JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 10 No. 2, Oktober 2010 : 90 - 94
PENGARUH AKTIVA TETAP TERHADAP KEMAMPULABAAN PERUSAHAAN (Studi Kasus Pada Kelompok Emiten Perusahaan Properti dan Real Estet) Oleh * Aang Munawar dan Hoerudin * Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor
ABSTRACT In general, companies have the same goal and objectives, namely being successful and there after they develop more and get maximum profit. To achieve maximum profit, the companies use of various ways, one of them is by means rotation and processing of fixed assets owned by the companies and utilizing as a part of companies’ operationalization. Therefore, the companies must be able to control the fixed assets in order to achieve their goals. When the fixed assets rotate and are used optimally in the companies’ operationalization, they can be expected to support the companies in increasing their revenue. The companies can be said as successful when they get profit more and more. So does the rotation of assets, it well be said good if the companies perform fixed assets rotation gets increased. Profitability constitutes net final result of various decisions and policies of management with the result that profitability becomes criterion of success in achieving the companies’ goal. The purpose of this research is to find out whether fixed assets rotation as a part of the companies’ operationalization ha influence towards their profitability. This research forms analysis from finance report of the companies, that is from their balance report and profit and loss report. The result of this research by regression analysis shows that fixed assets had little influence toward the companies’ profitability, that is as high as 0,8%, while the rest was influenced by other factors as high as 99,2%. The yield of evaluation shows that fixed assets at the companies operating in property and real estate field did not influence the companies’ profitability. In general, fixed assets rotation of the six property and real estate companies got increased. The six companies’ profitability got increases as well. Keywords : Fixed Asset; profitability company.
PENDAHULUAN Aktiva tetap merupakan kekayaan milik perusahaan yang dapat digunakan dalam operasionalisasi perusahaan karena dalam kegiatan operasional tersebut, perusahaan akan menghasilkan pendapatan. Pendapatan merupakan kenaikan aktiva perusahaan atau 90
penurunan kewajiban perusahaan (atau kombinasi keduanya) selama periode tertentu yang berasal dari pengiriman barang, penyerahan jasa, atau kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan sentral perusahaan. Apabila pendapatan lebih besar dari biaya, maka dikatakan bahwa perusahaan memperoleh laba.
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 10 No. 2, Oktober 2010
Laba merupakan kenaikan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Menghasilkan laba yang maksimal adalah salah satu tujuan perusahaan, karena semakin besar laba yang dihasilkan suatu perusahaan menunjukkan kondisi kesehatan perusahaan tersebut. Kemampulabaan adalah kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari hasil penjualan barang dan jasa hasil produksinya. Salah satu upaya yang dilakukan suatu perusahaan dalam memaksimalkan laba perusahaan salah satunya adalah melalui pengelolaan aktiva tetap yang ada. Dimana para manajer dituntut untuk dapat melakukan pengelolaan aktiva tetap dengan baik melalui proses produksi, distribusi dan lain-lain. Semakin baik perputaran aktiva maka menunjukkan kesehatan perusahaan tersebut. Hubungan antara aktiva tetap dengan kemampulabaan merupakan suatu hal yang sangat menarik untuk dipelajari. Kemampulabaan suatu perusahaan dapat dilihat dan dinilai dari penggunaan aktiva tetap perusahaan tersebut.
METODE PENELITIAN Metode analisis yang berkaitan dengan masalah ini adalah metode analisis rasio perputaran aktiva tetap dan rasio kemampulabaan dengan menggunakan rasio pengembalian terhadap aktiva untuk mengukur bagaimana kemampulabaan perusahaan tersebut. Selain itu, penulis juga mengukur bagaimana pengaruh antara aktiva tetap itu sendiri terhadap kemampulabaan dengan menggunakan perhitungan regresi linier. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan ”data analysis” yang formula pengujiannya serupa dengan software SPSS. Untuk menghasilkan suatu model yang baik, hasil analisis regresi memerlukan pengujian asumsi klasik. Pengujian asumsi klasik dilakukan melalui uji Autokorelasi, uji Normalitas, dan uji Heteroskedastisitas.
HASIL DAN PEMBAHASAN Rasio Perputaran Aktiva Tetap Dari hasil rasio perputaran aktiva tetap yang telah didapat dari enam perusahaan yaitu PT. Lippo Karawaci Tbk, PT. Lippo Cikarang Tbk, PT. Gowa Makasar Tourism Development Tbk, PT. Surya Semesta Internusa Tbk, PT. Bakrielnd Development Tbk, dan PT. Modernland realty Tbk. Sebagian besar dapat dikatakan berhasil dalam memanfaatkan aktiva tetapnya. Dari Enam perusahaan yang di analisis oleh penulis, dua perusahaan diantaranya yaitu PT. Gowa Makasar Tourism Development Tbk dan PT. Surya Semesta Internusa Tbk, selama kurun waktu lima tahun mengalami penurunan. Walaupun dalam beberapa tahun kedua perusahaan mendapatkan hasil peningkatan terhadap pemanfaatan aktiva tetap, akan tetapi secara garis besar kinerja perusahaan kedua perusahaan tersebut selama lima tahun belum optimal dalam memanfaatkan aktiva tetap perusahaan. Sedangkan empat perusahaan lainnya yaitu PT. Lippo Karawaci Tbk, PT. Lippo Cikarang Tbk, PT. Bakrieland Tbk dan PT. Modernland Realty Tbk berhasil meningkatkan rasio perputaran aktiva tetapnya selama lima tahun. Ini artinya, dalam lima tahun tersebut keempat perusahaan tersebut memiliki kinerja yang optimal dalam memanfaatkan aktiva tetapnya dalam kegiatan operasiol perusahaan, karena dari tahun ke tahun keempat perusahaan tersebut berhasil meningkatkan rasio perputaran aktiva tetap. Rasio Kemampulabaan Berdasarkan hasil rasio kamampulabaan yang dikaitkan dengan pengembalian aktiva yang diperoleh dari enam perusahaan diatas, dua perusahaan diantaranya yaitu PT. Gowa Makasar Tourism Development Tbk dan PT. Bakrieland Development Tbk, berhasil memperoleh hasil rasio kemampulabaan yang optimal. Ini berarti, kedua perusahaan tersebut memiliki kinerja perusahaan yang baik dalam menghasilkan laba yang dilihat dari segi pengembalian aktiva. Hal ini pun menandakan bahwa pemanfaatan aktiva yang digunakan untuk operasionalisasi pada kedua perusahaan 91
MUNAWAR dan HOERUDIN, Pengaruh Aktiva Tetap terhadap Kemampulabaan Perusahaan
tersebut sangat baik, sehingga perusahaan dapat memperoleh laba yang baik serta kesejahteraan yang baik pula bagi pemilik perusahaan. Sementara empat perusahaan lainnya yaitu PT. Lippo Karawaci Tbk, PT. Lippo Cikarang Tbk, PT. Surya Semesta Internusa Tbk dan PT. Modernland Realty Tbk memperoleh hasil rasio kemampulabaan yang kurang optimal. Ini artinya keempat perusahaan tersebut kurang optimal dalam memanfaatkan aktivanya karena tidak dapat memenuhi pengambalian aktiva yang cukup bagi perusahaan, bahkan di beberapa perusahaan dan di tahun-tahun tertentu perusahaan mengalami kerugian. Dalam hal ini, kinerja keempat perusahaan tersebut dapat dikatakan kurang optimal dalam menghasilkan laba bagi perusahaan, dan juga kurang optimal dalam mensejahterakan pemilik perusahaan. Pengaruh Aktiva Tetap terhadap Kemampulabaan Perusahaan Kelompok Emiten Perusahaan Properti dan Real estet Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai korelasi (r) enam perusahaan properti dan real estet sebesar 0,088 atau 8,8%. Nilai ini menunjukkan bahwa pengaruh yang terdapat antara aktiva tetap dengan kemampulabaan perusahaan memiliki sifat positif dan mempunyai sifat keeratan dengan kemampulabaan perusahaan yang dapat dikatakan lemah. Nilai koefesien determinasi (R2) sebesar 0,008 atau sebesar 0,8%. Ini berarti bahwa 0,8% keragaman kemampulabaan perusahaan dipengaruhi oleh aktiva tetap. Oleh karena itu, 0,8% aktiva tetap mempengaruhi kemampulabaan perusahaan, sedangkan sisanya sebanyak 99,2% bahwa kemampulabaan perusahaan dipengaruhi oleh variabel lainnya. Nilai F hitung sebesar 0,217 dan memiliki tingkat signifikansi sebesar 0,645 atau 64,5% atau p-value lebih besar dari nilai kritis (tingkat kepercayaan) atau α (alpha) sebesar 5%, maka dapat dikatakan variabel yang dibangun antara aktiva tetap berdasarkan varian perputaran aktiva tetap (FATO) dengan kemampulabaan perusahaan berdasarkan pengembalian terhadap aktiva (ROI) adalah tidak baik. Dengan kata lain, ini berarti Ho diterima dan Ha ditolak. hal ini berarti menunjukkan bahwa 92
antara aktiva tetap dengan proksi varian perputaran aktiva tetap (FATO) sebagai variabel bebas (independent variable) dengan kemampulabaan perusahaan dengan proksi pengembalian terhadap aktiva (ROI) sebagai variabel terikat (dependent variable) memiliki hubungan yang tidak signifikansi diantara keduanya. Pengaruh antara aktiva tetap terhadap kemampulabaan perusahaan pada enam perusahaan yang bergerak dalam bidang properti dan real estet dapat diketahui dalam persamaan regresi sebagai berikut : Y = 0,022 - 0,004X Dimana : Y = Kemampulabaan Perusahaan X = Aktiva Tetap Persamaan diatas menggambarkan bahwa pengaruh aktiva tetap memiliki pengaruh negatif, jika setiap perubahan aktiva tetap dengan proksi varian perputaran aktiva tetap (FATO) naik sebesar 1 satuan maka kemampulabaan perusahaan berdasarkan pengembalian terhadap aktiva (ROI) senantiasa bergerak berbanding lurus dengan aktiva tetap berdasarkan varian perputaran aktiva tetap (FATO) sebesar -0,004. Tetapi jika aktiva tetap berdasarkan varian perputaran aktiva tetap (FATO) tidak mengalami perubahan, maka kemampulabaan perusahaan berdasarkan pengembalian terhadap aktiva hanya akan berada pada tingkat yang stabil sebesar 0,022. Nilai t hitung sebesar -0,466, sedangkan t tabel pada tingkat kepercayaan α (alpha) sebesar 5% atau 0,05 dan derajat bebas (df) sebesar 30 adalah 2.042. Hal ini dapat disimpulkan bahwa t hitung sangat jauh lebih kecil dari t tabel atau -0,466 < 2.042, maka dalam hal ini Ho diterima dan Ha ditolak, artinya bahwa aktiva tetap memiliki pengaruh yang tidak signifikan terhadap kemampulabaan perusahaan, atau dengan kata lain aktiva tetap tidak memiliki pengaruh yang nyata terhadap kemampulabaan perusahaan. Hasil Analisis regresi menunjukkan hasil yang tidak signifikan antara aktiva tetap terhadap kemampulabaan. Hal ini disebabkan karena didalam perusahaan properti dan real estet, aktiva tetap tidak digunakan sepanjang waktu seperti misalnya perusahaan garment yang menggunakan aktiva tetapnya setiap hari untuk produksi, didalam
Jurnal Ilmiah Ranggagading, Vol. 10 No. 2, Oktober 2010
scatter plot FATO terhadap ROI
0.06
0.04
0.02
ROI
perusahaan properti dan real estet, aktiva tetap digunakan hanya pada saat perusahaan menjalankan proyek pembangunan saja, setelah proyek selesai, maka aktiva tetap tersebut tidak digunakan lagi atau menganggur sampai menunggu proyek selanjutnya. Maka dari itulah mengapa aktiva tetap tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampulabaan perusahaan. Dari hasil uji Autokorelasi dengan menggunakan cara Durbin Watson diperoleh hasil sebesar 1,555. Angka menunjukkan bahwa angka yang lebih besar dari dL yaitu 1,036 dan lebih besar dari dU yaitu sebesar 1,325. Hal ini menunjukkan bahwa ada autokorelasi antara FATO dan ROI. Dari hasil uji normalitas dengan sistem kolmogorov-smirnov, Z dari perputaran aktiva tetap (FATO) sebesar 2,020 sedangkan Z dari pengembalian terhadap aktiva (ROI) sebesar 0,768 hal ini berarti Z lebih besar dari P yaitu 0,05. Dengan hasil ini dapat dikatakan bahwa data yang dihasilkan merupakan data yang tidak normal. Selain itu dilihat dari hasil absolute diatas menunjukkan bahwa Absolut data dari FATO diambil dari hasil positif yaitu sebesar 0,369 sedangkan absolute data dari ROI diambil dari hasil negatif sebesar -0,140. Hal ini berarti antara FATO dan ROI tidak signifikan, dan hal ini berarti menerima Ho dan menolak Ha. Berdasarkan hasil Scatter Plot dibawah mengindikasikan bahwa pada uji heteroskedastisitas yang dilakukan pada FATO dan ROI terjadi heteroskedastisitas. Hasil ini dikatakan demikian karena titik pada grafik diatas membentuk suatu pola yang teratur menyempit serta membentuk gelombang, maka dari itu data pada FATO dan ROI terjadi heteroskedastisitas.
0.00
-0.02
-0.04 0.00
0.25
0.50
0.75
1.00
1.25
1.50
FATO
KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka penulis mengambil beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut : 1. Aktiva tetap pada kelompok emiten perusahaan properti dan real estet pada umumnya mengalami kenaikan, yaitu terjadi pada PT. Lippo Karawaci, PT Lippo Cikarang, PT. Surya Semesta Internusa dan PT. Bakrieland Development. Perputaran aktiva tetap perusahaan tersebut pun umumnya mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya aktiva tetap. Sedangkan dua perusahaan lainnya yaitu PT. Gowa Makasar Tourism Development dan PT. Modernland Realty mengalami penurunan jumlah aktiva tetap, akan tetapi perputaran aktiva tetap kedua perusahaan tersebut mengalami peningkatan. Kemudian perusahaan yang memiliki ratarata perputaran aktiva tetap tertinggi adalah PT. Lippo Cikarang yaitu sebesar 1,180. Ini artinya perputaran aktiva tetap perusahaan tersebut paling baik dibandingkan lima perusahaan lainnya. Sedangkan perusahaan yang memiliki ratarata perputaran aktiva tetap terendah adalah PT. Bakrieland Development, yaitu hanya sebesar 0,036. Ini artinya, perusahaan ini tidak mampu mengolah aktiva tetapnya dengan baik dibandingkan lima perusahaan lainnya. 2. Pada umumnya laba perusahaan dari kelompok emiten perusahaan properti mengalami peningkatan, akan tetapi ada penurunan di beberapa perusahaan yaitu pada PT. Surya Semesta Internusa dan 93
MUNAWAR dan HOERUDIN, Pengaruh Aktiva Tetap terhadap Kemampulabaan Perusahaan
3
PT. Modernland Realty. Kemudian dari enam perusahaan yang diteliti yang memiliki rata-rata laba terhadap pengembalian aktiva tertinggi adalah PT. Lippo Karawaci, yang berarti perusahaan ini dapat mengembalikan aktiva perusahaan dengan perolehan laba yang maksimal. Dengan aktiva yang ada, perusahaan mampu memaksimalisasi kekayaan pemilik perusahaan. Sedangkan perusahaan yang memiliki rata-rata pengembalian terhadap aktiva paling rendah adalah PT. Modernland Realty, yang berarti perusahaan ini tidak dapat memanfaatkan aktiva perusahaan yang mengakibatkan laba yang diperoleh pun mengalami penurunan. Dalam hal ini perusahaan tersebut tidak mampu memaksimalkan kekayaan pemilik perusahaan. Dari hasil pengolahan statistik yang dlakukan pada bab sebelumnya, dihasilkan persamaan regresi Y = 0,022 – 0,004X. Dengan demikian arah korelasi aktiva tetap terhadap kemampulabaan bernilai negatif, ini artinya bahwa perputaran aktiva tetap (FATO) tidak berpengaruh terhadap pengembalian terhadap aktiva (ROI). Dengan kata lain bahwa aktiva tetap tidak berpengaruh terhadap kemampulabaan perusahaan. Namun demikian hasil uji statistik F dengan uji T menunjukkan hasil yang tidak signifikan, hal ini disebabkan karena didalam perusahaan properti dan real estet, aktiva tetap perusahaan dalam perusahaan tersebut tidak selalu digunakan sepanjang waktu. Aktiva tetap digunakan hanya pada saat perusahaan menjalankan sebuah proyek pembangunan saja, dan setelah pembangunan tersebut selesai, aktiva tetap tersebut tidak digunakan lagi sampai menunggu proyek berikutnya.
DAFTAR PUSTAKA Brigham, Eugene F dan Joel F Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Jakarta. Salemba Empat.
Budi
Raharjo. 2003. Laporan Keuangan Perusahaan. Yogyakarta : Gajah Mada University Press.
Hanafi, Mamduh H & Abdul Halim. 2005. Analisis Keuangan. Yogyakarta : UPP AMP-YKPN. Husnan Suad & Pudjiastuti Enny. 2002. DasarDasar Manajemen Keuangan. Yogyakarta : UPP AMP YKPN. Kimmel D Paul, Jerry J Weygandt & Donald E Kiesso. 1996. Financial Accounting Tools For Business Decision. New York. John Wiley & Sons, Inc. Kuswadi. 2006. Memahami Ratio-Ratio Keuangan Bagi Orang Awam. Jakarta : PT Elex Media Komputindo. Meigs f Robert, Walter B Meigs & Mary A Meigs. 1995. Financial Accounting. New York. Mc Graw-Hill, Inc Moyer, Mc Guigan, Kretlow. 2006.Contemporary Financial Management. Ohio : Thomson Corp, South Western. Noor Achmad. 2008. Struktur Modal. Bogor : STIE Kesatuan. Roos, Sthephen A., Randolph W. Westerfield Bradford D. Jordan. 2000. Fundamental of Corporate Finance. Singapore : The CM Graw Hill Companies Inc. Sugiyarso G & Winarni F. 2005. Manajemen Keuangan . Yogyakarta : Penerbit Media Presindo. Van Horne, James C & Wachowich, Jhon M. 2005. Financial Management (Prinsipprinsip Manajemen Keuangan). Jakarta : Salemba Empat. Weston J Fred & Brigham, Eugene F. Dasardasar Manajemen Keuangan. Jakarta : Erlangga. Wild, J John, Subramanyan, K. R dan Robert F Helsey. 2005. Financial Statement Analysis. Diterjemahkan oleh Yavini S Bachtiar & S Nurwahyu harahap. Jakarta. Salemba Empat. www.sinarharapan.co.id
94