PENERAPAN PRINSIP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN KEPADA STAKEHOLDERS DI SD ISLAM BINAKHEIR
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Fierda Shafratunnisa NIM. 1111018200028
PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M
ABSTRAK Fierda Shafratunnisa, NIM. 1111018200028. Penerapan Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Keuangan kepada Stakeholders di SD Islam Binakheir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan kepada stakeholders di SD Islam Binakheir. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dimana pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan studi dokumen. Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai beberapa narasumber diantaranya: Direktur, Kepala Keuangan, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, dan Ketua Komite SD Islam Binakheir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan SD Islam Binakheir kepada stakeholders sudah berjalan cukup baik, yaitu adanya keterlibatan semua pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah, guru, karyawan, dan komite dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi anggaran. Fakta ini menunjukkan bahwa sekolah telah melakukan proses pembahasan anggaran secara terbuka sesuai dengan standar operasional prosedur SD Islam Binakheir. Kata kunci: Transparansi, Akuntabilitas, Pengelolaan Keuangan.
ABSTRACT
Fierda Shafratunnisa, NIM. 1111018200028. The Application of Transparency and Accountability of Financial Management to Stakeholers in SD Islam Binakheir. The goal of this research is to acknowledge the application of transparency and accountability of financial management to stakeholders in SD Islam Binakheir. We use qualitative descriptive method by using interviews and documents study for data gathering. We conduct interviews to informans: Director, Head of Financial, Head Master, Vice of Head Master for Curriculum, Vice Head Master for Students Affair, and Head of Committee of SD Islam Binakheir. The results of this research shows that the application of transparency and accountability of financial management of SD Islam Binakheir to stakeholders is going fairly well where there is good involvement of the foundation, school management team, teachers, officials and committee in planning, executing and evaluating the financial plan. This fact shows that the school has committed their efforts to create an open financial plan according procedur operational standar of SD Islam Binakheir. Keywords: Transparency, Accountability, and Financial Management
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan segala nikmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya. Merupakan kebanggaan tersendiri, penulis telah berhasil menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis sangat menyadari banyak hambatan yang terdapat dalam proses penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan yang dimiliki penulis. Skripsi ini selesai, tidak lepas dari bimbingan dan bantuan berbagai pihak. Dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Dr. Hasyim Asy‟ari, M. Pd, Ketua Program Studi Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Takiddin, M. Pd, Sekretaris Program Studi Manajemen Pendidikan Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 4. Drs. Rusydy Zakaria, M. Ed, M. Phil, Dosen Pembimbing Skripsi yang telah membimbing, mendidik, memberikan saran dan motivasi, serta mengarahkan penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 5. Umiyati, S. EI, M. Si, Dosen Pembimbing Skripsi atas segenap waktu, arahan, dan kesabaran dalam membimbing penulis. 6. Dr. Fauzan, MA, dosen pembimbing akademik yang telah memberikan dorongan dan saran. 7. Seluruh dosen Manajemen Pendidikan yang senantiasa memberikan ilmu pengetahuan dan bimbingan selama perkuliahan. 8. Ali Badrudin, M. Pd, Direktur SD Islam Binakheir yang telah memberikan izin penelitian dan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Ade Maria Ulfah, SE, Kepala Keuangan SD Islam Binakheir yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi. 10. Ferri Veronika, SE, Kepala SD Islam Binakheir. Melindra, S. Pd, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan. Abdullah Zahir, SH, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum. Cindy Arifianti, Ketua Komite SD Islam Binakheir, yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi. 11. Seluruh guru dan karyawan SD Islam Binakheir yang telah membantu penulis untuk melakukan penelitian. 12. Kedua orang tuaku tercinta, Drs. Yayat Juhayat, MM dan E. Nur‟aini yang telah memberikan kasih sayang, semangat, dan doa dalam mendidik penulis sehingga dapat menyelesaikan studi Strata 1 (S1). 13. Kakak-kakakku tersayang Suci Indah Nirwani, S. Psi, H. Ary Rachmansyah, Ridhatul Dewifartina, S. Pd, dan Reza Filson Appono yang telah memberikan doa dan dukungannya. Adik-adikku tersayang Gisse Lailatulfath dan Fadhel J. Muhammad yang telah memberikan doa dan semangat. Serta kedua ponakanku, Fardeen M. Zafir dan Fareez M. Zain yang selalu memberikan kegembiraan. 14. Sahabat-sahabat tercinta Fauzia Hayatun Nufus, S. Pd.I, Desi Wulansari, A. Md. Keb , Ismayanti Hajard, S. Farm , Anisa Tastia Astuti, Nur Farida A. Md yang telah memberikan semangat dan doa. 15. Sahabat perjuangan kuliah Nurdiana, Maratus Sholiha, Rohmawati, S. Pd, Citra Septiani, S. Pd, Widya Ningsih, Nur Aini Infar yang telah memberikan kegembiraan, waktu, pengalaman berharga semasa kuliah, dan doa. Semoga kita meraih kesuksesan. 16. Sahabat kosan Meliana Ningrum, S. Si dan Alfindah Rusanti yang telah memberikan pengalaman hidup dan nasihat kepada penulis. 17. Teman-teman tercinta Manajemen Pendidikan angkatan 2011, Madyana Nur Azizah, S. Pd, Nurull Aini, Try Maulita Mulia, Puspa Tresna Hana Yuga, Anis Novi Setia Dewi, Siti Achbarillah, S. Pd, Siti Syukrotul Amalia, Dian Octaviani, Miskah Khairani, Siti Nur Hasanah, Uswatun Khasana, Ari Handiningsih, Ita Farijah, Rizky Kurnia Sari, Bahrul Alam, S. Pd, Mufasirul Alam, Rudini Irawan, Gilang Putra Prasetyo, Saiful
Bahri, Mochammad Nurwansyah, Zulfahmi, Fiqri Firmansyah, Rahmat Syahputra, Saefulloh, S. Pd, Agustian Saifuddin, S. Pd, Indra Feriandhika, Abdurrahman Yusuf, Muhammad Yusuf Badrulael, S. Pd, Dede Syukrillah Ri‟fa, MR Nawawee Maeroh, Affan Setiadi, S.Pd, Ogy Ubadillah, Muhammad Zahri, Sastria Dewantara Putra, Arief Setyoko. Atas kebersamaan yang tidak akan pernah saya lupakan. Semoga kita menjadi orang-orang sukses. 18. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, namun tidak mengurangi sedikitpun rasa terima kasih dan penghargaan penulis. Tentunya kesalahan tidak luput dalam penulisan skripsi ini, semoga kritik dan saran menjadi masukan yang berarti bagi penulis. Semoga skripsi ini dapat memberi manfaat kepada penulis dan pembaca. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 14 Desember 2015
Fierda Shafratunnisa
DAFTAR ISI ABSTRAK ................................................................................................. i ABSTRACT ................................................................................................ ii KATA PENGANTAR .............................................................................. iii DAFTAR ISI ............................................................................................. vi DAFTAR TABEL .................................................................................... ix DAFTAR BAGAN ..................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1 B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 5 D. Perumusan Masalah .................................................................................... 5 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ................................................................ 5 BAB II KAJIAN TEORI .......................................................................... 7 A. Transparansi ................................................................................................ 7 1. Pengertian Transparansi ........................................................................ 7 2. Asas-asas Transparansi ......................................................................... 9 3. Tujuan Transparansi .............................................................................10 4. Manfaat Transparansi ...........................................................................12 5. Indikator Tercapainya Transparansi .....................................................12 B. Akuntabilitas ..............................................................................................14 1. Pengertian Akuntabilitas ......................................................................14 2. Asas-asas Akuntabilitas .......................................................................16 3. Tujuan Akuntabilitas ............................................................................17 4. Manfaat Akuntabilitas ..........................................................................17
5. Macam-macam Akuntabilitas ..............................................................18 6. Indikator Tercapainya Akuntabilitas ....................................................19 C. Pengelolaan Keuangan ...............................................................................20 1. Pengertian Pengelolaan Keuangan .......................................................21 2. Prinsip-prinsip Pengelolaan Keuangan ................................................22 3. Tujuan Pengelolaan Keuangan .............................................................25 4. Fungsi Pengelolaan Keuangan .............................................................26 5. Strategi Pengelolaan Keuangan............................................................27 a. Perencanaan Keuangan ..................................................................28 b. Pelaksanaan Keuangan ...................................................................30 c. Evaluasi Keuangan .........................................................................33 D. Stakeholder .................................................................................................34 1. Pengertian Stakeholder.........................................................................34 2. Tujuan Stakeholder ..............................................................................35 3. Peran dan Fungsi Stakeholder ..............................................................35 4. Kategori Stakeholder ............................................................................36 E. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................................36 F. Kerangka Berpikir ......................................................................................39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................42 A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................................42 B. Metode Penelitian.......................................................................................43 C. Sumber Data ...............................................................................................43 D. Tehnik Pengumpulan Data .........................................................................43 E. Tehnik Pengolahan Data dan Analisis Data ...............................................47 BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................48 A. Gambaran Umum SD Islam Binakheir ......................................................48 1. Sejarah Singkat SD Islam Binakheir ....................................................48 2. Struktur Organisasi ..............................................................................49 3. Visi dan Misi SD Islam Binakheir .......................................................49 4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan ............................................50
5. Data Rombongan Belajar (Rombel) .....................................................51 6. Data Orang Tua Peserta Didik .............................................................51 B. Deskripsi Data ............................................................................................53 1. Program Sekolah ..................................................................................53 2. Penerimaan Dana .................................................................................58 3. Pengeluaran Dana/Belanja ...................................................................59 C. Pembahasan ................................................................................................65 1. Penerapan Prinsip Transparansi ...........................................................65 a. Perencanaan Keuangan Sekolah ....................................................71 b. Pelaksanaan Keuangan Sekolah .....................................................73 2. Penerapan Prinsip Akuntabilitas ..........................................................78 a. Evaluasi Keuangan Sekolah ...........................................................82 D. Hasil Temuan Penelitian ............................................................................83 BAB V PENUTUP ....................................................................................86 A. Kesimpulan ................................................................................................86 B. Saran ...........................................................................................................86 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Buku Pos ................................................................................................30 Tabel 2.2 Faktur Pembayaran ................................................................................31 Tabel 2.3 Buku Kas ................................................................................................31 Tabel 2.4 Lembar Cek ............................................................................................32 Tabel 3.1 Jadwal Penelitian....................................................................................36 Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara ..............................................................39 Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Studi Dokumen ......................................................40 Tabel 4.1 Penghasilan Orang Tua ..........................................................................45 Tabel 4.2 Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua ....................................................45 Tabel 4.3 Jadwal Kegiatan .....................................................................................50 Tabel 4.4 RKAS Penerimaan Dana ........................................................................51 Tabel 4.5 RKAS Pengeluaran Dana .......................................................................53 Tabel 4.6 Buku Kas/Bank ......................................................................................74 Tabel 4.7 Realisasi Pengeluaran Dana SD Islam Binakheir TA 2014/2015 ..........74
DAFTAR BAGAN Bagan 2.1 Kerangka Berpikir.....................................................................41 Bagan 3.1 Struktur Organisasi ...................................................................49 Bagan 4.1 Alur Perencanaan Anggaran .....................................................72 Bagan 4.2 Alur Permintaan Dana...............................................................77
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1: Instrumen Pertanyaan Wawancara Lampiran 2:Hasil Wawancara Lampiran 3:Data Tenaga Pendidik Tahun Ajaran 2014/2015 Lampiran 4:Data Tenaga Kependidikan Tahun Ajaran 2014/2015 Lampiran 5:Data Rombongan Belajar 2014/2015 Lampiran 6:Data Sarana SD Islam Binakheir Lampiran 7:Data Prasarana SD Islam Binakheir Lampiran 8: Sasaran dan Tujuan SD Islam Binakheir Lampiran 9: Renovasi Lantai 3 dan 4 Lampiran 10: Tugas dan Tanggung Jawab Staff Keuangan Lampiran 11:Format Laporan Keuangan Sekolah Lampiran 12:Form Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah Lampiran 13: Permohonan Surat Bimbingan Skripsi Lampiran 14: Surat Permohonan Izin Penelitian Lampiran 15: Surat Keterangan Penelitian Lampiran 16: Daftar Uji Referensi Lampiran 17: Biodata Penulis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak masa reformasi dan diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia, memberikan peluang bagi tiap daerah untuk mengelola dan mengatur kepentingannya. Hal tersebut telah dipaparkan dalam UU No. 23 Tahun 2004 Pasal 1 tentang Pemerintah Daerah, bahwa otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.1 Namun dengan adanya pemberian otonomi daerah tidak menjamin semua permasalahan bangsa akan teratasi, oleh sebab itu harus diikuti dengan serangkaian reformasi sektor publik. Dimensi reformasi sektor publik merubah format lembaga dengan memperbaharui alat-alat yang mendukung untuk berjalannya lembaga-lembaga publik secara ekonomis, efesien, efektif, transparan, dan akuntabel sehingga sesuai dengan cita-cita reformasi yaitu menciptakan good governance.2 Dalam konteks tersebut, penyelenggaraan pemerintah daerah akan lebih
optimal
apabila
diikuti
dengan
pemberian
sumber-sumber
penerimaan yang cukup. Namun hal tersebut harus berlandaskan undangundang tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah yang besarnya disesuaikan dengan kewenangannya. Hak daerah adalah mendapat sumber keuangan, antara lain berupa kepastian tersedianya pendanaan dari pemerintah, kewenangan untuk memungut dan mendayagunakan pajak dan restribusi daerah, mendapatkan hasil kekayaan daerah, dan mengelola kekayaan daerah dan mendapatkan sumber-sumber pembiayaan.
1
UU Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004 tetang Pemerintah Daerah, h, 3. Sony Yuwono, dkk. Penganggaran Sektor Publik: Pedoman Praktis Penyususnan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban APBD (Berbasis Kinerja), (Malang: Bayumedia Publishing, 2005), h. 53. 2
Dalam undang-undang tentang keuangan Negara, terdapat penegasan di bidang pengelolaan keuangan, yaitu : Kekuasaan pengelolaan keuangan Negara merupakan bagian dari kekuasaan pemerintahan dan kekuasaan pengelolaan keuangan Negara dari presiden sebagian diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan. Ketentuan tersebut berimplikasi pada pengaturan pengelolaan keuangan daerah, yaitu bahwa gubernur/bupati/walikota bertanggung jawab atas pengelolaan keuangan daerah sebagai bagian dari kekuasaan pemerintah daerah. Dengan demikian, pengaturan pengelolaan keuangan dan pertanggungjawaban keuangan daerah melekat dan menjadi satu dengan pengaturan keuangan pemerintah daerah, hal tersebut tercantum dalam UU mengenai pemerintah daerah.3 Pelimpahan wewenang yang terjadi di daerah memberikan dampak yang besar dalam pengelolaan keuangan khususnya dalam bidang publik. Lembaga pendidikan yang merupakan lembaga sektor publik memiliki masalah tentang pengelolaan keuangan ataupun pembiayaan pendidikan yang dituntut untuk melibatkan peran para pemangku kepentingan yaitu orang tua siswa, warga sekolah, masyarakat dan pemerintah dalam merencanakan dan merealisasikan anggaran. Dalam UU Sistem Pendidikan Nasional tahun 2003 pada BAB XIII mengenai Pendanaan Pendidikan, bagian ketiga tentang Pengelolaan Dana Pendidikan Pasal 48 ayat (1) berbunyi bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efesiensi, transparansi dan akuntabilitas publik.4 Artinya pengelolaan dana dalam pendidikan yang berasal dari pemerintah
maupun
masyarakat
harus
dilandasi
dengan
prinsip
transparansi dan akuntabilitas. Dengan penyelenggaraan dan pengelolaan dana yang transparan, masyarakat akan mengetahui kemana sajakah dana sekolah itu dibelanjakan. Fakta yang
terjadi di
lapangan mengenai
pola pembiayaan
pendidikan setelah diberlakukannya otonomi daerah, yaitu:
3
Ibid, hal. 53. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 2003), h. 33. 4
1. Pelimpahan keuangan dari Pusat ke Daerah dalam rangka pengelolaan sektor pendidikan baru mencapai taraf pemenuhan kebutuhan operasional, khususnya gaji pegawai. 2. Secara relatif, kemampuan Pemda untuk membiayai sektor pendidikan tidak mengalami perbaikan dengan diberlakukannya otonomi daerah, bahkan tidak sedikit daerah yang justru mengalami penurunan. 3. Masalah utama pembiayaan pendidikan di era otonomi daerah adalah rendahnya akuntabilitas publik, baik di level Pusat dan Daerah.5 Masih menurut Indra Bastian, bahwa selama ini, sekolahsekolah hanya memiliki laporan-laporan dan surat-surat pertanggungjawaban sebagai bentuk transparansi pengelolaan keuangan sekolah. Diharapkan sekolah memiliki laporan pertanggungjawaban sekolah mengenai pengelolaan keuangan sekolah yang terdiri dari neraca, laporan surplus, defisit, laporan arus kas, serta perhitungan biaya yang dihabiskan oleh tiap siswa. Jadi, pemerintah maupun masyarakat dapat mengetahui dengan lebih mudah berapa besar kebutuhan tiap siswa dalam setiap semester, bulan dan tahunnya.6 Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan peneliti, mengenai penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan kepada stakeholders di SD Islam Binakheir Depok terdapat kekurangan dalam penerapan prinsip transparansi, yaitu di SD Islam Binakheir dalam penyusunan keuangan baru melibatkan tim manajemen sekolah (Direktur, Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala keuangan, dan kepala bagian umum), namun dalam penyusunan kebutuhan anggaran kegiatan belajar mengajar dan operasional sekolah, pihak guru dan karyawan membuat usulan anggaran yang akan dimasukkan ke RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah). Dalam pelaksanaan anggaran sekolah pihak guru, karyawan, dan komite hanya mengetahui anggaran kegiatan sekolah yang akan dilaksanakan selama satu tahun ajaran. Dalam evaluasi anggaran secara umum, sekolah tidak melibatkan guru, karyawan, dan orang tua, tetapi mereka hanya mengetahui hasil evaluasi anggaran kegiatan sekolah dan laporan pengeluaran dana POMG. Proses perencanaan anggaran keuangan 5
Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2007), h.160. Ibid, h.52.
6
sekolah hanya dilakukan oleh pihak internal sekolah. Guru, karyawan, dan orang tua tidak mengetahui secara jelas mengenai sumber pendapatan dana yang diterima dan dikeluarkan oleh sekolah. Pihak sekolah belum memiliki media atau papan informasi mengenai penggunaan dana sekolah dan dana BOS kepada stakeholders, serta dalam penerapan prinsip akuntabilitas, yaitu kurangnya keterlibatan dan pengetahuan stakeholders dalam pengelolaan keuangan sekolah dan laporan keuangan hanya diberikan kepada stakeholders internal yaitu, yayasan dan tim manajemen sekolah serta sekolah tidak memberikan laporan keuangan sekolah kepada pihak orang tua.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, masalah-masalah yang muncul dapat diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyusunan anggaran sekolah kepada stakeholders. 2. Sekolah
kurang transparan
dan
akuntabel
dalam
pelaksanaan anggaran sekolah kepada stakeholders. 3. Sekolah
kurang transparan dan akuntabel dalam evaluasi
anggaran sekolah kepada stakeholders. 4. Pihak
sekolah
kurang
melibatkan
stakeholders
dalam
perencanaan anggaran sekolah. 5. Kurangnya transparansi sekolah untuk memberikan informasi mengenai sumber dana yang didapatkan kepada stakeholders. 6. Kurangnya akuntabilitas kepala sekolah untuk melaporkan laporan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan sekolah kepada stakeholders. 7. Belum adanya media sebagai alat
informasi mengenai
pelaporan keuangan sekolah kepada stakeholders. 8. Kurangnya pengetahuan stakeholders mengenai pengelolaan keuangan sekolah.
C. Pembatasan Masalah Mengingat
luasnya
pembahasan
tentang
penerapan
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan kepada stakeholders, dan berdasarkan dari
prinsip sekolah
identifikasi masalah di atas,
maka penulis membatasi permasalahan yang akan diteliti, yaitu: 1. Pihak sekolah kurang melibatkan stakeholders dalam perencanaan anggaran sekolah. 2. Sekolah
kurang transparan dan akuntabel dalam pelaksanaan
anggaran sekolah kepada stakeholders. 3. Kurangnya akuntabilitas kepala sekolah untuk melaporkan laporan pertanggungjawaban
pengelolaan
keuangan
sekolah
kepada
stakeholders.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan yang telah dijabarkan, masalah yang akan dijadikan acuan dalam penelitian ini adalah “Bagaimanakah penerapan prinsip transparansi
dan
akuntabilitas
dalam pengelolaan keuangan
sekolah kepada stakeholders?”.
E. Tujuan dan Kegunaan penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian yang penulis lakukan memiliki tujuan untuk dapat menjelaskan penerapan prinsip transparansi dan
akuntabilitas dalam
pengelolaan keuangan sekolah kepada stakeholders. 2. Kegunaan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan harapan memiliki kegunaan sebagai berikut: a. Teoritis Bahan kajian untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut tentang penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan sekolah kepada stakeholders.
b. Praktis 1) Bagi Penulis Hasil
penelitian
pengetahuan transparansi keuangan
ini
diharapkan
yang dan
berhubungan akuntabilitas
sekolah,
sehingga
dapat
memberikan
dengan
prinsip
dalam pengelolaan penulis
dapat
mengaplikasikan ilmu dan teori yang telah dipelajari. 2) Bagi Sekolah Hasil
penelitian ini diharapkan menjadi masukan dan
bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan dan kebijakan untuk memberikan pembinaan tentang penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan sekolah.
BAB II KAJIAN TEORI A. Transparansi 1. Pengertian Transparansi Dengan diterapkannya manajemen berbasis sekolah (MBS) dalam meningkatkan kualitas mutu pendidikan khususnya dalam bidang pengelolaan keuangan, pihak sekolah harus menerapkan prinsip-prinsip manajemen
keuangan.
Menurut
Mardiasmo,
prinsip-prinsip
yang
mendasari pengelolaan keuangan daerah adalah transparansi, akuntabilitas, dan value for money.7 Sama halnya dengan prinsip pengelolaan keuangan daerah, sekolah juga harus menjalankan pengelolaan keuangannya dengan memakai prinsip transparansi, akuntabilitas, efektifitas, dan efisiensi. Menurut
Sony
Yuwono,
Transparansi
sendiri
memiliki
arti
keterbukaan dalam proses perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan anggaran.8 Senada dengan Mardiasmo, transparansi adalah “Keterbukaan dalam proses perencanaan, penyusunan, pelaksanaan anggaran daerah.”9 Lebih lanjut Edah Jubaedah menyatakan bahwa, “Transparansi atau keterbukaan adalah prinsip untuk membuka diri terhadap hak masyarakat untuk memperoleh akses informasi yang benar, jujur, dan tidak diskriminatif tentang penyelenggaraan organisasi dengan memperhatikan perlindungan atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia Negara.”10 Transparasi pengelolaan keuangan sekolah pada akhirnya akan menciptakan pertanggungjawaban horizontal (horizontal accountability) antara lembaga pendidikan dengan masyarakat sehingga tercipta lembaga
7
Mardiasmo, Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, (Yogyakarta: Andi, 2002)h. 105. 8 Sony Yuwono, Penganggaran Sektor Publik: Pedoman Praktis Penyususnan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban APBD (Berbasis Kinerja), (Malang: Bayumedia Publishing, 2005), h. 58. 9 Opcit,. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah, h. 105 10 Edah Jubaedah, Nugraha Lili, dan Hariz Faozan, Model Pengukuran Pelaksanaan Good Governance di Pemerintah Daerah Kabupaten/kota, (Bandung: PKP2AI LAN, 2008), h.57-58.
pendidikan yang bersih, efektif, efisien, akuntabel, dan responsif terhadap aspirasi dan kepentingan bersama.11 Holzner menjelaskan bahwa, “Transparency is a value likely to change the
relation between
citizens and
authorities, between
professionals and their clients or patiens, and between corporation and theirs workers, customers, investors, and communities.”12 Dapat diartikan bahwa transparansi adalah nilai yang dapat mengubah hubungan antara warga Negara dan pemerintah, antara professional dan pelanggan mereka, dan
juga
antara
perusahaan
dengan
pelanggan,
investor,
dan
masyarakatnya. Sedangkan Nico Adrianto menyatakan bahwa, “Transparansi adalah suatu keterbukaan secara sungguh-sungguh, menyeluruh, dan memberi tempat bagi partisipasi aktif dari seluruh lapisan masyarakat dalam proses pengelolaan sumber daya publik.”13 Lebih lanjut Sutedi mendefinisikan, “Transparansi adalah prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi tentang penyelenggaraan pemerintah, yakni informasi tentang kebijakan, proses pembuatan dan pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang dicapai.14 Selanjutnya Sri Minarti menyatakan bahwa, “Transparansi dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan
dan
jumlahnya,
rincian
penggunaan,
dan
pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa memudahkan pihakpihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya.”15 Lebih lanjut Nico Adrianto menjelaskan bahwa, “Transparansi anggaran didefinisikan sebagai keterbukaan kepada masyarakat dalam hal
11
Indra Bastian, Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik, (Jakarta: Erlangga, 2006) h. 4. 12 Holzner, Transparency in global change: the vanguard of the open society, (USA: Pittsburgh Press, 2006), h.114. 13 Nico Adrianto, Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui e-Government, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h. 20. 14 Adrian Sutedi, Implikasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam Kerangka Otonomi Daerah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 399. 15 Sri Minarti, Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 224.
fungsi dan struktur pemerintahan, tujuan kebijakan fiskal, sektor keuangan publik, dan proyeksi-proyeksinya.”16 Lebih lanjut menurut Albert van Zyl dalam Nico, “… Transparansi anggaran mengacu pada sejauh mana publik dapat memperoleh informasi atas aktivitas keuangan pemerintah dan implikasinya secara komprehensif, akurat, dan tepat waktu.”17 Dari beberapa pemaparan para tokoh mengenai definisi transparansi, maka dapat disimpulkan bahwa transparansi adalah keterbukaan antara para pemegang keputusan dengan para pemegang kepentingan untuk mendapatkan akses yang sama mengenai informasi sumber daya dan dana yang didapatkan dan digunakan oleh suatu organisasi; sedangkan definisi transparansi keuangan menurut beberapa para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa transparansi keuangan sekolah adalah keterbukaan yang dilakukan oleh pihak sekolah kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah khususnya dalam manajemen keuangan yang sumber dananya dapat diketahui dan dimanfaatkan sebagai informasi keuangan. Transparansi dalam pengelolaan keuangan sekolah memberikan makna bahwa para pemangku kepentingan (stakeholders) sekolah memiliki hak dan akses yang sama untuk mengetahui proses penganggaran karena melibatkan aspirasi dan kepentingan bersama, terutama untuk pemenuhan kebutuhan peserta didik.
2. Asas-asas Transparansi Dalam peraturan daerah kabupaten Bandung Nomor 01 tahun 2004 BAB II tentang asas, tujuan, dan ruang lingkup transparansi Bagian Pertama asas dan tujuan transparansi Pasal 2, menyatakan bahwa transparansi berasaskan kepada: a. Keterbukaan, melalui informasi publik yang benar, jujur dan tidak diskriminatif. b. Kepatuhan, dilaksanakan dengan memperhatikan perlindungan hak azasi, pribadi, golongan, dan rahasia Negara. 16
Opcit,. Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui eGovernment, h. 20. 17 Ibid,. h. 21.
c. Fasilitasi, dengan memberikan informasi yang cepat, tepat waktu, murah, dan sederhana kecuali informasi yang bersifat rahasia sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku.18 Selain itu dalam peraturan daerah kabupaten Lebak Nomor 6 tahun 2004 tentang transparansi dan partisipasi dalam penyelenggaraan pemerintah dan pengelolaan pembangunan di kabupaten Lebak, BAB II asas dan tujuan transparansi dan partisipasi, Bagian Kesatu Asas Pasal 2, menyatakan asas transparansi meliputi: a. Setiap informasi publik bersifat terbuka dan dapat diakses oleh publik dengan cepat, tepat waktu, biaya ringan, dan dengan cara sederhana. b. Informasi publik yang dikecualikan bersifat ketat dan terbatas. c. Informasi yang dikecualikan sebagaimana diatur dalam huruf (b) adalah informasi yang apabila dibuka akan menimbulkan kerugian terhadap kepentingan publik.19 Sedangkan dalam peraturan daerah kabupaten Garut nomor 17 tahun 2008 tentang transparansi dan partisipasi publik, menyatakan bahwa pemanfaatan transparansi dan partisipasi publik dilaksanakan berdasarkan asas kepastian hukum, manfaat, kehati-hatian, itikad baik, dan kebebasan yang berdasarkan prinsip-prinsip demokratis serta tidak bertentangan dengan hak-hak jabatan publik dan hak perseorangan.20 Dari ketiga peraturan daerah di atas mengenai asas-asas transparansi, maka
dapat
keterbukaan
disimpulkan akan
bahwa
informasi
yang
asas-asas
transparansi
disampaikan
kepada
meliputi publik,
pemanfaatan informasi yang diberikan kepada publik, dan hasil yang disampaikan secara tepat waktu.
3. Tujuan Transparansi Adapun tujuan transparansi terhadap pengelolaan keuangan yang dapat dirasakan oleh stakeholders dan lembaga adalah:
18
Modul 1: Transparansi dan Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, (Jakarta: BEC-TF, 2010). 19 Modul 1: Transparansi dan Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, (Jakarta: BEC-TF, 2010). 20 Ibid,.
a. Mencegah sedini mungkin terjadinya penyimpanganpeyimpangan melalui kesadaran masyarakat dengan adanya kontrol sosial. b. Menghindari kesalahan komunikasi dan perbedaan persepsi. c. Mendorong masyarakat untuk belajar bertanggung jawab dan bertanggung gugat terhadap pilihan keputusan dan pelaksanaan kegiatan. d. Membangun kepercayaan semua pihak dari kegiatan yang dilaksanakan. e. Tercapainya pelaksanaan kegiatan sesuai dengan ketentuan, prinsip, dan nilai-nilai universal.21 Dalam
modul
komunitas
mengenai
transparansi
akuntabilitas,
dijelaskan bahwa penerapan transparansi & akuntabilitas bertujuan agar masyarakat belajar dan melembagakan sikap bertanggung jawab serta tanggung
gugat
terhadap
pilihan
keputusan
dan
kegiatan
yang
dilaksanakan.22 Warren Bennis mengemukakan bahwa tujuan transparansi, yaitu menciptakan keterbukaan kepada masyarakat dalam setiap program atau kegiatan
yang
dilaksanakan,
mengakses
informasi,
meningkatkan
kepercayaan dan kerja sama antara pengelolaan dan pemangku kepentingan.23 Mardiasmo dalam Simsom Werinom mengemukakan, bahwa tujuan transparansi dalam menyusun anggaran terdapat 5 kriteria, yaitu: a. b. c. d. e.
Tersedianya pengumuman kebijakan anggaran. Tersedianya dokumen anggaran dan mudah diakses. Tersedianya laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu. Terakomodasinya usulan/suara rakyat. Tersedianya sistem pemberian informasi kepada publik.24 . Dari adanya uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan transparansi 21
dapat
meminimalisir
penyimpangan-penyimpangan
Modul Khusus Komunitas: Transparansi Akuntabilitas, h. 8 (www.p2kp.org), diakses tanggal 07 Juni 2015, Pukul 13.25 WIB. 22 Ibid,. 23 Warren Bennis, dkk, Bagaimana Pemimpin Menciptakan Budaya Keterbukaan, Terj. Irene Yovita, (Jakarta: Libri, 2009) h.103. 24 Simsom Werinom, dkk, Pengaruh Partisipasi Masyarakat dan Transparansi Kebijakan Publik terhadap Hubungan antara Pengetahuan Dewan tentang Anggaran dengan Pengawasan Keuangan, (Makasar: Simposium Nasional Akuntansi X, 2007), h. 8.
penggunaan dana, mencegah ketidakpercayaan publik, dan tercapainya tujuan.
4. Manfaat Transparansi Menurut Sri Minarti, “Manfaat dari adanya transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa, dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.”25 Sedangkan Nico berpendapat bahwa, beberapa manfaat penting adanya transparansi anggaran adalah sebagai berikut: a. Mencegah korupsi. b. Lebih mudah mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan kebijakan. c. Meningkatkan akuntabilitas sehingga masyarakat akan lebih mampu „mengukur‟ kinerja lembaga. d. Meningkatnya kepercayaan terhadap komitmen lembaga untuk memutuskan kebijakan tertentu. e. Menguatnya kohesi sosial, karena kepercayaan masyarakat terhadap lembaga. f. Menciptakan iklim investasi yang baik dan meningkatkan kepastian usaha.26 Dari pendapat para ahli mengenai manfaat transparansi, maka dapat disimpulkan bahwa manfaat dari adanya transparansi merupakan suatu penerapan kebijakan yang dapat diawasi dan mencegah terjadinya tindak kecurangan.
5. Indikator Tercapainya Transparansi Menurut IDASA yang dikutip oleh Nico bahwa keberhasilan transparansi suatu lembaga ditunjukkan oleh indikator sebagai berikut: a. Ada tidaknya kerangka kerja hukum bagi transparansi. 1) Adanya peraturan perundangan yang mengatur persoalan transparansi. 2) Adanya kerangka kerja hukum yang memberi definisi yang jelas tentang peran dan tanggung jawab bagi semua aspek kunci dari manajemen fiskal. 25
Sri Minarti, Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 224. 26 Nico Adrianto, Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui e-Government, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h. 21.
3) Adanya basis legal untuk pajak. 4) Adanya basis legal untuk pertanggungjawaban belanja dan kekuasaan memungut pajak dari pemerintah daerah. 5) Adanya pembagian peran dan tanggung jawab yang jelas dari masing-masing tingkatan pemerintah. b. Adanya akses masyarakat terhadap transparansi anggaran. 1) Adanya keterbukaan dalam kerangka kerja anggaran (proses anggaran). 2) Diumumkannya setiap kebijakan anggaran. 3) Dipublikasikannya setiap hasil laporan anggaran (yang telah diaudit oleh lembaga yang berwenang). 4) Adanya dokumentasi anggaran yang baik yang menggandung beberapa indikasi fiskal. 5) Terbukanya informasi tentang pembelanjaan aktual. c. Adanya audit yang independen dan efektif. 1) Adanya lembaga audit yang independen dan efektif. 2) Adanya kantor statistik yang akurasi datanya berkualitas. 3) Adanya sistem peringatan dini (early warning system) dalam kasus buruknya eksekusi atau keputusan anggaran. d. Adanya keterlibatan masyarakat dalam pembuatan keputusan anggaran. 1) Adanya keterbukaan informasi selama proses penyusunan anggaran. 2) Adanya kesempatan bagi masyarakat sipil untuk berpartisipasi dalam proses penganggaran.27 Sedangkan menurut Sutedi, indikator tercapainya transparansi secara ringkas dapat diukur melalui: a. Mekanisme yang menjamin sistem keterbukaan dan standarisasi dari semua proses pelayanan publik. b. Mekanisme yang memfasilitasi pertanyaan-pertanyaan publik tentang berbagai kebijakan dan pelayanan publik, maupun proses-proses di dalam sektor publik. c. Mekanisme yang memfasilitasi pelaporan maupun penyebaran informasi maupun penyimpangan tindakan aparat publik di dalam melayani kegiatan.28 Sedangkan
indikator
transparansi
dalam
model
pengukuran
pelaksanaan Good Governance, yaitu: a) ketersediaan payung hukum bagi akses informasi publik, b) ketersediaan mekanisme bagi publik untuk mengakses informasi, 27
Ibid,. h. 21-22. Adrian Sutedi, Implikasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam Kerangka Otonomi Daerah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 400. 28
c) ketersediaan sarana dan prasarana untuk mengakses infromasi publik, d) ketersediaan informasi untuk dipublikasikan kepada publik, dan e) kecepatan dan kemudahan mendapatkan informasi publik.29 Menurut Direktorat Pembinaan SMP, keberhasilan transpransi ditunjukkan oleh beberapa indikator, yaitu: a) meningkatnya kepercayaan publik kepada sekolah, b) meningkatnya partisipasi publik terhadap penyelenggaraan sekolah, c) bertambahnya wawasan dan pengetahuan publik terhadap penyelenggaraan sekolah, dan d) berkurangnya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku di sekolah.30 Dari pendapat para ahli mengenai indikator pencapain transparansi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa indikator pencapaian transparansi lembaga pendidikan (sekolah) dapat melakukan keterbukaan atas berbagai aspek pelayanan, melibatkan semua stakeholders dalam proses anggaran maupun kegiatan yang dilaksanakan sekolah, memiliki sarana untuk menyumbangkan aspirasi stakeholders, dan memiliki aturan dalam melaksanakan kegiatan.
B. Akuntabilitas 1. Pengertian Akuntabilitas Dengan adanya transparansi dalam pengelolaan keuangan sekolah, maka pihak sekolah perlu mempertanggungjawabkan pemakaian sumber dana yang telah dikelolanya. Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban atau untuk menjawab dan menerangkan kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi kepada pihak yang memiliki hak atau berwenang untuk meminta keterangan atau pertanggungjawaban.31
29
Edah Jubaedah, Nugraha Lili, dan Hariz Faozan, Model Pengukuran Pelaksanaan Good Governance di Pemerintah Daerah Kabupaten/kota, (Bandung: PKP2AI LAN, 2008), h. 66. 30 Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Pada Era Otonomi Daerah (Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011), h. 45. 31 Edi Sukarsno, Sistem Pengendlian Manajemen: Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), h. 131.
Menurut
Sony
Yuwono
dkk,
“Akuntabilitas
adalah
pertanggungjawaban publik yang memiliki makna bahwasannya proses penganggaran mulai dari perencanaan, penyusunan, dan pelaksanaan harus benar-benar dapat dilaporkan dan dipertanggungjawabkan kepada DPRD dan masyarakat.”32Lebih
lanjut
Finner dalam
Nico menjelaskan
“Akuntabilitas sebagai konsep yang berkenaan dengan standar eksternal yang menentukan kebenaran suatu tindakan birokrasi.”33 Sedangkan menurut Mckinsey dan Howard dalam Akdon menyatakan bahwa “Akuntabilitas merupakan suatu keadaan dimana seseorang yang memiliki dan menggunakan kewenangan tertentu yang dapat dikendalikan, dan pada kenyataannya memang terbatasi oleh ruang lingkup penggunaan kekuasaan oleh instrumen pengendalian eksternal, termasuk sistem nilai internal yang berlaku dalam institusi yang bersangkutan.”34 Lebih lanjut Sri Minarti menjelaskan bahwa, “Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya.”35 Miriam Budiarjo dalam Sutedi menjelaskan bahwa, ”Akuntabilitas sebagai pertanggungjawaban pihak yang diberi mandat untuk memerintah kepada mereka yang memberi mandat itu.”36 Mahmudi mengatakan, “Akuntabilitas finansial, yaitu setiap rupiah yang dibelanjakan harus dapat dipertanggungjawabkan pemerintah daerah.”
dan
dilaporkan
dalam
laporan
keuangan
37
E. Mulyasa mengemukakan akuntabilitas adalah, “pertanggungjawaban pengelolaan keuangan sekolah dalam 32
Sony Yuwono, dkk., Penganggaran Sektor Publik: Pedoman Praktis Penyususnan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban APBD (Berbasis Kinerja), (Malang: Bayumedia Publishing, 2005), h. 59. 33 Nico Adrianto, Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui e-Government, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h. 23. 34 Akdon, Strategic Management For Educational Management, (Bandung: Alfabeta, 2006) h. 208. 35 Sri Minarti, Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 225. 36 Adrian Sutedi, Implikasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam Kerangka Otonomi Daerah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 397. 37 Mahmudi, Manajemen Keuangan Daerah, (Jakarta: Erlangga, 2010), h. 81
implementasi manajemen berbasis sekolah dituntut untuk memberikan pertanggungjawaban pada setiap akhir anggaran sekolah dengan dikeluarkannya dana selama tahun anggaran. Pertanggungjawaban tersebut dilaksanakan dalam rapat dewan sekolah, yang diikuti oleh komponen sekolah, masyarakat, dan pemerintah daerah.”38 Dari beberapa pemaparan ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas di dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan rencana yang telah dibuat dan dilaporkan kepada pemerintah, orang tua, dan masyarakat.
2. Asas-asas Akuntabilitas Sedarmayanti mengatakan bahwa pelaksanaan akuntabilitas perlu memperhatikan asas-asas sebagai berikut: a. Komitmen pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel. b. Beberapa sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber daya secara konsisten dengan peraturan perundangundangan yang berlaku. c. Menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang ditetapkan. d. Berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh. e. Jujur, obyektif, transparan, dan inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen instansi pemerintah.39 Dalam buku kajian kebijakan
good local governance, dijelaskan
bahwa asas akuntabilitas merupakan asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan
yang
dilakukan
dan
hasil
akhirnya
harus
dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.40 Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa asas-asas akuntabilitas merupakan asas pertanggungjawaban yang harus dibuat oleh 38
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2003), h. 177-178. 39 Sedarmayanti, Good Governance “Kepemerintahan yang Baik”, (Bandung: Mandar Maju, 2012) h. 70-71. 40 Kajian Kebijakan Good Local Governance Dalam Optimalisasi Pelayanan Publik: Suatu Evaluasi Implementasi Pelayanan Terpadu di Kabupaten/Kota di Indonesia, (Bandung: PKP2AI-LAN, 2007) h. 17.
pemegang keputusan sehingga hasil yang diharapkan akan tercapai dan dapat dilaporkan kepada stakeholders.
3. Tujuan Akuntabilitas Dalam buku MBS di SMP pada era otonomi daerah, dikemukakan bahwa tujuan utama
akuntabilitas adalah mendorong terciptanya
tanggung jawab untuk meningkatkan kinerja sekolah.41 Menurut Herbert, Killough, dan Stretss dalam Waluyo, manajemen suatu organisasi harus “accountable” untuk: a. Menentukan tujuan yang tepat. b. Mengembangkan standar yang diperlukan untuk pencapaian tujuan yang ditetapkan. c. Secara efektif mempromosikan penerapan pemakaian standar. d. Mengembangkan standar organisasi dan operasi secara ekonomis dan efisien.42 Dari adanya uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan akuntabilitas menciptakan kepercayaan stakeholders dalam pengelolaan keuangan, menetapkan tujuan dan sasaran yang tepat, dan menggunakan standar dalam proses dan tujuan kegiatan.
4. Manfaat Akuntabilitas Upaya perwujudan sistem akuntabilitas pada organisasi dimaksudkan untuk: a. Memulihkan dan memelihara kepercayaan masyarakat terhadap organisasi. b. Mendorong terciptanya transparansi dan responsiveness organisasi. c. Mendorong partisipasi masyarakat. d. Menjadikan organisasi lebih dapat beroperasi secara efisien, efektif, ekonomis dan responsive terhadap aspirasi masyarakat dan lingkungannya. e. Mendorong pengembangan sistem penilaian yang wajar melalui pengembangan pengukuran kinerja. f. Mendorong terciptanya iklim kerja yang sehat dan kondusif serta peningkatan disiplin. 41
Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Pada Era Otonomi Daerah (Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan Nasional, 2011), h. 45. 42 Waluyo, Manajemen Publik, (Bandung: Mandar Maju, 2007), h. 197.
g. Mendorong peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat.43 Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat akuntabilitas dapat menjamin kepercayaan publik, terciptanya keterbukaan informasi, dan meningkatkan suasana kerja yang kondusif.
5. Macam-macam Akuntabilitas Dari sudut pandang
fungsional, J.D Stewart mengidentifikasikan
bahwa akuntabilitas publik terdiri dari lima jenis, yaitu: a. Policy Accountability, yakni akuntabilitas atas pilihanpilihan kebijakan yang dibuat. b. Program Accountability, yakni akuntabilitas atas pencapaian tujuan/hasil dan efektivitas yang dicapai. c. Performance accountability, yakni akuntabilitas atas pencapaian-pencapaian kegiatan yang efisien. yakni akuntabilitas atas d. Process Accountability, penggunaan proses, prosedur, atau ukuran yang layak dalam melaksanakan tindakan-tindakan yang ditetapkan. e. Probity and Legality Accountability, yakni akuntabilitas atas legalitas dan kejujuran penggunaan dan sesuai anggaran yang disetujui atau ketaatan terhadap undangundang yang berlaku.44 Sedangkan dari sudut pandang akuntansi, American Accounting menyatakan bahwa akuntabilitas dapat dibagi dalam empat kelompok, yaitu akuntabilitas terhadap: a. Sumber daya finansial. b. Kepatuhan terhadap aturan hukum dan kebijaksanaan administratif. c. Efisiensi dan ekonomisnya suatu kegiatan. d. Hasil program dan kegiatan pemerintah yang tercermin dalam pencapaian tujuan, manfaat, dan efektivitas.45 Namun dalam bidang pendidikan, akuntabilitas pendidikan secara umum dibagi dua, yaitu akuntabilitas manajemen pendidikan dan akuntabilitas pengelolaan dana. a. Akuntabilitas manajemen pendidikan termaktub dalam dalam pasal 54, yaitu adanya kesempatan bagi masyarakat 43
Ibid,. h. 182. Nico Adrianto, Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui e-Government, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), h. 23-24. 45 Arja Sadjiarto, “Akuntabilitas dan Pengukuran Kinerja Pemerintah”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 2 No. 2, Nopember 2003, h. 140. 44
untuk berperan serta dalam pendidikan. Peran serta tersebut mencakup penyelenggaraan dan pengendalian mutu pelayanan pendidikan. b. Akuntabilitas dana tertuang dalam Pasal 46-48. Pasal 46 disebutkan bahwa pendanaan pendidikan adalah tanggung jawab bersama pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Sementara itu, dalam pasal 47 disebutkan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Kedua pasal tersebut secara tegas memaksa pengelola sekolah agar mampu menyusun laporan akuntabilitas kinerja yang menyatakan bahwa dana pendidikan telah dikelola secara efisien dan adil, serta dilaporkan secara transparan.46 Dari pendapat para ahli mengenai macam-macam akuntabilitas, maka dapat disimpulkan bahwa macam-macam akuntabilitas terdiri dari akuntabilitas terhadap kebijakan, pertanggungjawaban keuangan, dan pencapaian atas hasil program/kegiatan.
6. Indikator Tercapainya Akuntabilitas Terdapat
beberapa
tahapan
untuk
menjaminnya
akuntabilitas
terlaksana, yaitu: a. Pada tahap proses pembuatan keputusan, beberapa indikator untuk menjamin akuntabilitas adalah: 1) Pembuatan sebuah keputusan harus dibuat secara tertulis dan tersedia bagi setiap warga yang membutuhkan. 2) Pembuatan keputusan sudah memenuhi standar etika dan nilai-nilai yang berlaku, artinya sesuai dengan prinsipprinsip administrasi yang benar maupun nilai-nilai yang berlaku di stakeholders. 3) Adanya kejelasan dari sasaran kebijakan yang diambil, dan sudah sesuai dengan visi, misi organisasi, serta standar yang berlaku. 4) Adanya mekanisme untuk menjamin bahwa standar telah terpenuhi, dengan konsekuensi pertanggungjawaban jika standar tersebut tidak terpenuhi.
46
Ratna Wulaningrum, “Partisipasi Pegawai dalam Penyusunan Anggaran Sekolah – Studi Kasus Pada SMP Negeri 10 Samarinda”, Jurnal Eksis, Vol. 7, No.2, Agustus 2011.
5) Konsistensi maupun kelayakan dari target operasional yang telah ditetapkan maupun prioritas dalam mencapai target tersebut.47 b. Pada tahap sosialisasi kebijakan, beberapa indikator untuk menjamin akuntabilitas adalah: 1) Penyebarluasan informasi mengenai suatu keputusan, melalui media massa, media nirmassa, maupun media komunikasi personal. 2) Akurasi dan kelengkapan informasi yang berhubungan dengan cara-cara mencapai sasaran suatu program. 3) Akses publik pada informasi atau suatu keputusan setelah keputusan dibuat dan mekanisme pengaduan masyarakat. 4) Ketersediaan sistem informasi manajemen dan monitoring hasil yang telah dicapai oleh pemerintah.48 Sedangkan
indikator
akuntabilitas
dalam
model
pengukuran
pelaksanaan Good Governance yaitu, a) akuntabel pengelolaan anggaran yang
dikeluarkan,
b)
pertanggungjawaban
kinerja,
penyimpangan, dan d) upaya tindak lanjut penyimpangan.
c)
intensitas
49
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa indikator akuntabilitas merupakan ukuran yang dapat digunakan sekolah untuk menentukan tingkat kinerja dan membuat masyarakat sekolah puas dengan hasil kerja yang dicapai oleh sekolah.
C. Pengelolaan Keuangan Sekolah Salah satu sumber daya yang secara langsung menunjang efektifitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan adalah keuangan dan pembiayaan. Karena tanpa adanya sumber dana organisasi tidak akan mampu menjalankan tugas dalam mencapai tujuan dan sasarannya. Menurut E. Mulyasa, otonomi sekolah yang diterapkan melalui manajemen berbasis sekolah, menuntut kemampuan sekolah untuk merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, serta
47
Adrian Sutedi, Implikasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam Kerangka Otonomi Daerah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 398-399. 48 Ibid. 49 Edah Jubaedah, Nugraha Lili, dan Hariz Faozan, Model Pengukuran Pelaksanaan Good Governance di Pemerintah Daerah Kabupaten/kota, (Bandung: PKP2AI LAN, 2008), h. 66.
mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara transparan kepada pemerintah dan masyarakat..50 1. Pengertian Pengelolaan Keuangan Dalam dunia bisnis, masalah mengelola keuangan sangat penting, seperti halnya masalah produksi dan pemasaran dalam mencapai tujuan organisasi. Kegagalan dalam memperoleh dana dapat mempengaruhi kegiatan operasional sehingga berdampak buruk bagi kelangsungan hidup organisasi. Dari pengambaran tersebut, tampak bahwa pengelolaan keuangan memberi pengaruh yang besar terhadap pencapaian tujuan organisasi. Menurut Sri Minarti, “Pengelolaan ataupun manajemen keuangan dapat diartikan sebagai suatu proses melakukan kegiatan mengatur keuangan dengan menggerakan tenaga orang lain, dengan mempertimbangkan aspek efektivitas dan efisiensi yang berkaitan dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, sampai dengan pengawasan.”51 Lebih lanjut H.M. Levin sebagaimana dikutip oleh Uhar Suharsaputra menyatakan bahwa, “school finance refers to the process by which tax revenues and other resources are derived for the formation and operation of elementary and secondary schools as well as the process by which those resources are allocated to school in different geographical areas and to types and levels of education”.52 Dapat diartikan bahwa keuangan sekolah mengacu dari pendapatan dan penerimaaan pajak mereka untuk pembentukan dan pengoperasian sekolah dasar dan menengah serta proses sumber daya yang dialokasikan sekolah menurut letak geografis, dan jenis serta tingkat yang berbeda. Menurut Suad Husnan dalam Suryadi, “Manajemen Keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi keuangan; sedangkan fungsi keuangan
50
E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2003), h. 171. 51 Sri Minarti, Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 213. 52 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2010), h. 270.
merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka yang bertanggung jawab dalam bidang tertentu.53 James C. Van Horne dalam Kasmir menyatakan bahwa, “Manajemen Keuangan adalah segala aktivitas
yang
berhubungan
dengan
perolehan,
pendanaan,
dan
pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan menyeluruh.”54 Sutrisno berpendapat bahwa, “ Manajemen Keuangan adalah semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan dana dengan biaya yang murah serta usaha untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut secara efisien.”55 Darsono mengatakan bahwa, “Manajemen Keuangan adalah kegiatan memperoleh sumber dana dengan biaya yang semurah-murahnya dan menggunakan dana seefektif dan seefisien mungkin untuk menciptakan laba dan nilai tambah ekonomi.”56 Lebih lanjut Mulyono mendefinisikan bahwa manajemen keuangan sekolah adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan/diusahakan secara sengaja dan sungguhsungguh, serta pembinaan secara kontinyu terhadap biaya operasional sekolah sehingga kegiatan pendidikan lebih efektif dan efisien serta membantu pencapaian tujuan pendidikan.57 Dari pendapat beberapa tokoh di atas mengenai pengertian manajemen keuangan, maka dapat disimpulkan bahwa manajemen keuangan sekolah adalah proses mendayagunakan sumber dana yang didapatkan untuk pencapaian tujuan sekolah.
2. Prinsip-prinsip Pengelolaan Keuangan Manajemen atau pengelolaan keuangan sekolah harus memperhatikan beberapa prinsip, yaitu: a. Transparansi berarti keterbukaan, yaitu dalam
bidang manajemen
keterbukaan terhadap melakukan suatu program atau kegiatan. Dalam 53
Suryadi, Manajemen Mutu Berbasis Sekolah: Konsep dan Aplikasi, (Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa, 2009), h. 117. 54 Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Kencana, 2010), Cet. II, h. 5. 55 Sutrisno, Manajemen Keuangan: Toeri, Konsep, & Aplikasi, (Yogyakarta: Ekonisia, 2013), h. 1. 56 Darsono, Manajemen Keuangan, (Jakarta: Nusantara Consulting, 2009)h. 1 57 Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2010), h. 181.
lembaga pendidikan sangat diperlukan keterbukaan dalam manajemen keuangan untuk mengetahui sumber pendapat, penggunaan dana, dan pertanggungjawabannya. b. Akuntabilitas merupakan kondisi seseorang yang dapat dinilai oleh orang lain karena hasil kerjanya untuk menyelesaikan tugas dan tanggung jawabnya. Ada tiga pilar utama dalam menciptakan akuntabilitas, yaitu adanya transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan mengikutsertakan komponen sekolah dalam mengelola kegiatan, standar kerja yang dapat diukur dalam menjalankan tugas, fungsi, dan wewenangnya. c. Efektifitas adalah penyacapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Dalam manajemen keuangan dikatakan efektif jika kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiaya aktivitas sesuai tujuan lembaga dengan keluaran yang diharapkan. d. Efisiensi berkaitan dengan kuantitas dari hasil kegiatan yang dilaksanakan. Efisiensi merupakan perbandingan antara masukan dan keluaran yang meliputi dana, daya, dan waktu. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal, yaitu segi penggunaan waktu, tenaga, dan biaya, dan hasil.58 Di dalam UU No. 17 Tahun 2003, menjabarkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan Negara ke dalam asas-asas umum yang telah dikenal dalam pengelolaan kekayaan Negara, seperti: Prinsip tahunan, prinsip universalitas, prinsip kesatuan dan prinsip spesialitas; maupun prinsip-prinsip baru sebagai pencerminan penerapan kaidah yang baik dalam pengelolaan keuangan antara lain: akuntabilitas berorientasi pada hasil, profesionalitas, proposionalitas, keterbukaan dalam pengelolaan keuangan Negara, dan pemerikasaan oleh badan pemeriksa yang bebas dan mandiri.59 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 48, tentang pengelolaan dana pendidikan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan 58
Jamal Asmani Ma‟mur, Tips Aplikasi Manajemen Sekolah, (Jogyakarta: Diva Press, 2012), h. 218-222. 59 Sonny Sumarsono, Manajemen Keuangan Pemerintah, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 43-44.
akuntabilitas publik.60 Sedangkan Wijaya menyatakan bahwa, prinsipprinsip pengelolaan dana pendidikan terdiri dari prinsip-prinsip umum dan prinsip-prinsip khusus. Prinsip-prinsip umum pengelolaan meliputi keadilan, efisien, transparansi, dan akuntabilitas. a. Keadilan berarti besarnya dana pendidikan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing. b. Efisiensi merupakan perbandingan antara input dan output atau antara daya (tenaga, pikiran, waktu, biaya) dengan hasil. c. Transparansi berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan sekolah. d. Akuntabilitas berarti penggunaan dana dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan rencana sekolah yang ditetapkan.61 Lebih lanjut Wijaya menjelaskan prinsip-prinsip khusus pengelolaan keuangan meliputi efektivitas, kecukupan, dan berkelanjutan. a. Efektivitas diterapkan pada kepala sekolah untuk dapat mengatur keuangan dan membiaya aktivitas sekolah dalam rangka mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan. b. Kecukupan berarti pendanaan pendidikan mencukupi biaya penyelenggaraan pendidikan berdasarkan Standar Nasional Pendidikan. c. Berkelanjutan berarti pendanaan pendidikan dapat digunakan secara berkelanjutan untuk memberikan pelayanan pendidikan yang memenuhi Standar Nasional Pendidikan.62 Dari pemaparan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa prinsip-
prinsip pengelolaan keuangan meliputi prinsip keadilan, efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas publik. Keadilan merupakan dana yang ada disesuaikan dengan tujuan pencapaian kegiatan pendidikan, efisiensi merupakan penetapan masukan dan keluaran sumber dana ataupun sumber daya yang telah dikorbankan, efektivitas merupakan penggunaan dana telah sesuai dengan tujuan dan sasaran kegiatan, transparansi merupakan keterbukaan sumber dana yang telah diperoleh,
60
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi, 2003), h. 33. 61 David Wijaya, Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah terhadap Kualitas pendidikan, Jurnal Pendidikan Penabur, No. 13, 2009, h. 86. 62 Ibid,. h. 87.
dan akuntabilitas merupakan wujud pertanggungjawaban melalui laporan keuangan yang dibuat oleh sekolah.
3. Tujuan Pengelolaan Keuangan Tujuan pengelolaan keuangan sebenarnya tercermin dari kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh manajemen keuangan. Dalam hal tersebut kegiatan
manajemen
keuangan
terbatas
pada
kegiatan
terhadap
pengelolaan keuangan yang meliputi perencanaan sumber keuangan, perencanaan alokasi keuangan, serta penentuan struktur aktiva, keuangan dan modal perusahaan. Dengan demikian, maka tugas pokok manajemen keuangan adalah merencanakan perolehan dan penggunaan dana tersebut untuk memaksimalkan nilai perusahaan.63 Harmono berpendapat bahwa tujuan pengelolaan keuangan adalah memaksimalkan kekayaan stakeholders, yang berarti meningkatkan nilai organisasi yang merupakan ukuran nilai objektif oleh publik dan orientasi pada kelangsungan hidup organisasi.64 Hermino menyatakan bahwa tujuan manajemen keuangan sekolah yaitu: a. Menjamin agar dana yang tersedia digunakan untuk kegiatan harian sekolah dan kelebihan dana yang ada diinvestasikan kembali. b. Memelihara barang-barang (asset) sekolah. c. Menjaga agar peraturan-peraturan serta praktik penerimaan, pencatatan, dan pengeluaran uang diketahui dan 65 dilaksanakan. Dari pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan pengelolaan
keuangan
sekolah
adalah
memberikan
nilai
tambah
keuntungan sekolah dalam mendapatkan sumber keuangan, melakukan kegiatan sekolah dengan dana yang tersedia, dan menjamin segala proses pencatatan laporan keuangan.
63
Moeljadi, Manajemen Keuangan: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, (Malang: Bayumedia, 2006) h.10. 64 Harmono, Manajemen Keuangan, (Bandung: Bumi Aksara, 2009), h. 1. 65 Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013) h. 183.
4. Fungsi Pengelolaan Keuangan Pada setiap organisasi tentunya mempunyai elemen di bidang keuangan. Bagian tersebut merupakan titik puncak dalam pengambilan keputusan dalam manajemen puncak. Sehingga bagian keuangan sangat bertanggung jawab dalam formulasi kebijakan organisasi. Di sekolah, orang yang bertugas dalam bidang keuangan di sebut manajer/bagian keuangan. Bagian keuangan biasanya dibantu oleh seorang bendaharawan dan bagian akuntansi. Dengan demikian fungsi bagian keuangan dipisahkan menjadi dua jabatan, yaitu: a. Bendaharawan (treasurer) Bendaharawan bertanggung jawab atas perolehan (akuisisi) dana dan pengamanannya disamping itu juga bertanggung jawab dalam hal: 1) Pengadaan uang tunai; 2) Membuat laporan posisi kas dan modal kerja; 3) Menyusun anggaran kas; 4) Manajemen kredit, asuransi, dan urusan pensiun.66 b. Akuntansi (controller) Bagian akuntansi mempunyai tugas mencatat dan membuat laporan tentang informasi keuangan organisasi. Tanggung jawabnya adalah: 1) Menyusun anggaran dan laporan keuangan; 2) Urusan penggajian; 3) Menghitung pajak; 4) Memeriksa internal Inside Corp.67 Sutrisno berpendapat bahwa, fungsi manajemen keuangan terdiri dari tiga keputusan utama yang harus dilakukan oleh suatu organisasi, yaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan keputusan deviden. a. Keputusan investasi adalah masalah bagaimana manajer keuangan harus mengalokasikan dana ke dalam bentukbentuk investasi yang akan mendapatkan keuntungan di masa akan datang. b. Keputusan pendanaan, pada keputusan ini manajer keuangan dituntut untuk mempertimbangkan dan menganalisis kombinasi dari sumber-sumber dana yang ekonomis bagi organisasi guna membelanjai kebutuhankebutuhan investasi serta kegiatan usahanya. 66
Mulyono, Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan, (Jogjakarta: AR Ruzz Media, 2010), h. 182. 67 Ibid,. h. 182.
c. Keputusan deviden merupakan keputusan manajemen keuangan untuk menentukan keuntungan.68 Bafadal dalam Hermino menyatakan bahwa fungsi manajemen keuangan meliputi a) perencanaan anggaran tahunan, b) pengadaan anggaran, c) pendistribusian anggaran, d) pelaksanaan anggaran, e) pembukuan keuangan, dan f) pengawasan dan pertanggungjawaban keuangan.69 Dari pendapat para ahli mengenai fungsi manajemen keuangan, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi pengelolaan keuangan sekolah meliputi tahap
perencanaan
anggaran,
pengalokasian
anggaran,
dan
pertanggungjawaban anggaran.
5. Strategi Pengelolaan Keuangan Ketersediaan dana merupakan salah satu syarat untuk dapat melaksanakan kegiatan pendidikan. Bersama dengan unsur administrasi lainnya seperti manusia, fasilitas, teknologi pendidikan, dan dana dapat berfungsi untuk menghasilkan output yang akan menunjang keberhasilan pendidikan. Di Indonesia pemenuhan kebutuhan dana pendidikan dipandang sebagai hal yang diperhatikan secara serius oleh pemerintah pusat dan daerah.70 Blocher dalam Idochi Anwar menyatakan, bahwa strategi anggaran merupakan titik awal dalam penyiapan dan pembuatan rencana anggaran suatu institusi.71 Pengelolaan dana pendidikan yang bersumber dari masyarakat, baik langsung atau tidak langsung perlu dilakukan dengan baik dengan langkah-langkah sistematis sesuai dengan prinsip manajemen. Hal ini akan terjadi jika pengelolaan berjalan baik serta akuntabel akan menimbulkan berbagai manfaat yang dikemukakan oleh Mintarsih dalam Suharsaputra: a. Memungkinkan penyelenggaraan pendidikan dilakukan secara efektif dan efisien; 68
Sutrisno, Manajemen Keuangan, (Yogyakarta: Ekonisia, 2013), h. 5. Agustinus Hermino, Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2013), h. 186. 70 Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2010), h. 272. 71 Mochammad Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan, (Depok: PT Rajagrafindo Persada, 2013), h. 214. 69
b. Tercapainya kelangsungan hidup lembaga pendidikan sebagai salah satu tujuan didirikannya lembaga tersebut (lembaga pendidikan swasta); c. Mencegah adanya kekeliruan, kebocoran, ataupun penyimpangan dana dari rencana semula; d. Penyimpangan dapat dikendalikan apabila pengelolaan berjalan baik sesuai yang diharapkan; apabila kebocoran ini terjadi, maka akan berakibat buruk, baik pada pengelola keuangan atasan langsung dan bendaharawan maupun kepada lembaga pendidikan itu sendiri.72 Berdasarkan hal tersebut, pengelolaan keuangan pendidikan harus difokuskan dalam proses merencanakan alokasi secara teliti dan penuh perhitungan,
mengawasi
pelaksanaan
dana,
disertai
bukti
secara
administratif dan fisik sesuai dengan dana yang dikeluarkan. Dalam mengelola keuangan di sekolah tentunya ada tahapan yang harus dilakukan. Adapun tahap-tahap dalam pengelolaan keuangan sebagai berikut: a. Perencanaan Anggaran Dalam pengelolaan keuangan, perencanaan merupakan kegiatan merencanakan sumber dana dalam mencapai kegiatan dan tujuan pendidikan di sekolah. Gordon dalam E. Mulyasa mengemukakan bahwa perencanan penyusunan anggaran pendidikan dalam dua pendekatan yang umum
digunakan,
yaitu
pendekatan
tradisional
dan
Planning
Programming Budgeting System (PPBS).73 Lebih lanjut E. Mulyasa menjelaskan: Bahwa dalam tahap pendekatan tradisional, guru dengan pasti mengetahui kebutuhan yang terjadi seperti persediaan sumber belajar, serta guru dapat menentukan permintaan anggaran berdasarkan manfaat atas kebutuhan yang diperlukan, dan dapat memperkirakan kategori biaya kebutuhan, misalnya persediaan instruksi, buku, dan lain-lain. Pada tahap PPBS sebaiknya pihak sekolah dapat menilai kebutuhan pendidikan, menentukan kriteria, tujuan, dan metode yang akan dipakai dalam proses evaluasi tujuan pendidikan, menentukan program sesuai dengan perkiraan biaya
72
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2010), h. 273. 73 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2003), h. 173.
yang akan dikeluarkan dan mempersiapkan sumber daya yang akan dibutuhkan dalam pelaksanaan program.74 Menurut Sri Minarti, perencanaan anggaran sekolah harus disesuaikan dengan rencana pengembangan sekolah secara keseluruhan, baik pengembangan jangka pendek maupun jangka panjang.75
Edy
menjelaskan, Anggaran merupakan rencana yang terorganisasi dan menyeluruh, dinyatakan dalam unit moneter untuk operasi dan sumber daya suatu lembaga selama periode tertentu di masa yang akan datang.76 Dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan faktor penting dalam menetapkan tujuan yang telah direncanakan sehingga pihak manajemen dapat merealisasikan harapan-harapannya. Dalam proses penganggaran harus dilakukan secara jujur dan terbuka serta dilaporkan dalam struktur yang dapat dipahami serta terorganisir secara rapi, jelas, rinci, dan menyeluruh. Pada tahap penyusunan anggaran sebaiknya lembaga/organisasi mengembangkan dahulu perencanaan strategis. Dengan adanya perencanaan strategis, maka anggaran menjadi bermakna sebagai alokasi sumber daya (keuangan) untuk mendanai berbagai program dan kegiatan (strategis). Indra Bastian Menjelaskan : Bahwa suatu rencana anggaran lembaga harus dipublikasikan kepada masyarakat secara terbuka untuk dikritisi dan dipublikasikan. Anggaran yang direncanakan merupakan suatu instrumen akuntabilitas atas pengelolaan dana publik serta pelaksanaan program-program yang dibiayai oleh dana publik. Dalam bentuk sederhana, anggaran merupakan suatu dokumen yang menggambarkan kondisi keuangan yang meliputi informasi mengenai pendapatan, belanja, dan aktivitas.77 Perencanaan anggaran pada dasarnya merupakan perkiraan mengenai apa yang akan dilakukan oleh suatu lembaga pada masa yang akan datang, dan setiap anggaran yang ditentukan memberikan informasi mengenai apa yang hendak dilakukan dalam beberapa periode mendatang. Dengan 74
Ibid,. Sri Minarti, Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 229. 76 Edy Sukarno, Sistem Pengendalian Manajemen: Suatu Pendekatan Praktis, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002), h. 169. 77 Indra Bastian, Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 6. 75
adanya anggaran, lembaga akan mempertanggungjawabkannya melalui pelaksanaan program-program. Dapat disimpulkan bahwa adanya perencanaan anggaran sekolah dapat menentukan tujuan yang hendak dicapai sekolah dengan efektif dan efisien. b. Pelaksanaan Anggaran Setelah perencanaan anggaran telah dibuat, selanjutnya adalah realisasi anggaran
tersebut
merupakan
dalam
penatausahaan
pelaksanaannya.
Pelaksanaan
keuangan
mencakup
yang
keuangan pengurusan
operasional dan administrasi, tata cara pembukuan dan pelaporan (pertanggungjawaban) keuangan. Pengelolaan keuangan sekolah memiliki tujuan untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan penggunaan dana sekolah, mengetahui penyebab utama biaya yang terjadi di sekolah, memberikan
informasi
yang
akurat,
serta
memberikan
jaminan
akuntabilitas dan transparansi penggunaan dana serta pelaporannya.78 Adapun akuntansi atau pembukuan yang ada di sekolah bertujuan untuk memahami dan menjelaskan fungsi-fungsi dari adanya sistem pembukuan. Berikut beberapa contoh pembukuan yang biasanya terdapat di sekolah-sekolah: 1) Buku Pos (Vate Book) Buku pos memuat informasi dana yang masih tersisa untuk tiap anggaran pos. Buku pos mencatat peristiwa-peristiwa pembelanjaan uang harian. Tabel 2.1 Buku Pos Pos: Pemeliharaan Anggaran: Tanggal 26-02-2009 05-03-2009 10-04-2009 Dst.
78
Laboraturium IPA 8.250.000 Pembeliaan Mikroskop Alat Pengukur Suhu Gelas Ukur
Jumlah Sisa (Rp) 3.000.000,00 5.250.000,00 100.000,00 5.190.000,00 550.000,00 2.500.000,00
Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2007), h.136.
2) Faktur Faktur berupa lembaran kertas yang dapat diarsipkan. Faktur berisi rinciang tentang (1) maksud pembelian, (2) tanggal pembelian, (3) jenis-jenis pembelian, (4) rincian barang yang dibeli, (5) jumlah pembayaran, (6) tanda tangan pemberi kuasa. Tabel 2.2 Faktur Pembayaran Nama Sekolah:
No:
Alamat Sekolah:
Tanggal:
Dibayarkan Kepada
:
Bagian
:
Jumlah
: Rp.
Terbilang
:
Keperluan
:
Direktur _________
Kasir
Yang Menerima
_______
_______________
Sumber: Data diolah dari SD Islam Binakheir 3) Buku Kas Buku kas mencatat rincian tentang penerimaan dan pengeluaran uang tersisa dan saldo secara harian. Contoh buku kas dapat di lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2.3 Buku Kas Nama Sekolah : Kecamatan : Kota : Kegiatan : Bulan: Maret No. Urut 791 792
Tanggal
Uraian
Penerimaan Rp.
01-Mar-14 Saldo Feb 2014 05-Mar-14 Biaya FC LKS 05-Mar-14 Iuaran O2SN
Mengetahui, Kepala Sekolah Sumber: Data diolah dari SD Islam Binakheir
Pengeluaran Rp.
Saldo
Rp. 10.254.988 Rp. 48.750 Rp. 10.206.238 Rp. 892.000 Rp. 9.314.238 Sukmajaya, Bendahara
4) Lembar Cek Lembar cek merupakan alat bukti bahwa pembayaran yang dikeluarkan adalah sah. Lembar cek dikeluarkan bila menyangkut tagihan atas pelaksanaan suatu transaksi. Tabel 2.4 Lembar Cek Nama Sekolah :
No. BKM:
Alamat
:
Telepon
:
Tanggal :
TANDA TERIMA Telah diterima dari
:
Jumlah
:
Terbilang
:
Keperluan
: Diserahkan Oleh:
Penerima:
……………………
………….
Sumber: Data diolah dari SD Islam Binakheir 5) Jurnal Jurnal merupakan pencatatan seluruh transaksi keuangan yang dilakukan setiap hari. 6) Buku Besar Data keuangan yang terdiri dari informasi dan jurnal dipindahkan ke buku besar atau buku kas induk pada akhir bulan. Buku besar mencatat kapan terjadinya transaksi pembelian, keluar masuknya uang, dan neraca saldonya. 7) Buku Kas Pembayaran Uang Sekolah Buku kas pembayaran berisi pembayaran tentang pembayaran uang sekolah siswa menurut tanggal pembayaran, jumlah, dan sisa tunggakan atau kelebihan pembayaran sebelumnya. 8) Buku Kas Piutang Buku ini berisi daftar/catatan orang yang berhutang kepada sekolah menurut jumlah uang yang terutang, tanggal pelunasan, dan sisa uang yang belum dilunasi. 9) Neraca Percobaan Tujuan diadakanya neraca percobaan adalah untuk mengetahui secara tepat keadaan neraca pertanggungjawaban keuangan secara tepat.79 79
Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar Ruzz Media, 2010), h. 178-181.
Dapat disimpulkan bahwa mengelola pelaksanaan anggaran artinya mempersiapkan pembukuan, melakukan pembelanjaan dan membuat transaksi, perhitungan, mengawasi pelaksanaan sesuai dengan prosedur kerja, serta dapat membuat laporan dan pertanggungjawaban keuangan. c. Evaluasi Anggaran Setelah melaksanakan rangkaian kegiatan mulai dari perencanaan dan pelaksanaan,
selanjutnya
sekolah
harus
dapat
mengevaluasi
dan
mempertanggungjawabkan terhadap apa yang telah dicapai dengan hasil yang telah dilakukan sesuai tujuan yang telah ditetapkan kepada pihakpihak yang berkepentingan (pemerintah, masyarakat, dan wali murid). Pertanggungjawaban merupakan suatu pembuktian dan penentuan bahwa apa yang dimaksud sesuai dengan yang telah dilaksanakan. Evaluasi
manajemen
keuangan
bertujuan
untuk
terselenggaranya
pembiayaan sekolah secara efektif.80 Oleh karena itu, manajemen sekolah akan berjalan baik dengan ditunjang oleh kesiapan seluruh komponenkomponen yang ada di sekolah. Menurut Sri Minarti, adapun faktor-faktor yang harus dimasukkan dalam fungsi evaluasi manajemen keuangan adalah sebagai berikut: 1) Mengusahakan suatu struktur yang terorganisasi dengan baik dan sederhana untuk menghilangkan salah pengertian antara komponen dalam manajemen sekolah. 2) Mengusahakan supervisi yang kuat untuk menghilangkan gap yang terjadi dalam keseluruhan pogram sekolah yang menyangkut penganggaran. 3) Mengusahakan informasi yang akurat dalam rangka pembuatan keputusan dan penilaian terhadap pelaksanaan kerja yang ada korelasinya dengan keuangan sekolah.81 Dapat disimpulkan bahwa evaluasi merupakan proses penilaian dalam pencapaian tujuan, artinya menilai pelaksanaan proses pengelolaan keuangan yang terjadi di sekolah, menilai pencapaian sasaran program, dan membuat rekomendasi untuk perbaikan anggaran yang akan datang.
80
Sri Minarti, Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 245. 81 Ibid, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 245-246.
D. Stakeholder 1. Pengertian Stakeholder Istilah stakeholder berasal dari bahasa Inggris yang terdiri dari dua suku kata, yaitu stake (kepentingan) dan holder (pemegang/pemangku). Stakeholder
merupakan
setiap
kelompok
atau
individu
yang
mempengaruhi atau terpengaruhi oleh kegiatannya. Setiap kelompok atau individu yang dapat membantu memberikan nilai awal pada sebuah organisasi.82 Nanang Fattah mendefinisikan, “stakeholders adalah pihakpihak (perseorangan atau lembaga) yang mempunyai kaitan kepentingan dengan sekolah, seperti orang tua siswa, pemerintah, perusahaan, masyarakat lainnya.”83 Welsh dan McGinn mendefinisikan, “stakeholder adalah orang-orang atau golongan yang memiliki kepentingan bersama dalam suatu tindakan tertentu, dan konsekuensinya, serta yang dipengaruhi olehnya.”84 Selanjutnya Freeman mendefiniskan, “stakeholder atau berkepentingan adalah tiap kelompok atau individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan organisasi.”85 Dari pendapat tokoh di atas,
maka dapat disimpulkan bahwa
stakeholders adalah individu/lembaga yang berkepentingan dalam setiap kegiatan dan pengambilan keputusan, sedangkan di dalam dunia pendidikan stakeholders atau pemangku kepentinganya adalah merupakan pihak-pihak yang terkait dalam pendidikan, seperti kepala sekolah, guru, karyawan, komite, orang tua, masyarakat, dan pemerintah yang memiliki keterlibatan langsung dalam memberikan dukungan dan pengawasan terhadap program-program yang dijalankan sekolah untuk menunjang kebutuhan peserta didik dan kegiatan operasional sekolah. 82
Budiyono, dkk, “Posisi Stakeholders Strategi Advokasi KIBBLA Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah,” Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 13, no. 3 (September 2010), h. 129. 83 Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), h. 164. 84 N. McGinn dan T. Welsh, Desentralisasi Pendidikan, Terj. Achmad Syahid (Ciputat: Logos, 2003), h. 86. 85 R. Edward Freeman, Buku Manajemen Strategik: Pendekatan terhadap Pihakpihak Berkepentingan Terj. Dari Strategic Management: A Stakeholder Approach oleh Rochmulyati Hamzah, (Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo, 1995), Cet. III, h. 60.
2. Tujuan Stakeholder Format kelembagaan dewan sekolah/komite sekolah yang merupakan bagian dari stakeholders dapat diarahkan kepada hal-hal seperti berikut: a. Merumuskan dan menetapkan berbagai kebijakan pengelolaan sekolah, pengembangan program, monitoring pelaksanaan, dan pertanggungjawaban mutu pendidikan sekolah secara demokratis dan transparan. b. Membantu memecahkan masalah-masalah pendidikan yang dihadapi sekolah, dan membantu pemerintah memonitoring pengelolaan pendidikan di sekolah. c. Memfasilitasi upaya peningkatan kinerja dan profesionalisme kepala sekolah, guru, dan staf lain yang terlibat dalam proses pendidikan anak sekolah sesuai dengan visi, misi, dan tujuan yang hendak dicapai. d. Menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan sekolah dalam upaya meningkatkan proses belajar mengajar. e. Mengembangkan dan menetapkan program kurikulum yang efektif sesuai dengan kebutuhan anak dan masyarakat. f. Memfasilitasi dan mengontrol penerapan sistem manajemen sekolah yang transparan dan demokratis dalam pendayagunaan berbagai sumber daya yang tersedia.86 Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tujuan stakeholders sekolah adalah berpartisipasi atas kebijakan sekolah, memberikan masukan atas masalah-masalah yang dihadapi sekolah, dan ikut mengawasi kegiatan yang dilakukan oleh sekolah.
3. Peran dan Fungsi Stakeholder Dalam lampiran II Kepmendiknas No. 044 tahun 2002 peran dan tugas komite sekolah (bagian stakeholders) adalah: a. Pemberian pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan. b. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran maupun tenaga dalam penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan. c. Pengontrol (controlling agency) dalam rangka partisipasi dan akuntabilitas penyelengaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.87 Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peran dan fungsi stakeholders adalah sebagai pendukung dalam meyelenggrakan kebijakan, 86
Engkoswara, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 298 Ibid,. h. 299.
87
pemberi saran ataupun kritik, dan pemyumbang materi maupun gagasan/ide dalam terlaksananya kegiatan/program di sekolah.
4. Kategori Stakeholder Menurut
Crosby
dalam
Sekar
Utama,
kategori
stakeholder
dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: a. Stakeholder utama, yaitu pihak yang menerima dampak positif ataupun negatif dari suatu kegiatan. b. Stakeholder pendukung, yaitu pihak yang berperan sebagai perantara dalam proses penyampaian kegiatan. c. Stakeholder kepentingan kunci, yaitu pihak yang memiliki pengaruh yang kuat atau penting.88 Dapat disimpulkan bahwa stakeholder dalam bidang pendidikan terdari dari 2 (dua) kategori yaitu, stakeholder internal terdiri dari guruguru, tenaga kependidikan, dan peserta didik, dan stakeholder eksternal terdiri dari orang tua peserta didik, masyarakat, dan pemerintah.
E. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian sebelumnya yang telah membahas mengenai transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan di lembaga sekolah telah penulis telusuri dan amati. Penulis menemukan terdapat karya tulis dan hasil penelitian yang relevan dengan judul yang diangkat oleh penulis, seperti: Penelitian yang dilakukan Giyanto dengan judul “Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Sekolah Dasar Negeri Belah 1 Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan,” hasil penelitiannya adalah perencanaan dana BOS telah dilaksanakan secara transparan dilihat dari aspek orientasi tujuan, proses penyusunan dan keterlibatan para guru, dan partisipasi komite sekolah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi.89
88
Sekar Utama, Tubagus Furqon Sofhani, Proses Pembentukan Kampung Kreatif (Studi kasus: Kampung Dago Pojok dan Cikujang, Kota Bandung), Jurnal Perencanaan dan Wilayah dan kota Vol. 3, hal. 151. 89 Giyanto, “Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Sekolah Dasar Negeri Belah 1 Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan,”Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013.
Penelitian yang dilakukan oleh Ristya Dwi Anggraini dengan judul “Transparansi, Partisipasi, Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Dana BOS dalam Program RKAS di SDN Pacarkeling VIII Surabaya,” hasil penelitiannya adalah transparansi pengelolaan anggaran dana BOS dalam program RKAS di SDN Pacarkeling VII sangat transparan. Hal tersebut dilihat dari terbukanya informasi mengenai penerimaan dana BOS serta informasi yang disediakan mengenai anggaran dana BOS dalam Program RKAS. Dalam akuntabilitas dilihat dengan laporan pertanggungjawaban penggunaan dana BOS berupa lampiran formulir BOS. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah tipe penelitian deskriptif.90 Penelitian yang dilakukan oleh Diah Parwita Desi dengan judul “Evaluasi Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Banyumas,” hasil penelitiannya adalah secara keseluruhan, evaluasi atas akuntabilitas dan transparansi pengelolaan keuangan SMP Negeri di Kabupaten Banyumas telah diselenggarakan secara akutabel dan transparan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah studi kasus.91 Penelitian yang dilakukan oleh Denny Boy dan Hotniar Siringoringo, “Analisis
Pengaruh
Akuntabilitas
dan
Transparansi
Pengelolaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) terhadap Partisipasi Orang Tua Murid,” hasil penelitiannya adalah Sikap akuntabel dan transparan satuan pendidikan dalam Pengelolaan APBS jika dilakukan baik secara simultan maupun secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap partisipasi orang tua murid dalam pembiayaan pendidikan. Jika dibandingkan antara sikap akuntabilitas dan transparansi, pengaruh akuntabilitas lebih kuat dibandingkan pengaruh transparansi terhadap partisipasi orang tua murid. Semakin akurat dan tepat waktu pelaporan penggunaan dana yang dikumpulkan dari orang tua murid, maka 90
Ristya Dwi Anggraini, “Transparansi, Partisipasi, Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Dana BOS dalam Program RKAS di SDN Pacarkeling VIII Surabaya,” Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, Vol. 1, No. 2, Mei-Agustus 2013. 91 Diah Parwita Desi, “Evaluasi Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri di Kabupaten Banyumas,” Tesis Universitas Indonesia, Jakarta, 2008.
akan semakin tinggi partisipasi orang tua murid dalam pembiayaan penyelenggaraan
pendidikan.
Metode
penelitian
yang
digunakan
pendekatan kuantitatif.92 Dan Penelitian yang dilakukan oleh Rediana Setiyani dengan judul “Pengaruh Prinsip Keadilan, Efisiensi, Transparansi, dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan terhadap Produktivitas SMK (Kajian Persepsi Guru
SMK
Se-Kabupaten
Kendal),”
hasil
penelitiannya
adalah
transparansi pengelolaan keuangan tidak berpengaruh secara signifikan. Hal ini dikarenakan akses informasi terkait pengelolaan keuangan sekolah tidak mudah untuk didapatkan. Tingkat transparansi ini dapat dilihat bahwa kepala sekolah telah mensosialisasikan dan mempublikasikan program serta kebijakan sekolah kepada orang tua dan anggota komite. Sedangkan pengaruh akuntabilitas pengelolaan keuangan terhadap produktivitas SMK , yaitu memberikan kepercayaan kepada stakeholders untuk berpartisipasi dalam pendidikan di SMK. Akuntabilitas pengelolaan keuangan di SMK didukung oleh beberapa indikator, meliputi keterlibatan semua pihak dalam penetapan APBS, kesesuaian antara pelaksanaan dengan standar prosedur atau rencana pelaksanaan yang telah disepakati, adanya output atau outcome yang terukur, laporan keuangan periodik, dan pertanggungjawaban tahunan. Keterlibatan guru dalam penetapan APBS berada pada katagori sering terlibat, yaitu guru dalam satu kompetensi keahlian merencanakan kebutuhan kompetensi keahlian yang merupakan aktualisasi dari program yang akan dilakukan. Metode penelitiannya, yaitu uji pengaruh dengan pendekatan kuantitatif.93 Dari kelima penelitian terdahulu seperti pemaparan di atas, terdapat kesamaan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, yaitu transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan. Akan tetapi dari kelima penelitian tersebut tidak ada yang benar-benar sama dengan masalah yang akan 92
Denny Boy dan Hotniar Siringoringo, “Analisis Pengaruh Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS) terhadap Partisipasi Orang Tua Murid”, Jurnal Ekonomi Bisnis No. 12 Vol. 14, Agustus 2009. 93 Rediana Setiyani, “Pengaruh Prinsip Keadilan, Efisiensi, Transparansi, dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan terhadap Produktivitas SMK (Kajian Persepsi Guru SMK Se-Kabupaten Kendal)”, Jurnal Ekonomi, September 2014, diakses melalui www.multiparadigma.lecture.ub.ac.id pada pukul 21.00 WIB, tanggal 04 Januari 2016.
diteliti. Dari penelitian di atas yang dilakukan oleh Diah Parwita Desi, Giyanto, dan Ristya Dwi Anggraini merupakan penelitian mengenai transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan dana BOS di sekolah negeri, sedangkan Denny Boy dan Hotniar Siringoringo merupakan analisis pengaruh akuntabilitas dan transparansi pengelolaan APBS, serta Rediana Setyani meneliti di tingkat SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), yaitu tentang pengaruh prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan terhadap produktivitas SMK. Dari hasil yang peneliti dapatkan bahwa perbedaan yang terdapat dari penelitian sebelumnya khusus mengenai penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan di sekolah yang dilakukan oleh Diah, Giyanto, Ristya, Denny, Hotniar, dan Rediana bahwa objek penelitiannya terfokus pada anggaran dana APBD, APBS dan dana BOS karena objek yang diteliti merupakan sekolah negeri. Sedangkan penelitian yang
akan
dilakukan
peneliti
merupakan
sekolah
swasta
yang
mendapatkan dana tidak hanya dari pemerintah (dana BOS) melainkan dana yang sebagian besar berasal dari orang tua peserta didik dan masyarakat sehingga proses penganggaran yang dilakukan sekolah swasta tersebut berbeda dengan sekolah negeri.
F. Kerangka Berpikir Sekolah yang maju biasanya ditentukan oleh berbagai macam aspek mulai dari mutu masukan dan lulusan yang unggul, sarana dan prasaran yang lengkap dan memadai, tenaga pendidik dan kependidikan yang handal, dan tentunya manajemen/pengelolaan keuangan yang baik. Masalah yang dirasakan oleh stakeholders di setiap sekolah mengenai pengelolaan keuangan sekolah timbul akibat kurangnya keterbukaan dan tanggung jawab pihak sekolah dalam mengelola sumber keuangan, kurangnya keterlibatan stakeholders dalam perencanaan anggaran, kurangnya pengetahuan stakeholders dalam pengelolaan anggaran, dan belum adanya media sebagai alat informasi mengenai laporan keuangan. Hal tersebut menunjukkan pihak sekolah belum menerapkan prinsip manajemen keuangan, yaitu prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Namun, untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya tujuan yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan sekolah agar dapat memberikan keterbukaan dan tanggungjawab kepada para pemegang kepentingan atas akses informasi mengenai sumber dan penggunaan anggaran sekolah sehingga terciptanya penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan sekolah kepada stakeholders. Dalam kenyataan yang terjadi dilapangan bahwasannya terdapat masalah yang timbul akibat lemahnya penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan sekolah kepada stakeholders, maka dari itu dengan adanya masalah tersebut dibutuhkan strategi-strategi yang dapat menciptakan penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan sekolah yaitu dengan adanya pendidikan dan pelatihan kepada staff atau tenaga kependidikan di bidang keuangan, perlu adanya audit keuangan di sekolah, perlu adanya supervisi yang dilakukan secara langsung oleh ketua yayasan/kepala sekolah dan adanya studi banding ke sekolah yang telah menerapkan prinsip pengelolaan keuangan dengan baik. Jika penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan dilaksanakan dengan baik, maka akan menciptakan kepercayaan para pemangku kepentingan terhadap kinerja sekolah dalam bidang keuangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar kerangka berpikir sebagai berikut:
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir INPUT Kondisi Nyata
1. Kurangnya transparansi dan akuntabilitas dalam penyusunan, pelaksanaan, dan evaluasi anggaran. 2. Kurang melibatkan stakeholders dalam perencanaan anggaran. 3. Kurangnya pengetahuan stakeholders mengenai pengelolaan keuangan sekolah. 4. Belum adanya media sebagai alat informasi mengenai laporan keuangan.
PROSES
OUTPUT
mMasalah
Strategi
Hasil
Lemahnya penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan sekolah kepada stakeholders.
1. Perlunya pendidikan dan pelatihan dalam bidang keuangan sekolah. 2. Perlu adanya audit keuangan sekolah. 3. Perlunya kegiatan studi banding ke lembaga/sekolah yang bagus dalam pengelolaan keuangan. 4. Perlu adanya peningkatan wawasan staf keuangan dalam menjalankan tugasnya. 5. Perlunya supervisi ketua yayasan/ kepala sekolah.
Terlaksananya penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan sekolah kepada stakeholders.
Feedback
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Islam Binakheir yang berlokasi di Jalan Raden Saleh, Setu Baru Studio Alam TVRI Sukmajaya-Depok 16412. Waktu penelitian: Tabel 3.1 Jadwal Penelitian No
Hari/tanggal
Waktu
Keterangan
-
Pembuatan Proposal
11.00 WIB
Seminar Proposal
1.
Juni 2014
2.
Rabu, 24 September 2014
3.
Oktober 2014 – Desember 2015
-
Bimbingan Skripsi
4.
17 September 2015
-
Permohonan Izin Penelitian
5.
September – November 2015
-
Pelaksanaan Penelitian
6.
November - Desember 2015
-
Pengolahan Data
B. Metode Penelitian Metode yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif, yaitu penelitian yang memaparkan apa yang terjadi dalam sebuah kancah, lapangan atau wilayah tertentu.94 Penelitian deskriptif
ini
digunakan
untuk
mengetahui
gambaran
mengenai
“Penerapan Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan Keuangan kepada Stakeholders di SD Islam Binakheir.”
94
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2010), h. 198
Adapun tujuan penelitian kualitatif deskriptif adalah untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta yang sedang/telah diteliti.95
C. Sumber Data Penentuan sumber data dalam penelitian ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa orang tersebut dianggap paling mengetahui tentang masalah yang akan diteliti atau secara purposive sampling.96 Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menduduki jabatan sebagai pengelola sekolah. 2. Individu yang terlibat dalam proses penyusunan anggaran. 3. Telah menduduki jabatan minimal 1 (satu) tahun. Sumber data dalam penelitian ini merupakan unsur-unsur penting yang terkait dengan masalah penelitian, yakni Ali Badrudin, M. Pd sebagai Direktur SD Islam Binakheir, Ade Maria Ulfah, SE sebagai Kepala Keuangan sekaligus Bendahara SD Islam Binakheir, Ferry Veronika, SE sebagai Kepala SD Islam Binakheir, Melindra, S. Si sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Abdullah Zahir, SH sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum dan Cindy Arifianti sebagai Ketua Komite SD Islam Binakheir.
D. Teknik Pengumpulan Data Untuk mengumpulkan data yang cukup dan sesuai dengan pokok permasalahan yang diteliti, maka penulis menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dimana satu sama lain saling terkait dan melengkapi, yaitu : 1. Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu penelitian yang dilakukan dengan mendatangi langsung ke objek penelitian, yaitu SD Islam Binakheir untuk mendapatkan data dilapangan penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut: 95
Sumadi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), h. 18. 96 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 218.
a. Wawancara Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara sebagai teknik pengumpulan data dan melakukan wawancara kepada informan yang dilakukan secara purposive, yakni pihak informan yang dipilih merupakan pihak yang dianggap paling mengetahui dan memahami tentang masalah dalam penelitian ini, yaitu Ali Badrudin, M. Pd sebagai Direktur SD Islam Binakheir, Ade Maria Ulfah, SE sebagai Kepala Keuangan sekaligus Bendahara SD Islam Binakheir, Ferry Veronika, SE sebagai Kepala SD Islam Binakheir, Melindra, S. Si sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Abdullah Zahir, SH sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum dan Cindy Arifianti sebagai Ketua Komite SD Islam Binakheir untuk menjelaskan mengenai
penerapan prinsip
transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan sekolah kepada stakeholders. Peneliti menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis. Instrumen yang dibawa merupakan pedoman wawancara, maka pengumpulan data juga dapat menggunakan alat bantu seperti tape recorder, lembar kerja, dan buku catatan. b. Studi Dokumen Studi dokumen yang dilakukan peneliti
bertujuan
untuk
memperoleh data yang berkaitan dengan data penelitian yang diperlukan dan penting untuk mengetahui
penerapan prinsip transparansi dan
akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan sekolah kepada stakeholders mulai dari tahap
perencanaan,
dokumentasi dapat sekolah, bukti
diperoleh
pelaksanaan, dari
laporan
dan
evaluasi.
Studi
pertanggungjawaban
RKAS (Rencana dan Kegiatan Anggaran Sekolah),
laporan pajak ke pemerintah, dan Standar Operasional Prosedur (SOP) keuangan sekolah. 2. Data Kepustakaan (Library Research) Metode ini digunakan untuk memperoleh data atau teori mengenai transparansi, akuntabilitas, pengelolaan keuangan, dan stakeholders dari berbagai sumber, yaitu buku, jurnal, dan hasil penelitian (skripsi dan tesis).
Dalam membuat kisi-kisi pedoman wawancara, peneliti menggunakan teori dari buku Nico Adrianto yang berjudul “Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui e-Government” dan buku Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Pada Era Otonomi Daerah mengenai indikator tercapainya transparansi, sedangkan dalam membuat indikator tercapainya akuntabilitas menggunakan teori dari buku Adrian Sutedi yang berjudul “Implikasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam Kerangka Otonomi Daerah”. Adapun penjelasan kisi-kisi instrumen wawancara dan studi dokumentasi dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.2 Kisi-kisi Pedoman Wawancara Butir No. 1.
Variabel
Aspek Masalah
Prinsip
Transparansi
1. Kerangka kerja
dalam
Pengelolaan
2. Akses masyarakat
Keuangan Sekolah.
Soal/Pertanyaan 1,2,3,4 5,6,7,8,9,10,11
3. Audit yang independen
13
dan efektif 4. Keterlibatan
masyarakat
dalam
14,15,16
pembuatan
keputusan anggaran 5. Bertambahnya dan
wawasan
17
pengetahuan
stakeholders
18
6. Meningkatnya kepercayaan stakeholders
19
7. Meningkatnya partisipasi stakeholders 8. Berkurangnya
20
pelanggaran 2.
Prinsip Akuntabilitas dalam Pengelolaan Keuangan Sekolah.
1. Dokumentasi informasi
dan
21,22
2. Sesuai standar etika dan
23,24
nilai-nilai yang berlaku 3. Adanya sasaran kebijakan 4. Tolak ukur
25 26,27
5. Penyebaran informasi
28
6. Mekanisme
29
pengaduan
masyarakat 7. Ketersediaan
sistem
30,31
informasi manajemen dan monitoring
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Studi Dokumen No.
Dimensi
1.
Organisasi
Sumber Dokumen Profil sekolah Sejarah berdirinya sekolah Visi, misi, tujuan, dan sasaran Sekolah Struktur organisasi sekolah Sarana dan prasarana
2.
Ketenagaan Data tenaga kependidikan Data tenaga pendidik Data peserta didik
3.
Keuangan
Laporan Keuangan dan SPJ dana BOS RKAS Tugas dan Tanggung Jawab Staff Keuangan Surat Keputusan Kebijakan Anggaran Surat Setoran Pajak Proposal dan laporan pertangunggjawaban kegiatan
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data Dalam pengujian keabsahan data, metode penelitian kualitatif berbeda dengan metode kuantitatif.
Ada berbagai macam cara pengujian
keabsahan data dan salah satunya adalah triangulasi. Dalam penelitian kualitatif, triangulasi menjadi sangat penting untuk membantu pengamatan menjadi lebih jelas dan terang sehingga informasi yang didapatkan menjadi lebih jernih. Triangulasi merupakan proses validasi yang harus dilakukan dalam riset untuk menguji keabsahan data dengan sumber data yang lainnya. Untuk analisis
data, peneliti akan melakukan analisis data yang
bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data, seperti wawancara, dokumentasi, serta sumber data yang telah ada untuk dapat disimpulkan. Serta teknik analisa data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Adapun penjelasan mengenai reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan, sebagai berikut: 1. Reduksi data adalah membuat kategori berdasarkan macam atau jenis yang sama, membuang data yang tidak diperlukan. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data. 2. Penyajian data adalah melakukan penyajian dengan memisahkan pola yang berbeda sesuai dengan jenis dan macamnya sehingga strukturnya mudah dipahami. 3. Penarikan kesimpulan adalah kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang merupakan jawaban rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal.97
97
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 247-253.
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Sekolah Dasar (SD) Islam Binakheir 1. Sejarah Singkat SD Islam Binakheir Sekolah Dasar Islam Binakheir didirikan pada tahun 2006, berlokasi di Jl. Raden Saleh, Setu Baru Studio Alam TVRI Sukmajaya-Depok 16412. Pada tanggal 02 Januari 2006 memperoleh SK pendirian serta pada tanggal 01 Juni 2015 SD Islam Binakheir mendapatkan surat izin operasional dari Dinas Pendidikan Kota Depok. SD Islam Binakheir merupakan sekolah yang berada di naungan Yayasan Jamiat Kheir yang telah berdiri dari satu abad lalu, berpusat di Tanah Abang, Jakarta Pusat. SD Islam Binakheir memadukan unsur terbaik kurikulum nasional terbaru serta kurikulum internasional dari lembaga pendidikan yang berpengalaman dan berprestasi, yaitu SD Islam Lazuardi GIS yang dijadikan acuan. SD Islam Binakheir menerapkan sistem tritunggal, yaitu bahasa Indonesia, Inggris, dan Arab. Sekolah ini memadukan antara agama dan sains serta didukung oleh guru-guru berpengalaman dan bereputasi di dunia pendidikan. Dalam menyelenggarakan kegiatannya SD Islam Binakheir memanfaatkan semua temuan mutakhir di bidang pendidikan, antara lain contextual learning, quantum learning, acceralated learning, dan multiple intellegences. SD Islam Binakheir telah mengalami perubahan kepemimpinan kepala sekolah, dimana pada awalnya SD Islam Binakheir dipimpin oleh Ibu Fauziah Shahab (2006), Bapak Ali Badrudin, M. Pd (2006-2014), dan sekarang dipimpin oleh Ibu Ferry Veronika, S.E (2015). Sumber: WEB SD Islam Binakheir, diakses pada tanggal 07 Oktober 2015.
2. Struktur Organisasi Bagan 4.1 Struktur Organisasi Ketua Yayasan Jamiat Kheir Kazim Salim Al Hiyed
Direktur SDI Binakheir Ali Badrudin, M. Pd
Sekretaris
Kepala SDI Binakheir
Kepala SMP
Ferry Veronika, SE
Ali B, M. Pd
Staff TU SDI Binakheir
Staff TU SMP
Wakasek Bidang Kurikulum
Wakasek Bidang Kesiswaan
Dewan Guru
General Affair Dadang M.
Finance Affair Ade M. Ulfah, SE
Wakil Kepala Sekolah
Dewan Guru
(Sumber: Pofil Sekolah, Tahun 2015)
3. Visi dan Misi SD Islam Binakheir Visi
: “Mencapai Sekolah Berkarakter Islami, Cerdas dan Berakhlak,
Berwawasan Internasional.” Misi
: “Berupaya membentuk siswa-siswi yang memiliki IQ, EQ, dan
SQ yang seimbang, yakni insan yang berwawasan Islam, berakhlak mulia,
mencintai ilmu dan pengembangannya, serta kreatif dan berinisiatif.” Sumber: Profil Sekolah, Tahun 2010. Dapat dilihat bahwa visi dan misi SD Islam Binakheir bertujuan untuk membangun siswa berkarakter Islami dengan membentuk akhlak yang baik sesuai dengan ajaran agama Islam, mampu mengembangkan kecerdasan kognitif, spiritual, dan emosional siswa serta dapat mengembangkan minat dan bakatnya.
4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
24 23 22 21 20
Data Pegawai
19 Data Pegawai
Guru di SD Islam Binakheir berjumlah 21 orang yang terdiri dari 7 orang berjenis kelamin laki-laki dan 14 orang berjenis kelamin perempuan. Saat ini tenaga pendidik yang memiliki NUPTK (Nomor Unik Pendidik dan Tenaga Kependidikan) berjumlah 17 orang. Guru tetap yayasan berjumlah 14 orang dan guru honor berjumlah 7 orang. Guru yang memiliki pendidikan terakhir S2 berjumlah 2 orang, pendidikan terakhir S1 berjumlah 18 orang dan pendidikan D3 berjumlah 1 orang. Karyawan di SD Islam Binakheir berjumlah 22 orang terdiri dari 14 orang berjenis kelamin laki-laki dan 8 orang berjenis kelamin perempuan. Tenaga kependidikan yang memiliki NUPTK berjumlah 7 orang. Rincian data pendidik dan tenaga kependidikan untuk lebih jelasnya terdapat pada lampiran no. 3 dan 4. Sumber: Laporan Sekolah, Tahun 2014.
5. Data Rombongan Belajar (Rombel)
Jumlah Siswa 30 25 20 15 10 Jumlah Siswa
5 0
SD Islam Binakheir memiliki 15 rombongan belajar, yang terdiri dari 4 rombongan belajar kelas 1, 4 rombongan belajar kelas 2, 1 rombongan belajar kelas 3, 2 rombongan belajar kelas 4, 2 rombongan belajar kelas 5, dan 2 rombongan belajar kelas 6. Jumlah seluruh siswa sebanyak 255 anak, yang terdiri dari 139 siswa laki-laki dan 116 siswa perempuan. Rincian data rombongan belajar untuk lebih jelasnya terdapat pada lampiran no. 5. Sumber: Laporan Sekolah, Tahun 2014.
6. Data Orang Tua Peserta Didik a. Penghasilan Orang Tua Tabel 4.1 Penghasilan Orang Tua Penghasilan L P
Total
≤ Rp. 500.000
38
44
57
Rp. 500.000 – Rp. 999.999
0
0
0
Rp. 1.000.000 – Rp. 1.999.999
1
1
2
Rp. 2.000.000 – Rp. 4.999.999
47
40
87
Rp. 5.000.000 – Rp. 20.000.000
58
51
109
≥ Rp. 20.000.000
0
0
0
144
136
255
Total (Sumber: Laporan Sekolah, Tahun 2014)
Dapat dilihat dari data di atas bahwa penghasilan orang tua siswa SD Islam Binakheir pada posisi atas berpenghasilan menengah ke atas yaitu Rp. 5.000.000 – Rp. 20.000.000 per bulan dengan jumlah 109 orang, posisi kedua berpenghasilan Rp. 2.000.000 – Rp. 4. 999.999 per bulan dengan jumlah 87 orang, posisi ketiga berpenghasilan ≤ Rp. 500.000 per bulan dengan jumlah 57 orang, dan posisi keempat Rp. 1.000.000 – Rp. 1.999.999 per bulan dengan jumlah 2 orang. b. Jenjang Pendidikan dan Jenis Pekerjaan Orang Tua Tabel 4.2 Pendidikan dan Pekerjaan Orang Tua Jenjang Pendidikan
Total
Jenis Pekerjaan
Total
SMA/Sederajat
20
Karyawan Swasta
178
Diploma 1
5
PNS/TNI/Polri
36
Diploma 2
2
Wiraswasta
23
Diploma 3
24
Wirausaha
5
Strata 1
146
Buruh
1
Strata 2
54
Lainnya
12
Strata 3
4 Total
255
Total
255
(Sumber: Laporan Sekolah, Tahun 2014) Dapat dilihat bahwa pendidikan terakhir orang tua siswa SD Islam Binakheir yang paling tinggi tingkat pendidikan terakhir yaitu, Strata 1 (S1) berjumlah 146 orang, Strata 2 (S2) berjumlah 54 orang, SMA/Sederajat berjumlah 20 orang, Diploma 3 (D3) berjumlah 24 orang, Diploma 1 (D1) berjumlah 5 orang, Strata 3 (S3) berjumlah 4 orang, dan Diploma 2 (D2) berjumlah 2 orang. Sedangkan pekerjaan orang tua siswa SD Islam Binakheir paling banyak sebagai karyawan swasta dengan jumlah 178 orang, PNS/TNI/Polri berjumlah 36 orang, wiraswasta 23 orang, wirausaha berjumlah 5 orang, dan buruh berjumlah 1 orang.
B. Deskripsi Data 1. Program Sekolah Program kegiatan sekolah yang terdapat di SD Islam Binakheir pada tahun ajaran 2014/2015 berjumlah 24 kegiatan yang terdiri dari: Masa orientasi siswa grade 1 merupakan kegiatan masa pengenalan siswa baru terhadap lingkungan sekolah Binakheir, dan mengetahui karakter siswa lebih mendalam kaitannya dengan pembagian kelas. Jumlah siswa kelas 1 sebanyak 62 orang. Masa orientasi seluruh siswa merupakan kegiatan dalam rangka menjalankan visi dan misi SD Islam Binakheir. Kegiatan tersebut dihadiri oleh 194 siswa dan anggaran dana tersebut berasal dari uang kegiatan tahunan. Ramadhan camp (pesantren kilat) merupakan kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT melalui penanaman nilai-nilai kemuliaan yang terkandung di dalam bulan suci Ramadhan. Kegiatan pesantren ramadhan tersebut diikuti oleh kelas 4, 5, dan 6 dengan jumlah siswa 104 siswa. Anggaran dana kegiatan tersebut berasal dari uang kegiatan tahunan. Buka puasa bersama merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mempererat tali silahturahmi. Kegiatan tersebut melibatkan guru, karyawan, dan komite sekolah. Anggaran dana kegiatan berasal dari uang kegiatan tahunan. Halal Bi Halal merupakan kegiatan silahturahmi yang dilakukan oleh seluruh warga SD Islam Binakheir, setelah Idhul Fitri dan memasuki hari pertama sekolah. Kegiatan HUT RI 2014, merupakan perayaan hari kemerdekaan Indonesia. SD Islam Binakheir melalukan perayaan tersebut dengan mengadakan lomba. Kegiatan tersebut melibatkan siswa kelas 1-6 dengan jumlah 255 orang. Assembly merupakan wadah penyaluran kreatifitas dan bakat siswa dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan. Kegiatan tersebut diikuti oleh kelas 1-5 dengan jumlah siswa sebanyak 225 orang. Manasik Haji merupakan kegiatan dalam rangka memberikan pengalaman kepada siswa untuk belajar melakukan ibadah haji dan menyambut datangnya hari raya Idhul Adha 1435 H. Kegiatan manasik haji diikuti oleh siswa kelas 2-6 dengan jumlah 196 orang. Pemotongan hewan qurban merupakan bentuk
kegiatan siswa untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT dengan berbagi kepada sesama melalui penyembelihan dan pembagian daging hewan qurban. Peserta kegiatan terdiri dari seluruh siswa SD Islam Binakheir, guru dan karyawan. Peringatan sumpah pemuda merupakan kegiatan lomba yang dilakukan oleh seluruh kelas 1-6. HKSN merupakan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional, siswa kelas 1-6 mengikuti acara tersebut dengan berbagi kepada sesama di lingkungan SD Islam Binakheir. Renang merupakan kegiatan olahraga yang dilakukan oleh siswa SD Islam Binakheir mulai dari kelas 1 sampai kelas 6 dengan jumlah siswa 255 orang. Tujuan kegiatan renang adalah siswa mampu melakukan tehnik dasar meluncur, pengambilan nafas, dan gaya bebas secara tepat. pemasukan atau anggaran dana untuk kegiatan renang berasal dari uang kegiatan tahunan. Field Trip merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengenal tempat umum dan aktivitas yang ada di dalamnya. Kelas 1 dengan jumlah siswa 62 orang, mengunjungi Rumah Sakit HGA, dan Pasar Agung Depok 2. Kelas 2 mengunjungi Istana Lebah Cibubur, siswa yang mengikuti kegiatan tersebut berjumlah 65 orang. Kelas 3 mengunjungi peternakan sapi perah Hj. Nunung di Kukusan, Beji-Depok. Dengan jumlah siswa 25 orang. Kelas 4 mengadakan kunjungan ke percetakan Gema Insani Press, dengan jumlah siswa 33 orang. Kelas 5 mengunjungi PT. YKK Zipper, dengan jumlah siswa 36 orang. Dana kegiatan Field Trip seluruhnya bersumber dari uang kegiatan tahunan. Class meeting merupakan wadah untuk memberikan pengalaman terhadap siswa tentang cara bagaimana bekerjasama dalam kelompok, kerja keras, menghargai kemenangan dan belajar dari setiap kekalahan. SD Islam Binakheir mengadakan kegiatan lomba pada setiap akhir semester genap. Peserta lomba terdiri dari kelas 1-6 dengan jumlah 255 orang. Cooking day merupakan kegiatan siswa yang bertujuan untuk melakukan praktek memasak secara langsung, dan mengetahui proses memasak, mengenal berbagai menu masakan dan minuman. Kegiatan tersebut melibatkan siswa kelas 2-6 dengan jumlah 194 orang. Anggaran dana kegiatan cooking day berasal dari uang kegiatan tahunan.
Mini farming merupakan kegiatan mengenal lingkungan yang diajarkan kepada seluruh siswa di SD Islam Binakheir, tujuan kegiatan tersebut adalah siswa diharapkan mampu menanam tumbuhan dan memelihara lingkungan. Science fair merupakan kegiatan lomba yang diikuti oleh siswa SD Islam Binakheir. Perjusa
(Perkemahan
Jumat Sabtu) merupakan kegiatan
kepramukaan siswa yang bertujuan untuk memperdalam rasa memiliki dan cinta terhadap sekolah dan gugus depan, menjalankan SK KWARNAS No. 107 tahun 1999, melatih kemandirian siswa, dan melatih sikap kerja sama yang baik. Kegiatan tersebut diikuti oleh kelas 4 dan 5 dengan jumlah siswa 69 orang. Pekan maulid nabi Muhammad SAW merupakan kegiatan dalam rangka mengenang kelahiran nabi Muhammad. Tujuan kegiatan tersebut adalah menumbuhkan rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW, meneladani akhlak rasulullah, dan mengetahui sejarah kehidupan nabi Muhammad. Dana kegiatan tersebut berasal dari uang kegiatan tahunan. Seluruh siswa kelas 1-6 terlibat dalam kegiatan tersebut dengan jumlah 255 orang. Foto kelas merupakan kegiatan yang diadakan setiap satu tahun sekali untuk mengabadikan kebersamaan siswa-siswi beserta guru dan pengambilan pas foto untuk kelengkapan administrasi siswa kelas 1-6. Jumlah siswa kelas 1-6 adalah 255 orang. Anggaran dana kegiatan tersebut berasal dari uang kegiatan tahunan. Karyawisata merupakan salah satu metode pembelajaran yang efektif bagi peserta didik dengan memberikan pengalaman langsung kepada siswa tentang materi pelajaran yang sedang dipelajari. Kelas 1 mengunjungi Kidzania, Jakarta dengan jumlah siswa 63 orang. Kelas 2 mengunjungi Taman Mini Indonesia Indah dengan jumlah siswa 63 orang. Kelas 3 mengunjungi sarana edukasi outbound yang berlokasi di Ciseeng-Bogor dengan jumlah siswa 25 orang. Kelas 4 mengunjungi Taman Safari Indonesia, Cisarua-Bogor dengan jumlah siswa 33 orang. Kelas 5 mengunjungi museum Bank Indonesia, museum sejarah Jakarta, dan Planetarium. Kegiatan tersebut bertujuan untuk mengenalkan sejarah kegiatan ekonomi Indonesia, perjuangan bangsa Indonesia, dan planet tata surya. Siswa kelas 5 berjumlah 36 orang. Kelas 6
mengunjungi Lembang, Bandung. Kegiatan tersebut diikuti oleh siswa kelas 6 dengan jumlah 32 orang. Anggaran dana karyawisata mulai dari kelas 1 sampai kelas 6 berasal dari uang kegiatan tahunan. Peran profesi merupakan kegiatan untuk menjalankan program menuju sekolah adiwiyata. Kegiatan ini melibatkan seluruh siswa kelas 1, 2, 3, 4, dan 5. Siswa akan menyimak presentasi dari relawan peduli lingkungan tentang pemilihan dan pengolahan sampah. Siswa terjun langsung ke masyarakat dalam mensosialisasikan tentang pemilahan sampah, dana kegiatan tersebut berasal dari uang kegiatan tahunan. PAT (Pentas Akhir Tahun) merupakan kegiatan untuk memberikan sarana bagi peserta didik dalam menunjukkan kemampuannya dalam bidang kesenian. Seperti menari, menyanyi, dan bermain musik. Graduation merupakan bentuk kegiatan penghargaan sekolah kepada seluruh siswa kelas 6 yang akan melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Kegiatan tersebut melibatkan seluruh siswa kelas 6 yang berjumlah 34 orang dan mengundang orang tua siswa kelas 6. Anggaran dana graduation berasal dari uang kegiatan tahunan. Program/kegiatan SD Islam Binakheir, diklasifikasikan menjadi 3 kelompok, yaitu: 1. Akademik, terdiri dari kegiatan MOS Grade I dan All Grade, Renang, Peringatan Sumpah Pemuda, Fieldtrip, Science Fair, Perjusa (Perkemahan jumat-sabtu), Peran profesi, mini farming, karyawisata dan graduation. 2. Sosial keagamaan, terdiri dari kegiatan Ramadhan Camp, Buka puasa bersama, Halal Bi Halal, Idhul Adha (Manasik Haji), Pemotongan hewan qurban, HKSN (Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional), dan Maulid Nabi. 3. Olahraga, kesenian, dan hobi, terdiri dari kegiatan Lomba peringatan HUT RI, Assembly, Class meeting, Cooking day, Foto kelas, dan Pentas akhir tahun. Jadwal pelaksanaan kegiatan dijelaskan pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.3 Jadwal Kegiatan No.
Kegiatan
Tanggal Pelaksanaan
1.
MOS (Masa Orientasi Siswa) Grade 1
25-26 Juni 2014
2.
MOS All Grade
14 Juli 2014
3.
Ramadhan Camp
17-18 Juli 2014
4.
Buka Puasa Bersama
5.
Halal Bihalal
16 Agustus 2014
6.
HUT RI
18 Agustus 2014
7.
Assembly
8.
Idhul Adha (Manasik Haji)
03 Oktober 2014
9.
Pemotongan Hewan Qurban
06 Oktober 2014
10.
Peringatah Sumpah Pemuda:
19 Juli 2014
22 - 26 September 2014
a. Bulan Bahasa b. Launching
28-31 Oktober 2014 Sekolah
Hijau
(Adiwiyata) 11.
HKSN
(Hari
Kesetiakawanan
Nasional)
Sosial
a. 10 November 2014 b. 16-19 Desember 2014
12.
Renang
15-19 Desember 2014
13.
Fieldtrip
15-19 Desember 2014
14.
Class meeting
15-16 Desember 2014
15.
Cooking day
a. 20-23 Januari 2015 b. 27-28 Januari 2015
16.
Mini Farming
02-06 Februari 2015
17.
Science Fair
28 Februari 2015
18.
Perjusa (Perkemahan Jumat Sabtu)
29 Februari 2015
19.
Maulid Nabi
20.
Foto Kelas
21.
Karyawisata
11-12 Maret 2015 a. 16-19 Maret 2015 b. 23 Maret 2015
22.
Hardiknas – Peran Profesi
04-09 Mei 2015
23.
Pentas Akhir Tahun
24.
Graduation
13 Juni 2015
(Sumber: Program Kegiatan tahun 2014-2015 SD Islam Binakheir) 2. Penerimaan Dana RKAS Penerimaan Dana
2.1.
Tabel 4.4 RKAS Penerimaan Dana No.
No.
Urut
Kode
1
2
I
1
Sisa tahun lalu
II
2
Pendapatan Rutin
III
IV
2.1
SPP Siswa
2.2
POMG
2.3
UKT
3
Uraian
Jumlah
3
4
1.778.640.000,00 77.400.000,00 360.250.000,00
Bantuan Operasional Sekolah (BOS)
3.1
BOS Pusat
3.2
BOS Provinsi
3.3
BOS Kabupaten/Kota
4
47.005.000,00
178.310.000,00 6.475.000,00 28.500.000,00
Sumber Pendapatan Lainnya
4.1
Uang Pangkal
4.2
Formulir dan Observasi
4.3
Sumbangan Alumni
4.4
Pendapatan Asli Sekolah Jumlah Penerimaan
740.000.000,00 15.000.000,00
890.280.000,00 4.121.860.000,00
(Sumber: RKAS TA 2014/2015 SD Islam Binakheir) Penerimaan dana SD Islam Binakheir pada tahun ajaran 2014/2015 terdiri dari 4 (empat) sumber dana, yaitu (a) Dana sisa tahun ajaran 2013/2014, berjumlah Rp. 47.005.000, (b) Pendapatan rutin yang terdiri dari: SPP Siswa, dibayarkan perbulan sebesar Rp. 600.000 per siswa, POMG (Persatuan Orang tua Murid dan Guru) atau disebut dana komite, dibayarkan perbulan sebesar
Rp. 25.000 per siswa, dan UKT (Uang Kegiatan Tahunan), dibayarkan satu kali setiap tahun ajaran baru. Kisaran biaya Rp 1.000.000 – Rp 1.200.000 per siswa. (c) Bantuan Operasional Sekolah yang terdiri dari: BOS Pusat, besaran dana yang diterima Rp. 580.000 per tahun per siswa, BOS Provinsi, besaran dana yang diterima Rp. 25.000 per tahun per siswa, dan BOS Kabupaten/Kota, besaran dana yang diterima Rp. 10.000 per bulan per siswa. (d) Sumber pendapatan lainnya yang terdiri dari: Uang pangkal, yaitu uang bangunan yang dibayar siswa pada awal tahun masuk sekolah sebesar Rp. 10.000.000 – Rp. 11.000.000, formulir dan observasi, sebesar Rp. 250.000 per siswa, Pendapatan asli sekolah, yaitu usaha sekolah berupa jemputan siswa, catering, penjualan buku dan seragam. Untuk keterangan biaya dapat dijelaskan, bahwa jemputan, dibayar setiap bulan sebesar Rp 280.000 – Rp. 700.000 per siswa. Siswa membayar tarif jemputan sesuai dengan jarak rumah ke sekolah. catering, per siswa Rp. 12.000/porsi/hari, penjualan buku yaitu, buku yang digunakan adalah myPals terbitan Singapura, per siswa Rp. 1.000.000/tahun. Buku myPals hanya untuk matapelajaran bahasa Inggris, matematika, dan ilmu pengetahuan (science), dan seragam siswa, sebesar Rp. 700.000 – Rp. 1.000.000. Seragam siswa laki-laki dan perempuan berjumlah 5 (lima) stel.
3. Pengeluaran Dana/Belanja 3.1.
RKAS (Pengeluaran dana/belanja) Tabel 4.5 RKAS Pengeluaran Dana
No.
No.
Urut
Kode
5
6
I
1
Uraian
Jumlah
7
8
Program Sekolah
1.1
Pengembangan Kompetensi Lulusan
15.840.000,00
1.2
Pengembangan Standar Isi
19.000.000,00
1.3
Pengembangan Standar Proses
1.4
Pengembangan
Pendidik
Tenaga Kependidikan
401.438.000,00 dan
14.500.000,00
1.5
Pengembangan
Sarana
dan
68.070.000,00
1.6
Pengembangan Standar Pengelolaan
24.524.000,00
1.7
Pengembangan Standar Biaya
1.8
Pengembangan dan Implementasi
Prasarana
141.727.000,00 21.312.000,00
Sistem Penilaian II
III
2
Belanja Lainnya
2.1
Belanja Pegawai
2.2
Belanja Barang dan Jasa
944.550.000,00
2.3
Belanja Modal
617.550.000,00
Jumlah Pengeluaran
378.851.100,00
Saldo Akhir Tahun Ajaran
333.349.000,00
3
Jumlah
1.520.000.000,00
4.121.860.000,00
(Sumber: RKAS TA 2014/2015 SD Islam Binakheir) Pengeluaran dana SD Islam Binakheir pada tahun ajaran 2014/2015 terdiri dari 2 kelompok pengeluaran, yaitu program sekolah (pengembangan kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengembangan standar pengelolaan, standar biaya, serta pengembangan dan implementasi sistem penilaian) dan belanja (pegawai, barang dan jasa, serta modal). Program pengembangan kompetensi lulusan terdiri dari sub program pencapaian akademis peserta didik, yaitu pelaksanaan uji coba UASBN/UN tingkat kecamatan dan kota, ujian sekolah dan ujian nasional dengan rencana pengeluaran sebesar Rp. 15.840.000. Program pengembangan standar isi terdiri dari sub program relevansi dan kesesuaian kurikulum, yaitu penyusunan program tahunan dan semester dengan rencana pengeluaran sebesar Rp. 19.000.000. Program pengembangan standar proses terdiri dari sub program rencana pelaksanaan pembelajaran efektif, yaitu konsultasi pendidikan (psikolog), workshop peningkatan kompetensi semua guru, pelaksanaan pendaftaran peserta didik baru (PPDB), lomba, ekstrakulikuler, peringatan hari besar agama dan nasional, assembly, ramadhan, halal bi halal, cooking day, field
trip, mini farming, science fair, HKSN, karyawisata, peran profesi, foto kelas, pentas akhir tahun, asuransi, unit activity, renang, ramadhan camp, home visit, perjusa, dokter kecil, kepramukaan, doa bersama, motivasi training, dan perpisahan. Sub program penyediaan sumber belajar terdiri dari pengadaan sarana penunjang kegiatan belajar mengajar, alat pembelajaran, media pembelajaran, dan buku perpustakaan. Sub program penggunaan sumber belajar secara tepat terdiri dari pemberdayaan perpustakaan (bulan bahasa). Rencana pengeluaran program pengembangan standar proses sebesar Rp. 401.438.000. Program pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan terdiri dari 2 sub program, yaitu sub program kecukupan pendidik dan tenaga kependidikan (peningkatan kualitas guru kelas, matapelajaran, dan kompetensi kepala sekolah), dan sub program peningkatan kompetensi pendidikan dan tenaga kependidikan
(workshop
tenaga
pendidik
dan
kependidikan
dan
penyelenggaraan kursus bahasa Inggris guru) dengan rencana pengeluaran sebesar Rp. 14.500.000. Program pengembangan sarana dan prasarana sekolah terdiri dari 2 sub program, yaitu sub program kecukupan sarana sekolah (pengadaan printer dan adaptor keyboard, meja dan kursi kelas, handy talky, karet tangga, AC, TV, gas pemadam kebakaran, karpet kelas, amplifier, mic wairless, grinda duduk, spiker, kaca film, dan pembuatan tempat wudhu) dan sub program pemeliharaan sekolah (ruang kelas, pengecatan gedung, dan pemeliharaan tanaman) dengan rencana pengeluaran sebesar Rp. 68.070.000. Program pengembangan standar pengelolaan terdiri dari 3 sub program, yaitu sub program pengelolaan berbasis kerja tim dan kemitraan (pelaksanaan rapat kerja kepala sekolah, dan lokakarya kepala sekolah), sub program pengumpulan dan penggunaan data sekolah (workshop dapodik, updating data kesiswaan, guru dan karyawan, penyusunan laporan, dan sub program peran serta masyarakat) rapat koordinator komite sekolah, sosialisasi kebijakan (class meeting) dengan rencana pengeluaran sebesar Rp. 24.524.000. Program pengembangan standar pembiayaan terdiri dari sub program pengelolaan keuangan, yaitu snack guru dan karyawan, operasional, petty
cash, pembayaran rekening listrik, telepon, internet, dan pengadaan kebersihan dengan rencana pengeluaran sebesar Rp. 141.727.000. Program pengembangan dan implementasi sistem penilaian terdiri dari sub program ketersediaan penilaian bidang akademik dan non akademik, yaitu sertifikat, UAS dan kediknasan, rapot, dan ijazah dengan rencana pengeluaran sebesar Rp. 21.312.000. Sub program belanja lainnya terdiri dari gaji guru dan karyawan, kegiatan komite, kegiatan guru dan karyawan, jemputan, catering, seragam, promosi, buku, leasing mobil, pembangunan kantin sekolah, renovasi lantai 3 dan 4 dengan rencana pengeluaran sebesar Rp. 3.082.100.000. 3.2.
Rencana Pengeluaran Dana/Belanja
Rencana pengeluaran dana SD Islam Binakheir pada tahun ajaran 2014/2015 terdapat 86 (delapan puluh enam) jenis pengeluaran anggaran. 15 anggaran terbesar terdapat pada post pengeluaran (a) gaji guru dan karyawan, (b) renovasi lantai 3 dan lantai 4, (c) kegiatan guru dan karyawan, (d) pembayaran rekening listrik, telepon, dan internet, (e) ekstrakulikuler, (f) karyawisata, (g) gaji konsultan psikolog, (h) unit activity, (i) pentas akhir tahun, (j) sarana KBM, (k) perpisahan, (l) snack guru dan karyawan, (m) program semsester, (n) pengadaan media pembelajaran, dan (o) operasional. Rencana pengeluaran gaji guru dan karyawan di SD Islam Binakheir pada TA 2014/2015 membutuhkan dana sebesar Rp. 1.520.000.000. Rencana pengeluaran dana renovasi lantai 3 untuk ruang kelas dan lantai 4 untuk sarana olah raga. Pembagunan renovasi lantai 3 dan lantai 4 masih berjalan sampai sekarang. Untuk melihat gambar renovasi lantai 3 dan lantai 4 terdapat di lampiran no. 9. Dana yang dikeluarakan untuk renovasi pada TA 2014/2015 sebesar Rp. 400.000.000. Kegiatan guru dan karyawan berupa workshop yang diselenggarakan di sekolah setiap 2 bulan sekali, afternoon tea, buka puasa bersama, family gathering, media ajar guru. Pada TA 2014/2015 rencana pengeluaran tersebut membutuhkan dana sebesar Rp. 148.150.000. Biaya pembayaran rekening listrik, telepon, dan internet pada TA 2014/2015 sebesar Rp 96.000.000.
Setiap ruangan di SD Islam Binakheir memiliki AC (Air Conditioner) tiap bulan membayar tagihan sebesar Rp. 7.500.000 - Rp. 8.500.000. Pelaksanaan ekstrakulikuler pada TA 2014/2015 membutuhkan dana sebesar Rp. 82.650.000. Penggunaan dana ekstrakurikuler dikeluarkan untuk pendaftaran, membayar jasa pelatih, tempat renang, serta pembelian bahan dan alat yang digunakan untuk kegiatan ekstrakulikuler. Pengeluaran dana operasional sebesar Rp. 65.087.000. Penggunaan dana tersebut dikeluarkan untuk transport guru dan karyawan, pembelian bensin, biaya PSB (Penerimaan Siswa Baru), dan promosi. Rencana pengeluaran dana karyawisata pada TA 2014/2015 sebesar Rp. 37.708.000. Kegiatan dilakukan setiap 1 kali dalam setahun dan dilaksanakan di luar kota seperti Jakarta, Bandung, Bogor. Destinasi kegiatan karyawisata adalah KidZania, Taman Mini Indonesia Indah, outbound pelita desa Ciseeng, Taman Safari Indonesia – Bogor, Wisata Kota Tua, Planetarium, dan Saung Mang Ujo - Bandung. Rencana pengeluaran dana konsultasi pendidikan (psikolog) pada TA 2014/2015 sebesar Rp. 36.000.000, konsultasi psikolog di SD Islam Binakheir dilakukan oleh team yang terdiri dari 2-3 psikolog dari luar sekolah. Psikolog datang ke sekolah 1-2 hari seminggu. Gaji yang dibayar untuk psikolog Rp. 3.000.000 per bulan. Rencana pengeluaran dana Unit Activity (UA) pada TA 2014/2015 sebesar Rp. 31.400.000, Kegiatan UA bertujuan untuk memberikan sarana kepada siswa untuk mengasah bakat dan kemampuannya. UA merupakan kegiatan tahunan yang terdiri dari kegiatan menari, flannel, meronce, clay, kreasi daur ulang, theater, futsal, kokoru, menari, komputer, pianika, story telling, angklung, vocal, catur, tahfidzh, pramuka, mading, melukis, dan scrab book. Pentas Akhir Tahun (PAT) yaitu kegiatan yang dilaksanakan pada tiap kenaikan kelas. Dana (PAT) bersumber dari dana UKT (Unit Kegiatan Tahunan), sponsor dan dana komite (POMG), besarnya dana yang dibutuhkan pada TA 2014/2015 sebesar Rp. 30.240.000. Pengadaan sarana penunjang KBM (Kegiatan Belajar Mengajar), yaitu potokopi LKS (Lembar Kerja Siswa) dalam 1 bulan menghabiskan dana Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000.
Pembelian ATK (Alat Tulis Kantor) dalam 1 bulan rata-rata menghabiskan dana Rp. 1.000.000. Dana pengadaan sarana penunjang KBM TA 2014/2015 sebesar Rp. 29.000.000. Rencana pengeluaran dana untuk snack guru dan karyawan, setiap hari kerja mulai hari senin sampai dengan hari jum‟at. Membutuhkan dana pada TA 2014/2015 sebesar Rp. 25.440.000. Pengeluaran dana untuk 67 orang guru dan karyawan sebesar Rp. 2.000 per hari atau sebulannya lebih dari Rp. 2.000.000. Perpisahan merupakan kegiatan siswa kelas VI (enam), dana yang digunakan dari dana UKT, pada TA 2014/2015 dana yang dibutuhkan sebesar Rp. 21.600.000. Rencana pengeluaran dana untuk penyusunan program semester sebesar Rp. 13.000.000. Penyusunan program tersebut dilaksanakan pada rapat kerja di luar sekolah pada setiap semester dengan menggunakan dana sekolah dan BOS. Rencana pengeluaran dana pengadaan media pembelajaran dilakukan perencanaan pada awal tahun ajaran, pada anggaran TA 2014/2015 membutuhkan dana Rp. 12.000.000. Rencana pengeluaran biaya operasional sebesar Rp. 65.087.000. 3.3.
Realisasi Pengeluaran Dana Tahun Ajaran 2014/2015
Realisasi pengeluaran dana TA 2014/2015 pada post pengeluaran 15 terbesar, yaitu: (a) gaji guru dan karyawan sebesar Rp. 1.316.320.000 (b) Pengeluaran anggaran renovasi sebesar Rp. 400.000.000. (c) Pengeluaran kegiatan guru dan karyawan sebesar Rp. 130.789.000 (d) Pembayaran rekening listrik, telepon, internet Rp. 95.500.000. (e) Ekstrakulikuler sebesar Rp. 82.560.000. (f) Karyawisata menghabiskan dana sebesar Rp. 49.000.000. (g) Gaji konsultasi psikolog tidak mengalami perubahan yaitu sebesar Rp. 36.000.000. (h) Unit activity menghabiskan dana Rp. 35.000.000. (i) Pentas Akhir Tahun (PAT) menghabiskan dana Rp. 65.000.000. (j) Sarana KBM menghabiskan dana Rp. 26.000.000. (k) Perpisahan menghabiskan dana Rp. 19.567.000. (l) Snack guru dan karyawan menghabiskan dana sebesar Rp. 36.000.000. (m) Kegiatan program semester menghabiskan dana Rp. 16.000.000. (n) Pengadaan media pembelajaran menghabiskan dana Rp. 13.500.000. (0) Operasional menghabiskan dana Rp. 70.500.000.
Realisasi pengeluaran dana/belanja SD Islam Binakheir pada tahun ajaran 2014/2015 lebih besar 20-30% dari realisasi pengeluaran dana/belanja dalam 3 tahun terakhir.
C. Pembahasan 1. Penerapan Prinsip Transparansi Transparansi merupakan prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi setiap orang untuk memperoleh informasi. Informasi mengenai keterbukaan dalam pengelolaan keuangan sekolah, merupakan salah satu prinsip yang harus dilakukan oleh pihak sekolah dalam menjalankan undang-undang sistem pendidikan nasional tentang pengelolaan dana pendidikan. Pengelolaan dana pendidikan dilaksankan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi dan akuntabilitas publik. Transparansi dalam pengelolaan keuangan di sekolah sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kepercayaan orang tua siswa, masyarakat, dan pemerintah. Untuk mengetahui penerapan prinsip transparansi dalam pengelolaan keuangan di SD Islam Binakheir, peneliti melakukan metode wawancara dan studi dokumen dalam menggali informasi yang berkaitan. Informasi ini didapatkan dari informan yang terlibat langsung dalam pengelolaan keuangan sekolah, yaitu Direktur Pendidikan SD Islam Binakheir, Kepala Keuangan sekaligus Bendahara SD Islam Binakheir, Kepala SD Islam Binakheir. Wawancara juga dilakukan dengan Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, dan Komite Sekolah untuk mengkonfirmasi dengan program/kegiatan sekolah dalam merencanakan dan melaksanakan. Dalam melaksanakan prinsip transparansi dalam pengelolaan keuangan di SD Islam Binakheir telah memiliki SOP tentang pengelolaan keuangan, namun SOP pengelolaan keuangan tersebut masih bersifat internal. Dari studi dokumen mengenai SOP, peneliti hanya dapat meringkas tentang sub bab SOP, yaitu a) sistem penganggaran, b) sistem penerimaan, c) sistem pengelolaan bon sementara, d) prosedur pengelolaan hutang dan piutang, e) sistem pembayaran biaya personil, f) prosedur pengadaan barang dan jasa, g) sistem pengelolaan kas kecil (petty cash). Di dalam SOP tersebut juga terdapat
tabel yang menjelaskan uraian prosedur, pelaksana, dan dokumen yang digunakan dalam melaksanakan kegiatan anggaran. Penerapan prinsip transparansi bertujuan untuk membangun kepercayaan semua pihak dari rencana anggaran kegiatan yang dilaksanakan. SD Islam Binakheir membangun kepercayaan stakeholders dengan memberikan keterbukaan informasi dalam proses perencanaan kegiatan siswa setiap tahunnya, tentunya dengan memberikan informasi anggaran yang harus dibayarkan siswa pertahun. Hal tersebut sesuai dengan penuturan Direktur SD Islam Binakheir, bahwa keterbukaan dalam proses perencanaan anggaran sekolah, yaitu: “Iya, kita terbuka terhadap stakeholders yang berkepentingan, yaitu melibatkan Tim manajemen dan yayasan dalam merencanakan biaya pendidikan peserta didik dalam satu tahun ajaran, guru dan karyawan mengajukan kebutuhan selama satu tahun dan membuat daftar usulan anggaran kegiatan, dan komite sekolah dalam merencanakan anggaran dana komite sesuai dengan kebutuhan kegiatan siswa. Kalau stakeholders eksternal, yaitu pemerintah (UPT Kecamatan Sukmajaya) hanya sebatas dana BOS yang perencanaannya dilakukan dalam 3 bulan sekali.”98 Sedangkan keterbukaan dalam proses pelaksanaan anggaran di SD Islam Binakheir, dijelaskan oleh kepala Keuangan bahwa: “Iya, secara langsung melibatkan guru, karyawan dan komite sekolah. Mereka melaksanakan anggaran kegiatan yang telah diusulkan kepada atasan, membelanjakan anggaran tersebut sesuai dengan kebutuhan program kegiatan sekolah, dan membuat laporan pertanggungjawaban disertai kuitansi atau bukti fisik.”99 Keterbukaan yang dilakukan oleh SD Islam Binakheir dalam proses perencanaan dan pelaksanaan dimaksudkan, untuk memberikan informasi anggaran dana yang akan dilaksanakan selama satu tahun ajaran. Sehingga memberikan pemahaman kepada guru, karyawan, dan orang tua siswa serta saling bekerja sama dalam melaksanakan kegiatan sekolah sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. SD Islam Binakheir hanya mempunyai auditor internal, seperti yang diungkapkan oleh Bapak Ali Badrudin, bahwa SD Islam 98
Hasil Wawancara dengan Ali Badrudin sebagai Direktur SD Islam Binakheir. Pada Hari Senin, 29 September 2015. 99 Hasil Wawancara dengan Ade Maria Ulfah sebagai Kepala Keuangan. Pada Hari Jumat, 02 Oktober 2015.
memiliki audit internal, biasanya audit dilakukan pada bulan Maret, proses dalam mengaudit laporan keuangan, yaitu Tim audit melihat laporan keuangan dan mewawancarai pihak yang terlibat dalam pengelolaan keuangan, yaitu direktur dan kepala keuangan dan pihak yang menerima hasil audit keuangan adalah yayasan. Manfaat penting dari adanya transparansi anggaran yaitu meningkatnya kepercayaan terhadap komitmen lembaga untuk memutuskan kebijakan tertentu. Di SD Islam Binakheir kebijakan anggaran yang dikeluarkan adalah biaya kenaikan gaji guru dan karyawan serta kenaikan SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan). Hal tersebut sesuai dengan penuturan kepala sekolah bahwa kebijakan anggaran sekolah yang diumumkan kepada stakeholders mengenai: “kenaikan gaji dan SPP. Dalam rapat rutin guru dan karyawan terkait pengajian atau keuangan. Sedangkan SPP pada tahun ajaran baru melalui surat.”100 Kebijakan mengenai kenaikan gaji di SD Islam Binakheir, dikarenakan adanya keputusan kenaikan gaji setiap tahunnya dari sekolah atau pengajuan kenaikan gaji yang dilakukan oleh guru dan karyawan dengan pertimbangan beban pekerjaan, inflasi dan kondisi kebutuhan ekonomi, sedangkan kebijakan kenaikan SPP siswa setiap 2-3 tahun sekali, naik sebesar Rp. 50.000,-. Hal tersebut senada dengan Ketua Komite, beliau mengatakan bahwa biasanya 2-3 tahun tentang kenaikan SPP dan POMG.”101 Pihak sekolah melibatkan tim manajemen dan komite sekolah dalam rapat untuk membahas kenaikan SPP dan dana POMG. Kenaikan SPP dan dana POMG diberitahukan kepada orang tua murid melalui surat edaran. Kenaikan tersebut dilakukan karena setiap tahun kebutuhan kegiatan siswa bertambah dan perubahan harga pasar. Tentunya dengan kebijakan kenaikan SPP, SD Islam Binakheir berusaha memberikan output yang berkualitas dan meningkatkan pelayanan pendidikan kepada seluruh siswa. 100
Hasil Wawancara dengan Ferry Veronika sebagai Kepala SD Islam Binakheir. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015. 101 Hasil Wawancara dengan Cindy Arifianti sebagai Ketua Komite SD Islam Binakheir. Pada Hari Jumat, 06 November 2015.
Dalam proses penganggaran, keterlibatan stakeholders sangat diperlukan untuk belajar bertanggung jawab terhadap pilihan keputusan dan pelaksanaan kegiatan. SD Islam Binakheir memberikan kesempatan kepada stakeholders untuk berpartisipasi dalam proses penganggaran, terkait dengan bentuk partisipasi stakeholders, Ibu Ade Maria Ulfah selaku Kepala Keuangan mengatakan: “Partisipasi dalam proses penganggaran bisa berbentuk keterlibatan langsung dalam proses penganggaran, usulan kegiatan, saran dan kritik yang membangun, dukungan moral dan materi.”102 Pemberian kesempatan kepada stakeholders untuk berpartisipasi dalam proses penganggaran disepakati oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum yang berpendapat bahwa bentuk partisipasi stakeholders berupa usulan dan saran yang disampaikan ke sekolah baik dari guru dan orang tua mengenai kegiatan sekolah.”103 Senada dengan pendapat Ibu Ferry Veronika selaku Kepala SD Islam Binakheir,
bahwa
pemberian
partisipasi
stakeholders
dalam
proses
penganggaran. Beliau mengatakan: “…, partisipasi guru dan karyawan, komite dalam bentuk pengajuan kebutuhan media/sumber belajar, operasional sekolah, dan kebutuhan kegiatan siswa. Mereka mengajukan kebutuhan tersebut ke atasan dengan dana/anggaran yang dicantumkan. Setelah itu, mereka membuat proposal atau bon sementara untuk melakukan pembelian barang/jasa serta membuat laporan pertanggungjawaban atau menyerahkan struk pembayaran ke bagian keuangan.”104 Dari adanya pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa SD Islam Binakheir telah memberikan kesempatan kepada stakeholders dalam proses anggaran dengan adanya keterlibatan guru, karyawan, dan orang tua dalam kebutuhan proses belajar mengajar dan kegiatan yang akan dilakukan sekolah.
102
Hasil wawancara dengan Ade Maria Ulfah sebagai Kepala Keuangan. Pada Hari Jumat, 02 Oktober 2015. 103 Hasil Wawancara dengan Abdullah Zahir sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015. 104 Hasil wawancara dengan Ferry Veronika sebagai Kepala SD Islam Binakheir. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015.
Dengan adanya partisipasi stakeholders dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan mereka dalam proses penganggaran serta meningkatkan kepercayaan stakeholders kepada sekolah. Wawasan dan pengetahuan yang didapat oleh stakeholders dijelaskan oleh Kepala Keuangan, bahwa: “…, mereka belajar mengenai peraturan keuangan, bagaimana cara membuat proposal yang dibutuhkan, kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.”105 Namun penjelasan kepala sekolah, mengatakan bahwa dengan adanya partisipasi stakeholders dapat meningkatkan wawasan dan pengetahuan terhadap pengelolaan keuangan, dengan: “…, misalnya dengan pengalaman guru-guru dalam kegiatan fieldtrip, mereka tau bahwa dana yang dibutuhkan besar, sehingga mereka dapat menyesuaikan anggaran dengan paket kegiatan yang akan dipilih.”106 Hal tersebut dapat diartikan bahwa, peningkatan wawasan dan pengetahuan
dengan
adanya
keterlibatan
stakeholders
dalam
proses
penganggaran, yaitu guru, karyawan, dan komite dapat menentukan anggaran sesuai dengan kebutuhan kegiatan. Serta meningkatkan kepercayaan stakeholders dengan adanya keterbukaan dalam proses anggaran dikemukakan oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, beliau mengatakan bahwa: “…, misalkan saja adanya dukungan dan kepercayaan dari orang tua dalam membantu dana yang kurang dalam suatu kegiatan yang dilaksanakan sekolah.”107 Lebih lanjut Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, beliau mengatakan bahwa dengan adanya kepercayaan stakeholders dalam proses penganggaran: “…, khususnya internal yaitu direktur, guru dapat mengetahui keadaan keuangan yang terealisasi sesuai dengan
105
Hasil wawancara dengan Ade Maria Ulfah sebagai Kepala Keuangan.Pada Hari Jumat, 02 Oktober 2015. 106 Hasil Wawancara dengan Ferry Veronika sebagai Kepala SD Islam Binakheir. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015. 107 Hasil Wawancara dengan Melindra sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015.
budget sekolah. Orang tua terkait dana UKT dan POMG dapat mengetahui dana yang dikeluarkan untuk kegiatan apa saja.”108 Kepercayaan tersebut tentunya sangat dibutuhkan oleh sekolah maupun stakeholders. Dari adanya kepercayaan satkeholders, sekolah dapat bekerja sama dan dapat meminimalisir tindak penyimpangan atau korupsi yang dilakukan oleh sekolah. Penerapan prisip transparansi di SD Islam Binakheir kepada pemerintah dapat dilihat dengan adanya pembayaran pajak. SD Islam Binakheir memiliki kewajiban membayar pajak kepada pemerintah, yaitu jenis pajak penghasilan atau PPh Pasal 21. Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Keuangan SD Islam Binakheir bahwa: “Pajak yang dibayarkan atau dipotong hanya untuk guru dan karyawan yang pendapatan atau gajinya di atas Rp. 3.000.000 di SDI Binakheir membayar pajak tersebut melalui bank atau kantor POS paling lambat tanggal 10 dan melaporkan SPT (surat pemberitahuan) paling lambat tanggal 20 bulan berikutnya ke kantor pajak pratama Depok.”109 Hal tersebut senada dengan informasi yang diberikan oleh Bapak Ali Badrudin selaku Direktur SD Islam Binakheir, beliau mengatakan pajak yang dibayarkan oleh sekolah adalah jenis pajak PPh 21, yaitu pajak penghasilan dari gaji guru dan karyawan, di sekolah tidak semua guru dan karyawan membayar pajak. Menurut aturan pemerintah hanya penghasilan Rp. 3.000.000 dapat dikenakan pajak.110 Dengan adanya pembayaran pajak PPh 21 penghasilan, merupakan wujud keterbukaan sekolah kepada pemerintah mengenai pengelolaan keuangan yang dilaksanakan oleh sekolah. Penerapan prinsip transparansi dalam perencanaan dan pelaksanaan di SD Islam Binakheir sudah berjalan cukup baik, dengan adanya kerangka kerja yang menjelaskan tugas dan tanggung jawab dari setiap penanggungjawab
108
Hasil Wawancara dengan Adbullah Zahir sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015. 109 Hasil wawancara dengan Ade Maria Ulfah sebagai Kepala Keuangan. Pada Hari Jumat, 02 Oktober 2015. 110 Hasil wawancara dengan Ali Badrudin sebagai Direktur SDIslam Binakheri. Pada Hari Senin, 28 september 2015.
kegiatan. Dalam perencanaan dan pelaksanaan SD Islam Binakheir memberikan informasi anggaran dana kegiatan yang akan dilaksanakan selama satu tahun ajaran, untuk memberikan kepercayaan kepada para pemangku kepentingan khususnya pihak internal yaitu yayasan, SD Islam Binakheir telah memiliki audit internal. Keputusan anggaran untuk kenaikan gaji guru dan karyawan dan SPP merupakan bentuk keterbukaan sekolah kepada stakeholders. a. Perencanaan Keuangan Sekolah Perencanaan penyusunan keuangan atau anggaran pendidikan di SD Islam Binakheir
menggunakan
pendekatan
PPBS
(Planning
Programming
Budgeting System). PPBS merupakan perencanaan anggaran yang disesuaikan dengan kebutuhan program/kegiatan dari masing-masing unit yang ada di sekolah. SD Islam Binakheir menggunakan pendekatan PPBS yang dapat dilihat dari adanya rapat kerja yang dilakukan sekolah setiap awal tahun ajaran. Dalam rapat tersebut membahas program/kegiatan sekolah yang akan dilaksanakan selama satu tahun ajaran dan menentukan anggaran. Hal tersebut sesuai dengan penuturan Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan bahwa dalam rapat, menyusun program dan anggaran selama satu tahun ajaran.111 Keterbukaan dalam perencanaan keuangan dilakukan SD Islam Binakheir, yaitu dengan membuat RKAS (Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah) yang dibuat pada tahun ajaran baru, proses pembuatan RKAS menggunakan sistem bottom up, yaitu usulan anggaran kegiatan dari bawah (guru dan karyawan) dan disetujui oleh atasan yaitu Kepala Sekolah, Direktur Pendidikan, dan Kepala Keuangan. Sesuai dengan penuturan Direktur Pendidikan SD Islam Binakheir: “RKAS dibuat sebelum tahun ajaran, membuat draft pada bulan April, dan final-nya pada bulan Mei-Juni. Dalam pembuatan RKAS yang terlibat adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, bagian umum, bagian keuangan, dan guru. Proses pembuatan RKAS yaitu mengidentifkasi kebutuhan, prioritas
111
Hasil wawancara dengan Melindra sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015.
kegiatan/program, mencari kisaran dana yang dibutuhkan, dan disetujui oleh atasan, serta melakukan pengawasan.”112 Penyusunan RKAS memperhatikan estimasi pengeluaran anggaran dan kebutuhan program/kegiatan di sekolah. Dalam proses pembuatan RKAS menerapkan prinsip transparansi untuk memberikan kepercayaan stakeholders (guru dan karyawan) dalam pengelolaan anggaran. RKAS disusun sesuai dengan delapan standar nasional pendidikan, yaitu pengembangan kompetensi lulusan,
pengembangan
standar
isi,
pengembangan
standar
proses,
pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan, pengembangan sarana dan prasarana, pengembangan standar pengelolaan, pengembangan standar biaya, dan pengembangan dan implementasi sistem penilaian. Pembuatan RKAS di SD Islam Binakheir merupakan bentuk transparansi dalam proses perencanaan anggaran sekolah kepada stakeholders. Dalam perencanaan anggaran pihak yang terlibat adalah kepala sekolah, guru, karyawan, dan komite yang membuat rencana anggaran sesuai dengan kegiatan dan kebutuhan sekolah. Adapun alur perencanaan anggaran dapat dilihat di bawah ini: Bagan 4.2 Alur Perencanaan Anggaran
Melakukan analisis SWOT
Menyusun rencana biaya dan program
Persetujuan Atasan
Pihak manajemen (Kepala Sekolah dan Direktur) melakukan analisis SWOT (Strenghts, Weaknees, Opportunities, Threats) untuk menaksir biaya pendidikan yang akan dikeluarkan selama satu tahun ajaran. Setelah melakukan analisis, pihak guru dan karyawan melakukan rencana biaya dan kegiatan/program yang akan dilaksanakan selama satu tahun ajaran. Setelah
112
Hasil wawancara dengan Ali Badrudin sebagai Direktur Pendidikan SDIslam Binakhier. Pada Hari Senin, 28 September 2015.
itu, pengajuan rencana dana kebutuhan dan kegiatan nantinya disetujui oleh atasan yaitu Direktur, Kepala Sekolah, dan Kepala Keuangan. Dalam
perencanaan
keuangan
sekolah
membahas
seluruh
program/kegiatan dan kebutuhan sekolah. Program/kegiatan dilaksanakan untuk meningkatkan mutu siswa dalam kegiatan belajar mengajar dan menyokong kebutuhan operasional sekolah. Dari hasil penelitian mengenai penerapan prinsip transparansi pada perencanaan keuangan di SD Islam Binakeir dapat disesuaikan dengan teori yang ada di bab sebelumnya, dimana keterbukaan secara sungguh-sungguh, menyeluruh dan memberi tempat bagi stakeholders dalam proses perencanaan keuangan. Keterlibatan stakeholders dalam membuat RKAS merupakan bentuk partisipasi yang mencerminkan transparansi pengelolaan keuangan sekolah. Proses pembuatan RKAS merupakan usulan dari bawah atau bersifat bottom up, proses tersebut memberikan kesempatan kepada guru dan karyawan untuk terlibat langsung dalam proses pembuatan rencana anggaran. Dapat
disimpulkan bahwa penerapan prinsip
transparansi
dalam
perencanaan keuangan di SD Islam Binakheir sudah cukup baik, yaitu adanya keterlibatan tim manajemen, yayasan, guru, karyawan, dan komite dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran kegiatan yang diusulkan kepada atasan, serta sesuai dengan standar operasional prosedur sekolah. b. Pelaksanaan Keuangan Sekolah Pengelolaan pelaksanaan keuangan atau anggaran di SD Islam Binakheir terdiri dari mempersiapkan pembukuan, melakukan pembelanjaan dan membuat transaksi perhitungan, mengawasi pelaksanaan sesuai dengan prosedur kerja serta dapat membuat laporan pertanggungjawaban keuangan. SD Islam Binakheir menginput data keuangan menggunakan software akuntansi yang bernama Peachtree dan memiliki dua bentuk pembukuan, yaitu buku kas dan buku bank. Buku kas merupakan pembukuan untuk mencatat pemasukan dana dan pengeluaran dana yang dilakukan dalam setiap kegiatan dan pencairan dana, sedangkan buku bank merupakan pembukuan sekolah untuk merekonsiliasikan catatan keuangan di sekolah dengan di bank.
Adapun bentuk buku kas dan buku bank di SD Islam Binakheir, dapat dilihat pada tabel di bawah: Tabel 4.6 BUKU KAS/BANK Tanggal
1
No.
No.
Kode
Bukti
2
3
Uraian
Penerimaan Pengeluaran (Debet)
(Kredit)
5
6
4
Saldo
7
Mengetahui, Kepala Sekolah
Bendahara
(…………...)
(…………….)
Anggaran pembelanjaan SD Islam Binakheir terdiri atas pengeluaran berbagai program sekolah, belanja pegawai, belanja barang dan jasa, dan belanja modal. Belanja pegawai terdiri atas pengeluaran gaji guru dan karyawan. Belanja barang dan jasa terdiri atas pengeluaran buku siswa, seragam, promosi, kegiatan guru dan karyawan. Belanja modal terdiri atas inventaris gedung, AC, Furnitur, peralatan umum, dan mobil operasional sekolah, sebagaimana diungkapkan oleh Ibu Ade Maria Ulfah selaku kepala keuangan SD Islam Binakheir. Tabel 4.7 Realisasi Pengeluaran Dana SD Islam Binakheir TA 2014/2015 No.
Uraian
Rencana
Realisasi
1.
Gaji guru dan karyawan
1.520.000.000 1.316.320.000
2.
Renovasi lantai 3 dan 4
400.000.000
400.000.000
3.
Kegiatan guru dan karyawan
148.150.000
130.789.000
4.
Pembayaran Rek. Listrik, tlp, internet
96.000.000
95.500.000
5.
Ekstrakulikuler
82.650.000
82.560.000
6.
Karyawisata
65.087.000
49.000.000
7.
Gaji konsultan psikolog
36.000.000
36.000.000
8.
Unit activity
31.400.000
35.000.000
9.
Pentas akhir tahun
30.240.000
65.000.000
10.
Sarana KBM
29.000.000
26.000.000
11.
Perpisahan
21.600.000
19.567.000
12.
Snack guru dan karyawan
25.440.000
36.000.000
13.
Program semester
13.000.000
16.000.000
14.
Pengadaan media pembelajaran
12.000.000
13.500.000
15.
Operasional
65.087.000
70.500.000
Jumlah
2.575.654.000 2.391.736.000
Realisasi pengeluaran dana tahun ajaran 2014/2015 pada post pengeluaran 15 terbesar, yaitu: (a) gaji guru dan karyawan sebesar Rp. 1.316.320.000 dengan realisasi pembayaran gaji guru perbulan berkisar antara Rp. 2.300.000 – Rp. 4.000.000 dengan jumlah guru sebanyak 21 orang, sedangkan untuk gaji karyawan Rp 1.500.000 – Rp. 2.500.000 dengan jumlah karyawan sebanyak 22 orang. Apabila dibandingkan dengan rencana pengeluarannya, sekolah menganggarkan sebesar Rp. 1.520.000.000 berbeda lebih besar dari pada realisasinya. Sumber dana tersebut berasal dari SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan) (b) Pengeluaran anggaran renovasi sebesar Rp. 400.000.000. Jumlah pengeluaran tersebut tidak mengalami perubahan dengan yang direncanakan. Pengeluaran dana renovasi merupakan dana kontribusi sekolah dan selebihnya memakai dana yayasan. (c) Pengeluaran kegiatan guru dan karyawan sebesar Rp. 130.789.000, sumber dana kegiatan guru dan karyawan berasal dari sekolah. (d) Pembayaran rekening listrik, telepon, internet Rp. 95.500.000. Apabila dibandingkan dengan rencana anggaran sebelumnya sebesar Rp. 96.000.000, terdapat perbedaan lebih kecil dari yang direncanakan. Sumber dana tersebut berasal dari dana BOS dan sekolah. (e) Ekstrakulikuler berasal dari uang siswa, pengeluarannya sesuai dengan perencanaannya yaitu sebesar
Rp. 82.560.000. (f) Karyawisata menghabiskan dana sebesar Rp. 49.000.000. Dana tersebut lebih besar dari rencananya yaitu sebesar Rp. 36.000.000. Dana tersebut berasal dari dana UKT (Uang Kegiatan Tahunan). Realisasi lebih besar dikarenakan kondisi harga di lapangan yang mengalami perubahan diluar perencanaan. (g) Gaji konsultasi psikolog tidak mengalami perubahan yaitu sebesar Rp. 36.000.000. Dana tersebut berasal dari dana sekolah. (h) Unit activity menghabiskan dana Rp. 35.000.000. Dana tersebut lebih besar dari yang direncanakan yaitu sebesar Rp. 31.400.000. Dana tersebut berasal dari dana UKT. (i) Pentas Akhir Tahun (PAT) menghabiskan dana Rp. 65.000.000. Dana tersebut lebih besar dari yang direncanakan yaitu sebesar Rp. 30.240.000. Dana tersebut berasal dari UKT, POMG, dan sponsor. (j) Sarana KBM menghabiskan dana Rp. 26.000.000. Dana tersebut lebih kecil dari yang direncanakan yaitu sebesar Rp. 29.000.000. Dana tersebut berasal dari dana UKT. (k) Perpisahan menghabiskan dana Rp. 19.567.000. Dana tersebut lebih kecil dari yang direncanakan yaitu sebesar Rp. 21.600.000. Dana tersebut berasal dari dana UKT. (l) Snack guru dan karyawan menghabiskan dana sebesar Rp. 36.000.000. Dana tersebut lebih besar dari yang direncanakan yaitu sebesar Rp. 25.440.000. Dana yang digunakan berasal dari dana sekolah. (m) Kegiatan program semester menghabiskan dana Rp. 16.000.000. Dana tersebut lebih besar dari yang direncanakan yaitu sebesar Rp. 13.000.000. Dana tersebut berasal dari dana sekolah. (n) Pengadaan media pembelajaran menghabiskan dana Rp. 13.500.000. Dana tersebut lebih besar dari yang direncanakan yaitu sebesar Rp. 12.000.000. Dana tersebut berasal dari dana sekolah. (0) Operasional menghabiskan dana Rp. 70.500.000. Dana tersebut lebih besar dari yang direncanakan yaitu sebesar Rp. 65.087.000. Dana tersebut berasal dari dana sekolah. Perencanaan pengeluaran dana lebih besar dari realisasi dengan selisih Rp. 183.918.000. Selisih dana tersebut dipindahkan pada post pengeluaran yang realisasinya lebih besar. Pada tahap pelaksanaan anggaran, keterbukaan atau transparansi yang diterapkan di sekolah adalah dengan adanya keterlibatan guru, karyawan, dan komite
sekolah
dalam
pembuatan
proposal
dan
membuat
laporan
pertanggungjawaban anggaran kegiatan/program sekolah. SD Islam Binakheir yang merupakan sekolah swasta yang memiliki sumber pendapatan dari orang tua dan pemerintah (dana BOS), memiliki kewajiban untuk melaporkan laporan keuangan kepada orang tua dan pemerintah terkait dana BOS. Laporan keuangan kepada orang tua berbentuk surat edaran mengenai pengeluaran dana komite (POMG) Seperti yang diutarakan oleh Ketua Komite SD Islam Binakheir, beliau mengatakan …, jadi, laporan keuangan dari dana komite tersebut diberikan kepada seluruh orang tua siswa.113 Sedangkan penuturan dari Ibu Ade Maria Ulfah sebagai Kepala Keuangan SD Islam Binakeir, bahwa laporan keuangan disampaikan kepada pihak internal sekolah: “melalui laporan keuangan dan LPJ (laporan pertanggungjawaban) keuangan yang disampaikan ke yayasan dan komite, serta ke pemerintah terkait dana BOS.”114 Dalam mengajukan anggaran, setiap pelaksana kegiatan (guru dan karyawan) harus membuat proposal kegiatan dan mengisi lembar permintaan dana kegiatan, barang/jasa (bukti transaksi sementara). Lembar permintaan dana harus diotorisasi oleh Kepala Sekolah dan disetujui oleh Kepala Keuangan. Adapun alur permintaan dana, yaitu: Bagan 4.3 Alur Permintaan Dana Pengajuan proposal
Mengajukan bukti transaksi sementara
Otorisasi kepala sekolah dan kepala keuangan.
LPJ
Pencairan Dana
Control/pengawasan
(Sumber: Diolah dari Standar Operasional Prosedur SD Islam Binakheir) 113
Hasil Wawancara dengan Cindy Arifianti selaku Ketua Komite SDIslam Binakheir. Pada Hari Jumat, 06 November 2015. 114 Hasil wawancara dengan Ade Maria Ulfa selaku Kepala Keuangan. Pada Hari Jumat, 02 Oktober 2015.
Dalam alur
permintaan dana di atas, menjelaskan bahwa untuk
melaksanakan kegiatan yang sudah tertera di RKAS, para penanggung jawab kegiatan harus membuat proposal kegiatan, beserta dana yang dibutuhkan pada bukti transaksi sementara. Proposal dan dana pada bukti transaksi sementara diajukan kepada Kepala Keuangan sekaligus Bendahara sekolah, setelah dana keluar pihak atasan melakukan pengawasan dalam terlaksananya kegiatan sesuai tujuan. Setelah kegiatan terlaksana para penanggung jawab harus membuat laporan pertanggungjawaban dalam kurun waktu 1 minggu. Adapun format proposal yang digunakan dimulai dari latar belakang, bentuk kegiatan, tujuan kegiatan, waktu dan tempat, deskripsi kegiatan, susunan panitia, anggaran dana. Sedangkan laporan pertanggungjawaban kegiatan terdiri dari evaluasi kegiatan, saran, penutup, rencana anggaran dana, dan bukti transaksi serta kuitansi. Dapat
disimpulkan bahwa penerapan prinsip
transparansi
dalam
pelaksanaan keuangan di SD Islam Binakheir, yaitu dengan adanya pengajuan proposal dan laporan pertanggungjawaban kegiatan.
2. Penerapan
Prinsip
Akuntabilitas
dalam
Pengelolaan
Keuangan Sekolah Prinsip akuntabilitas sangat penting dalam pengelolaan keuangan di sekolah. Akuntabilitas dibutuhkan untuk menjadikan laporan pengelolaan keuangan sekolah menjadi berkualitas dan dapat dipercaya. Penerapan prinsip akuntabilitas di dalam penelitian ini berarti pertanggungjawaban terhadap penggunaan dana sekolah baik dari orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Sumber dana yang didapatkan oleh SD Islam Binakheir terdiri dari pendapatan rutin dan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah), sumber dana tersebut digunakan oleh pihak sekolah dalam melaksanakan program/kegiatan dan kebutuhan operasional sekolah sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Sekolah dalam menjalankan prinsip akuntabilitas harus mencapai tujuan dan sasaran yang ditetapkan serta berorientasi terhadap pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh. SD Islam Binakheir dalam menentukan sasaran yang ditetapkan dijelaskan oleh Kepala Keuangan bahwa pihak sekolah melakukan analisis SWOT dan analisis pendidikan saat ini dan
satu tahun ke depan.115 Hal tersebut dilakukan sekolah untuk menentukan skala prioritas program/kegiatan sehingga perencanaan sesuai dengan hasil pelaksanaan dan sebagai bahan evaluasi yang dapat dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi dilakukan dalam rapat bersama kepala sekolah, guru, dan bagian keuangan. Hasil evaluasi merupakan bahan pertimbangan untuk analisis kebutuhan yang diperlukan dalam
pembuatan
program/kegiatan
yang
akan
datang
sehingga
program/kegiatan tersebut menjadi lebih efektif dan efisien. Dalam teori sebelumnya dipaparkan bahwa tujuan akuntabilitas adalah dapat menentukan tujuan yang tepat. Hal yang dimaksud dengan tujuan yang tepat di sini adalah memanfaatkan pengelolaan dana seefektif mungkin dan dapat dipertanggungjawabkan atas tujuan dari program tersebut. Di SD Islam Binakheir dalam menentukan anggaran disesuaikan dengan tujuan kegiatan yang akan dilaksanakan. Hal tersebut diungkap oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan bahwa penggunaan anggaran sekolah sesuai dengan rencana (RKAS) yang telah dibuat sebelumnya.116 Rencana kegiatan dan anggaran sekolah (RKAS) dibuat sesuai dengan visi, dan misi sekolah yang ada. Terkait dengan pembuatan anggaran yang disesuaikan dengan visi, misi sekolah Ibu Ferry Veronika selaku kepala sekolah mengatakan bahwa: “… misi mengembangkan kecerdasan spiritual, maka adanya anggaran untuk meningkatkan kualitas baca al-quran siswa, anggaran pelatihan al-quran untuk guru. Dan menciptakan siswa berwawasan internasional, dengan adanya anggaran untuk pembelajaran bahasa Inggris, pelatihan, penggunaan buku, dan media yang mendukung.”117
115
Hasil wawancara dengan Ade Maria Ulfa selaku Kepala Keuangan.Pada Hari Jumat, 02 Oktober 2015. 116 Hasil wawancara dengan Melindra sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015. 117 Hasil wawancara dengan Ferry Veronika sebagai Kepala sekolah SDIslam Binakhier. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015.
Senada dengan pendapat Bapak Abdullah Zahir selaku Wakil kepala sekolah bidang kurikulum terkait dengan pembuatan anggaran yang disesuaikan dengan visi, misi sekolah. Beliau mengatakan: “… contohnya, membentuk akhlak yang baik, anggaran yang dikeluarkan harus mendukung sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan media belajarnya”.118 Pembuatan anggaran yang disesuaikan dengan visi, misi sekolah yang dilakukan di SD Islam Binakheir dijelaskan pula oleh Ibu Melindra sebagai Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, beliau mengatakan bahwa: “…, setiap kegiatan mengacu pada visi, misi sekolah. Contohnya saja, visi cerdas dan berakhlak mulia, maka dari itu dibuatlah kegiatan keagamaan seperti maulid nabi, ramadhan camp.”119 Dari pemaparan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah, dapat disimpulkan bahwa SD Islam Binakheir membuat rencana kegiatan berdasarkan visi dan misi yang telah dibuat oleh sekolah. SD Islam Binakheir telah menerapkan prinsip akuntabilitas dalam mengelola keuangan. Hal tersebut dapat dilihat dari setiap program kegiatan sekolah yang dilaksanakan, selalu mengarah kepada visi dan misi sekolah. Sehingga setiap program yang dilaksanakan, memiliki manfaat untuk siswa dan anggaran yang dikeluarkan dapat efektif dan efisien. Dokumentasi dan informasi dalam pengelolaan anggaran di sekolah sudah diterapkan oleh SD Islam Binakheir, yaitu dengan adanya pembuatan RKAS dalam perencanaan anggaran sekolah, pembuatan proposal anggaran kegiatan, laporan pertanggungjawaban kegiatan yang disertai dengan bukti fisik. SD Islam Binakheir memiliki standar pengelolaan keuangan sesuai dengan 8 Standar Nasional Pendidikan, sesuai dengan penuturan Direktur Pendidikan bahwa sekolah membuat anggaran sesuai dengan 8 standar pendidikan, yaitu
118
Hasil wawancara dengan Abdullah Zahir sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015. 119 Hasil wawancara dengan Melindra sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015.
standar isi, sarana prasarana, pengelolaan, kompetensi lulusan, proses, PTK, pembiayaan, penilaian pendidikan.120 Sasaran kebijakan dalam pengelolaan keuangan di sekolah sangat penting, yaitu untuk menetapkan tujuan dan hal yang paling penting untuk dilaksanakan. Setelah penetapan sasaran kebijakan tercapai, maka sekolah harus menilai kebijakan tersebut apakah sudah sesuai dengan hasil yang diharapkan. Tolak ukur dalam menilai sasaran kebijakan anggaran di SD Islam Binakheir, yaitu dengan melihat anggaran yang direncanakan sesuai dengan anggaran yang dikeluarkan. Hal tersebut disampaika oleh Kepala SD Islam Binakheir. Prinsip akuntabilitas memberikan pertanggungjawaban yang harus disampaikan oleh para pemangku kepentingan. Segala kebijakan dan informasi dalam kebijakan pengelolaan keuangan sekolah, SD Islam Binakheir melakukan penyebaran informasi tersebut melalui rapat internal, baik yang dilakukan dengan yayasan, guru, dan karyawan, rapat komite dan penyebaran informasi melalui surat yang diberikan kepada orang tua siswa. Dari hasil informasi mengenai kebijakan pengelolaan keuangan di sekolah, tentunya ada saja hal yang menjadi keluhan atau permasalahan yang dirasakan oleh para pemangku kepentingan, sekolah harus dapat menampung dan memberikan solusi dari setiap permasalahan yang terjadi. Di SD Islam Binakheir mekanisme pengaduan masyarakat dilakukan dengan cara disampaikan ke Kepala Sekolah melalui rapat. Hal tersebut dijelaskan oleh Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, bahwa adanya pengaduan dari guru ataupun orang tua siswa disampaikan dan diselesaikan dalam rapat serta mencari solusi.121 Dapat disimpulkan bahwa penerapan prinsip akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan kepada stakeholders di SD Islam Binakheir sudah cukup baik, yaitu dengan adanya pembuatn dokumentasi dari setiap hasil anggaran kegiatan, pemberian informasi kepada para pemangku kepentingan 120
Hasil wawancara dengan Ali Badrudin sebagai Direktur Pendidikan SDIslam Binakhier. Pada Hari Senin, 28 September 2015. 121 Hasil wawancara dengan Melindra sebagai Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015.
mengenai informasi kebijakan anggaran sekolah, adanya sasaran kebijakan yang telah dijalankan sesuai dengan visi, misi, dan tujuan sekolah serta penilain atau evaluasi dari setiap anggaran kegiatan yang dilakukan sebagai bahan pertimbangan dan pengambilan keputusan. a. Evaluasi Keuangan Sekolah Evaluasi merupakan proses penilaian dalam pencapaian tujuan, artinya menilai pelaksanaan proses pengelolaan keuangan yang terjadi di sekolah, menilai pencapaian sasaran program, dan membuat rekomendasi untuk perbaikan anggaran yang akan datang. Pada tahap evaluasi anggaran, sekolah membuat laporan keuangan untuk dinilai dan dipertanggungjawabkan kepada pihak yang berkepentingan. Hal tersebut sesuai dengan penuturan Kepala Keuangan bahwa laporan keuangan disampaikan ke yayasan.122 Dengan adanya laporan keuangan sebagai pertanggungjawaban sekolah kepada yayasan, pihak sekolah harus memiliki sistem informasi manajemen dan memonitoring hasil yang telah dicapai. Sistem informasi manajemen tersebut berupa laporan keuangan dalam memberikan hasil evaluasi anggaran. Hal tersebut senada dengan penjelasan Kepala Keuangan, beliau mengatakan bahwa … dengan adanya SOP, proses mendapatkan dana, penggunaan dana, di situ menjadi bahan pengambilan keputusan.123 Senada dengan pendapat Kepala Sekolah, beliau mengatakan bahwa sistem informasi manajemen dalam memberikan hasil evaluasi anggaran, beliau mengatakan bahwa: “…, dengan adanya laporan keuangan sebagai bahan evaluasi anggaran sekolah yang diketahui oleh pihak internal saja dan sebagai bahan pengambilan keputusan.”124 Sedangkan monitoring terhadap hasil pengelolaan anggaran dilakukan oleh pihak yayasan dan manajemen sekolah terhadap laporan keuangan setiap satu
122
Hasil wawancara dengan Ade Maria Ulfa selaku Kepala Keuangan. Pada Hari Jumat, 02 Oktober 2015. 123 Hasil wawancara dengan Ade Maria Ulfa selaku Kepala Keuangan.Pada Hari Jumat, 02 Oktober 2015. 124 Hasil wawancara dengan Ferry Veronika sebagai Kepala Sekolah SDIslam Binakhier. Pada Hari Kamis, 29 Oktober 2015.
tahun. Laporan keuangan sekolah terdiri dari neraca, laba rugi, perubahan equitas, perubahan arus kas, analisa laporan keuangan, catatan atas laporan keuangan, dan daftar aktiva tetap. Laporan keuangan sekolah dapat dilihat pada lampiran no.11. Serta laporan pertanggungjawaban sekolah yang dilakukan setiap bulan. Dan monitoring penggunaan dana BOS disampaikan setiap triwulan untuk dana BOS Pusat dan BOS Kabupaten/Kota, serta dana BOS Provinsi dilaporkan per semester. Pihak sekolah mengirimkan laporan berupa Form BOS K-1, K-2, K-3, K-7 dan K-7 a kepada TIM Manajemen BOS Kapubaten/Kota yaitu, UPT (Unit Pelaksana Teknis) TK/SD Kecamatan Sukmajaya Depok.
D. Temuan Hasil Penelitian Hasil temuan yang didapatkan oleh peneliti setelah kegiatan penelitian adalah sebagai berikut: 1. Penerapan prinsip transparansi dalam perencanaan keuangan sekolah di SD Islam Binakheir, telah menggunakan standar operasional prosedur. SD Islam Binakheir menggunakan penyusunan anggaran pendidikan dengan pendekatan PPBS (Planning Programming Budgeting System). PPBS merupakan perencanaan anggaran yang disesuaikan dengan kebutuhan program/kegiatan dari masing-masing unit di sekolah. SD Islam Binakheir menggunakan pendekatan PPBS, yaitu dengan adanya rapat kerja yang dilakukan
sekolah
setiap
awal
tahun
ajaran
untuk
membahas
program/kegiatan sekolah yang akan dilaksanakan selama satu tahun ajaran. Keterbukaan dalam perencanaan keuangan dilakukan SD Islam Binakheir, yaitu dengan membuat RKAS (rencana kegiatan anggaran sekolah) pada tahun ajaran baru. Proses pembuatan RKAS menggunakan sistem bottom up, yaitu usulan anggaran kegiatan dari bawah (guru dan karyawan, komite) dan disetujui oleh atasan yaitu kepala sekolah, direktur pendidikan, dan kepala keuangan. Dalam perencanaan anggaran sekolah pihak yang terlibat adalah kepala sekolah, guru, karyawan, dan komite yang membuat rencana anggaran sesuai dengan visi, misi, dan tujuan sekolah serta 8 standar pendidikan nasional.
2. Penerapan prinsip transparansi dalam pelaksanaan keuangan di SD Islam Binakheir diterapkan dengan adanya keterlibatan guru, karyawan, dan komite sekolah dalam membuat anggaran kegiatan dan laporan pertanggungjawaban serta adanya bukti fisik (struk pembelanjaan barang/jasa). Dalam mengajukan anggaran, setiap pelaksana kegiatan (guru dan karyawan, komite) harus membuat proposal kegiatan dan mengisi lembar permintaan dana kegiatan, barang/jasa (bukti transaksi sementara). Lembar permintaan dana harus diotorisasi oleh Kepala Sekolah dan disetujui oleh Kepala Keuangan. Para penanggung jawab kegiatan harus membuat proposal kegiatan, beserta dana yang dibutuhkan pada bukti transaksi sementara. Proposal dan bukti transaksi sementara diajukan kepada Kepala Keuangan sekaligus Bendahara sekolah setelah dana keluar pihak atasan melakukan pengawasan dalam terlaksananya kegiatan sesuai tujuan, dan setelah kegiatan terlaksana para penanggung jawab harus membuat laporan pertanggungjawaban dalam kurun waktu 1 minggu. 3. Penerapan prinsip akuntabilitas dalam evaluasi keuangan, SD Islam Binakheir
membuat
laporan
keuangan
untuk
dinilai
dan
dipertanggungjawabkan kepada pihak yang berkepentingan yaitu yayasan, orang tua, dan pemerintah. Sedangkan monitoring terhadap hasil evaluasi anggaran dilakukan oleh pihak yayasan dan manajemen yang dilakukan setiap bulan dan penggunaan dana BOS disampaikan setiap triwulan untuk dana BOS Pusat dan BOS Kabupaten/Kota, serta dana BOS Provinsi dilaporkan per semester. Penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Ristya, bahwa transparansi dalam pengelolaan anggaran dana BOS dalam program RKAS, sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan partisipasi pemerintah dan masyarakat, yang dalam hal ini kaitannya dengan komite sekolah dan wali murid. Partisipasi masyarakat berupa dukungan yang diberikan oleh komite sekolah, wali murid, dan pemerintah dalam perencanaan dan pelaksanaan program sekolah yang telah direncanakan dan tercantum dalam program RKAS. Hal tersebut memiliki kesamaan yang dilakukan oleh SD Islam
Binakheir, bahwa sekolah memberikan kesempatan kepada guru, karyawan, dan komite sekolah untuk terlibat langsung dalam perencanaan dan pelaksanaan anggaran kegiatan/program sekolah. Partisipasi guru dan karyawan SD Islam Binakheir, yaitu dengan membuat daftar usulan kebutuhan yang akan menjadi pertimbangan dalam pembuatan RKAS untuk satu tahun ajaran, sedangkan komite sekolah berpartisipasi untuk membantu pelaksanaan kegiatan siswa, dengan membantu dari segi materi berupa uang POMG. Dengan menyumbangkan makanan kepada para siswa dalam setiap kegiatan dan membantu kekurangan anggaran kegiatan sekolah. Sedangkan hasil penelitian Rediana mengemukakan bahwa keterlibatan guru dalam pembuatan RAPBS/APBS di sekolah negeri dilakukan pada saat rapat komite dan pelaksanaan program disesuaikan dengan anggaran yang telah disahkan. Namun di SD Islam Binakheir, komite sekolah tidak dilibatkan dalam pembuatan RKAS, hanya Tim Manajemen yang membuat RKAS pada saat rapat internal Tim Manajemen. SD Islam Binakheir yang merupakan sekolah swasta telah melakukan pembukuan keuangan dengan baik. Sumber penerimaan dana SD Islam Binakheir yang berasal dari orang tua dan dana BOS di buat laporan keuangannya secara terperinci. SD Islam Binakheir membuat laporan bulanan, tahunan, dan laporan pertanggungjawaban dana BOS kepada yayasan dan pemerintah sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas sekolah kepada stakeholders. Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Giyanto, bahwa sekolah dikatakan transparan jika pelaporan dilakukan secara intern dan ekstern mulai dari laporan triwulan, semester, dan tahunan.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa penerapan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan SD Islam Binakheir kepada stakeholders sudah berjalan cukup baik, yaitu adanya keterlibatan semua pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah, guru, karyawan, dan komite dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi anggaran. Fakta ini menunjukkan bahwa sekolah telah melakukan proses pembahasan anggaran secara terbuka sesuai dengan standar operasional prosedur SD Islam Binakheir.
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, maka penulis dapat memberikan saran, sebaiknya sekolah: 1. Memberikan informasi kepada seluruh guru dan karyawan serta komite sekolah mengenai rencana anggaran kegiatan sekolah secara menyeluruh, realisasi anggaran, dan evaluasi anggaran melalui rapat/musyawarah kerja. 2. Bekerjasama dengan pihak audit eksternal atau independen dalam mengaudit laporan keuangan SD Islam Binakheir untuk lebih meningkatkan trust (kepercayaan) stakeholders. 3. Memiliki pembukuan yang lebih lengkap mulai dari Buku Pos, Jurnal, Buku Besar, Buku Kas Piutang, dan Neraca Percobaan. 4. Melibatkan pihak komite dalam pengelolaan keuangan sekolah secara menyeluruh bukan hanya pada dana POMG. 5. Memiliki media seperti papan pengumuman untuk memberikan
informasi
mengenai
penggunaan
anggaran
sekolah
kepada
stakeholders terkait dengan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
Daftar Pustaka Adrianto, Nico. Good e-Government: Transparansi dan Akuntabilitas Publik Melalui e-Government. Malang: Bayumedia Publishing 2007. Bastian, Indra. Akuntansi Pendidikan. Jakarta: Erlangga. 2007. _______, Akuntansi Yayasan dan Lembaga Publik. Jakarta: Erlangga. 2007. Budiyono, dkk, “Posisi Stakeholders Strategi Advokasi KIBBLA Kabupaten/Kota Di Jawa Tengah,” Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Volume 13, no. 3 September 2010. Darsono. Manajemen Keuangan. Jakarta: Nusantara Consulting. 2009. Dwi, Anggraini Ristya. “Transparansi, Partisipasi, Akuntabilitas Pengelolaan Anggaran Dana BOS dalam Program RKAS di SDN Pacarkeling VIII Surabaya,” Jurnal Kebijakan dan Manajemen Publik, Vol. 1, No. 2, MeiAgustus 2013. Edward, R Freeman. Buku Manajemen Strategik: Pendekatan terhadap Pihakpihak Berkepentingan Terj. Dari Strategic Management: A Stakeholder Approach oleh Rochmulyati Hamzah. Jakarta: PT Pustaka Binaman Pressindo. 1995. Engkoswara. Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta. 2012. Fattah, Nanang. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009. _______, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2012. FITK. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: FITK. 2003. Giyanto. “Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di Sekolah Dasar Negeri Belah 1 Kecamatan Donorojo Kabupaten Pacitan,”Tesis, Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2013. Harmono. Manajemen Keuangan. Bandung: Bumi Aksara. 2009. Hermino, Agustinus. Asesmen Kebutuhan Organisasi Persekolahan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. 2013. Holzner. Transparency in global change: the vanguard of the USA: Pittsburgh Press. 2006.
open society.
Idochi, Anwar Mochammad. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Depok: PT Rajagrafindo Persada. 2013. Jubaedah, Edah, Nugraha Lili, dan Hariz Faozan. Model Pengukuran Pelaksanaan Good Governance di Pemerintah Daerah Kabupaten/kota. Bandung: PKP2AI LAN. 2008. Kajian Kebijakan Good Local Governance Dalam Optimalisasi Pelayanan Publik: Suatu Evaluasi Implementasi Pelayanan Terpadu di Kabupaten/Kota di Indonesia. Bandung: PKP2AI-LAN. 2007. Kasmir. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana, 2010. Mahmudi. Manajemen Keuangan Daerah. Jakarta: Erlangga. 2010. Manajemen Berbasis Sekolah di SMP Pada Era Otonomi Daerah. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMP, Direktorat Jendral Pendidikan Dasar, Kementerian Pendidikan Nasional. 2011. Mardiasmo. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah. Yogyakarta: Andi. 2002. McGinn, N. dan T. Welsh, Desentralisasi Pendidikan, Terj. Achmad Syahid. Ciputat: Logos. 2003. Minarti, Sri. Manajemen Berbasis Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media. 2011. Modul Khusus Komunitas: Transparansi Akuntabilitas. Diakses melalui www.p2kp.org pada tanggal 07 Juni 2015, Pukul 13.25 WIB Modul 1: Transparansi dan Akuntabilitas Manajemen Pendidikan.Jakarta: BECTF. 2010. Moeljadi. Manajemen Keuangan: Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, Malang: Bayumedia. 2006. Mulyasa, E. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. 2003.
Mulyono. Konsep Pembiayaan pendidikan. Jogjakarta: AR Ruzz Media. 2010. _______. Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Jogjakarta: AR Ruzz Media. 2010.
Nawawi, Hadari. Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. 2012. Parwita, Desi Diah, “Evaluasi Akuntabilitas dan Transparansi Pengelolaan Keuangan Sekolah Menengah Pertama (SMp) Negeri di Kabupaten Banyumas,” Tesis Universitas Indonesia, Jakarta. 2008. Petunjuk Teknis, Penggunaan dan Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional. Direktorat Pendidikan Dasar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Sadjiarto, Arja. “Akuntabilitas dan Pengukuran Kinerja Pemerintah”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 2 No. 2. Nopember 2003. Sedarmayanti. Good Governance “Kepemerintahan yang Baik”. Bandung: Mandar Maju. 2012. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. 2009. Suharsaputra, Uhar. Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama. 2010. Sukarno, Edi. Sistem Pengendalian Manajemen: Suatu Pendekatan Praktis Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. 2002. Sumarsono, Sonny. Manajemen Keuangan Pemerintah. Yogyakarta: Graha Ilmu. 2010. Suryadi. Manajemen Mutu Berbasis Sekolah: Konsep dan Aplikasi. Bandung: PT Sarana Panca Karya Nusa. 2009. Sutedi, Adrian. Implikasi Hukum Atas Sumber Pembiayaan Daerah dalam Kerangka Otonomi Daerah. Jakarta: Sinar Grafika. 2009. Sutedjo. “Persepsi Stakeholders Terhadap Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Sekolah”, Tesis Pada Pascasarjana Universitas Diponogoro, Semarang: 2009. Sutrisno. Manajemen Keuangan: Toeri, Konsep, & Aplikasi. Yogyakarta: Ekonisia. 2013. Ubaedillah, A. dan Abdul Razak. “Pancasila, Demokrasi, HAM, dan Masyarakat Madani”. Jakarta: Kencana. 2013. Umaedi, dkk. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Universitas Terbuka Press. 2009.
Utama, Sekar. Tubagus Furqon Sofhani, Proses Pembentukan Kampung Kreatif (Studi kasus: Kampung Dago Pojok dan Cikujang, Kota Bandung), Jurnal Perencanaan dan Wilayah dan kota Vol. 3. UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi. 2003. UU Republik Indonesia No. 23 Tahun 2004 tetang Pemerintah Daerah.
Waluyo. Manajemen Publik. Bandung: Mandar Maju. 2007. Wijaya, David. Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah terhadap Kualitas pendidikan, Jurnal Pendidikan Penabur, No. 13, 2009. Wulaningrum, Ratna. “Partisipasi Pegawai dalam Penyusunan Anggaran Sekolah – Studi Kasus Pada SMP Negeri 10 Samarinda”. Jurnal Eksis. Vol. 7, No.2, Agustus 2011. Yuwono, Sony, dkk. Penganggaran Sektor Publik: Pedoman Praktis Penyususnan, Pelaksanaan, dan Pertanggungjawaban APBD (Berbasis Kinerja). Malang: Bayumedia Publishing. 2005.
Lampiran 1 Instrumen Pertanyaan Wawancara ===================================================== ===== 1. Apakah sekolah mempunyai SOP (Standar Operasional Prosedur)/peraturan/pedoman dalam melaksanakan pengelolaan keuangan di sekolah? 2. Apakah sekolah membuat RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah)? a. Kapan RKAS dibuat? b. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan RKAS? c. Bagaimana proses pembuatan RKAS? 3. Apa saja tugas dan tanggung jawab dari setiap staff keuangan di sekolah? 4. Apakah pihak sekolah mempunyai kewajiban membayar pajak? a. Apa saja jenis pajak yang dibayarkan sekolah? b. Seberapa besar pajak yang dibayarkan sekolah? c. Kemana sekolah membayar pajak tersebut? d. Bagaimana proses dalam membayar pajak tersebut? e. Siapa yang bertugas membayarkan pajak tersebut? 5. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses perencanaan anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa? 6. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses pelaksanaan anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa? 7. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses evaluasi anggaran sekolah kepada stakeholders (Ketua yayasan, guru, dan staff) internal dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa? 8. Apakah pihak sekolah mengumumkan setiap kebijakan anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal, dan seperti apa contoh kebijakan anggaran sekolah? a. Kapan pengumuman tersebut diberikan? b. Melalui media apa pengumuman tersebut diberikan? 9. Apakah pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran sekolah yang telah di audit (evaluasi) kepada stakeholders internal dan eksternal? 10. Bagaimana cara pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal? 11. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan (membukukan) setiap penggunaan anggaran sekolah?
12. Apakah pihak sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal? 13. Apakah pihak sekolah memiliki lembaga audit/auditor? a. Kapan audit keuangan dilaksanakan? b. Bagaimana proses dalam mengaudit keuangan di sekolah? c. Siapa yang berhak menerima hasil audit keuangan sekolah? 14. Apakah pihak sekolah melibatkan stakeholders internal dan eksternal dalam pembuatan keputusan anggaran sekolah? 15. Apakah pihak sekolah memberikan kesempatan kepada stakeholders internal dan eksternal untuk berpartisispasi dalam proses penganggaran sekolah? 16. Apasaja bentuk partisipasi stakeholders internal dan eksternal dalam proses penganggaran? 17. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat menambah wawasan dan pengetahuan stakeholders internal dan eksternal terhadap penyelenggaraan program/kegiatan sekolah, contohnya? 18. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan kepercayaan stakeholders internal dan eksternal kepada sekolah, contohnya? 19. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan partisipasi stakeholders internal dan eksternal terhadap penyelenggaraan program/kegiatan sekolah, contohnya? 20. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat mengurangi pelanggaran atau tindak korupsi di sekolah? 21. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan setiap keputusan/kebijakan dalam proses penganggaran sekolah? 22. Apakah hasil dari setiap keputusan/kebijakan dalam proses anggaran sekolah tersedia bagi stakeholders internal dan eksternal? 23. Apakah pihak sekolah telah bekerja dalam pengelolaan keuangan sekolah sesuai dengan SOP/pedoman/peraturan kea\uangan sekolah yang berlaku? 24. Apakah pihak sekolah telah menggunakan anggaran sekolah sesuai dengan RKAS yang berlaku? 25. Apakah pihak sekolah membuat anggaran sekolah sesuai dengan sasaran kebijakan/sesuai dengan visi, misi sekolah? 26. Bagaimana pihak sekolah menilai setiap kebijakan dalam proses anggaran sekolah sesuai dengan target/sasaran yang telah ditetapkan?
27. Bagaimana pihak sekolah menentukan skala prioritas program/kegiatan dalam penggunaan anggaran sekolah? 28. Apasaja media yang digunakan pihak sekolah dalam menyebarluaskan informasi laporan keuangan sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal? 29. Bagaimana pihak sekolah menaggapi keluhan/pengaduan dari stakeholders internal dan eksternal mengenai proses dan hasil penganggaran di sekolah? 30. Apakah pihak sekolah mempunyai SIM (Sistem Informasi Manajemen) yang baik dalam memberikan hasil evaluasi anggaran sekolah kepada stakeholders? 31. Siapakah yang melaksanakan monitoring (pengawasan) terhadap pengelolaan (perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi) anggaran di sekolah? a. Kapan monitoring tersebut dilaksanakan? b. Bagaimanakah proses monitoring tersebut dilaksanakan?
Lampiran 2
Hasil Wawancara Informan
: Ali Badrudin, M. Pd
Jabatan
: Direktur SDI Binakheir School
Hari/tanggal
: Senin, 28 September 2015
Waktu
: 07.05 – 08.15 WIB
Tempat
: Ruang Direktur SDI Binakheir School
Prinsip Transparansi : 1. Apakah sekolah mempunyai SOP (Standar Operasional Prosedur/peraturan/pedoman) dalam melaksanakan pengelolaan keuangan di sekolah? Iya, di sini mempunyai SOP, peraturan, tetapi hanya untuk bagian internal. 2. Apakah sekolah membuat RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah)? Iya. a. Kapan RKAS dibuat? Sebelum tahun ajaran, membuat draft pada bulan April, dan pembuatan akhir RKAS pada bulan Mei-Juni. b. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan RKAS? TIM Manajemen yaitu, Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Bagian Umum, Bagian Keuangan, dan guru. c. Bagaimana proses pembuatan RKAS? Identifikasi kebutuhan, prioritas kegiatan/program, mencari kisaran dana yang dibutuhkan, pengajuan, dan disetujui oleh atasan (direktur), dan melakukan control/pengawasan dana. 3. Apa saja tugas dan tanggung jawab dari setiap staff keuangan di sekolah? 1. Kepala keuangan o Mengurusi pembukuan o Pengeluaran uang 2. Kasir o Penerimaan uang
4. Apakah pihak sekolah mempunyai kewajiban membayar pajak? Iya. a. Apa saja jenis pajak yang dibayarkan sekolah? PPh 21 untuk pajak penghasilan/gaji guru dan karyawan. b. Seberapa besar pajak yang dibayarkan sekolah? Tidak semua guru/karyawan membayar pajak. Karena ada aturan dari pemerintah hanya penghasilan Rp. 3.000.000,dikenakan pajak. Di sini ada sekitar guru tetap 7-10 orang yang dikenakan pajak Pph 21. c. Kemana sekolah membayar pajak tersebut? KPP Pratama Depok d. Bagaimana proses dalam membayar pajak tersebut? Dipotong gaji, disetorkan, dan dilaporkan. e. Siapa yang bertugas membayarkan pajak tersebut? Ada, yang mengantarkan kurir, tetapi yang bertanggung jawab untuk mengurusi pajak bendahara keuangan 5. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses perencanaan anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa? Iya, kita terbuka terhadap stakeholders yang berkepentingan, yaitu melibatkan Tim manajemen dan yayasan dalam merencanakan biaya pendidikan peserta didik dalam satu tahun ajaran, guru dan karyawan mengajukan kebutuhan selama satu tahun dan membuat daftar usulan anggaran kegiatan, dan komite sekolah dalam merencanakan anggarab dana komite sesuai dengan kebutuhan kegiatan siswa. Kalau stakeholders eksternal, yaitu pemerintah (UPT kecamatan sukmajaya) hanya sebatas dana BOS yang perencanaannya dilakukan dalam 3 bulan sekali. 6. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses pelaksanaan anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa? Iya, setiap ada kegiatan di sekolah melibatkan orang tua, mereka mengetahui kegiatan selama 1 tahun ke depan, dan guru serta staff mengajukan kebutuhannya. 7. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses evaluasi anggaran sekolah kepada stakeholders (Ketua yayasan, guru, dan staff) internal dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?
Iya, biasanya dilakukan oleh pihak internal (Tim manajemen) melakukan evaluasi anggaran tahun lalu. 8. Apakah pihak sekolah mengumumkan setiap kebijakan anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal, dan seperti apa contoh kebijakan anggaran sekolah? Internal saja, tentu kita sampaikan ke ketua yayasan, melaporkan keuangan setiap 6 bulan sekali. Dan penggunaan dana orang tua yang disampaikan oleh komite. a. Kapan pengumuman tersebut diberikan? Biasa diawal, pertengahan, atau diakhir tahun. b. Melalui media apa pengumuman tersebut diberikan? Hanya surat pemberitahuan. 9. Apakah pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran sekolah yang telah di audit (evaluasi) kepada stakeholders internal dan eksternal? Iya, tetapi hanya kepada yayasan saja. Kalau ke pemerintah hanya laporan penggunaan dana BOS yang mekanismenya sudah jelas. 10. Bagaimana cara pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal? Melalui rapat pengurus, yaitu Tim Yayasan (4 Orang). 11. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan (membukukan) setiap penggunaan anggaran sekolah? Iya, sudah pasti. Setiap kegiatan harus tertulis dan mengajukan proposal. 12. Apakah pihak sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal? Iya, dana sekolah ke yayasan. BOS ke pemerintah, dan dana orang tua untuk kegiatan peserta didik selama setahun disampaikan oleh ketua komite sekolah. 13. Apakah pihak sekolah memiliki lembaga audit/auditor? Iya, audit internal. a. Kapan audit keuangan dilaksanakan? Biasanya bulan maret. b. Bagaimana proses dalam mengaudit keuangan di sekolah?
Tim audit melihat laporan keuangan dan mewawancari pihak yang terlibat dalam pengelolaan keuangan, yaitu direktur dan kepala keuangan. c. Siapa yang berhak menerima hasil audit keuangan sekolah? Yayasan saja. 14. Apakah pihak sekolah melibatkan stakeholders internal dan eksternal dalam pembuatan keputusan anggaran sekolah? Iya, misalnya untuk guru, mereka memerlukan media pembelajaran, kertas dan ATK. Di sini kita siapkan anggaran sesuai kebutuhan per guru. Contoh lainnya, satpam membutuhakan HT, seragam, mereka mengajukannya di awal tahun. Ke orang tua hanya memberitahukan kegiatan tahunan sekolah yang akan dilaksanakan. 15. Apakah pihak sekolah memberikan kesempatan kepada stakeholders internal dan eksternal untuk berpartisispasi dalam proses penganggaran sekolah? Iya, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing bidang. Karena di sini anggaran dari bawah/sistem bottom up. 16. Apasaja bentuk partisipasi stakeholders internal dan eksternal dalam proses penganggaran? Mengusulkan anggaran yang dibutuhkan melalui diskusi/rapat kerja guru paralel untuk mengidentifikasi kebutuhan kelas selama 1 tahun. Dan untuk bagaian umum mengidentifikasi alat pel/pembersih/kertas yang dibutuhkan. 17. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat menambah wawasan dan pengetahuan stakeholders internal dan eksternal terhadap penyelenggaraan program/kegiatan sekolah, contohnya? Iya, tentunya guru/karyawan memahami tentang sistem, proses pengelolaaan keuangan yang baik, dan kesulitan keuangan jika mereka mengusulkan tetapi dananya tidak mencukupi. 18. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan kepercayaan stakeholders internal dan eksternal kepada sekolah, contohnya? Iya, tentunya. Hingga saat ini dari November tahun 2009, pihak stakeholders baik yayasan dan orang tua mempercayai pengelolaan keuangan di sekolah.
19. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan partisipasi stakeholders internal dan eksternal terhadap penyelenggaraan program/kegiatan sekolah, contohnya? Iya, contohnya orang tua yang mengusulkan kegiatan terkait kelas 6 mereka menabung untuk kebutuhannya yang lebih banyak. 20. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat mengurangi pelanggaran atau tindak korupsi di sekolah? Iya, sudah pasti. Mudah-mudahan tidak ada korupsi. Dari kepala sekolah tidak menggunakan dana di luar anggaran. Prinsip Akuntabilitas : 21. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan setiap keputusan/kebijakan dalam proses penganggaran sekolah? Iya, pasti. 22. Apakah hasil dari setiap keputusan/kebijakan dalam proses anggaran sekolah tersedia bagi stakeholders internal dan eksternal? Iya, internal pengajuan kebutuhan masing-masing bidang dan guru dan pihak eksternal hanya kegiatan tahunan. 23. Apakah pihak sekolah telah bekerja dalam pengelolaan keuangan sekolah sesuai dengan SOP/pedoman/peraturan keuangan sekolah yang berlaku? Selama ini, iya. 24. Apakah pihak sekolah telah menggunakan anggaran sekolah sesuai dengan RKAS yang berlaku? Iya, hampir 95-100%. 25. Apakah pihak sekolah membuat anggaran sekolah sesuai dengan sasaran kebijakan/sesuai dengan visi, misi sekolah? Iya, sesuai dengan 8 standar pendidikan, yaitu standar isi, sarana prasarana, pengelolaan, kompetensi lulusan, proses, PTK, pembiayaan, penilaian pendidikan. 26. Bagaimana pihak sekolah menilai setiap kebijakan dalam proses anggaran sekolah sesuai dengan target/sasaran yang telah ditetapkan?
Dengan setiap hasil evaluasi kegiatan dinilai apakah efektif dan efesien. pihak sekolah menentukan skala prioritas 27. Bagaimana program/kegiatan dalam penggunaan anggaran sekolah? Tentunya disesuaikan dengan prioritas anggaran yang ada di RKAS. 28. Apasaja media yang digunakan pihak sekolah dalam menyebarluaskan informasi laporan keuangan sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal? Surat saja, pemberitahuan resmi tentang realisasi anggaran dan melampirkan laporan keuangan kepada pihak yayasan. 29. Bagaimana pihak sekolah menaggapi keluhan/pengaduan dari stakeholders internal dan eksternal mengenai proses dan hasil penganggaran di sekolah? Didiskusikan melalui rapat. 30. Apakah pihak sekolah mempunyai SIM (Sistem Informasi Manajemen) yang baik dalam memberikan hasil evaluasi anggaran sekolah kepada stakeholders? Iya, termasuk pengelolaan dana, sistem control, yang berhak mengapproval anggaran dan siapa saja yang terlibat. 31. Siapakah yang melaksanakan monitoring (pengawasan) terhadap pengelolaan (perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi) anggaran di sekolah? Yayasan (Tim Keuangan, 4 orang) a. Kapan monitoring tersebut dilaksanakan? 1-6 bulan sekali. b. Bagaimanakah proses monitoring tersebut dilaksanakan? Datang ke sekolah, ke bagian keuangan, melihat laporan keuangan.
Depok, 30 September 2015
( Ali Badrudin, M. Pd)
Hasil Wawancara Informan
: Ade Maria Ulfah, SE
Jabatan
: Kepala Keuangan SDI Binakheir
Hari/tanggal
: Jum‟at, 02 Oktober 2015
Waktu
: 13.05 – 14.15 WIB
Tempat
: Ruang Kepala Keuangan SDI Binakheir
Prinsip Transparansi : 1. Apakah sekolah mempunyai SOP (Standar Prosedur/peraturan/pedoman) dalam melaksanakan keuangan di sekolah?
Operasional pengelolaan
Iya, ada. 2. Apakah sekolah membuat RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah)? Iya. a. Kapan RKAS dibuat? Awal tahun ajaran, melalui rapat/musyawarah kerja. b. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan RKAS? Kepala sekolah, guru dan karyawan, komite sekolah. c. Bagaimana proses pembuatan RKAS? Membahas kebutuhan sekolah (program yang akan direncanakan), melakukan analisis SWOT, menyusun rencana biaya, rencana pelaksanaan program, dan penanggung jawab kegiatan/program. 3. Apa saja tugas dan tanggung jawab dari setiap staff keuangan di sekolah? Bagian pembukuan untuk membuat laporan keuangan dan kasir sebagai pencatatan uang masuk dan uang keluar. 4. Apakah pihak sekolah mempunyai kewajiban membayar pajak? Iya. a. Apa saja jenis pajak yang dibayarkan sekolah? PPh Pasal 21. b. Seberapa besar pajak yang dibayarkan sekolah? Pajak yang dibayarkan atau dipotong hanya untuk guru dan karyawan yang pendapatan atau gaji di atas Rp. 3.000.000,besaran yang dibayarkan sekitar Rp. 260.000,-.
c. Kemana sekolah membayar pajak tersebut? Kantor Pajak Pratama Depok. d. Bagaimana proses dalam membayar pajak tersebut? Bagian keuangan menghitung gaji guru dan karyawan setiap bulan dan melakukan pemotongan PPh Pasal 21. Menyetorkan ke bank atau kantor POS paling lambat tanggal 10 bulan berikutnya dan melaporkan SPT, masa PPh Pasal 21 paling lama tanggal 20 bulan berikutnya. e. Siapa yang bertugas membayarkan pajak tersebut? Staff bagian keuangan atau OB. 5. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses perencanaan anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa? Iya, sekolah bersama guru dan karyawan serta komite bersamasama merencanakan kegiatan sesuai dengan tujuan (visi, misi) sekolah kemudian dimasukkan ke dalam RKAS. 6. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses pelaksanaan anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa? Iya, secara langsung melibatkan guru, karyawan dan komite sekolah. Mereka melaksanakan anggaran kegiatan yang telah diusulkan kepada atasan, membelanjakan anggaran tersebut sesuai dengan kebutuhan program kegiatan sekolah, dan membuat laporan pertanggungjawaban disertai kuitansi atau bukti fisik. 7. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses evaluasi anggaran sekolah kepada stakeholders (Ketua yayasan, guru, dan staff) internal dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa? Iya, dengan melakukan laporan pertanggungjawaban keuangan. 8. Apakah pihak sekolah mengumumkan setiap kebijakan anggaran sekolah kepada stakeholdersinternal (Ketua yayasan, guru, dan staff)dan eksternal, dan seperti apa contoh kebijakan anggaran sekolah? Kalau misalkan di internal itu, kita akan ngasih semacam RKAS/data anggaran untuk ke bagian masing-masing.Kalau ke eksternal untuk kenaikan SPP, informasi catering dan jemputan. c. Kapan pengumuman tersebut diberikan? Pada awal tahun.
d. Melalui media apa pengumuman tersebut diberikan?Melalui surat. 9. Apakah pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran sekolah yang telah di audit (evaluasi) kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff)dan eksternal? Iya. 10. Bagaimana cara pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff)dan eksternal? Melalui laporan keuangan dan LPJ (Laporan Pertanggungjawaban) keuangan yang disampaikan ke yayasan, komite, dan pemerintah (terkait Dana BOS). 11. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan (membukukan) setiap penggunaan anggaran sekolah? Iya, buku kas, buku bank, dan software Peachtree. 12. Apakah pihak sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal? Iya, melalui laporan keuangan. 13. Apakah pihak sekolah memiliki lembaga audit/auditor? Iya, yaitu audit internal yang dilakukan oleh pihak yayasan. a. Kapan audit keuangan dilaksanakan? Setiap tahun. b. Bagaimana proses dalam mengaudit keuangan di sekolah? Melihat laporan keuangan dan memeriksa bukti kas masuk dan keluar. c. Siapa yang berhak menerima hasil audit keuangan sekolah? Manajemen, yayasan, komite, pemerintah (dana BOS). 14. Apakah pihak sekolah melibatkan stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal dalam pembuatan keputusan anggaran sekolah? Iya. 15. Apakah pihak sekolah memberikan kesempatan kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal untuk berpartisispasi dalam proses penganggaran sekolah? Iya.
16. Apasaja bentuk partisipasi stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal dalam proses penganggaran? Partisipasi dalam proses penganggaran bisa berbentuk keterlibatan secara langsung dalam proses penganggaran , usulan kegiatan, saran dan kritik yang membangun, dukungan moral dan materi. 17. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat menambah wawasan dan pengetahuan stakeholders internal(Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal terhadap penyelenggaraan program/kegiatan sekolah, contohnya? Iya, mereka belajar menganai peraturan keuangan, bagaimana cara membuat proposal yang dibutuhkan, kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. 18. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan kepercayaan stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff)dan eksternal kepada sekolah, contohnya? Iya,sekolah memberikan kesempatan kepada orang tua atau komite untuk ikut berpartisipasi dalam pengelolaan anggaran, pelaksanaan kegiatan dan evaluasi mengenai anggaran kegiatan yang digunakan apakah efektif dan efesien. Misalnya pentas akhir tahun secara langsung komite bisa melakukan kontrol dengan laporan pertanggungjawaban. 19. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan partisipasi stakeholders internalv(Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal terhadap penyelenggaraan program/kegiatan sekolah, contohnya? Iya, dengan melibatkan stakeholders dalam kegiatan/program yang dilaksanakan sekolah, sebenarnya secara langsung dapat meningkatkan partisipasi melalui saran dan kritik terhadap penyelenggaraan program sekolah. 20. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat mengurangi pelanggaran atau tindak korupsi di sekolah? Iya, misalnya saja tadi dari adanya pengajuan anggaran dengan pembuatan proposal, guru dan karyawan yang melaksanakan kegiatan dan harus membuat LPJ (laporan pertanggungjawaban) keuangan, sehingga memudahkan dalam kontrolnya.
Prinsip Akuntabilitas : 21. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan setiap keputusan/kebijakan dalam proses penganggaran sekolah? Iya. 22. Apakah hasil dari setiap keputusan/kebijakan dalam proses anggaran sekolah tersedia bagi stakeholders internal(Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal? Iya. 23. Apakah pihak sekolah telah bekerja dalam pengelolaan keuangan sekolah sesuai dengan SOP/pedoman/peraturan keuangan sekolah yang berlaku? Iya. 24. Apakah pihak sekolah telah menggunakan anggaran sekolah sesuai dengan RKAS yang berlaku? Iya. 25. Apakah pihak sekolah membuat anggaran sekolah sesuai dengan sasaran kebijakan/sesuai dengan visi, misi sekolah? Iya. 26. Bagaimana pihak sekolah menilai setiap kebijakan dalam proses anggaran sekolah sesuai dengan target/sasaran yang telah ditetapkan? Melakuakan analisis SWOT dan analisis pendidikan sekolah saat ini dan satu tahun ke depan. 27. Bagaimana pihak sekolah menentukan skala prioritas program/kegiatan dalam penggunaan anggaran sekolah? Iya, disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan sekolah (visi dan misi). 28. Apasaja media yang digunakan pihak sekolah dalam menyebarluaskan informasi laporan keuangan sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal? Laporan keuangan disampaikan ke yayasan, dan kebijakan keuangan melalui surat yang disampaikan kepada orang tua.
29. Bagaimana pihak sekolah menaggapi keluhan/pengaduan dari stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal mengenai proses dan hasil penganggaran di sekolah? Dibahas melalui rapat. 30. Apakah pihak sekolah mempunyai SIM (Sistem Informasi Manajemen) yang baik dalam memberikan hasil evaluasi anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal? Iya. Dengan adanya SOP, proses mendapatkan dana, penggunaan dana, di situ menjadi bahan pengambilan keputusan. 31. Siapakah yang melaksanakan monitoring (pengawasan) terhadap pengelolaan (perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi) anggaran di sekolah? Kepala keuangan, direktur, yayasan dan pemerintah (dana BOS). a. Kapan monitoring tersebut dilaksanakan? Setiap bulan melalui laporan keuangan yang disampaikan ke manajemen dan yayasan, melalui RKAS/RAPBS ke pemerintah (dana BOS). b. Bagaimanakah proses monitoring tersebut dilaksanakan? Setiap bulan maksimal tanggal 10, kepala keuangan melaporkan ke manajemen atau direktur, setelah itu ke yayasan atau pihak yayasan datang ke sekolah untuk memeriksa laporan keuangan serta kurikulum termasuk juga bagian umum. Pemerintah (dana BOS) melalui laporan pertanggungjawaban keuangan yang disampaikan triwulan, semester, dan tahunan dengan melakukan pengecekan langsung terhadap pengelolaan yang dialokasikan dalam anggaran.
Depok, 19 Oktober 2015
(Ade Maria Ulfah, SE)
Hasil Wawancara Informan
: Ferry Veronika, SE
Jabatan
: Kepala SDI Binakheir
Hari/tanggal
: Kamis, 29 Oktober 2015
Waktu
: 08.15 - 09.00 WIB
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
Prinsip Transparansi : 1. Apakah sekolah mempunyai SOP (Standar Operasional Prosedur/peraturan/pedoman) dalam melaksanakan pengelolaan keuangan di sekolah? Iya. 2. Apakah sekolah membuat RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah)? Iya. f. Kapan RKAS dibuat? Di awal tahun ajaran, biasanya bulan juli-agustus. g. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan RKAS? Perwakilan guru, kepala sekolah, bagian keuangan. h. Bagaimana proses pembuatan RKAS? Dari tiap divisi (kesiswaan, kurikulum, kepegawaian, dan sarana prasarana) menginventarisir kebutuhan selama satu tahun ajaran, setelah itu menyusun kegiatan berserta dana dalam bentuk RKAS. 3. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses perencanaan anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa? Iya, misalnya keterbukaan ke orang tua dalam kegiatan siswa setiap tahun dengan adanya UKT (uang kegiatan tahunan). 4. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses pelaksanaan anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa? Iya, dalam kegiatan yang dilaksanakan di sekolah selalu berkoordinasi dengan komite sekolah mengenai dana yang akan digunakan.
5. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses evaluasi anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa? Iya, misalnya pada kegiatan fieldtrip yang dilaksankan tahun lalu anggarannya kurang, itu sebagai bahan evaluasi untuk tahun depan agar anggarannya ditambahkan. 6. Apakah pihak sekolah mengumumkan setiap kebijakan anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal, dan seperti apa contoh kebijakan anggaran sekolah? Iya, untuk kenaikan gaji dan SPP. a. Kapan pengumuman tersebut diberikan? Dalam rapat rutin guru dan karyawan terkait pengajian atau keuangan. Sedangkan SPP pada tahun ajaran baru. b. Melalui media apa pengumuman tersebut diberikan? Surat. 7. Apakah pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran sekolah yang telah di audit (evaluasi) kepada stakeholders internal dan eksternal? Hanya ke yayasan saja untuk hasil laporan anggaran, ke guru tidak sedangkan ke pemerintah terkait dana BOS. 8. Bagaimana cara pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal? Biasanya pertemuan sekolah dengan yayasan secara tertulis laporannya atau laporannya dikirimkan lewat email. 9. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan (membukukan) setiap penggunaan anggaran sekolah? Iya, pertahun kita membuat laporan , LPJ keuangan, termasuk form pembelian. 10. Apakah pihak sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal? Iya, hanya ke yayasan menyampaikan melalui laporan keuangan secara rutin. 11. Apakah pihak sekolah melibatkan stakeholders internal dan eksternal dalam pembuatan keputusan anggaran sekolah?
Iya, misalnya keputusan anggaran untuk intensif dalam pengawasan ujian semester untuk guru tahun lalu tidak ada karena adanya masukan dari guru, maka intensif tersebut diberikan. Kalau ke eksternal meminta pendapat dan konsultasi program ke komite. 12. Apakah pihak sekolah memberikan kesempatan kepada stakeholders internal dan eksternal untuk berpartisispasi dalam proses penganggaran sekolah? Iya, misalnya partisipasi guru dalam bentuk pengajuan media/sumber belajar. 13. Apa saja bentuk partisipasi stakeholders internal dan eksternal dalam proses penganggaran? Iya, partisipasi guru dan karyawan, komite dalam bentuk pengajuan kebutuhan media/sumber belajara, operasional sekolah, dan kebutuhan kegiatan siswa. Mereka mengajukan kebutuhan tersebut ke atasan dengan dana/anggaran yang dicantumkan. Setelah itu, mereka membuat proposal atau bon sementara untuk melakukan pembelian barang/jasa serta membuat laporan pertanggungjawaban atau menyerahkan struk pembayaran ke bagian keuangan. 14. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat menambah wawasan dan pengetahuan stakeholders internal dan eksternal terhadap penyelenggaraan program/kegiatan sekolah? Iya, misalnya dengan pengalaman guru-guru dalam kegiatan fieldtrip, mereka tau bahwa dana yang dibutuhkan besar, sehingga mereka dapat menyesuaikan anggaran dengan paket kegiatan yang akan dipilih. Untuk kegiatan maulid nabi juga menggunakan anggaran yang besar, budgetnya dapat disesuaikan dengan kreativitas masing-masing. 15. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan kepercayaan stakeholders internal dan eksternal kepada sekolah? Iya, sekolah selalu memberikan informasi kegiatan kepada orang tua tentunya kegiatan sekolah yang terkait dengan anggaran. Misalnya, tahun depan rencananya akan ada program pengelolaan air minum, karena dalam sebulan saja air gallon dapat menghabiskan dana dua juta-an rupiah. Sekolah meminta bantuan melalui komite untuk berdiskusi dengan pihak orang tua. Dan pihak orang tua yang diwakili komite menyerahkan dana POMG (dana orang tua) ke sekolah untuk anggaran air minum tersebut.
16. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan partisipasi stakeholders internal dan eksternal terhadap penyelenggaraan program/kegiatan sekolah? Iya, baik guru dan orang tua berpatisipasi dalam kegiatan/program sekolah yang dilaksanakan. 17. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat mengurangi pelanggaran atau tindak korupsi di sekolah? Iya, pastinya. Prinsip Akuntabilitas : 18. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan setiap keputusan/kebijakan dalam proses penganggaran sekolah? Iya, mendokumentasikan. 19. Apakah hasil dari setiap keputusan/kebijakan dalam proses anggaran sekolah tersedia bagi stakeholders internal dan eksternal? Iya, ke internal. 20. Apakah pihak sekolah telah bekerja dalam pengelolaan keuangan sekolah sesuai dengan SOP/pedoman/peraturan keuangan sekolah yang berlaku? Iya, contohnya dalam pengajuan kegiatan harus membuat proposal seminggu sebelum kegiatan atau sesuai dengan jadwal bagian keuangan dalam pengambilan dana ke bank. 21. Apakah pihak sekolah telah menggunakan anggaran sekolah sesuai dengan RKAS yang berlaku? Iya, misalkan di dalam RKAS ada program pelatihan internal untuk guru yang akan dilakukan 3 kali setahun, kita hanya dapat melakuakan program pelatihan tersebut 3 kali dan sesuai dengan anggaran dalam RKAS yang telah dibuat. 22. Apakah pihak sekolah membuat anggaran sekolah sesuai dengan sasaran kebijakan/sesuai dengan visi, misi sekolah? Iya, misalnya salah satu misi mengembangkan kecerdasan spiritual, maka adanya anggaran untuk meningkatkan kualitas baca alquran siswa, anggaran pelatihan al-quran untuk guru. Dan menciptakan siswa berwawasan internasional, dengan adanya anggaran untuk
pembelajaran bahasa inggris, pelatihan, penggunaan buku, dan media yang mendukung. 23. Bagaimana pihak sekolah menilai setiap kebijakan dalam proses anggaran sekolah sesuai dengan target/sasaran yang telah ditetapkan? Dengan melihat anggaran yang direncanakan sesuai dengan anggaran yang dikeluarkan. 24. Bagaimana pihak sekolah menentukan skala prioritas program/kegiatan dalam penggunaan anggaran sekolah? Biasanya di awal tahun menetapkan sasaran, mendukung tujuan yang sudah ditetapkan. Prioritas program dalam penggunaan angggarn pertama untuk sarana dan prasaran yang terkait dengan peningkatan mutu belajar siswa, dan operasional sekolah. 25. Apasaja media yang digunakan pihak sekolah dalam menyebarluaskan informasi laporan keuangan sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal? Surat saja. 26. Bagaimana pihak sekolah menaggapi keluhan/pengaduan dari stakeholders internal dan eksternal mengenai proses dan hasil penganggaran di sekolah? Keluhan dari pihak eksternal ditampung melalui komite kemudian didiskusikan di rapat rutin. 27. Apakah pihak sekolah mempunyai SIM (Sistem Informasi Manajemen) yang baik dalam memberikan hasil evaluasi anggaran sekolah kepada stakeholders? Iya, dengan adanya laporan keuangan sebagai bahan evaluasi anggaran sekolah yang diketahui oleh pihak internal saja dan sebagai bahan pengambilan keputusan. 28. Siapakah yang melaksanakan monitoring (pengawasan) terhadap pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) anggaran di sekolah? Yayasan. a. Kapan monitoring tersebut dilaksanakan? 2-3 bulan sekali. b. Bagaimanakah proses monitoring tersebut dilaksanakan? Pihak sekolah yang menyampaikan laporan keuangan ke yayasan.
Depok, 30 Oktober 2015
(Ferry Veronika, SE)
Hasil Wawancara Informan
: Melindra, S. Si
Jabatan
: Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan
Hari/tanggal
: Kamis, 29 Oktober 2015
Waktu
: 09.30 – 10.05 WIB
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
Prinsip Transparansi : 1. Apakah sekolah mempunyai SOP (Standar Operasional Prosedur/peraturan/pedoman) dalam melaksanakan pengelolaan keuangan di sekolah? Iya. 2. Apakah sekolah membuat RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah)? Iya. i. Kapan RKAS dibuat? Di awal tahun ajaran sekitar bulan juni. j. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan RKAS? Manajemen sekolah yang terdiri dari direktur kepala sekolah, wakil kepala sekolah, bagian umum dan bagian kurikulum. k. Bagaimana proses pembuatan RKAS? Dalam rapat, menyusun program dan anggaran selama satu tahun ajaran. 3. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses perencanaan anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa? Rencana anggaran kegiatan tahun depan yang diberikan orang tua melalui komite. 4. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses pelaksanaan anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa? Iya, misalnya dalam suatu kegiatan, adanya panitia. Panitia tersebut memiliki keleluasaan dalam pengelolaan anggaran yang akan dipakai dan harus sesuai dengan tujuan. 5. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses evaluasi anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat), seperti apa?
Iya, misalnya ada anggaran dana yang tidak cukup di tahun sekarang sebagai bahan evalusi di tahun depan. 6. Apakah pihak sekolah mengumumkan setiap kebijakan anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal, dan seperti apa contoh kebijakan anggaran sekolah? Tidak semua kebijakan anggaran disampaikan ke pihak ekternal, biasanya hanya anggaran yang terkait kegiatan siswa saja. a. Kapan pengumuman tersebut diberikan? Di awal tahun ajaran. b. Melalui media apa pengumuman tersebut diberikan? Rapat. 7. Apakah pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran sekolah yang telah di audit (evaluasi) kepada stakeholders internal dan eksternal? Tidak setiap laporan keuangan diberikan ke stakeholders, hanya ke internal saja yaitu pihak manajemen dan yayasan. 8. Bagaimana cara pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal? Biasanya dalam rapat. 9. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan (membukukan) setiap penggunaan anggaran sekolah? Iya, membukukan dalam bentuk proposal dan laporan kegiatan. 10. Apakah pihak sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal? Iya, misalkan ke komite terkait anggaran kegiatan siswa mengenai pentas akhir tahun. 11. Apakah pihak sekolah melibatkan stakeholders internal dan eksternal dalam pembuatan keputusan anggaran sekolah? Iya, melibatkan guru dan komite dalam usulan kegiatan, kalau keputusan anggaran sekolah pihak manajemen dan yayasan. 12. Apakah pihak sekolah memberikan kesempatan kepada stakeholders internal dan eksternal untuk berpartisispasi dalam proses penganggaran sekolah? Iya. 13. Apa saja bentuk partisipasi stakeholders internal dan eksternal dalam proses penganggaran? Dalam bentuk saran dan evaluasi kegiatan tahun lalu. 14. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat menambah wawasan dan pengetahuan stakeholders internal dan eksternal terhadap penyelenggaraan program/kegiatan sekolah?
Iya, misalnya dalam kegiatan siswa, orang tua membayar UKT (uang kegiatan tahunan), orang tua tau dan paham betul dana UKT untuk kegiatan apasaja. 15. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan kepercayaan stakeholders internal dan eksternal kepada sekolah? Iya, misalkan saja adanya dukungan dan kepercayaan dari orang tua dalam membantu dana yang kurang dalam suatu kegiatan yang dilaksanakan sekolah. 16. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan partisipasi stakeholders internal dan eksternal terhadap penyelenggaraan program/kegiatan sekolah? Iya, dukungan komite (orang tua siswa) dalam setiap kegiatan kesiswaan dengan adanya pemberian snack. 17. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat mengurangi pelanggaran atau tindak korupsi di sekolah? Iya. Prinsip Akuntabilitas : 18. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan setiap keputusan/kebijakan dalam proses penganggaran sekolah? Iya, dalam bentuk notulen rapat. 19. Apakah hasil dari setiap keputusan/kebijakan dalam proses anggaran sekolah tersedia bagi stakeholders internal dan eksternal? Iya, hanya untuk yayasan dalam bentuk laporan keuangan. 20. Apakah pihak sekolah telah bekerja dalam pengelolaan keuangan sekolah sesuai dengan SOP/pedoman/peraturan keuangan sekolah yang berlaku? Iya, pihak sekolah bekerja sesuai dengan perencanaan keuangan yang telah disepakati. 21. Apakah pihak sekolah telah menggunakan anggaran sekolah sesuai dengan RKAS yang berlaku? Iya, pihak sekolah selalu menggunakan anggaran sesuai dengan rencana (RKAS) yang telah dbuat sebelumnya. 22. Apakah pihak sekolah membuat anggaran sekolah sesuai dengan sasaran kebijakan/sesuai dengan visi, misi sekolah? Iya, setiap kegiatan mengacu pada visi, misi sekolah. Contohnya saja, visi, cerdas dan berakhlak mulia, maka dari itu dibuatlah kegiatan keagamaan seperti maulid nabi, ramadhan camp. 23. Bagaimana pihak sekolah menilai setiap kebijakan dalam proses anggaran sekolah sesuai dengan target/sasaran yang telah ditetapkan?
Dalam kegiatan minifarming, ada tujuan atau target yang dicapai yaitu diharapkan siswa dalam bercocok tanam dan mencintai lingkungan.
24. Bagaimana pihak sekolah menentukan skala prioritas program/kegiatan dalam penggunaan anggaran sekolah? Skala prioritas program, yaitu utamanya untuk pengembangan peserta didik, dan selanjutnya sarana dan prasarana serta operasional sekolah. 25. Apasaja media yang digunakan pihak sekolah dalam menyebarluaskan informasi laporan keuangan sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal? Hanya ke pihak internal melalui rapat. 26. Bagaimana pihak sekolah menaggapi keluhan/pengaduan dari stakeholders internal dan eksternal mengenai proses dan hasil penganggaran di sekolah? Disampaikan dan diselesaikan dalam rapat serta mencari solusi. 27. Apakah pihak sekolah mempunyai SIM (Sistem Informasi Manajemen) yang baik dalam memberikan hasil evaluasi anggaran sekolah kepada stakeholders? Iya. 28. Siapakah yang melaksanakan monitoring (pengawasan) terhadap pengelolaan (perencanaan, pelaksanaa, dan evaluasi) anggaran di sekolah? Iya, internal yaitu direktur dan yayasan. Eksternal yaitu pemerintah terkait dana BOS. a. Kapan monitoring tersebut dilaksanakan? Setiap semester. b. Bagaimanakah proses monitoring tersebut dilaksanakan? Direktur memeriksa laporan keuangan, rencana kegiatan dan pelaksanaan program di sekolah. Depok, 29 Oktober 2015
(Melindra, S. Si)
Hasil Wawancara Informan
: Abdullah Zahir, SH
Jabatan
: Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum
Hari/tanggal
: Kamis, 29 Oktober 2015
Waktu
: 09.00 – 09.30 WIB
Tempat
: Ruang Kepala Sekolah
Prinsip Transparansi : 1. Apakah sekolah mempunyai SOP (Standar Operasional Prosedur/peraturan/pedoman) dalam melaksanakan pengelolaan keuangan di sekolah? Iya. 2. Apakah sekolah membuat RKAS (Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah)? Iya. a. Kapan RKAS dibuat? Di awal tahun pelajaran, biasanya bulan mei-juni. b. Siapa saja yang terlibat dalam pembuatan RKAS? Direktur, kepala sekolah, dan bagian keuangan. c. Bagaimana proses pembuatan RKAS? Melihat evaluasi anggaran tahun kemarin dari, tahun berikutnya diberikan usulan ke direktur melalui kepala unit (kepala sekolah). 3. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses perencanaan anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat)? Iya, ke ketua yayasan mengenai seluruh perencanaan anggaran sekolah, sedangkan ke guru dan karyawan terbatas hanya untuk kegiatan siswa dan kebutuhan yang mereka butuhkan dalam satu tahun ajaran yang diusulkan. Untuk komite mengenai perencanaan anggaran (dana UKT), sedangkan pemerintah terkait dana BOS. 4. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses pelaksanaan anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat)? Iya, pelaksanaan anggaran oleh guru dan karyawan dalam bentuk pengajuan proposal kegiatan atau kebutuhan.
5. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses evaluasi anggaran sekolah kepada stakeholders internal (Ketua yayasan, guru, dan staff) dan eksternal (Pemerintah, orang tua, dan masyarakat)? Iya, pastinya ke pihak yayasan dalam memberikan evaluasi anggaran sekolah setiap bulannya, sedangkan guru dan karyawan terkait evaluasi anggaran kegiatan. 6. Apakah pihak sekolah mengumumkan setiap kebijakan anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal, dan seperti apa contoh kebijakan anggaran sekolah? Melalui komite jika ada kenaikan biaya kegiatan siswa. l. Kapan pengumuman tersebut diberikan? Tahun ajaran baru. m. Melalui media apa pengumuman tersebut diberikan? Surat edaran. 7. Apakah pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran sekolah yang telah di audit (evaluasi) kepada stakeholders internal dan eksternal? Iya, ke yayasan. 8. Bagaimana cara pihak sekolah mempublikasikan setiap hasil laporan anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal? Direktur setiap akhir tahun (desember) memberikan laporan anggaran ke yayasan melalui rapat khusus atau mengirimkan softcopy laporan anggaran. 9. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan (membukukan) setiap penggunaan anggaran sekolah? Iya, pasti. 10. Apakah pihak sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan anggaran sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal? Iya, ke yayasan, ke guru dengan adanya pengajuan proposal baru akan disetujui oleh kepala sekolah dan bagian keuangan. Kalau eksternal hanya dana BOS. 11. Apakah pihak sekolah melibatkan stakeholders internal dan eksternal dalam pembuatan keputusan anggaran sekolah? Iya, hanya pihak yayasan dan manajemen.
12. Apakah pihak sekolah memberikan kesempatan kepada stakeholders internal dan eksternal untuk berpartisispasi dalam proses penganggaran sekolah? Iya, yaitu pihak internal (guru) dengan adanya usulan, kontribusi dalam kegiatan di sekolah. Dan komite juga dengan adanya usulan dan saran. 13. Apa saja bentuk partisipasi stakeholders internal dan eksternal dalam proses penganggaran? Usulan dan saran yang disampikan ke sekolah baik dari guru dan orang tua mengenai kegiatan sekolah. 14. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat menambah wawasan dan pengetahuan stakeholders internal dan eksternal terhadap penyelenggaraan program/kegiatan sekolah? Iya, internal memberikan arahan dalam kegiatan sekolah. 15. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan kepercayaan stakeholders internal dan eksternal kepada sekolah? Iya, khususnya internal yaitu direktur, guru dapat mengetahui keadaan keuangan yang terealisasi sesuai dengan budget sekolah. Orang tua terkait dana UKT dan PMOG dapat mengetahui dana yang dikeluarkan untuk kegiatan apa saja. 16. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat meningkatkan partisipasi stakeholders internal dan eksternal terhadap penyelenggaraan program/kegiatan sekolah? Iya, misalnya saja kegiatan tali kasih (kegiatan menjelang hari raya) adanya sumbangan baik uang/barang yang diberikan orang tua untuk guru dan karyawan. 17. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) keuangan sekolah dapat mengurangi pelanggaran atau tindak korupsi di sekolah? Iya. Prinsip Akuntabilitas :
18. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan setiap keputusan/kebijakan dalam proses penganggaran sekolah? Iya, dalam bentuk paper.
19. Apakah hasil dari setiap keputusan/kebijakan dalam proses anggaran sekolah tersedia bagi stakeholders internal dan eksternal? Iya, internal kebijakan gaji, UKT. Eksternal kenaikan SPP, biaya siswa baru. 20. Apakah pihak sekolah telah bekerja dalam pengelolaan keuangan sekolah sesuai dengan SOP/pedoman/peraturan keuangan sekolah yang berlaku? Iya. 21. Apakah pihak sekolah telah menggunakan anggaransekolah sesuai dengan RKAS yang berlaku? Iya. 22. Apakah pihak sekolah membuat anggaran sekolah sesuai dengan sasaran kebijakan/sesuai dengan visi, misi sekolah? Iya, contohnya membentuk akhlak yang baik, anggaran yang dikeluarkan harus mendukung sesuai dengan kebutuhan pembelajaran dan media belajarnya. 23. Bagaimana pihak sekolah menilai setiap kebijakan dalam proses anggaran sekolah sesuai dengan target/sasaran yang telah ditetapkan? Melihat kebijakan anggaran apakah telah sesuai dengan kebutuhan. 24. Bagaimana pihak sekolah menentukan skala prioritas program/kegiatan dalam penggunaan anggaran sekolah? Dalam evaluasi melalui rapat menentukan penggunaan anggaran untuk kebutuhan siswa dalam peningkatan mutu pembelajaran. 25. Apasaja media yang digunakan pihak sekolah dalam menyebarluaskan informasi laporan keuangan sekolah kepada stakeholders internal dan eksternal? Ke yayasan pembukuan (LPJ), dan surat edaran terkait dana komite untuk orang tua siswa melalui komite.
26. Bagaimana pihak sekolah menaggapi keluhan/pengaduan dari stakeholders internal dan eksternal mengenai proses dan hasil penganggaran di sekolah? Kalau ada complain tentang anggaran ditampung oleh komite. Jika dari guru, dapat menyampaikan ke kepala unit, lalu kepala unit menyampaikannnya ke direktur. 27. Apakah pihak sekolah mempunyai SIM (Sistem Informasi Manajemen) yang baik dalam memberikan hasil evaluasi anggaran sekolah kepada stakeholders? Iya. 28. Siapakah yang melaksanakan monitoring (pengawasan) terhadap pengelolaan (perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi) anggaran di sekolah? Yayasan terkait anggaran sekolah, sedangkan pemerintah dana BOS. a. Kapan monitoring tersebut dilaksanakan? Tentatif. Untuk rutinnya diakhir tahun oleh yayasan. b. Bagaimanakah proses monitoring tersebut dilaksanakan? Pihak sekolah (direktur) memberikan laporan pertanggungjawaban ke yayasan.
Depok, 30 Oktober 2015
(Abdullah Zahir, SH)
Hasil Wawancara Informan : Cindy Arifianti Jabatan : Ketua Komite SDI Binakhier Hari/tanggal : Jum‟at, 06 November 2015 Waktu : 08.00 – 08.34 WIB Tempat : Ruang Kepala Sekolah 1. Apakah pihak sekolah telah mengelola keuangan sekolah sesuai dengan SOP/Peraturan/pedoman pengelolaan keuangan sekolah yang berlaku? Iya 2. Apakah pihak komite sekolah terlibat dalam pembuatan RKAS? Kalau untuk rencana anggaran sekolah secara menyeluruh pihak komite tidak terlibat secara langsung. Tetapi pihak komite membuat anggaran kegiatan siswa saja yang setiap tahunnya selalu sama dengan mengelola dana POMG. a. Kapan RKAS dibuat? Tahun ajaran baru, yaitu bulan Juli. b. Bagaimana proses dalam pembutan RKAS? Ketua komite, sekretaris, bendahara, dan koordinator kelas berkumpul pada awal ajaran baru untuk membahas rencana kegiatan yang melibatkan anggota komite, pihak komite membuat estimasi rencana anggaran kegiatan. Kegiatan sekolah yang melibatkan komite seperti, fieldtrip, karyawisata, PAT, assembly (mini performance), renang. 3. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses perencanaan anggaran sekolah kepada stakeholders ekternal (orang tua siswa)? Iya, khususnya untuk dana komite, sekolah memberikan keleluasaan kepada pengurus komite untuk mengelola dana POMG dalam membantu kegiatan sekolah. 4. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses pelaksanaan anggaran sekolah kepada stakeholders eksternal (orang tua siswa)? Iya, untuk dana komite, selalu berdiskusi tentang pengeluaran dana yang akan kita lakukan. 5. Apakah sekolah memiliki keterbukaan dalam proses evaluasi anggaran sekolah kepada stakeholders eksternal (orang tua siswa)? Iya, mengenai evaluasi tentang dana yang telah dikeluarkan. Evaluasi tersebut biasanya disampaikan ke orang tua siswa melalui koordinator kelas disetiap akhir kegiatan. Dan biasanya laporan anggaran
komite yang telah dilaksanakan dibagikan setiap akhir semester atau per 6 bulan. 6. Apakah pihak sekolah mengumumkan setiap kebijakan anggaran sekolah kepada stakeholders eksternal? Iya, biasanya 2-3 tahun tentang kenaikan SPP dan POMG a. Kapan pengumuman tersebut diberikan? Awal tahun ajaran. b. Melalui media apa pengumuman tersebut diberikan? Surat edaran ke orang tua siswa 7. Apakah pihak stakeholders ekternal (orang tua siswa) menerima laporan keuangan sekolah yang telah diaudit (evaluasi)? Iya, tetapi komite hanya mengelola dana POMG (dana Komite). Jadi, laporan keuangan dari pengeluaran dana komite yang diberikan kepada seluruh orang tua siswa. a. Dalam bentuk apa laporan keuangan diterima? Hardcopy (paper) b. Kapan laporan keuangan tersebut disampaikan? Setiap akhir semester. 8. Apakah pihak sekolah mendokumentasikan (membukukan) setiap penggunaan anggaran sekolah? Iya, pastinya. Buku catatan keluar-masuk uang (buku kas). 9. Apakah pihak sekolah memberikan informasi mengenai penggunaan anggaran sekolah kepada stakeholders eksternal? Iya, hanya untuk dana POMG kepada orang tua. 10. Apakah pihak sekolah melibatkan stakeholders eksternal dalam pembuatan keputusan anggaran sekolah? Untuk keputusan anggaran sekolah, pihak komite tidak dilibatkan. 11. Apakah pihak sekolah memberikan kesempatan kepada stakeholders eksternal untuk berpartisispasi dalam proses penganggaran di sekolah? Iya. a. Apasaja bentuk partisipasi stakeholders eksternal dalam proses penganggaran? Berupa masukan atau saran, kontribusi pihak komite kepada kegiatan sekolah dengan adanya pemberian snack.
12. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan keuangan sekolah dapat menambah wawasan dan pengetahuan stakeholders eksternal terhadap penyelenggaraan program/kegiatan sekolah? Iya, pasti. 13. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan keuangan sekolah dapat meningkatkan kepercayaan stakeholders eksternal kepada sekolah? Iya. 14. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan keuangan sekolah dapat meningkatkan partisipasi stakeholders eksternal terhadap penyelenggaraan program/kegiatan di sekolah? Iya, kita membantu sekolah dalam kegiatan siswa dengan adanya kontribusi untuk snack. 15. Apakah dengan adanya transparansi pengelolaan keuangan sekolah dapat mengurangi pelanggaran atau tindak korupsi di sekolah? Iya, pastinya. 16. Apakah stakeholder eksternal menerima hasil keputusan anggaran yang disampaikan oleh sekolah? Untuk keputusan anggaran sekolah secara menyeluruh seperti penetapan spp, uang pangkal tidak, tetapi hanya untuk dana POMG yang diketahui bahwa perbulannya sebesar Rp 25.000 yang harus dibayar oleh orang tua siswa. 17. Bagaimana pihak sekolah menaggapi keluhan/pengaduan dari stakeholders eksternal mengenai proses dan hasil penganggaran di sekolah? Iya, misalkan dengan adanya masukan atau masalah dari orang tua, kita tampung dan akan dibahas melalui rapat anggota komite. 18. Apakah pihak stakeholders ekstrenal terlibat dalam evaluasi anggaran sekolah? Untuk anggaran sekolah tidak, tetapi untuk dana komite saja, anggota komite melaksanakan evaluasi dari pelaksanaan anggaran yang telah dikeluarkan. 19. Bagaimanakah pihak stakeholders melakukan pengawasan terhadap pengelolaan keuangan sekolah? Kalau keuangan di sekolah secara menyeluruh tidak. Tetapi untuk pengawasan penggunaan dana komite saja. Misalnya, setiap bulan pasti ada kegiatan keluar sekolah, kita memberikan post-post dana kegiatan sebagai kontrol untuk melihat pengeluaran selanjutnya. Apabila ada kegiatan yang memakai dana besar kita melakukan sharing dana dengan sekolah. Depok, 10 November 2015
(Cindy Arifianti)
Lampiran 3 Data Tenaga Pendidik Tahun Ajaran 2014/2015
NO.
Nama
Pendidikan
Jenis
Terakhir
Kelamin
Jabatan
1.
Abdullah Zahir
S1
Laki-laki
Guru
2.
Agus Firdaus
S1
Laki-laki
Guru
3.
Ali Badrudin
S2
Laki-laki
Guru
4.
Amiril Mujahidin
S1
Laki-laki
Guru
5.
Arifin
S1
Laki-laki
Guru
6.
Fatimah Husein Assegaf
S2
Perempuan
Guru
7.
Lidya Nurmalasari
S1
Perempuan
Guru
8.
Eli Alawiyah Wijayanti
S1
Perempuan
Guru
9.
Ferry Veronika
S1
Perempuan
Kepala sekolah
10.
Novi Prima
D3
Perempuan
Guru
11.
Jati Hadi Prakoso
S1
Laki-laki
Guru
12.
Melindra
S1
Perempuan
Guru
13.
Misrawati
S1
Perempuan
Guru
14.
Nenden Wulansari
S1
Perempuan
Guru
15.
Pratika
S1
Perempuan
Guru
16.
Ridhatul Dewifartina
S1
Perempuan
Guru
17.
Rina Fitria Nasution
S1
Perempuan
Guru
18.
Ulin Dian Paramita
S1
Perempuan
Guru
19.
Yayuk Sulistriorini
S1
Perempuan
Guru
20.
Yunita wulansari
S1
Perempuan
Guru
21.
Zakariyal Anshori
S1
Laki-laki
Guru
Lampiran 4 Data Tenaga Kependidikan Tahun Ajaran 2014/2015
No.
Nama
Pendidikan
Jenis
Terakhir
Kelamin
Jabatan
1.
Ade Maria Ulfah
S1
Perempuan
Ka. Keuangan
2.
Adi Wira Praja
D3
Laki-laki
Administrasi
3.
Dadang Muhtar
SMA
Laki-laki
Administrasi
4.
Kiki Putri H.
S1
Perempuan
Administrasi
5.
Lutfi
STM
Laki-laki
Administrasi
6.
Pitri Aropah
MA
Perempuan
Administrasi
7.
Eko Suharianto
SLTA
Laki-laki
Satpam
8.
Hariyanto
STM
Laki-laki
Satpam
9.
Murtanih
SMA
Laki-laki
Satpam
10.
Yopi Firmansyah
STM
Laki-laki
Satpam
11.
Anton Surya Ningrat
SLTP
Laki-laki
Office Boy
12.
Dayat Hidayat
SMA
Laki-laki
Office Boy
13.
Dedi Haryadi
SMK
Laki-laki
Office Boy
14.
Haryati Yuliah
SMEA
Perempuan
Office Girl
15.
Herdiaji
SMK
Laki-laki
Teknisi
16.
Kurniawan
SLTP
Laki-laki
Office Boy
17.
Muhadi
SLTP
Laki-laki
Office Boy
18.
Nuraini
MA
Perempuan
Office Girl
19.
Pinastika Dewanti
SMA
Perempuan
Asisten Guru
20.
Bono Nurochim
SMA
Laki-laki
Guru Ummi
21.
Desi Mulyana
SMA
Perempuan
Guru Ummi
22.
R. Rina Ruswiana
S1
Perempuan
Guru Ummi
Lampiran 5 Data Rombongan Belajar 2014/2015
No.
Kelas
Nama Rombel
Jenis kelamin L
P
Total
1.
1
Saron
13
9
22
2.
1
Kolintang
10
8
18
3.
1
Saluang
6
4
10
4.
1
Tambo
6
6
12
5.
2
Talempong
11
9
20
6.
2
Gendang
10
9
19
7.
2
Calung
13
3
16
8.
2
Tifa
8
1
9
9.
3
Rebana
12
14
26
10.
4
Gambang
8
8
16
11.
4
Ukulele
8
9
17
12.
5
Rebab
9
12
21
13.
5
Sasando
9
6
15
14.
6
Kecapi
9
8
17
15.
6
Kerinding
7
10
17
139
116
255
Total
Lampiran 6 Data Sarana SD Islam Binakheir No.
Jenis Sarana
Jumlah
Letak
Keterangan
1.
Komputer TU
5
Ruang Tata Usaha
Laik
2.
Bell Sekolah
1
Ruang Tata Usaha
Laik
3.
Meja TU
7
Ruang Tata Usaha
Laik
4.
Tape Recorder
1
Ruang Tata Usaha
Laik
5.
Mesin potokopi
1
Ruang Tata Usaha
Laik
6.
Kursi dan meja tamu
1
Ruang Tata Usaha
Laik
7.
Rak buku
4
Ruang Tata Usaha
Laik
8.
Lemari/filling cabinet
9
Ruang Tata Usaha
Laik
9.
Tempat sampah
2
Ruang Tata Usaha
Laik
10.
Kursi TU
7
Ruang Tata Usaha
Laik
11.
Printer TU
2
Ruang Tata Usaha
Laik
12.
Jam dinding
2
Ruang Tata Usaha
Laik
13.
Proyektor
2
Ruang Tata Usaha
Laik
14.
Simbol kenegaraan
46
Kelas 1-6
Laik
15.
Tempat sampah
15
Kelas1-6
Laik
16.
Meja dan kursi siswa
459
Kelas1-6
Laik
17.
Meja dan kursi guru
30
Kelas1-6
Laik
18.
Lemari/filling cabinet
5
Kelas1-6
Laik
19.
Papan tulis
5
Kelas1-6
Laik
20.
Jam dinding
15
Kelas1-6
Laik
21.
Perlengkapan Ibadah
5
Musolah
Laik
22.
Meja dan kursi pimpinan
2
Ruang Kepala Sekolah
Laik
23.
Lemari/filling cabinet
2
Ruang Kepala Sekolah
Laik
24.
Meja multimedia
14
Lab. Komputer
Laik
25.
Komputer
46
Lab. Komputer
Laik
26.
Meja dan kursi guru
4
Lab. Komputer
Laik
27.
Meja dan kursi siswa
46
Lab. Komputer
Laik
28.
Papan tulis
2
Lab. Komputer
Laik
29.
Jam dinding
2
Lab. Komputer
Laik
30.
Simbol kenegaraan
3
Lab. Komputer
Laik
Lampiran 7 Data Prasarana SD Islam Binakheir No.
Nama Prasarana
Panjang
Lebar
Rata-rata
Status
(m)
(m)
Kondisi
Kepemilikan
Kerusakan 1.
Aula
16
2
0,56
Milik
2.
Kelas 1
8
6
0,00
Milik
3.
Kelas 1
8
6
0,00
Milik
4.
Kelas 1
8
6
0,00
Milik
5.
Kelas 2
8
6
0,00
Milik
6.
Kelas 2
8
6
0,00
Milik
7.
Kelas 2
8
6
0,00
Milik
8.
Kelas 3
8
6
0,00
Milik
9.
Kelas 3
8
6
0,00
Milik
10.
Kelas 3
8
6
0,00
Milik
11.
Kelas 4
8
6
0,00
Milik
12.
Kelas 4
8
6
0,00
Milik
13.
Kelas 5
8
6
0,00
Milik
14.
Kelas 5
8
6
1,11
Milik
15.
Kelas 6
8
6
1,39
Milik
16.
Kelas 6
8
6
1,28
Milik
17.
Lab. Komputer
8
6
0,00
Milik
18.
Laboraturium Komputer
8
6
1,22
Milik
19.
Lapangan
23
9
0,00
Milik
20.
Mushola
5
4
0,56
Milik
21.
Mushola
5
3
0,17
Milik
22.
Ruang Kepala Sekolah
5
4
0,00
Milik
23.
Ruang Perpustakaan
16
12
0,00
Milik
24.
Ruang Tata Usaha
8
6
0,28
Milik
25.
Ruang Tata Usaha
8
6
0,39
Milik
26.
Ruang UKS
8
6
0,00
Milik
27.
Toilet Laki-laki
3
2
0,11
Milik
28.
Toilet Perempuan
3
2
0,00
Milik
Lampiran 8
Sasaran dan Tujuan SD Islam Binakheir a. Sasaran Jangka Menengah (4 Tahun) 1) Tersosialisasinya Islamic Character Building (school values) 2) Tersusunnya program pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang baku 3) Tersusunnya sistem keuangan yang akuntabel 4) Tercapainya akreditasi sekolah dengan predikat unggul “A” 5) Terwujudnya pusat sumber belajar (PSB) yang mapan 6) Tersusunnya standar administrasi sekolah yang lengkap dan memadai b. Sasaran Jangka Panjang (8 Tahun) 1) Terbentuknya 75% Islamic Character Building 2) Tersusunnya 100% BKS dengan penyempurnaan 3) Terumuskannya sistem evaluasi yang baku di BKS 4) Terbentuknya forum komunikasi peduli pendidikan di tingkat regional c. Tujuan Institusional Setelah menjalani pendidikan di Binakheir School, siswa ditargetkan memiliki
sikap perilaku
yang mendukung pemilikan
keterampilan hidup (life skills), sebagai berikut: 1) Beriman dan memiliki dorongan kuat untuk beramal-saleh, baik secara individual maupun sosial. 2) Berakhlak terpuji. Yakni, memiliki kecerdasan emosional, sosial, moral, dan spiritual, memiliki Adversity Quotient (keuletan, kesabaran, dan ketabahan) yang tinggi, serta cinta lingkunganhidup. 3) Menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang menjadi pilihan spesialisasinya; 4) Cinta dan terampil dalam belajar dan pengembangan ilmu. 5) Kreatif, inovatif, komunikatif, dan penuh percaya diri (selfconfident).
Lampiran 9
Renovasi lantai 3 dan 4
Lampiran 10
Tugas dan Tanggung Jawab Staff Keuangan 1. Kasir (Pemegang Uang) a. Meyiapkan bukti penerimaan kas untuk penerimaan dana secara tunai. b. Menyiapkan bukti pengeluaran kas untuk pembayaran secara tunai. c. Menyiapkan bukti penerimaan bank untuk penerimaan dana masuk ke rekening bank lembaga. d. Menyiapkan cek, bilyet giro, dan bukti pengeluaran bank untuk pembayaran atau pengeluaran dana dari rekening bank lembaga. e. Meminta tandatangan pada cek atau bilyet giro kepada yang berwenan, memberikan otorisasi pengeluaran dana dari bank. f. Meminta tandatangan bukti penerimaan kas, bukti pengeluaran kas, bukti penerimaan bank, dan bukti pengeluaran bank dari pihak yang berwenang dan pihak-pihak yang berhubungan dengan transaksi yang terjadi. g. Mencatat bukti penerimaan kas dan bukti pengeluaran kas pada buku kas. h. Mencatat bukti penerimaan bank dan bukti pengeluaran bank pada buku bank. i. Memverifikasi kesesuaian antara bukti pendukung dengan pertanggungjawaban penggunaan bon sementara oleh pengguna. j. Merapikan bukti pendukung disesuaikan dengan bukti internal. k. Meyerahkan bukti internal (pengeluaran kas/bank dan penerimaan kas/bank) beserta bukti pendukung pada staf akunting. l. Menyiapkan permohonan dana pengisian kas dilampiri bukti pendukung eksternal. m. Meyiapkan slip gaji untuk setiap karyawan. n. Mempotokopi cek dan menguangkan cek ke bank. o. Menyetorkan gaji bersih ke rekening karyawan atau menyerahkan gaji bersih kepada karyawan secara tunai. p. Memotong dan meyerahkan biaya-biaya kesejahteraan karyawan dan gaji kepada pihak yang berkepentingan berdasarkan kesepakatan karyawan yang bersangkutan. q. Bertanggung jawab terhadap kegiatan administrasi. 2. Pembukuan a. Menerima bukti internal (pengeluaran kas/bank dan penerimaan kas/bank). b. Memverifikasi kesesuaian antara bukti internal (pengeluaran kas/bank dan penerimaan kas/bank) beserta bukti pendukung dan kelengkapannya.
c. Memeriksa kelengkapan tandatangan pada setiap bukti internal (pengeluaran kas/bank dan penerimaan kas/bank). d. Membukukan transaksi (pengeluaran kas/bank dan penerimaan kas/bank) pada software akuntansi berupa jurnal. e. Mengarsipkan bukti internal (pengeluaran kas/bank dan penerimaan kas/bank) beserta bukti pendukung dan kelengkapannya. f. Memproses jurnal transaksi menggunakan software akuntansi. g. Menyajikan laporan keuangan sesuai standar PSAK no. 45. h. Menyajikan informasi keuangan kepada manajemen dan yayasan. i. Menganalisa laporan keuangan.
Lampiran 11
LAPORAN KEUANGAN SD ISLAM BINAKHEIR TAHUN 2014 Sekolah Binakheir Working Trial Balance Per 31 Desember 2014 NERACA
Per Ledger 30/12/2014
Jumlah Aktiva Lancar Nilai Buku Aktiva Tetap Total Aktiva Jumlah Ekuitas Laporan Laba Rugi
Per Ledger 30/12/2014
Jumlah Beban Usaha Laba Bersih Laporan Perubahan Ekuitas
Per Ledger 30/12/2014
Saldo Per 1 Januari 2014 Laba (Rugi) Desember 2014 Saldo Per 31 Desember 2014 Laporan Arus Kas
Per Ledger 30/12/2014
Kas dan Setara Kas pada Saat Akhir Periode Analisa laporan Keuangan Catatan Atas Laporan Keuangan
Lampiran 12
Lampiran 13
Lampiran 14
Lampiran 15
Lampiran 16
Lampiran 17
BIODATA PENULIS
Fierda Shafratunnisa, NIM. 1111018200028, Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Penulis lahir di Bogor, 15 Agustus 1992. Bertempat tinggal di Jl. Setu Baru Rt. 02/01 No. 9 Kec./Kel. Sukmajaya Kota Depok 16412. Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Orang tua penulis ialah Drs. Yayat Juhayat, MM dan E. Nuraini. Riwayat pendidikan di SD Negeri Sukamaju III Depok tahun 1998-2004, SMP Negeri 6 Depok tahun 2004-2007, MA Negeri Cibinong tahun 2007-2010, dan Perguruan Tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2011-2015. Organisasi yang pernah diikuti selama di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adalah FORSA (Forum Olah Raga Mahasiswa) dan HMJ (Himpunan Mahasiswa Jurusan) Manajemen Pendidikan. Alamat Email:
[email protected].