PENGARUH CARA BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SISWA KELAS X SMA N 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009
SKRIPSI Oleh : Angga Ilmiawan NIM K 7404038
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009
2
Pengaruh cara belajar dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar teknologi informasi dan komunikasi siswa kelas X SMA N 3 Boyolali tahun ajaran 2008/2009
Oleh : Angga Ilmiawan NIM K.7404038
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009 PERSETUJUAN
3 Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Pembimbing II
Dr. Wiedy Murtini, M.Pd NIP. 130 890 452
Drs. Hery Sawiji, M.Pd NIP. 131 864 261
4 PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
: Kamis
Tanggal
: 11 Juni 2009
Tim Penguji Skripsi
Nama Terang Ketua
: Dra. C. Dyah S. I, M.Pd
Sekretaris
: Dra. Tri Murwaningsih, M.Si
Anggota I
: Dr. Wiedy Murtini, M.Pd
Anggota II : Drs. Hery Sawiji, M.Pd
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP 131 658 563
Tanda Tangan ………………. ……………… ………………. .......................
5
ABSTRAK Angga Ilmiawan. PENGARUH CARA BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI SISWA KELAS X SMA N 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009. Skripsi; Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2009 Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Apakah terdapat pengaruh yang signifikan cara belajar terhadap prestasi belajar TIK siswa kelas X SMA N 3 Boyolali Tahun ajaran 2008/2009. (2) Apakah terdapat pengaruh yang signifikan fasilitas belajar siswa terhadap prestasi belajar TIK siswa kelas X SMA N 3 Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009. (3) Apakah terdapat pengaruh yang signifikan cara belajar dan fasilitas belajar siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar TIK siswa kelas X SMA N 3 Boyolali. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif asosiatif (korelasional). Populasi penelitian adalah siswa kelas X SMA N 3 Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009 sebanyak 235 dari 6 kelas. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proporsional random sampling dengan cara undian. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode angket untuk
memperoleh data variabel cara
belajar dan data variabel fasilitas belajar, sedangkan metode dokumentasi untuk memperoleh data variabel prestasi belajar teknologi informasi dan komunikasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linear ganda. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: (1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara cara belajar dengan prestasi belajar (rhitung > rtabel atau 0,637 > 0,284 pada taraf signifikansi 5 %). (2) Terdapat pengaruh yang signifikan antara fasilitas belajar dengan prestasi belajar (rhitung > rtabel atau 0,465 > 0,284 pada taraf signifikansi 5 %). (3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara cara belajar dan fasilitas belajar secara bersama sama dengan prestasi belajar (Fhitung > Ftabel atau 22,59 > 3,19 pada taraf signifikansi 5 %). Temuan lain yang dapat dilaporkan dalam penelitian ini adalah : persamaan garis regresi linier ganda
6 Ŷ=17,607 + 0,411 X1 + 0,275 X2, yang berarti bahwa rata-rata prestasi belajar (Y) diperkirakan akan meningkat atau menurun sebesar 0,411, untuk setiap ada peningkatan atau penurunan satu unit cara belajar (X1) dan akan mengalami peningkatan atau penurunan sebesar 0,275 untuk setiap ada peningkatan atau penurunan satu unit fasilitas belajar (X2). Masing-masing variabel bebas memiliki sumbangan terhadap variabel terikat. Sumbangan relatif cara belajar (X1) terhadap prestasi belajar teknologi informasi dan komunikasi (Y) sebesar 71,36% dan sumbangan relatif fasilitas belajar (X2) terhadap prestasi belajar teknologi informasi dan komunikasi (Y) sebesar 28,64 %. Untuk sumbangan efektif cara belajar (X1) terhadap prestasi belajar teknologi informasi dan komunikasi (Y) sebesar 35,75% dan sumbangan efektif fasilitas belajar (X2) terhadap prestasi belajar teknologi informasi dan komunikasi (Y) sebesar 20,43%.
7 ABSTRACT Angga Ilmiawan. THE INFLUENCE FACILITIES AND LEARN HOW TO LEARN LEARNING ACHIEVEMENT INFORMATION AND COMMUNICATION TECHNOLOGY STUDENT CLASS X SMA N 3 BOYOLALI ACADEMIC YEAR 2008/2009. Essay; Surakarta: Faculty of Teaching and Science Education. Sebelas Maret University of Surakarta in March, June 2009. Goal of this research is to determine: (1) Is there a significant influence on the learning achievements of students studying class X TIK SMA N 3 Boyolali academic year 2008/2009. (2) Is there a significant learning facilities to the achievement of students learning the class X students TIK SMA N 3 Boyolali Teaching Year 2008/2009. (3) Is there a significant learning and learning facilities for students with learning achievement of the class X students TIK SMA N 3 Boyolali. Research using this approach with quantitative research methods associative descriptive (correlational). Population research is a class X student SMA N 3 Boyolali Year 2008/2009 Teachings of 235 from 6 classes. Sampling technique used in this research is proportional random sampling technique with the sweepstakes. Techniques of collecting data using the method quitioner to obtain data to study how the variable data and variable learning facilities, while the documentation for the method to obtain data to study the variable performance of information and communication technology. Analysis of the data used in this research is a double linear regression analysis techniques. Based on the results of research can be: (1) There is a significant way of learning with learning achievement (r countdown> r table or 0.637 > 0.284 on the extent significance 5%). (2) There is a significant influence between the study facilities with learning achievement (r countdown> r table or 0.465> 0.284 on the extent significance 5%). (3) There is a significant influence between the facility and learn how to learn together with the same learning achievement (F calculated> F table or 22.59> 3.19 on the extent significance 5%). Other findings that can be reported in this research are: equality of regression lines double linier Y = 17.607 + 0.411 + 0.275 X 1 X 2, which means that the average learning achievement (Y) is estimated to be increased or decreased as much as 0.411, for each there is an increase or decrease in one unit of learning (X 1) and will be increased or decreased by 0.275 for each increase or decrease in any one unit facilities study (X 2).. Each variable has a contribution to the free variables are bound. Relative contribution of learning (X 1) to study the achievements of information and communication technology (Y) of 71.36% and the relative contributions facilities study (X2) to study the achievements of information and communication technology (Y) of 28.64%. Effective contribution to learning (X1) to study the achievements of information and communication technology (Y) of 35.75% and the contribution effective learning facilities (X2) to study the achievements of information and communication technology (Y) of 20.43%.
8 MOTTO Sesungguhnya setelah ada kesulitan itu, ada kemudahan (QS Alam Nasyroh : 6)
Tanpa mimpi dan semangat orang seperti kita akan mati (Andrea Hirata)
Kita tidak tahu apa pun pada kita satu hari, satu jam, dan satu menit yang akan datang, oleh karena itu lakukanlah yang terbaik dimana kita berdiri saat ini juga (Penulis)
9 PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan kepada : 1. Bapak dan Ibu tercinta 2. Adikku tersayang 3. Siswa-siswa SMA N 3 Boyolali 4. Teman-teman PAP 5. Almamater
10 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad SAW, para keluarga, sahabat, dan umat beliau yang selalu istiqomah di jalan Islam ini. Banyak hambatan yang ditemui dalam penyelesaian penulisan skripsi ini, namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya kesulitan-kesulitan yang timbul dapat teratasi, untuk itu atas segala bentuk bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang saya hormati: 1. Dekan dan para Pembantu Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin untuk mengadakan penelitian guna penyusunan skripsi. 2. Ketua dan sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah menyetujui permohonan ijin menyusun skripsi. 3. Ketua dan sekretaris Program Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi. 4. Ketua dan sekretaris Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Administrasi Perkantoran Program Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan pengarahan dan ijin menyusun skripsi. 5. Dr. Wiedy Murtini, M.Pd, selaku Pembimbing I yang telah memberikan masukan, pengarahan, bimbingan dan dorongan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 6. Drs. Hery Sawiji, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah memberikan masukan, pengarahan, bimbingan serta dorongan, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
11 7. Bpk Drs. Arju Rahmanto, S.Ag selaku kepala sekolah SMA N 3 Boyolali yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian di SMA N 3 Boyolali. 8. Bpk Lasno dan Ibu Widiyastuti, S.Pd selaku guru mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi SMA N 3 Boyolali yang telah membantu dalam perijinan dan pengumpulan data SMA N 3 Boyolali. 9. Bapak dan ibuku tercinta yang selalu memberikan iringan doa, kasih sayang, dan motivasi,......tak lupa adikku Anggita walaupun sering jengkelin terima kasih. 10. Sahabatku Adith dan Apri.......terima kasih untuk selama ini telah menjadi sahabatku di saat aku senang maupun susah. you are my best friend. 11. Wawan (pembimbing III), bimo ndut (pembimbing IV)….terimakasih atas semua nasehat, bimbingan dan semangat yang kalian berikan selama proses penulisan skripsi ini. 12. Neni dan Astri.......terima kasih telah menjadi good listenner keluh kesahku selama penulisan ini........tidak ada yang seperti kalian. 13. Teman-teman PAP ’04.....yang telah menjadi kakakku semua selama aku kuliah di FKIP. 14. Teman-teman KOSTRAD.....terima kasih telah mengijinkan untuk menjadi salah satu bagian dari KOSTRAD. 15. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Saran serta kritik yang membangun selalu peneliti harapkan demi kesempurnaan skripsi ini, peneliti juga berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan para pembaca umumnya serta bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Surakarta,
Juni 2009
Penulis
12 DAFTAR ISI
halaman HALAMAN JUDUL
i
HALAMAN PENGAJUAN
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
iii
HALAMAN PENGESAHAN
iv
HALAMAN ABSTRAK
v
HALAMAN MOTTO
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
viii
KATA PENGANTAR
ix
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Masalah
1
B. Identifikasi Masalah
5
C. Pembatasan Masalah
5
D. Perumusan Masalah
6
E. Tujuan Penelitian
6
F.
7
Manfaat Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI
8
A. Tinjauan Pustaka
8
1. Tinjauan tentang Prestasi Belajar
8
2. Tinjauan tentang Cara Belajar
9
3. Tinjauan tentang Fasilitas Belajar
21
B. Kerangka Pemikiran
26
C. Hipotesis
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
28
A. Tempat dan Waktu Penelitian
28
13 B. Metode Penelitian
29
C. Populasi dan Sampel
33
D. Teknik Pengumpulan Data
36
E. Teknik Analisis Data
42
BAB IV. HASIL PENELITIAN
45
A. Deskripsi Data
45
B. Pengujian Prasyarat Analisis
47
1. Uji Normalitas
47
2. Uji Linearitas
48
3. Uji Independensi
49
C. Pengujian Hipotesis
49
1. Analisis Data
49
2. Penafsiran Pengujian Hipotesis
51
3. Kesimpulan Pengujian Hipotesis
52
D. Pembahasan Analisis Data BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
53 57
A. Simpulan Penelitian
57
B. Implikasi Hasil Penelitian
59
C. Saran
60
DAFTAR PUSTAKA
62
LAMPIRAN
64
14 DAFTAR TABEL Tabel 1. Rangkuman hasil Uji Linearitas variabel X1 terhadap Y
halaman 49
Tabel 2. Rangkuman hasil Uji Linearitas variabel X2 terhadap Y
49
15 DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
halaman 26
16 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Skripsi
halaman 66
Lampiran 2. Matriks Spesifikasi Data
67
Lampiran 3. Surat Pengantar
68
Lampiran 4. Angket Try Out
69
Lampiran 5. Hasil Try Out Variabel Cara Belajar (X1)
75
Lampiran 6. Hasil Try Out Variabel Fasilitas Belajar (X2)
76
Lampiran 7. Hasil Try Out Variabel Prestasi Belajar (Y)
77
Lampiran 8. Penghitungan Validitas Angket Variabel Cara Belajar
78
Lampiran 9. Penghitungan Validitas Angket Variabel Fasilitas Belajar
81
Lampiran 10. Penghitungan Reliabilitas Angket Cara Belajar
84
Lampiran 11. Penghitungan Reliabilitas Angket Fasilitas Belajar
85
Lampiran 12. Hasil Nilai Angket Variabel Cara Belajar (X1)
86
Lampiran 13. Hasil Nilai Angket Variabel Fasilitas Belajar (X2)
88
Lampiran 14. Data Prestasi Belajar (Y)
90
Lampiran 15. Tabel Data Induk Penelitian Dan Persiapan Untuk Analisis Data
91
Lampiran 16. Uji Normalitas
92
Lampiran 17. Uji Linearitas
94
Lampiran 18. Uji Independensi
96
Lampiran 19. Menghitung Persamaan Garis Regresi Linear Ganda
97
Lampiran 20. Analisis Determinasi (R2)
98
Lampiran 21. Uji F
99
Lampiran 22. Uji t
100
Lampiran 23. Koefisien Korelasi
101
Lampiran 24. Penghitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif
102
Lampiran 25. Daftar Nilai Siswa kelas X SMA Negeri 3 Boyolali
104
Lampiran 26. Perijinan
105
Lampiran 27. Surat Keterangan
109
Lampiran 28. Kartu Inventaris Ruangan
110
17 Lampiran 29. Tabel Nilai Chi Kuadrat
113
Lampiran 30. Tabel Nilai Product Moment
114
Lampiran 31. Tabel Nilai F
115
18 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pendidikan seluruh masyarakat dalam suatu negara harus menjadi prioritas utama agar dapat tercapai apa yang dicita-citakan, meskipun belakangan ini problem yang dihadapi oleh banyak negara termasuk negara Indonesia adalah masalah rendahnya mutu pendidikan dan buruknya manajemen pendidikan. Semestinya permasalahan yang demikian tidak perlu terjadi, mengingat dunia pendidikan saat ini semakin eksis dalam melakukan perubahan-perubahan. Kehidupan masyarakat yang terus menerus mengalami perubahan menuntut pembelajaran pada jenjang persekolahan harus menyesuaikan dan mengantisipasi setiap perubahan yang terjadi. Materi dan pengalaman belajar yang diberikan di sekolah harus bermanfaat untuk bekal kehidupan siswa. Pendidikan merupakan salah satu jembatan menuju masyarakat yang dapat memiliki suatu keahlian untuk menguasai IPTEK sehingga dapat mengoptimalkan potensi diri yang terpendam dalam manusia dan akan terwujud manusia yang berkualitas. Perkembangan zaman sangat mempengaruhi kemajuan di bidang IPTEK yang semakin maju pesat. Fungsi dan tujuan pendidikan tersebut, secara jelas dapat dilihat dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 (2003: 5-6) tentang Sistem Pendidikan Nasional sebagai berikut: Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mengimbangi
kemajuan
IPTEK
yang
semakin
pesat
perkembangannya maka dibutuhkan suatu alat yang dinamakan Pendidikan. Dengan pendidikan akan terwujud manusia yang berkualitas. Kegiatan pendidikan 1
19 yang dilakukan oleh siswa adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan dalam program pendidikan disekolah dapat dilihat dari prestasi belajar siswa tersebut. Inti dari kegiatan pendidikan adalah kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan siswa dalam mengikuti program pendidikan di sekolah diliaht berdasarkan prestasi belajarnya. Prestasi belajar yang dapat diraih siswa dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Menurut Slametto (1995: 54), Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada di dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat berasal dari luar maupun dari dalam diri siswa. Faktor yang berasal dari luar meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial serta instrument yang berupa kurikulum,
program,
sarana,
fasilitas
dan
guru.
Adapun
faktor
yang
mempengaruhi dari dalam diri siswa meliputi faktor psikologis antara lain keadaan fisik, minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan lain-lain (Slametto, 1995:54). Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan salah satu mata pelajaran yang pada sekarang ini bukan lagi menjadi mata pelajaran tambahan seperti waktu dulu. Mata pelajaran TIK yang diberikan pada saat sekarang ini menjadi mata pelajaran yang harus dikuasai oleh siswa. Hal ini dikarenakan perkembangan teknologi yang semakin cepat dan pengetahuan yang semakin pesat juga perkembangannya. Maka diharapkan TIK menjadi salah satu mata pelajaran yang mampu menjembatani siswa dengan perkembangan teknologi agar siswa selalu mengikuti perkembangan teknologi yang semakin pesat ini. Salah satu faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar adalah cara belajar siswa itu sendiri. Menurut W.J.S Poerwadarminto (1995:186) cara adalah “Jalan melakukan sesuatu, adat kebiasaan, aturan atau sistem”. Dari pengertian tersebut maka cara belajar adalah cara, jalan atau kebiasaan yang digunakan seorang siswa dalam proses belajar untuk mencapai tujuan belajar. Cara belajar
20 pada siswa tidak datang dengan sendirinya, tetapi harus melalui bimbingan dan latihan sejak dini. Thursan Hakim (2000: 7) mengemukakan bahwa “Cara belajar yang tepat memungkinkan siswa atau mahasiswa menguasai ilmu dengan lebih mudah dan lebih cepat sesuai dengan kapasitas tenaga dan pikiran yang dikeluarkan. Cara belajar yang tepat yang dilakukan oleh siswa yang satu belum tentu dapat tepat diterapkan kepada siswa lain.” Sedangkan menurut The Liang Gie (1987:48) “Cara belajar adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam usaha belajarnya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam cara belajar yang efektif menurut The Liang Gie (1995:8) adalah “Cara mengikuti pelajaran, kegiatan membaca catatan, cara menghadapi ujian, kunjungan ke perpustakaan, pemanfaatan dan pengelolaan waktu”. Cara belajar yang baik dan maksimal yang dipilih siswa akan memuaskan dan apabila cara belajar yang dipilih kurang baik maka belajar yang dilakukan akan kurang berarti. Maka dari itu diperlukan cara belajar yang efisien dan terencana agar dapat menjadikan belajar yang memuaskan. Cara belajar yang digunakan dapat dilakukan di sekolah maupun di rumah. Di sekolah cara belajar yang baik ditunjukkan dengan persiapan belajar, konsentrasi pada saat mengikuti pelajaran, mengatur waktu dan mengulangi pelajaran. Sedangkan cara belajar di rumah yang baik ditunjukkan dengan cara mengatur waktu dan membuat jadwal, cara membaca buku, cara membuat ringkasan, cara menghafal, cara mengulangi pelajaran, cara mempersiapkan dan mengikuti ujian. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dari luar yang tidak menutup kemungkinan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa antara lain, lingkungan alam dan lingkungan sosial serta instrumen yang berupa kurikulum, program, sarana, fasilitas dan guru. Fasilitas belajar yang memadai akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Namun sebaliknya apabila kurang adanya fasilitas belajar yang kurang memadai maka prestasi belajar siswa juga tidak akan tercapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Hal ini seperti pendapat yang dikemukakan oleh Ignatius Masidjo (1995: 105) yang menyatakan bahwa,
21 Makin tersedianya fasilitas belajar yang memadai bagi para siswa seperti buku-buku pegangan, kebutuhan finansiil yang relevan, kesempatan berkembang dll, makin dapat dikuasai bahan pelajaran yang lebih rinci, karena para siswa telah dapat memusatkan perhatiannya pada mata pelajaran di sekolah. Dalam kenyataannya jika fasilitas belajar yang sudah tersedia dan memadai masih banyak siswa yang prestasi belajar khusunya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi kurang memuaskan ataupun dapat dikatakan rendah. Hal ini dikarenakan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi merupakan salah satu pelajaran keterampilan praktek, di mana membutuhkan suatu cara belajar yang efektif untuk dapat mencapai prestasi belajar yang baik. SMA N 3 Boyolali merupakan salah satu SMA yang paling diminati di daerah Boyolali. Hal ini dikarenakan SMA N 3 Boyolali mempunyai beberapa fasilitas belajar yang lebih lengkap jika dibandingkan dengan SMA Negeri yang lain di daerah Boyolali. Tetapi dalam kenyataannya prestasi siswa dalam khususnya mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi kurang memuaskan. Hal ini dapat dilihat dalam nilai mata pelajaran ini, dan masih banyak siswa yang apabila diajak untuk membicarakan tentang masalah yang berhubungan dengan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi kurang begitu paham. Tetapi apabila dilihat dari fasilitas belajar yang dimiliki oleh sekolah ini fasilitas belajar untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi sangat memadai. Hal ini diduga dipengaruhi oleh cara belajar yang dilakukan oleh siswa dan fasilitas belajar. Berdasarkan pada pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang : ”PENGARUH TERHADAP
CARA
PRESTASI
BELAJAR
BELAJAR
DAN
FASILITAS
TEKNOLOGI
BELAJAR
INFORMASI
DAN
KOMUNIKASI SISWA KELAS X SMA N 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2008/2009”.
22 B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan dapat diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut : 1. Kurang tepatnya cara belajar yang digunakan oleh siswa dalam belajar mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar yang diraihnya. 2. Pada umumnya apabila fasilitas belajar di sekolah maupun di rumah memadai maka akan mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar siswa. 3. Kurang tepatnya media pengajaran yang digunakan guru akan menghambat kelancaran proses belajar mengajar yang pada akhirnya mempengaruhi pencapaian prestasi belajar siswa. 4. Kurang adanya minat siswa untuk belajar mengakibatkan rendahnya prestasi belajar yang diraihnya. 5. Kesadaran siswa yang kurang tentang kemampuan yang dimilikinya akan menyulitkan dalam menemukan cara belajar yang paling efektif sehingga usaha mencapai prestasi belajar yang lebih tinggi akan gagal. 6. Kurangnya motivasi dari orang tua dan guru membuat siswa kurang bersemangat dalam belajar sehingga prestasi belajar yang dicapainya rendah.
C. Pembatasan Masalah Dalam suatu penelitian sering muncul berbagai masalah secara bersamasama yang sering menyulitkan untuk diteliti dan dikaji secara keseluruhan. Karena sering munculnya secara bersama-sama, maka kualitas penelitian tidak terletak pada keluasan pengkajian tetapi kedalaman pengkajian. Oleh karena itu, agar masalah dapat dikaji secara mendalam maka masalah dalam penelitian perlu dibatasi dengan jelas sehingga dapat mengarahkan perhatian secara seksama pada masalah tersebut. Dengan banyaknya permasalahan yang ada ini, maka penelitian ini dibatasi pada permasalahan sebagai berikut : 1.
Cara belajar yang digunakan oleh siswa dalam belajar yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar yang diraihnya.
23 2.
Fasilitas belajar di sekolah maupun di rumah yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar siswa.
3.
Prestasi belajar dibatasi pada prestasi belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi siswa
kelas X
SMA Negeri 3 Boyolali
tahun ajaran
2008/2009.
D. Perumusan Masalah 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan cara belajar terhadap prestasi belajar TIK siswa kelas X SMA N 3 Boyolali Tahun ajaran 2008/2009 ? 2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan fasilitas belajar siswa terhadap prestasi belajar TIK siswa kelas X SMA N 3 Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009 ? 3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan cara belajar dan fasilitas belajar siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar TIK siswa kelas X SMA N 3 Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009 ?
E. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan cara belajar terhadap prestasi belajar TIK siswa kelas X SMA N 3 Boyolali Tahun ajaran 2008/2009. 2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan fasilitas belajar siswa terhadap prestasi belajar TIK siswa kelas X SMA N 3 Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009. 3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh yang signifikan cara belajar dan fasilitas belajar siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar TIK siswa kelas X SMA N 3 Boyolali.
24 F. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1. Manfaat Teoretis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan untuk mengembangkan pengetahuan di dalam bidang ilmu pendidikan. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan untuk memperkuat teori tentang faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa khususnya mengenai faktor cara belajar dan faktor fasilitas belajar . 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai masukan bagi para siswa sebagai bahan masukan tentang cara belajar yang baik untuk mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi bagi sekolah tentang pentingnya fasilitas belajar dan upaya untuk menggunakan cara belajar yang tepat. c. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai masukan bagi guru dan orang tua agar lebih memberikan perhatian dan dukungan kepada siswa dalam kegiatan belajar.
25 BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Prestasi, Belajar dan Prestasi belajar 1. Prestasi Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdikbud, 1999:787) dinyatakan bahwa “Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan dan sebagainya)”. Menurut Zainal Arifin (1990:3), “Prestasi adalah hasil dari kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal”. Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil dari kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang yang telah dicapai dalam menyelesaikan suatu hal. 2. Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999:14), “Belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman”. Gagne dalam bukunya Dimyati dan Mudjiono (1999 : 10) mengatakan bahwa belajar merupakan kegiatan yang kompleks, setelah belajar orang mempunyai keterampilan, pengetahuan, sikap dan nilai. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian sehingga menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap. 3. Prestasi Belajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1999 : 787) “Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai / angka yang diberikan oleh guru”. Dengan demikian diperoleh pengertian bahwa prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai seseorang berkat pengalaman dan latihan dalam 8
26 proses belajar yang dinyatakan dengan angka nilai, yang diberikan guru menurut bidang dan kemampuan masing-masing. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi Boediono (toosa.oo-linux.com) : “Teknologi informasi dan komunikasi adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala aspek yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer / pemindahan informasi antar media menggunakan teknologi tertentu”. Sedangkan Anatta Sannai (airmatakaisar.multiply.com) menerangkan : “ Teknologi informasi dan komunikasi adalah sebuah media atau alat bantu dalam memperoleh pengetahuan antara seseorang kepada orang lain”. Menurut Puskur Diknas Indonesia (airmatakaisar.multiply.com) : 1. Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) mencakup dua aspek, yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. i. Teknologi informasi adalah meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan alat bantu, manipulasi dan pengelolaan informasi. ii. Teknologi komunikasi adalah segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat satu ke lainnya. 2. Teknologi informasi dan komunikasi adalah padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media. Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa teknologi informasi dan komunikasi adalah merupakan perpaduan antara teknologi informasi dan teknologi komunikasi yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi, pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi/pengetahuan antar media/alat bantu antara seseorang kepada orang lain. 2. Cara Belajar a. Pengertian Cara Belajar Menurut W.J.S Poerwadarminto (1995: 186) cara adalah “Jalan melakukan sesuatu, adat, kebiasaan, aturan atau system”. Dari pengertian tersebut maka cara belajar adalah cara, jalan atau kebiasaan yang digunakan seorang siswa dalam
27 usaha memperoleh kepandaian sehingga menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai, dan sikap.. Perilaku peserta didik dalam suatu usaha mencapai tujuan belajar yang akan mempengaruhi hasil belajar yang didapat. Perilaku-perilaku peserta didik akan menumbuhkan suatu cara belajar yang dianggap dapat menyelesaikan atau mencapai tujuan belajar tersebut. Oleh karena itu, seseorang yaitu peserta didik akan melakukan suatu pekerjaan yang mempunyai suatu cara tersendiri atau berbeda antara satu dengan yang lainnya dan tidak akan memperoleh suatu hasil yang sama pula. Banyak faktor yang mempengaruhi dari cara dan keberhasilan peserta didik dalam belajar, oleh karena itu tidak mudah bagi peserta didik dalam menentukan bagaimana cara belajar yang sesuai dengan yang diharapkan dan mampu untuk mencapai daripada tujuan belajar sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi itupun berasal dari dalam diri peserta didik dan dari luar. Faktor yang berasal dari dalam seperti minat, bakat, kecerdasan dan sebagainya. Sedangkan faktor dari luar seperti lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Menurut Thursan Hakim (2000:7) “Cara belajar yang tepat memungkinkan siswa atau mahasiswa menguasai ilmu dengan lebih mudah dan lebih cepat sesuai dengan kapasitas tenaga dan pikiran yang dikeluarkan. Cara belajar yang tepat yang dilakukan oleh siswa yang satu belum tentu dapat tepat diterapkan kepada siswa lain. Sedangkan The Liang Gie (1987:48) yang menyatakan bahwa “Cara belajar adalah rangkaian kegiatan yang dilaksanakan dalam usaha belajarnya.Halhal yang perlu diperhatikan dalam cara belajar yang efektif menurut The Liang Gie (1995:8) adalah “Cara mengikuti pelajaran, kegiatan membaca catatan, cara menghadapi ujian, kunjungan ke perpustakaan, pemanfaatan dan pengelolaan waktu”. Penerapan cara belajar antara satu siswa dengan siswa yang lain akan berbeda. Mungkin salah satu cara belajar satu siswa dianggap yang paling tepat untuk diterapkan akan tetapi belum tentu cocok apabila diterapkan kepada siswa yang lainnya.
28 Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa cara belajar adalah suatu jalan yang digunakan atau dipakai untuk melakukan suatu kegiatan belajar agar dapat menguasai ilmu lebih cepat dan tahan lama untuk mencapai tujuan belajar dengan beberapa cara belajar yang efektif yaitu cara mengikuti pelajaran, kegiatan membaca catatan, cara menghadapi ujian, kunjungan ke perpustakaan, pemanfaatan dan pengelolaan waktu.
b. Aspek-Aspek Cara Belajar Lebih lanjut mengenai aspek-aspek cara belajar yang efektif menurut The Liang Gie (1995:8) dapat dijelaskan sebagai berikut: 1) Mengikuti Pelajaran. Mengikuti pelajaran atau belajar merupakan kegiatan yang selalu diikuti oleh setiap siswa. Dengan mengikuti pelajaran siswa memperoleh pengetahuan yang diberikan saat duduk di bangku sekolah. Dalam mengikuti pelajaran siswa diharapkan memberikan perhatian sepenuhnya terhadap pelajaran yang sedang berlangsung, dan mengikuti pelajaran dengan aktif, serta selalu ikut berpartisipasi aktif. 2) Kegiatan membaca catatan Untuk memperoleh hasil yang baik dan prestasi belajar yang tinggi maka kegiatan membaca catatan tidak hanya dilakukan setelah pelajaran saja tetapi sebelum pelajaran, pada saat pelajaran berlangsung dan setelah pelajaran selesai. Seorang siswa akan memperoleh hasil yang lebih baik apabila sering membaca catatan yang dibuat selama pelajaran berlangsung. Agar kegiatan membaca catatan lebih berhasil maka catatan-catatan harus dibuat serapi mungkin dengan memberikan tanda-tanda khusus pada catatan yang penting. 3) Cara menghadapi ujian Setiap ujian atau tes akan dapat ditempuh seorang siswa dengan baik apabila sejak awal siswa sudah mempersiapkan diri sebaik mungkin. Kegiatan pokok untuk menghadapi ujian adalah belajar secara teratur, penuh disiplin dan konsentrasi sebelum ujian atau tes dilaksanakan. Menurut Richard Yorkey dalam The Liang Gie (1995:9) ada tiga macam persiapan yang perlu dilakukan oleh seorang siswa dalam menghadapi ujian yaitu: a. Persiapan fisik (Physical Preparation) Untuk dapat menempuh ujian dengan sukses maka kesehatan merupakan suatu faktor yang sangat penting. Siswa dianjurkan menghindari keletihan, makan secara teratur dan istirahat yang cukup.
29 b. Persiapan emosional (Emotional Preparation) Siswa dianjurkan untuk santai menjelang ujian tidak membuang energi dengan percuma, sehingga siswa tidak mengalami ketegangan pada waktu ujian. c. Persiapan pengulangan (Review Preparation) Siswa seharusnya merencanakan waktu untuk mengulangi pelajaranpelajarannya. Pengulangan yang sedikit tetapi sering akan lebih efektif daripada satu kali pengulangan materi yang banyak dan lama. Cara pengulangan adalah dengan melihat buku catatan, meringkas topik utama. 4) Kunjungan perpustakaan Perpustakaan dalam hal ini menjadi fasilitas yang dapat digunakan untuk mencapai prestasi belajar memuaskan. Untuk mencapai prestasi belajar yang baik maka siswa diharapkan untuk menambah pengetahuan lewat buku-buku yang mendukung pelajaran yang telah tersedia dalam perpustakaan. Sehingga pengetahuan siswa tidak hanya sebatas pelajaran atau materi yang diberikan oleh seorang guru itu saja, siswa dapat menambah bahan ajar yang ada melalui membaca buku yang relevan atau sesuai dengan bahan ajar. 5) Pemanfaatan dan pengelolaan waktu. Masalah yang sering dihadapi oleh seorang siswa dalam belajar adalah kesukaran dalam mengelola waktu belajar. Siswa kurang memiliki kemampuan untuk mengatur waktu atau disiplin penggunaan waktu secara efisien. Sedangkan menurut Thabarany (1994:43) aspek-aspek dalam cara belajar adalah : 1. Persiapan belajar siswa Pada hakekatnya setiap pekerjaan yang akan dilakukan harus dipersiapkan terlebih dahulu. Dengan persiapan sebaik-baiknya maka kegiatan atau pekerjaan akan dapat dilaksanakan dengan baik sehingga akan memperoleh keberhasilan. Demikian pula halnya dengan belajar, beberapa persiapan yang perlu dilakukan dalam belajar menurut Thabarany (1994:49) adalah : a. Persiapan mental Persiapan mental yang dimaksud adalah bahwa tekad untuk belajar benar-benar sudah siap. Menurut The Liang Gie (1987:58) “Persiapan mental merupakan upaya menumbuhkan sikap mental yang
30 diperlukan dalam belajar”. Lebih lanjut dijelaskan bahwa persiapan mental yang diperlukan adalah : 1. Memahami arti / tujuan belajar. 2. Kepercayaan pada diri sendiri. 3. Keuletan. 4. Minat terhadap pelajaran. b. Persiapan sarana Thabarany (1994:48) mengemukakan “Sarana yang dibutuhkan dalam belajar yaitu ruang belajar dan perlengkapan belajar” 1. Ruang belajar Menurut Thabarany (1994:48) “ruang belajar mempunyai peranan yang sangat besar dalam menentukan hasil belajar seseorang”. Persyaratan yang diperlukan untuk ruang belajar adalah : bebas dari gangguan, sirkualsi dan suhu udara yang baik, penerangan yang memadai. 2. Perlengkapan belajar Thabarany (1994:53) menjelaskan “perlengkapan belajar yang perlu dipersiapkan dalam belajar adalah: a. Perabot belajar seperti meja, kursi, dan rak buku. b. Buku pelajaran c. Buku catatan d. Alat-alat tulis 2. Cara mengikuti pelajaran Langkah-langkah dalam mengikuti pelajaran yang perlu dilakukan adalah melakukan persiapan-persiapan dengan mempelajari materi-materi yang akan dibahas dan meninjau kembali materi sebelumnya, bersikap afektif selama kegiatan belajar sampai KBM berakhir. Menurut Hamalik (1983:50) langkah-langkah / cara mengikuti pelajaran yang baik adalah : a. Persiapan, yang harus dilakukan adalah mempelajari bahan pelajaran yang sebelumnya diajarkan, mempelajari bahan yang akan dibahas dan merumuskan pertanyaan tentang materi/bahan pelajaran yang belum dipahami.
31 b. Aktivitas selama mengikuti pelajaran, hal yang perlu diperhatikan selama mengikuti pelajaran antara lain kehadiran, konsentrasi, catatan pelajaran, partisipasi terhadap pelajaran. c. Memantapkan hasil belajar, Suryabrata (1989:37) mengemukakan bahwa “untuk memantapkan hasil belajar maka harus membaca kembali catatan pelajaran” 3. Aktivitas belajar mandiri Bentuk aktivitas belajar mandiri yang dilakukan siswa dapat berupa kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegiatan-kegiatan belajar yang dilakukan sendiri ataupun kegiatan belajar yang dilakukan secara berkelompok. a. Aktivitas belajar sendiri Yang dapat dilakukan berupa, membaca bahan-bahan pelajaran dari berbagai sumber informasi selain buku-buku pelajaran, membuat ringkasan bahan-bahan pelajaran yang telah dipelajari, menghafalkan bahan-bahan pelajaran, mengerjakan latiahan soal dan lain sebagainya. b. Aktivitas belajar kelompok Adapun yang dapat dilakukan dalam belajar kelompok antara lain, mendiskusikan bahan-bahan pelajaran yang belum dimengerti, membahas penyelesaian soal-soal yang sulit dan saling bertanya jawab untuk memperdalam penguasaan bahan-bahan pelajaran. 4. Pola Belajar siswa Pola belajar adalah cara siswa melaksanakan suatu kegiatan belajar yaitu bagaimana siswa mengatur dan melaksanakan kegatan-kegiatan belajarnya. Pola belajar siswa menunjukkan apakah siswa membuat perencanaan belajar, bagaimana mereka melaksanakan dan menilai kegiatan belajarnya. 5. Cara siswa mengikuti ujian Agar mendapatkan hasil yang baik dalam ulangan, baik ulangan harian maupun ulangan semester, sebagai modal utama adalah penguasaan materi-materi pelajaran yang baik. Oleh karena itu sejak awal siswa harus mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya.
32
Beberapa hal yang harus diperhatikan agar mendapat hasil baik dalam ulangan adalah : a. Persiapan menghadapi ulangan; kegiatan belajar untuk menghadapi ulangan dan mempelajari/menguasai materi ulangan serta mempersiapkan perlengkapan ulangan seperti alat-alat tulis. b. Saat ulangan berlangsung harus benar-benar memahami soal, tenang, mengerjakan dari hal yang termudah dan meneliti setelah selesai. c. Setelah ulangan selesai; Hamalik (1983:62) mengemukakan bahwa “yang perlu dilakukan setelah ulangan berakhir adalah memeriksa kembali jawaban-jawaban yang dibuat dalam ulangan. Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan cara-cara terpenting dalam belajar terdiri atas cara mengikuti pelajaran, baik cara belajar di rumah ataupun cara belajar di sekolah, cara mengatur waktu dan membuat jadwal, cara membaca buku, cara membuat ringkasan, cara menghafal, cara mengulangi pelajaran, cara mempersiapkan dan mengikuti ujian. Usaha-usaha belajar yang telah disebutkan diatas pada prinsipnya harus dimulai oleh siswa itu sendiri dengan penuh disiplin dan disadari benar-benar bahwa semua itu merupakan kebutuhannya sendiri. Cara belajar tersebut dapat penulis jelaskan satu persatu sebagai berikut : 1. Cara belajar di sekolah Sekolah menjadi tempat yang sangat penting dalam proses belajar bagi seorang siswa. Dengan berada di sekolah siswa diharapkan mendapatkan semua yang telah diberikan oleh sekolah. Bahan-bahan pelajaran yang disampaikan oleh seorang guru dalam kelas hendaknya dapat diterima dengan baik oleh siswa. Adapun hal-hal yang harus diperhatikan oleh siswa untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam mengikuti pelajaran di kelas yaitu persiapan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk belajar di sekolah. Persiapan yang baik akan berdampak pada hasil belajar siswa tersebut. Sebelum belajar dengan mempersiapkan diri dari mulai secara fisik dan psikis sampai perlengkapan yang
33 dibutuhkan dalam belajar siswa akan lebih mempunyai suatu hal yang dapat mendorong tercapainya hasil belajar yang optimal. Berikut ini penulis sampaikan beberapa cara untuk memudahkan siswa dalam menerima dan memahami materi yang disampaikan oleh guru adalah sebagai berikut : a. Sebelum berangkat periksa kembali alat-alat dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam belajar. b. Pada saat guru memberikan penjelasan hendaknya berkonsentrasi, mencatat hal-hal yang penting atau garis besar dari penjelasan guru tersebut dan menanyakan segala sesuatu yang dianggap kurang paham atau tidak dimengerti. c. Gunakanlah waktu sebaik-baiknya jika ada jam kosong atau waktu luang lainnya dengan membiasakan untuk mengunjungi perpustakaan untuk membaca buku-buku yang dapat menambah wawasan. d. Materi pelajaran yang diberikan atau disampaikan oleh guru hendaknya dibaca dan dipahami kembali dirumah. Dengan memperhatikan beberapa cara diatas siswa dapat dengan mudah untuk menangkap dan memahami serta dapat menjawab apabila besuk atau lain waktu ditanyakan kembali. 2. Cara belajar di rumah Waktu yang dimiliki oleh siswa sebagian besar ada di rumah. Dan pengelolaan waktu yang sebagian besar itulah menjadi sangat penting dalam proses belajar siswa. Siswa mempunyai banyak waktu dirumah apabila dibandingkan di sekolah. Siswa harus memperhatikan beberapa hal dalam belajar dirumah, yaitu kondisi tempat belajar. Kondisi tempat belajar yang ada di rumah hendaknya nyaman apabila digunakan untuk belajar. Hindari dan jauhkan hal-hal yang dapat menggangu dalam kegiatan belajar.
Dengan menghindari dan
membuang hal-hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar dirumah maka kegiatan belajar di rumah akan berjalan dengan lancar dan menyenangkan.
34 3. Cara mengatur waktu dan membuat jadwal Mengatur waktu merupakan hal yang dianggap siswa tidak mudah untuk melakukannya, sehingga menjadi masalah yang banyak dialami oleh sebagian besar siswa. Hal ini dkarenakan siswa kurang memiliki disiplin dan keteraturan dalam menggunakan waktu dengan sebaik-baiknya. Penggunaan waktu yang kurang efisien dalam melakukan kegiatan sehari-hari, apalagi kegiatan belajar, siswa tidak mempunyai rencana belajar yang tepat. Siswa hendaknya membuat jadwal atau rencana kegiatan dan waktu untuk mengerjakannya agar memiliki keteraturan dalam belajar. Jadwal sangat penting bagi seorang siswa, hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (2003:83) yang menyatakan bahwa, “Jadwal sangat berpengaruh terhadap belajar siswa”. Pembuatan jadwal harus disusun sebaik mungkin menurut Slameto (2003:83) cara membuat jadwal yang baik adalah sebagai berikut : a) Memperhitungkan waktu setiap hari untuk keperluan tidur, belajar, makan, dan lain-lain. b) Menyelidiki dan menentukan waktu-waktu yang tersedia setiap hari. c) Merencanakan penggunaan belajar itu dengan cara menetapkan jenis-jenis mata pelajarnnya dan urutan-urutan yang harus dipelajari. d) Menyelidiki waktu-waktu mana yang dapat dipergunakan untuk mempelajari pelajaran yang dianggap sulit. Pelajaran yang mudah dipelajari pada jam belajar yang lain. e) Berhematlah dengan waktu, setiap siswa janganlah ragu-ragu untuk memulai pekerjaan, termasuk juga belajar. Agar belajar dapat berjalan dengan baik dan berhasil, maka seseorang siswa perlu mempunyai jadwal belajar yang baik dan melaksanakannya dengan teratur dan disiplin. 4. Cara membaca buku Membaca buku mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap belajar. Sebagian kegiatan belajar adalah membaca buku. Membaca dengan sebaik-baiknya sangatlah penting dalam kegiatan belajar. Kegiatan membaca menurut The Liang Gie (2000:7) dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu : a) Membaca ragam hiburan, b) Membaca ragam sepintas, c) Membaca ragam belajar.
35 Dari pendapat diatas dapat penulis uraikan sebagai berikut : a) Membaca ragam hiburan Membaca ragam hiburan adalah membaca cerita-cerita seperti novel atau majalah hiburan. Kegiatan membaca tersebut dilakukan secara urut dari awal cerita sampai dengan akhir cerita. Tujuan yang utama adalah untuk menikmati alur cerita. Membaca ragam hiburan ini sangat mudah dilakukan karena tidak memerlukan latar belakang kemampuan tertemtu. b) Membaca ragam sepintas Membaca ragam sepintas adalah membaca secara cepat yang kadangkadang disertai dengan melompat-lompat terhadap suatu bahan bacaan. Kegiatan membaca seperti ini adalah untuk memperoleh gambaran selayang pandang mengenai apa yang diuraikan dalam sesuatu bahan bacaan atau untuk menemukan suatu keterangan yang sejak semula dicari dalam bacaan tersebut. c) Membaca ragam belajar Membaca ragam belajar adalah membaca buku-buku pelajaran dan bahan-bahan bacaan lainnya dalam suatu bidang pengetahuan. Kegiatan membaca ragam belajar perlu dilakukan dengan cermat dan diulang berkali-kali, tujuannya adalah untuk menangkap, memahami dan mengingat berbagai ilmu pengetahuan dari berbagai ragam ilmu pengetahuan. Menurut The Liang Gie (2000:8-9) tata langkah membaca ragam belajar adalah sebagai berikut : 1. Buku dibaca dari bagian pertama sampai terakhir secara berturutturut. 2. Membaca dari permulaan, tetapi selama buku itu belum selesai dibaca seorang siswa berulang-ulang membacanya lagi dari permulaan. 3. Buku dibaca secara melompat-lompat. Dalam membaca seringkali tidak mengerti apa yang baru saja dibacanya. Hal ini menunjukkan dalam membaca belum efektif dan efisien, maka siswa perlu memiliki cara belajar yang baik. Kebiasaan membaca yang baik menurut Slameto (2003:84) adalah sebagai berikut : “Memperhatikan kecepatan membaca, ada jadwal, membuat tanda-tanda atau catatan-catatan, memanfaatkan perpustakaan, membaca sungguh-sungguh semua buku yang perlu untuk setiap mata pelajaran sampai menguasai isinya, dan membaca dengan konsentrasi penuh.”
36 Sedangkan ciri-ciri seorang pembaca yang efisien menurut The Liang Gie (2000:6) adalah sebagai berikut: a) Mempunyai kebiasaan membaca yang baik, misalnya memusatkan perhatian secara sungguh-sungguh ketika membaca atau duduk tegak pada meja belajar. b) Membaca secara cepat. c) Dapat menangkap dan memahami isi dari bahan bacaan. d) Seusai membaca dapat mengingat butir-butir gagasan utama dari bahan bacaan. Apabila cara-cara membaca atau teknik membaca yang efektif dan efisien dapat dipahami dan dipraktekkan oleh siswa, maka prestasi belajar yang optimal dapat diraih. 5. Cara membuat ringkasan Ringkasan merupakan inti dari suatu uraian atau pokok pikiran. Tujuan dari pembuatan pembuatan ringkasan adalah untuk mengambil intisari dai suatu uraian atau pokok pikiran yang kemudian ditulis dengan singkat dalam kata-kata yang bisa dihubungkan dengan pokok pikiran lainnya yang telah diringkas sebelumnya. Ringkasan sangat penting bagi siswa karena dengan ringkasan akan mempermudah siswa memahami suatu materi yang panjang lebar, dengan hanya membaca ringkasan yang berisi pokok-pokoknya saja. Cara belajar dengan membuat ringkasan sangat besar manfaatnya bagi siswa apabila menghadapi ujian atau ulangan harian, maka siswa tidak harus membaca lagi. Siswa hanya cukup mengulang-ulang dari buku ringkasan yang telah dibuatnya. 6. Cara mengingat atau memahami Dalam belajar tujuan yang ingin dicapai oleh sebagian besar siswa adalah berhasil dalam ujiannya. Dengan menyadari tujuan tersebut,siswa akan mempunyai keinginan secara sadar untuk memahami dan mengingat-ingat apa saja yang dipelajari di sekolah. Pada dasarnya di dalam belajar kegiatan menghafal bukanlah hal yang utama, akan tetapi yang lebih penting adalah memahami bacaan. Dengan memahami dan hafal suatu konsep, maka siswa akan mudah menggunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan dalam menjawab soal-soal.
37 Menurut The Liang Gie(2000:67) tata cara untuk melaksanakan kegiatan menghafal untuk memahami dapat dibedakan menjadi tiga yaitu : a) Cara penglihatan, yaitu dengan pandangan mata saja. Dalam hal ini bahan pelajaran dipandang atau dibaca dalam batin dengan penuh perhatian sambil pikiran bekerja untuk mengingat-ingatnya. b) Cara pendengaran, yaitu menghafal dengan pendengaran telinga. Dalam hal ini bahan pelajaran dibaca dengan suara yang keras untuk dimasukkan dalam ingatan melalui pendengaran telinga. c) Cara gerak jari, yaitu menghafal dengan gerakan jari. Dalam hal ini jari telunjuk menulis-nulis di atas meja pelajaran yang sedang dihafalkan atau tangan sambil memegang potlot untuk menulisnulisnya di atas kertas sambil pikiran berusaha meletakkan bahan itu dalam ingatan. Cara terbaik untuk mengahafal atau mengingat suatu bahan pelajaran tergantung dari bahan itu sendiri. Apabila tiap-tiap cara digunakan dengan tepat maka siswa akan dapat menghafal dengan sebaik-baiknya. 7. Cara mengulangi pelajaran Mata pelajaran tidak dapat dikuasai oleh siswa hanya dengan satu kali mengikuti pelajaran saja, sehingga materi tersebut perlu diulang-ulang agar tertanam dalam otak. Dalam mengulang pelajaran hendaknya sedikit-demi sedikit tetapi teratur dan kontinyu. Mengulang kembali suatu pelajaran mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap belajar. Pelajaran tersebut akan tertanam dengan waktu yang lama dan tidak mudah akan terlupakan oleh siswa. Dengan demikian mengulang-ulang kembali bahan pelajaran yang telah diajarkan sangat penting. 8. Cara mempersiapkan dan menempuh ujian. Dalam kegiatan belajar, ujian menjadi hal yang sangat penting untuk mengetahui sampai dimana siswa menguasai pelajaran yang telah diajarkan. Dengan ujian siswa akan terdorong untuk mengulangi pelajaran, dan belajar dengan sungguh-sungguh agar dalam ujian tersebut siswa memperoleh hasil yang memuaskan atau mendapatkan nilai yang bagus. Bagi guru juga sangat penting, karena setelah ujian maka guru akan dapat mengetahui sejauh mana guru tersebut dapat memberikan pelajaran tersebut kepada siswa. Apakah siswa dapat memahami dengan mudah cara mengajar guru tersebut.
38 Dalam menghadapi ujian siswa harus benar-benar mempersiapkan diri baik materi yang akan diujikan maupun persiapan mental yang matang. Persiapan jangka penjang dimulai dengan belajar sebaik-baiknya sejak awal pelajaran, sedangkan persiapan jangka pendek adalah persiapan beberapa saat sebelum ujian, seperti datang lebih awal sebelum ujian dimulai. Berdasarkan uraian di atas, indikator dalam membahas cara belajar siswa yaitu : 1. cara belajar di sekolah, indikatornya : v Persiapan belajar v Konsentrasi v mengatur waktu v mengulangi pelajaran 2. cara belajar di rumah, Indikatornya v cara mengatur waktu dan membuat jadwal, v cara membaca buku, v cara membuat ringkasan, v cara menghafal, v cara mengulangi pelajaran, v cara mempersiapkan dan mengikuti ujian.
3. Fasilitas belajar Menurut Suharsimi Arikunto (1988: 82) mengemukakan bahwa “Fasilitas belajar adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan usaha. Yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu usaha ini dapat berupa benda-benda maupun uang. Jadi dalam hal ini fasilitas disamakan dengan sarana.” Sedangkan TIM Penyusun BPK Pengantar Pendidikan UNS (1997: 32) berpendapat bahwa “Fasilitas merupakan komponen yang bersumber pada barangbarang hasil produksi yang antara lain berupa gedung dan perlengkapannya dan berfungsi menyediakan tempat berlangsungnya proses pendidikan.”
39 Dari pendapat tersebut di atas dapat diambil pengertian bahwa fasilitas belajar adalah faktor eksternal yang berupa sarana dan prasarana untuk mempermudah dan memperlancar dalam berbagai kegiatan belajar berupa barangbarang atau benda-benda, perlengkapan dan dana. Suharsimi Arikunto (1988: 6) berpendapat bahwa “Fasilitas atau sarana belajar secara garis besarnya dapat dibedakan atas dua bagian yaitu fasilitas fisik dan fasilitas uang”. Sedangkan Suradji (1988: 142) menyebutkan “Fasilitas belajar dalam proses belajar mengajar antara lain : alat peraga, ruang, waktu, buku-buku, kesempatan, alat-alat praktek, perpustakaan”. Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan mengenai macam-macam fasilitas belajar. Fasilitas belajar tersebut berupa : 1. Ruang dan tempat belajar. 2. Alat atau media pembelajaran. 3. Waktu Belajar. 4. Kesempatan belajar. 5. Buku-buku acuan 6. Uang atau dana. Untuk lebih jelasnya macam-macam fasilitas belajar tersebut di atas, dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Ruang dan Tempat Belajar Ruang dan tempat belajar ini merupakan suatu tempat ataupun sebuah ruangan yang berisi perabotan dalam ruangan yang dipergunakan untuk kebutuhan belajar. Ruang dan tempat belajar ini harus tersedia di sekolah maupun di rumah. Ruang dan tempat belajar di sekolah misalnya ruang kelas, perpustakaan, dan laboratorium. Di rumah tempat belajar juga harus tersedia. Hal ini dikarenakan waktu yang dimiliki oleh siswa sebagian besar berada di rumah. Sehingga dibutuhkan tempat dan ruang belajar yang dapat memenuhi untuk kebutuhan belajar siswa. Untuk dapat dipergunakan sebagai tempat atau ruang belajar yang nyaman harus memperhatikan beberapa hal yaitu tata ruang, cahaya, peredaran udara dan suhu yang cocok.
40 2) Alat atau Media Pembelajaran Menurut TIM Penyusun BPK Pengantar Pendidikan UNS (1997:31) menyatakan bahwa “Alat bantu belajar merupakan komponen yang bersumber pada barang-barang hasil produksi antara lain berupa buku pelajaran, papan tulis, peta alat-alat praktikum, film, modul, dan sebagainya. Komponen ini memungkinkan terjadinya proses pendidikanyang lebih lengkap dan bervariasi.” Secara harfiah media diartikan sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Menurut Briggs (1970) yang dikutip Dr. Mulyani Sumantri, M.Ed dan Drs. H. Johar Permana, MA. (2001 : 152), ”Media adalah segala alat fisik yang dapat pesan serta perangsang peserta didik untuk belajar”.Sedangkan Menurut Latuheru (1988 :13) Media pembelajaran adalah semua alat bantu atau benda yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar, dengan maksud untuk menyampaikan pesan (informasi) pembelajaran dari sumber (guru maupun sumber lain) kepada penerima (dalam hal ini peserta didik ataupun warga belajar). Sedangkan yang termasuk dalam media, misalnya disket yang berisi materi pelajaran, kertas transparansi film, kaset yang berisi rekaman untuk pelajaran dan lain sebagainya. Penggunaan alat dan media tersebut harus disesuaikan dengan kebutuhan belajar dari siswa sehingga alat dan media tersebut sehingga mempunyai tingkat guna yang lebih tinggi. 3) Waktu Belajar Waktu belajar adalah hal yang mempunyai pengaruh langsung dan sangat besar terhadap hasil belajar. Waktu belajar yang dapat diatur dengan baik akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang optimal. Oleh karena itu pengaturan waktu belajar juga harus diperhatikan oleh setiap siswa agar memperoleh hasil belajar yang memuaskan. Abu Ahmadi & Widodo Supriyono (1991:32) mengatakan bahwa : Perlu adanya pengelompokan waktu sebagai berikut : 1) Kelompokkan waktu sehari-hari untuk keperluan tidur, belajar, makan, minum, olahraga dan seterusnya; 2) Buatlah jadwal untuk bermacam-macam mata pelajaran berikut urut-urutannya yang harus dipelajari setiap hari; 3) Berhematlah dengan waktu. Belajarlah dengan penuh konsentrasi dalam batas waktu yang telah ditentukan.
41 4) Kesempatan Belajar Siswa diharapkan mampu melihat dan mengetahui kesempatan terbaik untuk belajar.
Dengan
mereka
mengetahui
mereka
selanjutnya
menggunakan
kesempatan belajar tersebut dengan sebaik-baiknya. Apabila kesempatan yang ada untuk belajar terbatas, maka perlu pengaturan jatah waktu tertentu bagi setiap pelajaran. Menggunakan waktu terluang untuk belajar akan lebih besar manfaatnya dari pada melakukan kegiatankegiatan yang tidak mendapatkan manfaat yang jelas. Seperti pendapat Abu Ahmadi & Widodo Supriyono (1991:74) yang mengatakan : Gunakan waktu terluang untuk membaca buku-buku perpustakaan, baik dirumah maupun di kampus atau di sekolah. Cara ini lebih besar manfaatnya daripada ngobrol (omong kosong tiada arti). Kalau belajar atau membaca di rumah mungkin kurang mencukupi, maka tentu saja tidak mungkin dapat belajar efisien. Karena itulah pagi hari di mana ada kesempatan datanglah dan belajarlah dari buku-buku di perpustakaan. Jadi kesempatan merupakan waktu terluang yang dimiliki seorang siswa untuk belajar. 5) Buku-buku Acuan Buku acuan dan buku pelajaran sangat penting dalam membantu siswa untuk menambah kemampuan memahami pengertian temtang segala macam disiplin pengetahuan dan informasi dalam bentuk tulisan. Dengan tersedianya buku-buku acuan maka kecakapan berfikir siswa akan lebih mudah untuk dikembangkan. 6) Uang atau Dana Fasilitas uang merupakan segala sesuatu yang bersifat mempermudah suatu kegiatan. Uang dapat mempermudah kegiatan belajar siswa karena untuk melengkapi peralatan belajar yang diperlukan dapat dicukupi dengan uang. Slameto (2003:63) berpendapat bahwa : Anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya. Misal makan, pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang.
42 Berdasarkan uraian diatas, indikator dalam membahas fasilitas belajar siswa baik di rumah maupun di sekolah yaitu : 1. Ruang dan tempat belajar. 2. Alat atau media pembelajaran. 3. Waktu Belajar. 4. Kesempatan belajar. 5. Buku-buku acuan 6. Uang atau dana.
B. Kerangka Berpikir Keberhasilan belajar yang dapat disebut prestasi belajar merupakan suatu keadaan yang menggambarkan bahwa siswa telah mampu mencapai tujuan belajar itu sendiri. Mata pelajaran TIK sendiri merupakan mata pelajaran dimana siswa dituntut untuk dapat mengoperasikan komputer secara mahir dan merupakan mata pelajaran ketrampilan komputer. Untuk menguasainya siswa diharapkan perlu banyak
latihan
untuk
mengoperasikan
komputer
itu
sendiri.
Dengan
memperbanyak latihan-latihan dalam mengoperasikan komputer dan juga mempelajari tentang program-program yang telah ada
maka siswa akan
menguasai komputer dengan mahir, tidak hanya mampu mengoperasikan saja tetapi juga bisa mengetahui bagian-bagian yang ada dalam komputer. Cara belajar yang efisien akan mempengaruhi prestasi belajar mata pelajaran Teknologi Informasi Komunikasi (TIK). Mata pelajaran teknologi informasi komunikasi dapat dikatakan sebagai mata pelajaran yang dituntut agar dapat terampil mengoperasikan komputer. Oleh karena itu mata pelajaran ini membutuhkan cara belajar yang menuntut banyak berlatih untuk mengoperasikan komputer maka diperlukan cara belajar yang efisien untuk mencapai prestasi belajar yang memuaskan dan dapat terampil mengoperasikan komputer. Namun demikian, faktor cara belajar yang efisien tidak cukup untuk dapat menguasai ketrampilan komputer. Dibutuhkan adanya fasilitas belajar yang memadai. Bagaimanapun siswa tidak akan belajar dengan baik tanpa adanya fasilitas belajar yang memadai. Dengan fasilitas belajar yang memadai diharapkan
43 siswa mampu mencapai prestasi belajar yang diharapkan. Kekurangan dalam hal pengadaan fasilitas belajar sedikit banyak dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Baik tidaknya cara belajar siswa akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. Selain cara belajar fasilitas belajar juga mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dengan pemikiran diatas dapat lebih diperjelas dengan gambar bagan kerangka berpikir sebagai berikut : Cara Belajar (X1) Sub Variabel : 1. Cara belajar di Sekolah 2. Cara belajar di Rumah
Prestasi belajar (Y)
Fasilitas Belajar (X2) Sub Variabel : 1. Fasilitas belajar di sekolah 2. Fasilitas belajar di rumah
Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran
44 C. Perumusan Hipotesis Menurut Winarno Surachmad (1998:68), hipotesis secara etimologis diartikan sebagai “Sesuatu yang masih kurang dari (hypo), sebuah kesimpulan pendapat (thesis). Dengan kata lain hipotesis adalah sebuah kesimpulan, tetapi kesimpulan ini belum final karena masih harus dibuktikan kebenarannya. Hipotesis adalah jawaban dugaan yang dianggap mempunyai kemungkinan besar menjadi jawaban yang benar”. Sederhananya, hipotesis adalah jawaban sementara dari seorang peneliti yang masih harus dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran seperti yang telah dijelaskan di atas, dapat dikemukakan beberapa hipotesis sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh yang signifikan cara belajar terhadap prestasi belajar TIK siswa kelas X SMA N 3 Boyolali Tahun ajaran 2008/2009. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan fasilitas belajar siswa terhadap prestasi belajar TIK siswa kelas X SMA N 3 Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan cara belajar dan fasilitas belajar siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar TIK siswa kelas X SMA N 3 Boyolali Tahun Ajaran 2008/2009.
45 BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi mempunyai peranan yang penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu penelitian yang akan dilaksanakan. Cholid Narbuko & Abu Achmadi (2003: 1) mengemukakan bahwa “Metodologi berasal dari kata metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu, dan logos yang berarti “ilmu atau pengetahuan”. Jadi metodologi artinya ilmu / pengetahuan tentang cara yang tepat untuk melakukan sesuatu. Sedangkan penelitian menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2003: 1) adalah “Suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai menyusun laporan”. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metodologi penelitian adalah suatu ilmu yang mempelajari cara-cara melaksanakan penelitian meliputi kegiatan–kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, dan menganalisis sampai menyusun laporan berdasarkan fakta-fakta secara ilmiah. Di dalam metodologi penelitian
memuat
langkah-langkah
yang
ditempuh
guna
menemukan,
mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan. Adapun hal-hal yang terkait dalam metodologi penelitian ini meliputi: Tempat dan Waktu Penelitian, Metode Penelitian, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data dan Teknik Analisis Data. A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Dalam menyelesaikan penelitian ini, peneliti melaksanakan penelitian di SMA Negeri 3 Boyolali. Adapun alasan pemilihan lokasi penelitian sebagai berikut : 1) Tersedianya data yang diperlukan dalam penelitian ini. 2) Lokasi sekolah dekat dengan peneliti sehingga mempermudah untuk melakukan penelitian, baik dari segi transportasi, tenaga, dan biaya. 3) Di SMA Negeri 3 Boyolali belum pernah diadakan penelitian dengan masalah yang sama.
28
46 2. Waktu Penelitian Waktu yang digunakan dalam penelitian ini sembilan bulan. Penelitian dilaksanakan pada Semester ganjil tahun ajaran 2008 / 2009.
A. Metode Penelitian 1. Pendekatan penelitian Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh dalam mencapai suatu tujuan. Dalam suatu tujuan penelitian untuk memperoleh kebenaran ilmiah diperlukan metode yang benar-benar sesuai dengan sifat masalahnya, sebab suatu penelitian akan mencapai sasarannya apabila dilakukan dengan menggunakan metode yang tepat. Winarno
Surakhmad (2004: 131) menyebutkan bahwa,
“Metode
merupakan cara utama yang dipergunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji serangkaian hipotesis dengan menggunakan teknik serta alat-alat tertentu.” Sedangkan Mardalis (2003: 24) mendefinisikan metode sebagai “Suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian.” Pengertian diatas terkandung maksud bahwa metode adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Cholid Narbuko dan H. Abu Achmadi(2003: 1) mengemukakan penelitian adalah “Suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporannya.” Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah suatu cara berpikir dan berbuat untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran dari pengetahuan atau peristiwa yang dilakukan dengan metode-metode ilmiah. Dalam penelitian terdapat beberapa metode yang dapat digunakan. Secara umum metode penelitian dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, sebagaimana yang diungkapkan oleh Winarno Surakhmad (2004: 132) , yaitu : 1. Metode Penelitian Historis Adalah metode penelitian yang meliputi pengumpulan dan penafsiran gejala, peristiwa, ataupun gagasan yang timbul di masa yang lampau, untuk menemukan generalisasi yang berguna dalam usaha untuk memahami kenyataan-kenyataan sejarah, berguna untuk memahami situasi sekarang dan meramalkan perkembangan yang akan datang .
47 2. Metode Penelitian Deskriptif Penyelidikan deskriptif tertuju pada pemecahan masalah yang ada pada masa sekarang. Karena banyak sekali ragam penyelidikan demikian metode penelitian deskriptif lebih merupakan istilah umum yamg mencapai berbagai teknik dekriptif. Diantaranya adalah penyelidikan dengan teknik suvey, dengan teknik interval, angket, observasi atau dengan teknik test, studi kasus, studi komparatif, studi waktu dan dan gerak, analisa kuantitatif atau operasional. 3. Metode Penelitian Eksperimen Bereksperimen adalah mengadakan kegiatan percobaan untuk melihat sesuatu hasil. Hasil itu yang akan menegaskan bagaimanakah kedudukan perhubungan kausal antara variabel-variabel yang akan diselidiki. Sedangkan Iskandar (2008:61) menyatakan bahwa ”jenis pendekatan kuantitatif dapat dibedakan menjadi beberapa pendekatan penelitian, yaitu : 1. Penelitian Deskriptif (descriptive research) Penelitian deskriptif merupakan penelitian untuk memberi uraian mengenai fenomena atau gejala sosial yang diteliti dengan mendeskripsikan tentang nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent) berdasarkan indikator-indikator dari variabel yang diteliti tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antar variabel yang diteliti guna untuk eksplorasi dan klasifikasi dengan mendeskripsikan variabel yang berkenaan dengan masalah variabel yang diteliti. Selanjutnya Iskandar (2008:61) menyatakan bahwa penggunaan penelitian deskriptif bisa digunakan secara tersendiri dan juga bisa bersama-sama dengan metode lain misalnya asosiatif, eksperimen, dan sebagainya. 2. Penelitian Komparatif (perbandingan) Pola penelitian ini adalah membandingkan satu variabel atau lebih dengan sampel besar, atau penelitian dilakukan dengan mengkaji beberapa fenomena-fenomena sosial dalam bidang pendidikan, kemudian dicoba pada lembaga pendidikan yang lain sehingga ditemukan pola perbedaan dan pola kesamaan. 3. Penelitian Asosiatif (korelasional) Penelitian ini sering disebut dengan penelitian hubungan sebab akibat (kausal korelation). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih, atau hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. 4. Penelitian Eksperimen Penelitian eksperimen adalah suatu penelitian yang menuntut peneliti memanipulasi dan mengendalikan satu atau lebih variabel bebas serta mengamati variabel terikat, untuk melihat perbedaan sesuai dengan manipulasi variabel bebas (independent) tersebut atau peneliti yang melihat hubungan sebab akibat kepada dua atau lebih variabel dengan memberi perlakuan lebih (treatment) kepada kelompok eksperimen.
48 5. Penelitian Expost Facto (Kausalitas) Penelitian expost facto merupakan penelitian yang dilakukan untuk meneliti suatu peristiwa yang telah terjadi dan kemudian mengamati kebelakan tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kajian berikut. 6. Penelitian Survey Penelitian survey adalah penelitian yang dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap suatu gejala atau pengumpulan informasi dari populasi besar maupun kecil, tetapi data yang pelajari adalah data dari sampel sebagai mewakili data populasi tersebut. Berdasarkan pendapat-pendapat diatas, maka sesuai tujuan penelitian dan sifat masalahnya, maka dalam penyelesaian penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian
kuantitatif
dengan
metode
deskriptif
asosiatif
(korelasional). Sebab metode ini digunakan untuk menjawab atau memecahkan masalah yang sedang dihadapi pada situasi sekarang, dengan tujuan untuk mengetahui hubungan 2 variabel atau lebih. 2. Variabel Penelitian a. Variabel Terikat Variabel terikatnya adalah prestasi belajar siswa 1) Definisi operasional Prestasi belajar Teknologi Informasi komunikasi adalah hasil usaha yang dicapai seseorang berkat pengalaman dan latihan dalam proses belajar mata pelajaran Teknologi Informasi Komunikasi yang dinyatakan dengan angka nilai. 2) Skala Pengukuran : ordinal 3) Indikator adalah nilai hasil tes mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi. b. Variabel Bebas 2. Cara Belajar a) Definisi Operasional Cara belajar adalah suatu jalan yang digunakan atau dipakai untuk melakukan suatu kegiatan belajar agar dapat menguasai ilmu lebih cepat dan tahan lama untuk mencapai tujuan belajar.
49 b) Skala Pengukuran : Interval c) Sub variabel : 1. cara belajar di sekolah, indikatornya : 1. Persiapan belajar 2. Konsentrasi 3. mengatur waktu 4. mengulangi pelajaran 2. cara belajar di rumah, Indikatornya 1. cara mengatur waktu dan membuat jadwal, 2. cara membaca buku, 3. cara membuat ringkasan, 4. cara menghafal, 5. cara mengulangi pelajaran, 6. cara mempersiapkan dan mengikuti ujian. 3. Fasilitas Belajar a) Definisi Operasional Fasilitas belajar adalah faktor eksternal yang berupa sarana dan prasarana untuk mempermudah dan memperlancar dalam berbagai kegiatan
belajar
berupa
barang-barang
perlengkapan dan dana. b) Skala pengukurannya adalah Interval c) Sub variabel : 1. Fasilitas belajar di sekolah, indikatornya : 1. Ruang dan tempat belajar. 2. Alat dan atau media. 3. Waktu Belajar. 4. Kesempatan belajar. 5. Buku-buku acuan 6. Uang atau dana
atau
benda-benda,
50 2. Fasilitas belajar di rumah, indikatornya : 1. Ruang dan tempat belajar. 2. Alat dan atau media. 3. Waktu Belajar. 4. Kesempatan belajar. 5. Buku-buku acuan 6. Uang atau dana
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi Dalam suatu penelitian, tidak dapat terlepas dari populasi dan sampel, karena populasi dan sampel merupakan subyek penelitian. Populasi penelitian merupakan suatu kelompok individu yang diselidiki tentang aspek-aspek yang ada pada kelompok tersebut. Suharsimi Arikunto (2002: 115) mengemukakan bahwa “populasi adalah keseluruhan obyek penelitian”. Sedang menurut Sugiyono (2002: 53) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Dari beberapa pendapat di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa populasi merupakan keseluruhan jumlah dari subyek penelitian yakni individu yang mempunyai karakteristik tertentu yang ada pada wilayah penelitian. Adapun yang ditetapkan sebagai populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh siswa kelas X SMA Negeri 3 Boyolali tahun pelajaran 2008 / 2009.yang berjumlah 235 siswa. 2. Sampel Sampel merupakan wakil dari populasi yang akan diteliti. Menurut pendapat Suharsimi Arikunto (2002: 117) “Sampel adalah sebagian/ wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Sugiyono (2002: 13) “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.
51 Dari pendapat-pendapat tersebut di atas dapat peneliti simpulkan bahwa sampel merupakan sebagian dari populasi yang akan diteliti. Dalam pengambilan sampel perlu adanya teknik pengambilan sampel yang dipergunakan. Pada dasarnya ada dua macam teknik pengambilan sampel atau teknik sampling, yaitu teknik random sampling dan teknik non random sampling . 1. Teknik Random Sampling Dalam teknik random sampling, setiap individu dalam populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Teknik random sampling yaitu “Teknik pengambilan sampel yang mana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel”(Sutrisno Hadi, 2001:75). Cara-cara yang digunakan dalam random sampling ada tiga macam: a. Cara undian b. Cara ordinal c. Randomisasi dari tabel bilangan random. Cara undian dilakukan sebagaimana mengadakan undian atau lotere. Sedangkan cara ordinal dilakukan dengan menyusun subyek atau membuat daftar subyek secara urut dari atas ke bawah yang dapat disesuaikan berdasarkan alfabet, tanggal lahir atau tempat tinggalnya. Untuk ordinat dilakukan dengan memilih nomor-nomor genap / gasal / kelipatan tertentu. Dan untuk randomisasi dari tabel bilangan random dilakukan dengan menyusun subyek seperti tabel kemudian sampel dapat diambil dengan menjatuhkan ujung pensil di atas tabel tersebut misalnya. 2. Teknik Non Random Sampling Dalam teknik sampling ini tidak semua individu dalam populasi diberi peluang yang sama untuk ditugaskan menjadi anggota sampel. Jenis-jenis teknik non random sampling menurut Sutrisno Hadi (2001: 81-85) yaitu : a. Stratified sampling b. Purpose sampling c. Quota sampling d. Proportional sampling
52 e. Area sampling f. Cluster sampling g. Double sampling Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik proporsional random sampling dengan cara undian, yang artinya dari masing-masing kelas atas dasar proporsi diambil sejumlah siswa sebagai sampel secara acak tanpa pandang bulu, sehingga masing-masing siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi anggota sampel. Proportional sampling yaitu apabila populasi terdiri dari berbagai beberapa sub pokok yang tidak homogen dan tiap-tiap populasi akan diwakili dalam penelitian (Sutrisno Hadi, 2001:85), sedangkan random sampling merupakan “pengambilan sampel yang mana semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel”(Sutrisno Hadi, 2001:75). Menurut Winarno Surakhmad (2004: 100) “Untuk pedoman umum saja dapat dikatakan bahwa bila populasi cukup homogen terhadap populasi di bawah 100, maka dapat dipergunakan sampel sebesar 50%, dan diatas 100 sebesar5%. Untuk jaminan ada baiknya sampel selalu ditambah sedikit lagi dari jumlah matematik tadi”. Berdasarkan
nomogram
Hanrry
King
dan berpatokan
dengan
nomogram tersebut, dengan populasi sebanyak 235 dengan taraf kesalahan 5% ditemukan
sampel
sebanyak
20%
dari
populasi, maka jumlah sampel
adalah sebanyak 47 siswa. Adapun langkah-langkah dalam pengambilan sampel adalah sebagai berikut : 1. Besar sampel 20 % dari keseluruhan anggota populasi 235 siswa yang terbagi kedalam 6 kelas dengan perhitungan sebagai berikut : a. Kelas X.1 =
39 × 47 = 7.8 = 8 235
b. Kelas X.2 =
38 × 47 = 7,6 = 8 235
53 c. Kelas X.3 =
39 × 47 = 7,8 = 8 235
d. Kelas X.4 =
39 × 47 = 7,8 = 8 235
e. Kelas X.5 =
40 × 47 = 8 235
=8
f. Kelas X.6 =
40 × 47 = 8 235
=8
2. Menjumlahkan sampel dari masing-masing kelas yaitu 48 siswa. 3. Mengadakan random untuk menentukan responden yang akan diberi angket pada tiap-tiap kelas dengan cara undian, nomor yang keluar dalam undian itulah yang kita pilih menjadi responden.
D. Teknik Pengumpulan Data Masalah dapat dipecahkan secara tuntas apabila penelitian memiliki data yang valid dan reliabel, untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel, perlu digunakan suatu teknik pengumpulan data yang tetap atau sahih dan andal. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menentukan berhasil tidaknya suatu penelitian. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik angket dan dokumentasi. 1. Angket Metode angket atau kuesioner merupakan metode untuk memperoleh data dengan cara memberikan pertanyaan yang disusun dalam suatu daftar yang harus dijawab secara tertulis oleh subyek penelitian atau responden. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto (2002: 128) yang menyatakan bahwa “Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.” Sanapiah Faisal (2002: 122) menyebutkan “Angket adalah sebagai suatu alat pengumpulan data berisi daftar pertanyaan secara tertulis yang ditujukan
54 kepada subyek/ responden penelitian dan disebarkan untuk mendapatkan informasi atau keterangan dari sumber data yang berupa orang”. Peneliti menggunakan teknik ini untuk mendapatkan data variabel bebas, yaitu cara belajar siswa dan fasilitas belajar siswa. Kuesioner atau angket dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sesuai dengan sudut pandang yang digunakan. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 128) jenis-jenis angket yang digunakan untuk mengumpulkan data berdasarkan sudut pandangan yaitu : 1. Dipandang dari cara menjawab : a. Kuesioner terbuka , b. Kuesioner tertutup, 2. Dipandang dari jawaban yang diberikan : a. Kuesioner langsung, b. Kuesioner tidak langsung, 3. Dipandang dari bentuknya : a. Kuesioner pilihan ganda (sama dengan kuesioner tertutup) b. Kuesioner isian (sama dengan kuesioner terbuka) c. Check list, d. Rating scale (skala bertingkat) Dari macam-macam angket tersebut, maka dalam penelitian ini untuk mendapatkan data yang sesuai dengan variabel cara belajar siswa dan fasilitas belajar siswa digunakan jenis angket tertutup, langsung dan berbentuk miring. Jenis angket tertutup merupakan angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih. Angket langsung adalah angket yang responden harus menjawab tentang dirinya. Dalam penelitian ini peneliti merumuskan sejumlah pertanyaan dengan sudah disertai alternatif jawaban, sehingga responden diberi kesempatan untuk memilih salah satu jawaban yang sesuai dengan data yang diperlukan. Dalam penyusunan angket, sebaiknya mengikuti langkah-langkah dalam penyusunan angket yang benar. Langkah-langkah penyusunan angket menurut Masri Singarimbun (1995: 30) adalah sebagai berikut : 1. 2. 3. 4. 5.
Menyusun matriks spesifikasi data Menyusun angket Try out (uji coba) angket Revisi angket Memperbanyak angket
55 Untuk lebih jelasnya, akan penulis jabarkan sebagai berikut : 1. Menyusun matriks spesifikasi data Matriks spesifikasi data berguna untuk melihat atau memperjelas terlebih dahulu permasalahan yang akan dituangkan dalam angket. Dalam matriks ini terdapat penjabaran aspek-aspek yang diukur yang berisi tentang konsep dasar, variabel, indikator, nomor soal, dan jumlah soal yang sesuai dan mengarah pada rumusan masalah maupun tujuan penelitian. 2. Menyusun angket Setelah membuat matriks spesifikasi data, maka langkah selanjutnya adalah menyusun angket yang meliputi tahap-tahap sebagai berikut : a. Menyusun bentuk pertanyaan Dalam penelitian ini bentuk pertanyaan yang digunakan adalah bentuk rating scale (skala likert) karena dalam penelitian ini bermaksud utuk mengetahui dan mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok. Skala Likert dimodifikasi dengan skor jenjang 4 kemungkinan, sehingga informasi yang didapat akan semakin lengkap. Skala Likert mempunyai gradiasi dari yang sangat positif sampai yang sangat negatif. Masri Singarimbun (1999: 111) berpendapat sebagai berikut : Setelah pertanyaan-pertanyaan untuk suatu indeks ditentukan maka langkah selanjutnya adalah menentukan skor untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut. Salah satu cara yang paling sering digunakan dalam menentukan skor adalah menggunakan skala likert. Cara pengukuran adalah dengan menghadapkan seorang responden dengan sebuah pertanyaan kemudian diminta untuk memberi jawaban “sangat setuju”, “setuju”, “ragu-ragu”, “tidak setuju”, “sangat tidak setuju”. Jawaban ini diberi skor 1sampai 5. Selain berdasarkan pendapat di atas dan mengingat karakteristik dari data yang diperlukan maka pernyataan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pernyataan positif dan negatif. Untuk pernyataan positif skor berjalan dari sangat setuju dengan nilai 4 menuju ke sangat tidak setuju dengan nilai 1, maka dalam penelitian ini ketiga variabel menggunakan alternatif jawaban sebagai berikut : 1. Sangat setuju
: Nilai skala 4
2. Setuju
: Nilai skala 3
56 3. Tidak setuju
: Nilai skala 2
4. Sangat tidak setuju
: Nilai skala 1
Kemudian untuk pernyataan negatif skor berjalan dari sangat setuju dengan nilai 1 menuju ke sangat tidak setuju dengan nilai 4. perhitungan penilaiannya sebagai berikut : 1. Sangat setuju
: Nilai skala 1
2. Setuju
: Nilai skala 2
3. Tidak setuju
: Nilai skala 3
4. Sangat tidak setuju
: Nilai skala 4
b. Membuat item pernyataan c. Membuat petunjuk pengisian angket atau pedoman pengisian angket. Pedoman ini berisi petunjuk di dalam pengisian angket bagi responden. d. Membuat surat pengantar Surat pengantar ini berisi suatu permohonan dalam mengisi angket, pengisian angket maksud dan ucapan terima kasih kepada responden dan untuk mengetahui sejauh mana responden mengalami kesulitan di dalam menjawab pertanyaan tersebut. 3. Try out (uji coba) angket Uji coba angket dilakukan secara langsung di SMA Negeri 3 Boyolali, responden yang digunakan adalah kelas X dengan jumlah 10 siswa di luar sampel penelitian. Responden yang dipilih adalah responden yang keadaannya kurang lebih sama dengan responden sesungguhnya. Untuk menguji instrumen ini digunakan uji validitas dan reliabilitas. a). Validitas Suharsimi Arikunto (2002: 144) mengemukakan “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen”. Dari pengertian di atas validitas menunjukkan bahwa suatu alat ukur dikatakan valid (tepat) bila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat untuk mengetahui validitas angket. Oleh karena itu, untuk mengukur tingkat
57 validitas ini digunakan rumus uji validitas yaitu korelasi product moment sebagai berikut : rXY =
N ∑ XY − (∑ X )(∑Y )
{N ∑ X
2
}{
− (∑ X ) N ∑Y 2 − (∑Y ) 2
2
}
(Suharsimi Arikunto, 2002: 146)
dengan keterangan sebagai berikut : rXY
= Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y
ΣXY
= Jumlah hasil kali dari X dan Y
ΣX
= Jumlah dari X
ΣY
= Jumlah dari Y
ΣX2
= Jumlah kuadrat X masing-masing item
ΣY2
= Jumlah kuadrat Y masing-masing item
N
= Jumlah subyek
b). Reliabilitas S. Nasution (2003: 77) mengemukakan bahwa “Reliabilitas adalah bila alat itu dalam mengukur suatu gejala pada waktu yang berlainan, senantiasa menunjukkan hasil yang sama”. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 154) “Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Dari kedua pendapat di atas, maka suatu alat ukur dikatakan reliabel atau mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi, jika dapat memberikan hasil yang relatif tetap apabila alat ukur tersebut dikenakan pada subyek yang sama tetapi tempatnya berbeda atau pada waktu yang berbeda tetapi tempatnya sama. Langkah–langkah dalam menggunakan rumus alpha adalah sebagai berikut: (1). Mencari varians tiap-tiap item (2). Mencari jumlah varian butir soal
58 (3). Mencari varian total (4). Memasukkan ke dalam rumus alpha, yaitu :
r11
2 k ∑ σb = 1 − σ 2 k − 1 t
(Suharsimi Arikunto, 2002: 171) dengan keterangan sebagai berikut : r11
= Reliabilitas instrumen yang dicari
k
= Banyaknya butir pertanyaan atau soal
Σσb2
= Jumlah varian butir
σt2
= Varian total
(5). Konsultasikan hasil penghitungan dengan tabel r product moment 4. Revisi angket Setelah melakukan try out maka hasil try out tersebut dijadikan dasar untuk revisi. Revisi angket yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan cara menghilangkan item-item yang tidak valid. 5. Memperbanyak angket Jika angket telah sesuai dengan persyaratan, maka angket diperbanyak sesuai dengan kebutuhan responden.
2. Dokumentasi Suharsimi Arikunto (2002: 135) mengemukakan bahwa “Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya”. Dalam teknik dokumentasi ini, data yang dikumpulkan adalah data prestasi belajar mata pelajaran teknologi informasi komunikasi berupa nilai mid semester genap yang diperoleh siswa kelas X SMA Negeri 3 Boyolali tahun pelajaran 2008/2009.
59 Adapun alasan peneliti menggunakan teknik dokumentasi sebagai alat pengumpul data adalah sebagai berikut: 1. Dokumen lebih dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. 2. Sumber dokumen memberikan data yang lengkap. 3. Lebih efisien dan hemat waktu.
3. Teknik Analisis Data Data yang telah terkumpul, kemudian dianalisis
dalam rangka untuk
menguji kebenaran hipotesis dan juga untuk memperoleh kesimpulan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier ganda. Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 264) “Regresi ganda (multiple regression) adalah suatu perluasan dari teknik regresi apabila terdapat lebih dari satu variabel bebas untuk mengadakan prediksi terhadap variabel terikat”. Tugas pokok analisis regresi menurut Sutrisno Hadi (2002: 2) adalah sebagai berikut : 1. Mencari korelasi antara kriterium dengan prediktor. 2. Menguji apakah korelasi itu signifikan atau tidak. 3. Mencari persamaan garis regresinya. 4. Menemukan sumbangan relatif antara sesama prediktor, jika prediktornya lebih dari satu. Adapun langkah-langkah dalam penelitian ini dengan menggunakan analisis regresi adalah sebagai berikut : 1. Menyusun tabulasi data cara belajar siswa, fasilitas belajar dan prestasi belajar mata pelajaran teknologi informasi komunikasi siswa. 2. Uji persyaratan a. Uji Normalitas Untuk menguji normalitas data adalah dengan menggunakan rumus Chi Kuadrat.
χ2 = ∑
( f o − f h )2 fh
(Suharsimi Arikunto , 2002: 259)
60 dimana : χ2
= Chi kuadrat
ƒo
= Frekuensi yang diperoleh
ƒh
= Frekuensi yang diharapkan
Tujuan digunakannya uji normalitas ini adalah untuk mengetahui apakah data yang dianalisa berbentuk sebaran normal atau tidak. Kemudian X2hitung di konsultasikan dengan X2 pada tabel. Bila X2hitung > X2tabel
= maka data tidak berdistribusi normal
Bila X2hitung < X2tabel
= maka data berdistribusi normal
b. Uji Linearitas Uji linearitas variabel X1 terhadap Y, dan X2 terhadap Y adalah untuk mengetahui tingkat kelinearan data atau mengetahui bahwa setiap peningkatan variabel X juga diikuti peningkatan variabel Y dengan menetapkan harga – harga : (Y )2 2 X 1 Y − ∑ ∑ N
a. JK (G)
=
b. JK(TC)
= JK(S) – JK(E)
c. dfTC
=k–2
d. df(G)
=N–K
e. RJK ( TC )
=
JK (TC ) dkTC
f. RJK ( G )
=
JK (G ) dkTC
g. Fhit
=
RJK (TC ) RJK (G ) (Sudjana, 2001: 332)
c. Uji Independensi Uji independensi digunakan untuk mengetahui antara variabel bebas yang satu dengan yang lain tidak saling mempengaruhi dengan menggunakan
61 rumus koefisen korelasi sederhana antara dua variabel X1 dan X2. Rumus koefisien korelasi sederhana sebagai berikut : rx1x2
N ∑ X 1 X 2 − (∑ X 1 )(∑ X 2 )
{N ∑ X
=
2 1
}{
− (∑ X 1 ) N ∑ X 2 − (∑ X 2 ) 2
2
2
}
(Sudjana, 2001: 369) 3. Uji hipotesis a. Korelasi sederhana antara X1 terhadap Y dan X2 terhadap Y dengan menggunakan rumus sebagai berikut : 1).
2).
Ry1
Ry2
=
=
N ∑ X 1Y − (∑ X 1 )(∑ Y )
{N ∑ X
}{
− (∑ X 1 ) N ∑ Y 2 − (∑ Y )
2
2
1
2
N ∑ X 2Y − (∑ X 2 )(∑ Y )
{N ∑ X
2 2
}{
− (∑ X 2 ) N ∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
}
}
(Sudjana, 2001: 47)
dimana : ry1
= koefisien X1 dan Y
ry2
= koefisien X2 dan Y
N
= jumlah data observasi
X
= variabel prediktor
Y
= variabel kriterium
Kemudian setelah hasil diperoleh, maka harga ry dikonsultasikan dengan tabel nilai r product moment. Apabila ry < r tabel = maka Ho diterima ry > r tabel = maka Ho ditolak b. Menghitung koefisien korelasi multipel antara kriterium Y dengan prediktor X1 dan prediktor X2 menggunakan rumus : Ry12
=
ry21 + ry22 − 2ry1ry 2 r12 1 − r122 (Sudjana, 2001: 385)
62 dimana : Ry (1,2)
= Koefisien korelasi antara X1 dan X2
Ry1
= Koefisien korelasi antara Y dan X1
Ry2
= Koefisien korelasi antara Y dan X2
c. Uji signifikan korelasi ganda antara kriterium Y dengan prediktor X1 dan X2, dimaksudkan untuk mengetahui apakah koefisien korelasi yang ditemukan dapat diberlakukan untuk seluruh populasi, untuk itu digunakan rumus sebagai berikut : F =
R2 / k 1 − R 2 / (n − k − 1)
(
)
(Sudjana , 2001: 108) Keterangan : F
= harga F garis regresi
k
= banyaknya variabel bebas
n
= ukuran sampel
R
= koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor-prediktornya
d. Menghitung persamaan garis regresi linier multipel dengan menggunakan rumus : Yˆ = b0 + b1 X 1 + b2 X 2
Untuk menentukan koefisien-koefisien bo, b1 dan b2 dengan menggunakan rumus : bo
= Y – b1X1 – b2X2
(∑ X )(∑ X Y ) − (∑ X X )(∑ X Y ) = 2
b1
2
1
1
2
(∑ X )(∑ X ) − (∑ X X ) 2
1
2
2
2
2
1
2
(∑ X )(∑ X Y ) − (∑ X X )(∑ X Y ) = (∑ X )(∑ X ) − (∑ X X ) 2
b2
1
2
2
1
1
2 2
2
2
2
1
2
63 4. Mencari sumbangan relative dan sumbangan efektif X1 dan X2 terhadap Y a. Mencari sumbangan relatif masing-masing prediktor terhadap kriterium Y dengan rumus : Prediktor X1 : SR % =
b1 ∑ X 1Y
x100%
Prediktor X2 : SR % =
b2 ∑ X 2Y
x100%
JK (Re g ) JK (Re g )
b. Mencari sumbangan efektif masing-masing prediktor terhadap kriterium Y terlebih dahulu mencari garis regresi dengan menggunakan rumus : R2
=
JK (Re g ) x100% JK (T )
Mencari sumbangan efektif X1 terhadap Y dengan rumus : = SR%X1 x R2
SE%X1
Mencari sumbangan efektif X2 terhadap Y dengan rumus : = SR%X2 x R2
SE%X2 Dimana
R2 = Efektifitas garis regresi (Sutrisno Hadi, 2001: 45)
64 BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Deskripsi data adalah gambaran tentang hasil pengumpulan data dari tiaptiap variabel yang diteliti. Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang akan diteliti. Adapun variabel-variabel tersebut adalah : 1. Cara belajar siswa sebagai variabel bebas pertama ( X1). 2. Fasilitas belajar sebagai variabel kedua ( X2). 3. Prestasi belajar siswa sebagai variabel terikat ( Y ). Data ketiga variabel tersebut diperoleh dengan teknik angket dan teknik dokumentasi. Teknik angket digunakan untuk memperoleh data mengenai cara belajar siswa dan fasilitas belajar siswa, sedangkan teknik dokumentasi digunakan untuk memperoleh data prestasi belajar. Sebelum angket digunakan sebagai instrumen penelitian maka terlebih dahulu dilakukan try out angket dengan tujuan untuk mengetahui adanya itemitem yang tidak memenuhi syarat validitas dan reliabilitas angket sebagai instrumen penelitian. Dalam penelitian ini try out angket dilakukan pada 10 siswa di luar sampel penelitian. Dari hasil try out angket tersebut ternyata semua item soal atau pertanyaan dinyatakan valid. Berdasarkan data hasil penyebaran angket kepada responden dapat diketahui hasil sebagai berikut: 1. Data Variabel Cara Belajar Siswa (X1) Cara belajar siswa merupakan variabel bebas pertama ( X1), yang pengumpulan datanya dengan menggunakan angket yang disebarkan pada 48 siswa kelas X SMA Negeri 3 Boyolali. Dari hasil pengumpulan data variabel cara belajar siswa diperoleh hasil sebagai berikut : a. Nilai tertinggi 106 ; b. Nilai terendah 72 ; c. Mean 90,67 ; d. Standar deviasi 7,875. Angket variabel cara belajar siswa ( X1 ) berisi 30 pernyataan , pengukurannya dinilai dengan 4 alternatif jawaban. Setelah melalui tabulasi data menunjukkan nilai terendah 72, sedangkan nilai tertinggi sebesar 106 dengan rata-rata 90,67. Apabila dihitung 47
65 dalam persentase maka skor tertinggi adalah jumlah item x skor tertinggi jawaban yaitu : 30x4=120, sedang jumlah responden adalah 48, maka diperoleh nilai tertinggi 48x120=5760. Jumlah nilai cara belajar siswa berdasarkan data yang terkumpul adalah 4349(lampiran 12 Hal. 86). Dengan demikian tingkat cara belajar siswa di SMA Negeri 3 Boyolali sebesar 4349:5760=0,7550 atau sebesar 75,50%. 2. Data Variabel Fasilitas Belajar (X2) Fasilitas
belajar
merupakan
variabel
bebas
kedua (X2),
yang
pengumpulan datanya menggunakan angket yang disebarkan pada 48 siswa kelas X SMA Negeri 3 Boyolali. Dari hasil pengumpulan data variabel fasilitas belajar diperoleh hasil sebagai berikut : a. Nilai tertinggi 75 ; b. Nilai terendah 47 ; c. Mean 62,48 ; d. Standar deviasi 6,801. Angket variabel fasilitas belajar ( X2) berisi 21 pernyataan , pengukurannya dinilai dengan 4 alternatif jawaban. Setelah melalui tabulasi data menunjukkan nilai terendah 47, sedangkan nilai tertinggi sebesar 75 dengan rata-rata 62,48. Apabila dihitung dalam persentase maka skor tertinggi adalah jumlah item x skor tertinggi jawaban yaitu : 21x4=84, sedang jumlah responden 48, maka diperoleh nilai tertinggi 48x84=4032. Jumlah nilai fasilitas belajar berdasarkan data yang terkumpul adalah 2999 (lampiran 13 Hal. 88). Dengan demikian tingkat intensitas fasilitas belajar di SMA Negeri 3 Boyolali sebesar 2999:4032=0,6895 atau sebesar 68%. 3. Data Variabel Prestasi Belajar Siswa (Y) Prestasi belajar merupakan variabel terikat (Y), yang pengumpulan datanya diperoleh dari prestasi belajar mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi. Dari hasil pengumpulan data tentang prestasi belajar diperoleh hasil sebagai berikut : a. Nilai tertinggi 85 ; b. Nilai terendah 61 ; c. Mean 72 ; d. Standar deviasi 5,849. Nilai prestasi belajar diambil dari nilai ujian semester siswa. Setelah melalui tabulasi data menunjukkan nilai terendah 61, sedangkan nilai tertinggi sebesar 85 dengan rata-rata 72. Apabila dihitung dalam persentase sebesar 72%. Dengan demikian tingkat prestasi belajar siswa di SMA Negeri 3 Boyolali sebesar 72%.
66 B. Pengujian Persyaratan Analisis Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis korelasi dan regresi linier ganda. Sebelum mengadakan pengujian hipotesis untuk analisis regresi linier ganda ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu : 1. Populasi harus berdistribusi normal. 2. Uji linieritas harus menunjukkan kelinierannya. 3. Tidak terdapat hubungan yang berarti di antara variabel bebas yang satu dengan yang lainnya. Untuk lebih jelasnya maka berikut ini diuraikan mengenai uji persyaratan analisis data yang telah dilakukan : 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dari populasi memiliki distribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas dengan menggunakan rumus chi kuadrat, maka diperoleh hasil masingmasing variabel sebagai berikut : a. Uji normalitas variabel X1 Berdasarkan hasil perhitungan harga chi kuadrat hitung sebesar 18,667. Hasil ini kemudian dikonsultasikan dengan tabel chi kuadrat dengan df=24 dengan taraf signifikansi 5% sebesar 36,415, karena chi kuadrat hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel (χ2hitung < χ2tabel ) atau 18,667 < 36,415 maka dapat disimpulkan bahwa sampel yang diambil berdistribusi normal (lampiran 16 Hal.92) b. uji normalitas variabel X2 Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga chi kuadrat hitung sebesar 4,250. Hasil ini dikonsultasikan dengan tabel chi kuadrat dengan df=18 dengan taraf signifikansi 5%sebesar 27,204, karena chi kuadrat hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel (χ2hitung < χ2tabel ) atau 4,250 < 27,204 maka dapat disimpulkan bahwa sampel yang diambil berdistribusi normal (lampiran 16 Hal. 92) c. Uji normalitas variabel Y Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh harga chi kuadrat hitung sebesar 14,542. Hasil ini kemudian dikonsultasikan dengan tabel chi kuadrat dengan
67 dk=18 dengan taraf signifikansi 5% sebesar 27,204, karena chi kuadrat hitung lebih kecil dari chi kuadrat tabel (χ2hitung < χ2tabel ) atau 14,54 < 27,204 maka dapat disimpulkan bahwa sampel yang diambil berdistribusi normal (lampiran 16 Hal. 92). 2. Uji Linearitas Uji linearitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data yang akan dianalisis merupakan data yang berbentuk regresi linear. a. Uji linearitas variabel X1 terhadap Y Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut : Tabel 1. Rangkuman hasil uji linearitas X1 terhadap Y ANOVA Table Sum of Squares Prestasi Belajar Between (Combined) 1197.350 * Cara Belajar Groups Linearity 652.123 Deviation from Linearity 545.227 Within Groups 410.567 Total 1607.917
df 24 1 23 23 47
Mean Square 49.890 652.123 23.706 17.851
F 2.795 36.532 1.328
Sig. .008 .000 .251
Dari tabel di atas menunjukkan hasil perhitungan uji linearitas X1 terhadap Y diperoleh Fhitung = 36,53, harga ini kemudian dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan df pembilang 1 dan df penyebut 23 diperoleh Ftabel = 4,28, karena Fhitung > Ftabel atau 36,53 > 4,28, maka regresi yang diperoleh berarti . Pada taraf signifikansi 5% dengan df pembilang 23 dan df penyebut 47 diperoleh Ftabel =1,32 karena Fhitung < Ftabel atau 1,32 < 1,79 maka dapat disimpulkan bahwa bentuk persamaan fungsi garis adalah linear (X1 linear terhadap Y ) ( lampiran 17 Hal. 93) b. Uji linearitas variabel X2 terhadap Y Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh data sebagai berikut : Tabel 2. Rangkuman hasil uji linearitas X2 terhadap Y ANOVA Table Sum of Squares Prestasi Belajar * Between (Combined) 901.750 Fasilitas Belajar Groups Linearity 348.197 Deviation from Linearity553.553 Within Groups 706.167 Total 1607.917
df 18 1 17 29 47
Mean Square 50.097 348.197 32.562 24.351
F 2.057 14.299 1.337
Sig. .040 .001 .239
68 Dari tabel di atas menunjukkan hasil perhitungan uji linearitas X2 terhadap Y diperoleh Fhitung = 14,29 harga ini kemudian dikonsultasikan dengan Ftabel pada taraf signifikansi 5% dengan df pembilang 1 dan df penyebut 17 diperoleh Ftabel = 4,45 , karena Fhitung > Ftabel atau 14,29 > 4,45, maka regresi yang diperoleh berarti. Pada taraf signifikansi 5% dengan df pembilang 29 dan dk penyebut 47 diperoleh Ftabel = 1,70 karena Fhitung < Ftabel atau 1,33 < 1,70 maka dapat disimpulkan bahwa bentuk persamaan fungsi garis adalah linear (X2 linear terhadap Y ) (lampiran 17 Hal. 93).
3. Uji Independensi X1 dan X2 Uji independensi diperlukan untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan antara variabel bebas pertama dengan variabel bebas kedua (X1 dengan X2). Berdasarkan hasil perhitungan uji independensi, diperoleh nilai rx1x2 = 0,262. Hasil tersebut dikonsultasikan dengan nilai rtabel pada N = 48 dan taraf signifikansi 5% sebesar 0,284. Oleh karena rhitung < rtabel atau 0,262 < 0,284 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara X1 dan X2 ( X1 dan X2 saling independen).
C. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang telah diajukan diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis dilakukan setelah data yang akan dianalisis dengan regresi ganda telah memenuhi uji prasyarat analisis tersebut di atas. Adapun langkah-langkahnya yaitu analisis data, penafsiran pengujian hipotesis dan kesimpulan pengujian hipotesis. 1. Analisis Data a. Tabulasi data Tabulasi data merupakan langkah awal dari analisis data yaitu membuat daftar nilai cara belajar siswa, fasilitas belajar dan prestasi belajar. Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut : N Σ X1
= 48 = 4349
Σ X2 2 ΣY
2
= 189549 = 250728
69 Σ X2
= 2999
Σ X1 Y
= 314760
ΣY
= 3458
Σ X2 Y
= 216923
Σ X1X2
= 272492
Σ X12 = 396941
b. Menghitung koefisien korelasi X1 dengan Y dan X2 dengan Y 1). Koefisien korelasi X1 dengan Y Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai rx1y = 0,637. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% dan n = 48 sehingga diperoleh rtabel = 0,284, karena rhitung > rtabel atau 0,637 > 0,284 maka dapat simpulkan bahwa X1 dengan Y terdapat hubungan yang berarti (lampiran 23 Hal. 100). 2). Koefisien korelasi X2 dengan Y Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh rx2y = 0,465. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% dan n = 48 sehingga diperoleh rtabel = 0,284, karena rhitung > rtabel atau 0,465 > 0,284 maka dapat disimpulkan bahwa X2 dengan Y terdapat hubungan yang berarti (lampiran 23 Hal. 100). c. Menghitung persamaan garis regresi linear ganda Berdasarkan
hasil
perhitungan
diperoleh
persamaan
Ŷ=17,607 + 0,411 X1 + 0,275 X2 . Ini berarti arah perubahan nilai Y akan bertambah atau berkurang tergantung pada koefisien b1 dan b2 yang positif. Dilihat dari persamaan di atas dapat dinyatakan bahwa perubahan yang terjadi pada nilai Y searah dengan variabel X1 dan perubahan yang terjadi pada nilai Y searah dengan nilai X2 (lampiran 19 Hal. 96). d. Menghitung uji korelasi ganda variabel X1 dan X2 terhadap Y Untuk menguji keberartian cara belajar siswa dan fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa digunakan analisis korelasi ganda. Dari perhitungan diperoleh hasil R2 = 0,501, dimana Ftabel = 3,19 dan harga Fhitung = 22,59 sehingga Fhitung
>
Ftabel atau 22,59
> 3,19. Dari hasil perhitungan tersebut dapat
disimpulkan bahwa korelasi X1 dan X2 terhadap Y adalah signifikan atau dapat
70 dikatakan bahwa ada pengaruh antara variabel X1 dan X2 terhadap Y pada taraf signifikansi 5% (lampiran 20 dan 21 Hal. 97-98). e. Menghitung sumbangan relatif dan efektif antara X1 dan X2 terhadap Y 1). Sumbangan Relatif (SR) Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil Sumbangan Relatif cara belajar (X1) terhadap prestasi belajar (Y) sebesar 71,36%. Sumbangan Relatif fasilitas belajar (X2) terhadap prestasi belajar (Y) sebesar 28,64 %. 2). Sumbangan Efektif Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil Sumbangan Efektif cara belajar (X1) terhadap prestasi belajar (Y) sebesar 35,75%. Sumbangan efektif fasilitas belajar (X2) terhadap prestasi belajar (Y) sebesar 20,43%.
2. Penafsiran Pengujian Hipotesis a. Korelasi Cara Belajar Siswa (X1) dengan Prestasi Belajar (Y) Berdasarkan pengujian hasil analisis data untuk mencari koefisien korelasi variabel X1 dengan Y diperoleh nilai rx1y = 0,637. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% dan n = 48 sehingga diperoleh rtabel = 0,284. Karena rhitung > rtabel atau 0,637 > 0,284 maka dapat disimpulkan bahwa cara belajar siswa berpengaruh signifikan terhadap prestasi belajar. Pengaruh ini dapat ditunjukkan dengan adanya sumbangan efektif X1 terhadap Y sebesar 35,75% yang terkandung dalam aspek-aspek pada indikator variabel cara belajar siswa yaitu cara mengikuti pelajaran, baik cara belajar di rumah ataupun cara belajar di sekolah, cara mengatur waktu dan membuat jadwal, cara membaca buku, cara membuat ringkasan, cara menghafal, cara mengulangi pelajaran, cara mempersiapkan dan mengikuti ujian. b. Korelasi Fasilitas Belajar (X2) dengan Prestasi Belajar (Y) Berdasarkan pengujian hasil analisis data untuk mencari koefisien korelasi variabel X2 dengan Y diperoleh nilai rx2y = 0,465. Hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai rtabel pada taraf signifikansi 5% dan n = 48 sehingga diperoleh rtabel = 0,284 , karena rhitung > r
tabel
atau 0,465 > 0,284 maka dapat
disimpulkan bahwa fasilitas belajar berpengaruh signifikan terhadap prestasi
71 belajar. Pengaruh ini dapat ditunjukkan dengan adanya sumbangan efektif X2 terhadap Y sebesar 20,43% yang terkandung dalam aspek-aspek pada indikator variabel fasilitas belajar yaitu ruang dan tempat belajar, alat dan atau media, waktu Belajar, kesempatan belajar, buku-buku acuan, uang atau dana. c. Korelasi Ganda Cara Belajar Siswa (X1) dan Fasilitas Belajar(X2) terhadap Prestasi Belajar Siswa (Y) Berdasarkan hasil perhitungan uji regresi linear ganda diperoleh Fhitung = 22,59, hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan Ftabel pada df = 2 lawan 48 dengan taraf signifikansi 5% sehingga diperoleh Ftabel = 3,19. Karena Fhitung > Ftabel atau 22,59 > 3,19 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara cara belajar siswa dan fasilitas belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar berdasarkan persamaan Ŷ=17,607 + 0,411 X1 + 0,275 X2. Arah perubahan nilai Y akan bertambah atau berkurang tergantung pada koefisien X1 dan X2 yang positif atau negatif. Apabila dilihat dari persamaan regresi, koefisien dari X1 dan X2 adalah positif sehingga dapat disimpulkan bahwa rata-rata peningkatan atau penurunan prestasi belajar (Y) diperkirakan sebesar 0,411 untuk setiap peningkatan atau penurunan satu unit cara belajar siswa dan juga akan meningkat atau menurun sebesar 0,275 untuk setiap peningkatan atau penurunan satu unit tingkat fasilitas belajar.
3. Kesimpulan Pengujian Hipotesis Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan untuk menguji hipotesis dan penafsiran hipotesis, maka dapat dikemukakan hasil sebagai berikut: a. Hipotesis 1 Berdasarkan hasil pengujian analisis data menunjukkan rhitung > rtabel atau 0,637
> 0,284. Dengan demikian maka hipotesis pertama yang berbunyi
“Ada pengaruh yang signifikan antara cara belajar siswa terhadap prestasi belajar teknologi informasi dan komunikasi siswa kelas X SMA Negeri 3 Boyolali tahun pelajaran 2008/2009” dapat diterima.
72 b. Hipotesis 2 Berdasarkan hasil pengujian analisis data menunjukkan rhitung > rtabel atau 0,465 > 0,284. Dengan demikian maka hipotesis kedua yang berbunyi “ Ada pengaruh yang signifikan antara fasilitas belajar terhadap prestasi belajar teknologi informasi dan komunikasi siswa kelas X SMA Negeri 3 Boyolali tahun pelajaran 2008/2009” dapat diterima. c. Hipotesis 3 Berdasarkan hasil pengujian analisis data menunjukkan Fhitung > Ftabel atau 22,59 > 3,19. Dengan demikian
maka hipotesis ketiga yang berbunyi
“Ada pengaruh yang signifikan antara cara belajar siswa dan fasilitas belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar teknologi informasi dan komunikasi siswa kelas X SMA Negeri 3 Boyolali tahun pelajaran 2008/2009” dapat diterima.
D. Pembahasan Hasil Analisis Data Setelah dilakukan pengujian hipotesis dan diketahui hasilnya, selanjutnya dilakukan pembahasan hasil penelitian yang diperoleh. Pembahasan hasil penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut : a. Pengaruh Cara Belajar Siswa terhadap Prestasi Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan analisis regresi linier ganda yang telah dilakukan untuk X1 terhadap Y diperoleh hasil koefisien korelasi nilai rx1y = 0,637 pada taraf signifikansi 5% dengan n = 48, dari perhitungan tersebut ternyata harga rhitung > rtabel atau 0,637 > 0,284. Ini berarti cara belajar siswa mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar teknologi informasi dan komunikasi siswa kelas X SMA Negeri 3 Boyolali tahun pelajaran 2008/2009. Ini menunjukkan bahwa jika siswa mempunyai cara belajar yang tepat maka besar kemungkinan siswa tersebut untuk memperoleh prestasi belajar teknologi informasi dan komunikasi yang diinginkan. Sebaliknya jika
siswa
kurang mempunyai cara belajar yang baik maka besar kemungkinan siswa
73 tersebut untuk memperoleh hasil prestasi belajar teknologi informasi dan komunikasi yang kurang memuaskan pula. Tingkat cara belajar siswa SMA Negeri 3 Boyolali sebesar 75,50%. Angka ini diperoleh dengan membandingkan hasil angket yang telah disebarkan kepada responden dengan skor tertinggi kriterium setiap variabel. Namun demikian masih ada sebagian aspek-aspek cara belajar yang masih memungkinkan untuk ditingkatkan lagi. Berdasarkan data yang terkumpul, item nomor 22 dengan nilai 113 menunjukkan bahwa siswa lebih sering menghafal dari pada memahami suatu konsep pelajaran. Hendaknya siswa dalam kegiatan membaca melakukan pemahaman terhadap materi atau konsep terlebih dahulu dan kemudian baru melakukan menghafal. Pada dasarnya di dalam belajar kegiatan menghafal bukanlah hal yang utama, akan tetapi yang lebih penting adalah memahami bacaan. Dengan memahami dan hafal suatu konsep, maka siswa akan mudah menggunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan dalam menjawab soal-soal. Pada item nomor 18 dengan nilai 117 menunjukkan bahwa siswa lebih senang membaca buku langsung dari pada membuat ringkasan terlebih dahulu. Hendaknya siswa didalam membaca buku membuat ringkasan terlebih dahulu. Di dalam cara belajar dengan membuat ringkasan sangat besar manfaatnya bagi siswa apabila menghadapi ujian atau ulangan harian, maka siswa tidak harus membaca lagi. Siswa hanya cukup mengulang-ulang dari buku ringkasan yang telah dibuatnya. Pada item nomor 5 dengan nilai 130 menunjukkan bahwa siswa tidak berkonsentrasi selama mengikuti pelajaran di kelas. Hendaknya siswa berkonsentrasi penuh saat mengikuti pelajaran di kelas, sehingga siswa akan mengerti materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. b. Pengaruh Fasilitas Belajar terhadap Prestasi Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan analisis regresi linier ganda yang telah dilakukan untuk X2 terhadap Y diperoleh hasil koefisien korelasi nilai rx2y = 0,465 pada taraf signifikansi 5% dengan n = 48, dari perhitungan tersebut ternyata harga rhitung > rtabel atau 0,465 > 0,284. Ini berarti fasilitas belajar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap prestasi belajar teknologi
74 informasi dan komunikasi siswa kelas X SMA Negeri 3 Boyolali tahun pelajaran 2008/2009. Jika fasilitas belajar yang ada di rumah maupun di sekolah memadai maka besar kemungkinan siswa tersebut untuk memperoleh prestasi belajar yang diinginkan. Sebaliknya jika fasilitas belajar yang ada di rumah maupun di sekolah kurang memadai maka besar pula kemungkinan siswa tersebut untuk memperoleh prestasi belajar teknologi informasi komunikasi yang kurang optimal. Tingkat fasilitas belajar SMA Negeri 3 Boyolali sebesar 68%. Namun demikian masih ada aspek-aspek fasilitas belajar yang perlu ditingkatkan. Berdasarkan data yang terkumpul, pada item nomor 4 dengan nilai terendah 122 menunjukkan bahwa keadaan fasilitas belajar terutama meja dan kursi yang ada di kelas sebagian besar sudah dalam keadaan yang kurang baik. Hendaknya Kepala Sekolah memperbaiki atau mengganti meja dan kursi yang ada di setiap ruang kelas sehingga di dalam belajar siswa merasa nyaman. Pada item nomor 13 dengan nilai 128 menunjukkan bahwa apabila ada jam kosong siswa tidak menggunakan kesempatan belajar untuk mengunjungi perpustakaan. Hendaknya siswa apabila ada jam kosong atau mempunyai kesempatan belajar menyempatkan diri mengunjungi perpustakan walaupun hanya sekedar membaca surat kabar namun kegiatan tersebut dapat menambah wawasan dan pengetahuan siswa sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Melalui budaya membaca, orang diharapkan dapat memperoleh sesuatu yang baru sebagai bahan informasi. Dapat dikatakan bahwa orang masuk ke perpustakaan bertujuan : 1) Untuk mempertinggi daya serap dan kemampuan siswa dalam proses pendidikan serta membantu memperluas cakrawala pengetahuan guru dalam lingkungan pendidikan; 2) Secara tidak langsung mendapat pengajaran dan pendidikan; 3) Mendapat hiburan sehat dan kreatif. c. Pengaruh Cara Belajar Siswa dan Fasilitas Belajar terhadap Prestasi Belajar Teknologi Informasi dan Komunikasi Berdasarkan hasil analisis korelasi dan regresi ganda diperoleh pengaruh antara X1 dan X2 terhadap Y yaitu nilai Ry12 = 0,501, kemudian dilakukan pengujian dengan uji F, diperoleh harga Fhitung > Ftabel atau 22,597 > 3,19. Hal ini berarti cara belajar siswa dan fasilitas belajar secara bersama-sama berpengaruh
75 secara signifikan terhadap prestasi belajar teknologi informasi dan komunikasi siswa kelas X SMA Negeri 3 Boyolali tahun pelajaran 2008/2009. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh positif cara belajar dan fasilitas belajar dengan prestasi belajar teknologi informasi dan komunikasi. Dari hasil analisis di atas dapat dinyatakan bahwa semakin tinggi cara belajar dan fasilitas belajar, maka prestasi belajar teknologi informasi dan komunikasi akan semakin tinggi. Tingkat pencapaian prestasi belajar siswa SMA Negeri 3 Boyolali sebesar 72%. Namum masih
ada sebagian aspek-aspek prestasi belajar
yang
memungkinkan untuk lebih ditingkatkan lagi. Penerimaan hipotesis ketiga ini sesuai dengan kajian teori bahwa hasil belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Baik dari dalam dirinya (internal) maupun faktor dari luar dirinya (eksternal). Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut. Dari sumbangan yang diberikan oleh kedua variabel tersebut dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh cara belajar siswa dan fasilitas belajar. Sumbangan relatif (SR%) dari variabel cara belajar siswa sebesar 71,36%, sedangkan sumbangan relatif dari variabel fasilitas belajar adalah 28,64%. Sumbangan efektif (SE%) untuk variabel cara belajar siswa sebesar 35,75%. Ini berarti pencapaian prestasi belajar ditentukan oleh cara belajar siswa sebesar 35,75%, sedangkan yang 64,25% ditentukan oleh faktor lain di luar kemandirian belajar siswa. Sumbangan efektif variabel fasilitas belajar sebesar 20,43%. Ini berarti pencapaian prestasi belajar ditentukan oleh fasilitas belajar sebesar 20,43%, sedangkan yang 79,57% ditentukan oleh faktor lain di luar fasilitas belajar.
76 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil pengujian hipotesis dan analisis data yang dilakukan, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara cara belajar siswa terhadap prestasi belajar mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi siswa kelas X SMA Negeri 3 Boyolali tahun pelajaran 2008/2009. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara fasilitas belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi siswa kelas X SMA Negeri 3 Boyolali tahun pelajaran 2008/2009. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara cara belajar siswa dan intensitas fasilitas belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi siswa kelas X SMA Negeri 3 Boyolali tahun pelajaran 2008/2009. Selain kesimpulan di atas, temuan lain yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut: 1. Dari hasil persamaan garis regresi linear diperoleh Ŷ=17,607 + 0,411 X1 + 0,275 X2 , ini berarti bahwa rata-rata prestasi belajar siswa (Y) akan meningkat atau menurun sebesar 0,411 untuk setiap peningkatan atau penurunan satu unit cara belajar siswa (X1) dan akan meningkat atau menurun sebesar 0,275 untuk setiap peningkatan atau penurunan satu unit intensitas fasilitas belajar (X2). 2. Besarnya sumbangan yang diberikan oleh masing-masing variabel adalah : a. Sumbangan relatif cara belajar (X1) terhadap prestasi belajar teknologi informasi dan komunikasi (Y) sebesar 71,36%. b. Sumbangan relatif fasilitas belajar (X2) terhadap prestasi belajar teknologi informasi dan komunikasi (Y) sebesar 28,63 %. c. Sumbangan efektif cara belajar (X1) terhadap prestasi belajar teknologi informasi dan komunikasi (Y) sebesar 35,75%.
59
77 d. Sumbangan efektif fasilitas belajar
(X2) terhadap prestasi belajar
teknologi informasi dan komunikasi (Y) sebesar 20,43%.
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat ditemukan implikasi hasil penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Terdapat pengaruh yang positif antara cara belajar terhadap prestasi belajar siswa. Dengan demikian cara belajar siswa memberikan kontribusi yang besar dalam upaya peningkatan prestasi belajar mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi siswa kelas X SMA Negeri 3 Boyolali tahun pelajaran 2008/2009. Jadi tingginya tingkat cara belajar siswa memberikan dampak positif terhadap prestasi belajar siswa. Semakin baik cara belajar siswa, maka akan diikuti dengan meningkatnya motivasi belajar siswa. Dengan motivasi belajar yang meningkat akan mempengaruhi prestasi belajar siswa. 2. Terdapat pengaruh yang positif antara fasilitas belajar terhadap prestasi belajar siswa. Dengan demikian fasilitas belajar memberikan kontribusi yang besar dalam upaya peningkatan prestasi belajar mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi siswa kelas X SMA Negeri 3 Boyolali tahun pelajaran 2008/2009. Jadi tingginya tingkat fasilitas belajar memberikan dampak positif terhadap prestasi belajar siswa. Semakin lengkap fasilitas belajar, akan meningkatkan motivasi belajar siswa. Siswa akan merasa senang dalam belajarnya, hal ini dikarenakan setiap siswa yang belajar tidak terganggu dengan fasilitas belajar yang kurang memadai. 3. Ada pengaruh yang positif antara cara belajar dan fasilitas belajar secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa. Dengan demikian cara belajar siswa dan fasilitas belajar memberikan kontribusi yang besar dalam upaya peningkatan prestasi belajar mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi siswa kelas X SMA Negeri 3 Boyolali tahun pelajaran 2008/2009. Jadi dengan semakin baik cara belajar siswa dan fasilitas belajar memberikan dampak positif terhadap prestasi belajar siswa. Semakin baik cara belajar siswa dan fasilitas belajar, maka akan diikuti dengan tingginya prestasi belajar
78 siswa, begitu pula sebaliknya siswa yang memiliki cara belajar dan fasilitas belajar yang kurang baik atau rendah, maka akan diikuti dengan prestasi belajar yang rendah pula. Dengan demikian siswa tidak hanya memperhatikan salah satu faktor saja, akan tetapi kedua faktor tersebut sama-sama harus diperhatikan karena mempunyai pengaruh yang penting dalam upaya peningkatan prestasi belajar siswa. Oleh karena itu penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu bukti bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh faktor internal siswa yaitu cara belajar siswa dan faktor eksternal yaitu fasilitas belajar. Di samping itu hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar pengembangan penelitian selanjutnya karena masih banyak faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.
C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian di atas, maka ada beberapa saran yang sekiranya dapat penulis berikan, yaitu : 1. Kepada siswa a. Hendaknya siswa berkonsentrasi penuh saat mengikuti pelajaran di kelas, sehingga siswa akan mengerti materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Pada saat guru memberikan penjelasan hendaknya berkonsentrasi, mencatat hal-hal yang penting atau garis besar dari penjelasan guru tersebut dan menanyakan segala sesuatu yang dianggap kurang paham atau tidak dimengerti. Hal ini berdasarkan angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 5 dengan nilai 130 (lampiran 12 Hal. 86). b. Hendaknya siswa didalam membaca buku membuat ringkasan terlebih dahulu. Di dalam cara belajar dengan membuat ringkasan sangat besar manfaatnya bagi siswa apabila menghadapi ujian atau ulangan harian, maka siswa tidak harus membaca lagi. Siswa hanya cukup mengulang-ulang dari buku ringkasan yang telah dibuatnya.
79 Hal ini berdasarkan angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 18 dengan nilai 117 (lampiran 12 Hal. 86). c. Hendaknya siswa dalam kegiatan membaca melakukan pemahaman terhadap materi atau konsep terlebih dahulu dan kemudian baru melakukan menghafal. Pada dasarnya di dalam belajar kegiatan menghafal bukanlah hal yang utama, akan tetapi yang lebih penting adalah memahami bacaan. Dengan memahami dan hafal suatu konsep, maka siswa akan mudah menggunakan apabila sewaktu-waktu diperlukan dalam menjawab soal-soal. Hal ini berdasarkan angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 22 dengan nilai 113 (lampiran 12 Hal. 86). d. Siswa harus dapat memanfaatkan waktu luang yang ada ataupun kesempatan yang datang pada dirinya dengan sebaik mungkin. Misalnya apabila ada jam pelajaran yang kosong siswa dapat memanfaatkan jam kosong tersebut untuk mempelajari materi-materi pelajaran yang belum dikuasai
ataupun
mengunjungi perpustakaan sekolah untuk mencari buku referensi pada pelajaran berikutnya. Hal ini berdasarkan angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 13 dengan nilai 128 (lampiran12 Hal. 86). 2. Kepada Guru Guru hendaknya memberikan tugas kepada siswa apabila akan meninggalkan jam mengajar, dengan catatan guru diberi tugas dari sekolah untuk kepentingan sekolah. Hal ini bertujuan agar apabila jam kosong siswa menggunakan sebaikbaiknya untuk mengerjakan tugas yang diberikan dan digunakan untuk nilai tugas. Dan tugas tersebut juga harus dikumpulkan pada saat itu juga. Hal ini dikarenakan siswa sering tidak memanfaatkan waktu dengan baik. Seperti menggunakan kesempatan apabila ada jam kosong hanya digunakan untuk mengobrol dengan teman. Apalagi kesempatan tersebut tidak digunakan untuk mengunjungi perpustakaan yang ada di sekolahan. Hal ini berdasarkan angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 13 dengan nilai 128 (lampiran 12 Hal. 86).
80 3. Kepada Kepala Sekolah Hendaknya Kepala Sekolah senantiasa meningkatkan sarana dan prasarana (fasilitas belajar) kelas misalnya dengan jalan memperbaiki meja dan kursi yang ada di dalam kelas. Dengan demikian diharapkan dapat memperlancar kegiatan belajar mengajar dan meningkatkan prestasi belajar siswa.Hal ini berdasarkan angket penelitian yang menunjuk pada item nomor 4 dengan nilai 122 (lampiran 13 Hal. 87).