PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE DAN KEPEMILIKAN KELUARGA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2010-2011) Cindy Febhiant Dyah Setyaningrum Universitas Indonesia Abstract The purpose of this study is to examine the effect of corporate governance and family ownership on firm value. The effectiveness of board commissioner and audit committee is used to measure corporate governance mechanism. The samples used in this research are 85 manufacturing firms listed on Indonesian Stock Exchange from 2010-2011. After conducting test using Ordinary Least Square, the result shows that audit committee effectiveness has positive effect on firm value, while board commissioner and family ownership have no effect on firm value. Keywords : corporate governance, effectiveness of board commissioner, audit committee, family ownership, firm value 1. Pendahuluan Salah satu tujuan perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan (Salvatore, 2005). Semakin tingginya nilai perusahaan diharapkan akan semakin meningkatkan kemakmuran para pemegang saham. Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan inilah dapat terjadi agency problem. Menurut Berle dan Means (1932) agency problem terjadi karena adanya kepentingan yang tidak sejalan antara pemilik perusahaan (principal) dan manajer atau pengelola perusahaan (agent). Corporate governance adalah suatu mekanisme dalam mengurangi terjadinya agency problem dimana dengan adanya corporate governance diharapkan dapat meningkatkan pemantauan terhadap tindakan manajemen yang bersifat oportunistik sehingga dapat mengurangi risiko informasi yang seharusnya diketahui oleh pemegang saham (Rebecca, 2012). Black et al (2006) menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif antara corporate governance dan kinerja perusahaan. Selain itu, Silveira dan Barros (2006) pada 154 perusahaan di Brazil yang terdaftar di pasar modal pada
Pengaruh corporate ..., Cindy Febhiant, FE UI, 2013
tahun 2002, menunjukan terdapat hubungan yang positif antara corporate governance dan nilai perusahaan. Isnanta (2008) juga menjelaskan bahwa terdapat hubungan yang positif antara corporate governance dan ROA perusahaan. Lalu Susanti (2010) juga menunjukkan adanya hubungan yang positif antara corporate governance terhadap nilai perusahaan. . Berkembangnya peraturan mengenai corporate governance di Indonesia, seperti Peraturan Pencatatan Efek Nomor 1A butir C tentang Pembentukan Komisaris Independen, Komite audit, dan Sekretaris Perusahaan tertanggal 30 Juni 2001 yang diubah menjadi Kep-339/BRJ/07-2001 mewajibkan perusahaan tercatat untuk
memiliki komisaris independen, komite audit, dan sekretaris
perusahaan. Untuk membedakan dengan penelitian terdahulu, pengukuran good corporate governance dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan checklist efektivitas dewan komisaris dan komite audit yang disusun oleh Hermawan (2009). Selain corporate governance, salah satu mekanisme yang dapat mempengaruhi agency problem adalah struktur kepemilikan. Menurut Claessens, Djankov, dan Lang (1999) dua pertiga perusahaan di Asia dikontrol oleh keluarga. Di Indonesia sendiri, menurut Djatmiko (2011) terdapat lebih dari 90 persen populasi perusahaan didominasi oleh keluarga. Agency problem pada perusahaan dengan struktur kepemilikan keluarga lebih sedikit karena hanya ada sedikit konflik antara agen dan prinsipal. Dimana dalam Berle dan Means (1932) dikatakan bahwa perusahaan dengan struktur kepemilikan terkonsentrasi akan semakin lebih meningkatkan monitoring terhadap manajemen sehingga agency problem semakin dapat diatasi. Menurut Shleiver, Vishny (1997) dan Maug (1998) anggota keluarga memiliki komitmen yang lebih tinggi pada perusahaannya karena mereka ingin mempertahankan perusahaan agar dapat diwariskan kepada generasi berikutnya. Selain itu, Barontini dan Caprio (2005) menyatakan bahwa kontrol keluarga memiliki pengaruh yang positif terhadap nilai dan kinerja operasi perusahaan. Jensen dan Meckling ( 1976) juga menyatakan dengan adanya kepemilikan yang besar oleh manajer akan semakin meningkatkan kinerja perusahaan karena terdapat tujuan yang sejalan antara manajer dengan pemegang saham serta konflik
Pengaruh corporate ..., Cindy Febhiant, FE UI, 2013
yang terjadi antara manajer dan pemegang saham mayoritas pun berkurang karena manajer turut memiliki investasi dalam perusahaan. Villangola dan Amit (2005) juga menyebutkan bahwa kepemilikan keluarga dapat mengurangi terjadinya agency problem antara pemegang saham mayoritas dan manajer. Hal ini disebabkan karena dengan semakin besarnya kepemilikan saham oleh para pemegang saham menyebabkan mereka semakin mempertinggi kontrol atas setiap tindakan manajemen. 2. Pengembangan Hipotesis Salah satu penerapan good corporate governance yang dapat digunakan untuk mengurangi masalah agensi adalah melakukan pembentukan dewan komisaris untuk memonitor setiap tindakan oportunistik manajer, dimana dewan komisaris dianggap sebagai salah satu organ penting dalam melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen. Dalam Hermawan (2009) efektivitas dewan komisaris dapat dilihat dari independensi, aktivitas, jumlah anggota, dan kompetensi anggotanya. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Black et al. (2006), Silveira dan Barros (2006), Mulyati (2010) dan Susanti (2010) membuktikan bahwa pengukuran corporate governance yang salah satunya diproksikan dengan dewan komisaris memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Selain itu, Roma (2012) melakukan penelitian untuk melihat pengaruh kompetensi dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, dan intensitas rapat dewan komisaris terhadap nilai perusahaan yang diukur dengan Tobins’Q. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi dewan komisaris dapat meningkatkan nilai perusahaan. Sedangkan proporsi dewan komisaris independen dan intensitas rapat dewan komisaris tidak meningkatkan nilai perusahaan. Hipotesis H1 adalah: H1: Efektivitas dewan komisaris berpengaruh
positif terhadap nilai
perusahaan. Selain dewan komisaris, komite audit memiliki peranan penting dalam pelaksanaan good corporate governance. Penerapan good corporate governance diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan (Surya dan Yustiavandana, 2006). Menurut Zarkasyi (2008) komite audit bertugas membantu komisaris dalam memastikan efektifitas sistem pengendalian internal, pelaksanaan tugas
Pengaruh corporate ..., Cindy Febhiant, FE UI, 2013
auditor eksternal dan auditor internal. Penelitian Lee (2007) menyatakan bahwa komite audit memberikan pengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s q. Selain itu, telah terdapat beberapa penelitian di Indonesia yang menyatakan bahwa keberadaan komite audit berpengaruh positif pada nilai perusahaan yaitu penelitian yang dilakukan oleh Isnanta (2008) dan Siallagan dan Machfoedz (2006). Hipotesis 2 adalah: H2: Efektivitas komite audit berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Jensen dan Meckling (1976) menyatakan bahwa dengan adanya kepemilikan yang besar oleh manajer akan semakin meningkatkan kinerja perusahaan karena terdapat tujuan yang sejalan antara manajer dengan pemegang saham serta konflik yang terjadi antara manajer dan pemegang saham mayoritas pun berkurang karena manajer turut memiliki investasi dalam perusahaan. Sedangkan, dalam Villangola dan Amit (2005) dijelaskan bahwa kepemilikan keluarga dapat mengurangi terjadinya agency problem antara pemegang saham mayoritas dan manajer. Hal ini disebabkan karena dengan semakin besarnya kepemilikan saham oleh para pemegang saham menyebabkan mereka semakin mempertinggi kontrol atas setiap tindakan manajemen. Selain itu, King dan Santor (2007) juga menemukan bahwa manajer yang memiliki investasi dengan kepemilikan yang besar dalam suatu perusahaan akan semakin meningkatkan kinerja perusahaan. Selanjutnya, seperti yang telah disebutkan dalam Stein (1989) dan James (1998) perusahaan keluarga biasanya melihat investasi dalam jangka panjang sehingga mengharuskan mereka membuat keputusan-keputusan investasi yang terbaik bagi perusahaan. Sehingga, hal ini menyebabkan kepemilikan keluarga memiliki pengaruh positif signifikan terhadap nilai perusahaan. Hipotesis 3 adalah: H3: Kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Indonesia merupakan salah satu negara yang struktur kepemilikannya adalah terkonsentrasi. Konsentrasi kepemilikan yang tinggi di negara-negara berkembang seperti Indonesia dianggap sebagai salah satu mekanisme perlindungan investor terhadap lemahnya perlindungan hukum (Yanuar, 2011). Dimana dengan besarnya kepemilikan yang dimiliki pemegang saham membuat
Pengaruh corporate ..., Cindy Febhiant, FE UI, 2013
mereka secara insentif melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen untuk memastikan bahwa manajer telah melakukan kinerjanya sesuai dengan tujuan perusahaan dan kepentingan pemegang saham. Untuk melakukan monitoring terhadap manajer diperlukan adanya struktur dewan yang independen dalam perusahaan. Dalam Yeh dan Woitdke (2005) dijelaskan bahwa struktur dewan merupakan indikator terhadap keinginan controlling shareholders untuk menerapkan corporate governance yang baik. Selain itu, dengan adanya dewan independen seperti dewan komisaris diharapkan mampu untuk mengurangi entrenchment effect yang timbul karena keinginan manajer untuk melakukan tindakan-tindakan yang diluar tujuan perusahaan. Brick Chidambaran (2010),
Handayani (2010) dan Yanuar (2011)
menunjukkan bahwa keberadaan dewan komisaris dibutuhkan dalam melakukan monitoring terhadap manajemen demi tercapainya tujuan pemegang saham. Sehingga, corporate governance yang diproksikan dengan efektivitas dewan komisaris dalam kepemilikan keluarga diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hipotesis 4 adalah: H4: Efektivitas dewan komisaris dalam perusahaan dengan struktur kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Selain dewan komisaris, keberadaan komite audit juga merupakan salah satu perangkat penting dalam penerapan good corporate covernance. Dalam Yanuar (2011) disebutkan bahwa perusahaan yang terkonsentrasi biasanya menerapkan corporate governance yang baik karena pemegang saham kendali telah menanamkan banyak modal dan menginginkan tingkat pengembalian yang tinggi sesuai dengan investasinya. Karena dengan adanya kepemilikan yang tinggi oleh pemegang saham, mereka akan meningkatkan pengawasan terhadap manajemen yang mungkin tidak bekerja sejalan dengan tujuan perusahaan. Lee (2007), Isnanta (2008) dan Siallagan dan Machfoedz (2006) dimana corporate governance yang diproksikan dengan efektivitas komite audit diharapkan dapat meningkatkan nilai perusahaan, maka diharapkan keberadaan komite audit dalam struktur kepemilikan keluarga juga mampu untuk meningkatkan nilai perusahaan. Hipotesis H5 adalah:
Pengaruh corporate ..., Cindy Febhiant, FE UI, 2013
H5: Efektivitas komite audit dalam perusahaan dengan struktur kepemilikan keluarga berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. 3. Metode Penelitian 3.1 Pemilihan Sampel Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2011. Tabel 3.1 Seleksi sampel No
Keterangan
Jumlah
1
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
126
2
Laporan tahunan dan laporan keuangan yang tidak berhasil diperoleh
(23)
3
Perusahaan yang menggunakan mata uang asing selain rupiah
(9)
4
Data outlier (nilainya sangat berbeda dengan data yang lain)
(9)
Jumlah sampel penelitian
85
Sehingga jumlah sampel penelitian yang digunakan untuk 2 tahun bertutut-turut (tahun 2010-2011) adalah 170 perusahaan manufaktur. 3.2 Model Penelitian Tobini= α + β1Dekomi + β2Komaudi + β3FOi+ β4Dekomi*FOi + β5Komaudi*FOi+ β6Sizei+ β7Levi + ε Penjelasan untuk setiap variabel adalah sebagai berikut: Tobini
= Nilai Perusahaan
Α
= Konstanta
β1 – β7
= Koefisien Regresi
Dekom
= Dewan Komisaris
Komaud
= Komite Audit
FO
= Family Ownership
Lev
= Leverage
Size
= Ukuran Perusahaan
Ε
= Error
3.3 Operasionalisasi Variabel 3.3.1 Variabel Dependen • Tobin’s q
Pengaruh corporate ..., Cindy Febhiant, FE UI, 2013
Tobin’s q dalam Lee (2007) dirumuskan sebagai berikut: Q=
MVE+D TA
Q
=
MVE =
Nilai perusahaan Nilai pasar ekuitas (Market Value Equity) diperoleh dari hasil perkalian harga saham penutupan akhir tahun (closing price) dengan jumlah saham yang beredar pada akhir tahun
D
=
Nilai buku dari total hutang
TA
=
Nilai buku dari total assets
3.3.2 Variabel Independen 1. Efektivitas dewan komisaris Efektivitas dewan komisaris diukur menggunakan checklist efektivitas dewan komisaris (Hermawan, 2009). Dalam cheklist ini, efektivitas dewan komisaris dapat lihat dari 4 karakteristik yaitu independensi, aktivitas yang dilakukan, jumlah anggota, serta keahlian dan kompetensi anggota. 2. Efektivitas komite audit Efektivitas komite audit diukur menggunakan checklist efektivitas dewan komisaris (Hermawan, 2009). Dalam cheklist ini, efektivitas dewan komisaris dapat lihat dari 3 karakteristik yaitu aktivitas yang dilakukan, jumlah anggota, serta keahlian dan kompetensi anggota. 3. Kepemilikan keluarga Definisi kepemilikan keluarga menurut Arifin (2003) adalah keseluruhan individu dan perusahaan yang kepemilikannya tercatat (kepemilikan > 5% wajib dicatat) kecuali perusahaan publik, negara, institusi keuangan (lembaga investasi, reksa dana, asuransi, dana pensiun, bank, dan koperasi) dan publik (individu yang kepemilikannya tidak wajib tercatat atau <5%). 3.3.3 Variabel Kontrol 1. Leverage Leverage merupakan rasio total debt terhadap total asset. 2. Ukuran Perusahaan (Size)
Pengaruh corporate ..., Cindy Febhiant, FE UI, 2013
Ukuran perusahaan dapat diklasifikasikan besar atau kecil berdasar besarnya aset suatu perusahaan. 4. Analisis dan Pembahasan 4.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif penelitian dapat dilihat pada tabel 4.1. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Tobin
Dekom
Komaud
FO
Size
Lev
Mean
1,224355
0,692597
0,675223
0,621916
27,89920
0,274923
Min
0,038386
0,450980
0,333333
0,000000
23,08289
0,000000
Max
6,417777
0,941176
1,000000
0,998600
32,66486
2,830842
Std.dev
1,066944
0,085664
0,117997
0,254072
1,591074
0,408911
Skewn.
1,886272
0,123921
-0,050296
-1,017941
0,162201
3,480788
170
170
170
170
170
N
170
Nilai perusahaan yang diproksikan dengan Tobin’s q menunjukkan nilai rata-rata sebesar 1,22 dimana hasil ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan perusahaan dianggap telah memiliki kinerja dan prospek pertumbuhan yang baik. Dengan rata-rata nilai Tobin’s q diatas 1 ini pula perusahaan dapat dianggap memiliki hasil pengembalian investasi yang tinggi untuk menarik minat investor dalam berinvestasi di sebuah perusahaan. PT Pan Brothers Tex Tbk merupakan perusahaan dengan nilai Tobin’s q minimum yaitu sebesar 0,04 dan PT Pyridam Farma Tbk merupakan perusahaan dengan nilai Tobin’s q maksimum yaitu sebesar 6,42. Dengan variatif nilai yang ditunjukkan dari nilai minimum sebesar 0,04 dan maksimum 6,42 menjelaskan bahwa terdapat perusahaan yang telah memiliki kinerja yang sangat baik namun masih ada pula yang buruk. Untuk variabel independen yang pertama yaitu efektivitas dewan komisaris, memiliki standar deviasi sebesar 0,09 dan nilai rata-rata sebesar 0,69. Nilai rata-rata ini telah menunjukkan bahwa secara keseluruhan perusahaan telah memiliki dewan komisaris yang efektif. Dimana dalam penelitian ini, efektivitas dewan komisaris dapat dilihat dari segi independensi, aktivitas, jumlah, serta keahlian dan kompetensi yang dimiliki. Nilai minimumnya adalah sebesar 0,45 dan maksimumnya 0,94.
Pengaruh corporate ..., Cindy Febhiant, FE UI, 2013
Untuk hasil deksriptif variabel independen yang kedua, yaitu efektivitas komite audit, nilai rata-rata komite audit pada seluruh perusahaan, telah menunjukkan nilai yang cukup baik yaitu sebesar 0,68 meskipun masih harus perlu dilakukan peningkatan secara terus menerus. Nilai minimum sebesar 0,33 dan nilai maksimum sebesar 1 menunjukkan bahwa masih terdapat kesenjangan efektivitas komite audit yang cukup jauh antara satu perusahaan dengan perusahaan yang lain. Dimana hampir sama dengan dewan komisaris, efektivitas komite audit diukur dengan melihat independensi, aktivitas, serta keahlian dan kompetensi. Untuk variabel independen selanjutnya yaitu kepemilikan keluarga. Proksi kepemilikan keluarga dilakukan dengan menghitung persentase kepemilikan saham keluarga dalam sebuah perusahaan. Nilai rata-rata kepemilikan keluarga dalam keseluruhan perusahaan yang diteliti adalah sebesar 0.62 menunjukkan bahwa mayoritas perusahaan-perusaan manufaktur yang menjadi objek penelitian ini didominasi oleh kepemilikan keluarga. Dengan nilai minimum kepemilikan keluarga sebesar 0 menunjukkan bahwa kepemilikan saham dalam perusahaan tidak dimiliki oleh keluarga sama sekali. Sedangkan nilai maksimum yang mencapai 1 menunjukkan bahwa hampir seluruh saham yang terdapat dalam perusahaan dimiliki oleh keluarga. Untuk analisis variabel selanjutnya adalah variabel kontrol size atau ukuran perusahaan. PT Astra International Tbk merupakan perusahaan yang memiliki nilai total asset paling tinggi yaitu sebesar Rp 112.857.000.000.000,dan PT Pyridam Farma Tbk merupakan perusahaan yang memiliki nilai total asset paling rendah yaitu sebesar Rp 118.033.602.852 ,-. Ini menunjukkan bahwa masih ada kesenjangan dalam ukuran perusahaan yang dinilai dari total asetnya. Variabel kontrol yang terakhir adalah leverage. Hasil statistik deskriptif untuk nilai rata-rata variabel ini adalah sebesar 0,27. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata perusahaan manufaktur masih menggunakan pembiayaan utang selain saham dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Nilai minimum untuk leverage adalah sebesar 0 dan nilai maksimumnya adalah sebesar 2,83. Ini menunjukkan bahwa terdapat perusahaan yang tidak memiliki utang sama sekali dalam menjalankan kegiatan operasionalnya dan terdapat perusahaan yang
Pengaruh corporate ..., Cindy Febhiant, FE UI, 2013
menggunakan tingkat utang yang sangat tinggi untuk membiayai kegiatan operasionalnya. 4.2 Pengujian Hipotesis Hasil uji regresi beserta penjelasan mengenai hipotesis penelitian dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Uji Regresi Variabel
Predicted Sign
Coefficient
t-Statistic
Prob
Dekom
+
-0,421019
-0,831494
0,33905
Komaud
+
2,147386
5,818628
0,00205**
FO
+
-0,149150
-0,930032
0,32125
Dekom*FO
+
2,380639
0,622457
0,26725
Komaud*FO
+
-1,771540
-1,244914
0,24125
Size
+
0,074444
2,908482
0,0739*
Lev
+
0,983862
10,399282
0,0000**
-2,183373
-2,952796
0,0709
C
R-Squared 0,191229 F-Statistic 5,472000 Adjusted R-Squared 0,156282 Prob (F-Statistic) 0,000012 Keterangan : Dekom= Cheklist Efektivitas Dewan Komisaris Hermawan 2009 (good=1; fair=2; poor=1); Komaud= Cheklist Efektivitas Komite Audit Hermawan 2009 (good=1; fair=2; poor=1); FO= persentase jumlah kepemilikan keluarga; Size=ukuran perusahaan (logaritma natural total asset); Lev= leverage (debt to total asset) ***Signifikansi di tingkat 1% **Signifikansi di tingkat 5% *Signifikansi di tingkat 10%
Berdasarkan tabel 4.2, dapat disimpulkan bahwa dengan α=5% ditunjukkan bahwa tingkat signifikansi variabel independen dewan komisaris adalah sebesar 0,33905.
Karena nilai tersebut >5% maka dapat disimpulkan
bahwa efektivitas dewan komisaris tidak mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan. Hasil dari penelitian ini belum sejalan dengan penelitian yang pernah
Pengaruh corporate ..., Cindy Febhiant, FE UI, 2013
dilakukan oleh Black et al (2006), Silveira dan Barros (2006), Mulyati (2010), Susanti (2010) dan Roma (2012) dimana keberadaan dewan komisaris menunjukkan pengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitian ini
dimana
efektivitas
dewan
komisaris
diukur berdasarkan
independensi, aktivitas, jumlah anggota, dan kompetensi anggotanya berdasarkan perhitungan menggunakan cheklist Hermawan (2009) menunjukkan bahwa karakteristik independensi merupakan karakteristik yang memiliki nilai paling rendah diantara karakteristik lainnya yang dapat dilihat dalam pengujian tambahan karakteristik dewan komisaris pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Karakteristik Dewan Komisaris
Mean
Independensi
Aktivitas
Ukuran
Keahlian dan Kompetensi
0,56
0,74
0,72
0,78
Ini dapat menjadi penjelasan mengapa efektivitas dewan komisaris belum memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Independensi merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan nilai perusahaan. Sedikitnya keberadaan dewan komisaris yang independen dalam perusahaan menyebabkan monitoring terhadap kinerja manajemen yang dapat bertindak oportunistik menjadi berkurang. Agency cost diperlukan untuk menghindari terjadinya kemungkinan tindakan-tindakan oportunistik ini sehingga peningkatan nilai perusahaan belum dapat dilakukan secara maksimal dengan masih minimnya keberadaan dewan komisaris independen. Penelitian ini telah menunjukkan kekonsistenan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Giri (2008) dan Purwaningtyas (2011) dimana dalam penelitian tersebut dijelaskan bahwa dewan komisaris yang diukur hanya berdasarkan independensinya tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam hipotesis kedua ini dijelaskan bahwa dengan semakin efektifnya komite audit maka akan semakin meningkat pula nilai perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dengan α=5%, tingkat signifikansi komite audit adalah sebesar 0,00205 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa efektivitas komite audit memiliki pengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh corporate ..., Cindy Febhiant, FE UI, 2013
Menurut Hermawan (2009) efektivitas komite audit dapat dilihat dari tiga karakteristik, yaitu aktivitas, jumlah anggota, dan kompetensi. Terpenuhinya ketiga karakteristik tersebut dapat menciptakan komite audit yang efektif. Tujuan komite audit yang dijelaskan dalam Keputusan Menteri Nomor: Kep-117/MMBU/2002 tentang Penerapan Praktek Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah membantu dewan komisaris atau dewan pengawas dalam memastikan efektivitas sistem pengendalian intern dan efektivitas pelaksanaan tugas auditor eksternal dan internal. Sebagai pihak yang independen, komite audit diharapkan dapat melaksanakan perannya dalam mengawasi jalannya perusahaan sebagai salah satu bentuk penerapan good corporate governance untuk dapat mengurangi agency problem. Berkurangnya agency problem dapat mengurangi agency cost sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Hasil ini telah menunjukkan kekonsistenan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lee (2007), Isnanta (2008) dan Siallagan dan Machfoedz (2006) dimana hasil penelitiannya menunjukkan bahwa efektivitas komite audit memiliki pengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Dalam hipotesis ketiga ini dijelaskan bahwa kepemilikan keluarga memiliki pengaruh yang positif terhadap nilai perusahaan. Dimana perusahaan dengan kepemilikan keluarga cenderung memiliki kinerja yang lebih unggul dibandingkan kepemilikan non-keluarga. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dengan α=5% dijelaskan bahwa kepemilikan keluarga memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,32125 sehingga dapat disimpulkan bahwa kepemilikan keluarga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil ini tidak mendukung penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Jensen dan Meckling (1976), Villangola dan Amit (2005), King dan Santor (2007), dan Stein(1989) dan James (1998) dimana dalam penelitian tersebut disebutkan bahwa kepemilikan keluarga memiliki pengaruh signifikan positif bagi nilai perusahaan. Namun, penelitian yang dilakukan oleh Muslimin (2010) di Indonesia menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian ini. Dimana hasil dari penelitian tersebut menyatakan bahwa kepemilikan keluarga tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Abdullah et al (2011) mungkin dapat menjelaskan mengapa kepemilikan keluarga tidak memberikan
Pengaruh corporate ..., Cindy Febhiant, FE UI, 2013
pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Dibandingkan kepemilikan non-keluarga, kepemilikan keluarga dapat lebih meningkatkan nilai perusahaan, namun kepemilikan keluarga tidak menciptakan nilai ketika terdapat anggota keluarga yang pasif dalam perusahaan. Sehingga, tidak adanya pengaruh yang signifikan antara kepemilikan keluarga dengan peningkatan nilai perusahaan mungkin disebabkan karena pemegang saham mayoritas dalam perusahaan keluarga tidak memberikan andil yang cukup besar dalam pengambilan keputusan perusahaan.
Kesempatan
itu
dimanfaatkan
manajemen
untuk
bertindak
oportunistik sehingga proses memaksimalkan nilai perusahaan tidak dapat dilakukan secara optimal karena agency cost yang masih perlu dikeluarkan untuk mengatasi agency problem tersebut. Penelitian ini hanya melihat pengaruh kepemilikan keluarga yang diarahkan untuk mengatasi agency problem tipe I dimana dalam agency problem tipe I masalah yang dihadapi adalah antara pemegang saham dan manajer (Jensen dan Meckling, 1976). Dalam agency problem tipe II masalah yang dihadapi biasanya adalah antara pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas. Kendali penuh yang dimiliki oleh pemegang saham mayoritas menyebabkan pemegang saham mayoritas dapat melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan pemegang saham minoritas (Shleifer dan Vishny, 1997), dimana mungkin terdapat alternatif-alternatif lain yang dapat menjelaskan mengapa kepemilikan keluarga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Hipotesis keempat ini menyatakan bahwa efektivitas dewan komisaris dalam perusahaan keluarga akan meningkatkan nilai perusahaan. Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dengan α=5% efektivitas dewan komisaris dalam perusahaan keluarga memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,26725. Hasil ini menunjukkan bahwa efektivitas dewan komisaris dalam perusahaan keluarga memiliki pengaruh yang tidak signifikan dalam peningkatan nilai perusahaan. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Brick Chidambaran (2010), Handayani (2010) dan Yanuar (2011) dimana dengan besarnya kepemilikan yang dimiliki pemegang saham membuat mereka secara insentif melakukan pengawasan terhadap kinerja manajemen untuk memastikan bahwa manajer telah melakukan kinerjanya sesuai dengan tujuan perusahaan dan
Pengaruh corporate ..., Cindy Febhiant, FE UI, 2013
kepentingan pemegang saham. Sehingga dengan keberadaan dewan komisaris, diharapkan monitoring terhadap manajer dapat dilakukan sehingga kemungkinan tindakan-tindakan oportunistik dapat dihindari. Dalam hipotesis 1 dijelaskan bahwa efektivitas dewan komisaris diukur berdasarkan independensi, aktivitas, jumlah anggota, dan kompetensi anggota. Berdasarkan perhitungan menggunakan cheklist Hermawan (2009) menunjukkan bahwa karakteristik independensi merupakan karakteristik yang memiliki nilai paling rendah diantara karakteristik lainnya. Ini dapat menjadi penjelasan mengapa efektivitas dewan komisaris dalam perusahaan keluarga juga tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Independensi merupakan salah satu faktor penting dalam meningkatkan nilai perusahaan. Dalam Yeh dan Woitdke (2005) dijelaskan bahwa struktur dewan merupakan indikator terhadap keinginan controlling shareholders untuk menerapkan corporate governance yang baik. Terpenuhinya semua karakteristik-karakteristik efektivitas dewan komisaris sangat dibutuhkan terutama dalam kepemilikan yang terkonsentrasi seperti mayoritas perusahaan-perusahaan di Indonesia dengan struktur kepemilikan keluarga. Kualitas efektivitas dewan komisaris menjadi hal penting dalam upaya mengurangi agency cost sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan secara maksimal. Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Giri (2008) dan Purwaningtyas (2011) dimana efektivitas dewan komisaris yang salah satunya karakteristiknya dilihat dari segi independensi tidak menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Hipotesis kelima ini menyatakan bahwa efektivitas komite audit dalam perusahaan keluarga akan meningkatkan nilai perusahaan. Dengan α=5%, pengujian ini menghasilkan tingkat signifikansi sebesar 0,24125. Berdasarkan hasil yang didapat, dapat disimpulkan bahwa efektivitas komite audit dalam perusahaan keluarga belum memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Hasil dari penelitian ini belum sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lee (2007), Isnanta (2008) dan Siallagan dan Machfoedz (2006) dimana corporate governance yang diproksikan dengan efektivitas komite audit dapat meningkatkan nilai perusahaan. Di Indonesia, dengan mayoritas perusahaan-perusahaan dengan struktur kepemilikan keluarga
Pengaruh corporate ..., Cindy Febhiant, FE UI, 2013
peran komite audit sangat dibutuhkan. Komite audit dianggap sebagai organ corporate governance yang independen dalam membantu pengawasan terhadap manajemen perusahaan. Dalam Tobing (2010) dijelaskan bahwa penunjukkan komite audit di perusahaan publik, dimana mayoritas perusahaan publik di Indonesia memiliki struktur kepemilikan keluarga, sebagian besar bukan didasarkan atas kompetensi dan kapabilitas yang memadai, namun lebih didasarkan kepada kedekatan dengan dewan komisaris perusahaan, sehingga sulitnya untuk dapat bekerja secara profesional mungkin menyebabkan efektivitas komite audit dalam kepemilikan keluarga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil regresi yang didapatkan dapat dilihat bahwa variabel size memiliki tingkat signifikansi marjinal sebesar 0,0739 Dari hasil pengujian ini dapat disimpulkan bahwa ukuran perusahaan memiliki pengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Mintarsyah (2008) dan Herawaty (2009) dimana dalam penelitian tersebut ukuran perusahaan
memiliki
pengaruh
signifikan
positif
terhadap
profitabilitas
perusahaan yang diproksikan dengan ROA. Ukuran perusahaan yang dilihat dari total aset perusahaan dapat menjelaskan skala ekonomi perusahaan tersebut. Sehingga dengan ukuran perusahaan yang semakin besar akan mampu meningkatkan efisiensi dan kinerja keuangan perusahaan. Lalu berdasar hasil regresi untuk variabel kontrol yang terakhir yaitu leverage menyatakan bahwa leverage (tingkat utang) memiliki pengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan hasil regresi pada tabel 4.6 dapat dilihat bahwa tingkat signifikansi untuk variabel leverage adalah sebesar 0,0000 sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa leverage memiliki pengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Hasil dari pengujian ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan oleh Hardiyanti (2012) dimana dijelaskan bahwa leverage memiliki pengaruh signifikan positif terhadap nilai perusahaan. Perusahaan-perusahaan di Indonesia lebih banyak menggunakan utang sebagai sumber pendanaan dalam membiayai kegiatan operasionalnya. Dimana utang yang digunakan untuk pembiayaan kegiatan operasional perusahaan tersebut
Pengaruh corporate ..., Cindy Febhiant, FE UI, 2013
diharapkan menghasilkan pengembalian investasi yang tinggi sehingga akan meningkatkan nilai perusahaan di mata investor. 5.
Kesimpulan, Keterbatasan, dan Saran
5.1 Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh efektivitas dewan komisaris, komite audit, kepemilikan keluarga, efektivitas dewan komisaris dan komite audit dalam kepemilikan keluarga terhadap nilai perusahaan dimana penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Ordinary Least Square. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel efektivitas dewan komisaris tidak mempengaruhi nilai perusahaan secara signifikan. Hal ini dapat terjadi karena mungkin masih belum efektifnya peran dewan komisaris dalam meningkatkan nilai perusahaan karena syarat-syarat yang mengatur mengenai kualitas dewan komisaris belum seluruhnya terpenuhi. Namun, hasil dari penelitian ini menyebutkan bahwa komite audit telah memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini menunjukkan bahwa keberadaan komite audit telah berjalan cukup efektif dalam melakukan perannya dalam melakukan pemantauan secara efektif terhadap kinerja perusahaan sehingga mampu meningkatkan nilai perusahaan. Lalu, untuk variabel selanjutnya adalah kepemilikan keluarga. Hasil dari pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kepemilikan keluarga tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan. Ini mungkin saja terjadi, apabila perusahaan yang strukturnya kepemilikan saham terbesarnya adalah keluarga memiliki anggota yang
tidak ikut berperan aktif dalam
meningkatkan nilai perusahaan, dan bekerja hanya untuk mempertahankan eksistensi perusahaan. Selanjutnya, variabel efektivitas dewan komisaris dan komite audit dalam kepemilikan keluarga menunjukkan hasil yang sama yaitu tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai dan kinerja perusahaan. Belum terpenuhinya semua karakteristik-karakteristik dalam menciptakan dewan komisaris serta komite audit yang efektif mungkin menjadi penyebab mengapa kedua hal tersebut tidak dapat memberikan pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh corporate ..., Cindy Febhiant, FE UI, 2013
5.2 Keterbatasan dan Saran 1. Penelitian ini hanya menggunakan perusahaan dalam industri manufaktur sebagai objek yang akan diteliti. Oleh karena itu, dalam penelitian selanjutnya peneliti dapat menggunakan industri-industi lain yang tidak hanya bergerak dalam industri manufaktur sebagai objek penelitian. 2. Periode penelitian yang dilakukan terbatas hanya untuk 2 periode, sehingga hasil dari scoring belum menunjukkan perbedaan yang signifikan untuk dijadikan perbandingan efektivitas dewan komisaris, komite audit dengan tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu, dalam penelitian selanjutnya diharapkan peneliti dapat menggunakan periode waktu lebih panjang untuk lebih dapat menggambarkan informasi mengenai dewan komisaris, komite audit, kepemilikan keluarga terhadap nilai perusahaan dan dapat dijadikan bahan perbandingan yang lebih reliable dari tahun ke tahun. 3. Penilaian good corporate governance hanya terbatas pada pengukuran dengan menggunakan scoring efektivitas dewan komisaris dan komite audit saja, dimana dewan direksi dan komite-komite lain seperti komite nominasi dan remunerasi juga dapat digunakan sebagai bahan penilaian good corporate governance dalam sebuah perusahaan. Selain itu, penelitian dengan menggunakan cheklist Hermawan (2009) juga bersifat subjektif karena diisi berdasarkan sepengetahuan penulis, dimana apabila tidak terdapat informasi yang menjawab pertanyaan dalam scoring cheklist Hermawan (2009) penulis memberikan nilai poor. Oleh karena itu, diharapkan untuk penelitian selanjutnya informasi-informasi
yang
mungkin tidak diperoleh dari laporan tahunan atau keuangan dapat diisi dengan lebih objektif dengan mencari informasi dari CGPI atau melakukan wawancara dan menyebarkan kuesioner ke perusahaan-perusahaan yang dijadikan objek penelitian tersebut. 4. Penelitian
ini
tidak
menggunakan
pengujian
tambahan
dengan
menggunakan alat pengujian yang dapat digunakan untuk melihat karakteristik manakah dari efektivitas dewan komisaris dan komite audit yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh corporate ..., Cindy Febhiant, FE UI, 2013
Dalam penelitian ini penulis hanya melakukan perhitungan secara manual dalam
melihat
karakteristik-karakteristik
manakah
yang
mempengaruhi/tidak mempengaruhi nilai perusahaan sehingga tidak dapat dilihat pengaruhnya secara langsung terhadap nilai perusahaan. Oleh karena itu, diharapkan dalam penelitian selanjutnya peneliti dapat melakukan pengujian tambahan untuk melihat karakteristik manakah dari efektivitas dewan komisaris dan komite audit yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap nilai perusahaan.
Pengaruh corporate ..., Cindy Febhiant, FE UI, 2013
DAFTAR REFERENSI Aditomo, D. (2009). Pengaruh pengungkapan corporate social responsibility, kepemilikan keluarga, dan kepemilikan asing terhadap nilai perusahaan (studi empiris pada perusahaan publik yang tercatat di bursa efek Indonesia pada tahun 2008). Tesis Pasca Sarjana FEUI. Anderson, R. C. dan D. M. Reeb. (2003). Founding-family ownership and firm performance: Evidence from the S&P 500. The Journal of Finance, Vol.58, No. 31301-1328. Arifin, Z. (2003). Masalah agensi dan mekanisme kontrol pada perusahaan dengan struktur kepemilikan terkonsentrasi yang dikontrol keluarga = bukti dari perusahaan publik Indonesia. Disertasi Pasca Sarjana FEUI. Barontini, R., & Caprio, L. (2005). The effect of family control on firm value and performance: Evidence from Continental Europe. SSRN Working Paper. Barth, E., T. Gulbrdansen, dan P.Schone. (2005). Family ownership and productivity: The role of owner-management. Journal of Corporate Finance 11, 107-127. Berle, A. dan Means, C. (1932). The modern corporation and private property. Macmillan, New York. Black, B., H. Jang, dan W. Kim. (2006). Does corporate governance affect firm value? Evidence from Korea. Journal of Law, Economics and Organization, 22, 366-413. Claessens, S. dan S. Djankov. (1999). Ownership concentration and corporate performance in the Czech Republic. Journal of Comparative Economics 27, 498-513. Giri, Made Indri Any. (2006). Pengaruh prosentase komisaris independen, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusi, dan konsentrasi kepemilikan terhadap kinerja dan nilai perusahaan pada perusahaan di bursa efek Indonesia. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hermawan, Ancella. (2009). Pengaruh efektivitas dewan komisaris dan komite audit, kepemilikan oleh keluarga, dan peran monitoring bank terhadap kandungan informasi laba. Disertasi Program Ilmu Akuntansi Universitas Indonesia. Isakov, D. dan Weisskopf J., P. (2009). Family ownership, multiple blockholders and firm performance. http://ssrn.com/abstract=1484574. Isnanta, R. (2008). Pengaruh corporate governance dan struktur kepemilikan terhadap manajemen laba dan kinerja keuangan. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia. Jensen, M., C. dan William H. Meckling. (1976). Theory of the firm: managerial behavior, agency cost, and ownership structure. Journal of Finance Economics 3 pp. 305-360. King, Michael R., Santor, Eric. (2007). Family values: ownership structure and performance of Canadian Firms. JEL classification: G12; G15. La Porta, R., F. Lopez-de-Silanes, A. Shleifer, dan R.W. Vishny. (1998). Corporate ownership around the world. The Journal of Political Economy, Vol. 106, No.6, 1113-1155. Mulyati, S. (2010). Analisis pengaruh corporate governance terhadap kinerja perusahaan dan reaksi pasar (studi empiris perusahaan-perusahaan di bursa efek Indonesia Tahun 2005 dan 2007). Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Muslimin, M., I. (2009). Analisis pengaruh struktur kepemilikan, kepemimpinan, dan perwakilan keluarga dalam perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Rebecca, Y. (2011). Pengaruh corporate governance index, kepemilikan keluarga, dan kepemilikan institusional terhadap biaya ekuitas dan biaya utang (studi empiris pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI). Simposium Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin. Roma, Dohardo. (2012). Pengaruh kompetensi dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, dan frekuensi rapat dewan komisaris terhadap nilai perusahaan. Universitas Kristen Satya Wacana. Salvatore, D, (2005). Managerial economic : ekonomi manajerial dalam perekonomian global. Edisi Kelima. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Pengaruh corporate ..., Cindy Febhiant, FE UI, 2013
Shleifer, A. (1998). State versus private ownership. The Journal of Economic Perspectives, Vol. 12, No.4, 133-150. Siallagan, Hamonangan dan Mas. Ud. Machfoedz. (2006). Mekanisme corporate governance, kualitas laba dan nilai perusahaan. Artikel Simposium Nasional Akuntansi (SNA) IX, Padang. Silveira, Alexandre di Micelli dan Lucas Ayres Barros. (2006). Corporate governance quality and firm value in Brazil. http://papers.ssrn.com/sol3/papers. Susanti, Rika. (2010). Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai perusahaan (studi kasus pada perusahaan go public yang listed tahun 2005- 2008). Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Tobing, J., H. (2010). Pengaruh proporsi dewan komisaris independen, direksi independen, dan komite audit sebagai mekanisme tata kelola perusahaan terhadap nilai perusahaan (studi pada perusahaan terbuka yang tercatat di bursa efek Indonesia pada tahun 2008). Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Villangola, B. dan R. Amit. (2006). How do family ownership, control and management affect firm value?. Journal of Financial economics 80, 385-417. Yanuar, M., A. (2011). Pengaruh efektivitas dewan komisaris dan hubungan non-linier struktur kepemilikan terhadap nilai perusahaan. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Yeh. Y., H dan Woidtke. T. (2005). Commitment or entrenchment?: controlling shareholder and board composition. Journal of Banking and Finance. Yustiavandana, I dan Surya, I. (2008). Penerapan good corporate governance mengesampingkan hak-hak istimewa dan kelangsungan usaha. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Zarkasyi, M., W. 2008. Good corporate governance. Alfabeta: Bandung.
Pengaruh corporate ..., Cindy Febhiant, FE UI, 2013