Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2
PENERAPAN MODEL ISO 9126 TERHADAP EVALUASI KUALITAS SISTEM PAKAR Munirah Muslim Program Studi Teknik Informatika, Universitas Muhammadiyah Ponorogo Jl. Budi Utomo No. 10, Telp. (0352)481124, 487662, Fax(0352)461796 Email :
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini menyajikan sebuah arsitektur sebuah model atau skema terhadap evaluasi kualitas sistem pakar dengan menerapkan model dokumentasi ISO 9126. Salah satu paramater yang dipilih adalah atribut atau paramater performance efficiency atau efisiensi kinerja yang selanjutnya didefinisikan ke dalam metrikmetrik. Dengan menggunakan model Multiple Criteria Decision Making (MCDM), metode yang dipillih adalah metode perangkingan Topsis, dari metrik yang telah dihasilkan sebelumnya akan dilakukan pengujian terhadap beberapa sampling sistem pakar yang telah di ekstraksi, dikalkulasi ke dalam metrik menggunakan MS. Excell sehingga menghasilkan hasil evaluasi berupa perangkingan. Kata Kunci : Evaluasi, Sistem Pakar, Metrik, MCDM, Topsis
PENDAHULUAN Begitu banyak sistem yang dibuat dengan menggunakan metode berbasis pengetahuan. Setiap saat, pengetahuan seseorang akan selalu diasah dan dibangun setiap kali permasalahan timbul. Begitu pula halnya bagi seorang pakar suatu pengetahuan, sebut saja sang ahli. Demi membangun dan mengimplementasikan keahliannya dalam suatu bidang pengetahuan, sang ahli tentu saja selalu berusaha untuk melakukan pembaharuan secara kontinyu terhadap pengetahuan yang ditekuninya agar dapat melakukan pencapaian tugasnya dalam memecahkan permasalah-permasalahan yang timbul sesuai dengan bidang keahliannya. Keahlian sang ahli tersebut telah direpresentasikan kedalam bentuk sistem berbasis pengetahuan, yang dikenal sebagai Sistem Pakar. Dengan menggunakan beberapa framework model evaluasi sistem informasi, para peneliti telah mengembangkan hasil penelitiannya khususnya dalam lingkup analisa sistem informasi sesuai dengan apa yang akan diteliti, karena masing-masing framework model tersebut memiliki target pencapaian yang berbeda-beda. Atas dasar itulah, maka muncul gagasan awal yakni bagaimana jika yang dievaluasi itu adalah sistem berbasis pengetahuan. Tentunya akan berbeda cara menganalisa antara sistem informasi dengan sistem berbasis pengetahuan. Dari sisi konten, perbedaan sistem sangat mendasar, maka perlu adanya pembentukan paramater-parameter baru khusus untuk membentuk kerangka model dalam mengukur dan menganalisa tingkat optimalitas terhadap sistem berbasis pengetahuan yang dibangun. Sementara, sistem berbasis pengetahuan pun memiliki banyak jenis. Untuk itu, lingkup penelitian yang akan dibangun dikhususkan pada salah satu jenis implementasi sistem berbasis pengetahuan yang paling populer yaitu Sistem Pakar. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka yang menjadi fokus permasalahan adalah bagaimana menerapkan model evaluasi dalam mengukur atau mengevaluasi suatu sistem berbasis pakar, dalam hal ini model pengukuran evaluasi yang digunakan adalah model standard ISO 9126. Batasan masalah yang akan diteliti dilihat dari fokus permasalahan adalah : 1. 2.
Konsep sistem yang akan dievaluasi berbasis pengetahuan dari pakar, yaitu sistem pakar. Digunakan untuk melakukan evaluasi sistem pakar (terfokus pada salah satu konten dari sistem pakar).
249
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2
3.
Parameter-parameter pengukuran dalam evaluasi yang akan dilakukan sesuai dengan model evaluasi standard ISO 9126. Secara umum pembahasan ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap kualitas sistem, dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah evaluasi terhadap kualitas sistem berbasis pakar. Dalam evaluasi yang dilakukan nanti dalam penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan untuk mengukur dan menilai kualitas dari sistem pakar-sistem pakar yang telah dibuat atau dirancang, sehingga dapat terlihat performa sistem pakar yang telah dibuat atau dirancang tersebut. Dengan tujuan yang telah dipaparkan diatas, hasil dari penelitian ini adalah berupa hasil perangkingan terhadap usulan perancangan maupun pengembangan sistem pakar yang dinilai tersebut nantinya. Definisi Sistem Berbasis Pengetahuan Sistem Berbasis Pengetahuan atau sistem pakar merupakan salah satu cabang dari AI dimana dalam dunia komersial disebut dengan sistem yang dapat secara efektif dan efisien melaksanakan tugas yang tidak terlalu memerlukan pakar. Sistem Berbasis Pengetahuan dikenal juga dengan system penasihat, sistem pengetahuan, sistem bantuan kerja cerdas atau sistem operasional (Turban, 2005). Sistem Berbasis Pengetahuan atau Sistem Pakar adalah program pemberi advis/nasehat yang terkomputerisasi yang ditujukan untuk meniru proses reasoning (pertimbangan) dan pengetahuan dari pakar dalam menyelesaikan permasalahan masalah yang lebih spesifik (Irfan Subakti, 2006). Sistem Pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan seperti yang biasa dilakukan oleh para ahli (Sri Kusumadewi, 2003). Sistem Pakar dibuat pada wilayah pengetahuan tertentu untuk sesuatu kepakaran tertentu yang mendekati kemampuan manusia disalah satu bidang. Sistem Pakar mencoba mencari solusi yang memuaskan sebagaimana yang dilakukan seorang pakar. Selain itu Sistem Pakar juga dapat memberikan penjelasan terhadap langkah yang diambil dan memberikan alasan atas saran atau kesimpulan yang ditemukannya. Bidang ini digunakan lebih banyak daripada penggunaan bidang-bidang kecerdasan buatan lainnya. Sistem Pakar menarik minat yang besar dalam suatu organisasi disebabkan kemampuannya dalam meningkatkan produktifitas dan dalam meningkatkan gugus kerja di berbagai bidang tertentu dimana pakar manusia akan mengalami kesulitan dalam mendapatkan dan mempertahankan kemampuan itu. Secara umum istilah evaluasi dapat disamakan dengan penaksiran (appraisal), pemberian angka (ranking), dan penilaian (assessment) dari program yang telah dilaksanakan. Pada satu atau lebih sistem pakar memang harus selalu dilakukan evaluasi. Hal ini menjadi sangat penting dan tergantung pada ukuran, kompleksitas dan aspek-aspek lain yang ada pada suatu sistem pakar. Tujuan evaluasi adalah untuk memeriksa apakah sistem telah melakukan apa yang seharusnya dilakukan melalui spesifikasi efektif yang ada pada suatu sistem pakar. Pada dasarnya, evaluasi memiliki 2 aspek yaitu verifikasi dan validasi (Grogono et.al., 1993). Dalam tahap verifikasi, hasil akhirnya berupa laporan verifikasi yang menginformasikan adanya penemuan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam dokumen desain sistem (Abdelhamid et.al., 1997). Lebih lanjut, hasil dari tahapan verifikasi maupun validasi, dapat dilakukan evaluasi yang hasil akhirnya berupa laporan evaluasi. Beberapa penelitian telah dilakukan sebelumnya baik dalam membangun maupun mengembangkan konsep maupun metode yang disusun kedalam metrik pengukuran yang kemudian dibentuklah menjadi model-model evaluasi sistem, salah satunya pada sistem pakar. Diantaranya, penelitian yang dilakukan oleh O Hauge (2006), membangun konsep metrik yang dapat digunakan sebagai paramater yang ditinjau dari aspek domain konsep dan rule yang ada pada sistem pakar. Sementara itu, Sharil bin Shariff (2007) melakukan riset dengan menawarkan sebuah model untuk keperluan mengevaluasi sistem pakar dengan melakukan identifikasi beberapa kriteria atau parameter ke dalam sebuah metrik, dengan hasil akhir model evaluasi ini berupa pengklasifikasian atau pengelompokkan tingkatan performa sistem pakar dengan menguji sampel dua project sistem pakar yang nantinya akan dinilai.
250
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2
METODE PENELITIAN Untuk mekanisme prosedur kerja yang akan dilakukan dalam penelitian ini secara keseluruhan bisa dilihat pada gambar 1. dibawah ini : M u la i
H im p u n a n M e tr ik
I Tahap P e m b e n tu k a n H im p u n a n M e tr ik
P r o s e s E k s p lo r a s i S tu d i L ite r a tu r
D a ta
II Tahap P e n g u m p u la n D a ta
P ro s e s E k s tra k s i D o k u m e n ta s i
H a s il E v a lu a s i
III Tahap U ji E v a lu a s i
P r o s e s K a lk u la s i D a ta
S e le s a i
Gambar 1. Mekanisme Prosedur Kerja Penelitian Setelah himpunan parameter-parameter metrik telah dirancang, maka selanjutnya akan dilakukan perancangan implementasi penelitian yang dapat dilihat pada skema gambar 2. dibawah ini : M u la i
P ro s e s E k s tr a k s i R u le
D o k u m e n ta s i S is p a k
P ro s e s K o le k s i D a ta
P ro s e s M e n g h itu n g M e tr ik
P ro s e s E v a lu a s i
S e le s a i
Gambar 2. Rancangan Skema Implementasi
251
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2
Prosedur kerja pada penelitian yang akan dilakukan nanti dimulai dengan proses pengumpulan data dengan mengambil atau mengekstrak rule-rule dalam basis pengetahuan yang ada pada dokumentasi sistem pakar yang menjadi sampel untuk nanti dilakukan pengujian terhadap dokumentasi tersebut. Setelah data-data terkumpul, maka dilanjutkan dengan melakukan proses kalkulasi atau perhitungan pada himpunan metrik yang telah dirancang sebelumnya. Setelah proses tersebut, maka dilanjutkan dengan proses evaluasi dari keseluruhan sampel data yang telah dikalkulasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Beberapa tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat dijabarkan sebagai rangkaian algoritma yang dapat dilihat pada gambar 3. sebagai berikut :
Gambar 3. Rangkaian Proses Evaluasi Sumber : Pearson Education Limited 2004 & cah, UoN 2008 Berdasarkan skema di atas, penerapan ISO 9126 dapat dirumuskan dalam langkah-langkah sebagai berikut: 1.
Menguraikan ISO 9126 dalam parameter-parameter (atribut). Kualitas pada sebuah perangkat lunak dapat dinyatakan dalam delapan atribut atau parameter yaitu : a. Functional suitability (kesesuaian fungsional) b. Performance efficiency (efisiensi kinerja) c. Compatibility (kompatibilitas) d. Usability (ketergunaan) e. Reliability (kehandalan) f. Security (keamanan) g. Maintainability (keterpeliharaan atau kemudahan pemelihaaraan)
2.
Memilih parameter yang hendak diterjemahkan sub parameter-sub parameter menjadi metrikmetrik yang menyatakan ukuran setiap parameter.
252
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2
Atribut atau parameter performance efficiency (efisiensi kinerja) adalah atribut yang mengukur efisiensi kinerja sebuah peraangkat lunak, akan tetapi dalam hal ini perangkat lunak dibatasi maknanya pada perangkat lunak sistem pakar. Pada perangkat lunak sistem pakar, sesuai dengan dua bagian dari dokumentasi sistem pakar yang dapat diukur, maka perhitungan efisiensi adalah perhitungan efisiensi pada sisi naskah kode dan sisi basis pengetahuan. 3.
Menguraikan parameter terpilih ke dalam sub parameter-sub parameter. Ada beberapa sub parameter yang dapat dibuat untuk mengukur efisiensi kinerja sebuah sistem pakar. Efisiensi itu dapat diukur dalam dua sisi dari sistem pakar yaitu :
4.
a.
Efisiensi pada naskah kode, metrik yang dihasilkan { jbk, jkk, jkp. jkl}
b.
Efisiensi pada basis pengetahuan, metrik yang dihasilkan { jrule, rpa, jrs, jra}
Menyatakan setiap metrik sebagai sebuah kriteria. Metrik-metrik yang dihasilkan, dinyatakan sebagai kriteria-kriteria penilaian efisiensi dalam himpunan kriteria { jbk, jkk, jkp. jkl, jrule, rpa, jrs, jra}.
5.
Menyatakan setiap alternatif sebagai sistem pakar – sistem pakar. Evaluasi dengan menerapkan ISO 9126 dilakukan dengan menggunakan permodelan multiple criteria decison making (MCDM) dimana dinyatakan bahwa untuk setiap alternatif dalam permodelan MCDM adalah sebuah sistem pakar.
6.
Membangun sebuah model uji berdasarkan multiple criteria decison making (MCDM) menggunakan himpunan kriteria dan himpunan alternatif yang ada, seperti pada tabel 1 : Tabel 1. Model Matriks Pengujian MCDM
Metrik yang dihasilkan Jbk Jkk Jkp Jkl Jrule Rpa Jrs Jra 7.
Sistem pakar 1 2000 100 40 12 32 2 12 4
Sistem pakar 2 3400 120 20 23 24 2 11 5
Sistem pakar 3 1200 125 30 12 43 3 4 6
Memilih model perangkingan untuk mengukur kualitas sistem pakar dibanding sistem pakar yang lain. Terdapat beberapa metode untuk menghitung perangkingan di atas matriks MCDM, salah satunya adalah dengan menggunakan metode TOPSIS. Untuk evaluasi sistem pakar ini, dipilih menggunakan TOPSIS sebagai metode untuk merangking sistem pakar berdasarkan efisiensi kinerja (performance efficiency) dari sistem pakar.
8.
Pengujian evaluasi dengan menggunakan alat bantu (tool) microsoft excel untuk mendemostrasikan evaluasi sampai menemukan hasil evaluasi dari sampling sistem pakar yang dipilih, seperti pada tabel 2 berikut ini : Tabel 2. Hasil perangkingan
Sistem Pakar sistem pakar3 sistem pakar1 sistem pakar2
Nilai Rangking 0.62278404070505 0.50821364258104 0.44840584794073
253
Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN 978-602-14355-0 -2
KESIMPULAN DAN SARAN a.
Pada dasarnya model evaluasi yang dibangun dengan menerapkan salah satu atribut ISO 9126 adalah model evaluasi dari sisi tinjauan efisiensi kinerja sistem pakar, efisiensi kinerja ini adalah penjabaran dari salah satu atribut ISO 9126 yaitu atribut performance efficiency.
b.
Penjabaran atribut efisiensi kinerja ini dilakukan secara khusus terhadap perangkat lunak jenis sistem pakar. Dengan meninjau pada dua sisi sistem pakar yaitu sisi naskah kode dengan asumsi naskah kode adalah bersifat open source dan sisi basis pengetahuan sistem pakar dengan asumsi juga bahwa basis pengetahuan dapat ditinjau atau terdokumentasi dengan baik.
c.
Metrik-metrik yang diperoleh dari penjabaran itu adalah jbk, jkk, jkp. jkl, jrule, rpa, jrs, jra, yang penjelasnya dan sifat-sifatya dikemukakan pada isi penelitian ini.
d.
Model evaluasi yang dibuat dari penelitian ini diakhiri dengan sebuah sistem pendukung keputusan yang meletakkan seluruh metrik sebagai kriteria-kriteria dan seluruh sistem pakar sebagai alternatifalternatif dari susunan matriks MADM.
DAFTAR PUSTAKA Abdelhamid, Y., Hassan, H., and Rafea, A., (1997), A Proposed Methodology For Expert System Engineering, IEEE Transaction on Software Engineering. Galin., (2008), Software Quality Metrics, Pearson Education Limited 2004 & cah, UoN. Grogono, P.D., Preece, A.D., Shinghal R., and Suen, C.Y., (1993), A Review of Expert Systems Evaluation Techniques, AAAI Technical Report WS-93-05. Hauge, O., Britos, P., and Martinez, R.G., (2006), Metrics for Expert Systems Conceptualization, Proceedings VIbero-American Symposium on Software Engineering, Puebla (Mexico), pp. 209-216. Kusumadewi, Sri., (2003), Artificial Intelligence (Teknik dan Aplikasinya), Graha Ilmu, Yogyakarta. Shariff, S., (2007), Proposing a Model in Evaluate Expert System, Universiti Teknologi Mara, Malaysia. Subakti, I., (2006), Sistem Berbasis Pengetahuan, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya. Turban, E., (2005), Decision Suport Systems and Intelligent System, Pearson Education, Andi offset, Yogyakarta.
254