PENERAPAN MODEL THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV B SD NEGERI 2 RUKTI HARJO
(Skripsi)
Oleh NOVIKA RAHMA WATI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
ABSTRAK
PENERAPAN MODEL THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV B SD NEGERI 2 RUKTI HARJO
Oleh
NOVIKA RAHMA WATI
Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya hasil belajar IPS siswa kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model the power of two. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilaksanakan dua siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan tes. Alat pengumpulan data berupa lembar observasi dan soal tes. Analisis data menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model the power of two dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa. Nilai rata-rata hasil belajar siswa siklus I dengan kategori “Baik” dan siklus II dengan kategori “Baik”. Persentase ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus I dengan kategori “Baik” dan siklus II dengan kategori “Sangat baik”.
Kata kunci: model the power of two, hasil belajar , IPS.
PENERAPAN MODEL THE POWER OF TWO UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV B SD NEGERI 2 RUKTI HARJO
Oleh NOVIKA RAHMA WATI
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016
RIWAYAT HIDUP
Peneliti bernama Novika Rahma Wati dilahirkan di Rukti Harjo, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah pada tanggal 23 November 1994. Peneliti adalah anak pertama dari dua bersaudara, dari pasangan Bapak Abdul Rochim dan Ibu Sungadiyah. Pendidikan Peneliti dimulai dari TK Aisyiyah Bustanul Athfal dan selesai pada tahun 2000. Kemudian melanjutkan pendidikan di SD Negeri 2 Rukti Harjo dan selesai pada tahun 2006. Peneliti melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Seputih Raman dan lulus pada tahun 2009. Kemudian peneliti melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 1 Seputih Raman dan lulus pada tahun 2012. Selanjutnya pada tahun 2012 peneliti melanjutkan pendidikan ke Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).
MOTTO
“Teruslah bergerak menjadi lebih baik dari hari kemarin, dan selalu berusaha memberikan manfaat kepada orang lain” (Ahmad Hasyim Wibisono)
“Berangkat dengan penuh Keyakinan. Berjalan dengan penuh Keikhlasan. Istiqomah dalam Menghadapi Cobaan. YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH” (Novika Rahma Wati)
PEERSEMBAHAN
Bismillaahirrohmaanirrohiim Alhamdulillaahirobbil’’alaamin, puji syukur atas rahmat dan nikmat yang diberikan Allah Swt. Kupersembahkan karya ini sebagai rasa syukur kepada Allah SWT dan ucapan terimakasih serta banggaku dengan kerendahan hati kepada:
Kedua orangtuaku Bapak Abdul Rochim dan Mamak Sungadiyah
Orangtuaku tercinta, yang telah medidik dan membimbingku dengan penuh pengorbanan. Terimakasih telah membesarkanku dengan cinta dan kasih yang tulus, memberikan motivasi dalam menyelesaikan studi, memberikan semangat agar tidak pernah menyerah, yang rela berkorban untuku, demi masa depanku, serta segala untaian doa yang senantiasa dipanjatkan pada Allah SWT untuk keberhasilanku. Terimakasih Pak, Mak. Aku sayang Bapak, Mamak. Adikku Ahmad Aji Saputra
Terimakasih yang selalu memberikan keceriaan dan doa yang telah diberikan untuk mbakmu ini. Semoga bisa menjadi lebih baik dariku, dan bisa jadi kebanggan untuk bapak mamak.
Almamater tercinta Universitas Lampung
SANWACANA
Puji dan syukur atas rahmat yang selalu dilimpahkan Allah SWT sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Penerapan Model The Power of Two untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung. Penyusunan skripsi ini dapat terwujud berkat adanya bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada: 1.
Bapak Prof. Dr. Ir. Hasriadi Mat Akin, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung, yang telah memberikan dukungan terhadap kemajuan Universitas Lampung.
2.
Bapak Dr. Muhammad Fuad, M. Hum., Dekan FKIP Universitas Lampung, yang telah memberikan dukungan terhadap kemajuan FKIP.
3.
Ibu Dr. Riswanti Rini, M.Si., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Univesitas Lampung yang telah memberikan dukungan untuk kemajuan jurusan Ilmu Pendidikan, khususnya program studi PGSD.
4. Bapak Drs. Maman Surahman, M. Pd., Ketua Program Studi PGSD Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung.
5. Bapak Drs. Rapani, M.Pd., Koordinator Kampus B FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan banyak ilmu kepada peneliti selama masa kuliah dan memberikan bantuan untuk kelancaran penyusunan skripsi ini. 6. Ibu Dra. Nelly Astuti, M.Pd., Dosen Pembimbing 1 sekaligus Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan, masukan, saran, nasihat, dan motivasi serta bantuan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 7. Ibu Dra. Yulina H, M.Pd.I., Dosen Pembimbing 2 yang tak pernah lelah membimbing dan memberikan saran serta memberikan masukan kepada peneliti sehingga termotivasi dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 8. Ibu Dra. Asmaul Khair M.Pd., Dosen Penguji yang telah banyak memberikan saran dan masukan yang sangat bermanfaat bagi peneliti dalam memperbaiki dan menyelesaikan penyusunan skripsi ini. 9. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf PGSD Kampus B yang telah banyak memberikan ilmu kepada peneliti selama masa kuliah dan membantu dalam kelancaran penyusunan skripsi ini. 10. Tim Pengelola Beasiswa Bidik Misi yang telah banyak memberikan bantuan untuk dapat menyelesaikan studi dan kelancaran dalam penyusunan skripsi. 11. Bapak Budiyono, S.Pd., Kepala SD Negeri 2 Rukti Harjo, yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melakukan penelitian sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 12. Ibu Sri Hartati, S.Pd., Wali Kelas IV B yang telah banyak membantu dan memberikan saran kepada peneliti demi kelancaran penyusunan skripsi ini. 13. Siswa-siswi kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo yang telah berpartisipasi aktif sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
14. Sahabat-sahabatku yaitu Mentari, Tria Ramdani F, Maya Safitri, Viktor, Prayogi, Nurhayat, Mas Nur Rokhim, Uni Yani, Yessy, Mbak Mala. Terimakasih atas doa, senyuman, semangat, kenangan dan dukungan yang selalu diberikan untukku dari awal hingga akhir masa studi ini. Kalian tidak akan pernah terlupakan. 15. Teman-teman seperjuangan, dalam suka dan duka di Program Studi S1 PGSD Universitas Lampung angkatan 2012 khususnya Kelas B yang telah memberikan semangat, kenangan serta pelajaran berharga dalam hidupku. 16. Keluarga besarku yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Terima kasih atas doa dan dukungan yang selalu diberikan selama menyelesaikan studi ini. 17. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu peneliti guna kelancaran penyusunan skripsi ini.
Akhir kata, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih terdapat kekurangan, akan tetapi peneliti berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Metro, April 2016 Peneliti,
Novika Rahma Wati NPM 1213053081
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvi DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................. B. Identifikasi Masalah ................................................................... C. Rumusan Masalah ...................................................................... D. Tujuan Penelitian........................................................................ E. Manfaat Penelitian......................................................................
1 5 5 6 6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ................................................... 1. Pengertian IPS ..................................................................... 2. Ruang Lingkup dan Tujuan IPS .......................................... B. Belajar dan Pembelajaran ........................................................... 1. Belajar ................................................................................. a. Pengertian Belajar ........................................................ b. Hasil Belajar ................................................................. c. Kompetensi Hasil Belajar ............................................ 2. Pembelajaran ....................................................................... a. Pengertian Pembelajaran .............................................. b. Pembelajaran IPS di SD ............................................... C. Model Pembelajaran ................................................................... 1. Pengertian Model Pembelajaran ......................................... 2. Macam-macam Model Pembelajaran .................................. D. Model The Power of Two ........................................................... 1. Pengertian Model The Power of Two .................................. 2. Langkah-langkah Penerapan Model The Power of Two ..... 3. Kelebihan dan Kekurangan Model The Power of Two ....... E. Kerangka Pikir............................................................................ F. Hipotesis Tindakan .....................................................................
8 8 9 11 11 11 12 13 15 15 16 17 17 18 20 20 21 23 24 25
xiv
Halaman BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian .............................................................................. B. Setting Penelitian ........................................................................... 1. Subjek Penelitian.................................................................... 2. Tempat Penelitian................................................................... 3. Waktu Penelitian .................................................................... C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ D. Alat Pengumpulan Data ................................................................ E. Teknik Analisis Data ..................................................................... F. Prosedur Penelitian ........................................................................ G. Indikator Keberhasilan ..................................................................
26 27 27 27 28 28 29 32 38 47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil SD Negeri 2 Rukti Harjo .................................................... B. Deskripsi Awal ............................................................................. C. Hasil Penelitian ............................................................................. 1. Pelaksanaan Kegiatan Penelitian............................................ 2. Siklus I ................................................................................... 3. Siklus II .................................................................................. D. Pembahasan ................................................................................... 1. Kinerja Guru .................................................................................. 2. Hasil Belajar Siswa .......................................................................
48 49 51 51 51 74 96 97 98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan.................................................................................... 100 B. Saran ............................................................................................. 101
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 103 LAMPIRAN ................................................................................................... 106
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
2.1 Kerangka pikir penelitian ......................................................................... 25 3.1 Alur siklus penelitian tindakan kelas ....................................................... 27 4.1 Grafik peningkatan kinerja guru .............................................................. 97 4.2 Grafik peningkatan persentase hasil belajar (kognitif,afektif, psikomotor) siswa .......................................................... 98
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
SURAT-SURAT PENELITIAN ............................................................... 1. Penelitian Pendahuluan dari Fakultas .................................................. 2. Izin Penelitian dari Fakultas ................................................................. 3. Keterangan Penelitian dari Fakultas ..................................................... 4. Izin Penelitian dari SD ........................................................................ 5. Surat Pernyataan Teman Sejawat ......................................................... 6. Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian dari SD ..........................
106 107 108 119 110 111 113
PERANGKAT PEMBELAJARAN ......................................................... 1. Pemetaan Siklus I ................................................................................. 2. Pemetaan Siklus II ................................................................................ 3. Silabus Siklus I ..................................................................................... 4. Silabus Siklus II ................................................................................... 5. Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus I ................................ 6. Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) Siklus II ............................... 7. Kisi-kisi Soal Tes Siklus I .................................................................... 8. Kisi-kisi Soal Tes Siklus II................................................................... 9. Kunci Jawaban dan Rubrik penilaian Soal Tes Siklus I ...................... 10. Kunci Jawaban dan Rubrik penilaian Soal Tes Siklus II .................... 11. LKS siklus I .......................................................................................... 12. LKS Siklus II ........................................................................................ 13. Soal Tes Siklus I .................................................................................. 14. Soal Tes Siklus II ................................................................................
114 115 118 121 126 131 140 149 150 151 152 153 163 171 177
KINERJA GURU ...................................................................................... 1. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ................................................. 2. Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II................................................ 3. Rekapitulasi Kinerja Guru Siklus I dan siklus II..................................
183 184 190 196
HASIL BELAJAR SISWA ....................................................................... 1. Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I ...................... 2. Lembar Observasi Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus II ..................... 3. Rekapitulasi Hasil Belajar Afektif Siswa Siklus I dan Siklus II .........
200 201 205 209
xix
Lampiran 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Halaman
Lembar Observasi Hasil Belajar Pskomotor Siswa Siklus I ................ Lembar Observasi Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus II ............. Rekapitulasi Hasil Belajar Psikomotor Siswa Siklus I dan Siklus II .. Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus I ......................................... Nilai Hasil Belajar Kognitif Siswa Siklus II ........................................ Rekapitulasi Hasil Belajar Kognitif Siswa ........................................... Hasil Belajar Siswa (Kognitif, Afktif, Psikomotor) Siklus I................ Hasil Belajar Siswa (Kognitif, Afktif, Psikomotor) Siklus II ............. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa (Kognitif, Afktif, Psikomotor) ........
210 214 218 219 220 221 222 223 224
DOKUMENTASI ...................................................................................... 225 1. Dokumentasi Siklus I.............................................................................. 226 2. Dokumentasi Siklus II ............................................................................ 229
xx
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1. 1 Data nilai hasil belajar IPS mid semester ganjil kelas IV SD 2 Rukti Harjo TP. 2015/2016 ...........................................................
3
3. 1 Rubrik penskoran kinerja guru ............................................................... 30 3. 2 Rubrik penilaian afektif.......................................................................... 30 3. 3 Rubrik penilaian psikomotor .................................................................. 31 3. 4 Kategori kinerja guru mengajar berdasarkan perolehan nilai ................ 33 3. 5 Kategori nilai hasil belajar afektif siswa ................................................ 34 3. 6 Kriteria persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal ............... 34 3. 7 Kategori nilai hasil belajar psikomotor siswa ........................................ 35 3. 8 Kriteria persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal ........ 36 3. 9 Kategori nilai hasil belajar kognitif siswa .............................................. 36 3.10 Kriteria persentase hasil belajar kognitif siswa secara klasikal ............. 37 4. 1 Nilai kinerja guru siklus I ...................................................................... 62 4. 2 Nilai hasil belajar kognitif siswa siklus I ............................................... 64 4. 3
Nilai hasil belajar afektif siswa siklus I ................................................ 66
4. 4 Nilai hasil belajar psikomotor siswa siklus I ......................................... 68 4. 5 Hasil belajar siswa siklus I (kognitif, afektif, psikomotor) .................... 70 4. 6 Nilai kinerja guru siklus II ..................................................................... 84
xvi
Tabel
Halaman
4. 7 Hasil belajar kognitif siswa siklus II ..................................................... 85 4. 8 Hasil belajar afektif siswa siklus II ........................................................ 88 4. 9 Hasil belajar psikomotor siswa siklus II ................................................ 90 4.10 Hasil belajar siswa siklus II (kognitif, afektif, psikomotor)................... 92 4.11 Rekapitulasi nilai kinerja guru ............................................................... 96 4.12 Rekapitulasi hasil belajar (kognitif, afektif, psikpmotor) siswa ........... 97
xvii
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan
mempunyai
peranan
penting
dan
strategis
dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan dapat dikatakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan sengaja untuk mengubah tingkah laku manusia, baik secara individu maupun kelompok untuk mendewasakan manusia melalui upaya pembelajaran dan latihan. Pendidikan sangat penting bagi perkembangan manusia. Pendidikan yang baik menjadikan manusia pribadi yang baik. Pribadi-pribadi yang baiklah yang mampu mengubah kehidupan suatu bangsa menjadi lebih baik. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 Bab 1 Pasal 1 (ayat 1) bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Undang-undang di atas, menjelaskan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan sepanjang hayat untuk mengembangkan potensi siswa dalam proses pembelajaran. Pendidikan dasar memegang peranan penting dalam mengembangkan potensi siswa, karena pendidikan dasar merupakan pondasi awal bagi siswa untuk membuka wawasannya.
2
Pengembangan potensi ini dilakukan melalui berbagai mata pelajaran di sekolah dasar. Pada pendidikan dasar terdapat beberapa komponen bidang pembelajaran yang harus dikuasai oleh siswa diantaranya adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS merupakan mata pelajaran yang diberikan mulai dariSD/MI sampai dengan SMP/MTs. Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan bahwa melalui mata pelajaran IPS siswa diharapkan dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai. Salah satu upaya untuk mencapai tujuan IPS tersebut dapat ditempuh melalui pengembangan potensi siswa dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Susanto (2014: 144) menyatakan bahwa pendidikan IPS sebagai bidang studi yang diberikan pada jenjang pendidikan di lingkungan persekolahan, bukan hanya memberikan bekal pengetahuan saja, tetapi juga memberikan bekal nilai dan sikap serta keterampilan dalam kehidupan siswa dalam masyarakat, bangsa, dan negara dalam berbagai karakteristik. Dalam pendidikan IPS dikembangkan tiga aspek atau tiga ranah pembelajaran, yaitu: aspek pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor), dan sikap (afektif) ketiga aspek ini merupakan acuan yang berorientasi untuk mengembangkan pemilihan materi, strategi, dan model pembelajaran. Seorang guru harus pandai menciptakan suasana pembelajaran yang baru agar pembelajaran IPS menjadi lebih menarik, sehingga siswa dapat aktif dalam mengembangkan potensi dirinya, misalnya siswa dapat belajar berinteraksi dengan teman-temannya di dalam kelas serta dapat aktif dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang diberikan oleh guru.
3
Berdasarkan observasi, wawancara, dan dokumentasi pada tanggal 19 November 2015 yang peneliti laksanakan dengan wali kelas IV A dan wali kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo, diperoleh data nilai hasil mid semester mata pelajaran IPS siswa kelas IV A dan siswa kelas IV B pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Data yang diperoleh menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas IV B lebih rendah dibandingkan dengan kelas IV A. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 1.1 Data nilai hasil belajar IPS mid semester ganjil kelas IV SD 2 Rukti Harjo TP. 2015/2016 Kelas
KKM
IV A
Ratarata Kelas
Jumlah Siswa (orang)
Siswa Tuntas (orang)
Siswa Belum Tuntas (orang)
Tuntas (%)
Belum Tuntas (%)
56,70
34
15
19
44,12
55,88
48,30
28
9
19
32,14
67,86
60 IV B
(Sumber: dokumentasi kelas IV SD Negeri 2 Rukti Harjo 2015) Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa hanya 9 orang siswa (32,14%) dari jumlah keseluruhan 28 orang yang mencapai ketuntasan dan 19 orang siswa (67,86%) yang belum mencapai ketuntasan dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPS siswa kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo masih rendah karena 19 orang siswa (67,86%) masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPS yang ditetapkan, yaitu sebesar 60 dengan nilai rata-rata kelas 48,30. Selanjutnya, dari hasil observasi dan wawancara di kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo diketahui bahwa sebagian besar siswa belum sepenuhnya berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran, hal ini dapat terlihat saat guru
4
memberikan pertanyaan, hanya sedikit siswa yang menjawab. Adapun dalam mengeluarkan pendapat dan bertanya, hanya beberapa siswa yang menunjukkan keaktifannya. Kebanyakan siswa yang lainnya masih malu, takut atau ragu untuk mengajukan pertanyaan dan pendapat mereka. Selain itu, guru belum maksimal dalam menggunakan variasi model pembelajaran. Cara penyampaian materi ajar masih terpaku pada buku pelajaran yang digunakan dan siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa dalam proses pembelajaran hanya pasif dan sulit dalam menerima materi yang disampaikan serta keterampilan siswa dalam berinteraksi sosial masih kurang, hal ini menyebabkan hasil belajar yang diharapkan akan sulit untuk dicapai. Melihat berbagai permasalahan yang terdapat di kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo, maka perlu dilakukan suatu perbaikan dalam proses belajar mengajar agar hasil belajar siswa dapat meningkat. Upaya perbaikan dapat diwujudkan melalui pembelajaran yang variatif dan menyenangkan agar hasil belajar yang diharapkan dapat tercapai. Cara agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa yaitu dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih tepat. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan adalah model the power of two. Model the power of two dianggap cocok oleh peneliti untuk menciptakan suasana belajar aktif sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Sutikno (2014: 132) kekuatan berdua atau the power of two adalah kegiatan dilakukan untuk meningkatkan kegiatan kolaboratif dan mendorong munculnya keuntungan dari sinergi itu.
5
Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu diadakan perbaikan proses pembelajaran menggunakan penelitian tindakan kelas. Berkaitan dengan penelitian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Penerapan Model The Power of Two untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPS Siswa Kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo”.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, perlu diidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut. 1. Siswa belum sepenuhnya berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. 2. Penyampaian materi ajar masih terpaku pada buku pelajaran sehingga siswa hanya pasif dan sulit menerima materi yang disampaikan. 3. Keterampilan siswa dalam berinteraksi sosial masih kurang. 4. Hasil belajar IPS siswa kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo masih rendah, nilai rata-rata kelas hanya mencapai 48,30 dan siswa yang tuntas hanya 32,14% atau 9 orang dari 28 orang siswa di kelas tersebut. 5. Guru belum maksimal dalam menggunakan variasi model pembelajaran antara lain model the power of two dalam pembelajaran IPS kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah penerapan model the power of two sehingga dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas IV B
6
SD Negeri 2 Rukti Harjo, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah?”.
D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah melalui penerapan model the power of two dalam pembelajaran IPS.
E. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kebermanfatan bagi: 1. Siswa Melalui model the power of two dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu model ini dapat menjadi alternatif gaya belajar siswa dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran menarik dan tidak membosankan.
2. Guru Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan hasil belajar siswa, serta memperluas wawasan dan pengetahuan guru kelas mengenai model-model pembelajaran khususnya model the power of two pada pembelajaran IPS.
3. Sekolah
Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran dengan menggunakan model the power of two.
7
4. Peneliti Menambah wawasanan pemahaman saat peneliti melaksanakan kegiatan penelitian tindakan kelas, sehingga dapat memperbaiki dan menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Mampu menciptakan pembelajaran yang menarik dan menjadi bahan referensi penelitian berikutnya.
8
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Ilmu Pengetahuan sosial (IPS) 1. Pengertian IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang realitas dan fenomena yang ada di lingkungan masyarakat. Istilah IPS merupakan nama mata pelajaran di tingkat SD/MI dan SMP/MTs. Supriatna, dkk. (2007: 9) mendefinisikan IPS untuk tingkat persekolahan sebagai suatu penyederhanaan atau adaptasi ilmu-ilmu sosial yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. Lebih lanjut, Sapriya (2009: 194) mengemukakan bahwa IPS merupakan sintetis antara disiplin ilmu pendidikan dengan disiplin ilmuilmu sosial untuk tujuan pendidikan, maka materi yang dipelajari siswa adalah materi yang berkaitan dengan pencapaian tujuan pendidikan. Selain itu, Susanto (2014: 6) menjelaskan IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial dan humaniora, yaitu sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya.
9
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa IPS merupakan kajian ilmu-ilmu sosial secara terpadu yang disederhanakan dan diorganisasikan serta disajikan secara ilmiah dan psikologis untuk pembelajaran di sekolah.
2. Ruang Lingkup dan Tujuan IPS Pembelajaran IPS diberikan setiap jenjang pendidikan, termasuk di sekolah dasar. Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah, ruang lingkup pada mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut: (1) manusia, tempat dan lingkungan, (2) waktu, keberlanjutan dan perubahan, (3) sistem sosial dan budaya, (4) perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Setiap komponen bidang-bidang pembelajaran memiliki tujuan yang dijadikan acuan dalam proses pembelajaran, begitu pula dengan IPS. Hasan dalam Supriatna, dkk. (2007: 11) mengemukakan bahwa tujuan IPS dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu sebagai berikut. a. Pengembangan kemampuan intelektual siswa. Tujuan intelektual berupaya untuk mengembangkan kemampuan berpikir, kemampuan proses dalam mencari informasi dan mengomunikasikan hasil temuan. b. Pengembangan kemampuan dan rasa tanggung jawab sebagai anggota masyarakat. Tujuan ini mengembangkan kemampuan seperti berkomunikasi, kemampuan berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan, dan pengembangan sikap positif siswa terhadap nilai, norma dan moral yang berlaku dalam masyarakat. c. Pengembangan diri siswa sebagai pribadi. Tujuan ini adalah untuk membentuk warga negara yang baik, yaitu warga negara yang berpartisipasi aktif dalam bermasyarakat, bersikap terbuka, menghargai perbedaan, dan senantiasa memberikan kesempatan yang samabagi setiap orang atau kelompok untuk dapat mengembangkan dirinya.
10
Selanjutnya, Susanto (2014: 145) megemukakan tujuan utama IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Adapun tujuan IPS dalam Permendiknas No. 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah adalah: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya, (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan, (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional dan global. Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup IPS di SD meliputi manusia, tempat dan lingkungan, waktu, keberlanjutan dan perubahan, sistem sosial dan budaya, serta perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Tujuan IPS di SD agar siswa lebih peka terhadap masalahmasalah sosial yang terjadi di masyarakat dan menjadi warga negara yang baik. Selain itu, siswa juga diharapkan memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial, serta memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya.
11
B. Belajar dan Pembelajaran 1. Belajar a. Pengertian Belajar Banyak teori yang mengkaji tentang belajar, salah satunya adalah
teori
konstruktivisme
yang
merupakan
paradigma
pembelajaran baru dalam dunia pendidikan. Trianto (2009: 26) juga berpendapat bahwa teori konstruktivis merupakan teori belajar yang menekankan pada proses aktif siswa dalam menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisi apabila aturan-aturan itu tidak sesuai lagi. Adapun menurut Jihad dan Abdul (2013: 1) belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, hal ini berarti keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada keberhasilan proses belajar siswa di sekolah dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, Slameto (2013: 2) mengemukakan bahwa belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Susanto (2014: 4) mendefinisikan belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan seseorang dengan sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman, atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan seseorang terjadinya perubahan
12
perilaku yang relatif tetap baik dalam berpikir, merasa, maupun bertindak. Lebih lanjut, Witherington dalam Hanafiah dan Cucu (2010: 7) mengemukakan bahwa belajar merupakan perubahan dalam kepribadian yang dimanisfestasikan sebagai pola-pola respons baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan belajar adalah
proses
membangun
pengetahuan
baru
berdasarkan
pengetahuan lama dengan melibatkan peran aktif siswa dalam memahami dan menanggapi pengalaman fisik dalam lingkungan di sekelilingnya.
b. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan suatu hasil atau nilai yang diperoleh siswa setelah selesai mengerjakan berbagai tes baik tes lisan maupun tulisan, akan tetapi hasil belajar bukan hanya penilaian terhadap tes saja melainkan segala perubahan perilaku seorang siswa secara keseluruhan melalui berbagai banyak pengalaman. Juliah dalam Jihad dan Abdul (2013: 15) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Suprijono dalam Thobroni (2015: 20) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertianpengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan keterampilan. Susanto (2014: 5) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah perubahan-perubahan
13
yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Berdasarkan pendapat diatas, peneliti menyimpulkan
hasil
belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar. Kemampuan tersebut mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
c. Kompetensi Hasil Belajar 1) Ranah Kognitif Ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai bahan pelajaran. Suprihatiningrum (2013: 38) mengemukakan bahwa kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah, seperti pengetahuan komprehensif, aplikatif sintesis, analisis, dan pengetahuan evaluatif. Poerwanti, dkk. (2008: 1.22) mendefinisikan ranah kognitif sebagai ranah yang menekankan pada pengembangan kemampuan
dan
keterampilan
intelektual.
Lebih
lanjut,
Kunandar (2014: 165) mengemukakan ranah kompetensi kognitif merupakan hasil belajar yang menunjukkan pencapaian atau penguasaan peserta didik dalam aspek pengetahuan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan ranah kognitif merupakan hasil belajar yang menunjukkan pencapaian atau penguasaan siswa dalam aspek pengetahuan. Adapun dalam
14
penelitian ini, peneliti menilai pengetahuan siswa terhadap materi IPS yang diajarkan.
2) Ranah Afektif Selain ranah kognitif, kompetensi hasil belajar juga mencakup
ranah
mengemukakan
afektif.
ranah
Suprihatiningrum
efektif
adalah
(2013:
kemampuan
41) yang
berhubungan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi. Poerwanti, dkk. (2008: 1.22) mendefinisikan ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan pengembangan perasaan, sikap dan emosi. Adapun Kunandar (2014: 104) menjelaskan bahwa ranah afektif berhubungan dengan minat dan sikap siswa yang dapat berbentuk tanggung jawab, kerja sama, disiplin, percaya diri, jujur, menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan mengendalikan diri. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan ranah afektif adalah hasil belajar yang menunjukkan pencapaian atau penguasaan dalam aspek sikap. Adapun dalam penelitian ini, peneliti
menilai sikap siswa dalam diskusi kelompok, yang
meliputi sikap kerja sama dalam kelompok, kesopanan dalam menyampaikan pendapat, dan menghargai pendapat orang lain.
3) Ranah Psikomotor Hasil belajar psikomotor merupakan kelanjutan dari hasil belajar kognitif (memahami sesuatu) dan hasil belajar afektif
15
(yang tampak dalam bentuk kecenderungan-kecenderungan berperilaku). Suprihatiningrum (2013: 45) mengemukakan bahwa aspek psikomotor mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik. Poerwanti, dkk. (2008: 1.22) mendefinisikan ranah psikomotor sebagai ranah yang berkaitan dengan kegiatankegiatan atau keterampilan motorik siswa. Lebih lanjut, Kunandar (2014: 255) mengemukakan bahwa ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan keterampilan (skill) atau kemampuan bertindak setelah seseorang menerima pengalaman belajar tertentu. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan ranah psikomotor adalah hasil belajar yang menunjukkan pencapaian dalam aspek keterampilan. Adapun dalam penelitian ini, peneliti menilai keterampilan siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
2. Pembelajaran a. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama dalam proses pendidikan di sekolah. Komalasari (2014: 3) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu proses membelajarkan subjek didik yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik dapat mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. Adapun menurut Suprihatiningrum (2013: 75) pembelajaran
16
adalah serangkaian kegiatan yang melibatkan informasi dan lingkungan yang disusun secara terencana untuk memudahkan siswa dalam belajar. Rombepajung dalam Thobroni (2015: 17) mengemukakan bahwa pembelajaran adalah pemerolehan suatu mata pelajaran atau pemerolehan suatu keterampilan melalui pelajaran, pengalaman, atau pengajaran. Sementara itu, menurut Sutikno (2014: 12) pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik. Selain itu, menurut Suherman dalam Jihad dan Abdul (2013: 11) pembelajaran pada hakikatnya merupakan proses komunikasi antara peserta didik dengan pendidik serta antar peserta didik dalam rangka perubahan sikap. Berdasarkan
penjelasan
di
atas,
dapat
disimpulkan
pembelajaran adalah proses atau kegiatan belajar yang telah dirancang melalui usaha yang terencana dan melalui prosedur atau metode tertentu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
b. Pembelajaran IPS di SD Proses pembelajaran IPS pada jenjang pendidikan dasar berbeda dengan jenjang pendidikan menengah dan pendidikan tinggi. Pembelajaran IPS di SD memadukan cabang ilmu-ilmu sosial (geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi). Susanto (2014: 36) pola pembelajaran IPS di SD hendaknya lebih menekankan pada unsur pendidikan
dan
pembekalan,
pemahaman,
keterampilan-keterampilan sosial pada siswa.
nilai-moral,
dan
17
Selain itu, menurut Bruner dalam Sapriya (2009: 38) menjelaskan bahwa terdapat tiga prinsip pembelajaran IPS di SD, yaitu: (a) pembelajaran harus berhubungan dengan pengalaman serta konteks lingkungan sehingga dapat mendorong mereka untuk belajar, (b) pembelajaran harus terstruktur sehingga siswa belajar dari hal-hal mudah kepada hal-hal yang sulit, dan (c) pembelajaran harus disusun sedemikian rupa sehingga memungkinkan siswa dapat melakukan ekplorasi sendiri dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa cara dan teknik pembelajaran IPS di SD harus dikaji dengan tepat karena pola pembelajaran di SD berada pada tahap operasional konkret yang memandang dunia dalam keseluruhan yang utuh dan menganggap tahun yang akan datang sebagai waktu yang masih jauh, dimana yang anak-anak pedulikan dalam usia itu adalah masa sekarang (konkret) dan bukan masa depan yang belum bisa mereka pahami (abstrak). Oleh karena itu, pembelajaran IPS di SD harus bergerak dari yang konkret ke yang abstrak dengan mengikuti pola pendekatan lingkungan yang semakin meluas dan pendekatan spiral dengan memulai dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sempit menjadi lebih luas, dan dari yang dekat ke yang jauh.
C. Model Pembelajaran 1. Pengertian Model Pembelajaran Model pembelajaran merupakan salah satu komponen dari kegiatan pembelajaran, dimana dari model pembelajaran ini guru dapat memahami bagaimana bentuk pembelajaran yang akan dilaksanakan. Menurut Trianto (2014: 23) model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau
18
suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya buku, film, komputer, dan lain-lain. Soekamto
dalam
Hamnuri
(2011:
6)
berpendapat
model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas belajar mengajar. Selain itu, Ngalimun
(2012: 27) mendefinisikan model
pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas. Adapun menurut Komalasari (2014: 57) model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan model pembelajaran merupakan suatu bentuk pembelajaran yang disusun secara sitematis untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
2. Macam-macam Model Pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran tentu akan lebih baik jika menggunakan model yang bervariasi. Hosnan (2014: 220) berpendapat bahwa di dalam
19
pembelajaran yang dapat membuat siswa aktif terdapat beberapa model yang dapat diterapkan, yaitu sebagai berikut. a. b. c. d.
Everyone is a teacher here (setiap peserta didik adalah guru). Active debate (debat aktif) di antara siswa. Index card match (mencari pasangan kartu tanya jawab). Jigsaw learning (belajar melalui tukar delegasi antar kelompok). e. Role play (bermain peran) di bawah bimbingan guru. f. Writing in the here and now (menulis pengalaman secara langsung). g. Reading aloud (membaca dengan keras). h. The power of two (menggabungkan dua). i. Information search (mencari informasi). j. Point-counterpoint (beradu pandangan sesuai perspektif). k. Reading guide (membaca terbimbing). l. Debat berantai. m. Listening team (tim pendengar). n. Team quiz (pertanyaan kelompok). o. Small group discussion (diskusi kelompok kecil). p. Card sort (menyortir kartu). q. Gallery walk (pameran berjalan).
Selain itu, Sutikno (2014: 73) mengemukakan bahwa model pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru sangat beragam. Berbagai model tersebut yaitu sebagai berikut. a. b. c. d. e. f. g. h. i. j. k. l. m. n. o. p.
Model bermain peran (role playing) Model investigasi kelompok (group investigation) Model penelitian sosial (social inquiry) Model latihan laboratoris Model jigsaw Model penelitian jurisprudensial Model simulasi sosial (social simulation) Model pembelajaran pemecahan masalah Model latihan penelitian (inquiry training model) Model pembelajaran komunikasi interaksi Model pembelajaran berbasis TIK Model tim peserta didik kelompok prestasi (student teams achievement divisions) Model pembelajaran berbasis portofolio Model pembelajaran membuat pasangan (make a match) Mencari informasi (information search) Mensortir kartu (card sort)
20
q. r. s. t. u. v. w.
Kekuatan berdua (the power of two) Model pembelajaran tongkat berbicara Model pembelajaran matematik realistik Model debat Model bermain dan musik Model pertunjukan sulap (magic show) Model “SOBRY”
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti memilih menggunakan model the power of two karena model pembelajaran ini dipandang mampu menciptakan suasana belajar aktif. Selain itu, dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa model the power of two adalah model yang menggabungakan kekuatan berupa pikiran dari dua orang sehingga dapat meningkatkan hasil belajar.
D. Model The Power of Two 1. Pengertian Model The Power of Two Pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran akan memudahkan dalam mencapai tujuan pembelajaran. Salah satu model yang dinilai dapat mengaktifkan siswa dalam pembelajaran dan akan digunakan dalam penelitian ini adalah model the power of two. Silberman (2014: 173) mengemukakan bahwa model the power of two
merupakan
aktivitas
yang
digunakan
untuk
meningkatkan
pembelajaran dan menegaskan manfaat dari sinergi yakni, bahwa dua kepala adalah lebih baik daripada satu. Adapun menurut Hosnan (2014: 226) model the power of two merupakan aktivitas belajar yang digunakan untuk mendorong pembelajaran kooperatif dan memperkuat arti penting
21
serta sinergi dua orang dengan prinsip bahwa berpikir berdua lebih baik daripada berpikir sendiri. Selanjutnya, menurut Sutikno (2014: 132) kekuatan berdua atau the power of two adalah kegiatan dilakukan untuk meningkatkan
kegiatan
kolaboratif
dan
mendorong
munculnya
keuntungan dari sinergi itu. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan model the power of two adalah salah satu cara untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang lebih aktif dengan cara pemberian tugas belajar yang dirancang untuk meningkatkan pembelajaran dan mendorong siswa untuk dapat berpikir secara mandiri dan melaksanakan diskusi untuk menentukan jawaban bersama.
2. Langkah-langkah Penerapan Model The Power of Two Ada beberapa langkah dalam menerapkan model the power of two agar tujuan pembelajaran aktif dapat sesuai sasaran. Menurut Silberman (2014: 173) langkah-langkah model the power of two sebagai berikut. a. Berikan siswa satu atau beberapa pertanyaan yang memerlukan perenungan dan pemikiran. b. Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan secara perseorangan. c. Setelah semua siswa menyelesaikan jawaban mereka, aturlah menjadi sejumlah pasangan dan perintahkan mereka untuk berbagi jawaban satu sama lain. d. Perintahkan pasangan untuk membuat jawaban baru bagi tiap pertanyaan, memperbaiki tiap jawaban perseorangan. e. Bila semua pasangan telah menuliskan jawaban baru, bandingkan jawaban dari tiap pasangan dengan pasangan lain di dalam kelas.
22
Selain itu, menurut Hosnan (2014: 226) langkah-langkah dalam penerapan model the power of two adalah sebagai berikut. a. Ajukan pertanyaan satu atau lebih yang menuntut perenungan dan pemikiran. b. Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan tersebut secara individual. c. Selanjutnya, siswa diminta untuk berpasangan dan saling bertukar jawaban dan membahasnya. d. Mintalah pasangan tersebut membuat jawaban baru untuk setiap pertanyaan dan sekaligus memperbaiki jawaban individual. e. Mintalah masing-masing pasangan untuk menjawab dan bandingkan jawaban setiap pasangan tersebut.
Selanjutnya, Sutikno (2014: 132) mengemukakan bahwa langkahlangkah penerapan model the power of two adalah sebagai berikut. a. Pendidik ajukan satu atau lebih pertanyaan mengenai kasus atau permasalahan yang membutuhkan perenungan dan pemikiran. b. Pendidik meminta semua peserta didik untuk menjawab pertanyaan secara individual. c. Setelah semua menjawab, mintalah kepada semua peserta untuk mencari pasangan teman dan saling bertukar pikiran tentang jawabannya masing-masing. d. Mintalah masing-masing pasangan untuk membandingkan dengan pasangan lain. e. Pendidik meminta pasangan tadi untuk membuat jawaban baru untuk masing-masing pertanyaan dengan memperbaiki respons masing-masing individu. f. Ketika semua pasangan selesai menulis jawaban baru, pendidik membandingkan jawaban dari masing-masing pasangan ke pasangan lain. g. Simpulan.
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti memilih pendapat Silberman dalam menjabarkan langkah-langkah penerapan model the power of two. Hal tersebut dikarenakan dalam langkah-langkah dijelaskan secara rinci tahapan-tahapan serta kegiatan-kegiatan penerapan model the power of two.
yang dilaksanakan dalam
23
3. Kelebihan dan Kekurangan Model The Power of Two Setiap model pembelajaran memliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Menurut Djarmajah (2006: http://sejatiningraos.blogspot. co.id) kelebihan dan kekurangan model the power of two sebagai berikut. a. Kelebihan model the power of two 1) Siswa tidak terlalu bergantung pada guru, tapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri. 2) Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkan ide-ide atau gagasan orang lain. 3) Membantu anak agar dapat bekerja sama dengan orang lain, dan menyadari segala keterbatasannya serta menerima segala kekurangannya. 4) Membantu siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tugasnya. 5) Meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir. b. Kekurangan model the power of two 1) Kadang-kadang bisa terjadi adanya pandangan dari berbagai sudut bagi masalah yang dipecahkan, bahkan mungkin pembicaraan menjadi menyimpang, sehingga memerlukan waktu yang panjang. 2) Dengan adanya pembagian kelompok secara berpasangpasangan dan sering antar pasangan membuat pembelajaran kurang kondusif. 3) Dengan adanya kelompok, siswa yang kurang bertanggungjawab dalam tugas, membuat mereka lebih mengandalkan pasangannya.
Selain itu, Snaky dalam Ramadhan (2009: http://adeputra85. blogspot.co.id) berpendapat bahwa model pembelajaran the power of two mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan, yaitu sebagai berikut. a. Kelebihan model the power of two 1) Siswa tidak terlalu menggantungkan guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber dan belajar dari siswa lain.
24
2) Mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan dengan membandingkan ide-ide atau gagasan-gagasan orang lain. 3) Membantu anak agar dapat bekerja sama dengan orang lain, dan menyadari segala keterbatasannya serta menerima segala kekurangannya. 4) Membantu siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam melaksanakan tuganya. 5) Meningkatkan motivasi dan memberikan rangsangan untuk berfikir. 6) Meningkatkan prestasi akademik sekaligus kemampuan sosial. b. Kekurangan model pembelajaran the power of two adalah sebagai berikut. 1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan banyak tenaga, pemikiran dan waktu. 2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, maka dibutuhkan fasilitas alat dan biaya. 3) Saat diskusi kelas terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
E. Kerangka Pikir Proses pembelajaran merupakan interaksi antara siswa dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Dalam proses pembelajaran baik guru maupun siswa dituntut aktif dalam proses pembelajaran, begitu pula dalam pembelajaran IPS. Proses pembelajaran yang baik mampu menunjang prestasi belajar siswa. Prestasi belajar siswa ditentukan oleh berbagai faktor, satu diantaranya ditentukan oleh pemilihan model pembelajaran. Model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran mampu mendorong siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran dan meningkatkan hasil belajar siswa. Salah satu diantaranya adalah model the power of two. Penerapan model the power of two pada pembelajaran IPS mendorong siswa untuk
25
meningkatkan pembelajaran dengan menggabungakan kekuatan berupa pikiran dari dua orang sehingga dapat meningkatkan hasil belajar. Berdasarkan uraian di atas, dapat digambarkan dalam bagan kerangka berpikir sebagai berikut.
Input
Proses
Output
Penerapan model the power of two pada pembelajaran IPS. Langkahlangkah model the power of two sebagai berikut.
Hasil belajar siswa masih rendah.
a. Siswa diberikan satu atau beberapa pertanyaan. b. Siswa menjawab pertanyaan secara perseorangan. c. Siswa di minta untuk berpasangan dan bertukar jawaban serta membahasnya. d. Setiap pasangan membuat jawaban baru dan memperbaiki tiap jawaban perseorangan. e. Setiap pasangan menyampaikan hasil diskusi di depan kelas.
Hasil belajar siswa meningkat mencapai ≥ 75% pada pembelajaran IPS yang mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.
Gambar 2.1 Kerangka pikir penelitian
F. Hipotesis Tindakan Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan
kelas
sebagai
berikut
“Apabila
dalam
pembelajaran
IPS
menggunakan model the power of two dan memperhatikan langkah-langkah yang tepat, maka dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo”.
26
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilaksanakan menggunakan jenis penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada situasi kelas yang dikenal dengan Classroom Action Research. Arikunto (2013: 130) mendefinisikan penelitian tindakan kelas sebagai suatu pencermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas. Adapun menurut Wardhani, dkk. (2011: 1.4) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. Selanjutnya, Kunandar (2013: 46) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas (PTK) adalah sebuah bentuk kegiatan refleksi diri yang dilakukan oleh para pelaku pendidikan dalam suatu situasi kependidikan untuk memperbaiki rasionalitas dan keadilan tentang: (a) praktik-praktik kependidikan mereka, (b) pemahaman mereka tentang praktik-praktik tersebut, dan (c) situasi dimana praktik-praktik tersebut dilaksanakan. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
27
Adapun alur siklus penelitian tindakan kelas dapat digambarkan sebagai berikut. Perencanaan I Refleksi I
Siklus I
Pelaksanaan I
Pengamatan I
Perencanaan II Refleksi II
Siklus II
Pelaksanaan II
Pengamatan II
Gambar 3.1 Alur siklus penelitian tindakan kelas. (Sumber: adaptasi Wardhani, 2011: 2.4)
B. Setting Penelitian 1. Subjek Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara kolaboratif partisipatif antara peneliti dengan guru kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo. Adapun subjek penelitiannya adalah satu orang guru dan 28 orang siswa, yang terdiri dari 13 orang siswa laki-laki dan 15 orang siswa perempuan.
2. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo, Kecamatan Seputih Raman, Kabupaten Lampung Tengah.
28
3. Waktu Penelitian Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2015/2016 selama 5 bulan, terhitung dari bulan Desember 2015 sampai dengan bulan April 2016.
C. Teknik Pengumpulan Data Data-data yang berkaitan dengan penilaian dikumpulkan melalui dua teknik, yaitu nontes dan tes. 1.
Teknik Nontes Teknik nontes merupakan cara mengumpulkan data yang bersifat kualitatif melalui observasi. Menurut Purwanto (2008: 149) observasi diartikan metode atau cara-cara menganalisis dan mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai tingkah laku dengan melihat atau mengamati individu atau kelompok secara langsung. Observasi digunakan untuk mengetahui kinerja guru, hasil belajar afektif siswa, dan hasil belajar psikomotor siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilaksanakan oleh observer selama proses pembelajaran dengan cara melingkari skor pada lembar kinerja guru dan pemberian skor pada lembar hasil belajar afektif siswa serta lembar hasil psikomotor siswa.
2. Teknik Tes Teknik tes digunakan untuk mendapatkan data yang bersifat kuantitatif
melalui
tes
tertulis.
Mulyatiningsih
(2013:
25)
mengemukakan bahwa tes merupakan metode pengumpulan data
29
penelitian yang berfungsi untuk mengukur kemampuan seseorang. Tes dapat digunakan untuk mengukur kemampuan yang memiliki jawaban benar atau salah. Jawaban benar akan mendapatkan skor, dan jika jawaban salah tidak mendapatkan skor. Teknik tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa dalam pembelajaran IPS dengan menggunaan model the power of two. Tes digunakan pada setiap siklus di akhir pertemuan 2 dalam bentuk tes formatif.
D. Alat Pengumpulan Data Penelitian ini menggunakan beberapa alat pengumpul data, sebagai berikut. 1.
Lembar observasi Lembar observasi digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang berkenaan dengan kinerja guru, hasil belajar afektif, dan psikomotor selama pembelajaran berlangsung. a. Lembar observasi kinerja guru Lembar observasi kinerja guru atau Instrumen Penilaian Kinerja Guru (IPKG) digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan guru dalam melaksanakan praktik mengajar. Panduan dalam penskoran kinerja guru menggunakan rubrik sebagai berikut.
30
Tabel 3.1 Rubrik penskoran kinerja guru No
Skor
Kategori
Rubrik
1
5
Sangat baik
Dilaksanakan dengan sangat baik oleh guru, guru terlihat professional
2
4
Baik
Dilaksanakan dengan baik oleh guru, guru terlihat menguasai.
3
3
Cukup baik
Dilaksanakan dengan cukup oleh guru, guru terlihat cukup menguasai
4
2
Kurang baik
Dilaksanakan dengan kurang oleh guru, guru terlihat kurang menguasai
5
1
Sangat kurang
Tidak dilaksanakan oleh guru.
(Sumber: Modifikasi dari Rusman, 2012: 100)
b. Lembar observasi hasil belajar afektif Lembar observasi hasil belajar afektif digunakan untuk mengumpulkan data mengenai sikap siswa dalam diskusi kelompok. Adapun aspek-aspek yang diamati disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.2 Rubrik penilaian afektif No 1
Sikap yang dinilai Kerja sama dalam kelompok
Indikator yang diamati
Skor
a. Berpartisipasi dalam diskusi kelompok. b. Memberi kesempatan teman lain untuk menyampaikan pendapat. c. Tetap berada dalam kelompoknya selama diskusi berlangsung.
4 = Jika ketiga indikator terlihat 3 = Jika ada 2 indikator yang terlihat 2 = Jika ada 1 indikator yang terlihat 1 = Jika tidak ada indikator yang terlihat
2
Kesopanan dalam menyampaikan pendapat
a. Menyampaikan pendapat dengan bahasa yang halus dan sopan. b. Menyampaikan pendapat dengan tidak marah-marah. c. Menyampaikan pendapat dengan tidak memaksa.
4 = Jika ketiga indikator terlihat 3 = Jika ada 2 indikator yang terlihat 2 = Jika ada 1 indikator yang terlihat 1 = Jika tidak ada indikator yang terlihat
3
Menghargai pendapat
a. Menyimak pendapat yang disampaikan oleh teman
4 = Jika ketiga indikator terlihat
31
Sikap yang dinilai yang disampaikan teman lain
No
Indikator yang diamati
Skor
lain. b. Tidak memotong pembicaraan teman lain. c. Mau menerima pendapat teman lain.
3 = Jika ada 2 indikator yang terlihat 2 = Jika ada 1 indikator yang terlihat 1 = Jika tidak ada indikator yang terlihat
(Sumber: Modifikasi dari Kunandar, 2014: 130)
c. Lembar observasi hasil belajar psikomotor Lembar ini digunakan untuk mengumpulkan data mengenai keterampilan
siswa
dalam
mempresentasikan
hasil
diskusi
kelompok. Adapun aspek-aspek yang diamati sebagai berikut.
Tabel 3.3 Rubrik penilaian psikomotor No. 1
Aspek penilaian Kejelasan presentasi
Indikator yang diamati
Skor
a. Menyampaikan materi secara urut. b. Menggunakan bahasa yang baik dan benar. c. Menyampaikan materi dengan suara yang lantang.
4 = Jika ketiga indikator terlihat 3 = Jika ada 2 indikator yang terlihat 2 = Jika ada 1 indikator yang terlihat 1
=
Jika
tidak
ada
indikator yang terlihat 2
Pengetahuan
a. Penguasaan materi presentasi b. Memberikan contohcontoh yang relevan c. Dapat menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan materi presentasi.
4 = Jika ketiga indikator terlihat 3 = Jika ada 2 indikator yang terlihat 2 = Jika ada 1 indikator yang terlihat 1
=
Jika
tidak
ada
indikator yang terlihat 3
Penampilan
a. Presentasi menarik, menggunakan alat-alat bantu atau media yang sesuai.
4 = Jika ketiga indikator terlihat 3 = Jika ada 2 indikator
32
No.
Aspek penilaian
Indikator yang diamati b. Kerapian dan kesopanan c. Mempresentasikan dengan percaya diri.
Skor yang terlihat 2 = Jika ada 1 indikator yang terlihat 1
=
Jika
tidak
ada
indikator yang terlihat
(Sumber: Adaptasi dari Iryanti, 2004: 17)
2. Soal tes Soal tes digunakan untuk mengumpulkan data berupa nilai-nilai siswa guna mengetahui peningkatan hasil belajar kognitif siswa. Soal tes ini diberikan kepada siswa di akhir setiap siklus dalam bentuk soal tes pilihan ganda.
E. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Kualitatif Analisis data kualitatif digunakan untuk menganalisis data penilaian kinerja guru, penilaian afektif siswa, dan penilaian psikomotor siswa selama pembelajaran berlangsung. Data diperoleh dengan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap kinerja guru, penilaian afektif siswa, dan penilaian psikomotor siswa dengan menggunakan lembar observasi. a. Nilai kinerja guru Nilai kinerja guru diperoleh menggunakan rumus: NP =
R × 100 SM
Keterangan: NP = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Jumlah skor yang diperoleh SM = Skor maksimum
33
100 = Bilangan tetap (Sumber: Purwanto, 2012: 112)
Sedangkan kategori penilaian kinerja guru dapat dilihat berdasarkan tabel berikut.
Tabel 3.4 Kategori kinerja guru mengajar berdasarkan perolehan nilai No
Rentang Nilai
Kategori
1
0-20
Sangat kurang
2
21-4
Kurang
3
41-60
Cukup
4
61-80
Baik
5
81-100
Sangat baik
(Sumber: Modifikasi dari Poerwanti, dkk., 2008: 7.8)
b. Nilai hasil belajar afektif (sikap) siswa Nilai hasil belajar afektif tiap individu siswa diperoleh menggunakan rumus: N=
SP × 100 SM
Keterangan: N = Nilai akhir SP = Skor pemerolehan SM = Skor maksimum 100 = Bilangan tetap (Sumber: Kunandar, 2014: 130) Nilai yang diperoleh akan dikategorikan dalam kategori nilai hasil belajar afektif siswa sebagai berikut.
34
Tabel 3.5 Kategori nilai hasil belajar afektif siswa Konversi nilai Angka Huruf 80 – 100 A 60 – 79 B 40 – 59 C 20 – 39 D 0 – 20 E
Kategori Sangat baik Baik Cukup baik Kurang Sangat kurang
(Sumber: Modifikasi dari Aqib, dkk., 2009: 41)
Sedangkan untuk menghitung nilai persentase afektif siswa secara klasikal diperoleh melalui rumus: P=
Siswa yang tuntas Siswa
× 100 %
Keterangan: p = Nilai yang dicari atau yang diharapkan Siswa yang tuntas = Jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar afektif Siswa = Jumlah siswa 100 = Bilangan tetap (Sumber: Adaptasi Aqib, dkk., 2009: 41)
Tabel 3.6 Kriteria persentase hasil belajar afektif siswa secara klasikal No 1. 2. 3. 4. 5.
Tingkat Keberhasilan ≥ 80% 60-79% 40-59%
Keterangan Sangat baik Baik Cukup baik
20-39% < 20%
Kurang sekali
(Sumber: Modifikasi Aqib, dkk., 2009: 41)
Kurang
35
c. Nilai hasil belajar psikomotor siswa Nilai hasil belajar psikomotor tiap individu siswa diperoleh menggunakan rumus: N=
SP × 100 SM
Keterangan: N = Nilai akhir SP = Skor perolehan SM = Skor maksimum 100 = Bilangan tetap (Sumber: Kunandar, 2014: 130)
Nilai tersebut akan dikategorikan dalam kategori nilai hasil belajar psikomotor siswa sebagai berikut.
Tabel 3.7 Kategori nilai hasil belajar psikomotor siswa Konversi nilai Angka Huruf
Kategori
80 – 100 60 – 79
A B
Sangat terampil Terampil
40 – 59 20 – 39
C D
Cukup terampil Kurang
0 – 20
E
Sangat kurang
(Sumber: Modifikasi dari Aqib, dkk., 2009: 41)
Sedangkan untuk menghitung nilai persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal diperoleh melalui rumus: P=
Siswa yang tuntas Siswa
× 100 %
Keterangan: p = Nilai yang dicari atau yang diharapkan Siswa yang tuntas = Jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar psikomotor Siswa = Jumlah siswa 100 = Bilangan tetap (Sumber: Adaptasi Aqib, dkk., 2009: 41)
36
Tabel 3.8 Kriteria persentase hasil belajar psikomotor siswa secara klasikal No 1. 2. 3. 4. 5.
Tingkat Keberhasilan
Keterangan
≥ 80% 60-79% 40-59%
Sangat terampil Terampil Cukup terampil
20-39% < 20%
Kurang sekali
Kurang
(Sumber: Modifikasi Aqib, dkk., 2009: 41)
2. Analisis Data Kuantitatif Analisis data kuantitatif digunakan untuk menganalisis data penilaian hasil belajar kognitif siswa. Untuk menghitung nilai hasil belajar kognitif siswa digunakan rumus sebagai berikut. NP =
R × 100 SM
Keterangan: NP = Nilai yang dicapai/diharapkan R = Jumlah skor yang diperoleh siswa SM = Skor maksimum 100 = Bilangan tetap (Sumber: Purwanto, 2012: 112)
Tabel 3.9 Kategori nilai hasil belajar kognitif siswa Konversi nilai Angka 80 – 100 60 – 79 40 – 59 20 – 39 0 – 20
Huruf A B C D E
(Sumber: Modifikasi dari Aqib, dkk., 2009: 41)
Kategori Sangat baik Baik Cukup baik Kurang Sangat kurang
37
Sedangkan untuk menghitung rata-rata hasil belajar kognitif siswa digunakan rumus: X=
Xi N
Keterangan: X = Rata-rata hitung Xi = Nilai siswa N = Banyaknya siswa (Sumber: adaptasi Aqib, dkk., 2009: 40)
Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar siswa secara klasikal, digunakan rumus sebagai berikut.
P=
Siswa yang tuntas × 100 % Siswa
Keterangan: p = Nilai yang dicari atau yang diharapkan Siswa yang tuntas = Jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar afektif Siswa = Jumlah siswa 100 = Bilangan tetap (Sumber: adaptasi Aqib, dkk., 2009: 41)
Tabel 3.10 Kriteria persentase hasil belajar kognitif siswa secara klasikal No
Tingkat Keberhasilan
Keterangan
1. 2. 3. 4. 5.
≥ 80% 60-79% 40-59% 20-39% < 20%
Sangat Baik Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
(Sumber: Modifikasi Aqib, dkk., 2009: 41)
38
F. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yang ditempuh dalam penelitian ini adalah pengkajian berdaur siklus yang terdiri dari dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahapan,
yaitu
perencanaan (planning), pelaksanaan
(acting),
pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini, guru dan peneliti secara kolaboratif membuat rencana pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh peneliti. Pada siklus pertama, peneliti merencanakan proses pembelajaran IPS melalui model the power of two. Adapun langkahlangkah perencanaannya adalah sebagai berikut. 1) Menganalisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada mata pelajaran IPS kelas IV yang akan disampaikan melalui model the power of two. 2) Menentukan indikator pembelajaran berdasarkan Kompetensi Dasar (KD). 3) Peneliti berdiskusi dengan guru tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 4) Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan pada siklus I yaitu: pemetaan, silabus, dan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi yang telah ditetapkan. 5) Membuat lembar kerja siswa yang digunakan untuk diskusi kelompok.
39
6) Membuat instrumen pengamatan untuk mendapatkan data mengenai sikap siswa dalam diskusi kelompok, keterampilan siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok, serta kinerja guru dalam pembelajaran. 7) Membuat instrumen tes yang terdiri dari soal dan kunci jawaban yang akan diberikan pada akhir pertemuan untuk mengetahui hasil belajar kognitif siswa pada siklus I.
b. Tahap Pelaksanaan Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan dari perencanaan yang telah disusun, yaitu sebagai berikut. 1. Kegiatan Awal a) Mengondisikan kelas (berdoa, mengecek kehadiran siswa, dan menata tepat duduk untuk menertibkan siswa). b) Orientasi 1) Guru menjelaskan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2) Guru memotivasi siswa agar siswa memperhatikan pelajaran dan dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. c) Apersepsi Siswa melakukan tanya jawab bersama guru untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari dan mengaitkannya dengan materi yang akan disampaikan.
40
2. Kegiatan Inti a) Ekslporasi 1) Siswa mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru mengenai
“Perkembangan
teknologi
produksi
dan
komunikasi”. 2) Siswa melakukan tanya jawab mengenai gambar yang ditampilkan oleh guru.
b) Elaborasi 1) Guru memberikan beberapa persoalan dalam bentuk LKS mengenai materi perkembangan teknologi produksi dan komunikasi. 2) Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru secara individu. 3) Setelah semua menyelesaikan soal tersebut, guru membagi siswa secara berpasangan. 4) Guru meminta siswa mencocokkan hasil jawaban dengan pasangan masing-masing dan memilih salah satu jawaban yang dianggap benar. 5) Siswa menuliskan jawaban yang dianggap benar dari hasil diskusi kelompok di LKS yang telah diberikan oleh guru. 6) Guru
meminta
setiap
pasangan
kelompok
untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di dalam kelas. 7) Pasangan kelompok yang lain menanggapi dan mencatat hasil diskusi dari kelompok lain.
41
8) Guru memberi penguatan terhadap hasil kerja siswa, yaitu dengan pujian atau tepuk tangan diikuti perbaikan dalam susunan keruntutan bahasa maupun prosedur pemecahan masalah. 9) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
c) Konfirmasi 1) Siswa dibimbing oleh guru membuat penegasan kesimpulan dari materi yang baru saja dipelajari. 2) Siswa bersama guru mengadakan refleksi terkait pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3. Kegiatan Akhir 1) Guru memberikan tes berupa soal pilihan ganda pada siklus I secara individu untuk mengukur hasil belajar kognitif dan tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diberikan. 2) Melakukan tindak lanjut dengan memberikan pekerjaan rumah dan menyampaikan gambaran kegiatan pembelajaran berikutnya. 3) Guru memberikan motivasi dan penguat agar siswa selalu rajin belajar.
c. Tahap Pengamatan Pengamatan ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung oleh observer dengan cara melingkari skor pada lembar kinerja guru dan pemberian skor pada lembar hasil afektif siswa serta lembar hasil
42
psikomotor siswa. Hal-hal yang diamati yaitu kinerja guru dan sikap siswa dalam diskusi kelompok serta keterampilan siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
d. Tahap Refleksi Pada kegiatan refleksi peneliti menganalisis seluruh data yang telah dikumpulkan melalui kegiatan observasi. Peneliti juga menganalisis keberhasilan dan kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang didapat dengan indikator keberhasilan. Hasil analisis digunakan sebagai bahan kajian untuk tindakan pada siklus berikutnya.
Siklus II Pada akhir siklus I telah dilaksanakan refleksi untuk mengkaji proses pembelajaran yang dilakukan guru sebagai acuan dalam pelaksanaan siklus II. Siklus II dilakukan sebagai usaha untuk meningkatkan hasil belajar siswa melalui model the power of two. Hasil dari siklus II diharapkan lebih baik dari siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini, guru dan peneliti secara kolaboratif membuat rencana pembelajaran agar tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan oleh peneliti. Pada siklus kedua, peneliti merencanakan proses pembelajaran IPS melalui model the power of two. Adapun langkahlangkah perencanaannya adalah sebagai berikut.
43
1) Menganalisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada mata pelajaran IPS kelas IV yang akan disampaikan melalui model the power of two. 2) Menentukan indikator pembelajaran berdasarkan Kompetensi Dasar (KD). 3) Peneliti berdiskusi dengan guru tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 4) Peneliti menyiapkan perangkat pembelajaran yang akan digunakan pada siklus II yaitu: pemetaan, silabus, dan rencana perbaikan pembelajaran (RPP) sesuai dengan materi yang telah ditetapkan. 5) Membuat lembar kerja siswa yang digunakan untuk diskusi kelompok. 6) Membuat instrumen pengamatan untuk mendapatkan data mengenai sikap siswa dalam diskusi kelompok, keterampilan siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok, serta kinerja guru dalam pembelajaran. 7) Membuat instrumen tes yang terdiri dari soal dan kunci jawaban yang akan diberikan pada akhir pertemuan untuk mengetaui hasil belajar kognitif siswa pada siklus II.
44
b. Tahap Pelaksanaan Tahap ini merupakan implementasi atau penerapan dari perencanaan yang telah disusun, yaitu sebagai berikut. 1. Kegiatan Awal a) Mengondisikan kelas (berdoa, mengecek kehadiran siswa, dan menata tepat duduk untuk menertibkan siswa). b) Orientasi 1) Guru menjelaskan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2) Guru memotivasi siswa agar siswa memperhatikan pelajaran dan dapat berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. c) Apersepsi Siswa melakukan tanya jawab bersama guru untuk mengingat kembali materi yang telah dipelajari dan mengaitkannya dengan materi yang akan disampaikan.
2. Kegiatan Inti a) Eksplorasi 1) Siswa mengamati gambar yang ditampilkan oleh guru mengenai
“Manfaat
dan
cara
penggunaan
teknologi
komunikasi masa lalu dan masa kini serta perkembangan teknologi transportasi”. 2) Siswa melakukan tanya jawab mengenai gambar yang ditampilkan guru.
45
b) Elaborasi 1) Guru memberikan beberapa persoalan dalam bentuk LKS mengenai materi perkembangan teknologi komunikasi dan perkembangan teknologi transportasi. 2) Siswa mengerjakan soal yang diberikan oleh guru secara individu. 3) Setelah semua menyelesaikan soal tersebut, guru membagi siswa secara berpasangan. 4) Guru meminta siswa mencocokkan hasil jawaban dengan pasangan masing-masing dan memilih salah satu jawaban yang dianggap benar. 5) Siswa menuliskan jawaban yang dianggap benar dari hasil diskusi kelompok di LKS yang telah diberikan oleh guru. 6) Guru
meminta
setiap
pasangan
kelompok
untuk
mempresentasikan hasil diskusinya di dalam kelas. 7) Pasangan kelompok yang lain menanggapi dan mencatat hasil diskusi dari kelompok lain. 8) Guru memberi penguatan terhadap hasil kerja siswa, yaitu dengan pujian atau tepuk tangan diikuti perbaikan dalam susunan keruntutan bahasa maupun prosedur pemecahan masalah. 9) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami.
46
c) Konfirmasi 1) Siswa dibimbing oleh guru membuat penegasan kesimpulan dari materi yang baru saja dipelajari. 2) Siswa
bersama
guru
mengadakan
refleksi
terkait
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
3. Kegiatan Akhir 1) Guru memberikan tes berupa soal pilihan ganda pada siklus II secara individu untuk mengukur hasil belajar kognitif dan tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diberikan. 2) Melakukan tindak lanjut dengan memberikan pekerjaan rumah dan menyampaikan gambaran kegiatan pembelajaran berikutnya. 3) Guru memberikan motivasi dan penguat agar siswa selalu rajin belajar.
c. Tahap Pengamatan Pengamatan ini dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung oleh observer dengan cara melingkari skor pada lembar kinerja guru dan pemberian skor pada lembar hasil afektif siswa serta lembar hasil psikomotor siswa. Hal-hal yang diamati yaitu kinerja guru dan sikap siswa dalam diskusi kelompok serta keterampilan siswa dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
d. Tahap Refleksi Pada kegiatan refleksi peneliti menganalisis seluruh data yang telah dikumpulkan melalui kegiatan observasi. Peneliti juga menganalisis
47
keberhasilan dan kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang didapat dengan indikator keberhasilan.
G. Indikator Keberhasilan Penerapan model the power of two dalam pembelajaran IPS pada penelitian ini dapat dikatakan berhasil apabila persentase hasil belajar siswa secara klasikal mengalami peningkatan hingga mencapai ≥75% dari jumlah siswa pada kelas yang diteliti.
100
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan di kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo pada pembelajaran IPS dengan menerapkan model the power of two dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa yaitu 66,05 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 71,43% berada pada kategori “Baik”. Kemudian pada siklus II ratarata hasil belajar siswa yaitu 76,56 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 82,14% berada pada kategori “Sangat baik”. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 10,71% dengan nilai rata-rata 10,51.
B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, beberapa saran di bawah ini dapat dipertimbangkan oleh guru maupun pihak sekolah dalam meningkatkan hasil belajar siswa di SD Negeri 2 Rukti Harjo. 1. Siswa Siswa diharapkan dapat berpartipasi aktif dalam pembelajaran, sehingga dapat memahami materi pembelajaran dengan baik. Selain itu,
101
siswa juga harus mengerjakan dengan baik tugas yang diberikan, baik tugas individu maupun kelompok.
2. Guru Guru
diharapkan
dapat
lebih
kreatif
dalam
menginovasi
pembelajaran serta dapat memahami dan mencoba terlebih dahulu dalam mengunakan model the power of two maupun model pembelajaran yang lain sebelum menerapkan model tersebut dalam pembelajaran. Berani berinovasi untuk menerapkan model serta media pembelajaran yang kreatif, menarik, dan menyenangkan sehingga menghasilkan pembelajaran yang berkualitas. Selain itu diharapkan guru dapat mengajarkan dan memotivasi siswa untuk memahami materi yang diajarkan sehingga hasil belajar yang diperoleh dapat berguna dalam pembelajaran maupun kehidupan sehari-hari.
3. Sekolah Pihak sekolah diharapkan agar memfasilitasi kebutuhan guru dalam pembelajaran agar proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan memberikan arahan bahwa banyak model pembelajaran khususnya model the power of two yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
102
4. Peneliti Penelitian ini dilakukan melalui penerapan model the power of two pada pembelajaran IPS kelas IV B SD Negeri 2 Rukti Harjo. Peneliti berikutnya
dapat
mengembangkan
dan
melaksanakan
perbaikan
pembelajaran dengan menerapkan model serupa pada kelas yang lainnya dengan tujuan untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa..
103
DAFTAR PUSTAKA
Aqib, Zainal, dkk. 2009. Penelitian Tintakan Kelas untuk Guru SD, SLB dan TK. Yrama Widya. Bandung. Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. Djarmajah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. http://sejatiningraos.blogspot.co. id/2014/ 06/pembelajaran-kelompokpower-of-two.html. Diakses pada 31/10/ 2015 @13.55 WIB. Hamruni. 2011. Strategi Pembelajaran. Insan Madani. Yogyakarta. Hanafiah, Nanang & Cucu Suhana. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika Aditama. Bandung. Hosnan, M. 2014. Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21. Ghalia Indonesia. Bogor. Iryanti, Puji. 2004. Penilaian Unjuk Kerja. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Pusat Pengembangan Penataran Guru Matematika. Yogyakarta. Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2013. Evaluasi Pembelajaran. Multi pressindo. Yogyakarta. Komalasari, Kokom. 2014. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. PT Refika Aditama. Bandung. Kunandar. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. PT Rajagrafindo Persada. Depok. . 2014. Penilaian Autentik. (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013). Rajawali Pers. Jakarta. Mulyatiningsih, Endang. 2013. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan. Alfabeta. Bandung.
104
Muncarno. 2013. Bahan Ajar Statistik Pendidikan. PGSD. Metro. Ngalimun. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Aswaja Pressindo. Yogyakarta. Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. Purwanto, Ngalim. 2012. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung. Ramadhan, T. 2009. Model Belajar Kekuatan Berdua (The Power of Two) dalam Pembelajara Matematika. http://adeputra85.blogspot.co.id/2011/03/modelpembelajaran-aktif-tipe-power-of_04.html. Diakses pada 31/10/ 2015 @13.45 WIB. Rusman. 2012. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesional Guru. PT Rajagrafindo Persada. Jakarta. Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Remaja Rosdakarya. Bandung. Silberman, Melvin L. 2014. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Nuansa Cendekia. Bandung. Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi. PT Rineka Cipta. Jakarta. Supriatna, Nana, dkk. 2007. Bahan Belajar Mandiri Pendidikan IPS di SD. UPI Press. Bandung. Suprihatiningrum, Jamil. 2013. Strategi Pembelajaran: Teori dan Aplikasi. ArRuzz Media. Yogyakarta. Susanto, Ahmad. 2014. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana. Jakarta. Sutikno, M Sobry. 2014. Metode dan Model-model Pembelajaran. Holistica. Lombok. Thobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik. Ar-ruzz Media. Yogyakarta. Tim Penyusun. 2003. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta. . 2006. Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
105
.. 2012. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung. . 2013. Panduan Teknik Penilaian di Sekolah Dasar. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Dasar. Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. Jakarta. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kencana Prenada Media Group. Jakarta. Wardhani, I.G.A.K & Kuswaya Wihardit. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.