REPORT MONITORING MANGROVE PADA KAWASAN TAMAN NASIONAL WAKATOBI KABUPATEN WAKATOBI
Kerjasama TNC-WWF Wakatobi Program dengan Balai Taman Nasional Wakatobi Wakatobi, Juni 2008
1
DAFTAR ISI
LATAR BELAKANG........................................................................
3
MAKSUD DAN TUJUAN.................................................................
4
METODOLOGI................................................................................
5
GAMBARAN HASIL MONITORING...............................................
6
KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................
8
LAMPIRAN.....................................................................................
9
2
LATAR BELAKANG Taman Nasional adalah Kawasan Pelestarian Alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Taman Nasional Wakatobi (TNW) merupakan kawasan konservasi laut, ditunjuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 393/Kpts-VI/1996 tanggal 30 juli 1996 dan ditetapkan berdasarkan SK. Menteri Kehutanan No. 7651/Kpts-II/2002 tanggal 19 Agustus 2002 seluas 1.390.000 Ha, meliputi seluruh perairan P. Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia,
Binongko,
Runduma
dan
Perairan
Pulau
Moromaho
yang
pengelolaaanya dilakukan dengan sistem Zonasi sesuai peruntukannya. Berdasarkan penetapan zonasi TNW sesuai dengan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam No : SK.149/IV-KK/2007, tanggal 23 Juli 2007 yang terdiri atas : Zona Inti. Zona perlindungan bahari, zona Pariwisata, zona pemanfaatan lokal, zona pemanfaatan umum, dan zona khusus daratan memiliki Sumber Daya Alam Penting termasuk di dalamnya adalah lamun. Untuk mengetahui sebaran lamun, jenis lamun dan persentase
tutupan lamun maka perlu adanya
monitoring lamun dalam mendukung pengelolaan TNW yang efektif dan efisien. Kawasan kepulauan wakatobi dan perairan disekitarnya seluas 1.390.000 Ha yang terletak di wilayah administrasi pemerintahan Kabupaten Wakatobi, Propinsi Sulawesi. Adapun tujuan pengelolaan Taman Nasional Wakatobi yaitu menjamin dan memelihara keutuhan dari keberadaan kawasan dan ekosistem Taman Nasional, menjamin dan memelihara keberadaan dari potensi dan nilai-nilai keanekaragaman tumbuhan, satwa, komunitas, dan ekosistemnya penyusun kawasan Taman Nasional, dan memanfaatkan kawasan dan potensi Taman Nasional secara optimal, lestari dan bijaksana untuk kepentingan kegiatan penelitian, pendidikan, pengembangan ilmu pengetahuan, kegiatan yang menunjang budaya-budaya, dan pariwisata alam bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Taman Nasional Wakatobi memiliki beranekaragam potensi sumberdaya alam diantaranya memiliki hamparan hutan mangrove mulai dari Pulau Wangi-Wangi, Kaledupa, Tomia dan Binongko dimana keberadaan hutan mangrove sangat penting bagi kehidupan manusia. Berbagai macam fungsi hutan mangrove diantaranya sebagai daerah pelindung daratan dari pengaruh abrasi/erosi ombak, sebagi daerah pemijahan
3
dan daerah mencari makanan berbagai jenis ikan, udang dan biota laut lainnya sehingga keberadaan hutan mangrove pada kawasan Taman Nasional Wakatobi akan bermanfaat bagi kelangsungan hidup masyarakat oleh sebab itu diperlukan suatu pengelolaan yang arif dan bijaksana agar keberadaan hutan mangrove di kawasan Taman Nasional Wakatobi akan terus lestari dan berkelanjutan. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan kegiatan monitoring mangrove yaitu : a. Untuk mengetahui komposisi jenis mangrove dan kelimpahan
pada Kawasan
Taman Nasional Wakatobi dalam rangka pengelolaan Kawasan Taman Nasional Wakatobi b. Untuk mengetahui berbagai ancaman dan gangguan terhadap keberadaan hutan mangrove yang berada pada Pulau Kaledupa baik ancaman secara alami maupun oleh manusia
4
METODOLOGI TEKNIK PELAKSANAAN KEGIATAN Pengamatan Mangrove menggunakan metode transek garis kuadran (10 x 10) meter. Transek ini merupakan metode yang digunakan untuk mengetahui keanekaragaman, kepadatan, dan obyek penting lain yang berhubungan dengan kondisi hutan mangrove pada suatu tempat dan waktu tertentu. Dengan metode ini akan diketahui kelimpahan, jenis mangrove, penutupan mangrove, tingkat degradasi dan menyediakan rekomendasi pada pihak terkait untuk manajemen hutan mangrove, (Manual Monitoring Mangrove yang lengkap ada pada lampiran). WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN Kegiatan monitoring mangrove dilaksanakan selama 6 hari mulai tanggal 7 sampai dengan 12 Juni 2008 di Pulau Wanci dan Pulau Kaledupa. SARANA DAN PELAKSANA KEGIATAN Sarana yang digunakan dalam melakukan semua kegiatan monitoring mangrove adalah KM Menami, Speed Boat Dinggi, Speed Boat Simba dan Speed Boat Kambala. Kegiatan ini merupakan kegiatan bersama antara TNC-WWF WAKATOBI dengan Balai Taman Nasioanl Wakatobi (TNW). Adapun pelaksana Kegiatan monitoring seagrass dan mangrove berasal dari Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah I, II, dan III Balai Taman Nasional Wakatobi dengan TNC-WWF yang diatur sesuai dengan kapasitas waktu, biaya dan jumlah personil yang ada di lapangan.
5
GAMBARAN HASIL MONITORING Kegiatan monitoring mangrove yang dilaksanakan di wilayah Sampowaatu dan wilayah Ambeua,dengan jumlah plot sebanyak 8 plot monitoring dan Teridentifikasi 11 Jenis mangrove diantaranya : Avicennia alba, Avicennia marina,
Bruguiera cylindrica,
Bruguiera gymnorrhiza, Ceriops decandra, Rhizophora apiculata,
Rhizophora
mucronata, Rhizophora stylosa, Soneratia alba, Soneratia caseolaris, 21 , karena lokasi yang berdekatan dengan pemukiman masyarakat Bajo Sampela terdapat banyak pengambilan pohon mangrove yang ditandai dengan ditemukannya tunggak bekas pengambilan pohon bakau dan perlu dilakukan pengawasan dan penyadar tahuan kepada masyarakat sekitar mangrove untuk menjaga dari kerusakan. Di wilayah Tanomeha dan Lohoa dengan plot pengamatan sebanyak 8 Plot, pada daerah ini
cenderung homogen yang didominasi oleh mangrove jenis Rhizophora
stylosa. Pada wilayah Lohoa terdapat beberapa pohon mangrove yang dipotong oleh masyarakat sekitar karena pada daerah ini berdekatan dengan masyarakat bajo lohoa yang memanfaatkan kayu mangrove untuk kayu bakar. Di wilayah Balasuna dengan plot pengamatan sebanyak 8 Plot pengamatan, terdapat 6 jenis mangrove yaitu Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera sexangula, Ceriops decandra, Ceriops tagal, Rhizophora apiculata, dan Rhizophora stylosa. Di wilayah Horuo sebanyak 8 plot pengamatan dengan jenis mangrove yang teridentifikasi
sebanyak 6 jenis yaitu : Avicennia alba, Avicennia eucalyptifolia,
Bruguiera cylindrical, Xylocarpus granatum,dan Xylocarpus moluccensis. Di wilayah Tampara sebanyak 8 plot pengamatan dengan jenis mangrove yang teridentifikasi sebanyak 10 jenis yaitu : Avicennia alba, Avicennia eucalyptifolia, Avicennia lanata, Avicennia marina, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera sexangula, Ceriops decandra, Rhizophora apiculata, Xylocarpus granatum, dan Xylocarpus moluccensis. Di wilayah Pulau Kapota (Wanci) dengan plot monitoring sebanyak 2 plot dan teridentifikasi sebanyak 4 jenis mangrove yaitu : Bruguiera gymnorrhiza, Rhizophora apiculata, Rhizophora stylosa, dan Soneratia alba. Untuk lebih terinci dapat dilihat pada table di bawah ini :
6
Tabel hasil persentase tutupan mangrove berdasarkan lokasi pengamatan di TNW No 1 2 3 4 5 6 7 8
Jml Semai 130 16 27 45 796 739 853 46
lokasi Sampowaatu Ambeua Tanomeha Lohoa Balasuna Horuo Tampara Kapota
dmtr Ankn (cm) 2.50 2.78 2.23 2.49 2.80 2.85 2.56 2.35
Tggi Ankn (cm) 139.49 125.25 133.85 127.59 153.77 167.68 171.20 160.36
dmtr Phn (cm) 10.73 9.35 9.11 9.47 6.26 8.93 7.41 12.16
Ttpn Knpi (%) 52.50 39.50 82.50 62.00 71.50 60.00 56.88 45.00
Tabel distribusi jenis mangrove berdasarkan lokasi pengamatan di TNW NO 1 2 3 4 5 6 7 8
LOKASI Sampowaatu Ambeua Tanomeha Lohoa Balasuna Horuo Tampara Kapota
1
-
2 -
3 -
-
4 -
5 -
6
7
8
9
-
-
-
-
10 -
-
-
-
-
11 -
12 -
13
14
-
-
-
15
16
-
-
-
17 -
18 -
Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
MANGROVE SEJATI Avicennia alba Avicennia eucalyptifolia Avicennia lanata Avicennia marina Avicennia officinalis Bruguiera cylindrica Bruguiera gymnorrhiza Bruguiera sexangula Ceriops decandra Ceriops tagal Excoearia agallocha Nypa fruticans Rhizophora apiculata Rhizophora mucronata Rhizophora stylosa Soneratia alba Soneratia caseolaris Soneratia ovata Xylocarpus granatum Xylocarpus moluccensis
21 22 23 24 25 26 27 28
MANGROVE IKUTAN Baringtonia asiatica Calophyllum inophyllum Hibiscus tiliaceus Morinda citrifolia Pandanus odoratissima Pandanus tectorius Ricinus communis Terminalia catappa
Data hasil pengukuran disajikan dalam bentuk table terlampir.
7
19 -
20 -
-
-
22 -
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil kegiatan monitoring lamun dan mangrove dalam kawasan TNW ini dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu : 1. Dari kegiatan monitoring mangrove di Pulau Wanci dan Kaledupa teridentifikasi sebanyak 17 jenis mangrove sejati 2. Lokasi monitoring mangrove yang mengalami kerusakan karena pengambilan kayu bakau oleh masyarakat sekitar dijumpai pada daerah Sampowaatu, Balasuna, Lohoa dan Horuo ini ditandai dengan ditemukannya pada plot pengamatan beberapa kayu bakau yang dipotong pohonnya. B. Saran Dari hasil monitoring lamun dalam kawasan TNW tim pelaksana menyarankan bahwa : 1. Perlu adanya perencanaan yang matang untuk pelaksanaan kegiatan lebih lanjut. 2. Perlu pelatihan dan peningkatan skill identifikasi dan monitoring mangrove untuk memantapkan metode yang digunakan dan perbaikan metode. 3. Untuk lebih efektif kegiatan serupa yang akan dilaksanakan di masa mendatang, pelaksana kegiatan monitoring mangrove perlu dilengkapi dengan alat-alat keamanan diri seperti sepatu boat, tutup kepala, dan pakaian tertutup.
8
LAMPIRAN Peta Hasil Pemantauan Lamun dan Mangrove (dapat dilihat dibawah) : Data hasil pengukuran mangrove (format exel) Manual Monitoring mangrove (format word)
9
10
This document was created with Win2PDF available at http://www.daneprairie.com. The unregistered version of Win2PDF is for evaluation or non-commercial use only.