JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI Volume 7,Nomor 1 Halaman 14-27
Februari 2015
PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTION LEARNING TERHADAP INTERNALISASI KARAKTER SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI
THE IMPLEMENTATION OF ACTION LEARNING STRATEGY TOWARD STUDENTS’ CARACTER BUILDING IN BIOLOGY LEARNING PROCESS Irfana Fauziaha, Meti Indrowatib, Joko Ariyantoc a) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected] b) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected]\ c) Pendidikan Biologi FKIP UNS, Email:
[email protected]
ABSTRACT. This research aims to find out the extent of character building differences (care, smart, dependent, and responsible) between the control group and Action Learning treated group. This research is quasi experiment in nature using the Non-equivalent Control Group Design. This research used Action Learning method applied in experiment group and conventional method (discussion, presentation, and exchange of ideas) in control group. The participant of this research was all students of grade VIII SMP Negeri 5 Surakarta 2012/2013. The sampling technique used was cluster sampling. As a result, VIII class participated as the experiment group and VIIIH participated as the control group. The data was collected using questionnaire, check point test, observation, and character rubric. Anacova was used to test the hypothesis with the covariant pre-test. The conclusion of this research is there are differences students’ character building (care, smart, dependent, and responsible) between the control group with Action Learning treated group.
Keywords: Action Learning strategy, character education, character PENDAHULUAN 14
Irfana Fauziah- Penerapan Strategi Pembelajaran Action Learning terhadap Internalisasi Karakter Siswa dalam Pembelajaran Biologi
Dunia pendidikan di Indonesia
nal berfungsi menginternalisasikan ke-
saat ini tengah mengalami krisis yang
mampuan dan membentuk karakter
cukup serius. Krisis ini tidak saja
serta
disebabkan oleh anggaran pemerintah
bermartabat dalam rangka mencerdask-
yang sangat rendah untuk membiayai
an
kebutuhan vital dunia pendidikan di
nasional bertujuan untuk berkembang-
Indonesia, tetapi juga lemahnya tenaga
nya potensi peserta didik agar menjadi
ahli, visi
manusia yang beriman dan bertakwa
serta politik pendidikan
peradaban
kehidupan
bangsa.
Pendidikan
kepada
kritik tersebut sedikitnya menggambar-
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kan bahwa proses pendidikan pada
kreatif, mandiri, dan menjadi warga
jenjang pra-universitas kurang sekali
negara yang demokratis serta ber-
memberi tekanan pada pembentukan
tanggung jawab. Sesuai pernyataan
watak atau karakter, tetapi lebih pada
tersebut,
hafalan
pembangunan dinilai gagal jika tidak
pemahaman
kognitif.
maka
Yang
yang
nasional yang tidak jelas. Sisi lain dari
dan
Tuhan
bangsa
Maha
proses
meningkatkan
dan
hasil
Akibatnya, ketika mereka masuk dunia
bisa
perguruan tinggi, mental akademik dan
martabat manusia. Di mana harkat dan
kemandirian belum terbentuk.
martabat
termasuk
harkat
Esa,
serta
pembentukan
Menurut Sen (1999), tolak
karakter. Dengan kata lain, proses dan
ukur keberhasilan politik, ekonomi
hasil pendidikan dinilai gagal jika tidak
maupun pendidikan adalah seberapa
bisa membentuk karakter siswanya.
jauh semua usaha itu bisa memberikan
Menghadapi
kenyataan
ter-
ruang dan fasilitas yang lebih luas bagi
sebut, dunia pendidikan harus bisa
internalisasi kepribadian dan kebebasan
berperan aktif menyiapkan sumberdaya
masyarakatnya. Hal ini sesuai dengan
manusia terdidik yang mampu meng-
UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
hadapi berbagai tantangan kehidupan,
Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang
baik lokal, regional, nasional maupun
menyebutkan bahwa pendidikan nasio-
internasional. Dunia pendidikan, siswa
15
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 1, hal 117 - 129
tidak cukup hanya menguasai teori-
pembentukan karakter bangsa di dalam
teori, tetapi juga mau dan mampu
diri siswa semakin terpinggirkan.
mengelola diri serta menerapkannya
Pada skala mikro, internalisasi
dalam kehidupan sosial. Tidak hanya
karakter berpusat pada sekolah dan
mampu
yang
dibagi dalam empat pilar, yaitu kegiatan
diperoleh di bangku sekolah/kuliah,
belajar-mengajar di kelas, kegiatan
tetapi
memecahkan
keseharian dalam bentuk pengembang-
berbagai persoalan yang dihadapi dalam
an budaya satuan pendidikan formal
kehidupan sehari-hari. Sehingga dapat
dan nonformal, kegiatan ekstrakurikuler
ditarik kesimpulan bahwa di dalam
dan kegiatan kokurikuler, serta kegiatan
suatu proses pendidikan itu harus bisa
keseharian di rumah dan masyarakat
menanamkan ciri-ciri, watak, serta jiwa
(Wiyani,
peduli, mandiri, tanggung jawab dan
internalisasi karakter bisa dimulai dari
cakap dalam kehidupan. Sebaliknya,
kegiatan belajar-mengajar di kelas.
yang terlihat saat ini pendidikan hanya
Internalisai karakter melalui kegiatan
mengedepankan penguasaan aspek ke-
belajar-mengajar
ilmuan dan kecerdasan peserta didik di
menggunakan
mana jika peserta didik sudah mencapai
yang sesuai dan tepat sehingga dapat
nilai atau lulus dengan nilai akademik
memunculkan karakter siswa.
menerapkan
juga
ilmu
mampu
memadai/di atas KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimal),
pendidikan
di-
2012).
Oleh
di
karena
kelas
strategi
itu,
harus
pembelajaran
Salah satu cara untuk mengatasi masalah yang telah di-kemukakan
anggap sudah berhasil. Gejala ini
di
terlihat pada output pendidikan yang
strategi pembelajaran aktif. Strategi
membentuk siswa dengan intelektual
pembelajaran
tinggi, pintar, juara kelas tetapi tidak
digunakan
diimbangi dengan internalisasi karakter
menggunakan strategi pem-belajaran
siswa. Seperti kurangnya kemampuan
Action
untuk bekerja sama, membangun relasi
Learning
merupakan
dan
pembelajaran
yang
cenderung
egois.
Sehingga,
atas
yaitu
dengan
aktif salah
Learning.
menerapkan
yang satunya
Strategi
mampu
dapat dengan
Action strategi meng16
Irfana Fauziah- Penerapan Strategi Pembelajaran Action Learning terhadap Internalisasi Karakter Siswa dalam Pembelajaran Biologi
aktifkan siswa. Action Learning adalah
dan kelompok kontrol (pembelajaran
sebuah
konvensional dengan metode ceramah,
strategi
belajar
yang
me-
mungkinkan kelompok kecil untuk bekerja secara tetap dan bersama dalam memecahkan
masalah,
diskusi dan tanya jawab). Populasi dalam penelitian ini
mengambil
adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
tindakan, dan belajar secara individu
Negeri 5 Surakarta. Teknik pengambil-
dan tim pada saat bersamaan (Serrat,
an sampel dengan cluster sampling.
2008).
Hasil pemilihan sampel secara acak Penelitian ini bertujuan untuk
menetapkan kelas VIIIG dengan siswa
Mengetahui ada tidaknya perbedaan
sejumlah 27 orang sebagai kelompok
tingkat internalisasi karakter (peduli,
eksperimen yang menerapkan strategi
cerdas, mandiri, dan tanggung jawab)
Action Learning. Kelas VIIIH dengan
antara
dengan
siswa sebanyak 26 orang sebagai
kelompok perlakuan Action Learning
kelompok kontrol yang menerapkan
dalam pembelajaran biologi materi
pembelajaran konvensional.
kelompok
kontrol
pokok fotosintesis.
Variabel bebas berupa strategi Action Learning dan variabel terikat
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 5 Surakarta pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Penelitian ini termasuk quasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Desain penelitian adalah Nonequivalent Control Group Design dengan menggunakan pretes dan postes. Penelitian ini melibatkan dua kelas yaitu kelompok eksperimen (penerapan strategi Action Learning)
adalah internalisasi karakter siswa yang mencakup
karakter
peduli,
cerdas,
mandiri, dan tanggung jawab. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket internalisasi
karakter,
tes
evaluasi
kognitif berupa soal pilihan ganda, lembar
observasi
dan
rubrik
internalisasi karakter. Pretes dalam penelitian
ini
digunakan
sebagai
covariate dan untuk mengetahui nilai
17
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 1, hal 117 - 129
keseimbangan kemampuan awal siswa
karakter. Pretes
berdasarkan nilai angket internalisasi
covariate (predictor) dalam pengolahan
karakter (peduli, cerdas, mandiri, dan
data secara statistik. Tujuan pengguna-
tanggung jawab). Angket internalisasi
an covariate adalah untuk menurunkan
karakter digunakan untuk mengambil
nilai error variance pada data berjenis
data karkater peduli, cerdas, mandiri,
interval (skala) dan nominal yang
dan tanggung jawab dengan masing-
memungkinkan
masing karakter terdiri dari beberapa
bias pada analisis data (Ghozali, 2006).
indikator dan 20 butir pernyataan. Tes
Kemudian data postes digunakan untuk
evaluasi
untuk
menguji hipotesis penelitian sebagai
mengambil data internalisai karakter
tolak ukur efektivitas Action Learning
cerdas dan hasil kognitif siswa. Metode
terhadap internalisasi karakter. Sebelum
observasi dalam penelitian ini digunak-
dilakukan analisis data, maka dilakukan
an
uji
kognitif
untuk
karakter
digunakan
mengukur
(peduli,
internalisasi
cerdas,
mandiri,
tanggung jawab) dan keterlaksanaan
normalitas
digunakan sebagai
dapat
menimbulkan
menggunakan
uji
Kolmogorov-Smirnov dan uji homogenitas dengan uji Levene’s.
sintaks pembelajaran. Rubrik digunakan untuk menilai internalisasi karakter (peduli,
cerdas,
mandiri,
tanggung
jawab). Tes uji coba pada instrumen penelitian dilakukan untuk mengetahui validitas produk moment, reliabilitas, daya beda, dan taraf kesukaran. Selain validasi produk moment, instrumen juga divalidasi konstruk oleh ahli. Analisis data pada penelitian dengan menggunakan uji anakova. Data
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis penerapan strategi pembelajaran Action Learning terhadap internalisasi
karakter
siswa
dalam
pembelajaran biologi kelas disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Analisis Penerapan Strategi Action Learning terhadap Internalisasi karakter siswa.
penelitian yang diperoleh berupa data pretes dan postes untuk internalisasi 18
Irfana Fauziah- Penerapan Strategi Pembelajaran Action Learning terhadap Internalisasi Karakter Siswa dalam Pembelajaran Biologi
Sumb Intern er alisas i Karak ter Strat egi
Strat egi
Pedul i
Cerda s
Fhitung
Nilai signifi kansi (p)
7,731
0,008
9,853
Strat egi
Mand iri
4,095
Strat egi
Tang gung jawab
20,550
0,003
0,048
0,000
Krit eria
p< 0,05
p< 0,05
Keput usan Uji H0
H0 ditola k H0 ditola k
p< 0,05
H0 ditola k
p< 0,05
H0 ditola k
Tabel 1 menunjukkan nilai signifikansi (p) lebih kecil dari 0,05 berarti H0 ditolak. H1 menyatakan bahwa terdapat perbedaan internalisasi karakter yang signifikan antara siswa kelas eksperimen (penerapan Action Learning) dan kelas kontrol (konvensional). Dapat disimpulkan
bahwa
strategi
pem-
belajaran Action Learning berperan nyata terhadap internalisasi karakter
Penerapan dapat
antara
kelompok
kontrol
dengan kelompok perlakuan Action Learning.
menginternalisasikan
(peduli,
cerdas,
jawab).
Pernyataan
mandiri,
Learning karakter tanggung
tersebut
juga
didukung secara diskriptif yaitu dari data nilai rata-rata angket internalisasi karakter
peduli
sebesar
78.5556,
karakter
cerdas
sebesar
75.5926,
karakter mandiri sebesar 75.5926 dan karakter
tanggung
jawab
sebesar
79.7778 untuk siswa kelas eksperimen. Sedangkan
untuk
kelas
kontrol
memperoleh rata-rata karakter peduli sebesar
73.0000,
sebesar
69.1923,
karakter karakter
cerdas mandiri
sebesar 71.0769 dan karakter tanggung jawab sebesar 72.3462. Selain itu didukung juga dengan data hasil lembar observasi dan rubrik internalisasi karakter, dimana nilai ratarata karakter peduli, cerdas, mandiri, dan tanggung jawab kelas eksperimen (penerapan
Action
Learning)
lebih
tinggi dibanding dengan kelas kontrol.
dan terdapat perbedaan internalisasi karakter
Action
Internalisasi karakter siswa di kelas eksperimen yang menggunakan Action Learning dalam pembelajaran biologi
lebih
tinggi
dibandingkan
19
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 1, hal 117 - 129
dengan kelas kontrol yang meng-
bahwa beberapa kelebihan dari Action
gunakan metode ceramah, diskusi dan
Learning adalah meningkatnya pe-
tanya jawab. Hal ini disebabkan karena
mahaman dan kemampuan individu
strategi pembelajaran Action Learning
untuk mengidentifikasi permasalahan,
pada materi fotosintesis yang mencakup
mengembangkan
bagian tumbuhan yang berperan dalam
membantu teman, berkomunikasi dan
fotosintesis, proses fotosintesis, reaksi
berhubungan lebih efektif.
terang dan gelap pada fotosintesis serta faktor-faktor
yang
kepercayaan
diri,
Belajar kelas penuh dan belajar
mempengaruhi
kolaboratif dapat diperkaya dengan
fotosintesis, memberikan siswa kesem-
aktivitas belajar mandiri. Ketika para
patan
dan
siswa belajar atas kemauan sendiri,
ketrampilan relevan dalam lingkungan
mereka mengembangkan kemampuan
belajar yang nyata, dan set sebagai
menfokuskan
gambaran
untuk
Bekerja atas kemauan sendiri juga
membantu siswa mengutarakan hafalan
memberi mereka kesempatan untuk
secara mudah dari kenyataan serta
bertanggung
gambaran
memperoleh
alat
pembelajaran
dan
makna
proses
dan
jawab
merefleksikan.
secara
pribadi
khusus
dari
level
terhadap belajarnya (Silberman, 2007).
yang
lebih
rendah
Strategi Action Learning adalah Salah
(Sanders dan McKeown, 2007).
satu strategi pembelajaran aktif dengan
Strategi ini tersusun atas 4 hal
mengembangkan kemampuan belajar
penting yakni learning, planing, acting,
mandiri
dan reflecting. Keempat hal ini akan
merupakan belajar dengan melakukan
memberi kesempatan pada siswa untuk
di mana, belajar tindakan memberi
memperoleh makna dan ketrampilan
kesempatan
relevan
dari
lingkungan.
Melalui
mengalami dari dekat suatu kehidupan
strategi
ini
siswa
diberi
nyata yang menyetting aplikasi topik
kesempatan yang cukup banyak untuk
dan isi yang dipelajari atau didiskusikan
berinteraksi dengan guru dan siswa
di kelas. Penelitian di luar kelas
lainnya. Serrat (2008: 2) menyatakan
menempatkan mereka dalam mode
juga
siswa.
Action
kepada
Learning
siswa
untuk
20
Irfana Fauziah- Penerapan Strategi Pembelajaran Action Learning terhadap Internalisasi Karakter Siswa dalam Pembelajaran Biologi
penemuan
dan
memudahkannya
yang
maksimum.
Anggota
tim
menjadi kreatif dalam mendiskusikan
hendaknya menggambarkan perbedaan
penemuannya kepada kelas. Keindahan
tugas, budaya, kepribadian, cara berfikir
aktivitas ini adalah bahwa ia dapat
dan gaya belajar. Thoughtful action,
digunakan dengan subjek atau aplikasi
kegiatan Action Learning yang efektif
apa pun (Silberman, 2007).
sebaiknya seimbang antara team work
Faktor utama yang berkaitan
dan
team
learning.
Proses
ini
dengan proses Action Learning adalah
membutuhkan tata waktu dan berbagai
task, masalah yang menantang adalah
alat bantu yang memadai sehingga
jantung pada semua proses Action
anggota
Learning. Tantangan ini hendaknya
pekerjaannya, melakukan refleksi atas
berkaitan
yang
proses, memperoleh prinsip-prinsip dan
yang
pemahaman baru serta saling berbagi
nyata
dengan
bukan
disimulasikan
tugas-tugas
suatu (yang
tugas
kemudian
direfleksikan pada kegiatan sehari-hari).
tim
bisa
menjalankan
peran di antara anggota tim. Kombinasi
“doing”
Task hendaknya memiliki nilai-nilai
“thinking”
pada
strategik
Learning
menghasilkan
dan
konsekuensi
jangka
panjang bagi keseluruhan anggota serta
kegiatan
dan Action
beberapa
manfaat yang unik.
berdampak pada keseluruhan anggota.
Ownership. Karena tim muncul
Task bukan sebuah tugas yang bisa
dengan sebuah rencana yang akan
dituntaskan oleh prosedur standar yang
segera dilakukan, maka anggota tim
telah ada tetapi membutuhkan kreasi
merasa memiliki pada apa yang akan
dan
pendekatan-pendekatan
dikerjakan dibandingkan dengan tugas-
yang baru. Team, Action Learning
tugas yang dibuat dari atas. Sehingga
dikerjakan oleh tim yang beranggotakan
dapat mengembangkan nilai karakter
4 sampai 8 orang.
tanggung jawab dan mandiri pada diri
aplikasi
Anggota tim
diusahakan memiliki latar belakang
masing-masing anggota tim.
berbeda agar menjamin proses belajar
21
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 1, hal 117 - 129
Creativity. Keragaman anggota tim
Personal
growth.
Action
Action Learning menjamin per-
Learning mengubah baik kelompok
bedaan cara pandang. Karena tantangan
maupun individu. Pada sisi pribadi,
yang dihadapi relatif besar maka akan
orang
muncul rasa menjadi sebuah tim. Faktor
ketrampilan
ini
ide-ide lebih kreatif
dengan pekerjaannya. Mereka secara
dibandingkan yang dihasilkan oleh
khusus memperoleh ketrampilan inter-
individu atau komite yang anggotanya
personal berkenaan dengan leadership,
homogen.
teamwork, keragaman dan pengambilan
membuat
Oleh
karena
itu
dapat
belajar
pengetahuan
baru
yang
dan
berkenaan
mengembangkan nilai karakter cerdas
keputusan.
pada masing-masing anggota tim.
mengembangkan nilai karakter cerdas
Communication. Tim
Action
Learning yang lintas fungsional meningkatkan
dan
memperbaiki
dan
Oleh karena itu dapat
mandiri
pada
masing-masing
anggota tim.
ko-
Application.
Berbeda
dengan
munikasi antar kelompok yang berbeda-
belajar di dalam kelas atau web-based
beda. Dengan memperkuat sebuah tim
learning,
Action
mampu
produksi pengetahuan dan ketrampilan
mengambil keputusan dan melakukan
yang benar-benar bisa digunakan dalam
tindakan
pekerjaan.
Learning
yang
untuk
pas,
kita
sedang
mendorong dan memberikan peng-
Action
Learning
mem-
1. Internalisasi Karakter Peduli
hargaan kepada anggota tim untuk
Uji
hipotesis
internalisasi
saling berbicara yang terfokus pada
karakter peduli menunjukkan angka
keseluruhan kelompok daripada be-
signifikansi
rbicara untuk satu bagian saja. Sehingga
penerapan Action Learning terhadap
dapat mengembangkan nilai karakter
internalisasi karakter peduli. p < 0,05
peduli
berarti H0 ditolak yang menyatakan
terhadap orang lain dalam
anggota timnya pada diri masing-
bahwa
ada
masing anggota tim.
internalisasi
sebesar
0,008
perbedaan karakter
peduli
untuk
tingkat yang
signifikan antara siswa kelas eksperim22
Irfana Fauziah- Penerapan Strategi Pembelajaran Action Learning terhadap Internalisasi Karakter Siswa dalam Pembelajaran Biologi
en (penerapan Action Learning) dan
Uji
hipotesis
internalisasi
kelas kontrol (konvensional). Ternyata
karakter cerdas menunjukkan angka
hasil uji statistik menyatakan bahwa
signifikansi
strategi pembelajaran Action Learning
penerapan Action Learning terhadap
ber-pengaruh
internalisasi
internalisasi karakter cerdas. p < 0,05
karakter peduli. Pada statistik deskriptif
berarti H0 ditolak yang menyatakan
juga tampak bahwa rata-rata skor
bahwa
internalisasi
internalisasi
terhadap
karakter
peduli
kelas
sebesar
ada
0,003
perbedaan karakter
cerdas
untuk
tingkat yang
eksperimen sebesar 78,94 sedangkan
signifikan antara siswa kelas eksperi-
kelas kontrol sebesar 73,37. Skor rata-
men (penerapan Action Learning) dan
rata kelas eksperimen lebih tinggi
kelas kontrol (konvensional). Ternyata
dibanding kelas kontrol. Pernyataan
hasil uji statistik menyatakan bahwa
tersebut juga didukung oleh data lembar
strategi pembelajaran Action Learning
observasi yang menunjukkan bahwa
berpengaruh
rata-rata nilai karakter peduli kelas
karakter cerdas. Pada statistik deskriptif
eksperimen sebesar 85,185 dan nilai
juga tampak bahwa rata-rata skor
rata-rata rubrik internalisasi karakter
internalisasi
peduli kelas ekperimen sebesar 76,93
eksperimen sebesar 75,88 sedangkan
sedangkan
lembar
kelas kontrol sebesar 69,57. Skor rata-
observasi karakter peduli kelas kontrol
rata kelas eksperimen lebih tinggi
sebesar 60,47 dan nilai rata-rata rubrik
dibanding kelas kontrol. Pernyataan
internalisasi
kelas
tersebut juga didukung oleh data lembar
kontrol sebesar 59,21. Skor rata-rata
observasi yang menunjukkan bahwa
lembar
rubrik
rata-rata nilai karakter cerdas kelas
kelas
eksperimen sebesar 65,02 dan nilai rata-
eksperimen lebih tinggi dibanding kelas
rata rubrik internalisasi karakter cerdas
kontrol.
kelas
2. Internalisasi Karakter Cerdas
sedangkan
nilai
rata-rata
karakter
observasi
internalisasi
karakter
peduli
dan peduli
terhadap
karakter
ekperimen nilai
internalisasi
cerdas
sebesar rata-rata
kelas
69,85 lembar
23
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 1, hal 117 - 129
observasi karakter cerdas kelas kontrol
didukung oleh data lembar observasi
sebesar 46,69 dan nilai rata-rata rubrik
yang menunjukkan bahwa rata-rata nilai
internalisasi
karakter
karakter
cerdas
kelas
mandiri
kelas
eksperimen
kontrol sebesar 48,48. Skor rata-rata
sebesar 82,099 dan nilai rata-rata rubrik
lembar observasi dan rubrik internali-
internalisasi karakter mandiri kelas
sasi karakter cerdas kelas eksperimen
ekperimen sebesar 78,96 sedangkan
lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
nilai rata-rata lembar observasi karakter
3. Internalisasi Karakter Mandiri
mandiri kelas kontrol sebesar 57,265
Uji
internalisasi
dan nilai rata-rata rubrik internalisasi
karakter mandiri menunjukkan angka
karakter mandiri kelas kontrol sebesar
signifikansi
untuk
62,55. Skor rata-rata lembar observasi
penerapan Action Learning terhadap
dan rubrik internalisasi karakter mandiri
internalisasi karakter mandiri. p < 0,05
kelas eksperimen lebih tinggi dibanding
berarti H0 ditolak yang menyatakan
kelas kontrol.
bahwa ada perbedaan tingkat internali-
4. Internalisasi Karakter Tanggung
sasi karakter mandiri yang signifikan
jawab
antara
hipotesis
sebesar
siswa
kelas
0,048
eksperi-men
Uji
hipotesis
internalisasi
(penerapan Action Learning) dan kelas
karakter tanggung jawab menunjukkan
kontrol (konvensional). Ternyata hasil
angka signifikansi sebesar 0,000 untuk
uji statistik menyatakan bahwa strategi
penerapan Action Learning terhadap
pembelajaran Action Learning ber-
internalisasi karakter tanggung jawab. p
pengaruh terhadap internalisasi karakter
<
mandiri. Pada statistik deskriptif juga
menyatakan
tampak bahwa rata-rata skor internali-
tingkat internalisasi karakter tanggung
sasi karakter mandiri kelas eksperimen
jawab yang signifikan antara siswa
sebesar 77,13 sedangkan kelas kontrol
kelas eksperimen (penerapan Action
sebesar 71,39. Skor rata-rata kelas
Learning)
eksperimen lebih tinggi dibanding kelas
(konvensional).
kontrol.
statistik menyatakan bahwa strategi
Pernyataan
tersebut
juga
0,05
berarti
H0
bahwa
dan
ditolak ada
kelas Ternyata
yang
perbedaan
kontrol hasil
uji
24
Irfana Fauziah- Penerapan Strategi Pembelajaran Action Learning terhadap Internalisasi Karakter Siswa dalam Pembelajaran Biologi
pembelajaran Action Learning ber-
Berdasarkan
hasil
pengaruh terhadap internalisasi karakter
dapat
tanggung
statistik
perbedaan tingkat internalisasi karakter
deskriptif juga tampak bahwa rata-rata
(peduli, cerdas, mandiri, dan tanggung
skor internalisasi karakter tanggung
jawab) siswa antara kelompok kontrol
jawab kelas eksperimen sebesar 80,19
dengan kelompok perlakuan Action
sedangkan kelas kontrol sebesar 72,74.
Learning
jawab.
Pada
disimpulkan
penelitian
bahwa
ada
Skor rata-rata kelas eksperimen lebih tinggi
dibanding
kelas
kontrol.
Pernyataan tersebut juga didukung oleh data lembar observasi yang
me-
nunjukkan karakter
bahwa
rata-rata
nilai
tanggung
jawab
kelas
eksperimen sebesar 83,95 dan nilai ratarata
rubrik
tanggung
internalisasi
jawab
kelas
karakter
lembar observasi karakter tanggung jawab kelas kontrol sebesar 67,09 dan rata-rata
rubrik
sebesar 68,27. Skor rata-rata lembar dan
rubrik
karakter
tanggung
internalisasi jawab
kelas
eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol.
S. (2011). Revitalisasi Pendidikan Karakter Di Sekolah Dasar. Naskah Pidato pengukuhan Guru Besar. Malang: Universitas Malang. Alhusin, S. (2003). Aplikasi Statistik Praktis dengan Menggunakan SPSS 10 for Windows. Yogyakarta : Graha Ilmu. Apa
itu Action Learning. (2009). Diperoleh 15 Juli 2012, dari Http://action learning/Cakrawala Apa itu Action Learning.htm
internalisasi
karakter tanggung jawab kelas kontrol
observasi
Akbar,
ekperimen
sebesar 79,42 sedangkan nilai rata-rata
nilai
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Azzet, & Akhmad, M. (2011). Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia; Revitalisasi Pendidikan Karakter terhadap Keberhasilan Belajar dan Kemauan Bangs.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
KESIMPULAN
25
Jurnal Pendidikan Biologi Vol 7, No 1, hal 117 - 129
Badan penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum, Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Jakarta: Kementrian Pendidikan Nasional. Budiyono. (2003). Metodologi Penelitian Pendidikan. Surakarta : UNS Press. Budiyono. (2009). Statistika untuk Penelitian. Surakarta: UNS press. Darmadi, H. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Fewell, & Norman. (2010). Language learning strategies and English language proficiency: an investigation of Japanese EFL university students. TESOL Journal, 2010 (2). 159-174. Ghozali, I. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Gulo, D. (1982). Kamus Psikologi. Bandung: Tonis. Hartono. (2010). SPSS 16.0 Analisis data Statistik dan Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Heliyah,
Muzayyinah, & Sajidan. (2011). Application of Action Learning Strategy To Improve Scientific Communication
Skill in Growth And Development Matter in Class VIII SMP Negeri 6 Surakarta 2010/2011. Jurnal P.Biologi F.MIPA UNS Tahun 20102011, Hlm. 3. Jenny Fleming & Lesley Ferkins2. (2010). The Use of Action Learning Strategies for Cooperative Education or Work-integrated Learning Projects. Learning and Teaching in Higher Education Journal, 4 (1). 1-4. Kamisa.
(1997).
Kamus
Lengkap
Bahasa Indonesia. Surabaya: Kartika.
Kertajaya, H. (2010). Grow with Character: The Model Marketing, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Kesuma, D., dkk. (2011). Pendidikan Karakter, Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Keown,
M. (2007). Promoting Reflection Through Action Learning in a 3D Virtual World. International Journal of Social Sciences, 2(1). 54.
Koesoema, D. (2012). Pendidikan Karakter Utuh dan Menyeluruh. Yogyakarta: Kanisius. 26
Irfana Fauziah- Penerapan Strategi Pembelajaran Action Learning terhadap Internalisasi Karakter Siswa dalam Pembelajaran Biologi
Kurikulum Pendidikan Karakter. (2011). Diperoleh 20 Juli 2012, dari Http://Pentingnya Pendidikan Karakter Dalam Dunia Pendidikan.htm
27