KE DAFTAR ISI Budi Setiawan, dkk.
35
ISSN 0216 - 3128
PENGARUH Ca2+ SEBAGAI ION KOEKSISTENSI KOMPLEKSASI ASAM HUMUS- Eu(III)
PADA
Budi Setiawan Radioactive Waste Technology Center - BATAN, Serpong, Indonesia
Takumi Kubota Kyoto University, Research Reactor Institute, Kumatori - Osalw, Japan
Akira Kirishima Advanced Scie. Research Center. Japan Atomic EnerK)! Research Institl//e. Tokaimura - Ibaraki. Japan
ABSTRAK I'£NGAIWII Cal' SEBAGAI ION KOEKSISTENSI I'ADA KOMI'I.EKSASI ASAM /fUMUS -£u(III). Keberadaan asam Iwmus (/fA) di air tanah diperkiralwn mempunyai peran secara nya/a pada migrasi radionuklida dari fasili/as penyimpanan Iimbah ke Iingkungan dengan membentuk komplek koloid yang /erlarut. Keragaman ion logam di air /anah dapa/ menyebablwn /erjadinya kompe/isi an/ara radionuk/ida dan ion logam un/uk membentuk komplek dengan asam humus. Pengaruh ion koeksis/ensi Cal' pada kompleksasi asam humus - Eu(III) telah dipelajari, dimana di air /anah Cal' merupalwn salah satu kons/i/uen /erlam/ yang utama. I'ercobaan dilakulwn dengan menggunalwn cara eks/raksi pelaru/. /fasil yang diperoleh menunjuklwn bahwa keberadaan ion Cal' pada reaksi kompleksasi /fA-Eu ternya/a lidak cukup berpengaruh pada kompleksasi IIA-Eu(lII) teru/ama pada ren/ang konsen/rasi yang kecil dari gugus fungsional HA ([RJ < Irr7 mol/I). Kompleksasi I-IA-Eu(III) dimulai dari site per/ulwran yang kua/ kemudian dilanju/lwn dengan site per/ulwran yang lebih lemah dari gugus fungsional di HA.
ABSTRACT EFFECT OF Cal' AS COEXISTENCE ION ON T/fE COMPLEXATION OF /fUMIC ACID-Eu(III). Exis/ence of humic acid (HA) in groundwater was predicted has a significant role on the migration of radionuclide from a disposal facility to environment by forming soluble colloid. Various me/al ions exist in groundwater make a competition between radionuclides and metal ions /0 form humic acid-metal ion complexes. Effect of coexistence ion Cal' on the humic acid-Eu(1 II) has been studied, where Cal' is one of soluble main constituents in groundwater. The experiment was done by using solvent extraction method. The results showed that existence ofCal' was not give an effect on the complexation of HA-Eu(III), mainly in the concentration range of < Irr7 moUI. Complexa/ion of HA-Eu(III) was began from a strong site exchanger and continued to weaker site exchanger of HA functional groups.
PENDAHULUAN Migrasi ion radionuklidalRN)
logam (MI, diperkirakan tennasuk di air tanah akan dipengaruhi oleh terjadinya reaksi bennacam substansi organik dan anorganik seperti hidroksida, karbonat dan koloid. Diantara bahan organik yang ada di air tanah, as am humus (HA) diperkirakan memegang peran yang penting pada penyebaran radionuklida sehingga pengetahuan tentang karakteristik interaksi HA-MI adalah merupakan salah satu subyek yang penting untuk dipelajari (1-4]. Komposisi, struktur serta berat molekulnya yang tak seragam membuat klarifikasi interaksi antara HA-MI tidak dapat diperlakukan sebagaimana asam-asam yang sederhana [1,5-6]. Asam humus mempunyai kemampuan ikat yang kuat terhadap MI dan berkecenderungan untuk membentuk komplek
koloid yang terlarut. Hal ini menimbulkan daya tarik pad a banyak peneliti untuk mempelajari interaksi antara HA dengan bennacam Mllradionuklida (7-17], Pada penelitian terdahulu telah dipelajari interaksi antara radionuklida NpO+ 2, Eu3+, Ca2+, Fe2+ dimana hasilnya menunjukkan bahwa konstanta (tetapan) pembentukan komplek HA-RN dipengaruhi oleh pH dan kekuatan ion (I. ionic strength) larutan [4,18-20]. Hal ini dikarenakan adanya komplikasi pada komposisi dan struktur HA yang heterogen serta sifat alami HA yang polielektrolit [21]. Kompleksasi Eu(III) dengan HA diteliti karena Eu(III) merupakan analog kimia dari radionuklida 241,243 Am(III), dimana radionuklida tersebut masing-masing mempunyai umur paro 432,6 dan 7370 th [22]. Keberadaan ion logam yang
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta. 10 Juli 2006
36
ISSN 0216 - 3128
beragam
di
air tanah merupakan masalah lain yang
harus dipertimbangkan pad a interaksi HA-Eu(IJI). Ion Ca2+ merupakan salah satu konstituen terlarut yang utama di air tanah (10-4 - 10') M) (2)1 diperkirakan akan kuat berinteraksi dengan HA dibandingkan dengan MI lainnya. Kuatnya interaksi Ca2+ dengan HA diperkirakan akan berpengaruh pada interaksi HA-Eu(III), untuk itu hal ini perlu untuk dipelajari. Selain berasal dari air tanah ion Ca2+ dapatjuga berasal dari pelapukan benton it yang berperan sebagai bahan penyangga di fasilitas penyimpanan limbah. Umumnya pembentukan MI/RN didetinisikan sebagai, M+L
fJ
=
Budi Setiawan. dkk.
~
komplek dari HA-
(I)
ML
[ML]
(2)
a::::
[R] [HR] + [R]
Pada kondisi koeksistensi
adanya
(6) ion
sebagai
Ca2+
CEu= [Eu] + [EuR)] + [Eu]o
(7)
Ce• = [Ca] + [CaR2]
(8)
CR
= [R] + [HR] + 3[EuR)] + 2[CaR2]
[ML] _ [ML] fJa
=
n
IH~'
-
(3)
(9)
CEu, CCa dan CR masing-masing adalah konsentrasi Eu, Ca dan gugus fungsional, sedangkan [CaR2] adalah konsentrasi Ca terikat pada HA. [EuR)] = lku[Eu][R] dengan memoditikasi diperoleh,
(10) pers.
(4),
(7),
CEu= [Eu]( I + ,8Eu[R]+ Do) [M] dan [ML] adalah konsentrasi MI yang bebas dan terikat pada HA, [L] konsentrasi ligan bebas. Pada kasus ini, gugus fungsional yang mengikat MI berada pad a makromolekul HA, dimana jumlahnya tidak diketahui dengan pasti sehingga untuk mengetahui banyaknya gugus fungsional pad a asam humus dapat diperoleh melalui titrasi. Pad a penelitian ini detinisi pembentukan komplek menjadi,
Ion
dan
( I0)
(II)
Demi.kian pula dengan, Cc.=[Ca](1
CR
+,8c.[R])
=[R(~ +3fJEJEU]+2fJca[Ca])
(12)
(13)
Cara ekstraksi pelarut pada penelitian ini dapa! mcngakomodasi luasnya rcntang konsentrasi HA yang diberikan dalam larutan sehingga hal tersebu! merupakan keuntungan tersendiri bagi jalannya penelitian ini.
[M]CRa
[R] adalah konsentrasi proton terdisosiasi. CR adalah total proton pad a site pertukaran yang terdisosiasi dan a adalah derajat disosiasi dari HA. Pada interaksi antara HA-Eu(lII) digunakan cara ekstraksi pelarut maka distribusi Eu(lII) adalah,
TAT A KERJA Bahan Asam humus yang berbentuk garam Na dari scsuai dengan proscdur pustaka 124.25]. Karakterisasi HA dilakukan dengan cara mentitrasikannya dengan 0,1 M NaOH sebagaimana pada pustaka 141. Perunut radioaktif 152Eu (sp. radioaktivitas 37 MBq/ml, pengemban 0,06 mg Eu/ml) dari Amersham Lab. digunakan pad a percobaan ini. Bahan kimia yang lain sebagaimana pada lab kimia pad a umumnya juga digunakan pada percobaan ini.
Aldrich Chemical Co. dimumikan
Do
(4)
= [Eu]o [Eu]
adalah distribusi Eu di fasa organik ([Eu]o) dan fasa cair ([EuD pada kondisi tanpa HA di larutan. Sedangkan distribusi Eu pada kondisi HA ada di larutan, persamaan menjadi
Do
D=
[Eu]o [Eu] + [EuR3]
=~
(5)
l+fJa[R]
[EuR)] adalah konsentrasi Eu yang terikat pada HA.
Prosedur Titrasi HA dilakukan dengan menimbang sebanyak 0,075 g HA yang kemudian dilarutkan dalam 0, I M NaOH, pH larutan diatur menjadi
Prosiding PPI - PDIPTN 2005 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
BIIlIi SetitlWIIII, dkk. sekitar
3 dengan
ISSN 0216-J128 cara
menambahkan
larutan
HCI,
dan ionic strength 1= 0, I M NaCI. Untuk mencegah adanya oksidasi, kc dalam larutan digclcmbungkun (bubbled) gas N2 dan larutan diaduk dengan magnetic stirrer. Pekerjaan titrasi asam humus ini dilakukan dengan menambahkan dengan 0, I M NaOH ke larutan asam humus[4]. Penambahan larutan NaOH dikontrol dengan titrator otomatis TOA A UT-3000, burette otomatis ABT-I 000 dan pH
dalam fraksi yang semakin mengccil. Titik-titik ini menggambarkan banyaknya gugus COOH dan OH yang bcrcaksi dcngan NaGI!' Scmakin scdikit guglls COOH dan OH yang bereaksi dengan NaOH maka semakin sedikit pula titik-titik yang terbentuk. Banyak gugus COOH dan OH pada HA berperan sangat penting sebagai penentu jumlah site aktif pertukarannya.
larutan diukur dengan elektrode glass GST-53 I I C. Suhu operasi dijaga sekitar 25 ± 0,5 °c dengan circulation water bath. Sebelum digunakan, larutan NaOH konsentrasinya terlebih dahulu distandarisasikan dengan 0, I M asam sulfamik, dan larutan HCI distandarkan dengan ]arutan NaOH.
12
apparent complex formation Penentuan dari HA-Eu(lJI) dilakukan dengan mengikuti prosedur sebagai berikut. Larutan organik yang mengandung 1003 M Thenoyltrifluoroacetone (TT A) dan ] 003 M Trybuthyl phosphate
8 6
xylen terlebih 0,0 I M 2-(Nmorpholino)ethanesu/fonic acid (MES) pada fasa cairo Pada setiap percobaan, 4 m] larutan xylen diambil dan dicampurkan didalam vial dengan larutan yang mengandung 1008 dan 10'5 M Eu(I1I), disetimbangkan
(TBP) da]am dulu dengan
= 10'3 M, pH = 5,53 (a= 0,72), ionic strength = 0, I M NaCI04 dan larutan penyangga 0,025 M (campuran MES dan tris (hydroxymethyl) aminomethane /THAM). Vial kemudian ditutup dan
o~
10
constant
dahulu
37
4 2
-1 0
1
2
3
4
5
6
P enam bahan NaO H
[Ca2+]
7
~»
8
I
Gambar
1. Kurva titrasi asam humus dengan 0,1 M NaOH, ionic strength 1=0,1 M.
dikocok perlahan selama 3 jam. Setelah pemisahan fasa organik dan fasa air, aktivitas y dari kedua fase
-
diukur dengan detektor sintilasi Nal (TI) jenis sumuran. Larutan sisanya digunakan untuk 3 0 Eu mengukur pH larutan. I OJ} -10
2
Q
- •• ••• •••
\7
4 ([R]/mol dm'3) log
Gambar 2. Pengaruh
HASIL DAN PEMBAHASAN
•
hasil titrasi HA dengan NaOH pada kondisi I = 0, I M NaCI04 ditunjukkan pada Gambar. I, pad a titik akhir titrasi diperoleh kapasitas pertukaran proton maksimum yaitu 4,95 meq/g. Konsentrasi gugus fungsional yang terdisosiasi ([R)) pada setiap harga pH dapat dihitung dari hasil titrasi dengan persamaan,
[H+] + [NaOH]ditambahkan = [OHO] + [R]
dengan
[H+]
=
lO,pH, [OHO]
=
(14)
IOpKw- pH dan
13,78 (/ = 0,] M) dan 13,79 (1,0 M) Gambar
]
terlihat
bahwa
titik
[26].
akhir
pKw = Oari titrasi
ditunjukkan sebagai titik-titik kurva yang semakin renggang yang mengindikasikan bahwa disosiasi gugus
fungsional
•••
•••
ej -2 Ca2+ pada kompleksasi
::~
Kurva
-
-10 I,-8 0 C \7= 10.8 M \7e -4 -6 -7 -3 -5 ~-9-I51-Eu 'f'-1 0~1~ 0\7 -I i1-5 o -3 Ca2+ 0: Ceo = pada kondisi M, tanpa -1-4 Eu(lII) "'\Z: pad C a= kondisi 10.5
pad a HA masih terus berlangsung
Prosiding PPI - PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
HA-
J~ Ceo
=
10,3
ISSN 0216-3128
38 Pengaruh
ion
koeksistensi
(Ca2+) terhadap
kompleksasi HA-Eu(lII) ditunjukkan pada Gambar 2. Titik-titik dengan tanda penuh menunjukkan adanya konsentrasi Ca2+ pada reaksi kompleksasi HA dan Eu(III), sedangkan pada titik-titik dengan tanda tak penuh menunjukkan tidak adanya konsentrasi Ca2+ dalam campuran HA-Eu(III). Keberadaan ion Ca2+ pada reaksi kompleksasi HAEu temyata tidak cukup berpengaruh terutama pada rentang konsentrasi yang kecil dari gugus fungsional HA ([R] < 10'7 mol/l). Pada situasi dimana konsentrasi Eu(lII) di larutan kecil, site pertukaran HA pada daerah site pertukaran kuat sangat berperan terhadap kompleksasi HA-RN. Europium(III) yang mempunyai konstanta pembentukan komplek dengan HA yang lebih besar dibandingkan dengan HACa(II) mempunyai kecenderungan untuk lebih reaktif berinteraksi dengan dengan HA[18.19]. Pad a konsentrasi HA ([R]> 10,7 mol/I) membuat semakin banyaknya gugus fungsional HA yang tersedia. Ketersediaan site pertukaran yang meningkat dapat memberi gambaran yang cukup jelas tentang adanya pengaruh ion Ca2+ pada kompleksasi HA-Eu(III), terutama pada kondisi CEu= 10.8 M . Pad a konsentrasi HA dengan [R]> I0.7 molll gugus HA fungsional yang tersedia dari site pertukaran meningkat, dan kompleksasi HA-RN terjadi karena adanya kompetisi antara Eu(III) dengan Ca2+. Pada kondisi ini site pertukaran lemah sudah mulai berperan, konsentrasi Ca2+ (10'3 M) yang jauh lebih besar dibandingkan konsentrasi Eu(lII) telah mampu mengganggu terjadinya reaksi kompleksasi HAEu(lII) sehingga menyebabkan konsentrasi Eu(IlI) tertinggal pada fasa cair menjadi meningkat. Konsentrasi Eu(lII) yang tertinggal di larutan ini untuk kemudian terekstraksi ke fasa organik, hal ini menyebabkan
nilai logD meningkat.
Pada kurva hasil reaksi kompleksasi HAEu(llI) dapat terlihat bahwa konsentrasi Eu(lII) yang Hal ini meningkat akan menaikkan nilai logD. disebabkan telah terjadinya penjenuhan pada site pertukaran kuat dari gugus fungsional HA, dengan terbatasnya site pertukaran ini menyebabkan Eu(llI) selanjutnya akan mulai bereaksi dengan site pertukaran yang lebih lemah dari gugus fungsional di HA. Pad a percobaan awal telah diperoleh nilai logDo dari Eu(lll) adalah 2,05 dan 2,23 masingmasing pada kondisi CEu= 10,8 dan 10'5 M [181, dengan menggunakan persamaan (5) kemudian nilai log..Ba dapat
dihitung.
oleh pad a kondisi M adalah 7,60, adanya
Ca (CCa
Nilai
log
..Ba
yang
diper-
konsentrasi
=
10'3 M) dilarutan
membuat
nilai
Eu(lII)
dari
10'8
menjadi
10'5
M
menyebabkan perbedaan nilai logD pad a rentang konsentrasi HA dengan [R]> 10,7 molll menjadi mengecil. Hal ini pada Gambar 2 ditunjukkan semakin dekatnya jarak an tara titik-titik yang bertanda penuh dengan titik-titik yang bertanda tak penuh terutama pada kondisi CEu= 10.5 M . Disini telah terjadi kompetisi an tara Eu(lII) dan Ca2+ untuk melakukan kompleksasi dengan HA menjadi lebih berimbang, dimana Eu(lII) yang bereaksi dengan HA semakin meningkat. Akibatnya konsentrasi Eu(lII) bebas yang tertinggal di larutan menjadi berkurangdan Eu(lII) yang terekstraksi ke fasa organikpun menjadi tidak sebesar seperti pada kondisi CEu=IO·8 M Eu(III), dan perbedaan nilai logD an tara kompleksasi HA-Eu(lIl) yang dengan dan tanpa pemberian Ca2+ menjadi mengecil. Pad a reaksi pembentukan komplek dimana konsentrasi Eu(lII) semakin meningkat, maka logfJa akan banyak ditentukan oleh site pertukaran yang lemah.
KESIMPULAN
/ SARAN
Dari hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa keberadaan ion Ca2+ pada reaksi kompleksasi HA-Eu ternyata tidak cukup berpengaruh terutama pada rentang konsentrasi HA yang kecil ([R] < 10'7 mol/I). Pada konsentrasi gugus fungsional HA [R]> 10'7 molll kompleksasi HA-Eu(III) mulai terganggu, hal ini disebabkan terjadinya kompetisi antara Eu(IlI) dengan Ca2+. Kompleksasi HA-Eu(lII) dimulai dari site pertukaran yang kuat kemudian dilanjutkan dengan site pertukaran yang lebih lemah dari gugus fungsional di HA, hal ini diperkirakan karena adanya pengaruh dari komposisi gugus fungsional HA yang heterogen. Sebagai kelanjutan dari penelitian ini perlu dipelajari untuk kaslls yang sarna dengan RN atau ion koeksistensi yang bcrbcda schingga diperoleh data Icngkap tentang perilaku migrasi semua radionuklida atau ion koeksistensi di air tanah disekitar
fasilitas
penyimpanan
lestari limbah.
DAFT AR ACUAN I.
BUFFLE,
J.,:
Complexation
Reactions
Aquatic System: An Analytical Hoorwood, NY (1990).
tanpa adanya Ca dengan CEu= 10.5 sedangkan pada kondisi dengan
log fJa yang diperoleh menjadi 7,47. Menurunnya nilai log fJa ini berarti telah terjadi gangguan ion Ca2+ terhadap interaksi Ee(III)-HA. Meningkatnya
Budi Setiawan, dkk.
2.
CHOPPIN,
GR.,:"Humics
Migration", ( 1988).
Radiochim.
Prosiding PPI - PDIPTN 2005 Pustek Akselerator dan Proses Bahan, BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
and Acta
Approach,
in Ellis
Radionuclide 44/45,
23-28
3. CHOPPIN, GR.,:"The Role of Natural Organics in Radionuclide Migration in Natural Aquifer System", Radiochim. Acta 58/59, 113-120 (1992).
16. KIM, JI., et.al.,:"Characterization of Humic and Fulvic Acids from Gorleben Groundwaters, Fresius J. Anal. Chem. 338, 245-252 (1990).
4. KUBOTA, T., et.al.:"A Study on The Interaction of Np(V) with Polyacrylic Acid by Solvent Extraction", Radiochim. Acta 83, 15-20 (1998).
17. MOULIN, V., et.al.,:"Actinide Speciation in The Presenc~ of Humic Substances in Natural Water Conditions", Radiochim. Acta 58/59, 179-190 (1992).
5. HUMMEL, W.,:"Binding Model for Humic Substances", in Modelling in Aquatic System (Grenthe,I., Puigdomenech, I., eds), OECD Pub I., Paris, 153-201 (1997).
18. KUBOTA, T., et.al.,:"Complex Formation of Eu(lll) with Humic Acid and Polyacrylic Acid", Radiochim. Acta 90, 569-574 (2002).
6. HUMMEL, W., et.al.,:"Complexation of Radionuclides with Humic Substance:The Metal Concentration Effect", Radiochim. Acta 84, 111114(1999). 7. MOULIN, V., et.al.,:"Spectrophotometric Study of The Interaction Between Am(III) and Humic Materials, Inorg. Chim. Acta 140, 303-306 ( 1987). 8. RAO, L., et.al.,:"Thermodynamic Study of The Complexation of Np(V) with Humic Acids, Radiochim. Acta 69, 87-95 (1995). 9. KIM, JI., et.al.:"Complexation of Metal Ions with Humic Acid: Metal Ion Charge Neutralization Model", Radiochim. Acta 73, 510 (1996). 10. MARQUARDT, C., KIM, JI.,:"Complexation of Np(V) with Humic Acid: Intercomparison of Results From Different Lab., Radiochim. Acta 80, 129-137 (1998). II. TIPPING, E., HURLEY, MA.,:" A Unifying Model of Cation Binding by Humic Substances", Geochim. Cosmochim. Acta 56, 3627-3641 ( 1992). 12. HIGGO, JJW., et.al.,: Complexation of C02+, Nr+, UO;+ and Ca2+by Humic Substances in Groundwaters", Radiochim. Acta 61, 91-103 (1993). 13.WARWICK, P., et.al.,:"A Comparative Study Employing Three Different Models To Investigate The Complexation Properties of Humic and Fulvic Acids, Radiochim. Acta 66/67, 133-140 (1996).14. WARWICK, P., et.al.,:" A Comparative Evaluation of Metal Humic and Fulvic Acid Predictive Models", Radiochim. Acta 73, 11-19 ( 1996).15. MAES, A., et.al.,:"Complexation of Eu3+ and Am3+ with Humic Substances,Radiochim. Acta 52/53,41-47 (1991).
19. KIRISHIMA, A., et.al.,:" Complex Formation of Calcium with Humic Acid and Polyacrylic Acid", Radiochim. Acta 90, 555-561 (2002). 20. SETIA WAN, B., et.al.,:" .,:"Complex Formation of Fe(ll) with Humic Acid and Polyacrylic Acid", J. Nucl. Fuel Cycle and Env., Vol.9 No.1, 21-28 (2002). 21. STEVENSON, FJ.,: Humus Chemistry: Genesis, Composition, Reactions 2nded, John Wiley and Sons, NY (1994). 22. SEELMAN, W., et.al.,: Chart of Nuclides, KfK GmbH, Munchen (1981). 23. HOWARD, AG.,: Aquatic Environmental Chemistry, Oxford Univ. Press Inc., NY (1998). 24. KIM, JI.,:"Actinide Colloid Generation in Groundwater", Radiochim. Acta 52/53, 71-81 (1991). 25. BERTHA, EL., CHOPPIN, GR.,:"lnteraction of Humic and Fulvic Acids with Eu(lll) and Am(III)", J. Inorg. Nucl. Chem. 40, 655-658 ( 1978). 26. MARTELL, AE., et.al.,: NIST Critically Selected Stability Constants of Metal Complexes Database Ver. 6.0, Texas A&M University (200 I).
TANYAJAWAB Prayitni -Fungsi dari TDA- TBP terhadap pengaruh Ca2x sebagai ion koeksistem. -Fenomena yangterjadi pengaruh Ca2x sebagai penukar kation. -Bagaimana bila membran emulsi.
Prosiding PPI -PDIPTN 2006 Pustek Akselerator dan Proses Bahan -BATAN Yogyakarta, 10 Juli 2006
yang
digunakan
ekuivalen
-
ISSN 0216-3128
40
- Bagaimana pengaruh asam humus.
Na + yang
komplektisasi
Budi Setiawall, dU.
- Lain proses dan jenomenanya, disini adal;ah sebagai kompetitor EU (/1 I) berinteraksi dengan ·HA.
Budi Setiawan
- Be/um kami pe/ajari.
- Hanya sebagai alat bantu analisis interaksi EU dengan HA
- Be/um kami pe/ajari
KE DAFTAR ISI
Prosldlng PPI - PDIPTN 2005 Pustek Aksclerator dan Proses Bahan· BATAN Yogyakarta. 10 Juli 2006