perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH BRAND IMAGE PRODUK YAMAHA MOTOR MATIC TERHADAP BRAND LOYALTY (STUDI PADA MASYARAKAT KOTA SURAKARTA TAHUN 2011)
SKRIPSI
Oleh : HENDRO DWI ASTORO X7406072
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH BRAND IMAGE PRODUK YAMAHA MOTOR MATIC TERHADAP BRAND LOYALTY (STUDI PADA MASYARAKAT KOTA SURAKARTA TAHUN 2011)
Oleh : HENDRO DWI ASTORO X7406072
Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Hendro Dwi Astoro. X7406072. PENGARUH BRAND IMAGE PRODUK YAMAHA MOTOR MATIC TERHADAP BRAND LOYALTY (STUDI PADA MASYARAKAT KOTA SURAKARTA TAHUN 2011). Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2011. Penjualan produk motor matic di Kota Surakarta sangat berkembang sehinga masyarakat dihadapkan pada berbagai pilihan produk motor matic yang kompetitif. Penelitian ini diarahkan untuk mengetahui loyalitas merek jenis motor matic ditinjau dari segi Brand Image. Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara simultan antara variabel Brand Image yang meliputi Atribut Produk, Keuntungan Konsumen, Sikap merek dan Kepribadian Merek terhadap Brand Loyalty Produk Yamaha Motor Matic di kota Surakarta. (2) Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel Brand Image yang meliputi Atribut Produk, Keuntungan Konsumen, Sikap merek dan Kepribadian Merek terhadap Brand Loyalty produk Yamaha Motor Matic di kota Surakarta. (3) Untuk mengetahui Variabel Brand Image manakah yang memiliki kontribusi paling besar terhadap Brand Loyalty Produk Yamaha Motor Matic di kota Surakarta. Pada penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Sampel diambil dengan teknik quota sampling dengan cara accidental sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 100 konsumen pakaian. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik kuesioner dengan skala likert, observasi, dokumentasi, dan wawancara . Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara Atribut Produk, Keuntungan Konsumen, Sikap merek dan Kepribadian Merek terhadap Brand Loyalty {F hitung > F tabel atau 67,277 > 2,467 dengan taraf signifikansi 5%, N=100, dan probabilitas (0,000) < 0,05}. (2) Ada pengaruh yang signifikan antara Atribut Produk terhadap Brand Loyalty Produk Yamaha Motor Matic {thitung>ttabel atau 5,286 > 1,661 pada taraf signifikansi 5% dan N=100 serta probabilitas (0,000) < 0,05}. (3) Ada pengaruh yang signifikan antara Keuntungan Konsumen terhadap Brand Loyalty {thitung>ttabel atau 2,063 > 1,661 pada taraf signifikansi 5% dan N=100 serta probabilitas (0,042) < 0,05}. (4) Ada pengaruh yang signifikan antara Sikap merek terhadap Brand Loyalty {thitung
1,661 pada taraf signifikansi 5% dan N=100 serta probabilitas (0,019) < 0,05}. (5) Ada pengaruh yang signifikan antara Kepribadian Merek terhadap Brand Loyalty {thitung>ttabel atau 2,594 > 1,661 pada taraf signifikansi 5% dan N=100 serta probabilitas (0,011) < 0,05}. commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Hendro Dwi Astoro. X7406072. THE EFFECT OF BRAND IMAGE OF MATIC MOTOR YAMAHA PRODUCT ON BRAND LOYALTY (A STUDY ON SURAKARTA CITY PEOPLE IN 2011). Thesis. Surakarta. Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University. June. 2011. The sale volume of matic motor product in Surakarta city develops rapidly so that the society is faced with a variety of competitive matic motor product choices. This research is expected to find out the brand loyalty of matic motor type viewed from the brand image. The objectives of research are: (1) to find out whether or not there is a significant simultaneously effect of Brand Image variable including Product, Consumer Benefit, Brand Attitude, and Brand Personality attributes on the Brand Loyalty of matic motor Yamaha product in Surakarta city. (2) To find out whether or not there is a significant partially effect of Brand Image variable including Product, Consumer Benefit, Brand Attitude, and Brand Personality attributes on the Brand Loyalty of matic motor Yamaha product in Surakarta city. (3) To find out what Brand Image variable with the largest contribution to the Brand Loyalty of matic motor Yamaha product in Surakarta city. This research employed a descriptive quantitative method. The sample was taken using quota sampling technique with accidental sampling way. The number of samples was 100 user consumers. Techniques of collecting data used were questionnaire with likert scale, observation, documentation, and interview. Technique of analyzing data used was a multiple regression analysis. Considering the result of research, it can be concluded that: (1) there is a significant simultaneously effect of Product, Consumer Benefit, Brand Attitude, and Brand Personality attributes on the Brand Loyalty {Fstatistic > Ftable or 67.277 > 2.467 at significance level of 5%, N = 100, and probability (0.000) < 0.05}. (2) There is a significant effect of Product attribute on the Brand Loyalty {tstatistic > ttable or 5.286 > 1.661 at significance level of 5%, N = 100, and probability (0.000) < 0.05}. (3) There is a significant effect of consumer benefit attribute on the Brand Loyalty {tstatistic > ttable or 2.063 > 1.661 at significance level of 5%, N = 100, and probability (0.042) < 0.05}. (4) There is a significant effect of brand attitude attribute on the Brand Loyalty {tstatistic > ttable or 2.287 > 1.661 at significance level of 5%, N = 100, and probability (0.019) < 0.05}. (5) There is a significant effect of brand personality attribute on the Brand Loyalty {tstatistic > ttable or 2.594 > 1.661 at significance level of 5%, N = 100, and probability (0.011) commit to user < 0.05}.
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. (Ar-Ra’du:11) Siapa saja yang ingin mencapai sukses haruslah mendaki dan memanjatnya, bukan melompatinya. (R.M.S. Dirjoatmojo) Kegagalan dapat dibagi menjadi dua sebab, yakni orang yang berpikir tapi tidak pernah bertindak, dan orang yang bertindak tapi tidak pernah berpikir. (W.A. Nance)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya ini kupersembahkan untuk:
Ibunda tercinta, terima kasih atas segala restu, doa, dukungan dan kasih sayangnya sehingga aku mampu menyelesaikan kuliah dan skripsi ini. Bapakku (Alm) tercinta yang telah memberikan banyak masukan yang berharga dan tak terlupakan. Kakakku, Mas Dedi dan adikku F Zakaria yang selalu memberikan semangat. Teman-teman seperjuangan PTN 2006 Almamater tercinta
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas karunia dan nikmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Brand Image Produk Yamaha Motor Matic Terhadap Brand Loyalty (Studi Pada Masyarakat Kota Surakarta Tahun 2010)”. Skripsi ini disusun guna memenuhi tugas dan melengkapi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Tata Niaga Jurusan Pendididkan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan, namun berkat bantuan berbagai pihak akhirnya penyusunan skripsi ini dapat selesai. Oleh karena itu merupakan suatu kebahagiaan bagi peneliti, apabila dalam kesempatan ini peneliti dapat mengucapkan rasa terima kasih atas segala bentuk bantuannya kepada : 1. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini. 2. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, yang telah menyetujui penyusunan skripsi ini. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS, yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini. 4. Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi BKK Pendidikan Tata Niaga FKIP UNS, yang telah memberikan ijin atas penyusunan skripsi ini. 5. Dra.
Kristiani,
M.Si selaku Pembimbing
Akademis
yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelasaikan kuliah selama ini. commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Sudarno, S.Pd, M.Pd selaku pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 7. Jonet Ariyanto N, S.E, M.M, selaku pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 8. Bapak-Ibu Program Pendidikan Tata Niaga yang telah memberikan bimbingan dan bantuan selama penulis menuntut ilmu di FKIP UNS Surakarta. 9. Bapak/ Ibu/ Sdr Pengguna Yamaha Motor Matic di Surakarta telah memberikan ijin kepada penulis untuk mengadakan penelitian. 10. Teman-teman terbaikku : Tholib, Riki, Darto, Arik, Ita, Iwon, Ardi, Mas Isnan, ratih dan vina, terima kasih untuk keceriaan dan semangat yang telah diberikan selama ini untuk penulis 11. And all my friends PTN’06 yang tidak dapat disebutkan satu persatu, thanks for all. 12. Semua pihak yang telah membantu penulis demi lancarnya penulisan skripsi ini. Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan. Saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat.
Surakarta,
Juli 2011
commit to user Penulis x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PENGAJUAN ......................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... iii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iv ABSTRAK ................................................................................................... v MOTTO ...................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ....................................................................................... viii KATA PENGANTAR ................................................................................. ix DAFTAR ISI ............................................................................................... xi DAFTAR TABEL ........................................................................................ xiii DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xv BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1 B. Perumusan Masalah ......................................................................... 5 C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 5 D. Manfaat Penelitian ............................................................................ 6 BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 7 A. Tinjauan Pustaka .............................................................................. 7 1. Tinjauan Pemasaran .................................................................... 7 2. Tinjauan Tentang Merek ............................................................ 9 3. Tinjauan Tentang Citra Merek .................................................... 12 4. Tinjauan Tentang Loyalitas Merek ............................................. 18 B. Penelitian Yang Relevan .................................................................. 27 C. Kerangka Berfikir ............................................................................ 28 commit to user D. Hipotesis ........................................................................................... 30
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................... 32 A. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 32 B. Populasi dan Sampel ......................................................................... 33 C. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 35 D. Rancangan Penelitian ........................................................................ 41 E. Teknik Analisis Data ......................................................................... 42 BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................... 47 A. Deskripsi Data Variabel .................................................................... 47 D. Pengujian Persyaratan Analisis .......................................................... 48 E. Pengujian Hipotesis ......................................................................... 53 F. Pembahasan Hasil Analisis Data ....................................................... 56 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ...................................... 59 A. Simpulan ........................................................................................... 59 B. Implikasi. .......................................................................................... 60 C. Saran ................................................................................................. 60 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 63 LAMPIRAN ................................................................................................. 65
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penghargaan Motor Yamaha pada tahun 2008-2009.... ....................
3
Tabel 2. Persentase Penjualan Motor Matic tahun 2008-2009....................... .
4
Tabel 3. Waktu Penelitian....................... .......................................................
34
Tabel 4. Deskripsi Data Variabel Attribut Produk Benefits, Brand Associations, Brand Personality dan Brand loyality...............
47
Tabel 5. Uji Multikolinearitas...........................................................................
48
Tabel 6. ANOVA (Atribut Produk dengan Brand Loyalty)...................................
49
Tabel 7. ANOVA (Benefits dengan Brand Loyalty).............................................
49
Tabel 8. ANOVA (Brand Associations dengan Brand Loyalty).............................
50
Tabel 9. ANOVA (Brand Personality dengan Brand Loyalty...............................
50
Tabel 10. Hasil Uji Regresi Berganda ...........................................................
54
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Piramida Loyalitas Merk .............................................................
23
Gambar 2. Kerangka Berpikir .......................................................................
32
Gambar 3. Grafik Scatterplot (diagram pencar) .............................................
51
Gambar 4. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual.......
52
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-Kisi Angket ......................................................................
67
Lampiran 2. Definisi Operasional Variabel……………………………………
69
Lampiran 3. Surat Pengantar Kuesioner .......................................................
76
Lampiran 4. Daftar Pertanyaan Angket ........................................................
77
Lampiran 5. Tabulasi Data Hasil Try Out......................................................
82
Lampiran 6. Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out.........................................
84
Lampiran 7. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Try Out........................ ......
85
Lampiran 8. Tabulasi Data Hasil Angket Penelitian................ ...................... 100 Lampiran 9. Data Induk Penelitin.................................................................... 106 Lampiran 10. Analisis Regresi Linier Berganda.............................................. 108 Lampiran 11. Foto Produk Yamaha Motor Matic............................................ 114 Lampiran 12. Surat Permohonan Izin Menyusun Skripsi .............................. 115 Lampiran 13. Surat Keputusan Dekan Tentang Izin Penyusunan Skripsi....... 116 Lampiran 14. Surat Permohonan Izin Research/Try Out (Dekan)..................
117
Lampiran 15. Surat Permohonan Izin Research/Try Out................................ 118 Lampiran 16. Surat Keterangan Penelitian.................................................... 119
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era Perdagangan bebas dan globalisasi ditandai dengan semakin meluasnya berbagai produk barang dan jasa, keadaan tersebut dapat menyebabkan persaingan
bisnis
yang dihadapi perusahaan-perusahaan semakin ketat. Hal ini
menyebabkan manajemen perusahaan dituntut untuk lebih cermat menyikapi dalam menentukan strategi bersaing. Perusahaan selalu mencari ide-ide kreatif dan mengembangkan teknologi untuk dapat meningkatkan penjualan dan juga memuaskan kebutuhan pelanggannya. Dengan melihat trend yang sudah ada saat ini, sepeda motor menempati peran utama dalam sendi kehidupan masyarakat di Indonesia dengan berbagi merek yang beredar di pasaran. Kehidupan masyarakat modern saat ini turut mempengaruhi pola perilaku masyarakat dalam pembelian. Kehidupan modern seringkali diidentikkan dengan gaya hidup yang selalu mengikuti trend atau perkembangan jaman. Dalam kondisi seperti ini, keputusan memilih merek turut berperan dalam gaya hidup modern, sehingga keinginan untuk membeli produk yang bermerek turut mewarnai pola konsumsi seseorang. Merek yang telah mapan biasanya dijadikan simbol sebagai suatu produk yang sukses, sehingga ekuitas merek turut berpengaruh terhadap kondisi emosional konsumen. Meskipun di pasar banyak beredar produk pesaing, semuanya tergantung pada persepsi konsumen terhadap merek. Artinya jika konsumen telah memahami benar tentang merek yang diyakininya, maka kepribadian merek di benak konsumen akan semakin kuat. Inovasi yang dilakukan untuk memperbaiki penampilan dan performa sepeda motor salah satunya adalah munculnya sepeda motor matic. Hampir semua pabrikan sepeda motor memiliki produk sepeda motor matic, hal ini menunjukkan bahwa sepeda motor matic memiliki pasar bebas. Perkembangan motor jenis matic dewasa ini sangat pesat, bahkan sudah hampir mendominasi pasar dibandingkan jenis motor
commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
manual. Kendaraan roda dua yang dahulunya memiliki segmentasi pasar untuk kaum hawa ini ternyata cukup diminati oleh kaum pria, bahkan segala umur. Mudah dikendarai dan body-nya yang lebih unik mungkin menjadi faktor mengapa motor jenis matic menjadi pilihan bagi para pengendara motor. Berkat citra dan reputasi merek yang terjaga, suatu komoditas bisa menjadi produk premium bernilai tinggi dan diburu orang. Identitas merek yang kuat menciptakan keunggulan kompetitif yang besar. Menurut Surachman (2008:47), “Identitas merek adalah sekumpulan asosiasi merek yang menjadi tujuan atau citacita dari strategi merek itu sendiri untuk menciptakan atau mempertahankan kelangsungan sebuah merek di pasar”. Menurut kotler, Armstrong
(2008 : 332), “Citra merek merupakan
serangkaian asosiasi, biasanya terorganisasi menjadi suatu makna. Hubungan terhadap suatu merek akan semakin kuat jika didasarkan pada pengalaman dan mendapat banyak informasi”. Citra atau asosiasi merepresentasikan persepsi yang bisa merefleksikan kenyataan yang objektif ataupun tidak. Citra yang terbentuk dari asosiasi inilah yang mendasari dari keputusan membeli bahkan loyalitas merek (brand loyalty) dari konsumen. Setiadi
(2003 : 180) Menjelaskan Citra merek merupakan serangkaian
asosiasi, biasanya terorganisasi menjadi suatu makna. Hubungan terhadap suatu merek akan semakin kuat jika didasarkan pada pengalaman dan mendapat banyak informasi. Sedangkan Brand loyalty (loyalitas merek) merupakan suatu ukuran keterkaitan pelanggan kepada sebuah merek. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih ke merek produk yang lain, terutama jika pada merek tersebut didapati adanya perubahan, baik menyangkut harga ataupun atribut lain (Darmadi Durianto, 2001). Merek tidak hanya sebagai nama bagi produk, tapi lebih dari itu merupakan identitas untuk membedakan produk yang dihasilkan perusahaan dari produk yang dihasilkan dari perusahaan lain. Dengan idetitas khusus produk tertentu akan lebih mudah dikenal oleh konsumen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Tujuan perusahaan menciptakan pembelian terhadap produk yang dihasilkan dan pembelian merek memberikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang baik ddengan konsumen. Dengan demikian hubungan ini diharapkan dapat menghasilkan pangsa pasar yang lebih besar dan meningkatkan kemampuan untuk menghasilkan laba sesuai yang diharapkan perusahaan. Yamaha merupakan salah satu pabrikan sepeda motor di Indonesia yang mempelopori motor jenis matic ini. Pencapaian pada segi marketing ini diimbangi dengan pengakuan akan kualitas dan kehandalan produk-produk Yamaha dari berbagai media dan kalangan masyarakat konsumen sepeda motor di tanah air. Salah satunya adalah dari Majalah Marketing dan Frontier Consulting, yang pada 8 Februari 2010 ini kembali menganugrahkan TOP Brand Award untuk all category (www.motordream.com) Tahun 2010 bukanlah tahun pertama bagi Yamaha Indonesia mendapatkan penghargaan TOP Brand. Tercatat pada tahun 2008 dan 2009 beberapa kategori TOP Brand telah berhasil didapatkan. Berikut ini adalah TOP Brand Award yang telah berhasil diperoleh Yamaha, pada tahun 2008 dan 2009:
Tabel 1. Data Penghargaan Motor Yamaha di Tahun 2008/2009 No 1
2
3
TOP Brand Award 2008 Yamaha Jupiter
TOP Brand Award 2009
Category Moped
Yamaha
Category Moped
Motorcycle
Jupiter
Motorcycle
Yamaha RX-
Category Sport
Yamaha
Category Sport
King
Motorcycle
RX-King
Motorcycle
Yamaha Mio
Category
Yamaha
Category
Automatic
Mio
Automatic
Motorcycle Sumber: (www.motordream.com)
commit to user
Motorcycle
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
Kota Solo dengan perekonomian yang makin tertata dengan baik, penjualan motor khususnya matic tahun 2010 ini diperkirakan naik. Kenaikkan jumlah ini terjadi hampir di seluruh merek sepeda motor yang mengeluarkan jenis matic.Hingga saat ini kenaikkan penjualan motor matic mencapai 42 persen yang sebelumnya hanya 20 persen. Dengan kenaikkan ini Koordinator Cabang PT Pratama Kurnia Kasih,
Deni
Yulianto
optimis
pasar
motor
matic
akan
potensial
(www.motorcycle.com) Tabel 2. Persentase Penjualan Motor Matic di Indonesia dari berbagai merek pada tahun 2008-2009. Merek
Th 2008
Th 2009
Yamaha
53,8 %
54,1 %
Honda
32,9 %
38 %
Suzuki
13,1 %
Kymco
0,2 %
Jumlah
100 %
7,9 % 100 %
Sumber : (www.motorcycle.com) Area Manager Sumber Baru Rejeki Yamaha Surakarta, Fredy Kurniawan, Menyebutkan bahwa penjualan motor matic pada tahun 2009 memberikan kontribusi sebesar 50 persen dari seluruh penjualan. Hal ini tentu saja merupakan suatu reformasi besar mulai beralihnya pasar dari motor bebek ke motor matic yang lebih sederhana pengoperasiannya. Sepeda Motor Mio bersama New Vega R Berperan dalam mendongkrak penjualan sepeda motor Yamaha pada bulan maret tahun 2008 (www.motordream.com). Dikarenakan banyaknya pilihan terhadap suatu produk, konsumen dihadapkan pada suatu alternatif yang harus dicermati dengan baik. Tetapi dengan Brand Image yang baik, konsumen dapat dengan mudah memilih suatu produk dengan apa yang ada dipikiranya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “PENGARUH BRAND IMAGE PRODUK YAMAHA MOTOR
MATIC
TERHADAP
BRAND
LOYALTY
(STUDI
PADA
MASYARAKAT KOTA SURAKARTA TAHUN 2011)”.
B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini akan mengkaji permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah variabel Brand Image yang meliputi Product Attributes (Atribut Produk), Benefits (Keuntungan), Brand Associations (Sikap merek) dan Brand Personality (kepribadian merek) secara simultan berpengaruh terhadap Brand Loyalty produk Yamaha Motor Matic? 2. Apakah variabel Brand Image yang meliputi Product Attributes (Atribut Produk), Benefits (Keuntungan), Brand Associations (Sikap merek) dan Brand Personality (kepribadian merek) secara parsial berpengaruh terhadap Brand Loyalty produk Yamaha Motor Matic? 3. Variabel Brand Image manakah yang memiliki kontribusi paling besar terhadap Brand Loyalty Produk Yamaha Motor Matic? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengaruh variabel Brand Image yang meliputi Product Attributes (Atribut Produk), Benefits (Keuntungan), Brand Associations (Sikap merek) dan Brand Personality (kepribadian merek) secara simultan berpengaruh terhadap Brand Loyalty produk Yamaha Motor Matic. 2. Untuk mengetahui pengaruh variabel Brand Image yang meliputi Product Attributes (Atribut Produk), Benefits (Keuntungan), Brand Associations (Sikap
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
merek) dan Brand Personality (kepribadian merek) secara parsial berpengaruh terhadap Brand Loyalty produk Yamaha Motor Matic. 3. Untuk mengetahui variabel Brand Image manakah yang memiliki kontribusi paling besar terhadap Brand Loyalty produk Yamaha Motor Matik.
D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah hasil dari penelitian yang dapat digunakan oleh berbagai pihak. Manfaat dalam penelitian ini dibedakan menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis. 1. Hasil penelitian
Manfaat Teoritis
ini diharapkan
mampu
memberikan
sumbangan
bagi
pengembangan ilmu pengetahuan pemasaran khususnya di bidang merek. 2.
Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan mampu untuk memperdalam ilmu yang diperoleh di bangku kuliah terutama yang berkaitan dengan marketing. b. Bagi lembaga akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh pihak-pihak yang membutuhkan sebagai bahan referensi, perbandingan dan penyempurnaan bagi penelitian yang sejenis di masa depan. c. Bagi perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh perusahaan sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan dan menetapkan strategi pemasaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Dalam suatu penelitian dibutuhkan suatu tinjauan pustaka yang di dalamnya berisi teori-teori yang melandasi penelitian tersebut. Teori dapat berupa konsepkonsep, hukum-hukum dan prinsip-prinsip yang relevan dengan permasalahan yang akan diteliti. 1. Tinjauan Tentang Pemasaran a. Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu dari pokok kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba. Proses pemasaran tersebut dimulai jauh sejak sebelum barang-barang diproduksi, dan tidak berakhir dengan penjualan. Kegiatan pemasaran perusahaan harus dapat memberikan kepuasan kepada konsumen jika menginginkan usahanya berjalan terus atau konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap perusahaan. Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008: 6) mengatakan bahwa “Pemasaran adalah proses di mana perusahaan menciptakan nilai bagi pelanggan dan membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan, dengan tujuan untuk menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya”. Sedangkan pengertian pemasaran menurut Terence A. Shimp (2003: 4) adalah ”Sekumpulan kegiatan di mana perusahaan dan organisasi lainnya yang mentransfer nilai-nilai (pertukaran) antara mereka dengan pelanggannya”. Sementara William J Stanton yang dikutip oleh Basu Swastha dan Irawan (2001: 5) mendefinisikan pemasaran sebagai ”Suatu bagian dari keseluruhan kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun
commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
pembeli potensial”. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan suatu proses di mana perusahaan dan organisasi menciptakan nilai kemudian mentransfer nilai tersebut kepada pelanggan untuk mendapatkan imbal balik dari pelanggan sehingga terbentuk hubungan yang baik antara mereka dengan pelanggan. b. Manajemen Pemasaran Philip Kotler (2000: 19) mengatakan bahwa “Manajemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian harga, promosi dan distribusi dari barang-barang, jasa dan gagasan untuk menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan dan organisasi”. Jadi manajemen pemasaran mencakup analisis perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dari barang, jasa serta gagasan berdasarkan pertukaran dan tujuannya adalah memberikan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat. Adapun menurut Basu
Swastha dan
Irawan
(2001: 4), “Manajemen pemasaran
adalah
penganalisaan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang bertujuan menimbulkan pertukaran dengan pasar yang dituju dengan maksud untuk mencapai tujuan perusahaan.” c. Konsep Pemasaran Philip Kotler dan Gary Armstrong (2008: 12) mengatakan bahwa ”Konsep pemasaran merupakan filosofi manajemen pemasaran yang menyatakan bahwa pencapaian tujuan organisasi tergantung pada pengetahuan akan kebutuhan dan keinginan target pasar dan memberikan kepuasan yang diinginkan secara lebih baik dari pada pesaing”. Jadi konsep pemasar bukan menemukan pelanggan yang sesuai dengan produk yang dihasilkan, melainkan menemukan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Untuk itu fokus dan nilai pelanggan adalah jalan menuju penjualan dan keuntungan. Adapun konsep pemasaran menurut Basu Swastha dan Irawan (2001: 6) adalah ”Sebuah falsafah bisnis yang menyatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
perusahaan”. Tiga unsur pokok konsep pemasaran adalah orientasi pada konsumen (consumer oriented), penyusunan kegiatan pemasaran integral (integrated marketing), dan kepuasan konsumen (consumen satisfaction). Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa konsep pemasaran adalah memberikan kepuasan atas kebutuhan dan keinginan kepada konsumen. Jika konsumen puas maka perusahaan akan mendapatkan keuntungan serta meningkatkan kelangsungan hidup perusahaan. Merek memegang peranan penting dalam pemasaran, ada perbedaan yang cukup besar antara produk dan merek, produk hanyalah sesuatu yang dihasilkan oleh pabrik, sedangkan merek merupakan sesuatu yang dibeli oleh konsumen, bila produk dengan mudah bisa ditiru pesaing, maka merek selalu memiliki keunikan yang relatif sukar untuk dijiplak. Merek berkaitan dengan persepsi, sehingga sesungguhnya persaingan yang terjadi antar perusahaan adalah pertarungan persepsi dan bukan sekedar pertarungan produk.
2. Tinjauan Tentang Merek a. Pengertian Merek. Merek adalah salah satu atribut yang sangat penting dari suatu produk yang penggunanya pada saat itu sudah sangat luas karena beberapa alasan, dimana suatu produk berarti memberikan nilai tambah produk tersebut. Menuryt Freddy Rangkuti (2002:2), “Merek adalah suatu nama, simbol atau rancangan
atau
kominasi
dari
hal-hal
tersebut
yang
bertujuan
untuk
mengidentifikasi barang atau jasa dari seseorang atau kelompok penjual dan untuk membedakanya dari produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing”. Ketika orang-orang berfikir tentang suatu produk atau jasa, mereka biasanya memikirkan sifat-sifat dan keistimewaan serta manfaat praktis yang akan diberikan dari produk atau jasa itu kepada konsumen namun ketika konsumen memikirkan suatu merek mereka berfir melampaoi hal ini dan dengan satu cara yang benar-
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
benar berbeda karena pemberian merek menambahkan suatu dimensi emosional pada hubungan produk pelanggan. Menurut UU merek No.15 tahun 2001 pasal 1ayat 1 yang dikutip oleh Fandy Tjiptono mengenai pengertian merek (2004 : 3), “merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf, angka, suasana warna atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa”. Dari defiisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa merek berperan sebagai daya pembeda dengan produk yang sejenis maupun produk yang beda jenis. Menurut Darmadi Durianto Dkk (2001), merek sangat penting saat ini karena beberapa faktor seperti : 1) Emosi konsumen kadang naik turun merek mampu membuat janji emosimenjadi konsisten dan setabil. 2) Merek mampu menembus setiap pagar budaya dan pasar, beberapa merek yang kuat mampu diterima diseluruh dunia dan budaya. 3) Merek mampu menciptakan komunikasi interaksi dengan konsumen, semakin kuat suatu merek semakin kuat pula interaksinya dengan konsumen, dan makin banyak brand association yang terbentuk dalam merek tersebut. 4) Merek sangat berpengaruh dalam membentuk perilaku konsumen, merek yang kuat akan sanggup merubah perilaku konsumen. 5) Merek memudahkan proses pengambilan keputusan pembelian oleh konsumen, karena dapat membedakan produk yang akan dibelinya dengan produk lain sehubungan dengan kualitas, kepuasan, kebanggaan, atau atribut lain yang melekat didalamnya. 6) Merek dapat berkembang menjadi suatu asset terbesar bagi perusahaan. Merek bagi konsumen sekarang ini tidak lagi hanya dilihat dari kemampuan fungsional produknya saja tapi bagaimana merek tersebut dapat menimbulkan emosiemosi tertentu pada pelanggannya, apakah merek tersebut dapat berperan sebagai
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
trendsetter, apakah merek itu dapat memenuhi janji-janji yang dipromosikannya, serta nilai apa saja yang dipegang oleh merek tersebut. Merek sering dideskripsikan dalam istilah-istilah karakteristik manusia, hal ini terjadi karena konsumen sering melihat merek sebagai ‘manusia” atau memiliki karakter dan kepribadian sehingga dapat terjadi interaksi antara konsumen dengan merek, dengan kata lain merek dapat dianalisis seperti makhluk hidup, merek memiliki nama, punya anak produk (kerabat), berpenampilan (tampilan produk), dapat berbicara (dari label dan iklannya), yang dapat dilakukan (performa fungsional produk), dan mempunyai reputasi (dari rekomendasi dan pengalaman orang lain atau media). b. Tingkatan Merek Semakin banyaknya jumlah pemain bisnis di pasar, meningkat pula ketajaman persaingan diantara merek-merek yang beroperasi di pasar dan hanya produk yang memiliki brand equity yang kuat yang akan tetap mampu bersaing, merebut dan menguasai pasar. Merek memegang peranan penting, untuk menjembatani harapan konsumen, pada saat perusahaan menjanjikan sesuatu kepada konsumen. Selain itu, merek juga menjadi asset bagi perusahaan. Dalam kondisi pasar yang kompetitif, maka preferensi dan loyalitas pelanggan merupakan kunci kesuksesan. Menurut Freddy Rangkuty (2002), merek lebih dari sekedar jaminan kualitas karena di dalamnya tercakup enam tingkatan yaitu: 1) Atribut produk, seperti halnya kualitas, gengsi, nilai jual kembali, desain, dan lain-lain. 2) Manfaat, meskipun merek membawa sejumlah atribut, namun konsumen sebenarnya membeli manfaat dari produk tersebut. 3) Nilai, merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai produsen. 4) Budaya, merek juga mencerminkan budaya tertentu. 5) Kepribadian, seringkali produk tertentu menggunakan kepribadian orang yang terkenal untuk mendongkrak atau menopang merek produknya. 6) Pemakai, merek menunjukkan jenis pemakai yang membeli atau menggunakan produk tersebut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
Apabila sebuah perusahaan memperlakukan merek hanya sekedar nama, maka perusahaan tersebut tidak melihat tujuan merek yang sebenarnya. Tantangan dalam pemberian merek adalah mengembangkan satu set makna yang mendalam untuk merek tersebut. Dengan mempertimbangkan keenam dimensi merek diatas maka pemasar harus memutuskan pada dimensi mana identitas merek akan diletakkan. c. Karakteristik merek Setiap perusahaan tentu menginginkan suatu merek yang dipakai oleh suatu produk menjadi merek pilihan konsumen sehingga akan memberikan dukungan yang besar bagi keberhasilan suatu produk dipasar. Selain untuk membedakan suatu produk yang dihasikan oleh suatu perusahaan dari produk pesaingnya, merek juga
berfungsi
untuk
mempermudah
konsumen
untuk
mengenali
dan
mengidentifikasikan barang atau jasa yang hendak dibeli. Dengan demikian, menurut Freddy Rangkuty (2002 ) merek tersebut meliputi: 1) Nama merek harus menunjukan manfaat dan mutu produk tersebut. 2) Nama merek harus mudah diucapkan, dikenal dan diingat. Nama yang singkat sangat mudah membantu. 3) Nama merek harus mudah terbedakan, artinya harus spesifik dan khas. 4) Nama merek harus mudah diterjemahkan kedalam berbagai bahasa asing. 5) Nama merek harus bias memperoleh hak untuk didaftarkan dan mendapat perlindungan hukum. Suatu merek yang baik harus memiliki kriteria diatas, meskipun pada kenyataanya tidak semua karakteristik tersebut tedapat dipenuhi oleh suatu merek. Tetapi perusahaan berusaha agar dapat memenuhi kriteria tersebut bagi produk yang dihasilkanya, agar perusahaan dapat memenuhi tujuan dari pemberian merek terhadap produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
3. Tinjauan Tentang Citra merek Keterkaitan konsumen pada suatu merek akan lebih kuat jika dilandasi pada banyak pengalaman atau penampakan untuk mengkomunikasikanya sehingga akan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
terbentuk citra merek. Citra merek yang baik akan mendorong untuk meningkatkan volume penjualan. a. Pengertian Brand Image Citra (image) adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Merek dipengaruhi oleh banyak faktor yang diluar kontrol perusahaan. Citra yang efektif melakukan tiga hal, yang pertama memantapkan karakter produk dan usulan lain, yang kedua menyampaikan karakter itu denga cara yang berbeda sehingga tidak dikacaukan dengan produk pesaing, yang ketiga memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekedar citra mental. Supaya bisa berfungsi, citra itu harus disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia dan kontak merek (Kotler, 2001). Menurut Setiadi (2003:180), ”Citra merek (Brand Image) Merupakan representasi dari keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu”. Citra terhadap merek berhubungan dengan sikap yang berupa keyakinan dan preferensi terhadap suatu merek. Konsumen yang memiliki citra yang positif terhadap suatu merek, akan lebih memungkinkan untuk melakukan pembelian. Sedangkan menurut Kotler, Amstrong (2008: 225), ”Citra Merek adalah seperangkat keyakinan konsumen mengenai merek tertentu”. Brand Image adalah sekumpulan asosiasi merek yang terbentuk dan melekat dibenak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap Brand Image (Rangkuti, 2002 : 244). Manfaat lain dari citra merek yang positif adalah perusahaan bisa mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan citra positif yang telah terbentuk terhadap merek produk lain. Hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan adalah bagaimana mempertahankan dan meningkatkan citra merek yang positif. Citra merek mempresentasikan keseluruhan persepsi terhadap merek dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu terhadap merek itu, dan perilaku dimasa depan bisa diprediksi berdasarkan perilaku masa lalunya. Keberhasilan perusahaan dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
mengenalkan produk kepada konsumen tidak lepas dari kebutuhan dan perilaku konsumen yang dituju hingga konsumen tersebut memutuskan untuk melakukan pembelian. Dengan demikian jelaslah bahwa image sangatlah berpengaruh dalam pemasaran suatu produk, dimana kepercayaan, ide dan kesan konsumen terhadap merek menghasilkan sikap dan tingkatan yang diambil terhadap produk tersebut. Berarti Brand Image adalah persepsi tentang suatu merek yang ditunjukan oleh asosiasi merek yang tersimpan dibenak konsumen. Dari pernyataan ini dapat kita simpulkan bahwa brand image dapat diorganisasikan ke dalam beberapa cara yang berarti namun bukan merupakan kumpulan dari beberapa kekuatan dan kelemah melainkan assosiasi yang diorganisasikan kedalam kelompok-kelompok yang memiliki arti. b. Komponen Citra Merek Citra merek merupakan asosiasi dari semua informasi yang tersedia mengenai produk, jasa dan perusahaan dari merek yang dimaksud. Informasi ini didapat dari dua cara; yang pertama melalui pengalaman konsumen secara langsung, yang terdiri dari kepuasan fungsional dan kepuasan emosional. Merek tersebut tidak cuma dapat bekerja maksimal dan memberikan performansi yang dijanjikan tapi juga harus dapat memahami kebutuhan konsumen, mengusung nilai-nilai yang diinginkan oleh kosumen dan juga memenuhi kebutuhan individual konsumen yang akan mengkontribusi atas hubungan dengan merek tersebut. Kedua, persepsi yang dibentuk oleh perusahaan dari merek tersebut melalui berbagai macam bentuk komunikasi, seperti iklan, promosi, hubungan masyarakat (Public Relations), logo, fasilitas retail, sikap karyawan dalam melayani penjualan, dan performa pelayanan. Bagi banyak merek, media dan lingkungan dimana merek tersebut dijual dapat mengkomunikasikan atribut-atribut yang berbeda. Setiap alat pencitraan ini dapat berperan dalam membina hubungan dengan konsumen. Penting demi kesuksesan sebuah merek, jika semua faktor ini dapat berjalan sejajar
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
atau seimbang, ketika nantinya akan membentuk gambaran total dari merek tersebut. Sehingga dapat dikatakan bahwa citra merek merupakan ‘totalitas’ terhadap suatu merek yang terbentuk dalam persepsi konsumen. Sengupta (2005:139), “Citra pada suatu merek merefleksikan image dari perspektif konsumen dan melihat janji yang dibuat merek tersebut pada konsumennya”. Citra merek terdiri atas asosiasi konsumen pada kelebihan produk dan karakteristik personal yang dilihat oleh konsumen pada merek tersebut. Menurut Surachman (2008), Citra merek memilki dua komponen, yaitu: 1) Brand Associations (Asosiasi Merek) Asosiasi terhadap karakteristik produk atau jasa yang dilekatkan oleh konsumen pada merek tersebut, termasuk persepsi konsumen mengenai janji-janji yang dibuat oleh merek tersebut, positif maupun negatif, dan harapan mengenai usaha-usaha untuk mempertahankan kepuasan konsumen dari merek tersebut. Suatu merek memiliki akar yang kuat, ketika merek tersebut diasosiasikan dengan nilai-nilai yang mewakili atau yang diinginkan oleh konsumen. Asosiasi merek membantu pemasar mengerti kelebihan dari merek yang tersampaikan pada konsumen. 2) Brand identity (Identitas Merek) Identitas merek merupakan seperangkat assosiasi merek yang sering digunakan oleh ahli setrategi merek assosiasi merek tersebut mewakili pengertian suatu merek dan secara tidak langsung merupakan janji oleh konsumen. Ada empat perspektif identitas merek yaitu merek sebagai produk, merek sebagai organisasi, merek sebagai seseorang, dan merek sebagai simbol. Perspektif tersebut sangatlah berbeda dan bertujuan untuk
membantu
mempertimbangkan
ahli
ekonomi
perbedaan
dalam
menentukan
elemen-elemen
dari
setrategi
merek
serta
menciptakan pola yang dapat memperkaya dan membedakan sebuah identitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
Freddy Rangkuty (2002) mendefinisikan Citra merek sebagai persepsi mengenai sebuah merek sebagaimana direfleksikan oleh asosiasi merek yang terdapat dalam benak konsumen. Citra merek terdiri dari komponen-komponen: 1) Attributes (Atribut) Merupakan pendefinisian deskriptif tentang fitur-fitur yang ada dalam senuah produk atau jasa. a) Product related attributes (atribut produk): Didefinisikan sebagai bahan-bahan yang diperlukan agar fungsi produk yang dicari konsumen dapat bekerja. Berhubungan dengan komposisi fisik atau persyaratan dari suatu jasa yang ditawarkan, dapat berfungsi. b) Non-product related attributes (atribut non-produk): Merupakan aspek eksternal dari suatu produk yang berhubungan dengan pembelian dan konsumsi suatu produk atau jasa. Terdiri dari: informasi tentang harga, kemasan dan desain produk, orang, per group atau selebriti yang menggunakan produk atau jasa tersebut, bagaimana dan dimana produk atau jasa itu digunakan. 2) Benefits (Keuntungan) Nilai personal yang dikaitkan oleh konsumen pada atribut-atribut produk atau jasa tersebut. a) Functional benefits : berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar seperti kebutuhan fisik dan keamanan atau pemecahan masalah. b) Experiental benefits : berhubungan dengan perasaan yang muncul dengan menggunakan suatu produk atau jasa. Benefit ini memuaskan kebutuhan bereksperimen seperti kepuasan sensori, pencarian variasi, dan stimulasi kognitif. c) Symbolic benefits : berhubungan dengan kebutuhan akan persetujuan sosial atau ekspresi personal dan self-esteem seseorang. Konsumen akan menghargai nilai-nilai prestise, eksklusivitas dan gaya fashion dari sebuah merek karena hal-hal ini berhubungan dengan konsep diri mereka.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
3) Brand Attitude (Sikap merek) Didefinisikan sebagai evaluasi keseluruhan atas suatu merek, apa yang dipercayai oleh konsumen mengenai merek-merek tertentu sejauh apa konsumen percaya bahwa produk atau jasa tersebut memiliki atribut atau keuntungan tertentu, dan penilaian evaluatif terhadap kepercayaan tersebut bagaimana baik atau buruknya suatu produk jika memiliki atribut atau keuntungan tersebut. Citra suatu merek dapat menentukan titik perbedaan yang mengindikasikan bagaimana suatu merek superior dibandingkan dengan alternatif merek lain dalam satu kategori produk. Menurut Terence A. Shimp (2003), Citra merek terdiri dari tiga komponen yaitu: 1) Product Attributes (Atribut Produk) : yang merupakan hal-hal yang berkaitan dengan merek tersebut sendiri seperti, kemasan, isi produk, harga, rasa,dll. 2) Consumer Benefits (Keuntungan Konsumen) : yang merupakan kegunaan produk dari merek tersebut. 3) Brand
Personality
(Kepribadian
Merek)
: merupakan
asosiasi
yang
membayangkan mengenai kepribadian sebuah merek apabila merek tersebut seorang manusia. Titik perbedaan suatu merek dapat diekspresikan melalui berbagai kelebihan merek seperti: 1) Kelebihan fungsional yang mengklaim performansi superior atau keuntungan ekonomi, kenyamanan, penghematan uang dan efisiensi waktu, kesehatan, serta harga murah 2) Kelebihan emosional untuk membuat konsumen percaya bahwa dengan menggunakan suatu merek, ia akan menjadi penting, spesial, ataupun merasa senang. Merek menawarkan kesenangan, membantu atau meningkatkan citra diri dan status, dan hubungannya dengan orang lain. Kelebihan emosional menggeser fokus dari merek dan fungsi produknya ke pengguna dan perasaan yang didapat ketika menggunakan merek tersebut. Kelebihan ini berhubungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
dengan mempertahankan keinginan dan kebutuhan dasar manusia, termasuk juga keinginan konsumen untuk mengekspresikan diri, pengembangan diri dan prestasi, serta determinasi diri.
4. Tinjauan Tentang Loyalitas Merk Konsumen sebelum menjadi loyal terhadap suatu merek, biasanya dipengaruhi oleh sikap dari konsurnen tersebut, karena loyalitas merupakan suatu sikap dari konsumen terhadap suatu merek produk atau jasa. Konsumen yang satu dengan konsumen yang lain mempunyai sikap yang berbeda-beda, selain itu konsumen juga mempunyai sikap yang berbeda-beda dari suatu situasi ke situasi yang lain, maka konsumen didalam loyal terhadap suatu rnerek dipengaruhi oleh sikap yang berlainan. Seperti contoh, dimana seorang konsumen yang sudah dewasa mempunyai sikap yang berbeda dengan seorang konsumen yang masih remaja didalam mempertimbangkan membeli suatu makanan, konsumen yang sudah dewasa mempertimbangkana akan kandungan gizi dan tidak mengandung kolestrol yang tinggi sedangkan untuk konsumen yang masih remaja tidak terlalu memperhatikan hal-hal tersebut. Seorang pembeli yang paling potensial harus melalui empat tahap sebelum pembeli tersebut setia terhadap suatu merek. Terence A, Shimp (2003), menyebutkan tahap-tahap tersebuat dalah: 1) Brand Recognition and Awareness Merupakan tahapan dimana suatu produk dapat dikenali dengan adanya serangkaian identifikasi dari simbol seperti nama logo, simbol atau karakter produk dan bentuk dari kemasan. Suatu merek dapat dikenal ketika konsumen pernah melihat sebelumnya baik didalam iklan maupun dipasar (contoh: Toyota Kijang mendapatkan pengenalan merek yang sangat baik oleh konsurnenkonsumen yang tersebar di 5 kota besar di Indonesia). Pengenalan dan kesadaran konsumen terhadap suatu merek merupakan salah satu cara yang berhasil didalam menanamkan suatu kesan pada benak konsumen.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
2) Brand Acceptance Pada tahap kedua ini yang penting adalah mengembangkan merek dengan menciptakan suatu merek yang dapat diterima. Merek tersebut dapat diterima apabila kesan dari merek tersebut diterima dengan baik oleh konsumen (contoh: Toyota Kijang mendapat kesan sebagai mobil keluarga yang mampu memuat banyak orang sehingga merek Toyota Kijang dapat diterima dengan baik oleh konsumen). 3) Brand Preference Apabila konsumen tertarik pada suatu merek tertentu, maka merek dapat dikatakan mencapai tahap Brand Preference. tahap ini konsumen tidak selalu membeli merek tersebut tetapi lebih banyak memilih merek tersebut jika akan membeli barang dibandingkan dengan merek pesaing (contoh: konsumen yang ingin membeli sebuah televisi, seringkali mereka menanyakan merek Sony atau Toshiba walaupm nantinya mereka belum tentu memilih televisi merek Sony atau Toshiba tersebut). 4) Brand Loyalty Tahap yang terakhir ini adalah tahap dimana konsumen melakukan pembelian terhadap merek yang sama secara berulang-ulang serta setia terhadap merek tersebut (contoh: minuman dengan merek Coca Cola yang menjadi leader dalam pasar minuman ringan cenderung dibeli berulang-ulang oleh konsumen dan mereka tidak mau memilih merek yang lain). Menurut Setiadi (2003:124) “loyalitas merek dapat didefinisikan sebagai sikap menyenangi suatu merek yang direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu sepanjang waktu”. Pada loyalitas merek, tidak ada lagi merek yang dipertimbangkan untuk dibeli selain merek produk yang sering dibelinya. Menurut Sri Wahjuni A dan I Gde Cahyadi (2007:148), “Pengertian loyalitas sebagai bentuk perilaku pelanggan yang loyal terhadap merek dan tidak berganti merek”. Sedangkan menurut Assael dalam Sri Wahjuni A dan I Gde Cahyadi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
(2007:148), “Loyalitas merek didasarkan atas perilaku konsisten pelanggan untuk membeli sebuah merek sebagai bentuk proses pembelajaran pelanggan atas kemampuan merek memenuhi kebutuhannya”. Menurut Aaker dalam Sri Wahjuni A dan I Gde Cahyadi (2007:148) Loyalitas merek tidak terjadi tanpa melalui tindakan pembelian dan pengalaman menggunakan suatu merek. Hal ini membedakan loyalitas merek dengan elemen ekuitas merek lainnya dimana pelanggan memiliki kesadaran merek, kesan kualitas dan asosiasi merek tanpa terlebih dahulu membeli dan menggunakan merek. Menurut Freddy Rangkuti (2002), terdapat lima tingkatan brand loyalty (loyalitas merek ), yaitu: a) Konsumen yang suka berpindah-pindah merek (switcher atau price buyer), konsumen lebih memperhatikan harga dalam melakukan pembelian dan merek memegang peranan yang kecil. b) Konsumen yang puas/bersifat kebiasaan (habitual buyer),pada dasarnya tidak ada masalah untuk beralih merek. c) Konsumen yang puas namun memikul biaya peralihan (satisfied buyer), kelompok ini disebut konsumen loyal yang merasakan adanya pengorbanan jika melakukan pergantian merek. d) Konsumen yang benar-benar menyukai merek tersebut (Liking The Brand). Pilihan mereka didasarkan pada asosiasi seperti simbol, pengalaman dalam menggunakan serta kesan kualitas yang tinggi. e) Konsumen yang setia (commited buyer), mereka mempunyai kebanggan dalam menggunakan merek. Bagi mereka merek begitu penting baik karena fungsinya maupun sebagai ekspresi mengenai jati diri mereka. a. Tingkat Loyalitas Merek. Menurut Freddy Rangkuti (2002), terdapat lima tingkatan brand loyalty (loyalitas merek ), yaitu:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
1) Konsumen yang suka berpindah-pindah merek (switcher atau price buyer), konsumen lebih memperhatikan harga dalam melakukan pembelian dan merek memegang peranan yang kecil. 2) Konsumen yang puas/bersifat kebiasaan (habitual buyer),pada dasarnya tidak ada masalah untuk beralih merek. 3) Konsumen yang puas namun memikul biaya peralihan (satisfied buyer), kelompok ini disebut konsumen loyal yang merasakan adanya pengorbanan jika melakukan pergantian merek. 4) Konsumen yang benar-benar menyukai merek tersebut. Pilihan mereka didasarkan pada asosiasi seperti simbol, pengalaman dalam menggunakan serta kesan kualitas yang tinggi. 5) Konsumen yang setia (commited buyer), mereka mempunyai kebanggan dalam menggunakan merek. Bagi mereka merek begitu penting baik karena fungsinya maupun sebagai ekspresi mengenai jati diri mereka. Freddy Rangkuty (2002 : 61), mengemukakan bahwa ”loyalitas memiliki tingkatan yang ia sebut Piramida Loyalitas, dimana idealnya bersifat hierarkis, Piramida Loyalitas ini terdiri dari:
Commited buyer Likes the Brand Satisfied Buyer with Switching Costs Habitual Buyer Switchers
Gambar 1. Piramida Loyalitas Merk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
1) Switchers Konsumen yang tidak memiliki loyalitas. Merupakan tingkat loyalitas paling dasar dimana konsumen merasa tidak ada perbedaan berarti antara satu merek dengan merek lainnya dalam kategori produk tersebut. Setiap merek dipersepsikan sama dan nama merek kurang berperan dalam keputusan pembelian. Apapun merek yang murah dan dapat digunakan akan dipilih. 2) Habitual Buyer Tingkat kedua ini meliputi konsumen yang puas dengan produk atau setidaknya tidak kecewa dengan penggunaan merek tersebut. Konsumen pada tingkat ini disebut juga pembeli berdasarkan kebiasaan (Habitual Buyers), sehingga jika tidak ada stimulus yang cukup kuat dari merek pesaing, konsumen jarang merubah pola kebiasaannya dalam membeli terutama jika perubahan tersebut disertai usaha dari pihak konsumen. Konsumen pada tingkat ini rentan terhadap promosi dari pesaing yang memberikan kelebihan lain, meskipun relatif sulit dipengaruhi oleh pesaing karena konsumen tidak memiliki alasan untuk mencari merek alternatif. 3) Satisfied Buyer with Switching Costs Disebut juga Switching Cost Loyal. Meliputi konsumen yang puas dengan merek produk dan memiliki switching costs (kerugian uang, waktu, atau resiko) performansi
yang
diasosiasikan
dengan
penggantian
merek.
Merupakan pembeli yang cenderung mempelajari setiap aspek dan kelebihan dari merek tertentu atau adanya ketakutan akan resiko merek yang lain tidak mampu berfungsi sebaik merek yang saat ini digunakan. Untuk menarik perhatian konsumen di tingkat ini, pesaing harus dapat memberikan kompensasi yang cukup dengan penawaran dan kelebihan yang lebih besar. 4) Likes the Brand Tingkat dimana pembeli benar-benar menyukai merek tersebut. Pembeli tidak selalu dapat mendeskripsikan apa yang ada pada merek tersebut yang membuat mereka menyukainya, meskipun pembeli telah berkali-kali
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
menggunakannya. Rasa suka mereka mungkin didasarkan dari asosiasi seperti simbol, pengalaman penggunaan, dan kualitas. Konsumen pada tingkat ini disebut juga teman dari merek (friends of the brand) karena adanya keterikatan perasaan dan emosional dengan merek yang mereka gunakan. 5) Commited Buyer Tingkat loyalitas tertinggi. Konsumen memiliki perasaan bangga sebagai pengguna merek tertentu. Merek tersebut penting bagi mereka, baik dipandang dari segi fungsi ataupun sebagai alat pengekspresian tentang diri mereka. Loyalitas mereka ditunjukkan dengan merekomendasikan merek tersebut pada orang lain, dan bangga untuk mengenakan barang-barang yang memiliki simbol-simbol merek tersebut.
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Loyalitas Merek. Schiffman & Kanuk (2000), Berpendapat bahwa Loyalitas merek dihasilkan dari penggunaan produk dari suatu merek untuk pertama kalinya, yang diperkuat melalui adanya kepuasaan akan penggunaan produk tersebut yang kemudian dilanjutkan dengan pembelian ulang (aspek Behavioral) dan dari proses pembandingan atribut antara merek yang satu dengan yang lain, yang mengarah pada referensi merek yang kuat dan perilaku pembelian ulang (aspek Kognitif). Menurut Terence A. Shimp (2003), keputusan konsumen untuk tetap loyal pada merek tertentu didasarkan pada pertimbangan-pertimbangan berikut: 1) Nilai (harga dan kualitas merek) Penurunan standar kualitas akan mengecewakan bahkan pada konsumen yang loyal, begitu juga perubahan harga yang tidak layak. Loyalitas muncul ketika konsumen beranggapan bahwa harga yang harus dibayar sesuai dengan kualitas merek tersebut sapanjang pembelian yang dilakukannya. 2) Reputasi dan Karakteristik merek Merek yang memiliki reputasi yang diakui secara nasional bahkan internasional, akan lebih dipercaya oleh banyak konsumen. Pada banyak kasus,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
konsumen melakukan pembelian hanya didasarkan pada reputasi ini saja. Karakteristik personal yang diadopsi oleh merek dalam kalimat-kalimat iklannya, membentuk kepribadian merek dan membangun jenis identifikasi konsumen pengidentifikasian diri konsumen dengan merek yang nantinya mengarah pada loyalitas merek. 3) Kenyamanan dan kemudahan mendapatkan merek Kenyamanan dan kemudahan mendapatkan merek merupakan faktor penentu penting untuk membangun loyalitas konsumen. Semua kelebihan merek tertentu tidak akan berarti jika produk dari merek tersebut tidak mudah didapatkan dan susah diakses, meragukan bagi konsumen untuk membeli merek tersebut. Terutama pada masyarakat sekarang yang cenderung menuntut, merek atau perusahaan yang dapat berhasil adalah merek yang menawarkan pembelian produk secara nyaman, dapat dibeli lewat telepon atau internet, dapat dibayar dengan kartu kredit, dikirimkan dalam waktu yang layak, dan dapat dikembalikan dengan mudah. 4) Kepuasan Kepuasan
merupakan
faktor
penentu
kenapa
konsumen
cenderung
menggantikan barang-barang mereka yang rusak atau yang lama dengan barang-barang bermerek sama. Kepuasan konsumen dapat dikatakan sebagai akumulasi dari faktor-faktor loyalitas merek yang lain. 5) Pelayanan Pelayanan pasca jual yang buruk merupakan faktor utama dari ketidakpuasan konsumen, terutama jika merek atau perusahaan tersebut tidak dapat memenuhi tingkat pelayanan yang dijanjikannya. Merek yang secara kualitas tidak lebih baik dari pesaingnya yang menawarkan harga rendah dapat menikmati keuntungan penjualan karena kualitas pelayanan mereka yang baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
6) Garansi atau jaminan Meskipun tidak semua konsumen memanfaatkan garansi atau jaminan dari merek produk yang mereka beli, tapi dengan adanya penawaran garansi atau jaminan, maka hal ini akan menambah nilai terhadap produk tersebut.
c. Pengukuran Brand Loyalty Untuk mengetahui konsumen masuk dalam tingkatan yang mana maka dilakukan pengukuran terhadap konsumen, pengukuran Brand Loyalty ini menurut Aaker dalam bukunya Freddy Rangkuty ( 2002 ) terdiri dari: 1) Behavior Measures Pengukuran ini untuk melihat bagaimanakah kebiasaan dari konsumen dalam melakukan pola pembelian terhadap suatu barang (merek tertentu). Pengukuran yang dapat digunakana adalah: a) Repurchase rates: yaitu dapat dicontohkan berapa persen dari konsumen akan membeli dan makan di restoran McDonald's pada pembelian dimasa akan darang? b) Percent of purchases: dalam pembelian selama 6 bulan terakhir yang dilakukan konsumen berapa persen konsumen akan membeli di restoran McDonald's? c) Number of brands purchased: berapa persen dari konsumen yang membeli dan makan dalam mempertimbangkan satu merek restoran yaitu McDonald's? atau mempertimbangkan lebih dari satu merek. 2) Switching Cost Pengukuran dimana konsumen dihadapkan pada biaya atau resiko yang cukup besar jika melakukan penggantian terhadap suatu merek. 3) Measuring Satisfaction Kunci untuk tiap tingkatan dari brand loyalty adalah mengukur kepuasan konsumen. Dimana kepuasan dari pembeli sesudah melakukan pembelian tergantung pada hubungan dengan harapan pembeli. Definisi dari kepuasan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
menurut Kotler adalah: Satisfaction is the level of person's felt state resulting from comparing a product's perceived performance (or outcome) in relation to the personts expectatios. 4)
Liking Of The Brand Pada tingkat pengukuran ini akan melibatkan rasa suka dari konsumen terhadap suatu produk/jasa merek/badan usaha dan lain-lain. Sebagai contoh, dengan menanyakan kepada konsumen apakah mereka suka membeli dan makan di restoran Mc Donald's dan lain-lain.
5) Commitment Untuk tahap pengukuran komitmen akan lebih mudah untuk mengetahui konsumen yang mempunyai komitmen terhadap suatu produk atau jasa karena konsumen mempunyai tingkat kesetiaan yang cukup tinggi terhadap suatu produk atau jasa disamping itu konsumen juga memberikan suatu rekomendasi kepada teman atau orang lain agar memakai/membeli roduk/jasa yang sama. Sebagai contoh seorang yang mempunyai komitrnen terhadap restoran McDonald's maka akan selalu membeli dan makan di restoran McDonald's bahkan dia akan merekomendasikan restoran McDonald's kepada saudara atau teman-temannya.
B. Penelitian Yang Relevan Berikut beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang peneliti lakukan, yaitu sebagai berikut: 1) Penelitian Lutiary Eka Ratri 2007 Penelitian ini mengambil judul “Hubungan Antara Citra Merek (Brand Image) Operator Seluler Dengan Loyalitas Merek (Brand Loyalty) Ekonomi
Pada Mahasiswa Pengguna Telepon Seluler Di Fakultas
Reguler
Universitas
Diponegoro
Semarang”
Tujuan
dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk melihat hubungan antara citra merek operator seluler dengan loyalitas merek pada mahasiswa pengguna telepon
seluler
di
Fakultas
Ekonomi Reguler Universitas Diponegoro
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Semarang. Sampel pada penelitian ini berjumlah 214 mahasiswa yang terbagi dalam
empat
tahun
angkatan. Pengambilan
sampel
dengan
menggunakan teknik proportional stratified random sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan dua skala, yaitu skala citra merek dan skala loyalitas merek. Skala citra merek terdiri atas 26 item, serta memiliki daya beda antara 0,302
sampai dengan 0,532 dan koefisien
reliabilitas
sebesar 0,850. Alat ukur lain yang digunakan adalah skala loyalitas merek yang terdiri dari 27 item, memiliki daya beda item yang berkisar antara 0,300 sampai dengan 0,677 dan koefisien reliabilitas sebesar 0, 886. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi sederhana dengan hasil koefisien korelasi sebesar 0,501(r = 0,501 p<0,05), dan sumbangan efektif sebesar 25,1 %. Loyalitas merek pada mahasiswa dipengaruhi oleh citra merek operator
seluler
sebesar 25,1 %, dan
sisanya
sebesar 74,9 %
dipengaruhi oleh variabel lainnya. Citra merek mahasiswa berada pada kategori tinggi, sedangkan loyalitas merek mahasiswa berada pada kategori sedang. 2) Penelitian Munfaridin yang berjudul “Analisis Pengaruh Kesadaran Merek, Asosiasi Merek, Dan Persepsi Kualitas Terhadap Minat Mereferensi Sepeda Motor Suzuki (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang)” 2010 Populasi dari penelitian ini meliputi seluruh Mahasiswa Fakultas Ekonomi
pada Universitas Diponegoro Semarang.
Sampel yang diambil yaitu sebesar 100 responden dan teknik sampling yang digunakan adalah teknik non probability sampling dengan metode quota sampling. Data diperoleh dari kuesioner yang kemudian diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik analisis regresi berganda. Analisis ini meliputi: uji validitas dan reliabilitas, uji asumsi klasik, analisis regresi berganda, pengujian hipotesis melalui uji t dan uji F, serta analisis koefisien determinasi (R2 ). Dari analisis tersebut diperoleh persamaan regresi : Y = 0,270 X1 + 0,213 X2 + 0,395 X3 Dimana (Y) merupakan variabel minat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
mereferensi, sedangkan (X1) adalah kesadaran merek, (X2) adalah asosiasi merek, dan
(X3) adalah persepsi kualitas
merek.
Pengujian
hipotesis
menggunakan uji t menunjukkan bahwa ketiga variabel independen yang diteliti terbukti secara signifikan mempengaruhi variabel dependen minat mereferensi. Kemudian melalui uji F dapat diketahui bahwa variabel kesadaran merek, asosiasi merek, dan persepsi kualitas merek layak untuk menguji variabel dependen (minat mereferensi). Adjusted R Square, diperoleh sebesar 0,575. Hal ini berarti 57,5 % minat mereferensi dapat dijelaskan oleh variabel kesadaran merek, asosiasi merek, dan persepsi kualitas merek. Sedangkan sisanya 42,5 % variabel minat mereferensi dapat dijelaskan oleh variabel-variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
C. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan alat yang dipergunakan dalam penelitian yang digambarkan secara menyeluruh dan sistematis setelah mempunyai teori mendukung judul penelitian. Berdasarkan teori yang mendukung penelitian ini, maka dibuat suatu kerangka berpikir mengenai pengaruh Brand Image terhadap Brand Loyalty sebagai berikut : Schiffman & Kanuk (2000 : 141) Sebagaimana yang dikutip oleh Lutiary Eka Ratri menjelaskan Citra merek yang positif terhadap produk yang memuaskan akan menimbulkan rasa suka dan perasaan positif dalam diri konsumen, hal ini yang kemudian mempengaruhi keputusan konsumen untuk mempertahankan penggunaan produk dengan merek tersebut dan menunjukkan komitmen pada merek tersebut (loyalitas merek). Citra merek yang berbeda dan unik merupakan hal yang paling penting, karena produk semakin kompleks dan pasar semakin penuh, sehingga konsumen akan semakin bergantung pada citra merek daripada atribut merek yang sebenarnya untuk mengambil keputusan pembelian. Citra merek yang positif bisa diasosiasikan dengan loyalitas merek, kepercayaan konsumen terhadap nilai merek yang positif, dan kemauan untuk terus
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
melanjutkan pembelian merek tersebut. Konsumen sangat jarang hanya melihat dari produk atau jasa itu sendiri, tetapi melihatnya bersama-sama nama merek. Hasilnya, dalam memahami suatu produk atau jasa, persepsi konsumen dibentuk oleh merek. Persepsi konsumen berperan penting dalam pengambilan keputusan pembelian terutama karena apa yang dipahami oleh konsumen lebih penting daripada realitas sebenarnya. Loyalitas merek dipengaruhi oleh pengalaman penggunaan produk yang memuaskan, citra merek yang positif, atribut merek seperti kualitas, performansi, mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki merek lain, harga yang sesuai, ketersediaan dan kemudahan mendapatkan produk merek tersebut. Konsumen yang memiliki loyalitas terhadap suatu merek akan terus melakukan pembelian ulang terhadap merek tersebut, tidak mudah untuk tergiur dengan promosi dari pihak pesaing dan adanya kemauan untuk merekomendasikan merek tersebut kepada orang lain. Bagi setiap bisnis, jalan menuju loyalitas konsumen dipengaruhi langsung oleh pelayanan pelanggan dan citra merek. Konsumen terus melanjutkan evaluasi akan produk dari sebuah merek dan perusahaan setelah pembelian, jika performansi produk tersebut buruk ataupun pelayanan yang diberikan oleh perusahaan dari merek yang bersangkutan mengecewakan maka konsumen akan mengalami ketidakpuasan, sebagai hasilnya, perusahaan akan kehilangan kesempatan untuk menciptakan loyalitas merek dan kehilangan pelanggan serta pembelian berikut dari pelanggan tersebut. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat (dependen) adalah Brand Loyality, sedangkan variabel bebas (independen) adalah komponen brand image yang meliputi Atribut Produk, Benefits, Brand Associations dan Brand Personality. Adanya Komponen Brand Image merupakan salah satu kunci sukses dalam mempengaruhi Brand Loyality Produk Yamaha Motor Matic. Dari uraian tersebut dapat dibuat kerangka pemikiran sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Brand Image Product Atributs (X1) Atribut produk
Benefits (X2) Keuntungan konsumen
Brand Loyalty (Y)
Brand Associations (X3) Asosiasi Merek
Brand Personality (X4) Kepribadiaan Merek
Gambar 2. Kerangka Berpikir
D. Perumusan Hipotesis Berdasarkan uraian teori dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesisnya. Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2007: 28) Hipotesis berasal dari kata ”hipo” artinya kurang atau lemah dan ”thesis” artinya teori yang disajikan sebagai bukti, sehingga hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya dan masih perlu dibuktikan kenyataannya. Jika suatu hipotesis telah terbukti kebenarannya akan berubah namanya menjadi tesis. Sedangkan Sugiyono (2009: 64) menyatakan bahwa ”Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
dalam bentuk kalimat pertanyaan”. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh dari pengumpulan data. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat diuraikan bahwa hipotesis merupakan dugaan yang mungkin benar dan mungkin salah. Hipotesis akan ditolak jika salah dan akan diterima jika fakta-fakta membenarkannya. Penerimaan dan pendekatan hipotesis tergantung kepada hasil-hasil penyelidikan atau pengujian terhadap fakta-fakta yang dikumpulkan. Hipotesis dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Diduga Variabel Brand Image yang meliputi Product Attributes (X1), Benefits (X2) Brand Associations (X3) dan Brand Personality (X4) secara simultan berpengaruh terhadap Brand Loyalty Produk Yamaha Matik (Y). 2. Diduga Variabel Brand Image yang meliputi Product Attributes (X1), Benefits (X2) Brand Associations (X3) dan Brand Personality (X4) secara parsial berpengaruh terhadap Brand Loyalty Produk Yamaha Motor Matik (Y). 3. Diduga Variabel Product Attributes memiliki pengaruh yang paling besar terhadap Brand Loyalty Produk Yamaha Motor Matik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
BAB III METODE PENELITIAN Metodologi penelitian merupakan suatu cara dalam penelitian yang meliputi pengumpulan data, pengolahan, analisis dan penyajian data secara obyektif, sistematis dan logis untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenarannya. Adapun aspek-aspek yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1.
Tempat Penelitian
Tempat penelitian digunakan untuk mendapatkan data, informasi, keterangan, dan hal-hal yang berkaitan dengan kepentingan penelitian. maka peneliti mengambil lokasi penelitian di kota surakarta. Alasan dipilihnya lokasi tersebut sebagai tempat penelitian karena tersedianya data yang diperlukan dan lokasinya yang mudah dijangkau. 2.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan rentang waktu mulai bulan November 2010 sampai bulan Juli 2011. Untuk lebih jelasnya waktu penelitian disajikan dalam tabel berikut ini : Tabel 2. Waktu Penelitian No
Kegiatan Nov 2010
1
Penyusunan Proposal
2
Ijin Penelitian
3
Pelaksanaan Penelitian
4
Pengolahan dan Analisis Data Penyusunan Laporan
5
Des 2010
Jan 2010
commit to user
32
Waktu April Mei 2011 2011
Juni 2011
Juli 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
B. Populasi Dan Sampel 1. Populasi Sugiyono (2009: 80) berpendapat bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan M. Iqbal Hasan (2002: 84) mengartikan “Populasi adalah totaliatas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan diteliti (bahan penelitian)”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat kota Surakarta yang memiliki sepeda motor Yamaha matic. Populasi pengguna sepeda motor matic merek Yamaha di Surakarta senantiasa berubah sejalan dengan pertumbuhannya sehingga sulit memperkirakan jumlahnya secara tepat, jadi dapat disimpulkan bahwa populasi dalam penelitian ini adalah tidak terhingga. 2. Sampel Menurut Suharsimi Arikunto (2006:109), “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Sedangkan menurut Singgih Santoso dan Fandy Tjiptono (2004:80), “Sampel merupakan sebagian atau sejumlah cuplikan tertentu yang diambil dari suatu populasi dan diteliti secara rinci”. Jadi sampel merupakan bagian dari populasi. Besarnya sampel untuk populasi tak terhingga dengan nilai (level of significance) yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 0,05 diharapkan bahwa besarnya kesalahan dalam penggunaan sampel (kesalahan sampling) tidak lebih dari 10 persen. Sampel dapat ditentukan dengan beberapa cara antara lain : a. Berdasarkan rumus dari Djarwanto dan Pangestu (1998) sebagai berikut : 1 Z2 n 4 E
2
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Dimana: n = Jumlah sampel α = tingkat signifikasi Z = Angka yang menunjukkan suatu penyimpangan nilai variabel dari
mean
dihitung dalam satuan deviasi standar tertentu. E = Error (kesalahan) Dengan rumus diatas besarnya sampel dapat ditentukan sebagai berikut:
Z 1 0 ,05 2 n 4 0,10
1 1,96 n 4 0,10
2
2
n = 96,04 Sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebesar 96,04 responden yang kemudian dibulatkan menjadi 100 responden. b. Menurut Donald R.Cooper dan William Emory (1996) untuk populasi tak terbatas, sebuah sampel berjumlah 100 yang diambil dari populasi sejumlah 5.000 secara kasar mempunyai ketepatan estimasi yang sama dengan 100 sampel yang diambil dari 200 juta populasi. c. Menurut Sugiyono (2008) berdasarkan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk populasi tak terhingga jumlah sampelnya adalah 664 untuk tingkat kesalahan 1%, 349 untuk tingkat kesalahan 5% dan 272 responden untuk tingkat kesalahan 10%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
Adanya keterbatasan waktu, tenaga, dan biaya maka dalam menentukan besarnya sampel dalam penelitian ini peneliti menggunakan rumus dari Djarwanto dan Pangestu dan pendapat dari Donald R.Cooper dan William Emory yaitu jumlah sampel sebanyak 100 responden. Metode pengambilan sample (sampling) yang digunakan dalam penelitian ini adalah quota sampling (sample kuota) dengan cara incidental sampling (sampling insidental). Menurut Sugiyono (2008:122), “Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan”. Masih menurut Sugiyono (2008:122), “Sampling insidental adalah teknik penentuan sample berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sample, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data”. Jadi langkah-langkah yang digunakan untuk mengambil sample sesuai dengan teknik penetapan sample yang dipilih adalah sebagai berikut : a. Teknik sampel kuota (quota sampling) Populasi dalam penelitian ini adalah setiap warga masyarakat Kota Surakarta yang memiliki sepeda motor merek Yamaha Matic. Peneliti menetapkan jumlah sampelnya sebanyak 100 responden. b. Teknik sampel insidental (incidental sampling) Langkah selanjutnya menetapkan sampel yaitu hanya untuk individu-individu yang kebetulan dijumpai saja atau dapat dijumpai saja yang diteliti.
C. Teknik Pengumpulan Data 1.
Jenis dan Sumber Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 129) menjelaskan bahwa ”Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh”. Apabila peneliti menggunakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
kuesioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan. Jenis-jenis data menurut Duwi Priyatno (2008: 7) adalah sebagai berikut: a. Data Kualitatif Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk bukan angka, tetapi berbentuk kata, kalimat, gambar atau bagan. b. Data Kuantitatif Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan data
primer
dan
data
sekunder.
Menurut
Sugiyono
(2008
: 137) mengatakan bahwa “Data primer adalah data yang langsung diberikan kepada pengumpul data, sedangkan data sekunder adalah data yang tidak langsung diberikan kepada pengumpul data, bisa bisa beupa informasi atau pernyataan lewat orang lain atau lewat dokumentasi”. Oleh karena itu pengumpulan data dalam penelitian haruslah tepat karena akan berpengaruh pada hasil penelitian tersebut dan juga untuk memperoleh keterangan yang benar-benar dapat dipercayakan dalam penelitian.
2.
Metode Pengumpulan Data
Di dalam kegiatan penelitian, cara memperoleh data dikenal sebagai metode atau teknik pengumpulan data. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data berupa angket atau kuesioner. a. Angket atau Kuesioner 1)
Pengertian Kuesioner Menurut Sugiyono (2008: 142) mengatakan bahwa “Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
dijawabnya”. Sedangkan menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmadi (2007: 76) berpendapat bahwa “Kuesioner adalah suatu daftar yang berisikan rangkaian pertanyaan mengenai suatu masalah atau bidang yang akan diteliti”. Berdasar pengertian tersebut data disimpulkan kuesioner adalah daftar pertanyaan yang harus dijawab dan dijadikan sarana untuk mendapatkan keterangan dari responden. 2)
Macam Kuesioner Jenis-jenis kuesioner menurut Suharsimi Arikunto (2006: 152) adalah: a) Dari cara menjawab (1) Kuesioner terbuka, yaitu memberikan kesempatan kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri. (2) Kuesioner tertutup, kuesioner yang sudah disediakan jawabanya. b) Dari jawaban yang diberikan (1) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang dirinya. (2) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab tentang orang lain. c) Dari bentuknya (1) Kuesioner pilihan ganda, sama dengan kuesioner tertutup. (2) Kuesioner isian, sama dengan kuesioner terbuka. (3) Check list, daftar dimana responden tinggal memberi tanda chek (). (4) Rating-scale, yaitu sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan misalnya dimulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju. Pada penelitian ini digunakan angket jenis angket langsung dan tertutup
dengan Rating-scale (sebuah pertanyaan diikuti oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkatan misalnya dimulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak setuju). Responden tinggal memilih jawaban yang sesuai pada kolom yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
tersedia. Untuk mengetajui apakah angket itu baik, maka harus diuji validitas dan reliabilitasnya. 3) Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam menyusun angket : a) Menentukan tujuan Dalam penelitian ini angket disusun untuk memperoleh data mengenai pengaruh elemen brand equity terhadap keputusan pembelian. b) Merumuskan aspek-aspek yang akan diungkap Untuk memperjelas mengenai data yang diperlukan guna mendukung kebenaran hipotesa maka dilakukan spesifikasi variabel-variabelnya menjadi item-item pertanyaan yang nantinya diajukan kepada responden. c) Menetapkan bentuk angket Bentuk angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk angket tertutup dengan rating scale. d) Menyusun angket Setelah spesifikasi data dan sumbernya terselesaikan maka mulai disusun angket dengan membuat item-item pertanyaan, membuat pedoman pengisian dan membuat surat pengantar pengiriman angket. e) Menetapkan skor Untuk menentukan bobot penilaian penelitian, peneliti menggunakan modifikasi skala Likert. Sutrisno Hadi (1999), mengemukakan bahwa skala Likert untuk tingkat kesetujuan responden terhadap pernyataan dalam angket, dapat diklasifikannya sebagai berikut : a)
SA
: Strongly Agree
=
SS
: Sangat Setuju
b)
A
: Agree
=
S
: Setuju
c)
DA
: Disagree
=
TS
: Tidak Setuju
d)
SDA
: Strongly Disagree
=
STS
: Sangat Tidak Setuju
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
f) Mengadakan try out Uji coba dalam hal ini maksudnya adalah untuk melacak barangkali ada item-item pertanyaan yang tidak objektif atau ada petunjuk yang kurang jelas sehingga menyebabkan beberapa kesalahan dalam pengisian angket. Setelah diketahui kelemahannya, item-item yang kurang jelas tadi direvisi agar angket benar-benar fungsional sehingga dapat dimengerti oleh responden. Try out dilakukan dengan maksud untuk menguji apakah angket yang digunakan memenuhi syarat validitas dan realibilitas. Menurut Suharsimi Arikunto (2002:171) “Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen”. Adapun rumus yang digunakan untuk menguji validitas angket dalam penelitian ini adalah rumus korelasi Product Moment dari Pearson. Formula dari rumus korelasi Product Moment ini adalah sebagai berikut:
xy
Keterangan:
2
2 2
xy
2
= koefisien korelasi yang dicari
= jumlah responden
X
= skor total tiap-tiap item
Y
= skor total
Menurut Suharsimi Arikunto (2002:178) ”Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik”. Rumus yang digunakan untuk menguji reliabilitas angket dalam penelitian ini adalah rumus Alpha. Formula untuk rumus Alpha seperti yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2002:197) adalah sebagai berikut: 2 b r11 1 2 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Keterangan:
11
= Reliabilitas instrumen
K
= Banyaknya butir pertanyaan
2
2 b
= Jumlah varians butir = Varians total
g) Penyebaran angket Apabila segala sesuatunya telah benar-benar matang dipersiapkan maka angket tersebut bisa disebarkan kepada responden kemudian dihimpun kembali untuk kemudian dianalisis hasilnya. Untuk memperoleh informasi yang cukup relevan dan cukup tinggi kesahihannya, maka angket yang digunakan perlu di uji terlebih dahulu. a) Uji Validitas Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data yang diteliti dengan tepat. Untuk mengukur ketepatan butir-butir pertanyaan tersebut dalam penelitian ini digunakan teknik uji validitas dengan program SPSS dengan metode korelasi Bivariate Pearson (Korelasi Produk Momen Pearson). Pearson correlation digunakan untuk data berskala interval atau rasio. Menurut Duwi Priyatno (2008: 18), kriteria pengujian validitas adalah: (a) Jika r hitung ≥ r tabel (dengan sig. 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). (b) Jika r hitung < r tabel (dengan sig. 0,05) maka instrumen atau itemitem pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan tidak valid).
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
b) Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil, tetap akan sama. Uji signifikansi dilakukan program SPSS pada taraf signifikansi 0,05. Suatu instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 (Duwi Priyatno, 2008: 26).
4) Dokumentasi Teknik dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan dari catatan/ dokumen atau arsip yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Suharsimi Arikunto (2006 : 324 ) mengemukakan: “ Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal – hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, ledger, agenda dan sebagainya.’’ Dari pendapat tersebut dapat diambil pengertian bahwa metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data yang berupa bahan tertulis. Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang profil Kota Surakarta yang meliputi keadaan ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita penduduk.
D. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan suatu rangkaian kegiatan yang akan dilakukan dalam proses penelitian. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti yaitu :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
1. Variabel Dependen Variabel Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2008). Dalam penelitian ini yang termasuk variabel dependen adalah Brand Loyalty Produk Yamaha Motor Matic 2. Variabel Independen Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2008). Variabel independen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah : a. Product Attributes (Atribut Produk) b. Benefits (Keuntungan) c. Brand Associations (Sikap Merek) d. Brand Personality (Kepribadian Merek) Kedua variabel akan melalui pemrosesan data untuk diorganisasikan ke dalam bentuk yang lebih sederhana agar lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Kegiatan yang dilakukan adalah mengatur urutan data serta mengorganisasikan ke dalam suatu pola dasar sehingga mudah dilakukan penafsiran. Hubungan antar variabel diidentifikasi sebagai hubungan mempengaruhi yaitu variabel bebas mempengaruhi variabel terikat yang akan diuji melalui regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS for windows.
E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk mengolah data hasil penelitian. Dalam penelitian ini menggunakan teknik statistik karena data yang diambil peneliti merupakan data kuantitatif. Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linear berganda. M Iqbal Hasan (2002: 254) menyatakan ”Regresi linear berganda adalah regresi dimana variabel terikatnya (Y) dihubungkan/dijelaskan lebih dari satu variabel, mungkin dua, tiga, dan seterusnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
variabel bebas (X1,X2, X3,..., Xn) namun masih menunjukkan diagram hubungan yang linear”. Sehingga regresi linear berganda merupakan analisis tentang hubungan antara satu dependent variabel dengan dua atau lebih independent variabel. Ada pun beberapa persyaratan yang harus diuji kebenarannya sebelum melakukan analisis data adalah: 1. Uji Persyaratan Analisis a. Multikolinearitas Multikolinieritas digunakan untuk menguji suatu model apakah terjadi hubungan yang sempurna atau hampir sempurna antara variabel bebas, sehingga sulit untuk memisahkan pengaruh antara variabel-variabel itu secara individu terhadap variabel terikat. Pengujian ini untuk mengetahui apakah antar variabel bebas dalam persamaan regresi tersebut tidak saling berkorelasi. Untuk mendeteksi multikolinearitas digunakan program SPSS uji korelasi pearson. Menurut Duwi Priyatno (2008: 39) uji dilakukan dengan mengamati nilai VIF dan TOLERANCE. Pedoman suatu model regresi yang bebas multikoliniearitas adalah jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak lebih dari 5, maka model dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. b. Uji Linearitas Menurut Dwi Priyatno (2008: 36), Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak secara signifikan. Uji ini biasanya digunakan sebagai prasyarat dalam analisis korelasi atau regresi linear. Pengujian pada program SPSS dengan menggunakan Test of Linearity dengan pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai yang linear bila signifikansi (Liniearity) kurang dari 0,05. c. Heteroskedasitas Heteroskedasitas digunakan untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan heteroskedasitas, yaitu adanya ketidaksamaan varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Untuk mengetahui adanya heteroskedasitas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot yang menunjukkan hubungan antara Regression Studentised Residual dengan Regression Standarlized Predicted Value. Dasar pengambilan keputusan berkaitan dengan hal tersebut adalah: 1)
Jika terdapat pola tertentu, seperti titik-titiknya membentuk statu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedasitas.
2)
Jika tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar maka diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedasitas
d.
Uji Normalitas Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data akan dianalisis berbentuk sebaran normal atau tidak. Dalam penelitian ini, data untuk setiap variabel di uji normalitasnya. Deteksi normalitas dapat diketahui dengan melihat penyebaran data pada sumbu diagonal pada suatu grafik. Menurut Singgih Santoso (2001: 214), penetapkan dasar pengambilan keputusan yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. 2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti garis diagonal, maka regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
e.
Autokorelasi Autokorelasi digunakan untuk menguji suatu model apakah antara variabel pengganggu masing-masing variabel bebas saling mempengaruhi. Untuk mengetahui apakah pada model regresi mengandung autokorelasi dapat digunakan program SPSS dengan pendekatan D-W (Durbin Watson). Menurut Singgih Santoso (2001: 218), kriteria autokorelasi ada 3, yaitu: 1) Angka D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif. 2) Angka D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
3) Angka D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif. 2. Uji Hipotesis Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi berganda dengan 5 variabel bebas (X1 = Brand Image, X2 = Servis , X3 = Harga, X4 = Kualitas, dan satu variabel terikat (Y = Brand Loyality). Untuk menghitung persamaan regresi digunakan rumus:
Keterangan: Y
= Brand Loyalty
β0
= Konstanta
β1, β2, β3, β 4, β 5
= Koefisien regresi
X1
= Atribut Produk
X2
= Benefits
X3
= Brand Associations
X4
= Brand Personality
a. Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui variabel bebas secara bersama-sama mempunyai berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat, atau untuk mengetahui apakah model regresi dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat atau tidak. Signifikan berarti hubungan yang terjadi dapat berlaku untuk populasi. Tingkat signifikansi menggunakan a = 5% atau 0,05. Duwi Priyatno (2008: 82) menjabarkan bahwa langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut: 1) Menentukan rumusan hipotesis Ho : Tidak ada pengaruh secara signifikan antara Brand Image yang terdiri dari Attributes produk (produk Atribut), Benefits (Keuntungan), Brand Associations (X3) dan Brand Personality (X4) (Sikap merek) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Brand Loyalty produk Yamaha Motor Matic. Ha : Ada pengaruh secara signifikan antara Brand Image yang terdiri dari Attributes produk (produk Atribut), Benefits (Keuntungan)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
2) 3) 4)
5)
Brand Associations (X3) dan Brand Personality (X4) (Sikap merek) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Brand Loyalty produk Yamaha Motor Matic. Menentukan tingkat signifikansi (α) = 0,05. Menentukan F hitung yang diperoleh pada tabel ANOVA. Menentukan F tabel Dengan menggunakan tingkat keyakinan 95%, a = 5%, df 1 (jumlah variabel – 1) = 4, dan df 2 (n-k-1) atau 99 - 4 - 1 = 94 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen). Membuat kesimpulan Ho ditolak jika F hitung > F tabel
Ho diterima jika F hitung < F table b Uji t Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Menurut Duwi Priyatno (2008: 85), adapun langkah-langkah pengujiannya adalah sebagai berikut: 1) Menentukan hipotesis Ho : Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Ha : Secara parsial ada pengaruh signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikat. 2) Menentukan tingkat signifikansi Tingkat signifikansi menggunakan a = 5%. 3) Menentukan t hitung yang diperoleh dari out put coefficients. 4) Menentukan t tabel Tabel distribusi t dicari pada a = 5% : 2 = 2,5% (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 atau 99 - 4 - 1 = 94 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen). 5) Membuat kesimpulan Menyimpulkan apakah Ho diterima atau ditolak. Ho ditolak jika t hitung > t table Ho diterima jika t hitung < t table
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Penelitian Penelitian yang berjudul “Pengaruh Brand Image Produk Yamaha Motor Matic Terhadap Brand Loyality Di Kota Surakarta Tahun 2011” ini terdiri dari 4 variabel bebas dan 1 variabel terikat. Deskripsi data variabel diperoleh dari hasil penyebaran angket Attributes Produk (X1), Benefits (X2) Brand Associations (X3) Brand Personality (X4) dan Brand loyality produk Yamaha Motor Matic (Y). Deskripsi data penelitian yang diperoleh dari penyebaran angket adalah sebagai berikut: Tabel 4. Deskripsi Data Variabel Attributes Produk (X1), Benefits (X2) Brand Associations (X3) Brand Personality (X4) dan Brand loyality (Y). Mean
Std.
N
Deviation Brand loyality
46,35
7,270
100
Attributes Produk
20,35
2,459
100
Benefits
32,45
4,036
100
Brand Associations
12,93
1,641
100
Brand Personality
6,92
1,079
100
Sumber : Data Primer Diolah, 2011
Berdasarkan deskripsi data di atas dapat diketahui bahwa penelitian ini dilakukan terhadap 100 orang responden dengan penentuan taraf kesalahan sebesar 5%. Dari data di atas dapat dilihat bahwa variabel terikatnya yaitu Brand Loyalty mempunyai rata-rata (mean) 46,35 dengan standar deviasi 7,270, sedangkan variabel bebas yaitu Attributes Produk mempunyai rata-rata (mean) 20,35 dengan standar deviasi 2,459, Benefits mempunyai rata-rata (mean) 32,45 dengan standar deviasi
commit to user
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
4,036, Brand Associations mempunyai rata-rata (mean) 12,93 dengan standar deviasi 1,641 dan Brand Personality mempunyai rata-rata (mean) 6,92 dengan standar deviasi 1,079. B. Pengujian Persyaratan Analisis Sebelum pengujian hipotesis dilakukan, data yang digunakan untuk analisis statistic dengan teknik regresi berganda harus memenuhi beberapa syarat antara lain :
1. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas yang satu dengan variabel bebas yang lain. Tabel 5. Hasil Uji Multikolinearitas Model
1
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
Attributes Produk
0,459
2,177
Benefits
0,263
3,800
Brand Associations 0,489
2,044
Brand Personality
2,286
0,437
Sumber: Data Primer Diolah, 2011. Menurut Singgih Santoso dalam Duwi Priyatno (2008), semua angka yang dimasukkan dalam model regresi harus mempunyai angka Tolerance di atas 0,0001 dan pada umumnya jika VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variable bebas lainnya. Berdasarka tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai Tolerance di atas 0,0001 dan nilai VIF adalah di bawah 5, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah multikolinearitas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
2. Uji Linieritas Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel mempunyai hubungan yang linier atau tidak secara signifikan. Pengujian linieritas variabel bebas dengan variabel terikat menggunakan bantuan program SPSS 17.00 for windows. Pengujian pada SPSS dengan menggunakan Test of Linerity dengan pada taraf signifikansi 0,05. Dua variabel dikatakan mempunyai yang linier bila signifikansi (Linierity) kurang dari 0,05. Rangkuman uji linieritas variabel bebas dengan variabel terikat adalah sebagai berikut: a. Atribut Produk (X1) dengan Brand Loyalty (Y) Table 6. ANOVA (Atribut Produk dengan Brand Loyalty) ANOVA Table Sum of Squares Brand Loyality * Between (Combined) 3386.009 Atribut Produk Groups Linearity 3124.409 Deviation from Linearity 261.600 Within Groups 1846.741 Total 5232.750
df 7 1 6 92 99
Mean Square 483.716 3124.409 43.600 20.073
F 24.098 155.650 2.172
Sig. .000 .000 .053
Sumber: data primer yang diolah, 2011. Hasil uji linieritas di atas diperoleh signifikansi (linierity) sebesar 0,000 dan F sebesar155.650. Karena signifikansi (linierity) lebih kecil dari 0.05, maka disimpulkan bahwa model regresi antara Atribut Produk (X1) dengan Brand Loyalty (Y) adalah linear. b. Benefits (X2) dengan Brand Loyalty (Y) Table 7. ANOVA (Benefits dengan Brand Loyalty) ANOVA Table Sum of Squares Brand Loyality * Benefits Between (Combined) 3538.703 Groups Linearity 3159.310 Deviation from Linearity 379.393 Within Groups 1694.047 Total 5232.750
Sumber: data primer yang diolah, 2011.
commit to user
df 13 1 12 86 99
Mean Square 272.208 3159.310 31.616 19.698
F 13.819 160.386 1.605
Sig. .000 .000 .105
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
Hasil uji linieritas di atas diperoleh signifikansi (linierity) sebesar 0,000 dan F sebesar 160.388. Karena signifikansi (linierity) lebih kecil dari 0,05, maka disimpulkan bahwa model regresi antara media radio (X2) dengan Brand Loyalty (Y) adalah linear. c. Brand Associations (X3) dengan Brand Loyalty (Y) Table 8. ANOVA (Brand Associations dengan Brand Loyalty) ANOVA Table Sum of Squares Brand Loyality * Between (Combined) 2180.468 Brand Associations Groups Linearity 2057.207 Deviation from Linearity 123.261 Within Groups 3052.282 Total 5232.750
df 6 1 5 93 99
Mean Square 363.411 2057.207 24.652 32.820
F 11.073 62.681 .751
Sig. .000 .000 .587
Sumber: data primer yang diolah, 2011. Hasil uji linieritas diperoleh signifikansi (linierity) sebesar 0,000 dan F sebesar62.681. Karena signifikansi (linierity) lebih kecil dari 0,05, maka disimpulkan bahwa model regresi antara Brand Associations (X3) dengan Brand Loyalty (Y) adalah linear. d. Brand Personality (X4) dengan Brand Loyalty (Y) Table 9. ANOVA (Brand Personality dengan Brand Loyalty) ANOVA Table Sum of Squares Brand Loyality * Between (Combined) 2826.987 Brand Personality Groups Linearity 2687.467 Deviation from Linearity139.519 Within Groups 2405.763 Total 5232.750
df 4 1 3 95 99
Mean Square F 706.747 27.908 2687.467 106.124 46.506 1.836 25.324
Sig. .000 .000 .146
Sumber: data primer yang diolah, 2011. Hasil uji linieritas diperoleh signifikansi (linierity) sebesar 0,000 dan F sebesar 106.124. Karena signifikansi (linierity) lebih kecil dari 0,05, maka disimpulkan bahwa model regresi antara Brand Personality (X4) dengan Brand Loyalty (Y) adalah linear.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
3. Uji Heteroskedasitas Uji heteroskedasitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Untuk mengetahui terjadinya heteroskedasitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada scatterplot yang menunjukkan hubungan antara Regression Studentisel Residual dengan Regression Standardized Predicted Value. Singgih Santoso (2001) menetapkan dasar pengambilan keputusan berkaitan dengan gambar tersebut adalah : a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titiknya membentuk suatu pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka diindikasikan terdapat masalah heteroskedastisitas. b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka diindikasikan tidak terdapat masalah heteroskedastisitas. Scatterplot
Dependent Variable: Brand Loyality
Regression Standardized Predicted Value
2
1
0
-1
-2 -4
-2
0
2
Regression Standardized Residual
Gambar 3. Grafik Scatterplot (diagram pencar)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Pada scatterplot di atas tidak terdapat pola yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat masalah heteroskedasitas, sehingga regresi yang dihasilkan baik.
4. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas atau keduanya mempunyai disrtibusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Deteksi normalitas dapat diketahui dengan melihat penyebaran data atau titik pada sumbu diagonal dari grafik. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
Dependent Variable: Brand Loyality
Expected Cum Prob
1.0
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 2. Grafik Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Sumber : Data primer diolah, 2011. Berdasarkan gambar terlihat bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas sehingga regresi yang dihasilkan baik.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
5. Uji Autokorelasi Uji Autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode-1 (sebelumnya). Menurut Singgih Santoso (2001) untuk mendeteksi adanya autokorelasi ada 3, yaitu: 1. Angka D-W di bawah -2 berarti diindikasikan ada autokorelasi positif. 2. Angka D-W di antara -2 sampai 2 berarti diindikasikan tidak ada autokorelasi. 3. Angka D-W di atas 2 berarti diindikasikan ada autokorelasi negatif.
Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi Model
Durbin-Watson
1
1,790
Sumber : Data primer diolah, 2011
Dari tabel hasil di atas dapat diketahui bahwa skor D-W sebesar 1.790, hal ini menunjukkan bahwa angka D-W antara -2 sampai 2 sehingga tidak ada indikasi terjadinya autokorelasi dan regresi yang dihasilkan baik.
C. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis merupakan langkah untuk membuktikan pertanyaan yang dikemukakan dalam perumusan hipotesis. Hipotesis akan diterima apabila data yang terkumpul dapat mendukung pernyataan hipotesis dan sebaliknya akan ditolak apabila data tidak mendukung.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
Tabel 10. Hasil Uji Regresi Berganda Variabel
Uji t
Uji R2
Uji F
Koefisien
t
Sig.
F
Sig.
R
Adj. R Square
(Constant)
-10,389
-2,864
0,005
Attributes produk
1,208
5,286
0,000
Benefits
0,380
2,063
0,042
Associations
0,793
2,387
0,019
Brand Personality 1,384
2,594
0,011
67,277 0,000
0,860
0,728
Sumber: Data Primer Diolah, 2011. 1. Uji Koefisien Determinan (R2) Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel terikat dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa angka R sebesar 0,860 yang menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara Loyalitas Merek dengan 4 variabel bebasnya adalah kuat. Hal tersebut dikarenakan angka R di atas 0,5. Besarnya Adjusted R Square adalah 0,728. Hal tersebut berarti 72,8% variansi Brand Loyalty dapat dijelaskan oleh variabel Attributes produk, Benefits, Brand Associations dan Brand Personality. Sedangkan sisanya (100% - 72,8% = 27,2%) dijelaskan oleh faktor lain.
2. Uji Simultan (Uji F) Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara bersamasama mempunyai pengaruh yang signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Uji Anova atau Uji F menunjukkan F hitung sebesar 67,277 dengan tingkat signifikansi 0,000. Arti dari Uji F ini menunjukkan bahwa nilai probabilitas (0,000) uji tersebut jauh lebih kecil dari 0,05 dan nilai F hitung > F Tabel (67,277 > 2,467). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa variabel Attributes Produk, Benefits, Brand Associations
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
dan Brand Personality secara simultan dan bersama-sama mampu mempengaruhi variabel Brand Loyalty motor matic Yamaha.
3. Uji Parsial (Uji t) Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari masingmasing variabel bebas terhadap variabel terikat. Hasil Uji t menghasilkan persamaan regresi , yaitu: Y = -10,389 + 1,208 X1 + 0,380 X2 + 0,793 X3 + 1,384 X4 Keterangan:
Y = Brand Loyalty X1 = Attributes Produk X2 = Benefits X3 = Brand Associations X4 = Brand Personality
Dari Uji t tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut : a. Konstanta sebesar -10,389 berarti bahwa jika tidak ada variabel bebas yang diteliti tersebut maka besarnya Brand Loyalty adalah -10,389. b. Koefisien regresi X1 sebesar 1,208. Arti angka ini menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan Attributes produk sebesar 1 maka akan menyebabkan Brand Loyalty meningkat sebesar 1,208. c. Koefisien regresi X2 sebesar 0,380. Arti angka ini menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan Benefits sebesar 1 maka akan menyebabkan Brand Loyalty menurun sebesar 0,380. d. Koefisien regresi X3 sebesar 0,793. Arti angka ini menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan Brand Associations sebesar 1 maka akan menyebabkan Brand Loyalty meningkat sebesar 0,793. e. Koefisien regresi X4 sebesar 1,384. Arti angka ini menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan Brand Personality sebesar 1 maka akan menyebabkan Brand Loyalty meningkat sebesar 1,384.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
D. Pembahasan Hasil Analisis Data Setelah dilakukan analisis data, temuan penelitian membuktikan bahwa secara simultan atau bersama-sama variabel Attributes produk, Benefits, Brand Associations dan Brand Personality mempunyai pengaruh terhadap Brand Loyalty, Secara parsial variabel Attributes produk, Benefits, Brand Associations dan Brand Personality berpengaruh terhadap Brand Loyalty. Berikut adalah hasil perhitungannya : a
Hasil uji t untuk variabel Attributes Produk (X1) menunjukkan bahwa t hitung sebesar 5,286 dengan taraf signifikansi 5% dan memiliki nilai probabilitas 0,000. Oleh karena t hitung > t tabel atau 5,286 > 1,661 dan probabilitas 0,000 <0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Attributes Produk (X1) berpengaruh secara signifikan terhadap Brand Loyalty (Y). Koefisien regresi sebesar 1,208 (arah hubungan positif), Artinya konsumen sangat memperhatikan atau tertarik dengan Fitur Produk, Stiping dan Warna dari Motor Matic Yamaha yang ditawarkan dipasaran melalui media iklan atau elektronik. Menurut Bassu Swasta (1999) konsumen akan menjadi Loyal jika mempunyai sikap positif terhadap merek, mempunyai komitmen pada merek tersebut, dan bermaksud meneruskan pembeliannya di masa mendatang. Jadi Dari penelitian diatas dapat diketahui bahwa konsumen sangat senang dan akan menjadi Loyal jika perusahaan melakukan suatu inovasi yang menarik terhadap Atribut Produk dari Yamaha motor matic yang terdiri dari Fitur Produk, Striping dan Warna.
b
Hasil uji t untuk variabel Benefits (X2) menunjukkan bahwa t hitung sebesar 2,063 dengan taraf signifikansi 5% dan memiliki nilai probabilitas 0,042. Oleh karena t hitung < t tabel atau 2,063 > 1,661 dan probabilitas 0,042 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Benefits (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap Brand Loyalty (Y). Koefisien regresi sebesar 0,380 (arah hubungan positif), artinya konsumen sangat puas terhadap keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh motor matic Yamaha dari segi kualitas, harga, kenyamanan dan kemudahan sebagai alat transportasi yang lebih praktis, selain itu yamaha motor matic juga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
mampu meningkatkan prestise / gengsi bagi penggendaranya. Kotler (2000) mengatakan bahwa kualitas harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik bukan dilihat dari persepsi pihak penyedia jasa, melainkan berdasar persepsi para pelanggan. Persepsi pelanggan terhadap kualitas merupakan perilaku menyeluruh atas keunggulan suatu jasa. Jadi hasil analisis data yang telah dilakukan jika perusahaan memberikan harga yang kompetitif, kualitas yang bertaraf internasional dan servis yang memuaskan dapat meningkatkan Brand Loyalty. c
Hasil uji t untuk variabel Brand Associations (X3) menunjukkan bahwa t hitung sebesar 2,387 dengan taraf signifikansi 5% dan memiliki nilai probabilitas 0,019. Oleh karena t hitung > t tabel atau 2,387 > 1,661 dan probabilitas 0,019 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel Brand Associations (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap Brand Loyalty (Y). Koefisien regresi sebesar 0,793 (arah hubungan positif), Artinya konsumen sangat memperhatikan model atau desain dari motor matic Yamaha sebelum menjadi Loyal, selain itu konsumen juga tertarik dengan jani-jani dari Yamaha yang berupa garansi mesin sampai 5 tahun, pemberian hadiah yang menarik saat pembelian dan servis yang memuaskan di bengkel resmi Yamaha. Menurut Surachman (2008) konsumen untuk tetap loyal pada merek tertentu didasarkan pada pertimbangan Garansi atau jaminan yang diberikan oleh perusahaan, Meskipun tidak semua konsumen memanfaatkan garansi atau jaminan dari merek produk yang mereka beli, tapi dengan adanya penawaran garansi atau jaminan, maka hal ini akan menambah nilai terhadap produk tersebut. Jadi analisis data yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil yaitu jika perusahaan memberikan garansi mesin, hadiah dan servis yang memuaskan maka loyalitas merek dari konsumen akan meningkat.
d
Hasil uji t untuk variabel Brand Personality (X4) menunjukkan bahwa t hitung sebesar 2,594 dengan taraf signifikansi 5% dan memiliki nilai probabilitas 0,011. Oleh karena t
hitung
> t tabel atau 2,594 > 1,661 dan probabilitas 0,011 <0,05 maka
dapat disimpulkan bahwa variabel Brand Personality (X4) berpengaruh secara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
signifikan terhadap Brand Loyalty. (Y). Koefisien regresi sebesar 1,384 (arah hubungan positif), Artinya konsumen sangat memperhatikan kenyamanan, penghematan uang dan efisiensi waktu, serta harga murah (Kelebihan fungsional) selain itu konsumen juga merasa senang karena merek menawarkan kesenangan, membantu atau meningkatkan citra diri dan status, dan hubungannya dengan orang lain (Kelebihan emosional). Terence A. Shimp (2003) mengatakan bahwa suatu merek dapat dikatakan mempunyai Brand Personality (Kepribadian Merek) yang baik jika mempunyai dua keunggulan yang membedakan dengan merek lain yaitu Kelebihan Fungsional yang terdiri dari kenyamanan, penghematan uang dan efisiensi waktu, serta harga murah dan Kelebihan Emosional yang membuat konsumen percaya bahwa dengan menggunakan suatu merek, ia akan menjadi penting, spesial, ataupun merasa senang. Jadi dari analisis data yang telah dilakukan dapat diperoleh hasil bahwa konsumen sudah sangat percaya terhadap keunggulan-keunggulan yang diberikan oleh yamaha dari segi kelebihan fungsional dan kelebihan emosionalnya sehingga akan meningkatkan Brand Loyalty pengguna Yamaha Motor Matic di kota Surakarta ini. e
Hasil uji F diperoleh F hitung sebesar 67,277 lebih besar daripada F tabel yaitu 2,467 dan nilai probabilitas sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05, maka Ho ditolak, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel Attributes Produk (X1), Benefits (X2) ,Brand Associations (X3) dan Brand Personality (X4) berpengaruh secara bersama-sama atau simultan terhadap Brand loyality (Y).. Dari hasil penelitian, besarnya Adjusted R Square adalah 0,728. Hal ini berarti
bahwa 72,8% variansi variabel terikat yaitu Brand loyality (Y) pada konsumen sepeda motor Yamaha Matic di kota Surakarta dapat dijelaskan oleh variabel bebas yang terdiri dari Attributes Produk (X1), Benefits (X2)
,Brand Associations (X3)
dan Brand Personality (X4). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perubahan loyality Merek pada konsumen sepeda motor Yamaha Matic di Surakarta dipengaruhi faktor lain selain variabel bebas dalam penelitian ini yaitu sebesar 0,272 atau 27,2%.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Hasil Penelitian Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Besarnya pengaruh Brand Image yang meliputi Atribut Produk (Attributes Produk),
Keuntungan
Konsumen
(Benefits),
assosiasi
merek
(Brand
Associations) dan kepribadian merek (Brand Personality) terhadap Brand loyality Produk Yamaha Motor Matic di kota Surakarta adalah sebesar 72,8% yang diperoleh dari perhitungan koefisien determinasi (R2). Artinya 72,8% dari variabel Brand loyality dapat diterangkan oleh variabel Brand Image yang meliputi Atribut Produk (Attributes Produk), Keuntungan Konsumen (Benefits), assosiasi merek (Brand Associations) dan kepribadian merek (Brand Personality) sedangkan sisanya (100%-72,8%=27,2%) dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti. 2. Dari hasil analisis penelitian, secara parsial variabel Atribut Produk (Attributes Produk),
Keuntungan
Konsumen
(Benefits),
Assosiasi
Merek
(Brand
Associations) dan kepribadian merek (Brand Personality) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Brand loyality. Dari keempat variabel bebas tersebut, variabel kepribadian merek (Brand Personality) ternyata memberikan pengaruh yang terbesar terhadap variable Brand loyality, diikuti oleh variabel Atribut Produk (Attributes produk), assosiasi merek (Brand Associations) dan yang terakhir Keuntungan Konsumen (Benefits). 3. Kelayakan model regresi telah dibuktikan dengan terpenuhinya Uji Asumsi Klasik yang mendasari, dan dari hasil Uji F yang dilakukan diperoleh hasil bahwa nilai F hitung
>F
Tabel
(67,277 > 2,467) dan nilai signifikansi 0,000, menunjukkan bahwa
secara bersama-sama (simultan) Variable Brand Image yang meliputi Atribut
commit to user
59
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
Produk (Attributes Produk), Keuntungan Konsumen (Benefits), assosiasi merek berpengaruh terhadap Brand loyality.
B. Implikasi Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disajikan implikasi hasil penelitian sebagai berikut : 1. Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi oleh perusahaan dalam menentukan langkah-langkah yang akan diterapkan untuk meningkatkan angka penjualan dengan mendasarkan pada Variable Brand Image. 2. Dengan menyadari posisi merek Yamaha Motor Matic, perusahaan dapat melakukan usaha-usaha untuk menjaga agar merek yang dimiliki selalu memiliki posisi yang baik di tengah masyarakat, serta mampu mengembangkannya agar tidak tergeser oleh merek-merek pesaing yang mulai banyak bermunculan. 3. Bagi Ilmu Pemasaran maupun Ilmu Manajemen, penelitian ini memperkuat teori bahwa Variable Brand Image mampu mempengaruhi Loyalitas Merek bagi konsumen, disamping masih ada faktor-faktor lain diluar variabel-variabel tersebut yang juga berpengaruh.
C. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti mampu memberikan saran sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan a. Untuk meningkatkan Atribut Produk (Attributes Produk), perusahaan perlu meningkatkan posisi mereknya di benak konsumen sehingga dapat menjadi top of mind. Usaha-usaha yang dapat dilakukan antara lain dengan mempromosikan Motor Yamaha Matic melalui media iklan seperti surat kabar, majalah, radio, televisi, billboard, spanduk, internet dan masih banyak lagi. Selain itu juga harus melakukan pemilihan media iklan yang tepat, frekuensi penayangan iklan yang lebih banyak ataupun membuat kreatifitas iklan yang mengena, misalnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
membuat slogan atau jingle dalam iklan agar mudah diingat oleh konsumen, menampilkan tokoh-tokoh terkenal dalam iklan untuk lebih menarik perhatian konsumen. Selain iklan, promosi juga bisa dilakukan dengan menjadi sponsorship dalam berbagai kegiatan yang digemari oleh masyarakat seperti acara musik atau olahraga. b. Untuk meningkatkan Benefits (Keuntungan Konsumen), perusahaan seharusnya mampu memberikan pelayanan yang maksimal bagi konsumen, bisa dengan memberikan servis motor yang memuaskan, memberikan hadiah saat pembelian Produk Yamaha Motor Matic, dan memberikan informasi sedetail mungkin kepada konsumen tentang keunggulan-keunggulan yang dimiliki
oleh motor
yamaha matic, selain itu Perusahaan juga harus senantiasa meningkatkan kualitas produk yang dimilikinya baik dari segi fiturnya, stipingnya, warnanya dan mesinya, sehingga konsumen semakin yakin terhadap motor Yamaha matic. c. Untuk meningkatkan Assosiasi merek (Brand Associations), mampu menciptakan kesan merek (Brand Image) yang baik di mata masyarakat, misalnya dengan menghapuskan Image bahwa Yamaha Mio boros bahan bakar atau harga jual kembali yang rendah. Hal ini bisa dilakukan dengan bantuan media iklan atau berinteraksi langsung dengan konsumen melalui acara-acara khusus atau bisa juga dengan membuka stand-stand Yamaha Mio di tempat-tempat keramaian. Selain itu bisa juga dengan melakukan inovasi dalam feature tambahan Yamaha Mio yang bida menjadi keunikan atau ciri khas dari merek Yamaha Mio. d. Kepribadian Merek (Brand Personality) memiliki pengaruh yang paling besar terhadap Loyalitas Merek sepeda motor Yamaha Matic, untuk itu perusahaan harus mampu menjaga hubungan yang baik dengan pelanggan, misalnya menyediakan nomor khusus Customer Service agar pelanggan dapat memberikan saran maupun kritik untuk perbaikan produk, selain itu menjaga kedekatan dengan pelanggan secara berkesinambungan dengan membentuk club pecinta Yamaha motor Matic yang mempunyai tujuan sosial, memberikan hadiah atas loyalitas pelanggan serta memberi pelayanan ekstra kepada pelanggan baik yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
baru menggunakan merek Yamaha maupun yang sudah lama. Disamping itu, perlu diadakan survey terhadap kepuasan konsumen sehingga akan bermanfaat untuk memahami perasaan masyarakat terhadap produk. Survey hendaknya dilakukan secara berkala sehingga dapat diketahui perkembangan kepuasan konsumen dari waktu ke waktu.
2. Bagi Mahasiswa a
Peneliti selanjutnya diharapkan dapat lebih variatif mengembangkan variabelvariabel yang mempengaruhi Loyalitas Merek, tidak hanya sebatas keempat variabel dalam penelitian ini saja.
b
Pada penelitian selanjutnya di bidang yang sama, sebaiknya menggunakan sampel yang lebih luas dan lebih banyak.
commit to user