Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226
Pengaruh Asset Growth, Leverage dan Earning Variability Terhadap Beta Saham Pada Perusahaan Jakarta Islamic Indeks Di Bursa Efek Indonesia Sugeng Priyanto Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Budi Luhur Jakarta Email:
[email protected]
ABSTRAKSI Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan memberikan bukti empiris tentang: Pengaruh (1) Asset Growth terhadap Beta Saham, (2) Leverage terhadap Beta Saham, (3) Earning Variability terhadap Beta Saham pada perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Indeks di Bursa Efek Indonesia. Populasi penelitian ini adalah perusahaan yang tergabung dalam Jakarta Islamic Indeks selama tahun 2011-2015 sebanyak 13 perusahaan. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan data yang dipergunakan, data sekunder. Metode analisis adalah regresi berganda dengan menggunakan uji t dan uji F (Goodness Fit Test). Hasil pengujian menunjukkan Asset Growth dan Leverage tidak berpengaruh terhadap beta saham, sedang Earning Variability berpengaruh signifikan terhadap beta saham. Kata Kunci
: Beta Saham, Asset Growth, Leverage dan Earning Variability
ABSTRACT This study aims to examine and provide empirical evidence about: Effect (1) Asset Growth to Beta Shares, (2) Leverage against Beta Shares, (3) Earning Variability against Beta Shares in companies belonging to the Jakarta Islamic Index in Indonesia Stock Exchange. This study population is a company incorporated in the Jakarta Islamic Index for the years 2011-2015 as many as 13 companies. Sampling using purposive sampling techniques and data used, the secondary data. The method is a multiple regression analysis using the t test and F (Goodness Fit Test). The test results showed Asset Growth and Leverage no effect on beta stocks, while Earnings Variability significant effect on beta stocks. Keywords
: Beta Stock, Asset Growth, Leverage and Earning Variability
PENDAHULUAN Indonesia salah satu negara muslim
Indonesia. Meskipun perkembangan relatif baru
dibandingkan
dengan
perbankan
terbesar di dunia merupakan pasar yang
syariah maupun asuransi syariah tetapi
sangat besar untuk perkembangan industri
memperlihatkan tingkat pertumbuhan yang
keuangan syariah. Investasi syariah di pasar
signifikan di industri pasar modal Indonesia.
modal yang merupakan bagian dari industri
(www.idx.com).
keuangan syariah, mempunyai peran yang
Investasi
merupakan
penanaman
cukup penting untuk dapat meningkatkan
modal untuk satu atau lebih aktiva yang
pangsa pasar industri keuangan syariah di
dimiliki dan biasanya berjangka waktu
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 44
Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226
dengan harapan mendapatkan keuntungan.
yang suka terhadap risiko bersikap agresif
Hal ini yang perlu di perhatikan dalam
dan spekulatif dalam mengambil keputusan
investasi yaitu waktu atau lama dana
investasi. 2) Risk Neutrality merupakan
tersebut
tingkat
investor yang akan meminta kenaikan
pengembalian yang diharapkan, dan tidak
tingkat imbal hasil yang sama untuk setiap
adanya kepastian pembayaran di masa
kenaikan
depan. Salah satu bentuk investasi finansial
umumnya fleksibel dan bersikap hati-hati
yang ada di pasar modal adalah saham
dalam mengambil keputusan investasi. 3)
syariah, di mana saham ini tercermin dalam
Risk Averter merupakan investor yang
Jakarta Islamic Indeks (JII).
apabila dihadapan pada dua pilihan investasi
diinvestasikan,
risiko.
Investor
yang
netral
Tujuan investasi saham adalah untuk
yang memberikan tingkat imbal hasil yang
mendapatkan keuntungan yang diperoleh
sama dengan risiko yang berbeda, maka ia
dari investasi saham tersebut yang terdiri
lebih suka mengambil investasi dengan
dari penerimaan kas dan kenaikan investasi.
risiko yang lebih kecil. Investor yang tidak
Capital gain adalah selisih harga jual dan
suka terhadap risiko cenderung selalu
harga beli saham. Karakteristik high risk and
mempertimbangkan secara matang dan
high return pada investasi saham dinilai
terencana atas keputusan investasi.
dapat memberikan peluang keuntungan yang
Menurut Halim (2015) jenis risiko
tinggi tetapi mempunyai risiko yang tinggi
dalam sekuritas dibedakan menjadi 2 yaitu
pula.
risiko tidak sistematis dan risiko sistematis. Risiko merupakan hal yang sangat
Risiko tidak sistematik merupakan risiko
diperhatikan investor dan merupakan aspek
yang dapat dihilangkan dengan melakukan
yang sangat berkaitan dengan investasi di
diversifikasi, karena risiko ini hanya ada
pasar modal. Seperti diungkapkan Halim
pada satu perusahaan. Sedangkan risiko
(2015) preferensi investor terhadap risiko,
sistematis merupakan risiko yang tidak dapat
risiko dibedakan menjadi tiga yaitu : 1.) Risk
dihilangkan
Sekeer
diversifikasi, karena risiko dipengaruhi oleh
merupakan investor yang apabila
dengan
makro
melakukan
dihadapan pada dua pilihan investasi yang
faktor-faktor
yang
memberikan tingkat imbal hasil yang sama
mempengaruhi
dengan risiko yang berbeda, maka ia akan
keseluruhan.
lebih suka mengambil investasi dengan
dilambangkan dengan β (beta).
perusahaan Resiko
dapat secara sistematis
risiko yang lebih besar. Biasanya investor
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 45
Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226
Menurut
Hartono
(2013)
Beta
terhadap
beta
saham
hasil
penelitian
merupakan suatu pengukuran volatilitas
keduanya menunjukan variabel Leverage,
return suatu sekuritas atau return portofolio
Earning Variability mempunyai pengaruh
terhadap return pasar. Risiko ini berasal dari
positif dan signifikan terhadap beta saham.
beberapa
faktor fundamental perusahaan
Penelitian
yang
dilakukan
oleh
dan faktor karateristik pasar tentang saham
Yulianto (2010) analisis pengaruh Asset
perusahaaan.
yang
Growth, Earning Per Share, Debt To Total
mempengaruhi risiko pasar atau risiko
Asset, Return On Investment dan Dividend
sistematik diteliti Beaver,Ketter dan Scholes
Yield terhadap beta saham. Hasil penelitian
yang dijelaskan dalam Hartono (2013)
menunjukan Asset Growth, Debt To Total
Variabel yang digunakan
Asset
Faktor-faktor
yaitu : 1)
dan
Return
Investment
Dividend Payout, 2) Asset Growth, 3)
berpengaruh
Leverage, 4) Liquidity, 5) Asset Size, 6)
saham, sedangkan Earning Per Share dan
Earning Variability, 7) Accounting Beta.
Dividen Yield tidak berpengaruh terhadap
Hasil penelitian Beaver, Kettler dan Sholes
beta saham. Chariyah (2013) meneliti
(1970) menunjukan bahwa dari tujuh
tetntang pengaruh Asset Growth, Return On
variabel, empat variabel diantaranya yaitu ;
Equity, Total Asset Turnover dan Earning
Asset
Per Share terhadap beta saham. Hasil
Growth,
Leverage,
Earning
signifikan
On
penelitian
hubungan yang positif dengan beta saham,
Return On Equity mempunyai pengaruh
sedangkan dua variabel lainnya yaitu
positif dan signifikan terhadap beta saham,
Dividend Payout, Liquidity dan Asset Size
Earning Per Share mempunyai pengaruh
terdapat hubungan yang negatif dengan beta
negatif dan signifikan terhadap beta saham,
saham.
sedangkan Total Asset Turnover tidak beberapa
penelitian
terdahulu yang meneliti tentang analisis
Asset
beta
Variability dan Accounting Beta terdapat
Terdapat
menunjukan
terhadap
Growth,
berpengaruh terhadap beta saham. Penelitian
yang
dilakukan
oleh
variabel yang mempengaruhi beta saham
Kustini dan Pratiwi (2011) pengaruh
selain Beaver, Kettler dan Sholes (1970)
Dividend Payout Ratio, Return On Asset dan
antara lain; Fidiana (2006) yang meneliti
Earning Variability terhadap beta saham
nilai-nilai fundamental dan pengaruhnya
syariah
terhadap beta saham syariah dan Fidiana
Dividend
(2010) meneliti pengaruh tingkat suku
pengaruh negatif dan signifikan terhadap
bunga, tingkat inflasi dan rasio keuangan
beta saham syariah, Return On Asset
menunjukan Payout
hasil Ratio
penelitian mempunyai
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 46
Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226
dan
Earning
Variability
mempunyai
terhadap
risiko
sistematis,
sedangkan
pengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel tingkat inflasi, kurs, jumlah uang
beta saham. Mutia (2014) meneliti tentang
yang beredar tidak berpengaruh terhadap
analisis risiko saham syariah dan non
risiko siatematis.
syariah, variabel yang digunakan Dividend
Penelitian yang dilakukan oleh Ratna
Payout Ratio, Return On Asset dan Earning
dan
Variability. Hasil penelitian menunjukan
fundamental dan variabel makro ekonomi
untuk risiko saham syariah
terhadap
variabel
Dividend
Payout
Priyadi
(2014)
beta
pengaruh
saham
faktor
syariah.
Hasil
Ratio
penelitian menunjukan variabel Earning Per
mempunyai pengaruh positif dan signifikan
Share, Asset Growth, Accounting Beta dan
terhadap beta saham syariah, variabel
kurs rupiah terhadap dollar berpengaruh
Return On Asset dan Earning Variability
terhadap beta saham syariah, sedangkan
tidak berpengaruh terhadap beta saham
variabel
syariah. Sedangkan untuk non syariah
terhadap beta saham syariah. Wulansari dan
variabel Earning Variability mempunyai
Triyonowati (2014) meneliti tentang analisis
pengaruh positif dan signifikan terhadap
pengaruh
beta saham non syariah, variabel Dividend
terhadap beta saham. Hasil penelitian
Payout Ratio dan Return On Asset tidak
menunjukan
berpengaruh terhadap beta saham non
Leverage, Return On Equity dan Price
syariah.
Earning Ratio mempunyai pengaruh positif
Penelitian yang dilakukan Chandra (2013) analisis variabel yang mempengaruhi
Leverage
tidak
berpengaruh
faktor-faktor
variabel
fundamental
Curret
Ratio,
dan signifikan terhadap beta saham. Hasil
dari
semua
penelitian
ini
beta saham. Hasil penelitian menunjukan
menemui research gap yaitu perbedaan
varaibel Leverage dan Dividend Payout
hasil penelitian atau hasil yang tidak
Ratio mempunyai pengaruh positif dan
konsisten, hal ini dapat terjadi karena
signifikan terhadap beta saham, sedangkan
perbedaan dalam pengukuran variabel dan
variabel Aerning Variability dan Asset
populasi
Growth tidak berpengaruh terhadap beta
penelitian ini akan menguji kembali variabel
saham. Chen (2014) meneliti analisis
Asset Growth, Leverage dan Earning
pengaruh perekonomian makro dan mikro
Variability sebagai variabel independen
yang berpenagruh pada risiko sistematis.
yang mempengaruhi beta saham syariah
Hasil penelitian menunjukan variabel Debt
pada perusahaan yang terdaftar didalam
To Equity Ratio, Asset Growth berpengaruh
Jakarta Islamic Index Bursa Efek Indonesia.
penelitian.
Oleh
sebab
itu
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 47
Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226
harapan aktiva tersebut akan membawa hasil
Perumusan Masalah Berdasarkan
uraian
di
atas
dapat
dirumuskan beberapa permasalahan sebagai
yang lebih dari apa yang dikorbankan di awal investasi.
berikut : 1.
Apakah Asset Growth berpengaruh
Pasar Efisien
signifikan terhadap beta saham syariah 2.
3.
Apakah
Leverage
berpengaruh
Pasar yang efisien adalah pasar di mana
harga
semua
sekuritas
yang
signifikan terhadap beta saham syariah
diperdagangkan telah mencerminkan semua
Apakah
Variability
informasi yang tersedia. Informasi tersebut
berpengaruh signifikan terhadap beta
dapat meliputi semua informasi di masa lalu,
saham syariah
maupun informasi saat ini, serta informasi
Earning
yang TINJAUAN
TEORITIS
DAN
bersifat
sebagai
pendapat/opini
rasional yang beredar di pasar yang dapat
HIPOTESIS
mempengaruhi
perubahan
harga
Investasi
(Tandelilin, 2010). Jika pasar bereaksi
Tandelilin (2010) mengemukakan
dengan cepat dan akurat untuk mencapai
definisi investasi adalah suatu komitmen
harga keseimbangan baru yang sepenuhnya
atas sejumlah dana atau sumber daya
mencerminkan informasi yang tersedia,
lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan
maka kondisi pasar seperti ini disebut
tujuan memperoleh keuntungan di masa
dengan pasar efisien (Jogiyanto, 2013).
yang akan datang. Definisi lain mengatakan
Menurut
Tandelilin
(2010),
ada
investasi merupakan penundaan konsumsi
beberapa kondisi yang harus terpenuhi
sekarang untuk dimasukkan ke dalam aktiva
untuk tercapainya pasar yang efisien, yaitu:
produktif selama periode waktu tertentu
1. Ada banyak investor yang rasional dan
(Hartono, 2013). Kesimpulan yang dapat
berusaha untuk memaksimalkan profit
diambil dari definisi-definisi yang telah
atau
dipaparkan kedua ahli tersebut adalah
berpartisipasi di pasar melalui cara
investasi
menganalisis, menilai, dan melakukan
merupakan
kegiatan
yang
mengorbankan sejumlah dana yang dapat dikosumsikan saat ini untuk ditempatkan ke
keuntungan
dengan
aktif
perdagangan saham. 2. Informasi yang terjadi bersifat random.
suatu aktiva/aset yang produktif, dengan
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 48
Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226
3. Semua
pelaku
pasar
dapat
bebas risiko. Risiko selalu melekat pada tiap
memperoleh informasi pada saat
investasi
yang sama dengan cara yang murah
memberikan pengaruh yang berbeda untuk
dan mudah.
setiap orang, tergantung pada konteks
4. Investor
bereaksi
secara
besar
atau
kecil.
Risiko
cepat
investasi dan bagaimana sikap mereka
terhadap informasi baru, sehingga
dalam menghadapi dan memanfaatkan
harga sekuritas akan berubah sesuai
kesempatan. Dalam konteks manajemen
dengan perubahan nilai sebenarnya
investasi,
akibat informasi tersebut.
penyimpangan antara tingkat pengembalian
risiko
merupakan
besarnya
yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian aktual (actual return).
Risiko Saham Menurut Van Horne dan Wachowicz (2011),
risiko
sebagai
penyimpangan
Semakin besar penyimpangannya berarti semakin besar tingkat risikonya.
(variasi) dari hasil pengembalian yang
Menurut Jogiyanto (2013), dalam investasi
diharapkan. Sedangkan menurut Tandelilin
dikenal dua macam risiko :
(2011),
(1) Risiko sistematik (risiko umum – risiko
risiko
bisa
diartikan
sebagai
–
kemungkinan return aktual yang berbeda
pasar
dengan return harapan. Pendapat lainnya
terdiversifikasi), yaitu risiko yang tidak
menurut Fakhruddin (2012), risiko adalah
dapat
peluang bahwa kemungkinan hasil yang
diversifikasi (nondiversifiable risk).
diterima
Risiko
ternyata
diharapkan
berbeda
dari
yang
juga meliputi kemungkinan
dikurangi
ini
dari
keseluruhan investasi awal.
dilakukannya,
ketiga
mengandung
definisi,
pengertian
risiko tentang
yang
dengan
adalah
risiko
tidak
cara
paling
minimum yang harus diambil investor
mengalami kerugian dari sebagian atau
Dari
risiko
investasi/portofolio seperti
pasar
yang lesu
(bearish). (2) Risiko
tidak
sistematis
(risiko
penyimpangan dari hasil yang diharapkan,
unik/spesifik – risiko perusahaan –
ketidak pastian hasil di masa datang dan
risiko yang terdiversifikasi), yaitu risiko
hasil pengembalian sesungguhnya berbeda
yang melekat pada perusahaan seperti
dengan
kelalaian manajer, kerugian usaha,
hasil
pengembalian
yang
diharapkan. Semua
pemogokan karyawan, dan lain-lain. jenis
investasi
selalu
mempunyai risiko, tidak ada investasi yang
Risiko ini dapat diminimalkan melalui diversifikasi dalam investasi. Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 49
Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226
Hubungan antara risiko sistematis dengan
risiko
tidak
sistematis
dapat
digambarkan sebagai berikut :
risiko yang berbeda, maka ia lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih kecil. Investor yang tidak
Menurut Halim (2015) preferensi
suka terhadap risiko cenderung selalu
investor terhadap risiko, risiko dibedakan
mempertimbangkan secara matang dan
menjadi tiga yaitu :
terencana atas keputusan investasi.
1. Risk
Sekeer
(investor
yang
suka
terhadap risiko).
Beta Saham
Risk Sekeer merupakan investor
Beta merupakan suatu pengukur
yang apabila dihadapan pada dua
volatilitas return suatu sekuritas atau return
pilihan investasi yang memberikan
portofolio terhadap return pasar. Beta
tingkat imbal hasil yang sama dengan
sekuritas ke-i mengukur volatilitas return
risiko yang berbeda, maka ia akan lebih
sekuritas ke-i dengan return pasar. Beta
suka mengambil investasi dengan risiko
portofolio
yang lebih besar. Biasanya investor
portofolio dengan return pasar. Beta adalah
yang suka terhadap risiko bersikap
pengukur risiko sistematik dari suatu
agrefsif
sekuritas
dan
spekulatif
dalam
mengambil keputusan investasi.
mengukur
volatilitas
return
atau portofolio relatif terhadap
risiko pasar, Hartono (2013).
2. Risk Neutrality (investor yang netral terhadap risiko) Risk
Asset Growth
Neutrality
merupakan
Pertumbuhan aset menurut Fahmi
investor yang akan meminta kenaikan
(2011),
tingkat imbal hasil yang sama untuk
kemampuan
setiap kenaikan risiko. Investor yang
mempertahankan
netral umumnya fleksibel dan bersikap
industri dan dalam perkembangan ekonomi
hati-hati dalam mengambil keputusan
secara umum. Rasio pertumbuhan aset
investasi.
bertujuan
3. Risk Averter (investor yang tidak suka terhadap risiko) Risk
mengukur
perusahaan pertumbuhan
Averter
aset
seberapa
besar
perusahaan
dalam
posisinya
mengukur
di
kemampuan
mempertahankan. (growth
dalam
Analisis
analysis),
kita
merupakan
membandingkan pos yang sama dalam dua
investor yang apabila dihadapan pada
periode, di mana pos yang di dalam dua
dua pilihan investasi yang memberikan
periode, di mana
tingkat imbal hasil yang sama dengan
sebagai pembanding itu ikut bergerak.
pos yang digunakan
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 50
Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226
aktiva yang tinggi berarti besarnya kekayaan
Leverage Menurut
(2014)
akhir perusahaan tersebut semakin besar.
mengungkapkan sejauh mana perusahaan di
Demikian pula sebaiknya, pada tingkat
biayai
kemampuan
pertumbuhan aktiva yang tinggi, bila
perusahaan untuk melunasinya. Leverage
besarnya kekayaan akhir tinggi berarti
merupakan
menghitung
kekayaan akhir tinggi berati kekayaan
persentase total dana yang disediakan oleh
awalnya rendah. Variabel pertumbuhan
kreditor, semakin tinggi rasio maka resiko
aktiva
akan
didefinisikan sebagai perubahan (tingkat
oleh
Margaretha
hutang
cara
makin
dan
untuk
tinggi.
mengukur proporsi
Rasio
leverage
dari total asset yang
(Asset
Growth)
juga
dapat
pertumbuhan) tahunan dari aktiva total.
dibiayai oleh kreditor. Semakin tinggi rasio
H1
leverage semakin besar pula jumlah uang
signifikan terhadap beta saham syariah
pihak
lain
yang
di
gunakan
Asset
Growth
berpengaruh
untuk
menghasilkan keuntungan, Gitman dan
Pengaruh leverage terhadap beta saham
Zutter (2014).
Leverage merupakan nilai total hutang
Earning variability Menurut Hartono (2013) Earning Variability
:
merupakan variabilitas laba
dibagi
menujukan hutang
dengan
proporsi
untuk
total
atas
membiayai
aktiva,
penggunaan investasi.
diukur dengan nilai deviasi standar dari PER
Perusahan mempunyai hutang semakin
(Price Earning Ratio) atau rasio P/E (harga
maka semakin besar beban bunga dan
saham dengan laba perusahaan). Pada
angsuran pokok pinjaman yang harus
tingkat rasio PER tinggi sementara harga
dibayar. Pada dasarnya perusahaan yang
saham dalam posisi tetap, maka perlembar
menggunakan leverage tujuannya agar
saham makin kecil dan juga sebaliknya jika
keuntungan yang diperoleh lebih besar dari
rasio PER meningkat dan laba per lembar
biaya tetapnya.
saham tetap, maka harga sahamnya akan
Pengembangan Hipotesis
semakin
Pengaruh asset growth terhadap beta
besar.
Earning
Variability
menggambarkan variabilitas return suatu
saham
perusahaan.
Jika perusahaan ternyata mendapatkan
Asset
Growth
adalah
rata-rata
keuntungan
lebih
rendah
dari
biaya
pertumbuhan kekayaan perusahaan. Bila
tetapnya, maka akibatnya dividen yang akan
kekayaan
diterima pemegang saham akan semakin
perusahaan
adalah
tetap
jumlahnya, maka pada tingkat pertumbuhan
kecil. Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 51
Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226
Rasio leverage mengukur proporsi
pada
periode
2011-2015.
Teknik
dari total asset yang dibiayai oleh kreditor.
pengambilan sampel yang digunakan adalah
Semakin tinggi rasio leverage semakin
purposive
besar pula jumlah uang pihak lain yang di
digunakan untuk memilih sampel adalah
gunakan untuk menghasilkan keuntungan.
sebagai berikut: (1) Perusahaan tergabung
Gitman dan Zutter (2014), apabila leverage
dalam Jakarta Islamic Index terdaftar di
semakin tinggi sementara jumlah aktiva
Bursa Efek Indonesia selama periode
tidak berubah maka resiko kegagalan
pengamatan, yaitu tahun 2011-2015 secara
perusahaan untuk mengembalikan pinjaman
berturut-turut, (2) Perusahaan tergabung
tinggi dan sebaliknya.
dalam Jakarta Islamic Index yang secara
H2
konsisten menerbitkan laporan keuangan
: Leverage berpengaruh signifikan
terhadap beta saham
sampling.
Kriteria
yang
auditan yang berakhir pada tanggal 31 Desember selama periode 2011-2015.
Pengaruh Earning Variability terhadap beta saham
Definisi Operasional dan Pengukuran
Earning Variability menggambarkan variabilitas Besarnya
return suatu perusahaan. Earning
Beta Saham
suatu
. Beta merupakan suatu pengukur
besarnya
volatilitas return dari suatu sekuritas atau
penyimpangan earning rasio. Darmadji dan
return portofolio relatif terhadap return
Fakhruddin, 2008). Semakin besar standar
pasar. Volatilitas adalah fluktuasi dari
deviasi dari PER menunjukkan semakin
return-return
fluktuatif earning perusahaan tersebut,
portofolio dalam suatu periode waktu
sehingga
tertentu.
perusahaan
Variability
Variabel
diukur
akan
dengan
memperkecil
kepastian
suatu
Beta
sekuritas
bernilai
atau
positif
pengembalian investasi.
menunjukkan pergerakan harganya selaras
H3
dengan pasar.
Beta
menunjukkan
pergerakan
: Earning Variability berpengaruh
signifikan terhadap beta saham
bernilai
negatif harganya
berlawanan dengan pasar. Beta bernilai 1 METODE PENELITIAN
menunjukkan pergerakan harganya sama
Populasi dan Sampel Penelitian
dengan pasar. Beta bernilai negatif tidak
Populasi dalam penelitian ini adalah
ada di dalam teori tetapi dalam realitas
yang
beta negatif ini terjadi karena adanya
terdaftar dalam Jakarta Islamic Index di BEI
anomali pasar. Hartono (2013) Beta saham
adalah
perusahaan
manufaktur
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 52
Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226
dalam
penelitian
ini
diukur
dengan
Rit =
menggunakan pengukur volatilitas return dari suatu sekuritas atau return portofolio relatif terhadap return pasar. Pengukuran Beta ini diukur dengan menggunakan
Keterangan : Rit = return saham i perioda t Pt = harga penutunpan saham tahun ke t Pt-1 = harga penutupan saham tahun ke t- 1
persamaan sebagai berikut : 𝑛
𝛽=
∑𝑡=1(Rit − ˉRit). (Rmt − ˉRmt) 𝑛 ∑𝑡=1(Rmt −
Pt – Pt − 1 Pt − 1
ˉRmt)²
Asset
Growth
adalah
rata-rata
pertumbuhan kekayaan perusahaan. Bila kekayaan
perusahaan
adalah
tetap
Keterangan :
jumlahnya, maka pada tingkat pertumbuhan
β
= Beta Saham
aktiva yang tinggi berarti besarnya kekayaan
Rit
= Return Saham
akhir perusahaan tersebut semakin besar.
ˉRit
= Return Saham rata-rata
Demikian pula sebaiknya, pada tingkat
Rmt
= Return Pasar
pertumbuhan aktiva yang tinggi , bila
ˉRmt = Return Pasar rata-rata
besarnya kekayaan akhir tinggi berarti kekayaan akhir tinggi berati kekayaan
Sedangkan untuk menghitung tingkat
awalnya rendah. Variabel pertumbuhan
keuntungan pasar (Rm) dapat dihitung
aktiva
dengan menggunakan data indeks Jakarta
didefinisikan sebagai perubahan (tingkat
Islamic Index yang terdapat di bursa selama
pertumbuhan) tahunan dari aktiva total.
periode waktu tertentu. Persamaan yang
Ratna dan Priyadi (2014) Asset Growth
dapat digunakan dalam menghitung return
dihitung dapat dihitung dengan rumus :
(Asset
Growth)
juga
dapat
𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝐺𝑟𝑜𝑤𝑡ℎ
pasar adalah sebagai berikut : JIIt – JIIt − 1 JII = JIIt − 1
=
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑡 − 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑡 − 1 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 𝑡 − 1
Keterangan : Menurut
Rm
=Return pasar
JIIt
=JII pada tahun t
return
saham
(2014)
mengungkapkan sejauh mana perusahaan dibiayai
JIIt-1 =JII pada tahun t-1 Menghitung
Margaretha
individual
oleh hutang dan kemampuan
perusahaan untuk melunasinya .
dihitung dengan rumus: Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 53
Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226
cara untuk menghitung persentase
meramalkan variabel dependen jika variabel
total dana yang disediakan oleh kreditor,
independen dinaikkan atau diturunkan.
semakin tinggi rasio maka resiko akan
Untuk melakukan peramalan maka dibuatlah
makin tinggi. Rasio leverage mengukur
persamaan sebagai berikut:
proporsi dari total asset yang dibiayai oleh
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3
kreditor. Semakin tinggi rasio leverage
+ ….+ e
semakin besar pula jumlah uang pihak lain
Keterangan :
yang di gunakan untuk menghasilkan
Y = Beta Saham
keuntungan. Gitman dan Zutter (2014).
a
= Konstanta
X1
= Asset Growth
X2
= Leverage
X3
= Earning Variability
Leverage dapat dihitung dengan rumus : Total Hutang 𝐿𝑒𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 = Total Aktiva
Earning artinya semua pendapatan hasil usaha dalam jangka waktu tertentu, sedangkan variability
artinya kebenaran
b1, b2, b3 = Koefisien Regresi Variabel Independen
atau fakta dari suatu kejadian adanya suatu perubahan baik ukuran atau bentuknya,
HASIL
maka
PEMBAHASAN
Earning
Variability
adalah
PENELITIAN
pendapatan dalam jangka waktu tertentu
Hasil Uji Asumsi Klasik
yang sifat nya berubah-ubah tergantung pada
a.
kondisinya.Earning
DAN
Uji Normalitas. Hasil uji normal plot
Variability
pola data menyebar di sekitar garis
return suatu
diagonal dan mengikuti arah garis
perusahaan. Besarnya Earning Variability
diagonal, sehingga dapat dikatakan
suatu perusahaan diukur dengan besarnya
bahwa variabel dalam penelitian ini
penyimpangan earning rasio. (Darmadji dan
memenuhi uji normalitas. Di samping
Fakhruddin, 2008) dalam Mutia (2014).
uji grafik dilengkapi dengan uji statistik,
Earning Variability dapat dihitung dengan
yaitu kolmogorov-smirnov. Nilai KS Z
rumus Hartono (2013) :
sebesar 0,770 dengan tingkat signifikan
menggambarkan variabilitas
𝐸𝑎𝑟𝑛𝑖𝑛𝑔 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = 𝑠𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟 𝑑𝑒𝑣𝑖𝑎𝑠𝑖 dari PER
0,594
berarti
menunjukkan
bahwa
variabel penelitian terdistribusi normal Pengujian hipotesis
Untuk
karena tingkat signifikasinya 0,594 >
penelitian
ini
digunakan
0,05
model regresi linier berganda. Menurut Priyano
(2013)
analisis
ini
untuk Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 54
Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226
d. Uji b. Uji
Multikolinearitas.Nilai
Heteroskedastisitas.
mendeteksi
Untuk
ada
tidaknya
tolerancesemua variabel bebas lebih
heteroskedastisitas
besar dari 0,10, demikian pula nilai VIF
dengan melihat grafik scaterplot. Hasil
semuanya kurang dari 10. Dengan
uji heteroskedastisitas menunjukkan
demikian dapat disimpulkan bahwa
bahwa titik-titik menyebar secara acak,
model
tidak membentuk pola tertentu yang
regresi
bebas
adanya
multikolinieritas.
dapat
dilakukan
jelas. Titik-titik menyebar di atas dan di
c. Uji Autokorelasi.Hasil uji autokorelasi
bawah angka 0 pada sumbu Y. Jadi
menunjukkan nilai Durbin Watson
dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
sebesar 1,769 terletak Antara -2 sampai
masalah
+2, yang berarti tidak ada masalah
model regresi.
heteroskedastisitas
dalam
autokorelasi.
Hasil Analisis Korelasi Tabel 1 Correlations Beta
Asset Growth
Leverage
Earning Variability
Beta
1.000
.156
.158
-.262
Asset Growth
.156
1.000
.230
.168
Leverage
.158
.230
1.000
.096
-.262
.168
.096
1.000
.
.115
.112
.021
Asset Growth
.115
.
.037
.098
Leverage
.112
.037
.
.231
Earning Variability
.021
.098
.231
.
Beta
61
61
61
61
Asset Growth
61
61
61
61
Leverage
61
61
61
61
Earning Variability
61
61
61
61
Pearson Correlation Earning Variability Beta Sig. (1-tailed)
N
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 55
Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226
Berdasarkan tabel dapat dilihat korelasi masing-masing
independen
Beta Saham tidak signifikan karena
terhadap variabel dependen sebagai berikut:
significant level yaitu 0,112 lebih
variabel
Hubungan antara Leverage dengan
Hubungan antara Asset Growth
besar dari 0,05 (0,112 > 0,05).
dengan Beta Saham tidak signifikan
Hubungan
anatara
Earning
karena significant level yaitu 0,115
Variability dengan Beta signifikan
lebih besar dari 0,05 (0,115 > 0,05).
karena significant level yaitu 0,021
lebih kecil dari 0,05 (0,021 < 0,05).
adalah pada earning variability turun
Hubungan antara variabel earning
maka
variability dengan beta saham adalah
begitupun sebaliknya jika earning
-0,262,
korelasi
dengan
arah
beta
saham
akan
naik,
sangat
rendah
variability naik maka beta saham
hubungan
negatif.
akan turun.
Artinya arah hubungan negatif di sini
Hasil Analisis Regresi linier Tabel 2 Model
Unstandardized Coefficients B
(Constant) 2.811 Asset Growth .195 1 Leverage .261 Earning -.242 Variability a. Dependent Variable: Beta Saham
Std. Error .575 .144 .226 .100
Coefficientsa Standardize d Coefficients Beta
.173 .147 -.305
t
Sig.
Collinearity Statistics
Tolerance 4.887 1.349 1.159 -2.429
.000 .183 .251 .018
.926 .944 .968
Dari tabel 2 di atas dapat diperoleh persamaan regresi linier sebagai berikut : Y_B Saham : 2,811 + 0,195_Asset Growth + 0,261_Leverage – 0,242_Earning Variability
2,811, apabila variabel independen
Dari persamaan di atas dapat diketahui :
sama dengan nol.
1. Koefisien
konstanta
berdasarkan
2. Koefisien
regresi
asset
growth
hasil regresi adalah 2,811 dengan
diperoleh sebesar 0,195. Hal ini
nilai positif, ini dapat diartikan
menyatakan bahwa setiap kenaikan
bahwa Beta saham akan bernilai
sebesar satu satuan asset growth,
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 56
VIF
1.080 1.060 1.033
Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226
3. maka Beta saham akan mengalami kenaikan sebesar 0,195 satuan.
Berdasarkan tabel 3 menunjukkan bahwa nilai R Square sebesar 0,084 artinya
4. Koefisien regresi leverage diperoleh
terdapat
hubungan
antara
variabel
dengan
variabel
dependen
sebesar 0,261. Hal ini menyatakan
independen
bahwa setiap kenaikan sebesar satu
sebesar 8,4 persen. Sedangkan untuk nilai
satuan leverage, maka Beta saham
determinasi Adjusted R2 diperoleh sebesar
akan mengalami kenaikan sebesar
0,084. Hal ini berarti bahwa 8,4 persen Beta
0,261 satuan.
saham dapat dijelaskan oleh variabel Asset
5. Koefisien regresi earning variability
Growth, Leverage, dan Earning Variability.
diperoleh sebesar -0,242. Hal ini
Sedangkan sisanya 91,6 persen Beta saham
menyatakan bahwa setiap penurunan
dapat dijelaskan oleh variabel lain atau
sebesar
faktor-faktor lain yang belum dimasukkan
satu
satuan
earning
variability, maka Beta saham akan
dalam penelitian ini.
mengalami penurunan sebesar 0,242 satuan.
Hasil Uji Hipotesis Hasil Pengujian Statistik t (uji-t)
Hasil Koefisien Determinasi (R²)
Koefisien
determinasi
Berdasarkan
hasil
tabel
2,
(R²)
Coefficientsa menunjukkan bahwa pengaruh
dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh
antara variabel independen terhadap variabel
kemampuan model dalam menerangkan
dependen sebagai berikut:
variasi variabel dependen. Nilai R² akan
1. Pengaruh Asset Growth terhadap
meningkat pada setiap penambahan satu
Beta Saham
variabel tanpa memperhatikan signifikansi
Berdasarkan tabel 2 hasil olah
variabel independen. Dalam penelitian ini
data
digunakan adjusted R² karena nilai tersebut
menyatakan bahwa Asset Growth tidak
dapat naik turun bila suatu variabel
berpengaruh signifikan terhadap risiko
independen ditambahkan ke dalam model.
sistematis
Tabel 3 Model
R
Model Summaryb R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate 1 .361a .130 .084 .806790 a. Predictors: (Constant), Earning Variability, Leverage, Growth b. Dependent Variable: Beta
statistik
hasil
(beta)
penelitian
karena
ini
nilai
signifikansinya 0,183 > 0,05. Menurut Brimigham dan Erhart (2005) dalam Kusumaningrum (2010) Asset Growth tidak berpengaruh signifikan, karena perusahaan
dengan
tingkat
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 57
Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226
pertumbuhan bergantung
yang pada
tinggi
dana
dari
akan luar
selalu mengeluarkan atau membutuhkan biaya yang harus dikeluarkan
untuk
perusahaan, hal ini disebabkan dana dari
membiayai kebutuhan pertumbuhannya
dalam perusahaan tidak mencukupi
(seperti
untuk mendukung tingkat pertumbuhan
dikatakan pula bahwa sebagian besar
yang
perusahaan-perusahaan
tinggi.
Walaupun
demikian
penyusutan
asset).
Dapat
manufaktur
sebagian besar perusahaan dengan
tersebut hanya memiliki beberapa asset
tingkat pertumbuhan yang tinggi tidak
yang membutuhkan biaya penyusutan.
. 2. Pengaruh Leverage terhadap Beta
3. Pengaruh Earning Variability
Saham
terhadap Beta Saham Berdasarkan tabel 2 hasil olah
data
statistik
hasil
menyatakan bahwa
penelitian
ini
Berdasarkan tabel 2 hasil olah data
statistik
hasil
penelitian
ini
leverage tidak
menyatakan bahwa earning variability
berpengaruh signifikan terhadap risiko
berpengaruh signifikan terhadap risiko
sistematis
sistematis
(beta)
karena
nilai
(beta)
karena
nilai
signifikansinya 0,251 > 0,05 , hal ini
signifikansinya 0,251 < 0,05 hal ini
disebabkan hutang merupakan salah
disebabkan semakin tinggi Earning
satu sumber pembiayaan yang memiliki
Variability menunjukan semakin tinggi
tingkat risiko yang tinggi. Risiko
volatilitas
tersebut berhubungan dengan risiko
perusahaan semakin tinggi. Dengan
pembayaran bunga yang umumnya
tingginya volatilitas laba akan membuat
tidak
perusahaan.
para investor semakin sulit untuk
Dengan asumsi apabila perusahaan
memprediksi dari pergerakan laba
menghasilkan laba, prioritas utama
perusahaan di masa yang akan datang
adalah membayar hutang dari pada
sehingga semakin tinggi risikonya
mensejahterakan
karena berhubungan dengan peluang
dapat
ditutupi
kemakmuran
pemegang saham, sehingga beta saham
laba,
sehingga
risiko
pembayaran dividen.
akan menurun.
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 58
Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226
Hasil Pengujian Statistik F (Goodness Fit Test) Tabel 4 ANOVAa df Mean Square
Model
Sum of F Squares Regression 5.548 3 1.849 2.841 1 Residual 37.102 57 .651 Total 42.650 60 a. Dependent Variable: Beta b. Predictors: (Constant), Earning Variability, Leverage, Asset Growth
Sig. .046b
Berdasarkan tabel 4 ANOVAa nilai
Variability, karena variabel tersebut
signifikansi sebesar 0,046 dimana 0.046
dapat mempengaruhi naik atau
< 0,05 yang berarti nilai dibawah nilai
turunnya beta saham.
signifikan. Hal ini berarti model regresi
2) Untuk investor tentunya dengan
layak digunakan dalam penelitian (good
hasil penelitian ini bisa dijadikan
fit model).
acuan
pedoman
menganalisis
Simpulan Berdasarkan hasil temuan penelitian dan pengujian hipotesis yang telah diajukan dapat disimpulkan bahwa: 1) Asset growth tidak berpengaruh terhadap beta saham. 2) Leverage tidak berpengaruh terhadap beta saham. 3) Earning
atau
Variability
berpengaruh
terhadap beta saham.
dengan
menggunakan
variability
earning
bisa digunakan untuk
mengetahui perubahan
pergerakan beta
saham
atau suatu
perusahaan. 3) Peneliti
selanjutnya,
mengambil
sebaiknya
sampel
dari
keseluruhan perusahaan terbuka di Indonesia, penelitian selanjutnya
ini
Berdasarkan paparan disampaikan
dengan
menambahkan
beberapa saran sebagai berikut : perusahaan
keuangan
dapat mengembangkan penelitian
Saran
1) Hendaknya
laporan
dalam
mengganti
atau
variabel-variabel
lain dari faktor-faktor fundamental yang
yang mempengaruhi beta saham.
terdaftar dalam Jakarta Islamic Index dapat lebih memperhatikan pergerakan atau perubahan Earning
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 59
Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226
Daftar Pustaka Chairiyah, M. (2013). Pengaruh Asset Growth, Return On Equity, Total
Halim, Abdul. 2015.Analisis Investasi dan
Asset Turnover, dan Earning Per
Aplikasinya Dalam Aset Keuangan
Share Terhadap Beta Saham. Skripsi
dan Riil. Salemba Empat
Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang . Padang.
Hartono,
Jogiyanto.
(2013).
Teori
Portofolio dan Analisis Investasi, Edisi Tujuh, BPFE, Yogyakarta.
Chen, Ming. 2014. Analisis Pengaruh Perekonomian Makro dan Mikro yang
berpengaruh
pada
Sistematis
Risiko Saham.
James, Van Horne Wachowicz
Dan
Jr.,
John
2011,
M.
Prinsip-
Prinsip Manajemen Keuangan. Jilid
Journal.uny.ac.id/index
1. Edisi Kedua Belas. Jakarta :
.php/nominal/article/view/2696.
Salemba Empat
Fidiana. (2016). Nilai-nilai Fundamental
Kustini, Sri dan Pratiwi, Sevi. 2011.
dan Pengaruhnya Terhadap Beta
Pengaruh Dividen Payout Ratio,
Saham Syariah Pada Jakarta Islamic
Return
Index. Jurnal STIESIA .
Variability Terhadap Beta Saham
on
Asset
dan
Earning
Syariah. Jurnal Dinamika Akuntansi. Fidiana. (2010). Pengaruh Tingkat Suku
Vol.
3
No.
2
Bunga, TIngkat Inflasi, dan Rasio
http://journal.unnes.ac.id/index.php/
Keuangan Terhadap Beta Saham.
jda.
Jurnal Investasi , 31-46. Margaretha, Farah.2014.Dasar Dasar Gitman, Lawrence.J dan Zulter, Chad. J. 2014. Principles of Managerial
Manajemen Keuangan.Dian Rakyat. Jakarta
Finance. Edisi 13. Pearson
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 60
Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226
Mulyani, Neny. 2014. “Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar Rupiah dan Produk
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Cetakan ke-15 Bandung: Alfabeta.
Domestik Bruto Terhadap
Jakarta Islamic Index”. Jurnal Bisnis
Suseno, Y.B. 2009. Analisis Faktor-Faktor
dan Manajemen Eksekutif Vol. 1 No.
yang Mempengaruhi Beta Saham
1.
(Studi
Kasus
Perbandingan
Perusahaan Finance dan Manufaktur Mutia,Evi. 2014. Analisis Risiko Saham
yang Listing di BEI Pada tahun
Syariah dan Non Syariah di Bursa
2005-2007.
Tesis
tidak
Efek Indonesia
dipublikasikan.
Magister
Sains
Akuntnais, Universitas Diponegoro. Priyatno, Duwi. 2013. Analisis Korelasi,
Semarang
Regresi, dan Multivariate dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Media.
Soviani, Rina. 2015. Pengaruh Financial Leverage dan Pertumbuhan Aktiva
Ratna, Anggi Masita dan Priyadi, Maswar Patuh.
2014.
Pengaruh
Faktor
terhadap Risiko Sistematis (BETA). Skripsi Program Study Akuntansi
Fundamental dan Variabel Makro
Fakultas
Ekonomi
negeri Padang. Padang
syariah.
terhadap Jurnal
Beta
Ilmu
Saham
&
Ekonomi
Universitas
Riset
Akuntansi. Vol.3 no.7. 2014.
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi
Riantani,
Suskim.
2013.
“Analisis
Pertama. Yogyakarta: Kanisius
Pengaruh Variabel Makroekonomi dan Indeks Global Terhadap Return Saham”.
Seminar
Nasional
Teknologi dan Informasi Terapan.
Widhiarso,
“Wahyu.
2011.
Contoh
Analisis Melalui Amos – Ketika Mediator & Moderator dalam satu Model”. Jurnal Fakultas Psikolog,
Said, Salmah. 2012. “Pemikiran Ekonomi Muslim
Terhadap
Pasar
Modal
Syariah”. Jurnal Ilmiah Al Fikr Vol 16 No 2.
UGM. Hal 1-5.
Wulansari, Ida Nur dan Triyonowati. 2014. Analisis
Pengaruh
Faktor-Faktor
Fundamental Terhadap Beta Saham Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 61
Vol. 6 No. 1 April 2017 ISSN: 2252-6226
LQ-45.
Jurnal
Ilmu
&
Riset
Manajemen Vol.3 no. 6 .2014
www.idx.com Yulius,
Yulianto.
2010.
“Analisis
Pengaruh Asset Growth, Earning Pershare, Debt to Total Asset, Return On Investment dan Dividen Yield terhadap
Beta
Saham”.
Skripsi.
Universitas Diponegoro. Semarang
Jurnal Ekonomika dan Manajemen | 62