Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
PENERAPAN PENDEKATAN PAKEM UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Ita Novelly Br Ginting Program Studi Pendidikan Dasar Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan Corresponding author:
[email protected] Abstrak Masalah untuk belajar di dalam penelitian ini terkait dengan minat dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan (PKn) yang tidak optimal tercapai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dan pelaksanaan pembelajaran setelah melakukan pendekatan PAKEM. Subyek penelitian adalah siswa kelas V Sekolah Dasar 101822 Negara 23 siswa. Objek adalah peningkatan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran PAKEM. Instrumen yang digunakan adalah tes objektif berganda dengan tingkat kognitif C1, C2 dan lembar observasi, yaitu untuk guru dan kegiatan siswa selama proses belajar-mengajar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I guru aktivitas mengajar, mencapai 51 (67,10%) dan siswa kegiatan meraih 24 (66,7%) dengan kategori sedang. Pada siklus II, itu meningkat menjadi 62 (81,57%) pada guru kegiatan dan 29 (80,5%) dari siswa kegiatan dan kategori baik. Padahal, ratarata siswa skor pada siklus I adalah untuk 64,13 dan meningkat menjadi 75,43 pada siklus II. Berdasarkan analisis dari penelitian, diperoleh bahwa pembelajaran dan pelaksanaan belajar siswa setelah pembelajaran remedial dikategorikan baik dan hasil pembelajaran membaik setelah menggunakan pendekatan PAKEM pembelajaran (aktif, kreatif, dan pembelajaran efektif) di Kelas V Sekolah Dasar Negeri 101822 Pancur Batu. Kata kunci : minat belajar, hasil belajar, pendekatan, PAKEM pendekatan belajar. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting didalam kehidupannya. Pendidikan merupakan suatu proses dalam mengembangkan potensi sumber daya manusia guna mewujudkan insan pembangunan yang berbudaya dan bermartabat. Untuk mewujudkan hal tersebut tentunya diperlukan upaya upaya serta usaha yang maksimal. Peningkatan mutu pendidikan merupakan tangggung jawab seluruh jenis dimensi dalam kehidupan. Pendidikan di sekolah merupakan salah satu aspek yang dapat mengembangkan potensi yang dimilki oleh manusia. Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan untuk mengubah siswa agar dapat memiliki pengetahuan, keterampilan. Dan untuk mewujudkan hal tersebut maka faktor guru memilki peran yang sangat penting untuk mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa. Oleh karna itu guru di tuntut untuk memiliki keterampilan serta kemampuan dalam mengelola proses pembelajaran dan profesional. Pelajaran PKn merupakan pelajaran yang sangat penting dalam pembentukan kepribadian siswa dan keseluruhan proses pendidikan. Untuk itulah PKn diajarkan mulai dari tingkat usia dini. Pendidikan mata pelajaran PKn siswa diperkenalkan dengan berbagai konsep tentang dunia sekelilingnya. PKn juga menempatkan aktivitas siswa dengan berbagai objek yang dipelajari. Oleh karena itu lembaga pendidikan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap seluruh masyarakat dalam rangka memberikan pengetahuan yang berguna dan dapat dipergunakan oleh peserta didik untuk mencapai dan meraih masa depan yang lebih baik. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru harus mampu dalam mengelola komponen pembelajaran dan kreatif dalam mengembangkan materi pelajaran agar materi pelajaran tersebut dapat dipahami oleh peserta didik sehingga tujuan pengajaran dapat tercapai. Di dalam dunia pendidikan satu hal yang tidak dapat dipungkiri adalah rendahnya peran guru dalam proses pengembangan potensi peserta didik. Sebagian besar yang dilakukan guru tidak lain dari pada menyajikan pengetahuan jadi yang harus diketahui dan dihafalkan oleh peserta didik. Fenomena seperti ini sudah tidak asing lagi dalam pelajaran PKn di Sekolah Dasar (SD). Namun kebanyakan siswa menganggap bahwa PKn merupakan mata pelajaran yang membosankan dan sulit bagi siswa,bahkan dipandang sebagai mata pelajaran yang tidak penting. Berdasarkan informasi dari guru kelas V di SD Negeri 101822 Pancur Batu hasil belajar siswa dalam pelajaran PKn belum maksimal. Adapun data hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 101822 Pancur Batu tentang nilai rata rata pelajaran PKn selama 3 tahun terakhir ialah dapat dilihat pada tahun pelajaran 2010/2011 nilai rata rata yaitu 74,25 dan pada tahun 2011/2012 nilai rata rata yaitu 78,00 sedangkan pada tahun 2012/2013 nilai rata rata tidak mengalami peningkatan pada pelajaran PKn. Dengan rata rata hasil belajar siswa tersebut pelajaran PKn dari tahun ke tahun tidak mengalami perubahan yang signifikan. Selain itu adapun faktor yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa adalah metode yang digunakan kurang bervariasi atau guru cenderung menggunakan metode ceramah, kurangnya sarana dan prasarana dalam belajar, serta rendahnya minat peserta didik dalam pembelajaran PKn. Berdasarkan hasil tes awal yang telah dilaksanakan di SD Negeri 101822 Pancur Batu, pada semester genap 2013/2014 adalah materi yang sulit bagi siswa. Hal ini terlihat dari tes awal siswa kelas V SD Negeri 101822 Pancur Batu yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar siswa adalah ketuntasan secara individual, dengan kriteria 0% ≤ http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 254
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
Ketuntasan individu ≤65% disebut tidak tuntas dan 65%≤ Ketuntasan individu ≤100% disebut tuntas, serta ketuntasan secara klasikal, yaitu jika terdapat 85% siswa didalam kelas tersebut tuntas belajarnya. Sementara itu tes awal yang dilaksanakan siswa tidak tuntas baik secara individual maupun secara klasikal. Depdikbud (Trianto,2010:241) “ Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi jawaban benar siswa ≥65% dan suatu kelas dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan klasikal) jika dalam kelas tersebut terdapat ≥85% siswa yang telah tuntas belajarnya”. Maka dari itu guru perlu mengusahakan berbagai upaya untuk meningkatannya hasil belajar PKn siswa. Salah satu upaya yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa adalah melalui pendekatan PAKEM. Pendekatan PAKEM merupakan strategi pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan dan pemahaman siswa, dengan penekanan belajar sambil bekerja. PAKEM adalah sebuah pendekatan pembelajaran bukan strategi atau metode pembelajaran. PAKEM sebagai pendekatan mengajar yang digunakan bersama metode tertentu dan berbagai media pembelajaran dan disertai penataan lingkungan sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Media pembelajaran dapat digunakan untuk meningkatkan daya tarik siswa terhadap pelajaran yang disampaikan. PEMBAHASAN Pengertian Belajar Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh peserta didik akan menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus pendidik memegang peranan dan tanggung jawab yang besar dalam rangka membantu meningkatkan keberhasilan peserta didik dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan faktor intern dari siswa itu sendiri. Skinner dalam Belajar dan Pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono 2009:9) menyatakan adalah suatu prilaku. Dimana saat pada orang belajar, maka responnya akan menjadi lebih baik. Sebaliknya, jika ia tidak belajar maka responnya menurun. Kemudian Brunner dalam Belajar dan Mengajar (Daryanto 2010:10) menyatakan belajar tidak untuk mengubah tingkah laku seseorang tetapi mengubah kurikulum sekolah menjadi sedemikian rupa sehingga dapat belajar lebih banyak dan mudah. Namun Gagne dalam Belajar dan Faktor faktor yang mempengaruhinya (Slameto 2010:13) mendefinisikan belajar dalam 2 defenisi yaitu (1) belajar adalah suatu proses untuk memproleh motivasi dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku, (2) belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari intruksi. Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai-sikap yang tidak disebabkan oleh pembawaan, kematangan, dan keadaan–keadaan sesaat seseorang, namun terjadi sebagai hasil latihan dalam interaksi dengan lingkungan. Pengertian Hasil Belajar Dalam setiap mengikuti proses pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap peserta didik mengharapkan mendapat hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar yang baik dapat membantu peserta didik dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang di peroleh melalui proses belajar yang baik pula. Gagne di dalam buku Cooperative Learning(Agus Suprijono 2012:5) hasil belajar adalah pola pola perbuatan, nilai nilai,pengertian pengertian, sikap sikap, apresiasi dan keterampilan. Sedangkan Oemar Hamalik dalam buku Analisis Hasil Belajar (Dedy Kustawan 2013:15) hasil belajar adalah bila seorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut,misalnya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti. Kemudian Bloom dalam Cooperative Learning (Agus Suprijono 2012;6) hasil belajar mencakup kemampuan kogmitif, afektif dan psikomotorik. Domain kognitif knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas), application (menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis( mengorganisasikan, merencanakan) dan evaluation (menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respons), valuing (nilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi). Domain psikomotor meliputi initatory, pre-routine, dan routinized. Psikomotor juga termasuk mencakup keterampilan produktif, tehnik, fisik,sosial, manajerial dan intelektual. Dari pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah penilaian hasil yang sudah dicapai oleh stiap siswa dalam ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang diperoleh sebagai akibat usaha kegiatan belajar dan dinilai dalam priode tertentu. Pengertian Minat Belajar Menurut Hardjana (1994) “minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu yang timbul karena kebutuhan, yang dirasa atau tidak dirasakan atau keinginan hal tertentu”. Lockmono, (1994) “Minat dapat diartikan kecenderungan untuk dapat tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang sesuatu barang atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu”. Menurut Djaali (2007), “minat adalah rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada sesuatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh”. Dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu perasaan senang, perhatian dalam belajar dan adanya ketertarikan siswa kepada pelajaran. Jika siswa memiliki minat yang kuat untuk mempelajari sesuatu, maka ia akan mempelajarinya dengan sungguh-sungguh dan tekun. Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dalam penelitian ini yang dimaksud dengan minat belajar adalah suatu perasaan senang, perhatian dalam belajar dan adanya ketertarikan siswa kepada pelajaran yang dilakukan oleh seseorang sehingga menimbulkan perubahan tingkah laku yang berbeda antara sesudah belajar dan sebelum belajar. Selain itu, menurut Safari (2003:60) http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 255
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
beberapa indikator minat belajar yaitu sebagai berikut: a) Perasaan senang; b) Ketertarikan siswa; c) Perhatian; dan d) Keterlibatan siswa. Pengertian Pendekatan Pembelajaran Pendekatan pembelajaran ialah istilah lain yang memiliki kemiripan strategi pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, didalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode pembelajaran dalam cakupan tertentu. Oleh karena itu ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru dan pendekatan yang berpusat pada siswa. Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung, pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif. (Wina Sanjaya, 2008;126-127). Pendekatan Pembelajaran PAKEM PAKEM adalah model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik melakukan kegiatan yang beragam untuk mengembangkan keterampilan, sikap dan pemahaman dengan penekanan kepada belajar sambil bekerja, sementara guru menggunakan berbagai sumber dan alat bantu belajar termasuk pemanfaatan lingkungan supaya pembelajaran lebih menarik, menyenangkan dan efektif. Aktif dimaksudkan bahwa dalam proses pembelajaran, guru harus menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya,mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Kreatif dimaksudkan adalah agar guru menciptakan kegiatan belajar yang beragam ,sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif berarti proses pembelajaran tersebut bermakna bagi siswa. Keadaan yang aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektid. Dan Menyenangkan maksudnya adalah membuat suasana belajar mengajar yang menyenangkan, sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar dan waktu curah anak pada pelajaran menjadi (time on task) tinggi. Menurut hasil penelitian ,tingginya waktu curah perhatian anak ini terbukti akan meningkatkan hasil belajar. Pembelajaran merupakan pusat kegiatan belajar mengajar, yang terdiri dari guru dan siswa,yang bermuara dari pematangan intelektual kedewasaan emosional,ketinggian spiritual,kecakapan hidup,dan keagungan moral. Relasi guru dan siswa dalam proses pembelajaran ini sangat menentukan keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran Aktif (Active Learning) Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi bebrapa model pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada si pelajar. Proses belajar dapat dikatakan active learning apabila mengandung: a) Komitmen (Keterlekatan pada tugas). Berarti materi, metode dan strategi pembelajaran bermanfaat untuk siswa (meaningful), sesuai dengan kebutuhan siswa (relevant) dan bersifat pribadi; b) Tanggung jawab (Responsibility). Merupakan suatu proses belajar yang memberi wewenang pada siswa untuk kritis, guru lebih banyak mendengar daripada berbicara, menhormati ide ide siswa, memberi pilihan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memutuskan sendiri; c) Motivasi. Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrensik, dengan lebih mengembangkan motivasi intriksik siswa agar proses belajar yang ditekuninnya muncul berdasarkan ,minat dan inisiatif sendiri, bukan karna dorongan lingkungan atau orang lain. Motivasi belajar siswa akan meningkat karna ditunjang oleh pendekatan belajar yang dilakukan guru lebih dipusatkan kepada siswa (Student Centered Approach), guru tidak hanya menyuapi dan menuangkan dalam ember, tetapi menghidupkan api yang menerangi sekelilingnya dan bersikap positif kepada siswa. Strategi pembelajaran yang aktif dalam proses pembelajaran siswa diharapkan aktif dalam kegiatan pembelajaran untuk berfikir,berintraksi, berbuat dan mencoba ,menemukan konsep baru dan menghasilkan suatu karya. Sebaliknya, anak tidak diharapkan pasif menerima layaknya gelas kosong yang menunggu untuk diisi. Siswa bukanlah gelas kosong yang pasif yang menerima kucuran ceramah sang guru tentang pengetahuan dan informasi sebagaimana yang digambarkan. Pembelajaran Kreatif Kreatif (creatived) berarti menggunakan hasil ciptaan/kreasi baru atau yang berbeda dengan sebelumnya. Pembelajaran yang kreatif mengandung makna tidak sekedar melaksanakan dan menerapkan kurikulum. Pembelajarn kreatif adalah kemampuan menciptakan, mengimajinasikan, melakukan inivasi, dan melakukan artistik lainnya. Jerry Wenstromndalam buku Pakematik (Winastwan Gora 2010:12) mengatakan proses pembelajaran kreatif adalah suatu format ekplorasi yang berbeda dari yang lain, yaitu proses yang dihubungkan dalam pengalaman hidup dan bukan merupakan suatu model umum. Pembelajaran kreatif juga dimaksudkan agar guru menciptaka kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa dan tipe serta gaya belajar siswa. Di satu sisi guru bertindak kreatif dalam arti: (a) mengembangkan kegiatan pembelajaran yang beragam; (b) membuat alat bantu belajar yang berguna meskipun sederhana. Dan di sisi lain, siswa yang kreatif dalam hal : (a) merancang/membuat sesuatu; (b) menulis/mengarang.
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 256
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
Pembelajaran Efektif Pembelajaran dapat dikatakan efektif (effective/berhasil guna) jika mencapai sasaran atau minimal mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Di samping itu, yang juga penting adalah banyaknya pemngalaman dalam hal baru yang “didapat” siswa. Guru pun diharapkan memproleh “pengalaman baru” sebagai hasil intraksi dua arah dengan siswanya. Murshel dalam Nurdin Mohamad menyatakan indikator pembelajaran efektif adalah hasil belajar yang tahan lama dan siswa dapat menggunakannya dalam hidupnya. Dan sisi lain menjadi pembelajaran yang efektif dalam arti : menguasai pengetahuan dan keterampilan atau kompetensi yang diperlukan, mendapat pengalaman yang baru. Pembelajaran Menyenangkan Pembelajaran yang menyenangkan (joyful) perlu dipahami secara luas, bukan berarti selalu diselingi dengan lelucon, banyak bernyanyi atau bertepuk tangan yang meriah. Pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang dapat dinikmati oleh siswa. Siswa merasa nyaman, aman dan asyik. Perasaan yang mengasyikkan mengandung unsur inner motivation , yaitu dorongan keingintahuan yang disertai upaya mencari tahu sesuatu. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya tinggi. Mohammmad Rasyid Dimas dalam buku Asmani Jamal Ma’mur (7 Aplikasi PAKEM 2011;164) memberikan pengertian menyenangkan ataupun suasana belajar dalam keadaan gembira. Suasana gembira disini bukan berarti suasana ribut,hura hura, kesenangan yang sembronao dan kemeriahan yang dangkal. Berdasarkan uraian materi yang telah dipaparkan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa PAKEM adalah proses pembelajaran dimana guru harus menciptakan suasana pembelajaran sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, mengemukakan gagasan, kreatif, kritis serta mencurahkan perhatian/konsentrasinya secara penuh dalam belajar serta suasana pembelajaran yang menimbulkan kenyaman bagi siswa untuk belajar. Di dalam PAKEM, guru memanfaatkan berbagai sumber belajar untuk pencapaian hasil belajar yang teah ditentukan. Adapun langkah langkah pendekatan pembelajaran PAKEM dengan media gambar ialah sebagai berikut : 1) Merencanakan keperluan dalam pembelajaran, yaitu : kurikulum, RPP, serta alat bantu dalam mengajar; 2) Melaksanakan proses pembelajaran yang berlandaskan PAKEM, dimana sikap dan perilaku guru diantaranya adalah sebagai berikut; (a) Mendengarkan siswa; (b) Menghargai siswa; (c) Mengembangkan rasa percaya diri siswa; (d) Menanamkan rasa tidak takut salah; dan (e) Memberikan tantangan. 3) Memantau perkembangan hasil pembelajaran setelah menggunakan PAKEM. SIMPULAN Dari hasil analisis data pelaksanaan perbaikan pembelajaran dapat disimpulkan : 1) Peningkatan hasil belajar yang dilaksaksanakan pada perbaikan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran PAKEM pada pelajaran PKn di Kelas V SD Negeri 101822 87% adalah tuntas secara klasikal; 2) Pelaksanaan pembelajaran yang diajarkan dengan perbaikan pembelajaran dengan menggunsksn pendekatan pembelajaran PAKEM pada pembelajaran PKn di Kelas V SD Negeri 101822 Pancur Batu adalah kategori baik, dengan rincian observasi guru mencapai 81,57% dan observasi siswa mencapai 80,5%. REFERENSI Akhyar Zainul, Ansari Ayu, Dian Agus. Pendekatan Pembelajaran Aktif, Kreatif dan Menyenangkan (PAKEM) dan Kontekstual Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Siswa Pada Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan Di SMA Muhamadiyah 2 Banjarmasin. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 4, Nomor 8, November 2014 Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Yrama Widya : Bandung Asmani Jamal Ma’mur. 2010. 7 Aplikasi PAKEM. Diva Press. Daryanto. 2010. Belajar dan Mengajar. Bandung : Yrama Widya. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta : Jakarta. Halimatuh, Siti. Penerapan PAKEM Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Optimal Siswa Kelas B Di TK Insan Harapan Bago-Besuk Purbolinggo. Jurnal Inspirasi Pendidikan,Universitas Kanjurah Marang. Tampubolon.1993. Mengembangkan Minat Membaca Pada Anak. Bandung : Angkasa Kustawan, Dedy. 2013. Analisis Hasil Belajar. Jakarta. Luxima Metro Media. Muslich, Moch. PAKEM Dan Metpde IQRE Dalam Sains.Jurnal Sains.2010 Nur’eny. Penerapan PAKEM Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Di SD Muhammadiyah Serang. Jurnal Matematika.2010 Nurdin, Sahidan. Penerapan Pendekatan PAKEM Pembelajaran IPA di Min Rukoh. Dosen Tarbiyah dan Keguruan UIN ArRaniry Darusallam Banda Aceh Rahmaniati Rita. Penerapan Pakem Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa SDN-8 Langai Palangkaraya. Pedagogik Jurnal Pendidikan,Oktober 2014,Volume 9 Nomor 2 (25-30) Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Predana Media Group Slameto. 2010. Belajar dan Faktor Faktor Yang Memepengaruhi. Jakarta : PT. Rineka Cipta Sudjana, Nana. 2005. Metoda Statistika. Bandung. PT.Tarsito http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 257
Prosiding Seminar Nasional Tahunan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Tahun 2017
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya Suprijono,Agus. 2012. Cooperative Learning. Yogyakarta. Pustaka Belajar Tukumin dan Salamah, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Melalui Model PAKEM dengan Menggunakan Alat Peraga Murah (APM) Pada Siswa Kelas VI SDN Kedungpucang Bener Purworejo Tahun Pelajaran 2008/2009. Jurnal Sosialita. Volume 3,Nomor 1, 1 Maret 2013 Winastwan Gora, dan Sunarto. 2009. PAKEMATIK. Jakarta : Elex Media Komputindo.
http://semnasfis.unimed.ac.id
e-ISSN: 2549-5976 p-ISSN: 2549-435X 258