PENERAPAN PENILAIAN PROYEK PADA EVALUASI MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN Nirwana Anas Dosen Tetap Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Sumatera Utara Jl. Williem Iskandar Psr. V Medan Estate, 20371 - Medan e-mail:
[email protected]
Abstrak: Selection of the appropriate evaluation form to give effect to the results of the learning is done. Audio visual courses require student teachers to have more than just competence but rather on the cognitive aspects of psychomotor aspects. Assessment project provides an opportunity for students to gain knowledge in a holistic cognitive, affective and psicomotoric. So that the learning outcomes expected to provide better results. Kata Kunci: Penilaian Proyek, Evaluasi, Media Pembelajaran. A. Pendahuluan
M
edia merupakan salah satu komponen yang harus ada pada sebuah Rencana Program Pembelajaran (RPP). Meskipun media merupakan salah satu komponen yang sangat sedikit, tetapi peranan media dalam proses pembelajaran tidak dapat disepelkan. Di dalam referensi manapun tidak akan kita temukan redaksi yang mengatakan adanya satu jenis media tertentu yang sangat baik dari jenis media yang lainnya. Media yang mahal sekalipun belum tentu dapat dikatakan sebagai media yang baik. Beberapa referensi justru mengatakan bahwa media yang baik adalah media yang sesuai, apakah sesuai dengan karakteristik materinya atau sesuai dengan karakteristik anak didiknya. Berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap beberapa guru, ditemukan bahwa masih sedikit guru yang enggan menggunakan media dalam proses belajar mengajar di kelas yang diasuhnya. Dari wawancara yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa keengganan para guru lebih disebabkan karena tidak tersedianya media yang siap pakai di sekolah dan tidak kreatifnya guru dalam menciptakan media yang sesuai karakteristik materi yang diajarkan. Beberapa guru yang sudah menggunakan media masih ditemukan ketidaksesuaian antara karakteristik materi maupun ketidaksesuaian dengan katrakteristik peserta didik dengan media yang dipilih oleg guru tersebut. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan merupakan salah satu LPTK yang berada di bawah naungan Kementerian Agama yang mencetak calon guru. Mata Kuliah Media pembelajaran merupakan mata kuliah yang memiliki bobot 2 SKS yang merupakan mata kuliah rumpun kependidikan yang harus diikuti mahasiswa sebagai calon guru. Media Pembelajaran merupakan mata kuliah yang tidak hanya menuntut mahasiswa memiliki kompetensi dari aspek kognitif, tetapi lebih kepada 69
١٢٠١٤ ،
–
،١ د
ا
ا ا
ا:
ءا
إ
aspek psikomotorik. Prasyarat mata kuliah ini adalah mahasiswa harus sudah lulus mata kuliah perkembangan peserta didik. Hal ini ditetapkan sebagai syarat karena ketika memilih media dalam proses pembelajaran, guru harus dapat menyesuaikan pemilihan media dengan usia perkembangan peserta didik yang menjadi siswanya. Penilaian proyek adalah penilaian berbasis kelas terhadap tugas yang harus diselesaikan dalam waktu tertentu. Penilaian proyek dilakukan mulai dari pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, hingga penyajian data. Proyek juga akan memberikan informasi tentang pemahaman dan pengetahuan peserta didik pada proses pembelajaran tertentu, kemampuan peserta didik dalam mengaplikasikan pengetahuan, dan kemampuan peserta didik untuk mengkomunikasikan informasi (Surapranata dkk, 2004). Penilaian proyek merupakan penilaian untuk mendapatkan gambaran kemampuan menyeluruh/umum secara kontekstual, mengenai kemampuan siswa dalam menerapkan konsep dan pemahaman mata pelajaran tertentu. Pemilihan model proyek pada mata kuliah media pembelajaran lebih kepada tuntutan kompetensi yang tidak hanya sekedar kognitif, tetapi holistik sampai ke psikomotorik. Penilaian proyek ini juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengujicobakan pengetahuannya yang diperoleh secara teori. Diharapkan pemerolehan ilmu seperti ini akan memberikan kesempatan belajar yang lebih banyak kepada mahasiswa.
B. Pembahsan 1. Peranan Penilaian Istilah penilaian pada dasarnya merujuk kepada suatu kegiatan yang dimaksud untuk mengambil keputusan dalam rangka memberikan nilai terhadap sesuatu (orang, benda dan fakta). Keputusan penilaian mungkin dituangkan dalam batasan-batasan: baik-buruk, memuaskan-tidak memuaskan, berhasil-gagal dan sejenisnya (Wahyudin, 2006). Sebelum melakukan kegiatan evaluasi, proses ini didahului dengan dua proses pendahuluan yakni mengukur dan menilai. Proses penilaian tidak dapat dilakukan tanpa proses pengukuran. Mengukur adalah proses membandingkan sesuatu dengan satu ukuran. Pengukuran bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Penilaian bersifat kualitatif. Mengadakan evaluasi meliputi kedua langkah mengukur dan menilai (Arikunto, 2006). Tyler dalam Arikunto mengatakan evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagaimana tujuan pendidikan sudah tercapai. Selanjutnya Cronbach dan Stufflebeam dalam Arikunto mengatakan proses evaluasi bukan sekedar mengukur sejauh mana tujuan tercapai, tetapi digunakan untuk membuat keputusan. Tingkat atau tingginya nilai akademik atau kecakapan yang dibutuhkan seorang siswa untuk menerima suatu nilai-huruf disebut kriteria penilaian (Shirran, 2008). Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau 70
Nirwana Anas: Penerapan Penilaian Proyek Pada Evaluasi Mata Kuliah...
prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut. Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan, bagaimana pengajar (guru) dapat mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar (learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai. Secara harafiah evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation yang berarti penilaian atau penaksiran (John M. Echols dan Hasan Shadily: 1983). Menurut Stufflebeam, dkk (1971) mendefinisikan evaluasi sebagai “The process of delineating, obtaining, and providing useful information for judging decision alternatives”. Artinya evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan. Evaluasi menurut Kumano (2001) merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan asesmen. Sementara itu menurut Calongesi (1995) evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan dengan pengertian tersebut, Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi dapat dinyatakan sebagai suatu proses pengambilan keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan instrumen tes maupun non tes. Secara garis besar dapat dikatakan bahwa evaluasi adalah pemberian nilai terhadap kualitas sesuatu. Selain dari itu, evaluasi juga dapat dipandang sebagai proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan. Dengan demikian, Evaluasi merupakan suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauhmana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa (Purwanto, 2002). Arikunto (2003) mengungkapkan bahwa evaluasi adalah serangkaian kegiatan yang ditujukan untuk mengukur keberhasilan program pendidikan. Tayibnapis (2000) dalam hal ini lebih meninjau pengertian evaluasi program dalam konteks tujuan yaitu sebagai proses menilai sampai sejauhmana tujuan pendidikan dapat dicapai. Berdasarkan tujuannya, terdapat pengertian evaluasi sumatif dan evaluasi formatif. Evaluasi formatif dinyatakan sebagai upaya untuk memperoleh feedback perbaikan program, sementara itu evaluasi sumatif merupakan upaya menilai manfaat program dan mengambil keputusan (Lehman, 1990). Penilaian memiliki tiga tujuan: a) untuk mengetahui tingkat kemajuan/ perubahan perilaku yang telah dicapai siswa/mahasiswa dalam kurun waktu pembelajaran tertentu; b) untuk mengetahui efektifitas penggunaan metode dan media 71
١٢٠١٤ ،
–
،١ د
ا
ا ا
ا:
ءا
إ
pembelajaran; c) untuk mengetahui kesulitan belajar yang dialami siswa, apabila siswa tidak dapt memperlihatkan hasil belajar yang maksimal; 4) untuk memberikan laporan kepada orang tua siswa (melalui raport) (Wahyudin dkk, 2006). Dalam hal ini penulis melakukan penilaian dalam rangka untuk mengetahui efektifitas penggunaan metode yang digunakan. Dalam melaksanakan penilaian hasil belajar, pendidik perlu memperhatikan prinsip-prinsip penilaian sebagai berikut: 1) Valid/Sahih, Penilaian hasil belajar oleh pendidik harus mengukur pencapaian kompetensi yang ditetapkan dalam standar isi (standar kompetensi dan kompetensi dasar) dan standar kompetensi lulusan. Penilaian valid berarti menilai apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi; 2) Objektif, Penilaian hasil belajar peserta didik hendaknya tidak dipengaruhi oleh subyektivitas penilai, perbedaan latar belakang agama, sosial-ekonomi, budaya, bahasa, gender, dan hubungan emosional; 3) Transparan/terbuka, Penilaian hasil belajar oleh pendidik bersifat terbuka artinya prosedur penilaian, kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan terhadap hasil belajar peserta didik dapat diketahui oleh semua pihak yang berkepentingan; 4) Adil, Penilaian hasil belajar tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan gender; 5) Terpadu, Penilaian hasil belajar oleh pendidik merupakan salah satu komponen yang tak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.; 6) Menyeluruh dan berkesinambungan, Penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup semua aspek kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk memantau perkembangan kemampuan peserta didik; 7) Sistematis, Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-langkah baku; 8) Akuntabel, Penilaian hasil belajar oleh pendidik dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun hasilnya; dan 9) Beracuan kriteria, Penilaian hasil belajar oleh pendidik didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan. Langkah-langkah dalam kegiatan penilaian secara umum dapat kita urutkan sebagai berikut: 1) Perencanaan, Langkah perencanaan sebagai langkah persiapan umum untuk melakukan suatu penilaian, termasuk didalamnya: (a) Merumuskan kriterium (termasuk di dalamnya membatasi scope yang akan dievaluasi); (b) Menentukan bentuk-bentuk penilaian yang mungkin dapat dipergunakan; (c) Menentukan time schedule berapa kali kita harus mengadakan penilaian dalam setahun atau dalam setiap semester; 2) Pengumpulan Data, Langkah dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut: (a) Menentukan data apa saja yang kita butuhkan untuk melakukan tugas penilaian. Dalam menentukan jenis data, yang perlu diperhatikan antara lain: (1) Tujuan sekolah/tujuan kurukulum; (2) Aspekaspek pribadi anak yang akan dievaluasi; (b) Menentukan/memilih bentuk atau jenis alat penilai manakah yang akan dipergunakan; (c) Pelaksanaan pengumpulan data atau pelaksanaan kegiatan yang sebenarnya; 3) Verivikasi Data, Data yang telah terkumpul sebelum diolah harus disaring atau diteliti terlebih dahulu, mana yang baik yang berarti benar-benar dapat membantu tercapainya tujuan evaluasi 72
Nirwana Anas: Penerapan Penilaian Proyek Pada Evaluasi Mata Kuliah...
dan mana yang tidak baik. Biasanya data yang perlu diverifikasi adalah data yang berasal dari sumber kedua dan ketiga. Sedangkan data yang diperoleh dari sumber pertama meskipun ada kekurangan-kekurangannya, dapat kita anggap data yang baik, asalkan dalam pengumpulannya dilakukan dengan baik dan menggunakan alat evaluasi yang baik pula; 4) Pengolahan Data, Data yang telah terkumpul kemudian diolah sehingga merupakan suatu informan yang dapat berbicara kepada kita. Tehnik pengolahan data ada bermacam-macam, tergantung kepada sifat dan jenis data yang akan kita kumpulkan. Antara data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif harus dibedakan; 5) Penafsiran Data, Setiap pengolahan data dalam evaluasi bermaksud untuk memperoleh suatu penafsiran atau kesimpulan terakhir dari proses penilaian yang dijalankan. 2. Arti penting Mata Kuliah Media Pembelajaran Kemajuan dan perkembangan teknologi sudah demikian menonjol, sehingga penggunaan alat-alat bantu mengajar seperti alat-alat audio, visual serta perlengkapan sekolah disesuaikan dengan perkembangan jaman tersebut. Dan juga harus disesuaikan dengan tuntutan kurikulum sesuai dengan materi, metode, dan tingkat kemampuan belajar siswa agar dapat mencapai tujuan pembelajaran dengan baik di sekolah (Hartan, 2012). Oleh sebab itu, sebagai mahasiswa calon guru harus memiliki keterampilan dalam mendesain media pembelajaran tersebut. Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Medὸë adalah perantara pesan dari pengirim ke penerima pesan (Sadiman, 2005). Dengan demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur pesan (Djamarah, 2006). Media diharapkan dapat menjembatani komunikasi dari pengirim ke penerima pesan. Sehinggan keefektifan dalam komunikasi dapat dicapai. Media pembelajaran merupakan suatu komponen penting dari strategi penyampaian dalam pembelajaran. Penggunaan dan pemilihan media yang tepat dapat membuat pembelajaran lebih menarik. Dengan penggunaan media yang tepat, guru dapat mengurangi kesulitan siswa dalam memahami pelajaran dan membantu siswa dalam memperoleh keterampilan baru. Hal ini sesuai dengan ditegaskan Arsyad bahwa “media pendidikan adalah alat pada proses belajar baik di dalam maupun di luar kelas, yang digunakan dalam rangka mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran”. Pada hakikatnya media pengajaran dapat mempertinggi efektifitas guru dalam pengajaran yang pada gilirannya dapat mempertinggi proses belajar siswa. Sebagaimana dikemukakan Sudjana dalam Arsyad, manfaat media pengajaran dalam proses belajar siswa, antara lain: a) pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar; b) bahan pengajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh para siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran yang lebih baik; c) siswa akan lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian
73
١٢٠١٤ ،
–
،١ د
ا
ا ا
ا:
ءا
إ
guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan dan lain-lain. Media pembelajaran berfungsi sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan yang ditata dan diciptakan oleh guru. Secara umum media mempunyai fugsi sebagai berikut (Sadiman, 2005): 1) memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bantuk kata-kata tertulis atau lisan belaka); 2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya: (a) objek yang terlalu besar – bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, atau model; (b) objek yang terlalu kecil – dibantu dengan proyek mikro, film bingkai, film, atau gambar: (c) gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high – speed photography; (d) kejadian yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal; (e) objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model, diagram, dan lain-lain ; dan (f) konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat divisualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar dan lain-lain, dan 3) penggunaan media pendidikan secara tepat dapat mengatasi sikap pasif anak didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk: (a) menimbulkan kegairahan belajar; (b) memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan; (c) memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnyaa; 4) dengan sifat yang unik pada siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang berbeda, sedangkan kurikulum danmateri pembelajaran ditentukan sama untuk setiap siswa, maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini akan lebih sulit bila latar belakang lingkungan guru dan siswa juga berbeda. Amsalah ini dapat diatasi dengan media pendidikan,yaitu dengan kemampuannnya dalam: (a) memberika perangsangan yang sama; (b) mempersamakan pengalaman; dan (c) menimbulkan persepsi yang sama. Media pembelajaran dapat diklasifikasikan menjadi beberapa klasifikasi tergantung dari beberapa sudut pandang, diantaranya: 1) dilihat dari sifatnya, media dapat dibagi ke dalam: (a) media auditif, yaitu media Yang hanya dapat didengar saja, atau media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radi dan rekaman suara; (b) media visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak mengandungunsur suara. Yang termasuk ke dalam media ini adalah film slide, foto, transparansi, lukisan, gambar, dan berbagai bentuk bahan yang di cetak seperti media grafis; dan (c) media audi visual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur suara juga mengandung usnur gambar yang bisa dilihat, missalnya rekaman video, berbagai ukuran film, dan slide suara; 2) dilihat dari kemampuan jangkauannya, media dapat pula dibagi ke dalam: (a) media yang memiliki daya liput yang luas dan serentak seperti radiodan televisi; (b) media yang memiliki daya liput yang terbatas oleh ruang dan waktu seperti film slide, film dan video; 3) dilihat dari cara atau teknik pemakaiannya,media dapat dibagi ke dalam: (a) media yang diproyeksikan seperti film, slide, film strip, trans74
Nirwana Anas: Penerapan Penilaian Proyek Pada Evaluasi Mata Kuliah...
paransi. Jenis media yang demikian memerlukan alat proyeksi khusus seperti film proyektor untuk memproyeksikan film, slide proyektor untuk memproyeksikan film slide, overhead proyektor (OHP) untuk memproyeksikan transparansi; (b) media yang tidak diproyeksikan seperti gambar, foto, lukisan dan radio (Sanjaya, 2006). Menurut Rudy Brets, ada 7 (tujuh) klasifikasi media, yaitu : 1) Media audio visual gerak, seperti : Film bersuara, film pada televisi, Televisi dan animasi; 2) Media audio visual diam, seperti : Slide; 3) Audio semi gerak, seperti : tulisan bergerak bersuara; 4) Media visual bergerak, seperti : Film bisu; 5) Media visual diam, seperti : slide bisu, halaman cetak, foto; 6) Media audio, seperti : radio, telephon, pita audio; dan 7) Media cetak, seperti : buku, modul. Anderson (1976) mengelompokkan media menjadi 10 golongan sbb : No I
Golongan Media Audio
II
Cetak
III
Audio-cetak
IV
Proyeksi visual diam
V VI VII VIII IX X
Proyeksi Audio visual diam Visual gerak Audio Visual gerak, Obyek fisik Manusia dan lingkungan Komputer
Contoh dalam Pembelajaran Kaset audio, siaran radio, CD, telepon Buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar Kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis Overhead transparansi (OHT), Film bingkai (slide) Film bingkai (slide) bersuara Film bisu film gerak bersuara, video/VCD, televisi Benda nyata, model, specimen Guru, Pustakawan, Laboran CAI (Computer Assisted Instructional=Pembelajaran berbantuan komputer), CMI (Computer Managed Instructional).
Klasifikasi media secara umum dapat dibagi menjadi: 1) Media Visual yakni: Media yang tidak diproyeksikan terdiri dari: Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman; Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan; Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu fakta atau 75
١٢٠١٤ ،
–
،١ د
ا
ا ا
ا:
ءا
إ
konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah: 1) gambar / foto: paling umum digunakan 2) sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan. 3) diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu secara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan dari sel samapai organisme. 4) bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau lambang verbal. 5) grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif. Misal untuk mempelajari pertumbuhan. Media proyeksi terdiri dari: Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector/OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu: - Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu - Membuat sendiri secara manual; Film bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide. Media Audio, yakni: Radio, Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan baru, masalahmasalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif; Kaset-audio Yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Keuntungannya adalah merupakan media yang ekonomis karena biaya pengadaan dan perawatan murah. Media Audio Visual, Media video Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film. Yang banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas dalam bentuk VCD; Media komputer Media ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara interaktif, bukan hanya searah. Bahkan komputer yang disambung dengan internet dapat memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu serta menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas. Dari beberapa pengelompokan di atas, dapat disimpulkan bahwa media terdiri dari: 1) Media Visual : yaitu media yang hanya dapat dilihat, seperti : foto, gambar, poster, kartun, grafik dll; 2) Media Audio : media yang hanya dapat 76
Nirwana Anas: Penerapan Penilaian Proyek Pada Evaluasi Mata Kuliah...
didengar saja, seperti : kaset audio, mp3, radio; 3) Media Audio Visual : media yang dapat didengar sekaligus dilihat, seperti : film bersuara, video, televise, sound slide; 4) Multimedia : media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap, seperti: animasi. Multimedia sering diidentikan dengan komputer, internet dan pembelajaran berbasis komputer; dan 5)Media Realita : yaitu media nyata yang ada di dilingkungan alam, baik digunakan dalam keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti : binatang, spesimen, herbarium dll.
C. Penilaian Proyek Memberikan Kompetensi Yang Holistik Penilaian proyek (project work) merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa kegiatan sejak dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pelaksanaan tugas, pengolahan, dan penyajian produk (barang dan jasa). Teknik ini dimaksudkan untuk menilai kemampuan peserta didik secara menyeluruh (comprehensive) dalam pengorganisasian dan pelaksanaan suatu kompetensi. 1. Teknik Penilaian Projek Komponen/kegiatan yang perlu dinilai: penyusunan disain atau proposal, unjuk kerja, produk (barang/jasa), penyajian hasil/produk, dan laporan tertulis. Dalam penilaian projek setidaknya ada 3 (tiga) hal yang perlu dipertimbangkan yaitu: a) Kemampuan melaksanakan projek Kemampuan peserta didik dalam memilih topik/mencari informasi, melaksanakan tugas/projek, mengelola waktu, dan penulisan laporan; b) Relevansi Kesesuaian antara standar kompetensi yang dipelajari dengan jenis pekerjaan di masyarakat; c) Keaslian produk Produk yang dihasilkan peserta didik harus merupakan hasil karyanya. Penilaian produk biasanya menggunakan cara holistik atau analitik. 1) Cara holistik, yaitu berdasarkan kesan keseluruhan dari produk, biasanya dilakukan pada tahap appraisal. 2) Cara analitik, yaitu berdasarkan aspek-aspek produk, biasanya dilakukan terhadap semua kriteria yang terdapat pada semua tahap proses pengembangan. 2. Pengolahan Data Penilaian Projek Data penilaian projek (project work) meliputi skor perolehan dari penilaian perencanaan, pelaksanaan, kulminasi, produk, dan attitude. Pelaksanaan penilaian model proyek memakan waktu 1 bulan. Tugas ini dilaksanakan setelah ujian tengah semester, agar mahasiswa sudah memiliki pengetahuan awal tentang media pembelajaran. Dasar pikir penetapan waktu ini karena dalam pelaksanaannya melalui beberapa tahap, diantaranya: observasi awal, perencanaan, uji coba dan analisis. Melalui tahapan ini diharapkan mahasiswa mendapatkan pengetahuan yang holistik dari mata kuliah media pembelajaran. Kemampuan ini diharapkan dapat membekali mahasiswa calon guru ketika sudah menjadi guru sebenarnya atau pada waktu pelaksanaan Program Pengalam Lapangan (PPL). Pada tahap observasi, mahasiswa mengobservasi guru yang menjadi sasarannya. Mahasiswa mengobservasi media apa saja yang sudah digunakan guru ketika mengajar di kelas yang diasuhnya. Mahasiswa menginterview guru tentang materi yang mengalami kendala jika diajarkan dengan menggunakan metode 77
١٢٠١٤ ،
–
،١ د
ا
ا ا
ا:
ءا
إ
ceramah. Hasil observasi ini yang akan digunakan mahasuiswa pada tahap selanjutnya. Pada tahap perencanaan, mahasiswa membantu guru menyelesaikan kendala yang dihadapi oleh guru sasarannya tersebut. Berdasarkan teori mahasiswa mendesain media pembelajaran berdasarkan karakteristik materi yang akan dibuat medianya tersebut. Mahasiswa juga harus menyesuaikan dengan karakteristik siswa yang akan diajar. Mahasiswa bebas memilih jenis media yang akan digunakan. Pada tahap uji coba, mahasiswa harus menyiapkan soal untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan awal siswa sebelum diajar menggunakan media yang didesain oleh mahasiswa tersebut. Selanjutnya mahasiswa melakukan uji coba terhadap media desainannya tersebut. Setelah selesai melakukan uji coba mahasiswa memberikan soal post-test untuk menguji penguasaan siswa terhadap materi yang baru diajarkan. Selesai uji coba mahasiswa diharuskan melakukan analisis terhadap ketepatan pemilihan jenis media yang sudah dipilihnya. Analisis dilakukan salah satu dari perolehan hasil belajar siswa sebelum dan setelah penggunaan media. Peningkatan perolehan nilai sebagi indikator keberhasilan. Hasil dari mini riset yang dilakukan dipresentasikan di kelas untuk di review bersama-sama dengan dosen pengasuh mata kuliah media pembelajaran. Pada saat presentasi akan terlatih beberapa kemampuan, karena hasil yang diharapkan disampaikan dalam tiga bentuk laporan. Laporan pertama berbentuk makalah yang berisi latar belakang masalah, pembehasan dan kesimpulan. Laporan bentuk ini melatih mahasiswa untuk terbiasa menuliskan apa yang sudah dilakukannya. Bentuk laporan kedua dibuat dalam bentuk powerpoint yang dipresentasikan di depan kelas. Powerpoint berisikan latar belakang masalah, gambar media yang digunakan dan statistik peningkatan hasil belajar yang diperoleh siswa. Laporan ketiga berbentuk produk. Produk media pembelajaran yang dihasilkan pada saat pelaksanaan pembelajaran dipamerkan pada saat presentasi. Beberapa bentuk tagihan ini diharapkan melatih beberapa kemampuan mahasiswa sekaligus. Kemampuan membuat laporan, membuat media powerpoint dan media pembelajaran yang dihasilkan. Selanjutnya berdasarkan hasil miniriset tersebut mahasiswa dilatih kejujurannya karena hasil yang dilaporkan berdasarkan fakta yang diperolehnya di lapangan. Penilaian model ini juga diharapkan dapat memberikan kesan bagi mahasiswa, sehingga ilmu yang diperoleh mahasiswa tidak bersifat eksklusif karena diiringi dengan pengalaman nyata. Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dari dunia nyata sehingga memberikan makna bagi proses pembelajarannya. Bagi guru, pembelajaran ini memberikan efek positif bagi dirinya karena dapat membantu guru mengembangkan kemampuannya dalam memilih dan menggunakan media. Pada gilirannya penilaian proyek diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengaktualisasikan dirinya berdasarkan tingkat kreativitas yang dimilikinya. 78
Nirwana Anas: Penerapan Penilaian Proyek Pada Evaluasi Mata Kuliah...
Karena kejelian mahasiswa sangat dituntut dalam menyelesaikan masalah, menciptakan media berdasarkan kebutuhan dan menciptakan pembelajaran yang memberikan hasil yang lebih baik.
D. Penutup Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Pemilihan bentuk evaluasi yang tepat memberikan efek bagi hasil pembelajaran yang dilakukan. Mata kuliah media pembelajaran menuntut mahasiswa calon guru untuk memiliki kompetensi lebih dari sekedar aspek kognitif tapi lebih pada aspek psikomotorik. Penilaian proyek memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk memperoleh pengetahuan secara holistik bai aspek kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. penilaian proyek diharapkan dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengaktualisasikan dirinya berdasarkan tingkat kreativitas yang dimilikinya.
DAFTAR PUSTAKA Alwasilah, et al. (1996). Glossary of educational Assessment Term. Jakarta: Ministry of Education and Culture. Calongesi, J.S. (1995). Merancang Tes untuk Menilai Prestasi Siswa. Bandung : ITB Djamarah, S. B., (2006), Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta. Hartan, D., 2012, Pengertian, Tujuan, Manfaat, Dan Fungsi Media http://der-traumer.blogspot.com/2012/09/ Pembelajaran, pengertian-tujuan-manfaat-dan-fungsi.html diunduh tanggal 30 Juni 2014. Kumano, Y. (2001). Authentic Assessment and Portfolio Assessment-Its Theory and Practice. Japan: Shizuoka University. Oktaviandy, N., Pengertian Evaluasi, Pengukuran, Dan Penilaian Dalam Dunia Pendidikan, http://navelmangelep.wordpress.com/2012/02/14/pengertianevaluasi-pengukuran-dan-penilaian-dalam-dunia-pendidikan/ diunduh tanggal 30 Juni 2014. Sadiman, A. S. dkk., (2005), Media Pendidikan, Jakarta: Rajawali Press. Sanjaya, W., (2006), Strategi Pembelajaran Berorientasi Stabdar Proses Pendidikan. Bandung: Kencana. Shirran, A., (2007), Evaluating Student, Jakarta: Penerbit PT. Gramedia Widiasarana Indonesia. Wahyudin, U. dkk, (2006), Evaluasi Pembelajaran SD, Bandung: UPI Press.
79