Trikonomika
Volume 8, No.1, Juni 2009, Hal. 32-38 ISSN 1411-514X
Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban pada Penyaluran Dana Zakat Produktif Tri Susiyati Fakultas Ekonomi Universitas Winaya Mukti Jl. Winaya Mukti No 3 Jatinangor Sumedang E-mail:
[email protected]
ABSTRACT Nowdays zakat foundation has spread as a temporary foundation or a consumerize expense. Zakat as an economic foundation can manage qualified human resources development professional an comprehensively. Through the productivity of zakat foundation,the moslem. Community has an ability of expert in doing business can develop their business.And of course,we can get it from the professional Amil. In this research, the important subject is Amil Dhompet Dhuafa Bandung, In transforming the productive zakat to the mustahik mostly this research shows us that. There is a significant effect between responsibility and management of zakat in professionally. It can give a prosperous mustahik a positive effect. Keyword : responsibility accounting , productive zakat. Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan urusan Haji no. D/291 tahun 2000 tentang pedoman teknis pengelolaan zakat. Organisasi pengelolaan zakat memiliki dua fungsi yaitu lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan lembaga keuangan syariah (LKS). Sebagai lembaga swadaya masyarakat, organisasi pengelolaan zakat adalah lembaga pemberdayaan yang mempunyai tujuan besar yaitu mengubah keadaan dari mustahiq menjadi muzakki. Di sisi lain organisasi pengelolaan zakat adalah lembaga keuangan syariah karena menghimpun dan menyalurkan dana dari dan kepada masyarakat. Pada umumnya dana yang diterima organisasi pengelolaan zakat tidak terlepas dari realisasi keimanan seseorang terhadap syariat Islam. Oleh karena itu, organisasi zakat harus dapat mengelola dana yang dihimpun sesuai dengan syariah dan mengoptimalkannya. Peran yang demikian besar, tidak mungkin tercapai tanpa adanya profesionalitas dalam pengelolaannya. Salah satu wujud profesionalitas adalah adanya manajemen yang sehat dalam segala sisi, baik itu sumber daya manusia, perencanaan
PENDAHULUAN
Zakat
adalah istilah sesuatu yang diberikan seseorang kepada orang lain yang berhak (mendapatkannya). Agar menjadi sumber dana yang bermanfaat bagi kesejahteraan masyarakat terutama untuk mengentaskan masyarakat dari kemiskinan dan menghilangkan kesenjangan sosial, perlu adanya pengelolaan zakat secara professional dan bertanggungjawab yang dilakukan oleh masyarakat bersama pemerintah. Data yang disampaikan oleh Abu Syauki ( Direktur Rumah Zakat Indonesia ) bahwa potensi dana zakat di Indonesia pada tahun 2004 mencapai Rp 9 triliun. Namun yang berhasil dihimpun baru Rp 250 miliar atau 2,7 % Pengelolaan zakat adalah institusi yang bergerak di bidang pengelolaan dana zakat, infaq, dan shadaqah. Keberadaan organisasi pengelolaan zakat di Indonesia diatur oleh beberapa undang-undang, yaitu : Undangundang no 38 tahun 1999 dan keputusan Menteri Agama no. 581 tahun 1999 tentang Pelaksanaan UU no. 38 tahun 1999, dan keputusan Direktur
32
strategis, operasional, maupun keuangan. Organisasi pengelolaan zakat harus memiliki manajemen yang baik dan kuat. Dalam realitas saat ini, masih sedikit sekali organisasi pengelolaan zakat yang memahami dan melakukan manajemen keuangan, kebanyakan masih berjalan apa adanya. Tidak ada target berapa dana yang diharapkan terhimpun, berapa jiwa atau keluarga atau badan usaha yang ditargetkan sebagai muzakki, dan penerima zakat baik secara rutin maupun insindental, dan berapa jumlah amil yang full time serta berapa gaji yang harus dibayar. Aspek sumber daya manusia merupakan asset yang berharga sehingga pemilihan yang akan menjadi amil zakat harus dilakukan dengan hati-hati. Amil zakat adalah sebuah profesi , konsekuensinya dia harus profesional. Sistem organisasi pengelolaan zakat harus memiliki sistem pengelolaan yang baik. Unsur-unsur yang harus diperhatikan adalah memiliki sistem, prosedur dan aturan, mempunyai rencana kerja, memiliki komite penyaluran serta mempunyai sistem akuntansi dan manajemen keuangan. Sebagai bagian transparansi, adanya audit internal maupun eksternal. Dalam penyaluran zakat organisasi pengelolaan zakat harus mempunyai prioritas yang didasari dari survai lapangan, baik dari sisi asnaf mustahiq maupun bidang garapan. Prioritas ini harus dilakukan karena adanya keterbatasan dana dari lembaga-lembaga zakat. Penetapan jumlah penghasilan untuk menentukan seseorang masuk kategori fakir miskin.Penghasilan berdasarkan upah minimum dan kebutuhan hidup layak untuk setiap daerah. Penelitian sebelumnya tentang penyaluran dana zakat produktif telah dilakukan oleh Mufraini ( 2003). Hasilnya menunjukkan adanya perubahan yang signifikan tingkat pendapatan responden sebelum dan sesudah menerima dana ZIS. Penelitian Damayanti (2004) tentang akuntansi pertanggungjawaban menunjukkan bahwa penyusunan anggaran sebagai alat pengendalian sesuai dengan penerapan akuntansi pertanggungjawaban. Laporan realisasi dan anggaran dan analisis selisih antara realisasi dan anggaran menunjukan besarnya penyimpangan masih cukup baik. Susanto dan Cahyadi (2008) melakukan penelitian yang berkaitan dengan praktik ekonomi Islam di Indonesia dan implikasinya terhadap perekonomian, hasilnya menunjukkan bahwa masyarakat yang menerima penyaluran zakat dari BMT telah mengalami peningkatan kesejahteraan dan pemberdayaan. Ali (2008) dalam penelitian zakat sebagai instrumen dalam kebijakan
fiskal hasilnya menunjukkan pengaruh terhadap sasaran pendistribusian zakat adalah perluasan makna asnaf yang telah ditetapkan dalam Al Quran. Perluasan tersebut untuk memenuhi pengeluaran pemerintah dalam rangka mencapai kesejahteraan masyarakat. Soekarni, Firmasyah dan Thoha (2005) mengemukakan zakat sebagai Instrumen Pengentasan Kemiskinan di era otonomi daerah menyimpulkan bahwa dengan manajemen zakat dapat mengurangi kemiskinan. Seperti telah dikemukakan sistem pengelolaan organisasi pengelolaan zakat harus memiliki sistem pengelolaan yang baik. Unsur-unsur yang harus diperhatikan adalah memiliki sistem, prosedur dan aturan, mempunyai rencana kerja, memiliki komite penyaluran serta mempunyai sistem akuntansi dan manajemen keuangan, sehingga dapat mengubah seorang mustahik menjadi muzaki, Berdasarkan uraian di atas, masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasikan gagaimana pengaruh Penerapan akuntansi pertanggungjawaban terhadap tingkat keberhasilan penyaluran dana Zakat Produktif pada Dompet Dhuafa Bandung Menurut Hansen Mowen yang diterjemahkan oleh Hermawan (2000) mendefinisikan akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk mengoperasikan pusat pertanggungjawaban mereka. Berdasarkan pergertian tersebut informasi sangat penting untuk para manajer yang bertanggungjawab secara hasil serta mencakup juga akuntabilitas. Akuntabilitas secara tidak langsung mencerminkan pengukuran kinerja, yang berarti bahwa hasil aktual yang dibandingkan dengan hasil yang diperkirakan atau dianggarkan.Pelaksanaan anggaran tersebutmemerlukan informasi akuntansi guna memantau sampai seberapa jauh manajer tersebut melaksanakan rencananya. Informasi akuntansi pertanggungjawaban menjadi dasar untuk menganalisis kinerja manajer sekaligus untuk memotivasi para manajer dalam melaksanakan rencananya yang dituangkan dalam anggaran. Informasi akuntansi pertanggungjawaban merupakan informasi yang penting dalam proses pengendalian manajemen karena informasi tersebut menekankan pada hubungan antara informasi keuangan dengan manajer yang bertanggungjawab terhadap perencanaan dan pelaksanaannya. Pengendalikan dapat dilakukan dengan cara memberikan peranan bagi manajer untuk merencanakan pendapatan dan atau biaya dengan aktiva
Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban pada Penyaluran Dana Zakat Produktif
33
yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan yang menjadi tanggungjawabnya dan kemudian menyajikan informasi realisasi pendapatan dan biaya tersebut menurut manajer yang bertanggungjawab. Pusat pertanggungjawaban merupakan suatu unit organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggungjawab . Suatu pusat pertanggungjawaban dapat dipandang sebagai suatu system yang mengolah masukan menjadi keluaran. Masukan suatu pusat pertanggungjawaban yang diukur dalam satuan uang disebut dengan biaya,sedangkan keluaran suatu pusat pertanggungjawaban yang dinyatakan dalam satuan uang disebut dengan pendapatan. Pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diukur prestasinya atas dasar biaya. Setiap pusat pertanggungjawaban mengkonsumsi masukan dan menghasilkan keluaran. Pusat pendapatan adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi wewenang untuk mengendalikan pendapatan pusat pertanggungjawaban tersebut. Manajer pusat pendapatan diukur kinerjanya dari pendapatan yang diperoleh pusat pertanggungjawabannya dan tidak dimintai pertanggungjawabannya dan tidak dimintai pertanggungjawaban mengenai masukannya, karena tidak dapat mempengaruhi pemakaian masukan tersebut. Salah satu masalah utama dalam organisasi pengelolaan zakat adalah bagaimana menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya secara tepat sasaran. Dalam hal ini tentunya diperlukan profesionalisme lembaga zakat agar para muzakki mempunyai kepercayaan untuk menitipkan zakat mereka. Keberadaan organisasi pengelolaan zakat di Indonesia diatur oleh beberapa peraturan perundangundangan, yaitu Undang-undang no. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, keputusan Menteri Agama no. 581 tahun 1999 tentang pelaksanaan UU no 38 tahun 1999, dan keputusan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji no. D/291 tahun 2000 tentang pedoman teknis pengelolaan zakat. Sebagai organisasi nirlaba, organisasi pengelolaan zakat juga memiliki karakteristik, yaitu (1) Sumber daya berasal dari donatur yang mempercayakan kepada lembaga. Para donatur tersebut tidak mengharapkan keuntungan kembali secara materi pada lembaga zakat. (2) Menghasilkan berbagai jasa dalam bentuk pelayanan kepada masyarakat. Jasa-jasa tersebut tidak
34
Trikonomika
Vol. 8, No.1, Juni 2009
dimaksudkan untuk mendapat laba. (3) Kepemilikan Organisasi Pengelolaan zakat tidak seperti lazimnya pada organisasi bisnis. Biasanya terdapat pendiri, yaitu orang-orang yang bersepakat untuk mendirikan Organisasi Pengelolaan Zakat tersebut pada awalnya. Pada hakekatnya, Organisasi Pengelolaan zakat bukanlah milik pendiri, tetapi milik umat. (4) Terikat dengan aturan dan prinsip-prinsip syariat Islam. Biasanya memiliki Dewan Syariah dalam struktur organisasinya dan sumber dana utama adalah zakat, infaq, shadaqah dan wakaf. Dalam penyaluran dana mencakup penerima dana, ruang lingkup bidang sasaran, sifat penyaluran, dan pertanggungjawaban atas penggunaan dana. Aturan yang menjadi landasan golongan mustahiq sebagai penerima dana berdasarkan Al Quran Surat At Taubah ayat 60 yang artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu , hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, penguruspengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, untuk memerdekakan budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.“ Penyaluran zakat dapat dibedakan dalam dua bentuk; yaitu bantuan sesaat dan pemberdayaan, yang dimaksud dengan bantuan sesaat adalah penyaluran kepada mustahiq tidak disertai dengan target terjadinya kemandirian ekonomi dalam diri mustahiq. Sedangkan pemberdayaan adalah penyaluran zakat atau dana lainnya yang disertai target merubah keadaan penerima yang lebih dikhususkan kepada golongan fakir miskin dari kondisi mustahiq menjadi muzakki. Untuk penyaluran pemberdayaan ini biasa disebut dengan istilah dana bergulir Qardul Hasan dimana zakat dapat diberikan berupa dana bergulir atau pinjaman oleh pengelola kepada mustahiq dengan catatan harus Qardul Hasan. Artinya tidak boleh ada kelebihan yang harus diberikan oleh mustahiq kepada pengelola ketika pengembalian pinjaman tersebut. Berdasarkan fenomena di atas yang berkaitan dengan pengaruh akuntansi pertanggungjawaban terhadap penyaluran dana zakat produktif, maka diajukan hipotesis penelitian sebagai berikut, Penerapan akuntansi pertanggungjawaban berpengaruh positif terhadap penyaluran dana zakat produktif, pada lembaga zakat di Bandung.
Tri Susiyati
METODE
penyaluran dana bergulir adalah para mustahik yang dibina Dompet Dhuafa Bandung yang di beri dana bergulir di atas Rp 500.000 dengan jumlah mustahik 110 orang dengan sample 10 % dari mustahik yang diberikan dana zakat produktif, dengan pertimbangan (1) lembaga zakat keberadaannya cukup penting sebagai lembaga yang dapat membantu pemerintah untuk mengatasi masalah kemiskinan, (2) makin bertambahnya lembaga zakat yang didirikan di kota Bandung,dilihat dari jumlah donatur atau muzakki yang cukup potensial untuk menitipkan zakatnya pada lembaga-lembaga zakat, (3) Dompet Dhuafa adalah lembaga yang aktif dalam penyaluran dana zakat produktif dan laporan keuangannya telah diaudit.
Berdasarkan tujuan penelitian maka penelitian ini bersifat verifikatif dimana jenis penelitian ini merupakan penelitian untuk menguji pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Penyaluran Dana Zakat Produktif pada Dompet Dhuafa di Bandung, serta bersifat deskriptif eksploratif yang bertujuan untuk membuat gambaran secara deskripsi mengenai variabel-variabel yang diteliti. (Suharsimi,1993). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey (explanatory survey). Desain explanatory dilakukan untuk memperoleh gam-baran serta penjelasan dari pengaruh antara pengaruh akuntansi pertanggungjawaban pada penyaluran dana zakat produktif pada Dompet Dhuafa di Bandung.
Pengumpulan dan Analisis Data Karena data diperoleh dari hasil kuesioner, maka untuk menguji kesesuaian kuesioner perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Data yang diperoleh, dianalisis dengan menggunakan analisis deskriptif dengan melakukan interpretasi atas kuantitas yang diperoleh melalui metode persentase tabel frekuensi dari jawaban responden. Untuk menguji hipotesis yang telah dirumuskan, penelitian ini menggunakan metode penelitian verifikatif yaitu dengan menggunakan regresi linier yang bertujuan untuk menerangkan hubungan seperangkat variabel dengan variabel lainnya dan mengetahui besarnya pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat baik langsung maupun tidak langsung. Data yang dipergunakan dalam analisis regresi berganda minimal berskala interval, maka data yang semula berskala ordinal ditransformasikan ke dalam skala interval dengan menggunakan Method of Succesive Interval (Al Rasyid, 1998). Untuk memudahkan pengolahan dan analisis data, maka dalam penelitian ini akan dipergunakan Program Social Science (SPSS) Release “13.
Operasionalisasi Variabel Berdasarkan pada kerangka pemikiran dan hipotesis yang akan diuji, yaitu pengaruh penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada penghimpunan dana dan keberhasilan penyaluran dana bergulir pada Dompet Dhuafa di Bandung. Kelompok variabel yang akan diamati. adalah variabel pertama penerapan akuntansi pertanggungjawaban (X), dan variabel kedua penyaluran dana zakat produktif (Y). Agar memperoleh kejelasan variabel dan penentuan data yang diperlukan maka variabelvariabel penelitian secara lengkap tersebut perlu dioperasionalisasikan sebagaimana diuraikan pada Tabel 1. Populasi Penelitian Penelitian ini tidak menggunakan sampel melainkan menggunakan seluruh anggota populasi (sensus). Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah Amil Dompet Dhuafa Bandung sebanyak 12 orang .penghimpunan dana data tahun 2003 - 2005 dan
Tabel 1. Operasionalisasi Variabel Penelitian Variabel Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban (X) Keberhasilan penyaluran dana bergulir (Y)
Konsep Variabel
Indikator
Skala
Sistem yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban menurut informasi yang dibutuhkan para manajer untuk mengoprasikan pusat pertanggung-jawabannya
1. penilaian kinerja manajer
Ordinal
Adanya peningkatan penghasilan
Dapat memenuhi kebutuhan hidup Rasio layak sesuai dengan standar
2. pemotivasian manajer 3. penyusunan anggaran
Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban pada Penyaluran Dana Zakat Produktif
35
HASIL Uji Validitas dan Reliabilitas Butir yang mempunyai korelasi positif dengan skor total serta korelasi yang tinggi menunjukkan bahwa butir tersebut mempunyai validitas yang tinggi pula. Biasanya syarat minimum untuk dianggap memenuhi syarat adalah kalah r = 0,3. jadi kalau korelasi antara butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka butir instrumen tersebut tidak valid. Hasil perhitungan disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Validasi Variabel Akuntabilitas Pertanggungjawaban No Butir
r hitung
r kritis
Keputusan
1
0.42
0,30
Valid
2
0,34
0,30
Valid
3
0,4
0,30
Valid
4
0,35
0,30
Valid
5
0,41
0,30
Valid
6
0,51
0,30
Valid
7
0,36
0,30
Valid
8
0,32
0,30
Valid
9
0,37
0.30
Valid
10
0,35
0,30
Valid
11
0,34
0,30
Valid
12
0,34
0,30
Valid
13
0,36
0,30
Valid
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa untuk setiap item dari akuntabilitas pertanggungjawaban semuanya, karena korelasi butir tersebut di atas r kritis 0,3. sehingga dapat diikutsertakan. Uji Reliabilitas Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu memberikan hasil ukur yang terpercaya (reliabel). Walaupun secara teoritis besarnya koefisien reliabilitas sekitar 0,00 s/d 1,00, akan tetapi pada kenyataannya koefisien sebesar 1,00 tidak pernah tercapai dalam pengukuran, karena manusia sebagai subjek penelitian merupakan sumber error yang potensial. Dari hasil pengolahan data diketahui bahwa nilai reliabilitasnya: Variabel akuntabilitas pertanggungjawaban mempunyai nilai
36
Trikonomika
Vol. 8, No.1, Juni 2009
α sebesar. Nilai reliabilitas dari variabel tersebut di atas memberikan indikasi bahwa keandalan kuesioner yang digunakan sebagai alat pengukur termasuk pada kategori berkorelasi kuat untuk semua sub variabel. Uji reliabilitas ini memberikan indikasi bahwa keandalan kuesioner yang digunakan sebagai alat pengukur untuk tiap sub variabel termasuk pada kategori berkorelasi tinggi dan diterima. Hasil pengukuran besarnya hubungan antara variabel yang diukur adalah variabel akuntabilitas pertanggungjawaban dengan penyaluran dana terdapat pada Tabel 3. Tabel 3. Matriks korelasi Antara Akuntabilitas Pertanggungjawaban dengan Penyaluran dana
Pearson Correlation
Akuntabilitas pertanggungjawaban Penyaluran dana
Sig. (1tailed)
Akuntabiltas pertanggungjawaban Penyaluran dana
Akuntabilitas pertanggungjawaban
Penyaluran dana
1.000
.609
.609
1.000
.000
.000
Dari hasi perhitungan uji t, dapat diketahui bahwa untuk uji hipotesis engaruh antara akuntabiltas pertanggungjawaban dengan penyaluran dana zakat produktif diperoleh t-hitung = 2,428>1,37, maka terdapat pengaruh yang signifikan antara akuntabilitas pertanggungjawaban dengan penyaluran dana. Analisa regresi linier dilakukan sesuai dengan tahap-tahap sebagaimana yang telah dijelaskan dalam metodologi penelitian dengan menggunakan alat bantu SPSS. Komponen persamaan akhir hasil analisis regresi linier yang menyatakan pengaruh antara akuntabiltas pertanggungjawaban dengan penyaluran dana disajikan pada Tabel 4. berikut ini. Tabel 4. Koefisien Regresi akuntabiltas pertanggungjawaban dengan Penyaluran Dana Model
(constan) Penyaruran dana
Unstandardized Coeddicients B
Std. Error
54.575
.457
1.072
.478
Standardized Coeddicients Beta
.605
Tri Susiyati
t
Sig.
119.302
.000
2.243
.037
PEMBAHASAN Sejak kelahiran Dompet Dhuafa Republika pada tahun 1993 yang terlahir dari empati kolektif komunitas jurnalis harian umum Republika yang banyak berinteraksi dengan masyarakat miskin, sekaligus kerap kali berjumpa dengan kaum kaya. Maka dana-dana zakat, infak dan shadaqah (ZIS) tidak lagi sebatas pada penyaluran yang bersifat konsumtif, tetapi mulailah digagas manajemen pengelolaan zakat dalam bentuk program-program pemberdayaan. Dengan semakin berkembangnya organisasi dan semakin padatnya aktivitas, maka pada tahun 1998 Dompet Dhuafa Republika membuka counter di Bandung yang selanjutnya berkembang menjadi lembaga perwakilan pada tahun 2000 dengan nama Dompet Dhuafa Republika perwakilan Bandung. Aktivitasnya adalah mengoptimalkan dana Zakat, infak dan shodaqoh melalui program-program pemberdayaan, dalam rangka menanggulangi berbagai macam problem sosial di wilayah Jawa Barat. Dengan diberlakukannya konsep jejaring multi koridor pada tahun 2002, dimana Dompet Dhuafa Republika berfungsi sebagai holding company. Dompet Dhuafa Republika perwakilan Bandung merespon positif sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat Jawa Barat pada saat itu. Maka pada tanggal 14 Oktober 2002 didirikan lembaga afiliasi Dompet Dhuafa Republika dengan nama yayasan Dompet Dhuafa Bandung. Dompet Dhuafa merupakan lembaga nirlaba milik umat, berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan kaum dhuafa yang bertumpu pada sumber daya lokal dengan dana zakat, infak, dan shodaqoh dan waqaf serta dana-dana sosial lainnya. Visi Dompet Dhuafa adalah Bertumbuh Kembangnya Jiwa dan Kemandirian Masyarakat yang Bertumpu Pada Sumber Daya Lokal Melalui Sistem Ekonomi Berkeadilan. Dengan aktivitas terdiri dari tiga divisi, yaitu: (1) penghimpunan dana, (2) penyaluran dana, dan (3) keuangan dan administrasi. Salah satu masalah utama dalam organisasi pengelolaan zakat adalah bagaimana menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya secara tepat sasaran. Dalam hal ini tentunya diperlukan profesionalisme lembaga zakat agar para muzakki mempunyai kepercayaan untuk menitipkan zakat mereka.
Hubungan Antara Akuntabilitas Pertanggungjawaban dengan Penyaluran Dana Dari hasil perhitungan didapat koefisien korelasi variabel akuntabilitas pertanggungjawaban dengan penyaluran dana, sebagai berikut: Koefisien korelasi antara akuntabilitas pertanggungjawaban dengan penyaluran dana (r = 0,606). ni berarti terdapat hubungan yang kuat antara akuntabilitas pertanggungjawaban terhadap penyaluran dana. Karena nilai korelasinya > 0, artinya terjadi hubungan yang linear positif, semakin besar nilai akuntabilitas pertanggungjawaban maka semakin tinggi penyaluran dana bergulirnya. Pengaruh Akuntabilitas Pertanggungjawaban dengan Penyaluran dana Zakat Produktif Berdasarkan hasil analisis korelasi dapat dihitung pengaruh dari akuntabilitas pertanggungjawaban dengan penyaluran dana menggunakan koefisien determinasi (R2). Koefisien determinansi (KD) merupakan koefisien yang dipergunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen terhadap perubahan variabel dependen. Hasil perhitungan koefisien determinan (R Square) = 0.37034 berarti variabel penyaluran dana dapat dijelaskan oleh akuntabilitas pertanggungjawaban sebesar 37.034%, sedangkan sisanya 62,966% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Analisis Regresi Linier Untuk itu dari hasil tersebut maka dapat diinterpretasikan, bahwa nilai koefisien akuntabilitas pertanggungjawaban sebesar 1,072 bertanda positif. Ini berarti bahwa adanya pengaruh positif dari akuntabiltas pertanggungjawaban dengan penyaluran dana bergulir mempunyai pengaruh positif ini menunjukkan bahwa semakin baik akuntabilitas pertanggungjawaban, maka penyaluran dana akan semakin tinggi. Dengan demikian kinerja manajer Dompet Dhuafa Bandung dapat dikatakan baik dilihat dari hasil yang diharapkan para mustahik yang dibina oleh Dompet Dhuafa Bandung dapat meningkatkan kesejahteraannya setelah mendapatkan bantuan dana zakat produktif. Manajer dapat memotivasi mustahik untuk meningkatkan kemampuannya di bidang usahanya. Dari dana zakat yang dianggarkan untuk dana produktif hampir seluruhnya dapat digulirkan dengan baik meskipun tidak semuanya.
Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban pada Penyaluran Dana Zakat Produktif
37
KESIMPULAN Terdapat pengaruh positif penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada penyaluran dana. Dengan adanya motivasi dari manajer sebagai pendamping penguliran dana zakat produktif dapat dijalankan dengan baik sehingga anggaran dana zakat hampir sebagian besar dapat diserap oleh mustahik yang mempunyai usaha produktif. Dengan demikian dapat meningkatkan kesejahteraan hidup para mustahik melalui usaha produktif. Hal ini sejalan dengan salah satu bentuk penyaluran dana zakat, yaitu penyaluran zakat atau dana lainnya yang disertai target untuk mengubah keadaan penerima yang lebih dikhususkan kepada golongan fakir miskin dari kondisi mustahiq menjadi muzakki.
DAFTAR Ahmed, B. 1980. Concetual Foundation of Management Accounting. Philipines: AddisonWpco. Akbar, A. S. & Cahyadi, M. 2008. Praktik Ekonomi Islam di Indonesia dan Implikasinya terhadap Perekonomian, Jurnal Ekonomi Syariah Muamalah, 5. Ali, N. M. 2008. Zakat sebagai Instrumen dalam Kebijakan Fiskal, Jurnal Harmoni. Alrasyid, H. 1994. Tehnik Penarikan Sampel dan Pengukuran skala. Bandung: Program Pascasarjana Uninersitas Padjadjaran. Ancok, D. 1989. Validitas dan Reabilitas Instrumen penelitian Dalam Metode Survey (edisi kedua). Jakarta: LP3ES. Anthony, A., et al. 1997. Management Accounting (2nd edition). New Jersey: Prentice Hall Internasional, Inc. Damayanti, E. 2004. Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban melalui pusat sesuai dengan biaya sebagai alat pengendalian Manajemen, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 2 (9).
38
Trikonomika
Vol. 8, No.1, Juni 2009
Departemen Agama RI. 2005. Manajemen Pengelolaan Zakat,Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf . Firmansyah, M.S. & Thoha, M. 2005. Zakat sebagai Instrument Pengentasan Kemiskinan di Era Otonomi Daerah, Jurnal Manajemen Usaha Indonesia, XXXIV (9): 30 -32 Hamidi, M. L. 2003. Jejak-jejak Ekonomi Syariah (edisi pertama). Jakarta: Senayan Abadi Publishing. Henry, A. R. et al. 1996. Managerial Accounting (4th edition). Boston: Houghton Mifflin Company. Heryanto, Widodo, Firma, Asmeldi M., et al. 1999. Pedoman Akuntansi Syari’ah: Panduan Praktis Operasional Baitul Maal wat Tamwil (BMT). Bandung: Mizan. Mufriani, M.A. 2006. Akuntansi dan Manajemen Zakat. Kencana Prenada Media Group. R. Don, H. & Mowen, M. 1992. Management Accounting (2nd edition). Cincinnati, Ohio:SouthWestem Publishing Co. Robert, A., et al.1999. Accountung: Text and Cases (10th edition). Singapore: Mc Graw Hill. Sayyid, S. 1998. Fikih Sunnah (jilid ketiga). Terjemahan. Banung: Al - Ma’arif. Sugiyanto, A.K., Gunadi, R., et al. 1995. Akuntansi Pemerintahan dan Organisasi Non-Laba. Malang: Pusat Pengembangan Akutansi Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya. Triyuwono, I. 2000. Organisasi dan Akuntansi Syariah (edisi pertama). Yogyakarta: Lkis. William, F. L. 1978. Responsibility AccountingA Basic Concept. “Dalam Readings in Cost Accounting, Budgeting and Control . Ed. William E. Thomas, Jr. (5th edition). Cincinnati: SouthWestrn Publishing Co. _______. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Departemen Agama Republik Indonesia.
Tri Susiyati