LAPORAN PROGRAM VUCER
INDUSTRI KECIL PEDESAAN/ PANGAN DAN AGRIBISNIS
PENERAPAN PERAJANG DAN PENCAMPUR ADONAN MEKANIS PADA PEMBUATAN KRUPUK FORTIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN KAPASITAS PRODUKSI KRUPUK
Oleh:
Ir. Ary Mustofa Ahmad,MP Ahmad Adi Sulianto, STP.
NIP. 19600306 198601 1 001 NIP. 19790501 200501 1 002
Ketua Anggota
Dibiayai Oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, Sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat, Nomor ; 026/SP2H/PPM/DP2M/IV/2009 Tanggal 01 April 2009
JURUSAN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVESITAS BRAWIJAYA 2009
PENERAPAN PERAJANG DAN PENCAMPUR ADONAN MEKANIS PADA PEMBUATAN KRUPUK FORTIFIKASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS DAN KAPASITAS PRODUKSI KRUPUK Oleh : Ary Mustofa Ahmad dan Ahmad Adi Sulianto
RINGKASAN Kegiatan yang telah dilakukan merupakan salah satu bentuk penerapan satu paket teknologi yang ditujukan untuk industri kecil krupuk, yang telah mandiri dalam berproduksi dan mempunyai lokasi pemasaran yang pasti, namun kapasitas produksinya masih dirasakan belum optimal karena keterbatasan peralatan dalam memproses produk tersebut. Kegiatan dilaksanakan untuk membantu pengembangan industri pangan yang dinilai mempunyai prospek pengembangan yang sangat baik pada masa yang akan datang. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini berupa konstruksi mesin perajang dan pencampur adonan yang diterapkan pada industri kecil krupuk di Desa Tanjungsari, Jenangan, Ponorogo. Rancangan mesin tersebut didasarkan kebutuhan mitra untuk memperbaiki kualitas dan kuantitas produksi krupuk. Pengadaan mesin perajang telah dapat meningkatkan kapasitas perajangan 6 kali lipat dibanding sebelumnya yaitu proses merajang manual. Dengan menggunakan mesin perajang, waktu yang diperlukan hanya selama 90 menit untuk bahan sebesar 50 kg. Mesin pengaduk mekanis terbukti efektif mencampur bahan bahan krupuk dan bahan fortikasinya hingga merata. Bahan fortifikasi yang memperkaya kandungan gizi dan pemberi tambahan rasa kerupuk dapat sama kualitasnya pada setiap potongan krupuk. Mesin pencampur juga menghemat tenaga kerja dan mengurangi kejerihan kerja pencampuran adonan krupuk.
APPLICATION OF MIXER AND CUTTING MACHINE ON FORTIFICATION KRUPUK PRODUCTION TO IMPROVE THEIR QUALITY AND QUANTITY By : Ary Mustofa Ahmad dan Ahmad Adi Sulianto
SUMMARY This program is technology application to the small enterprise of krupuk, who have been establishing in production and have customers. This small enterprises seems difficult to grows bacause the production capacity was low. It is because of manually operation and no mechanize equipment in krupuk processing. This program conducted to develops small enterprise of food that has a good prospect. Mixer and cutting machine of krupuk were designed and constructed in mechatronics laboratory of Brawijaya University. Furthermore, the machines applied to small enterprise of krupuk in Tanjungsari Village, Ponorogo Regency. The construction of machines based on the requirements of a partner to improve quality and quantity of krupuk. Cutting machine application was improves cutting capacity 6 times than manually as before. It was also save processing time i.e only 90 minutes to cut 50 kg krupuk materials. On the other hand, the mixer could mix fortification and krupuk material effectively. Fortification materials which enriches krupuk giz and taste were uniformly distributes in every piece of krupuk. The mixer also decrease labor consuming and labor fatigue on mixing process of krupuk materials.
DAFTAR PUSTAKA Badeges, F. 1989. Beberapa Informasi Mengenai Teknologi Pengolahan Ubi Kayu Menjadi Beberapa jenis Produk Makanan Yang Mempunyai Nilai Tambah . Badan Penelitian dan Pengembangan Industri. Deperind. Jakarta. Baroroh, I.1985. Pemanfaatan Tepung Asia Sebagai Bahan Pencampur Pembuatan Kerupuk. Karya Ilmiah. Juruan GMSK -Faperta IPB. Corden MW. 1971. Food and Nutrition Notes and Reviews. Issued by the Nutrition Section, Canberra, ACT: Commonwealth Department of Health. (May & June) 1971; 88:5,6:69. Darmawan, M., Tazwir dan H.E. Irianto. 2004. Fortifikasi kue keik menggunakan Gracillaria spp. Dan Sargassum filipendula sebagai sumber asam lemak omega-3 dan iodium. J.Pen.Perik.Indonesia 10 (3): 85 – 93 De Guzman PE. 1989. Health aspects related to food, fast food, take away food and instant food : Philippine setting. Paper presented at the SEAMEO TROPMED Seminar in Nutrition held on March 20-2 1, 1989 at Jakarta, Indonesia. hal 9-10. Fawzya, Y.N. dan Irianto, H.E. 1997. Fortifikasi makanan dengan sumber gizi dari ikan untuk peningkatan konsumsi ikan dan kesehatan, Warta Penelitian Perikanan Indonesia III (1): 2-6 Kencananingrum, E.A. 1989. Hasil Olahan Bahan Makanan Campuran dari BerasUbi Jalar-Kecambah Kacang Hijau Sebagai Makanan Selingan Bagi Anak Balita. Karya Ilmiah. Jurusan GMSK Faperta IPB Bogor. Marliyati, Sri Anna, Ahmad Sulaeman, Faisal Anwar. 1992. Pengolahan Pangan Tingkat Rumah Tangga. Depdikbud. Ditjen Dikti. PAU Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor. Murdinah, Fawzya, Y.N, Irianto, H.E. dan Wibowo, S. 1998. Fortifikasi tepung ikan pada makanan ekstrusi dari campuran beras dan kacang hijau. di dalam Prosiding Simposium Perikanan Indonesia II, Ujung Pandang, 2-3 Desember 1997. p.315-320 Potter NN. 1968. Food Science. Westport, Connecticut The AVI Pubi Com pany Inc. 1968. Roberts HR. 1981. Food Safety. New York, Chichester, Brisbane, Toronto: A Wiley-Interscience PubI. John Wiley & Sons. 1981, hal 97. Sihombing Geertruida. 1996. Komposisi Zat Gizi dan Bahan Baku Lainnya dalam Berbagai Macam Krupuk. Cermin Dunia Kedokteran No. 111 hal 8-11.
Subaryono, H.E. Irianto dan N. Indriati. 2003. Fortifikasi Ikan Pada Emping Melinjo. J.Pen.Perik.Indonesia 9 (5): 85 – 94