel 9 menunjukkan model regresi yang dapat menjelaskan ada atau tidaknya pengaruh antara Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan dan apakah variabel Profitabilitas memoderasi pengaruh antara Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan. Dari tabel, diperoleh model regresi linier sebagai berikut: Y = -0,116 + 7,459 X1+ 17,568 X2 - 41,452 X3 Berdasarkan model regresi di atas dapat dijelaskan bahwa: (a) Nilai konstanta sebesar -0,116 menunjukkan bahwa jika tanpa adanya pengaruh dari variabel Corporate Social Responsibility dan Profitabilitas, maka Nilai Perusahaan akan konstan sebesar -0,116. (b) Nilai koefisien regresi sebesar 7,459 menunjukkan bahwa jika variabel bebas Corporate Social Responsibility meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan Nilai Perusahaansebesar 7,459 satuan, dengan asumsi variabel Profitabilitas konstan. (c) Nilai koefisien regresi sebesar 17,568 menunjukkan bahwa jika variabel bebas Profitabilitas meningkat 1 satuan maka akan meningkatkan Nilai Perusahaansebesar 17,568 satuan, dengan asumsi variabel Corporate Social Responsibility konstan. Berdasarkan tabel 9 dapat diketahui pengaruh parsial variabel moderasi terhadap variabel bebas sebagai berikut, Pengaruh Moderasi profitabilitas terhadap Pengaruh antara Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan terdapat nilai signifikansi sebesar 0,146. Karena nilai sig 0,146 > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak, sehingga dapat diambil simpulan bahwa variabel Profitabilitas tidak memoderasi pengaruh antara variabel bebas Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan Program SPSS diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 10 Koefisien Determinasi Model 2 Model Summaryb Model 1
Adjusted
Std. Error of
Durbin-W
R
R square
R Square
the Estimate
atson
,861a
,742
,713
,917
2,009
a. Predictors: (Constant), X1*X2,X1,X2 b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel 10 di atas diketahui bahwa koefisien determinasi berganda (R2) atau R Square adalah sebesar 0,742 atau 74,2%, ini berarti bahwa Corporate Social Responsibility dan Profitabilitas mempunyai kontribusi terhadap perubahan Nilai Perusahaan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
16
sebesar 74,2%, sedangkan sisanya sebesar 25,8% dipengaruhi faktor lain di luar penelitian ini. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan Program SPSS diperoleh hal sebagai berikut: Tabel 11 Uji F pada Model 2 ANOVAb Sum of 1
Model
Squares
df
Mean Square
F
Sig.
Regression Residual Total
65,234 22,701 87,935
3 27 30
21,745 ,841
25,862
,000a
a. Predictors: (Constant), X1*X2,X1,X2 b. Dependent Variable: Y
Berdasarkan tabel 11 diketahui bahwa terdapat nilai signifikansi sebesar 0,000. Karena nilai sig 0,000 < 0,05 maka H0 ditolak dan Haditerima, sehingga dapat diambil simpulan bahwa variabel bebas Corporate Social Responsibility dan Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap Nilai Perusahaan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Profitabilitas tidak memoderasi hubungan antara Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan, yang berarti bahwa Corporate Social Responsibility tidak akan meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas perusahaan tinggi, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi > 0,05. Hasil penelitian ini berarti tidak mendukung hipotesis yang diajukan yaitu “Profitabilitas akan memperkuat Corporate Social Responsibility dan Nilai perusahaan pada saat naik”. Dengan kata lain Corporate Social Responsibility tidak dapat meningkatkan Nilai Perusahaan pada saat profitabilitas perusahaan tinggi, dan sebaliknya Corporate Social Responsibility tidak dapat menurunkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas perusahaan rendah. Tidak berpengaruhnya profitabilitas di dalam hubungan antara Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan antara lain di sebabkan oleh banyak perusahaan manufaktur di tahun 2012 yang tergolong perusahaan ekonomis, seperti yang dijelaskan oleh Suharto (2007). Perusahaan ekonomis yaitu perusahaan yang memiliki keuntungan tinggi, namun anggaran Corporate Social Responsibility nya rendah. Jadi, sebesar apapun tingkat profitabilitas perusahaan tidak dapat mempengaruhi hubungan antara Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan karena sebagian besar perusahaan manufaktur di tahun 2012 tergolong ke dalam perusahaan ekonomis. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil beberapa simpulan yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan, yaitu: (1) Terdapat pengaruh positif yang signifikan antara Corporate Social Responsibility terhadap Nilai Perusahaan, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi < 0,05. Hasil penelitian ini berarti mendukung hipotesis yang diajukan yaitu “Corporate Social Responsibility berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.” (2) Profitabilitas tidak dapat memoderasi pengaruh antara Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan, yang berarti bahwa Corporate Social Responsibility tidak akan meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas perusahaan tinggi, hal ini dibuktikan dengan nilai signifikansi > 0,05. Hasil penelitian ini berarti tidak mendukung
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
17
hipotesis yang diajukan yaitu “Profitabilitas akan memperkuat Corporate Social Responsibility dan Nilai Perusahaan pada saat naik.” Saran Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan yang telah diambil maka saran-saran yang dapat diajukan yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Perusahaanperusahaan di Bursa Efek Indonesia sebaiknya terus melakukan program-program CSR, karena akan dapat meningkatkan nilai perusahaan. (2) Perusahaan-perusahaan di Bursa Efek Indonesia sebaiknya memperhatikan tingkat profitabilitas dalam upaya penyelenggaraan program-program CSR yang dilakukan perusahaan, karena profitabilitas dapat memoderasi pengaruh antara Corporate Social Responsibility dan nilai perusahaan. (3) Untuk mendukung hasil penelitian ini disarankan kepada peneliti-peneliti selanjutnya untuk melakukan penelitian serupa dengan menambahkan variabel-variabel lain agar hasil penelitian dapat lebih lengkap. (4) Peneliti selanjutnya agar menambah jumlah sampel yang lebih banyak dari pada penelitian ini. Keterbatasan Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini: (1) Penelitian ini hanya terbatas pada perusahaan manufaktur sektor industri barang konsumsi, sehingga hasilnya kurang bisa digeneralisai untuk seluruh perusahaan yang ada di Bursa Efek Indonesia. (2) Penelitian ini hanya menggunakan jangka waktu penelitian selama 2 tahun, sehingga data yang diambil kemungkinan kurang mencermikan kondisi perusahaan. (3) Dalam penelitian ini hanya digunakan satu variabel independen yaitu pengungkapan corporate social responsibility DAFTAR PUSTAKA Anggraini, Fr. R.R. 2006. Pengungkapan Informasi Sosial dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan Informasi Sosial dalam Laporan Keuangan Tahunan (Studi Empiris pada Perusahaan-Perusahaan yang terdaftar Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasional Akuntansi IX. Padang, 23-26 Agustus. Bringham, E and L. Gapensi. 1996. Intermediate Financial Management, 5th ed. The Dryden Harcourd Brace Collage Publishers. USA. Dahlil, L. dan V. S. Siregar. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia pada Tahun 2005 dan 2006). Simposium Nasional Akuntasi XI. Pontianak. Ghozali, I. 2013. Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi Ke 7. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. _________ dan A. Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Gujarati, N. G. 2004. Basics Econometrics. Fourth Edition. Harper & Row Publisher, Inc. New York. Harahap, S. S. 2001. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Cetakan Kedua. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Husnan, S. 1995. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan Keputusan Jangka Pendek .BadanPenerbit UGM. Yogyakarta. Kasmir. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Grafindo Persada. Jakarta. Muid, D. 2011. Pengaruh Corporate social Responsibility Terhadap Stock Return (Studi Empiris Perusahaan yang Terdaftar di BEI Tahun 2008-2009). Fokus Ekonomi Volume 6 (1): 105-121 Nurlela, R. dan Islahudin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen sebagai Variabel
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 10 (2014)
18
Moderating (Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Simposium Nasioanl Akuntansi XI. Ramadhani, L. R. dan B. Hadiprajitno. 2012. Pengaruh Corporate Cocial Responsibility terhadap Nilai perusahaan dengan Prosentase Kepemilikan Manajemen Sebagai Variabel Moderating pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI. Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 8 (2): 95-189 Santoso, S. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Parametik. PT. Elex Media Komputindo. Jakarta. Sugiarto, dkk. 2001. Teknik Sampling. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Suharto, E. 2007. Corporate Social Responsibility: What is and Benefit for Corporate. http://www.policy.hu/suharto. www.globalreporting.org www.hukumonline.com www.idx.co.id www.wordpress.com
●●●