*
LIPI
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogar Lembaga llmu Pengetahuan Indonesia http: I lwww.bogorbotanicgardens.org e-mail:
[email protected]. id Telp.: +62-251 8322187, 8322220 Fax.: +62-251 8322187
.
.l
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
Volume 12 Nomor 2, Juli 2013
Pengantar Redaksi Pembaca Warta Kebun Raya yang budiman, Pada terbitan nomor ini, redaksi menyajikan 7 makalah yang terdiri dari empat makalah berhubungan dengan tanaman koleksi di Ke bun Raya Bogor, Kebun Raya Cibodas, Ke bun Raya Eka Karya Bali dan Kebun Raya Balikpapan, dua makalah bertema pemanfaatan tumbuhan oleh masyarakat di Bali dan di Sumatera Barat serta satu makalah membahas teknik perbanyakan tanaman. Semoga makalah yang diterbitkan dapat memberikan informasi yang berharga mengenai berbagai aspek dari dunia tumbuh-tumbuhan dan perkebunrayaan Indonesia serta memberikan semangat baru bagi penulis untuk terus memberikan kontribusinya pada Warta Kebun Raya Salam Redaksi
PENERBIT PUSAT KONSERVASI TUMBUHAN KEBUN RAYA BOGOR, LEMBAGA ILMU PENGETAHUAN INDONESIA
ISSN: 0215-5001 REDAKSI Penanggung Jawab
: Dr. Didik Widyatmoko M .Sc
Penyunting
: Ora. lnggit Puji Astuti M.Si
(Kepala Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor LIPI)
Ir. Dwi Puspitaningtyas M.Sc. Ora. Hartutiningsih M. Siregar Raden Vitri Garvita M.Si Kesekretariatan
: Irma Purwanti
Alamat Redaksi Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor - LIPI JI. Ir. H. Juanda 13, Bogor 16003 Telp./fax: 0251-8322187 e-mail :
[email protected]
Gambar sampul: Kenanga Tanduk (Artabotrys hexapetalus (L.f) Bhandari)
Warta Kebun Raya merupakan majalah semi populer tentang berbagai aspek dari dunia tumbuh-tumbuhan dan kegiatan Kebun Raya Indonesia yang diterbitkan secara berkala 2 nomor per tahun
Daftar lsr
3-6 1 Alocasia sarawakensis M. Hotta:
Yuzammi
Koleksi Baru Kebun Raya Bogar dan Kebun Raya Balikpapan
Jenis-Jenis Lycopodiaceae
7-14 1
15-19 1
Taufikurrahman Nasution
Yang Berpotensi di Kebun Raya Cibodas
Kenanga Tanduk (Artabotrys hexapetalus (L.f) Bhandari)
Tri Handayani
Suku Annonaceae Yang Berpotensi Sebagai Tanaman Hias
20-21 1
Pemanfaatan Jenis-Jenis Bambu Dalam Upacara "RSI YADNYA" Di Bali
Ida Bagus Ketut Arinasa
Studi Kasus Pediksaan Ida Pedanda Gde Ananda Giri di Desa Pekraman Tangguwisia, Kabupaten Buleleng-Bali
2,8-32 1 Konservasi Tanaman Hii:.s
l~antong
Semar
Asli Kalimantan Timur
33-37 1
Taman Cyathea Kebun Raya "Eka Karya" Bali
Elizabeth Handini R. Vitri Garvita
I Dewa Putu Darma
Suatu Konsep Konservasi Harmoni Dalam Estetika Dan Budaya
38-43 1
Pengolahan Gambir (Uncaria gambir L., Rubiaceae) di Jorong Buluh Kasok, Sumatera Barat
Rism ita Sari
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
Alocasia sarawakensis M. Hotta: KOLEKSI BARU KEBUN RAYA BOGOR DAN KEBUN RAYA BALIKPAPAN
Yuzammi Pusat Konservasi Tumbuhan - Kebun Raya , UPI Email : yuzammi @yahoo .co . id
A/ocasia sarawakensis is endemic species to Borneo. Its belongs to the Araceae family. This A/ocasia
is one of the largest size in Borneo. It deffers from A. robusta by having naked sinus and leaf blade not glaucous abaxially. It is also easily distinguished from A. macrorrhizos by the very prominent venation on the below surface of the leaf blade, forming well defined interprimary collective veins.
PENDAHULUAN
tulang daun pada sinus terdapat bagian yang telanjang. Selain itu helaian daun bagian bawah
Marga Alocasia termasuk ke dalam
suku
berwarna hijau muda . Sedangkan pada A. sinusnya
tidak
telanjang
dan
Araceae . Marga ini memiliki lebih dari 113 j enis
robusta ,
yang tersebar mulai dari Indochina sampai ke
permukaan daun bagian bawah berwarna hijau
China , Jepang bagian selatan , kawasan Malay
keabu -abuan dan berlilin (Hay, 1998).
Archipelago dan Oceania , hanya sat u jenis ditemukan di Australia (Nauheimer et al., 2012) .
A. sarawakensis dapat dibedakan dengan A. macrorrhizos dari bentuk perbungaannya yang
A/ocasia sarawakensis merupakan jenis endemi k
tersusun ditengah karangan t angkai daun dan
di Borneo. Sepintas jenis ini mirip dengan A.
berjumlah banyak, serta seludangnya berwarna
Untuk
putih dengan garis-garis merah. Sedangkan pada
dapat
A. macrorrhizos perbungaan muncul sepasang
dilihat pada bagian cuping helaian daun bagian
pada pelepah tangkai daun. Seludang berwarna
belakang, dimana pada A. sarawakensis ibu
hijau dan kuning.
robusta
dan
A.
macrorrhizos.
membedakannya dengan A.
robusta
3
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
Tangkai daun dan helaian daun bagian bawah
dari tulang daun utama, berwarna
dari A. sarawakensis pada fase muda (juvenile)
perbungaan sangat banyak, sekitar 40 tangkai,
selalu terdapat bulu-bulu halus dan set elah
terdapat pada tengah-tengah karangan daun ;
dewasa bulu-bulu tersebut akan hilang. Hal ini
tangkai perbungaan 30 - 40
lah
waktu
biasanya tersembunyi dalam katafil (cataphyll) ,
yang
terdapat beberapa kelenjar yang menyebar
berukuran besar seperti A. robusta dan A.
berwarna hijau pudar; seludang panjang kira -
macrorrhizos .
kira 19 cm , mula-mula berwarna putih kemudian
yang
terkadang
membedakannya
menyulitkan
dengan
jenis
lain
menjadi
keungu-unguan
hijau ;
cm panjangnya ,
dengan
kelenja r -
kelenjar berbentuk elip yang menyebar; lambai
CIRl-CIRI UMUM TANAMAN
seludang (spathe limb) berwarna putih dengan panjang sekitar 12 cm , tegak pada saat bunga
Termasuk tumbuhan herba yang kokoh dan
betina antesis dan akan menggulung ke belakang
besar; batang tegak, dengan diameter kira-kira
pada saat bunga jantan antesis ; tongkol dengan
15 cm dan tinggi dapat mencapai 2 m; daun
panjang 16 cm
dalam satu karangan dengan helaian daun tegak
betina panjang 2,5 cm , bakal buah berwarna
atau agak menyerong; tangkai daun dapat
keputih-putihan , tangkai putik dengan panjang
mencapai panjang 130 cm , pelepah daun sekitar
sekitar 1 mm , kepala putik lebih lebar dari pada
1/3 - 2/5 pada bagian bawah , berwarna hijau
tangkai putik; zona bunga jantan panjang 3 cm ;
muda, agak sedikit kasar, terdapat kelenjar
appendiks (appendix) panjang 9 cm berwarna
terutama pada bagian pelepah tangkai daun,
kuning muda kecoklatan ; seludang pembungkus
pertama berwarna
buah berwarna putih , buah berwarna merah.
merah
kemudian
akan
berubah menjadi kuning, pad a f ase mud a sering
berwarna putih ; zona bunga
(istilah mengacu pada Rifai dan Ermitati , 1995)
kelenjar-kelenjar tersebut dikelilingi dengan warna ungu kehitam-hitaman ; helaian daun berwarna hijau agak sedikit mengkilat pada bagian atas dan hijau muda pada bagian bawah , tidak
berbulu
setelah
tanaman
dewasa ,
sedangkan pada waktu muda bagian bawah daun terdapat bulu halus, bentuk daun menjantung menganak panah , panjang kira-kira 1 m dan lebar kira-kira 80 cm dengan tepi daun agak sedikit bergelombang; cuping bagian belakang berbentuk agak membulat, pada bagian sinus telanjang sekitar 3 cm; tulang daun utama
Gambar 1. Permukaan bawah daun berbulu
berjumlah 10 - 12 buah pada masing-masing sisi ibu
tulang
daun;
tulang
daun
sekunder
membentuk pertulangan yang menyatu pada bagian tengahnya; tulang daun utama dan ibu tulang daun berwarna agak keputihan pada bagian bawah dan hijau pada bagian atas; tulang daun utama dan tulang daun sekunder sangat jelas terlihat pada bagian bawah dan pada bagian
atas sepertinya agak rata
dengan
permukaan daun; terdapat kelenjar pada ketiak
Gambar 2. Buah
A. sarawakensis yang
matang
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
adalah hutan sekunder. Secara umum kondisi Hutan Sanggam dapat dikatakan relatif bagus dengan
keanekaragaman
jenis yang cukup
tinggi. Dikarenakan wilayah Hutan Sanggam kepemilikannya
adalah
masyarakat
maka
diprediksi dalam kurun waktu tidak sampai dengan 10 tahun maka seluruh kawasan hutan yang masih relative bagus ini akan hilang dan akan beralih fungsi menjadi ladang.
A. sarawakensis ditemukan di pinggir-pinggir hutan yang agak terbuka ataupun dipinggiran sungai. Jumlah populasi yang ditemukan di habitat alaminya tidak terlalu banyak, yaitu sekitar 1-3 individu yang tumbuh terpencar. lndividu dewasa dengan tinggi hampir 2 m ditemukan di pinggiran bekas jalan logging, diantara semak belukar. Secara sepintas jenis ini mirip dengan A. macrorrhizos dan A. robusta,
Gambar 3. Habitus Alocasia sarawakensis
sehingga perlu pengamatan yang agak lebih rinci untuk dapat membedakannya.
DISTRIBUSI Jenis ini merupakan endemik untuk Borneo {Govaerts dan Frodin , 2002). Di Kalimantan
KEGUNAAN
Timur jenis ini ditemukan di Hutan Sanggam , Sungai Bawan, Desa Merasa, pada ketinggian 20
Pada umumnya jenis-jenis dari marga Alocasia
m diatas permukaan laut {dpl) , koordinat
banyak digunakan sebagai tanaman hias daun ,
01052 . 722' dan 11 ?o 11. 134'.
baik untuk tanaman outdoor maupun untuk ornamen taman yang bertemakan taman tropis. A. sarawakensis merupakan jenis talas-talasan
yang berperawakan tinggi dan besar dan sangat
HABITAT
cocok untuk dijadikan sebagai bagian dari taman
A.
sarawakensis ditemukan tumbuh pada
tempat-tempat
yang
agak
terbuka
dan
ternaungi , di pinggir-pinggir sungai , tepi jalan
bernuansa tropis . Daunnya yang tegak akan terlihat kokoh dan kuat sehingga menambah kesan hutan tropis.
yang penuh semak belukar, di rawa-rawa yang terbuka dalam hutan , pada ketinggian 0 sampai dengan 1.200 m dpl. {Hay, 1998; Boyce et al. ,
PERBANYAKAN
2002). A. sarawakensis ditemukan di hutandengan
Seperti umumnya marga Alocasia lainnya, jenis
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus {KHDTK)
ini dapat diperbanyak dengan menggunakan biji
Balai Besar Dipterokarpa , Labanan , Berau ,
ataupun
Kalimantan Timur.
dengan menggunakan teknik kultur jaringan.
hutan
yang
berbatasan
langsung
Kawasan hutan tersebut
batangnya . Alternatif
lain
adalah
bernama Hutan Sanggam , Sungai Bawan dan merupakan hutan milik masyarakat yang belum
Buah A. sarawakensis yang telah matang akan
seluruhnya di buka untuk perladangan. Hutan ini
berwarna merah . Di dalam buah inilah terdapat
5
. Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014 II
biji-bijinya. Biji-biji tersebut dibersihkan dari daging
buahnya
terlebih
kemudian tanam
A. sarawakensis merupakan salah satu jenis
dalam media tanam yaitu media pasir atau
Alocasia yang berperawakan besar. Jenis ini
media tanam yang lainnya asalkan bersifat
merupakan tumbuhan endemik untuk Borneo.
poros. Setelah biji berkecambah dan menjadi
Kesalahan dalam identifikasi sering ditemukan
seedling
karena jenis ini mirip dengan A. robusta dan A.
dikering-anf,in l,an.
I
dahulu
PENUTUP
dalam
Biji
kemudian
satu
atau
di
dua
minggu,
dipindahkan ke dalam polybag yang telah diisi
macrorrhizos.
dengan campuran media kompos, cacahan pakis I
Keberadaan jenis ini cukup mengkawatirkan
dan arang sekam .
sejalan Perbanyakan
juga
dapat
digunakan
dengan
konversi
hutan
ke
lahan
dengan
pertanian dan perladangan. Saat ini di habitat
menggunakan batang yang terdapat mata-mata
asli masih dapat dengan mudah ditemukan dan
tunasnya. Batang tumbuhan ini dipotong-potong
diperkirakan dalam kurun waktu 10 tahun akan
sepanjang kurang lebih 20 cm. Potongan batang
sulit untuk menemukannya lagi di alam .
tersebut kemudian ditanam pada media pasir sampai tumbuh tunas-tunas baru melalui mata-
Fungsi kebun raya sebagai benteng terakhir
mata tunas yang terdapat pada batang . Tunas-
kekayaan tumbuhan Indonesia menjadi tumpuan
tunas baru yang telah mempunyai akar dapat
harapan
dipisahkan
keberlanjutan
dan
ditanam
di
dalam
polybag
dengan menggunakan campuran media kompos,
untuk
menjaga eksistensi
kelestarian
dan
tumbuhan
ini
selan j utnya.
cacahan pakis dan arang sekam.
DAFTAR PUSTAKA Alternatif perbanyakan yang lebih modern dapat
"
menggunakan teknik kultur jaringan. Sampai
Hay, A. 1998. The Genus Alocasia (Araceae -
saat ini perbanyakan untuk jenis ini belum
Colocasieae) in West Malesia and Sulawesi.
pernah dilakukan di Kebun Raya Bogar, tetapi
Gardens' Bulletin Singapore 50: 221 - 334.
dari
Alocasia
jenis
suhirmaniana jaringan telah
yang
lain
perbanyakan
seperti
Govaerts , R. and D.G. Frodin.
2002. World
kultur
Checklist & Bibliography of Araceae (and
Biasanya
Arocaceae): 1 - 560. The Board of Trustees
dengan
berhasil dilakukan .
A.
media yang dipakai adalah MS (Murashige & Skoog) dengan menambah zat pengatur tumbuh
of the Royal Botanic Gardens , Kew. Boyce, P.C. , B. Sulaiman and J . Lintong . 2002.
Araceae of the Crocker Range National
BAPdan NAA.
Park Sabah: A Preliminary Survey, Checklist anf
KOLE KS I DI KE BUN RAYA BOGOR
Generic
Key.
Biodiversity
ASEAN
and
Review
of
Environmental
Conservation (ARB EC). July - September.
A. sarawakensis merupakan koleksi baru bagi
Nauheimer, L. , P.C. Boyce , and S.S . Renner.
Kebun Raya Bogar dan Kebun Raya Balikpapan.
2012.
Jenis
yang
Phylogeny of the Large Genus A/ocasia
dilakukan pada bulan Maret 2013 di hutan KHDTK
(Araceae) Sheds Light on Miocene Floristic
Labanan dan Hutan Sanggam , Sungai Bawan ,
Exchange
Desa Merasa , Kabupaten Berau , Kalimant an
Molecular Phylogenetics and Evolution 63:
Timur dengan Nomor Koleksi YI 19012
43 - 51 .
ini
merupakan
hasil
eksplorasi
Rifai ,
M.A.
Giant Taro and
dan
in
the
Its Relatives: A
Malesian
Ermitati.
1995 .
Biologi. Balai Pustaka , Jakarta .
6
-
Region.
Glosarium
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
JENIS-JENIS SUKU LYCOPODIACEAE YANG BERPOTENSI DI KEBUN RAYA CIBODAS
.Taufikurrahman Najukin Pusat Konservasi Tumbuhan - Kebun Raya, LIPI Email:
[email protected]. id
Huperzia squarrosa (G. Forst.) Trevis
Lycopodiaceae is a family of fern allies which is used as ornamental plants and medicinal plants. In Cibodas Botanic Gardens, this family were collected at nursery and garden collection, keep as herbarium collection, and also growing wild in the garden. There are 4 genera, consist of 11 species in Cibodas Botanic Gardens, that are Huperzia carinata (Desv. ex Pair.) Trevis., Huperzia gnidioides (L. f.) Trevis., Huperzia phlegmaria (L.) Rothm., Huperzia serrata (Thunb.) Rothm., Huperzia squarrosa (G. Forst.) Trevis., Lycopodiella cernua (L.) Pie. Se rm., Lycopodium clavatum L., Lycopodium selago var. miniatus (Spring) B.C. Tan & Tolentino, Lycopodium thyoides Humb. & Bonpl. ex Willd., Lycopodium wightianum Grev. & Hook., Pseudodiphasium volubile (G. Forst.) Holub.
PENDAHULUAN
seperti jarum. Sporangia terdiri dari 1 lokus dengan 2 katub terletak tunggal pada ketiak
Lycopodiaceae merupakan kelompok tumbuhan
sporophylla.
kerabat paku-pakuan. Suku ini diklasifikasikan ke dalam kelas Lycopsida divisi Pteridophyta.
Lycopodiaceae dapat tumbuh secara teresterial,
Sebagian ahli botani menggolongkan ke dalam
epifit, atau semi akuatik. Habitatnya mulai dari
divisi
dataran rendah sampai pegunungan. Suku ini
tersendiri
yaitu
Lycophyta.
Paku ini
memiliki bentuk yang sangat beragam. Batang
tergolong
utama dapat berukuran pendek atau panjang
ditemukan di berbagai tipe habitat kecuali di
dan jarang yang berumbi. Batang sekunder
area berbatu dan berpasir yang kering (van
sebagian besar bercabang, memanjang, tegak,
Anderwerelt van Rosenburg, 1915). Di Pulau
memanjat, atau menggantung.
Jawa, Lycopodiaceae menyukai tempat yang
berukuran kecil,
Daun tunggal
ada juga yang berbentuk
kosmopolitan
sehingga
dapat
teduh sampai terbuka di lahan kritis sampai
7
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
I
hutan primer. Di Kebun Raya Cibodas dapat
Jenis-jenis Lycopodiaceae umumnya ditanam
ditemukan tumbuh epifit pada tanaman koleksi
dalam pot gantung menggunakan media cacahan
atau hidup secara teresterial di lahan terbuka
akar paku tiang atau paku sarang burung. Media
dan pinggir jalan. Di seluruh dunia diperkirakan
lain
terdapat
suku
spaghnum. Jenis ini mudah ditanam tetapi
Lycopodiaceae (Hoshizaki & Moran, 2001 ). Di
membutuhkan kelembaban, temperatu r ya ng
kawasan Malesia diperkirakan terdapat 50 jenis
hangat,
(vanAnderwereltvan Rosenburg, 1915). Di Pulau
Lycopodiaceae
Jawa terdapat 15 jenis paku-pakuan dari suku ini
pemisahan,
(Backer & Posthumus, 1939).
Perbanyakan melalui spora jarang dilakukan
450
jenis
paku-pakuan
yang
umum
dan
digunakan
sirkulasi dapat
udara
adalah
lum ut
yang
cukup .
diperbanyak
dengan
perundukan ,
dan
stek
pucuk .
karena membutuhkan waktu yang lama untuk Jenis-jenis Lycopodiaceae epifit
merupakan
perkecambahannya. Sangat sedikit informasi
tanaman hias bernilai tinggi. Jenis ini cocok
mengenai keberhasilan perbanyakan suku ini
ditanam dalam pot gantung atau ditempelkan
dari spora. Selain karena masa dorman spora ,
pada
siklus fase gametofitnya yang lama diperkirakan
potongan
akar paku tiang . Sporanya
digunakan sebagai bahan kembang api, pelapis
menjadi
pil, dan bahan sarung tangan bedah (Hoshizaki
melalui spora .
penyebab
jarangnya
perbanyakan
& Moran, 2001 ). Paku-pakuan dari suku ini
memiliki kandungan alkaloid huperzine . Zat ini sangat penting dalam pengobatan berbagai
LYCOPODIACEAE DI KEBUN RAYA CIBODAS
penyakit yang terkait dengan otak dan syaraf. Diantaranya
digunakan
mengobati
Saat ini ada 2 jenis yang telah dikoleksi sebagai
penyakit alzheimer (de Winter, 2003) . Alzheimer
koleksi kebun di Kebun Raya Cibodas yaitu
merupakan suatu kondisi dimana sel-sel syaraf
kumpai ekor bajing (Huperzia squarrosa) dan
di otak mati, sehingga sinyal-sinyal otak sulit
kumpai rantai (Huperzia phlegmaria). Dari hasil
ditransmisikan
untuk
baik
pengamatan di kawasan kebun koleksi, vak
(http: I I asselaigamashita. blogspot.com/2012/0
dengan
koleksi paku-pakuan (vak I. C), pembibitan, dan
41 apa-itu-alzheimer. html).
herbarium Kebun Raya Cibodas di temukan sebanyak 11 jenis Suku Lycopodiaceae (Tabel 1. ) .
Tabel 1. Jenis-jenis Lycopodiaceae di Kebun Raya Cibodas No
Kolektor W. Meijer
2
3 4
5
6 7
8 ·· ~-------
Fitri K., Taufik Dr. Pleyte Nasru, Taufik, W. Mei jer Fitri K., J. H. Keren Nasru, Wiguna,Tauftk, Main Wiguna, Taufik, Meij er Fitri K.. Hasan
Jen is
Huperzia carinata (Desv. ex Poir.) Trevis . Huperzia gnidioides (L. f.) Trevis. Huperzia phlegmaria (L.) Rothm. Huperzia serrata (Thunb. ) Rothm. Huperzia squarrosa (G. Forst.) Trevis. Lycopodie/la cernua (L.) Pie. Serm. Lycopodium c/avatum L.
Asal
Lokasi Koleksi Koleksi Tumbuh Pembibitan Ke bun liar
v
Cibodas G. Singga lang Cibodas Cibodas G. Singgalang. Cibodas Cibodas, Jambi
Herbarium
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
v
Cibodas
v
v
v
G. Singgalang Cibodas
v
v
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
8
H.A. Dank
9
F itri K., Dr. Pleyte
10
Dr. Pleyte
11
P. J. Eyma
Lycopodium selago var. miniatus (Spring) B.C. Tan & Tolentin o Lycopodium thyoides Humb. & Bonp l. ex Willd . Lycopodium w ig htianum G rev. & Hook. Pseudodiphasium volubile (G. Forst.) Holub
v
C ibodas
v
G. Singga la ng, C ibodas
v
Cibodas
v
Cibodas
v
DESKRIPSI SINGKAT JENIS LYCOPODIACEAE DI
Spara triangular , trilete (Gambar 1. A). Tumbuh
KEBUN RAYA CIBODAS
epifit pada cabang pahan pada ketinggian 0 -
1.000 m di atas permukaan laut. Penyebaran Huperzia carinata (Desv. ex Poir.) Trevis.
meliputi Asia tropis, Kepulauan Ryukyu , Taiwan ,
Sinonim : Lycopodium carinatum Desv. ex Pair.
Polynesia, dan Australia . Kegunaannya sebagai
Paku epifit dengan bentuk dan ukuran yang
tanaman hias dalam pot gantung dan perangsang
beragam .
pertumbuhan
Pangkal
batang
tegak
lalu
rambut.
Paku
ini
memiliki
menggantung dengan akar yang mengumpul
kandungan
pada pangkal. Percabangan dikatami 1 - 4 kali
meningkatkan kemampuan atak dan mengabati
dengan bagian ujung mengecil. Daun lanset
penyakit alzheimer (Boonkerd, 2003). Jenis ini
tersusun spiral sebanyak 6-8 baris, berwarna
jarang dibudidayakan tapi mudah tumbuh dan
abu-abu ,
dapat
hijau
sampai
hijau
kekuningan.
huperzine yang berfungsi
diperbanyak
Strobilus terminal , silindris, bentuknya berbeda
Perkecambahan
dengan
yang sangat lama .
bagian
vegetatifnya .
Sparangium
spora
dengan
stek
membutuhkan
untuk
batang. waktu
terletak pada pangkal sporafil berwarna kuning .
Gambar 1. (A) Huperzia carinata (Desv. ex Poir.) Trevis. (Sumber foto : http:Ilwww.rareferns .com/Huperzia%20carinatal.htm) ; (B) Huperzia gnidioides (L. f.) Trevis.
9
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
Huperzia gnidioides (L. f.) Trevis.
2).
Sinonim: Lycopudium pinifolium Kaulf.
Batang coklat tua, dan berwarna lebih pucat di
Bentuk
beragam.
titik tumbuhnya. Daun berkarang dan spiral
Batangnya menggantung dengan percabangan
dalam 4 - 8 baris. Bentuk daun segitiga sampai
dikotomi sangat cocok sebagai tanaman hias
lanset dengan
da.n
gantung.
sangat
Daun
lebat
pangkal yang
bulat sampai
tersusun
cordata, tepi rata, hijau kekuningan dengan
berkarang. Daun runcing dengan tepi rata, agak
tulang daun yang jelas (gambar 2. A). Strobilus
keras tapi tidak kaku dengan tulang daun yang
terminal dengan bentuk yang berbeda dengan
jelas. Spike 1 atau 2 dengan sporophylla yang
bagian vegetatifnya. Sporangia terdapat pada
meruncing panjang (Gambar 1. B). Paku epifit
pangkal sporofil, berbentuk ginjal dengan spora
dalam
pot
ukurannya
Percabangan menggarpu beberapa kali.
yang tumbuh menggantung pada pohon, jarang
triangular,
yang
pada
Tumbuh epifit di hutan yang teduh, hutan
atas
sekunder, atau hutan primer maupun di lahan
tumbuh
ketinggian
di
400
tanah.
sampai
Ditemukan 2.500
m
di
trilete
berwarna
kuning
cerah.
permukaan laut, di hutan primer yang teduh dan
perkebunan
juga di hutan sekunder. Penyebarannya meliputi
ketinggian 2.300 m di atas permukaan laut.
Malaya sampai Papua. Cukup banyak ditemukan
Penyebaran meliputi Afrika, Asia, dan Kepulauan
tumbuh epifit pada tanaman koleksi di Kebun
Pasifik. Banyak dipelihara sebagai tanaman hias
Raya
terutama dalam pot gantung atau ditempelkan
Cibodas.
Bisa
diperbanyak
dengan
pemisahan batang.
pada
dari
dataran
potongan
pakis.
rendah
sampai
Dipercaya
dapat
merangsang pertumbuhan rambut (Amoroso,
Huperzia ph/egmaria (L.) Rothm.
2003). Spara dorman dalam jangka waktu yang
Sinonim: Lycopodium phlegmaria L.
sangat
Paku
epifit
berupa
herba
dengan
batang
menggantung dapat mencapai 2 meter (Gambar
lama
sehingga
memungkinkan
secara
perbanyakan vegetatif
lebih
dengan
pemisahan anakan.
Gambar 2. (A) Huperzia phlegmaria (L.) Rothm . ; (B) Huperzia serrata (Thunb.) Rothm.
Huperzia serrata (Thunb.) Rothm.
kali, berwarna hijau dengan bagian yang tua lebih kuning.
Sinonim: Lycopodium serratum Thunb. Paku-pakuan
10
teresterial
dengan
Daun tersusun spiral dengan
pangkal yang menyempit, tepinya bergerigi bentuk
dengan ujung yang meruncing, hijau tua dengan
menyerupai lumut. Herba dengan percabangan
urat daun yang jelas (Gambar 2. B). Tidak
yang menggarpu dengan daun yang bergerigi.
terdapat stobilus tetapi sporangia letaknya
Batang tegak dengan percabangan dikotomi 1-3
menyebar. Sporofil lanset dengan pangkal yang
lebih sempit dibanding sporangia. Spora trilete,
Huperzia squarrosa (G. Forst.) Trevis.
triangular. Dinding spora sangat tebal sehingga perlu
waktu
yang
sangat
lama
untuk
Sinonim: Lycopodium squarrosum G. Forst.
berkecambah. Menurut de Winter (2003), belum
Paku epifit berukuran
diketahui hasil percobaan perbanyakan dari
rumpun. Batangnya menggantung kadang tegak,
spora. Tumbuh terestrial di hutan yang lebat dan
percabangan dikotomi beberapa kali. Daun bulat
teduh pada ketinggian 1.000 sampai 2.600 m di
telur sampai lanset dengan tepi rata, kadang
atas permukaan taut.
kaku.
Penyebaran meliputi
Daun
fertil
sedang
menyerupai
membentuk
daun
steril
Jepang, Cina, India utara, Asia tropis, Polynesia,
(Gambar 3. A).Tumbuh epifit dan jarang yang
Kepulauan Sandwich, Amerika tropis. Kegunaan
teresterial, di tempat yang teduh atau terang di
jenis ini sebagai tanaman hias dalam pot.
hutan primer atau sekunder pada ketinggian 250
Kandungan alkaloid huperzine A terbukti secara
sampai 1.600 m di atas permukaan
klinis untuk mengobati penyakit alzheimer.
Penyebaran meliputi Afrika tropis, Australia,
Selain itu dapat mengobati kerusakan set saraf
Asia sampai Polynesia. Merupakan tanaman hias
akibat stroke, epilepsi dan kerusakan otak
dalam pot gantung atau pada lempengan akar
lainnya.
pakis.
Kandungan
taut.
huperzine A berkhasiat
sebagai obat penyakit alzheimer.
Gambar 3. (A) Huperzia squarrosa (G. Forst.) Trevis. ; (B) Lycopodiella cernua (L.) Pie. Serm .
ketinggian 15 sampai 3.100 m di atas permukaan
Lycopodiella cernua (L.) Pie. Serm.
taut. Di temukan pada tempat yang terang atau Sinonim: Lycopodium cernuum L.
agak teduh, menyenangi lahan tandus , bekas
Paku teresterial dengan batang tegak, semi
aliran lava, di tebing pinggir jalan, di padang
pemanjat, dengan rimpang yang menjalar. Daun
ilalang, dan tepi hutan. Di Kebun Raya Cibodas
tersusun spiral , tinier, tepi rata dengan ujung
ditemukan tumbuh di tebing atau pinggir jalan
runcing, kuning pucat atau kecoklatan. Strobilus
terutama di tempat tempat terang dan terbuka .
1-2 t erminal
Ditemukan di daerah tropis dan subtropis di
pada setiap cabang
pendek
(Gambar 3. B). Tumbuh terestrial terdapat pada
seluruh dunia. Kegunaaan sebagai tanaman hias
11
dan dekorasi ruangan. Di beberapa daerah untuk
terang , atau agak teduh , bebatuan , tanah
mengobati beri-beri, batuk, demam , asma ,
tandus, kadang di dekat kawah, atau bekas
rematik, hepatitis, disentri, dan sakit kulit.
kawah , tebing yang curam , semak belukar,
Jenis ini menjadi gulma di lahan pertanian dan
hutan semak kadang-kadang ditemukan dalam
melimpah khususnya di habitat yang terganggu.
jumlah
digunakan
sebagai
tumbuhan
obat
permukaan laut. Pada daerah yang kering,
yang
besar.
Seringkali
ditemukan
bersama-sama dengan paku resam dari suku Lycopodium clavatum L.
Gleicheniaceae. Jenis ini dapat ditemukan di
Sinonim: Lepidotis clavata (L.) P. Beauv.
semua
Rimpang
menjalar.
tanaman hias. Di berbagai etnis juga digunakan
dikotomi.
sebagai tumbuhan obat, diantaranya berkhasiat
Bentuk daun beragam mulai dari berbentuk
untuk mengobati sakit perut, keracunan, luka,
jarum , tulang daun jelas, tepinya rata kadang
ginjal, demam , dan sakit kulit. Spesies ini sangat
bergigi (Gambar 4. A). Paku teresterial pada
sulit untuk ditanam . Perbanyakan yang mungkin
bercabang
Percabangan
ketinggian
sekunder
panjang umumnya
1.300 sampai 3.330 m di atas
benua di
dunia.
Kegunaan
sebagai
dilakukan adalah pemisahan rimpang.
Gambar 4. (A) Lycopodium clavatum L. ; (B) Lycopodium selago var. miniatus (Spring) B.C. Tan & Tolentino
Lycopodium selago var. miniatus (Spring) B.C.
Lycopodium thyoides Humb. & Bonpl. ex
Tan & Tolentino
Willd.
Sinonim: Lycopodium miniatum Spring
Sinonim: Lycopodium complanatum L.
Batang tegak, tunggal atau dikotomi, sering
Batang utama menjalar panjang dengan daun
terdapat tunas. Batang berwarna hijau sampai
yang jarang. Percabangan lebih pipih. Daun
merah cerah. Daun cukup lebat tetapi jarang
pada batang utama seragam, sedangkan daun
pada bagian pangkal , berwarna hijau atau
pada percabangan ada 2 macam , berwarna hijau
merah , berbentuk pita atau lanset dengan tepi
dan kaku. Daun ventral dan dorsal lebih kecil
yang rata. Tulang daun tidak begi tu jelas.
dengan bentuk seperti pita. Stobilus lateral
Sporangia terletak di ketiak daun sepanjang
pada
12
(Gambar
5.
A).
Paku
Paku
teresterial pada ketinggian 1.400 sampai 3.060
teresterial yang tumbuh di hutan zona sub alpin
m di atas permukaan laut. Pada daerah yang
pada ketinggian 2.700 sampai 3.330 m di atas
kering ,
permukaan laut. Penyebaran jenis ini di Pulau
terbuka , sisi jalan , sering di dekat kawah atau
Jawa. Kegunaanya sebagai tanaman hias.
bekas kawah. Penyebaran meliputi zona sub
batang atau cabang (Gambar 4.
B).
percabangan
berbatu ,
tanah
keras ,
area
yang
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
tropika bagian utara dan daerah alpin yang
Batang
dingin di tropika. Kegunaan sebagai tanaman
seperti kawat dengan daun yang jarang. Daun
hias dalam pot dan dekorasi ruangan. Jenis ini
seperti sisik. Daun pada cabang , tegak, runcing ,
juga dimanfaatkan
tepi daun rata , dan kaku. Spike terminal pada
sebagai
tumbuhan
obat
utama
menjalar
panjang ,
Sporophylla
sebagai diuretik, obat hati dan limfa . Tumbuhan
percabangan.
hasil eksplorasi dari jenis ini mudah mati dan
meruncing (Gambar 5. B) . Paku teresterial pada
sulit tumbuh dengan baik di pembibitan.
ketinggian
2.500 sampai
bulat
berakar
3.250
sampai
m di
atas
permukaan laut, pada daerah yang terang atau sedikit ternaungi, tanah tandus , dan berbatu. Lycopodium wightianum Grev. & Hook.
Hanya tumbuh di kawasan pegunungan. Dapat ditemukan menyebar di Jawa , Sulawesi, Ceylon,
Sinonim: Diphasiastrum wightianum (Grev. &
India Utara. Kegunaan sebagai tanaman hias.
Hook.) Holub
Gambar 5. (A) Lycopodium thyoides Humb . & Bonpl. ex Willd. ; (B) Lycopodium wightianum Grev. & Hook.
Pseudodiphasium volubile (G. Forst.) Holub
jarum tersusun dalam satu baris. Spike sangat banyak
utama
panjang
memanjat ,
silindris
dengan
sporophylla yang bulat , kecil dan meruncing
Sinonim : Lycopodium volubile G. Forst. Batang
menggantung ,
seperti
(Gambar 6). Paku teresterial tumbuh pada
jerami , bercabang dan tersusun radial. Daun
ketinggian
mirip jarum. Daun pada cabang bentuknya
permukaan laut, di tepi hutan dan hutan , sering
beragam , hijau pucat , tipis tapi kaku ujung
di hutan sub alpin. Penyebaran dari Malaya
runcing dengan tepi rata. Daun dorsal lebih
sampai
kecil
Caledonia , Australia Utara. Kegunaan sebagai
seperti
pita
dengan
ujung
runcing
sedangkan daun ventral sangat kecil seperti
1. 500 sampai 2.800 m di
Polynesia ,
Selandia
Baru ,
atas
New
tanaman hias.
13
14
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
DAFTAR PUSTAKA Amoroso , V.B. 2003. Huperzia phlegmaria (L) Rothm. p. 113-115. In. de Winter, W.P. and Amoroso, V.B . (Eds . ): Plant Resources of South East Asia No 15(2). Cryptogams: Ferns and fern allies. Prosea Foundation, Bogar, Indonesia . Backer, C.A. & 0. Posthumus. 1939. Varenflora Voor Java. Uitgave van's Lands Plantentuin. Buitenzorg-Java. Boonkerd, T. 2003 . Huperzia carinata (Desv. Ex Pair) . p . 112-113. In. de Winter, W.P. and Amoroso, V. B. (Eds.): Plant Resources of South East Asia No 15(2). Cryptogams: Ferns and fern allies. Prosea Foundation, Bogar, Indonesia. de Winter, W.P. 2003. Huperzia serrata (Thunb. ex Murray) Trevis. Gambar 6. Pseudodiphasium volubile (G . Forst.) Holub
p.115-118.
In.
de
Winter, W.P. and Amoroso, V.B. (Eds.): Plant Resources of South East Asia No 15(2). Cryptogams: Ferns and fern allies.
PENUTUP
Prosea Foundation, Bogar, Indonesia. Suku Lycopodiaceae memiliki potensi
untuk
Hoshizaki,
B.J.
& R. C.
Moran.
2001.
Fern
dikembangkan dan dimanfaatkan lebih lanjut.
Grower's Manual. Timber Press. Portland,
Selain karena potensinya sebagai tanaman hias,
Oregon.
kandungan zat huperzine A yang dikandungnya
van Anderwerelt van Rosenburg, C.R. W. K. 1915.
telah teruji secara klinis sebagai obat-obatan.
Malayan Fern Allies. The Department of
Perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut dari
Agriculture,
segi aspek budidaya maupun kandungan zat
Netherland India. Batavia.
huperzine pada jenis -jenis Lycopodiaceae yang terdapat di Indonesia.
Industry
and
Commerce.
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
KENANGA TANDUK (Artabotrys hexapetalus (L. f) Bhandari)
SUKU ANNONACEAE YANG BEPOTENSI SEBAGAI TANAMAN HIAS
Tri Handayani Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, LIPI Email :
[email protected]. id
Perbungaan Pohon A. hexapetalus
Kenanga tanduk (Artabotrys hexapetalus) belongs to Annonaceae family or "soursop" family. The beautiful flower shape has fragrant scent , which is very attractive and usually used as ornamental plants. The fragrance of the flowers lasted for several days after picked from the tree. If soaked in water, floral fragrance spread into the room. Chemical constituents in roots, leaves and flowers is usually used for traditional medicine. Seeds will germinate 2-4 months after sowing, germination is epygeal type.
PENDAHULUAN
atau "kenanga tanduk". panjat"
Julukan
"kenanga
atau ylang-ylang vine disebabkan
Artabotrys hexapetalus (l. f) Bhandari, memiliki
karena
nama lokal yang berbeda-beda di Indonesia
memanjat.
seperti kenanga hutan, kenanga pisang, kenanga
tanduk"
tanduk. Di Malaysia dikenal dengan nama seperti
cabangnya tumbuh kait (hook) yang menyerupai
mempisang, pisang-pisang. Termasuk ke dalam
tanduk.
anggota suku Annonaceae, masih berkerabat
alat untuk memanjat atau bertaut dengan
dekat dengan kenanga (Cananga odorata L.).
cabang lain atau obyek lain. Selain itu duri yang
Sepintas bentuk dan warna bunganya juga mi rip
biasanya tumbuh di bagian pangkal cabang
dengan bunga kenanga. Jenis ini mudah dikenali
vertikal juga digunakan sebagai alat panjat.
dari adanya tangkai bunga yang berbentuk kait,
Kenangatanduktersebardiberbagainegara
merupakan
liana yang
Sedangkan
karena
tumbuhnya
julukan
pada bagian
"kenanga
batang atau
Kait tersebut sebenarnya merupakan
mahkota bunga berbentuk menyerupai sendok serta buah beri bergerombol (Nurainas, 2004).
Kenanga tanduk merupakan tumbuhan asli India
Sering dijuluki dengan nama "kenanga panjat"
bagian selatan dan Asia Tropis. Fisher et al.
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
(2002) melaporkan bahwa jenis ini asli dari
Pada awalnya tumbuh tegak seperti tanaman
Afrika Tropis dan saat ini telah tersebar luas di
perdu lainnya. Setelah mencapai tinggi sekitar 2
negara-negara tropis. Bunga berwarna kuning
meter batang akan tumbuh memanjat. Pada
kehijauan dengan aroma yang harum, campuran
batang
antara aroma lemon dan melon. Bunga yang
melengkung
telah dipetik akan tetap berbau harum sampai
domba. Tonjolan ini sering disebut "hook'', yang
beberapa hari.
sebenarnya merupakan tangkai perbungaannya.
yang
telah
tua
berbentuk
terdapat
tonjolan
menyerupai
tanduk
"Hook" merupakan salah satu ciri khusus pada A. hexapetalus. Susunan daun berseling. Daun tunggal berbentuk jorong menyempit sampai
SINONIM
melanset. Panjang daun 5-20 cm dan lebarnya 2ilmiah
4,5 cm, umumnya panjang daun 3-4 kali lebar
Artabotrys hexapetalus (L. f) Bhandari. Selain
daun. Bagian pangkal daun runcing, sedangkan
nama tersebut menurut The Plant List (2013),
ujung daun sedikit meruncing. Jumlah urat daun
ada beberapa nama ilmiah lain sebagai nama
lateral sebanyak 8-16 pasang. Daun berwarna
sinonimnya.
hijau
Kenanga
tanduk
Nama
memiliki
sinonim
nama
yang
pernah
tua,
berkilat.
Dalam
satu
tangkai
digunakan antara lain : Annona hexapetala L, A.
perbungaan (hook) terdapat 1-2 bunga. Tangkai
uncinata Lam., A. uncata (Lour.) Ba ill., Artabotrys hamatus (Dunal) Blume, A. intermedius Hassk, A. odoratissimus R.Br. ex Ker Gawl., A. uncatus (Lour.) Bail., A. uncinatus (Lam.) Merrill., Unona esculenta Dunal, U. uncinata (Lam.) Dunal., U. hamata Blume., U. uncata (Lour.) Dunal., Uvaria esculenta Roxb. Ex Rottl., U. hamata Roxb., U. odoratissima Roxb., dan U. uncata Lour.
perbungaan muncul dekat dengan ketiak daun atau di bawah pucuk daun. Bunga terdiri dari 2 lingkaran
petal.
Masing-masing
lingkaran
tersusun oleh 3 lembar petal yang tebal, berwarna kuning kehijauan (Gambar 2.).
CIRl-CIRI UMUM
Merupakan perdu memanjat yang berukuran sedang, panjangnya sampai 10 meter (Gambar 1. ) . Gambar 2. Bunga A.hexapetalus
Petal berbentuk jorong sampai lanset. Panjang petal 2.5-4 cm dan lebar sampai 1 cm. Diameter lingkaran 2-3 cm. Karena jumlah petalnya ada 6 lembar
maka
disebut
hexapetalus.
Sepal
berjumlah 3 lembar, berada dalam 1 lingkaran, berbentuk bulat telur, panjangnya sekitar 5 mm, berwarna hijau. Bunga berbau sangat harum. Buah bergerombol. Setiap gerombol terdiri atas 6-10 buah (Gambar 3.), Gambar 1. Pohon A.hexapetalus
16
Warta Kebun Raya 12(2) , Nov 2014
duri. Jika duri yang tumbuh berjumlah dua , umumnya ukuran
keduanya tidaklah
sama .
Bagian pangkal duri biasanya akan muncul 1-2 daun atau 1-2 daun sisik. Pada ruas yang lebih tinggi bagian pangkal duri akan membengkak dan muncul daun-daun baru. Setelah mencapai ukuran panjang tertentu , ruas cabang vertikal tidak menghasilkan duri , tetapi akan muncul Gambar 3. Buah A.hexapetalus
cabang horisontal. Jika tumbuh di tempat yang
bentuk bulat telur terbalik, panjang 3-4 cm ,
teduh atau ternaungi , cabang horisontal tidak
berwarna hijau waktu muda dan berwarna
akan menghasilkan bunga. Cabang horisontal
kuning bila telah masak. Buah tua menghasilkan
yang tidak menghasilkan bunga disebut cabang
aroma yang
bulat
horisontal vegetatif. Cabang horisontal jika
panjang , panjang 1, 5-2 cm , berwarna coklat
tumbuh di tempat terbuka pada ruas-ruasnya
muda .
akan tumbuh kait (Garn bar 4.) , secara berurutan
harum.
Biji
berbentuk
dari bagian pangkal sampai ujung cabang.
DURI DAN KAIT Duri (thorn) dan kait (hook) digunakan oleh kenanga tanduk sebagai alat memanjat. Duri dan kait tumbuh pada cabang yang berbeda, meskipun masih berada dalam satu pohon. Dikenal dua macam cabang pada jenis ini yaitu ca bang vertikal horisontal
(orthotropic)
(plagiotropic) .
dan Pada
ca bang awal Gambar 5. Kait membengkak dan berkayu
pertumbuhan bibit yang telah dewasa (bibit telah menghasilkan 10-20 ruas) , tanaman hanya menghasilkan cabang vertikal. Beberapa ruas
Pada
setiap
kait
akan
bagian bawah cabang vertikal belum tumbuh
perbungaan
duri, tetapi hanya mata tunas yang istirahat
bunga . Cabang horisontal yang menghasilkan
(dorman) saja.
bunga disebut cabang horisontal reproduktif.
dengan
satu
tumbuh sampai
tangkai beberapa
Jika suatu kait bersinggungan dengan cabang lain
atau
obyek
kait
lain ,
tersebut
akan
membengkak dan berkayu (Garn bar 5. ). Pucuk cabang
vertikal
yang
vigor
(memiliki
pertumbuhan yang kuat) akan terus tumbuh , sebaliknya cabang yang lemah pucuknya akan mengering atau rontok.
PE NYE BARAN Gambar 4. Kait Duri baru tumbuh pada ruas-ruas selanjutnya .
Jenis
Jumlah duri yang tumbuh pada ruas sekitar 1-2
Semenanjung Deccan bagian selatan (Negara
ini
merupakan
tanaman
asli
dari
India) dan Sri Lanka. Namun ada juga yang
17
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
berpendapat bahwa kenanga tanduk asli dari
kecambahnya adalah epigeal , karena sepasang
daerah Asia Tropis. Menurut Fisher et al. (2002),
kotiledonnya terangkat ke atas permukaan
kenanga tanduk merupakan tanaman asli dari
media semai. Jika biji yang dipilih bagus, maka
Afrika Tropis yang saat ini telah tersebar luas di
daya
negara-negara tropis. Daerah penyebarannya
mencapai
meliputi
selatan,
disemai dapat tumbuh semua. Setelah biji
Bangladesh, Myanmar, China, Formosa , Taiwan.
tumbuh dan bibit menghasilkan 3-5 daun ,
Menurut Nurainas (2004), jenis ini tersebar di
sebaiknya bibit dipindahkan ke dalam polibag .
Malay Peninsula, Sumatra, Borneo, Jawa dan
Bibit yang terlalu besar, jika dipindah akan
Filipina.
Jenis ini juga diintroduksi sebagai
mengalami stres dan layu yang pada akhirnya
tanaman hias di daerah California, Florida dan
akan mati. Media untuk menanam bibit terdiri
Hawai.
dari campuran tanah, kompos , pupuk kandang
Sri
Lanka ,
India
bagian
tumbuh
biji
100%,
kenanga
artinya
tanduk
semua
dapat
biji
yang
dan sekam dengan perbandingan 1: 1: 1: 1. Bi bit yang
baru
dipindah
ke
dalam
polibag ,
diletakkan di tempat yang teduh. Setelah bibit
TEMPATTUMBUH
mencapai ukuran 30-50 cm , tanaman dapat Di Negara asalnya tanaman yang liar tumbuh di
dipindahkan ke dalam pot , halaman, pinggir
hutan yang lembab . Jenis ini dapat tumbuh di
jalan
dataran rendah pad a ketinggian 100-500 m dpl.
peruntukkannya . Perbanyakan dengan cangkok
Dapat beradaptasi
di tempat yang agak
dapat dilakukan pada cabang reproduktif atau
ternaungi sampai terkena matahari penuh.
cabang horizontal. Tujuannya adalah bibit hasil
Meskipun begitu, untuk dapat menghasilkan
cangkokan
bunga dan buah , lebih menyukai tempat yang
tanaman cepat berbunga .
atau
disesuaikan
serupa
dengan
dengan
induknya
serta
terbuka. Tumbuh baik pada tanah liat atau berpasir, terutama yang lembab , dengan pH tanah 5,6-6. Agar pertumbuhan tanaman subur
Pemeliharaan tanaman yang perlu dilakukan adalah
penyiraman ,
pemangkasan.
maka drainase tanah harus baik.
pemupukan
Pemberian
air
dan
siraman
disesuaikan dengan iklim. Pada waktu musim kemarau, penyiraman sebaiknya dilakukan 2
PERBANYAKAN TANAMAN
DAN
PEMELIHARAAN
kali sehari. Sedangkan pada musim penghujan jika perlu penyiraman dilakukan 1 hari sekali. Untuk menambah kesuburan tanaman maka
Perbanyakan kenanga tanduk dapat dilakukan
perlu ditambahkan pupuk buatan. Jenis pupuk
secara
yang diberikan misalnya NPK . Dosis disesuaikan
vegetatif
Perbanyakan
maupun
secara
generatif .
generatif
dilakukan
dengan
sedangkan
perbanyakan
umumnya
menggunakan secara
bij i,
vegetatif
dengan
umur
tanaman
dan
kondisi
pertumbuhan . Untuk memacu pertumbuhan vegetatif,
lebih
baik
diberi
pupuk yang
dilakukan dengan cangkok. Biji yang akan
mengandung
ditanam sebaiknya diambil dari buah yang
memacu pembungaan , tanaman perlu pupuk
sudah matang , yaitu buah yang warna kuli tnya
yang kandungan P-nya tinggi. Perawatan lain
sudah kuning . Biji dibersihkan dari daging bua h
yang
yang masih menempel sampai bersi h. Setelah
pemangkasan. Tujuannya untuk membersihkan
N tinggi.
tidak
kalah
Sedangkan
pentingnya
untuk
adalah
bersih biji dapat disemai pada berbagai media
l i ngkungan
tanam. Media untuk menyemai biji antara lain :
tanaman .
pasir, arang sekam , cocopeat atau campura n
memanjat , sehingga untuk mempertahankan
tanah dengan kompos. Biji akan berkecambah
dalam
sekitar
dipangkas.
2-4
bulan
setelah
disemai.
Tipe
tanaman
Jenis ini
bentuk
serta
termasuk
perdu
tegak
membentuk perdu harus
yang sering
I 18
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
I
j enis
KEGUNAAN
i ni
digunakan
untuk
pakan
ternak,
sedangkan daun yang t ua untuk mengobati Keindahan bunga serta aroma bunga yang harum
penyakit kolera . Kulit batangnya mengandung
telah menjadikan daya tarik j enis ini untuk
senyawa kimia antara lain: stero/s, /3-iriodenine,
dijadikan tanaman
a therospermidin ,
hias di
California , Florida dan
pekarangan . Di
Hawai jenis ini telah
asimilobine
dan
N-
methy/coclaurine (Ghani, 2003).
ditanam luas di pekarangan sebagai tanaman hias. Bunga kenanga tanduk berbau harum , sehingga dimanfaatkan untuk aromaterapi dan
II
11
UCAPAN TERIMA KASIH
sebagai pengharum ruangan. Bunga yang telah dipotong kemudian dimasukkan dalam vas bunga
Ucapan teri ma kasih disampaikan kepada Bapak
yang berisi
Supandi dan Bapak Harto yang telah membantu
air,
maka
aroma
bunga
akan
menyebar ke dalam ruangan tersebut. Selain itu
dalam pengamatan
Artabotrys hexapetalus
bunga juga digunakan untuk mengatasi muntah-
koleksi Kebun Raya Bogar.
muntah , gatal-gatal pada kulit, bau napas, sakit 11
tenggorokan dan sakit kepala. Bunganya sering
II
diekstraksi untuk diambil minyaknya. Minyak mengandung 26 jenis senyawa kimia, terutama sesqui terpene
hydrocarbons
sesquiterpenoids
teroksidasi
( 33 . 3%) ,
(47 .7%) ,
B-
caryophyllene (11.4%) dan aryophyllene oksida (31.5%).
Minyak
mengobati
juga
dimanfaatkan
cacingan
pada
hewan
untuk yang
disebabkan oleh cacing pita atau cacing gilig . Akar,
batang
dan
daun
tanduk
kenanga
dimanfaatkan sebagai bahan obat tradisional karena mengandung senyawa-senyawa kimia yang
bermanfaat.
Rebusan
daunnya
dimanfaatkan untuk mengobati penyakit cholera serta mengurangi kesuburan pada tikus . Bagian daun seperti
mengandung kaempferol ,
senyawa-senyawa quercetin ,
quercetin -3-0-arabinoside ,
kimia
myricetin ,
quercetin-3-0 -
glucosida dan quercetin-0-galactosida dan asam galat. Kulit batang mengandung senyawa kimia
DAFTAR PUSTAKA Burkill , 1.H. 1966. A Dictionary of the Economic Product of the Malay Peninsula. Agriculture Ministry of Co-operatives , Kuala Lumpur. Malaysia. Fisher, J.B, U. Posluszy and D.W.Lee . 2002. Shade Promotes Thorn Development i n Tropical
Liana
(Annonaceae). 295-300 . Ghani , 2003 .
Artabotrys
hexapetalus
Int. J. Plant Sci. 163(2):
Artabotrys
hexapetalus
(L. f)
Bhandari . dalam http: I /www.mpbd .info/ plants/ artabotrys-hexapetalus. php Family: Annonaceae . diunduh: 4-2-2013 Lit T dan J. Yu. 2007 . Studies on the Chemical Constituents of the Leaves from Artabotrys hexapetalus dalam http: I /www.ncbi.nlm. nih.gov/pubmed/12016898 Nurainas. 2004. Artabotrys (Annonaceae) in
stigmasterol ;
Sumatra. Floribunda 2(5) 2004. Posluszny, U and J. B. Fisher. 2000. Thorn and
benzy/benzoat; spathulenol , nor-stephalgine,
Hook Ontogeny in Artabotrys hexapetalus
seperti
sterols , f3-sitosterol ,
isopilin , anonain , iriodenin , atherospermidin,
(Annonaceae) . American Journal of Botany
asimilobin and N-methylcoclaurin (Ghani , 2003 ).
87 (11 ): 1561 -1570. The plant Li st. Artabotrys hexapetalus (L. f )
Menu rut Li dan Yu (2007), daun kenanga tanduk glikosi da
Bhanda ri. http : I I www. theplantl ist. org / tpl
(artabotrisida-A , artabotrisida-8), 3 senyawa
/ record / kew-2653287, diunduh 15 Oktober
mengadung fl avonoid
2
senyawa
( tax ifo lin,
fl avonol
7 - 0- glucol ut eoli n,
apigenin -7-0- apiosy/ g/ycoside) dan 2 senyawa
2013 . Turner, l.M. 2012. An nonaceae of Borneo : A
asam organik (asam succinik dan fumarik) .
Review of t he Climbi ng Species. Garden's
Burkill (1966) melaporkan bahwa daun muda
Bulletin Singapore 64 (2).
19
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
PEMANFAATAN JENIS-JENIS BAMBU DALAM UPACARA "RSI YADNYA"DI BALI : STUDI KASUS PEDIKSAAN IDA PEDANDA GOE ANANDA GIRi DI DESA PEKRAMAN TANGGUWISIA, KABUPATEN BULELENG-BALI
Ida Bagus Ketut Arinasa UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Eka Karya Bali - LIPI Email:
[email protected]
Sarad
A total of 9 species of 4 genera of bamboo used in ceremonial processions "pediksaan Ida Pedanda Gde Ananda Giri". Bambu tali (Gigantochloa apus) is the most frequently used in the ceremony procession as many as 15 times, followed successively by bambu gesing (Bambusa blumeana) 14 times, bambu petung (Dendrocalamus asper) 8 times,
buluh lengis (Schizostachyum Lima) 4 times, bambu ampel gading
(Bambusa vulgaris var striata), buluh tamblang gading (Schizostachyum brachycladum) and buluh suling • (Schizostachyum silicatum) 3 times respectively as well as bambu manggong (Gigantochloa manggong) . and bambu santong (Gigantochloa atter) 1 times respectively.
PENDAHULUAN
tidak kurang dari 13 jenis bambu digunakan dalam prosesi pelaksanaan upacara keagamaan
Masyarakat Hindu di Bali dalam kehidupannya tidak dapat lepas dari penggunaan (Windia,
2004).
Upacara Rsi Yadnya adalah korban suci yang
pertanian, peternakan dan perkebunan, rumah
dipersembahkan kepada para Rsi atau pun calon
agama
Hindu
banyak
Rsi.
Upacara pediksaan
atau
pengangkatan
menggunakan bambu (Arinasa & Peneng, 2013).
calon diksa menjadi pendeta seperti halnya
Eisman
pediksaan Ida Pedanda Gde Ananda Giri di desa
(1992)
menyatakan
bahwa
bambu
merupakan salah satu tumbuhan utama yang
Pekraman
pasti ada dalam setiap upacara agama Hindu.
adalah salah satu studi
Arinasa
(2012)
menyatakan
Yadnya. Upacara Rsi Yadnya masih tergolong
agama
Hindu
di
Kecamatan
20
upacara
dapur,
bambu
peralatan
tradisional,
Perabot
tersebut.
Baturiti
desa
dalam
Pekraman
upacara Angsri
Kabupaten Tabanan-Bali
sedikit
Tangguwisia
atau
jarang
Kabupaten
Buleleng
kasus upacara Rsi
dilakukan,
pengetahuan dan pengalaman tentang
sehingga
Warta Kebun Raya 12(2) , Nov 2014
et noritual khususnya yang menggunakan bambu
striata) ,
sangat sedikit i nformasi maupun publikasinya.
(Schizostachyum
Tulisan ini bertujuan
suling
untuk menginventarisasi
pemanfaatann berbagai jenis bambu
dalam
buluh
tamblang
brachycladum)
(Schizostachyum
masi ng
3
kal i
gading
dan
silicatum)
serta
bambu
buluh masing -
manggong
prosesi upacara Rsi Yadnya khususnya dalam
(Gigantochloa manggong) dan bambu santong
pediksaan Ida Pedanda Gde Ananda Giri di desa
(Gigantochloa
Pekraman Tangguwisia Kabupaten Buleleng , Bali
Sarana
yang diselenggarakan pada tanggal 15 Oktober
menggunakan
2010 .
sebagai berikut:
atter)
dan
masing-masing
prasarana berbagai
1
(etnoritual) jenis bambu
kali. yang
adalah
1 . Bebangkit Bebangkit
adalah
banten
yang
terdiri
atas
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
beberapa komponen banten yang bermakna
Untuk
Yang
sebagai persembahan suci kehadapan Tuhan mengeta hui
jenis-jenis
bambu
yang
Maha
Esa .
Dalam
komponen
banten
digunakan dalam upacara Rsi Yadnya Pediksaan
tersebut beberapa etnoritual yang dibuat dari
Ida Pedanda Gde Ananda Giri di desa Pekraman
bambu antara lain:
Tangguwi sia
Kabupaten
a . Ngiu
wawancara .
Ngiu
Buleleng
Ke camatan
menggunakan
Seririt metode
atau
nyiru
yang
kesehariannya
Wawancara langsung dilakukan dengan sarati
dipergunakan sebagai alat penampi beras
(tukang banten) dan tukang uperengga (sarana
pada upacara ini dipergunakan sebagai alas
dan prasarana ) upacara . Contoh sampel sarana
dari banten biekawon (upacara pembersihan
dan
lahir bat hi n ).
prasarana
y ang
mengguna k an
bam b u
Ngiu sukla
(bel um
pernah
diinventari!:asi , di beri label dan dii dentifikasi.
dipakai) m e njadi amat sakral karena pada
ldentifikasi dilakukan di Kebun Raya " Eka Karya "
permukaan
Bali - LIPI , baik langsung di koleksi bambu petak
(abstr ak) yang melambangkan jiwa dan raga
XI. D maupun di herbarium dan dibantu dengan
yang dibuatkan upacara.
beberapa literatur yang ada.
keseluruhan baik alas dan penguat pinggir (tebeng)
atasnya
dibuat
digambari
dari
manusia
Ngiu ini secara bambu
tali
(Gigantochloa apus (J .A. & J. H. Schult.) Kurz
b . Tempeh
PEMANFAATAN BAMBU
Tempeh bentuknya sama dengan ngiu hanya Dari hasil wawancara dengan sarati dan tukang
ukurannya lebih kecil. Bahan bakunya pun
uperengga diketa hui sebanyak 18 jenis sarana
sama dengan ngiu , terbuat dari barn bu tali .
dan
menggunakan
Fungsi tempeh disini adalah sebagai wadah
bambu dalam upacara Rsi Yadnya pediksaan Id a
(tempat) banten tadah kala yang biasanya
Pedanda
diletakkan diatas ngiu tadi.
prasa r ana Gde
( uperengga) Ananda
Giri.
Dari
18
jenis
uparengga menggunakan 9 jenis bambu dari 4
2. Sate Nawasanga
marga. Bambu t a li (Gigantochloa ap us) adalah
Sate Nawasanga adalah sate yang terbuat dari
jeni s bambu yang paling tinggi atau pali ng se ring
daging babi yang bentuk dan fungsinya satu
digu naka n
yai t u
sama lain berbeda . Sa te Nawasanga lebih
disusul seca ra
poluler disebut sate Gelarsanga. Terdapat 33
sebanyak
dalam 15
ka li,
prosesi
upaca ra i ni
kemudian
gesing
macam yang masing-masing melambangkan
(Bambusa blumeana) sebanyak 14 kali , bambu
senjata para dewata . Dilihat dari etnoritual
petung (Dendrocalamus asper) sebanyak 8 kali,
bambu yang digunakan sate ini terdiri
buluh lengis (Schizostachyum Lima) sebanyak 4
dua komponen yaitu katik (tiang) sate dan
kali, bambu ampel gading (Bambusa vulgarisva r
kelatkat.
berturut - turut
oleh
jenis
bambu
Katik
sate yang
jumlahnya
atas 33
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
macam tersebut dibuat dari bambu gesing
pengolahan diletakkan dan ditata sedemikian
(Bambusa b/urr,eana J.A. & J.H.Schult. ), namun
rupa
bentuknya satu sama lain berbeda sesuai dengan
dipersembahkan dan dilihat. Demikian juga
bentuk senjatanya.
Ujung katik sate yang
penataan terhadap faunanya terjadi jalinan satu
runcing ada yang dibelah 2, 3, 4, 5 dan 6 sama
sama lain , juga antara flora dan fauna sehingga
tinggi,
dan
rangkaian ini seakan-akan mewakili isi alam
Katik sate ini
secara keseluruhan. Komponen flora dan fauna
berukuran panjang 30 - 50 cm dengan tebal 0,5 -
agar seluruhnya dapat tertata rapi, dipersiapkan
1cm.
rangka dari bambu. Bambu tali (Gigantoch/oa
tetapi
ada juga yang
dipotong tidak sama tinggi.
dibelah
indahnya
sehingga
menarik
untuk
opus (J .A.& J.H . Schult . ) Kurz merupakan
Kelatkat adalah anyaman bambu berbentuk bujur sangkar yang berfungsi sebagai tempat (wadah) sate Nawasanga. Kelatkat ini dibuat dari
bambu
bambu yang paling banyak digunakan karena bambu ini memiliki
sifat lentur dan kuat
sehingga memudahkan pembentukannya.
petung Dendrocalamus asper
(Schult.) Backer ex Heyne).
Bahan baku
kelatkat juga dapat dibuat dari beberapa jenis bambu lain. Dipilih jenis bambu yang buluhnya tebal dan kuat seperti barn bu gesing (Bambusa blumeana J.A.& J.H.Schult.) dan bambu tali (Gigantochloa apus (J.A.& J.H. Schult.) Kurz.
Besarnya tergantung
ukuran
kelatkat
bervariasi
dari
kebutuhan,
biasanya
berukuran mulai dari 20- 50 cm2. 3. Dedari Pulegembal Salah satu komponen
dari
banten
Dedari
Pulegemba/ adalah Jerimpen. Pada jerimpen ini
berisi berbagai macam jajan yang terbuat dari beras, ketan dan atau injin. Agar penempatan jajannya
rapi
maka
dibuatlah
semacam
anyaman bambu yang bentuknya bulat panjang yang lazim disebut keranjang jerimpen. Pada keranjang jerimpem inilah berbagai macam
jajan
tersebut
mengelilingi
atas
keranjang
ditata
dan
jerimpen
diikat
Gambar 1. Bambu tali untuk pembuatan sarad
tersebut.
Keranjang jerimpen ini dibuat dari Bambu
5. Sanggah Surya
petung (Dendrocalamus asper (Schult.) Backer
Sanggah surya adalah tempat berstananya Dewa
ex
(Bambusa
Surya sebagai manifestasi dari Tuhan Yang Maha
blumeana J.A. & J.H.Schult. ) sebagai bahan
Esa. Sanggah surya ini bersifat sementara,
utama dan bambu tali (Gigantoch/oa apus (J.A.&
dibangun bila ada upacara dan setelah upacara
J.H. Schult.) Kurzsebagai komponen penunjang. 4. Sarad Dalam upacara pediksaan (Rsi Yadnya) ini
selesai biasanya dibongkar. Sanggah surya terdiri
Heyne)
atau
dipersembahkan
22
di
bambu
pula
gesing
sarad.
Sarad
dari tiga komponen yaitu : a. Canggah (tiang)
adalah
Sebanyak 4 buah dengan tinggi kurang lebih 2
persembahan berupa hasil bumi bai k berupa
m. Canggah ini dibuat dari jenis barn bu gesing
flora dan fauna. Berbagai macam flora baik yang
(Bambusa
masih utuh maupun setelah mengalami
Untuk memperkuat kedudukannya dijepit
b/umeana
J.A.&
J.H.Schult.).
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
diantara ke empat tiangnya dengan bambu yang
digunakan untuk keperluan ini adalah bambu
sama. Pada tiang bagian atas dipahat untuk
tali (Gigantochloa apus (J.A.& J.H. Schult.)
menempatkan
Kurz.
asagan/bale
sebagai
tempat
c. Ancak saji
banten. b. Asagan/bale.
Ancak saji adalah semacam pagar yang
Asagan yang fungsinya sebagai tempat banten
mengelilingi asagan, dibuat dari anyaman
ini
bambu
berbentuk
terbuat
dari
(Bambusa
empat
persegi
anyaman
blumeana
panjang.
bambu
J.A.&
ampel gading
(Bambusa
vulgaris
gesing
Schrad. ex Wendl. var striata). Ujung dari
J.H.Schult.).
anyaman ini dibuat runcing menyerupai anak
Sehubungan dengan fungsi asagan ini sebagai
panah
yang
melambangkan
kesucian,
tempat banten dengan volume yang banyak
ketajaman dan keseriusan pikiran. Dengan
maka asagan ini mesti dibuat kuat sehingga
demikian terciptalah sanggah surya yang kuat
waton (tiang induk) dibuat dari bambu gesing
dan aman sebagai tempat banten. Sebagai
yang utuh tidak dibilah. Sedangkan balenya
tempat banten untuk pemujaan Tuhan Yang
dibuat dari bilahan bambu yang sama dan
Maha Esa hendaknya bersifat suci, sehingga
diikat satu sama lainnya dengan tali tutus.
dipergunakanlah
Tali tutus adalah tali yang dibuat dari bilahan
kuning yaitu bambu ampel gading sebagai
bambu
ancak sajinya.
yang
sangat
tipis.
Bambu
yang
bambu
yang
berwarna
Ancak saji
I Asagan/bale I I Canggah/tian Gambar 2 : Bambu digunakan sebagai penyusun ancak saji, bale dan tiang.
6. Sanggar tawang
bambu petung (Dendrocalamus asper (Schult.)
Sanggar tawang adalah bangunan sanggah yang
Backer ex Heyne), bambu gesing (Bambusa
bentuk dan funggsinya hampir sama dengan
blumeana
sanggah surya, tetapi ukurannya jauh lebih
(Gigantochloa apus (J.A. & J. H. Schult.) Kurz dan
besar dan tinggi dapat mencapai tiga meter.
bambu ampel gading (Bambusa vulgaris Schrad.
Sanggar tawang ini sebagai pertanda bahwa
ex Wendl. var striata).
suatu upacara agama pada tingkat yang besar
7. Penjor
tetapi bukan berarti mewah dan berlebihan.
Pada
Sebagai
banten
diletakkan di depan Sanggar tawang dengan
lebih
menggunakan sebatang bambu gesing (Bambusa
(sesajen)
upacara yang yang
besar maka
dipersembahkan
pun
J.A.&
upacara
J.H.Schult.),
pediksan
sebuah
penjor
blumeana
yang lebih besar dan kuat seperti bangunan
digunakan pada upacara ini sedikit berbeda
sanggar tawang ini. Sebagai tiang utamanya ini
dengan jenis penjor upacara ditempat lain.
digunakan sebuah pohon pinang (Areca catechu)
Ditempat lain cabang bambu bagian atas tidak
yang
pernah
utuh.
Komponen
lainnya
kebanyakan
J.H.Schult.).
tali
banyak dan lengkap sehingga diperlukan tempat
digunakan beberapa jenis bambu diantaranya
J.A.&
ini
bambu
disertakan,
tetapi
Penjor yang
dalam
upacara
pediksan ini sebagian cabang bambu bagian atas
23
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
t etap dibiarkan bahkan sampai daunnya. Hal ini
(memarisuda) segala kekotoran (mala) lahir
mengan d u r.g
diharapkan
bathin sehingga diharapkan tercipta kesucian .
kesejahteraan lahir bathin diharapkan dapat
Kukusan sudamala ini dibuat dari bambu tali
mencapai luas dan merata seperti daun bambu.
(Gigantochloa opus (J.A.& J.H. Schult.) Kurz.
Setinggi kurang lebih satu setengah meter di
Kukusan ini pembuatannya spesial dan tidak
atas tanah pada batang penjor diisi tempat
sama dengan kukusan yang dipergunakan untuk
banten yang dibuat dari 3 buah kelatkat yang
menanak nasi sekalipun mempunyai kemiripan
dipersatukan sehingga membentuk segitiga.
dalam bentuk.
Kelatkat
juga
ma kna
bahwa
dibuat
dari
bambu
gesing
(Bambusa blumeana J.A.& J.H.Schult.) (Arinasa and Widjaja, 2005).
Gambar 4. Kukusan sudamala
10. Tetaring/Bangsal Tetaring yang juga dikenal dengan nama bangsal dibuat dari bahan- bahan antara lain: tiang, kaso, atap dan tali. Tiang dan kaso dibuat dari bambu
gesing
(Bambusa
blumeana
J.A.&
J.H.Schult.) dan barn bu petung (Dendrocalamus asper (Schult.) Backer ex Heyne), atapnya dari daun
kelapa
sedangkan
tali
pengikatnya
mempergunakan tali tutus yang terbuat dari bambu tali (Gigantochloa opus (J.A.& J.H. Schult.) Kurz yang dibilah tipis-tipis. Tetaring ini bersifat sementara , biasanya sehabis upacara Gambar 3. Bambu gesing digunakan sebagai penjor
dibongkar.
8.Jan Jan atau yang lazim disebut tangga mempunyai
Tiang te!C1ring
fungsi dan bentuk yang sama dengan tangga tradisional pada umumnya. la terdiri atas dua buah batang bambu yang dihubungkan oleh 11 anak tangga. Keseluruhan bahan tangga dibuat dari bambu gesing (Bambusa blumeana J.A.& J.H. Schult.). Jan ini ditempatkan pada sanggar tawang untuk membawa dan menaikkan banten
Gambar 5. Bambu gesing dan bambu petung sebagai penyusun bangsal
ke bale sanggar tawang yang tinggi tersebut. 9. Kukusan sudamala Kukusan
sudamala
11 . Kelatkat adalah
kukusan
yang
dipergunakan pendeta untuk membersihkan
24
Kelatkat adalah tempat banten yang dibuat dari bambu. Jenis bambu yang umum digunakan
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
antara lain: bambu petung, bambu gesing,
Pemilihan
bambu tali , bambu santong, bambu jajang dan
ditekankan pada ketipisan buluh sehingga dapat
lain -lain. Pada upacara ini kelatkat dibuat dari
memberikan suara letupan yang keras dan
bambu petung (Dendrocalamus asper (Schult . )
meriah.
Backer ex Heyne) dan bambu gesing (Bambusa
14. Tempat tirta
blumeana J.A.& J.H.Schult.)
Tempat tirta
12. Semat
bumbung dibuat dari jenis bambu buluh yang
Banten
disamping
mempunyai
nilai
magis-
berwarna
terhadap
jenis
bambu
lebih
(air suci) yang juga disebut
kuning
antara
lain
buluh
lengis
(Blanco )Merr.),
buluh
religius yang tinggi bagi pemeluk agama Hindu
(Schizostachyum
juga mempunyai nilai arsitektur yang lembut
tamblang
dan sangat tinggi. Daun kelapa muda diiris dan
brachycladum Kurz) dan bambu ampel gading
ditoreh menjadi beberapa bagian yang kecil
(Bambusa
kemudian dirangkai menjadi satu yang disebut
striata).
jejahitan. Bahan perangkai ini disebut semat
sepanjang
sastra Agama
secara
Hindu
belum
bisa
lima
gading
vu/garis
Dipilih satu
(Schizostachyum
Schrad.
ex
Wendl.
batang bambu yang sehat ruas,
kemudian
berbagai jenis bunga atau canang sari.
Jenis-jenis bambu yang dipergunakan ini harus
15. Sujang
sifat-sifat:
mudah
dibilah
sampai
dipotong
ujungnya. Sebagai penutupnya dipergunakan
digantikan dengan bahan lain kecuali bambu . memiliki
var
Sujang adalah alat untuk menyimpan minuman
sangat kecil, mudah patah (renyah), tajam dan
keras yang dipergunakan dalam tetabuhan atau
kuat.
Beberapa
yang
dapat
pecaruan. Sujang ini terbuat dari seruas bambu
syarat
untuk
(bisa juga digunakan dari ruas cabang) yang
keperluan ini adalah jenis-jenis bambu buluh
dilipat menjadi dua bagian dimana masing-
(marga
masing mempunyai
dimanfaatkan
jenis
dan
bambu
memenuhi
antara
Schizostachyum)
lengis/taluh
lain
buluh
lubang, sehingga dapat
(Blanco)
menampung jenis minuman berbeda yaitu arak
Merr.) , buluh tamblang gading (Schizostachyum
dan berem. Jenis-jenis bambu yang digunakan
(Schizostachyum
Kurz) ,
buluh
dipilih dari bambu kecil yang buluhnya tipis dan
(Schizostachyum si/icatum Widjaja). Jari jenis-
mempunyai lubang besar, antara lain bambu
j eni s
buluh
(Schizostachyum
menghasilkan jejahitan banten yang rapi.
buluh
lengis/taluh
13. Keplug-keplugan
(Blanco) Merr.) , dan barn bu tali (Gigantochloa
Keplug-keplugan adalah suara ledakan yang
apus (J.A.& J.H. Schult.) Kurz . Sujang ini
keluar dari bambu akibat dibakar, merupakan
biasanya
rangkaian upacara yang lebih ditujukan kepada
pecaruan.
brachycladum
bambu
dan
lima
tersebut
bambu
di
atas
dapat
digantung
si/icatum
Widjaja),
(Schizostachyum
pada
sanggah
lima
cucuk
para Butha. Beberapa potong batang bambu dibakar
saat
menghasilkan
berlangsungnya suara
ledakan
upacara
yang
saling
bersautan sehingga para bhuta kala dan kita senang mendengarkannya. Dengan demikian para bhuta kala akan bersuka ria dan tidak mengganggu
jalannya
upacara.
Jenis-jenis
bambu yang digunakan antara lain bambu buluh (Schizostachyum
silicatum
lengis
(Schizostachyum
buluh
tamblang
brachyc/adum
lima
gading Kurz) ,
Widjaja) ,
buluh
(Blanco)Merr. ),
I Sujan g
(Schizostachyum
dan
bambu
tali
(Gigantochloa apus (J.A.& J.H. Schult . ) Kurz .
Gambar 6. Bermacam -macam jenis bambu sebagai penyusun klakat , .tempeh dan sujang
25
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
16. Sanggah cucuk
Heyne)
Sanggah cucuk terbuat dari sepotong bambu
(Gigantoch/oa manggong , dan G.atter) (Widjaja
seperti bambu t ali (Gigantochloa apus (J.A. &
dkk. , 2006)
dan
dari
kelompok
bambu
jaj ang
J.H. Schult. ) Kurz, bambu gesing (Bambusa blumeana J.A.& J.H.Schult.), dan bambu petung (Dendrocalamus
asper
(Schult.)
Backer ex
PENUTUP
Heyne). Biasanya bagian bambu yang digunakan adalah ujungnya . Bagian ujung ditancapkan ke
Terdapat
tanah sedang bagian lainnya dibelah empat sama
marga yang digunakan sebagai etnoritual dalam
besar
upacara Rsi Yadnya Pediksaan Ida Pedanda Gde
untuk
memegang
sebuah
kelatkat.
9 jenis bambu yang terdiri atas 4
Kelatkat diikat mempergunakan tali tutus atau
Ananda Giri , desa Pekraman Tangguwisia yaitu:
tali palpalan. Tali tutus adalah tali yang terbuat
1. Bambu tali (Gigantochloa apus (J .A.& J.H.
dari bilahan tipis bambu tali (Gigantoch/oa apus (J.A.&
J.H.
Schult. ) Kurz,
sedangkan
tali
Schult. ) Kurz 2. Bambu gesing (Bambusa blumeana J.A.& J.H.Schult . )
palpalan adalah tali yang terbuat dari bambu tali dengan bilahan yang lebih tebal dan besar
3. Bambu
daripada tali tutus. Biasanya tali palpalan hanya mempergunakan bilahan yang paling luar (kulit)
4. Buluh
tamblang
gading
(Schizostachyum
5. Buluh lengis (Schizostachyum lima (Blanco) Beberapa
jenis
bambu
dapat
Merr.) 6. Bambu ampel gading (Bambusa vulgaris
memberikan suara keras tapi merdu antara lain bambu tali (Gigantoch/oa apus (J .A. & J.H.
Schrad . ex Wendl. var striata) 7. Bambu
Schult.) Kurz, bambu gesing (Bambusa blumeana J . A.&
asper
brachycladum Kurz)
Kentongan atau kulkul berfungsi sebagai alat informasi.
(Dendroca/amus
(Schult.) Backer ex Heyne)
saja sehingga menghasilkan tali yang lebih kuat. 17. Kulkul
petung
J.H.Schult.)
(Dendrocalamus
asper
dan
bambu
petung
(Schult. ) Backer ex
buluh
suling
(Schizostachyum
silicatum Widjaja)
8.
Tiing manggong (Gigantochloa manggong Widjaja)
Heyne) (Arinasa dan Peneng, 2013). Suara kulkul
9. Tiing santong (Gigantoch/oa atterWidjaja)
ini diharapkan mampu dapat digunakan untuk
Bambu tali adalah jenis bambu yang paling tinggi
mengumpulkan
atau paling sering digunakan dalam prosesi
para
bhuta
kala , sehingga
upacara diharapkan tertib dan lancar.
upacara ini yaitu sebanyak 15 kali , kemudian
18. Tulud
disusul secara berturut-turut oleh jenis bambu
Secara
arfiah
atau
gesing sebanyak 14 kali , bambu petung sebanyak
membersihkan. Dalam hal ini dimaksudkan agar
8 kali , buluh lengis sebanyak 4 kali , bambu
suatu upacara bersih secara seka/a-niskala.
ampel gading, buluh tamblang gading dan buluh
Membersihkan mempergunakan sarana tulud
suling
yang terbuat dari bambu. Tulud terdi ri dari dua
manggong dan bambu santong masing-masing 1
komponen yaitu tangkai dan pendorongnya
kali.
tulud
berarti
dorong
masing-masing
3 kali
serta
bambu
(tulud) . Tergantung dari sikon desa setempat, kedua komponen tersebut dapat di buat dari bambu tetapi ada pula yang membuat dari dua
DAFTAR PUSTAKA
bahan yang berbeda. Jenis-jenis bambu yang biasa digunakan adalah bambu yang mempunyai
Arinasa , l.B.K. dan Elizabeth A. Widjaja . 2005.
buluh yang tebal sepert i bambu gesi ng (Bambusa
Bamboo Diversity i n Bali , Indonesia. Bamboo
b lumeana J.A.& J.H .Schu lt.), bambu pet ung
Journal , Japan Bamboo Society. No.22 : 8-
I
16.
11
(Dendroca lamus asper L~
26
(Schult.)
Backe r ex
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
Arinasa, IBK. 20 12. Bamboo Diversity and their Utilization i n Balinese Rituals at Angsri Village-Bali , Indonesia. Bamboo Science &
Bali. Bidang Botani Pusat Penelitian Botani-LIPI. Bogar. 55 hal. Windia , W.P. 2004. Kebijakan Pemerintah dan
Culture . TheJournal of the Bamboo Society.
Partisipasi
No. 23 (1 ): 29-37.
Mengkonservasi Tanaman Upakara di Bali.
Arinasa , l.B.K. dan
l.N . Peneng. 2013. Jenis-
Masyarakat
Upaya
Prosiding Seminar Konservasi Tumbuhan
Jenis Bambu di Bali dan Potensinya . LIPI
Upacara
Press , Jakarta. 119 hal.
Konservasi Tumbuhan
Eisman , F.B.Jr. 1992. Sekala and Niskala. Vol. II.
dalam
Agama
Hindu . Kebun
UPT
Balai
Raya Eka
Karya Bali-LI Pl. Hal.1-8.
Periplus Editions (HK) Ltd. Singapore . Widjaja, E.A. , 1. P. Astuti , l.B.K. Arinasa dan l.W.Sumantera. 2006. ldentikit Bambu di
27
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
KONSERVASI TANAMAN HIAS KANTONG SEMAR ASAL KALIMANTAN TIMUR
Elizabeth Handini dan R. Vitri Garvita Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya LIPI Email:
[email protected]. id
Tanaman Kantong Semar
The rain forests of Kalimantan are home to some of the most remarkable organisms in the world, like the exotic pitcher plant. Nepenthes are carnivorous plants, designed to attract, trap and digest small animals. The seeds are extremely thin and contain very little endosperm , they are dispersed by the wind. The seeds storage aims to determine the viability of seeds. After 13 months storage, the seeds are still viable, the percent germination is about 78 - 89 %.
PENDAHULUAN
(Administrator, 2013) . Bentuk, ukuran , motif dan
warnanya
yang
Breyne
" kantong semar" atau "The exotic pitcher
1689, dikenal sebagai
tanaman hi as "unik", daya tariknya bukan
ini
bervariasi
menyebabkan
pad a tahun
tanaman
sangat
Nepenthes pertama kali dikenalkan oleh J.P
disebut dengan
plant" .
terletak pada bentuk bunganya melainkan pada kantongnya yang beranekaragam bentuk dan
Penyebaran kantong semar mulai dari Australia ,
warnanya. Sebutan tanaman ini di Indonesia
Asia Tenggara hingga Cina. Kalimantan dan
berbeda -beda
dengan
Sumatera merupakan habitat terbesar kantong
lainnya, masyarakat Riau menyebutnya periuk
semar. Habitatnya banyak ditemukan di daerah
monyet, di Jambi dikenal dengan nama kantong
yang terbuka, agak terlindung, miskin unsur
beruk ,
hara ,
Bangka
daerah
disebut
satu
ketakung ,
di
pencahayaan
terbatas
dan
memiliki
Kalimantan dikenal dengan ketupat napu , telep
kelembaban yang cukup tinggi. Selai n sebagai
ujung dan selo bengongong sedangkan di Jawa
tanaman hias , tanaman ini juga dapat digunakan
Barat
28
di
antara
dikenal
dengan
sorok
raja
mantri
sebagai indikator iklim yaitu suatu kawasan
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
banyak ditemukan kantong semar jika tingkat
hutan
cu rah hujan cukup tinggi , kelembaban diatas
(Puspitaningtyas dan Wawangningrum, 1997).
75% dan tanahnya miskin unsur hara. Kantong
Tanaman ini dilindungi dan termasuk dalam
semar
sebagai
CITES (Convention on International Trade of
tumbuhan obat, cairan dalam kantong dapat
Endangered Species) , dalam apendiks I dan II
digunakan
(tergolong
juga
bisa
dimanfaatkan
sebagai
obat
batuk
atau
dan
eksploitasi
hampir
secara
punah
berlebihan
dan
langka).
memperlancar proses melahirkan (Clarke , 2001 ;
Berdasarkan Peraturan Pemerintah
RI
No. 7
Phillippsdan Lamb , 1996).
tahun 1999 tentang Pengawetan Jenis Tumbuhan dan Satwa , semua jenis Nepenthes dilindungi di
Tanaman merambat ini tergolong dalam f amili
habitat aslinya (Purwanto, 2007).
Nepenthaceae dan dijuluki carnivorous plant
langka ini dapat dikembangkan secara ex situ ,
(tanaman pemakan daging), hal ini disebabkan
salah
kantong eksotisnya berperan sebagai perangkap
jaringan.
satu
caranya
dengan
Tanaman
teknik
kultur
hewan kecil atau serangga. Di dalam kantongnya terdapat nektar yang mengundang serangga atau hewan kecil untuk hinggap. Binatang yang
ASAL KOLEKSI
sudah tergelincir masuk kedalamnya tidak dapat keluar lagi. Binatang yang masuk kemudian
Koleksi
dicerna dengan enzim proteolase dan enzim
merupakan sumbangan dari Bapak Antonius
kitinase kemudian
Padua Purwanto, yang ditemukan di Hutan
diurai menjadi mineral-
Nepenthes
mineral sebagai sumber nutrisi bagi Nepenthes.
Tanjung
Enzim
Kabupaten
ini
dikeluarkan
oleh
kelenjar yang
Jumlae,
reinwardtiana
Kecamatan
Penajam
Paser
Miq.
Penajam,
Utara
(PPU),
terdapat di dinding kantong zona pencernaan
Kalimantan Timur (Gambar 1.). Sumbangan ini
yang berfungsi sebagai enzim pengurai yang
berupa buah masak yang diterima pada tanggal 1
bersifat masam (Mansur, 2006) .
Agustus 2012, sebagian biji ada yang langsung disemai dan sebagian lagi disimpan untuk uji
Keberadaan Nepenthes di habitat aslinya sudah
daya simpan biji.
mulai terancam punah akibat dari kerusakan
Gambar 1. Nepenthes reinwardtiana (a) Bapak Purwanto membawa buah dan contoh Kantong Semar ; (b) Buah Kantong Semar yang dikirim ke Kebun Raya Bogor
29
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
KARAKTERISTIK Nepenthes SECARA UMUM
daun yang letaknya menempel atau tidak jauh dari permukaan tanah. Kantong atas berperan
Akar Nepenthes merupakan akar tunggang , yang
menangkap
tumbuh
dari
memanjang
berada di belakang kantong. Tumbuhan ini
dengan
akar-akar
sekitarnya .
memiliki 5 bentuk kantong yaitu tempayan ,
Batangnya termasuk batang memanjat, yaitu
bu lat telur I oval , silinder, corong dan pinggang .
batang
Bunganya berumah dua , artinya bunga jantan
yang
menggunakan
pangkal
batang,
sekunder
tumbuh
ke
penunjang,
di
atas
dengan
penunjang
dapat
dan
betina
serangga
terpisah
terbang,
pada
ujung
tanaman
sulur
yang
berupa tumbuhan lain atau benda mati dengan
berbeda . Buah akan terbentuk jika terjadi
menggunakan sulur daun . Bentuk daun rata-rata
penyerbukan, buah berbentuk seperti kapsul,
lanset (lanceolate) dan lonjong (oblong us) ,
didalamnya berisi biji yang jumlahnya ratusan.
dengan permukaan licin dan tidak berbulu.
Bijinya berbulu dan memiliki sedikit endosperm
Letak kantong dibedakan menjadi tiga yaitu
dengan panjang sekitar 1 cm
roset , atas dan bawah . Kantong roset adalah
terbang terbawa angin (Gambar 2. ). Biji akan
kantong yang keluar dari ujung daun roset.
tumbuh menjadi tanaman baru apabila jatuh
Kantong bawah yaitu kantong yang keluar dari
ditempat yang cocok.
sehingga dapat
Gambar 2. Penampakan bij i Nepenthes r einwardtiana secara mikroskop dengan pembesaran 1Ox dan 49x (a) Panjang biji Kantong Semar sekitar 1 cm ; (b) Embrio biji Kantong Semar
PENYIMPANAN BIJI Nepenthes
si mpan kecambah dari biji yang disimpan dalam
Penyimpanan biji Nepenthes ini mengadopsi dari
freezer. Hasil uji daya simpan biji pada media Yi MS menunjukkan bahwa viabilitas biji masih
cara
pada
cukup tinggi sampai bulan ke-13 yaitu sekitar 78
Laboratorium Kultur Jaringan Kebun Raya Bogar
- 89 %, biji berkecambah setelah 1 bulan
(Handini dan Puspitaningtyas, 2009) . Proses
disemai. Viabilitas biji pada bulan ke-6 yaitu 86
penyimpanan biji Nepenthes diawali dengan
% - 90 % (Gambar 3.). Berdasarkan dari hasil
membersihkan biji dari kulit buahnya kemudian
penelitian lsnaini dan Handini (2007) yang
7 hari ,
menyatakan penggunaan media dasar Yi MS
penyimpanan
disimpan
dalam
biji
desikator
anggrek
selama
selanjutnya biji disimpan dalam freezer-20 °C.
untuk kecambah Nepenthes gracilis memiliki daun
yang
berwarna
lebih
hijau
jika
dibandingkan dengan media semai Hyponex. Uji UJI DAYA SIMPAN BIJI Nepenthes
daya simpan biji ini masih dilakukan sampai viabilitas biji mencapai 0 % dengan waktu yang
Pada bulan ke 6 dan 13 telah dilakukan uji daya 30
belum dapat diperkirakan.
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
Gambar 3. Kecambah Nepenthes reinwardtiana (a) uji daya simpan biji selama 13 bulan; (b) tanpa penyimpanan
Gambar 4. Subkultur Nepenthes reinwardtiana yang mulai membentuk kantong
Biji
yang
telah
disubkultur
pada
berkecambah media
kemudian
perlakuan
untuk
Pada tahap aklimatisasi ini juga telah dilakukan penelitian tentang media yang cocok untuk
mengetahui media kultur in vitro yang terbaik
tumbuh
untuk pertumbuhan Kantong Semar (Gambar
aklimatisasi terbaik untuk N. reinwardtiana saat
4. ).
ini masih belum dapat disimpulkan karena
Setelah
14 bulan
masa
tanam ,
N.
reinwardtiana baru di aklimatisasi (Gambar 5.).
kembang
Kantong
Semar.
Media
persentase kematian masih sangat tinggi.
Gambar 5. Aklimatisasi Nepenthes reinwardtiana pada berbagai media (a) pasir + sekam; (b) pasir + cocopeat; (c) pasir; (d) pasir + cocopeat + sekam
31
Warta Kebun Raya 12(2) , Nov 2014
PENUTUP
Clarke , C. 2001 . A guide to the Pitcher plan ts of Sabah .
Metode
peny impanan
biji
anggrek
dapat
digunakan untuk penyimpanan biji Nepenthes reinwardtiana.
Perbanyakan
kultur
Kantong
Natural
Hi story
Publications
(Borneo). Kata Kinabalu . Handini , E dan D. M. Puspitaningtyas. 2009 . Studi Penyimpanan Biji Anggrek Cymbidium
Semar ini menambah jumlah koleksi kultur
finlaysonianum .
spesies Kantong Semar di Laboratorium Kultur
Peranan Konservasi Flora Indonesia Dalam
Jaringan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya
Mengatasi
Bogar. Metode perbanyakan secara kultur in
UPT BKT Kebun Raya 'Eka Karya' Bali - LIP I :
vitro
memiliki
kelebihan
jika
dibandingkan
dengan metode secara konvensional yaitu dapat
Prosiding
Dampak
Semina r
Pemanasan
"
Global ".
183 -190. lsnaini , Y dan E. Handini. 2007 . Perkecambahan
menghasilkan tanaman dalam jumlah yang lebih
Biji
banyak dengan waktu yang relatif lebih singkat ,
Korth . ) Secara In Vitro. Buleti n Kebun Raya
tetapi metode ini juga memiliki kekurangan
Indonesia 10(2) : 40 - 46 .
yaitu membutuhkan biaya yang lebih besar. Proses perkecambahan biji N. reinwardtiana hingga aklimatisasi membutuhkan waktu lebih dari 2 tahun untuk pembesaran .
Kantong
Semar Nepenthes gracilis
Mansur, M . 2006 . Nepenthes Kantong Semar yang Unik. Penebar Swadaya . Jakarta Phillipps , A. and A. Lamb. 1996. Pitcher-plants of Borneo.
Natural
History
Publications
(Borneo). Kata Kinabalu . Puspitaningtyas , D.M . dan H. Wawangningrum . DAFTAR PUSTAKA
2007 . Keanekaragaman Nepenthes di Suaka Alam Sulasih Talang -
Administrator.
2013 .
Kantong
Semar.
http : I /www.ksdasulsel.org/ flora I 1 37kantong-semar?format=pdf. tanggal 22 november 2013 .
Diakses pada
Sumatera Barat.
Biodiversitas 8 (2) : 152 -156 Purwanto ,
A.
W.
2007.
Budidaya
Ex
situ
Nepenthes Kantung Semar Nan Eksotis . PT.
Kanisius . Yogyakarta .
Warta Kebun Raya 12(2) , Nov 2014
TAMAN CYATHEA KEBUN RAYA "EKA KARYA" BALI SUATU KONSEP KONSERVASI HARMONI DALAM ESTETIKA DAN BUDAYA
I Dewa Putu Darma UPT. Balai Konservasi Kebun Raya "Eka Karya " Bali LIPI Email :
[email protected]
Cyathea Garden is a thematic collection in "Eka Karya" Bali Botanic Gardens which featuring plant collection of primitive species, that are fern (Pterydophytes) and mosses (Bryophytes). This thematic garden is design in accordance with the concept of plant conservation in the aesthetic and cultural harmony.
PENDAHULUAN
Tabanan , Bali
pada ketinggian tempat 1.250
sampai dengan 1.450 m di atas permukaan taut . Sesuai SK Kepala UPI. No. 1019/M/2002 Pasal 2
Upaya
Kebun Raya"Eka Karya" Bali mempunyai t ugas
pelayanan jasa ilmiah
pokok melaksanakan inventarisasi , eksplorasi,
dibidang konservasi terus dilakukan. Untuk lebih
koleksi ,
menarik masyarakat, koleksi tematik tumbuhan
pemeliharaan ,
pengembangan , pendokumentasian ,
reintroauksi,
pendat ~a n ,
pelayanan jasa
ilmiah,
purba
menjadikan
kebun
sebagai ilmu
tempat
pengetahuan
Lumut dan Paku ditata dalam sebuah
taman yang disebut "Taman Cyathea". Nama
pemasyarakatan ilmu pengetahuan di bidang
Taman Cyathea
konservasi dan introduksi tumbuhan dataran
tumbuhan paku tiang (Cyathea). Cyathea adalah
tinggi kering yang mempunyai nilai ekonomi
marga
untuk dikoleksi dalam bentuk kebun botani.
mempunyai batang dan bentuk tajuknya seperti
Kebun Raya" Eka Karya" Bali didirikan tanggal
payung .
15 Juli 1959, dengan luas areal 157, 5 Ha.
mempunyai tekstur kasar cocok untuk habitat
Terletak
tumbuhan epifit termasuk dari tumbuhan lumut
di
desa
Candikuning ,
Baturiti ,
diambil dari nama marga
tumbuhan Permukaan
paku
yang
batang
anggotanya
tumbuhan
ini
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
dan paku itu sendiri. Tujuan dari pembuatan Taman Cyathea tempat
PENATAAN TAMAN CYATHEA
adalah taman ini menjadi
untuk pelestarian
tempat
Taman Cyathea i ni di bagi menjadi 3 Zona yaitu ,
Paku (Pterydophytes)
1). Zona penerima yang ditandai dengan adanya
dan Lumut (Bryophytes) . Penataannya Tanaman
pintu gerbang, 2). Zona koleksi indoor berupa
Cyathea berlandaskan pada konsep konservasi
rumah paranet yang berbentuk dinosaurus dan
yang harmoni dalam estetika dan budaya.
3) . Zona koleksi outdoor berupa koleksi yang
Konservasi merupakan tujuan utama dari konsep
ditanam di luar ruangan (Gambar 1). Penataan
suatu
tumbuhan yang digunakan
konservasi tumbuhan
taman .
Estetika ,
atau
sebagai
bentuk
pengemasannya adalah suatu hal yang merujuk
penyusun taman
kepada seni dan
yang
keindahan. Seni dianggap
sebagai elemen
terbagi menjadi tumbuhan
berf ungsi sebagai
berfungs i
kehidupan sehingga ia harus memelihara ladang
Penataan tumbuhan koleksi mengacu pada
kehidupan agar tetap hijau dan memberikan
kaidah
petunjuk
dikelompokkan
bagi
manusia .
menambah
dan yang
sebagai sarana yang penting bagi prestasi
kehidupan
untuk
koleksi
penanaman tumbuhan berdasarkan
koleksi yang kekerabatan.
(https:Ilwww.facebook.com/permalink .php?st
Sedangkan
ory_fbid=444890852234443&id=4301023403799
berfungsi
untuk keindahan
61 ). Sedangkan Budaya merupakan landasan
mengacu
pada
dasar manusia untuk berkembang dan bertindak
memainkan
gradasi ,
di dalam kehidupan. Budaya akan memberikan
Tumbuhan
yang digunakan adalah
pengaruh
pengembangan tumbuhan koleksi tematik yang
yang
cukup
perkembangan
besar
te r hadap
manusianya.
penanaman
keindahan.
kaidah
tumbuhan
penanamannya
estetika
warna
yang
dan
bertujuan untuk memperkuat tema
dengan tekstur. hasil taman.
(http: I /tanamalt. blogspot.com/2011 /04/pend
Kini ,
apat-saya-sentang- manusi a - dan. html ).
memiliki koleksi paku sebanyak 136 jenis yang
Berdasarkan filosofi tersebut penataan Taman
terdiri dari 63 marga dan 26 suku. (Data
Cyathea bertujuan untuk pengembangan dan
Registrasi Kebun Raya"Eka Karya " Bali per
konservasi koleksi jenis
Desember 2013 ).
tumbuhan paku dan
Kebun Raya "Eka Karya " Bali telah
lumut sebagai wahana pendidikan lingkungan yang inovatif.
1. Zona penerima (Pintu gerbang)
2. Zona koleksi indoor
Gambar 1. Denah Taman Cyat hea
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
• 1. Zona Penerima Pada zona ini dibangun pintu gerbang yang artistik dengan
gaya Bali terbuat dari batu
padas (paras ND Bali) dengan motif uki ran yang diambil dari tumbuhan paku atau
bentuk ental
yang berbentuk melingkar
menggulung.
Tulisan
nama Taman
Cyathea dibuat diatas batu marmer dipahat
muda
dan diberi warna
yang
mas (prada)
(Gambar2) .
Gambar 3. Zona tumbuhan koleksi indoor
Huperzia spp.
termasuk tumbuhan paku
epifit
batang menjuntai. Hampir
dengan
semua Huperzia yang ada di dunia merupakan tumbuhan paku yang cantik karena mempunyai penampilan yang menonjol diantara jenis-jenis paku yang lain . Jenis ini Gambar 2. Pintu gerbang pada zona penerima Taman Cyathea
yang
besar
mempunyai potensi
untuk dikembangkan
sebagai
tanaman hias (Hartini, 2008) (Gambar4) .
2. Zona Tumbuhan Koleksi Indoor Pada zona tumbuhan koleksi indoor dibangun sebuah
rumah
paranet
dinosaurus, binatang
berbentuk
purba yang telah
punah , dengan harapan tumbuhan paku dan lumut tidak akan punah seperti dinosaurus. Rumah paranet
berbentuk dinosaurus ini
dibuat dari pipa besi
dengan atap paranet
hitam dan berfungsi untuk mengkoleksi jenis tumbuhan paku
epifit yang memerlukan
naungan penuh
seperti Huperzia spp. dan
jenis lumut dataran tinggi seperti Marchantia spp. dll (Gambar 3). Berikut adalah uraian deskripsi contoh tumbuhan koleksi pengisi zona tumbuhan koleksi indoor.
Gambar 4. Huperzia spp.
Marchantia
adalah
genus
dalam
suku
Marchantiaceae ordo Marchantiales, atau yang lebih dikenal dengan kelompok lumut hati. Marchantia adalah tumbuhan sederhana tanpa akar
yang
dengan
merayap di permukaan
daun berwarna hijau mengkilat
tanah dan
bergelombang. Tumbuhan ini menyukai tempat yang
lembab
dan
terlindung .
http : I lid.
wikipedia . org/wiki/ Marchantia. Tumbuhan ini
35
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
cocok digunakan sebagai tanaman penutup
massal dan dikombinasi dengan hamparan
tanah pada taman di tempat yang lembab dan
batu karang (Garn bar 7) .
terlindung. Kehadirannya dapat memberikan kesan klasik dan alami ( Gambar 5).
Gambar 7. Penataan zona koleksi outdoor
Selaginella uncinata tergolong tumbuhan semak
yang tumbuh merayap pada permukaan tanah. Tumbuhan ini terlindung Gambar 5. Tumbuhan dari genus Marchantia
umumnya tumbuh pada tempat
dengan
tanah
yang
berhumus.
Tumbuhan ini membentuk lapisan alas pada lantai hutan, tumbuh merayap rendah daun
Penataan pada koleksi indoor dikelompokkan
berbulu
berdasarkan kekerabatan. Koleksi tumbuhan
http:/ /www.perennials.com/plants/selaginella
lumut
-uncinata.html. Tumbuhan ini cocok digunakan
ditata berteras dengan permainan
sehingga
tumbuhan
menyerupai
penutup
karpet.
tanah
yang
gradasi kontur yang menyerupai perbukitan.
sebagai
Sedangkan koleksi jenis paku epifit ditempelkan
memberikan kesan alami sebagai pengganti
pada tonggak beton yang dibentuk menyerupai
rumput pada
pohon (Gambar6).
(Gambar 8).
taman di
tempat yang
teduh
Gambar 8. Selaginella uncinata
Jenis paku tiang seperti Dicksonia dan Cyathea ditanam
berkelompok
kekerabatannya
sesuai
sekaligus berfungsi
dengan sebagai
stemboom untuk menempelkan paku epifit dan Gambar 6. Penataan koleksi tumbuhan lumut indoor
3. Zona Tumbuhan Koleksi Outdoor Zona outdoor ditata dengan membuat pola pola bergaya organik bentuk melingkar atau menggulung yang menyerupai ental muda tumbuhan paku. Pola ini dibentuk dari jenis tumbuhan paku Selaginella yang ditanaman
36
sebagai tanaman
peneduh.
Dicksonia blumei
Moore. termasuk jenis paku tiang yang sudah langka. Di Bali , tumbuhan ini disebut juga paku kidang (kijang) karena pangkal ental daunnya mempunyai menyerupai
bulu bulu
lebat
dan
kijang.
mempunyai bentuk tajuk
halus yang Tumbuhan
ini
seperti payung.
Tingginya bisa mencapai 10 m tumbuh ditempat-
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
tempat
yang
berhawa
dingin
sampai
PENUTUP
ketinggian 2.500 m dpl. (Sastrapradja dkk. 1979) (Gambar 9) .
Taman Cyathea adalah taman di
Kebun
Raya
"
Eka
koleksi tematik
Karya"
Bali
untuk
mengkoleksi jenis tumbuhan primitif yaitu tumbuhan
paku (Pterydophytes) dan
(Bryophytes).
Penataannya
bentuk taman konservasi
lumut
dikemas dalam
yang berlandaskan
pada harmoni dalam estetika dan budaya . Taman ini inspirasi
diharapkan dapat memberikan dan
informasi
untuk pendidikan
lingkungan bagi masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA Hartini , S. 2008 .; Huperzia spp di Kebun Raya Bogor, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor - LIPI. Warta Kebun Raya Vol 8 Gambar 9. Dicksonia blumei Moore.
Cyathea contaminans (Hook) Copel. termasuk
No 1 hal: 03-11 http: I /www.perennials.com/plants/selaginella
jenis paku tiang yang berbentuk menyerupai
-uncinata.Selaginella-uncinata
pohon kelapa, dengan tinggi 6 - 10 m. Paku ini
tanggal 7 Januari 2014
biasanya
Diakses
ditemukan di lereng pegunungan
kadang-tumbuh
berkelompok
pada tempat
terbuka maupun terlindung (Sastrapradja dkk.
http: I I id . wiki pedia . org/wiki I Marchantia . Marchantia. Diakses tanggal 7 Januari 2014
1979) (Garn bar 10). https: Ilwww.facebook.com/permalink.php?sto ry_fbid=444890852234443&id=4301023403 79961 . Diakses tanggal 8 Januari 2014 http: I /tanamalt.blogspot.com/2011 /04/penda pat-saya-sentang-ma n usi a-d an . html . Diakses tanggal 8 Januari 2014 Sastrapradja,S ., J. J. Afriastini , dan
E.A Wiadjaya.
1979.
D. Darnaedi Jenis Paku
Indonesia. Lembaga Biologi Nasional - LIPI.
Gambar 10. Cyathea contaminans (Hook) Copel.
37
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
PENGOLAHAN GAMBIR (Uncaria gambir L., Rubiaceae)
DI JORONG BULUH KASOK, SUMATERA BARAT
Rismita Sari Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya , UPI Email :
[email protected]
Pengolahan Gambi r
Gambier (Uncaria gambir L., Rubiaceae) is one of economic value plants produce the sap or tannins like catechin acid, catechu tanat acid and quercetin. This plant can be used as tanners, pharmaceuticals and complement the betel nut. Gambier is processed with traditional technique using a press tool and equipments made of bamboo or wood in District of Lima Puluh Kota , West Sumatra. The gambier is formed to a round shape like a tablet with a diameter of 5 cm and a thickness of about 2 cm. The rest of dregs gambier leaves after processing is used as organic fertilizer back to the garden gambier.
PENDAHULUAN
et al ., 2005) dan pelengkap makan sirih untuk masyarakat tradisional seperti pada Suku Melayu
Gambir
(Uncaria gambir
(Hunter)
Roxb .,
Karo . Tradisi
makan
sirih
dengan
Rubiaceae) adalah salah satu tanaman bernilai
menggunakan gambir sebagai bahan pelengkap
ekonomi yang menghasilkan getah atau tanin
selain pinang dan kapur sirih hanya dilakukan di
yaitu asam catechin , asam cathecu tanat dan
Indonesia (Rooney, 1993). Sedangkan di negara
quarcetin (Hasbullah, 2001 ). Ketiga senyawa
lain seperti Malaysia, Thailand, Burma tidak
tersebut dihasilkan dari daun atau kulit batang
menggunakan gambir.
tumbuhan
gambir melalui
proses ekstraksi
(Sazwi dkk., 2013). Gambir diperdagangkan
Habitus gambir merupakan tumbuhan merambat
secara
berkayu
luas
di
pasar-pasar
di
Indonesia
khususnya di daerah yang banyak menggunakan gambir,
38
dan
seperti
Sumatera .
Gambir
menahun
dengan
bunga
majemuk
tersusun berbentuk membulat seperti bola (Gambar 1a).
Di Jorong Buluh Kasok biasanya
dimanfaatkan untuk berbagai tujuan seperti
daun gambir dipanen selama bertahun-tahun
penyamak kulit (Beisler, 1970; Hasbullah, 2001 ),
dari kebun yang sama.
bahan obat-obatan (Hasbullah, 2001 ; Heitzman
dapat dipanen mulai 1·1 , 5 tahun sejak ditanam
Pada dasarnya gambir
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
hingga 15 tahun (Hasbullah, 2001 ).
Ada yang
PROSES DAN CARA PENGGOLAHAN GAMBIR
membuat kebun gambir khusus tanpa tanaman lainnya, ada pula yang menanamnya sebagai
Bahan pengamatan berupa kebun gambir milik
tanaman sela atau tanaman bawah di kebun
salah seorang penduduk yang berada di lokasi
karet (Gambar 1b).
Sungai Batang Bungo, Jorong Buluh Kasok, Nagari
Sari
Lamak,
Kecamatan
Harau,
Provinsi Sumatera Barat merupakan daerah
Kabupaten Lima Puluh Kata, Sumatera Barat.
penghasil utama gambir di Indonesia (Hasbullah,
Sedangkan bahan pengamatan dan informasi
2001 ). Jorong Buluh Kasok adalah salah satu
tentang teknik pengolahan gambir diperoleh
desa penghasil gambir yang terletak di Nagari
melalui pengamatan secara langsung di salah
Sarilamak, Kecamatan Harau, Kabupaten Lima
satu lokasi pengolahan gambir milik penduduk di
Puluh Kata,
Jorong
Provinsi Sumatera Barat.
Jorong
Buluh
Kasok,
Nagari
Sari
Lamak,
atau desa ini berbatasan dengan Cagar Alam Air
Kecamatan Harau, Kabupaten Lima Puluh Kata,
Putih yang memiliki banyak aliran sungai dan
Sumatera Barat.
dekat
dengan
perbatasan
antara
Provinsi Riau.
Keterangan tentang proses pengolahan gambir
Memproduksi gambir adalah salah satu mata
diperoleh dari pemandu lapangan yaitu Bapak
pencaharian utama penduduk di desa ini selain
Damisar.
bertani dan berdagang. Kebun gambir tersebar
mengumpulkan data dan keterangan tentang
di sepanjang desa yang umumnya berada jauh
cara pengolahan adalah dengan wawancara
dari perumahan penduduk dan lebih dekat ke
secara langsung. Seluruh proses pendataan dan
hutan.
pengamatan
Sumatera
Barat
Menurut
dengan
keterangan
Provinsi
salah
seorang
penduduk, gambir yang dihasilkan dari desa ini
Metode
yang
digunakan
didokumentasikan
untuk
dengan
pengambilan foto.
diekspor ke India sebagai pusat perdagangan gambir dunia yang digunakan terutama untuk
Bahan pengolahan gambir diperoleh dari kebun
bahan pewarna tekstil (Damisar, kom. pers.).
gambir yang dikelola secara tradisional di Jorong Buluh Kasok. Tempat pengolahan gambir berada di salah satu tepi kebun yang mudah dijangkau dari jalan umum. Seluruh proses pengolahan gambir dikerjakan oleh tiga orang dengan peralatan yang sudah tersedia di lokasi. Masingmasing bertugas untuk menyiapkan daun gambir
a
yang
b
Gambar 1. (a) Bunga gambir; (b) Salah satu kebun
umumnya
pemrosesan
gambir
pengempa
diolah, atau
mengoperasikan
pengepres,
dan
mesin
mencetak
gambir.
gambir di dekat Sungai Batang Bungo.
Pada
akan
di
Tempat pengolahan gambir ini berupa bangunan
perkebunan rakyat atau petani dilakukan secara
semi permanen dengan dinding terbuat dari
tradisional (Wibowo dan Waluyo, 2002). Metode
papan kayu.Luas bangunan sekitar 6 x 6 m 2 yang
yang digunakan pada tiap-tiap tempat berbeda-
di dalamnya berisi bagian-bagian dan peralatan
beda dan bentuk gambir yang dihasilkan juga
sebagai berikut:
berbeda.
1. Tungku api terbuat dari semen setinggi 1.3 m
Berikut akan dipaparkan salah satu
proses pengolahan gambir di Jorong Buluh Kasok.
(Gambar 2). 2. Wajan atau kuali besar dengan diameter sekitar 75 cm untuk tempat air mendidih yang memberikan uap panas pada daun gambir.
.................................................................................................... I
39
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
3. Wadah bambu berbentuk silinder berukuran tinggi 80 cm dengan diameter 60 cm yang di bagian dasarnya terdapat kerangka bambu untuk menahan daun gambir.
5.
api)
terbuat
7.
3. Rak terbuat dari
bambu
masing-masing
kayu
bambu untuk menjemur gambir.
dan
bambuyang dipasang alat pengempa terbuat
Proses pengolahan
dari besi seberat sekitar 25 kg dilengkapi
berikut:
saluran dari atas panggung ke tempat
1. Daun gambir beserta pucuk atau ranting yang
penampungan di bawah terbuat dari papan
sudah dipetik diikat dengan tali tambang dan
kayu yang di bagian ujungnya dilapisi
dimasukkan dalam wadah bambu (Gambar
lembaran plastik hitam.
3).
Wadah penampungan hasil perasan berupa lubang yang dilapisi
6.
dari
tempat gambir yang baru dicetak. berukuran 2 x 0,50 x 1 m. Ada 2 buah rak
4. Panggung setinggi 1.3 m (sejajar dengan tungku
2. Tatakan bambu berukuran 60 x 70 cm untuk
semen
berbentuk
gambir adalah
sebagai
2. Wadah bambu yang sudah diisi dengan daun gambir diletakkan di atas wajan berisi air
silinder dengan ukuran tinggi sekitar 30 cm
mendidih
dan diameter 35 cm.
Kemudian daun dipanaskan hingga layu dan
Saluran penampung hasil perasan terbuat
pada saat daun yang di bagian bawah sudah
dari kayu yang dipasang memanjang secara
cukup layu dan matang posisi daun dibalik
horizontal di dinding bangunan dilengkapi
agar semua daun layu secara merata . Daun
saringan kecil berukuran 25 x 20 cm yang
yang telah dipanaskan akan berwarna hijau
di
atas tungku
kerangkanya dibuat dari kayu.
pucat kekuningan .
Keranjang bambu dengan dinding kerangka
waktu sekitar 2-3 jam.
yang
disusun
jarang-jarang
untuk
'
3. Daun yang
telah
(Gambar 4).
Proses ini memakan dipanaskan
kemudian
diletakkan pada mesin pengempa (Gambar 5)
meniriskan hasil endapan gambir.
dan dikempa dengan cara menekan alat pengempa dari besi hingga cairan dari daun keluar dan mengalir melalui saluran yang terbuat dari kayu yang di bagian ujungnya dilapisi plastik hitam (Gambar 6). Cairan ditampung di tempat penampungan (Gambar 7) . Proses pengempaan dilakukan berulangulang hingga air yang diperas habis. Ampas sisa pengempaan kemudian dibawa keluar bangunan . dibiarkan
Ampas yang beberapa
sudah
lama
dingin
kemudian
disebarkan di atas galangan kebun gambir
Gambar 2. Tungku api terbuat dari semen.
sebagai sumber pupuk organik. Di luar bangunan terdapat tempat pencetakan gambir dengan peralatan sebagai berikut:
sudah ditampung kemudian dituang ke dalam
1. Cetakan gambir berupa potongan bambu
saringan di atas saluran kayu (Gambar 8) dan
berukuran
40
4. Cairan hasil pemerasan daun gambir yang
panjang sekitar 7 cm
dan
dibiarkan hingga diperoleh endapan getah
diameter 5 cm , dilengkapi dengan alat
gambir berwarna krim. Proses pengendapan
penekan dari dalam cetakan yang terbuat
ini memakan waktu beberapa jam hingga
dari bambu dengan diameter yang lebih kecil
terbentuk endapan berwarna krim dan air
untuk mendorong hasil cetakan gambir
berwarna
keluar.
pengendapan sudah sempurna.
jernih
yang
menunjukkan
--
'
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
5. Endapan kemudian diambil dan dimasukkan
Buluh Kasok hanya diuapkan hingga
s~mua
daun
ke dalam karung plastik, ditekan dan diikat
layu dan melunak. Di Desa Siambaliang selama
agar air yang masih tersisa keluar. Kemudian
proses perebusan gambir, jika air di dandang
karung berisi endapan gambir diletakkan di
berkurang karena penguapan air ditambah
dalam keranjang bambu untuk ditiriskan
kembali hingga penuh seperti awal, tanpa ada
(Gambar 9).
keluar,
proses pembalikan daun. Sedangkan di Jorong
diletakkan batu pemberat di atas karung.
Buluh Kasok, air ditambah jika sudah menyusut
Karung berisi endapan gambir atau gambir
dan daun dibalik agar dapat matang secara
lunak ini ditiriskan beberapa jam hingga
merata. Proses pembalikan daun menjadi lebih
tidak ada air yang menetes.
mudah karena daun dan ranting diikat dengan
Agar
air tertekan
6. Karung berisi gambir lunak kemudian dibawa
tali tambang.
keluar bangunan untuk dicetak. Gambir yang masih basah dan lunak kemudian dicetak
Perbedaan lainnya adalah pada proses untuk
dengan cetakan bambu (Gambar 10). Proses
mengekstraksi getah gambir.
pencetakan
Kasok digunakan alat pengempa yang terbuat
gambir
dilakukan
seperti
pencetakan kue kering atau biskuit.
Yaitu
Di Jorong Buluh
dari besi.Alat pengempa ini digerakkan dengan
tangan kanan yang memegang alat pencetak
tuas
memasukkan gambir lunak ke dalam bambu
bawah.Alat ini biasanya digunakan di bengkel
pencetak dengan cara merengkuh gambir
kendaraan bermotor. Daun dikempa selagi masih
lunak hingga
bambu
panas dan ujung tali tambang untuk mengikat
pencetak. Gambir lunak yang sudah berada
daun gambir diikatkan pada dinding atau tiang
di dalam bambu kemudian didorong keluar
agar posisinya stabil dan tidak bergeser ketika
dengan cara menekan bambu pendorong
dikempa.Sedangkan
menggunakan jari telunjuk hingga terbentuk
digunakan alat pengempa dari papan kayu yang
potongan gambir lunak seperti tablet bulat
di ujung dipasang sekrup dengan sistem ulir
dengan diameter sekitar 5 cm dan tebal 2 cm.
sehingga
Gambir yang
(Wibowo dan Waluyo, 2002).
masuk
sudah
ke
dalam
dicetak ditampung
untuk
menekan
besi
di
pengempaan
pengempa
Desa
dinilai
ke
Siambaliang
kurang
kuat
dengan tangan kiri dan diletakkan satu per satu di atas tatakan bambu hingga penuh
Tidak seperti di Jorong Buluh Kasok, di Desa
(Gambar 11 ).
Siambaliang
cairan
hasil
pengempaan
7. Setelah tatakan bambu penuh dengan gambir
ditampung dan dimasukkan ke dalam dandang
yang sudah dicetak kemudian dijemur di atas
yang masih berisi air sisa rebusan, kemudian
rak bambu hingga kering oleh sinar matahari
disaring
(Gambar 12).
penampungan, dibiarkan hingga dingin hingga
Gambir yang sudah kering
dan
ditampung
pada
wadah
berwarna coklat tua kehitaman disimpan di
terbentuk endapan.
dalam karung dan siap dipasarkan atau
getah gambir digunakan "pemancing", yaitu
disimpan.
cairan yang diperoleh dari daun gambir yang
Untuk mengendapkan
diperas dengan air rebusan. Proses pembuatan gambir secara lengkap
dianggap akan memancing getah gambir untuk
disajikan dalam Skema 1.
mengendap
Pemrosesan gambir di Jorong Buluh Kasok
Sementara
berbeda dengan
digunakan cairan pemancing.
yang
dilakukan
di
Desa
Hasil perasan ini
(Wibowo di
Jorong
dan
Waluyo ,
Buluh
Kasok
2002). tidak
Berbeda dengan
Siambaliang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara
di Jorong Buluh kasok, penirisan endapan gambir
(Wibowo
di Desa Siambaliang dilakukan dengan cara
and
Waluyo,
2002).
Di
Desa
Siambaliang, gambir direbus di dalam dandang
digantung selama 12 jam baru dicetak.
yang terbuat dari logam, sedangkan di Jorong
41
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
Skema 1.Tahap-tahap pengolahan gambir.
Gambar 3. Daun gambir yang
Gambar 7. Penampungan cairan
Gambar 11 . Gambir yang sudah
Sudah diikat dengan tali tambang
hasil perasan daun gambir
dicetak kemudian disusun pada
dimasukkan ke dalam wadah
• Gambar 4. Wadah bambu berisi
•
Gambar 8. Rak penampungan
Gambar 12. Gambir yang sudah
daun gambir dipanaskan di atas
hasil perasan daun gambir
selesai dicetak diletakkan di atas
wajan dengan air mendidih.
dilengkapi dengan saringan
rak bambu dan dijemur di bawah
•
•
Gambar 5. Pengempaan daun
Gambar 9. Keranjang bambu
gambir yang sudah dipanaskan
tempat meni riskan endapan
• Gambar 6. Hasil perasan daun gambir dialirkan melalui saluran terbuat dari papan kayu yang dilapisi plastik hitam
42
•
tatakan bambu
• Gambar 10. Pencetakan gambir
sinar matahari hingga kering
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
I
sebagai pupuk organik merupakan salah satu
DISKUSI
upaya yang baik sebagai pemanfaatan limbah. Gambir
di
Desa
Siambaliang
dicetak
menggunakan batok kelapa dengan diameter 9-12 cm sehingga memiliki bentuk berbeda dan lebih besar dari gambir hasil produksi Jorong Buluh Kasok.Bentuk gambir di pasar sangat beragam namun ada beberapa bentuk yang secara umum dikenal
(http://www.henriettes
herbal.com/ electric/ usdips/ ourouparia. html), yaitu: 1. Gambir bulat, yaitu gambir yang berbentuk seperti
biskuit
yang
sebagian
digunakan untuk menyirih. 2. Gambir papan yang berwarna
besar coklat
digunakan dalam menyirih. 3. Gambir paku atau gambir jari yang berbentuk bulat memanjang seperti ekstrak Likoris (liquorice). 4. Gambir kotak.
pupuk merupakan tindakan yang baik karena menjadi sumber nutrisi untuk tanaman gambir dan mendukung teknologi pengolahan gambir ini lingkungan.
Namun
mengucapkan
penghargaan
yang
terima
sederhana
yang
ramah
ampas ini
tidak
diolah
menjadi kompos terlebih dahulu, melainkan langsung ditaburkan di atas galangan kebun gambir. Dengan cara ini diperlukan waktu lebih lama agar ampas terurai sehingga mineral yang terkandung di dalamnya dapat diserap oleh tanaman gambir dan seratnya dapat memperbaiki struktur tanah. Bila ampas daun gambir ini diproses menjadi kompos, di samping industri gambir menjadi lebih produktif kompos akan memberikan hasil lebih baik untuk kebun gambir.
kasih
sebesar-besarnya
dan
kepada
Bapak Damisar sebagai pemandu lokal, Bapak Hendra Yuriko, pegawai BKSDA II Sumatera Barat, BKSDA II Sumatera Barat, dan Bapak Nasir Nazar, Kepala Sub Seksi KSDA Lima Puluh Kotayang telah berpulang
ke
telah
rahmatullah
membantu
dan
beberapa
tahun
Semua pihak yang
berpartisipasi
selama
eksplorasi dilakukan yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
DAFTAR PUSTAKA Beisler, J.A.
Ampas daun gambir yang digunakan sebagai
teknologi
Kami
setelah ekspedisi dilakukan.
kekuningan seperti tablet yang tipis juga
sebagai
UCAPAN TERIMA KASIH
'
1970.
A Short Synthesis of Several
Gambir Alkaloids.
Tetrahedron.Vol. 26. pp.
1961-1965. 2001 . Hasbullah.
Pengolahan Gambir Cara
Tradisional. Teknologi Tepat Guna Agroindustri Kecil Sumatera Barat. Ed . Tarwiyah, Kemal. Dewan llmu Pengetahuan, Teknologi
dan
lndustri Sumatera Barat. Heitzman, M.E., C. C. Neto, E. Winiarz, A.J. Vaisberg,
and
G.B.
Ethnobotany, Pharmacology
Hammond.
2005.
Phytochemistry of
Uncaria
and
(Rubiaceae).
Phytochemistry 66:5-29 Rooney, D. F. 1993. Betel Chewing Traditions in South-East Asia.
Oxford University Press.
New York. Sazwi, N. N., T. Nalina and Z.H.A. Rahim.
2013.
Antioxidant and Cytoprotective Activities of Piper betle, Areca catechu, Uncaria gambir
and Betelquid with and without Calcium
PENUTUP
Hydroxide. Pengolahan gambir secara tradisional sebagai industri rumah tangga di Jorong Buluh Kasok
BMC
Complementary
Alternative Medicine. 13:351 Wibowo, S. dan T. K. Waluyo. 2002.
and
Teknik
masih relevan untuk masyarakat lokal. Peralatan
Pengolahan Gambir di Desa Siambaliang,
yang digunakan masih dapat terjangkau dan dan
Kabupaten
mudah diperoleh. Pengolahan gambir dengan
http:Ilwww.forda-mof.org/files/TEKNIK% 20-
teknik tradisional ini aman bagi lingkungan dan
PENGOLAHAN%20GAMBIR%20Dl%20DESA%2
penggunaan
SIAMBALIANG, pdf
ampas
sisa
pengolahan
gambir
Dairi,
Sumatera
Utara.
43
\
Warta Kebun Raya 12(2), Nov 2014
Redaksi menerima makalah dari staf Kebun Raya Indonesia maupun penulis dari luar yang berminat pada dunia tumbuhan untuk diterbitkan di Warta Kebun Raya dengan ketentuan sebagai berikut : 1. Naskah yang dikirim merupakan makalah yang belum diterbitkan di jurnal atau media lain dan ditulis dalam Bahasa Indonesia yang baku dan lugas. 2. Naskah sekurang-kurangnya memuat Judul, Pendahuluan , Uraian isi , Penutup dan Daftar Pustaka
\
dengan abstract berbahasa lnggris tanpa kata kunci dan tanpa lam pi ran. 3. Naskah diketik dalam program MS Word dengan huruf time new roman 12, berjarak 1 spasi dan beri si maksimal 15 halaman kertas ukuran A4 dengan batas tepi masing-masing 2, 5 cm. 4. Gambar dibuat pada kertas gambar tebal atau kertas karkir dengan tinta cina . Foto cetak berukuran pos (3R) yang dicetak pada kertas mengkilat (glossy paper) atau dengan kamera digital dengan resulosi minimal 300 dpi . Setiap gambar dimasukkan dalam teks dan diberi keterangan . 5. Daftar Pustaka diteulis dengan ketentuan sebagai berikut: Buku: Ellison , D. and A. Ellison . 2000. Cultivated Palms. Periplus Edison (HK) Ltd . Singapore. Bagian dari Buku: Soltis, D.E. and P.S. Soltis. 1998. Choosing an Approch and an Appropiate Gene for Phylogenetic Analysis . P. 1 - 42 in Soltis, D. E., P.S. Soltis and J. F. Doyle (Eds .) Molecular Systematics of Plants II : DNA Sequencing. Kluwer Academic Publishers . Massachusetts. Jurnal : Tanaka , M. and Y. Sakanishi. 1978. Factors Affecting the Growth of In Vitro Cultu red Lateral Buds from Phalaenopsis Flower Stalks. ScientiaHorticulturae 8: 168 - 178. Prosiding Nata , N. 2004. Folosofis Pemanfaatan dan Keanekaragaman Tumbuhan Upacara Agama Hindu di Bali. hal : 9 - 28 .dalam Siregar, M, Hartutiningsih M-Siregar, l.W. Sumantera, l.G .N.A. Wiswata, P.K. Sutara dan W.S. Lestari (Penyunting). Prosiding Seminar Konservasi Tumbuhan Upacara Agama Hindu. UPT Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya " Eka Karya" Bali-LI Pl bekerjasama dengan Universitas Udayana dan Universitas Mahasaraswati , Tabanan . Website: http: I / www.wordiq.com / definition/Huperzia . Huperzia-Definition Results , Diakses tanggal 10 April 2008 . Hasseler, M. and B. Swale. 2008. Family Lycopodiaceae. Genus Huperzia: World Species List. http : I / homepages.coverock .net.nz/-bj /fern/huperzia / htm . Diakses tanggal 1OApril2008.
6.
Naskah dapat dikirim melalui : a. Pos dengan menyertakan CD dan dialamatkan kepada : Irma Purwati (Sekretariat Warta Kebun Raya) atau b. E-mail yang dialamatkan kepada: Redaksi Warta
Kebun Raya (wartakebunraya@yahoo .co . id )
dengan cc (tembusan) kepada lnggit Puji Astuti (inggit_pa@yahoo .com)