3209100042_Auryn Lusida Amir
1
Penerapan Tema ‘Terhubung (kembali) dengan Alam’ sebagai Penyelesaian Desain pada Perancangan Islamic Center Pakem Auryn Lusida Amir dan Muhammad Faqih Jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 E-mail:
[email protected] Abstrak— Perancangan Islamic Center Pakem merupakan solusi pemecahan dari permasalahan minimnya pengetahuan Islam pada masyarakat Pakem. Tema perancangan “Terhubung (kembali) dengan Alam” merupakan upaya agar desain ini sesuai dengan lokasi perancangan di pedesaan yang masih alami. Selain itu, alam dapat menjadi sarana pengingat ketauhidan Allah SWT. Agar bangunan ini dapat diterima oleh masyarakat, maka perancangannya menampilkan karakter arsitektur berlanggam Jawa dengan gubahan terkait abstraksi bentukan alam berdasarkan kaidah arsitektur islam. Kata Kunci—alam, center, islam, pakem, pengetahuan
I. PENDAHULUAN Kota Yogyakarta merupakan kota yang memiliki karakteristik yang menarik, memiliki banyak lokasi wisata alam dan kebudayaan yang khas. Namun, masyarakat di daerah ini memiliki pengetahuan minim tentang Islam. Tradisi-tradisi ritual kuno yang bertentangan dengan ajaran Islam masih sering dilaksanakan. Dibutuhkan media atau wadah kegiatan keagamaan yang berfungsi sebagai media ilmu keagamaan, sebagai dasar dalam kehidupan bermasyarakat dan aspek-aspek lain kehidupan. Keberadaan media ini diharapkan mampu memberikan solusi pemecahan dari permasalahan tersebut, sekaligus memberikan pembinaan keagamaan sebagai pemenuhan kebutuhan spiritual masyarakat. Bangunan fisik yang bisa menampung kebutuhan tersebut adalah Islamic Center. Uraian Permasalahan yang diangkat dalam perancangan ini yaitu solusi bangunan seperti apa yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan keagamaan pada masyarakat Pakem. Selain itu, bagaimana merancang arsitektur Islamic Center yang sesuai dengan tema “Terhubung (kembali) dengan Alam”. Sehingga, tujuan perancangannya adalah untuk menyediakan wadah yang menampung kegiatan umat Islam sebagai sarana pembinaan dengan desain arsitektur yang dekat dengan masyarakat. Tujuan selanjutnya yaitu untuk merancang Islamic center yang sesuai dengan tema ”Terhubung (kembali) dengan Alam”. Menurut Drs. Sidi Gazalba, Islamic Center adalah wadah bagi aktivitas-aktivitas kemasyarakatan yang berdasarkan Islam. Islam dalam pengertiannya sebagai agama maupun dalam pengertian yang lebih luas sebagai pegangan hidup (way of life). Dengan demikian aktivitas-aktivitas didalamnya mencakup ibadah, muamalah, dan dakwah. Lokasi site dikhususkan di daerah Pakem, Sleman, Yogyakarta
3209100042_Auryn Lusida Amir
2
Sebagai sebuah karya arsitektur, bangunan masjid dan fasilitas pendukungnya dirancang memiliki nilai tambah yang meliputi ruang terbuka hijau, plaza, dan ruang interaksi. Sehingga penerapannya dalam desain, akan ada ruang luar aktif yang teduh dan nyaman. II. EKSPLORASI DAN PROSES RANCANG A. Pengertian Tema “Terhubung (kembali) dengan Alam” Terhubung (kembali) dengan alam bukan berarti penyembahan terhadap alam, tetapi merupakan reinterpretasi hubungan manusia dengan alam dalam pandangan islam. Islam memandang alam bukan sebagai sesuatu yang suci/ bersifat naturalistik, tetapi merupakan media untuk berkehidupan dan alam merupakan pengingat ketauhidan Allah SWT. Menurut Ismail Raji Al Faruqi ajaran tauhid yang dapat menstimulasi kesan infinitas dan transendensi melalui isi dan bentuk estetis dapat direpresentasikan dalam karya seni Islam, yang ciri-ciri di dalamnya mengandung kaidahkaidah yaitu Abstraksi (Hiasan Penutup (overlay), Transfigurasi Bahan,Transfigurasi atau Ambiguitas Fungsi), Unit/Modul, Pengulangan. (Al Faruqi, 1999) B. Penerapan Tema pada Objek Rancang Untuk menghasilkan desain yang tanggap terhadap sekitar, bangunan terdiri dari 2 -3 lantai agar lebih menyatu dengan lingkungan sekitar. Masjid merupakan vocal point pada site (mengingat fungsinya yang sentral). Bentuk dasar masjid beratap tajug agar desainnya dekat dengan kebudayaan masyarakat Pakem. Dari bentuk dasar tersebut, masa digubah dengan rotasi pada atapnya, dan ditumpuk pada bentuk dasar. Dengan demikian, bentuknya menyerupai bunga. Penggabungan 2 bentuk bujur sangkar asli dan yang dirotasi, menciptakan bentukan bintang segi delapan pada puncak atap. Teori yang mendukung : Karena berhubungan dengan eksplorasi bentuk maka bisa dikaitkan dengan teori dari F.D.K Ching dalam bukunya ” Bentuk, Ruang, dan Tatanan” tentang penggabungan bentuk geometri, yaitu Kombinasi gabungan bentuk dalam suatu organisasi bertujuan untuk menunjukan kepentingan fungsional/simbolis dari suatu bentuk. Untuk bangunan pembinaan, gubahan atap merupakan aplikasi atap tropis yang berasal dari atap pelana dengan menarik poin ujung atap. Terdapat pula penggabungan 2 persegi yang bertumpuk pada puncak atapnya, sebagai pemersatu bentukan masjid. Ruang luar memusat pada tengah site, sebagai pemersatu seluruh bangunan dan merupakan pusat sirkulasi dari area parkir menuju ke area lain pada site. Terdapat inner court dan area penghubung antar massa bangunan yang merupakan area interaksi sosial bagi pengguna bangunan. Pada inner court terdapat naungan joglo sebagai area bertukar pikiran dan halaqah (kajian) grup, yang terletak dekat dengan masjid, sehingga pengguna masjid pun dapat ikut mengikuti kegiatan pada area terbuka ini.
Gubahan masjid
Gubahan bangunan pembinaan
Inner court
3209100042_Auryn Lusida Amir
3
Selain itu, pada waktu-waktu tertentu, seperti hari minggu, area ini dapat digunakan sebagai bazar Islamic book fair, atau area untuk menjual kerajinan islam, seperti kaligrafi, atau souvenir khas Yogya dan lain-lain. Selasar penghubung gedung parkir dan bangunan lain dilengkapi dengan panel-panel buletin Islam yang senantiasa diperbarui, sehingga pengguna tidak merasa bosan ketika berjalan di area ini dari area parkir. Ruang terbuka aktif pada bagian utara site, sekaligus sebagai area komersil. Penerapan pada desain yaitu dengan memperluas daerah pejalan kaki, sehingga tercipta taman luar yang juga berfungsi sebagai area berkumpul dan komersil, sehingga dapat ‘mengundang’ masyarakat untuk beraktivitas pada Islamic Center ini. Area ini dilengkapi pepohonan sebagai naungan yang dapat digunakan untuk area duduk.
Selasar penghubung antar bangunan
C. Konsep Bentuk dan Fasad Fasad menggunakan kolom lengkung sebagai daerah pembayang dan penerapan konsep arsitektur islam yaitu perulangan. Desain bangunan menggunakan material alam, seperti batu alam yaitu batu paras jogja. Selain itu, fasad masjid juga menggunakan screen arabesque agar sirkulasi udara dalam bangunan lancar dan terang langit dapat masuk ke dalam bangunan. Penggunaan screen arabesque berupa abstraksi bentukan bunga merupakan penerapan desain dari tema “Terhubung (kembali) dengan Alam. Pada bangunan parkir terbuka dengan railing pembatas ditanami tanaman menjalar sebagai elemen hijau dan penyerap karbondioksida. Ruang Terbuka Sekaligus Area Komersil
.
Detail screen arabesque
3209100042_Auryn Lusida Amir
4 III. HASIL RANCANGAN
Siteplan
Layout plan
Potongan masjid
3209100042_Auryn Lusida Amir
5
Potongan bangunan pembinaan
TAMPAK SITE TIMUR
TAMPAK SITE UTARA
TAMPAK SITE SELATAN
TAMPAK SITE BARAT
3209100042_Auryn Lusida Amir IV. KESIMPULAN/RINGKASAN Konsep perancangan Islamic Center ini dekat dengan kebudayaan masyarakat dan dekat dengan alam, sehingga masyarakat dapat dengan mudah menerima bangunan ini dan bersedia untuk mempelajari islam dengan lebih baik. UCAPAN TERIMA KASIH Pada kesempatan kali ini, saya mengucapkan terimakasih kepada : 1. Bapak Ir. M. Salatoen, MT, selaku dosen koordinator 2. Bapak Ir. M. Faqih, MSA, Ph.D, selaku dosen pembimbing Atas segala bimbingan yang telah diberikan selama pembuatan tugas akhir. DAFTAR PUSTAKA [1] [2] [3] [4]
Al faruqi, Ismail. Atlas Budaya Islam. Bandung: Penerbit Mizan (2003). Kahera, Akel. Design Criteria for Mosques and Islamic Centres. UK: Elsevier,Ltd (2009) Neufert, Ernest. Architect’s Data Second (International) English Edition. Granada Publishing (1980) Ching. Bentuk, Ruang, dan Tatanan. Jakarta: Penerbit Erlangga (2000)
6