1
PENGADAAN PORTAL OTOMATIS BERUPA SENSOR DI JALUR BUSWAY DALAM MENGATASI PENYALAHGUNAAN JALUR BUSWAY OLEH PENGENDARA UMUM DI DKI JAKARTA
Mad Yandi, Akbar Darmawan, Ipnu Candra Jurusan Teknik Mesin, Universitas Sebelas Maret, Surakarta Jalan Ir. Sutami 36A Kentingan Surakarta 57126 telp/fax. (0271) 632163
PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Angka kecelakaan lalu lintas yang melibatkan bus transjakarta mengalami peningkatan setiap tahun. Faktor utamanya adalah semua koridor busway tidak steril karena dimasuki kendaraan lain. Padahal, Pemprov DKI melarang keras kendaraan lain memasuki jalur tersebut. Faktor lainnya, banyak warga Jakarta yang menyeberang di koridor busway dengan tidak hati-hati sehingga tertabrak transjakarta. Padahal, Pemprov DKI telah menyediakan jembatan penyeberangan orang (JPO) agar masyarakat aman saat menyeberang jalan. Sayangnya, JPO ini jarang dimanfaatkan warga. Namun, tidak sedikit juga kasus kecelakaan yang diakibatkan kelalaian dari sopir bus. Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta mencatat, pada awal beroperasinya busway tahun 2004, kasus kecelakaan yang melibatkan transportasi berbasis bus rapid transit (BRT) ini hanya lima kasus tanpa menimbulkan korban jiwa. Sebab, saat itu baru ada satu koridor yang beroperasi, yaitu Koridor I (Blok M-Kota). Penjagaannya pun dilakukan ekstra ketat sehingga boleh dibilang koridor ini 95 persen steril dari pelintasan kendaraan bermotor nontransjakarta. Namun, seiring dengan bertambahnya jumlah koridor sejak 2006, kasus kecelakaan di jalur busway meningkat cukup tinggi. Pada tahun 2006, sejak beroperasinya Koridor II, kasus kecelakaan yang terjadi di dua koridor itu mencapai 31 kasus. ( Kompas, 25 Desember 2009) Saat beroperasinya Koridor III, IV, V, dan VI, kasus kecelakaan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Tahun 2007, BLU Transjakarta mencatat telah terjadi 66 kasus kecelakaan. Lonjakan kasus secara tajam terjadi pada tahun 2008, yaitu mencapai 167 kasus kecelakaan. Dari jumlah tersebut, 13 orang tewas, 42 orang mengalami luka-luka, dan 112 kasus lainnya menimbulkan kerugian materi yang cukup besar. Kemudian saat Koridor VII dan VIII beroperasi pada tahun 2009, angka kecelakaan hingga Oktober 2009 menembus 268 kasus. ( Kompas, 25 Desember 2009) Dari jumlah tersebut, 12 orang di antaranya tewas, 36 orang mengalami luka berat, dan 220 mengalami luka ringan/kerugian materi. Sepanjang tahun
2
2009, rekor tertinggi kasus kecelakaan terjadi pada bulan Oktober 2009, yaitu mencapai 67 kasus. Jika dibandingkan dengan 2008, kecelakaan di jalur busway pada 2009 hingga Oktober mengalami peningkatan sekitar 10-20 persen.( Media Indonesia, 23 oktober 2009) Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober
Jumlah Kasus 20 14 16 18 19 17 20 39 38 67
Luka berat 3 1 3 1 5 3 5 12 2 1
Meninggal 1 3 2 3 2 0 1
Tabel 1. Kasus Kecelakaan di Jalur Busway Sepanjang 2009 (Sumber: Badan Layanan Umum Transjakarta tahun 2009) Selama ini, upaya-upaya yang dilakukan pemerintah DKI masih minim. Satuan petugas(satgas) yang sudah ada seharusnya bisa dimaksimalkan oleh BLU(Badan Layanan Umum) untuk bisa mensterilkan jalur busway dari kendaraan umum. Sejauh ini, pemerintah DKI hanya mengandalkan portal-portal yang dijaga oleh beberapa petugas yang masih bersifat manual. Petugas akan membuka portal ketika ada busway lewat dan menutupnya kembali ketika busway berlalu. Melihat dari fakta diatas, maka pemerintah DKI harus memliki terobosan lain untuk bisa mengatasi masalah ini. Salah satu opsinya adalah dengan mengganti portal-portal manual tersebut dengan portal otomatis yang memiliki sensorik atau pengendalian dengan remote control. Dengan penggunaan portal otomatis ini, maka setiap portal tidak perlu dijaga oleh petugas dan penggunaannya lebih praktis. Dengan terobsan seperti ini, kendaraan umum tidak bisa memasuki jalur yang dilewati busway. Sehingga, angka kecelakaan dijalur busway dapat ditekan peningkatannya, kedatangan busway bisa tepat waktu, penumpang busway bisa terjamin keselamatannya dan bisa mengurangi kemacetan di Jakarta. Tujuan Selaras dengan permasalahan yang telah diuraikan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan karya tulis ini adalah: 1. Mengetahui seberapa perlu pengadaan portal otomatis untuk jalur busway didaerah DKI Jakarta. 2. Mengkaji pengadaan portal otomatis agar mensterilkan jalur busway.
3
3. Mengkaji seberapa jauh pengadaan portal otomatis dapat mengentaskan angka kecelakaan di jalur busway. 4. Mengetahui keunggulan portal otomatis dibanding portal manual yang dipakai sebelumnya. Manfaat Karya tulis ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pemerintah daerah DKIJakarta. Manfaat yang ingin diperoleh dari pembuatan karya tulis ini adalah: 1. Memberikan gambaran kepada pemerintah DKI Jakarta mengenai perlunya portal otomatis untuk busway dalam mensterilkan jalur busway dari pengendara umum. 2. Memberikan gambaran mengenai pengadaan portal busway dalam mencegah kecelakan di jalur busway. 3. Memberikan gambaran menganai keunggulan portal otomatis dibandingkan dengan portal yang dipakai selama ini.
GAGASAN Kondisi Jalur Busway di DKI Jakarta Mengigat banyaknya kecelakaan yang terjadi di jalur busway, kondisi jalur busway di Jakarta tidak bisa dikatakan baik. Jumlah kecelakaan, jika dilihat dari data statistik, dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. Hal ini diperparah dengan adanya korban yang meninggal dunia yang tidak sedikit. Kecelakaan lalu lintas di jalur busway pada 2008 adalah sebanyak 167 kasus. Dari kasus tersebut, sedikitnya 13 orang meninggal dunia, 42 orang luka-luka dan 112 kasus lainnya menimbulkan kerugian. Rata-rata penyebabnya adalah akibat penyerbotan di jalur busway oleh kendaraan umum. Jumlah kecelakaan mulai meningkat ketika terjadi penambahan koridor pada tahun 2006. Dari delapan koridor busway, Koridor III(Kalideres-Harmoni) merupakan Koridor yang paling rawan terjadi kecelakaan. Di tahun 2009, sepanjang Januari-Oktober, tercatat ada 39 kasus di jalur Koridor ini. Dari kasus ini, 7 orang meninggal dunia, 8 orang luka-luka dan 32 kasus yang mengalami kerugian materi. Keadaan ini diperparah dengan banyaknya penduduk Jakarta memilih menggunakan kendaraan pribadi daripada menggunakan busway. Hal ini membuat kemacetan di Jakarta semakin akut. Yayasan Pelangi Indonesia (YPI) menyebutkan, saat ini jumlah kendaraan bermotor yang bergerak di Jakarta setiap hari mencapai 4,95 juta, dengan perincian kendaraan roda dua 53 persen, mobil pribadi 30 persen, bus 7 persen, dan truk 10 persen. Jumlah ini belum ditambah dengan kendaran yang datang dari luar Jakarta. Kendaraan dengan jumlah banyak tersebut akan membuat kemacetan tidak dapat dihindari. Dipreiksi lalu lintas di Jakarta akan macet total pada 2014.
4
Banyak kalangan menganggap, pembangunan jalan busway hanya memperparah kemacetan di Jakarta. Sebagai contoh, pembangunan infra struktur untuk jalur busway Koridor VIII sampai X. Koridor VIII mengambil rute dari Lebak Bulus-Jalan Arteri Pondok Indah-Jembatan Layang Permata Hijau-Jalan Panjang-Jalan Daan Mogot (Grogol)- Harmoni Central Busway sepanjang 18 kilometer. Koridor IX sepanjang 15 km, akan melewati Cililitan- Letjen SutoyoMT Haryono-Gatot Subroto-Semanggi-Grogol-Pluit. Sedangkan Koridor X juga sepanjang 15 kilometer akan melintasi kawasan Cililitan-Letjen Sutoyo- DI Panjaitan-A Yani- Yos Sudarso-Tanjung Priok. Kemacetan panjang terjadi karena pembangunan jalur busway di ketiga koridor itu telah mengambil satu lajur jalan, yang berarti menyempitkan ruang gerak kendaraan lain yang menggunakan jalan biasa. Rasa kesal pun ditujukan kepada busway, yang dipandang sebagai penyebab kemacetan luar biasa ini. Strategi Pemecahan Masalah Busway Sebenarnya, pemeritah DKI Jakarta bukan tanpa perlawanan. Sudah banyak solusi yang telah direncanakan oleh pemerintah DKI Jakarta tetapi belum berjalan baik. Sejauh ini, solusi yang diterapkan oleh pemerintah DKI adalah dengan memasang portal-portal manual yang masih dijaga oleh petugas. Portalportal ini rencananya akan ditambah pada tahun 2010. Pemeritah DKI merencanakan penambahan 35 portal yang akan disebar pemasangannya di delapan Koridor, yang telah beroperasi. Penambahan portal juga pernah dilakukan pada tahun 2009 yaitu sebanyak 6 portal. Itupun masih belum bisa dianggap berhasil karena pengendara umum masih bisa menerobos masuk ke jalur busway. Pemerintah DKI merencanakan pengoperasian 2 Koridor lagi pada 2010 ini yaitu Koridor IX( Pinang Ranti-Pluit) dan Koridor X( Cililitn-Tanjung Priok). Pra kualifikasi lelang untuk pengadaan bus untuk koridor IX dan X telah dilakukan dengan rincian 139 bus yakni 114 bus single dan 25 bus gandeng (articulated bus). Pemerintah DKI juga memberikan pengarahan kepada para operator busway yang berjumlah 992 operator. Hal ini dianggap perlu karena dianggap kelalaian para operator juga ada dalam terjadinya beberapa kecelakaan di jalur busway seperti tidak mengurangi kecepatan ketika melintasi jalur berputar dan sebagainya. Pada pertengahan 2009, Pemprov DKI membuat kebijakan untuk mengatasi kemacetan yaitu membuka Koridor I samapai VII untuk kendaraan non busway. Namun, hal tersebut tidak banyak diketahui oleh pengguna jalan atau pengendara umum. Hal ini lebih disebabkan pemerintah kurang mengadakan sosialisasi. Hal ini terlihat di dijalur busway Korior II diperempatan Cempaka Mas padahal terjadi penumpukan jalan di perempatan tersebut. Tidak terlihat juga petugas-petugas yang berusaha mengarahkan pengendara umum untuk melintasi jalur busway. Pada Agustus 2009, Badan Layanan Umum (BLU) bekerja sama dengan Dinas Perhubungan Jakarta dan Poda Metro Jaya melakukan sosialisasi dalam mensterilkan jalur busway dari kendaraan umum. Dengan sosialisasi ini diharapkan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam berlalu lintas dan tidak ada lagi kendaraan umum yang masuk ke jalur busway. Sosialisasi dimulai pada
5
pukul 7 pagi dan dilakukan di sejumlah titik di Jakarta yang sering diserobot oleh sepeda motor ataupun mobil. Portal Otomatis Sebagai Solusi
1.
2.
3.
4.
Dari kekurangan-kekurangan yang telah dipaparkan diatas, pemerintah DKI Jakarta sebaiknya merumuskan rencana-rencana baru untuk mengatasi permasalahan tersebut. Apalagi menurut pasal 158 UU nomor 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas, angkutan busway harus didukung dengan lajur khusus yang steril dari angkutan lain. Salah satu rencananya adalah dengan mengganti portalportal manual dengan portal-portal otomatis. Portal-portal otomatis tersebut bekerja berdasarkan sensor yang dihasilkan oleh busway ketika hendak melalui portal dan akan menutup secara otomatis ketika busway berlalu. Hal ini tentu berbeda dengan sistem portal manual yang telah dipakai pemerintah DKI Jakarta selama ini. Portal manual, jika dibanding dengan portal otomatis, sangat terlihat tidak praktis. Hal ini karena portal-portal manual masih dijaga oleh petugas. Meski begitu, portal-portal itu masih sering diterobos oleh para pengendara umum. Hal ini menyebabkan kecelakaan di jalur busway sulit dihindari. Untuk merealisasikan gagasan tersebut, perlu dukungan dari berbagai pihak. Pihak-pihak tersebut adalah: Badan Layanan Umum (BLU) Transjakarta Rencana-rencana yang terkait tentang pengadaan portal baru tentu perlu mendapat dukungan dari BLU. Hal ini dilatarbelakangi oleh peran BLU sebagai pengelola transjakarta. Polda Metro Jaya Selama ini kerjasama yang dilakukan antara Departemen Perhubungan (Dephub), Badan Layanan Umum dan Polda Metro Jaya belum berjalan baik. Dengan adanya rencana pengadaan portal otomatis ini, Polda Metro Jaya dan 2 instasi terkait dapat menjalin kerjasama yang sinergis kembali. Peran Polda Metro Jaya tentunya saja untuk menjaga kelancaran jalur busway sekaligus pihak yang melakukan sosialisasi kepada masyarakat. Dinas Perhubungan Peran Dinas Perhubunga DKI Jakarta sangat dibutuhakan dalam menjalankan rencana ini. Peran Dishub DKI Jakarta tentu saja sebagai pihak yang bertanggungjawab dalam pengadaan portal-portal otomatis. Masyarakat Masyarakat dalam hal ini adalah pengandara umum yang menggunakan kendaraan pribadi. Kesadaran masyarakat sangat diperlukan untuk menaati peraturan-peraturan yang telah ada sehingga hal-hal yang tidak diinginkan dapat dihindari. Kerja sama yang baik dari keempat unsur di atas akan memudahkan untuk mengimplementasikan beberapa strategi yang telah dipaparkan di atas.
6
KESIMPULAN Perencanaan pengoperasian portal otomatis Portal otomatis bekerja berdasarkan sensor yang yang dihsilkan oleh busway. Artinya, portal akan membuka dan menutup secara otomatis setiap kali busway lewat. Portal-portal akan ditempatkan di setiap Koridor dan akan dibuat naikturun. Hal ini dimaksudkan agar pengendara umum tidak bisa membuka portal dengan paksa. Hal ini sangat berbeda jika dibandingkan dengan portal otomatis yang pernah dipasang di Halte busway Kwitang. Portal otomatis berupa sensor yang masih dalam tahap ujicoba tersebut diterobos atau ditabrak paksa oleh mobil, motor dan sebuah bus transjakarta yang melintas dengan kecepatan lebih tinggi. Kejadian ini terjadi pada hari pertama ujicoba padahal uji coba direncanakan akan dilaksanakan selama dua bulan. Portal-portal tersebut juga akan dipasangi lampu. Ini dimaksudkan agar pengendara umum mengetahui bahwa jalur busway telah dipasang portal. Dengan adanya lampu tersebut, resiko kecelakaan bisa dikurangi terutama pada malam hari. Pemasangan lampu membuat keberadaan portal pada malam hari bisa terlihat oleh pengendara umum sehingga kecelakaan bisa dihindari. Untuk merealisasikan rencana yang telah dipaparkan diatas, diperlukan langkah-langkah yang nyata dalam pelaksanaannya. Hal ini mengingat seringnya solusi-solusi yang ditawarkan pemerintah DKI Jakarta tidak mendapat respon ynag baik dari masyarakat. Sebagai awalan, dilakukan analisis lokasi yang tepat. Langkah ini berguna untuk mengetahui lokasi-lokasi mana saja yang sering diterobos atau yang sering terjadi kecelakan. Langkah-langkah selanjutnya dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat pada umumnya. Hal ini dimaksudkan sebagai upaya pengenalan sistem baru kepada masyarakat sekaligus sebagai tahapan sosialisasi. Langkah selanjutnya, portal-portal otomatis tersebut dijaga oleh petugas-petugas untuk sementara waktu. Langkah ini kurang lebih dilakukan selama enam bulan. Tahap selanjutnya yaitu mensterilkan portal-portal dari penjagaan otomatis kemudian diikuti dengan tahap evaluasi. Tahap evaluasi dilakukan setelah satu tahun portal-portal tersebut beroperasi. Hasil evaluasi berguna untuk menyusun langkah-langkah selanjutnya. Secara umum langkahlangkah tersebut dapat digambarkan dengan diagram alir berikut.
7
Analisis Lokasi
Penyuluhan dan Sosialisasi
Pengoprasian Portal
Penjagaan Portal oleh Petugas
Mensterilkan Portal dari Petugas
Evaluasi
Gambar 1: Diagram alir penerapan portal otomatis Tahapan-tahapan di atas merupakan gambaran umum dari langkahlangkah yang akan ditempuh dalam penerapan portal otomatis di jalur busway. Uraian mengenai langkah-langkah di atas dapat dijabarkan sebagai berikut: 1. Analisis Lokasi Analisis mengenai lokasi merupakan awalan dari rentetan langkah yang akan dilakukan dalam penerapan portal tomatis di jalur busway. Langkah ini bertujuan mengetahui gambaran secara umum lokasi mana yang strategis untuk dipasangi portal. Lokasi hendaknya berada pada titik yang rawan kecelakaan. 2. Penyuluhan dan Sosialisasi Tahap penyuluhan bertujuan untuk memberikan pengarahan pada masyarakat khususnya pengendara umum tentang sistem baru yang akan dipakai di jalur busway. Sedangkan tahap sosialisai bermaksud untuk mengenalkan sistem portal otomatis dan memberikan informasi mengenai peraturan-peraturan mengenai jalur busway. Tahap ini sekaligus memberikan pembinaan dan
8
pembekalan kepada masyarakat. Hal ini penting mengingat kurangnya sosialisasi yang dilakukan pihak transjakarta selama ini. Penyuluhan dan sosialisasi sebaiknya disampaiakan secara bertahap. Tahapan ini sebaiknya dimulai dari kelompok-kelompok kecil seperti memberikan penyuluhan dan sosialisasi kepada satu RT ke RT yang lain. Hal ini bertujuan agar materi penyuluhan dan sosialisasi dapat diterima dengan baik. Tahap ini juga bisa dilakukan dengan memasang iklan dan spanduk disepanjang jalan. Iklan dan spanduk dapat berisi anjuran dan peraturan. 3. Pembangunan Portal Otomatis Tahap ini merupakan proses pembangunan portal otomatis. Tahap ini dilaksanakan pada lokasi yang telah ditinjau sebelumnya. Pembangunan harus memperhatikan aspek-aspek keamanan, kesehatan, ekonomi dan lingkungan hidup. 4. Uji Kelayakan Uji kelayakan diperlukan setelah proses pembangunan selesai. Uji kelayakan berfungsi untuk mengetahui sejauh mana porta otomatis dapat beroperasi sesuai dengan yang direncanakan. Jika masih terdapat kekurangan, perbaikan harus dilakukan sebelum operasi dimulai. 5. Pengoperasian Portal Tahapan ini dilaksanakan pada lokasi strategis yang telah dianalisis atau ditinjau sebelumnya. Tahapan ini dlaksanakan oleh BLU (Badan Layanan Umum) selaku pengelola dari busway transjakarta dan Dinas Perhubungan. 6. Penjagaan Portal oleh Petugas Mengingat portal-portal yang selama ini telah beroperasi sering diterobos secara paksa oleh pengendara umum, maka dalam jangka 6 bulan portal-portal perlu dijaga oleh petugas. Tahapan ini hendaknya dilakukan oleh satlantas selaku pihak yang berkewajiban untuk memperlancar lalu lintas. Langkah ini juga membutuhkan kerjasama dari Polda Metro Jaya. 7. Mensterilkan Portal dari Petugas Setelah dilakukan penjagaan selama 6 bulan, portal otomatis tersebut disterilkan dari penjagaan petugas. Hal ini bertujuan untuk melihat reaksi masyarakat ketika portal tidak dijaga oleh petugas. 8. Evaluasi Setiap tindakan yang terencana memerlukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan usaha tersebut. Evaluasi ini berguna sebagai parameter sejauh mana perkembangan jalur busway setelah dipasangi portal otomatis. Evaluasi dilakukan setelah satu tahun pengoperasian portal kemudian dilakukan secara rutin setiap bulan. Hasil evaluasi digunakan sebagai dasar untuk mengambil tidakan-tindakan lanjutan. Jika hasil evaluasi menunjukan perkembangan positif, maka sistem ini sudah cocok dijadikan solusi untuk permasalahan busway. Jika hasil evaluasi menunjukan perkembangan negatif, maka sistem portal otomatis tersebut perlu dibenahi dan dikaji ulang.
9
Keuntungan pengoperasian portal otomatis Banyak keuntungan dan manfaat yang dapat diperoleh dari rencana pengoperasian portal ini. Keuntungan dan manfaat ini tidak hanya dapat dinikmati oleh masyarakat sekitar Jakarta saja tetapi juga dapat memberikan dampak yang baik bagi warga luar Jakarta. Berkut ini adalah keuntungan yang dapat diperoleh dari pembangunan portal otomatis ini: 1. Mensterilkan jalur busway Selama ini, jalur busway selalu di salahgunakan oleh angkutan nonbusway baik itu angkutan kota atau kendaraan pribadi. Pembangunan portal manual yang selama ini dilakukan oleh pemerintah DKI juga tidak dapat membantu untuk mensterilakan jalur busway. Portal otomatis yang pernah dioperasikan oleh DKI Jakarta pun rusak karena diterobos paksa oleh pengendara umum. Tidak sterilnya jalur busway banyak mengakibatkan kecelakaan dijalur busway itu sendiri. Portal otomatis yang dibuat naik turun sudah tentu sulit untuk diterobos secara paksa oleh pengandara lain. Dengan sisitem seperti ini, tentu kecelakaan dijalur busway dapat dihindari sehingga tidak memakan korban lagi. Dengan sterilnya jalur busway juga dapat menghemat konsumsi bahan bakar untuk busway. 2. Kedatangan busway dapat tepat waktu Selama ini, hal mengakibatkan keterlambatan busway adalah karena jalur busway sering digunakan oleh angkutan nonbusway. Keadaan ini mengakibatkan ketidaklancaran busway karena jalur digunakan angkutan nonbusway. Hal ini mengakibatkan jalur yang dikhususkan untuk busway juga digunakan oleh angkutan nonbusway sehingga kedatangan busway terganggu. Dengan adanya portal otomatis ini, jalur busway dapat steril dari kendaran lain sehingga waktu tempuh bus transjakarta bisa lebih cepat. Selain itu, waktu headway-waktu jeda antar bus- bisa dipersingkat sehingga meningkatkan kualitas pelayanan. 3. Mengurangi jumlah kecelakaan dijalur busway Dari tahun ke tahun kecelakaan di jalur busway terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2009, jumlah kasus kecelakaan lalu lintas di jalur busway meningkat sekitar 10-20 persen jika dibanding dengan tahun 2008. Tidak sterilnya jalur busway adalah penyebabnya. Beroperasinya portal otomatis dapat mengurangi angka tersebut karena dengan adanya portal otomatis maka jalur busway dapat steril dari kendaraan umum. 4. Lebih praktis jika dibanding portal manual Portal otomatis akan bekerja dengan sendirinya ketika busway akan lewat atau pun berlalu. Sisitem ini tentu berbeda dengan portal manual yang selama ini dioperasikan oleh pemerintah dki jakarta. Selain masih dijaga petugas, portal manual juga sering memberikan celah bagi pengendara lain untuk masuk ke jalur busway. 5. Mengurangi jumlah kendaraan yang melintas di kota Jakarta
10
Jumlah kendaraan yang masuk ke Jakarta bisa mencapai 5 juta unit lebih setiap hari. Laju perkembangan jumlah kendaraan setiap tahun mencapai 11%. Angka ini tidak diikuti dengan perkembangan jalan yang hanya mencapai 1% setiap tahun. Hal ini mengakibatkan jalan-jalan di Jakarta sangat padat sehingga menimbulkan kemacetan. Lancarnya jalur busway serta kedatangan yang tepat waktu akan membuat masyarakat lebih memilih menggunakan jasa angkut busway ketimbang menggunakan kendaraan pribadi. Keadaan ini akan memaksa pengendara yang menggunakan kendaraan pribadi untuk beralih keangkutan massal busway dan akan mengakibatkan jumlah kendaraan pribadi di jakarta akan berkurang. Dengan demikian, kemacetan di jakarta dapat dikurangi. Keadaan ini akan sangat bermanfaat bagi warga jakarta karena dengan lancarnya lalu lintas jakarta maka laju pertumbuhan ekonomi akan lancar pula.
DAFTAR PUSTAKA agar steril portal busway akan ditambah .http:// bisniskeuangan.kompas.com/ read/ 2010/ 01/ 04/ 21320949/ Agar.Steril..Portal.Busway.Akan.Ditambah. Diakses 24 Januari 2010 http://id.wikipedia.org/wiki/Transjakarta. Diakses 29 Januari 2010 masih banyak dilanggar pengendara.http:// www.indosiar.com/ fokus/ 76255/ masih-banyak-dilanggar-pengendara. Diakses 30 Januari 2010 mulai besok di jalur rawan penyerobotan.http:// www.indosiar.com/ fokus/ 76185/ mulai-besok-di-jalur-rawan-penyerobotan. Diakses 29 Januari 2010 gebernur:portal busway perlu ditambah.http:// lebihcepat.com/ nasional/ 34berita-nasional/ 11260-gubernur-portal-busway-perlu-ditambah.html. Diakses 24 Januari 2010 portal busway rusak dihari pertama ujicoba.http:// www.antara.co.id/ arc/ 2008/ 10/ 16/ portal-busway-rusak-di-hari-pertama-ujicoba/. Diakses 29 Januari 2010 portal busway.http:// 74.125.155.132/ search?q=cache:6Cuv0ArlixQJ:www.antara.co.id/ print/ 124159187+portal+busway&cd=43&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefoxa. 30 Januari 2010 jalur busway akan dipasang palang pintu otomatis.http:// mycityblogging.com/ jakarta/ 2008/ 09/ 01/ jalur-busway-akan-dipasang-palang-pintu-otomatis/. Diakses 24 Januari 2010
11
pemasangan portal busway jalan terus.http:// www.inilah.com/ news/ politik/ 2008/ 10/ 17/ 55663/ pemasangan-portal-busway-jalan-terus/. Diakses 29 Januari 2010 banyaknya kendaraan pribadi yang menggunakan jalur busway.http:// suarapembaca.detik.com/ read/ 2009/ 05/ 07/ 141703/ 1127839/ 283/ banyaknya-kendaraan-pribadi-yang-menggunakan-jalur-busway. Diakses 29 Januari 2010 kecelakaan dijalur busway meningkat.http:// 74.125.155.132/ search?q=cache:m1vaGX5EFzsJ:www.mediaindonesia.com/ read/ 2009/ 10/ 23/ 101802/ 35/ 5/ Kecelakaan-di-Jalur-Busway-Meningkat-+Kecelakaandi-Jalur-Busway-Meningkat-&cd=2&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefoxa. Diakses 24 Januari 2010. jalur busway sudah pada rusak.http:// www.matabumi.com/ berita/ jalurbusway-sudah-pada-rusak. Diakses 29 Januari 2010 palang pintu otomatis akan dipasang dijalur busway.http:/ / www.republika.co.id/ berita/ 5222/ palang_pintu_otomatis_akan_dipasang_di_jalur_busway. Diakses 29 Januari 2010 sepanjang 2009 angka kecelakaan busway 268 kasus.http:// megapolitan.kompas.com/ read/ 2009/ 12/ 25/ 13281751/ Sepanjang.2009..Angka.Kecelakaan..quot.Busway.quot..268.Kasus. Diakses 24 Januari 2010