PENERAPAN SISTEM MOVING CLASS PADA PROSES PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN EKONOMI Reisza Kinantaka Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang ABSTRACT The implementation of KBK and KTSP as the new curriculum leads the students to be more active, thus the one way learning process is not be used anymore. Moving class is the learning system in which the students themselves come to a certain teacher’s class. The method used in this research is descriptive by describing the implementation of moving class in SMA Muhammadiyah 2 Surabaya and so does the students response on it. The observation sheet for students activity, teacher activity, and students questionnaire is used for gathering the data. The result of this research shows that the moving class implementation had run well. The media used and other facilities made students felt comfort during the class. While running the moving class, teacher no needed to be in class during the substitution. Moreover, students showed their enthusiasm on Moving class system. Keywords: moving class, KTSP, curriculum
Tujuan umum pengelolaan kelas adalah menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar dan mengajar agar mencapai hasil yang baik, sedangkan tujuan khususnya adalah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat belajar, menyediakan kondisi-kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan.
meningkat. Namun di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya masih ditemukan siswa yang terlambat memasuki kelas pada mata pelajaran Ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa antusias siswa masih kurang dalam belajar. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, dapat diketahui bahwa siswa pada saat melakukan perpindahan tidak langsung masuk ke dalam kelas pelajaran, namun masih mengobrol di luar kelas dengan teman-temannya, sehingga jam pelajarannya pun menjadi tertunda. Di samping itu, jam mata pelajaran sering draw, sehingga salah satu kelas harus mencari kelas yang lain. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengamati “Penerapan Sistem Moving Class pada Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Ekonomi di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya.
Agar pengelolaan kelas tersebut dapat tercapai dengan maksimal hal ini dapat diwujudkan dengan menggunakan atau menerapkan sistem moving class atau sistem kelas berpindah. Dengan adanya pengelolaan kelas yang baik sistem moving class dapat memberikan hasil belajar yang baik kepada siswa.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan sistem moving class pada proses pembelajaran mata pelajaran ekonomi, mengetahui aktivitas guru pada saat pelaksanaan sistem moving class, mengetahui aktivitas siswa pada saat pelaksanaan sistem moving class, dan untuk mengetahui tanggapan
Dalam sistem moving class siswa akan mendapatkan suasana yang baru dengan adanya pengelolaan kelas yang baik sesuai dengan karakter setiap pelajaran. Sehingga dapat meningkatkan antusias siswa dalam proses belajar mengajar sehingga hasil belajar dapat 172
siswa dengan diterapkannya sistem moving class di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya. Kurikulum (KTSP)
Tingkat
Satuan
Pendidikan
KTSP yang merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 2004 (KBK) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/ sekolah. Dalam Standar Nasional Pendidikan (SNP Pasal 1, ayat 15) juga dikemukakan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan, sehingga satuan pendidikan diberikan kebebasan dalam mengelola lembaga pendidikannya (otonomi sekolah). Menurut Kunandar (2007:125), “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masingmasing satuan pendidikan”. Sehingga KTSP merupakan produk pengembangan kurikulum untuk mewujudkan sekolah yang efektif, produktif, dan berprestasi. Adanya kurikulum KTSP yang sekarang berlaku di dunia pendidikan menyebabkan setiap sekolah diberikan kebebasan untuk mengelola sekolahnya dengan sistem yang dibutuhkan oleh peserta didiknya. Hal ini juga yang mendasari adanya sistem moving class yang telah diterapkan di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya. Dengan adanya sistem tersebut diharapkan akan terjadi perubahan pola pembelajaran tradisional menuju ke pola pembelajaran yang modern yang mengadopsi sistem pembelajaran pada perguruan tinggi yaitu dengan pembelajaran dengan sistem moving class. Sistem moving class ini mampu membawa suatu perubahan prestasi siswa menuju ke arah yang lebih baik bila ditunjang dengan berbagai macam faktor misalnya fasilitas-fasilitas yang ada di dalam sekolah, ruang kelas, media pembelajaran, dan juga tenaga pendidik di sekolah.
Sistem Moving Class Moving class adalah kegiatan pembelajaran dengan peserta didik berpindah sesuai dengan pelajaran yang diikutinya. Karena itu perlu adanya kelas mata pelajaran atau kelas mata pelajaran serumpun. Agar pelaksanaan dengan sistem kelas berpindah (moving class) dapat terlaksana dengan baik dan memberi peningkatan yang signifikan terhadap mutu pembelajaran dan lulusan siswa, maka perlu disusun strategi pelaksanaan perangkat peraturan dan administrasi dalam kegiatan tersebut . Konsep moving class mengacu pada pembelajaran kelas yang berpusat pada anak untuk memberikan lingkungan yang dinamis sesuai dengan bidang yang dipelajarinya. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem moving class adalah suatu sistem yang memberikan interaksi diantara komponenkomponen, yaitu berupa siswa, tenaga pendidik, media pembelajaran, serta sarana dan prasarana yang saling berkaitan sehingga membentuk suatu sistem moving class. Moving class ini merupakan strategi pembelajaran dengan memberdayakan kelas sebagai ruang belajar sesuai dengan mata pelajaran, sehingga kelas akan lebih terasa hidup dengan dihiasi berbagai macam media yang sesuai dengan mata pelajaran. Pembelajaran menggunakan sistem moving class mempunyai beberapa manfaat, yaitu model pembelajaran efektif, media pembelajaran yang digunakan juga efektif, melatih kemandirian siswa, memperkecil kebiasaan siswa menyelesaikan pekerjaan rumah (PR) di sekolah, membuat tubuh siswa menjadi segar karena sering bergerak. Dalam sistem moving class ini guru dapat leluasa mendesain kelas yang dapat mendukung tersampaikannya materi pelajaran kepada siswanya. Guru dapat menggunakan metode-metode pembelajaran yang variatif. Dengan moving class, guru tetap berada dalam kelas saja sehingga dengan 173
ini guru mempunyai waktu untuk menyiapkan model pembelajaran atau metode pembelajaran apa yang akan diterapkan untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa. Dalam moving class media pembelajaran tetap berada di dalam kelas mata pelajaran, sehingga guru hanya tinggal menggunakan. Berbeda dengan pembelajaran yang menggunakan kelas permanen, media yang akan digunakan oleh guru akan selalu berpindah-pindah sesuai dengan jam mata pelajaran tersebut, sehingga akan memberatkan guru dalam perpindahannya. METODE PENELITIAN Penelitian ini tergolong jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif untuk menggambarkan atau mendiskripsikan dan mengetahui tentang pelaksanaan sistem moving class di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya. Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya yang beralamat di jalan Pucang Anom 91 Surabaya. Waktu penelitian dimulai pada saat surat perijinan selesai dibuat tanggal 20 Februari 2012 sampai dengan tanggal 12 Maret 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Muhammadiyah 2 Surabaya yang terdiri dari kelas XI IPS 1-XI IPS 4, sampel ditetapkan kelas XI IPS 1. Teknik penentuan sampel menggunakan teknik random sampling karena populasinya homogen. Kelas XI IPS 1 sampai dengan kelas XI IPS 4 merupakan kelas regular sehingga siswa dalam kelas-kelas tersebut mempunyai rata-rata nilai yang sama. Teknik yang diperlukan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu observasi untuk aktivitas siswa dan guru saat pelaksanaan sistem moving class pada pelajaran Ekonomi, wawancara untuk mengetahui kendala-kendala dalam sistem moving class, dokumentasi untuk mengetahui profil sekolah SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, angket untuk mengetahui respon siswa terhadap sistem 174
moving class. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap hal yang diteliti yaitu siswa SMA Muhammadiyah 2 Surabaya. Persentase aktivitas siswa dihitung dengan rumus % aktivitas = skor aktivitas tertentu : skor total tiap aktivitas x 100%. HASIL PENELITIAN Pengamatan Aktivitas Guru saat Moving Class pada Pertemuan Pertama Tanggal 2 Maret 2012 Berdasarkan pengamatan pada tanggal 2 Maret 2012, diketahui hasil yaitu pengamatan dilakukan pada hari Jumat dan mata pelajaran Ekonomi berada pada jam kedua yaitu dimulai pukul 09.30 WIB. Pada saat pergantian jam pelajaran guru tetap berada di dalam ruangan kelas Ekonomi sesuai dengan tata tertib pelaksanaan sistem moving class aktivitas guru mendapatkan nilai rata-rata 3,7 kategori sangat baik. Pengamatan Aktivitas Siswa saat Moving Class pada Pertemuan Pertama Tanggal 2 Maret 2012 Hasil pengamatan pertama yaitu pada tanggal 2 Maret 2012 untuk aktivitas siswa pada pengamatan pertama ini jam mata pelajaran Ekonomi dimulai pada jam kedua maka siswa melakukan perpindahan dari kelas sebelumnya menuju ke kelas selanjutnya yaitu kelas Ekonomi. Adapun penilaian aktivitas siswa pada saat moving class adalah untuk aktivitas siswa saat perpindahan kelas yang pertama dapat dilihat sebagai berikut: No. 1. 2.
Aspek Pengamatan Proses perpindahan siswa dari kelas satu ke kelas lain Memasuki kelas dan menempati tempat duduk masing-masing
Skor 3 2
3.
4.
5.
6. 7. 8. 9. 10. 11.
Mematuhi tata tertib yang berlaku di kelas yang digunakan Menyiapkan peralatan yang dibutuhkan selama kegiatan pembelajaran berlangsung Memperhatikan penjelasan guru tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran Bertanya kepada guru jika ada kesulitan Aktif menjawab pertanyaan guru Selalu aktif, antusias, dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru Mengakhiri pelajaran dan merapikan kembali kelas yang telah digunakan Meninggalkan kelas dan pindah ke kelas lain
Maret 2012 4
3
Hasil pengamatan siswa pada pengamatan kedua yaitu pada hari tersebut pelajaran Ekonomi berada pada jam pertama, sehingga ada sebagian siswa yang datang terlambat, tercatat ada 5 siswa yang datang terlambat. Siswa yang terlambat segera minta surat ijin masuk dari BK untuk dapat mengikuti pelajaran. Siswa yang tidak terlambat segera mempersiapkan diri untuk menerima pelajaran. Adapun penilaian aktivitas siswa pada pertemuan kali ini adalah untuk aktivitas siswa saat perpindahan kelas yang pertama dapat dilihat hasil rata-rata penilaian untuk aktivitas siswa adalah 2,5 kategori baik.
3
Analisa Hasil Penelitian Aktivitas Guru pada Tanggal 2 Maret 2012
4
2
4 2
1 2
Hasil rata-rata penilaian untuk aktivitas siswa adalah 2,8 kategori baik. Pengamatan Aktivitas Guru saat Moving Class pada Pertemuan Pertama Tanggal 8 Maret 2012 Pengamatan kedua dilakukan pada tanggal 8 Maret 2012 yaitu pada hari Kamis. Pada hari tersebut kelas XI IPS 1 mendapatkan jadwal pelajaran Ekonomi pada jam pertama. Pelajaran dimulai pada jam 06.30 WIB, sebelum jam 06.30 WIB siswa harus sudah berada di dalam kelas. Hasil pengamatan aktivitas guru pada pertemuan ini adalah aktivitas guru Aktivitas guru mendapatkan nilai rata-rata 3,3 kategori sangat baik. Pengamatan Aktivitas Siswa saat Moving Class pada Pertemuan Pertama Tanggal 8
Aktivitas guru dalam hal kedatangan ke dalam kelas mendapatkan nilai 3 yaitu kategori baik. Karena guru berada di dalam kelas sebelum rombongan belajar memasuki ruangan belajar. Kemudian dalam hal pengelolaan kelas aktivitas guru mendapatkan nilai 3 yaitu kategori baik. Hal ini dikarenakan guru menyiapkan media pembelajaran berupa LCD serta program yang digunakan untuk mengajar yaitu flash player dengan baik, sehingga pada saat siswa memasuki ruangan belajar materi sudah siap untuk diajarkan. Kemudian dalam hal mengkondisikan siswa, guru dapat mengkondisikan siswa dengan baik, hal ini dengan memberikan teguran kepada siswa yang terlambat memasuki ruangan, terhitung ada satu siswa yang terlambat memasuki ruangan pada hari tersebut. Dalam penyampaian materi guru dapat merangsang siswa untuk antusias dalam menerima pelajaran hal ini terbukti dengan banyaknya siswa yang menjawab pertanyaan guru ataupun bertanya kepada guru apabila mereka kurang jelas dalam menerima penjelasan dari guru. Mata pelajaran atau penyampaian materi tentang perdagangan internasional selesai 175
tepat waktu sesuai dengan alokasi yang ada di RPP yang dibuat oleh guru mata pelajaran. Setelah mata pelajaran usai siswa merapikan alat-alat belajarnya dan segera berpindah ke kelas berikutnya. Dan guru pada saat itu tetap berada di dalam kelas dan menyiapkan materi untuk kelas berikutnya. Aktivitas Siswa pada Tanggal 2 Maret 2012 Pada saat proses belajar mengajar berlangsung aktivitas siswa yang mendapatkan kategori sangat baik (nilai 4) adalah menyiapkan peralatan yang dibutuhkan siswa untuk belajar. Peralatan-peralatan tersebut adalah buku-buku pelajaran Ekonomi dan juga alat tulis. Aktivitas siswa selanjutnya yang mendapatkan kategori baik (nilai 4) yaitu bertanya kepada guru, siswasiswa banyak mengajukan pertanyaan saat guru yang akan menjelaskan menggunakan metode pembelajaran yang akan digunakan, kemudian siswa juga banyak menanyakan hal-hal mengenai pelajaran yang telah berlalu. Untuk aktivitas siswa yang mendapatkan kategori baik (nilai 3) yaitu siswa selalu aktif, antusias, dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini ditunjukkan dengan suasana yang tertib pada saat jalannya proses belajar mengajar, pandangan siswa tepusat kepada guru yang sedang menjelaskan di depan. Pada saat guru mengajukan pertanyaan siswa antusias untuk menjawab pertanyaan dari guru. Aktivitas siswa selanjutnya yang mendapatkan kategori baik (nilai 3) adalah aktivitas siswa yang mengerjakan tugas yang diberikan guru. Pada akhir pelajaran guru memberikan beberapa tugas untuk dikerjakan siswa guna mengukur pemahaman siswa dalam menerima pelajaran pada pertemuan ini. Siswa segera mengerjakan tugas yang diberikan guru sesuai dengan waktu yang diberikan oleh guru. Pada akhir pelajaran siswa akan menjalani perpindahan kelas (moving class) menuju ke kelas selanjutnya. Aktivitas siswa untuk merapikan tempat duduk mereka sebelum meninggalkan 176
kelas mendapatkan nilai 1 (kurang baik), siswa kebanyakan tidak merapikan tempat duduknya sebelum meninggalkan kelasnya menuju ke kelas selanjutnya. Aktivitas siswa selanjutnya yaitu meninggalkan kelas Ekonomi dan menuju ke kelas yang lain mendapatkan nilai 2 (cukup baik), siswa setelah jam pelajaran habis tidak langsung meninggalkan kelas, namun masih mengobrol di kelas Ekonomi terlebih dahulu, namun kemudian mereka tetap melakukan perpindahan ke kelas selanjutnya. Aktivitas Guru pada Tanggal 8 Maret 2012 Pada pertemuan yang kedua ini aktivitas guru mendapatkan nilai 3,3 (kategori sangat baik), sedikit mengalami penurunan dibandingkan dengan pertemuan yang pertama yaitu sebesar 3,7. Guru meninggalkan kelas dan tidak berada di dalam kelas untuk menyiapkan pembelajaran untuk rombongan belajar selanjutnya, karena guru ekonomi harus memberikan soal try out untuk kelas XII. Oleh karena itu guru mendapatkan nilai 2 (kategori cukup baik) untuk aktivitas ini. Kemudian aktivitas guru pada saat proses pembelajaran yang mendapatkan nilai 4 (kategori sangat baik) adalah menyiapkan media pembelajaran, menegur siswa yang telat memasuki ruangan, pemanfaatan media pembelajaran yang tersedia, selesai materi pelajaran sesuai dengan jam pelajaran yang diberikan. Pada pertemuan ini kelas XI IPS 1 mendapatkan jam pelajaran yang pertama dan hanya satu jam pelajaran, jadi guru pada saat ini harus dapat memanfaatkan waktu dengan baik agar mendapatkan hasil yang maksimal. Karena jam pelajaran dimulai jam pertama maka ada beberapa siswa yang datang terlambat, guru memberikan teguran dengan baik kepada siswa dan hukuman yang tegas, sehingga mendapatkan penilaian yang sangat baik (nilai 4). Untuk pertemuan ini guru menyiapkan media pembelajaran berupa LCD yang siap digunakan
oleh siswa untuk menjalankan permainan yang ditugaskan guru pada pertemuan yang lalu. Permaianan yang dilakukan siswa selesai tepat waktu sesuai yang direncanakan yaitu 2 kelompok yang menjalankan permainan berupa kuis, untuk itu guru mendapatkan penilaian 4 (kategori sangat baik) dalam mengelola waktu dan memanfaatkan media pembelajaran.
piket ataupun BK, oleh karena itu aktivitas siswa untuk tata tertib mendapatkan nilai 2 (cukup baik). Untuk aktivitas siswa menempati tempat duduk setelah masuk ke kelas Ekonomi mendapatkan nilai 3 (kategori baik), siswa setelah masuk ke dalam kelas pelajaran segera duduk di tempat yang disediakan dan segera menyiapkan untuk proses pembelajaran.
Selanjutnya aktivitas guru yang mendapatkan nilai 3 (kategori baik) yaitu menyiapkan bahan ajar yang akan diajarkan, mengkondisikan siswa setelah masuk ke dalam ruangan, menyiapkan pola pembelajaran. Pada pertemuan yang kedua ini, guru hanya memberikan permainan kuis kepada siswa sehingga guru tidak menyiapkan bahan ajar apapun pada pertemuan ini. Kemudian pada saat permainan berlangsung, suasana sangat ramai dan kurang terkondisikan, namun permainan tetap berlangsung. Hal tersebut dikarenakan pola pembelajaran yang kurang tersosialisasikan kepada siswa sebelum pelajaran dimulai.
Pada saat proses pembelajaran berlangsung aktivitas siswa yang mendapatkan nilai 3 (kategori baik) yaitu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, bertanya kepada guru jika ada kesulitan, menyiapkan peralatan yang dibutuhkan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Tugas yang diberikan guru pada pertemuan ini adalah untuk menjalankan permainan kuis yang telah ditugaskan oleh guru pada saat pertemuan yang lalu, siswa segera melaksanakan tugas tersebut dengan baik, siswa segera mengelompok dengan kelompoknya masing-masing dan menyiapkan peralatan yang digunakan untuk permainan yaitu berupa laptop dan juga hadiah yang akan diberikan kepada kelompok yang paling banyak menjawab pertanyaan yang diberikan dengan benar. Pada saat pertanyaan diberikan satu persatu guru juga menjelaskan atau menjabarkan pertanyaan tersebut agar siswa lebih memahami, pada saat ini antusias siswa dalam menjawab pertanyaan juga baik. Oleh karena itu aktivitas di atas mendapatkan nilai 3 (kategori baik).
Aktivitas Siswa pada Tanggal 8 Maret 2012 Berdasarkan pengolahan nilai tentang aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar siswa dengan menggunakan sistem moving class, mendapatkan nilai 2,5 (kategori baik). Untuk aktivitas siswa pada saat memasuki ruangan kelas pada pertemuan ini kelas XI IPS 1 mendapatkan jam pertama, siswa banyak yang terlambat, tercatat ada 3 siswa yang datang terlambat memasuki kelas Ekonomi. Untuk itu aktivitas siswa memasuki kelas Ekonomi mendapatkan nilai 2 (kategori cukup) karena banyak siswa yang datang terlambat. Pada saat itu siswa yang datang terlambat ke dalam kelas tidak membawa surat ijin dari petugas piket dan BK sehingga siswa tersebut harus kembali lagi untuk mendapatkan surat ijin masuk ke dalam kelas untuk mengikuti pelajaran Ekonomi, hal ini merupakan pelanggaran tata tertib karena terlambat dan tanpa ada surat ijin dari petugas
Untuk aktivitas siswa yang mendapatkan nilai 2 (kategori cukup baik) yaitu memperhatikan penjelasan guru tentang hal-hal yang berkaitan dengan kegiaatan pembelajaran, aktif menjawab pertanyaan guru, siswa selalu aktif, antusias, dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran. Pada akhir permainan siswa, guru memberikan kesimpulan tentang materi-materi yang penting yang terdapat pada pertanyaanpertanyaan kuis. Pada saat itu antusias siswa dalam menjawab pertanyaan umpan balik dari 177
guru untuk mengukur pemahaman siswa masih kurang antusias dibandingkan dengan pertemuan yang lalu, hal ini dikarenakan faktor kelelahan siswa pada saat permaianan berlangsung yang berebutan untuk menjawab pertanyaan kuis. Oleh karena itu aktivitas-aktivitas di atas mendapatkan nilai 2 (kategori cukup baik). Setelah pelajaran selesai siswa harus melakukan perpindahan kelas (moving class) ke kelas selanjutnya. Siswa tidak segera berpindah ke kelas selanjutnya, mereka seperti biasa masih mengobrol terlebih dahulu di dalam kelas Ekonomi, namun mereka tetap melakukan perpindahan (nilai 2 kategori cukup baik), dan pada waktu pindah kelas, siswa tidak merapikan terlebih dahulu tempat duduk dan meja mereka (nilai 1 kategori kurang) Analisis Hasil Respon Siswa Pelaksanaan sistem moving class di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya mendapatkan respon siswa 42,85% tidak setuju, 37,71% setuju, dan 10,71 % masing-masing sangat setuju dan sangat tidak setuju. Respon siswa sebenarnya hampir sama antara siswa yang menyatakan setuju dan tidak setuju. Hal yang menyebabkan siswa tidak setuju adalah faktor bangunan sekolah SMA Muhammadiyah 2 Surabaya yang mempunyai 6 tingkat, sehingga pada saat siswa melakukan moving class siswa merasa kelelahan karena harus naik turun lantai untuk masuk ke dalam kelas mata pelajaran. Pelaksanaan sistem moving class pada mata pelajaran Ekonomi sangat menyenangkan siswa dalam pembelajaran, poin ini mendapatkan respon siswa 46,42% setuju, 42,85% tidak setuju, 7,14% sangat tidak setuju, dan 3,57% sangat setuju. Hasil dari olah data menunjukkan bahwa siswa kelas XI IPS 1 sebesar 46,42% siswa setuju dengan adanya sistem moving class akan membuat proses belajar mengajar menjadi menyenangkan. Hal ini dikarenakan setiap mereka masuk ke dalam kelas Ekonomi 178
atau ke kelas lainnya akan disambut dengan guru kelas yang telah menyiapkan model-model pembelajaran yang kreatif dan juga media pembelajaran yang siap untuk digunakan siswa. Sehingga proses belajar mengajar menjadi menyenangkan. Pelaksanaan sistem moving class membuat siswa lebih bersemangat, antusias, dan termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran, poin ini mendapatkan respon dari siswa sebesar 39,28% setuju, 32,14% tidak setuju, 21,42% sangat tidak setuju, 7,41% sangat setuju. Antusias siswa muncul akibat adanya kejutan di setiap kelas pelajaran yang akan mereka masuki, proses pembelajaran dan media yang disiapkan guru akan membuat siswa menjadi semangat dalam belajar. SMA Muhammadiyah 2 Surabaya mempunyai fasilitas yang lengkap di dalam setiap kelas mata pelajaran. Pelaksanaan sistem moving class akan semakin meningkatkan keaktifan siswa, sebesar 42,85% menyatakan setuju, 39,14% tidak setuju, dan 17,85 sangat tidak setuju. Respon siswa banyak menyatakan keaktifan siswa kurang pada saat sistem moving class, adanya kelelahan siswa saat melakukan sistem moving class membuat keaktifan siswa berkurang, apalagi dengan konstruksi bangunan di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya yang bertingkat menyebabkan siswa harus bekerja keras untuk mencapai kelas matapelajaran yang akan dituju. Kelengkapan media pembelajaran di dalam kelas untuk menunjang pelaksanaan moving class. Sebesar 53,57% siswa menyatakan setuju. Sudah dapat dipastikan bahwa media yang ada di dalam SMA Muhammadiyah 2 Surabaya memadai untuk dilakukan moving class. Media pembelajaran di dalam kelas digunakan guru sesuai dengan materi yang diajarkan. 82,14% siswa menjawab setuju dan 17,85% menjawab sangat setuju. Media yang ada di dalam kelas digunakan secara maksimal
oleh guru mata pelajaran, media tersebut berupa LCD dan laptop dengan program flash player. Penggunaan media pembelajaran mempermudah siswa dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Sebesar 75% siswa menjawab setuju dan 25% siswa menjawab setuju. Penggunaan media di setiap pelajaran akan membuat pemahaman siswa lebih mendalam terhadap pelajaran yang disampaikan oleh guru. Sistem moving class yang mengatur bahwa guru akan selalu di dalam kelas mata pelajaran akan membuat pemanfaatan media bisa maksimal, karena sebelum mata pelajaran dimulai guru dapat mempersiapkan media pembelajarannya yang akan digunakan untuk menyampaikan materi kepada siswa. Adanya sistem moving class tata tertib menjadi lebih ketat, sebesar 67,85 siswa menyatakan tidak setuju. Sebagian besar siswa menyatakan tidak setuju dengan adanya tata tertib yang semakin ketat pada saat sistem moving class. Namun pada kenyataannya tata tertib memang tidak banyak berubah, hanya saja ada tata tertib yang mengatur siswa pada saat melakukan perpindahan kelas. Kebutuhan ruang kelas yang digunakan dalam sistem moving class telah terpenuhi. Sebesar 57,14% siswa menyatakan tidak setuju dan 39,28% setuju. Kebutuhan kelas memang belum sepenuhnya terpenuhi, karena masih ada kelas yang draw dengan kelas yang lain, sehingga mereka tidak bisa masuk ke dalam kelas mata pelajaran yang dituju. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya tentang sistem moving class dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan sistem moving class di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya secara keseluruhan berjalan dengan baik. Aktivitas guru dalam mengajar dari pertemuan yang
pertama hingga yang ketiga menunjukkan nilai yang baik, meskipun demikian masih terdapat beberapa masalah, yaitu guru yang tidak selalu di dalam kelas waktu pergantian jam pelajaran. Dari aktivitas siswa dapat disimpulkan bahwa siswa merasa antusias dengan diterapkannya sistem moving class di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, dengan adanya sistem moving class siswa dapat lebih memahami materi pelajaran yang diajarkan oleh guru. Konstruksi bangunan sekolah yang bertingkat menyebabkan kelelahan pada siswa saat perpindahan kelas. Hasil respon siswa juga menunjukkan hal yang positif, namun dalam hal-hal tertentu, siswa juga merasa kurang puas dengan adanya sistem moving class ini karena masalah perpindahan yang dilakukan menyebabkan siswa merasa capek pada waktu siang hari. Saran Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang ditemukan, maka saran yang diberikan adalah guru sebaiknya tetap berada di dalam kelas pada saat perpindahan jam pelajaran sehingga jam mata pelajaran bisa berjalan dengan efektif dan efisien, seringnya siswa yang terlambat akan mengganggu proses belajar mengajar yang sedang berlangsung. Oleh karena itu sekolah harus membiasakan kepada seluruh warga sekolah untuk tertib, media yang telah tersedia di dalam kelas sebaiknya dimanfaatkan oleh guru dengan semaksimal mungkin, karena dengan media tersebut pemahaman akan materi pelajaran akan lebih baik. Apabila hal tersebut tidak dilakukan siswa akan merasa bosan dengan penjelasan guru tanpa menggunakan media, konstruksi bangunan yang bertingkat akan membuat siswa kelelahan dalam melakukan perpindahan. Oleh karena itu jadwal pelajaran setiap kelas harus diatur sedemikian rupa agar kelas mata pelajaran yang satu dengan mata pelajaran yang lain tidak terlalu jauh jaraknya, antusias siswa akan berkurang setelah jam 179
pelajaran memasuki siang dan sore hari. Sehingga untuk itu jam mata pelajaran untuk yang sudah melaksanakan sistem moving class tidak danjurkan untuk melaksanakan sistem full day. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi. 2010. Persepsi Guru terhadap Pelaksanaan Pembelajaran dengan Moving Class di SMA Negeri 1 Biromaru Kabupaten Sigi. Jurnal Boididaktis, Volume 3, Nomor 2, Juni 2010:44-50. Djamarah, Syaiful Bahri & Zain, Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. http://www.scribd.com/doc/60128720/PanduanMoving-Class, diakses tanggal 24 Desember 2011. Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Muliana. 2010 . Pengelolaan The Moving Class di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Madiun. Skripsi yang tidak dipublikasikan. Universitas Negeri Malang. Romli. 2009. Tugas Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam Manajemen Berbasis Sekolah. Jurnal Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Volume 7 No. 12 Oktober 2009. (http://isjd. pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/71209112.pdf), diakses tanggal 25 Mei 2012. Tanaka, Ahmad. 2012. Sistem Among, Sistem Dalton, dan Shanti Niketan (Kajian Komparatif Sistem Pendidikan Indigenious Indonesia, Amerika, dan India, serta Implikasinya bagi Kemajuan Pendidikan di Indonesia). Jurnal Profesi Pendidikan, Volume 1, Nomor 1, April 2012, (http://ojs. unm.ac.id/index.php/JPK/article/view/483), diakses tanggal 25 Mei 2012. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional 180
No. 20 Tahun 2003 (http://isjd.pdii.lipi.go.id/ admin/jurnal/32104450_1978-4805.pdf), diakses tanggal 25 Mei 2012.