PENETRASI SOSIAL DAN DAKWAH STEVEN INDRA WIBOWO DALAM PEMBINAAN MUALAF DI MUALAF CENTER INDONESIA
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Sarjana Ilmu Sosial (S. Sos)
Oleh: Agun Akbar Tabrani NIM: 1112051000117
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H/ 2016M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul “Penetrasi Sosial dan Dakwah Steven Indra Wibowo dalam Pembinaan Mualaf di Mualaf Center Indonesia”, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada Selasa, 27 September 2016. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial (S. Sos) pada program studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Jakarta, 27 September 2016 Sidang Munaqasyah Ketua
Sekretaris
Dr. H. Roudhonah, M.Ag NIP. 19580910 198703 2 001
Dedi Fahrudin, M.Ikom NIP. 19791208 201411 1 001
Penguji I
Penguji II
Dr. H. A. Ilyas Ismail, MA NIP. 1963045 199403 1 001
Umi Musyarrofah, MA NIP. 1971081 6199703 2 002
Dosen Pembimbing
Fita Fathurrokhmah, M.Si NIP. 1983061 0200912 2 001
ii
PENETRASI SOSIAL DAN DAKWAH STEVEN INDRA WIBOWO DALAM PEMBINAAN MUALAF DI MUALAF CENTER INDONESIA Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Sarjana Ilmu Sosial (S. Sos)
Oleh: Agun Akbar Tabrani NIM: 1112051000117
Dosen Pembimbing,
Fita Fathurrokhmah, M.Si NIP. 198306102009122001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1437 H / 2016M
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1.
Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial (S. Sos) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini, saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya saya atau merupakan hasil jiplakan dari hasil karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 27 September 2016
Agun Akbar Tabrani
iv
ABSTRAK Agun Akbar Tabrani NIM: 1112051000117 Penetrasi Sosial dan Dakwah Steven Indra Wibowo dalam Pembinaan Mualaf di Mualaf Center Indonesia Maraknya isu-isu teroris yang membuat citra negatif pada umat Islam, muncullah seorang mualaf yang dilatarbelakangi oleh keingintahuannya mengenai kebenaran dalam agama Islam. Keraguan dan kebimbangan atas apa yang dipelajarinya saat memeluk agama Katholik, membuat Steven Indra Wibowo mengalami krisis kepercayaan dalam dirinya. Memulai dengan belajar Islam secara bertahap sampai mendirikan Mualaf Center Indonesia untuk membantu para mualaf mempelajari tentang agama Islam. Steven melakukan proses komunikasi antar pribadi dengan langkah-langkah penetrasi sosial dan melakukan dakwah fardiyah terhadap calon mualaf dan mualaf dimana latar belakang Steven bukanlah seorang ulama melainkan seorang mualaf juga. Berdasarkan latar belakang diatas, maka timbul pertanyaan bagaimana penetrasi sosial yang dilakukan Steven Indra Wibowo pada Orientation Stage, Exploratory Stage, Affective Stage, Stable Stage and Depenetration Stage? Dan bagaimana tahapan dakwah Steven Indra Wibowo dalam membina mualaf di Mualaf Center Indonesia?. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivisme dimana realitas ada merupakan hasil konstruksi dari kemampuan berfikir seseorang. Pendekatan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus yang merupakan strategi penelitian dimana didalamnya menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktifitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu, aktifitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penetrasi sosial Irwin Altman dan Taylor yang membahas tentang bagaimana proses komunikasi interpersonal. Teori ini menjelaskan tentang proses terjadinya pembangunan hubungan interpersonal secara bertahap dalam pertukaran sosial. Tahapan dalam teori ini adalah Orientation Stage, Exploratory Stage, Affective Stage, Stable Stage and Depenetration Stage. Berdasarkan temuan peneliti, komunikasi interpersonal dengan langkah penetrasi sosial Steven terjadi pada lima tahap. Pada Orientation Stage, perkenalan berawal dari website. Steven maupun mualaf sangat berhati-hati untuk menyampaikan sesuatu sehingga yang dibicarakan hanya hal yang bersifat umum saja. Pada Exploratory Stage, mereka mulai membuka diri dengan informasi yang bersifat pribadi. Pada Affective Stage, mereka mengalami perasaan kritis dan evaluatif pada level yang lebih dalam. Komunikasi mereka berjalan spontan karena satu sama lain sudah merasa nyaman. Pada Stable Stage, informasi yang mereka bicarakan sudah sangat dalam mengenai soal nilai ataupun konsep diri. Pada Depenetration Stage, mereka mengalami konflik berdebat tentang agama. Akan tetapi, hubungan mereka kembali membaik dimana Steven meningkatkan informasi pengalaman-pengalaman pribadi untuk mengevaluasi pada level yang lebih dalam. Dalam tahapan dakwah, Steven mengutamakan untuk menyampaikan kebenaran karena Allah SWT, memberikan pengetahuan disesuaikan pada rukun Islam dan rukun iman serta menumbuh kembangkan dakwahnya dengan memberikan tugas yang berhubungan tentang pengetahuan Islam karena mualaf juga dibina untuk meneruskan perjalanan dakwah Steven Indra wibowo. v
KATA PENGANTAR Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya, serta shalawat dan salam senantiasa dilimpahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penetrasi Sosial dan Dakwah Steven Indra Wibowo dalam Pembinaan Mualaf di Mualaf Center Indonesia”. Dalam penyusunan skripsi memang tidak selalu mudah dan membutuhkan proses yang cukup lama. Selayaknya proses pengerjaan skripsi, ada masa dimana penulis mengalami pasang surut. Ini merupakan ujian terberat dimana terkadang fisik lelah, mental dan pikiran bertarung untuk dapat melawan rasa malas. Ditambah lagi adanya kerjaan yang harus diselesaikan terlebih dahulu dan ini membuat penyusunan skripsi sempat tertunda. Namun, semangat yang tak pernah padam untuk bisa mendapatkan gelar strata satu disertai kerja keras akhirnya bisa melawan semua rasa itu. Oleh karena itu dengan segala ketulusan, perkenankan penulis untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis, dengan bimbingan, arahan, serta semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, terutama kepada: 1. Dr. Arif Subhan, M.A, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terima kasih juga kepada Dr. Suparto, M. Ed, Ph.D selaku Wakil Dekan I Bidang Akademik, Dr. Hj. Roudhonah, M.Ag selaku wakil Dekan II Bidang Administrasi Umum, serta Dr. H. Suhaimi, M.Si selaku Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan. 2. Drs. Masran, MA selaku Ketuan Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam dan Fita Fathurokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam.
vi
3. Fita Fathurokhmah, M.Si sebagai pembimbing penulis yang telah memberikan bimbingan khusus dan petunjuk yang sangat berharga, dengan keramahannya selalu memberikan kemudahan, dorongan, bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal hingga akhir dengan penuh kesabaran dan dedikasi yang tinggi. Semoga Allah SWT memberikan keberkahan di setiap aktivitas. 4. Prof. Andi Faisal Bakti, MA, Ph. D selaku Dosen Pembimbing Akademik. 5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang memberikan ilmu dengan harap ilmu yang didapat menjadi bermanfaat kepada peneliti selama menempuh pendidikan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam urusan administrasi selama perkuliahan dan penelitian skripsi ini. 7. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, yang telah melayani peminjaman buku-buku literatur sebagai referensi dalam penulisan skripsi ini. 8. Steven Indra Wibowo selaku pimpinan Mualaf Center Indonesia, Eduard Van der Elst dan Hanny Kristianto yang telah membantu penulis untuk dijadikan narasumber dan telah meluangkan waktu serta banyak memberikan informasi yang bermanfaat selama penyusunan skripsi ini. 9. Orang tua tercinta yaitu ayah saya bernama Fachri Hasibuan dan Ibu saya bernama Suryanih Tabrani yang selalu ada untuk penulis dalam susah dan senang. Orang yang senantiasa selalu menjadi panutan bagi penulis atas ketangguhan dan keberaniannya mengajarkan manis pahitnya kehidupan.
vii
10. Dian Andriani yang telah memberikan banyak dorongan, ide, dan doa kepada penulis. Terima kasih untuk semua waktu, perhatian, dan cerita yang selama ini terukir. 11. Teman seperjuangan skripsi, Rahmat Agung Aditya, Kaisan Putra, Ajeng Eka, Anggita Maya Susanti, Nina Nurlina, Dewi Mufarrihah, Alif Prabowo, Rama Zaidhan, dan Afrizal Putra Ilmi. 12. Keluarga KONTRAS Musik dan teman-teman KKN CELEBRATION, Abdul Mughni, Adam, Laily, Siti Rizka Amalia, Jayanti, Radianti, Fadil, Bimo, Ratna, Nicky, Nadya, Febrina, Dita, Deedat, dan Rizky. Terima kasih untuk kebersamaan yang singkat namun berkesan. Semoga selalu kompak dan tetap menjaga silaturahmi. 13. Untuk semua pihak yang telah membantu dalam penelitian skripsi ini, yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis ucapkan terima kasih yang begitu besar. Semoga apa yang telah dilakukan adalah hal yang terbaik dan hanya Allah yang dapat membalas segala kebaikan dengan balasan terbaik-Nya. Amin. Akhir kata penulis hanya bisa berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan dari seluruh pihak yang telah membantu. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususnya bagi diri penulis sendiri.
Jakarta, 27 September 2016
Agun Akbar Tabrani NIM.1112051000117
viii
DAFTAR ISI
ABSTRAK .................................................................................................................... v KATA PENGANTAR ................................................................................................. vi DAFTAR ISI................................................................................................................ ix BAB I ............................................................................................................................. 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................................... 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ......................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ............................................................................................... 6 D. Manfaat Penelitian ............................................................................................. 7 E. Metodologi Penelitian ........................................................................................ 7 F. Teknik Analisis Data........................................................................................ 10 G. Pedoman Penulisan .......................................................................................... 11 H. Tinjauan Pustaka .............................................................................................. 11 I. Sistematika Penulisan ...................................................................................... 12 BAB II ......................................................................................................................... 14 LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL ............................ 14 A. Teori Penetrasi Sosial Irwin Altman dan Dalmas Taylor ................................ 14 1. Asumsi Teori Penetrasi Sosial ................................................................... 15 2. Model Teori Penetrasi Sosial ..................................................................... 16 B. Dakwah ............................................................................................................ 19 1. Pengertian Dakwah .................................................................................... 19 2. Tahapan Dakwah ....................................................................................... 19 3. Ruang Lingkup Mualaf .............................................................................. 24 BAB III ........................................................................................................................ 29 GAMBARAN UMUM ............................................................................................... 29 A. Mualaf Center Indonesia .................................................................................. 29 1. Profil Mualaf Center Indonesia .................................................................. 29 2. Tampilan Logo dan Website Mualaf Center Indonesia ............................. 30 3. Struktur Jajaran Pengurus Mualaf Center Indonesia ................................. 31 B. Profil Steven Indra Wibowo ................................................................................... 32 C. Profil Saint Michael Collage .................................................................................. 36
ix
BAB IV ........................................................................................................................ 39 TEMUAN DAN ANALISIS DATA .......................................................................... 39 A. Analisis Penetrasi Sosial Steven Indra Wibowo di Mualaf Center Indonesia . 39 B. Analisis Dakwah Steven Indra Wibowo di Mualaf Center Indonesia ............. 47 BAB V .................................................................................................................................... 57 PENUTUP ................................................................................................................... 57 A. Kesimpulan ...................................................................................................... 57 B. Saran ................................................................................................................ 59 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 60
x
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Fenomena mualaf hadir di tengah-tengah isu teroris yang menimpa umat Islam. Isu teroris tersebut membentuk citra negatif pada umat Islam. Akan tetapi, pada kenyataannya mualaf tetap memiliki ketertarikan dan keinginan kuat untuk mempelajari dan memperdalam Islam. Perkembangan
spiritual
yang
mengandung
perubahan
keyakinan
atau
kepercayaan itu mempunyai beberapa alasan yang cukup signifikan. Pindah agama tentu bukanlah suatu hal yang mudah, karena misalnya disebabkan adanya perasaan keraguan dan kebimbangan dalam menghadapi persoalan kehidupan dunia. Ketidakmampuan dan ketidakpuasan seseorang dalam menyelesaikan masalah kehidupan, cenderung mencari jalan alternatif atau solusi lain yang lebih memadai dan mencari untuk yang lebih jelas dan lebih tegas lagi. Bentuk konsep alternatif ini sangat beragam, oleh karena itu sangat tergantung pada siapa atau apa yang memengaruhi pola pikirnya.1 Pindah agama pada umumnya terjadi karena seseorang merasakan hilangnya kepercayaan diri terhadap suatu agama yang selama ini sangat diyakininya. Keyakinan yang dimaksud adalah agama yang tidak dapat memberikan ketenangan dan kedamaian jiwanya, sehingga terjadi krisis atau stagnan pada diri seseorang.2 Krisis kepercayaan ini adalah akibat ketidakpuasan terhadap agamanya yang selama ini dianut dan dianggap sebagai sandaran utama dalam mengisi kegiatan spritualnya.
1 2
Zakiah Derajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), h.160. Zakiah Derajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2005), h.164.
Dakwah dalam Islam merupakan dakwah baik dalam pemikiran dan praktek. Hal ini dapat kita lihat di dalam ayat-ayat suci Al-Quran. Al-Quran adalah wahyu Allah yang disampaikan kepada Rasul berisi pedoman, petunjuk, dan sentral segala wacana ideologi kehidupan untuk mencapai kesuksesan dan kebahagiaan dunia dan akhirat.3 Dalam rangka menjadikan Al-Quran sebagai petunjuk dan pedoman di dalam kehidupan, diperlukan langkah-langkah pasti berupa proses pengkajian, pemahaman, penafsiran dan sosialisasi nilai-nilai Al-Quran ditengah kehidupan bermasyarakat. Itulah tujuan dakwah Islamiyah, yaitu membangun nilai-nilai Islam di tengah kehidupan. Setiap perkataan, pemikiran, atau perbuatan yang secara eksplisit ataupun implisit mengajak orang ke arah kebaikan (dalam perspektif Islam), perbuatan baik, amal shaleh atau menuju kebenaran dalam bingkai ajaran Islam, juga disebut dakwah.4 Definisi dakwah yang dikemukakan oleh para ahli antara lain: “Usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perseorangan manusia dan seluruh umat tentang pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia yang meliputi amar ma’ruf nahi munkar, dengan berbagai macam media dan cara yang diperbolehkan oleh akhlak dan membimbing pengalamannya dalam perikehidupan perseorangan, berumah tangga, bermayarakat, dan bernegara” (Muhammad Natsir, 2000)
ٱْلى ىسنى ِة ىو ٰىج ِد ْْلُم بِٱلَِِّت ِه ىى ْ ٱْلِ ْك ىم ِة ىوٱلْ ىم ْو ِعظىِة ْ ِك ب ْٱدعُ إِ ى َٰل ىسبِ ِيل ىربِّ ى ِ َأىحسَ إِ َّن ربَّك هو أىعلىم ِِبَ ض َّل عَ سبِيلِ ِهۦ وهو أىعلىم بِٱلْمْه َن د ْ ى ُ ى ى ُى ْ ُ ى ى ى ى ى ُى ْ ُ ُ ْى ى “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. 3
http://www.lampuislam.org/2014/08/metode-berdakwah-untuk-mengajak-non.html, diakses 14 April pada pukul 19.10. 4 Asep Syamsul M. Romli, Komunikasi Dakwah: Pendekatan Praktis, (Bandung: ASM. Romli, 2014), h 11.
2
Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-nya dan dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk”. QS An-Nahl: 125). Dakwah ialah ajakan atau seruan ke jalan Allah yang dilakukan da’i (penyeru) kepada orang lain secara perseorangan dengan tujuan memindahkan al mad’uw pada keadaan yang lebih baik dan diridhai Allah. Dakwah memiliki 3 pengertian untuk menyingkap dan mendekatkankannya kepada akal dan hati. Ketiga pengertian tersebut adalah Mafhum Da’wah (seruan atau ajakan), Mafhum Haraki (gerakan) dan Mafhum Tanzhimi (pengorganisasian).5 Dalam tugas penyampaian dakwah Islamiyah, subjek dakwah memerlukan seperangkat pengetahuan dan kecakapan dalam bidang strategi. Selain itu, pola berpikir dengan pendekatan sistem, dimana dakwah merupakan suatu sistem dan strategi merupakan salah satu dimensinya, maka strategi mempunyai peranan dan kedudukan yang sejajar dan sederajat dengan unsur-unsur lainnya seperti tujuan dakwah, objek dakwah, sumber dakwah maupun kelengkapan dakwah lainnya. Dengan menguasai strategi dakwah, maka pesan-pesan dakwah yang disampaikan pada objek dakwah akan mudah dicerna dan diterima dengan baik.6 Untuk mengenal Islam sebagai pedoman hidup tentu harus menyediakan waktu lama dan sarana penunjang yang memadai. Islam harus dipelajari melalui lembaga atau orang yang mempunyai pengetahuan cukup tentang keislaman. Kurangnya informasi tentang Islam yang perlu disampaikan tokoh agama misalnya Kyai dan Ustad yang memiliki minimnya pengetahuan dan ilmu tentang agama, akan berpengaruh pada salah persepsi dan antipati non muslim pada agama Islam. Karena itu, memilih lembaga atau
5
Prof. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, Metode Membentuk Pribadi Muslim, (Jakarta: Gema Insani, 2004), h 29. 6 Syukir, Asmuni, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, (Surabaya: Al-ikhlas, 1983), h 36.
3
orang yang akan dijadikan rujukan untuk belajar ilmu agama dan mengetahui pemahaman agama menjadi sangat penting. Berbicara masalah pembinaan mualaf, tidak jauh berbeda ketika berbicara masalah pembinaan terhadap orang Islam lainnya, dimana hal tersebut dapat dilakukan oleh siapapun dan lembaga apapun. Akan tetapi selama ini yang menjadi masalah adalah banyak lembaga-lembaga seperti masjid maupun majelis-majelis yang hanya melakukan proses pengislaman saja dan tidak ada tindaklanjutnya. Dalam kegiatan pemberdayaan atau pembinaan terhadap mualaf, menjadi suatu hal yang sangat penting. Karena sebagai orang yang menjalani keyakinan baru haruslah memahami prinsip-prinsip ajarannya yang merupakan pedoman yang harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Suatu hal yang mustahil apabila seseorang dapat memetik manfaat dari suatu ajaran sedangkan tidak mempelajari dan memahami ajaran tersebut.7 Mualaf Center Indonesia adalah lembaga yang bisa membantu seseorang untuk mau masuk Islam. Tersedia web situs www.mualafcenter.com yang menyediakan pendaftaran untuk bersyahadat dan berupaya mendampingi mualaf untuk mempelajari Islam dengan mengisi form data diri yang telah disediakan di situs tersebut. Mualaf Center Indonesia didirikan oleh Steven Indra Wibowo. Dia mantan seorang Frather (Imam gereja katolik) di Paroki, Jakarta Utara. Sedangkan Ayahnya adalah seorang aktifis di GKI (Gereja Kristen Indonesia) dan Gereja Bethel. Di kalangan para aktifis Gereja Kristen Indonesia dan Gereja Bethel, Ayahnya bertugas sebagai pencari dana di luar negeri bagi pembangunan gereja-gereja di Indonesia. Sampai pada akhirnya Steven Indra Wibowo di sekolahkan ke Saint Michael’s College
7
Anwar R. Prawira, Petunjuk Praktis bagi Calon Pemeluk Agama Islam, (Jakarta: YPI Al-Izhar, 2001),
h 1.
4
di Worcestershire, Inggris, yaitu sebuah sekolah tinggi khusus Katolik, mengambil jurusan Islamologi.8 Islamologi adalah ilmu tentang agama Islam dengan selukbeluknya. Lingkup bahasannya adalah yang paling luas. Meliputi pengetahuan tentang Islam, hukum dan lembaga keagamaan, filsafat, kebudayaan, sejarah, politik ekonomi Islam, dan lain sebagainya.9 Steven Indra Wibowo dalam menjalani pendidikan di S Saint Michael’s College, mengalami perubahan pola pikir tentang keyakinan antara Katolik dan Islam. Steven goyah akan kepercayaan yang selama ini diyakininya. Dia memutuskan untuk masuk Islam. Memulai dengan belajar Islam mulai dari nol dan bertahap sampai mendirikan Mualaf Center Indonesia (MCI). Steven membantu para mualaf yang diawali pertemuan dari web yang tersedia dan bertemu secara langsung, saling berkenalan satu sama lain, saling berbagi cerita maupun pengalaman dan berupaya untuk membuka diri berusaha lebih dekat dalam hal pribadi untuk mendampingi, membantu dalam mengucapkan syahadat, mengarahkan dan meluruskan dalam mempelajari Islam. Steven Indra wibowo melakukan komunikasi antar pribadi dengan calon mualaf dan mualaf dengan langkah pendekatan menuju keterbukaan dalam hal komunikasi seperti penetrasi sosial. Maka dari itu penulis meneliti lebih dalam proses komunikasi antar pribadi dengan penetrasi sosial Steven dengan mad’u. Menariknya penelitian ini yaitu bagaimana proses komunikasi antar pribadi yang dilakukan Steven Indra Wibowo dengan calon mualaf dan mualaf dengan langkah-langkah penetrasi sosial. Penulis ingin menjawab persoalan komunikasi antar pribadi Steven Indra Wibowo selaku da’i yang melakukan dakwah terhadap calon mualaf dan mualaf,
8 9
www.republika.co.id/berita/shortlink/60441, di akses 15 April pada pukul 15.30. Maulana Muhammad Ali, Islamologi, (Jakarta: Darul Kutubil Islamiyah, 2007), h 6.
5
dimana latar belakang pengetahuan keagamaan Steven bukan seorang ulama melainkan seorang mualaf juga. Atas dasar inilah penulis merasa tertarik dan memandang perlu untuk meneliti dengan judul skripsi “Penetrasi Sosial dan Dakwah Steven Indra Wibowo dalam Pembinaan Mualaf di Mualaf Center Indonesia”. B. Batasan dan Rumusan Masalah Penulis membatasi masalah penelitian ini pada proses penetrasi sosial yang dilakukan Steven Indra Wibowo dalam dakwah untuk membina mualaf di Mualaf Center Indonesia. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1) Bagaimana penetrasi sosial yang dilakukan Steven Indra Wibowo pada Orientation Stage, Exploratory Stage, Affective Stage, Stable Stage, and Depentration Stage? 2) Bagaimana tahapan dakwah Steven Indra Wibowo dalam membina mualaf di Mualaf Center Indonesia?
C. Tujuan Penelitian Terkait dengan permasalahan yang telah dirumuskan oleh penulis, maka tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui penetrasi sosial yang dilakukan Steven Indra Wibowo pada Orientation Stage, Exploratory Stage, Affective Stage, Stable Stage and Depenetration Stage? 2) Untuk mengetahui bagaimana dakwah dalam pembinaan mualaf di Mualaf Center Indonesia?
6
D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1) Manfaat Akademis Penulis berharap penelitian ini dapat memperkaya kajian ilmu komunikasi antar pribadi serta teori penetrasi sosial Irwin Altman dan Taylor tentang langkah-langkah dalam proses adaptasi, menjalin kedekatan antara komunikator dan komunikan agar pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh komunikan. 2) Manfaat Praktis Penetrasi sosial dapat dimanfaatkan bagi individu komunikator dan komunikan yang mengalami kesulitan beradaptasi, kesulitan menjalin hubungan dalam komunikasi, maka dapat digunakan teori penetrasi sosial. E. Metodologi Penelitian 1) Paradigma Penelitian Menurut Bogdan dan Biklen (1982:32), paradigma adalah kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berfikir dan penelitian.10 Pada penelitian ini paradigma yang digunakan adalah konstruktivisme. Realitas ada merupakan hasil konstruksi dari kemampuan berfikir seseorang. Perlu tercipta interaksi antara peneliti dan yang diteliti, agar mampu merekonstruksi realitas yang diteliti melalui metode kualitatif.11 Untuk itu peneliti akan melakukan penelitian dengan Steven Indra Wibowo di Mualaf Center Indonesia.
10
Dr. Lexy J. Moleong, M. A., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997), h. 30. 11 BurhanBungin, Sosiologi Komunikasi, (Teori, Paradigma, dan Discourse TeknologiKomunikasi di Masyarakat), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h.238.
7
2) Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan sifat penelitian deskriptif. Kirk dan Miller mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan dalam peristilahannya.12 3) Metode Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi kasus. Penelitian studi kasus adalah penelitian yang meneliti fenomena kontemporer secara utuh dan menyeluruh pada kondisi yang sebenarnya, dengan menggunakan berbagai sumber data.13 Studi kasus merupakan strategi penelitian dimana di dalamnya peneliti menyelidiki secara cermat suatu program, peristiwa, aktivitas, proses, atau sekelompok individu. Kasus-kasus dibatasi oleh waktu dan aktifitas, dan peneliti mengumpulkan informasi secara lengkap dengan menggunakan berbagai prosedur pengumpulan data berdasarkan waktu yang telah ditentukan.14 4) Subjek dan Objek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah Mualaf Center Indonesia. Sedangkan objek penelitiannya adalah Steven Indra Wibowo sebagai pendiri Mualaf Center Indonesia.
12
Dr. Lexy J. Moleong, M. A., Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1997), h. 3 13
Imam Gunawan, S.Pd., M.Pd., Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 121. 14 John W. Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, (Bandung: Pustaka Pelajar, 2008), h.19
8
5) Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di Mualaf Center Indonesia, Jl. Patra Tomang I No.10, Kb. Jeruk, Kota Jakarta Barat, dimulai dari bulan Agustus 2016 hingga bulan November 2016. 6) Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data merupakan bagian penting yang memiliki beberapa teknik. Teknik di bawah ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti mendapatkan data yang lengkap dan tepat untuk penelitian ini. Berikut beberapa teknik dari pengumpulan data yang digunakan: a. Wawancara Mendalam Wawancara dilakukan penulis secara langsung dengan orang-orang yang dianggap perlu dan mewakili dalam penelitian ini seperti Steven Indra Wibowo selaku pendiri dari Mualaf Center Indonesia. Wawancara ini bertujuan untuk menggali keterangan yang mendalam seputar topik yang terkait dengan permasalahan ini sehingga terkumpul informasi yang diperlukan oleh penulis. b. Observasi Non Partisipasi Observasi yang dilakukan penulis dengan tidak turun langsung atau sebagai penonton dan bertujuan untuk mengamati bentuk penetrasi sosial dakwah Steven Indra Wibowo dengan cara mengamati langsung kegiatan yang dilakukan dalam pembinaan mualaf di Mualaf Center Indonesia, Jalan Patra Tomang I No. 10, Kebon jeruk, Kota Jakarta Barat. c. Dokumentasi Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan cara mengambil data dari beberapa sumber baik elektronik maupun online terkait dengan Steven Indra
9
Wibowo. Sehingga data-data yang diperoleh dapat menguatkan penelitian serta mendukung kebenaran data yang diperoleh melalui observasi dan wawancara. F. Teknik Analisis Data Ada tiga tahapan yang harus dikerjakan dalam menganalisis data penelitian kualitatif yang dikemukakan Miles dan Huberman, yaitu reduksi data, paparan data dan penarikan kesimpulan. Berikut penjelasannya:15 1) Reduksi Data Mereduksi data merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal penting, dan mencari tema dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya apabila diperlukan.16 Inventarisir data terkait dengan cara Steven Indra Wibowo dalam melakukan komunikasi antar pribadi dengan mualaf dan calon mualaf. 2) Paparan Data Pemaparan data sebagai sekumpulan informasi tersusun, dan memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.17 3) Penarikan Kesimpulan Kesimpulan disajikan dalam bentuk deskriptif dengan berpedoman pada kajian penelitian.
15
Imam Gunawan, S.Pd.,M.Pd., Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013), h. 210. 16 Sugiyono, MetodePenelitian, (Bandung: Penerbit Alfabeta, 2007), h. 92. 17 Miles, Matthew danHuberman, A. Michael, Analisis Data Kualitatif: BukuSumberTantangMetodeMetodeBaru, (Jakarta: UI Press, 1992), h. 17.
10
G. Pedoman Penulisan Pedoman penulisan ini menggunakan buku pedoman akademik, penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diterbitkan oleh CeQDA (Center for Quality Development Assurance) tahun 2007. H. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian terkadang ada tema yang berkaitan dengan penelitian yang peneliti teliti sekalipun arah dan tujuan yang diteliti berbeda. Untuk dijadikan rujukan awal peneliti menemukan beberapa sumber kajian lain yang lebih terdahulu yang membahas terkait dengan penetrasi sosial dan dakwah dalam pembinaan mualaf. Rujukan pertama berjudul “Peranan Majlis Muhtadin Al-falah dalam membimbing Mualaf di Masjid Al-falah Surabaya” oleh Laili Ilmi Nikmah mahasiswi UIN Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam tahun 2009. Skripsi ini membahas peranan Majlis Muhtadin dalam membimbing mualaf di Masjid Al-falah Surabaya. Persamaan pada penelitian ini adalah keduanya meneliti tentang pembinaan mualaf. Kemudian perbedaan pada penelitian ini terletak pada subjeknya. Pada penelitian sebelumnya subjeknya adalah Majlis Muhtadin dan pada penelitian ini adalah Mualaf Center Indonesia. Terdapat perbedaan lain juga yaitu pada pembahasannya, dimana penelitian terdahulu membahas bagaimana peran Majlis Muhtadin dalam membimbing mualaf sedangkan pada penelitian ini membahas penetrasi sosial dakwah fardhiyah dalam pembinaan mualaf. Perbedaan selanjutnya terdapat pada teori yang digunakan, penelitian sebelumnya menggunakan teori Talcott Parsons tentang fungsional struktural dan penelitian ini menggunakan teori Irwin Altman dan Dalmas Taylor tentang penetrasi sosial. Penemuan pada penelitian sebelumnya adalah peran dari Majlis Muhtadin untuk menjadi tempat seputar proses pengikraran dan layanan apa saja yang akan disampaikan kepada jama’ah Majlis Muhtadin tersebut. Sedangkan penemuan
11
pada penelitian ini adalah dengan mengacu pada teori penetrasi sosial bahwasanya proses komunikasi memainkan peranan penting dalam perkembangan kedekatan hubungan dalam level interpersonal. Rujukan kedua berjudul “Pelaksanaan Dakwah Terhadap Mualaf di Majlis Muhtadin Yogyakarta” oleh Mohammad Husein mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam tahun 2009. Skripsi ini membahas tentang pelaksanaan dakwah terhadap mualaf di Majlis Muhtadi Yogyakarta. Persamaan didalam penelitian ini adalah meneliti tentang mualaf. Perbedaan dalam penelitian ini terletak pada subjeknya. Subjek dalam penelitian sebelumnya adalah Majlis Muhtadin Yogyakarta sedangkan penelitian ini adalah Mualaf Center Indonesia. Penemuan penelitian pada sebelumnya adalah bagaimana pelaksanaan dakwah yang dilakukan terhadap mualaf di Majlis Muhtadi Yogyakarta. Sedangkan penemuan pada penelitian ini adalah dengan mengacu pada teori penetrasi sosial bahwasanya proses komunikasi memainkan peranan penting dalam perkembangan kedekatan hubungan dalam level interpersonal. I. Sistematika Penulisan Agar pembahasan dapat dilakukan secara terarah dan sistematis, maka sistematika penulisan dalan penelitian ini adalah sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini dibahas pendahuluan yang meliputi Latar Belakang Masalah, Batasan dan Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metodologi Penelitian, Teknik Analisis Data, Pedoman Penelitian, Tinjauan Pustaka dan Sistematika Penelitian.
12
BAB II
LANDASAN TEORITIS DAN KERANGKA KONSEPTUAL Dalam bab ini dibahas tinjauan teoritis yang meliputi penjelasan tentang penetrasi sosial (teori penetrasi sosial oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor, pengertian penetrasi sosial, asumsi penetrasi sosial, model tahapan penetrasi sosial), dakwah (pengertian dakwah, tahapan dakwah), mualaf (pengertian mualaf dan keterkaitan antara penetrasi sosial dan dakwah) dan kedudukan mualaf dalam Islam.
BAB III
GAMBARAN UMUM Dalam bab ini dibahas tentang profil Mualaf Center Indonesia, logo Mualaf Center Indonesia, gambar tampilan website Mualaf Center Indonesia, struktur jajaran pengurus Mualaf Center Indonesia, dan profil Steven Indra Wibowo.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini dijelaskan tentang bentuk penetrasi sosial dan dakwah yang dilakukakan oleh Steven Indra Wibowo dalam melakukan pembinaan terhadap mualaf di Mualaf Center Indonesia.
BAB V
PENUTUP Dalam bab ini ditarik kesimpulan dari pembahasan dan hasil penelitian, serta memberikan saran sebagai bahan pertimbangan.
13
BAB II LANDASAN TEORITIS dan KERANGKA KONSEPTUAL A. Teori Penetrasi Sosial Irwin Altman dan Dalmas Taylor Teori penetrasi sosial adalah teori yang membahas bagaimana perkembangan kedekatan dalam sebuah hubungan. Teori penetrasi sosial dipopulerkan oleh Irwin Altman dan Dalmas Taylor (1973). Teori ini secara umum membahas tentang bagaimana proses komunikasi interpersonal. Teori yang menjelaskan proses terjadinya pembangunan hubungan interpersonal secara bertahap dalam pertukaran sosial. Teori Penetrasi sosial mempunyai peran yang besar dalam bidang psikologi dan komunikasi. Model teori penetrasi sosial menyediakan jalan yang lengkap untuk menggambarkan perkembangan hubungan interpersonal dan untuk mengembangkannya dengan pengalaman individu sebagai proses pengungkapan diri yang mendorong kemajuan hubungan.18 Di dalam teori ini terdapat sebuah analogi yang menggambarkan bagaimana teori ini dapat diaplikasikan. Analogi bawang merupakan analogi yang dapat menjelaskan bagaimana proses penetrasi sosial dalam hubungan dapat terjadi. Pada analogi bawang ini, terdapat pembagian-pembagian tingkat penetrasi sosial berdasarkan lapisan-lapisan yang ada di bawang tersebut. Lapisan-lapisan itu diibaratkan sebagai suatu proses kedalaman interaksi yang terjadi. Mulai dari lapisan hingga lapisan dalam, dimana memiliki proses yang berbeda-beda. Terdapat 5 tahap, yaitu Orientation Stage, Exploratory Stage, Affective Stage , Stable Stage and Depenetration. Disini dijelaskan bagaimana dalam proses berhubungan dengan orang
18
A. Supraticcknya, Komunikasi Antarpribadi, Tinjauan Psikologis, (Yogyakarta: kanisius, 1995) h. 26
14
lain, terjadi berbagai proses gradual, di mana terjadi semacam proses adaptasi di antara keduanya.19 1) Asumsi Teori Penetrasi Sosial a. Hubungan-hubungan memiliki kemajuan dari tidak intim menjadi intim. Hubungan komunikasi antara orang dimulai pada tahapan superfisial dan bergerak pada sebuah kontinum menuju tahapan yang lebih intim.20 b. Perkembangan hubungan mencakup depenetrasi (penarikan diri) dan disolusi.21 Hal ini dapat dipahami jika proses komunikasi sebelumnya terdapat banyak konflik yang cenderung destruktif atau konflik yang tidak berkesudahan maka hubungan ini akan semakin jauh. Karena, baik komunikator maupun komunikan merasa kurang nyaman antara satu sama lain. Akibatnya, masing-masing dari mereka semakin menjauhkan diri. c. Pembukaan diri adalah inti dari perkembangan hubungan. Hubungan yang tidak intim bergerak menuju hubungan yang intim karena adanya keterbukaan diri.22 Penulis memahami bahwa inti dalam hubungan ialah keterbukaan diri, karena keterbukaan diri ini ibarat sebuah jembatan yang dapat menghubungkan dua kubu. Ketika kedua belah pihak baik komunikator maupun komunikan sudah saling terbuka, maka memungkinkan untuk saling mengenal dan saling memahami satu sama lain. Sehingga akan timbul rasa nyaman dan rasa saling ingin mepertahankan kedekatan atau hubungan.
19
Griffin, Emory A, A First Look at Communication Theory, 5th edition, (New York: McGraw-Hill, 2003), h 132 20 Richard West & Lynn H. Turner, Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi (Jakarta: Penerbit Salemba Humanika, 2012), h 197. 21 West & Turner, Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi, h 199 22 West & Turner, Pengantar Teori Komunikasi: Analisis dan Aplikasi, h 199
15
2) Model Teori Penetrasi Sosial a. Tahap Pertama (Orientation Stage) Lapisan kulit terluar dari kepribadian manusia adalah apa-apa yang terbuka bagi publik. Apa yang biasa diperlihatkan kepada orang lain secara umum, tidak ditutup-tutupi. Dan jika mampu melihat lapisan yang lebih dalam lagi, maka disana ada lapisan yang tidak terbuka bagi semua orang, lapisan kepribadian yang bersifat semiprivate. Lapisan ini biasanya hanya terbuka bagi orang-orang tertentu saja. Maka informasinya bersifat superficial. Informasi yang seperti nama, alamat, umur, suku dan lain sejenisnya.23 Informasi yang mengalir saat berkomunikasi dengan orang yang baru dikenal. Tahapan ini sendiri disebut dengan tahap orientasi. membuka sedikit demi sedikit, yang merupakan tahapan awal dalam interaksi dan terjadi pada tingkat publik. Disini hanya sedikit dari kita yang terbuka untuk orang lain. b. Tahap Kedua (Exploratory Stage) Tahap Kedua (Lapisan Kulit Bawang kedua) disebut dengan tahap pertukaran afektif eksplratif. Tahap ini merupakan tahap ekspansi awal dari informasi dan perpindahan ke tingkat pengungkapan yang lebih dalam dari tahap pertama. Dalam tahap tersebut, diantara dua orang yang berkomunikasi, mulai bergerak mengeksplorasi ke soal informasi yang berupaya menjajagi apa kesenangan masing-masing.24 Seperti kesenangan dari segi makanan, musik, lagu, hobi dan lain sejenisnya. Munculnya diri, dalam tahap ini merupakan perluasan area publik dari diri dan terjadi ketika aspek-aspek dari kepribadian seorang individu mulai muncul.
23
Stephen W. Littlejohn, Karen A. Foss, Encyclopedia Of Communication Theory, (California: Sage Publications, Inc), 2009 h 912 24 Stephen W. Littlejohn, Karen A. Foss, Encyclopedia Of Communication Theory, (California: Sage Publications, Inc), 2009 h 912
16
c. Tahap Ketiga (Affective Stage) Tahapan berikutnya adalah tahap ketiga, tahap pertukaran afektif. Pada tahap ini terjadi peningkatan informasi menyangkut pengalaman pribadi masing-masing.25 Di tahap ini sudah mulai membuka diri dengan informasi yang bersifat lebih pribadi, seperti kesediaan menceritakan tentang masalah pribadi. Kejujuran Total dan Keintiman, tahap ini merupakan tahapan dimana berhubungan dengan pengungkapan pemikiran, perasaan dan perilaku secara terbuka yang mengakibatkan munculnya spontanitas dan keunikan hubungan yang tinggi. d. Tahap Keempat (Stable Stage) Tahap keempat merupakan tahap akhir atau lapisan inti, disebut juga dengan tahap pertukaran yang stabil. Pada tahap tersebut sifatnya sudah sangat intim dan memungkinkan pasangan tersebut untuk memprediksikan tindakantindakan dan respon masing-masing dengan baik. Informasi yang dibicarakan sudah sangat dalam dan menjadi inti dari pribadi masing-masing pasangan, misalnya soal nilai, konsep diri, atau perasaan emosi yang terdalam.26 Kedekatan terhadap orang lain menurut Altman dan Taylor, dapat dilihat sejauh mana penetrasi kita terhadap lapisan-lapisan kepribadian. Dengan membiarkan orang lain melakukan penetrasi terhadap lapisan kepribadian yang kita miliki artinya kita membiarkan orang tersebut untuk semakin dekat dan taraf kedekatan hubungan seseorang dapat dilihat dari sini. Dalam perspektif teori penetrasi sosial, Altman dan Taylor menjelaskan penjabaran sebagai berikut: Pertama, kita lebih cepat akrab dalam hal pertukaran lapisan terluar dari
25 Stephen W. Littlejohn, Karen A. Foss, Encyclopedia Of Communication Theory, (California: Sage Publications, Inc), 2009 h 913 26 Stephen W. Littlejohn, Karen A. Foss, Encyclopedia Of Communication Theory, (California: Sage Publications, Inc), 2009 h 913
17
diri kita dari pada membicarakan tentang hal-hal yang bersifat pribadi. Semakin dalam berupaya untuk melakukan penetrasi, maka lapisan kepribadian yang dihadapi akan semakin tebal dan semakin sulit untuk ditembus. Kedua, keterbukaan diri (self disclosure) bersifat resiprokal (timbalbalik), terutama pada tahap awal dalam suatu hubungan. Menurut teori ini, pada awal sebuah hubungan kedua belah pihak akan saling antusias untuk membuaka diri dan keterbukaan ini bersifat timbal balik. Akan tetapi, semakin dalam atau semakin masuk ke dalam wilayah pribadi, biasanya keterbukaan tersebut semakin berjalan lambat, tidak secepat pada tahap awal hubungan dan juga tidak bersifat timbal balik. Ketiga, penetrasi akan cepat diawal akan tetapi akan semakin berkurang ketika semakin masuk ke dalam lapisan yang makin dalam. Keakraban membutuhkan suatu proses yang panjang. Pada dasarnya akan ada banyak faktor yang menyebaabkan kestabilan suatu hubungan tersebut mudah runtuh dan mudah goyah. Akan tetapi jika ternyata mampu untuk melewati tahapan ini, hubungan tersebut akan lebih stabil, lebih bermakna dan lebih bertahan lama. e. Depenetrasi (Depenetration Stage) Depenetrasi adalah proses yang bertahap dengan semakin memudar ketika suatu hubungan berjalan tidak lancar dan keduanya berusaha semakin untuk menjauh. Proses ini tidak bersifat eksplosif atau meledak secara sekaligus, tapi lebih bersifat bertahap.27
27 Stephen W. Littlejohn, Karen A. Foss, Encyclopedia Of Communication Theory, (California: Sage Publications, Inc), 2009 h 914
18
B. Dakwah 1) Pengertian Dakwah Dakwah berarti perhatian seorang Da’i kepada orang yang diserunya, persahabatannya dan persaudaraanya karena Allah SWT. Dengan kata lain, dakwah adalah ajakan atau seruan ke jalan Allah yang dilakukan seorang Da’i (penyeru) kepada orang lain secara perseorangan dengan tujuan memindahkan al mad’uw (penerima) pada keadaan yang lebih baik dan diridhai Allah SWT. Perubahan atau perpindahan tersebut adakalanya dari kekafiran kepada keimanan, dari kesesatan dan kemaksiatan kepada petunjuk dan ketaatan. Dakwah ialah usaha seorang da’i yang berusaha lebih dekat mengenal al mad’uw untuk dituntun ke jalan Allah. Oleh karena itu, untuk mencapai sasaran dakwah harus selalu menyertainya dan membina persaudaraan dengannya karena Allah. 2) Tahapan Dakwah Tahapan atau fase dalam dakwah ada tiga, yaitu: a. Mafhum Da’wah (seruan atau ajakan) Seruan dan ajakan seperti ini memiliki dasar dan sesuai dengan tuntunan syariat Islam.28 Firman Allah SWT: “Siapakah yang lebih baik perkataanya dari pada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amalan saleh, dan berkata: ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?’ dan tidaklah sama kebaikan dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman. Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar. Dan jika setan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (Fushshilat: 33-36).
28 Prof. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, Metode Membentuk Pribadi Muslim,(Jakarta: Gema Insani, 2004), h 30.
19
Ayat diatas mengisyaratkan akan seruan dalam dakwah fardiyah mengenai berapa hal: Dakwah Illallah (dakwah ke jalan Allah) seruan atau ajakan untuk menaatiNya dan menaati Rasulnya dengan melaksanakan semua ajaran yang dibawanya sebagai sistem dan undang-undang serta pedoman dalam kehidupan. Dakwah Illalah memuat semua ucapan dan perkataan yang baik: tentang tauhid, keimanan kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, hari akhir serta qadha dan qadar. Dakwah Illalah dalam pengertian seperti ini adalah perkataan yang sangat baik yang diucapkan oleh juru dakwah. Karena da’i tidak mengatakan sesuatu kecuali tentang ajaran Nabi Muhammad SAW. Dalam melakukan dakwah harus memiliki sifatsifat khusus dan sikap hidup yang sesuai dengan tugasnya. Dari ayat diatas, didalamnya memuat asas dan rukun dakwah yang dapat dijelaskan sebagai berikut. Pertama, Seorang Da’i harus melakukan amal saleh, Artinya, ia harus melaksanakan seluruh kewajiban dan menjauhi dosa-dosa besar, selalu mendekatkan diri kepada Allah dengan melakukan amalan nafilah (sunnah) dan menjauhi perbuatanperbuatan yang hina dan dosa kecil. Kedua, Seorang Da’i harus menyatakan secara terus terang bahwa dia seorang muslim. Hal itu harus dinyatakan dengan perkataan dan perbuatannya. Ketiga, Seorang Da’i harus bersikap sabar, mempergauli penerima dakwah dengan baik dan tabah. b. Mafhum Haraki (gerakan) Dakwah dalam mafhum haraki atau tahap haraki (gerakan) ialah menjalin hubungan dengan masyarakat umum, kemudia memilih salah seorang dari mereka untuk membina hubungan lebih erat, karena da’i mengetahui bahwa orang tersebut
20
layak menerima kebaikan disebabkan keterkaitan dan komitmennya terhadap manhaj dan adab Islam.29 Islam memberikan kebebasan kepada juru dakwah untuk bergaul dengan masyarakat umum untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan menjadikan pergaulan tersebut sebagai sesuatu yang positif dan bermanfaat yang digunakannya untuk mengajak mereka ke jalan kebenaran, kebaikan dan petunjuk.30 Pengertian haraki (gerakan) dalam dakwah ini adalah, Seorang Da’i harus mengarahkan keinginan penerima dakwah dengan baik, Seorang Da’i harus memperhatikan kepentingan kaum muslimin dengan menyingkirkan gangguan dari mereka dan mengusahakan kemaslahatan untuk mereka, memberi nasihat dan pertolongan kepada setiap muslim, mencintai dan menampakkan cintanya kepada al-mad’uw, dan bergaul dengan penerima dakwah secara bijak dan bertukar pikiran dengan cara yang baik. Semua ini ada didalam firman Allah SWT: “Serulah (manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat di jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (An-Nahl: 125) Dari ayat diatas ada beberapa hal yang dapat dijadikan sebagai pedoman seorang Da’i dalam membina hubungan dengan al-mad’uw yaitu, Dakwah harus ditujukan kepada jalan Allah, bukan kepada jalan hidup yang lain. Tidak diperkenankan menyerukan dakwahnya dengan tujuan agar mengikuti sang pemimpin, orang yang berjasa atau mengikuti pribadi Da’i itu sendiri. Dakwah seperti ini menghubungkan penerima dakwah dengan Allah, tauhid, aqidah, dan mabda’ (prinsip hidup), bukan dengan sang tokoh atau sang pemimpin. Karena aqidah bersifat kekal, sedangkan tokoh
29
Prof. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, Metode Membentuk Pribadi Muslim, (Jakarta: Gema Insani, 2004), h 34. 30 Prof. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, Metode Membentuk Pribadi Muslim, h. 35.
21
dan pemimpin masyarakat bersifat fana. Dakwah harus dilakukan dengan bijak, yang dimaksud ialah meletakkan sesuatu pada tempatnya (proporsional).31 Dalam bergaul dengan al-mad’uw sang Da’i harus melihat dan mempertimbangkan kondisi penerima dakwah, seperti kondisi kebudayaan dan sosial kemasyarakatan. Dengan demikian, Da’i tidak boleh memberikan beban kepada penerima dakwah dengan tugas yang tidak mampu dilakukannya. Da’i harus bergaul dengan penerima dakwah secara lemah lembut dan bijak. Dakwah harus dilakukan dengan nasihat atau pengajaran yang baik. Nasihat yang dapat masuk ke dalam hati. Hal ini hanya akan tercapai jika dilakukan dengan lemah lembut, tanpa kekerasan dan tanpa mengungkit-ungkit kesalahan yang dilakukannya. Dakwah dapat menggunakan metode diskusi atau tukar pikiran dengan cara yang paling baik, yang dapat membawa kepada pencapaian kebenaran. Tukar pikiran dengan cara yang baik dalam pengertian tidak boleh memaksakan kehendak kepada al-mad’uw yang berbeda pendapat dengan Da’i. Tidak boleh membebaninya diluar kemampuannya dan tidak boleh mencaci pendapat atau pemikirannya meskipun lamban dalam menerima kebenaran. Dan Da’i harus memahami dan menyadari keadaan al-mad’uw serta bersabar dalam menghadapinya. Tidak boleh berputus asa dan harus berlapang dada.32 c. Mafhum Tanzhimi (pengorganisasian) Pengorganisasian yang dilaksanakan da’i dalam dakwah meliputi tiga hal: pengarahan (taujih), penugasan (tauzhif) dan penggolongan (tashnif). Pengarahan (taujih) bimbingan yang diberikan da’i kepada al maduw dalam rangka berdakwah ke jalan Allah untuk membantu memahami keadaan dirinya, memahami persoalan dan
31 32
Prof. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, Metode Membentuk Pribadi Muslim, h. 42. Prof. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, Metode Membentuk Pribadi Muslim, h. 43.
22
hambatan-hambatan yang dihadapinya.33 Menunjukkannya dengan cara yang halus tentang kemampuan dan kelebihan yang dia miliki. Dan juga membantunya agar penerima dakwah bisa dengan baik mengenal lingkungan, baik yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan, kebudayaan dan ekonomi. Sehingga al mad’uw dapat melaksanakan tugas-tugasnya sesuai kondisi yang diketahuinya. Dengan demikian, ia tidak akan membebani dirinya di luar batas kemampuannya dan tidak pula meninggalkan amalan yang sebenarnya mampu dilaksanakannya. Dalam pengarahan ini da’i harus membantu al mad’uw dalam memecahkan kesulitahan-kesulitan yang dihadapinya, agar ia bertambah percaya diri dan kemampuannya sehingga tidak selalu menjadi beban dan menggantungkan diri pada da’i dalam setiap urusan. Pengarahan dari seorang da’i kepada al mad’uw ialah mencurahkan seluruh kemampuannya agar penerima dakwah dapat mengatakan kesulitan-kesulitannya ketika melaksanakan tugas, dapat melaksakan amalan secara kontinu dan tidak berbalik haluan.34 Sementara itu di dalam penugasan (tauzhif) seorang da’i harus cermat dalam memilih tugas yang akan diberikan kepada al mad’uw sesuai dengan kemampuan dan kondisinya.35 Hal ini karena dakwah bertujuan agar penerima dakwah dapat melakukan amalan yang sesuai dan tidak memberatinya. Dan dilihat dari segi lain, penerima dakwah dapat memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Penerima dakwah dalam dakwah harus aktif melaksanakan amaliah demi Islam hingga ia memiliki andil dalam menolak mafsadah dan menarik mashalahah.
33
Prof. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, Metode Membentuk Pribadi Muslim, h.48. Prof. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, Metode Membentuk Pribadi Muslim, h.49. 35 Prof. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, Metode Membentuk Pribadi Muslim, h.49. 34
23
Penggolongan (tashnif) mengelompokkan sesuatu agar mudah membedakan antara satu yang lainnya. Tashnif mengelompokkan kekuatan dan kemampuan penerima dakwah agar dapat diketahui kemampuannya. Hal ini memudahkan pemberian latihan dan pembinaan untuk mencapai derajat yang lebih baik dalam menunaikan tugas-tugasnya.36 Dalam dakwah, juru dakwah harus mengklarifikasikan penerima dakwah berdasarkan pola fikir dan kebudayaan mereka agar ia mengetahui bekal pemikiran dan kebudayaan apa yang sesuai dengan mereka. Da’i harus mengelompokkan al mad’uw berdasarkan segi rohaniah. Hal ini untuk mengetahui ibadah dan riyadhah ruhiyah (latihan rohaniah) yang sesuai dengan al mad’uw agar jiwanya menjadi bersih dan hubungannnya kepada Allah semakin dekat hingga ia akan selalu menghadap kepada-Nya dan merasa tenang dengannya. Pengelompokkan penerima dakwah juga berdasarkan segi kepribadiaannya agar da’i mengetahui cara menempatkan penerima dakwah dalam lingkungan pergaulan dan mengetahui amalan serta pengetahuan apa yang sesuai. Pengelompokkan selanjutnya ditinjau dari segi sosial kemasyarakatan untuk mengetahui sampai seberapa kemampuannya berperan dalam amal sosial, sampai seberapa kemauannya menolong dan mencintai orang lain.37 Taujih, tauzhif dan tashnif merupakan unsur-unsur pengorganisasian dakwah yang menyempurnakan tugas dan pekerjaan seorang da’i. 3) Ruang Lingkup Mualaf a. Pengertian Mualaf Mualaf adalah seorang yang masuk Islam karena pilihan, yang telah mengalami pergulatan batin dan pertimbangan yang matang. Dia harus menundukkan hatinya
36
Prof. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, Metode Membentuk Pribadi Muslim,
37
Prof. Dr. Ali Abdul Halim Mahmud, Metode Membentuk Pribadi Muslim,
h 50. h 51.
24
untuk dapat menerima dan meyakini kebenaran baru. Selanjutnya dia harus mempertimbangkan aspek sosial ekonomi sebagai konsekuensi atas pilihannya itu. Seperti kehilangan pekerjaan atau bisa dikucilkan dari keluarga bahkan diasingkan dari komunitas lamanya. Melihat berapa kompleksnya dampak pilihan ini, apabila dia tetap merasa yakin dengan kebenaran Islam, dia harus berserah diri dan pasrah dengan risiko apapun.38 Mualaf dari bahasa Arab yang berarti tunduk, menyerah, dan pasrah. Sedangkan, dalam pengertian Islam, mualaf digunakan untuk menunjuk seseorang yang baru masuk agama Islam.39 Dalam ensiklopedi dasar Islam, muallaf ialah seseorang yang semula kafir dan baru memeluk islam40 Kata mualaf yang berasal dari bahasa Arab merupakan maf’ul dari kata alifa yang artinya menjinakkan, mengasihi. Sehingga kata muallaf dapat diartikan sebagai orang yang dijinakkan atau dikasihi. Seperti tertera dalam firman Allah surat at-taubah ayat 60 “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk oranng-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mualaf yang dibujuk hatinya, (untuk memerdekakan budak), orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Mengetahui lagi Maha Bijaksana” Dalam ayat diatas terdapat kata muallafah qulubuhum yang artinya orang-orang yang sedang digunakan atau dibujuk hatinya. Mereka dibujuk adakalanya karena merasa baru memeluk agama Islam dan imannya belum teguh. Karena belum teguhnya iman seorang mualaf, maka mereka termasuk golongan yang berhak menerima zakat. Hal ini dimaksudkan agar lebih meneguhkan iman para mualaf terhadap agama Islam.
38
http://www.mualafcenter.com/tujuan/pengertian-mualaf/ di akses 18 Agustus pada pukul 09.46 http://www.mualafcenter.com/tujuan/pengertian-mualaf/ di akses 31 juli pada pukul 21.37 40 Achmad Roestandi, Ensiklopedia Dasar Islam, (Jakarta: PT. Pradaya Paramitia, 1993), h 173. 39
25
b. Kedudukan Mualaf dalam Islam Berdasarkan pengertian mualaf yang telah dijelaskan diatas bahwa mualaf ialah orang yang hatinya dibujuk dan dijinakkan hatinya agar cenderung kepada Islam. Mereka adalah orang yang baru mengetahui dan belum memahami ajaran Islam. Oleh karena itu mereka berada pada posisi yang membutuhkan pembinaan, bimbingan seputar agama Islam. Pada masa Nabi Muhammad SAW para mualaf tersebut diposisikan sebagai penerima zakat untuk menjamin kelestarian mereka kepada Islam dengan terus meberikan pembinaan dan pengajaran tentang agama Islam. Salah satu alasan Nabi Muhammad SAW memberikan zakat kepada mereka adalah menyatukan hati mereka pada Islam. Oleh karena itu mereka dinamakan al-Mualafah Qulubuhum.41 Mualaf itu adalah orang yang baru memeluk agama Islam dan dirangkul serta diteguhkan hati mereka pada keislaman. Karena mereka baru memeluk Islam dan baru mengetahui agama Islam, maka mereka berada pada posisi yang membutuhkan pembinaan dan bimbingan agama Islam. Agar mereka dapat mengetahui syariat agama Islam untuk kemudian dapat mengamalkan syariat itu dalam sehari-hari. Islam memiliki perlakuan khusus atau perlakuan yang berbeda untuk mualaf seperti, melindungi mualaf. Menjadi seorang mualaf merupakan suatu hal yang tidak mudah, karena mereka akan menghadapi konsekuensi misalnya dikucilkan dan ditinggalkan keluarga maupun teman-temannya yang tidak menerima keputusan tersebut. Bahkan hilangnya mata pencaharian, harta dan juga nyawa termasuk dalam konsekuensi tersebut.
41
Syarif Hade Masyah, Hikmah di Balik Hukum Islam, (Jakarta: Mustaqim, 2002), cet ke-1 h 306-307
26
Islam juga memberikan bantuan ekonomi (zakat) bagi para mualaf yang membutuhkan, dengan tujuan untuk menumbuhkan kemandirian bagi para mualaf.42 Setiap muslim yang mampu, wajib memberikan perlindungan kepada mualaf. Pemberian hak tersebut bukanlah sebagai imbalan karena mereka telah telah memeluk agama Islam. Akan tetapi, untuk melindungi mualaf tersebut dari kufur nikmat Allah SWT, sehingga mereka dapat melangsungkan kehidupannya secara wajar. Ketentuan memasukkan mualaf sebagai salah satu golongan yang berhak menerima zakat telah secara mutlak ada didalam Al-Qur’an. Sekaya apapun mualaf tersebut tetap masuk ke dalam golongan mustahiq. Pemberian zakat tersebut juga untuk lebih meneguhkan jiwanya terhadap agama Islam. Selain pemberian zakat, mualaf diberikan berbagai bentuk pengetahuan Islam atau kegiatan lainnya guna meningkatkan pengetahuan mualaf tentang ajaran agama Islam. Sehingga di harapkan hal tersebut akan semakin memperteguh imannya kepada Allah SWT. Islam menganjurkan dan mewajibkan bagi setiap muslim untuk memberikan perlindungan kepada mualaf, sebab jika keislaman yang mereka lakukan justru membuat kehidupan semakin menderita, maka hal tersebut dapat menimbulkan kesan yang tidak baik bagi Islam. Menurut syariah, untuk menjadi muslim itu adalah sangat mudah, yaitu hanya dengan mengucapkan dua kalimat syahadat saja. Pengucapan dua kalimat syahadat akan lebih baik jika dilakukan dihadapan orang lain yang bertindak sebagai saksi. Karena hal ini bertujuan agar orang lain bisa mengetahui identitas keislamannya, dan hal itu nantinya akan berkaitan dengan hak-hak orang yang telah menjadi mualaf, seperti hak warisan, hak untuk menikah, pemakaman dan lain sebagainya.
42
http://dalamislam.com/dasar-islam/mualaf diakses pada 18 Agustus pukul 17.28
27
Dalam kegiatan pemberdayaan atau pembinaan mualaf, menjadi suatu hal yang sangat penting. Karena sebagai orang yang menjalani keyakinan baru haruslah memahami prinsip-prinsip ajaran Islam seperti menjalankan shalat lima waktu, berpuasa di bulan ramadan, menunaikan ibadah haji, membayar zakat dan lain sebagainya serta menjauhi segala larangannya.43
43
Anwar R. Prawira, Petunjuk Praktis Bagi Calon Pemeluk Agama Islam, (Jakarta:YPI Al-Izhar,
2001), h 3.
28
BAB III GAMBARAN UMUM A. Mualaf Center Indonesia 1) Profil Mualaf Center Indonesia Mualaf Center Indonesia adalah salah satu lembaga yang punya peran aktif menjaring calon mualaf di dunia maya. Tersedia situs www.mualafcenter.com yang menyediakan pendaftaran untuk bersyahadat dan berupaya mendampingi mualaf untuk mempelajari Islam dengan mengisi form data diri yang telah disediakan di situs tersebut. Mualaf Center Indonesia ini mempunyai slogan yang dikenal dengan “Dare to Know the Truth” (berani untuk mengetahui kebenaran). Yayasan ini didirikan tahun 2003 oleh beberapa mualaf dan muslim yang peduli akan nasib dan pembinaan mualaf di Indonesia. Kini Mualaf Center Indonesia juga rutin dalam berbagai kegiatan pengajian dan Car Free Day (CFD) Jakarta. Target Mualaf Center Indonesia adalah mengislamkan 3-4 orang perhari. Pada tahun 2014, sudah tercapai kurang lebih 2400 mualaf dan ditahun 2015 sudah tercapai 1300 mualaf dan pada tahun 2016 kurang lebih sudah 173 mualaf yang mengikrarkan syahadat melalui Mualaf Center Indonesia.44 Konsultasi mualaf juga dapat dilakukan via telepon, Blackberry Mesenger dan whats app dan untuk aktifitas pembinaan Mualaf Center Indonesia di Jakarta, sering dilakukan di sekretariatnya jalan Patra Tomang I nomor 10 Tanjung Duren Jakarta Barat.45
44 http://islamedia.id/mualaf-center-indonesia-target-kami-mengislamkan-4-orang-sehari/ di akses 14 Agustus pada pukul 18.49 45 http://www.mygodisone.com/2014/12/konsultasi-non-muslim-dan-mualaf-di.html, di akses 31 juli pukul 22.38
29
2) Tampilan logo dan Website Mualaf Center Indonesia a. Logo Mualaf Center Indonesia
Gambar 1. Logo Mualaf Center Indonesia Sumber: www.mualafcenter.com46 b. Tampilan Website Mualaf Center Indonesia
Gambar 2. Tampilan Website Mualaf Center Indonesia Sumber: www.mualafcenter.com47
46 47
www.mualafcenter.com diakses 14 Agustus pada pukul 20.28 www.mualafcenter.com diakses 14 Agustus pada pukul 20.29
30
3) Struktur Jajaran Pengurus Mualaf Center Indonesia48 Pengurus Steven
Indra
Pengawas Wibowo Romadi
Pembina
Divisi
Ali Hasan Bawazer
Siti
(Ketua)
Maemunah
(Pendidikan
dan
Pembinaan) Hanny Kristianto (Wakil Arif Wibisono
Syarif Ja’far Baraja
Ketua)
Renny G dan Rita (Kegiatan
Internal
dan Eksternal) Hendri
Stevanus Budhi Hastuti
Eduard Van Der Est
(Sekretaris Umum)
Teddy
Setiadi
Nugraha (Kesekretariatan)
Merry Samiri (Bendahara
Sri fatimah
Umum) Nisa
Hendro
(HUMAS) Basalamah
Iesye Martini
(Bendahara 1)
48
Seno
Siwa
(Web
Database)
http://www.mualafcenter.com/tujuan/ymci/ diakses 16 Agustus pada pukul 19.08
31
dan
B. Profil Steven Indra Wibowo
Gambar 3. Steven Indra Wibowo Sumber: www.salam-online.com49 Steven Indra Wibowo yang merupakan Sekretaris I Islam Tionghoa Indonesia (PITI), Direktur Operasional Mustika (Muslim Tionghoa dan Keluarga) dan juga pendiri Mualaf Center Indonesia yang lahir di Jakarta pada tanggal 14 juli 1981. Sebelum memutuskan memeluk Islam, Steven Indra Wibowo adalah seorang mantan Frather (imam gereja katolik) di Paroki Jakarta Utara yang juga tugasnya ketika itu adalah memberikan konseling, memimpin misa dan mengajar filsafat50. Ayahnya adalah salah seorang aktivis di GKI (Gereja Kristen Indonesia) dan Gereja Bethel. Di kalangan para aktivis GKI dan Gereja Bethel, ayahnya bertugas sebagai pencari dana di luar negeri bagi pembangunan gereja-gereja di Indonesia.51 Hidayah Allah SWT menghampiri Steven Indra Wibowo pada tahun 2000. Dua kalimat syahadat diikrarkan di sebuah pesantren di Serang, Banten. Ia memutuskan masuk
49
www.salam-online.com diakses pada 16 Agustus pukul 10.21 http://www.salam-online.com/2014/11/murtadkan-126-muslim-mantan-pastur-ini-bersyahadat-dandirikan-mualaf-center-indonesia.html diakses pada 16 Agustus pukul 10.30 51 http://www.republika.co.id/berita/shortlink/60441 diakses pada 31 juli pukul 23.03 50
32
Islam setelah sekian lama mempelajari agama Tauhid ini. Setelah mempelajari agama Islam, pada tahun 2003 Steven bersama dua orang kawannya berkeinginan kuat untuk mendirikan Mualaf Center Indonesia sebagai tempat berkumpul dan membina mualaf. Pada awalnya Mualaf Center Indonesia yang bergerak di dunia maya, Akhirnya kini semakin rutin bertemu dalam berbagai kegiatan, seperti pengajian dan bersih-bersih sampah di Car Free Day (CFD). Selain untuk membantu orang yang mau masuk memeluk agama Islam. Mualaf Center Indonesia berupaya untuk mendampingi mempelajari Islam.
Gambar 4. Pria asal Prancis yang bersyahadat ulang dengan dibimbing oleh Steven di Car Free Day Jakarta untuk memperoleh sertifikat keresmian Islamnya. Sumber: http://www.salam-online.com52
52 http://www.salam-online.com/2014/12/pria-asal-prancis-ini-berikrar-masuk-islam-di-car-free-dayjakarta.html diakses 16 Agustus pada pukul 10.14
33
Tujuan utama kegiatan Car Free Day untuk menyikapi gerakan kristenisasi yang pernah terjadi di arena Car Free Day sebelumnya. Menurut Steven, “... Kristenisasi harus dilawan dengan dakwah lewat perbuatan nyata. Menjaga kebersihan berarti mendakwahkan Islam kepada masyarakat. Kebersihan bersifat universal, Islam itu cinta kebersihan ....”53
Gambar 5. Steven Indra Wibowo bersama pengurus Mualaf Center Indonesia. Sumber: http://hidayatullah.com Mualaf
Center
Indonesia
memberikan
konseling,
mendampingi
dan
memberikan semua pengetahuan tentang Islam, gratis. Membantu mengurus semua dokumen legalisasi perpindahan agama yang bekerja sama dengan Hijrah Center di Jeddah. Sampai saat ini Mualaf Center Indonesia menggerakkan semua orang yang bisa membantu dari luar kota, diluar jawa seperti Denpasar areanya, Medan areanya dan Manado areanya.54 Ada beberapa alasan seseorang untuk menjadi seorang mualaf, yaitu: pernikahan, menemukan hidayah setelah belajar dan mempelajari Islam dan juga
53
http://www.hidayatullah.com/feature/read/2014/11/23/33721/selamatkan-mualaf-yang-mau-dibakarpeti-mayat-pun-dibongkar.html diakses pada 18 Agustus pukul 18.03 54 Wawancara Pribadi Steven Indra Wibowo di Warung Lombok Blok M Plaza, Jakarta, 9 September 2016
34
mendapatkan hidayah langsung dari Allah SWT yang disebabkan karena mimpi, bangun tersadar dari koma, nazar atau niat berpindah agama jika niatnya terkabulkan dan beberapa hal lain. Menjadi seorang mualaf adalah salah satu hal yang terbaik dalam kehidupan seseorang, karena hal tersebut bisa menandakan bahwa orang tersebut telah mendapatkan hidayah dari Allah SWT. Banyak kisah kehidupan yang menunjukkan bagaimana seseorang memutusakan untuk menjadi mualaf, salah satunya adalah karena cinta atau pernikahan. Hal tersebut tidaklah menjadi suatu masalah dan hal itu tidak akan mengurangi makna kebaikan yang terkandung di dalamnya. Orang yang menyebabkan keislaman pasangannya serta mendidik dan membimbing pasangannya tersebut sehingga keimanannya semakin teguh akan Islam, orang tersebut akan mendapatkan pahala dari Allah SWT. Sebagaimana sabda Rasulullah berikut:
ِ مَ د َّل علىى خ ٍْي فىلىه ِمثْل أىج ِر فى اعلِ ِه ْ ُ ُ ْى ْ ى ى ى “Barang siapa yang menunjukkan pada kebaikan, maka ia akan mendapat pahala seperti pelaku kebaikan itu”. (HR. Muslim)
Selain karena pernikahan, alasan lain seorang menjadi mualaf adalah karena kebiasaan yang dimiliki orang tersebut untuk mempelajari tentang ajaran agama Islam, dimana pada akhirnya mereka merasa mendapatkan hidayah dari Allah SWT dan kemudian memutuskan untuk masuk Islam. Dan alasan selanjutnya ialah karena hidayah yang diterima seseorang secara langsung dari Allah SWT, misalnya melalui mimpi atau mengalami suatu kejadian yang pada akhirnya menuntun orang tersebut menjadi mualaf. Hidayah Allah datang karena
35
manusia itu sendiri ingin merubah dirinya sendiri menjadi manusia yang lebih baik, dan Allah akan memilih hamba yang benar-benar ingin bertaubat dan atas kehendaknya.55 Mualaf merupakan suatu bagian proses penyebaran agama Islam, dimana secara alamiah Islam memang perlu untuk disebar luaskan. Hal tersebut sudah berlangsung sejak zaman Rasulullah. Jalan yang dipilih untuk menyebarkan agama Islam adalah dengan berdakwah dan berjihad.56 Jalan dakwah mulai ditempuh dengan cara mengirimkan surat kepada para pemimpin negara-negara lain yang lain yang ada di dalam surat berisi tawaran dari Rasulullah bagi mereka yang mau menerima Islam dan tunduk kepada kemimpinan negara Islam kala itu. Sedangkan jalan jihad ditempuh dengan melakukan peperangan terhadap negara-negara yang menolak tawaran dari Rasulullah SAW meskipun mereka telah diberikan tenggang waktu. Akan tetapi peperangan tersebut hanya dilakukan di medan peperangan tanpa adanya unsur perusakan sarana-sarana umum. Dan dalam perang tersebut dilarang untuk membunuh warga sipil yang tidak ikut berperang seperti wanita dan anak-anak.57 Perang tersebut juga dilarang untuk merusak lingkungan maupun tanaman yang tumbuh di sekitar tempat berperang. Dengan kedua metode itulah akhirnya Islam mulai dikenal oleh masyarakat di seluruh dunia, dan sebagian dari merekapun akhirnya memutuskan untuk memeluk agama Islam. C. Profil Saint Michael Collage Saint Michael College adalah sebuah perguruan tinggi Katolik yang terletak di Colchester, Vermont, Amerika Serikat. Saint Michael College menyediakan beberapa program perkuliahan salah satunya adalah program studi agama. Program studi agama di Saint Michael College memberikan sejumlah pilihan karir yang baik untuk para
55
http://dalamislam.com/dasar-islam/mualaf diakses pada 18 Agustus pukul 20.14 http://dalamislam.com/dasar-islam/mualaf diakses pada 18 Agustus pukul 20.18 57 http://dalamislam.com/dasar-islam/mualaf diakses pada 18 Agustus pukul 20.28 56
36
sarjananya. Sesuai dengan misi sebagai perguruan tinggi Katolik, Saint Michael College menggunakan pendekatan studi agama dengan dasar pengembangan, pengertian, dan relevansi budaya tradisi Kristen.58 Saint Michael College pada program studi agama juga mendorong para siswa untuk menjelajahi tradisi keagamaan lainnya seperti Yahudi, Islam, Hindu dan Budha . Pada akhirnya, program studi agama ini memberikan kontribusi untuk para siswa mengenal lebih baik tentang kemanusiaan dari diri mereka sendiri dan membantu mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan analisis yang penting untuk karir, studi lebih lanjut dan kehidupan pelayanan. Studi agama adalah studi akademis dari berbagai perspektif menggunakan berbagai disiplin ilmu yang berbeda. Program Studi Agama menawarkan berbagai macam rangkaian pelajaran yang mempelajari tradisi agama Kristen yang lebih luas dan tradisi Katolik Roma. Program Studi Agama juga menawarkan berbagai pelajaran dalam studi Yahudi, Islam, Hindu, dan Buddha. Selain itu, program-program kami mengatasi masalah yang lebih luas secara filosofis dan budaya mengenai fenomena agama. Beberapa siswa memilih untuk membuat fokus utama mereka seperti pada tradisi dan pemikiran Kristen, Agamaagama di dunia, Etika, Studi Kristen awal, atau studi tentang Alkitab . Program studi agama belajar untuk berpikir kritis dan mengevaluasi tentang klaim yang dibuat oleh berbagai kelompok agama. Mereka mendapatkan pengetahuan rinci tentang sejarah tradisi keagamaan di dunia dan mereka diharapkan untuk mengembangkan pemahaman empatik di dunia kepada pandangan orang lain. Lulusan kami lebih memahami interaksi kompleks antara agama dan aspek-aspek lain dari masyarakat dan
58 https://www.smcvt.edu/academics/majors-minors-and-curriculum/religiousstudies.aspx#WhatYoullLearn diakses pada 21 September 2016 pukul 20.45
37
mereka belajar bagaimana orang-orang yang hidup di jaman dahulu sampai sekarang keluar dari kehidupan spiritual mereka.
38
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Analisis Penetrasi Sosial Steven Indra Wibowo di Mualaf Center Indonesia Penelitian ini menarik karena ditengah nama baik agama Islam disandingkan dengan isu teroris, aliran radikalisme yang dituduhkan muncul seorang tokoh yang tadinya non muslim memutuskan untuk masuk Islam dimana Steven Indra Wibowo adalah mantan seorang Frather (Imam gereja katolik) di Paroki, Jakarta Utara yang padahal sebelumnya dia sangat minim pengetahuan tentang dakwah Islam. Akan tetapi, dia memulai dengan belajar Islam secara bertahap sampai mendirikan Mualaf Center Indonesia (MCI) dan lebih memilih strategi dakwah fardiyah dibandingkan dengan metode dakwah yang dilakukan seperti pada khotbah jumat, ceramah-ceramah agama di majelis-majelis dan pengajian. “Kita mulai bisa menuntun syahadat di tahun 2004 dan 2005. Mulai banyak, mulai dari kuping ke kuping. Terus legalisasinya kemana? Masih ke masjid. Seperti di masjid istiqlal, sunda kelapa, al azhar. Pokonya ke masjidmasjid besar. Terus berjalan dan berjalan. Makin lama, semakin banyak orang yang datang... ratusan. Kita gabisa kepegang. Kita angkat admin lain untuk membantu. Kita cari anak-anak muda. Kita cari temen-temen yang bisa membantu. Dan mulai lah kita ada moderatornya dan punya 7 orang sebagai status volunteer. Masih generasi awal itu ditahun 2004. Tahun 2004 aku umroh lagi. Lalu disana banyak ketemu temen-temen yang bisa mengajar dengan baik. Kita mengajak orang untuk pindah ke islam. Kita selalu kasih pengertian, dan alasan-alasanya. Dan kalau sudah mau untuk diajak masuk ke Islam, kita titip ke masjid. Karena kita gapunya orang, kapasitasnya minim. Dan mulai saat itu kita memutuskan, Mualaf Center Indonesia memberikan konseling dan memberikan segala ajaran sampai masuk Islam, gratis. Kita gapunya legalisasi untuk ngurus dokumen. Tapi pada tahun 2005 baru kefikiran untuk membuat legalisasi dan kita join sama Hijrah Center ada di Jeddah. Pada tahun 2004 Hijrah Center itu sudah ada sih. Kita coba untuk tanya-tanya segala macam, bagaimana sih caranya untuk mengurusi segala macam. Kita dikasih contoh surat dalam bahasa inggris. Yang kita translate ke dalam 3 bahasa, Dan akhirnya kita buat surat baku ini yang masih dipakai sampai sekarang. Walaupun surat itu masih 39
dipakai sampai sekarang, surat itu masih selalu ada perbaikan seperti sekarang kita membuat note kalau surat keterangan masuk islam ini bukan untuk mencari sumbangan di masjid atau di lembaga manapun”. Dalam wawancara pribadi dengan Steven Indra Wibowo diatas, Steven menjelaskan aktifitas di dalam Mualaf Center Indonesia tersebut. Dari mulai menuntun pengucapan syahadat, membantu dalam membuat legalisasi dokumen dan memberikan konseling serta memberikan segala ajaran pengetahuan tentang Islam. Dari hasil penelitian penulis dalam wawancara dengan Steven Indra Wibowo dan mualaf yang telah ditetapkan, ditemukan bahwa proses komunikasi yang terjadi pada Steven Indra Wibowo dan mualaf antara lain adalah komunikasi interpersonal dengan tatap muka dan dilakukan 1-2 orang antara komunikator dan komunikan. Komunikasi interpersonal melibatkan dua orang dalam situasi berinteraksi. Steven Indra Wibowo menjadi komunikator yang menjadi sumber pesan, lalu menyampaikan kepada mualaf dan mualaf tersebut akan memaknai pesan yang disampaikan oleh Steven Indra Wibowo. Hal ini terjadi diantara Steven Indra Wibowo dan mualaf selama pembinaan di Mualaf Center Indonesia, seperti bertanya atau bahkan saling bertukar cerita satu sama lain. Hal ini menjadikan Steven Indra Wibowo dan mualaf dapat mengenal satu sama lain. Penetrasi sosial merupakan proses bertahap, dimulai dari komunikasi basa-basi yang tidak akrab hingga berbagi informasi menyangkut topik pembicaraan yang lebih pribadi, seiring dengan berkembangnya hubungan disini orang akan membiarkan orang lain untuk mengenal dirinya secara bertahap.59 Teori penetrasi sosial berupaya mengidentifikasi proses peningkatan keterbukaan dan keintiman seseorang dalam menjalin hubungan orang lain. Penetrasi sosial memiliki hubungan yang diatur oleh
59
S. Djuarsa Sendjaja, Ph.D, Teori komunikasi (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994), h. 80
40
seperangkat kekuatan yang kompleks dan harus dikelola secara terus menerus oleh para pihak yang terlibat. a. Tahap Pertama (Orientation Stage) yang dilakukan dalam penetrasi sosial adalah tahap orientasi. Di dalam tahap orientasi komunikasi yang terjadi tidak pribadi. Para individu yang terlibat hanya menyampaikan informasi yang bersifat sangat umum saja. Sebagaimana perkenalan pertama Steven Indra Wibowo dan mualaf dimulai dari tahap orientasi atau mulai membuka sedikit informasi tentang superfisial seperti nama, alamat atau umur. “Awal bertemu ada yang dari web dan ada yang dari mulut ke mulut. Dan ada yang memperkenalkan. Saya tanya “ngapain anda datang ke saya?” dan akhirnya kita berkenalan satu sama lain”.60
Hal ini juga diucapkan dari mualaf di Mualaf Center Indonesia bernama Eduard Van der Elst yang juga sekarang menjadi dewan pembina Mualaf Center Indonesia. “Awal bertemu Steven saya dari internet. Sebelumnya saya searching untuk mencari organisasi mualaf dan saya menemukan situs Mualaf Center Indonesia. Langsung saya hubungi untuk bisa bertemu dan berkenalan dengannya”.61 Dan juga ucapan dari Hanny Kristianto mualaf di Mualaf Center Indonesia: “Pertama kali saya menemukan info mualaf center indonesia dari internet. Saya cari kontak yang ada disana. Dan kebetulan itu kontak dari Steven sendiri. Langsung saja saya hubungi dia untuk bisa bertemu untuk bisa ngobrol-ngobrol dulu awalnya”. Berdasarkan hal diatas dapat dipastikan bahwa Steven Indra Wibowo dan mualaf berada pada tahap orientasi. Hanya sedikit proses perkenalan Steven dan mualaf secara terbuka pada tahap ini karena selama tahap ini pernyataan-pernyataan yang dibuat biasanya hanya hal-hal klise dan mereflesikan aspek superfisial dari seorang individu.
60
Wawancara Pribadi dengan Steven Indra Wibowo di Warung Lombok Blok M Plaza, Jakarta, 9 September 2016. 61 Wawanvara Pribadi Via Email dengan Eduard Van der Elst, Jakarta, 13 September 2016.
41
Dapat disimpulkan pada tahap ini baik Steven maupun mualaf masih sangat berhatihati untuk menyampaikan sesuatu sehingga yang dibicarakanpun hanyalah hal yang bersifat umum saja. Jika pada tahap ini mereka sudah merasa cukup, maka mereka akan melanjutkannya ke tahap berikutnya yaitu tahap kedua (Exploration Stage). b. Tahap kedua (Exploration Stage) adalah tahap dimana muncul gerakan menuju ke arah keterbukaan yang lebih dalam. Memperluas area publik dari diri dan terjadi ketika aspek-aspek dari kepribadian individu sudah muncul. Apa yang tadinya privat menjadi publik. Seperti tahap-tahap lainnya, tahap ini juga melibatkan perilaku verbal dan nonverbal. Orang mungkin mulai untuk menggunakan beberapa frase yang hanya dapat dimengerti oleh mereka yang terlibat di dalam hubungan. Tahap ini merupakan tahap ekspansi awal dari informasi dan perpindahan ke tingkat pengungkapan yang lebih dalam dari tahap pertama. Dalam tahap ini, diantara dua orang yang berkomunikasi, mulai bergerak mengeksplorasi ke soal informasi yang berupaya menjajagi apa kesenangan masing-masing. Komunikasi yang terjadi antara Steven Indra Wibowo dan mualaf berjalan dengan efektif dan dapat kesempatan yang lebih besar untuk melanjutkan ke tahap selanjutnya dimana aspek-aspek pribadi mulai bermunculan. Seperti ucapan Steven Indra Wibowo dan mualaf di bawah ini. “Yang sudah pasti itu saya tanya “mau ngapain temuin saya?” apa yang mau kamu tau dari Islam? Agama mu apa? Kamu tau ga tentang agama? Sudah berapa tahun jadi agama itu? Umur kamu berapa? Apa yang kamu tau dari agamamu itu? Siapa tuhan kamu? Misal dia jawab “tuhan saya yesus”. Saya tanya balik “dari mana taunya? Pernah bertemu?”. Ada yang bilang “saya pernah bermimpi bertemu dia (yesus)”. Saya tanya balik “mukanya kaya siapa?”. Dia jawab “aduh... mukanya itu susah digambarkan lah”. “coba cari di web multiple face of yesus” saya kasih semua gambarnya disana kan banyak tuh. Banyakan
42
semua menyebut yesus itu mukanya seperti film the passion of the christ... “tuhan lu berarti ada di Amerika dong dan di california sudah mati”.62 Berdasarkan hal diatas dapat diketahui Steven Indra Wibowo dan mualaf berada di tahap pertukaran penjajakan afektif. Terdapat sedikit spontanitas dari ucapan Steven kepada mualaf dalam komunikasi karena individu-individu sudah sama-sama merasa nyaman dan mereka sudah tidak terlalu hati-hati jika apa yang akan ia sampaikan salah. Mereka mulai membuka diri dengan informasi yang bersifat lebih pribadi, seperti kesediaan menceritakan masalah pribadi mualaf kepada Steven. c. Tahap pertukaran afektif (Affective Stage) termasuk interaksi yang lebih tanpa beban dan santai. Dimana komunikasi sering kali berjalan spontan dan individu membuat keputusan yang tepat, dengan sedikit memberikan perhatian untuk hubungan secara keseluruhan. Tahap pertukaran afektif menggambarkan komitmen lebih lanjut kepada individu lainnya. “Semua mualaf saya tanyain “kamu yakin, kamu masuk Islam?” apalagi ada yang bilang “saya sudah mempelajari agama semuanya”. Tapi hanya Islam yang membuat saya merasakan ketenangan dan kenyamanan”. Saya bilang “loh kamu yakin sudah mempelajari semua agama? gamau coba untuk masuk hindu dulu ke bali untuk merasakan tenang maupun rasa nyaman?”. Dan dia jawab “kenapa kok tanya seperti itu pak?”. Saya jawab “kamu boleh masuk islam asal kamu gaboleh untuk keluar lagi, sekali masuk Islam tetap di Islam. Bukan malah untuk tempat main-main dan bukan tempat untuk dicoba-coba”. 63 Tahap pertukaran afektif diatas adalah tahap dimana terjadi peningkatan informasi menyangkut pengalaman-pengalaman pribadi masing-masing. Steven Indra Wibowo dan mualaf diatas berada pada tahap munculnya perasaan kritis dan evaluatif pada level yang lebih dalam. Steven Indra Wibowo yang sedang mempertanyakan keyakinan calon mualaf untuk mau masuk Islam. Komunikasi Steven Indra Wibowo dan calon
62 Wawancara Pribadi, dengan Steven Indra Wibowo di Warung Lombok Blok M Plaza, Jakarta, 9 September 2016. 63 Wawancara Pribadi dengan Steven Indra Wibowo di Warung Lombok Blok M Plaza, Jakarta, 9 September 2016.
43
mualaf sudah berjalan spontan karena satu sama lain sudah merasa nyaman. Hal ini juga diucapkan dari mualaf Eduard Van der Elst. “Saya sangat nyaman dalam menceritakan semua yang saya rasakan. Kenapa tidak? dia sama-sama Katholik dahulu dengan saya. Dan dahulu dia sudah tahu latar belakang saya”.64 Dan juga diucapkan oleh Hanny Kristianto: “Nyaman.... yang jelas saya dan dia umurnya tidak jauh beda jadi tidak ada rasa sungkan di antara kami. Saya dan Steven sebelumnya sama-sama menganut katholik. Saya menceritakan masa lalu saya ke dia dan dia pun juga turut menceritakan masa lalunya. Jadi saya merasakan seperti ngobrol dengan teman akrab saja. Eduard Van der Elst sudah merasa sangat nyaman dalam menceritakan masalahnya kepada Steven karena sudah tahu semua latar belakangnya termasuk kesamaan agama yang dianutnya dulu. Hanny Kristianto juga merasa nyaman untuk berbagi cerita karena perbandingan umur yang tidak jauh beda dengan Steven dan mempunyai kesamaan dalam agama yang dulu dianutnya. Proses komunikasi antara Steven Indra Wibowo terhadap mualaf secara intensif dapat menimbulkan rasa percaya dan rasa nyaman hingga akhirnya dapat saling terbuka. Oleh sebab itu, pada tahap ini kedua belah pihak tidak hanya saling mendengar dan menanggapi saja namun kini mereka sudah saling mengevaluasi dan mengkritik satu sama lain. Dan hal ini akan terjadi jika kedua belah pihak sudah mendapatkan kedekatan pada proses interaksi sebelumnya. d. Tahap berikutnya adalah tahap pertukaran stabil (Stable Stage). Tahap dimana pengungkapan pemikiran, perasaan dan perilaku secara terbuka. Dalam tahap ini, masing-masing individu berada dalam keintiman tinggi. Para teoritikus penetrasi sosial percaya bahwa terdapat relatif sedikit kesalahan atau kesalahan interpretasi dalam memaknai komunikasi pada tahap ini. Alasan untuk hal ini 64
Wawancara Pribadi via email dengan Eduard Van der Elst, Jakarta, 13 September 2016.
44
sangat sederhana, karena kedua pasangan ini telah mempunyai banyak kesempatan untuk mengklarifikasi setiap ambiguitas yang pernah ada dan mulai untuk membentuk sistem komunikasi pribadinya. Sebagai hasilnya, komunikasi menurut Altman dan Taylor bersifat efisien. Seperti ucapan Steven Indra Wibowo dalam wawancara pribadi saat membina mualaf dibawah ini: “it’s not my business, it’s not your business, itu adalah Allah punya hak, murni. Jadi kalo saya berkutat dalam iman saya ini, ya silahkan itu hak kamu, yang jelas pada saat kamu mempercayai sesuatu harus kamu yakini itu ada, bagaimana kalau ceritanya saya kasih ke kamu satu ban dan ban ini kotak bentuknya, pasti kamu akan melawan gak mungkin ban kotak gimana ceritanya, iya saya punya ban dan ban saya ini kotak bentuknya, dia akan melawan. Aku selalu kasih analogi ya, karena saya orang filsafat kita main analogi. Masa nggak mungkin kan ban saya kotak, harusnya bulat karena itu baru bisa jalan, atau silinder lah ya tepatnya karena itu baru bisa buat jalan. Berarti sesuatu yang lo lihat, gue ngomong, lo udah tahu misalnya logika lo udah ngerti nggak mungkin terjadi, itu seharusnya terjadi seperti ini, itulah pada saat gue menjelaskan tentang sisi ketuhanan. Apa bagimu normal kalau Tuhan itu mati? Man, Tuhan lo mati. You’re gonna be die, man. Yang nyiptain lo mati. Dia lupa ngasih napas lo, terus dia mati, ya lo mati lah. Lo pikir napas dari siapa? Ya ini kan udara dari sekitar? Ngana pikir yang bikin siapa? Kalau Tuhan lo mati”.65 Pada dasarnya akan ada banyak faktor yang menyebabkan kestabilan suatu hubungan tersebut mudah runtuh dan mudah goyah. Akan tetapi jika ternyata mampu untuk melewati tahapan ini, hubungan tersebut akan lebih stabil, lebih bermakna dan lebih bertahan lama. Seperti hal diatas Steven Indra Wibowo memberikan analoginya untuk membuka pikiran mualaf tersebut. Informasi yang dibicarakan Steven Indra Wibowo terhadap mualaf pun sudah sangat dalam dan menjadi inti dari pribadi masingmasing pasangan, soal nilai ataupun konsep diri. Seperti pendapat Eduard Van der Elst dibawah ini. “Selama Steven mendampingi saya, dia membina saya dengan sangat baik. Selalu approaching dengan contoh nyata dan tidak se-mata-mata
65 Wawancara Pribadi dengan Steven Indra Wibowo di Warung Lombok Blok M Plaza, Jakarta, 9 September 2016.
45
Kitabiah (Quraniah). Dasarnya memang Al Qur’an tapi penjelasannya dipakai dengan hal-hal yang nyata”.66 Dan juga seperti pendapat Hanny Kristianto dalam pembinaan mualaf di Mualaf Center Indonesia bersama Steven ini: “Steven memberikan penjelasan tentang islam kepada saya melalui halhal yang rasional dan bisa dicerna dalam kepala saya. Mungkin karna basic Steven adalah filsafat sehingga dia memberikan penjelasan dengan seperti itu. Bukan semata-semata hanya penjelasan tanpa dasar tapi penjelasannya didasari oleh ajaran Islam”.67 e. Depenetration, depenetrasi adalah proses yang bertahap dengan semakin memudar ketika suatu hubungan berjalan tidak lancar dan keduanya berusaha semakin menjauh. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan antara Steven Indra Wibowo dengan mualaf mengalami tahap depenetrasi. Proses ini tidak bersifat eksplosif atau meledak secara sekaligus, Tetapi lebih bersifat bertahap. “Kamu tau ga tentang agama? Sudah berapa tahun jadi agama itu? Umur kamu berapa? Apa yang kamu tau dari agamamu itu? Siapa tuhan kamu? Misal dia jawab “tuhan saya yesus”. Saya tanya balik “dari mana taunya? Pernah bertemu?”. Ada yang bilang “saya pernah bermimpi bertemu dia (yesus)”. Saya tanya balik “mukanya kaya siapa?”. Dia jawab “aduh... mukanya itu susah digambarkan lah”. “coba cari di web multiple face of yesus” saya kasih semua gambarnya disana kan banyak tuh. Banyakan semua menyebut yesus itu mukanya seperti film........... “tuhan lu berarti ada di Amerika dong dan di california sudah mati”. Steven Indra Wibowo dan mualaf yang dibinanya pernah mengalami suatu konflik dimana antara mualaf dan Steven berdebat tentang agama. Akan tetapi hubungan antara Steven dan mualaf kembali lagi ke tahap pertukaran afektif dimana Steven Indra Wibowo meningkatkan informasi pengalamanpengalaman pribadi untuk mengevaluasi pada level yang lebih dalam dan hubungan berjalan lagi dengan baik tanpa adanya suatu konflik dikarenakan
66 67
Wawancara Pribadi via email dengan Eduard Van der Elst, Jakarta, 13 September 2016. Wawancara Pribadi Via Email Hanny Kristianto, Jakarta, 18 September 2016
46
kedua mualaf ini sudah saling terbuka dan sudah mengenal satu sama lain sehingga konflikpun bisa terhindar. B. Analisis Dakwah Steven Indra Wibowo dan mualaf di Mualaf Center Indonesia Dakwah adalah ajakan atau seruan ke jalan Allah yang dilakukan seorang da’i kepada orang lain secara perseorangan dengan tujuan memindahkan al mad’u pada keadaan yang lebih baik dan diridhai Allah. Perubahan atau perpindahan tersebut adakalanya dari kekafiran kepada keimanan, dari kesesatan dan kemaksiatan. Dakwah adalah usaha seorang da’i yang berusaha untuk lebih dekat mengenal al mad’u untuk dituntun ke jalan Allah. Oleh karena itu, untuk mencapai sasaran dakwah harus selalu menyertainya dan membina persaudaraan dengannya karena Allah SWT. Dakwah memiliki tiga tahapan pengertian yang akan penulis jelaskan. 1. Mafhum Da’wah (seruan atau ajakan) Mafhum Da’wah yang berarti seruan atau ajakan usaha seorang da’i yang berusaha lebih dekat mengenal al mad’u untuk dituntun ke jalan Allah. Oleh karena itu, untuk mencapai sasaran dakwah ia harus selalu menyertainya dan membina persaudaraan dengannya karena Allah SWT. “Saat lo sudah terjun ke dunia dakwah, tidak semua materi harus dihafalkan. Semua akan berjalan begitu saja karena semua ada di hati dan pikiran, niat baik untuk menyampaikan kebenaran, masalah hasil jangan ikut campur biar itu urusan Allah. Kalau lo udah ada hasrat di hati lo, tanyakan ke hati lo, lo mau benar dakwah atau mau nyari apa? Dan ingat, siapapun bisa berdakwah. Bedanya adalah seberapa banyak dan sedikit materi yang bisa lo kasih. Dan sedikitnya pun jika lo mengejar akhirat maka Allah yang akan mengganjar”.68 Berdasarkan wawancara diatas dapat terlihat adanya ucapan Steven Indra Wibowo yang melakukan dakwah tanpa harus melakukan persiapan lebih dahulu. Steven lebih
68 Wawancara Pribadi dengan Steven Indra Wibowo di Warung Lombok Blok M Plaza, Jakarta, 9 September 2016.
47
mengutamakan untuk menyampaikan kebenaran yang berjalan semua di dalam hati dan fikirannya karena Allah SWT. Berusaha membawa al mad’u kepada keimanan, ketaatan, kesatuan, komitmen pada sistem kehidupan Islam dan adab-adabnya. “Saya sesuaikan dengan rukun Islam. Setelah syahadat, sholat. Udah sholat, belajar puasa. Setelah puasa, charity, beri 2,5% dari uang lo. Setelah itu haji, tapi itu nanti. Habis itu, rukun iman. Baca Quran, akidah di kuatin. Step paling dasar. Belajar dari basic. Ikuti aturan dari Allah, ikutin bagaimana Rasulullah bimbing lo, jangan lakuin yang dia nggak suka, jangan lakuin apalagi yang dia larang. Continue your life, selesai. Cari rezeki yang halal, nikah dengan istri yang halal, punya anak yang halal. Abis itu gedein anakanak, anak lo menikah, selesai. Half and half of your life itu sudah selesai pada lo udah ngikutin semua aturan dari Allah”.69 Hal diatas yang dilakukan Steven Indra Wibowo sudah sesuai akan seruan dalam dakwah mengenai dakwah ilallah (dakwah ke jalan Allah) yang berarti seruan atau ajakan untuk menaati-Nya dan menaati Rasul-Nya dengan melaksanakan semua ajaran yang dibawanya sebagai sistem dan pedoman dalam kehidupan. Steven Indra Wibowo memuat semua ucapan dan perkataan yang baik tentang keimanan kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasulnya, hari akhir, serta qadha dan qadar. Steven Indra Wibowo memberikan tahapan dalam pembinaan mualaf dengan menyesuaikan dengan rukun Islam dan rukun iman. Dalam wawancara pribadi via email yang penulis lakukan, Eduard Van der Elst menjelaskan Steven Indra Wibowo dalam memberikan pengetahuan tentang islam sebagai berikut. “Sangat banyak pengetahuan tentang Islam yang diberitahu oleh Steven. Tapi karena Islam itu luas, dasar-dasarnya dahulu, seperti SholatPemahaman Qur’an-Aqidah Islam”.70
69 Wawancara Pribadi dengan Steven Indra Wibowo di Warung Lombok Blok M Plaza, Jakarta, 9 September 2016. 70 Wawancara Pribadi via email dengan Eduard Van der Elst, Jakarta, 13 September 2016.
48
Hal ini juga diperkuat oleh pendapat Hanny Kristianto melalu wawancara pribadi via email yang mengatakan: “Pertama saya dikenalkan dengan kewajiban seorang muslim yaitu solat lima waktu kemudian dasar-dasarnya seperti membaca al quran dan dengan mengajari tentang aqidah islam”.71 Berdasarkan pendapat di atas, Steven Indra Wibowo memberikan pengetahuan tentang Islam kepada mualaf, dimulai dari dasar-dasarnya terlebih dahulu. Seperti menjalani ibadah sholat lima waktu, pemahaman tentang Al-Quran dan mengajari atau memberikan pemahaman tentang aqidah Islam. Dakwah ilallah dalam pengertian ini adalah perkataan yang sangat baik yang diucapkan oleh juru dakwah. Karena da’i tidak mengatakan sesuatu kecuali tentang ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Dapat saya tekankan bahwa dakwah fardiyah pada analisis saya ini merupakan kewajiban setiap muslim laki-laki maupun perempuan, berdasarkan firman Allah:
ِ قُل ٰه ِذ ِه سبِيلِي أ ْىدعو إِ ىَل اللَّ ِه ۖ علىى ب ص ىْيٍة أىنىا ىوىم َِ اتَّبى ىع ِِن ۖ ىو ُسْب ىحا ىن اللَّ ِه ُ ى ٰ ى ْى ى ِ ِ ي ىوىما أىنىا م ىَ الْ ُم ْش ِرك ى “Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (Yusuf: 108)
2. Mafhum Haraki (gerakan) Dakwah dalam mafhum haraki atau tahap haraki (gerakan) adalah menjalin hubungan dengan masyarakat umum, kemudian memilih salah seorang dari mereka untuk membina hubungan lebih erat, karena da’i mengetahui bahwa orang tersebut
71
Wawancara Pribadi Via Email Hanny Kristianto, Jakarta, 18 September 2016
49
layak menerima kebaikan disebabkan keterkaitan dan komitmennya terhadap manhaj dan adab Islam. Islam memberikan kebebasan kepada para juru dakwah untuk bergaul dengan masyarakat umum dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah dan menjadikan pergaulan tersebut sebagai sesuatu yang positif dan bermanfaat yang digunakannya untuk mengajak mereka ke jalan kebenaran, kebaikan, petunjuk dan memberikan pertolongan kepada orang yang memerlukan, baik dalam membantu materiil dan moral. Berikut adalah kutipan hasil wawancara pribadi dengan Steven Indra Wibowo terkait memberikan pertolongan dalam membantu materiil dan moral: “Dari uang kita yang bekerja. Semua volunteer yang mengajar, mereka juga menyumbang dana untuk mualaf yang berada di Mualaf Center Indonesia. Dan juga Mualaf Center Indonesia mulai kita kembangkan dengan adanya Advokasi untuk perlindungan, karena mualaf banyak yang diuber-uber dan maaf malah ada yang sampai terbunuh dll. Semua mualaf yang terusir dari keluarganya juga kita titip tampung dirumah siapapun yang bisa menerima”.72 Hal yang dilakukan oleh Steven Indra Wibowo diatas kepada mualaf, sesuai dengan mafhum haraki yang membina hubungan dengan penerima dakwah perlu dilakukan agar di dalamnya dapat melaksanakan amalan-amalan mulia yang kelak akan menimbulkan pesan dan pengaruh dalam hati mereka. Steven Indra Wibowo sudah mempergauli mualaf dan menampakkan kecintaan kepada mereka dengan menyingkirkan gangguan dari mereka serta berusaha menjaga kemaslahatan dan kepentingan mereka. Dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah SAW bersabda:
ِ ِ َّاس علىي ِه ص ىدقىة ُك َّل ن وٍم تىطْلُع فِي ِ ْ ي اثْنى ِ ُكل ُسالىىمى ِم ىَ الن ي َّم الش ه ى تى ْعد ُل بى ْ ى،س ْ ْ ى ْ ى ُ ْ ُ ِ ِ ِِ ،ص ىدقىة َّ ي الر ُج ىل ِف ىدابََّه فىَى ْحملُهُ ىعلىْي ىْها أ ْىو تى ْرفى ُع لىهُ ىعلىْي ىْها ىمَى ى ُ ْ ىوتُع،ص ىدقىة اعهُ ى ى 72 Wawancara Pribadi dengan Steven Indra Wibowo di Warung Lombok Blok M Plaza, Jakarta, 9 September 2016.
50
ِ َّ وبِ ُكل خطْوٍة تَم ِشي ْها إِ ىَل،والْ ىكلِمةُ الطَّيِّبةُ ص ىدقىة ط األى ىذى ُ ىوُُتِْي،ص ىدقىة الصالىة ى ى ى ى ِّ ُ ى ى ى ْ ْ ى ى ى ص ىدقىة ىع َِ الطَّ ِرنْ ِق ى “Tiap persendian manusia adalah sedekah untuknya pada setiap hari yang matahari terbit. Mendamaikan secara adil antara dua orang berarti sedekah, membantu orang ke atas kendaraanya atau mengangkat barangnya keatas berarti sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah ke tempat shalat (berjamaah) adalah sedekah, dan menyingkirkan gangguan dari tengah jalan adalah sedekah.” HR.Muslim Maksud kalimat “pada tiap persendian manusia adalah sedekah untuknya” ialah bahwa setiap persendian seorang muslim memiliki nilai sedekah apabila digunakan untuk bersyukur kepada Allah yang telah menjadikannya hingga mampu melakukan aktifitas. Bentuk-bentuk perilaku sedekah tersebut erat hubungannya dengan keberadaan orang lain oleh karenanya Steven Indra Wibowo membina hubungan dengan para mualaf yang dilakukannya dengan maksud agar dapat melaksanakan amalan-amalan mulia yang kelak akan menimbulkan kesan dan pengaruh dalam hati mereka sehingga pada akhirnya berusaha membawa mereka pada keadaan yang lebih baik dan diridhai Allah SWT. Seluruh aktifitas yang dianjurkan hadis tersebut merupakan bentuk aktifitas sosial kemasyarakatan yang didasarkan pada asas tolong menolong, nasihat-menasehati, dan menghilangkan apapun yang menganggu manusia. Bergaul dengan penerima dakwah secara bijak, memberi nasihat yang baik dan bertukar pikiran dengan cara yang baik pula. Dakwah harus ditujukan kepada Allah, bukan kepada jalan hidup yang lain. Dakwah harus dilakukan dengan nasihat atau pengajaran yang baik. Maksudnya adalah nasihat yang dapat masuk ke dalam hati. Hal ini akan tercapai jika dilakukan dengan lemah lembut, tanpa kekerasan, memerintahkannya bertaubat, tanpa menyingkap dan mengungkit-ngungkit kesalahan dan dosa yang dilakukannya. Itulah yang dikehemdaki dengan mau’izhah hasanah. Pada akhirnya ia akan dapat menjinakkan hati dan menyadarkan manusia ke jalan
51
kebenaran dan kebaikan. Seperti kutipan hasil wawancara pribadi Steven Indra Wibowo di bawah ini: “Yang jelas kan aku ngomong ke temenku yang lebih deket di Mualaf Centre, jangan punya willing, kemauan, jangan sampai punya niat di hati sekalipun untuk orang nih harus masuk Islam sama gue. Dia harus masuk Islam sama gue. Dia harus kalah debat sama gue. Hasrat ya, bahaya. Saya ngomong ke mualaf, gue gak peduli lo mau masuk Islam atau nggak because it’s your business with Allah, it’s not mine. It’s not my business to persue you for ngapainlah segala macem”.73 Berdasarkan hal diatas, Steven Indra Wibowo tidak menyerukan dakwahya dengan tujuan agar mualaf mengikuti orang yang berjasa atau mengikuti pribadi Steven sendiri. Steven Indra Wibowo menghubungkan penerima dakwah dengan Allah, tauhid, aqidah dan mabda’ (prinsip hidup), bukan dengan pribadi Steven sendiri. Karena aqidah bersifat kekal, sedangkan tokoh dan pemimpin masyarakat bersifat fana. Steven Indra Wibowo dalam menyampaikan dakwahnya juga menggunakan metode diskusi atau tukar pikiran dengan cara yang paling baik dan dapat membawa kepada pencapaian kebenaran jika memang cara ini diperlukan. Tukar pikiran dengan cara yang baik disini maksudnya tidak boleh memaksakan kehendak kepada pihak lain yang berbeda pendapat dengan da’i, tidak boleh membebaninya diluar kemampuannya, tidak boleh mencaci pendapat atau pemikiran golongan lain meskipun mereka lamban dalam menerima kebenaran. Dalam pembicaraan dan pencarian kebenaran harus membatasi tema, harus berusaha memuaskan pihak lain dengan cara yang paling baik, mengalah ketika ia bersikeras pada pemikiran dan kehendaknya sehingga Allah memberinya petunjuk dengan tidak memutuskan persahabatan dengannya. Seorang da’i hendaklah berlaku tidak berlebihan dalam melaksanakan dakwah dan menyerukan kebenaran, inilah yang
73 Wawancara Pribadi dengan Steven Indra Wibowo di Warung Lombok Blok M Plaza, Jakarta, 9 September 2016.
52
dilakukan oleh Steven Indra Wibowo. Dan yang lebih utama, hendaklah seorang da’i bersabar serta ikhlas demi memperoleh kedudukan yang tinggi disisi Allah. Sikap sabar seorang da’i adalah baik bagi dirinya, lebih mengesankan, dan lebih berpengaruh pada jiwa penerima dakwah. Dengan kesabarannya, da’i dapat melakukan hal-hal yang lebih baik lagi. Dalam hal ini, ia tidak boleh lupa untuk memohon pertolongan kepada Allah agar dapat berlaku sabar karena Allah maha pemberi pertolongan selama ia bersabar. 3. Mafhum Tanzhimi (pengorganisasian) Dakwah dalam mafhum tanzhimi adalah pengelompokan penerima dakwah berdasarkan segi kepribadiannya agar da’i mengetahui cara menempatkan penerima dakwah dalam lingkungan pergaulan dan mengetahui amalan serta pengetahuan apa yang sesuai. Al mad’u dalam dakwah juga memerlukan pengaturan, penugasan, dan pengarahan. Berikut kutipan hasil wawancara dengan Eduard Van der Elst terkait penugasan dan pengarahan tentang Islam yang diberikan oleh Steven Indra Wibowo: “Mempelajari Islam dari dasar-dasar terlebih dahulu. seperti SholatPemahaman Qur’an-Aqidah Islam. Menghadiri rapat, pengajiam dan ceramah serta membahas aqidah. dan Jadilah Muslim yang tidak sekedar baik, tapi lebih dari itu”.74 Hal ini juga diperkuat oleh adanya ucapan dari Hanny Kristianto yang mengatakan: “Saya turut dalam pengajian dan pembinaan membahas aqidah, tidak hanya mempelajari saja tapi turut mempratekkan pengetahuan tentang islam ke dalam hidup saya”.75
74 Wawancara Pribadi dengan Steven Indra Wibowo di Warung Lombok Blok M Plaza, Jakarta, 9 September 2016. 75 Wawancara Pribadi Via Email Hanny Kristianto, Jakarta, 18 September 2016
53
Pada keterangan diatas, Steven Indra Wibowo melakukan penugasan terhadap mualaf sehingga para mualaf dapat menunaikan tugas dengan baik dan sesuai sasaran. Steven Indra Wibowo dalam hal ini mencurahkan seluruh kemampuannya untuk membimbing mualaf dengan memberikan tugas-tugas tertentu. Beliau juga meminta kepada para mualaf agar dapat mengatakan kesulitan-kesulitan ketika melaksanakan tugasnya. Sehingga para mualaf dapat melaksanakan amalan secara berkelanjutan dan tidak berbalik haluan. Mualaf yang berada di dalam Mualaf Center Indonesia rata-rata adalah seorang pekerja. Sehingga Steven Indra Wibowo tidak memberikan tugas yang sekiranya memberatkan bagi para mualaf. “Mualaf rata-rata bekerja. Mendingan selama dia beraktivitas, dia juga sambil belajar. Ini udah seperti universitas alam, lo bisa belajar dimana saja. Ada masjid, ikuti kajiannya”.76 Berdasarkan hal diatas, Steven Indra Wibowo sudah sesuai membantu mualaf dari mengenal lingkungan, baik yang berkaitan dengan sosial kemasyarakatan, kebudayaan dan ekonomi. Sehingga mualaf dapat melaksanakan tugas –tugasnya sesuai kondisi yang diketahuinya dan tidak membebani mualaf dengan tugas diluar kemampuannya dan mualaf juga tidak meninggalkan amalan yang mampu dilaksanakannya dengan secara bertahap. Da’i dalam dakwah harus mengetahui kendala dan hambatan-hambatan di jalan dakwah serta memiliki kemampuan untuk melewati semua penghalang demi kelancaran dakwahnya. Tugas da’i dalam dakwah tidak berhenti pada tiga tahap pengertian diatas. Prosesnya akan terus berlangsung sampai berhasil membina
76
Wawancara Steven Indra Wibowo, Jakarta, 9 September 2016
54
kepribadian al mad’u menjadi kepribadian Islami secara sempurna. Berikut kutipan hasil wawancara pribadi dengan Steven Indra Wibowo di bawah ini: “kendala internal ada di Islam sendiri. Gue panjangin jenggot di bilang wahabi, gue cukur jenggot di bilang liberal. Di dalam Islamnya sendiri terlalu banyak fight, terlalu banyak kepentingan. Kalau kendala eksternal ya pastinya orang kafir. Tidak akan berhenti dan tidak akan senang sebelum kita masuk ke dalam golongannya. Itu sudah ada di dalam firman Allah”.77 Steven diatas menjelaskan adanya kendala dan hambatan dalam menjalani dakwahnya. Setelah Steven mengetahui kendala-kendala yang ia hadapi selama berdakwah. Ia pun berusaha untuk menyelesaikan masalah tersebut. Steven dalam hal mengenai kendala ini juga turut membantu para mualaf dalam memecahkan kesulitankesulitan yang dihadapi, agar para mualaf meningkatkan rasa percaya terhadap diri mereka dan kemampuaanya sehingga tidak selalu menjadi beban dan menggantungkan diri pada Steven dalam setiap urusan. Steven Indra Wibowo menunjukkan langkah-langkah praktis kepada para mualaf serta selalu membantunya untuk melaksanakan tugas-tugasnya dan merealisasikan tujuannya. Dengan demikian Steven selalu mendorong para mualaf untuk terus berkembang agar tumbuh kreatifitasnya. Berikut kutipan hasil wawancara dengan Steven Indra Wibowo: “Jadi yang saya bina adalah yang untuk menjadi seperti saya. Kaderisasi. Gue bisa mati kapan aja. Hehehe. Iya kan? Jadi yang saya bina disitu adalah yang rata-rata untuk menjadi seperti saya. Ada beberapa, ada yang orang India, ada orang Jawa, ada orang Kalimantan. Mereka melakukan apa yang saya lakukan. Ada yang pegawai negeri, ada yang dosen, ada yang bahkan pilot di pesawat garuda. Jadi, yang saya ajarin adalah mereka yang akan seperti kami. Saya akan ngajarin dia langsung apa yang saya tahu. Mualaf nya sudah pintar dan dia mengajari mualaf baru. Kita mulai mainin sistem multilevel mualaf lah ya. Mualaf mendapatkan mualaf, Kita mendapatkan mualaf... cari lagi... dan tarik lagi mualaf untuk membantu mualaf lain”.78
77 78
Wawancara Steven Indra Wibowo di Warung Lombok Blok M Plaza, Jakarta, 9 September 2016 Wawancara Pribadi dengan Steven Indra Wibowo, Jakarta, 9 September 2016.
55
Berdasarkan hal diatas, Steven Indra Wibowo tidak hanya membina mualaf dengan pengetahuan Islam saja. Tapi Steven menumbuh kembangkan dakwahnya kepada mualaf dengan memberi tahu semua kendala dalam menjalani dakwahnya. Mualaf dibina untuk meneruskan perjalanan dakwah Steven Indra Wibowo. Karena di dalam fardiyah ini seorang da’i harus dapat menjadikan al maduw mampu berdakwah kepada orang lain hingga ia berdiri sejajar dalam barisan juru dakwah yang mampu memikul beban dakwah dan kerja islami sesuai kemampuan yang dimilikinya. Mualaf sebagai penerima dakwah dianggap belum “masak” sebelum dia ikut andil memikul kepentingan dakwah sesuai kemampuannya.
56
BAB 5 PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penulisan dan data-data yang penulis kumpulkan mengenai penetrasi sosial dakwah Steven Indra Wibowo dalam pembinaan mualaf di Mualaf Center Indonesia, dapat penulis tarik kesimpulan sebagai hasil penelitian sebagai berikut: Komunikasi antara Steven Indra Wibowo dan mualaf terjadi dalam bentuk komunikasi interpersonal melalui proses penetrasi sosial. Bukan dalam bentuk komunikasi massa yang menggunakan majelis seperti biasanya dilakukan da’i atau da’iah. Di awali dari tahap Orientation Stage, perkenalan satu sama lain yang berawal dari website dan rekomendasi dari orang lain yang juga kenal dengan Steven. Kedua, berada pada tahap Exploration Stage dimana ucapan Steven maupun mualaf terdapat sedikit spontanitas karena individu sudah merasa nyaman dan tidak terlalu hati-hati jika apa yang mereka sampaikan salah. Ketiga, Affective Stage, Steven memberikan informasi menyangkut pengalaman pribadi dan hubungan diantara Steven dan mualaf sudah berada pada tahap munculnya perasaan kritis. Keempat, Stable Stage, dimana pada tahap ini Steven mengungkapkan pemikiran, perasaan dan perilaku secara terbuka. Steven memberikan analoginya untuk membuka pikiran para mualaf tersebut. Yang dibicarakannya pun sudah sangat dalam dan menjadi inti dari pribadi masing-masing soal nilai ataupun konsep diri. Dan yang terakhir, Depenetration, Steven mengalami konflik berdebat tentang agama tetapi hubungan mereka kembali lagi pada hubungan baik, dimana ada evaluasi dalam pada hubungan, meningkatkan informasi pengalaman pribadi dan hubungan kembali berjalan dengan baik tanpa ada konflik karena mualaf maupun Steven sudah saling terbuka dan mengenal satu sama lain. 57
Setelah beberapa pertemuan yang intensif, pada akhirnya mereka sudah saling merasa nyaman satu sama lain kemudian saling mengevaluasi dan mengkritik dari mengungkapkan pemikiran, perasaan dan perilaku secara terbuka. Selama proses penetrasi sosial antara Steven dan para mualaf tidak pernah terjadi tahap depenetrasi karena Steven Indra Wibowo adalah orang yang mengetahui keadaan para mualaf dengan berbagai tingkatan dan sifat-sifat yang mereka miliki. Dalam tahapan dakwah, Steven Indra Wibowo mengutamakan untuk menyampaikan kebenaran yang berjalan semua di dalam hati dan pikirannya karena Allah SWT dan memberikan pengetahuan tentang Islam yang disesuaikan dengan rukun Islam dan rukun iman. Seperti sesudah membaca syahadat, mualaf ditugaskan untuk melakukan shalat, belajar berpuasa, mengeluarkan zakat atau sedekah sebesar 2,5% dari pendapatannya, setelah itu pergi haji jika sudah mampu. Kemudian belajar untuk membaca Al-Qur’an dan dasar-dasar pemahaman aqidah akhlak Islam. Memuat semua ucapan dan perkataan yang baik tentang keimanan kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasulnya, hari akhir, serta qadha dan qadar. Proses terakhir, Steven Indra Wibowo menumbuh kembangkan dakwahnya kepada mualaf dengan memberi tahu dan memberikan tugas yang berhubungan dengan pengetahuan Islam. serta kendala dalam menjalani dakwah. Karena mualaf juga dibina untuk meneruskan perjalanan dakwah Steven Indra Wibowo yang pada kenyataannya mualaf yang dibina Steven sudah mampu untuk melakukan multilevel mualaf. Yaitu, mualaf sudah bisa membantu para non muslim yang ingin mengetahui tentang agama Islam dan mendampingi para mualaf yang baru memutuskan masuk ke dalam agama Islam.
58
B. Saran Dalam kesempatan ini, penulis mengemukakan beberapa saran yang berhubungan dengan penetrasi sosial dakwah Steven Indra Wibowo dalam pembinaan mualaf di Mualaf Center Indonesia: 1. Dalam fase perkenalan dengan mualaf, Steven Indra Wibowo harus lebih berhatihati jangan sampai memberi gelar pada dirinya yang dapat menimbulkan kesan kurang toleran dan tidak tawadhu. 2. Dengan adanya kendala dan hambatan dari menjalani dakwah ini, diharapkan Steven Indra Wibowo maupun para pembaca skripsi ini dari kalangan mahasiswa maupun kalangan akademis dapat membantu penerima dakwah sesuai dengan hukum-hukum Islam yang benar disyariatkan Allah kepada hambanya.
59
DAFTAR PUSTAKA A. Buku Derajat, Zakiyah, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2005. Syamsul M. Romli, Asep, Komunikasi Dakwah: Pendekatan Praktis, Bandung: ASM Romli, 2014. Abdul Halim Mahmud, Ali, Dakwah Fardiyah Metode Membentuk Pribadi Muslim, Jakarta: Gema Insani, 2004. Asmuni, Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah Islam, Surabaya: Al-Ikhlas, 1983. Prawira, Anwar R, Petunjuk Praktis Bagi Calon Pemeluk Agama Islam, Jakarta: YPI Al-Izhar, 2001. Ali, Maulana Muhammad, Islamologi, Jakarta: Darul Kutubil Islamiyah, 2007. J.Moleong, Lexy, Metodelogi Penelitian, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1997. Bungin, Burhan, Sosiologi Komunikasi, (Teori, Paradigma, dan Discourse Teknologi Komunikasi di Masyarakat), Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. Gunawan, Iman, Metodologi Penelitian Teori dan Praktik, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2013. Creswell, John W, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed, Bandung: Pustaka pelajar, 2008. Sugiyono, Metode Penelitian, Bandung: Alfabeta, 2007 A.Michael, Miles, Matthew dan Huberman, Analisis Data Kualitatif Buku Sumber Metodemetode Baru, Jakarta: UI Press, 1992. Supratiknya, A, Komunikasi Antar Pribadi, Tinjauan Psikologi, Yogyakarta: Kanisius, 1995.
60
Emorry A, Griffin, A First Look at Communication Theory, 5Th Edition, New York: Mc Graw-Hill, 2003. Lynn H. Turner, Richard West, Pengantar Teori Komunikasi, Analisis dan Aplikasi, Jakarta: Salemba Humanika, 2012. Roestandi, Achmad, Ensiklopedia Dasar Islam, Jakarta PT. Pradaya Paramitia, 1993 Masyah, Syarif Hade, Hikmah di Balik Hukum Islam, Jakarta: Mustaqim, 2002. B. Website Dakwah Dalam Islam, Dakwah baik dalam pemikiran dan praktek, di akses 14 April pada pukul 19.10 WIB dari: http://www.lampuislam.org/2014/08/metode-berdakwah-untuk-mengajak-non.html Steven adalah mantan seorang Frather (Imam gereja katolik), di akses 15 April pada pukul 15.30 WIB dari: www.republika.co.id/berita/shortlink/60441 Mualaf adalah seorang yang baru mau Islam karena pilihan, di akses pada 31 Juli pada pukul 21.37 WIB dari: http://www.mualafcenter.com/tujuan/pengertian-mualaf/
Islam juga memberikan bantuan ekonomi (zakat) bagi para mualaf yang membutuhkan, di akses pada 18 Agustus 2016 pada pukul 17.28 WIB dari: http://dalamislam.com/dasar-islam/mualaf
61
Tahun 2014 sudah tercapai 2400 mualaf dan di tahun 2015 sudah tercapai 1300 mualaf, di akses pada 14 Agustus 2016 pada pukul 18.49 WIB dari: http://islamedia.id/mualaf-center-indonesia-target-kami-mengislamkan-4-orang-sehari/ Aktifitas Mualaf Center di lakukan di Jakarta, Patra tomang, di akses pada 31 Juli 2016 pada pukul 20.28 WIB dari:
http://www.mygodisone.com/2014/12/konsultasi-non-muslim-dan-mualaf-di.html Sebelum memutuskan untuk masuk Islam, Steven adalah seorang mantan Frather, diakses pada 16 Agustus pada pukul 10.30 dari: http://www.salam-online.com/2014/11/murtadkan-126-muslim-mantan-pastur-inibersyahadat-dan-dirikan-mualaf-center-indonesia.html Pria asal Prancis yang bersyahadat ulang dengan dibimbing oleh Steven, diakses 16 Agustus pada pukul 10.14 WIB dari: http://www.salam-online.com/2014/12/pria-asal-prancis-ini-berikrar-masuk-islam-di-carfree-day-jakarta.html Kristenisasi harus dilawan dengan dakwah lewat perbuatan nyata, diakses 18 Agustus 2016 pada pukul 18.03 WIB dari: http://www.hidayatullah.com/feature/read/2014/11/23/33721/selamatkan-mualaf-yangmau-dibakar-peti-mayat-pun-dibongkar.html
62
C. Wawancara Pribadi Wawancara pribadi dengan Steven Indra Wibowo di Warung Lombok Blok M Plaza, pendiri Mualaf Center Indonesia, pada 9 september pukul 13.00 WIB, di lantai 6 Warung Lombok Blok M Plaza. Wawancara pribadi via email dengan Eduard Van der Elst, Mualaf dan Dewan Pembina Mualaf Center Indonesia pada 13 September 2016 Wawancara pribadi via email dengan Hanny Kristianto, Mualaf pada 18 September 2016
63
LAMPIRAN
2
3
4
5
6
DAFTAR WAWANCARA Penetrasi Sosial Dakwah Fardiyah Steven Indra Wibowo Dalam Pembinaan Mualaf di Mualaf Center Indonesia
Waktu wawancara
: Jumat, 9 september 2016 pukul 12.45-14.20
Tempat wawancara
: Warung Lombok lt.6 Blok M Plaza
Pewawancara
: Agun Akbar Tabrani
Interviewer
: Steven Indra Wibowo (Pendiri Mualaf Center Indonesia)
1. Bagaimana Awal mulanya Mualaf Center Indonesia pertama bergerak di dunia maya? Dan car free day? Iyaaa, kalau aktifitas di dunia maya dan car free day sudah lama. Setelah berjalan waktu lama, banyak orang yang berkonsultasi offline. Kita mulai dengerin orang cerita... “orang tua gua kaya begini”. Setelah tahun 2003 berdiri, kita buat ajang komunikasi linear, tidak ada ustadnya. Jadi antar siapapun bisa sharing dan diskusi. Saling berbagi pengalaman “gua ini begini lho”. Ada orang batak, orang jawa, makassar, manado dan mulai ada bulenya. Mulai satu-satu ada bulenya dengan bahasa indonesia terbata-bata. Saling sharing, “gua ini begini... ada yang diusir dan segala macam lah”. Dan mulai kita secara offline bertemu, saling ngobrol”. Dan juga mulai sering ada orang yang cerita “eh saudara gua ada yang mau masuk islam nih, gimana ya?” . “yaudah kita aja syahadatin, cari dasar dasar hukumnya. Yang penting dia dewasa, tidak gila”. Kita mulai bisa menuntun syahadat di tahun 2004 dan 2005. Mulai banyak, mulai dari kuping ke kuping. Terus legalisasinya kemana? Masih ke masjid. Seperti di masjid istiqlal, sunda kelapa, al azhar. Pokonya ke masjid-masjid besar. Terus berjalan dan berjalan. Makin lama, semakin banyak orang yang datang... ratusan. Kita gabisa kepegang. Kita angkat admin lain untuk membantu. Kita cari anakanak muda. Waktu tahun 2003 saya masih 22 tahun. Kita cari temen-temen yang bisa membantu. Dan mulai lah kita ada moderatornya dan punya 7 orang sebagai status volunteer. Masih generasi awal itu ditahun 2004. Baru ada ide diantara teman kita untuk membuat situs. Pada tahun 2004 masih sangat jarang situs-situs. Dan saya buat dengan domain “mualafcenter.com” dan “wihhh... available. Sikaaaat”. Tapi pada saat itu kita belum kefikiran untuk melegalisasi ke pemerintah. Kita ngurusin mualaf tho gapernah minta uang dari pemerintah, jadi kita aja lah yang jalan sejalan-jalannya. Tahun 2003 aku umroh dan 2004 kemudian aku umroh lagi. Lalu disana banyak ketemu temen-temen yang bisa mengajar dengan baik. Artinya, kita ini istilah kasar nya sebagai pencuci otak. Menit 9.45 Kita mengajak orang untuk pindah ke islam. Kita selalu kasih pengertian, dan alasan-alasanya. Dan kalau sudah mau untuk diajak masuk ke Islam,
kita titip ke masjid. Karna kita gapunya orang, kapasitasnya minim. Kita secara akidah, gagal. Cuman pada kondisi itu kan, butuh guru. Di tahun 2004 aku sudah mulai ketemu temen-temen berangkat umroh. “Nah ini bisa untuk mengajari ngaji, dan mau”. Kita udah mulai nambahin orang tuh, mulai mengajari ngaji, wudhu, solat yang bener dan segala macam. Temen-temen yang membantu itu mereka semua pekerja dan punya penghasilan kaya punya toko dan segala macam. Dan mulai saat itu kita memutuskan, Mualaf Center Indonesia memberikan konseling dan memberikan segala ajaran sampai masuk Islam, gratis. Kita gapunya legalisasi untuk ngurus dokumen. Tapi pada tahun 2005 baru kefikiran untuk membuat legalisasi dan kita join sama Hijrah Center ada di Jeddah. Pada tahun 2004 Hijrah Center itu sudah ada sih. Kita coba untuk tanya-tanya segala macam, bagaimana sih caranya untuk mengurusi segala macam. Kita dikasih contoh surat dalam bahasa inggris. Yang kita translate ke dalam 3 bahasa, Dan akhirnya kita buat surat baku ini yang masih dipakai sampai sekarang. Walaupun surat itu masih dipakai sampai sekarang, surat itu masih selalu ada perbaikan seperti sekarang kita membuat note kalau surat keterangan masuk islam ini bukan untuk mencari sumbangan di masjid atau di lembaga manapun. Mulai berjalan waktu tahun 2005, mulai semakin banyak. Mulai masuk angka ribuan setiap tahun. Kita mulai menggerakan semua orang diluar kota, diluar jawa. Seperti Denpasar, Medan areanya, Manado areanya, kita mulai narikin-narikin orang untuk membantu. Dan akhirnya pun mualaf mengajari mualaf. Mualaf nya sudah pintar dan dia mengajari mualaf baru. Kita mulai mainin sistem multilevel mualaf lah ya. Mualaf mendapatkan mualaf, Kita mendapatkan mualaf... cari lagi... dan tarik lagi mualaf untuk membantu mualaf lain. Tahun 2007 awal tanggal 3 Januari kita kehilangan salah satu pendiri MCI, meninggal dia. Allah takdirkan dia untuk pulang duluan. Di tahun 2007 juga server saya pindahin ke Indonesia, yang tadinya masih di Singapore. Kita kumpulin uang... uangnya itu dari mana? Dari uang kita yang bekerja. Semua volunteer yang mengajar, mereka juga menyumbang dana untuk ini. jadi semua yang berada di dalam Mualaf Center Indonesia, dia tidak mendapatkan uang. Yang ada kita yang mengeluarkan uang. Selain mereka mengeluarkan ilmu, mengajar, mereka juga mengeluarkan uang. Berzakat dan bersedekah, semuanya ada disitu. Tahun 2007 saya beli server dan saya taruh di menara cyber. Dan di tahun 2007 saya mendapatkan undangan haji pertama. Berangkat ke tanah suci, bertemu dan mendapatkan teman-teman baru. Dan juga Mualaf Center Indonesia mulai kita kembangkan dengan adanya Advokasi untuk perlindungan, karena mualaf banyak yang diuber-uber dan maaf malah ada yang sampai terbunuh dll. Kita mulai dengan cakupan yang besar. Terus juga kita akhirnya mulai menangani pendangkalan akidah, pemurtadan segala macam. Kita sudah fight to fight, head-to head sama orang mereka di lapangan. Dari satu kejadian, lompat lagi ke kejadian lain. Kita coba untuk tetap membantu mualaf semua urusannya untuk mualaf.
Akhirnya 2008 mulai terbentuk lagi tim-timnya agak kuat dan agak solid. 2009 saya berangkat lagi haji. Pulang haji, kita bikin divisi yang benar. Kita tata ulang... waktu itu kita belum ada rumah singgah. Jadi semua mualaf yang terusir dari keluarganya kita titip tampung dirumah siapapun yang bisa menerima. 2010 timnya agak ga solid, dan akhirnya saya bongkar total dan susun dari awal lagi. Jadi benar-benar kita tulis dari awal lagi. Sisa-sisa orang lama banyaknya dibelakang layar. Dan akhirnya 2011 sampai sekarang orang-orangnya itu ada di mualafcenter.com. S1 S2 lokal di komunikasi di padjajaran, doktor di king abdul aziz university, s2 di king abdul faha, s3 nya di king abdul aziz di madinah. *menyebutkan divisi yang ada di situs* 2. Bagaimana awal mula bapak bertemu dengan calon mualaf? Kita ngobrol aja... awal bertemu ada yang dari web dan ada yang dari mulut ke mulut. Ada yang memperkenalkan. 3. Apa yang dlikakukan pertama kali terhadap orang yang menghubungi bapak untuk menjadi mualaf? Saya tanya “ngapain anda datang ke saya?” dan akhirnya kita berkenalan, mengobrol dan saling berbagi cerita maupun pengalaman saja. 4.
Kapan dan dimana tempat berkomunikasi serta melakukan pembinaan mualaf?
Di tomang atau di tempat rumah masing-masing mualafnya. Kalau untuk mengucapkan syahadatpun juga banyak disini. Di mushola Blok M Plaza ini bersama saya. Termasuk Warung Lombok ini sudah ratusan yang mengucapkan syahadat disini. Tempat dimana aja menurut saya felksibel. Di taksi, bajaj, pesawat, dan ruang tunggu bandara pun pernah. Dimana saja... 5. Hal apa saja yang dibicarakan? Yang sudah pasti itu saya tanya “mau ngapain temuin saya?” apa yang mau kamu tau dari Islam? Agama mu apa? Kamu tau ga tentang agama? Sudah berapa tahun jadi agama itu? Umur kamu berapa? Apa yang kamu tau dari agamamu itu? Siapa tuhan kamu? Misal dia jawab “tuhan saya yesus”. Saya tanya balik “dari mana taunya? Pernah bertemu?”. Ada yang bilang “saya pernah bermimpi bertemu dia (yesus)”. Saya tanya balik “mukanya kaya siapa?”. Dia jawab “aduh... mukanya itu susah digambarkan lah”. “coba cari di web multiple face of yesus” saya kasih semua gambarnya disana kan banyak tuh. Banyakan semua menyebut yesus itu mukanya seperti film........... “tuhan lu berarti ada di Amerika dong dan di california sudah mati”. 6.
Menurut bapak Islam itu seperti apa?
Islam itu simple. Kenapa saya ngomong kaya gitu karna katolik itu ribet.
7. Menurut bapak mualaf itu apa? Bagi saya mualaf itu adalah orang yang memilih ya... Bagi saya itu memilih dan bagi dia itu pilihan yang harus diambil atau tidak. Semua mualaf saya tanyain “kamu yakin, kamu masuk Islam?” apalagi ada yang bilang “saya sudah mempelajari agama semuanya”. Tapi hanya Islam yang membuat saya merasakan ketenangan dan kenyamanan”. Saya bilang “loh kamu yakin sudah mempelajari semua agama? gamau coba untuk masuk hindu dulu ke bali untuk merasakan tenang maupun rasa nyaman?”. Dan dia jawab “kenapa kok tanya seperti itu pak?”. Saya jawab “kamu boleh masuk islam asal kamu gaboleh untuk keluar lagi, sekali masuk Islam tetap di Islam. Bukan malah untuk tempat main-main dan bukan tempat untuk dicoba-coba”. 8. Untuk semua mualaf yang berada di dalam Mualaf Center Indonesia ini, bapak dekat ke semuanya pak? Tidak, memori saya sebagai manusia terbatas. 9. Tapi apakah ada yang langsung bapak bina di Mualaf Center Indonesia? Jadi yang saya bina adalah yang untuk menjadi seperti saya. Kaderisasi. Gue bisa mati kapan aja. Hehehe. Iya kan? Jadi yang saya bina disitu adalah yang rata-rata untuk menjadi seperti saya. Ada beberapa, ada yang orang India, ada orang Jawa, ada orang Kalimantan. Mereka melakukan apa yang saya lakukan. Ada yang pegawai negeri, ada yang dosen, ada yang bahkan pilot di pesawat garuda. Jadi kalau tugas keluar kota, subuh susah disitu. Mualaf. Jadi, yang saya ajarin adalah mereka yang akan seperti kami. Terlihat dari saat mereka convert. Karena apa mereka masuk Islam, apa alasannya dan alasan itu akan membangun, saya akan ngajarin dia langsung apa yang saya tahu. 10. Apa saja tahapan bapak untuk berkomunikasi dengan calon mualaf sehingga dia menjadi mualaf? Tidak ada tahapan. Gue kasih tau satu hal. Mualaf atau hidayah atau orang mau masuk Islam, it’s not my business, it’s not your business, itu adalah Allah punya hak, murni. Kita tidak bisa intervensi atau kita pake tahapan 2 – 3 kali ketemu convert, no, never. Ada yang 2 tahun baru convert, ada. Ada yang ngobrol sama saya setengah jam langsung convert, ada. Masa orang ngeliatin setan dan mualaf, ngobrol ya sama mualaf “Lo tau gimana sih lo, maksudnya”. Nggak bisa di definisikan. Nggak bisa ditentukan. Yang jelas kan aku ngomong ke temenku yang lebih deket di Mualaf Centre, jangan punya willing, kemauan, jangan sampai punya niat di hati sekalipun untuk orang nih harus masuk Islam sama gue. Dia harus masuk Islam sama gue. Dia harus kalah debat sama gue. Hasrat ya, bahaya. Saya ngomong ke mualaf, gue gak peduli lo mau masuk Islam atau nggak because it’s your business with Allah, it’s not mine. It’s not my business to persue you for ngapainlah segala macem. Orang Indonesia kan gitu rataratanya, orang Indonesia biasanya suka banget ditakutin dikit udah takut, gini-gini dosa lho, ah jangan ah. Tapi ada yang lo gini-gini dosa, ah dosa dikit-dikit yang penting beramal baik. Kadang-kadang gue harus persue orang dengan ngancem orang dengan hal yang kejam gitu, lo gini-gini masuk neraka lho. Jadi gak pake cara halus lagi langsung yang hantam paling kasar biar dia takut sekalipun, lo gini-gini nih temennya iblis, nah see... Beda sama mualaf,
gue gak akan ngomong ke dia, lo kafir lo gak masuk Islam, lo akan everlasting di neraka, nggak seperti itu juga. Nggak juga lah. Ajak dia ngomong baik-baik. Jadi kalo saya berkutat dalam iman saya ini, ya silahkan itu hak kamu, yang jelas pada saat kamu mempercayai sesuatu harus kamu yakini itu ada, bagaimana kalau ceritanya saya kasih ke kamu satu ban dan ban ini kotak bentuknya, pasti kamu akan melawan gak mungkin ban kotak gimana ceritanya, iya saya punya ban dan ban saya ini kotak bentuknya, dia akan melawan. Aku selalu kasih analogi ya, karena saya orang filsafat kita main analogi. Masa nggak mungkin kan ban saya kotak, harusnya bulat karena itu baru bisa jalan, atau silinder lah ya tepatnya karena itu baru bisa buat jalan. Berarti sesuatu yang lo lihat, gue ngomong, lo udah tahu misalnya logika lo udah ngerti nggak mungkin terjadi, itu seharusnya terjadi seperti ini, itulah pada saat gue menjelaskan tentang sisi ketuhanan. Apa bagimu normal kalau Tuhan itu mati? Man, Tuhan lo mati. You’re gonna be die, man. Yang nyiptain lo mati. Dia lupa ngasih napas lo, terus dia mati, ya lo mati lah. Lo pikir napas dari siapa? Ya ini kan udara dari sekitar? Ngana pikir yang bikin siapa? Kalau Tuhan lo mati, ya ini kurang lebih ini pendekatan ya ini metode pendekatan, lebih ke ara logika kan tadi gue bilang apa, Islam is simple selesai. Lo jalani Ikuti aturan dari Allah, ikutin bagaimana Rasulullah bimbing lo, jangan lakuin yang dia nggak suka, jangan lakuin apalagi yang dia larang. Continue your life, selesai. Cari rezeki yang halal, nikah dengan istri yang halal, punya anak yang halal. Abis itu gedein anak-anak, anak lo menikah, selesai. Half and half of your life itu sudah selesai pada lo udah ngikutin semua aturan dari Allah. Dan yang terakhir itu lo tunggu takdir, takdir lo udah dekat, takdir awal lo hidup, takdir dalam perjalanan hidup lo itu rezeki lo, perjalanan hidup lo lagi adalah jodoh lo, termasuk masuk Islam, masuk Islam itu takdir lo, kenapa karena lo berjodoh dengan si Ani, lo gak pernah tahu, dari kecil lo gak ada planning gue mau kawin sama yang namanya Ani, gak pernah terpikir kemudian tiba-tiba ketemu di kampus, ketemu di SMA, ketemu di tempat kerja, dan get married selesai. Gak ada orang planning jauh-jauh hari. Itu semua bule-bule overseas jauh dari Indonesia ketemu orang Jawa, gimana ketemunya coba, nggak nyambung. Tiba-tiba ketemu dan menikah, lalu si bule itu masuk Islam. Itu takdir dan takdir yang terakhir adalah mati. Ini satu hal logika yang bisa dijelasin ke mereka, so that’s why kalau lo nanya tentang Islam, Islam itu dua, Islam adalah sesuatu hal yang sangat simple tentang hidup, dia punya semua aturan mainnya, lo mau main gaya apa Islam punya aturannya. Dari lo hidup sampai mati, dari lo tidur sampai bangun. Lo buka baju, ganti baju ada aturannya. Lo makan ada aturannya. Mau makan ada aturan. Semua rules itu dibentuk dan harus diikutin bahkan ada yang sunnah ada yang wajib. Enak kan? Islam itu di atur dari 3 hal yang paling simple, dari jaman Rasulullah sampai hari ini insyaAllah gak akan berubah adalah Sabar, kemudian lo Ikhlas, abis Ikhlas lo Tawakal. Hidup lo cuma tentang 3 itu, man. Lo gak ikhlas, otak lo gak akan terlepas dari hal yang negatif, lo gak akan tenang hidup, selesai. Lo gak sabar tentang ujian, lo bisa gila. Kucing lo mati aja lo bisa guling-gulingan, baru kucing ya bukan keluarga, baru kucing. Coba tawakal, kita effort-nya sungguh luar biasa dalam hidup memang boleh, tapi jangan lupa kita bertawakal ya Allah kita sudah berikhtiar saya kembalikan kepada-Mu untuk keputusannya, kalau nggak bertemu tawakal gak akan bertemu si Ikhlas sama si Sabar. Ya, 3 ini akan menjadi dasar aja sih dan gue tahu dari dulu pertama kali gue tahu kalau orang Islam itu hidup mempunyai 3 alasan, dan gue akan hidup dengan 3 alasan itu sampai gue mati. Selesai. Dan 3 alasan itu yang gue jelasin ke mualaf. Mualaf akan ketemu, akan kepentok. “How if I slap you?” “What’s going on?” “Ya, how if I slap you? Are you angry or you just
smile? You’re gonna be angry. See? You need to ask, why the reason?” Kenapa lo nabok gue? “Why you’re slapping? If the reason makes sense to you, nothing to do. If there is no reason, so makes a positive in your life” Mungkin ada lalat. “Some flies in your face.” Ya itulah itu semua tentang positif-positif, husnudzon yang dijabarin. Karena sebagaimana makhluk yang berfikir, begitu juga manusia lain, makanya kita gak boleh berpikir yang suudzon sama orang lain. Itu poin utama ke dia dan rata-rata bule sangat menerima konsep hidup harus positif. Mereka berkonsep seperti itu makanya gampang dimasukkan. Nah kalau ke manusia lokal “Coba bapak bayangin kalau anak bapak meninggal?” “Wah saya nggak bisa Pak. Gila saya bisa-bisa.” “Lah, kenapa harus gila, itu minjem lho Pak, itu rental.” “Udah umur berapa anaknya?” “7 tahun.” “Nah lo rental 7 tahun. Udah bayar apa? Pernah gak lo bayar nyetor ke atas?” “Untuk apa Pak nyetor ke atas?” Apa yang harus lo setor untuk anak berumur 7 tahun, lo sharing ke orang lain untuk itu. Atau lo cuma sharing biar orang liat, ini gue charity lho bagi duit ke orang miskin, itu doang. See, that’s very interesting buat mualaf. Mereka akan menemui hal-hal yang gak mereka temui di dunia dia.
11. Apa faktor-faktor penghambat komunikasi bapak dengan mualaf yang bapak bina? Biasanya karena faktor orangtua. Ini ada bekas pisau di dengkul, dulu sebelum gue married gue orang yang lebih keras dari Hanny Kristianto hari ini. Ngangkut jenazah aja gue berani naik motor, di daerah Jakarta Utara. Gue bawa semua dokumen jenazah kalau beliau ini muslim. Keluarga nggak setuju, pada nangis semuanya, naik darah. Dia lahir nggak bawa jas, ngapain pulang bawa jas. Kalau ada jawabannya di dalam Alkitab tunjukkan pada saya, saya ikut agama kamu. 12. Apa bapak pernah berselisih paham dengan mualaf yang di bina? Apa penyebabnya? Dan apa solusinya? Kalau berselisih paham mungkin bukan secara langsung. Jadi dia panik dengan keluarganya, mamanya mau bunuh diri. Akhirnya saya samperin kerumahnya. Sebenernya bisa diselesaikan, saya tanya ke mereka apakah anak ibu ada perbedaan setelah masuk Islam? Apa dia tiba-tiba jadi teroris? Mereka gak ngapa-ngapain kok. Kita ngajarin mereka sholat, baca Quran, kita ngajarin mereka beradab bagaimana menghargai orangtua. Memang ini sebuah dakwah yang unik. Kita berbeda dengan ustad panggung dan ustad podium. Yang jelas adalah lo bisa share kebaikan dari Allah dengan sangat baik dan di terima sama orang itu. Daripada lo share di podium yang hanya 10% kebanyakan yang nangkep di otaknya. Yang lainnya tidur, ngobrol, main atau cari jodoh. 13. Menurut bapak dakwah itu apa? Dakwah itu menyampaikan pesan. Rasulullah dulu ditanya apa tugasmu? Tugasmu adalah memperbaiki akhlak manusia. Maka itu kami juga mengajarkan demi memperbaiki akhlak manusia seperti mempersilahkan yang tua lebih dulu untuk makan, mengambil makanan dari yang pinggir dulu, menghargai perempuan yang berhijab, menghargai orang yang ingin berhijrah. Inilah dakwah, masalah diterima atau tidak itu bukan urusan saya. InsyaAllah
keseluruh dunia, street da’wa, campus to campus, restaurant to restaurant, another flight to another flight. Nggak selamanya harus di podium atau mimbar.
14. Persiapan apa yang bapak siapkan dalam melakukan aktivitas dakwah? Jangan ada persiapan apapun, make it surprise. Saat lo sudah terjun ke dunia dakwah, tidak semua materi harus dihafalkan. Semua akan berjalan begitu saja karena semua ada di hati dan pikiran, niat baik untuk menyampaikan kebenaran, masalah hasil jangan ikut campur biar itu urusan Allah. Kalau lo udah ada hasrat di hati lo, tanyakan ke hati lo, lo mau benar dakwah atau mau nyari apa? Dan ingat, siapapun bisa berdakwah. Bedanya adalah seberapa banyak dan sedikit materi yang bisa lo kasih. Dan sedikitnya pun jika lo mengejar akhirat maka Allah yang akan mengganjar. 15. Tahapan apa saja yang bapak berikan terhadap mualaf untuk membentuk kepribadiannya menjadi muslim? Saya sesuaikan dengan rukun Islam. Setelah syahadat, sholat. Udah sholat, belajar puasa. Setelah puasa, charity, beri 2,5% dari uang lo. Setelah itu haji, tapi itu nanti. Habis itu, rukun iman. Baca Quran, akidah di kuatin. Step paling dasar. Belajar dari basic. 16. Adakah kendala dan hambatan bapak dalam menjalani dakwah ini? Bagaimana solusinya? Kalau kendala internal ada di Islam sendiri. Gue panjangin jenggot di bilang wahabi, gue cukur jenggot di bilang liberal. Di dalam Islamnya sendiri terlalu banyak fight, terlalu banyak kepentingan. Kalau kendala eksternal ya pastinya orang kafir. Tidak akan berhenti dan tidak akan senang sebelum kita masuk ke dalam golongannya. Itu sudah ada di dalam firman Allah. 17. Apa rencana ke depan bapak untuk Mualaf Center Indonesia? Biar Allah yang berkehendak. Soalnya kita tidak pernah tahu ada apa di depan. Misalnya saya buat pesantren, buat apa? Mualaf rata-rata bekerja. Mendingan selama dia beraktivitas, dia juga sambil belajar. Ini udah seperti universitas alam, lo bisa belajar dimana saja. Ada masjid, ikuti kajiannya. Memang sih rencana-rencana seperti itu ada, seperti aku mau memberangkatkan haji pengurus-pengurus muala
DAFTAR WAWANCARA Penetrasi sosial dakwah fardiyah Steven Indra Wibowo dalam pembinaan mualaf di Mualaf Center Indonesia Waktu wawancara
: Selasa, 13 September 2016
Tempat wawancara
: (Via Email)
Pewawancara
: Agun Akbar Tabrani
Interviwer
: Eduard A van der Elst (Dewan Pembina Mualaf Center Indonesia)
1. Bagaimana bapak bisa mengetahui tentang keberadaan Mualaf Center Indonesia? Awal bertemu Steven saya dari internet. Sebelumnya saya searching untuk mencari organisasi mualaf dan saya menemukan situs Mualaf Center Indonesia. Langsung saya hubungi untuk bisa bertemu dan berkenalan dengannya. 2. Apa pendapat bapak tentang sosok Steven Indra Wibowo? Luar biasa... Beliau berasal dari agama yang sama dengan saya dahulu yaitu Katholik. Beliau adalah ahli filsafat Katholik dan mengerti bahasa Ibrani. Untuk agama Islam, beliau rela untuk berkorban. 3. Sebelum bapak menjadi mualaf, apakah bapak nyaman untuk menceritakan masa lalu bapak kepada Steven? Saya sangat nyaman dalam menceritakan semua yang saya rasakan. Kenapa tidak? dia sama-sama Katholik dahulu dengan saya. Dan dia sudah tahu latar belakang saya dahulu. 4. Sejak kapan bapak menjadi mualaf? Sejak tahun 2012. 5. Dalam kurun waktu berapa lama sejak bapak berkenalan dengan Steven sehingga bapak memutuskan untuk menjadi mualaf? Saya kenal Steven setelah saya bergabung dengan Mualaf Center Indonesia. 6. Seperti apa pendekatan Steven dalam membina bapak menjadi mualaf? Selama Steven mendampingi saya, dia membina saya dengan sangat baik. Selalu approaching dengan contoh nyata dan tidak se-mata-mata Kitabiah (Quraniah). Dasarnya memang Al Qur’an tapi penjelasannya dipakai dengan hal-hal yang nyata. 7. Apa saja pengetahuan tentang Islam yang diterapkan Steven kepada bapak? Sangat banyak pengetahuan tentang Islam yang diberitahu dari Oleh Steven. Tapi karena Islam itu luas, dasar-dasarnya dahulu, seperti Sholat-Pemahaman Qur’anAqidah Islam. 8. Apa saja hambatan bapak untuk menjadi mualaf? Hambatan utama tidak ada. Tapi antipasti pasti datang dari Ibu dan adik-adik saya. 9. Kegiatan apa saja yang dilakukan bapak dalam mempelajari Islam di Mualaf Center Indonesia? Menghadiri rapat, pengajiam dan ceramah serta membahas aqidah. 10. Tugas apa saja yang diberikan selama bapak dibina menjadi mualaf dalam mempelajari Islam?
Mempelajari Islam dari dasar-dasar terlebih dahulu dan Jadilah Muslim yang tidak sekedar baik, tapi lebih dari itu.
DAFTAR WAWANCARA Penetrasi sosial dakwah fardiyah Steven Indra Wibowo dalam pembinaan mualaf di Mualaf Center Indonesia Waktu wawancara
:Minggu, 18 September 2016
Tempat wawancara
: (Via Email)
Pewawancara
: Agun Akbar Tabrani
Interviwer
: Hanny Kristianto (Mualaf)
1. Bagaimana bapak bisa mengetahui tentang keberadaan Mualaf Center Indonesia? Pertama kali saya menemukan info mualaf center indonesia dari internet. Saya cari kontak yang ada disana. Dan kebetulan itu kontak dari Steven sendiri. Langsung saja saya hubungi dia untuk bisa bertemu untuk bisa ngobrol-ngobrol dulu awalnya. 2. Apa pendapat bapak tentang sosok Steven Indra Wibowo? Sangat menarik karena latar belakang Steven juga sangat kental agama yang dulu dianutnya. Yang kebetulan itu saya dan dia dari agama yang sama. Steven banyak berkorban dan berjuang untuk keyakinan yang dianut sekarang ini. 3. Sebelum bapak menjadi mualaf, apakah bapak nyaman untuk menceritakan masa lalu bapak kepada Steven? Nyaman.... yang jelas saya dan dia umurnya tidak jauh beda jadi tidak ada rasa sungkan di antara kami. Saya dan Steven sebelumnya sama-sama menganut katholik. Saya menceritakan masa lalu saya ke dia dan dia pun juga turut menceritakan masa lalunya. Jadi saya merasakan seperti ngobrol dengan teman akrab saja. 4. Sejak kapan bapak menjadi mualaf? Saya bisa dibilang baru untuk masuk Islam. Alhamdulillah saya masuk Islam sudah 3 tahun. Tepatnya di tahun 2013 5. Dalam kurun waktu berapa lama sejak bapak berkenalan dengan Steven sehingga bapak memutuskan untuk menjadi mualaf? Saya cukup lama jika dihitung sejak pertama kali kita ketemu karna banyak pertimbangan juga dari saya untuk memantapkan diri sebelum masuk Islam. 6. Seperti apa pendekatan Steven dalam membina bapak menjadi mualaf? Steven memberikan penjelasan tentang islam kepada saya melalui hal-hal yang rasional dan bisa dicerna dalam kepala saya. Mungkin karna basic Steven adalah filsafat sehungga dia memberikan penjelasan dengan seperti itu. Bukan semata-semata hanya penjelasan tanpa dasar tapi penjelasannya didasari oleh ajaran Islam. 7. Apa saja pengetahuan tentang Islam yang diterapkan Steven kepada bapak? Pertama saya dikenalkan dengan kewajiban seorang muslim yaitu solat lima waktu kemudian dasar-dasarnya seperti membaca al quran dan dengan mengajari tentang aqidah islam 8. Apa saja hambatan bapak untuk menjadi mualaf? Hambatan utama saya menjadi mualaf sangat berat. Karena sampai saat ini keluarga saya masih tidak bisa menerima keputusan saya untuk masuk islam.
9. Apa saja yang dilakukan kegiatan yang dilakukan bapak di Mualaf Center Indonesia? Saya turut dalam pengajian dan pembinaan membahas aqidah. 10. Tugas apa saja yang diberikan selama bapak dibina menjadi mualaf dalam mempelajari Islam? Tugasnya tidak hanya mempelajari saja tapi turut mempratekkan pengetahuan tentang islam ke dalam hidup saya.