PENGANTAR Salah satu prioritas pembangunan yang ditetapkan Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Timur dalam mencapai Visi Daerah sebagai pusat perdagangan dan jasa yang terkemuka di Indonesia Timur dan Asia Pasifik adalah pembangunan pertanian dalam arti luas. Kalimantan Timur dengan kekayaan sumberdaya dan agroekologinya menyimpan potensi pengembangan komoditi pertanian seperti kelapa. Dalam upaya untuk mendorong dunia usaha menanamkan investasinya di Kalimantan Timur, perlu diberikan informasi yang jelas tentang prospektif pengembangan Kelapa di Kalimantan Timur. Untuk memperoleh gambaran yang komprehensif mengenai profil investasi Budidaya Kelapa, Badan Promosi dan Investasi Daerah (BPID) Kalimantan Timur bekerjasama dengan Center for Community Empowerment and Economic (CV. FORCE) melakukan studi penyusunan profil proyek investasi budidaya Kelapa.
Kami menyambut gembira atas
tersusunnya laporan studi Pra FS Profil Proyek Komoditi Unggulan Daerah dengan judul:
Prospek Menguntungkan ; Investasi Budidaya Komoditi Kelapa, sebagai wujud realisasi dari kerjasama tersebut. Kami berharap semoga buku ini dapat memberikan manfaat bagi dunia usaha dan pemerintah sebagai dasar dalam mengambil kebijakan pengembangan Jeruk di Kalimantan Timur. Akhirnya, kepada Direktur Center for Community Empowerment and Economic (FORCE) dan Tim Studinya kami sampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih atas usaha dan sumbangan
pemikiran
yang
diberikan.
Ucapan
yang
sama
juga
ditujukan
kepada
walikota/bupati beserta jajarannya di daerah studi dan semua pihak yang telah memberikan kontribusinya sejak awal hingga tersusunnya laporan. Terima Kasih. Samarinda,
Juni 2009
Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Kalimantan Timur, KEPALA
H. Nusyirwan Ismail
DAFTAR ISI BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang……………….........................................…………………………
1
1.2
Maksud dan Tujuan…………….........................................….…………………….
2
1.3
Kegunaan………………..........................................………………………………
2
SITUASI PEMASARAN 2.1
Pasar Dunia dan Pasar Domestik...................................................................................
3
2.2
Struktur Industri..................................................................................................................
4
POTENSI DAERAH DAN TEKNIS PRODUKSI 3.1
Potensi Lokasi Pertanaman Kelapa Dalam .................................................................
6
3.2
Potensi Produksi………………………………………...………………………
7
3.3
Teknis Produksi……………………………………...…………………………..
9
KEBIJAKAN DAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG 4.1
Sarana dan Prasarana…………………………....…………………………….
22
4.2
Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan ........................................................................
23
4.3
Legalitas..............................................................................................................................
25
ANALISIS FINANSIAL 5.1
Asumsi……………………………………………………………..……………
29
5.2
Kebutuhan Biaya Investasi……………………………………………..……….
30
5.3
Kriteria Kelayakan Proyek ………………………………………………….…
31
5.4
Analisis Sensitivitas ……………………………………………………………..
32
BAB VI
PENUTUP………………………………………………………………………..………
34
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...…………….
35
LAMPIRAN……………………………………………………………………………...…………..
36
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Perkembangan ekspor dan impor kelapa dalam Indonesia 2002-2006..............
3
Tabel 2
Perkembangan harga komoditi kelapa di pasar domestik dan dunia 2002-2006..
4
Tabel 3
Perkembangan luas tanam dan produksi komoditi kelapa di Provinsi Kalimantan Timur.......................................................................
6
Tabel 4
Perkembangan luas lahan perkebunan kelapa di Indonesia dari tahun 20022007.......................
8
Tabel 5
Perkembangan hasil produksi perkebunan kelapa di Indonesia dari tahun 20032007................................... Luas areal, produksi dan produktivitas tanaman kelapa dalam di Kalimantan Timur tahun 2007..........................................................................
8
Tabel 7
Kebutuhan benih kelapa berdasarkan jarak dan sistem tanam....................
10
Tabel 8
Jenis dan takaran pupuk untuk bibit kelapa...........................................
13
Tabel 9
Jadwal dan dosis pemupukan tanaman kelapa di lapang sesuai dengan umur tanaman....................................................................................
15
Tabel 10
Produksi, ongkos produksi cost, penjualan, dan perhitungan rugi laba dari perkebunan kelapa dalam berdasarkan tahun proyek................................
29
Tabel 11
Biaya investasi untuk perkebunan kelapa dalam......................................
31
Tabel 12
Hasil Analisis Finansial Proyek...........................................................................
31
Tabel 13
Analisis sensitivitas dari kelayakan agribisnis kelapa dalam........................
33
Tabel 6
9
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
Struktur industri dan tanaman kelapa...............................................
5
Gambar 2
Beberapa produk jadi dan setengah jadi yang dihasilkan dari tanaman kelapa.....................................................................................
5
Gambar 3
Perkembangan produksi kelapa dunia berdasarkan negara tahun 2002-2007.
7
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Diagram alir proses perijinan...............................
37
Lampiran 2
Cash Flow Kelapa……………………………………………………………………..
38
Lampiran 3
Analisis Finansial Kelapa
41
Lampiran 4
Peta Kesesuaian Lahan Tanaman Kelapa
42
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komoditi kelapa yang dimaksud dalam study ini merupakan kelapa rakyat yang sering disebut dengan kelapa dalam. Pertanaman kelapa di Indonesia merupakan yang terluas di dunia dengan pangsa 31,2% dari total luas areal kelapa dunia. Peringkat kedua diduduki Filipina (pangsa 25,8%), disusul India (pangsa 16,0%), Sri Langka (pangsa 3,7%), dan Thailand (pangsa 3,1%). Namun demikian, dari segi produksi ternyata Indonesia hanya menduduki posisi ke dua setelah Philipina. Ragam produk dan devisa yang dihasilkan Indonesia juga di bawah India dan Sri Lanka. Perolehan devisa dari produk kelapa mencapai 229 juta US$ atau 11% dari ekspor produk kelapa dunia pada tahun 2003. Bagi masyarakat Indonesia, kelapa merupakan bagian dari kehidupannya karena semua bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sosial dan budaya. Di samping itu, arti penting kelapa bagi masyarakat juga tercermin dari luasnya areal perkebunan rakyat yang mencapai 98% dari 3,74 juta ha dan melibatkan lebih dari tiga juta rumah tangga petani. Pengusahaan kelapa juga membuka tambahan kesempatan kerja dari kegiatan pengolahan produk turunan dan hasil samping yang sangat beragam. Peluang pengembangan agribisnis kelapa dengan produk bernilai ekonomi tinggi sangat besar. Alternatif produk yang dapat dikembangkan antara lain virgin coconut oil (VCO), oleochemical (OC), dessicated coconut (DC), coconut milk / cream (CM/CC), coconut charcoal (CCL), activated carbon (AC), brown sugar (BS), coconut fiber (CF) dan coconut wood (CW), yang diusahakan secara parsial maupun terpadu. Pelaku agribisnis produk-produk tersebut mampu meningkatkan pendapatan 5-10 kali dibandingkan dengan bila hanya menjual produk kopra. Berangkat dari kenyataan luasnya potensi pengembangan produk, kemajuan ekonomi perkelapaan di tingkat makro (daya saing di pasar global) maupun mikro (pendapatan petani, nilai tambah dalam negeri dan substitusi impor) tampaknya akan semakin menuntut dukungan pengembangan industri kelapa secara kluster sebagai prasyarat. Penyusunan informasi prospek dan arah pengembangan agribisnis kelapa ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai peluang investasi bagi swasta, masyarakat, dan pemerintah di bidang perkelapaan. Informasi tersebut berkaitan dengan investasi kelapa dalam yang produknya diperhitungkan sebagai kopra. Dibeberapa daerah pertanaman kelapa dikombinasikan dengan tanaman lain seperti padi, jagung, kacang tanah, atau tanaman lain seperti nanas. Kombinasi pertanaman kelapa dengan tanaman lainnya juga telah direkombinasikan oleh Balai Penelitian Kelapa dan Palma Lainnya (BALITKA) untuk digiatkan. Sesuai kondisi lahan dI Kalimantan Timur yang potensial untuk pertanaman kelapa, jagung merupakan tanaman yang cocok untuk dikombinasikan dengan pertanaman kelapa. Di Kalimantan Timur, tanaman kelapa dalam merupakan komoditi tradisional yang tumbuh dengan baik pada semua tempat yang diusahakan oleh masyarakat sebagai tanaman perkarangan maupun yang diusahakan dalam hamparan yang cukup luas. Usaha perkebunan kelapa dalam rakyat dalam hamparan yang luas terdapat di Kabupaten Kutai Timur (Kecamatan
1
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
Sangkulirang, Sandaran dan Kaliorang), Kabupaten Kutai Barat (Kecamatan Melak dan Barong Tongkok), Kabupaten Kutai Kartanegara (Kecamatan Samboja, Muara Jawa dan Kota Bangun), Kabupaten Pasir (Kecamatan Tanah Grogot, Pasir Belengkong, dan Long Kali), Kabupaten Penajam Paser Utara (Kecamatan Penajam, Waru, Babulu dan Sepaku), Kabupaten Berau (Kecamatan Talisayan), Kabupaten Nunukan (Kecamatan Nunukan, dan Sebatik), Kota Samarinda (Kecamatan Samarinda Utara, dan Palaran), Kota Balikpapan (Kecamatan Balikpapan Timur, dan Balikpapan Utara). Disamping itu, di beberapa daerah lainnya tanaman kelapa juga banyak diusahakan namun dalam ukuran yang masih terbatas. Luas areal kelapa rakyat di Kalimantan Timur tahun 2007 tercatat sebanyak 38.544,50 ha dengan jumlah produksi sebanyak 38.670 ton. Produksi dari tanaman kelapa rakyat tersebut diatas seluruhnya dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kelapa segar masyarakat di dalam daerah.
1.2. Maksud dan Tujuan Penyusunan profil perkebunan kelapa dalam dimaksudkan untuk mengidentifikasi kelayakan teknis, pasar dan finansial kelapa dalam sampai pada produk setengah jadi, yaitu kopra. Dari hasil identifikasi ini disusun buku yang dapat memberikan informasi mengenai kelayakan teknis, pasar dan finansial perkebunan bagi investor.
1.3. Kegunaan Dengan terbitnya buku Profil Investasi Budidaya Komoditi Kelapa, diharapkan dapat berguna sebagai: a. Informasi peluang usaha dan investasi tanaman perkebunan kelapa kepada investor baik asing maupun dalam negeri serta kalangan dunia usaha, sehingga dapat memacu pertumbuhan investasi di Kalimantan Timur. b. Dasar bagi pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan pengembangan sektor tanaman perkebunan khususnya kelapa dalam di Kalimantan Timur.
2
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
SITUASI PEMASARAN Tanaman kelapa dalam mempunyai prospek pangsa pasar yang baik di tingkat dunia maupun di tingkat domestik, seiring dengan meningkatnya kebutuhan minyak makan dan produk turunannya yang lain. Kelapa genjah biasa disebut kelapa kopyor biasanya dikonsumsi segar untuk diambil daging kelapa muda dan airnya, sedangkan kelapa dalam diusahakan untuk diambil minyaknya sebagai minyak sayur. Kelapa dalam sebagai sumber minyak nabati potensial dengan kandungan minyak mencapai 69%, biasanya diperdagangkan dalam bentuk bahan setengah jadi, yaitu daging kelapa kering dengan kadar air sekitar 12% yang disebut kopra.
2.1.
Pasar Dunia dan Pasar Domestik
2.1.1. Pasar kelapa dalam segar Industri yang memanfaatkan buah kelapa dalam biasanya merupakan industri terpadu yang sekaligus memanfaatkan setiap bagian buah kelapa dalam tersebut meliputi daging kelapa dalam diolah menjadi desiccated coconut, air kelapa diolah menjadi nata de coco, dan tempurung kelapa yang diolah menjadi arang, arang aktif, atau asap cair. Sebagian besar (> 90%) kelapa dalam di Indonesia dipasarkan (dieskpor) ke negaranegara Asia diantaranya Cina dan Malaysia. Sedangkan Negara Eropa yang mengimpor kelapa dari Indonesia diantaranya Belanda dan Rusia. Dari tahun ke tahun ekspor kelapa Indonesia terus mengalami peningkatan. Jika pada tahun 2002 ekspor mencapai 436 ribu ton atau senilai US$ 94 juta, maka di tahun 2006 naik menjadi 978 ribu ton atau senilai US$ 363 Juta. Secara rinci perkembangan ekspor impor kelapa dalam Indonesia tahun 2002 sampai dengan 2006 disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Perkembangan ekspor dan impor kelapa dalam Indonesia 2002 – 2006 Tahun
Ekspor Volume (ton)
Impor
Nilai (US$ 000)
Volume (ton)
Nilai (US$ 000)
2002
435.844,00
94.292,00
566,00
403,00
2003
180.402,00
52.669,00
2.368,00
415,00
2004
234.831,00
87.800,00
572,00
513,00
2005
188.168,00
69.825,00
105,00
91,00
2006
977.979,00
363.033,00
5.777,00
3.276,00
8,11
20,71
4,21
9,25
Pertumbuhan Ratarata (%)
Sumber : Direktorat Jenderal Perkebunan Departemen Pertanian (2007)
3
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
Selama rentang waktu 2002-2006, volume ekspor kelapa Indonesia mengalami tingkat pertumbuhan rata-rata sebesar 8,11% per tahun, sedangkan nilainya mencapai rata-rata 20,71% per tahun. Sementara itu volume impor kelapa Indonesia mencatat laju pertumbuhan 4,21% per tahun dengan pertumbuhan penilaian sebesar 9,25% pertahun. Perkembangan ekspor impor seperti pada Tabel 1. mengisyaratkan bahwa peluang pasar ekspor kelapa Indonesia di masa-masa mendatang masih terbuka lebar. Harga kelapa di pasar domestik mengalami kenaikan harga yang cukup baik, apabila di tahun 2001 harganya hanya Rp 1.575,0 per kg kemudian meningkat menjadi Rp 2.289,0 per kg ditahun 2005 akan tetapi mengalami penurunan menjadi Rp 1.963,3 per kg di tahun 2006, untuk pasar dunia harga kopra mengalami peningkatan dari 201 US$ per mt di tahun 2001 menjadi 450 US$ per mt akan tetapi mengalami penurunan ditahun berikutnya secara perlahan menjadi 389 US$ per mt. Perkembangan harga komoditi kelapa di pasar domestik dan dunia yang disajikan pada Tabel 2. Tabel 2.
Perkembangan harga komoditi kelapa di pasar domestik dan dunia tahun 2002-2006
Tahun
Domestik (Rp / kg)
Dunia (US$ / mt)
2002
1.663,3
266
2003
1.810,3
300
2004
1.959,4
450
2005
2.289,0
414
2006
1.963,3
389
Sumber : Direktorat Jenderal PPHP, 2007
2.1.2. Potensi Pasar produk kelapa lainnya Petani menjual produk kelapa dalam selain dalam bentuk butiran juga dijual dalam bentuk kopra sebagai bahan baku pabrik minyak kelapa (CCO, coconut crude oil) yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan baku pabrik minyak goreng (cooking oil), margarine dan lain-lain. Selain itu, bagian pohon kelapa dalam yang mempunyai nilai ekonomi adalah batang, lidi, dan gula merah dari nira kelapa. Sampai saat ini batang dan lidi kelapa belum menjadi barang yang diperdagangkan secara luas. Berbeda dengan batang dan lidi kelapa, gula merah secara tradisional telah mempunyai pasar karena kegunaannya sebagai bahan pemanis atau pelengkap pangan lainnya.
2.2.
Struktur Industri
Tanaman kelapa merupakan bahan baku produk pangan dan non pangan (industri kimia, furniture, dan obat-obatan). Dari bagian buahnya diperoleh sabut, tempurung, air kelapa, dan daging buah. Sabut kelapa dimanfaatkan untuk jok dan alat rumah tangga lain; Tempurungnya dimanfaatkan sebagai arang, arang aktif, alat rumah tangga, maupun aneka produk kerajinan tangan; Airnya dapat dijadikan bahan cocktail (nata de coco) yang memiliki kandungan serat tinggi dan kalori rendah sehingga cocok untuk bahan makanan diet (rendah kalori), selain itu juga
4
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
dapat dijadikan bahan baku minuman isotonik; Dari daging buah kelapa dapat diambil santan dan minyak kelapa. Bagian lain seperti batang pohon kelapa banyak digunakan sebagai kayu untuk bangunan atau furniture, sedangkan lidi (tulang daun kelapa) dimanfaatkan untuk alat rumah tangga. Struktur industri yang memanfaatkan produk tanaman kelapa disajikan pada Gambar 1., sedangkan produk jadi atau setengah jadi yang dihasilkan dari tanaman kelapa dan dapat dilihat pada Gambar 2.
Gambar 1.
Struktur industri dari tanaman kelapa
5
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
Gambar 2. Beberapa produk jadi dan setengah jadi yang dihasilkan dari tanaman kelapa
6
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
POTENSI DAERAH DAN TEKNIS PRODUKSI 3.1.
Potensi Lokasi Pertanaman Kelapa
Tanaman kelapa dalam merupakan komoditi tradisional Kalimantan Timur, tumbuh dengan baik pada semua tempat yang diusahakan oleh masyarakat sebagai tanaman perkarangan maupun yang diusahakan dalam hamparan yang cukup luas. Usaha perkebunan kelapa rakyat dalam hamparan yang luas terdapat di Kabupaten Kutai Timur (Kecamatan Sangkulirang, Sandaran, dan Kaliorang), Kabupaten Kutai Barat (Kecamatan Melak dan Barong Tongkok), Kabupaten Kutai Kartanegara (Kecamatan Samboja, Muara Jawa dan Kota Bangun), Kabupaten Pasir (Kecamatan Tanah Grogot, Pasir Belengkong, dan Long Kali), Kabupaten Penajam Paser Utara (Kecamatan Penajam, Waru, Babulu, dan Sepaku), Kabupaten Berau (Kecamatan Talisayan), Kabupaten Nunukan (Kecamatan Nunukan, dan Sebatik), Kota Samarinda (Kecamatan Samarinda Utara dan Palaran), dan Kota Balikpapan (Kecamatan Balikpapan Timur dan Utara). Disamping itu di beberapa daerah lainnya tanaman kelapa juga banyak diusahakan namun dalam ukuran yang masih terbatas. Luas areal kelapa rakyat di Kalimantan Timur tahun 2007 tercatat sebanyak 38.544,50 ha dengan jumlah produksi sebanyak 38.670 ton. Perkembangan luas tanam dan produksi perkebunan kelapa di Kalimantan Timur tahun 2002 2007 dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3.
Perkembangan luas tanam dan produksi komoditi kelapa di Provinsi Kalimantan Timur Jumlah (ha)
Produksi (ton)
Rata – Rata Produksi (kg/ha)
Luas Areal (ha) Tahun TBM
TBM
TT/TR
2007
4.926,50
27.766,50
5.851,00
38.544,00
38.670,00
1.392,69
2006
4.323,00
37.437,00
6.047,50
47.807,50
44.111,50
1.178,29
2005
3.657,50
36.388,00
5.597,50
45.643,00
45.030,00
1.237,50
2004
3.359,00
37.385,00
5.563,50
46.307,50
44.700,50
1.195,68
2003
5.462,50
34.870,00
9.133,50
49.466,00
40.830,50
1.170,93
2002
6.219,00
35.474,50
11.895,00
53.588,50
40.649,00
1.145,87
Sumber Data : Data Statistik Perkebunan Kaltim Tahun 2007
Produksi dari tanaman kelapa rakyat tersebut di atas seluruhnya dipasarkan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi kelapa segar masyarakat di dalam daerah. Rata-rata pendapatan petani yang mengusahakan kelapa yang sudah berproduksi per hektarnya berkisar Rp 23.809.500,- hingga Rp 28.571.400,- per hektar per tahun (dengan asumsi: populasi tanaman 143 pohon per hektar dengan jumlah buah 75 - 90 butir per pohon per tahun dan harga jual kelapa Rp 2.220,- per butir).
7
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
3.2.
Potensi Produksi
Produksi kelapa berupa kopra didominasi oleh 5 negara, yaitu Philipina, Indonesia, India, Sri Langka, dan Papua New Guinea. Diantara kelima negara tersebut, Indonesia merupakan produsen terbesar pengekspor kelapa dalam bentuk kopra. Perkembangan kelapa di dunia mengalami fluktuasi, jika di tahun 2002 produksi kelapa di dunia mencapai 10,35 juta metrik ton kemudian meningkat menjadi 11,91 juta metrik ton pada tahun 2005, akan tetapi terjadi penurunan hingga menjadi 10,32 juta metrik ton di tahun 2007. Penurunan tersebut disebabkan oleh perubahan iklim yang sangat drastis yaitu kemarau berkepanjangan. Untuk melihat lebih jelas perkembangan produksi kelapa di dunia pada tahun 2001-2007 dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3.
Perkembangan produksi kelapa dunia berdasarkan Negara tahun 2002-2007
Perkebunan kelapa Indonesia mengalami perkembangan yang berfluktuatif, sempat pada tahun 2004 mengalami penurunan cukup signifikan dibanding tahun 2003 (sekitar 116 ribu ha), tetapi terus mengalami kenaikan secara perlahan sampai pada tahun 2007 yang mencapai 3.831.671 ha. Pada tahun 2007 perkebunan kelapa di Indonesia sebagian besar diusahakan oleh perkebunan rakyat sebesar 3.763.472 ha (98,22%) sedangkan sisanya diusahakan oleh perkebunan besar negara 0,16 % dan perkebunan besar swasta sebesar 1,62%. Perkembangan luas areal perkebunan kelapa Indonesia secara detail disajikan pada Tabel 4.
8
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
Tabel 4.
Perkembangan luas lahan perkebunan kelapa di Indonesia dari tahun 2002 - 2007 Luas Areal Perkebunan (Ha)
Tahun
Jumlah
Rakyat
Negara
Swasta
2003
3.785.343
5.838
121.949
3.913.130
2004
3.723.879
4.883
68.242
3.797.004
2005
3.735.838
6.127
61.649
3.803.614
2006
3.749.844
6.148
61.804
3.817.796
2007
3.763.472
6.170
62.029
3.831.671
Sumber : Ditjen Perkebunan, Departemen Pertanian 2007
Produksi tanaman kelapa dari tahun ke tahun juga berfluktuasi seiring dengan berfluktuasinya luas areal pengembangan komoditi ini. Jika di tahun 2003 produksi mencapai 3.254.854 ton kemudian turun pada tahun 2004 menjadi 3.054.511 ton, akan tetapi secara perlahan terus mengalami kenaikan produksi hingga mencapai 3.208.220 ton pada tahun 2007. Perkembangan produksi kelapa nasional disajikan pada Tabel 5. Tabel 5.
Perkembangan hasil produksi perkebunan kelapa di Indonesia dari tahun 2003 - 2007
Tahun
Produksi perkebunan kelapa dalam (ton)
Jumlah
Rakyat
Negara
Swasta
2003
3.136.360
2.629
115.865
3.254.854
2004
3.000.839
4.489
49.183
3.054.511
2005
3.052.461
3.659
40.724
3.096.845
2006
3.112.040
3.672
41.164
3.156.876
2007
3.162.655
3.731
41.834
3.208.220
Sumber : Ditjen Perkebunan, Departemen Pertanian 2007
Produksi tanaman kelapa dalam di Kalimantan Timur dari tahun 2003 mengalami kenaikan sampai tahun 2005. Pada tahun 2005 produksi tanaman kelapa dalam mencapai 45.030,00 ton dengan rata-rata produksi 1.237,50 Kg/Ha kemudian pada tahun 2006 mengalami penurunan menjadi 44.111,50 ton dengan rata-rata produksi 1.178,29 Kg/Ha. Sedangkan pada tahun 2007 produksinya terus mengalami penurunan menjadi 33.976,50 ton dengan rata-rata produksi 1.341,09 Kg/Ha. Untuk rata-rata produksi tanaman kelapa dalam di Kalimantan Timur pada tahun 2007 terjadi peningkatan, meskipun pada tahun 2006 sempat terjadi penurunan dari 1.237,50 Kg/Ha menjadi 1.178,29 Kg/Ha pada tahun 2005. Tenaga kerja perkebunan tiap tahun (2003-2007) mengalami penurunan dan pada tahun 2007 tenaga kerja perkebunan mencapai 39,905.00 TKP. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut :
9
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
Tabel 6.
Luas areal, produksi dan produktivitas tanaman kelapa dalam di Kalimantan Timur tahun 2007 Luas Areal (ha)
Kabupaten/
Jumlah (ha)
No Kota
TBM
TM
TT/TR
Produksi (ton)
Ratarata Produksi (kg/ha)
Tenaga Kerja Pekebun (TKP)
1
Samarinda
232,00
700,00
33,50
965,50
504,50
720,71
5.834,00
2
Balikpapan
153,00
883,50
549,50
1.586,00
4.829,00
5.465,76
1.324,00
3
Kukar
1.274,00
7.745,00
2.816,50
11.835,50
4.759,50
614,53
10.749,00
4
Kutai Barat
165,00
548,50
618,50
1.332,00
235,00
428,44
1.435,00
5
Kutai Timur
424,50
1.621,50
38,50
2.084,50
2.752,50
1.697,50
4.304,00
6
Bontang
30,00
70,00
-
100,00
377,00
5.385,71
71,00
7
Pasir
8,50
3.795,00
357,50
4.161,00
3.855,00
1.015,81
5.791,00
8
Penajam (PPU)
1.545,00
3.251,50
15,00
4.811,50
3.037,50
934,18
1.488,00
9
Berau
349,00
1.918,00
61,00
2.328,00
2.570,00
1.339,94
2.651,00
10
Bulungan
64,00
1.539,50
9,50
1.613,00
1.907,00
1.238,71
1.792,00
11
Malianau
52,00
336,50
15,50
404,00
216,50
643,39
696,00
12
Nunukan
170,00
2.476,00
65,00
2.711,00
7.675,00
3.099,76
3.470,00
13
Tarakan
47,00
450,00
108,00
605,00
1.258,00
2.795,56
300,00
4.514,00
25.335,00
4.688,00
34.537,00
33.976,50
1.341,09
39.905,00
2006
4.323,00
37.437,00
6.047,50
47.807,50
44.111,50
1.178,29
49.691,00
2005
3.657,50
36.388,00
5.597,50
45.643,00
45.030,00
1.237,50
55.557,00
2004
3.359,00
37.385,00
5.563,50
46.307,50
44.700,50
1.195,68
55.590,00
2003
5.462,50
34.870,00
9.133,50
49.466,00
40.830,50
1.170,93
57.461,00
Jumlah 2007
Sumber: Dinas Perkebunan Kalimantan Timur, 2007
3.3.
Teknis Produksi
Tanaman kelapa adalah tanaman tahunan yang tumbuh di daerah tropis. Klasifikasi botani tanaman kelapa adalah sebagai berikut:
10
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
Divisi
:
Spermatophyta
Subdivisi
:
Angiospermae
Kelas
:
Monocotyledoneae
Ordo
:
Palmales
Famili
:
Palmae
Genus
:
Cocos
Spesies
:
Cocos nucifera L.
Dikenal ada dua jenis kelapa, yaitu kelapa dalam dan kelapa genjah. Kelapa genjah menghasilkan buah yang jumlahnya mencapai 100-140 butir/pohon/tahun, tetapi volume buahnya kecil dan kandungan minyaknya rendah (sekitar 12%), sedangkan kelapa dalam menghasilkan buah lebih sedikit, yaitu sekitar 75-90 butir/pohon/tahun. Volume buah kelapa dalam relatif lebih besar dan kandungan minyaknya mencapai 62-69% (Novarianto, 2005; Barlina, 2007). Sampai tahun 2005 telah diidentifikasi 16 jenis kelapa genjah dan 71 jenis kelapa dalam pada tiga kebun koleksi plasma nutfah di Mapanget (Sulawesi Utara), Pakuwon (Jawa Barat), dan Sikijang (Riau). Sampai saat ini ada 4 jenis kelapa dalam yang telah rilis oleh Departemen Pertanian melalui SK Mentan No.132/Kpts/SR.120/3/2004 tanggal 1 Maret 2004, yaitu kelapa dalam Mapanget (DMT), kelapa dalam Tenga (DTA), kelapa dalam Bali (DBI), dan kelapa dalam Palu (DPU) (Novarianto, 2005).
3.3.1. Pesemaian 3.3.1.1. Persyaratan benih Ciri buah yang matang untuk benih, yaitu umur ± 12 bulan, 4/5 bagian kulit berwarna coklat, bentuk bulat dan agak lonjong, sabut tidak luka, tidak terinfeksi hama dan penyakit, panjang buah 22-25 cm dan lebar 17-22 cm, buah licin dan mulus, air buah cukup, apabila digoncang terdengar suara nyaring. 3.3.1.2. Penyiapan benih Seleksi benih sesuai persyaratan, istirahatkan benih selama ± 1 bulan dalam gudang dengan kondisi udara segar dan kering, tidak bocor, tidak langsung terkena sinar matahari dan suhu udara dalam gudang 25-27oC dan dilakukan dengan menumpuk buah secara piramidal tunggal setinggi 1 meter dan diamati secara rutin. Kebutuhan benih kelapa berdasarkan jarak dan sistem tanam dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7.
Kebutuhan benih kelapa berdasarkan jarak dan sistem tanam.
Jarak dan Sistem Tanam
Kebutuhan bibit
Kebutuhan benih
Siap salur
9 m x 9 m Segitiga
143
220
160
6 m x 15 m Sistem Pagar
140
220
157
11
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
6 m x 16 m Sistem Pagar
119
185
134
(5 m x 3 m) x 16 Sistem Gergaji
175
275
217
(6 m x 3 m) x 16 Sistem Gergaji
155
240
180
3.3.1.3. Teknik penyemaian benih
1. Syarat lokasi pesemaian: topografi datar, drainase baik, dekat sumber air, dekat lokasi penanaman, dan diusahakan dekat jalan untuk mempermudah transportasi dan pengawasan. 2. Persiapan lokasi pesemaian: olah tanah sampai gembur sedalam 30-40 cm dengan cara dicangkul/dibajak dan disisir, lalu buat bedengan dengan lebar 2 m, tinggi 25 cm dan panjang tergantung lahan dengan jarak antar bedengan 30-40 cm yang berfungsi sebagai parit pembuangan air. 3. Penyayatan benih: tujuannya adalah untuk mempermudah penyerapan air ke dalam sabut, sehingga memungkinkan kecambah lebih mudah keluar dan pertumbuhan bibit normal. Cara penyayatan: dipilih sisi buah kelapa yang terlebar, kemudian penyayatan dilakukan pada bagian yang berlawanan arah dengan bagian tersebut dengan panjang sayatan 10 cm, lebar 7 cm dan tebal 1 cm. 4. Pendederan benih: benih kelapa yang telah disayat dideder pada bedeng pesemaian dengan cara berderet, hingga 2/3 bagian benih terbenam dalam tanah. Posisi benih agak miring dengan bagian yang disayat di bagian atas dan mikrofil mengarah ke Timur. 3.3.1.4. Pemeliharaan pesemaian
1. Penyiraman, dilakukan dengan menggunakan gembor atau springkel. Frekuensi penyiraman tergantung pada tekstur tanah dan distribusi hujan. Kebutuhan air untuk penyiraman pesemaian sebanyak 3-6 liter/m2/hari. 2. Penyiangan, dilakukan dengan membersihkan pesemaian dari rumput/gulma untuk mencegah adanya inang hama dan penyakit. Penyiangan dilakukan setiap bulan. 3. Pencegahan hama dan penyakit, mutlak dilakukan setiap bulan dengan menggunakan insektisida Matador 2 cc per liter dan fungisida Dithane 1-2 gram per liter. Penyemprotan dilakukan secara merata pada seluruh benih. 3.3.1.4. Seleksi Kecambah Sebelum dipindah ke polibag atau bedeng pembibitan, kecambah di pesemaian diseleksi. Seleksi kecambah berdasarkan kriteria panjang tunas, yaitu sekitar 3-5 cm dan kecambah yang terseleksi diberi tanda. Seleksi kecambah dilakukan setiap minggu hingga 3-4 bulan benih disemai. Benih-benih yang berkecambah setelah batas waktu tersebut tidak memenuhi syarat untuk dijadikan bibit.
3.3.2. Pembibitan Tempat pembibitan dapat dilakukan pada polibag atau bedeng pembibitan. Apabila menggunakan bedeng pembibitan, kecambah yang terseleksi pada bulan 1, 2, 3 dan 4 ditanam pada bedeng pembibitan berdasarkan waktu seleksi tersebut.
12
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
3.3.2.1. Pembibitan pada polibag 1. Polibag yang digunakan adalah polyethylene/poliprophylene berwarna hitam dengan ukuran panjang 40 cm, tinggi 50 cm dan tebal 0,2 mm, bagian bawah berlubang dengan diameter 0,5 cm dengan jarak antar lubang 7,5 cm. 2. Tanah yang dimasukkan ke dalam polibag adalah tanah yang subur atau tanah bagian atas. Polibag diisi tanah hingga hampir penuh, lalu diatur dengan jarak 60 cm x 60 cm x 60 cm (sistem segitiga) atau ± 20.000 kitri/ha. 3. Kecambah yang terseleksi dipindah ke polibag dari bedeng pesemaian dengan cara menggunakan besi pengungkit pada salah satu sisi benih berkecambah tersebut. Akar utama dipotong hingga tersisa 5 cm dari sabut. 4. Kecambah diletakkan dalam polibag dengan posisi tegak dengan tunas di bagian tengah. Sebagian tanah yang dikeluarkan dikembalikan lagi ke dalam polibag hingga benih hampir tertutup. Tanah dipadatkan di sekitar benih. 5. Kecambah yang sudah dipindah ke dalam polibag diairi untuk menjaga kelembabannya.
3.3.2.2. Pembibitan pada bedeng pembibitan (tanpa polibag) 1. Syarat tempat: tanah datar, terbuka, dekat sumber air, dekat lokasi pesemaian dan arel pertanaman, cukup subur dan mudah diawasi. 2. Lokasi pembibitan dibersihkan dari pohon, rumput dan lain-lain. Tanah diolah secara manual menggunakan ternak atau traktor dengan kedalaman pengolahan 30-40 cm. Selanjutnya tanah digaru dua kali sehingga strukturnya gembur. 3. Buat bedengan berukuran lebar 2 meter, tinggi 25 cm, dan panjang disesuaikan dengan kebutuhan (maksimal 25 m). 4. Antar bedengan dibuat parit drainase selebar 60-80 cm. Parit tersebut berfungsi juga sebagai jalan kontrol. 5. Kecambah yang terseleksi ditanam pada bedeng pembibitan dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm x 60 cm. 6. Kecambah ditanam sedemikian rupa sehingga tunas berada ± 2 cm di atas permukaan tanah. Tunas mengarah ke sebelah Timur.
3.3.2.3. Pemeliharaan pembibitan 1. Bibit kelapa diairi terutama pada musim kemarau. Penyiraman dilakukan hingga jenuh dengan menggunakan gembor atau sprinkel. Kebutuhan penyiraman per polibag tergantung pada umur bibit. 2. Gulma yang tumbuh di pembibitan disiang setiap satu bulan sekali dengan cara mekanis atau menggunakan herbisida secara cermat dan sesuai anjuran. 3. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara rutin setiap bulan menggunakan insektisida dan fungisida. Jenis dan takarannya seperti pada pemeliharaan di pesemaian. 4. Untuk pemupukan bibit digunakan pupuk Urea sebagai sumber N, SP-36 sebagai sumber P, KCl sebagai sumber K, dan Kiserit sebagai sumber Mg. Takaran masing-masing pupuk sesuai umur bibit dapat dilihat pada Tabel 8.
13
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
5. Seleksi bibit, meliputi kegiatan memisahkan tanaman yang kerdil, terkena hama dan penyakit dilakukan terus menerus dengan interval 1 bulan yang dimulai setelah bibit berumur 1 bulan. Tabel 8.
Jenis dan takaran pupuk untuk bibit kelapa Umur Bibit (bulan)
Jenis pupuk 1
2
3
4
5
6
7
8
Urea (g/bibit)
5
5
5
10
10
10
10
10
SP-36 (g/bibit)
0
0
15
0
0
0
0
0
KCl (g/bibit)
10
10
10
15
15
15
20
20
Kiserit (g/bibit)
5
0
5
0
10
0
10
0
3.3.2.4. Pemindahan bibit Pemindahan bibit sebaiknya dilakukan saat musim hujan. Umur bibit sewaktu dipindahkan telah mencapai 9-12 bulan. Untuk bibit polibag, dua atau tiga hari sebelum dipindahkan, akar yang keluar dari polibag harus dipotong.
3.3.3. Penyiapan Lahan Persiapan yang diperlukan adalah persiapan pengolahan tanah dan pelaksanaan survei.
3.3.3.1.
3.3.3.1. Pembukaan lahan
1. Lahan berupa hutan. Kegiatan yang dilakukan meliputi penebasan semak atau perdu serendah mungkin, dan penebangan pohon, dengan tinggi penebangan tergantung besarnya pohon. 2. Lahan tanaman kelapa tua. Pohon kelapa tua ditebang pada leher akar. Apabila memungkinkan batang kelapa dapat dijual sebagai bahan bangunan. 3. Lahan bekas pertanian. Tidak perlu pembukaan lahan lagi, dan dapat langsung dilakukan tindakan-tindakan pengajiran, pembuatan lubang tanam, penanaman legume dan tindakan lain yang diperlukan.
3.3.3.2. Pembentukan bedengan Bedengan dibuat melingkar lokasi dengan diameter 200 cm untuk mencegah hujan masuk ke leher batang tanaman bibit.
3.3.3.3. Pengapuran Pengapuran dilakukan apabila tanah mempunyai kemasaman yang tinggi. Pengapuran dilakukan pada tanah sampai pH 6-8.
14
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
3.3.4. Teknik Penanaman 3.3.4.1. Penentuan pola tanam Sistem tanam yang baik yaitu sistem tanam segi tiga karena pemanfatan lahan dan pengambilan sinar matahari akan maksimal. Jarak tanam yang umum digunakan adalah 9 m x 9 m x 9 m, dengan pola ini jumlah tanaman akan lebih banyak 15% dari sistem bujur sangkar.
3.3.4.2. Pembuatan lubang tanam Pembuatan lubang tanam dilakukan paling lambat 1-2 bulan sebelum penanaman, dengan ukuran 60 cm x 60 cm x 60 cm sampai dengan 100 cm x 100 cm x 100 cm. Pembuatan lubang pada lahan miring (> 20o) dilakukan dengan pembuatan teras individu selebar 1,25 m ke arah lereng di atasnya dan 1 m ke arah lereng di bawahnya. Teras dibuat miring 10O ke arah dalam.
3.3.4.3. Cara penanaman Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, setelah hujan turun secara teratur dan cukup untuk membasahi tanah. Adapun cara penanaman adalah sebagai berikut:
1. Top soil dicampur dengan pupuk SP-36 300 gram per lubang dan dimasukkan ke lubang tanam. 2. Polibag dipotong melingkar pada bagian bawah, dimasukkan ke lubang tanam, dan dibuat irisan sampai ke ujung, bekas polibag selanjutnya digantungkan pada ajir untuk meyakinkan bahwa polibag sudah dikeluarkan dari lubang tanam. 3. Bibit ditimbun tanah yang berada di sebelah Selatan dan Utara lubang, dipadatkan dengan ketebalan 3-5 cm di atas sabut bibit kelapa. 4. Setelah ditanam, tanah sekitar tanaman ditutup dengan mulsa (daun-daunan hijau dari semak-semak, lalang atau rumput-rumputan lainnya dan juga jerami). 5. Penanaman tanaman penutup tanah, dapat dilakukan sebelum musim hujan dengan Legume Cover Crop (LCC). Keuntungannya menekan pertumbuhan gulma dan perkembangan hama Oryctes rhinoceros, memperbaiki kandungan N dan struktur tanah, mengurangi penguapan, mencegah erosi dan menahan aliran permukaan, memperkecil amplitudo temperatur siang dan malam.
3.3.5. Pemeliharaan Tanaman 3.3.5.1. Penyulaman Penyulaman dilakukan terhadap tanaman yang tumbuh kerdil, terserang hama dan penyakit berat dan mati. Kebutuhan tanaman untuk sulaman tergantung pada iklim dan intensitas pemeliharaan, biasanya untuk 143 pohon/ha disiapkan 17 pohon untuk sulaman.
3.3.5.2. Penyiangan Penyiangan dilakukan pada piringan selebar 1-2 m dari pangkal batang. Caranya menggunakan koret atau parang yang diayunkan ke arah dalam, memotong gulma sampai batas
15
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
permukaan tanah dengan interval penyiangan 4 minggu sekali (musim hujan) atau 6-8 minggu sekali (musim kemarau). Penyiangan gulma juga dapat dilakukan secara kimia dengan menggunakan herbisida Basmilang atau Round-Up dengan dosis sesuai aturan pemakaian yang dianjurkan.
3.3.5.2. Pembumbunan Dilakukan setelah tanaman menghasilkan dengan cara menimbunkan tanah dibagian atas permukaan sekitar pohon hingga menutup sebagian batang pohon yang dekat dengan akar.
3.3.5.3. Perempalan Perempalan dilakukan terhadap daun dan penutup bunga yang telah kering (berwarna coklat), dengan cara memanjat pohon kelapa ataupun dibiarkan sampai jatuh sendiri.
3.3.5.4. Pemupukan Jumlah pupuk yang harus diberikan pada tanaman kelapa dalam tergantung umur tanaman, ketersediaan hara dalam tanah dan tanaman melalui analisis. Untuk tanaman yang baru ditanam, pemupukan dilakukan pada umur 1 bulan setelah tanam dengan dosis 100 gram urea/pohon yang ditaburkan di daerah piringan dengan jarak 15 cm dari pangkal batang. Selanjutnya pemupukan dilakukan 2 kali setahun yaitu bulan April/Mei (akhir musim hujan) dan bulan Oktober/Nopember (awal musim hujan). Cara pemberian pupuk pada tanaman kelapa dalam sebagai berikut:
Pupuk diberikan menyebar di daerah piringan, dengan jari-jari 100 cm (untuk tanaman berumur 2 tahun) dan 150 cm (untuk tanaman berumur 3 tahun sampai tanaman dewasa). Pupuk N, K, dan Mg diberikan bersamaan sedangkan pupuk P diberikan 2 minggu sebelumnya. Sebelum pupuk N diberikan, tanah digemburkan untuk menghindari pencampuran dengan pupuk P karena dapat merugikan. Pada tanaman belum menghasilkan, pupuk disebarkan 30 cm dari pangkal batang sampai pinggir tajuk. Tutup dengan tanah daerah penyebaran pupuk. Tabel 9. Jadwal dan dosis pemupukan tanaman kelapa di lapang sesuai dengan umur tanaman Tahun I Jenis pupuk
Tahun II
Tahun III
Tahun IV
g/pohon/tahun
Urea1)
400
700
1000
1000
SP-362)
312,5
750
1000
1000
KCl1)
600
900
1200
1200
Kiserit1)
200
300
400
400
16
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
Borax2)
10
25
-
-
Jumlah
1522,5
2675
3600
3600
Keterangan: 1) Diaplikasikan dua kali dalam setahun, dengan dosis setiap aplikasi setengah dari dosis per tahun. 2) Diaplikasikan satu kali dalam setahun.
3.3.5.4.5 Pengairan dan Penyiraman Penyiraman pada musim kemarau untuk mencegah kekeringan dilakukan dua atau tiga hari sekali pada waktu sore. Caranya dengan mengalirkan air melalui parit-parit di sekitar bedengan atau dengan penyiraman langsung.
3.3.6. Hama, Penyakit dan Gulma pada Tanaman Kelapa 3.3.6.1. Hama Beberapa jenis hama penting pada pertanaman kelapa dalam di Indonesia antara lain:
1. Kumbang nyiur (Oryctes rhinoceros) Ciri: berbentuk kumbang dengan ukuran 20-40 mm, warna hitam dengan bentuk cula pada kepala. Gejala: (1) hama ini merusak tanaman yang berumur 1-2 tahun; (2) ciri khas yang ditimbulkan yaitu janur seperti digunting berbentuk segi tiga; (3) stadium yang berbahaya adalah stadium imago (dewasa) yang berupa kumbang; Pengendalian: (1) sanitasi kebun terhadap sisa-sisa tebangan batang kelapa; (2) menggunakan virus Bacullovirus oryctes dan Mettarrizium arrisophiae; (3) memberikan carbofuran atau carbaryl 10 g/pohon dengan interval 2 bulan sekali. 2. Sexava sp. Ciri: belalang sempurna dengan ukuran 70-90 mm, berwarna hijau kadangkadang coklat. Masa perkembangan 40 hari. Gejala: (1) merusak daun tua dan daun muda, kulit buah dan bunga-bunga; (2) merajalela pada musim kemarau; (3) pada serangan yang hebat daun kelapa tinggal lidi-lidinya saja. Pengendalian: (1) cara mekanis dengan menghancurkan telur dan nimfanya; (2) cara kultur teknis dengan menanam tanaman penutup tanah (LCC), misalnya Centrosema sp.; (3) cara kimia dengan menyemprotkan insektisida, seperti BHC atau Endrin 19,2 EC 2 cc/liter air, penyemprotan dilakukan di sekitar pangkal batang sampai tinggi 1 meter, dengan dosis 6 liter/pohon; 3. Ulat Artona (Artona catoxantha) Gejala: (1) pada helaian daun terjadi kerusakan dengan adanya lubang seperti jendela kecil; (2) jika serangan berat, tajuk tanaman kelapa nampak layu dan seperti terbakar; (3) stadium berbahaya adalah larva. Pengendalian: (1) jika setiap dua pelepah terdapat ≥5 stadium hidup maka perlu dilakukan 17
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
pemangkasan semua daun, dan ditinggalkan hanya 3-4 lembar daun termuda; (2) menggunakan tawon kemit (Apanteles artonae) yang merusak ulat atau Ptircnomya dan Cardusia leefmansi; (3) menggunakan insektisida Ambush 2 EC 2-3 cc/liter air melalui suntikan batang ataupun penyemprotan pada stadium larva. 4. Tikus pohon, Rattus rattus Roque Ciri: hidup di tanah, pematang sawah, atau dalam rumah. Gejala: (1) buah kelapa berlubang dekat tampuknya.; (2) lubang pada sabut dan tempurung sama besarnya. Bentuk tidak rata, kadang bulat dan kadang melebar. Pengendalian: (1) memburu tikus, memasang perangkap atau umpan-umpan beracun; (2) sanitasi mahkota daun kelapa agar tidak menjadi sarang tikus.
3.3.6.2. Penyakit Adapun jenis-jenis penyakit penting yang umumnya menyerang tanaman kelapa dalam di Indonesia adalah:
1. Penyakit busuk jamur (spear rot) Penyebab: cendawan Fusarium sp. Gejala: (1) timbul bercak-bercak tembus cahaya pada permukaan daun yang kemudian segera menjadi coklat kekuningan dan sering bersatu membentuk bercak yang lebih besar; (2) daun yang terserang akan mati lebih cepat. Pengendalian: menyemprot bibit dengan fungisida yang mengandung Cu, misalnya Bubur Bordo atau Copper Oxyclorida. 2. Penyakit busuk pucuk (Bud rot) Penyebab: cendawan Phythopthora palmivora, Erwinia sp., Bacillus sp., gangguan fisiologis dan akibat sambaran petir. Gejala: (1) pucuk atau tunas bakal daun mengalami pembusukan sebelum sempat tumbuh keluar. Bila pangkal pelepah terkena, tanaman layu dan lambat laun mati; (2) pada tanaman tua, mahkota kelihatan menguning dan lambat laun berguguran mulai dari ujung. Buah-buah yang masih muda kemudian rontok. Pada kerusakan yang berat, mahkota daun gugur seluruhnya. Pengendalian: (1) bila nampak gejala ini, berilah bordo pasta 1% pada bagian yang diperkirakan terserang; (2) semprotkan bubur Bordo 1% atau fungisida lainnya seperti Copper oxyclorida, Dithane M-45 dan lain-lain untuk mencegah penularan. 3. Penyakit layu Natuna Penyebab: Thielaviopsis sp., Botrydiplodia sp., Fusarium sp., Chlaropsis sp., bakteri Erwinia sp., dan Pseudomonas sp. Gejala: (1) layu muncul secara tiba-tiba pada seluruh bagian daun mahkota. Kemudian warna berubah menjadi kusam, pelepahpelepah bergantungan dan akhirnya berguguran berikut tandan buahnya; (2) proses kematian sangat cepat 1-3 bulan sejak gejala awal mulai muncul. Pengendalian: (1) penataan air tanah dengan membuat saluran-saluran drainase; (2) pengolahan tanah yang baik, berupa pemeliharaan, pemupukan dan pola 18
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
tanam yang tepat; (3) menanam bibit yang sehat, subur dan kuat, serta membongkar dan membinasakan tanaman yang terserang penyakit. 4. Penyakit rontok buah Penyebab: cendawan Phythophthora palmivora. Gejala: (1) buah rontok; (2) pada bagian pangkal buah terdapat bagian yang busuk. Atau sebagi akibat cendawan Thielaviopsis paradoxa. Pengendalian: (1) pemupukan yang teratur dan pemberian air pada musim kemarau; (2) menyemprot tanaman yang terserang dengan fungisida yang mengandung Cu, misalnya bubur Bordo atau Copper Oxyclorida.
3.3.6.3. Gulma Jenis-jenis gulma yang umumnya dijumpai pada pertanaman kelapa dalam antara lain: Alang-alang (Imperata cylindrica), Teki (Cyperus rotrendus), Lampuyangan (Panium repens), Pahitan (Paspalum konjugatum), Sembung rambat (Mikania cordata), Tahi ayam (Lantana camara) dan Kipahit (Euphathorium odorotum). Cara pemberantasan gulma yang dapat dilakukan pada pertanaman kelapa meliputi:
1. Penyiangan secara mekanis: baik dengan metode clean weeding yaitu pengendalian gulma secara keseluruhan pada areal pertanaman, maupun selecting weeding yaitu pengendalian gulma pada sekitar tanaman saja (membuat piringan) dan stripe weeding atau pengendalian gulma secara berjalur. 2. Penyiangan secara kimia: yaitu dengan mencampur paracol dengan air 2,5-3,0 cc/450 liter; dan menyemprotkannya pada gulma, dengan memperhatikan arah angin, dan menggunakan masker dan sarung tangan. Perkirakan saat penyemprotan yang tepat yaitu 6 jam setelah penyemprotan tidak hujan. Interval waktu penyemprotan 1 kali per 3 bulan.
3.3.7. Panen 3.3.7.1. Ciri dan Umur Panen Buah telah berumur ± 12 bulan, 4/5 bagian kulit kering, berwarna coklat, kandungan air berkurang dan bila digoyang berbunyi nyaring.
3.3.7.2. Cara Panen 1. Buah kelapa dibiarkan jatuh. Kekurangan cara ini adalah buah yang jatuh sudah lewat masak, sehingga tidak sesuai untuk bahan baku kopra atau bahan baku parutan kelapa kering (desiccated coconut).
19
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
2. Dipanjat. Keuntungan cara dipanjat, yaitu (1) dapat membersihkan mahkota daun; (2) dapat memilih buah kelapa siap panen dengan kemampuan rata-rata 25 pohon per orang. Sedangkan kerugiannya adalah merusak pohon, karena harus membuat tataran untuk berpijak. Di beberapa daerah di Pulau Sumatera, sering kali pemetikan dilakukan oleh kera (beruk). Kecepatan pemetikan oleh beruk 400 butir sehari dengan masa istirahat 1 jam, tetapi beruk tidak dapat membersihkan mahkota daun dan selektivitasnya kurang. 3. Dipanen dengan galah, yaitu dengan menggunakan bambu yang disambung dan ujungnya dipasang pisau tajam berbentuk pengait. Kemampuan pemetikan ratarata 100 pohon per orang per hari.
3.3.7.3. Periode Panen Frekuensi panen kelapa dalam umumnya sekitar 2,5-3 bulan sekali sebanyak 2-3 tandan buah. Dari setiap tandan buah dapat dipetik rata-rata 5-8 buah kelapa.
3.3.7.4. Prakiraan Produksi Produksi buah bergantung varietas tanaman kelapa, umur tanaman, keadaan tanah, iklim, dan pemeliharaan. Rata-rata buah yang dihasilkan per pohon per tahun sebanyak 75-90 buah.
3.3.7. Pascapanen 3.3.8.1. Pengumpulan Buah dikumpulkan menggunakan keranjang atau alat angkut yang tersedia. Kemudian semua buah hasil panen dikumpulkan di Tempat Pengumpulan Hasil (TPH).
3.3.8.2. Penyortiran dan Penggolongan Sortasi buah dan perhitungan buah dilakukan setiap blok kebun setelah selesai panen pada akhir bulan. Buah yang disortir adalah buah yang kosong tidak berair, bunyi tidak nyaring bila diguncang, rusak/luka kena serangan hama, busuk, buah kecil, juga terhadap kelapa butiran pecah, berkecambah atau kelapa kurang masak.
3.3.8.3. Penyimpanan Buah kelapa disimpan dengan cara ditumpuk dengan tinggi tumpukan maksimal 1 m. Tumpukan berbentuk piramidal dan longgar. Tumpukan dalam gudang diamati secara rutin. Syarat-syarat gudang penyimpanan yang baik adalah udara segar dan kering, tidak bocor dan kehujanan, tidak langsung kena sinar matahari, dan suhu udara dalam gudang 2527oC.
3.3.8.4. Pengemasan dan Pengangkutan Buah kelapa apabila akan dijual terlebih dulu dikupas kulit luarnya. Pengangkutan dapat dilakukan dengan truk, kapal laut, atau alat angkut yang sesuai.
20
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
3.3.8.5. Pembuatan kopra Kopra terbuat dari daging kelapa dengan cara menurunkan kadar airnya melalui penjemuran atau pengeringan buatan dengan tujuan untuk:
1) pengawetan, cara ini akan mencegah tumbuhnya jamur, serangga, dan bakteri yang dapat memakan daging dan merusak minyak kelapa. 2) mengurangi berat, sehingga mengurangi biaya pengangkutan dan penanganan. 3) mengkonsentrasikan minyak, kadar minyak dalam kopra sekitar 65-68%. Cara pembuatan kopra yaitu dengan pengeringan daging buah dengan sinar matahari (penjemuran langsung atau efek rumah kaca) atau dengan alat pengering.
3.3.8.6. Penanganan Lainnya 1. Arang atau arang aktif tempurung kelapa Arang tempurung kelapa dieroleh dari pengarangan tempurung kelapa. Arang tempurung kelapa ini termasuk arang yang baik terutama untuk digunakan sebagai penghasil panas untuk media pemanasan bahan pangan karena tempurung termasuk golongan kayu keras yang bila proses pengarangannya baik maka akan menghasilkan arang dengan kadar asap yang tipis. Selain arang konvensional, dari tempurung kelapa ini dapat diperoleh arang aktif, yaitu arang yang mempunyai daya serap dan daya ikat tinggi terhadap bahan-bahan lain seperti zat warna dan bau. Arang aktif ini dapat dibuat dengan proses fisika, kimia, ataupun kombinasi keduanya. Pada proses fisika, arang dialiri uap panas untuk meningkatkan daya serap/ikatnya, sedangkan pada proses kimia arang tempurung direndam dalam dalam larutan kimia, seperti kalsium khlorida atau magnesium chloride. Untuk kombinasi proses kimia dan fisika, tempurung kelapa direndam terlebih dahulu dalam larutan kimia tersebut sebelum diarangkan. 2. Nata de Coco Nata de coco adalah bahan cocktail berserat yang diperoleh dari hasil fermentasi air kelapa. Air kelapa sebagai media fermentasi utama ditambahkan dengan urea sebagai sumber N difermentasi menggunakan bakteri Acetobacter xylinum. Setelah beberapa hari maka diperoleh lapisan serat berwarna putih dengan ketebalan 1-2 cm. Setelah dicuci untuk menghilangkan Acetobacter xylinum dan sisa media pertumbuhannya, bantalan serat tersebut dipotong-potong kecil berbentuk kubus untuk digunakan sebagai bahan campuran cocktail. 3. Minyak kelapa Minyak kelapa dapat diperoleh secara langsung dari daging kelapa segar menggunakan metode wet rendering atau dry rendering. Pada ekstraksi dengan metode wet rendering, setelah daging kelapa diparut kemudian diperas untuk 21
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
diambil santannya kemudian santan dipanaskan untuk menguapkan air sekaligus merusak emulsinya sehingga diperoleh minyak. Pada ekstraksi dengan metode dry rendering, setelah kelapa diparut kemudian kelapa parut disangrai untuk mengurangi kadar airnya sekaligus merusak emulsinya. Kelapa parut sangrai kemudian dipress untuk diambil minyaknya. Kedua cara ini biasanya dilakukan untuk produksi minyak kelapa secara tradisional. Cara lain adalah dengan menggunakan bahan baku kopra. Kopra dihancurkan, dan dihaluskan terlebih dahulu kemudian dipress untuk mendapatkan minyak. Pada beberapa industri pengepresan dilakukan berulang untuk mendapatkan rendemen yang tinggi, tetapi beberapa pabrik minyak kelapa menggunakan solvent extraction menggunakan heksan untuk mendapatkan minyak dari bungkil pengepresan kopra yang pertama. Penggunaan metode solvent extraction dirasakan lebih efektif karena dapat menghasilkan rendemen minyak lebih tinggi dibandingkan engepresan berulang, disamping itu bungkil kopranya mempunyai mutu yang lebih baik untuk makanan ternak. 4. Kelapa parut kering (desiccated coconut) Diperoleh dengan mengeringkan kelapa parutan sampai kadar air 3,5% dan kadar minyak tidak kurang dari 68%. 5.
Santan Diperoleh dengan melakukan pemerasan terhadap kelapa parutan. Santan tidak dapat disimpan lama, oleh karena itu diperlukan pengemasan santan untuk mencegah rusaknya santan yaitu dengan pengalengan.
22
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
KEBIJAKAN DAN INFRASTRUKTUR PENDUKUNG 4.1.
Sarana dan Prasarana
Pengembangan investasi budidaya tanaman kelapa dalam telah didukung dengan tersedianya jaringan jalan, airport, pelabuhan laut, terminal, fasilitas air bersih dan listrik, serta hotel. 4.1.1. Pelabuhan Beserta Spesifikasinya
Berau memiliki pelabuhan di Tanjung Redeb yang mampu menampung kapal seberat 3.000 ton. Kutai Timur memiliki pelabuhan laut yaitu di Sangatta 2 buah (milik KPC 1.800 m2 dan Pertamina 725 m2) dan pelabuhan umum di Sangkulirang seluas 189 m2. Saat ini pemerintah Kabupaten Kutai Timur sedang mengembangkan pelabuhan laut Maloy dalam suatu kawasan industri terpadu seluas 10.000 ha. Pelabuhan Semayang yang ada di Balikpapan merupakan pelabuhan laut terbesar yang melayani distribusi barang dan penumpang dari dan ke Kalimantan Timur baik antar provinsi dan antar negara. 4.1.2. Airport Beserta Fasilitas
Kalimantan Timur telah memiliki 16 bandara, dengan kualifikasi bandara internasional dan perintis yaitu Sepinggan Balikpapan, Temindung Samarinda, Juata Tarakan, Kalimarau Berau, Nunukan dan Tanjung Harapan Bulungan. Ketersediaan bandara ini mampu untuk memberikan dukungan bagi pengembangan investasi dan kegiatan ekonomi daerah. Kalimantan Timur memiliki bandara internasional Sepinggan di Balikpapan yang memiliki 27 operator maskapai penerbangan dengan 15 penerbangan terjadwal (schedule) seperti Garuda Indonesia, Merpati Airlines, Silk Air dan 12 penerbangan tidak terjadwal. Kota lain yang mempunyai bandara adalah Kota Bontang dan Tanjung Redeb. Kota Bontang saat ini tersedia bandara khusus yang dioperasikan PT. Badak, NGL, belum tersedia bandara udara bagi masyarakat umum, sedangkan Tanjung Redeb yang merupakan ibu kota Kabupaten Berau memiliki bandara umum dan bandara swasta. Bandara Kalimaru dikelola oleh Pemerintah dan dapat disinggahi oleh penerbangan nasional dan bandara swasta seperti Bandara Luncuran Naga, Mankajang milik PT Kiani Kertas, Bandara Batu Putih di Kecamatan Talisayan, Merasa dan Merapu di Kecamatan Kelay dan Bandara Long Caai di Kecamatan Segah. Kutai Timur memiliki 9 bandara yaitu KPC di Tanjung Bara dan Bandara Pertamina di Sangkimah serta 7 bandara perintis yaitu di LongLees, Sautara, Batu Ampar, Jabdan, Miau Baru, Long Segar, Pengadan.
23
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
4.1.3. Listrik Beserta Kapasitas
Listrik merupakan utilitas yang amat penting untuk memasok kebutuhan industri di Kalimantan Timur. Sumber listrik hingga saat ini masih dipasok oleh Perusahaan Umum Listrik Negara. Produksi Listrik Untuk wilayah Kalimantan Timur pada tahun 2007 1.799.906,17 kWh terpasang 414,44 kWh, terjual 1.603.250,84 kWh dan digunakan sendiri sebesar 37.713,47 kWh (BPS 2008). Kota Bontang telah dilayani jaringan listrik yang telah menjangkau seluruh wilayah kota. Pada tahun 2007, tenaga listrik yang diproduksi Kota Bontang sebesar 84.436,19 MWh dengan kapasitas terpasang 21,48 MWh. Kabupaten Kutai Kertanegara, produksi tenaga listrik mencapai 621.425,00 MWh dengan kapasitas terpasang 99,96 MWh. Sementara Panajam Paser Utara, Produksi listrik tahun 2007 berjumlah 46.923,01 MWh dengan kapasitas terpasang 16,19 MW (BPS Kaltim, 2008). 4.1.4. Air Bersih dan Kapasitasnya
Perusahaan air minum di Kalimanatan Timur pada tahun 2007 berjumlah 13 buah di mana kesemuanya adalah kesemuanya adalah milik pemerintah. Untuk wilayah Kalimantan Timur kapasitas potensial 5.167 liter/detik, kapasitas efektif 4.173 liter/detik dan efektifitas produksi sebesar 80,76 liter/detik. Sumber air bersih di Kalimantan Timur diperoleh terbesar melalui sungai selain itu waduk, mata air dan artesis. Banyaknya air bersih yang disalurkan 111.776.000 m3 4.1.5. Hotel dan Restoran
Kalimantan Timur sebagai daerah sentra perdagangan dan jasa, serta tujuan wisata terdapat sarana pendukung berupa hotel dan restoran. Jumlah hotel berbintang maupun non bintang pada tahun 2004 sebanyak 404 buah. Hotel berbintang 17 buah yang memiliki 1.775 kamar dan 2.777 tempat tidur, sedangkan hotel melati 297 buah dengan 3.063 kamar dan 4.987 tempat tidur. Selain hotel, di Kalimantan Timur terdapat pula restoran sebanyak 912 buah. Keberadaan hotel dan restoran ini mendukung fasilitas bagi investor. 4.1.6. Sekolah/ PT/Lembaga Pendidikan
Kalimantan Timur memiliki fasilitas pendidikan yang memadai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Universitas Mulawarman (UNMUL) sebagai perguruan tinggi negeri di Kalimantan Timur memiliki Fakultas Pertanian yang mampu menyediakan tenaga ahli untuk kebutuhan pengembangan investasi Komoditi Kelapa. Di Kutai Timur pun telah terdapat Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER), Kutai Kertanegara terdapat pula Universitas Kutai Kartanegara (UNIKARTA) yang salah satunya memiliki jurusan Pertanian. Untuk wilayah utara Kalimantan, juga terdapat perguruan tinggi yaitu Universitas Borneo dan memiliki Fakultas Pertanian. Selain pendidikan formal, pelatihan-pelatihan pun dilaksanakan oleh lembaga-lembaga pelatihan swasta maupun oleh dinas tenaga kerja dan dinas teknis terkait. 24
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
4.1.7.
Jalan/ transportasi
Untuk memperlancar arus lintas bahan input maupun hasil Produksi kopra dan budidaya kelapa telah dibangun jalan lintas kalimantan yang terdiri 3 poros, yaitu poros selatan, tengah dan utara. Infrastruktur perhubungan darat yang tersedia telah memadai untuk angkutan antar kota dalam provinsi maupun antar kota antar provinsi. Panjang jalan negara di seluruh wilayah Provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2007 mencapai 1.539,70 km, jalan di bawah wewenang Provinsi 1.762,07 km, sedang jalan di bawah wewenang Kabupaten/Kota mencapai 5.283,04 km. Pembangunan jembatan seperti jembatan Dondang dan Mahakam II yang memperpendek jarak tempuh Samarinda-Balikpapan merupakan bagian dari pembangunan highway Bontang-Samarinda-Balikpapan. Pembangunan jalan pintas utara Kalimantan Timur Sangata, Kutai Timur dan Tanjung Redeb, Berau akan mempercepat arus angkutan barang/jasa. 4.1.8. Perbankan/Asuransi
Lembaga perbankan di Kalimantan Timur pada tahun 2007 berjumlah 304 unit yang tersebar di kabupaten/kota di Kalimantan Timur.Posisi kredit yang telah tersalurkan kepada sektor usaha berjumlah Rp 24,612 trilyun, dan khusus untuk sektor peranian mencapai Rp 13,95 milyar. Posisi kredit untuk wilayah Bontang berjumlah Rp4.725.918.000.000, Berau sebesar Rp1.229.257.000, Kutai Timur sebesar Rp359.313.000.000 dan Kutai Kertanegara Rp1.830.608.000.000. Jumlah bank yang terdapat di beberapa kota/kabupaten diantaranya Bontang 23 bank, Berau 11 bank, Kutai timur 2, Kutai kertanegara 17 bank dan PPU sebanyak 1 bank. 4.1.9. Pos dan Telekomunikasi
Kalimantan Timur melalui PT. Telkom pada tahun 2007 telah membangun 4.767 SST (Suara Satuan Langsung). Penggunaan jasa telekomunikasi telepon saat ini meningkat pesat, dengan diindikasikan tercatatnya 9 operator sembilan telepon selular. Kota Bontang memiliki 8.086 SST dan 9 CCT (komunikasi data circuit).
4.2.
Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan
Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku kopra, pemerintah terus menggalakkan usahausaha untuk meningkatkan produksi kelapa dalam nasional, baik melalui peremajaan kelapa dalam yang telah tua atau perluasan perkebunan kelapa dalam seperti tertuang dalam Prospek dan Pengembangan Kelapa Dalam yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian, dimana Provinsi Kalimantan Timur merupakan salah satu provinsi yang direkomendasikan untuk pengembangan kelapa dalam tersebut. Aspek sosial ekonomi yang diharapkan dari kebijakan ini adalah adanya peningkatan pendapatan petani melalui terjaminnya pasar kelapa, berlangsungnya rehabilitasi tanaman yang sudah tidak produktif lagi atau adanya perluasan lahan baru untuk tanaman kelapa, menumbuhkan industri hilir (olahan), penciptaan lapangan kerja, peningkatan PAD, pemanfaatan sumberdaya dengan optimal, serta rangsangan untuk memperkuat teknologi di bidang tanaman
25
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
kelapa dengan terus melakukan inovasi teknologi pemanfaatan bagian-bagian tanaman kelapa untuk menjadi produk yang mempunyai nilai ekonomis. Pembukaan lahan untuk tanaman kelapa dalam secara intensif akan memberikan dampak negatif terhadap lingkungan antara lain lingkungan fisik kimia, biota, dan kesehatan masyarakat. Terbukanya lahan akan mengakibatkan peningkatan efek pencucian hara tanah, perubahan pH tanah, dan peningkatan kadar kejenuhan basa. Untuk mengatasi efek negatif perlu dilakukan pengapuran, pemupukan sehingga dapat mengembalikan lingkungan fisik kimia seperti keadaan semula sehingga berubah menjadi dampak positif. Terbukanya lahan menyebabkan berubahnya ekosistem yang tadinya tertutup menjadi ekosistem terbuka, dimana kebanyakan organisme pengganggu tanaman menyukai kondisi ini. Dampak negatif ini perlu diantisipasi dengan melakukan pengendalian hama terpadu yang tepat, baik secara mekanis, kimia, maupun biologi. Adanya kegiatan pembukaan lahan baru secara luas yang disertai oleh adanya kegiatan industri akan banyak mengundang masyarakat pendatang, sehingga kegiatan awal dari pembukaan lahan akan memberikan dampak negatif berupa gangguan kesehatan pada masyarakat. Dampak negatif ini dapat diatasi bila perusahaan (perkebunan inti) menyiapkan fasilitas umum seperti sarana dan prasarana pengobata termasuk tenaga medisnya. Disamping itu harus dilakukan juga upaya-upaya penciptaan lingkungan masyarakat yang sehat dan harmonis, sehingga dapat memberikan dampak positif berupa peningkatan produktifitas kerja yang secara tidak langsung akan meningkatkan produktivitas kebun dan kesejahteraan masyarakat.
4.3.
Legalitas
Ijin usaha pembukaan kebun di Kabupaten dan Kota di Kalimantan Timur mengacu kepada perundangan dan peraturan nasional yaitu Undang-undang Nomor 24 tahun 1994 tentang Sistem Budidaya Tanaman; Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang pengelolaan Lingkungan Hidup; Undang-undang Nomor 24 Tahun 1997 tentang Tata Ruang (Lembaran Negara Tahun 1997 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3702; Undang-undang Nomor 24 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah; Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi Sebagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 54, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952); Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 21 Tahun 2001 Tentang Teknik Penyusunan dan Materi Muatan Produk Hukum Daerah; Keputusan Menteri Pertanian Nomor 357/pts/HK.350/5/2002 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan.
Adapun izin usaha perkebunan di daerah harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1.
Usaha Perkebunan Rakyat wajib mendaftarkan usahanya kepada Dinas;
2.
IUP dapat diberikan kepada: a. Koperasi; b. Badan Usaha Milik Daerah;
26
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
3.
c. Badan Usaha Milik Nasional; d. Badan Usaha Swasta Nasional; e. Patungan Badan Usaha Nasional dengan Badan Usaha Asing. Usaha budidaya perkebunan wajib memiliki IUP, diberikan oleh Bupati/ Walikota;
4.
IUP berlaku selama 30 tahun dan dapat diperpanjang dengan periode waktu yang sama;
5.
Untuk memperoleh IUP, perusahaan Bupati/Walikota melalui Kepala Dinas;
6.
Perusahaan pemohon IUP harus melengkapi persyaratan permohonan berupa:
harus
menyampaikan
permohonan
kepada
a. b. c. d. e. f. g. h. i. 7.
Akte pendirian perusahaan dan perubahannya; Proposal mengenai usaha yang akan dijalankan yang telah disetujui oleh Kepala Dinas; Rencana kerja usaha perkebunan; Dokumen AMDAL sesuai ketentuan yang berlaku; Rekomendasi dari dinas teknis; Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD); Surat keterangan domisili kantor perusahaan; Peta calon usaha dengan skala 1 : 100.000. Menyetor uang jaminan kesungguhan pada Bank yang ditunjuk sebesar Rp. 15.000,(Lima Belas Ribu Rupiah) untuk setiap 1 ha luasan areal. Dalam waktu 14 (empat belas) hari kerja setelah permohonan diterima dengan lengkap, pejabat pemberi IUP harus memutuskan IUP tersebut dapat diberikan atau ditolak.
Selanjutnya ijin usaha industri perkebunan harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut: 1.
Untuk melaksanakan kegiatan usaha industri perkebunan wajib memperoleh izin tertulis dari Bupati;
2.
Ijin usaha industri perkebunan dapat diberikan kepada pihak-pihak sebagaimana tercantum dalam Peraturan Daerah;
3.
Untuk memperoleh ijin, perusahaan harus menyampaikan Bupati/Walikota melalui Kepala Dinas dengan melengkapi: a. b.
4.
permohonan
kepada
Akte pendirian perusahaan dan perubahannya; Proposal mengenai usaha yang akan dijalankan yang telah disetujui oleh Kepala Dinas; c. Rencana kerja usaha perkebunan; d. Dokumen AMDAL sesuai ketentuan yang berlaku; e. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan Nomor Pokok Wajib Pajak Daerah (NPWPD); f. Surat keterangan domisili kantor perusahaan; g. Ijin lokasi bagi perusahaan bukan pemilik kebun sumber bahan baku industri; h. Analisis kelayakan usaha; i. Kepastian pasokan bahan baku; j. Ijin HO/gangguan dari pejabat berwenang. Dalam waktu 2 (dua) bulan setelah permohonan diterima dengan lengkap, pejabat pemberi ijin harus memutuskan permohonan ijin tersebut dapat diberikan atau ditolak.
27
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
Selain peraturan perundangan yang berkaitan dengan kegiatan usaha perkebunan, maka pemrakarsa kegiatan hendaknya juga memahami tentang tata cara penanaman modal dalam negeri, yaitu; I.
Surat Permohonan (Blangko Model 1/PMDN) dan ditanda tangani diatas materai Rp. 6,000.oleh pemohon dibuat rangkap dua dengan dilampiri persyaratan sbb: 1.
Bukti Diri Pemohon: a. Photo Copy Akte Pendirian (PT, BUMN, BUMD, CV, Firma dll); b. Photo Copy Anggaran Dasar bagi Badan Usaha Koperasi; c.
Photo Copy KTP;
2.
Photo Copy Nomor Wajib Pajak (NPWP) Pemohon;
3.
Proposal Proyek atau Bidang Usaha yang dimohon dan atau rencana kegiatan dari awal penanaman modal hingga pemasaran hasil produksi.
4.
Peta Lokasi Proyek Skala 1 : 100.000.
5.
Persyaratan dan atau ketentuan sektoral yaitu, rekomendasi dari : 1). Lurah/Kades; 2). Camat; 3). Instansi Teknis yang menjelaskan tentang bahwa lokasi yang dimohon tidak bermasalah dan layak untuk proyek dimaksud seperti rekomendasi dari : a. Dinas Kehutanan; b. Dinas Perkebunan; c.
Dinas Pertanian dan Peternakan;
d. Badan Pertanahan Nasional; e. Dinas/Instansi lainnya yang berkaitan dengan proyek yang dimohon. 6.
Laporan keuangan dan atau akuntabilitas;
7.
Pernyataan bersedia berkantor pusat di Kota/Kabupaten;
8.
Surat Kuasa dari yang berhak apabila permohonan bukan dilakukan oleh pemohon sendiri.
9.
Kesepakatan/perjanjian kerjasama untuk bermitra dengan Usaha Kecil yang antara lain memuat :
28
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
1.
Nama dan alamat masing-masing pihak;
2.
Pola kemitraan yang akan digunakan;
3.
Hak dan Kewajiban masing-masing pihak;
4.
Bentuk pembinaan yang akan diberikan kepada usaha kecil;
Hal-hal lain yang dianggap perlu. 10.
Akte Pendirian atau perubahannya mengenai penyertaan usaha kecil sebagai pemegang saham, apabila kemitraan dalam bentuk penyertaan saham;
11.
Surat pernyataan diatas materai dari usaha kecil yang menerangkan bahwa yang bersangkutan memenuhi kriteria usaha kecil sesuai dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995.
II. Setelah Permohonan diterima di Bagian Perekonomian & Penanaman Modal Setda Kota/Kab, yang selanjutnya Permohonan diperiksa kelengkapannya/ lampirannya oleh Sub Bagian Penanaman Modal dan BUMD. III. Setelah lampiran sudah lengkap, maka proposal dipresentasikan oleh Investor dengan biaya sendiri untuk dipresentasikan dihadapan pejabat Pemerintah Kota/Kab dan bila dianggap perlu juga diundang dari DPRD, Unsur Organisasi dalam masyarakat, Unsur Mahasiswa, LSM dll. IV. Hasil Presentasi dinilai oleh Bagian Perekonomian dan Penanaman Modal atas persetujuan Pemerintah Kota/Kab.
29
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial perkebunan kelapa dalam monokultur produknya diarahkan pada produk setengah jadi, yaitu kopra.
5.1. Asumsi Perhitungan analisis kelayakan usahatani budidaya kelapa dalam berdasarkan beberapa asumsi sebagai berikut;
Luas perkebunan
:
1 ha ( 1 Kawasan seluas 10.000 ha)
Jarak tanam
:
9x9m
Jumlah tanaman produktif
:
143 per hektar (90 % of total 159 tanaman per ha
Harga kopra per kg
:
Rp7.000,-
Umur proyek
:
30 tahun
Berdasarkan tinjauan lapangan dan penelitian para ahli lainnya, tingkat produksi kelapa dalam berfluktuasi. Kelapa dalam baru mulai berproduksi pada umur 5 tahun. Pada umumnya, produksi mulai stabil pada tahun ke-12 sampai tahun ke-40. Pada tahun berikutnya, produksi mengalami penurunan. Harga jual kopra adalah Rp7.000 per kg. Setiap kg kopra diperoleh dari 4 buah kelapa segar. Tabel 10. Produksi, ongkos produksi cost, penjualan, dan perhitungan rugi-laba dari perkebunan kelapa dalam berdasarkan tahun proyek Tahun
Produksi Kelapa (butir)
Produksi Kopra (kg)
Penjualan Kopra (Rp)
Biaya (Rp)
Laba Kotor
0
0
0
0
124.430.525
(124.430.525)
1
0
0
0
2.113.700
(2.113.700)
2
0
0
0
2.239.875
(2.239.875)
3
0
0
0
1.879.450
(1.879.450)
4
0
0
0
1.879.450
(1.879.450)
5
11.440
2.860
20.020.000
2.663.950
17.386.050
30
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
Tahun
Produksi Kelapa (butir)
Produksi Kopra (kg)
Penjualan Kopra (Rp)
Biaya (Rp)
Laba Kotor
6
11.440
2.860
20.020.000
1.841.950
18.178.050
7
17.160
4.290
30.030.000
1.841.950
28.188.050
8
17.160
4.290
30.030.000
1.841.950
28.188.050
9
17.160
4.290
30.030.000
1.841.950
28.188.050
10
17.160
4.290
30.030.000
2.663.950
27.366.050
11
17.160
4.290
30.030.000
1.766.950
28.263.050
12
24.024
6.006
42.042.000
1.766.950
40.275.050
13
24.024
6.006
42.042.000
1.766.950
40.275.050
14
24.024
6.006
42.042.000
1.766.950
40.275.050
15
24.024
6.006
42.042.000
2.588.950
39.454.050
31
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
Tabel 10. Lanjutan Tahun
Produksi Kelapa (butir)
Produksi Kopra (kg)
Penjualan Kopra (Rp)
Biaya (Rp)
Laba Kotor
16
24.024
6.006
42.042.000
1.766.950
40.275.050
17
24.024
6.006
42.042.000
1.766.950
40.275.050
18
24.024
6.006
42.042.000
1.766.950
40.275.050
19
24.024
6.006
42.042.000
1.766.950
40.275.050
20
24.024
6.006
42.042.000
2.588.950
39.454.050
21
24.024
6.006
42.042.000
1.766.950
40.275.050
22
24.024
6.006
42.042.000
1.766.950
40.275.050
23
24.024
6.006
42.042.000
1.766.950
40.275.050
24
24.024
6.006
42.042.000
1.766.950
40.275.050
25
24.024
6.006
42.042.000
2.588.950
39.454.050
26
24.024
6.006
42.042.000
1.766.950
40.275.050
27
24.024
6.006
42.042.000
1.766.950
40.275.050
28
24.024
6.006
42.042.000
1.766.950
40.275.050
29
24.024
6.006
42.042.000
1.766.950
40.275.050
30
24.024
6.006
42.042.000
2.588.950
39.454.050
5.2. Kebutuhan Biaya Investasi Biaya investasi kebun digunakan untuk investasi tanaman dan non tanaman adalah Rp 132.543.000,- . Biaya investasi tanaman pada tahun ke-0 (TBM 0) digunakan untuk pembukaan lahan (land clearing). Sedangkan untuk Tahun 1 dan ke-4 digunakan untuk perawatan tanaman, seperti penyulaman, pemupukan dan pencegahan hama dan penyakit. Untuk membantu pendanaan dana investasi, diasumsikan mendapat fasilitas kredit bank. Sebagai konsekuensi dari pinjaman bank dibebankan angsuran dan bunga bank dipatok 14 %. Investasi non-tanaman digunakan untuk investasi infrastruktur, provisi dan asuransi, PBB, manajemen fee pembangunan kebun, biaya administrasi, pemeliharaan kebun, bahan dan tenaga kerja pendukung dan lain sebagainya. Angsuran kepada bank mulai dibayarkan pada tahun ke-5 dengan jangka waktu pengembalian selama 10 tahun. Pengembalian kredit dengan pola sliding rate dengan besarnya angsuran pokok pinjaman pertahunnnya sebesar Rp. 10.000.000,- ditambah bunga yang dihitung berdasarkan saldo pokok pinjaman.
32
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
Selama 30 tahun umur proyek, biaya yang dikeluarkan untuk budidaya tanaman kelapa dalam baik biaya investasi maupun biaya operasional adalah Rp.360.865.700-, sedangkan penerimaan dari hasil penjualan diperoleh sebesar Rp 1.088.988.000,-, sehingga diperoleh laba usaha sebesar Rp 728.122.300,- Perincian biaya investasi untuk per ha tanaman kelapa dapat dilihat pada Tabel 11. Table 11. Biaya investasi untuk perkebunan kelapa dalam Investasi tanaman
Tahun investasi
-
0 tahun (sebelum produksi tahun ke-0)
4.390.525
-
Tahun pertama (sebelum produksi tahun ke-1)
2.113.700
-
Tahun kedua (sebelum produksi tahun ke-2)
2.239.875
-
Tahun ketiga (sebelum produksi tahun ke-3)
1.879.450
-
Tahun keempat (sebelum produksi tahun ke-4)
1.879.450
Investasi non-tanaman 120.040.000 0 0 0 0
Total Investment 124.430.525 2.113.700 2.239.875 1.879.450 1.879.450
Total
12.503.000
120.040.000
5.3. Kriteria Kelayakan Proyek
Tabel 12. Hasil Analisis Finansial Proyek
Analisis kelayakan proyek diukur melalui kriteria investasi meliputi Benefit/Cost (B/C) ratio, Break Even Point (BEP) baik harga maupun produksi, Net present value (NPV), Internal rate of return (IRR), dan payback period.
Kriteria investasi
5.3.1. B/C Ratio
NPV
132.543.000
Nilai
Gross B/C
1,17
Net B/C
1,94
BEP harga
Rp688,07
Produksi
3.233 kg Rp33.783.676,-
Analisis B/C ratio adalah IRR 30,79 % perbandingan antara total cash inflow Payback period 9 tahun 1 bulan terhadap total cash outflow. Gross B/C ratio ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit (penerimaan) akan diperoleh dari cost (biaya) yang dikeluarkan sebelum dikalikan dengan discount factor (DF). Hasil analisis menunjukkan nilai gross B/C ratio sebesar 1,17 Nilai ini menunjukkan bahwa benefit yang yang diperoleh 1,17 kali lipat dari biaya yang dikeluarkan. Sedangkan Net B/C ratio ini menunjukkan gambaran berapa kali lipat benefit akan diperoleh dari biaya yang dikeluarkan setelah dikalikan dengan Discount Factor sebesar 14 %. Berdasarkan perhitungan kelayakan usaha, nilai Net B/C rasio adalah 1,94 yang artinya benefit yang diperoleh adalah 1,94 kali lipat dari biaya yang dikeluarkan.
33
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
5.3.2. Break Even Point (BEP) BEP (titik impas) adalah kondisi pada saat suatu usaha tidak mengalami keuntungan maupun kerugian. Nilai BEP dipakai untuk menentukan besarnya volume penjualan dimana perusahaan tersebut sudah dapat menutupi semua biaya-biayanya tanpa mengalami kerugian maupun keuntungan. Break Even Point (BEP) dihtung berdasarkan;
Rata-rata total biaya pertahun = ---------------------------Harga rata-rata kopra per kg
Nilai BEP volume produksi kopra diperoleh pada tingkat produksi sebesar 688,1 kg pertahun. Artinya, dengan tingkat harga rata-rata sebesar Rp.7.000 usaha berkebun kelapa dalam untuk produksi kopra tidak akan mengalami kerugian atau mendapat keuntungan (impas) dengan hanya memproduksi kopra sebanyak 688,1 kg pertahun atau ekuivalen dengan produksi buah kelapa segar 3.233,6 butir pertahun.
Rp4.816.514
5.3.3. Payback period = --------------------Payback period diartikan sebagai jangka waktu kembalinya investasi yang telah Rp7.000 dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek. Hasil perhitungan analisis kelayakan usaha diperoleh nilai payback period terjadi tahun ke- 9 lebih 1 bulan. = 688,1 kg kopra pertahun
5.3.4. Net Present Value (NPV)
= 3.233,6 butir kelapa segar pertahun
NPV dari suatu proyek merupakan nilai sekarang dari selisih benefit dengan cost pada discount factor (DF) tertentu. NPV menunjukkan kelebihan manfaat dibandingkan dengan biaya. Apabila NPV lebih besar dari 0 berarti proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Berdasarkan hasil perhitungan NPV pada discount factor 14 % menunjukan nilai NPV sebesar Rp33.783.676,- yang artinya nilai NPV > 1. Hal ini berarti proyek usaha budidaya tanaman kelapa dalam layak untuk diusahakan.
5.3.5. 5.3.5. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah suatu kriteria investasi untuk mengatakan persentase keuntungnan dari suatu proyek tiap-tiap tahun dan juga merupakan alat ukur kemampuan proyek dalammengembalikan bunga pinjaman. IRR pada dasarnya menunjukkan Discount Factor (DF) dimana NPV = 0. Berdasarkan hasil analisis perhitungan IRR diperoleh nilai 30,79%. Apabila diasumsikan bunga bank yang berlaku adalah 14% maka proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan, karena nilai IRR jauh lebih tinggi dibandingkan dengan suku bunga pasar.
34
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
5.4. Analisis Sensitivitas Analisis ini digunakan untuk mengetahui sensitivitas usaha tanaman kelapa ketika ada perubahan tertentu yang mempengaruhi usaha. Asumsi kondisi usaha diambil apabila usaha budidaya kelapa dalam mengalami kenaikan biaya produksi sebesar 10% dan harga jual turun10%. Selengkapnya disajikan pada Tabel 13. Tabel 13.
Analisis sensitivitas dari kelayakan agribisnis kelapa dalam
Kriteria investasi
Sensitivitas Biaya produksi naik 10 %
Harga jual turun 10 %
Gross B/C Ratio
1,16
1,10
Net B/C Ratio
1,90
1,54
32..977.337
20.618.706
30,41
27.76
Net Present Value (NPV) (Rp) Internal Rate of Return (IRR)
Hasil analisis menunjukkan bahwa kenaikan biaya produksi naik 10 % dan harga jual kopra turun sebesar 10 %, usaha kelapa dalam masih menguntungkan dan tetap layak untuk dilaksanakan. Hal ini tercermin dari nilai-nilai criteria investasi yang menunjukkan kelayakan usaha ini. Hasil analisis sensitivitas sebagaimana ditunjukkan pada Tabel 11, menunjukan bahwa apabila terjadi kenaikan biaya produksi sebesar 10% dan harga kopra turun 10 %, nilai Net B/C ratio masing-masing 1,90 dan 1,50 lebih besar dari 1, berarti net benefit yang diperoleh dari usaha budidaya tanaman kelapa adalah 1,17 dan 1,13 kali lipat dari biaya yang dikeluarkan. Jangka waktu kembalinya investasi yang telah dikeluarkan melalui keuntungan yang diperoleh dari suatu proyek juga tergolong tidak berubah jauh. Hal ini ditunjukkan oleh nilai payback period terjadi tahun ke- 9 tahun 1 bulan jika biaya produksi mengalami kenaikan 10 % dan 9 tahun 6 bulan apabila harga jual mengalami penurunan sebesar 10 %. Hasil perhitungan NPV pada discount factor 14 % menunjukan nilai NPV masing-masing sebesar Rp32.977.337,- dan Rp20.618.706,- yang artinya nilai NPV > 1. Hal ini berarti proyek pengembangan kelapa dalam layak untuk diusahakan. Berdasarkan hasil analisis perhitungan IRR juga diperoleh nilai 30,41 % dan 27,67 %. Apabila diasumsikan bunga bank yang berlaku adalah 14 %, maka proyek tersebut menguntungkan dan layak untuk diusahakan, karena nilai IRR jauh lebih besar dibandingkan dengan suku bunga tersebut.
35
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
PENUTUP Berdasarkan pemaparan mengenai peluang investasi budidaya kelapa dalam di Kalimantan Timur, terlihat jelas bahwa wilayah Kalimantan Timur antara lain Paser, Penajam Paser Utara, Berau, Kutai kertanegara, Kutai Timur, Kutai Barat, dan Nunukan memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan. Hasil penelitian menunjukkanbahwa investasi pada usaha budidaya kelapa dalam di Provinsi Kalimantan Timur dinilai layak (feasible), menguntungkan dan layak untuk diusahakan. Para investor tidak perlu ragu menanamkan modalnya untuk investasi di bidang ini. Ditinjau dari aspek teknis maupun ekonomis serta dukungan pemerintah daerah setempat yang kuat akan memudahkan bagi para investor melakukan investasi dibidang agribisnis perkebunan kelapa ini. Jika para investor menginginkan informasi lebih lanjut tentang investasi budidaya kelapa dapat melakukan kontak bisnis ke alamat yaitu: Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Jl. Gatot Subroto 44 Jakarta 12190-Indonesia PO Box 3186 Telp. +62-021-5252008, 5254981, Fax +62-0215227609, 5254945, 5253866 E-mail : sysadm@ bkpm.go.id Website : http://www.bkpm.go.id Badan Perijinan dan Penanaman Modal Daerah (BPPMD) Provinsi Kalimantan Timur Jl Basuki Rahmat No 56 Samarinda Kalimantan Timur 75117 Telp. 62-0541-743235 – 743446 Fax : 0541-736446 E-mail :
[email protected] Website : http://www.bpid.kaltim.go.id Dinas Pertanian Tanaman Pangan & Hortikultura Provinsi Kalimantan Timur Jl. Basuki Rahmat Samarinda Kalimantan Timur Telp. 0541-741676
36
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
Barlina R (2007) Teknologi Pascapanen Kelapa Kopyor. Didalam: Novarianto H, Monograf Kelapa Kopyor. Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain, Manado. BPS, 2008. Kaltim Dalam Angka 2008. Samarinda Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, 2007. Statistik Perkebunan Kalimantan Timur 2007, Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda .
Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, 2007. Laporan Tahunan Dinas Perkebunan Kalimantan Timur 2007, Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, Samarinda Novarianto H (2005) Plasma Nutfah dan Pemuliaan Kelapa. Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain, Manado.
37
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
38
Prospek Menguntungkan: Investasi Budidaya Komoditi Kelapa
Lampiran 1. Diagram Alir Proses Perijinan 1.
Model 1 / Foreigen Capital
Model 1 / PMDN
P
Investment (PMA)
Kelengkapan
E
Akte perusahaan atau KTP
-
bagi perorangan
-Akta perusahaan
R M O
-
Copy NPWP
-
Proses dan flowchart
-
Uraian produksi / kegiatan
H2. PERSETUJUAN O
PENANAMAN-
usaha
Peserta Indonesia
-Copy KTP apabila perorangan -Copy NPWP untuk PMA peserta asing -Akte perusahaan Surat Persetujuan untuk
Surat Persetujuan
untuk PMDN bukan Surat kuasa, apabila
ditandatangani Direksi
PMA
-Copy paspor apabila perorangan -Copy NPWP untuk PT PMA
N
RENCANA PERUBAHAN
A
- Perubahan bidang usaha atau produksi
N
- Perubahan investasi
-Proses dan flowchart -Uraian produksi kegiatan
- Perubahan/pertambahan TKA - Perubahan kepemilikan saham - Preusan PMA atau PMDN atau non PMA/PMDN
3. PERIZINAN PELAKSANAAN
- Perpanjangan WPP -APIT, untukmengimpor barang modal dan bahan baku yang dibutuhkan - Perubahan status -RPTK untuk mendatangkan/ menggunakan TKA - Pembelian saham preusan PMDN dan non PMA/PMDN oleh asing -Rekomendasi TA.01 kepada Dirjen Imigrasi agar dapat diterbitkan VISA bagi TKA atau sebaliknya -IKTA, untuk memperkerjakan TKA -SP Pabean BB/P, pemberian fasilitas atas penginfor bahan baku/penolong Copy akta pendirian dan pengesahan =========================================== Sebagai dasar untuk Kelengkapan Di Kabupaten/ Kota : Izin lokasi, IMB, Izin UUG/HO, Sertifikat Atas Tanah -Melakukan produksi komersil - Copy akte perusahaan
4. REALISASI IZIN USAHA
-Pengajuan rencana peluasan
- Copy IMB
investasi
- Copy izin UUG/HO
-Pengajuan restrukturisasi
- Copy sertifikat hak atas tanah
-Pengajuan atau tambahan
- LKPM
39
- RKL/RPL atau UKL/UPL atau SPPL BAP - Copy SP PMDN atau SP PMA dan
perubahannya
bahan baku /penolong