Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
ISSN 2460-7800
PENERAPAN STRATEGI METAKOGNITIF PADA MATA KULIAH KAJIAN MATEMATIKA SD UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MAHASISWA PGSD Choirul Annisa STKIP PGRI Tulungagung email:
[email protected]
Abstrak: During the learning process of Kajian Matematika SD, there are only 1015% of students who ask questions or give opinions. Students will express his opinion only when teacher raised questions. Writing test results also show that students are still cann’t collecting the necessary information, give reasons and solve the problem. This indicates that the critical thinking skill of students still needs to be improved. Metacognition is awareness in using strategies in the learning process so they can actively learning, critical thinking, able to solve problems and make decisions. Metacognitive strategy that consist of planning, monitoring and evaluating can be used to develop the skill of metacognitive. This research belongs to the classroom action research. The results of this research obtained that the implementation of metacognitive strategies is able to improve students's critical thinking skills. Keywords: metacognitive strategy, critical thinking, kajian matematika SD.
alasan dan menyelesaikan pemasalahan.
PENDAHULUAN Berdasarkan hasil observasi pada proses perkuliahan mata kuliah Kajian
Sehingga masih ada mahasiswa yang mendapatkan nilai akhir dibawah KKM.
Universitas
Kemampuan untuk berpikir kritis,
Muhammadiyah Malang pada tanggal 4
logis, sistematis dan kreatif diperlukan
Juni 2013, ditemukan bahwa hanya ada
untuk
sekitar
permasalahan.
Matematika
SD
10-15%
di
mahasiswa
yang
menghadapi
kompleksitas
Kemampuan
mengajukan pertanyaan atau pendapat
mendasari
saat proses pembelajaran berlangsung.
disiplin dalam kehidupan, memajukan
Mahasiswa
mengutarakan
daya pikir serta taraf hidup manusia.
pendapatnya saat dosen melontarkan
Kemampuan ini perlu dikenalkan dan
pertanyaan.
ditanamkan
hanya
Hasil
tes
tulis
juga
perkembangan
tersebut
sejak
berbagai
anak-anak
menunjukkan bahwa mahasiswa masih
menginjak
kesulitan
mengumpulkan
Pembelajaran matematika di Sekolah
informasi yang diperlukan, memberikan
Dasar mampu membekali peserta didik
dalam
dunia
mulai
pendidikan.
Choirul Annisa: Penerapan Strategi Metakognitif Pada Mata Kuliah Kajian Matematika SD Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD
89
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
ISSN 2460-7800
untuk berpikir logis, analitis, sistematis,
Para peneliti bidang psikologi pada
kritis dan kreatif serta kemampuan
umumnya memberikan penekanan pada
bekerjasama (Depdiknas, 2004: 416).
kesadaran berpikir seseorang tentang
Oleh karena itu, para calon pendidik
proses berpikirnya sendiri. Pengertian
Sekolah
benar-benar
metakognitif yang dikemukakan oleh
menguasai materi matematika dan cara
para peneliti bidang psikologi pada
mengajarkannya.
umumnya memberikan penekanan pada
Dasar
harus
Menurut Scriven & Paul (2012: 16)
kesadaran berpikir seseorang tentang
berpikir kritis adalah proses intelektual
proses
yang
konseptual,
dengan
aktif
dan
mengkonseptualisasi,
terampil
menerapkan,
berpikirnya
sendiri.
kecakapan
Secara
metakognitif
merupakan hubungan antara kompetensi
menganalisis,
mensintesis,
dan
dalam belajar, berpikir, dan termasuk
mengevaluasi
informasi
yang
berbagai kemampuan yang diperlukan
dari
untuk belajar secara aktif, berpikir kritis,
refleksi,
problem solving dan membuat keputusan
untuk
(Dawson, 2008:3). Sedangkan Rahman,
tindakan.
dkk (2011: 12) menjelaskan tentang
dikumpulkan
atau
pengamatan,
pengalaman,
penalaran,
atau
memandu
keyakinan
dihasilkan
komunikasi, dan
Manfaat berpikir kritis bagi mahasiswa
keterampilan
antara
berikut:
lain
membantu
memperoleh
metakognitif
sebagai
solusi masalah berdasarkan alasan yang
There are three basic metacognitive skills that can help the process of learning, namely: 1) planning skills, 2) monitoring skills and 3) evaluation skills. It is believed that students who have adequate metacognitive skills will be able to plan and monitor their progress during the learning process and make changes or modify the strategies they use if they are found ineffective.
kuat; membiasakan berpikiran terbuka;
Berdasar kedua pendapat tersebut jelas
mengkomunikasikan gagasan, pendapat,
dapat dikemukakan bahwa metakognitif
dan solusi dengan jelas kepada lainnya.
ialah kesadaran seseorang tentang proses
Dari hasil observasi serta definisi berpikir
berpikirnya,
kritis,
bahwa
metakognitif yang terdiri dari planning,
kemampuan berpikir kritis mahasiswa
monitoring dan evaluating (dikenal juga
perlu ditingkatkan.
sebagai strategi metakognitif) ini merujuk
pengetahuan, memperbaiki teori, dan memperkuat argumen; mengemukakan dan merumuskan pertanyaan dengan jelas;
mengumpulkan,
menilai,
dan
menafsirkan informasi dengan efektif; membuat kesimpulan dan menemukan
dapat
disimpulkan
sedangkan
strategi
Choirul Annisa: Penerapan Strategi Metakognitif Pada Mata Kuliah Kajian Matematika SD Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD
90
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
kepada
cara
untuk
meningkatkan
ISSN 2460-7800
semakin
baik
siswa
(mahasiswa)
kesadaran mengenai proses berpikir saat
menggunakan strategi metakognitifnya,
pembelajaran berlangsung.
maka semakin baik pula kemampuan
Penelitian Sumarno (2007: 47)
berpikir kritisnya.
mengenai pembelajaran menggunakan strategi
metakognitif,
bahwa
siswa
menunjukkan
(mahasiswa)
dapat
Matakuliah matematika pada PGSD memuat
materi
yang
matematika
memantau
menumbuhkembangkan
hasil
dalam
matematika sekolah, yaitu bagian dari
merancang apa yang hendak dipelajari, kemajuan
ada
yang
dipilih
guna
kemampuan-
pembelajarannya, dan menilai apa yang
kemampuan dan membentuk pribadi
dipelajari.
siswa
strategi
Ini
membuktikan
metakognitif
SD,
serta
berpadu
pada
untuk
perkembangan ilmu pengetahuan dan
mengenai
teknologi (Marwiyanto, 2007: 110). Mata
proses berpikirnya. Selain itu, penelitian
kuliah Kajian Matematika SD diberikan
yang telah dilakukan Magno (2010: 153)
kepada mahasiswa S1 PGSD Universitas
juga
Muhammadiyah Malang pada semester
menyadarkan
telah
efektif
bahwa
mahasiswa
membuktikan
adanya
hubungan antara planning, monitoring
genap.
dan
kemampuan
matakuliah ini diharapkan benar-benar
Planning,
menguasai konsep-konsep matematika
evaluating
berpikir kritis
dengan mahasiswa.
Mahasiswa
yang
salah satu cara yang dapat digunakan
mengajar mata pelajaran Matematika
agar mahasiswa dapat berpikir secara
pada SD. Sesuai dengan yang tertera
kritis.
pada silabus mata kuliah PGSD S-1 FKIP Universitas
dijadikan
mengikuti
monitoring dan evaluating merupakan
Penelitian yang dilakukan oleh
dapat
yang
bekal
Muhammadiyah
untuk
Malang,
Maulana (2008: 1) juga menunjukkan
mata kuliah Kajian Matematika SD
bahwa
mengkaji beberapa konsep yang meliputi
kemampuan
berpikir
kritis
mahasiswa yang mengikuti perkuliahan
materi
menggunakan strategi metakognitif lebih
pengukuran serta pengolahan data.
meningkat dibandingkan dengan yang
Dari
bilangan,
latar
geometri
belakang
dan
masalah
konvensional. Peningkatan ini terjadi
tersebut, dalam penelitian ini dikaji (1)
secara efektif pada mahasiswa dengan
deskripsi penerapan strategi metakognitif
pencapaian tinggi, sedang dan rendah.
pada mata kuliah Kajian Matematika SD
Sehingga
untuk meningkatkan kemampuan berpikir
dapat
disimpulkan
bahwa
Choirul Annisa: Penerapan Strategi Metakognitif Pada Mata Kuliah Kajian Matematika SD Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD
91
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
kritis
mahasiswa
PGSD
Universitas
ISSN 2460-7800
mahasiswa mampu merumuskan pokok
Muhammadiyah Malang; (2) kemampuan
permasalahan,
berpikir
informasi
kritis
Universitas
mahasiswa
PGSD
Muhammadiyah
Malang
(2)
yang
mengumpulkan diperlukan,
(3)
menemukan solusi masalah, (4) membuat
pada mata kuliah Kajian Matematika SD
kesimpulan
setelah
didapatkan, (5) menguji kembali solusi
menggunakan
strategi
metakognitif.
yang
Karakteristik
dan
indikator
dari
telah
solusi
didapatkan,
yang
(6)
telah
mampu
memberikan alasan dari solusi yang telah
penerapan strategi metakognitif dalam
didapatkan.
pembelajaran
mengacu
Kartini
strategi metakognitif dikatakan berhasil
(2008:
yaitu
mahasiswa
apabila hasil observasi menunjukkan
18)
pada
(1)
melakukan perencanaan (planning) yang
Sedangkan
penerapan
kriteria baik atau sangat baik.
terdiri dari perencanaan tujuan belajar yang akan dicapai, perencanaan waktu yang
akan
digunakan
untuk
METODE Penelitian ini dilaksanakan di prodi
menyelesaikan masalah, dan perencanaan
PGSD
strategiyang
(2)
Malang. Penelitian ini dilaksanakan pada
pemantauan
semester genap tahun ajaran 2013/2014.
mahasiswa (monitoring)
akan
digunakan;
melakukan yang
terdiri
dari
Universitas
Penelitian
ini
Muhammadiyah
merupakan
penelitian
pemantauan ketercapaian tujuan belajar,
tindakan
pemantauan waktu yang digunakan, dan
menggunakan model dari Kemmis dan
pemantauan
Taggart.
strategi
yang
sedang
(action
research)
dengan
Data dalam penelitian ini
digunakan; (3) mahasiswa melakukan
dianalisis secara deskriptif. Seperti yang
penilaian (evaluation) yang terdiri dari
dikemukakan oleh Moeleong (2012: 6)
penilaian ketercapaian tujuan belajar,
bahwa
penilaian waktu yang digunakan, dan
penelitian
penilaian strategi yang telah digunakan.
memahami fenomena tentang apa yang
Kemampuan
berpikir
kritis
mahasiswa disebut meningkat apabila ≥
penelitian yang
kualitatif
adalah
bermaksud
untuk
dialami subjek penelitian secara holistik dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-
75% mahasiswa mendapat minimal skor
kata dan bahasa pada suatu konteks
75 dari tes kemampuan berpikir kritis
khusus yang alamiah dan memanfaatkan
akhir siklus dan meningkat dibandingkan
berbagai metode alamiah.
dengan tes awal dengan indikator: (1)
Choirul Annisa: Penerapan Strategi Metakognitif Pada Mata Kuliah Kajian Matematika SD Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD
92
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
ISSN 2460-7800
Penelitian ini menerapkan strategi
Skor hasil validasi dari masing-masing
metakognitif yang terdiri atas tahap
validator ditotal kemudian ditentukan
planning, monitoring dan evaluating,
persentase rata-ratanya dengan rumusan:
sehingga
persentase
perangkat
dan
instrumen
(
rata-rata
dikembangkan berdasarkan karakteristik dan
indikator
Perangkat
strategi
yang
metakognitif.
digunakan
dalam
penelitian ini adalah rencana pelaksanaan pembelajaran mahasiswa
(RPP),
lembar
(LKM),
jurnal
. Kemudian
persentase
berikut.
kerja
= sangat valid
belajar
= valid = kurang valid
melakukan evaluasi secara mandiri, serta kemampuan
berpikir
kritis.
Sedangkan instrumen yang digunakan antara lain rubrik validasi instrumen dan perangkat, rubrik pedoman observasi aktivitas
dosen,
observasi
aktivitas
rubrik
pedoman
mahasiswa,
dan
instrumen
yang
pedoman wawancara. Perangkat
dan
dahulu divalidasi oleh dua validator dengan kriteria pendidikan minimal S2 ahli
pada
= tidak valid (Adaptasi dari Arikunto, 2002: 211). Sedangkan analisis untuk keterlaksanaan penerapan
bidang
metakognitif
dan
kemampuan berpikir kritis mahasiswa dikemukakan sebagai berikut. Analisis
Keterlaksanaan
pendidikan
Lembar aktivitas
Penerapan
setiap perangkat atau instrumen ada tiga yaitu format, isi dan bahasa serta tulisan. Pemberian skor untuk validasi didasarkan pada acuan skala penilaian berikut ini. 1 Berarti ”tidak sesuai” 2 Berarti ”kurang sesuai”
lembar
observasi
penerapan strategi metakognitif. Pemberian skor lembar pedoman observasi aktivitas dosen dan mahasiswa didasarkan pada acuan skala penilaian berikut ini. 1
berarti
”tidak
sesuai
dengan
pelaksanaan pembelajaran”. 2
4
dosen,
observasi
digunakan untuk menilai keterlaksanaan
3
Berarti ”sesuai”
pedoman
aktivitas mahasiswa dan catatan lapangan
matematika. Aspek yang dinilai untuk
Berarti ”sangat sesuai”
strategi
Strategi Metakognitif
digunakan pada penelitian ini terlebih
dan
rata-rata
dikonversikan dengan kriteria sebagai
mahasiswa untuk melatih mahasiswa
tes
)
berarti
”kurang
sesuai
dengan
pelaksanaan pembelajaran”.
Choirul Annisa: Penerapan Strategi Metakognitif Pada Mata Kuliah Kajian Matematika SD Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD
93
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
3
berarti ”sesuai dengan pelaksanaan
presentase
pembelajaran”.
menggunakan perhitungan
berarti
4
ISSN 2460-7800
”sangat
sesuai
dengan
pelaksanaan pembelajaran”.
keberhasilan
klasikal
( ) .
HASIL PENELITIAN Data hasil observasi kemudian dianalisis Berikut ini dipaparkan hasil analisis
menggunakan persentase nilai rata-rata sebagai berikut. Persentase nilai rata-rata (
kemampuan berpikir kritis mahasiswa serta penerapan strategi metakognitif
)
yang meningkatkan kemampuan berpikir
Dengan kriteria:
kritis. = sangat baik
Hasil Analisis Kemampuan Berpikir
= baik
Kritis Mahasiswa
= cukup
Data hasil analisis kemampuan
= kurang =
berpikir kritis mahasiswa tercantum pada
sangat
kurang
(Adaptasi dari Arikunto, 2007: 285).
tabel 1 berikut ini. Tabel
1.
Kemampuan
Berpikir
Kritis
Mahasiswa
Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Tes kemampuan berpikir kritis dilakukan pada setiap akhir siklus. Hasil
Kriteria Keberhasilan
Awal
Hasil Tes Kemampuan berpikir kritis Presentase mahasiswa yang 55,5% mendapat skor 75
Siklus I
Siklus II
67 %
76%
tes ini mencerminkan sejauh mana tingkat berfikir kritis yang dimiliki mahasiswa
setelah
mengikuti
pembelajaran
dengan
menerapkan
strategi
metakognitif.
Pada
siklus
pertama mahasiswa mempelajari konsep kalimat terbuka dan tertutup serta fungsi, sedangkan
siklus
kedua
mahasiswa
mempelajarai konsep pola bilangan dan barisan.
Kemampuan
berpikir
kritis
mahasiswa dikatakan meningkat jika memenuhi kriteria seperti yang telah disebutkan
sebelumnya.
Perhitungan
Dari hasil tes yang ditunjukkan pada tabel 1 terlihat bahwa kemampuan berpikir kritis mahasiswa pada mata kuliah Kajian Matematika SD setelah menggunakan
strategi
metakognitif
meningkat dari 55,5% menjadi 67%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan berpikir kritis mahasiswa meningkat atau membaik,
namun
memenuhi kriteria
masih
belum
75. Setelah terbiasa
dengan penerapan strategi metakognitif, kemampuan berpikir kritis mahasiswa
Choirul Annisa: Penerapan Strategi Metakognitif Pada Mata Kuliah Kajian Matematika SD Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD
94
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
ISSN 2460-7800
meningkat menjadi 76% pada siklus 2.
belajarnya
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan
mendiskusikan, memecahkan masalah
berpikir kritis mahasiswa semakin baik
pada
dan
penerapan
berhasil
masing-masing
lembar
ini
yang
diberikan.
strategi
metakognitif
Lembar
meningkatkan
kemampuan
mengarahkan proses belajar mahasiswa
berpikir kritis mahasiswa.
kerja
kerja
untuk
digunakan
untuk
agar memahami materi yang sedang dibahas pada pertemuan tersebut. Ketika melaksanakan aktivitas diskusi dalam
PEMBAHASAN Keterlaksanaan
Penerapan
Strategi
kelompok, setiap kelompok bertanggung jawab untuk menggali informasi tentang
Metakognitif Proses pembelajaran mata kuliah
materi yang sedang dipelajari, membantu
Kajian Matematika SD yang menerapkan
anggota kelompoknya untuk memahami
strategi metakognitif untuk meningkatkan
dan menguasai materi yang dipelajari,
kemampuan berpikir kritis mahasiswa
meng-cross check pengetahuan yang
PGSD
dimiliki
Universitas
Muhammadiyah
dengan
pengetahuan
yang
Malang ini terdiri atas 3 tahapan yaitu
dimiliki oleh anggota kelompok. Setelah
Planning, monitoring dan evaluating.
menyelesaikan lembar keja, mahasiswa
Tahap
mempresentasikan
Planning
pengetahuan
yaitu
mengungkap
awal
hasil
kerja
mahasiswa,
kelompoknya dan diikuti dengan diskusi
menyiapkan semua waktu, referensi dan
kelas. Kedua diskusi ini dilakukan agar
media yang diperlukan untuk belajar, dan
mahasiswa
dapat
menentukan
pengetahuan
yang
tugas
setiap
anggota
memperdalam dimiliki
dan
kelompok. Kegiatan ini bertujuan agar
mengkritisi informasi yang ada. Diskusi
mahasiswa terlatih untuk mempersiapkan
juga bertujuan agar mahasiswa terbiasa,
proses
juga
terlatih dan berani untuk mengungkapkan
mahasiswa
ide atau pendapat kepada orang lain.
menyadari apa yang mereka butuhkan
Kegiatan mengerjakan LKM dan diskusi
untuk belajar.
ini sejalan dengan yang dilakukan oleh
belajarnya.
bertujuan
agar
Selain
melatih
itu
Tahap monitoring terdiri dari dua
Maulana (2008: 8) dalam menerapkan
aktifitas yaitu diskusi dalam kelompok
strategi metakognitif yaitu mahasiswa
dan diskusi kelas. Pada aktivitas diskusi
diberi bahan ajar, penanaman konsep
dalam
berlangsung
kelompok
mahasiswa
saling
berdiskusi dengan anggota kelompok
dengan
pertanyaan-pertanyaan
menjawab yang
Choirul Annisa: Penerapan Strategi Metakognitif Pada Mata Kuliah Kajian Matematika SD Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD
tertera
95
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
ISSN 2460-7800
dalam bahan ajar tersebut; mahasiswa
Seperti yang dikemukakan oleh Blakey &
dibimbing untuk menanamkan kesadaran
Spence (1990) bahwa salah satu strategi
bertanya
metakognitif
kepada
diri
sendiri
saat
yang
sederhana
adalah
menjawab pertanyaan-pertanyaan yang
mengidentifikasi apa yang diketahui dan
muncul saat diskusi.
apa
Tahapan
yang
tidak
diketahui
siswa,
evaluating, mahasiswa
membicarakan tentang apa yang kamu
merenungkan apa yang mereka pelajari,
pikirkan, membiasakan siswa membuat
apa yang mereka mengerti dan apa yang
jurnal
mereka
pengaturan
tidak
mengerti;
mahasiswa
belajar, diri
perencanaan sendiri,
dan
penguraian
melakukan proses refleksi (mengkaji
kembali proses berpikir, dan evaluasi
ulang) proses belajar mereka, apa yang
mandiri
telah mereka kerjakan dan apa yang
pedoman hal-hal yang perlu dituliskan
belum
pada jurnal belajar untuk materi fungsi.
mereka
(mengkaji
kerjakan;
ulang)
merefleksi
kelemahan
dan
kelebihan diri saat proses belajar atau melakukan penilaian diri untuk menilai pekerjaan mereka sendiri. Selain bertanya jawab,
dalam
melakukan
tahap
evaluating mahasiswa juga membuat jurnal belajar. Jurnal belajar bermanfaat untuk melatih mahasiswa melakukan refleksi secara mandiri. Tahap ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Maulana (2008:
9)
yaitu
dilakukan
penyimpulan
mahasiswa
yang
merupakan
rekapitulasi dari apa yang dilakukan di kelas.
Pada
menyimpulkan membimbing
tahap
ini
sendiri dengan
mahasiswa dan
dosen
memberikan
(Self-Evaluation).
Berikut
Hal-hal/komponen yang perlu anda paparkan dalam jurnal belajar antara lain: 1. Sumber/referensi yang telah saya gunakan untuk mempelajari pokok bahasan fungsi adalah: ..... 2. Konsep-konsep pada materi fungsi yang telah saya pahami adalah sebagai berikut:.......... 3. Konsep-konsep pada materi fungsi yang belum saya pahami adalah sebagai berikut:......... 4. Permasalahan yang muncul beserta pemecahannya. a. Permasalahan yang muncul dari diri sendiri adalah sebagai berikut: ........ b. Solusi yang saya temukan adalah sebagai berikut:......................... c. Permasalahan yang muncul dalam diskusi kelas adalah sebagai berikut:............ d. Solusi yang muncul adalah sebagai berikut:................ 5. Kekurangan saya dalam mengikuti kegiatan belajar ini (baik dalam diskusi maupun mengerjakan tugas) dan cara memperbaikinya adalah:.......................... 6. Kelebihan saya dalam mengikuti kegiatan belajar ini (baik dalam diskusi maupun mengerjakan tugas) adalah: ...........................................................
Gambar 1. Pedoman Isi Jurnal Belajar Materi Fungsi
Dari hasil wawancara diketahui pula bahwa suasana belajar mata kuliah Kajian
Matematika
SD
dengan
pertanyaan-pertanyaan. Tugas pembuatan
menerapkan
jurnal belajar juga dirasa mahasiswa
mendapatkan respon yang baik dari para
mampu
mahasiswa. Mahasiswa merasa tertantang
dalam
membantu melakukan
kemandiriannya evaluasi
belajar.
strategi
metakognitif
dan mulai terbiasa untuk menggali
Choirul Annisa: Penerapan Strategi Metakognitif Pada Mata Kuliah Kajian Matematika SD Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD
96
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
pengetahuannya
sendiri.
Selain
itu
mahasiswa aktif saat diminta untuk berdiskusi
kelas.
memahami materi yang dipelajari. Pada siklus I waktu pembelajaran
permasalahan yang mulai didebatkan,
habis untuk mengerjakan LKM. Pada
mahasiswa
bertambah
dalam
pertemuan pertama dan kedua waktu
berpendapat
dan
bertanya.
Aktivitas
banyak tersita untuk pengerjaan LKM.
berguna
untuk
Waktu yang diperlukan melebihi dari
ketrampilan
waktu yang telah direncanakan. Hal ini
metakognitif yang tidak dapat muncul
tidak sesuai dengan salah satu indikator
begitu saja tanpa adanya bantuan atau
keberhasilan
rangsangan. Hal ini sejalan dengan
strategi metakognitif yang dipaparkan
Larkin (dalam Ureña, 2008: 22) yang
oleh Kartini (2008: 18) yaitu siswa
berpendapat
mampu
ini
ada
pembelajaran sehingga mahasiswa dapat
suatu
seperti
Ketika
ISSN 2460-7800
aktif
mengembangkan
bahwa
pertanyaan-pertanyaan
menanyakan kepada
diri
pembelajaran
melakukan
melalui
perencanaan
(planning) yang terdiri dari perencanaan
sendiri bisa bermula dari pertanyaan yang
tujuan
ditanyakan oleh orang lain. Selain itu
perencanaan waktu yang akan digunakan
Darling
untuk
et
berpendapat
al
(2003:
bahwa
163)
kegiatan
juga diskusi
belajar
yang
akan
menyelesaikan
perencanaan
dicapai,
masalah,
strategiyang
dan akan
merupakan salah satu cara yang efektif
digunakan. Dan dari hasil observasi
terkait strategi metakognitif.
didapatkan bahwa adanya mahasiswa
Penggunaan sarana belajar seperti
yang
acuh
saat
diskusi
Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) yang
berlangsung.
dikerjakan
permasalahan ini pada pertemuan ketiga
berkelompok,
sangat
Untuk
kelompok
membantu mahasiswa dalam memahami
dan
materi
dan
mengingatkan mahasiswa untuk saling
barisan. Hal ini sesuai dengan pendapat
bekerja sama dalam menyelesaikan LKM
Walle (dalam Risanosanti, 2008: 228)
dan saling membantu anggota kelompok
bahwa pembelajaran yang efektif adalah
masing-masing dalam memahami materi
kegiatan yang berpusat pada siswa.
yang
Dengan
bahwa
kalimat
LKM,
mengeksplorasi kemampuannya
terbuka,
fungsi
mahasiswa
dapat
pengetahuan
dan
dalam
kegiatan
seterusnya
mengatasi
dibahas.
peneliti
Dosen
kepahaman
selalu
mengingatkan
setiap
anggota
kelompok terhadap materi yang dibahas adalah tanggung jawab kelompok itu.
Choirul Annisa: Penerapan Strategi Metakognitif Pada Mata Kuliah Kajian Matematika SD Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD
97
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
Peningkatan ini seperti yang terjadi
ISSN 2460-7800
metakognitif
sesuai
dengan
kriteria
pada penelitian yang dilakukan oleh
meningkat dari 70% menjadi 80%. Hal
Maulana (2008: 10) yang menyebutkan
ini menunjukkan bahwa mahasiswa telah
bahwa
menerapkan strategi metakognitif dengan
strategi
metakognitif
secara
signifikan memiliki efektivitas yang sama
baik,
dalam
kemampuan
berdiskusi, mengkritisi informasi atau ide
berpikir kritis mahasiswa subkelompok
dan menyelesaikan masalah saat proses
manapun. Selain itu penelitian yang
pembelajaran di kelas semakin baik pula.
dilakukan oleh Sumarno (2007: 45) juga
Hal ini juga berarti bahwa strategi
menunjukkan bahwa setelah mengikuti
metakognitif
pembelajaran
kemampuan berpikir kritis mahasiswa.
meningkatkan
dengan
metakognitif,
persentase
strategi siswa
yang
kemampuan
Selama
mahasiswa
mampu
dalam
meningkatkan
pelaksanaan
penelitian
aspek pemahamannya memenuhi kriteria
yaitu penerapan strategi metakognitif.
dan
proses
Kendala yang dihadapi peneliti selama
pembelajaran meningkat. Sudiarta (2007:
melaksanakan penelitian ini harus segera
601) juga mengungkapkan bahwa strategi
dicari solusinya agar tidak menjadi
pemecahan
hambatan untuk mencapai tujuan dari
berperan
aktif
dalam
masalah
dikombinasikan
dengan pendekatan metakognitif dapat
penelitian
meningkatkan pemahaman dan hasil
pemecahannya tersaji pada tabel 3.
belajar
Tabel 3. Kendala dan Solusi dalam Penelitian
matematika
metakognitif
karena
merangsang
kegiatan
intelegensi,
sehingga memegang peranan penting terhadap kesuksesan siswa belajar. Berikut ini dikemukakan rincian persentase
hasil
observasi
aktivitas
mahasiswa pada tabel 2. Tabel 2. Analisis Hasil Observasi Aktivitas Mahasiswa Kriteria Keberhasilan
Siklus I
Siklus II
70%
80%
ini.
Kendala Penelitian Ada beberapa mahasiswa yang bermain gadget dan mengobrol sendiri ketika diskusi
waktu pembelajaran habis untuk mengerjakan LKM Ada beberapa mahasiswa yang melamun, tidak bersemangat dan tidak fokus pada pembelajaran.
Kendala-kendala
dan
Solusinya Meminta mahasiswa yang ramai untuk menanggapi temannya yang mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas, dan melontarkan pertanyaan kepada mahasiswa tersebut Meminta mahasiswa untuk untuk saling membantu anggota kelompok masing-masing dalam memahami materi yang dibahas dan membagi tugas dalam menyelesaikan lembar kerja. dosen memberikan motivasi dan cuplikan cerita sejarah materi yang dipelajari sehingga mahasiswa merasa termotivasi.
Hasil Observasi Presentase jumlah kelompok yang aktivitas penerapan strategi metakognitifnya 75%.
Berdasarkan rumusan masalah dan
Dari tabel 2 dapat dipaparkan bahwa persentase kelompok mahasiswa yang
telah
menerapkan
KESIMPULAN
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan strategi metakognitif dapat
strategi
Choirul Annisa: Penerapan Strategi Metakognitif Pada Mata Kuliah Kajian Matematika SD Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD
98
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Matematika (JP2M) Vol. 1 No. 1 September 2015
meningkatkan kemampuan berpikir kritis mahasiswa PGSD pada mata kuliah Kajian
Matematika
SD.
Penerapan
strategi metakognitif tersebut terdiri dari tiga tahap yaitu: (1) planning, (2) monitoring, dan (3) evaluating. Pada tahap Planning, mahasiswa mengungkap pengetahuan awal, menyiapkan semua waktu,
referensi
dan
diperlukan
untuk
menentukan
tugas
media
yang
belajar,
dan
setiap
anggota
kelompok. Tahap monitoring terdiri dari dua
aktifitas
yaitu
diskusi
dalam
kelompok dan diskusi kelas. Sedangkan Tahapan evaluating terdiri dari dua aktivitas
yaitu
bertanya
jawab
dan
membuat jurnal belajar. DAFTAR RUJUKAN Blakey, Elaine & Spence, Sheila. 1990. Developing Metacognition. (online). (http://amazon.com/xc/obidos/re direct.tag). Diakses 1 Juni 2014. Darling, Linda. 2003. The Learning Classroom: Theory Into Practice. Burlington: Stanford University. Depdiknas. 2004. Standart isi Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas. Dawson, Theo L. 2008. Metacognition and learning in adulthood. Northampton: Developmental Testing Service. Maulana. 2008. Alternatif Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Metakognitif untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD. Tesis tidak diterbitkan.
ISSN 2460-7800
Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia. Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Rahman, Saemah, dkk. 2011. Student Learning Style and Preferences for the Promotion of Metacognitive Development Activities in Science Class. World Applied Sciences Journal (Special Issue of Innovation and Pedagogy for Diverse Learners). 14 (1): 12. Risnanosanti. 2008. Melatih Kemampuan Metakognitif Siswa Dalam Pembelajaran Matematika. Prosiding Seminar Nasional Matematika Dan Pendidikan Matematika UNY. ISSN 978979-16353-1-8. Sudiarta, I Gusti Putu. 2007. Penerapan Strategi Pembelajaran Berorientasi Pemecahan Masalah dengan Pendekatan Metakognitif untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Hasil Belajar Mahasiswa pada Matakuliah Statistika Matematik I Tahun 2006/2007. Jurnal Pendidikan dan Pengajaran UNDIKSHA, XXXX (3): 590. Sumarno, Joko. 2007. Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Pembelajaran dengan Strategi Metakognitif. Widyatama. 4 (4): 47. Sumarno, Joko. 2007. Peningkatan Pemahaman Konsep Matematika Melalui Pembelajaran dengan Strategi Metakognitif. Widyatama. 4 (4): 47. Ureña, Guillermo Santiago Sandí. 2008. Design and Validation of A Multimethod Assessment of Metacognition and Study of The Effectiveness of Metacognitive Interventions. Disertasi. New York: Clemson University.
Choirul Annisa: Penerapan Strategi Metakognitif Pada Mata Kuliah Kajian Matematika SD Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Mahasiswa PGSD
99