Media Prestasi Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan
PENGARUH ATRIBUT PRODUK, IKLAN DAN SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SHOPPING GOODS MELALUI MEDIA ONLINE (Studi Kasus Mahasiswa STKIP PGRI Ngawi tahun 2012)
Ruslina Yulaika1) Prodi Pendidikan Ekonomi
[email protected]
1
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh Atribut produk, iklan dan saluran distribusi terhadap keputusan pembelian shopping goods melalui media online. Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa STKIP PGRI Ngawi tahun Akademi 2012/2013 yang berjumlah 1282 mahasiswa. Dari populasi sejumlah itu diambil sampel sebanyak 256 mahasiswa dengan teknik stratified proporsional random sampling. Data penelitian dikumpulkan dengan menggunakan angket. Analisa data dilakukan secara kuantitatif dengan statistik diskriptif dan inferensial yaitu analisis Regresi ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Nilai Fhitung sebesar 10.007 pada taraf signifikansi 5 % yang berarti bahwa antara atribut produk, iklan dan saluran distribusi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian shopping goods melalui online. Besarnya pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel tergantung dapat diketahui dari besarnya koefisien determinasi ( R2 ) yaitu 0,106 atau 10,60 %, sedangkan sisanya keputusan pembelian melalui online dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini. Dari hasil uiji t, untuk variable atribut produk diperoleh nilai - 4,042, variabel iklan diperoleh nilai 3.724 dan variable saluran distribusi diperoleh nilai 3.609 yang berarti iklan berpengaruh lebih dominan dibandingkan dengan atribut produk maupun saluran distribusi. Atribut produk justru memiliki pengaruh negatif terhadap keputusan pembelian. Dari temuan tersebut dapat memberi gambaran bahwa mayoritas mahasiswa STKIP PGRI Ngawi dalam keputusannya membeli suatu produk shopping goods melaui media online disebabkan oleh adanya iklan. Kata Kunci : Atribut Produk, Iklan, Saluran distribusi dan Keputusan Pembelian
PENDAHULUAN Pemasaran merupakan kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, berkembang dan mendapatkan laba. Hal ini menjadikan kondisi persaingan dunia usaha semakin ketat, karena pada dasarnya setiap pengusaha ingin meningkatkan pangsa pasar dan meraih konsumen baru. Tujuan kegiatan pemasaran adalah mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli produk-produk perusahaan yang ditawarkan. Hal tersebut juga terjadi pada perusahaan yang memproduksi produk shopping goods, yang dewasa ini semakin banyak peminatnya. Untuk mengatasinya maka perusahaan menjalankan strategi pemasaran yang telah ditetapkan. Strategi pemasaran didefinisikan sebagai suatu pendekatan pokok
yang digunakan oleh unit usaha dalam mencapai keberhasilan perusahaan yang telah ditentukan terlebih dahulu sebelummya. B.W. Larreche terjemahan Imam Nurmawan, (2000:21) mengemukakan bahwa perusahaan berusaha mengenalkan produknya dengan memasukkan unsur-unsur yang dapat dikendalikan dari program pemasaran ini, sering disebut 4 P, yaitu tawaran produk atau product offer (termasuk keluasan dari lini produk, tingkat mutu, dan pelayanan pelanggan); harga atau price; promosi atau promotion (keputusan periklanan, promosi penjualan, dan armada penjualan); dan tempat atau place (atau distribusi). Di dalam keempat strategi tersebut mencakup atribut produk, iklan dan saluran distribusi dimana ketiga hal tersebut merupakan
Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692
76
Media Prestasi Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan penentu keputusan pembelian konsumen produk shopping goods. Dalam rangka menarik perhatian konsumen, setiap produsen shopping goods berusaha menginovasi produknya agar memiliki ciri khas yang berbeda dengan produk lain. Ciri khas atau keunikan inilah yang biasa kita sebut dengan atribut produk. Menurut Fandy Tjiptono, (2002 : 103) atribut produk adalah "unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian". Atribut produk meliputi kualitas produk, fitur produk, desain produk, kemasan, label dan merek. Bila suatu produk memiliki harga yang sesuai dengan kualitasnya, desain yang up to date dengan warna menarik dan ukuran yang bervariasi, ditambah label merek tertentu dan dengan kemasan yang menawan akan mendorong seseorang untuk segera memutuskan membeli produk shopping goods. Setelah menginovasi produk yang dihasilkan, produk dikenalkan kepada konsumen melalui iklan. Media online merupakan sarana periklanan yang sangat tepat dilakukan saat ini, mengingat media online merupakan sarana informasi yang cepat, dan sudah menjadi bagian hidup masyarakat modern dari segala lapisan dimana dan kapan saja. Danang Sunyoto (2012: 159) menyatakan bahwa "iklan merupakan alat utama bagi pengusaha untuk mempengaruhi konsumennya". Dilihat dari pernyataan tersebut, iklan produk shopping goods melalui media online yang ditayangkan berulang - ulang selain dapat memberikan informasi tentang produk yang dibutuhkan, secara tidak langsung iklan tersebut juga akan tertanam lama di benak konsumen. Hal ini akan membuat konsumen terpengaruh, kemudian segera memutuskan pembelian produk shopping goods. Selain atribut produk dan iklan, saluran distribusi yang memadai juga akan menjadi pertimbangan konsumen dalam memutuskan pembelian produk. Menurut Basu Swastha DH dikutip oleh Danang Sunyoto (2012 : 174) " Saluran distribusi merupakan suatu jalur yang dilalui oleh arus barang - barang dari produsen ke perantara dan akhirnya sampai ke pemakai". Bila tidak ada saluran distribusi maka barang barang yang dibutuhkan konsumen tidak akan ada di pasaran, sebaliknya jika produk tersedia
dengan mudah, dan dapat dijangkau oleh pembeli dalam waktu yang cepat, maka pembeli atau konsumen akan segera mengambil keputusan untuk membeli produk yang ditawarkan melalui media online. Jadi dapat dikatakan bahwa atribut yang dimiliki suatu produk, dibantu dengan iklan dan saluran distribusi yang memadai akan mendorong konsumen untuk segera memutuskan pembelian produk shopping goods yang diinginkan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat sejauh mana "Pengaruh Atribut Produk, Iklan Dan Saluran Distribusi Terhadap Keputusan Pembelian Shopping Goods Melalui Media Online. KAJIAN TEORI 1. Pemasaran Kasmir (2010:158) menyatakan bahwa pemasaran adalah, "upaya untuk menciptakan dan menjual produk kepada berbagai pihak untuk maksud tertentu". Jadi selain menciptakan atau memproduksi suatu produk kegiatan pemasaran juga terus berlangsung sampai proses penjualan produk hingga sampai ke tangan konsumen. Sementara itu William J. Stanton dalam Danang Sunyoto (2012:18) berpendapat bahwa, "pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang-barang yang dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan". Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah seni dan ilmu yang dirancang untuk merencanakan, menentukan harga, promosi dan mendistribusikan barang untuk memuaskan keinginan pelanggan dan mencapai pasar sasaran ,serta tujuan perusahaan. Dengan melakukan pemasaran penjual atau produsen dapat menjual barang yang diproduksi untuk mendapatkan laba yang diinginkan, sedangkan pembeli, melalui usaha pemasaran dapat mendapatkan barang atau jasa yang dibutuhkan. Hubungan ini dapat berjalan lancar bila ada pihak yang menyalurkan barang dari produsen ke konsumen. Distributor sebagai perantara
Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692
77
Media Prestasi Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan melakukan tugasnya untuk mengangkut dan menyimpan barang agar barang selalu tersedia sehingga konsumen dapat dengan mudah mendapatkan barang yang dibutuhkan. Dengan adanya distribusi yang baik akan mengurangi resiko pemasaran barang seperti rusak atau kadaluarsa. 2. Atribut Produk a. Pengertian Atribut Produk Menurut Daryanto (2011:126) atribut produk merupakan pengembangan produk dan jasa memerlukan pendefinisian manfaat – manfaat yang ditawarkan. Manfaat tersebut kemudian dikomunikasikan dan disampaikan melalui atribut atribut produk seperti kualitas, fitur serta gaya dan desain. Sedangkan Belch & Belch dalam Morissan (2010:76) berpendapat bahwa "konsumen juga akan mempertimbangkan aspek - aspek, seperti kualitas, merek, kemasan, dan bahkan perusahaan yang berada di belakang suatu produk yang kesemuanya membentuk persepsi konsumen terhadap produk bersangkutan". Jadi dapat disimpulkan bahwa atribut produk adalah pengembangan produk dan jasa yang dikomunikasikan dan disampaikan melalui atribut - atribut produk seperti kualitas, fitur, gaya dan lainnya dimana kesemuanya membentuk persepsi konsumen terhadap produk bersangkutan dan dijadikan sebagai pertimbangan pengambilan keputusan pembelian. b.
Unsur - Unsur Atribut Produk Unsur - unsur atribut produk terdiri dari kualitas, harga, desain, kemasan, label dan merek. 1) Kualitas Kualitas merupakan salah satu sarana positioning utama pasar. Kualitas mempunyai dampak langsung pada kinerja produk, oleh karena itu kualitas berhubungan erat dengan nilai kepuasan pelanggan. Tingkat
Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692
kualitas produk berarti tingkat kualitas kinerja, yaitu kemampuan produk untuk menjalankan fungsinya. Disini kualitas produk berarti pemastian kualitas bebas dari semua kerusakan dan konsisten dalam mengantarkan tingkat kinerja yang diharapkan. Menurut Danang Sunyoto (2012:84) kualitas produk dapat ditentukan oleh material, teknik atau cara pembuatan, tingkat keahlian orang atau perusahaan yang mengerjakan, enginering design dan specifications, dan daya tarik. 2) Harga Harga merupakan atribut yang melekat erat pada keberadaan suatu produk. Karena harga inilah suatu produk dinilai secara kuantitatif dengan sejumlah barang dan jasa yang dapat memuaskan konsumen kebutuhannya. Menurut Basu Swastha (2007:211) harga adalah "Jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya". Suatu harga haruslah konsisten dengan kualitas produk yang dimiliki. Bila harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan kualitas atau keistimewaan yang dimiliki produk maka konsumen enggan untuk membeli produk tersebut. 3) Desain Desain memiliki konsep yang lebih luas daripada gaya (style). Selain mempertimbangkan faktor penampilan, desain juga bertujuan untuk memperbaiki kinerja produk, mengurangi biaya produksi, dan menambah keunggulan bersaing. "Ketika persaingan semakin kuat, desain menawarkan satu cara potensial untuk mendiferensiasikan serta memposisikan produk dan jasa perusahaan (Philip Kotler dan Kevin Lane Keller terjemahan Bob 78
Media Prestasi Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan Sabran, 2009:10)". Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa, dalam menghadapi persaingan dalam dunia usaha produsen dapat menggunakan desain sebagai ciri atau pembeda dari produk lainnya yang sejenis untuk menarik minat konsumen. 4) Kemasan Menurut Kotler dalam Danang Sunyoto (2012 : 118) kemasan adalah "kegiatan merancang dan memproduksi wadah atau bungkus bagi sebuah produk". Dengan kemasan, produk yang dipasarkan akan terlindungi dan aman, selain itu dengan kemasan menarik konsumen akan memberikan apresiasi positif. Bila kemasan yang menarik sudah tertanam di benak konsumen, dan konsumen tertarik untuk membeli maka secara otomatis volume penjualan meningkat sehingga laba yang diperoleh perusahaan juga akan meningkat 5) Label "Label adalah bagian dari sebuah barang yang berupa keterangan (kata - kata) tentang barang tersebut atau penjualnya (Danang Sunyoto, 2012 : 124)". Dengan label diharapkan konsumen dapat mengetahui informasi tentang produk atau penjualannya. Adapun fungsi label menurut Danang Sunyoto, (2012:125) adalah "mengidentifikasikan produk atau merek, menggolongkan produk, menjelaskan beberapa hal mengenai produk dan sebagai alat promosi". Dengan pencantuman label pada suatu produk dapat membantu konsumen dalam mengidentifikasi barang atau merek yang dibutuhkan dan membantu wiraniaga dalam menggolongkan produk agar sesuai dengan tata letak di toko mereka. Selain itu pencantuman label dapat membantu memberikan Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692
informasi tentang produk yang ditawarkan seperti masa kadaluarsa, penetapan harga per unit, pencantuman besarnya nilai gizi dan lainnya, sehingga hal ini akan berdampak positif dalam membantu kegiatan promosi. 6) Merek Merek (Brand) adalah suatu nama, istilah simbol atau desain (rancangan), atau kombinasinya yang dimaksudkan untuk memberi tanda pengenal atau jasa dari seorang penjual atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang barang yang dihasilkan oleh pesaing (Basu Swastha dan Sukotjow Ibnu, 2007 : 199). Dengan merek identitas produk maupun identitas perusahaan pembuat produk dapat diketahui, sebuah merek juga akan menunjukkan kualitas produk. Jika merek sudah terkenal dan mapan berarti produk tersebut telah diakui kualitasnya oleh konsumen. Apabila identitas produk jelas dan kualitasnya baik, serta konsumen selalu mencari dan membeli berulang kali, berarti perusahaan telah sukses menciptakan pelanggan. Dengan demikian perusahaan wajib menjaga citra produk mereka melalui merek agar pelanggan tidak beralih ke produk lain. 3. Iklan a. Pengertian Iklan Morissan, (2010:17) menyatakan bahwa iklan adalah setiap bentuk komunikasi nonpersonal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh satu sponsor yang diketahui. Sedangkan Basu Swastha dan Sukotjow Ibnu (2007:223) berpendapat bahwa iklan adalah komunikasi non - individu dengan sejumlah biaya, melalui media yang dilakukan oleh perusahaan, lembaga non - laba, serta individu individu. 79
Media Prestasi Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan
b.
c.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa iklan adalah bentuk komunikasi non personal mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh sponsor tertentu melalui media yang telah ditetapkan. Dalam hal ini Basu Swastha dan Sukotjow Ibnu (2007:224) menggolongkan periklanan menjadi dua, yaitu : 1) Periklanan barang 2) Periklanan Kelembagaan Periklanan tidak hanya berkaitan dengan pemberian informasi. Periklanan harus dibuat sedemikian rupa agar dapat menarik minat khalayak, orisinil serta memiliki karakteristik tertentu dan persuasif sehingga para konsumen atau khalayak secara sukarela terdorong untuk melakukan suatu tindakan sesuai dengan keinginan pengiklan. Sedangkan iklan kelembagaan dilakukan untuk menimbulkan rasa simpatik terhadap penjual dan ditujukan untuk menciptakan good will kepada perusahaan. Jadi, pengiklanan ini lebih menitikberatkan pada nama penjual atau nama perusahaannya. Media Periklanan Pemilihan jenis media yang akan digunakan merupakan salah satu keputusan penting bagi sponsor. Setiap media mempunyai ciri — ciri tersendiri yang berbeda. Jenis - jenis media menurut Basu Swastha dan Sukotjow Ibnu (2007 :244) adalah "surat kabar, majalah, radio, televisi, pos langsung". Sejak abad ke-21 terjadi banyak perubahan yang dinamis dalam sejarah pemasaran termasuk sejarah periklanan. Perubahan ini didorong oleh kemajuan teknologi komunikasi yang memungkinkan dilakukannya komunikasi secara interaktif melalui media massa, dalam hal ini adalah internet atau media online. Fungsi Iklan Iklan membuat konsumen sadar (aware) akan merek-merek baru,
Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692
mendidik mereka tentang berbagai fitur dan manfaat merek, sehingga konsumen mau mencoba produk baru yang diiklankan. Selain itu iklan dapat merefresh ingatan konsumen tentang suatu produk dan dapat menjadi nilai tambah tersendiri bagi produk tersebut. Akan tetapi pada dasarnya iklan berperan sebagai pendamping yang memfasilitasi upaya-upaya lain dari perusahaan dalam proses komunikasi pemasaran. Pada saat melihat iklan, banyak konsumen yang tidak memperhatikan klaim dan pesan iklan secara langsung tetapi mereka cenderung lebih memperhatikan faktor iklan yang lain seperti kreatifitas iklan, kualitas gambar, warna dan intonasi suara. Oleh karena itu hendaknya penjual harus memperhatikan keefektifan pesan, agar pesan yang disampaikan bisa diterima oleh masyarakat atau konsumen. 4. Saluran Distribusi Menurut B.W. Larreche terjemahan Imam Nurmawan (2000:32) saluran distribusi adalah "Himpunan organisasi yang saling bergantung yang terlibat dalam proses untuk membuat produk atau jasa siap untuk dikonsumsi atau digunakan oleh konsumen atau pengguna industrial". Sedangkan Suhardi Sigit dalam Danang Sunyoto (2012:172) menyatakan bahwa saluran distribusi adalah "Perantaraperantara, para pembeli dan penjual yang dilalui oleh perpindahan barang, baik fisik maupun perpindahan milik sejak dari produsen hingga ke tangan konsumen". Jadi dapat disimpulkan bahwa saluran distribusi adalah perantaraperantara atau himpunan organisasi yang digunakan untuk menyalurkan barang kepada konsumen atau pengguna industrial dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam kegiatan pemasaran perantara atau distributor mutlak diperlukan keberadaannya. Hal ini karena tanpa bantuan perantara produk atau jasa yang diproduksi oleh produsen tidak akan sampai ke tangan konsumen. Selain itu tanpa perantara barang yang diproduksi 80
Media Prestasi Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan akan sia-sia saja karena tidak dimanfaatkan, dan perusahaan merugi sementara itu konsumen tidak dapat memenuhi kebutuhannya. Tujuan terpenting dari saluran distribusi adalah membuat produk tersedia dengan mudah bagi konsumen yang ingin membelinya, hal ini bertujuan untuk mendapatkan dukungan promosi dari anggota-anggota saluran untuk produk perusahaan. Pelayanan yang segera dan layak merupakan sasaran yang penting, khususnya untuk pembuat barang-barang konsumen tahan lama. Selain itu distribusi dapat diandalkan untuk mendapatkan informasi umpan balik yang cepat dan akurat seperti, trend penjualan, tingkat persediaan, serta tindakan pesaing. Dengan adanya saluran distribusi diharapkan dapat meminimalkan biaya yang dibutuhkan untuk mencapai sasaran saluran perusahaan. 5. Produk a. Pengertian Produk Produk (product) dapat didefinisikan sebagai apa saja yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan dalam hal penggunaan, konsumsi, atau akuisisi. Jadi produk termasuk objek, jasa , tempat, orang, kegiatan dan ide (B. W. Larreche terjemahan Imam Nurmawan, 2000 : 264). Pendapat lain dikemukakan oleh Philip Kotler dan Kevin Lane Keller terjemahan Bob Sabran, (2009 : 4) yang menyatakan bahwa "barang atau produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, properti, organisasi informasi dan ide". Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa produk adalah segala sesuatu yang ditawarkan kepada konsumen yang dapat memenuhi keinginan atau kebutuhan pembeli. b. Penggolongan barang menurut tingkat pemakaian dan kekonkritannya menurut Basu Swastha dan Sukotjow Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692
c.
Ibnu (2007:194) adalah : 1) Barang tahan lama (durable goods), 2) Barang tidak tahan lama (nondurable goods), 3) Jasa. Barang tahan lama (durable goods) adalah barang-barang yang secara normal dapat dipakai berkalikali, jadi dapat dipakai untuk jangka waktu yang relatif lama. Barang tidak tahan lama (nondurable goods) adalah barangbarang yang secara normal hanya dapat dipakai satu kali atau beberapa kali saja, artinya sekali barang itu dipakai akan habis, rusak, atau tidak dapat dipakai lagi. Sedangkan jasa adalah kegiatan, manfaat, atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Penggolongan barang menurut tujuan pemakainya oleh si pemakai menurut Basu Swastha dan Sukotjow Ibnu (2007:194) adalah : 1) Barang konsumsi, yang terdiri atas : Barang konvenien (convenience goods), Barang shopping (shopping goods), Barang spesial (speciality goods) 2) Barang Industri, yang terdiri atas : bahan baku, komponen dan barang setengah jadi, perlengkapan operasi, instalasi, peralatan Ekstra. Barang konsumsi adalah barang-barang yang dibeli untuk dikonsumsikan. Jadi pembelinya adalah pembeli/konsumen akhir, bukan pemakai industri karena barang - barang tidak diproses lagi melainkan dipakai sendiri. Barang konvenien (convenience goods) adalah barang yang pada umumnya seringkali dibeli dan dalam membelinya memerlukan usaha yang relatif kecil. Untuk mendapatkan barang ini tidak diperlukan pertimbangan karena harganya relatif murah dan penggunaan barang tersebut tidak terpengaruh mode ataupun kualitas. Barang shopping (shopping goods) adalah barang yang harus dibeli dengan mencari dahulu dan di dalam membelinya harus 81
Media Prestasi Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan dipertimbangkan. Dalam proses pembelian produk shopping goods konsumen membutuhkan pertimbangan seperti harga dan kualitas. Sementara itu Barang Spesial (speciality goods) adalah barang yang mempunyai ciri khas, dan hanya dapat dibeli di tempat tertentu saja dimana konsumen harus berusaha lebih keras untuk mendapatkan barang tersebut. Sama dengan produk shopping, dalam pembelian barang spesial konsumen juga memerlukan waktu untuk mengambil keputusan pembelian. Barang industri adalah barang barang yang dibeli untuk diproses lagi atau untuk kepentingan dalam industri, baik secara langsung atau tidak langsung. Barang industri meliputi bahan baku, Komponen dan barang setengah jadi, Perlengkapan operasi, Instalasi, serta Peralatan Ekstra. 6. Keputusan Pembelian Keputusan pembelian adalah tahap proses keputusan dimana konsumen secara aktual melakukan pembelian melalui proses dan kegiatan yang terlibat ketika orang mencari, memilih, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan membuang produk dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Ada 5 (lima) tahapan dalam keputusan pembelian diantaranya adalah pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli dan perilaku sesudah pembelian. METODE PENELITIAN 1. Definisi operasional variable : a. Atribut produk (X1) adalah keunikan yang dimiliki produk yang membuat nya berbeda dengan produk lainnya sehingga konsumen tertarik untuk membeli. Pengukurannya dengan indikator kualitas produk, harga produk, desain produk, kemasan, label dan merek. b. Iklan (X2), adalah suatu usaha dari produsen untuk memberikan informasi kepada konsumen agar membeli produk
yang ditawarkan. Pengukurannya dengan indikator isi pesan, struktur pesan, format pesan, sumber pesan, dan frekuensi pesan. c. Saluran distribusi (X3), adalah saluran yang digunakan untuk membantu memudahkan produsen dan konsumen dalam menyalurkan dan mendapatkan produk yang diinginkan. Pengukurannya dengan indikator ketersediaan produk, upaya promosi, pelayanan konsumen, informasi pasar dan efektifitas biaya. d. Keputusan pembelian (Y), adalah suatu proses pemilihan satu produk dari beberapa alternatif pilihan. Pengukurannya dengan indikator pengenalan masalah, pencarian informasi, Evaluasi alternatif, keputusan membeli, dan perilaku sesudah pembelian. 2. Sumber dan Jenis Data. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer Data primer dalam penelitian ini merupakan data yang bersumber dari para mahasiswa STKIP PGRI Ngawi, yaitu berupa jawaban atas kuesioner yang dibagikan kepada para mahasiswa yang menjadi subyek penelitian. Sehingga data yang diperoleh berupa data tentang Atribut produk, iklan, dan saluran distribusi kaitannya dengan keputusan pembelian produk yang dilakukan oleh mahasiswa STKIP PGRI Ngawi. b. Data Sekunder Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari administrasi akademik, misalnya berupa data tentang jumlah mahasiswa masing – masing prodi. 3. Populasi Dan Sampel a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa STKIP PGRI Ngawi tahun 2012 dengan jumlah 1282 mahasiswa dengan perincian : Prodi P. Bahasa Inggris 359 mhs, Prodi P. Bahasa Indonesia 255 mhs , Prodi P. Matematika 284 mhs, Prodi P. Ekonomi 234 mhs, Prodi P. PKN 150 mhs
Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692
82
Media Prestasi Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan b.
Sampel Dalam penelitian ini dari populasi yang berjumlah 1282 orang mahasiswa STKIP PGRI Ngawi Tahun 2012 diambil sebanyak 20 % dari jumlah populasi, dengan teknik stratified proporsional random sampling jumlah sampel sebanyak 20 % X 1282 = 256 orang mahasiswa dengan rincian : Prodi BIG = 71, BIN = 51, MAT = 57, P. Ek = 47, PKn = 30 4. Model dan tehnik Analisis Data a. Model analisis Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda, dengan persamaan : Y = b0 + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 Keterangan : Y = Keputusan Pembelian X1 = Atribut produk X2 = Iklan X3 = Saluran distribusi b0 = konstanta b1 – b3 = koefisien regresi b. Tehnik Analisis. Dari hasil pengumpulan data, dilakukan deskripsi atas variabel – variabel penelitian serta untuk mengetahui kemaknaan hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen perlu dilakukan pengujian hipotesis. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan menggunakan komputer program SPSS 17, maka dapat digunakan sebagai dasar analisis untuk menguji hipotesis yang diajukan. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik. c. Pengujian Hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan secara statistik melalui serangkaian
pengujian yaitu Uji serempak ( Uji F ) dan uji parsial ( Uji t ). 1. Uji Simultan ( Uji F) Untuk menguji keberartian koefisien korelasi Atribut produk (X1), Iklan (X2), dan Saluran distribusi (X3) secara bersama sama terhadap keputusan pembelian (Y). Menurut Sudjana (2005: 385) dapat digunakan rumus sebagai berikut : 𝑹𝟐 /𝒌 𝑭= (𝟏 − 𝑹𝟐 )(𝒏 − 𝒌 − 𝟏) 2. Uji Parsial ( Uji t ) Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh secara parsial variabel independen (atribut produk, iklan dan saluran distribusi) terhadap variabel dependen (keputusan pembelian). Rumus uji t menurut Sugiyono (2009 : 260) adalah : 𝑟𝑡√𝑛 − 3 𝑡= √1 − 𝑟𝑝2 TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Kampus STKIP PGRI Ngawi J1. Raya Klitik Km. 05, Kec. Geneng, Kab. Ngawi, dan dilaksanakan bulan Januari hingga Maret 2013. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil penelitian Dari hasil perhitungan dengan model regresi linear berganda diperoleh persamaan garis regresi sebagai berikut : Y = 27.666 - 0,293 X1 + 0,266 X2 + 0,219 X3 Ringkasan analisis regresi dapat disajikan pada tabel 3 di bawah ini:
Tabel 3 Rangkuman Indeks Analisis Regresi ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
560.205
3
186.735
Residual
4702.654
252
18.661
Total
5262.859
255
F 10.007
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), SALURAN DISTRIBUSI, IKLAN, ATRIBUT
Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692
83
Media Prestasi Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan ANOVAb Model 1
Sum of Squares Regression
df
Mean Square
F
560.205
3
186.735
Residual
4702.654
252
18.661
Total
5262.859
255
Sig. .000a
10.007
a. Predictors: (Constant), SALURAN DISTRIBUSI, IKLAN, ATRIBUT b. Dependent Variable: KEPUTUSAN MEMBELI
dan koefisien determinansi (R2) sebesar 0,106, sehingga variabel keputusan pembelian dapat diperjelas oleh tiga prediktornya yaitu Atribut produk, iklan, saluran distribusi. Hal ini juga diperkuat dengan adanya sumbangan efektif dari ketiga variabel bebas secara bersamasama sebesar 81.93 %. Untuk mengetahui harga t dari masing-masing variabel hasilnya dapat dilihat pada tabel 4 berikut :
Pada tabel tersebut nampak bahwa F hitung adalah sebesar 10.007. Harga ini selanjutnya dikonsultasikan dengan harga F tabel dengan derajat kebebasan dan taraf signifikansi 5 % diperoleh F tabel sebesar 3,878 atau Fhitung Ftabel, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada Pengaruh Atribut Produk, Iklan, dan saluran distribusi dengan Keputusan Pembelian produk. Dalam perhitungan komputer diperoleh koefisien korelasi ganda (R) sebesar 0,326
Tabel 4 : Rangkuman Analisis Regresi Masing-Masing Ubahan Coefficientsa Unstandardized
Standardized
Coefficients
Coefficients
Model
B
Std. Error
1(Constant)
27.666
3.264
ATRIBUT
-.293
.072
IKLAN
.266
SALURAN
.219
Beta
Correlations t
Sig.
Zero-order
Partial
Part
8.476
.000
-.275
-4.042
.000
-.141
-.247
-.241
.071
.254
3.724
.000
.109
.228
.222
.061
.216
3.609
.000
.184
.222
.215
DISTRIBUSI a.
Dependent Variable: KEPUTUSAN MEMBELI
Dari tabel 4 di atas menunjukkan bahwa harga t untuk Atribut produk sebesar - 4.042, Iklan sebesar 3.724 dan Saluran distribusi diperoleh harga t sebesar 3.609 yang semuanya menunjukkan angka koefisien lebih besar dari t tabel = 1.960 dengan p < 0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua variabel
Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692
bebas (X1, X2, X3) memiliki daya ramal yang nyata terhadap variabel tergantung Y. 2. PEMBAHASAN Dari hasil uji F menunjukkan F hitung sebesar 10,007 dengan tingkat signifikasi 0, 000. Karena F hitung lebih > F tabel, atau 10,007 > 2,60 dan probabilitas 0,000 < 0,05 maka dapat 84
Media Prestasi Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan disimpulkan bahwa variabel atribut produk, iklan dan saluran distribusi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian. Hasid uji t untuk variabel atribut produk diperoleh nilai - 4,042 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, didapat t tabel sebesar 1,960, sehingga t hitung > t tabel, yang berarti bahwa atribut produk memiliki pengaruh positif terhadap keputusan pembelian. Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa atribut produk yang semakin baik, akan mempercepat keputusan pembelian konsumen. Hasil uji t variabel iklan diperoleh nilai t = 3.724 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, didapat t tabel sebesar 1,960, sehingga t hitung > t tabel, yang berarti bahwa iklan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dengan bahasa iklan yang mudah dipahami, dan sering ditayangkan akan mempercepat keputusan pembelian konsumen. Hasil uji variabel Saluran distribusi diperoleh nilai t hitung = 3,609 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, didapat t tabel sebesar 1,960, sehingga t hitung > t tabel, yang berarti saluran distribusi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Saluran distribusi yang semakin memadai, dan produk yang selalu tersedia akan mempercepat keputusan pembelian konsumen. SIMPULAN 1. Secara bersama - sama Atribut Produk, Iklan dan Saluran Distribusi berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian shopping goods melalui media online, karena memiiki nilai F hitung sebesar 10,007 lebih besar dari F tabel.2.60, dan p = 0.000< 0,05. 2. Variabel Atribut Produk menunjukkan bahwa nilai t hitung = - 4.042 lebih besar dari t tabel 1,960 dengan p = 0.000 < Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692
0,05 berarti bahwa Atribut Produk kurang berpengaruh bagi Keputusan Pembelian shopping gods melalui media online. 3. Variabel Iklan menunjukkan bahwa nilai t hitung = 3.724 lebih besar dari t tabel 1,960 dan p = 0.000 < 0,05. Dengan demikian Iklan berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian shopping goods melalui media online. 4. Variabel Saluran Distribusi menunjukkan nilai t hitung = 3.609 lebih besar dari t tabel 1,960 dan p = 0.000 < 0,05 yang berarti Saluran Distribusi berpengaruh bagi Keputusan Pembelian shopping goods melalui media online. DAFTAR PUSTAKA Daryanto. 2011. Sari Kuliah : Manajemen Pemasaran. Bandung : Satunusa. Fandy Tjiptono. 2002. Strategi Pemasaran. Yogyakarta : Andy Offset. Kasmir. 2009. Kewirausahaan. Jakarta : Rajawali Pers. Kotler,Philip & Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran (Jilid 1 & 2). Terjemahan Bob Sabran. Jakarta : Erlangga. Larreche, B.W. 1996. Manajemen Pemasaran Jilid kedua (Edisi 1 & 2). Terjemahan oleh Imam Nurmawan. 2000. Jakarta : Erlangga. Morissan. 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Jakarta : Kencana. Setiadi, J. Nugroho. 2008. Perilaku Konsumen : Konsep dan Implikasi untuk strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta : Kencana. Shimp Terence A. 2003. Periklanan, promosi, Edisi V (Jilid 1& 2). Jakarta : Erlangga. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : PT. Tarsito. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung : Alfabetta. 85
Media Prestasi Jurnal Ilmiah STKIP PGRI Ngawi Vol.11 No. 1(2013) p76 – p86 Pendidikan Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Tindakan Praktek. Edisi Revisi. Yogyakarta : Reneka Cipta. Sulistyo,Joko.2010. 6 Hari Jago SPSS 17. Yogyakarta : Cakrawala. Sunyoto, Danang. 2012. Dasar — Dasar Manajemen Pemasaran : Konsep, Strategi dan Kasus. Yogyakarta : CAPS. Swasta, Basu dan Sukotjow Ibnu. 2007. Pengantar Bisnis Modern. Yogyakarta : Liberty.
Media Prestasi Vol. XI No.1 Juni 2013/iSSN 2356-2692
86