PENGAKUAN PENDAPATAN REKENING AIR PADA PDAM KABUPATEN WAKATOBI (Studi Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi)
SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Kependidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Akuntansi
OLEH :
SIANA A1A1 12 111
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2017
i
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Yang beranda tanggan di bawah ini : Nama
: Siana
NIM
: A1A1 12 111
Prog.Studi
: Pendidikan Ekonomi Konsentrasi Akuntansi
Fakultas
: FKIP
Tanggal Ujian Skripsi
:
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang telah saya tulis merupakan benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan jiplikan/plagiat dari karya orang lain yang belum pernah maupun sudah dipublikasikan. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sadar dan penuh tanggung jawab. Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecenderungan akademik dalam tulisan saya, maka saya bersedia mempertanggung jawabkan skripsi ini.
Kendari, September 2017 Yang membuat pernyataan,
SIANA NIM. A1A1 12 111
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Telah Disetujui Dan Dipertahankan Dihadapan Panitia Ujian Skripsi Pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Ekonomi Konsentrasi Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.
Kendari,
April 2017
Menyetujui
Pembimbing 1
Pembimbing II
Dra.Murniati, M.Si NIP.1966 0524 199203 2 003
Dr.Sabrin,SE.,M.Si NIP.19641125199903 1 001
Mengetahui Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
Rizal, S.Pd.,M.Hum NIP.19720304 200112 1 003
ii iii
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI PENGAKUAN PENDAPATAN REKENING AIR PADA PDAM KABUPATEN WAKATOBI OLEH SIANA NIM. A1A1 12 111 Telah Disetujui Dan Dipertahankan Di Hadapan Panitia Ujian Skripsi Pada Jurusan/Program Studi Pendidikan Ekonomi Konsentrasi Akuntansi Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Pada Hari Jum’at Tanggal 19 April 2017. Berdasarkan SK Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo Nomor : 4846/UN29.5.1.1/PP/2017 Tertanggal 19 April 2017 di nyatakan LULUS PANITIA UJIAN Ketua
: Prof. Dr. La Ode Turi, M.Pd.
(……………………..)
Sekretaris
: Dr. Nanik Hindaryatiningsih, SE., M.Si. (……………………..)
Anggota
: 1. Drs. H. Mulia Basri, M.Si.
(……………………..)
2. Dra. Murniati, M.Si.
(……………………..)
3. Dr. Sabrin, SE., M.Si.
(……………………..)
4. Rizal, S.Pd., M.Hum.
(……………………..)
Kendari, Agustus 2017 Disahkan Oleh: Dekan FKIP UHO
Dr. H. Jamiluddin, M.Hum NIP.19641030 198902 1 001 iii iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat Rahmat dan Karunia-Nya sehingga rangkaian penulisan skripsi dengan judul “Pengakuan Pendapatan Buku Rekening Air Pada PDAM Kabupaten Wakatobi”. Sesuai dengan keberadaan Penulis, maka apa yang tertuang dalam tulisan ini merupakan perwujudan dari upaya optimal yang telah Penulis lakukan. Dalam skripsi ini Penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan yang tulus kepada Ibu Dra. Murniati, M.Si selaku Pembimbing I dan Bapak Dr. Sabrin, SE., M.Si selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberi arahan dan bimbingan kepada Penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya Penulis persembahkan kepada kedua Orang Tua saya yaitu Ayahanda almh. La Dao dan Ibunda tercinta Wa Ali, serta kakak-kakak ku Adun Bersama Istri, Masi Bersama Istri, Saliani Bersama Suami dan adik-adikku yaitu Asmiarni, Salsi, Ghali, Divan, Naila, Zainal, Wulan, Serli, Arnis, Fando, dan Arzan. yang telah membantu baik moral maupun materil sehingga tulisan ini terselesaikan. Sejak dalam awal penulisan skripsi ini, Penulis menyadari bahwa keberhasilan tulisan ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan serta arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini pula, Penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
v
1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Supriadi Rustad, M.Si. selaku pelaksana Rektor Universitas Halu Oleo, Kendari.
2.
Bapak Dr. H. Jamiludin, M.Hum selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo, Kendari.
3.
Bapak Rizal S.Pd. M.Hum selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo, Kendari.
4.
Bapak Prof. Dr. La Ode Turi, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo, Kendari.
5.
Ibu Dra. Murniati M.Si selaku Penasehat Akademik yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam memberi arahan dan bimbingan kepada Penulis selama menuntut ilmu sehingga dapat menyelesaikan kuliah dengan baik di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo, Kendari.
6.
Bapak dan Ibu Dosen serta sivitas akademik lainya yang telah memberikan pengetahuan dan pelayanan administrasi sehingga tulisan ini dapat terselesaikan.
7.
Seluruh rekan-rekan penulis terutama angkatan 2012 yang telah membantu sehingga tulisan ini terselesaikan.
8.
Ucapan terima kasih kepada Abang saya La Ode Arman M, SH, yang selama ini sudah mensuport penulis dalam hal suka maupun duka.
9.
Ucapan terima kasih kepada sahabat terbaik yang selalu ada disaat suka maupun duka, buat Hariana, Sarmini, Asmila, Anita, Sutri, Sukma, Yusmin,
vi
Fitriani, Musnita. yang selama ini sudah sama-sama berjuang di bangku kuliah. 10.
Ucapan terima kasih kepada Teman-Teman ku di asrama, Asiani, Tini, Beris Suna, Liya, yuna, Hasna, yang selama ini sudah meluangkan waktunya untuk membantu dalam mengerjakan hasil ini.
11.
Ucapan terima kasih kepada sepupu-sepupuku, Jufri M, Jufri K, S.Sos, Nane, A.Md.Kep, Romi, S.Pd, Musriani, A.Md.Keb, Nuriyadin,S.Pt Aru, Suriani, dan Asriani, yang selalu memberi dukungan kepada penulis.
12. Ucapkan terima kasih kepada teman-teman KKN Nusantara 2016 terkhususnya buat Nur Aisyah Mustafa, S.H, Sri Wulansari S, Lisda S.E, Muh. Akbar, Karman, Chili, Boi Sandy, Akbar, Hendra Saputra dan Muh. Ifan Satrianur serta seluruh masyarakat di Desa Wata Benua, Kelurahan Landono, Kecamatan Landono Konawe Selatan. Terima kasih sudah menjadi bagian keluarga dan terima kasih atas kebaikannya selama
45
(empat puluh lima) hari yang telah banyak mengajarkan hal yang tidak pernah penulis dapatkan di tempat tinggal penulis. 13.
Ucapan terima kasih kepada Teman-Teman Timako, Yadin, Luky, Salama, Hendi, Tara, Seli, Yana, Saru, Fedy, Budi, Fika, Ica, Juhar. yang telah membantu mengacaukan skripsi ini.
Akhirnya, kepada Allah SWT jualah Penulis berserah diri dan memohon semoga amal budi pekerti semua pihak yang telah membantu Penulis mendapat pahala yang setimpal. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih
vii
banyak terdapat kekurangan yang perlu disempurnakan dan semoga tulisan ini dapat bermanfaat dikemudian hari. Aamiin.
Kendari,
Penulis
viii
Januari 2017
ABSTRAK Siana (A1A1 12 111), Pengakuan Pendapatan Rekening Air Pada PDAM Kabupaten Wakatobi., Jurusan Pendidikan Akuntansi, Program Sarjana, Universitas Halu Oleo. Pembimbing : 1) Dra.Murniati, M.Si. 2) Sabrin, SE., M.Si Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengakuan pendapatan rekening air pada PDAM Kabupaten Wakatobi.Pengumpulan data dilakukan dengan teknik interview dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis deskriptif, yaitu menjelaskan pengakuan pendapatan air pada PDAM Kabupaten Wakatobi kemudian membandingkannya dengan pengakuan pendapatan jasa menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), khususnya PSAK No.23. Hasil penelitian menunjukan bahwa metode pangakuan pendapatan rekening air pada PDAM Kabupaten Wakatobi menggunakan metode cash basis. Hal ini ditunjukan oleh pencatatan yang dilakukan seksi akuntansi, dimana: 1) Pada saat terjadinya transaksi pihak PDAM dan pelanggan dicatat dengan jurnal mendebet piutang dan mengredit pendapatan diterima dimuka. Kemudian pada saat pendapatan diakui dicatat dengan mendebet pendapatan diterima dimuka dan mengredit pendapatan rekening air. 2) Apabila terjadi kasus keterlambatan pembayaran tagihan susulan maka tagihan tersebut diakui sebagi pendapatan dan dicatat dengan mendebet piutang langganan dan mengkredit penjualan rekening air. Selanjutnya biala pelanggan tersebut telah melunasi tagihan susulanya yang terlambat maka oleh seksi akuntansi mencatat dengan mendebet kas dan mengkredit piutang langganan. Kata kunci: SAK, PDAM, pengakuan pendapatan, laba, dan akuntansi
ix
ABSTRACT Siana (A1A1 12 111), Revenue recognition of Water Bills in PDAM Wakatobi District. Jurusan Pendidikan Akuntansi, Program Sarjana, Universitas Halu Oleo. Supervised by : 1) Dra.Murniati, M.Si. 2) Sabrin, SE., M.Si The study aimed to know The Revenue recognition of water bills in PDAM Wakatobi District. Data collecting used interview method and documentation. The data analysis use describe analyze were to describe the Revenue recognition of water bills in PDAM Wakatobi District, and to compare with budge accounting standard, expecially PSAK No. 23. The result of this study showes were the method of Revenue recognition of water bills in PDAM Wakatobi District use cash basic method. Thats directed by the recording of akuntan section, were: 1) Even transaction between PDAM and customer recorded by jurnal to debit a receivable and to credit the prepaid income. Afterwards, even the revenue recognized has recorded with debit prepaid income and kredit water bills income. 2) when the bill payment was late, the bill recognized as income and recorded with debit customer receivable and credit the trading of water bills. Next, if customer was pay off all late letter addition bills, so thats can to record by accountan section with debit the cash and credit the customer receivable. Key word: SAK, PDAM, revenue recognition, income, dan accounting.
x
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...............................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................
ii
KATA PENGANTAR ...........................................................................
iii
ABSTRAK ..............................................................................................
vii
DAFTAR ISI...........................................................................................
viii
DAFTAR TABEL...................................................................................
xi
DAFTAR SKEMA..................................................................................
xii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................
1
A. Latar Belakang ............................................................................
1
B. Rumusan Masalah .......................................................................
6
C. Tujuan Penelitian ........................................................................
6
D. Manfaat Penelitian ......................................................................
6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................
8
A. Pengertian dan Prinsip Akuntansi ...............................................
8
B. Pengertian dan Ruang Lingkup Pendapatan ...............................
10
C. Pengakuan Pendapatan................................................................
12
1.
Prinsip Pengakuan Pendapatan ......…… .............................
12
2.
Metode Pengakuan Pendapatan......….... .............................
14
D. Pengertian Penjualan...................................................................
17
E. Konsep Kualitas Pelayanan.........................................................
18
F. Penelitian Terdahulu ...................................................................
25
G. Kerangka Pikir ............................................................................
26
BAB III METODE PENELITIAN ......................................................
30
A. Lokasi Penelitian.........................................................................
30
B. Sumber dan Jenis Data ................................................................
30
xi
1. Jenis data .........................................................................
30
2. Sumber data.....................................................................
30
C. Teknik Pengumpulan Data..........................................................
30
D. Metode Analisis ..........................................................................
31
E. Teknik Keabsahan Data ..............................................................
31
F. Definisi Operasional Variabel.....................................................
32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN.....................
33
A. Gambaran Umum PDAM Kabupaten Wakatobi.........................
33
1. Sejarah Singkat................................................................
33
2. Struktur Organisasi .........................................................
33
3. Visi dan Misi PDAM Kabupaten Wakatobi....................
37
4. Keadaan Karyawan PDAM Kabupaten Wakatobi ..........
39
B. Kondisi Keuangan .......................................................................
44
1. Pendaptan ........................................................................
44
2. Laba/Rugi ........................................................................
44
3. Kewajiban........................................................................
44
4. Modal .............................................................................
44
C. Identifikasi Pendapatan Pada PDAM Kabupaten Wakatobi .......
45
D. Pengakuan Pendapatan Jasa Rekening Air Pada PDAM Kabupaten Wakatobi ......................................................
45
1. Terjadinya Pendapatan Atas Penjualan Rekening Air ....
45
2. Pencatatan Transaksi Pendapatan Atas Penjualan Air Ke Dalam Jurnal..............................................................
47
3. Pencatatan Transaksi Penyambungan Air Ke Dalam Jurnal..............................................................
49
4. Pencatatan Transaksi Balik Nama...................................
50
5. Pencatatan Transaksi Pendapatan Jual Meteran..............
50
E. Pengakuan Pendapatan Jasa Menurut Standar Akuntansi Keuangan ( SAK) PSAK.No.23 ..................................................
51
F. Pembahasan .................................................................................
54
xii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................
60
A. Kesimpulan .................................................................................
60
B. Saran............................................................................................
61
LAMPIRAN DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR TABEL Tabel
Halaman
1.1 Pendapatan PDAM Kabupaten Wakatobi Tahun 2015 ............................
4
4.1 Karyawan PDAM Kabupaten Wakatobi menurut kelompok Umur Tahun 2016. ..............................................................................................
38
4.2 Karyawan pada PDAM Kabupaten Wakatobi menurut jenis Kelamin Tahun 2016 ...............................................................................................
39
4.3 Karyawan PDAM Kabupaten Wakatobi berdasarkan status Kepegawain Tahun 2016 ............................................................................................... 4.4 Karyawan
PDAM
Kabupaten
Wakatobi
berdasarkan
40
tingkat
pendidikan, Tahun 2016............................................................................
40
4.5 Karyawan PDAM Kabupaen Wakatobi menurut Masa Kerja,Tahun 2016...........................................................................................................
41
4.6 Karyawan PDAM Kabupaten Wakatobi berdasarkan Job Deskripsi, Tahun 2016 ...............................................................................................
42
4.7. Perbandingan Pencatatan Rekening Air menurut PDAM dan menurut SAK...........................................................................................................
xiv
54
DAFTAR SKEMA Skema
Halaman
2.1. Transaksi pendapatan......................................................................... 13 2.2. Kerangka Pikir Peneli tian ................................................................. 28
xv
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan adalah sebuah organisasi yang beropersi dengan tujuan menghasilkan keuntungan, dengan cara menjual produk (barang dan atau jasa) kepada para pelanggannya. Tujuan operasional dari sebagian besar perusahaan adalah untuk memaksimalisasi laba. Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebagai suatu badan usaha, dituntut mampu meningkatkan kinerja dan kualitas pelayanan seiring dengan terjadinya berbagai perubahan, baik internal maupun eksternal. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatan manajemen perusahaan, ditetapkan beberapa prinsip utama yang menjadi landasan pengelolaan perusahaan, yaitu : (1) focus pada orang terutama karyawan, (2) focus pada pelanggan, (3) mempunyai perspektif yang luas, (4) berorientasi pada pengembangan teknologi, (5) mengembangkan manajemen informasi, (6) melakukan pengukuran secara terintegrasi, (7) pelatihan dan pendidikan yang berkesinambungan, serta (8) mengembangkan pendekatan pangambilan keputusan yang mempunyai nilai tambah. Untuk mengimplementasikan
prinsip-prinsip
tersebut, dituntut tumbuh dan berkembang budaya inovatif, baik pada jajaran manajemen maupun seluruh karyawan PDAM. Dengan kata lain dalam perusahaan diharapkan selalu terjadi dinamika dan terjadi perubahan yang berorientasi pada pencapaian hasil, peningkatan mutu pelayanan dan kepuasan pelanggan. Ukuran kinerja yang di tetapkan adalah dua hal, yaitu (1) mutu yang didasarkan atas penilaian pelanggan dan (2) perubahan produktivitas. Berkaitan
1
2
dengan hal tersebut, secara bertahap di lingkungan PDAM dilakukan berbagai perubahan dan penyempurnaan dalam rangka mencapai pelayanan yang berkualitas bagi pelanggan, antara lain : (1) transparasi keuangan dan kebijakan PDAM yang partisipatif, (2) kepercayaan pada diri petugas pencatatan meteran oleh pelanggan, (3) penanganan komplain yang sigap, (4) pembentukan dewan pelanggan yang partisipatif. Khusus untuk transparansi keuangan di perlukan system pengendalian dan pengelolaan yang memadai, termaksud pengelolaan pencatatan (akuntansi). Disamping itu, manajer pada masing-masing tingkat membutuhkan informasi yang dapat di percaya. Salah satu sumber informasi yang terpenting adalah laporan dan data yang disediakan bagian akuntansi. Penyajian data akuntansi antara lain memuat informasi tentang pendapatan. Pendapatan merupakan peningkatan aktiva dan penurunan kewajiban suatu badan usaha dari sebab penyerahan barang dan jasa atau dari aktivitas. Oleh karena itu keberhasilan lebih banyak di tentukan oleh manajemen menyusun dan melaporkan informasi keuangan yang dapat di percaya. Laporan keuangan yang paling sering diselewengkan adalah laporan Rugi Laba. Kadang-kadang perusahaan memperoleh laba yang besar, tetapi di laporkan dengan jumlah yang tidak seharusnya, hal ini dimaksudkan untuk menghindari pembayaran pajak dan pembayaran deviden yang terlalu besar. Namun kadangkadang perusahaan mengalami kerugian tapi tetap dinyatakan laba, hal ini dimaksudkan untuk menarik jumlah investor untuk segerah menanamkan modalnya kedalam perusahaan tersebut.
3
Apabila merujuk pada Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 690.069 tahun 1992, tentang Pola Petunjuk Teknis Pengelolaan PDAM, di sana ditegaskan bahwa PDAM mempunyai tugas pokok pelayanan umum kepada masyarakat dimana dalam menjalankan fungsinya PDAM diharapkan mampu membiayai dirinya sendiri (self financing) dan harus berusaha mengembangkan tingkat pelayanannya, di samping itu PDAM juga diharapkan mampu memberikan sumbangan pembangunan kepada Pemda. PDAM harus mampu mengadopsi prinsip-prinsip manajemen profesional dalam penyelenggaraannya. Dengan menerapkan prinsip yang dimaksud maka dalam menyediakan pelayanan kepada masyarakat harus tetap mempertimbangkan cost and benefit sehingga biaya pungutan atas pelayanan yang diberikan dapat benar-benar membantu pemerintah meningkatkan kualitas pelayanan di bidang penyediaan air bersih pada khususnya dan pelayanan pemerintah pada umumnya di masa yang akan datang. Mengingat keberadaan PDAM dibiayai oleh pemerintah daerah yang bersumber dari uang masyarakat (public fund) maka dalam pengelolaannya harus memperhatikan aspek transparansi dan akuntabilitas, baik dalam aspek pengelolaan keuangan, aspek operasional dan aspek administrasinya, karena ketiga aspek dimaksud sangat menentukan kinerja pengelolaan perusahaan termasuk di dalamnya adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Dalam memasuki era globaliassi dan diberlakukannya Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, maka pemerintah daerah Kabupaten Wakatobi harus mampu memberdayakan berbagai
4
potensi pendapatan asli daaerahnya, yang salah satunya adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). PDAM Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi sebagai objek penelitian, adalah perusahaan yang bergerak dibidang jasa, dimana kegiatan pokoknya adalah penjualan tenaga air, dan dari kegiatan penjualan tenaga air tersebut, maka diperoleh pendapatan. Adapun pendapatan PDAM Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi di tampilkan melalui tabel berikut: Table 1.1. pendapatan PDAM Kabupaten Wakatobi Tahun 2013-2015
TAHUN
2013
PENDAPATAN (RP)
2.033.110.760
BIAYA (RP)
3.943.323.749
LABA / (RUGI) (RP)
%
(1.910.212.989)
93,95
2014
2.202.148.650
3.848.226.809
(1.644.523.235)
2015
1.887.540.481
3.461.709.783
(1.574.169.302)
74,67
83,39
Sumber : PDAM Kabupaten Wakatobi Berdasarkan data keuangan yang digambarkan dalam tabel diatas, dapat diketahui bahwa PDAM Kabupaten Wakatobi tahun 2013-2015 mengalami kerugian setiap tahunnya yang dapat dilihat kerugian tersebut mengalami fluktuasi, dimana setiap tahun mengalami penurunan kerugian, salah satu penyebab terjadinya fluktuasi tersebut diakibatkan oleh penggunaan biaya operasi yang tidak menetap dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2014 dengan pendapatan perusahaan yang mengalami peningkatan. Kerugian perusahaan pada tahun 2013 mencapai Rp. 1.910.212.989 (93,95% dari total pendapatan) dan menurun pada tahun 2014 yaitu Rp. 1.644.523.235 (74,67%). Namun, mengalami
5
peningkatan kerugian pada tahun selanjutnya (tahun 2015) sebesar 83,39% (Rp. 1.574.169.302) Dengan melihat tabel diatas secara umum dapat digambarkan keadaan yang menunjukan perolehan laba operasional pada periode tahun 2013-2015 pada perusahaan berfluktuasi dengan kecenderungan menurun (rugi). Jika laba yang diperoleh perusahaan tidak sesuai dengan yang telah ditetapkan peusahaan dan perolehan laba tersebut mengalami penurunan, maka berpotensi dapat mengganggu operasional perusahaan, karena biaya-biaya yang dikorbankan hanya menghasilkan pendapatan dibawah yang telah direncanakan perusahaan sebelumnya. Permasalahan utama dalam akuntansi untuk pendapatan jasa adalah menentukan saat pengakuan pendapatan. Pendapatan diakui bila besar kemungkinan manfaat ekonomi masa yang akan datang mengalir keperusahaan dan manfaat ini dapat diperhitungkan besarnya secara pasti. Uraian di atas sesuai dengan keberadaan PDAM Kabupaten Wakatobi. Perusahaan ini sejak didirikan telah melayani seluruh lapisan masyarakat dalam memanfaatkan air. Dari penjualan jasa air tersebut PDAM Kabupaten Wakatobi memperoleh pendapatan jasa. Metode pengakuan pendapatan jasa air ini secara teroritis harus menggunakan accrual basis dimana pendapatan diakui pada saat jatuh waktu sekalipun belum diterimah pembayaran dari pelanggan. Dampak dari penerapan accrual basis ini adalah bahwa pendapatan akan bertambah sebesar satuan rupiah tertentu dan aktiva bertambah dengan jumlah yang sama. Harapan pihak PDAM Kabupaten Wakatobi adalah kepastian akan
6
diterimanya pendapatan jasa air tersebut. Hal ini juga akan membawa pengaruh pada perhitungan rasio keuangan sekalipun penyesuaian dapat dilakukan, tetapi sedikit banyak akan membawa permasalahan dalam penyajian informasi kepada pihak ketiga. Memang secara teori pendapatan jasa harus diakui secara accrual basis akan tetapi memerlukan analisis yang tepat atas calon pelanggan. Dengan metode yang diterapkan PDAM Kabupaten Wakatobi dalam pengakuan pendapatan atas jasa yang diberikan kepada pelanggan, perlu dievaluasi untuk mengetahui informasi akuntansi dan keuangan yang akurat pada periode tertentu. Oleh karena itulah penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengangkat judul : Pengakuan Pendapatan Rekening Air pada Perusahaan Daerah Air Minum(PDAM) Kabupaten Wakatobi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka yang menjadi permasalahan adalah : “Bagaimana Pengakuan Pendapatan Rekening Air Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Wakatobi Kecamatan Wangi-Wangi Sudah Sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengakuan Pendapatan Rekening Air Pada PDAM Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) . D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat member manfaat sebagai berikut:
7
1. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan Perusahaan Daerah Air Minum Kecamatan
Wangi-Wangi
Kabupaten
Wakatobi
dalam
menyusun
kebijaksanaannya atas pengakuan pendapatan rekening air di masa dating. 2. Sebagai bahan referensi bagi penelitian lain yang ingin melakukan penelitian dibidang akuntansi pengakuan pendapatan rekening air
8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Dan Prinsip Akuntansi Akuntansi adalah suatu system informasi, berdasarkan mana pihak-pihak yang berkepentingan dalam usaha, mengambil keputusan. Informasi sebagai hasil dari akuntansi dibutuhkan banyak pihak. Jika ditelaah secara pustaka, banyak sekali batasan akuntansi yang dikemukakan para ahli, yaitu antara lain : Menurut Baridwan (2003 :30) bahwa akuntansi merupakan kegiatan menyediakan data kuantitatif terutama yang bersifat keuangan dari kesatuan-kesatuan usaha ekonomi yang dapat dipergunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Pengertian di atas mengandung arti bahwa akuntansi merupakan kegiatan menyediakan data keuangan dalam rangka pengambilan keputusan. Hartanto (2004:15) mengatakan bahwa akuntansi adalah kumpulan prosedur untuk mencatat, mengklasifikasi, mengikhtisarkan dan melaporkan dalam bentuk laporan keuangan, transaksi-transaksi yang telah di laksanakan perusahaan dan akhirnya, menginterprestasikan laporan tersebut. Pendapat Hartanto di atas melihat akuntansi sebagai suatu proses. Mulyadin
(2001:1)
mengemukakan
bahwa
akuntansi
adalah
proses
pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara tersebut, transaksi keuangan yang terjadi dalam perusahaan atu oerganisasi lain serta penafsiran terhadap hasilnya.
8
9
Pendapat Mulyadin yang di kemukakan di atas sejalan dengan apa yang di kemukakan oleh Hartanto, yaitu melihat akuntansi sebagai suatu proses. Sejalan dengan pendapat tersebut, Lapoliwa dan Daniel KS (2002:2) mengatakan bahwa akuntansi adalah seni pencatatan, pengklasifikasian, dan pengikhtisaraan dengan cara yang sepatutnya dan dalam suatu uang atas transaksi dan kejadian yang setidak-tidaknya sebagian mempunyai sifat keuangan serta penginterprestasian hasil pencatatan tersebut. Berdasarkan keempat definisi di atas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah kegiatan menyediakan informasi keangan kepada yang memerlkannya sebagai dasar pengambilan keputusan. Hadibroto (2004:18) mangemukakan bahwa prinsip akuntansi adalah dasardasar maupun konsep-konsep yanh menjadi pedoman bagi penilaian dan penyajian harta benda dan hutang dalam penyusunan neraca. Disamping itu prinsip akuntansi merupakan dasar untuk menentukan jumlah biaya maupun hasil (pendapatan) yang tercernim dalam perhitungan rugi-laba. Harahap (2003:20) menjelaskan bahwa prinsip akuntansi atau standar akuntansi adalah peraturan umum yan dijabarkan dari tujuan laporan keuangan atau konsep teoritis akuntansi yang menjadi dasar dalam pengembangan teknik akuntansi. Berdasarkan kedua penjelasan tersebut, dapat di pahami bahwa prinsip akuntansi merupakan suatu pedoman atau acuan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan perusahaan.
10
B. Pengertian Dan Ruang Lingkup Pendapatan Dalam pengertian umum pendapatan adalah hasil pencaharian usaha. Menurut Budiono(1992:180) pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang dimilikinya kepada sektor produksi. Sedangkan menurut Winardi (1982:171) Pendapatan adalah hasil berupa uang atau materi lainya yang dapat dicapai dari pada penggunaan factor-faktor produksi. Dari kedua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan nilai dari seluruh barang dan jasa yang di hasilkan oleh suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu. Dengan demikian maka yang di maksud dengan pendapatan jasa adalah nilai dari seluruh jasa yang di hasilkan suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu. Menurut Baridwan (2003:30) pendapatan adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu badan usaha atau pelunasan utangnya (atau kombinasi keduanya) selama satu periode yang berasal dari penyerahan atau pembuatan barang, penyerahan jasa dari suatu kegiatan utama badan usaha. Hans dkk(2004:23 PSAK No.23) mengatakan bahwa pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul akibat aktivitas normal perusahaan selama satu periode bila arus masuk mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Berdasarkan kedua pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan tambahan nilai ekonomi terhadap harta perusahaan pada waktu terjadinya transaksi kegiatan perusahaan dalam suatu periode. Pendapatan yang timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi adalah:
11
1. Penjualan barang, yaitu meliputi barang yang di produksi perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali,seperti barang dagangan. 2. Penjualan jasa, yaitu biasanya menyangkut pelaksanaan tugas yang secara kontaktual telah di sepakati untuk di laksanakan selama waktu yang di sepakati oleh perusahaan. 3. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain yang menghasilkan bunga, royaliti dan deviden. Penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain menimbulkan pendapatan dalam bentuk: 1. Bunga adalah pembebanan untuk menggunakan kas atau setara kas atau jumlah terutang kepada perusahaan. 2. Royalita adalah pembebanan untuk penggunaan aktiva jangka panjang perusahaan, misalnya paten,merk dagang,hak cipta dan perangkat lunak computer. 3. Deviden adalah distribusi laba kepada pemegang ekuitas sesuai dengan proposi mereka dari jenis modal tertentu. Dari uraian di atas,dapat di pahami bahwa pendapatan merupakan manfaat ekonomi yang dihasilkan dari kegiatan pokok perusahaanyang akan menaikkan nilai harta perusahan atau menghentikan utang perusahaan (atau kombinasi keduanya) dan manfaat ekonomi itu tidak berasal dari kontribusi penanaman modal tetapi dari kegiatan utama perusahaan, yaitu produksi atau penjualan barang, pemberian jasa atau penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak lain.
12
C. pengakuan pendapatan Pengakuan pendapatan merupakan salah satu masalah yang paling sulit dan mendesak yang dihadapi profesi akuntansi. Meskipun terdapat pedoman umum, banyaknya metode pemasaran jasa bembuat sangat sulit mengembangkan pedoman yang dapat diterapkan pada semua situasi. Pengakuan adalah proses secara formal untuk mencatat atau menggabungkan suatu pos di dalam perkiraan dan laporan keuangan suatu kesatuan.(SFAC. No.3. Par. 83). Pengakuan tidak sama dengan realisasi, meskipun keduanya kadangkadang di gunakan bergantian dalam literature dan praktek akuntansi. 1.
Prinsip pengakuan pendapatan Weygandt dalam Wibowo(2005:597) mengatakan bahwa prinsip pengakuan
pendapatan menetapkan bahwa, pendapatan diakui pada saat: 1. Direalisasi atau dapat direalisasi Pendapatan direalisasi bila barang-barang dan jasa-jasa dipertukarkan untuk kas atau klain atas kas(piutang). 2. Dihasilkan Pendapatan dihasilkan bila kesatuan itu sebagian besar telah menyelesaikan apa yang seharusnya dilakukan agar berhak atas manfaat yang di berikan dari pendapatan, yaitu bila proses laba telah selesai atau sebenarnya telah selesai. Sesuai dengan prinsip ini, maka: Pendapatan dari penjualan produk diakui pada tanggal penjualan yang biasanya diinterprestasikan berarti tanggal pengiriman kepada pelanggan.
13
a. Pendapatan dari jasa yang diberikan diakui ketika jasa-jasa telah dilaksanakan dan telah ditagih. b. Pendapatan
dari
member
kemungkinan
bagi
pihak
lain
untuk
menggunakan aktiva perusahaan seperti bunga, sewa dan royaliti diakui pada saat berlalu waktu atau ketika aktiva itu dipergunakan. c. Pendapatan dari pelepasan aktiva selain produk diakui pada tanggal penjualan. Transaksi pendapatan ini digambarkan dalam bentuk skema berikut: Skema 2.1. Transaksi pendapatan Jenis Trasnsaksi
Pendapatan dari bunga sewa dari royalti
Pemberian jasa
Memungkinkan penggunaan aktiva
Penjualan aktiva selain dari persediaan
Pendapatan dari bunga sewa dari royalti
Keuntungan atau kerugian pada disposisi
Penjualan produk dari persediaan
Deskripsi
Pendapatan dari penjualan
Pendapatan dari iuran jasa
Tanggal Penjualan (tgl.penyerahan)
Jasa yang dilaksanakan dan dapat ditagih
pendapatan
Waktu Pengakuan Pendapatan
Berlakunya waktu atau aktiva digunakan
Tanggal penjualan dan pertukaran
sumber : Kieso & weygant, Intermediate Accounting, disandur Herman Wibowo(2005:5981).
14
Dari diagram itu terlihat bahwa pendapatan jasa terdapat pada kolom kedua,namun menurut Sugriri dan Sumiyama (2001:31) bahwa dalam akuntansi memilih saat penjualan sebagai saat mengakui pendapat, karena saat penjualan menunjukan : 1) telah selesainya proses penghimpunan pendapatan, dan 2) telah terealisasinya pendapatan, itulah pedoman umum pengakuan pendapatan. Selanjutnya dijelaskan pada diagram itu, bahwa dari empat jenis umum pendapatan yang diuraikan sebelumnya yaitu 1). Penjualan produk dan 2). Pemberian jasa, kedua adalah transaksi penjualan. Pengakuan pendapatan transaksi produk dapat digolongkan sebagai berikut: 1.
Pengakuan pendapatan saat penjualan Menurut FASB dalam concepts statement No. 5 dua syarat sedang
direalisasikan dan sedang di hasilkan (being carned) untuk mengakui pendapatan biasanya dipenuhi pada saat produk atau barang dagangan diserahkan atau jasa diberikan kepada pelanggan. 2.
Pengakuan pendapatan sebelum penyerahan Kebanyakan, pengakuan pada saat penjualan (penyerahan) digunakan karena
banyak ketidakpastian yang ditiadakan berkenan dengan proses perolehan dan harga tukar diketahui. Akan tetapi dalam situasi-situasi tertentu pendapatan diakui sebelum penyelesaian dan penyerahan. 2.
Metode Pengakuan Pendapatan Menurut AL haryono jusuf (1992 : 162) akuntansi mengenal dua dasar yaitu
dasar akrual (accrual basis) dan dasar tunai (cash basis). Dalam dasar akrual akuntansi mengakui pengaruh transaksi pada saat transaksi tersebut terjadi.
15
Apabila terjadi transaksi pemberian jasa, penjualan barang atau terjadi biaya, transaksi-transaksi tersebut akan di catat dalam pembukuan sebagai pendapatan atau biaya tanpa memandang apakah kas sudah di terima atau dikeluarkan. Menurut dasar akrual pengakuan pendapatan dan biaya tidak didasrkan pada aliran kas. Hal ini berakibat pendapatan dan biaya yang dilaporkan di dalam laporan rugi laba tidak sesuai dengan aliran kas, dalam arti bahwa penghasilan yang diakui tidak sama dengan pendapatan yang diterima per kas dan biaya yang diakui juga tidak sama dengan biaya yang dibayar per kas. Selanjutnya untuk dasar tunai, maka dalam akuntansi hanya akan dilakukan pencatatan apabila telah terjadi penerimaan atau pengeluaran kas. Menurut dasar tunai pengakuan pendapatan dan biaya dihubungkan dengan aliran kas, yaitu aliran kas masuk untuk pendapatan dan aliran kas keluar untuk biaya. Dasar tunai ini pengkasilan yang dilaporkan
di dalam laporan rugi laba sama dengan
pendapatan yang diterima pembayarannya, dan biaya yang dilaporkan di dalam laporan rugi laba juga sama dengan biaya yang dibayar. Perusahaan yang menganut dasar tunai ini tidak perlu membuat jurnal penyesuaian dan penyesuaian kembali yang berhubungan dengan keberhasilan dan biaya. Pengakuan pendapatan atas penjualan terjadi sering pula disebut sales basis. Penggunaan sales basis sebagai dasar waktu (accrual basis). Hal ini sejalan dengan Standar Akuntansi Keuangan atau PSAK No.231 dimana alternatif ini dapat digunaka apabila terdapat keadaan atau penjualan jasa diakui bila seluruh kondisi berikut terpenuhi :
16
1.
Jumlah pendapatan dapat diukur dengan andal.
2.
Besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan diperoleh perusahaan.
3.
Tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan andal.
4.
Biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan transaksi tersebut dapat diukur dengan andal. Disamping accrual basis ada juga yang disebut cash basis, yaitu pendapatan
yang ditunda pengakuannya, dimana pengakuan diakui bila besar kemungkinaan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut
akan diperoleh
perusahaan. Namun, bila suatu ketidakpastian timbul mengenai kolektibilitas suatu jumlah yang telah termasuk dalam pendapatan, jumlah yang tidak tertagih atau jumlah yang memulihkannya (recovery) tidak lagi besar kemungkinannya, diakui sebagai suatu beban dari pada penyesuaian jumlah pendapatan yang diakui semula. Lapoliwa dan Kuswandi (2002:263) mengemukakan apabila pendapatan jasa pelanggan performing selama bulan juli dihitung sebesar Rp. 100 juta, dan pelanggan dinyatakan non-porforming selama bulan juli dihitung sebesar Rp. 23 juta akan dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut: Accrual Basis D : Pendapatan jasa yang masih harus diterima
Rp.100.000.000
K : Pendapatan jasa
Rp.100.000.000
Pada saat penerimaan pendapatan akan dibukukan dengan ayat jurnal berikut ini D : Kas
Rp.100.000.000
K : pendapatan yang masih harus diterima
Rp.100.000.000
17
Cash Basis D : Rekening administratif rupiah tunggakan pembayaran Rp.23.000.000 K : Pendapatan Jasa
Rp.23.000.000
Pada saat penerimaan pendapat jasa akan dibukukan dengan ayant jurnal berikut: D : Kas
Rp.23.000.000
K : Pendapatan jasa
Rp.23.000.000
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, maka metode yang dapat digunakan adalah accrual basis. Hal ini karena dalam dasar accrual basis mengakui pengaruh transaksi pada saat transaksi tersebut terjadi. Apabila terjadi transaksi pemberian jasa atau biaya, transaksi-transaksi tersebut akan dicatat dal;am pembukuan sebagai pendapatan atau biaya tanpa memandang apakah kas sudah diterima atau dikeluarkan. D. Pengertian Penjualan Dalam berbagai literature ekonomi, penjualan sering di artikan sebagai distribusi pendapatan, pertukaran (exchange) atau jual beli. Accounting principle board (APB) statement no. 4 yang dikutip oleh harahap (2003:130) memberikan pengertian distribusi pendapatan sebagai suatu proses dalam mengalokasikan hak untuk ,meggunakan produksi diantara individu dan kelompok dalam masyarakat. Winardi (2001:354) mengatakan bahwa penjualan berhubungan dengan rencana-rencana serta taktik guna berusaha agar pembeli bersedia menerima uangnya dengan barang-barang dan jasa-jasa. Basu swastha DH (2001:2) mengatakan bahwa penjualan adalah kegiatan mempengaruhi pribadi yang dilakukan oleh penjual untuk mengajak orang lain agar bersedia membeli barang/jasa yang di tawarkannya.
18
Berdasarkan kedua pengertian di atas dapat di simpulkan bahwa penjualan adalah aktivitas manusia yang di tujukan untuk menawarkan barang atau jasa kepada para pembeli yang ada maupun pembeli yang potensial agar mereka bersedia membeli barang/jasa yang di tawarkan untuk mendapatkan kepuasan kedua pihak. Selanjutnya menyangkut proses penjualan, dimulai dari penjualan berupaya membujuk dan mempengaruhi calon pembeli melalui penonjolan kemanfaatan atau faedah yang terkandung dalam barang atau jasa yang di tawarkan. E. Konsep Kualitas Pelayanan Kualitas adalah jumlah dari atribut-atribut atau sifat-sifat sebagaiman di distribusikan dalam produk atau jasa yang bersangkutan, sehingga dengan demikian termasuk dalam kualitas ini adalah daya tahan, kenyamanan pemakaian, daya guna dan sebagainya. Atmojo (2007:4) mengemukakan kualitas terdiri dari segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau kerusakan. Acuan dari kualitas seperti dijelaskan diatas menunjukan bahwa kualitas selalu berfokus pada kepentingan/kepuasan pelanggan (Customer Focused Quality). Prawiramidjaya (2002:14) mengatakan bahwa kualitas kualitas dari produk atau jasa akan meliputi kumpulan dari sejumlah sifat-sifat yang saling berhubungan dari produk atau jasa itu sendiri, seperti kekuatan, dimensi tata warna, pengolahan dan sebagainya. Tjiptono (2007:2) mengemukakan bahwa kualitas mengandung banyak definisi dan makna. Orang yang berbeda akan mengartikannya secara berlainan.
19
Beberapa contoh definisikerapkali di jumpai antara lain : 1. Kesesuaian dengan persyaratan/tuntutan 2. Kecocokan untuk pemakaian 3. Perbaikan/penyempurnaan berkelanjutan 4. Bebas dari kerusakan/kecacatan 5. Pemenuhan kebutuhan pelanggan semenjak awal dan setiap saat 6. Melakukan segala sesuatu secara benar semenjak awal 7. Sesuatu yang bias membahagiakan pelanggan Pada prinsipnya definisi-definisi yang sudah ada tersebut bias di terima. Akan tetapi, ada satu pernyataan yang tetap tersisa, yakni unsur-unsur apa saja yang terdapat dalam system kualitas yang bias menentukan, merencanakan, mengembangkan dan menyempurnakan kualitasbdalam rangka memuaskan atau bahkan
membahagiakan
pelanggan.
Agar
dapat
menjawab
pertanyaan
fundamental ini, kita harus menekplorasi dan memahami beberapa strategi dasar yang berkaitan dengan unsure manusia dalam setiap organisasi. Ini perlu dilakukan karena kualitas berawal dari setiap individu apapun posisinya dan bukannya dari departemen fungsional sebagaimana yang sering diduga orang. Strategi-strategi dasar tersebut meliputi : 1.
Menetapkan tujuan yang jelas Setiap organisasi harus mempunyai tujuan yang spesifik dan jelas agar bias
berhasil dalam menetapkan kualitas. Bila visi dan tujuan organisasi di tetapkan dengan cermat dan di dasarkan pada tuntutan pelanggan maka organisasi yang bersangkutan dapat mencapai tujuan yang di harapkan.
20
2. Memprakarsai menentukan kembali budaya organisasi Strategi ini tidak diarahkan pada pemecahan masalah, tetapi lebih pada upaya memperbaiki kondisi dasar di dalam organisasi, agar semua pegawai bisa bekerja secara lebih baik dan lebih sukses. 3. Mengembangkan komunikasi yang efektif dan konsisten Mendengarkan merupakan aspek yang sangat penting dalam setiap organisasi. Sekitar 70% jam sibuk dalam suatu organisasi diisi dengan aktivitas komunikasi verbal. Dari porsi tersebut, sebagian besar merupakan aktivitas mendengarkan. Mendengarkan pegawai dan pelanggan merupakan cara yang efektif untuk mendapatkan pemahaman yang jelas dan akurat mengenai sasaran, tujuan, prioritas dan kepuasan mereka. 4. Melembagakan pendidikan dan pelatihan Pelatihan sangat penting bagi semua orang. Semakin baik seseorang dilatih maka akan semakin baik pula kinerjanya. Semakin berlatih baik seorang pelanggan, maka semakin andal jasa yang disampaikan. Dalam bidang jasa, sudah merupakan keharusan bahwa keterampilan dan pendidikan berjalan seiring. Bila itu terjadi maka organisasi akan bias mencapai keunggulan kualitas dan mempertahankan kesesuaian kualitas tersebut diseluruh jajaran organisasi. 5. Mendorong perbaikan secara terus menerus Program perbaikan kualitas secara terus menerus menempatkan pelanggan sebagai pihak terpenting. Program yang kerapkali tersebut program customer based ini sangat menekankan aspek kesinambungan karena unsure-unsur yang
21
terdapat dalam kualitas selalu mengalami perubahan. Apa yang saat ini dipandang telah berkualitas, dalam waktu tidak terlalu lama bias saja tidak lagi memadai. Batinggi (200:73) mengemukakan bahwa pelayanan adalah cunci kerhasilan dalam berbagai usaha/kegiatan yang bersifat jasa. Pada umumnya ketidakpuasan orang-orang terhadap pelayanan tertuju pada beberapa hal sebagaimana yang dikemukakan oleh Moenir (2003:194) sebagai berikut : a. Ada dugaan terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan (pemutarbalikan urutan, pengurangan hak). b. Adanya sikap dan tingkah laku dalam pelaksanaan tugas/pekerjaan yang di sara tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia yang berfalsafah Pancasila. c. Kurang adanya di siplin petugas terhadap jadwal atau waktu yang telah ditentukan. d. Penyelesaian masalah yang berlarut-larut, tidak ada kepastian akan selesai. e. Ada kelalaian dalam penggunaan bahan, pengerjaan barang, tidak sesuai dengan permintaan atau standar. f. Produk yang di hasilkan kurang/tidak memenuhi standar atau yang telah disepakati bersama. g. Aturan itu sendiri di anggap menyulitkan, memberatkan atau dirasa merugikan/mengabaikan hak mereka. h. Tidak ada tanggapan yang layak terhadap keluhan yang telah disampaikan.
22
Untuk lebih mengefektikan pelayanan, ada beberapa factor yang harus diperhatikan seperti dikemukakaan oleh Moenir (2003:41-42) yaitu : 1. Adanya kemudahan dalam pengurusan kepentingan dengan pelayanan dalam arti tanpa hambatan yang kadang-kadang dibuat-buat. Beberapa hambatan yang sering ditemui dan terasa menjengkelkan karena terlibat adanya unsure kesengajaan ialah : a.
Waktu sudah menunjukkan jam mulai bekerja, petugas yang bersangkutan masih asyik mengobrol dengan teman sekerja sementara orang yang menunggu sudah banyak.
b.
Petugas bekerja sambil ngobrol dengan teman sehingga berakibat lamban dalam pelayananpekerjaan.
c.
Pejabat yang harus menandatangani surat/berkas sedang tidak ada di tempat (rapat,di panggil atasan dan alasan lain yang sulit di buktikan).
d.
Atau hambatan lain yang di rasa sanggat menggagu bagi orang-orang yang berkepentingan.
2. Memperoleh pelayanan secara wajar tampa gerutu,sindirian atau untaian kata lain yang nadanya mengarah pada pada permintaan sesuatu,baik dengan alas untuk dinas(pembelian kertas,ganti photo copy/cetak) atau alasan lain untuk kesjahteraan.kata-kata yang di ucapkan ada kalanya sangat mengiba hati,sehingga tergugah juga rasa iba si penerima pelayanan. 3. Mendapatkan perlakuan yang sama dalam pelayanan terhadap kepentingan yang sama, tertib dan tidak pandang bulu,artinya jika memang untuk
23
pengurusan permohonan iti harus antri secara tertib,hendaknya semuanya di wajibkan antri,sebagai mana yang lain. 4. Pelayanan yang jujur dan terus terang artinya apa bila ada hambatan karena sesatu masalah yang tidak dapat dielaka hendaknya di beritahukan,sehingga orang tidak menunggu-nunggu sesuatu
yang tidak menentu.dengan
pemberitahuan orang dapat mengerti dan akan menyusuaikan diri secara iklas tampa emosi. Moenir (2003:42) mengemukakan bahwa dengan memperhatikan keempat hal di atas,maka masyarakat yang menginginkan pelayanan dan berhubungan dengan badan /instansi akan merasa puas,yang dampaknya terlihat pada: a. Masyarakat sangat menghargai (respect) pada pegawai yang bertugas melayani. Mereka tidak memandang remeh dan mencemoh pegawai itu tidak pula berlaku sembarangan. b. Masyarakat terdorong memenuhi aturan dengan kesadaran tanpa prasangka buruk, sehingga lambat laun
dapat terbentuk system
mengendalian diri ( self control) yang akan sangat efektif dalam keterlibatan pemerintah dan bernegara. c. Ada rasa bangga masyarakat atas karya pegawai di bidang pelayanan, meskipun dinilai pihak ada yang merasa ruang geraknya disempit karena tidak dapa lagi mempermainkan masyarakat. Rasa bangga itu akan membawa dampak positif terhadap usaha-usaha mempertahankan citra pegawai yang tangguh, tanggap dan disiplin.
24
d. Kelambatan-kelambatan yang biasa ditemui, dapat dihindarkan dan ditiadakan, Sebaliknya akan dapat ditumbuhkan percepatan kegiatan masyarakat
disemua bidang kegiatan
baik
ekonomi, social maupun
budaya. e. Karena adanya kelancaran bidang pelayanan, gairah usaha dan inisiatif masyarakat akan meningkat pula usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, ekonomi social dan budaya masyarat kea rah tercapainya masyarakat adil dan makmur berlandaskan pancasila. Zaitmeml Parasuraman Berry yang dikutip oleh Rahayu (2007:11) mengemukakan bahwa indicator kualitas pelayanan menurut konsumen ada 5 dimensi, yaitu: 1. Professionalism and Skills Kriteria yang pertama ini merupakan outcome-related criteria,dimana pelanggan menyadari bahwa penyedia jasa (service provider),karyawan,sistem operasional,dan sumberdaya fisik memiliki pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah pelanggan secara professional. 2. Atitudes and Bhavior Kriteria ini adalah process-relatedcriteriak. Pelangan merasa bahwa karyawan perusahaan (contact personnel) menaruh perhatian terhadap mereka dan berusaha membantu dalam memecahkan masalah mereka secara spontan dan senang hati. 3. Accessibility and Fiexbility Kriteria ini termasuk dalam process-related criteria. Pelangan merasa bahwa penyedia jasa,lokasi,jam kerja,dan system operasionalnya,dirancang dan di
25
operasikan sedemikian rupa sehingga pelanggan dapat melakukan akses dengan mudah. Selain itu dirancang dengan maksud agar dapat bersifat fleksibel dalam menyesuaikan permintaan dan keinginan pelanggan. 4. Reliability and Trustworthiness Kriteria ini juga termasuk dalam process-related criteria. Pelanggan memahami bahwa apapun yang terjadi,mereka bias mempercayakan segala sesuatunya kepada penyedia jasa beserta karyawan dan sistemnya. 5. Recovery Recovery termasuk dalam Propcess-related criteria. Pelanggan menyadari bahwa bila ada kesalahan atau bila terjadi sesuatu yang tidak diharapkan, maka penyedia jasa akan segera mengambil tindakan untuk mengendalikan situasi dan mencari pemecahan yang tepat. 6. Reputation and Credibility Kriteria ini merupakan image-related criteria. Pelanggan meyakini bahwa operasi dari penyedia jasa dapat dipercaya dan memberikan nilai atau imbalan yang sesuai dengan pengorbanannya. F. Penelitian Terdahulu Penelitian yang sejenis dengan penelitian ini adalah Sertika Dewi (2008). Penelitian ini membahas tentang “evaluasi pengakuan pendapatan pada PT. Federal International Finance (FIF) Kendari”. Penelitian yang dilakukan oleh Salrtika Dewi memiliki tujuan untuk mengetahui penerapan pengakuan pendapatan pada perusahaan (FIF).
26
Persamaan antara penelitian Sartika Dewi dengan penelitian ini adalah metode yang digunakan adalah analisis deskriptif yaitu penelitian menguraikan teknik yang digunakan dengan cara menjelaskan perlakuan akuntansi khususnya mengenai pengakuan pendapatan pada perusahaan (FIF) atau mengacu pada pernyataan
standar
PSAK No 23. Begitu
akuntansi pula
dengan
keuangan(PSAK) penelitian
ini,
khususnya Penulis
pada
menggunakan
menggunakan anlisis deskriptif untuk menguraikan bagaimana penerapan akuntansi mengenai “Pendapatan Rekening Air Pada PDAM Kab.Wakatobi Kec.Wangi-Wangi”, dengan melihat kesesuaiannya dengan pernyataan standar akuntansi keuangan No 36. Adapun perbedaan antara penelitian Sartika Dewi dengan penelitian ini yaitu pada objek penelitian, diman Sartika Dewi melakukan penelitian pada perusahaan atau lembaga pembiayaan (FIF) dengan peleyanan pembiayaan kredit motor, sedangkan dalam penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang bergerak pada jasa pelayanan air bersih. Karena perbedaan jenis perusahaan yang diteliti maka pernyataan standar akuntansi keuangan yang digunakan sebagai perbandingan berbeda. G. Kerangka Pikir Dalam teori akuntansi Menurut AL haryono jusuf (1992 : 162) mengenal dua dasar yaitu dasar akrual (accrual basis) dan dasar tunai (cash basis). Dalam dasar akrual akuntansi mengakui pengaruh transaksi pada saat transaksi tersebut terjadi. Apabila terjadi transaksi pemberian jasa, penjualan barang atau terjadi biaya, transaksi-transaksi tersebut akan di catat dalam pembukuan sebagai
27
pendapatan atau biaya tanpa memandang apakah kas sudah di terima atau dikeluarkan. Menurut dasar akrual pengakuan pendapatan dan biaya tidak didasrkan pada aliran kas. Hal ini berakibat pendapatan dan biaya yang dilaporkan di dalam laporan rugi laba tidak sesuai dengan aliran kas, dalam arti bahwa penghasilan yang diakui tidak sama dengan pendapatan yang diterima per kas dan biaya yang diakui juga tidak sama dengan biaya yang dibayar per kas. Selanjutnya untuk dasar tunai, maka dalam akutansi hanya akan dilakukan pencatatan apabila telah terjadi penerimaan atau pengeluaran kas. Dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) terdapat pada PSAK No. 23 (revisi 2010) paragraph 13, dinyatakan bahwa terdapat hal-hal yang harus dipenuhi untuk mengakui pendapatan penjualan barang yakni sebagai berikut : (1) Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli, (2) perusahaan tidak lagi mengelola dan melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual, (3) jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal, (4) Besar kemungkinan manfaat kemungkinan ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir keperusahaan, (5) Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal. Pengakuan pendapatan adalah suatu proses formal untuk mencetak atau menggabungkan suatu pos didalam perkiraan dan laporan keuangan suatu kesatuan.(SFAC. No.3. Par. 83). Pengakuan tidak sama dengan realisasi, meskipun keduanya kadang-kadang di gunakan bergantian dalam literature dan praktek akuntansi. Pengakuan pendapatan merupakan salah satu masalah yang
28
paling sulit dan mendesak yang dihadapi profesi akuntansi. Meskipun terdapat pedoman umum, banyaknya metode pemasaran jasa bembuat sangat sulit mengembangkan pedoman yang dapat diterapkan pada semua situasi. . Lebih jelasnya kerangka piker diatas dibuatkan skema sebagai berikut: Skema 2.2. Kerangka Pikir
Konsep Pengakuan pendapatan
Menurut AL haryono jusuf (1992 : 162)
Pengakuan pendapatan menurut SAK : Secara Cash Basis Aliran kas masuk Aliran kas keluar
Pengakuan pendapatan menurut SAK : Secara Accrual Basis Pemberian jasa Penjualan barang Biaya
Analisis Deskriptif
-Hasil dan pembahasan -Kesimpulan dan saran
29
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ini akan dilaksanakan pada kantor PDAM Kecamatan WangiWangi Kabupaten Wakatobi. B. Jenis Dan Sumber Data 1. Jenis Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: 1. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari PDAM Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi, namun tidak berbentuk angka-angka meliputi : sejarah singkat Perusahaan Daerah Air Minum Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi, struktur organisasi, serta uraian tugas. 2. Data kuantitatif, yaitu data yang memperoleh dari PDAM Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi dalam bentuk angka-angka seperti data pendapatan atas penjualan rekening air. 2. Sumber Data Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini seluruhnya bersumber dari PDAM Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi. C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
29
30
1. Interview, yaitu mengadakan wawancara dengan pimpinan atau karyawan PDAM Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi yang dianggap berwenang untuk wawancara dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan. 2. Dokumentasi, yaitu mencatat laporan-laporan atau dokumen PDAM Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi yang ada kaitannya dengan penelitian. D. Metode Analisis Untuk menjawab permasalahan digunakan analisis deskriptif, yaitu penjelasan pengakuan pendapatan air pada PDAM Kecamatan Wangi-Wangi Kabuapten Wakatobi kemudian membandingkannya dengan pengakuan pendapatan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK), khususnya PSAK No. 23. E. Teknik Keabsahan Data Pemeriksaan keabsahan data sangat diperlukan dalam penelitian ini demi kesasihan dan keandalan serta tingkat kepercayaan data yang telah terkumpul. Teknik keabsahan data adalah dengan menggunakan teknik triangulasi. Hal ini merupakan salah satu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu, (Moleong, 2006:330) Melalui teknik pemeriksaan ini, penulis menggunakan teknik triangulasi sumber dan triangulasi teori, dimana data yang telah dikumpulkan kemudian dikaitkan dengan teori-teori dari Pengakuan Pendapatan Rekening Air Pada PDAM, diyakini fakta, data, dan informasi yang dapat dipertanggungjawabkan
31
dan memenuhi persyaratan kesasihan dan keandalan. Kemudian memeriksa melalui sumber dengan cara membandingkan data hasil analisis dan wawancara dengan informasi. F. Definisi Operasional Variabel 1. Pengakuan pendapatan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah penerapan Pengakuan Pendapatan Jasa Rekening Air PDAM Kecamatan Wangi-Wangi Kabupaten Wakatobi. 2. Pendapatan rekening yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah ganti kerugian atas balas jasa penggunaan air oleh pelanggan. 3. Metode pengakuan adalah cara penentuan saat suatu transaksi yang harus dicatat dengan kriterianya. Jadi pengakuan berhubungan dengan masalah apakah transaksi dicatat atau tidak dan standar akuntansi memberikan syarat yang harus dipenuhi agar suatu transaksi itu diakui. 4. Accrual basis adalah metode pengakuan pendapatan dimana pendapatan diakui pada saat transaksi terjadi sekalipun uangnya belum diterima. 5. Cash basis adalah metode penelitian pendapatan dimana pendapatan diakui pada saat uang sudah diterima
32
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum PDAM Wakatobi 1.
Sejarah Singkat PDAM wakatobi adalah satu-satunya Perusahaan Daerah yang pada awal
pembentukanya merupakan hasil pemekaran dari PDAM Kabupaten Buton. Dengan adanya pemekaran tersebut PDAM Kabupaten Wakatobi yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah No.22 Tahun 2010 tentang pendirian Perusahaan Air Minum (PAM) Daerah Wakatobi. Aset-aset dari PDAM Kabupaten Buton (eks. IKK Wanci) diserahkan oleh Pemerintah Kabupaten Buton kepada Pemerintah Kabupaten Wakatobi dengan suatu kompensasi yang oleh Pemerintah kabupaten Wakatobi dijadikan penyertaan dan modal dasar PDAM kabupaten Wakatobi dengan tujuan mencari dan mengelola sumber-sumber air bersih dan menyiapkan
dan
membangun
jaringan
transmisi
dan
distribusi
yang
menghubungkan sumber air dengan pusat-pusat pemakaian air bersih. PDAM yang pada dasarnya merupakan BUMD (Badan Usaha Milik Daerah) sebagai media yang digunakan Pemerintah Daerah dalam menjalankan sebagian fungsinya dalam pelayanan umum juga harus dapat digunakan sebagai media dalam meningkatkan sumber Pendapatan Daerah. 2.
Struktur Organisasi Struktur organisasi PDAM Kabupaten Wakatobi ditetapkan dengan Surat
Keputusan Bupati Wakatobi No.4 Tahun 2008 tenytang struktur organisasi dan
32
33
tata kerja PDAM Kabupaten Wakatobi. Adapun struktur organisasi PDAM Kabupaten Wakatobi secara skematis ditampilkan melalui lampiran 1. Berdasarkan struktur organisasi terlampir dapatlah diketahui bahwa pimpinan tertinggi dalam perusahaan tersebut adalah Bupati Wakatobi yang membawahi badan pengawas. Sedangkan pengawas membawahi direktur utama. Direktur utama membawahi direktur bidang umum, direktur teknik, kepala SPI, kepala jabatan fungsional,kepala unit Wangi-Wangi dan kepala unit Wangi-Wangi Selatan. Direktur bidang umum membawahi kepala bagian hubungan langganan, kepala bagian akuntansi pembukuan, kepala bagian keuangan dan kepala bagian administrasi umum. Sedangkan direktur bidang teknikmembawahi kepala bagian produksi, kepala bagian distribusi, kepala bagian perencanaan teknik,dan kepala bagian perawatan teknik. Kepala hubungan langganan membawahi Kasubag. Pelayanan langganan, pencatat meter, dan pengaduan langganan. Kabag. Akuntansi dan pembukuan membawahi kasubag. Anggaran, Kasubag. Akuntansi dan Kasubag. Pendapatan selanjutnya Kabag. Keuangan membawahi Kasubag. Administrasi umum membawahi Kasubag.admninistrasi umum, Kasubag. Kepegawaian, Kasubag. pengadaan logistik dan Kasubag. gudang. Kabag. produksi membawahi kasubag. pengolahan, Kasubag. sumber dan Kasubag. perkoordinasian Kabag. distribusi membawahi Kasubag. distribusi transmisi, pelayanan Gangguan dan Kasubag. meter segel. Kabag. perencanaan teknik membawahi Kasubag. penyusunan program, pemetaan jaringan dan
34
Kasubag. evaluasi rehabilitasi
pipa.
Kemudian Kabag. perawatan teknik
membawahi Kasubag. peralatan teknik, Kasubag. perawatan peralatan teknik dan Kasubag. perbengkelan teknik. Untuk mengetahui fungsi, tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian yang terdapat dalam struktur organisasi tersebut akan diuraikan sebagai berikut: 1.
Direktur Utama Direktur utama mempunyai fungsi memimpin kegiatan usaha perusahaan
sesuai tujuan pokoknya. Untuk melaksanakan fungsi tersebut direktur utama mempunyai fungsi: a. Memimpin, merancang kegiatan usaha baik jangka pendek maupun jangka panjang. b. Merumuskan, menyusun anggaran penuh dan menetapkan kebijaksanaan sesuai dengan kebijaksanaan umum yang di tetapkan oleh pengawas. c. Mengkoordinir, mengawasi dan menilai pelaksanaan anggaran perusahaan dan program yang telah disahkan. d. Mewakili PDAM Kota Kendari di dalam dan diluar pengadilan e. Memberikan penilaian, pemberhentian karyawan dan memberikan putusan terakhir serta memberikan saran kepada Bupati untuk bahan perumusan penetapan kebijaksanaan umum pengelolaan usaha perusahaan. Direktur utama bertanggung jawab kepada Bupati/badan pengawas. 2.
Direktur Bidang Teknik Direktur bidang teknik mempunyai fungsi mengatur agar semua sumber daya
produksi, transmisi, distribusi, laboratorium pipa dinas dan perencanan teknik
35
selalu tersedia digunaka dan dirawat secara efektif dan efisien untuk menghasilkan air minum yang memenuhi persyaratan kesehatan serta bertanggung jawab penuh atas mutu barang dan pelengkapnya teknik yang diadakan/dipasang oleh dan untuk Perusahaan Daerah Air Minum serta mutu air yang disalurkan kepada konsumen. Untuk melaksanakan fungsi tersebut direktur bidang teknik mempunyai tugas: a. Memimpin bagian teknik, kegiatan perancangan dan kegiatan usaha bidang teknik produksi. b. Mengkoordinir, mengatur, member pengarahan serta mengawasi kegiatan kegiatan pelaksanaan tugas bagian yang ada dibawahnya. c. Memelihara dan meningkatkan disiplin kerja dan gairah kerja terutama dalam bidangnya. 3.
Direktur Bidang Umum Direktur bagian umum mempunyai fungsi memimpin dan mengawasi
penyelenggaraan kegiatan perusahaan secara umum. Untuk melaksanakan fungsi tersebut direktur bidang umum mempunyai tugas: a. Memimpin bagian umum b. Memimpin bagian perencanaan
dan operasional dibidang pelayanan
langganan, pencatat meter, dan pengaduan. Direktur bidang umum bertanggung jawab kepada direktur utama atas tugas yang dibebankan kepdanya. Oleh karena kompleksnya tugas tanggung jawab dan
36
fungsi masing-masing yang ada pada struktur organisasi tersebut maka dalam penelitian ini tidak dimuat secara keseluruhan. 3.
Visi dan Misi PDAM Kabupaten Wakatobi Dalam perencanaan strategi seperti Rencana Pembangunan Usaha (RPU), visi
dan misi perlu dirumuskan dsn diungkapkan dengan tepat dan jelas, karena akan menjadoi landasan, dalam menentukaan arah dari strategi dan sasaran utama perusahaan. Selain itu membantu terwujudnya keamanan sudut pandang antara para Stakeholen yang dalam beberapa aspek mempunyai kepentingan yang berbeda. a.
Visi PDAM Visi merupakan ungkapan pandangan masa depan yang berisikan keinginan
atas kondisi atau kinerja yang hendak dicapai dalam jangka panjang. Visi pula dapat diartikan sebahgai obsesi dari para perencana strategi sebagai representasi para Stakeholder. Artikulasi visi harus jelas dan utuh sehingga tercipta visi bersama yang akan membentuk suatu filosofi menjadi keyakinan utama, dan motivasi bagi sejenak jajaran dalam pengembangan usaha. Visi yang kuat dengan strategi yang tepat diharapkan dapat mengatasi masalah-masalah internal dan eksternal dalam mewujudkan misinya. Sehingga, perubahan-perubahan yang dilakukan dalam menjabarkan misinya dapat terarah dengan baik dan tidak sekedar merespon isuisu yang bersifat sementara atau demi kepentingan sesaat. 1. PDAM
Kabupaten
lingkungan usaha; dan
Wakatobi
menghadapi
perubahan/perkembangan
37
2. Secara konsisten siap menunjukkan kinerja yang lebih baik.
Mandiri
Perusahaan bertekad meningkatkan kinerja dan pelayanan ynag lebih baik dan lambat laun mampu memberikan kontribusi terhadap pendapatan daerah.
Professional
Setisap pegawai perusahaan dapat diandalkan, memiliki sikap disiplin, efisien dan efektif serta memiliki orientasi jangka panjang dalam mengantisipasi pertumbuhan, tantangan dan peluang yang dihadapi perusahaan.
Berwawasan Lingkungan
Membangun, menjaga dan memelihara semua fasilitas jaringan air bersih sehingga tidak merusak lingkungan. b.
Misi PDAM Misi adalah ungkapan mengenai maksud pendirian perusahaan serta alasan
keberadaannya, khususnya yang berkaitan dengan nilai-nilai yang dianut dan harapan dari para Stakeholder utamanya. Pernyataan misi membantu memberikan pengertian yang jelasuntuk apa sebenarnya perusahaan didirikan sehingga mempertajam objektivitas, meningkatkan kesepakatan dan tanggung jawab seluruh jajaran dalam mencapai tujuan. Untuk dapat mewujudkan visi diperlukan misi perusahaan yang jelas dan terarah. Hal mana akan menuju pada peningkatan profesionalisme pengelolaan perusahaan dengan berpedoman pada prinsip-prinsip ekonomi perusahaan, dengan tetap memperhatikan aspek sosial. Adapun misi PDAM Kabupaten Wakatobi adalah: a. Memelihara dan meningkatkan saran dan prasana perusahaan.
38
b. Menyediakan
kebutuhan
air
bersih
untuk
masyarakat
secara
berkesinambungan melalui pelayanan prima. c. Meningkatkan kualitas dan kesejahteraan SDM. d. Memberikan kontribusi yang optimal bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). e. Menjalankan aktivitas usaha dengan selalu menjaga keseimbangan lingkungan. 4.
Keadaan Karyawan PDAM Kabupaten Wakatobi Sesuai hasil penelitian karyawan PDAM Kabupaten Wakatobi berjumlah 44
orang. Lebih jelasnya diuraikan berdasarkan kelompok umur, jenis kelamin, status, pendidikan, masa kerja dan job deskripsi. 1.
Umur Sesuai hasil penelitian seluruh karyawan PDAM Kabupaten Wakatobi masih
dalam uasia produktif. Lebih jelasnya ditampilkan melalui table berikut: Table 4.1. Karyawan PDAM Kabupaten Wakatobi menurut kelompok Umur, Tahun 2016 Kelompok Umur
Jumlah Karyawan
Persentase
(Tahun)
(Orang)
(%)
20-24
1
2,27
25-29
5
11,36
30-34
9
20,45
35-39
3
6,82
40-45
26
59,10
Jumlah
100,00
Sumber : PDAM Kabupaten Wakatobi Data pada table 4.1 menunjukan bahwa karyawan terbanyak berusia 40-45 tahun yaitu 26 karyawan (59,10%). Menyusul yang berusia antara 30-34 tahun
39
yaitu sebanyak 9 karyawan atau 20,45%. Kemudian yang berusia pada kisaran antara 25-29 tahun yaitu sebanyak 5 karyawan (11,36%). Dengan demikian dapat diketahui bahwa seluruh karyawan PDAM Kabupaten Wakatobi masih dalam kategori produktif sehingga dalam melaksanakan tugas dan kewajiban diharapkan lebih optimal. 2.
Jenis Kelamin Adapun mengenai jenois kelamin karyawan ditampilkan melelui tabel
berikut: Table 4.2 Karyawan pada PDAM Kabupaten Wakatobi menurut jenis Kelamin, Tahun 2016 Jenis kelamin
Jumlah karyawan
Persentase
(orang)
(%)
Laki-laki
38
86,36
Perempuan
6
13,64
Jumlah
44
100.00
Sumber : PDAM Kabupaten Wakatobi Data pada table 4.2 menunjukan bahwa sebanyak 38 karyawan (86,36%) adalah laki-laki. Sedangkan perempuan hanya 6 karyawan atau 13,64%. Hal ini dapat dipahami karena PDAM Kabupaten Wakatobi banyak membutuhkan tenaga yang harus kelapangan baik untuk melakukan penyambungan pipa baik konsumen yang meminta sambungan baru, memperbaiki sambungan pipa yang rusak, bocor atau melakukan penagihan rekening air setiap bulan dari rumah ke rumah. 3.
Status Sesuai hasil penelitian, status karyawan PDAM Kabupaten Wakatobi terdiri
dari karyawan tetap dan karyawan tidak tetap. Lebih jelasnya ditampilkan melalui table berikut:
40
Table 4.3 Karyawan PDAM Kabupaten Wakatobi berdasarkan status Kepegawaian, Tahun 2016 Status
Karyawan
kepegawaian
Jumlah
Persentase (%)
Pegawai tetap
40
90,91
Pegawai honor
4
9,09
Jumlah
44
100,00
Sumber : PDAM Kabupaten Wakatobi Data pada table 4.3 menunjukan bahwa umumnya karyawan PDAM Kabupaten Wakatobi adalah karyawan tetap, yaitu sebanyak 40 orang (90,91%). Selebihnya sebanyak 4 orang (9,09%) adalah karyawan harian (Honor). 4.
Pendidikan Pendidikan dapat mempengaruhi pola piker dan sikap seseorang didalam
melaksanakan suatu kegiatan. Adapun mengenai tingkat pendidikan karyawan ditampilkan melalui table berikut: Table 4.4 Karyawan PDAM Kabupaten Wakatobi berdasarkan tingkat pendidikan, Tahun 2016 Karyawan
Tingkat Pendidikan
Jumlah
Persentase (%)
SD
-
0
SLTP
-
0
SLTA
38
86,36
Diploma
2
4,55
Sarjana
4
9,09
Jumlah
44
100,00
Sumber : PDAM Kabupaten Wakatobi
41
Data pada table 4.4 menunjukan bahwa sebanyak 38 karyawan (86,36%) pendidikan SLTA. Menyusul karyawan yang berpendidikan sarjan sebanyak 4 karyawan (9,09%). Sedangkan yang berpendidikan Diploma terdapat 2 karyawan (4,55%). Dengan demikian dapat diketahui bahwa tingkat karyawan cukup memadai sehingga diharapkan dapat menunjukan aktivitas perusahaan didalam melayani konsumen. 5.
Masa Kerja Adapun masa kerja karyawan ditampilkan melalui table berikut: Table 4.5 Karyawan PDAM Kabupaten Wakatobi menurut Masa Kerja, Tahun 2016 Masa Kerja
Jumlah Karyawan
Persentase
(Tahun)
(Orang)
(%)
1–4
3
6,82
5-8
31
70,45
9 - 12
8
18,18
12 keatas
2
4,55
Jumlah
44
100.00
Sumber : PDAM Kabupaten Wakatobi Data pada table 4.5 menunjukan bahwa mayoritas karyawan (70,45%) mempunyai masa
kerja antara 5-8 tahun. Menyusul karyawan yang masa
kerjanya antara 9-12 tahun sebanyak 8 karyawan (18,18%). Sedangkan karyawan yang masa kerjanya antara 1-3 tahun hanya 3 orang atu sekitar 6,82 dari 44 karyawan PDAM Kabupaten Wakatobi. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
42
masa kerja karyawan PDAM Kabupaten Wakatobi sudah cukup lama sehingga memiliki pengalaman didalam melaksanakan tugas dan kewajibannya. 6.
Job Deskripsi (uraian jabatan) Adapun job deskripsi karyawan PDAM Kabupaten Wakatobi pada saat
penelitian ini dilakukan ditampilkan melalui table berikut: Table 4.6 Karyawan PDAM Kabupaten Wakatobi berdasarkan Job Deskripsi, Tahun 2016 Status Karyawan Jabatan Jumlah Persentase (%) Direktur 2 Keuangan dan Umum: a. Bagian Keuangan 2 b. Bagian Pembukuan 2 c. Bagian Hubungan Langganan 3 d. Bagian Umum 4 Bagian Teknik: a. Bagian Produksi 6 b. Bagian Distribusi 5 c. Bagian 2 Perencanaan 3 d. Bagian Perawatan Teknik 3 Status Pengawas Intern 2 Unit Numana 2 Unit liya 2 Unit kapota 2 Unit tindoi 2 Unit longa 2 Jumlah 44 Sumber : PDAM Kabupaten Wakatobi
4,55 4,55 4,55 6,82 9,09 13,64 11,36 4,55 6,82 6,82 4,55 4,55 4,55 4,55 4,55 4,55 100,00
Data pada table 4.6 menunjukan bahwa jumlah karyawan terbanyak berada pada bagian produksi (15,90%), menyusul bagian distribusi sebanyak 11,36%.
43
B. Kondisi Keuangan 1.
Pendapatan Sesuai hasil penelitian, pendapatan usaha PDAM Kabupaten Wakatobi pada
tahun 2013 sebesar Rp. 2.033.110.760 ; yang terdiri dari pendapatan usaha air sebesar Rp.1.805.161.500 dan non air Rp. 227.949.260 jumlah pendapatan tersebut pada tahun 2014 meningkat menjadi Rp. 2.202.148.650 yang terdiri dari pendapatan usaha air sebesar Rp. 1.871.534.400 dan non air Rp. 330.614.250. 2.
Laba/Rugi Berdasarkan data Laba/Rugi PDAM Kabupaten Wakatobi pada tahun 2013
mengalami kerugian sebesar Rp. 1.910.212.989.58 jumlah tersebut menurun sebesar Rp. 1.644.523.235.34 pada tahun 2014. 3.
Kewajiban Kewajiban PDAM Kabupaten Wakatobi terdiri dari kewajiban jangka
pendek, jangka panjang. Jumlah jangka pendek pada tahun 2013 sebesar Rp. 182.179.802,00 jumlah tersebut menurun menjadi Rp. 175.833.523,00. Kewajiban jangka panjang pada tahun 2013 sebesar Rp. 170.953.145,00. jumlah tersebut menurun menjadi Rp. 170.553.124,00. 4.
Modal Sesuai hasil penelitian jumlah modal PDAM Kabupaten Wakatobi pada tahun
2013 sebesar Rp. 12.995.245.403,08.
14.635.718.013,42 jumlah tersebut menurun menjadi Rp.
44
C. Identifikasi Pendapatan Pada PDAM Kabupaten Wakatobi Berdasarkan sudut pandang akutansi, pendapatan suatu perusahaan di peroleh dari kegiatan pokok dan kegiatan lain perusahaan.kegitan pokok PDAM Kabupaten Wakatobi sesuai dengan hirarti organisasi PDAM adalah penjualan rekening air. Dari hasil penjualan tersebut, maka diperoleh pendapatan. Pendapatan PDAM Kabupaten Wakatobi terdiri dari 2 yaitu pendapatan rasional: a. Harga air b. Dana meter c. Administrasi Disamping pendapatan nasional, PDAM Kabupaten Wakatobi memperoleh pendapatan non operasional yang terdiri dari: a. Penyembungan air b. Pendapatan balik nama c. Pendapatan jual meteran bagi konsumen yang hilang meteranya. D. Pengakuan Pendapatan Jasa Rekening Air Pada PDAM Kabupaten Wakatobi Sesusi hasil penelitian, cara pengakuan pendapatan atas penjualan rekening air di PDAM Kabupaten Wakatobi melalui perlakuan akuntansinya, ternyata melalui beberapa fase sebagai berikut: 1.
Terjadinya Pendapatan Atas Penjualan Rekening Air Mula-mula konsumen mengunakan air yang di salurkan. Pemakayan dihitung
dalam jumlah kubikasi yang dicatat setiap tanggal 1-18. Sebagai contoh yaitu Tuan Kaharudin pada tanggal 9 Agustus memakai air sebanyak 1.023 m³ . bulan
45
lalu (juli) sebanyak 999 m3 dengan demikian maka perhitungan pemakain air yaitu 24 m3 (diperoleh dari 1.023 m3 – 999 m3). Tarif yang dikenakan adalah : Tarif 1 (0-10) : Rp.28.660 Tarif 2 (11-20) : Rp.29.600 Tarif 3 (21-30) : Rp.18.452 Dengan demikian maka harga air yang harus dibayar oleh Tuan Kaharudin adalah sebesar Rp 76.742,disamping itu, Tuan Kaharudin harus membayar dana meteran dan administrasii sebagai berikut: Dana meter sebesar Rp 4.166, Administrasi Rp.3.000 Total tagihan Rp.83.878 Berdasarkan informasi tersebut maka pihak PDAM Kabupaten Wakatobi akan menerima pendapatan dari Tuan Kaharudin Adapun jangka waktu diketahuinya jumlah pendapatan atas penjualan tenaga air di uraikan sebagai berikut: -
PDAM menyuplai air ( m3 )
= setiap bulan
-
Pelanggan memakai air ( kubikasi )
= setiap bulan
-
PDAM mencatat kwh terpakai
= tanggal 1-18
-
PDAM membuat rekening dan rekapitulasinya = tanggal 29-30/31
-
Saat pembayaran rekening
= Tanggal 1-20 berikutnya
46
Apabila saat pembayaran yang di tentukan yaitu tanggal 1-20 Tuan Kaharudin tidak melunasi tagihan rekeningnya maka dikenakan denda sebesar Rp. 5.000. Apabila sampai bulan ke dua atau bulan berikutnya belum bayar oleh Tuan Kaharudin maka dikenakan denda Rp.10.000, perbulan dan jika sudah 2 bulan menunggak, sambungan air disegel atau diputus tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada Tuan Kaharudin. Apabila Tuan Kaharudin ingin menyambung kembali dikenakan biaya penyambungan ulang sebesar Rp.100.000, 2.
Pencatatan Transaksi Pendapatan Atas Penjualan Air Ke dalam Jurnal Pembuatan jurnal alam merupakan kegiatan yang menentukan diakuinya
pendapatan ke dalam perusahaan. Proses pencatatan jurnal pendapatan rekening air di akui oleh seksi akuntansi , di awali dengan menentukan akun ( pos ) dan jumlah yang di pemuhinya , selanjutnya dibuatkan bukti dasar sebagai dasar pencatatan ke dalam jurnal. Dasar pengakuan yang di gunakan adalah dasar accrual, yaitu transaksi di akui pada saat terjadinya dan di adakan pencatatan ke dalam jurnal dan catatan akuntansi biaya lainnya serta melaporkan dalam laporan keuangan, untuk periode yang bersangkutan. Pencacatan jurnal transaksi pendapatan atas rekening air, didasarkan pada sistem penjualan air secara tunai. Berdasarkan data mengenai tagihan rekening air kepada Tuan Kaharuddin sebagaimana di jelaskan di atas , maka pada saat terjadinya transaksi Tuan Kaharuddin oleh pihak PDAM Kabupaten Wakatobi pencatatan dengan jurnal : Piutang Usaha Air Penjualan air
Rp. 83.878,Rp. 76.742,-
47
Dana meter
Rp. 4.166,-
Administrasi
Rp. 3.000,-
Kenyataannya sering terjadi keterlambatan dalam membayar tagihan sehingga ada tagihan susulan , maka tagihan susulan tersebut diakui sebagai pendapatan penjualan rekening air , dengan membebankan ke piutang pelanggan , apabila pelanggan tidak melunasi sampai dengan batas pelaporan akuntansi ( akhir bulan ) , dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut : Piutang Usaha Air
Rp. 83.878,-
Penjualan rekening air
Rp. 83.878,-
Untuk denda keterlambatan membayar seandainya Tuan Kaharuddin pada tanggal 1-20 belum membayar , maka dicata dengan ayat jurnal sebagai berikut : Piutang Pendapatan Denda Pendapatan denda
Rp. 5.000,Rp. 5.000,-
Pada bulan berikutnya, Tuan Kaharuddin masih juga belum membayar, maka dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut : Piutang Pendapatan Denda Pendapatan denda
Rp. 10.000,Rp. 10.000,-
Pada waktu Tuan Kaharuddin menyambung kembali sambungan airnya, maka ayat jurnal yang digunakan untuk mencatat sebagai berikut : Kas
Rp. 115.000,Pendapatan Denda
Rp.115.000,-
48
Disamping pendapatan yang diperoleh dari penjualan air dalam bentuk tagihan rekening air ada lagi pendapatan lain dari bentuk pendapatan non operasional sebagaimana dijelaskan dimuka yaitu penyambungan air, balik nama dan penjualan meteran bagi konsumen atau pelanggan yang hilang meterannya. 3.
Pencatatan Transaksi Penyambungan Air Ke Dalam Jurnal Sebagai contoh apabila Tuan Kaharuddin adalah orang yang baru meminta
sambungan air, maka kepada Tuan A dikenakan biaya penyambungan sebesar Rp. 1.000.000,- ditambah dengan biaya pemasangan instalasi sesuai dengan jarak dekatnya antara pipa induk dengan rumah Tuan Kaharuddin dengan biaya tambahan sebesar Rp.200.000,- untuk 5 ( lima ) pipa jarak 20 meter. Selebihnya dikenakan lagi biaya tambahan sebesar Rp. 25.000,- per 1 pipa. Dasar pengakuan yang digunakan adalah dasar accrual basis, yaitu transaksi diakui pada saat terjadinya dan diadakan pencatatan ke dalam jurnal dan catatan akuntansi biaya lainnya serta melaporkan dalam laporan keuangan, untuk periode yang bersangkutan. Pencacatan jurnal transaksi untuk peyambungan air apabila Tuan Kaharuddin membayar sebagai berikut : Kas
Rp.1.200.000 Penyambungan Air
Rp.1.200.000
Apabila jarak rumah Tuan Kaharuddin lebih dari 20 meter dari pipa induk misalnya 50 meter maka Tuan Kaharuddin diharuskan lagi membayar biaya tambahan sebesar Rp. 25.000,- x 30 meter yaitu sebesar Rp. 75.000,-. Pendapatan sebesar Rp. 75.000,- ini oleh bagian akuntansi PDAM Kabupaten Wakatobi dicatat dengan jurnal :
49
Kas
Rp. 75.000,-
Tambahan Biaya Penyambungan
Rp. 75.000,-
Apabila Tuan Kaharuddin belum bias membayar biaya tambahan tersebut diatas, maka pihak PDAM Kabupaten Wakatobi akan mencatat dengan jurnal sebagai berikut : Piutang Tuan Kaharuddin
Rp. 75.000,-
Tambahan Biaya Penyambungan 4.
Rp.75.000,-
Pencatatan Transaksi Balik Nama Sebagai contoh apabila Tuan Kaharudin menjual rekening airnya kepada
Tuan Andi maka rekening atas nama Tuan Kaharudin dilakukan balik nama sehingga sah menjadi milik Tuan Andi. Dari aktivitas pembalikan nama ini PDAM Kabupaten Wakatobi memperoleh pendapatan yang disebut dengan pendapatan balik nama sebesar Rp. 200.000,-. Berdasarkan informasi tersebut maka pencatatan transaksi tersebut sebagai berikut : Kas
Rp. 200.000,-
Pembalikan balik nama
Rp. 200.000,-
Seandainya Tuan Andi belum membayar biaya balik nama tersebut maka pihak PDAM Kabupaten Wakatobi akan mencatat dengan jurnal sebagai berikut : Piutang Tuan Andi
Rp. 200.000,-
Pendapatan Balik Nama 5.
Rp. 200.000,-
Pencatatan Transaksi Pendapatan Jual Meteran Sebagai contoh apabila Tuan Kaharuddin kehilangan meteran, maka pihak
PDAM Kabupaten Wakatobi dapat dapat mengalihkan kepelanggan lain atau di
50
jual, kepada Tuan Kaharuddin seharga Rp. 350.000,- untuk mengganti meteran yang hilang. Oleh karena itu pendapatan yang diterima pihak PDAM Kabupaten Wakatobi dari Tuan Kaharuddin sebagai pelanggan yang kehilangan meteran dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut : Kas
Rp. 350.000
Penjualan meteran
Rp. 350.000,-
Apabila dalam kasus tersebut Tuan Kaharuddin belum membayar maka pihak PDAM Kabupaten Wakatobi melakukan pencatatn dengan ayat jurnal sebagai berikut : Piutang
Rp. 350.000,-
Penjualan meteran
Rp. 350.000,-
E. Pengakuan Pendapatan Jasa Menurut Standar Akuntansi Keuangan ( SAK) PSAK.No.23 Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa pengakuan pendapatan jasa pada dasarnya adalah secara accrual basis. Hal tersebut sesuai dengan yang telah dikemukakan oleh Lapoliwa dan Kuswandi ( 2002:262 ) bahwa pengakuan pendapatan adalah secara accrual basis kecuali untuk aktiva produktif yang digolongkan sebagai non performing diakui secara cash basis. Demikian pula di dalam Standar Akuntansi Keuangan SAK No.23 dijelaskan bahwa pendapatan di akui secara accrual basis.
51
1. Jurnal pada saat ada sambungan baru. Untuk kasus penyambungan air yang dilakukan oleh Tuan Kaharuddin, didalam metode pengakuan pendapatan menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK ) dicatat dengan ayat jurnal : Pada anggal 5 januari tuan kaharudin melakuakan penyambungan meteran baru,maka pencatatan transaksi adalah sebagai berikut Kas
Rp. 1.200.000,-
Pendapatn diterima dimuka
Rp. 1.200.000,-
Untuk pendapatan transaksi balik nama dicatat dengan ayat jurnal : Pendapatan diterima dimuka
200.000,-
Pendapatan balik nama
Rp. 200.000,-
Untuk pencatatan transaksi jual meteran dicatat dengan ayat jurnal : Pendapatan diterima dimuka Pendapatan jual meteran
Rp. 350.000,Rp. 350.000,-
2. Jurnal pada saat penjualan air Untuk lebih memperjelas uraian ketentuan pengakuan pendapatan yang telah diuraikan diatas, penulis akan memberikan contoh sebagai berikut : Dengan mengambil contoh kasus Tuan Kharuddin, maka pada saat tagihan rekening air di lunasi oleh Tuan Kaharuddin, seharusnya dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut : Piutang
Rp. 83.878,-
Pendapatan saat diakui
Rp. 83.878,-
Pada saat pendapatan diterima, dibukukan dengan ayat jurnal : Kas Piutang
Rp. 83.878,Rp. 83.878,-
52
Demikianlah metode pengakuan pendapatan secara accrual basis. Sedangkan apabila menggunakan accrual basis maka contoh kasus diatas, dicata dengan ayat jurnal sebagai berikut : Untuk contoh kasus transaksi Tuan Kaharuddin, maka pada saat tagihan rekening air dilunasi oleh pelanggan, dibukukan dengan ayat jurnal sebagai berikut : Pendapatan diterima
Rp. 83.878,-
Pendapatan rekening air
Rp. 83.878,-
3. Jurnal pada saat terjadi denda Apabila terjadi kasus keterlambatan pembayaran tegihan susulan maka tagihan tersebut diakui sebagai pendapatan dengan membebankan ke piutang pelanggan, dan dicata dengan ayat jurnal sebagai berikut : Piutang usaha air
Rp. 83.878,-
Penjualan rekening air
Rp. 83.878,-
Untuk denda keterlambatan membayar seandainya Tuan Kaharuddin pada tanggal 1-20 belum membayar, maka dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut : Pendapatan yang masih harus diterima Pendapatan denda
Rp. 5.000,Rp. 5.000,-
Pada bulan berikutnya apabila Tuan Kaharuddin masih juga belum membayar, maka dicatat dengan ayat jurnal sebagai berikut : Pendapatan yang masih harus diterima Pendapatan denda
Rp. 10.000,Rp. 10.000,-
Pada waktu Tuan Kaharuddin menyambung kembali sambungan airnya, maka ayat jurnal yang digunakan untuk mencatat sebagai berikut :
53
Kas
Rp.115.000,Pendapatan yang masih harus diterima
Rp. 5.000,-
Pendapatan denda
Rp. 10.000,-
F. Pembahasan Pengakuan pendapatan perusahaan Kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan penghasilan didefinisikan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. Dalam hal ini penghasilan yang dipandang sebagai income baik pendapatan (Revenue) maupun keuntungan (gain). Pendapatan yang timbul
dari kegiatan normal perusahaan memiliki
identifikasi tertentu. Kriteria pengakuan pendapatan menurut PSAK.No 23 biasanya diterapkan secara terpisah kepada transaksi. Namun dalam keadaan tertentu perlu untuk menerapkan kriteria pengakuan tersebut kepada komponenkomponen yang dapat diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal agar mencerminkan subtansi dari transaksi tersebut. Kriteria
dari pengakuan pendapatan didasarkan atas kebutuhan akan
informasi akuntansi yang relevan diharapkan memiliki manfaat umpan balik pada saat yang sama dan disampaikan pada waktu yang tepat. Begitu juga dengan informasi yang andal akan menyajikan setiap fakta secara jujur, serta dapat
54
diverifikasi sehingga pemakai tergantung pada kepercayaannya pada data yang disajikan. Kemampuan dari akuntansi memberi suatu informasi
dapat dilihat dari
kemampuannya untuk memberikan konsep pengakuan pendapatan dengan tetap sehingga membantu para pemakai dalam mengambil keputusan, Suatu pendapatan dikatakan suatu realisasi jika telah terjadi suatu pertukaran produk atau jasa hasil kegiatan perusahaan . Dan pendapatan tersbut telah berjalan dan secara subtansial telah selesai sehingga suatu unit usaha berhak untuk menguasai manfaat yang terkandung dalam pendapatan. Pada dasarnya pendapatan diperoleh melalui suatu proses yang terdiri dari tahap-tahap siklus operasi . Berkaitan dengan itu para akuntan lalu membuat aturan umum mengenai pengakuan terjadinya pendapatan yang dikenal dengan prinsip realisasi. Secara umum realisasi berarti melaporkan pendapatan bilamana suatu transaksi pertukaran telah terjadi. Transaksi pertukaran ini menemukan saat pengakuan pendapatan dan jumlah pendapatan yang diakui, jumlah kas yang diterima atau akan diterima. Menurut PSAK No.23 kriteria pengakuan pendapatan biasanya diterapkan secara terpisah kepada setiap transaksi namun dalam keadaan tertentu perlu untuk menerapkan kriteria
pengakuan tersebut kepada komponen-komponen yang
diidentifikasi secara terpisah dari suatu transaksi tunggal supaya mencerminkan subtansi dari transaksi tersebut. Sebaliknya criteria pengakuan pendapatan pada dua atau lebih transaksi bersama-sama bila transaksi-traPnsaksi tersebut terikat
55
sedemikian rupa sehinggah pengaruh komersialnya tidak dapat dimengerti tanpa melihat rangkaian transaksi tertentu secara keseluruhan. Pendapatan dari penjualan barang harus segera diakui bila seluruh kriteria berikut ini terpenuhi : a. Suatu unit usaha telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli. b. Suatu unit tidak lagi mengelolah atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual. c. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal. d. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada unit usaha tersebut dan biaya yang terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal. Pendapatan diakui hanya bila besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan mengalir keperusahaan. Namun bila suatu ketidakpastian
timbul mengenai kolektibilitas suatu jumlah yang telah
termasuk dalam pendapatan, jumlah yang tertagih,atau jumlah yang pemulihanya (recovery) tidak lagi besar kemungkinanya. Neraca saldo belum menyajikan saldo yang besar dan lengkap untuk semua akun. Oleh karena itu, jurnal penyesuaian perlu dibuat agar akun-akun yang mencerminkan
keadaan
aktiva
,kewajiban,beban,
pendapatan,dan
modal
sebenarnya. Apabila piutang dagang telah dicatat dalam pembukuan , maka menurut prinsip akuntansi Indonesia, piutang dagang harus dicatat dan dilaporkan sebear
56
nilai kas (neto) yang bisa direalisasi yaitu jumlah kas bersih yang dapat diterima. Jumlah atau nilai kas bersih yang dapat diterima adalah jumlah bruto setelah dikurangi dengan taksiran jumlah (nilai) piutang yang dapat diterima. Oleh karena itu penentuan nilai kas bersih yang diterima
memerlukan penaksiran jumlah
piutang yang tidak akan diterima. Penjualan barang dagangan dapat dilakukan secara tunai maupun secara kredit .Penjualan tunai maupun penjualan kredit yang terjadi dalam suatu periode yang bersangkutan. Berdasarkan pencatatan akuntansi yang dilakukan maka dapat dikatakan bahwa metode Pengakuan Pendapatan Rekening Air pada PDAM Kabupaten Wakatobi menggunakan metode accrual basis. Hal ini d tunjukkan oleh pencatatan yang dilakukan seksi akuntansi, diman : 1) Untuk transaksi pelunasan tagihan oleh pelanggan dicatat dengan memdebet kas dan mengkredit pendapatan diterima di muka. Kemudian pada saat pendapatan diakui dicatat dengan mendebet pendapatan diterima dimuka dan mengkredit pendapatan rekening air. 2) Apabila terjadi kasus keterlambatan pembayaran tagihan susulan maka tagihan tersebut diakui sebagai pendapatan dan dicatat dengan mendebet piutang langganan dan mengkredit penjualan rekening air. Selanjutnya apabila pelanggan tersebut telah melunasi tagihan susulannya yang terlambat maka oleh seksi akuntansi mencatat dengan mendebet kas dan mengkredit piutang langganan. Hal tersebut sudah sesuai dengan ketentuan yang ada di dalam standar akuntansi keuangan yang menjelaskan sebagai berikut :
57
a. Untuk transaksi pelunasan tagihan oleh pelanggan dicatat dengan mendebet kas dan mengkredit pendapatan diterima di muka. Kemudian pada saat pendapatan diakui dicatat dengan mendebet pendapatan diterima di muka dan mengkredit pendapatan rekening air. b. Apabila terjadi kasus keterlambatan pembayaran tagihan susulan maka tagihan tersebut diakui sebagai pendaptan dan dicatat dengan mendebet piutang langganan dan mengkredit penjualan rekening air. Selanjutnya bila pelanggan tersebut telah melunasi tagihan susulannya yang terlambat maka oleh seksi akuntansi mencatat dengan mendebet kas dan mengkredit piutang langganan. Lebih jelasnya dibuatkan table perbandingan sebagai berikut : Tabel 4.7. Perbandingan Pencatatan Rekening Air menurut PDAM dan menurut SAK No 1. 2.
3.
Uraian Pada saat ada penjualan Pada saat penerimaan kas
PDAM Mendebet Kas dan mengredit pendapatan Mendebet Piutang dan mengredit Penjualan air, dana meter dan administrasi Pada saat terjadi Mendebet piutang denda pendapatan denda dan mengkredit pendapatan denda
SAK Mendebet Piutang dan Mengredit pendapatan Mendebet Kas dan mengredit pendapatan diterima dimuka Mendebet pendapatan yang masih harus diterima dan mengkredit pendapatan denda
58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dimuka, penulis menrik kesimpulan bahwa metode pengakuan pendapatan rekening air pada PDAM Kabupaten Wakatobi menggunakan metode accrual basis. Menurut PSAP 01, dampak penerapan akuntansi berbasis akrual secara spesifik adalah untuk menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya dengan cara menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemerintah, menyediakan informasi mengenai perubahan posisi sumber daya ekonomi, kewajiban, dan ekuitas pemerintah, menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi,
menyediakan
informasi
mengenai
ketaatan
realisasi
terhadap
anggarannya, menyediakan informasi mengenai cara entitas pelaporan mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan kasnya, menyediakan informasi mengenai potensi pemerintah untuk membiayai penyelenggaraan kegiatan pemerintahan, dan menyediakan informasi yang berguna untuk mengevaluasi kemampuan entitas pelaporan dalam mendanai aktivitasnya. Hal ini ditunjukan oleh pencatatan yang dilakukan seksi akuntansi, dimana: 1. Pada saat terjadinya transaksi pihak PDAM dan pelanggan dicatat dengan jurnal mendebet piutang dan mengredit pendapatan diterima dimuka.
58
59
Kemudian pada saat pendapatan diakui dicatat dengan mendebet pendapatan diterima dimuka dan mengredit pendapatan rekening air. 2. Apabila terjadi kasus keterlambatan pembayaran tagihan susulan maka tagihan tersebut diakui sebagi pendapatan dan dicatat dengan mendebet piutang langganan dan mengkredit penjualan rekening air. Selanjutnya biala pelanggan tersebut telah melunasi tagihan susulanya yang terlambat maka oleh seksi akuntansi mencatat dengan mendebet kas dan mengkredit piutang langganan. B. Saran Berdasarkan kesimpulan diatas penulis menyarankan agar kiranya pimpinan PDAM Kabupaten Wakatobi dapat menginstrusikan kepada seksi akuntansi untuk mempertahankan metode accrual basis dalam pengakuan pendaptan rekening air, karena metode itulah yang di anggap paling sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK).
60
DAFTAR PUSTAKA
Al Haryono Yusuf, 2002,Dasar-Dasar Akuntansi, Liberty, Yogyakarta. Atmojo Yunianto Tri, 2007. Pelayanan public dan Konsep Tentang Kepuasan Pelanggan, di download dari : http/triatmojo.wordpress.com Budiono, 1992, Ekonomi Makro, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi, Jakarta, BPFE, UGM. Basu Swastha DH, 2001, Manajemen Penjualan, Yogyakarta, Ananda. Batinggi, Achmad, 2000, Manajemen Pelayanan Umum, Rinneka Cipta, Jakarta Hartato, 2004, Akuntansi Untuk Usahawan, Rhineka Cipta, Jakarta. Hadibroto, 2004, System Pengawasan Intern, LPFE., UI., Jakarta. Hans Dkk., 2004, Advanced Accounting (Terjemahan Alfonsus Sirait), Erlangga, Jakarta. Kieso & Weygandt, 2005, Akuntansi Intermediate (terjemahan Herman Wibowo), Jakarta, Binarupa Aksara. Lapoliwa N dan Daniel S, Kuswandi, 2002, Akuntansi Perbankan, Institute Banker Indonesia, Jakarta. Mulyadi, 2001, Akuntansi Biaya, BPFE, UGM, Yogyakarta. Moenir, H.A.S. 2003, Manajemen Pelayanan Umum Di Indonesia, Bumi Aksara Jakarta Prawiramidjaya Rahman, 2002. Beberapa Pokok Pelaksanaan Quality Control pada suatu Perusahaan, Tarsito, Bandung. Sugriri dan Sumiyana, 2001, Akuntansi Keuangan Menengah, AMP YKPN Yogyakarta. Tjiptono, Fandy, 2007, Prinsip-Prinsip Total Quality Service, Andi, Yogyakarta. Winardi, 2001, Kamus Ekonomi, Alumni Bandung.
61
L A M P I R A N
STRUKTUR ORGANISASI PDAM KABUPATEN WAKATOBI
KEPALA DAERAH
BADAN PENGAWAS
KA. SEKSI UMUM
KA. SEKSI HUBLANG
KABAG.TEKNIK
DIREKTUR
KABAG.ADM,UMUM & KEUANGAN
KA. SEKSI KEUANGAN
KA. SEKSI PRODUKSI
KA. SEKSI DISTRIBUSI
KA.SEKSI PERENCANAAN
KA.SEKSI PERALATAN DAN
PERAWATAN
Status Pengawas Intern : Unit Numana Unit liya Unit kapota Unit tindoi Unit longa