Pengajaran Tentang Manusia dan Dosa (Sebagian Materi Kuliah Teologi Sistematika) Written by Daniel Ronda Tuesday, 13 November 2012 01:53 - Last Updated Tuesday, 13 November 2012 01:55
Oleh Daniel Ronda
PENDAHULUAN
Pencarian tentang siapa manusia adalah sebuah pencarian sejak awal peradaban ada dan terus akan mencari tahu siapakah manusia, dari mana berasal dan apa tujuan hidup manusia. Sejauh yang dimengerti filsafat telah berusaha menjawab persoalan ini. Namun itu belum memuaskan manusia itu sendiri. Setiap orang yang rindu melayani Tuhan harus memahami siapakah manusia dan tujuan hidupnya. Tanpa itu, setiap mereka yang melayani akan menjadikan pelayanan sebagai aktivitas seperti hobi, kumpul-kumpul, dsb. Doktrin ini jelas berhubungan dengan soal praktis seperti penginjilan, etika kehidupan orang percaya.
PENCIPTAAN: MENGAPA MANUSIA DICIPTAKAN?
1. Manusia diciptakan untuk kemuliaan namaNya
Allah tidak memerlukan ciptaan, tetapi manusia dan segala ciptaan diciptakan untuk memuliakan Dia (Yes. 43:7; Ef. 1:11-12). Jadi semua kita diciptakan untuk melakukan segala sesuatu untuk memuliakan Dia (I Kor 10:31).
2. Tujuan Manusia Hidup
Tujuan kita hidup adalah memuliakan dan menikmati persekutuan dengan Dia (Yoh 10:10). Jadi sukacita persekutuan dengan Tuhan terjadi bila memasuki kehadiran Allah. Ini sebuah pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari bersama Tuhan.
Pertanyaan yang sering muncul adalah apakah bukan kesombongan bahwa Allah memuliakan diriNya dalam penciptaan? Bukan, karena Allah sebagai pencipta Ia tidak merampok
1 / 14
Pengajaran Tentang Manusia dan Dosa (Sebagian Materi Kuliah Teologi Sistematika) Written by Daniel Ronda Tuesday, 13 November 2012 01:53 - Last Updated Tuesday, 13 November 2012 01:55
kehormatan dari suatu makhluk. Dia adalah pencipta sehingga Dia layak mendapatkan semua kemuliaan (Wah 4:11).
Manusia dalam penciptaan diberi harkat dan mandat khusus yaitu sebagai pemerintah dunia di bawah kuasa Allah (Kej 1:27-2:3). Yang walaupun sudah jatuh ke dalam dosa, harkat dan mandat itu masih ada (lihat diskusi di bawah).
3. Catatan tentang Evolusi:
Evolusi adalah salah satu teori yang mencoba memberikan penjelasan tentang asal mula manusia dan ciptaan ini. Teori ini bagi kekristenan ditolak. Alkitab mengajarkan teori penciptaan langsung Adam dan Hawa sebagai manusia dan tidak melalui proses awal yang bukan manusia. Kita juga menolak pandangan teistik evolusionis yang mengatakan bahwa Allah terlibat dalam proses penciptaan dalam materi yang sederhana dan terjadi proses evolusi sesudahnya. Di manakah Allah terlibat dalam penciptaan dalam pandangan ini: 1) penciptaan materi pada permulaan; 2) penciptaan bentuk kehidupan yang sederhana; 3) penciptaan manusia. Kita menolak bentuk random mutasi karena penciptaan merupakan desain Allah. Para ahli evolusionis yang sekular pun kadang tidak sepakat satu dengan yang lainnya dengan asal suatu makhluk.
Bagi kita, mikroevolusi tidak masalah karena tidak dapat disangkal misalnya lahir bentuk manusia yang berbeda, binatang warna beda, tumbuh-tumbuhan yang sama dengan warna yang beda. Tetapi ini bukan yang dibahas dalam teori evolusi. Teori evolusi berpandangan "substansi yang tidak hidup memunculkan materi hidup yang pertama, yang selanjutnya bereproduksi kembali dan berkembang biak dan menghasilkan makhluk yang hidup sampai sekarang maupun yang sudah musnah." Lebih lanjut dikatakan bahwa bentuk sel tunggal yang menjadi makhluk hidup; seleksi alam, yang kuat yang bertahan. Apakah ini benar? Seleksi alam tidak mengubah bentuk tetapi dari segi pertahanan. Yang kuat saja tidak bertahan. Bila asumsi mereka benar tentunya tidak gunanya makhluk hidup, moral tidak perlu, serta hidup untuk diri sendiri saja karena proses evolusi alam ini.
MANUSIA DALAM GAMBAR DAN RUPA ALLAH
1. Arti Dari "Gambar Allah"
2 / 14
Pengajaran Tentang Manusia dan Dosa (Sebagian Materi Kuliah Teologi Sistematika) Written by Daniel Ronda Tuesday, 13 November 2012 01:53 - Last Updated Tuesday, 13 November 2012 01:55
Di antara seluruh ciptaan, maka arti "Gambar Allah" adalah manusia seperti Allah dan merepresentasikan Allah. Istilah gambar (tselem) dan rupa (demut) sebenarnya mirip artinya walaupun tidak identik, di mana keduanya menyatakan serupa dengan Allah, namun gambar Allah menyatakan juga sebagai representasi Allah. Lalu apanya yang segambar? Umumnya teolog menyebutkan segambar dalam hal kemampuan intelektual, moralitas, kehendak, kreatifitas, dsb.
2. Kejatuhan Manusia: Gambar Allah telah terdistorsi dan rusak.
Apakah mungkin setelah manusia jatuh ke dalam doa dapat dikatakan serupa dengan Allah? Sebenarnya manusia masih memiliki gambar Allah. Buktinya kisah Nuh di mana dia mendapat otoritas dari Allah untuk menghukum, di mana dikatakan manusia adalah diciptakan dalam gambar Allah (Kej 9:6, Yak 3:9).
Tetapi gambar Allah di dalam manusia sudah rusak waktu jatuh ke dalam dosa. Moralitas manusia telah rusak dan tidak menggambarkan karakter Allah yang kudus. Begitu juga intelektualnya telah terkontaminasi, hubungan dengan sesama telah dirusakkan oleh egoisme dan kepentingan diri.
Sudarmo (teolog) menyebutkan bahwa sesudah kejatuhan, gambar Allah secara khusus telah rusak total (hilang), sedangkan gambar Allah secaa umum masih ada tetapi juga telah terkontaminasi. Gambar Allah yang khusus di mana telah rusak total adalah pengetahuan, kebenaran, dan kesucian. Sedangkan gambar Allah yang umum masih ada walaupun terdistorsi yaitu intelektual, kemauan, jiwa, roh.
3. Penebusan dalam Kristus: Pemulihan progresif kepada Gambar Allah
Alkitab PB menyebutkan bahwa penebusan dalam Kristus secara progresif ada pemulihan gambar Allah di dalam manusia yang percaya kepadaNya. Misalnya, kita adalah ciptaan baru yang terus menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar khalikNya (Kol 3:10). Pertumbuhan iman Kristen juga digambarkan supaya menjadi serupa dengan Kristus dalam karakter moral kita (Roma 8:29).
3 / 14
Pengajaran Tentang Manusia dan Dosa (Sebagian Materi Kuliah Teologi Sistematika) Written by Daniel Ronda Tuesday, 13 November 2012 01:53 - Last Updated Tuesday, 13 November 2012 01:55
4. Kedatangan Kristus yang kedua kali: Pemulihan sempurna gambar Allah
Yesus adalah gambar Allah (II Kor 4:4; Kol 1:15). Dan inilah janji dan pengharapan manusia bahwa pada waktu Kristus datang yang kedua kalinya, maka kita akan menjadi serupa dengan Kristus secara sempurna (I Kor 15:49). Allah sudah menetapkan kita untuk menjadi serupa dengan Kristus (I Yoh 3:2).
5. Beberapa aspek dari gambar dan rupa Allah:
a. Aspek moral: (1) Manusia adalah makhluk yang secara moral bertanggungjawab kepada Allah; itu nampak dalam: (2) manusia memiliki hati nurani yang mengenai benar dan salah, baik dan jahat; (3) bila manusia mengikuti perintah Allah, maka manusia akan merefleksikan gambar Allah dalam kehidupan yang suci dan benar.
b. Aspek rohani: (1) Manusia bukan hanya soal fisik, tetapi juga ada eksistensi spiritualitas pada dirinya; (2) Manusia karenanya bisa berhubungan dengan Allah, memuji Dia, berdoa, mendengar Firman Allah; (3) dan akhirnya Manusia adalah kekal di mana dia akan hidup selamanya.
c. Aspek mental: (1) Manusia memunyai kemampuan untuk berargumen dan berpikir secara logis yang membedakan kita dari binatang. Jadi manusia memunyai pikiran abstrak dan bukan hanya soal keterampilan teknis saja; (2) pemakaian bahasa yang kompleks dan abstrak sungguh membedakan kita dari binatang; (3) Manusia juga memiliki kesadaran akan masa depan, juga adanya kesadaran bahwa manusia ingin hidup setelah kematian yang membuat manusia ingin hidup berkenan kepada Allah. Dapat dikatakan bahwa Allah menaruh kekekalan di hati manusia (Pkh. 3:11); (4) Gambar dan rupa Allah nampak juga dalam kreatifitas manusia seperti musik, seni, literatur, dan juga penemuan ilmu dan tektnologi yang berkembang pesat; (5) Manusia juga memiliki emosi yang kompleks dan berbeda sekali dengan binatang.
d. Aspek relasi: manusia dapat mengadakan relasi dengan Tuhan. Namun ada beberapa aspek relasi yang lain: (1) Bila manusia hidup dalam Allah, maka manusia memiliki solidaritas dan kedalaman hidup secara bersama sebagai komunitas, dalam pernikahan, dalam keluarga,
4 / 14
Pengajaran Tentang Manusia dan Dosa (Sebagian Materi Kuliah Teologi Sistematika) Written by Daniel Ronda Tuesday, 13 November 2012 01:53 - Last Updated Tuesday, 13 November 2012 01:55
dalam persekutuan di gereja; (2) Dalam penciptaan manusia baik pria dan wanita diciptakan sejajar, hanya perbedaan peran waktu Allah menciptakan kita. Ini beda dengan penciptaan binatang, di mana makhluk yang satu bisa memakan makhluk lainnya; (3) Dalam relasi dengan ciptaan, manusia diberikan kuasa untuk memerintah dan memelihara ciptaan dan ketika Kristus kembali manusia yang percaya akan ikut memerintah bersama Kristus (I Kor 6:3; Kej 1:26,28; Maz 8:6-8).
6. Implikasi praktis sebagai gambar Allah
Sebagai orang percaya kita harus seringkali berefleksi atas manusia sebagai gambar dan rupa Allah, di mana itu akan membuat kita kagum dan bersyukur sebagai ciptaan yang berharga di mataNya. Di sini setiap orang yang ingin mendalami Firman Allah tentang siapakan manusia akan menyadari betapa berharga dan pentingnya manusia atas seluruh ciptaan.
Manusia adalah gambar dan rupa Allah, yang walaupun dalam kejatuhannya masih menunjukkan hal itu (lihat diskusi di atas). Secara praktis, bahwa penyakit, kelemahan, kecacatan, bahkan dosa tidak menghilangkan status manusia sebagai gambar dan rupa Allah. Ini berarti setiap manusia memunyai kedudukan yang sama, baik orang tua, orang sakit, kecacatan berhak mendapat perlindungan dan hormat sebagai manusia. HAM yang biasa didengungkan di Indonesia tidak akan mendapat arti yang sesungguhnya tanpa penghayatan siapakah manusia itu. Bila hal ini tidak dihayati, maka manusia akan menjadikan manusia lainnya lebih rendah dan tidak lebih dari binatang saja.
ESENSI MANUSIA SEBAGAI CIPTAAN ALLAH
Ada dua hal yang sering ditanyakan tentang esensi manusia sebagai ciptaan Allah. Pertama, mengapa Allah menciptakan laki-laki dan perempuan yang berlainan jenis. Dapatkah laki-laki dan perempuan sejajar dan pada saat yang sama memunyai peran yang berbeda? Kedua, apakah yang dimaksudkan dengan jiwa dan roh? Apakah keduanya berbeda atau sama?
Dalam menjawab yang pertama tentang mengapa manusia diciptakan laki-laki dan perempuan (Kej 1:27), maka ada beberapa poin penting di mana penciptaan laki-laki dan perempuan mendemonstrasikan gambar Allah dalam: (1) hubungan antar pribadi yang harmonis; (2) kesejajaran dalam pribadi dan berharga; (3) adanya perbedaan dalam peran dan kuasa. Ini
5 / 14
Pengajaran Tentang Manusia dan Dosa (Sebagian Materi Kuliah Teologi Sistematika) Written by Daniel Ronda Tuesday, 13 November 2012 01:53 - Last Updated Tuesday, 13 November 2012 01:55
adalah bentuk komunitas terkecil dalam masyarakat yang menyatakan persekutuan baik saat ini maupun di masa yang akan datang.
1. Ajaran Trikotomi, Dikotomi, Monisme
Terdiri dari beberapa bagiankah manusia itu? Semua orang sepakat bahwa manusia memunyai tubuh. Kesepakatan yang lain adalah bahwa di samping tubuh fisik, maka manusia memunyai bagian yang immateri yang memiliki kekekalan. Umumnya kesepakatan berakhir sampai di situ saja.
Ada dua pandangan yang sempat mendominasi pemikiran teologis dan terjadi perdebatan yaitu pandangan dikotomi dan trikotomi.
Penganut pandangan dikotomi menyatakan bahwa manusia terdiri dari tubuh dan jiwa/roh. Pendukung teori ini beranggapan bahwa istilah jiwa dan roh dipakai secara bergantian di dalam Alkitab (Mat 6:25; 10:28; Luk 1:46; I Kor 5:3-5). Orang yang sudah meninggal disebut roh (Ibr 12:23) dan juga jiwa (Why 6:9).
Para pendukung trikotomi berpandangan bahwa manusia terdiri dari tiga unsur, yaitu tubuh, jiwa, dan roh. Ayat pendukung teori ini diambil dari Ibr. 4:12 dan I Tes 5:23. Namun umumnya orang menolak tafsiran trikotomi, karena Ibr 4:12 menyebutkan bahwa Firman Allah menyoroti seluruh kehidupan manusia dan tidak ada yang tersembunyi, dan I Tes 5:23 menyebutkan tentang manusia dikuduskan seluruhnya. Pemakaian bahasa yang berbeda tidak menyatakan eksistensinya, tetapi adalah sinonim untuk penekanan sebagaimana Yesus juga sering memakainya (Mat 22:37).
Ada yang berpendapat (termasuk John Wesley), bahwa manusia pertama-tama dilahirkan sebagai tubuh dan jiwa, tetapi kemudian setelah percaya Yesus dalam kelahiran kembali menjadi trikotomi. Pandangan ini ditolak karena bagian dari Allah tidak menetap pada manusia.
Pandangan monisme mengatakan bahwa manusia hanya terdiri dari satu elemen satu pribadi. Asumsinya adalah bahwa manusia tidak dapat dipisahkan antara jiwa dan tubuh serta
6 / 14
Pengajaran Tentang Manusia dan Dosa (Sebagian Materi Kuliah Teologi Sistematika) Written by Daniel Ronda Tuesday, 13 November 2012 01:53 - Last Updated Tuesday, 13 November 2012 01:55
eksistesinya tidak bisa dipisahkan dari tubuh. Umumnya teolog tidak menerima pandangan karena di Alkitab jelas mengatakan bahwa ada eksistensi jiwa/roh setelah tubuh ini meninggal (Kej 35:18; Maz 31:5; Luk 23:43, 46; Kis 7:59; Fil 1:23-24; II Kor 5:8; Ibr 12:23; Wah 6:9; 20:4).
Yang paling banyak pandangan di dalam gereja saat ini adalah pandangan dikotomi dan trikotomi. Namun pendirian penulis adalah dikotomi yang manunggal (akan dijelaskan di bawah).
2. "Dua yang manunggal"
Manusia adalah terdiri dari dua bagian dengan satu hakikat, di mana merupakan satu kesatuan dari yang materi dan non-materi. Allah mencipta manusia dari debu dan tanah yang kemudian menghembuskan nafas sehingga merupakan makhluk hidup sebagai satu kesatuan yang terdiri dari dua bagian (Kej 2:7). Unsur materi pada diri manusia yaitu bentuk fisik yaitu otot, otak, daging, darah dan salurannya, dan lain-lain. Sedangkan unsur non materi yang disebutkan Alkitab adalah jiwa/roh, nurani, kehendak, kesadaran, dan lain-lain. Kedua elemen ini merupakan satu kesatuan.
Bagaimana dengan pandangan dualisme dalam filsafat Yunani (Plato)? Dualisme dalam filsafat Yunani berbeda dengan Alkitab karena dalam pandangan Yunani: pertama, tubuh adalah materi yang jahat dan jiwa adalah materi yang baik. Kedua, tubuh adalah penjara bagi jiwa. Dan ketiga, jiwa adalah kekal yang menyatu dengan yang ilahi di surga.
Pandangan ini berbeda dengan Alkitab karena seluruh eksistensi manusia adalah baik adanya. Dan juga pada akhir zaman kita dikatakan akan mendapatkan tubuh kebangkitan. Ini menyatakan bahwa dalam kekristenan tubuh bukanlah penjara bagi jiwa.
3. Tinjauan atas pandangan trikotomi
Sejak Thomas Aquinas mulai mengembangkan bahwa manusia itu terdiri dari 3 unsur, yang kemudian diikuti banyak oleh penulis Kristen populer saat ini.
7 / 14
Pengajaran Tentang Manusia dan Dosa (Sebagian Materi Kuliah Teologi Sistematika) Written by Daniel Ronda Tuesday, 13 November 2012 01:53 - Last Updated Tuesday, 13 November 2012 01:55
Pandangan trikotomi menyebutkan bahwa roh lebih unggul dari jiwa dan hanya jiwa yang bisa dicemarkan. Pandangan ini jelas keliru karena roh pun dapat mengalami pencemaran (II Kor 7:1). Apalagi kemudian mengasosiasikan tiga bagian manusia adalah gambaran tentang Allah tritunggal. Jika demikian mana yang mewakili tubuh, jiwa dan roh dari ketritunggalan Allah?
Jelas pandangan trikotomi sedikit bermasalah dalam hal penafsiran terhadap Firman Tuhan.
Dapat diasumsikan bahwa bila kita menganut trikotomi, maka acapkali ada kecenderungan manusia menjadi anti-intelektual dan cenderung meremehkan studi Alkitab. Padahal Alkitab mengatakan bahwa manusia mengasihi Allah dengan seluruh eksistensinya termasuk akal (Mrk 12:30).
Dapat disimpulkan bahwa manusia itu adalah dua elemen (materi dan non-materi) yang manunggal atau membentuk manusia yang utuh sebagai kesatuan. Sehingga ini mengingatkan manusia bahwa pertumbuhan iman Kristen meliputi seluruh aspek kehidupan manusia, baik jasmani dan rohani harus dikuduskan (II Kor 7:1). Kita bertumbuh dalam pengetahuan akan Allah (Kol 1:10) dan emosi kita serta perbuatan hidup kita memuliakan Tuhan (Gal 5:19-22).
4. Manusia sebagai makhluk sosial
Manusia adalah diciptakan sebagai makhluk sosial, di mana dia diciptakan untuk bersekutu dengan orang lain. Bahkan waktu Adam diciptakan dikatakan bahwa "tidak baik" manusia itu seorang diri saja (Kej 2:18). Alkitab sendiri berbicara tentang bangsa (PL) dan gereja (PB).
Manusia juga diciptakan sebagai laki-laki dan perempuan, di mana keduanya adalah sederajat dalam nilai dan status (Kej 2:18). Namun pada saat yang sama fungsi dan perannya laki-laki dan perempuan berbeda, di mana saling melengkapi (Ef 5:21-33). Itu sebabnya pernikahan adalah lembaga yang dirancang oleh Allah, walaupun di Alkitab disebutkan bahwa membujang juga termasuk dalam karunia. Yang jelas Allah menentang bentuk perkawinan sesama jenis karena itu bukanlah kehendak Allah.
8 / 14
Pengajaran Tentang Manusia dan Dosa (Sebagian Materi Kuliah Teologi Sistematika) Written by Daniel Ronda Tuesday, 13 November 2012 01:53 - Last Updated Tuesday, 13 November 2012 01:55
Manusia dalam hubungannya dengan alam, manusia diperintahkan untuk memerintah dan menguasai ciptaan (Kej 1:29; 2:19). Manusia memunyai kuasa atas ciptaan, tetapi harus dibarengi dengan penatalayanan karena Allah adalah pemilik segalanya dan bukan manusia (I Taw 29:11; Maz 24:1). Berikutnya manusia harus memelihara dan menghormati alam karena inilah cara Allah memelihara ciptaanNya (providensia). Tetapi harus dihindari pemujaan terhadap alam, karena bukan itu maksud manusia diciptakan.
DOSA MANUSIA
1. Kejatuhan Manusia
Kej 3:1-7 berbicara tentang dosa pertama yang dilakukan manusia yang dalam hal ini adalah Adam dan Hawa. Dan inilah yang kemudian menjadi berita yang paling substansi dalam Alkitab yaitu dosa manusia. Memang ada yang menolak tafsiran dalam Kej 3 ini sebagai tafsiran harfiah dan ada yang menggantinya dengan tafsiran mitologis. Artinya kesejarahannya diragukan, walaupun inti beritanya benar tentang manusia dan kondisi moralitasnya.
Pandangan yang populer saat ini adalah pandangan historis di mana tidak semua dapat ditafsirkan secara harfiah, tetapi peristiwa-peristiwa yang terjadi ada dibatasi ruang dan waktu. Alkitab berbicara tentang fakta kejatuhan yang benar terjadi (Roma 5:12-13), lokasi kejatuhan di taman Eden (Kej 2:10-14), dan Adam disebutkan sebagai nenek moyang pertama dalam keturunan bangsa Yahudi (Kej 4:1; 5:4; 11:27; Luk 3:38). Dapat disimpulkan bahwa kejatuhan adalah peristiwa yang sungguh terjadi dalam sejarah manusia.
Implikasi dari kejatuhan manusia ke dalam dosa adalah dosa asal adalah fakta sejarah. Dengan menerima ini maka karya penyelamatan Yesus sungguh bermakna. Paulus dalam Rm 5:12 menjabarkan tentang kejatuhan sebagai tema awal yang menjelaskan tentang karya Kristus di kayu salib.
Memang harus diakui ada kesulitan dalam menjelaskan kondisi saat sebelum kejatuhan, karena Alkitab ditulis oleh manusia sesudah kejatuhan, karena kita ingat bahwa kejatuhan menyebabkan ketidaksempurnaan dalam esensi manusia. Begitu pula waktu menjelaskan keadaan di surga dalam kitab Wahyu memakai bahasa simbolis. Tetapi terlepas dari semua itu, bahwa berita tentang dosa harus melibatkan kesadaran diri kita sebagai orang yang sudah
9 / 14
Pengajaran Tentang Manusia dan Dosa (Sebagian Materi Kuliah Teologi Sistematika) Written by Daniel Ronda Tuesday, 13 November 2012 01:53 - Last Updated Tuesday, 13 November 2012 01:55
jatuh ke dalam dosa. Begitu pula manusia harus melihat dirinya sebagai orang yang memberontak melawan Allah.
2. Asal Mula Dosa
Alkitab mengajarkan bahwa asal mula dosa masuk ke dunia adalah karena pelanggaran Adam dan Hawa. Itu dimulai dari godaan Iblis yang mengambil bentuk ular, yang menanamkan benih di hati manusia hal ketidakpercayaan (untrust dan umbelief). Manusia jatuh karena pengaruh eksternal yaitu ular, yang adalah instrumen dari Iblis (Yoh 8:44, Roma 16:20). Dosa Adam adalah makan buah yang dilarah Tuhan. Namun secara prinsip Adam telah melakukan hal yang mendasar yaitu tidak mau tunduk kepada kehendak Allah dan melakukan kompromi. Intelektulitasnya menunjukkan dosa sombong dan ketidakpercayaan, serta yakin dapat menjadi sama seperti Allah. Itu sebabnya manusia kemudian mendapatkan hukuman yaitu dinyatakan bersalah, mengalami kerusakan gambar Allah, dan mengalami kematian (Kej 3:19, Rom5:12, 6:23).
3. Sifat dan Jangkauan Dosa
a. Sifat Dosa
Istilah dosa dalam Alkitab cukup beragam dan banyak, dan ini harus dilihat sebagai tema pemberontakan manusia dan intervensi anugerah dan kasih Allah kepada manusia.
Dalam PL kata dosa adalah khattat (Kel 32:30) serta istilah khet (Maz 51:11). Istilah ini muncul ratusan kali dalam PL untuk menjelaskan "pikiran yang tidak mengenai sasaran atau membuat salah". Istilah pesya (Ams 28:13) artinya pemberontakan aktif atau pelanggaran terhadap kehendak Allah. Ada juga istilah syaga (Im 4:12) menjelaskan tentang pikiran yang memilih jalan sesat. Istilah lain adalah awon (I Raj 17:18) yang berarti memutar di mana dihasilkan dari dosa yang menimbulkan rasa bersalah.
Dalam PB kata dosa adalah hamartia (Mat 1:21) yang berarti tidak kena sasaran dan meliputi gagasan kegagalan, salah dan perbuatan jahat. Adikia (I Kor 6:8) yang berarti ketidakjujuran
10 / 14
Pengajaran Tentang Manusia dan Dosa (Sebagian Materi Kuliah Teologi Sistematika) Written by Daniel Ronda Tuesday, 13 November 2012 01:53 - Last Updated Tuesday, 13 November 2012 01:55
atau ketidakadilan. Ada juga istilah parabasis (Rm 4:15) mengenai pelanggaran hukum. Istilah anomia (I Yoh 3:4) berarti tidak ada hukum. Asebeia (Tit 2:12) yang berarti tidak mengenal Allah, dan juga ptaio berarti tergelincir secara moral (Yak 2:10).
Dari istilah-istilah di atas dapat disimpulkan bahwa sifat dosa yang paling hakiki adalah bertujuan memberontak melawan Allah (Maz 51:6; Rm 8:7; Yak 4:4). Kita tidak bisa menguranginya dengan menjelaskan bahwa dosa berarti pementingan diri sendiri atau kesombongan. Dosa adalah menjelaskan bahwa manusia ingin mengambil tempat sebagai Allah (Kej 3:5). Peristiwa kejatuhan menjelaskan tentang pemberontakan manusia dengan mempertanyakan integritas Allah.
b. Jangkauan Dosa
Akibat dari dosa adalah bahwa semua manusia telah berbuat dosa dan tidak ada seorang pun yang benar (Rm 3:1-10, 23; Maz 14:1). Di sini menggambarkan bahwa jangkauan dosa bersifat universal. Hanya manusia Yesus yang tidak berdosa (Ibr 4:15). Keuniversalan dosa bersifat menyeluruh kepada semua manusia di segala abad dan tempat.
Tetapi penyebaran dosa bukan hanya secara waktu dan tempat, tetapi juga memengaruhi seluruh eksistensi manusia menjadi rusak total (total depravity). Kehendaknya, pikiran dan pengertian, perasaaan, ucapan dan perilaku manusia telah rusak semuanya. Jadi seluruh kepribadian manusia telah rusak oleh karena dosa. Dosa telah merusak inti dari esensi manusia yaitu hati-nya (Mrk 7:21-23).
Memang ada kelihatan orang baik, tetapi kalau diamati tidak ada lagi manusia yang dikatakan baik itu statusnya asli sebelum kejatuhan manusia. Kejatuhan secara total ini menyebabkan kita memerlukan penebusan secara total di dalam Kristus. Jadi kerusakan total berarti bahwa ia tidak memiliki kemampuan secara total untuk menyelamatkan dirinya.
c. Dosa Warisan
Ketidaktaatan Adam menghasilkan dosa warisan bagi manusia selanjutnya, di mana Alkitab
11 / 14
Pengajaran Tentang Manusia dan Dosa (Sebagian Materi Kuliah Teologi Sistematika) Written by Daniel Ronda Tuesday, 13 November 2012 01:53 - Last Updated Tuesday, 13 November 2012 01:55
mengajarkan bahwa dosa Adam melibatkan seluruh umat manusia (Rm 5:12). Apakah itu dosa warisan. Kita harus mengerti bahwa maksudnya adalah bahwa persatuan dengan Adam sebagai perwakilan manusia telah membuat kita berdosa dan oleh persatuan di dalam Yesus membuat kita dibenarkan.
PENGARUH DOSA
1. Dalam hubungan dengan Allah
Dosa menyebabkan: (1) manusia tidak layak untuk menghadap Allah; (2) tidak sanggup melakukan kehendak Allah; (3) tidak benar di hadapan Allah; (4) tidak peka lagi terhadap Firman Allah. Semua ini nampak dalam keangkuan manusia menentang pemerintahan Allah. Akibatnya manusia di bawah kutukan hukum dosa.
2. Dalam hubungan dengan sesama manusia
Kelihatan dosa menyebabkan Adam dan Hawa saling mempersalahkan, yang terus berlanjut kepada kehidupan manusia yang saling menyalahkan. Dosa akhirnya menyebabkan konflik antara sesamanya. Begitu pula dosa menghasilkan eksploitasi manusia atas manusia.
3. Dalam hubungan dengan dirinya
Dosa menyebabkan ada "perkelahian" dalam dirinya yang mengakibatkan ada ketakutan dalam dirinya, atau menghasilkan pemujaan diri, bahkan penipuan pada diri sendiri. Akibatnya juga muncul rasa malu dan hilang kepercayaan diri sendiri.
4. Dalam hubungan dengan alam
12 / 14
Pengajaran Tentang Manusia dan Dosa (Sebagian Materi Kuliah Teologi Sistematika) Written by Daniel Ronda Tuesday, 13 November 2012 01:53 - Last Updated Tuesday, 13 November 2012 01:55
Manusia dalam melihat alam tidak lagi melihatnya sebagai ciptaan Allah yang harus dipelihara, tetapi mengeksploitasinya sehingga menimbulkan berbagai macam pencemaran dan kehancuran. Manusia tidak lagi hidup harmonis dengan alam.
STATUS DOSA DALAM KEHIDUPAN ORANG PERCAYA
Bahwa manusia akhirnya hanya dapat diselamatkan oleh intervensi ilahi yaitu Kristus sendiri. Tetapi apakah manusia terbebas dari dosa? Akibat kejatuhannya, maka manusia tetap berpotensi untuk jatuh ke dalam dosa. Namun pengampunan senantiasa diberikan kepada kita (I Yoh 1:9) dan yang paling penting adalah kita tidak lagi di bawah hukuman kutuk dosa. Di dalam proses kehidupan manusia setelah percaya inilah disebut proses pengudusan (sanctification), di mana manusia selalu meminta Roh Kudus berkarya di dalam dirinya dan mengingatkan manusia akan dosanya. Pemazmur selalu mengingatkan dirinya bahwa penting baginya untuk meminta Allah menguji dirinya sendiri dan mengenali jalannya.
PERJANJIAN PENEBUSAN ALLAH
Bahwa Allah telah menetapkan pada diriNya suatu perjanjian penebusan bagi manusia yang sudah jatuh ke dalam dosa. Ia sendiri datang mencari manusia dan berinisiatif menyelamatkan manusia. Ia menetapkan kovenan (perjanjian) dalam menyelamatkan manusia. Ada dua perjanjian yang Allah berikan:
1. Perjanjian Penebusan
Sejak semula Allah telah menubuatkan bahwa Yesus Kristus akan datang ke dunia menjadi manusia untuk menyelamatkan manusia (Ibr 7:22). Dia adalah Adam yang kedua yang memberikan kehidupan (1 Kor 15:45).
2. Perjanjian Anugerah
13 / 14
Pengajaran Tentang Manusia dan Dosa (Sebagian Materi Kuliah Teologi Sistematika) Written by Daniel Ronda Tuesday, 13 November 2012 01:53 - Last Updated Tuesday, 13 November 2012 01:55
Setelah diselamatkan oleh karya Kristus, maka orang yang telah ditebus diikat dalam perjanjian anugerah di mana dia dinyatakan sebagai milik Allah, dan Allah menganugerahkan kepadaNya segala berkat keselamatannya dan berbagai pemberian dengan iman. Perjanjian ini bukan usaha manusia mendapatkan keselamatan tetapi ada tanggung jawab untuk mengikat diri dalam perjanjian berkat Allah yaitu ketaatan.
14 / 14