Sekretariat Negara Republik Indonesia
Pengarahan Presiden RI kepada Perwira Siswa Sesko TNI dan Sespimmen Polri, Bandung 29 Juni 2012 Jumat, 29 Juni 2012
PENGARAHAN
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
KEPADA PERWIRA SISWA SESKO TNI,
SESKO ANGKATAN, DAN SESPIMMEN POLRI
DI GEDUNG SUDIRMAN, BANDUNG, 29 JUNI 2012
Â
Â
Â
Bismillahirrahmanirrahim,
Assalamualaikum warahmatullahi  wabarakatuh,
Salam sejahtera untuk kita semua,
Â
Yang saya hormati para Menteri Kabinet Indonesia Bersatu II,
Â
Hadir bersama kita Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan, Menteri Pertahanan, Menteri Luar Negeri dan Sekretaris Kabinet, Saudara Panglima TNI dan Kapolri, beserta Kepala Staf Angkatan Darat, Kepala Staf Angkatan laut, dan Kepala Staf Angkatan Udara, Gubernur Lemhanas, Rektor Universitas Pertahanan, Gubernur Jawa Barat, para Pejabat Teras Jajaran TNI dan Polri, para pimpinan http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
dan segenap Civitas Akademika, Jajaran Sesko TNI, Sesko AD, Sesko AL, Sesko AU dan Sespimmen Polri.
Â
Para Perwira sekalian yang saya cintai dan saya banggakan,
Â
Kita bersyukur hari ini dapat bersama-sama berada di ruangan ini, untuk saya bisa menyampaikan kuliah atau ceramah yang utamanya saya tujukan kepada para siswa berkaitan dengan perkembangan lingkungan strategis; khususnya perkembangan dan dinamika geopolitik serta pengaruh dan implikasinya terhadap negara kita.
Â
Saya mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan TNI dan Polri yang telah menyiapkan forum ini, sehingga saya bisa menyampaikan ceramah dan pembekalan saya.
Â
Para Perwira yang saya cintai,
Â
Sebagaimana kita ketahui bahwa dunia kita ini terus berubah dan berkembang dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, kita juga harus bisa mengikuti dinamika dan perkembangan lingkungan strategis kita, termasuk sekali lagi, perkembangan dan dinamika geopolitik. Manusia modern dituntut untuk bersikap adaptif terhadap perkembangan itu dan kemudian inovatif, sehingga berkembang seperti apa pun dunia kita, kita selalu bisa meresponnya dengan baik, kita bisa menyesuaikan dengan tepat, dan kemudian kalau menyangkut atau berkaitan dengan pertahanan dan keamanan negara kita, kita pun bisa mengembangkan kebijakan, strategi, dan doktrin yang tepat pula.
Â
Kalau saya nanti memberikan visualisasi dan gambaran tentang perkembangan geopolitik, maka harapan saya, para perwira memiliki pengetahuan dan wawasan yang lebih luas lagi, sehingga kelak ketika melanjutkan tugas dan pengabdian di jajaran TNI dan Polri, dan harus terlibat dalam misalnya perumusan kebijakan dan strategi, pengembangan doktrin, pembangunan kekuatan, modernisasi alutsista, dan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan pembinaan dan pengembangan TNI dan Polri. Kalian semua siap. Ini yang menjadi harapan saya dan tentu harapan para pimpinan TNI dan Polri.
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Pada tanggal 1 Juni yang lalu saya diundang oleh yang disebut dengan Shangri-La Dialogue di Singapore untuk memberikan pidato kunci saya keynote speech. Forum itu adalah forum yang prestigious, forum yang dihadiri oleh banyak sekali komunitas pertahanan dan militer dari berbagai negara. Sama halnya dengan forum yang kita miliki yaitu Jakarta International Defense Dialogue, mirip dengan JIDD kita. Hadir para policy makers para Menteri Pertahanan, hadir para jenderal laksamana marsekal dari berbagai negara waktu itu.
Â
Ceramah yang saya berikan pada tanggal 1 Juni di Singapura berjudul "An Architecture for Durable Peace in the Asia Pasific". Saya sudah siapkan apa yang saya sampaikan pada forum Shangri La dialogue dulu dan sudah kita lengkapi dengan terjemahan bahasa Indonesianya termasuk session q and a, question and answer yang juga di samping bahasa Inggris kita terjemahkan dalam bahasa Indonesia dan selesai acara ceramah pembekalan saya ini nanti akan dibagikan kepada para perwira.
Â
Yang akan saya sampaikan hari ini, sebetulnya relatif sama dengan apa yang saya sampaikan di hadapan forum Shangri-La Dialogue. Tentu dengan pengembangan dan aplikasi tertentu sesuai dengan yang menjadi kepentingan bangsa dan negara kita, bedanya di situ. Sehingga boleh dikatakan materi ceramah saya hari ini adalah apa yang saya sampaikan di Singapura itu plus dengan substansi lain yang saya pandang perlu untuk para perwira ketahui. Jadi judul dari ceramah saya, kelihatan di sini, "Perkembangan Geopolitik di Asia Pasifik di Awal Abad 21 ini dan Pengaruhnya Terhadap Indonesia."
Â
Geopolitik itu banyak sekali definisinya, banyak sekali rumusannya. Kalau para perwira membaca seratus buku tentang geopolitik, rumusannya pun berbeda-beda. Tetapi saya memberikan definisi yang mudah, yang sederhana, dan kemudian bisa kita pahami dengan cepat.
Â
Geopolitik tiada lain adalah dinamika hubungan internasional antarnegara dan bangsa di suatu kawasan, jadi unsur ruangnya ada, space-nya ada. Itulah dinamakan geo, geografi yang meliputi dan berpengaruh pada politik, ekonomi, keamanan dan aspek-aspek lainnya. That's geopolitics. Seperti itu, sederhananya atau mudahnya seperti itu.
Â
Saya ingin http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
menyampaikan sejumlah subtansi yang menjadi agenda ceramah saya hari ini. Tentu saya mulai dari perkembangan dunia kita saat ini, yang kedua perkembangan di kawasan kita yang saya beri judul "Kebangkitan Asia".
Â
Kemudian yang ketiga para perwira tentu mengikuti bahwa di kawasan kita berkembang berbagai arsitektur dan kerja sama. Oleh karena itu, akan saya kedepankan pula apa yang sekarang ini menjadi bagian dari kerja sama dan arsitektur kawasan. Lantas kemudian, yang keempat geopolitik yang terus berkembang ini juga memberikan tantangan-tantangan tersendiri. Saya ingin menyampaikan kira-kira solusi dan konstruksi seperti apa untuk menjawab tantangan geopolitik itu. Dan kemudian, yang terakhir, justru yang paling penting, apa implikasi semuanya itu terhadap negara kita Indonesia.
Â
Para Perwira,
Â
Saya akan mulai dari yang pertama, seperti apa dunia kita saat ini. Saya hanya ingin melaksanakan review cepat, saya yakin para perwira sudah mengikuti dengan, apa namanya, seksama. Ya, dunia kita sekarang berada dalam yang disebut globalisasi dengan interkonektivitas yang tinggi.
Â
Ada krisis di Zona Europe, semua belahan dunia terkena dampak dan pengaruhnya. Ada ketegangan dan konflik militer di Timur Tengah, berpengaruh pada sebutlah stabilitas harga minyak, yang itu juga berpengaruh pada perekonomian global. Dan begitulah keniscayaan dan realitas globalisasi, termasuk dunia yang saling tergantung, interconnected yang begitu tinggi.
Â
Lantas juga ada yang saya katakan tadi geopolitik yang terus berubah dan berkembang, changing geopolitics. Geopolitik sekarang ini berbeda dengan geopolitik era Napoleon, era Perang Dunia ke-1, era Perang Punia ke-3, ke-2, era Perang Dingin dan bahkan sebetulnya ketika terjadi serangan terhadap Twin Building yang ada di New York pada tahun 2001 yang lalu terus berubah dan berkembang. Oleh karena itu, kita harus betul-betul memahami bahwa geopolitics is also changing. Kita juga mengetahui terjadi revolusi di bidang teknologi, informasi, dan komunikasi. Ketiga-tiganya ini kait-mengait satu sama lain yang membuat dunia ini betul-betul dinamis, very dynamic .
Â
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Nah di tengah-tengah itu banyak sekali variabel dan ketidakpastian, uncertainty misalnya kita lihat di sini krisis ekonomi dunia yang kerap terjadi. 2008, 2009 kita berada dalam krisis ekonomi. Berawal dari krisis yang terjadi di Amerika Serikat kemudian belum benar-benar pulih atau recover, Â terjadi lagi sekarang krisis di kawasan Uni Eropa, utamanya Zona Europe yang juga mulai kita rasakan dampak dan pengaruhnya.
Â
Krisis politik dan keamanan kerap terjadi yang disebut dengan upheaval sering disebut juga dengan Arab Spring itu terjadi di kawasan Timur Tengah juga berpengaruh ke mana-mana. Power safe kalau dulu hanya dua polar, misalkan barat dan timur, sekarang multipolar.
Â
Kelangkaan ataupun challenge untuk memenuhi sumber-sumber kehidupan kita tahu penduduk bumi tahun lalu berjumlah 7 miliar, tahun 2045 akan menjadi 9 miliar. Artinya apa, akan meningkat demand terhadap energy and food 60-70%. Besar, big, ini juga tantangan yang dihadapi oleh dunia di masa yang akan datang.
Â
Kesenjangan sosial dan ekonomi, inequality, ini bukan hanya di negara berkembang, di negara maju pun juga ada. Saya baru membaca buku tulisan Joseph E. Stiglitz yang berjudul "The Price of Inequality", Â membedah ketimpangan, kesenjangan di negara maju termasuk di Amerikat Serikat. Kalau di negara maju saja ada inequality, Â negara-negara berkembang termasuk negara kita pun tentu ada fenomena dan realita seperti itu. Lantas ini menjadi isu utama sekarang ini adalah terjadinya perubahan iklim dan pemanasan global. Inilah variabel yang kait-mengait satu sama lain, benar-benar membuat dunia kita makin dinamis, dan makin sarat dengan perubahan dan perkembangan.
Â
Setelah kita melihat dunia, mari kita lihat kawasan kita Asia, di Asia utamanya sepuluhlima belas tahun terakhir ini terjadi penguatan ekonomi kawasan sehingga boleh saya katakan growing economic power. Bahkan ketika ekonomi Eropa sedang mengalami pukulan-pukulan, ekonomi Amerika juga menghadapi kesulitan dan juga di berbagai negara ternyata ekonomi Asia relatif yang memiliki ketahanan yang lebih tinggi.
Â
Pada krisis 2008-2009 di antara negara G-20 semuanya minus atau tumbuh sangat rendah, hanya tiga negara yang tumbuh positif yaitu Tiongkok, kemudian India, dan ketiga Indonesia. Ini menunjukkan bahwa ekonomi Asia, termasuk Asia Tenggara itu tumbuh makin kuat. http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Lantas, kenyataan sekarang, Asia kita juga tidak terpecah secara ideologis, tidak lagi. Kalau terpecah secara ideologis tidak mungkin, ada ASEAN 10, ada sepuluh negara ASEAN sekarang ini dimana sistem, ideologi, dan identitasnya berbeda-beda. Jadi, no longer an issue yang namanya ideologi di kawasan ini.
Â
Lantas ini dibicarakan di mana-mana. Konon, abad ini adalah abad kebangkitan dari Asia Pasifik, sehingga disebut Asia Pasific Century. Hubungan antara major powers di kawasan ini juga makin baik. Kita menyaksikan misalkan hubungan antara Tiongkok, India, Jepang makin baik. Hubungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok juga menunjukkan arah-arah yang positif, meskipun saya tahu di sana-sini ada isu-isu di antara major powers yang mesti dikelola dengan baik yang ada di kawasan ini. Kemudian hubungan antarbangsa sendiri, itu juga makin baik, dan makin dinamis dibandingkan dengan saat perang dingin yang lalu. Ya, kalau saya bicara Asia Pasifik, para Perwira, saya kira ini Asia Tenggara kawasan kita ini yang disebut dengan East Asia Summit, ada 18 negara, lantas ada kawasan Asia Pasifik yakni ada arsitektur namanya APEC dan banyak sekali regional architecture regional cooperation yang nanti akan saya jelaskan. Tetapi inilah kawasan yang saya maksud dengan Asia Pasifik. Jika saya berbicara geopolitik kawasan Asia Pasifik, interplay antara politik, ekonomi, dan keamanan, keamanan dalam arti pertahanan dan keamanan di wilayah Asia Pasifik ini.
Â
Para Perwira yang saya cintai,
Â
Ini sebagai ilustrasi bahwa berkembang pada tahun-tahun terakhir ini kemitraan keamanan security cooperation, defense cooperation, security partnership, di antara negara-negara yang ada di Asia Pasifik ini. Sebagai contoh, kita lihat misalkan di sini ya negara kita, Indonesia, dengan sejumlah negara dari benderanya sudah kelihatan negara mana saja dan terus berkembang kemitraan-kemitraan seperti ini sehingga tentunya bagus bagi kawasan bagi geopolitik, karena kita bisa mengurangi tension dengan cara kita membangun kerja sama dan kemitraan.
Â
Apalagi, di bidang ekonomi, bahkan lebih maju sebetulnya kerja sama ekonomi kita dibandingkan dengan arsitektur, apa namanya, kemitraan di bidang keamanan lebih maju, kita punya ASEAN, punya ASEAN +3, punya East Asia Summit dan punya APEC. http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Ini juga perlu saya sampaikan bahwa makin terkait, makin interconnected satu sama lain baik bagi keamanan, stabilitas, dan ketertiban kawasan baik bagi geopolitik yang ada di Asia Pasifik ini.
Â
Salah satu juga yang boleh dikatakan perkembangan dan dinamika yang terjadi di kawasan kita adalah makin banyaknya organisasi kawasan. Arsitektur kerjasama kawasan tahun 1997 misalnya dulu kita hanya punya ASEAN yang beranggotakan 5 negara. Kemudian sekarang tahun 2012, ulangi, tahun 2012 ASEAN sudah menjadi sepuluh. Nah di sini, ini sudah sepuluh. Lantas di samping ASEAN ada ASEAN +3, artinya 10 ASEAN bekerja sama dengan Tiongkok, Jepang, dan Korea Selatan. Ada ARF, ASEAN Regional Forum, ini bertemunya para pimpinan atau komunitas pertahanan,  dan para foreign policy makers, ada TAC, kemudian yang di sini South West Pacific Dialogue Forum, di sini ada APEC. APEC tahun ini, kita akan bertemu di Wladiwostok. Tahun lalu kita ketemu di Honolulu Amerika Serikat, dan tahun depan Indonesia menjadi tuan rumah, dan saya akan memimpin APEC Summit tahun depan di Bali.
Â
Lantas di sini ada, ulangi, apa namanya, kurang terbaca, Forum for East Asia Latin America Cooperation. Saya baru kembali  dari Latin Amerika. Saya berkunjung ke Meksiko, ke Brazil, dan Equador, kita terus meningkatkan kerja sama di antara dua kawasan ini.
Â
Lantas di sini juga ada yang disebut dengan Asia Cooperation Dialogue, yang di sini dan kemudian ini saya katakan tadi East Asia Summit. East Asia Summit dulu hanya 10 negara ASEAN ditambah dengan India, Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, Australia, dan Selandia Baru. Mulai tahun lalu kita sebagai tuan rumah, dan saya memimpin pertemuan East Asia Summit yang pertama, di mana Amerika Serikat dan Rusia, sudah joined us, sudah bergabung dan sekarang East Asia Summit menjadi 18 negara.
Â
Kemudian masih ada lagi Asia Europe Meeting, ASEM, tahun ini, insya Allah akan dilaksanakan di Laos, saya kerap hadir dalam pertemuan itu baik di Eropa maupun di Asia. Â
Â
Kalau kita berbicara ASEAN, saya ingin melanjutkan bahwa ini ASEAN dulu dan sekarang. Ingat, ASEAN dibentuk pada tahun 1967, para Perwira barangkali masih ingat seperti apa Asia Tenggara pada 1967, masih penuh dengan konflik, ada jarak satu sama lain, ada kecurigaan di antara negara-negara di Asia Tenggara, boleh dikatakan Asia http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Tenggara masih terpecah dan masih berada dalam suasana konflik Ketika baru berdiri, ASEAN adalah merupakan loose association, masih terjadi rintangan-rintangan dalam perdagangan dan kerja sama ekonomi, trade barriers. Kemudian, konektivitas juga masih terbatas di antara negara ASEAN. Sekarang ASEAN, apalagi dengan New ASEAN Charter, yang kita hasilkan dua tiga tahun yang lalu, ASEAN kita sekarang lebih terstruktur, more structured terus more rule space dan more integrated. Dan  insya Allah, pada tahun 2015, ASEAN kita akan menjadi one single community, yang memiliki tiga pilar; yaitu, political and security community, economic community, dan kemudian sosio- cultural community. Jadi betul-betul lebih terstruktur, lebih integrated.
Â
Memang tidak seperti European Union, dan saya menyampaikan pada para kolega saya pemimpin ASEAN, tidak harus ASEANÂ menjadi seperti Uni Eropa biarkan seperti ASEAN saja. Sebab tidak mudah apa yang dialami oleh Uni Eropa ketika harus mengambil keputusan bersama, konsensus, seperti yang dialami sekarang.
Â
Tahun lalu saya bertemu sahabat saya Angela Merkel di Cannes, di Perancis. Merkel mengatakan kepada saya, It's not easy to make a decision, a consensus among anggota dari Euro zone, ya karena harus ada single policy, ada single decision, sehingga ternyata politiknya berat. Nah, kita tidak harus seperti itu tapi yang penting betul-betul ada posisi bersama, kemudian bisa melangkah bersama untuk menghadapi tantangan-tantangan tertentu.
Â
Saya katakan tadi kita menuju ASEAN community by 2015, kemudian alhamdulillah banyak sekali arsitektur dan kerja sama di kawasan ini, dan ASEAN tetap berada di posisi kemudi, in the driving seat of many regional affairs, seperti ASEAN +3, ASEAN pada posisi seperti itu.
Â
Kita kenal the Asian way, kita punya culture, punya budaya untuk saling menghormati tidak menggunakan megafon diplomacy. Kalau ada apa-apa kita bisa melakukan pendekatan dan solusi yang, ya berkarakter ASEAN sering disebut dengan Asian way.
Â
Para perwira yang saya cintai,
 http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Itulah perkembangan kawasan kita, kawasan Asia khususnya. Sekarang mari kita tengok tantangan geopolitik saat ini apa. Ya, geopolitik di kawasan mana pun tentu dipengaruhi oleh dinamika situasi global, baik itu yang bersifat ekonomi, politik, maupun keamanan. Tapi satu hal ini yang harus saya garis bawahi, kompetisi sumber energi dan pangan makin ke depan akan makin keras. Mari kita sadar betul manusia sejagad ini bahwa itu akan menjadi great challenge of us. Oleh karena itu, mari bekerja sama, manusia akan bertambah banyak, sumber-sumber energi dan pangan bisa terbatas. Marilah kita kembangkan teknologi, marilah kita ubah gaya hidup yang lebih efisien, tidak berboros-boros dan kemudian diperlukan policy. Di setiap negara bahkan dunia yang betul-betul bisa mengamankan sumber-sumber energi dan sumber-sumber pangan itu.
Â
Kemudian yang perlu saya sampaikan adalah bahwa arsitektur keamanan yang ada di kawasan ini, sebenarnya lebih lambat dibandingkan terbentuknya kerja sama dan arsitektur ekonomi. Bisa dipahami orang mudah bekerja sama dalam bidang ekonomi, tetapi barangkali karena masa lalu, karena ideologi, karena interest masih ada jarak atau barriers untuk melaksanakan kerja sama politik dan keamanan yang lebih bagus. Di sini bisa aja mistrust, miscommunication, miscalculation, masih ada insiden, sengketa antar- negara, border clashes, never stands off, belum lama terjadi juga, kemudian break manship dan berbagai cases, atau kejadian yang memang menjadi challenges untuk kita membangun arsitektur, apa namanya, keamanan. Saya katakan tadi ekonominya lebih maju, maka keamanan harapan kita semua negara-negara di kawasan ini juga semaju kerja sama dan arsitektur ekonomi.
Â
Dengan tantangan-tantangan seperti itu, para perwira, maka tentu kita harus mencari solusi. Kita harus membangun konstruksinya seperti apa, agar perdamaian di kawasan ini durable, kokoh, berkelanjutan, agar geopolitiknya juga baik, agar regional peace stability and order juga bisa kita jaga dengan baik.
Â
Saya tawarkan, lima hal, empat hal yang bisa kita jadikan elemen utama, pilar utama untuk membangun geopolitik dan arsitektur kerja sama yang baik di kawasan ini.
Â
Pertama adalah yang disebut dengan regionalisme, regionalism. Yang kedua, kita memerlukan atau kita menginginkan adanya dynamic equilibrium, keseimbangan yang dinamis. Dulu di era perang dingin konsepnya adalah balance of power. Itu dianut oleh negara-negara maju, oleh blok barat dan blok timur waktu itu. Sekarang menurut pandangan saya, di Asia Pasifik yang kita perlukan adalah a kind of dynamic equilibrium. http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Kemudian yang ketiga, saya mengajak untuk setiap bangsa memiliki new strategic culture, Â new strategic culture, artinya cara berfikir yang konstruktif dan bersifat strategis yang membawa kebaikan bagi bangsa dan negara di kawasan ini, itu yang ketiga.
Â
Dan kemudian yang keempat, instead  yang ingin kita tuju adalah kalau kita bicara geopolitik kita berharap bisa membangun geopolitic of cooperation, geopolitik untuk sebuah kerja sama. Mari kita lihat satu persatu:
Â
Yang pertama regionalisme, yang saya maksud adalah atau saya awali dari, kalau regionalisme di kawasan ini kuat, dinamis tapi kuat, maka arsitektur kawasan kita juga akan durable, akan kokoh, akan berketahanan, akan berkelanjutan. Membangun regionalisme haruslah punya sense of belonging. ASEAN misalkan, we are so close, karena kita punya sense of belonging yang tinggi pada kawasan kita ini. Kawasan kita, kita, harapkan tetap damai, tetap stabil, ekonominya tumbuh dan sebagainya. Uni Eropa itu juga memiliki sense of belonging yang tinggi, demikian juga regional grouping di banyak tempat di dunia ini, dan tentunya semua harus memiliki komitmen untuk bekerja sama yang tinggi, yang erat.
Â
Masih termasuk regionalisme, adalah kalau kita bicara ASEAN, ya, komitmen pada pencapaian ASEAN community, meskipun ASEAN 10 juga memiliki identitas, sistem, bahkan ideologi yang berbeda, tetapi tidak boleh menjadi halangan. Justru regionalisme itu harus menyatukan antara identitas regional dan identitas nasional, jangan dipertentangkan disatukan.Â
Â
Kalau gambar di bawah ini adalah ketika ada salah paham di antara Thailand dan Kamboja beberapa saat yang lalu. Saya mengajak bertemu bertiga: Perdana Menteri Hun Sen, Perdana Menteri Abisit, sebelum Perdana Menteri Yingluck yang sekarang ini terjadi di Jakarta, alhamdulillah, sekarang perkembangannya positif. Bulan lalu, saya bertemu dengan Perdana Menteri Yingluck. Dua minggu yang lalu, saya bertemu dengan Perdana Menteri Hun Sen, saya mendapat penjelasan dari dua-duanya "everything is going well". Mudah-mudahan bisa dijaga dengan baik dan tidak terjadi sesuatu sebagaimana terjadi di waktu yang lalu.
Â
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Dan, masalah Thailand dan Kamboja hampir ditarik ke Perserikatan Bangsa-Bangsa, saya sebagai chairman ASEAN waktu itu, Menteri Luar Negeri kita berdiplomasi, dan akhirnya PBB memberikan kepercayaan kepada ASEAN to handle our own problems, dan alhamdulillah, bisa kita kelola dengan baik.
Â
Masih bicara regionalisme, regionalisme di Asia Pasifik ini memang masih belum terbentuk betul, tetapi yang menggembirakan sudah ada tanda-tanda ingin membangun Asia Pacific Community more than APEC, lebih dari kerja sama ekonomi. Lantas yang menjadi catatan kita, ingat kalau ini gambar adalah repeat pada saat APEC Leaders Meeting di Honolulu, di Hawai waktu itu. Saya ingin mengatakan tadi, kalau kita bicara regionalisme yang juga terus berkembang dan dinamis, kita ingin semua negara di kawasan itu masuk club, join club yang ingin kita bangun. Tentunya Korea Utara masih belum bergabung karena beberapa alasan, kemudian Mongolia, meskipun alhamdulillah sudah makin masuk dalam kerja sama kawasan sekarang ini, tapi belum sepenuhnya, Timor Leste yang ingin menjadi anggota ASEAN juga belum menjadi anggota ASEAN.
Â
Intinya kalau kita ingin membangun regionalisme yang bagus, maka everybody must be on board. Tentu dengan, apa namanya, ya bukan kondisionalitas, tapi tentu dengan apa pengganti untuk tidak disebut persyaratan, ya semuanya harus menyepakati apa yang menjadi kerangka kerjasama.
Â
Para Perwira,
Â
Kalau saya masuk yang kedua, yang tadi adalah regionalism, sekarang adalah dynamic equilibrium. Mari kita lihat apa tantangannya kalau kita bicara itu.
Â
Pertama hubungan antara major powers, ini diharapkan jangka menengah dan jangka panjang betul-betul makin baik, makin harmonis ya sehingga tidak perlu ada polarisasi dan persaingan. Saya memberi contoh Tiongkok dengan Amerika Serikat. Semua negara di Asia ini ingin bersahabat, baik dengan Amerika Serikat dan dengan Tiongkok. Kalau kedua negara itu bisa menjalin hubungan yang makin dekat dan makin  harmonis, maka kawasan ini akan diuntungkan. Tapi manakala ada ketegangan ada jarak di antara dua major  powers itu, dampaknya tentu juga kurang baik bagi kawasan ini.
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Lantas di samping ada major powers, ada Amerika Serikat, sekarang ada Rusia bahkan, ada Tiongkok, ada India, ada Jepang, ASEAN juga menjadi satu entity yang perlu diperhitungkan, tetapi yang saya maksudkan adalah di kawasan ini baik major powers, middle powers, small powers semua harus memiliki peran.
Â
Ketika terjadi ketegangan di Laut Cina Selatan, di Bali, di East Asia Summit, forum yang kebetulan saya menjadi chairman waktu itu, kita bisa bicara baik-baik. Presiden Obama ada di sana, Premier Wen Jiabao dari Tiongkok ada disana, Perdana Menteri Noda Jepang ada di sana, banyak sekali. Kita bisa berbicara dengan baik bagaimana menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan ini. Itu diangkat oleh ASEAN yang menjadi chair Indonesia. Artinya apa? Dinamika di kawasan ini not only ditentukan oleh major powers tapi negara yang lebih kecil pun bisa ikut berperan dengan baik.
Â
Lantas satu hal lagi yang di sini saya sebut dengan akomodasi present powers dan next emerging powers. Kalau berkembang negara-negara di kawasan ini maka negara yang sedang berkembang, yang emerging, jangan dianggap itu ini nanti menimbulkan ketegangan baru menimbulkan masalah baru, tidak perlu. Jadi, semuanya harus memiliki pikiran yang positif karena negara mana pun juga ingin mengembangkan dirinya.
Â
Masih bicara dynamic equilibrium, masih bicara tantangan. Kita juga mengetahui ada sejumlah faktor yang disebut  dengan ancaman nontradisional. Ya, kita mengetahui ada terorisme, bencana alam, penyelundupan manusia, pembajakan, bahkan krisis ekonomi yang memukul kehidupan sosial dan ekonomi di banyak negara. Kita banyak sekali melakukan tugas military operation other than war, ini juga untuk mengatasi, menjawab tantangan, ataupun  ancaman nontradisional itu. Ini juga berpengaruh kepada apa yang hendak kita bangun yang disebut dengan dynamic equilibrium.
Â
Oleh karena itu, akhirnya dynamic equilibrium harus mendorong, justru, terjadinya kerja sama di kawasan ini. Jadi ada major realignment of interest. Saya ingin memberikan contoh, Â tahun 2004 Aceh dan Nias mengalami bencana tsunami yang luar biasa, 200.000 saudara-saudara kita menjadi korban, dan di situlah kita bekerja sama dengan tentara hampir dari seluruh penjuru dunia, termasuk kepolisian, termasuk organisasi sukarelawan dan itu boleh dikatakan adalah military operations other than war terbesar setelah perang dunia ke-2 dulu. Di situ, di Aceh tidak ada kompetisi, tidak ada rivalitas, tidak ada permusuhan, kita melaksanakan misi bersama untuk menyelamatkan jiwa manusia, http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
menyelamatkan saudara-saudara kita yang mengalami musibah bencana, baik di Aceh maupun di Nias. Itu yang kedua dynamic equilibrium.
Â
Yang ketiga tadi adalah yang saya sebut dengan diperlukan the new strategyc culture ya. Di sini syaratnya adalah kita memang harus lebih melihat ke depan. Mari kita bebaskan jarak atau beban yang ada di masa lalu ya, forward looking, apa pun dulu pernah terpecah karena ideologi, dulu terpecah karena era kolonialisme, mari kita melihat ke depan, memandang ke depan this is yang disebut dengan a new strategyc culture.
Â
Ini gambar saya beberapa saat yang lalu berkunjung ke Timor Leste, memeriksa pasukan di sana. Ini Presiden Ramos Horta waktu itu, dan Saudara tahu ada masa lalu antara Indonesia dan Timor Leste, yang barangkali masa lalu yang tidak baik. Tetapi kami sepakat kita melihat ke depan, sebagai kedua negara yang berdaulat membangun kerja sama dan kemitraan untuk kebaikan bersama. Ini juga salah satu contoh yang bisa dibuktikan oleh kita utamanya Indonesia dengan Timor Leste ketika kita harus memiliki new strategyc culture.
Â
Masih bicara dengan new strategic culture tadi, ketika ada masalah, ketika ada konflik maka resolusi konflik yang bisa kita pilih, adalah yang saya sebut dengan mencari win- win outcome bukan win lose kalau ada resolusi konflik pendekatannya win lose sampai lebaran kuda tidak akan pernah selesai itu konflik, tapi kalau win-win insya Allah akan ada jalan.
Â
Saudara masih tahu Aceh, 30 tahun kita laksanakan operasi militer tidak selesai, korban berjatuhan. Kita tempuh tetap dengan tujuan konflik Aceh selesai, Aceh menjadi bagian sah dari NKRI, merah putih tetap berkibar di Aceh tapi tanpa harus  dengan solusi militer. Ternyata Tuhan memberi jalan, dengan peaceful settlement dengan political process, ternyata selesai. Apa yang disebut dengan win-win kita berlakukan wide ranging autonomy, otonomi khusus, otonomi yang luas untuk Aceh, tetapi tetap menjadi bagian sah dari NKRI. Artinya kedaulatan tidak robek, keutuhan wilayah juga tidak terganggu. Ini cara pandang kita menyelesaikan satu masalah yang saya sebut dengan win-win formula yang akhirnya outcome-nya pun juga menjadi baik dan positif.
Â
Masih bicara new strategic cultur, di kawasan ini http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
banyak sekali yang saya sebut dengan flash points di Semenanjung Korea ada, di Laut Cina Selatan ada, Samudera Hindia diam diam ada tanda-tanda ke arah situ, tentu di Timur Tengah banyak sekali yang saya sebut dengan the possible flash point yang bisa setiap saat terjadi konflik terbuka.  Oleh karena itu, diperlukan betul tekad yang luar biasa untuk mengelola tensions ataupun kemungkinan terjadinya open conflict  di tempat-tempat seperti itu, dan  di sini tentu diperlukan leadership, kreativitas dan juga keberanian dari para pemimpin di kawasan ini.
Â
Indonesia selalu siap untuk menjadi bagian dari solusi bukan menjadi bagian dari masalah, yang akhirnya dengan new strategic culture kita betul-betul bisa membangun perdamaian yang kokoh dan berkelanjutan di kawasan ini.
Â
Lantas masih berkaitan dengan strategic culture yang kita bangun. Kita perlu terus membangun yang disebut dengan confidence building measures. Ini penting supaya betul-betul terhindar dari mis-trust, dari kecurigaan, dari kesalahan persepsi di antara kita semua.
Â
Yang saya maksudkan dengan perlunya confidence building measures, mencegah mistrust, ya seperti sekarang, misalnya di kawasan ini banyak negara yang meningkatkan  postur pertahanannya, memodernisasi dan membangun kekuatannya, termasuk pembangunan weapon system, alutsista Indonesia juga melakukan seperti itu. Kita membangun postur yang disebut dengan minimum essential force dengan transparan kita lakukan dan kita juga menjaga terus melakukan confidence building measures . Ini juga salah satu cara kita untuk mencegah mistrust di antara kita semua.
Â
Dan tidakkah kita menyaksikan bahwa diplomasi pertahanan di kawasan ini sebetulnya makin konstruktif Itulah elemen dari yang saya sebut dengan perlunya kita membangun di kawasan ini  the new strategic culture.
Â
Yang terakhir atau yang keempat adalah kalau kita bicara kawasan, mau kita bangun seperti apa kawasan ini karena banyak sekali tantangan, ada empat tadi, yang terakhir adalah kita ingin menuju dan membangun geopolitics of cooperation. Ya, saya ulangi lagi perluaslah, mari kita perluas kerja sama yang bersifat win-win kemudian mari kita kurangi rivalitas yang mengarah pada zero-sum. http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Lantas diplomasi kita juga harus makin konstrukstif, dan kita senang karena sebetulnya jumlah negara yang terlibat dalam kemitraan baru ini makin baik, sedangkan aliansi militer ini relatif tidak bertambah. Saya lebih suka menggunakan regional defense cooperation, dan saya kurang suka yang disebut dengan military pact atau pakta militer, kalau fakta militer itu singkatnya harus ada musuh bersama, musuh bersama "X". Negara-negara yang merasa punya musuh bersama, dia bisa membangun pakta militer, pakta pertahanan. Nah, tapi kalau defense cooperation tidak harus diawali atau didasari oleh common enemy tetapi ada common interest di antara kita, to maintain peace stability and order di kawasan kita ini.
Â
Dan kemudian makin banyaknya yang disebut dengan kerja sama strategis ataupun kemitraan komprehensif. Indonesia sendiri dalam waktu delapan tahun terakhir ini sudah mengembangkan lebih dari sepuluh yang disebut dengan strategic partnership atau comprehensive partnership. Misalnya Indonesia dengan Tiongkok,  Indonesia dengan Amerika Serikat, Indonesia dengan Brazil, Indonesia dengan Australia, Indonesia dengan Jepang, Indonesia dengan Korea Selatan, Pak Marty Menlu yang hafal itu, lebih dari sepuluh comprehensive partnership atau strategic partnership yang kita bangun.
Â
Para perwira yang saya cintai,
Â
Akhirnya saya masuk bagian akhir dari kuliah saya ini. Dari semua dinamika dan perkembangan global tadi, termasuk dinamika dan perkembangan kawasan tadi, maka apa implikasinya terhadap Indonesia.
Â
"Ini nomor satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh kenapa bicara terus Kalian. Ya, kalau kalian seperti itu, saya khawatir nanti tidak bisa berbuat banyak untuk TNI dan negara kita. Mendengar itu meyempurnakan kepribadian, meskipun kalian sudah pandai, sudah hebat, tapi kalau ada orang bicara harus mendengar. Baik saya teruskan."
Â
Apa semua itu implikasinya terhadap negara kita, terhadap Indonesia. Saya untuk mempermudah pemahaman kita semua saya ingin melihat tiga elemen, yaitu politik, ekonomi, http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
kemudian pertahanan dan keamanan.
Â
Politik ini melihat dunia kita seperti itu melihat kawasan kita juga seperti itu, maka kita telah menetapkan garis politik luar negeri kita sebenarnya, tetap dalam kerangka bebas dan aktif, tetapi sekarang kita kemas kinikan, kita mutakhir dengan istilah all directions foreign policy, a million friends zero enemy. Dulu dalam perang dingin ada blok barat, ada blok timur, ada non-blok. Meskipun masih ada gerakan non-blok itu, non-alligned movement, masih ada. Tetapi menurut saya sudah berbeda sama sekali dengan ketika perang dingin masih berkecamuk. Dan sekarang kita menganut all directions foreign policy, kita harus berbaik dengan semua negara, apa pun ideologinya, apa pun sistemnya, apa pun identitasnya.
Â
Lantas masih merespon dari perkembangan dunia dan kawasan yang begitu dinamis, maka kita sangat aktif untuk membangun dialog, political dialogue, dengan negara-negara sahabat. Banyak sekali forum yang kita bangun untuk itu, dan Indonesia juga sering menjadi inisiator di samping tentunya kemitraan-kemitraan strategis kita, itu di bidang politik.
Â
Di bidang ekonomi, melihat krisis ekonomi yang terjadi sekarang ini, saya selalu hadir dalam pertemuan G-20 dan pertemuan APEC. Minggu lalu saya hadir dalam G-20 Summit di Los Cabos, Mexico. Sebelumnya, kita bertemu di Cannes, Perancis. Sebelumnya kita bertemu di Seoul, Korea Selatan. Sebelumnya kita bertemu di Toronto, Canada. Sebelumnya kita bertemu di Pittsburgh, Amerika Serikat, sebelumnya kita bertemu di London, Inggris, dan pertama kali kita bertemu di Washington DC, pada tahun 2008 ketika G-20 Summit pertama kali dilakukan.
Â
Yang ingin saya ceritakan adalah dengan sering bertemunya 20 kepala negara dalam forum G-20 kita makin paham tentang keadaan perekonomian global sekarang ini. Yang saling terkait  satu sama lain, kalau ada satu krisis bisa melebar ke mana-mana, di kawasan pun juga begitu.
Â
Kemudian pengalaman yang Indonesia petik adalah kalau ada krisis mungkin di mulai dari krisis keuangan akhirnya menjadi krisis ekonomi, maka terpukullah semua ekonomi negara-negara. Pertumbuhan ekonomi growth itu, juga anjlok. Nah, kalau pertumbuhan anjlok, semuanya kena, bisa ada pengangguran baru, ada, apa namanya persoalan-persoalan tingkat sosial, tingkat politik, bahkan pada tingkat keamanan. Dan yang sering terjadi kalau ada resesi global, ada krisis global, maka ekspor negara-negara itu terpukul, kandas, http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
karena pasar-pasar menciut.
Â
Atas dasar pengalaman itulah, maka sejak tahun 2007 yang lalu, Indonesia mengembangkan yang disebut dengan a new Indonesia economic policy, yang kita menentukan strategi dan kebijakan ekonomi kita tidak hanya mengandalkan ekspor, tapi kita harus juga membesarkan, memperkuat ekonomi domestik kita. Kita punya potensi untuk itu, kita punya penduduk 240 juta lebih, kita punya ruang geografi seperti itu, kita punya sumber daya alam, dan banyak sekali potensi yang kita miliki, sehingga ada jalan untuk strengthening our domestic market, our domestic economy.
Â
Dengan demikian, sumber pertumbuhan bukan hanya dari ekspor, kita bisa mengembangkan investasi, kita menjaga kosumsi rumah tangga, kita juga menjaga government expenditure atau government spending sebagai komponen dari pertumbuhan yang kita jaga.
Â
Dengan policy ini, dengan strategi ini, alhamdulillah, 2008-2009 ketika  banyak negara yang gulung tikar karena ekspornya tidak bisa tembus ke pasar global, kita tidak terlalu terpukul tetap kita mengalami masalah  karena pertumbuhan kita waktu itu 4,3% saja, tapi negara yang betul-betul mengandalkan ekspor jauh di bawah, bahkan ada yang minus.
Â
Saya kira inilah manfaat kita mencermati geopolitik yang di dalamnya ada dinamika ekonomi, baik global maupun regional, dalam rangka memikirkan kira-kira design, bentuk, dan kemudian juga strategi perekonomian nasional kita seperti apa. Dan tetap dengan dinamika ekonomi di kawasan kita ini, regional economic cooperation, regional  economic integration juga sangat penting. Kita sangat aktif di situ dalam ASEAN, ASEAN +3, APEC, dan terus terang tahun-tahun terakhir ini, kita betul-betul meningkatkan peran regional kita, terutama dalam kerja sama ekonomi.
Â
Para perwira,
Â
Nah, yang terakhir adalah pertahanan dan keamanan. setiap negara tentu mengembangkan kebijakan dan strateginya, tetapi yang jelas, dan pesan saya juga jelas, apa pun yang kita kembangkan, tugas kita adalah menjaga kedaulatan, dan menjaga keutuhan wilayah, mutlak, tidak bisa dikompromikan. http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Dulu kita pernah dengar Indonesia cinta perdamaian, tapi lebih cinta kemerdekaan, dulu. Sekarang, Indonesia cinta perdamaian, tetapi siap berperang demi kedaulatan. Indonesia cinta damai, tapi NKRI harga mati. Namun, namun, apa, kita tentu berharap tidak terjadi serangan pada negara kita. Kita berharap tidak terjadi negara mana pun yang mengganggu kedaulatan kita, yang merobek keutuhan wilayah kita, kita berharap tidak terjadi. Meskipun manakala terjadi, kita harus siap dengan segalanya untuk menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah kita. Oleh karena itu, oleh karena itu, maka ini menjadi relevan kerja sama pertahanan dan keamanan dengan semua negara di kawasan ini karena tujuan kita yang hendak kita bangun adalah durable peace in this region, geopolitics of cooperation.
Â
Jadi dari aspek politik, ekonomi, serta pertahanan dan keaman, akhirnya Indonesia is more than willing bahkan kita mendorong, berinisiatif, berperan di setiap elemen ada, ada ajakan kita untuk membangun dialog dan kemitraan, kerja sama ekonomi regional, kerja sama pertahanan dan keamanan karena we want geopolitics yang terbangun di kawasan ini adalah geopolitic of cooperation.
Â
Sangat jelas dengan demikian Saudara akan tahu, para Perwira, implikasi dari semuanya tadi terhadap Indonesia dari aspek politik, aspek ekonomi, dan aspek pertahanan dan keamanan. Marilah kita menjadi champion, ya, menjadi main player untuk membangun geopolitic of cooperation di kawasan ini, untuk bersama-sama membangun durable peace, membangun regional peace stability and order agar dengan kawasan seperti itu, kita bisa membangun perekonomian kita, dengan perekonomian kita maju, terbangun dan kuat, kita bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat yang sama-sama kita cintai.
Â
Itulah keseluruhan ceramah saya dan setelah ini saya memberikan kesempatan kepada para perwira siswa, yang ingin mengajukan pertanyaan kepada saya. Saya tahu sudah dipersiapkan ada satu yang akan bertanya dari Sesko TNI, satu dari Sesko AD, satu dari Sesko AL, satu dari Sesko AU, Sespimmen Polri, ada dari mancanegara, silakan. Kalau tidak diatur nanti diborong oleh Sesko nanti, yang lain enggak kebagian. Saya tetap di sini saja, supaya bisa menjawab langsung silakan.
Â
Â
 http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Â
Tanya Jawab Presiden RI
dengan
Perwira Siswa Sesko TNI,
Sesko Angkatan dan Sespimmen Polri
Â
Â
Penanya (1): "Terima kasih Bapak Presiden atas kesempatan yang diberikan, saya Kolonel Laut, pelaut Gregorius Agung Wijono Jaluh NRP 9256 P, Pasis Sesko TNI Angkatan Dikreg 39. Pada kesempatan yang berbahagia ini kami mengucapkan Terima kasih atas paparan dari Bapak Presiden, kami ingin menyampaikan izin satu pertanyaan kepada Bapak.
Â
Seperti yang Bapak sampaikan tadi tentang adanya beberapa flash point yang possible terjadi, di antaranya di Laut Cina Selatan maupun di Laut Hindia, kami akhir-akhir ini membaca bahwasanya ada beberapa konflik yang terjadi di wilayah luar kawasan Asia Pasifik yaitu di wilayah Timur Tengah, khususnya di wilayah Negara Suriah.
Â
Hal ini kami hubungkan karena tadi Bapak Presiden sampaikan adanya bahaya tentang kelangkaaan energi dan pangan yang dapat terjadi di seluruh dunia, karena memang di Indonesia sendiri saat ini sedang digembar-gemborkan bahwa kita harus hemat energi, hubungan dengan itu yang dikaitkan dengan new strategic culture yang Bapak sampaikan tadi tentang win win solution, kemudian juga win mind set serta win-win approach yang sudah Bapak sampaikan tadi.
Â
Yang ingin kami sampaikan, bagaimana pendapat Bapak, pandangan Bapak Presiden tentang dunia, khususnya negara-negara yang berperan di dalam Dewan Keamanan PBB, karena kami lihat beberapa negara mempunyai pandangan yang berbeda dengan krisis ini, sehingga apa yang menjadi keputusan dunia akan menjadi putusan yang baik bagi pemecahan solusi di Suriah. http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Kemudian yang kedua, Indonesia sebagai bagian dari pemecah solusi yang Bapak tadi sampaikan tadi, bagaimana posisi dan peran serta andil Indonesia untuk dapat mendorong perdamaian dalam pemecahan masalah krisis di Suriah. Demikian pertanyaan kami. Terima kasih".
Â
Bapak Presiden: "Iya Terima kasih, Kolonel. Situasi di Timur Tengah, dan juga di Afrika Utara, sebenarnya belum boleh dikatakan stabil, tertib, dan aman. Kita memang prihatin dengan situasi yang ada di wilayah itu, di Irak, di Afganistan, masih terjadi aksi-aksi kekerasan, sebagian tempat di Pakistan juga masih ada.
Â
Lantas Alhamdulillah, di Mesir perkembangan positif, Tunisia juga positif, Libya masih ada konflik horizontal dan bersenjata pula, di Yemen masih ada konflik meskipun antarnegara dengan elemen-elemen garis keras, di Palestina juga masih ada insiden-insiden, dan yang ditanyakan tadi sangat relevan yang menghawatirkan justru situasi di Syria sekarang itu Suriah.
Â
Saya terus bekerja, Menteri Luar Negeri juga terus bekerja melaksanakan aksi diplomasi. Saya tahu memang belum bulat betul pandangan dari Dewan Keamanan, terus terang masih berbeda pandangan dari kalau kita bicara pemegang hak veto Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis, dengan Rusia dan Tiongkok. Tetapi juga di luar itu juga masih belum sepakat betul bagaimana solusi dan opsi yang terbaik untuk menghentikan kekerasan di Suriah itu.
Â
Kekerasan yang terjadi yang akhirnya mengakibatkan jatuhnya korban pada masyarakat atau penduduk yang sebutlah innocent, yang tidak bersalah. Indonesia terus berkontribusi ingat dulu ketika terjadi perang Israel dengan Libanon, sudah dua minggu Dewan Keamanan juga belum mengeluarkan resolusi yang, yang yang, betul-betul mengarah kepada ceasefire Indonesia juga ikut berdiplomasi, saya sendiri aktif untuk memikirkan bersama pemimpin OKI waktu itu dan juga aktif berkomunikasi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan prosesnya lebih cepat akhirnya dengan aktivitas banyak pemimpin waktu itu dan terjadilah ceasefire, dan bahkan kita mengirimkan satu kontingen dalam waktu yang singkat karena Indonesia ingin bukan hanya perkata tapi juga berbuat untuk perdamaian di Libanon waktu itu.
Â
Kita ingin sebenarnya, kali ini melihat korban terus berjatuhan, maka dunia bersatu, http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Perserikatan Bangsa-Bangsa juga ada satu, apa namanya, posisi. Oleh karena itulah, kemarin saya melaksanakan pertemuan dengan Presiden Rusia, Presiden Putin, di Los Cabos, karena saya tahu hubungan Rusia dengan Syria juga dekat, kami berdiskusi tujuannya bagaimana segera dihentikan konflik dan kekerasan di tempat itu. Sebenarnya antara Presiden Putin dengan saya ada kesamaan pandangan bahwa yang penting dihentikan, nah proses politiknya silahkan nanti sesuai dengan rakyat Syria sendiri.
Â
Kemudian kita tahu mantan Sekjen PBB, Kofi Annan, sedang mengemban tugas di sana tapi nampaknya tidak ada tanda-tanda bahwa Anan's plan bisa berjalan dengan baik, sementara kalau saya dengar statement dari Presiden Bashar Assad dua hari yang lalu beliau mengatakan, ‘Syria dalam keadaan perang, dan dengan segala cara perang harus dimenangkan.'
Â
Ini tentu bagi kita memikirkan apa yang akan terjadi di dalam Syria. Sementara antara Syria dengan Turki sekarang juga tegang dan saya khawatir itu bisa ekskalatif dan bisa, bisa saja, terjadi konflik terbuka di antara kedua negara, bayangkan kalau ada konflik horizontal, intrastate, dan kemudian interstate antara Syria dengan Turki maka, tentu keadaan akan sangat-sangat mencemaskan.
Â
Oleh karena itu, tadi malam saya berbicara dengan Sekjen PBB, Ban Ki Moon. Saya sampaikan pandangan-pandangan saya dan Ban Ki Moon mengatakan kalau tidak salah hari ini atau besok akan ada pertemuan di Geneva, five veto, pemegang hak veto dengan beberapa negara sekjen PBB akan dibahas, beliau berjanji akan juga memberitahu kepada saya apa hasilnya.
Â
Tadi malam saran saya, kalau ditanyakan Indonesia berbuat apa, Indonesia berpendapat kalau dengan kerangka penyelesaian sekarang bisa berjalan, itu yang paling baik PBB involve yaitu menugaskan observers, peacekeepers, unarmed tidak bersenjata sehingga kalau dalam piagam PBB itu menggunakan Chapter Six. Saya pernah bertugas sebagai chief military observer di Bosnia dulu 95-96 jadi saya tahu kalau itu bisa berlaku bagus, artinya dengan UN-Minded yang sekarang ini apabila terjadi ceasefire atau cessation of hostilities, itu bagus dan kemudian political process silahkan. Tetapi kalau itu tidak mempan saya katakan pada Sekjen PBB tadi malam, apakah tidak ada opsi lain misalnya, ya, peace must be made, jadi peace making. Peace making ini bukan untuk menyerang Presiden Bashar Assad misalnya tapi betul-betul menciptakan peace supaya korban tidak berjatuhan sehingga baik Presiden Assad maupun oposisi yang bersenjata itu bisa akhirnya mencari solusi yang paling baik. Democratic political process based on the wises of the people of Syria, itu yang, yang yang, Indonesia pikirkan. http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Dan Indonesia more than willing to be part of what kind solution yang kira-kira bagus, yang kira-kira realistik, yang kira-kira konstruktif. Itulah pada tingkat sekarang ini ya memang mencemaskan, tetapi saya masih berharap ada solusi, ada opsi, yang segera bisa dicari. Pikiran saya bagaimanapun kekerasan yang sudah luar biasa harus bisa dihentikan.
Â
Dunia harus ikut bertanggung jawab, bukan hanya Liga Arab, bukan hanya organisasai kerja sama Islam, bukan hanya PBB, tapi semua. Dan Indonesia, sesuai dengan amanah Undang-Undang Dasar pembukaan alinea keempat, kita sudah menjalankan amanah itu. Kita lihat perkembangannya hari-hari mendatang, saya sudah memerintahkan Menteri Luar Negeri untuk juga berkomunikasi dengan pihak-pihak lain, misalkan dengan Menteri Luar Negeri, Hillary Clinton, dengan semua. Kemarin beliau sudah menelpon, Menteri Luar Negeri Rusia, Lavror, dan mudah-mudahan diplomasi kita jalan terus sehingga ya mudah-mudahan akan segera ada solusi yang baik. Terima kasih, yang lain."
Â
Penanya (2): "Terima kasih atas kesempatan yang diberikan, Mayor Kavaleri Valiant, Wicaksono Makdi, Pasis Dikreg 50 Sesko AD izin bertanya. Yang terhormat Bapak Presiden Republik Indonesia, akhir-akhir ini kami mendengar dan kebetulan kami sebelumnya berdinas di Papua bahwa di wilayah Papua kembali telah terjadi permasalahan yang terkait dengan gangguan keamanan dan pelanggaran hukum.
Â
Terkait dengan hal tersebut sebagai aparat keamanan, ulangi sebagai aparat negara, baik Polri dengan dibantu oleh satuan-satuan dari TNI, sesuai dengan mekanisme situasi darurat sipil yang berlaku di sana telah melakukan langkah-langkah untuk mengatasi hal tesebut, termasuk upaya-upaya untuk penegakkan hukum. Namun, saat ini masih sering kita dengar suara-suara khususnya dari komunitas internasional, maupun dari para aktivis yang mengatakan bahwa tindakan yang, atau upaya-upaya atau langkah-langkah yang dilakukan oleh Indonesia tidak sesuai dengan prinsip-prinsip, seolah-seolah tidak sesuai dengan prinsip-prinsip kebebasan dan berpotensi melanggar terjadinya, memungkinkan terjadinya pelanggaran hak asasi manusia.
Â
Dalam kesempatan yang baik ini, kami mohon pandangan dari Bapak Presiden terkait dengan hal tersebut dihadapkan dengan kondisi geopolitik di kawasan yang sedikit banyak tentunya berpengaruh terhadap permasalahan tersebut. Terima kasih."
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Bapak Presiden: "Papua dan Papua Barat adalah wilayah sah Indonesia. Bagian dari NKRI, sah dan final. Oleh karena itu, kita punya kewajiban untuk menjaga Papua dan Papua Barat, termasuk untuk menegakkan hukum dan keamanan di wilayah itu. Sah memiliki legalitas, dan legitimasi. Jadi, kalau ada penugasan TNI dan Polri di Papua, untuk menjaga kemanan lokal, memproteksi penduduk, memerangi kejahatan, menegakkan hukum, itu juga sah, dan itu menjalankan tugas negara.
Â
Ada yang mengatakan, unsur di luar negeri, itukan ekspresi dari kebebasan termasuk freedom of speech. Saya mengatakan kalau ada gerakan di Papua untuk memisahkan diri yang disebut dengan separatisme it's not freedom of speech, itu bertentangan dengan semangat untuk menjaga kedaulatan negara kita, termasuk Papua.
Â
Para Perwira, tahun-tahun pertama saya menjadi presiden tahun 2005, 2006, 2007 saya aktif dengan para menteri dan jajaran pemerintahan yang saya pimpin untuk mendapatkan dukungan negara-negara atas keutuhan wilayah Indonesia, dan saya ingin tertulis.
Â
Kami berdiplomasi sangat aktif, apalagi dari geopolitik kawasan Pasifik Barat Daya, kami berdiplomasi dengan Australia dengan New Zealand dengan PNG dan beberapa negara termasuk negara besar Amerika Serikat, dan negara-negara lain, dan setiap kami bikin memorandum of understanding dalam rangka strategic partnership selalu ada pernyataan eksplisit bahwa negara-negara sahabat itu mendukung penuh kedaulatan kita dan keutuhan teritorial.
Â
Oleh karena itu, bagi Indonesia final, sehingga kalau ada yang ingin meluruskan sejarah, sejarah apa yang ingin diluruskan. Karena tahun 60-an PBB sudah menjalankan yang disebut dengan jajak pendapat, set of determination hasilnya nyata bahwa Papua dan Papua Barat sekarang menjadi bagian dari Indonesia. Sama dengan tahun 1999, ketika PBB juga membikin jajak pendapat di Timor Timur dan kenyataannya Timor Timur memang akhirnya menjadi negara tersendiri, sama saja, we have to respect apa yang telah dihasilkan dalam proses politik yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa kita.
Â
Jadi pesan saya sangat jelas, namun saya sampaikan berulang kali kepada panglima TNI, kepada Kapolri, para prajurit kita, TNI dan Polri, dalam menjalankan tugas janganlah melebihi kepatutannya, janganlah melanggar hukum, dan juga melanggar http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
hak asasi manusia, pesoalannya di situ. Kalau memang ada yang melanggar sebagaimana tentara professional yang lain, banyak tentara negara lain melaksanakan pelanggaran hukum, pelanggaran HAM, melebihi kepatutannya.
Â
Di Timur Tengah misalnya, mereka mendapatkan sangsi, kita pun juga mendapatkan sangsi, tidak ada bedanya. Tetapi tidak boleh negara ini memberikan tugas kepada tentara dan polisinya, untuk sekali lagi menjaga keamanan dan tegaknya hukum, lantas dianggap tidak sah, lantas itu dianggap berpotensi melanggar HAM, lantas dianggap itu bertentang dengan spirit of freedom, berbeda sama sekali.
Â
Oleh karena itu, policy kita akan tetap, sejak tahun 2005, para Perwira untuk diketahui, kita sudah mengubah yang tadinya military atau security approach menjadi prosperity approach kita sudah berlakukan otonomi khusus, kita sudah keluarkan kebijakan khusus, kita sudah alirkan dana yang begitu besar.
Â
Tahun lalu saja, tahun 2011, ada SAL, jumlahnya 26 triliun, 6 triliun langsung masuk ke pendidikan, sisanya kita orientasikan, kita fokuskan untuk Papua, Papua Barat baru kemudian Maluku, Maluku Utara dan Nusa Tenggara Timur yang relatif tertinggal. Kita serius, kita sungguh ingin memajukan saudara-saudara kita yang di Papua, kesejahteraanya, keadilannya dan lain-lain. Tetapi tidak ada diskusi, tidak ada dialog kalau menyangkut kedaulatan dan keutuhan wilayah.
Â
Kita bisa berdialog untuk kemajuan, untuk pembangunan, untuk kesejahteraan, untuk keadilan, saya siap dan saya terus berdialog dengan tokoh-tokoh mereka. Tapi tidak ada ruang untuk dialog, misalnya ingin meluruskan sejarah, ingin referendum dan sebagainya. Ini policy kita, dan mari kita jalankan. Saya menjelaskan seperti ini kepada siapa pun, tahun lalu kepada Presiden Obama, kepada Perdana Menteri Julia Gillard kepada banyak tokoh, ini posisi Indonesia, tetapi Indonesia benar-benar, kalau memang ada prajurit kami yang melebihi kepatutan, melanggar hukum dan HAM, mereka juga subjek untuk mendapatkan sangsi hukum, sangat jelas, tidak ada, apa namanya apa istilahnya itu, immunity, tidak ada, sama dengan tentara mana pun. Itu kebijakan kita tentang Papua. Silahkan yang lain."
Â
Penanya (3): "Terima kasih Bapak Presiden, Marlaut Nurwan, NRP 13261/P Pasis Dikreg Sesko AL angkatan ke-50. Dari ceramah yang Bapak Presiden sampaikan, izinkan kami me-refresh kepada East Asia Summit Event http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
yang dilaksanakan di Bali, November 2011 di mana pada event tersebut Bapak Presiden bertindak sebagai pimpinan sidang.
Â
Dalam KTT tersebut ada satu topik yang sangat penting yang menjadi pembahasan sangat berpengaruh terhadap geopolitik dan geostrategi bangsa. Berhubungan dengan kompetisi energi, berhubungan dengan lalu lintas perdagangan dunia tentu saja mempengaruhi economic policy dan topik yang kami maksudkan adalah pada Time Security Issue In the Asia Pasific.
Â
Untuk itu pertanyaan kami yang pertama, mohon penjelasan Bapak Presiden bagaimana pandangan Indonesia terhadap keamanan maritim ini? Dan yang kedua, apakah bentuk yang tepat, bentuk kerjasama yang tepat dalam konteks keamanan maritim dalam rangka menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan. Demikian, TERIMA KASIH."
Â
Bapak Presiden: "Terima kasih, pada acara East Asia Summit di Bali, bulan November tahun lalu memang Maritime Security ini mendapatkan sorotan baik para pemimpin dunia yang mengikuti East Asia Summit maupun pers dalam dan luar negeri. Kemudian saya merasakan ada cara pandang yang berbeda-beda menyangkut Maritime Security ini.
Â
Oleh karena itu, dan Alhamdulillah waktu itu kita bisa duduk bersama untuk melihat masalah keamanan maritim ini dari perspektif yang jernih dengan tujuan, dengan niat, apapun yang terjadi kita ingin menjaga stabilitas dan keamanan di kawasan Asia Pasifik. Waktu itu memang yang menjadi sorotan adalah Laut Cina Selatan. Saudara tahu bahwa ada titik di Laut Cina Selatan yang menjadi sengketa.
Â
Misalnya ada dua gugus pulau yang dipersengketakan antara Tiongkok kemudian beberapa negara ASEAN misalnya Filipina, Malaysia, Brunei, Vietnam, kemudian, mana lagi pak Marty, Taiwan, seperti itu, dan belum lama kita juga tahu ada stand off antara naval forces Filipina dengan Tiongkok. Dan untuk itu kita juga ikut berperan kemarin untuk to reduce the tensions. Kalau kita bicara urusan maritim itu, Indonesia lebih suka dengan istilah kerjasama Maritim.
 http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Kerjasama itu misalnya sama-sama menjaga safety of navigation, sama-sama menjaga jangan sampai ada open conflict di sebuah wilayah lautan maritim. Upaya untuk kalau ada dispute, ya ya political solution, peaceful solution, Respecting International Law. Lantas dengan demikian kita bisa mengelola dengan baik. Kalau bicara kerjasama maritim misalnya kita suka jengkel di perairan Somalia sering sekali terjadi pembajakan. Dulu di Laut atau di Selat Malaka dan selat Singapura itu juga sering terjadi.
Â
Oleh karena itulah, sejak lima tahun yang lalu kita bekerja sama Indonesia, Singapura dan Malaysia untuk menjaga Street of Malaka, and supported by other countries dan hasilnya bagus. Kalau kita bicara kerjasama maritim termasuk seperti itu. Kerjasama maritim yang lain bagaimana menghadapi transnational crimes kepolisian kita, angkatan laut kita, kita semua bagaimana kerjasama di kawasan ini over. Lautan untuk menghadapi apa namanya berbagai jenis transnational crimes-lah itu, smuggling illegal trading, drug trafficking itu juga salah satu bentuk.
Â
Pendek kata, Indonesia berpandangan, meskipun ada akar-akar konflik di wilayah lautan, di kawasan ini, utamanya di Laut Cina Selatan, tapi sungguh berharap semua bisa kita kelola dengan baik, seraya bekerja sama secara riil untuk yang tadi itu menghadapi transnational crimes, menghadapi atau menjaga safety of navigation termasuk pengembangan sumber daya ada di lautan. Banyak deposit minyak dan gas misalnya, fishery, perikanan, itu juga penting.
Â
Dan ada good news. Saudara-saudara untuk mengurangi tensions antara Tiongkok dengan beberapa Negara ASEAN yang saling apa namanya mengklaim sejumlah wilayah di Laut Cina Selatan, yaitu yang disebut dengan pekerjaan bersama untuk membangun atau menyusun good of conduct. Kalau good of conduct sudah bisa dihasilkan Insya Allah akan ada mekanisme, ada kerangka, untuk mencegah terjadinya open conflict di wilayah itu, dan segala sesuatunya bisa kita selesaikan dengan baik.
Â
Kira-kira itu kalau kita bicara keamanan maritim, dan itu posisi Indonesia dan kita mengajak untuk kerjasama untuk conflict prevention yang bagus dengan demikian Insya Allah kawasan kita akan tetap terjaga."
Â
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Penanya (4): "Terima kasih yang kami Muliakan, Bapak Presiden Republik Indonesia, saya Mayor Penerbang Yoserida, pasis Sesko AU angkatan ke-49. Izin bertanya, sebagaimana yang tadi Bapak jelaskan, bahwa pada saat ini kawasan Asia Pasifik terjadi kecenderungan peningkatan anggaran belanja militer, dan adanya upaya untuk modernisasi angkatan bersenjata yang dilakukan oleh banyak negara termasuk Indonesia dan negara-negara ASEAN lainnya.
Â
Ada beberapa pihak yang mengkhawatirkan hal ini dapat memicu terjadinya Arms race dan mungkin dapat berkembang menjadi tindakan-tindakan agresif. Yang menjadi pertanyaan kami adalah, bagaimana pandangan Bapak Presiden mengenai hal ini. Terima kasih."
Â
Bapak Presiden: "Baik, benar peningkatan anggaran pertahanan di sebuah kawasan yang dilakukan oleh sejumlah negara bisa menuju yang disebut Arms race, perlombaan persenjataan. Oleh karena itu dalam bagian tengah ceramah saya tadi harus ada upaya untuk tetap menjaga mutual trust, confidence building itu perlu dijaga.
Â
Oleh karena itu tentu hak negara masing-masing untuk memperkuat kekuatan pertahanannya tentu dengan alasan yang bisa dipertanggung jawabkan sepanjang ini pendapat Indonesia harus menjaga transparansi, bisa menjelaskan kepada tetangga-tetangganya, arah mengapa, dan apa yang dibangun, sebutlah begitu.
Â
Yang kedua juga bisa terus membangun confidence building message menjaga trust di antara semuanya. Itu yang paling baik. Nah, khusus Indonesia, saya pernah diberitahu sebuah artikel di Singapura yang kira-kira ke arah mana ini pembangunan kekuatan militer Indonesia karena teman-teman di Asia Tenggara juga mengetahui bahwa lima tahun periode ini kita akan meningkatkan kekuatan pertahanan kita darat, laut, udara menuju postur minimum essential force yang sama-sama kita tuju.
Â
Saya jelaskan bahwa sudah hampir 20 tahun, 10 tahun, 7-10 tahun sebelum krisis 1998 apalagi setelah Indonesia mengalami krisis karena ekonomi kami jatuh, kita tidak sempat melakukan modernisasi dan pembangunan kekuatan yang semestinya kami lakukan.
 http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Akibatnya apa, dikaitkan dengan luas wilayah Indonesia, tugas untuk menjaga kedaulatan, melaksanakan military operation other than war, menjalankan tugas-tugas peacekeeping mission kita rasakan kurang. Baik weapon system maupun sisi-sisi kekuatan militer yang lain.
Â
Oleh karena itulah, dengan niat yang baik, dengan tujuan yang baik, tidak ada niat untuk melakukan agresi ke negara mana pun, di tetangga-tetangga kita maka kita melakukan pembangunan kekuatan dengan anggaran yang signifikan dalam bentangan waktu lima tahun ini. Semata-mata itu adalah untuk menutup kekosongan selama dua dasawarsa kita tidak melakukan modernisasi dan pembangunan kekuatan yang setara dengan tugas untuk menjaga kedaulatan di wilayah ini.
Â
Dan apa pun yang kita bangun, ya memang cukup signifikan, penambahan weapon system untuk angkatan udara, untuk angkatan laut dan angkatan darat lima tahun ini dan kita akan sampaikan kepada tetangga-tetangga kita secara transparan, dengan demikian tidak perlu dan mis-trust, ada kekhawatiran apa pun.
Â
Harapan saya kalau Indonesia is also willing to do that, maka tentunya negara-negara lain juga bisa saling menginformasikan. Dengan demikian trust terjaga dan apa namanya kita tetap bisa menjalin kerjasama. Dan saya suka kalau justru kekuatan seperti ini bisa digunakan untuk, ya tujuan yang baik, untuk utamanya mengatasi ancaman militer non-tradisional yang dihadapi oleh hampir semua negara di dunia, dan utamanya negara di kawasan ini. Itulah yang ingin saya jawab berkaitan dengan isu perlombaan kekuatan di kawasan kita. Yang lain, silahkan."
Â
Penanya (5): "Terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami. Yang terhormat Bapak Presiden, kami Dudi Iskandar, AKBP Dudi Iskandar Pasis Dikreg 52 Sespimmen Polri, izin bertanya. Seperti yang telah Bapak Presiden jelaskan kepada kami tadi bahwa arti pentingnya sebuah kerja sama untuk menjaga perdamaian dan keamanan di kawasan ini.
Â
Dari keempat model kerja sama yang telah Bapak Presiden jelaskan, menurut pandangan Bapak Presiden kerja sama yang mana yang paling tepat digunakan untuk menghadapi ancaman transnational crime dan http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
terorisme. Terima kasih."
Â
Bapak Presiden: "Kerja sama untuk menghadapi atau mengatasi transnational crimes itu sudah lebih maju sebenarnya dibandingkan periode yang lalu, baik dalam kerangka ASEAN, dalam kerangka East Asia Forum, maupun kerjasama yang sifatnya bilateral. Jadi kalau sudah menyangkut transnational crime termasuk terrorism, drug trafficking, kemudian peoples smuggling menghadapi piracy.
Â
Itu sudah ada wadahnya, dan not only antar lembaga kepolisian, tapi juga antar lembaga intelligence dan unsur-unsur lain yang bisa menjalankan tugas untuk menghadapi kejahatan transnational itu. Bisa secara bilateral, bisa secara regional, dan bisa secara multilateral sebagai contoh, kita sering disibukkan oleh kejahatan peoples smuggling, ya, di kawasan ini biasanya yang dituju adalah Australia. Indonesia suka dilewati, banyak juga yang ingin ke Australia tapi tinggal di Indonesia sekarang ini, dan jumlahnya tidak sedikit, ini yang kita kelola.
Â
Oleh karena itu, karena Indonesia itu juga kealiran dari tempat yang nan jauh di sana, sebagian besar dari Timur Tengah ingin ke Australia sebagian juga ingin ke Indonesia ternyata, maka diperlukan kerjasama antara the country of origin, the country of transit, dan the country of destination, itu kalau menghadapi peoples smuggling, dan di sini sudah ada namanya bully process. Australia dan Indonesia aktif, minggu depan saya akan bertemu dengan Perdana Menteri Julia Gillard, kita akan membahas bagaimana dalam kerangka bully process kita bisa bekerja sama, tidak perlu saling menyalahkan, tidak perlu saling lepas tangan, tetapi kita kerja sama, karena Indonesia juga menjadi victims dari urusan ini. Dan kita melakukan segala sesuatunya untuk kebaikan kawasan kita.
Â
Kemudian terrorism itu, saya suka sebetulnya kepolisian kita banyak sekali menggagalkan rencana-rencana serangan terorisme selama ini. Banyak sekali menangkap tokoh-tokoh teroris yang sesungguhnya berkaliber internasional, berkaliber regional, dan banyak sekali yang dilakukan dan saya senang terus demi tanggung jawab melindungi rakyat kita sendiri, saudara-saudara kita sendiri, usaha itu dilakukan tetapi tentu tidak mungkin tanpa kerja sama regional, kerja sama internasional.
Â
Oleh karena itu, dalam urusan terorisme itu pun kita lakukan kerja sama antar lembaga intelijen, antar lembaga kepolisian, bahkan antar lembaga militer karena combating terrorism juga bagian dari military operation other than http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
war, yang itu juga dilakukan oleh unsur militer di manapun, bukan hanya di Indonesia meskipun dalam case kita, saya sendiri sedang memberikan ruang kepada kepolisian untuk berdiri sebagai penjuru untuk terus menjalankan misi itu, meskipun TNI setiap saat harus siap membantu siap untuk juga untuk melaksakan tugas untuk melawan terrorisme.
Â
Kerjasama di kawasan tentunya Intellegence Exchange, pelatihan capacity building lantas, ya kalau memang ada operasi bersama bisa saja operasi bersama, dengan demikian termasuk apa penguatan teknologi, teknologi informasi Alhamdulillah kepolisian kita memiliki kecanggihan saya juga mengetahui apa saja yang jajaran kepolisian lakukan dan ini sangat membantu untuk mencegah atau mengurangi, apa namanya, ancaman terorisme di negeri kita maupun di kawasan asia tenggara ini.
Â
Dan ingat ini banyak siswa dari negara lain ketika melaksanakan combating terrorisms Indonesia juga menghormati hukum, menghormati human right, dengan demikian segala sesuatunya diproses secara hukum, transparan, dan itu tetap bisa dijalankan, tetapi terrorism tetap menjadi ancaman yang real bagi semua bangsa, termasuk bangsa kita.
Â
Oleh karena itu kita tidak boleh lengah tidak boleh kendor, di dalam terus mengamankan rakyat kita dari ancaman terorisme itu. Jadi itulah kerjasama kawasan termasuk kerjasama bilateral yang mesti kita bangun dalam menghadapi kejahatan transnasional. Yang lain? Silahkan."
Â
Penanya (6): "Terima kasih Bapak, terima kasih Bapak Presiden yang terhormat nama saya Letkol John Steinbeck dari Sesko TNI degree 39 as nya angkatan darat Australia. Pertama saya mengucapkan terima kasih kepada presiden Republik Indonesia yang terhormat, atas ceramah yang sangat bermanfaat untuk para pasis Sesko AD.
Â
Izin bertanya, sampai saat ini Indonesia dan negara lain di ASEAN tidak membuat ASEAN menjadi faktor militer. Tetapi bagaimana pendapat Bapak Presiden kalau ASEAN atau beberapa negara dalam ASEAN membentuk satuan militer gabungan, yang selalu siap untuk dipakai sebagai pasukan reaksi cepat untuk menangani masalah di dalam wilayah ASEAN yang muncul agak mendadak seperti bencana alam. Mungkin satuan punya bentuk seperti nature responsible, sekian Terima kasih."
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Â
Bapak Presiden: "Terima kasih, ya pertama benar yang disampaikan tadi ASEAN tidak membangun yang disebut dengan pakta pertahanan, atau pakta militer, saya pribadi punya semboyan pakta militer no, tapi kerjasama militer yes. Ini saya punya posisi pribadi sebagai Presiden.
Â
Nah, berkaitan dengan cooperations antara militer di kawasan ini untuk menghadapi ancaman keamanan non-traditional justru itulah yang ingin saya dorong ingin ikut menghidupkan dan membangun di kawasan ini. Kita pernah punya pengalaman yang paling gamblang di Aceh, tentara Australia ada di situ, tentara Amerika ada di situ, tentara Tiongkok ada di situ, tentara ASEAN hampir semua di situ.
Â
Ini contoh yang manis, bahwa we work together in conducting militery operation other than war, in conducting disaster relief operations. Dan itu could happen any time, karena kerawanan kawasan kita terhadap bencana alam. Ide itu baik, dan sebenarnya antara Indonesia dan Australia kita telah menerbitkan joint paper untuk kerjasama menghadapi bencana alam antarnegara East Asia Summit dan itu telah mendapatkan respon yang positif.
Â
ASEAN sendiri juga punya wadah seperti itu. Oleh karena itu Indonesia sedang bekerja dengan Australia, dan negara-negara lain untuk membangun semacam kerjasama, exercise bisa dengan menggunakan pasukan untuk menghadapi bencana alam. Tentu ada tahapan barangkali command post exercise, kemudian real kemudian field apa namanya training yang bisa melibatkan itu.
Â
Saya berharap sebenarnya, to be frank, Indonesia berharap suatu saat ada kerjasama apakah kita sampai perlu standby force, seperti NATO reaction force untuk disaster relief operation. Apapun bentuknya, tapi alangkah bahagianya kalau tentara Amerika Serikat, tentara Republik Rakyat Tiongkok, tentara Korea, tentara India, tentara Indonesia, dan negara-negara lain itu bisa berlatih bersama-sama untuk menghadapi disaster. Kalau itu terwujud akan didukung oleh semua rakyat, karena baik bagi geopolitic of coorporation, baik bagi durable peace di kawasan ini.
Â
Jadi, saya punya pendapat yang kurang lebih sama, not always kita membentuk standby force http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
seperti NATO reaction force, tetapi kerjasama seperti itu needed, dan kita ingin saya akan aktif untuk mengajak. Mudah-mudahan, dalam satu, dua, tiga tahun ini, bisa terwujud latihan seperti itu. Dengan demikian bagus untuk kedamaian dan stabilitas di kawasan. Terima kasih. Masih ada? Masih ada satu lagi, silakan."
Â
Penanya (7): "Terima kasih Bapak Presiden atas kesempatan yang diberi. Nama saya Cherad Chy Pasis Sesko AD dari Negara Singapura. Pada kesempatan luar biasa ini, apabila Bapak Presiden berkenan bahas sedikit tentang kepemimpinan. Seperti yang kami ketahui bahwa Bapak Presiden sebelum menjadi Presiden RI mengawali karier di bidang kemiliteran. Mulai dari bawah sampai pucuk pimpinan TNI.
Â
Yang ingin kami tanyakan, adakah pengalaman selama Bapak mendidik karyawan militer yang membentuk dan mempengaruhi kepemimpinan Bapak khususnya, dalam menjalankan tugas sebagai Presiden RI. Dan sebaliknya, apabila Bapak Presiden berkenan untuk kilas balik pada masa-masa Bapak mengikuti pendidikan Sesko AD. Adakah hal-hal yang menurut Bapak pada masa itu belum Bapak kembangkan secara maksimal sehingga dapat menjadi bahan masukan bagi kami dalam meniti karier kemiliteran sebagai calon-calon pimpinan di masa depan. Demikian, selesai."
Â
Bapak Presiden: "Terima kasih, yang pertama, kalau ditanya apakah modal pengalaman dan penugasan saya di jajaran militer itu ada kontribusinya dengan tugas yang saya emban sebagai Presiden di negeri ini, jawabannya sangat banyak. Para Perwira, sebenarnya tugas kepemimpinan pada tingkat puncak itu sama. Di pemerintahan sebagaimana yang saya lakukan ini, tugas seorang Presiden tiada lain adalah management, dengan leadership, planning, implementing apa yang kita rencanakan tadi. Tentu scopenya negara. Membangun ekonomi, menjaga stabilitas politik, menegakkan keamanan, menjalankan tugas diplomasi, dan hubungan internasional, dan sebagainya. Tetapi esensinya adalah bagaimana kita mengelola sumber daya dengan kepemimpinan yang tepat untuk digunakan mencapai tujuan.
Â
Nah, perkara seperti itu telah kita pelajari sejak kita kalau di akademi barangkali belum mendalam, pada tingkat staff college sebagaimana yang para Perwira ikuti sekarang ini. Dengan demikian, hasil pendidikan dan pengalaman panjang saya 30 tahun di TNI tentunya sangat berguna, bagaimana kita melihat permasalahan, ada masalah mencarikan solusinya.
Â
Jadi, solution oriented. Kemudian, kita punya sumber daya bagaimana menggunakan sumber daya itu secara efektif dan efisien http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
untuk mencapai tujuan. Kemudian in time of crisis. In time of crisis itu apakah di dunia bisnis, di dunia politik, atau pun di dunia militer sama saja. Untuk ada quick respon, kemudian dijalankan. Kalau ada sesuatu, bangun contingency perbaiki jalan dan lagi dan seterusnya.
Â
Kita mengalami misalnya bencana alam, tsunami. Itu cara kita mengelola krisis bencana alam di Aceh dan Nias dulu. Juga menjalankan kaidah-kaidah management crisis. Kaidah-kaidah kepemimpinan, kaidah-kaidah operasi yang dulu tentunya saya pelajari yang sekarang Para Perwira pelajari mengatasi krisis ekonomi tahun 2008-2009 kemarin sama saja. Jadi, cepat mengenali permasalahan, cepat merumuskan solusinya, kemudian cepat untuk menjalankannya. Itu juga kita jalankan.
Â
Oleh karena itu, saya harus mengatakan memang menjadi modal yang luar biasa bagi orang seperti saya yang sekarang mengemban tugas di pemerintahan, apa yang kita pelajari, apa yang kita alami selama mengemban tugas di dunia militer. Dan banyak di dunia ini, Perwira militer yang kemudian terjun ke dunia bisnis, itu sukses. Perwira militer yang terjun ke dunia politik, politik yang demokratis tentunya bukan kudeta, itu sukses. Karena itu tadi, bagaimana kita mengenali permasalahan, membangun opsi, menetapkan solusi dan kemudian dijalankan. Kurang lebihnya seperti itu yang perlu saya sampaikan.
Â
Nah yang kedua, Seskoad. Mana yang Seskoad ini? Saya ikut Seskoad dulu tahun 1988-1989 dari angkatan saya, saya bukan yang pertama karena saya jadi danyon hampir 3 tahun di Timor-Timur waktu itu, sehingga Seskoad saya terlambat. Tahun ketiga baru masuk saya. Setelah itu jadi dosen di Seskoad. Setelah itu ikut Komperatif di Fort Leavenworth, di General Command Staff College, dan kemudian kembali lagi, satu tahun sebelum saya pindah ke satuan yang lain. Saya tidak tahu Seskoad sekarang, tetapi era saya dulu, yang kurang itu adalah metodologi yang efektif dalam proses belajar-mengajar. Disediakannya sebanyak mungkin case-study agar punya bayangan siswa itu untuk mengenali permasalahan peperangan, pertempuran, pembinaan, latihan, dan sebagainya.
Â
Kemudian rujukan, referensi sebanyak mungkin, di samping ada text book yang dikeluarkan oleh sekolah, mestinya dibackup dengan banyak sekali referensi yang bisa diakses oleh siswa itu, dengan demikian lebih komprehensif dia memilih pengetahuan. Dan kemudian ketika dia harus mencari solusi, memberikan jawaban persoalan taktis, persoalan strategis itu menjadi lebih lengkap.
Â
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04
Sekretariat Negara Republik Indonesia
Dulu itu yang saya rasakan waktu saya menjadi dosen, dan kemudian terus kita lakukan perbaikan, saya tidak tahu sekarang, mudah-mudahan tidak jalan di tempat, dan mudah-mudahan ada perbaikan dari waktu kewaktu. Itu yang ingin saya sampaikan, dan pesan saya, para Perwira harus lebih baik dari generasi saya, harus lebih baik, karena negara dan bangsa membutuhkan kalian semua.
Â
Bagi yang dari Indonesia apakah TNI dan Polri, timbalah pengalaman sebaik-baiknya, matangkan kepribadian, wawasan, dan pengetahuan Anda semuanya, dan siap untuk mengemban tugas apa pun, jangan pilih-pilih tugas, karena setiap tugas dan jabatan itu akan mendorong kalian menuju karier yang lebih baik. Yang dari mancanegara saya ucapkan, pada saatnya nanti, terima kasih telah bersama-sama dengan rekan-rekannya tentara Indonesia, ini bagian dari confidence building, bagian dari cooperation, bagian dari geopolitic of cooperation, dan semoga nanti kembali ke tanah air masing-masing mengalami karier yang sukses sebagaimana banyak kawan-kawan saya yang juga mendapatkan posisi yang baik di negara masing-masing. Demikian, selamat belajar, selamat bertugas."
Â
Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Â
Â
Â
Â
Asisten Deputi Naskah dan Penerjemahan,
Deputi Bidang Dukungan Kebijakan,
Kementerian Sekretariat Negara RI.
http://www.setneg.go.id
www.setneg.go.id
DiHasilkan: 4 March, 2017, 20:04