Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
PENERAPAN METODE STIMULUS RESPONSE LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS TENTANG LINGKUNGAN ALAM SEKITAR ERIS WARISMAN SUSILAWATI1 BUDHI TRISTYANTO2 Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Kampus Daerah Serang, Universitas Pendidikan Indonesia Abstrak Penelitian ini didasari oleh permasalahan-permasalahan yang terjadi pada pembelajaran di kelas III SDN Kubang Lesung. Diketahui bahwa kelamahan yang terjadi dalam setiap pembelajaran dapat muncul, untuk itu penerapan konsep yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar. Serta memunculkan beragam hasil yang belajar yang menarik dan mengejutkan untuk peneliti sendiri. Pada pembelajaran IPS tentang lingkungan alam sekitar dengan materi Lingkungan Alam dan Buatan dengan data yang telah valid serta telah dilaksanakan yaitu rata-rata nilai yang di dapat peserta didik pada pra siklus 58,2 dengan presentase ketuntasan KKM 40 % yang dapat diartikan hamper separuh dari kelas belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum. Data didapatkan setelah melakukan observasi, melakukan tes dan pengamatan. Oleh karena itu, penerapan konsep yang tepat dapat membantu mencapai hasil belajar yang maksimal. Penerapan Konsep Metode Stimulus Response Learning diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar dan perubahan Behavior sikap yang lebih baik. Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, tujuan dari kegiatan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar dan juga meningkatkan aktivitas dari peserta didik dengan menggunakan penerapan metode Stimulus Response Lerning serta peneltian tindakan kelas di kelas III. Dengan mengadopsi dari PTK dari Kemmis dan Mc Teggart yang dlaksanakan di SDN Kubang Lesung Kecamatan Citangkil Kota Cilegon dengan jumlah total 35 peserta didik. Data yang diperoleh dalam kegiatan penelitian yang menunjukan Ketuntasan KKM dilakukan dalam beberapa siiklus yaitu siklus I, presentase hasil dari siklus I yang mencapai KKM 71,4 % dengan nilai rata-rata 77,7 nilai tertinggi mencapai 100 dan nilai terendah 40. Lalu pada siklus II adanya peningkatan yaitu presentase KKM 88,5 % dengan nilai rata-rata 81,1 nilai tertinggi mencapai 100 dan niilai terendah 60. Dengan adanya peningkatan dalam data tersebut menggunakan penerpan metode Stimulus Response Learning dapat disimpulkan bahwa metode ini berhasil meningkatkan hasil belajar dan keaktifan belajar.
Kata Kunci : Penerapan Metode Stimulus Response Learning, Hasil Belajar, IPS
1
Penulis Penanggung Jawab Penulis Penanggung Jawab
2
Eris Warisman, Susilawati, Budhi Tristyanto. Penerapan Metode Stimulus Response Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ips Tentang Lingkungan Alam Sekitar.
STIMULUS RESPONSE LEARNING IMPLEMENTATON METHODS TO IMPROVE STUDENT LEARNING RESULT ABOUT SOCIAL SCIENCE ONAROUND NATURAL ENVIRONTMENT LEARNING ERIS WARISMAN SUSILAWATI3 BUDHI TRISYANTO4 Primary School Teacher Education Program, Regional Campus Serang, Indonesia University of Education Abstract This study is based on the problems that occur in the classroom III Kubang Lesung Primary School. It is known that the weaknesses that occur in each lesson can appear, for the proper application of the concept can improve learning outcomes. As well as bring up the various results that learning is interesting and surprising to the researchers themselves. In social studies learning about the natural environment surrounding the material Natural and Artificial Environment with data that has been valid and has been implemented which is the average value of students in pre-cycle with a percentage of 58.2 MCC completeness 40% which means almost half of the class has not reached the value of Minimum Criteria for completeness. Data obtained after observation, conducting tests and observation. Therefore, the application of the concept of the right can help achieve maximum learning results. Stimulus Response Learning Implementation Method is expected to improve learning outcomes and Behavior changes better attitude. Based on the background described, the aim of this research activity is to improve learning outcomes and also increase the activity of students using the application methods and other research Stimulus Response learning class act in class III. With the adoption of the CAR from Kemmis and Mc Teggart that already held in Kubang LesungPrimary School Citangkil District of Cilegon City with a total of 35 learners. The data obtained in research activities that show the completeness MCC conducted in several cycle that the first cycle, the percentage of the results from the first cycle, which reached 71.4% MCC with an average value of 77.7 the highest value reached 100 and the lowest value 40. Then the cycle II the MCC percentage increase of 88.5% with an average value of 81.1 the highest value reached 100 and the lowest niilai 60. with the increase in the data using a Stimulus Response learning Implementation Method can be concluded that this method successfully improve learning outcomes and liveliness learn.
Keywords: Stimulus Response Learning Implementation Method, Results Learning, IPS
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
PENDAHULUAN belajar mengajar merupakan suatu bentuk kegiatan interaksi antara guru dan siswa berlangsung yang di dalamnya terdapat suatu materi yang sangat penting untuk di berikan. layaknya sebuah keluarga kedua selain di lingkungan keluarga di rumah. Guru memiliki peranan penting untuk membimbing para siswa dan di ibaratkan sebagai ibu atau bapak kedua setelah di rumah, yang bertujuan untuk mencerdaskan, memberi ilmu pengetahuan, memberi, pondasi sikapsikap yang meneladani junjungan akhlak yang bermartabat. Serta tidak terjerumus dalam akhlak-akhlak yang tidak berbudi pekerti oleh karena itu interaksi positif yang dibangun harus sangat erat karena merupakan salah tolak ukur penentu keberhasilan terwujudnya pembelajaran yang efektif (Effective Teaching Methods). Terjadinya kegiatan belajar mengajar tidak hanya sekedar sebatas guru dan siswa akan tetapi adanya kehidupan menyeluruh ( Whole Life)sebagai sumber belajar. Guru yang merupakan pengajar sendiri tidak lain adalah seorang pelajar dikarenakan harus selalu mengajar dan mendidik siswa untuk dapat menguasai materi atau bahan yang di ajarkan kepada siswa serta-merta dapat mengembangkan keahlian mendidiknya yang semakin berkompetensi di bidang prosesinya. Siswa sendiri di ibaratkan merupakan tempat penampungan segala macam pengajaran dari guru di mulai dari aspek kehidupan yang ada di lingkungan kehidupan sekitar maupun lingkungan yang lebih luas yang dapat digunakan sebagi pusat belajar.
Kembali kepada hekekatnya manusia belajar dari lingkungannya sebagai bagian dari kehidupanya. Dengan sebab itu kehidupan menyeluruh adalah sumber belajar. Hasil belajar adalah perolehan nilai akhir dari sebuah pembeljaran yang dilakukan oleh siswa yang merupakan aspek yang penting dalam belajar mengajar dengan adanya hasil belajar pencapaian yang dituju oleh guru sebagai pembimbing dapat terlihat secara nyata, serta dapat pula terevaluasi, terstruktur, tersusun dalam suatu proses yang sederhana ataupun rumit. Bisa dalam bentuk raport setiap semester, peringkat kelas, grafik dan lain-lain. Untuk mengetahui perkembangan dari siswa yang telah mencapai hasil guru perlu melakukan sebuah evaluasi yaitu butir soal ( Posttest ) dengan adanya patokan tersebut sebagai tolak ukur yang dicapai untuk itu pengaruh strategi yang di gunakan guru harus sangat menentukan dalam keberhasilan hasil belajar.kompetnsi yang telah dikuasi siswa perlu di nilai sedemikaian rupa sebagi bentuk wujuid hasil belajar peserta didik yang berpusat dari pengalaman langsung. ( Mulyasa, 2007) Disamping dengan hasil belajar yang penting, pembentukan karakter juga sangat diperlukan tanpa adanya pembentukan karakter yang displin dan baik hasil belajar yang di inginkan tidak akan tercapai. Dengan merujuk sebagai hal yang tidak bisa dilewatkan dalam dunia pendidikan, sikap (Behavior)setiap siswa memiliki karaktersitiktik tersendiri adalah tantangan untuk seorang pendidik dalam kemampuanya mengatur (Manage) atau mengorganisasikan parasiswa demi terwujudnya belajar
Eris Warisman, Susilawati, Budhi Tristyanto. Penerapan Metode Stimulus Response Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ips Tentang Lingkungan Alam Sekitar. yang berkualitas, karena telah lama kita ketahui permasalahan yang tekadang sulit di atasi adalah masalah keharmonisan dari sang pendidik dan peserta didik itu sendiri sehingga menyebabkan proses belajar mengajar menjadi terganggu. Tujuan utama dari pendidikan pada pandangan yang lebih umum dapat dimaksudkan yaitu pengembangan disiplin dari para peserta didik itu sendiri, dengan cara menunjukan berprilaku sesuai dengan ajaran moral yang dapat memelihara lingkungan belajar seperti bertanggung jawab, kondusif dan disiplin. ( Bear, 2005 dalam Dupper, 2010) rumusan masalah yangg telah di tentukan pambahasan nanti selanjutnya adalah 1) bagaimana langkah-langkah penerapan model pembelajaran stimulus response learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa?. 2) bagaimana penerapan model pembelajaran stimulus response learning dalam meningkatkan hasil belajar siswa ?. lalu tujuan yang di hasilkan yaitu. 1) mengetahui langkahlangkah penerapan model pembelajaran stimulus response learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2) meningkatkan hasil belajat siswa pada konsep IPS melalui penerapan model pembelajaran stimulus response learning. METODE Metode yang digunakan dalam penelitian adalah menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas. Pengimplementasian metode kedalam pembelajaran suatu keharusan bagi peneliiti untuk dapat membuat suatu rancangan terhadap penelitian yang dilakukan, penelitian tindakan kelas memiliki peran yang penting terhadap peningkatan mutu pembelajaran apabila
pengimplementasiannya dilakukan dengan baik dan benar artinya pihak yang terlibat dalam rancangan metode (guru). Keahlian kemampuan pengembangan yang dimiliki seorang guru sangatlah penting diibaratkan sebagai penjembatani antara sang pengajar (guru) dan pembelajar (siswa), ataupun dalam ruang lingkup yang lebih luas (masyarakat). Sebagai problem solverdi dalam kelas guru dituntut untuk mengetahui terjadinya kendala-kendala yang dapat menjadi penyebab selarasan dalam mengajar seperti kelas yang gaduh, siswa yang berkelahi, kelas yang kurang aktif dan lain-lain. Oleh karena peran pendidik yang dapat memaksimalkan metode dan keahilanya sangat diperlukan untuk memecahkan masalah dan memperbaiki keadaan yang timpang serta meningkatkan tingkat keberhasilan dalam belajar mengajar. Penggunaan prosedur pelaksanaan tindakan kelas yaituu menggunakan pola dari Kemmis dan Mc. Taggart dikarenakan pola yang sangat sesuai dengan kegiatan yang akan diadakan dan pengguanaan pola tersebut tidak terlalu merumitkan bagi peneliti diantaranya: 1) Pra Siklus 2) Observasi 3) Refleksi lalu melanjutkan ke 4) Siklus I 5) Rencana 6) tindakan 7) Observasi 8) Refleksi siklus pertama belum menunjukan adanya peningkatan dapat dilanjutkan ke 9) Siklus II 10) Rencana 11) Tindakan 12) Observasi 13) Refleksi dan seterusnya. Perencaanaan pada setiap tahapan siklus sangat perlu dipakai tanpa adanya rancangan pola yang di gunakan akan kacau, serta di maksudkan sebagai patokan, rencana format penilaian yang digunakan dan penggunaan metode yang akan di pakai.
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Tahapan pelaksanaan guru telah membuat sebuah diskusi dengan guru yang ada di sekolah untuk membicarakan tentang pembelajaran yang di gunakan, metode yang digunakan, keadaan kelas dan yang terpenting karakter siswa yang sudah di ketahui serta masalah-masalah yang ada di kelas. Pelaksanaan observasi dilakukan untuk pengamatan langsung ketika guru sedang menerangkan pembelajaranya agar peneliti mengetahui permasalahanpermasalahan yang tejadi di dalam kelas digunakan sebagai temuan untuk penindak lanjutan dipakai untuk sebagai bahan evaluasi serta refleksi. Pelaksanaan refleksi pun digunakan sebagai perefleksi atau gambaran dari hasil sebelumnya ( garis besar ) yang telah di ajarkan untuk mendiskusikan temuan-temuan serta kesulitan yang dialami. Serta menentukan bagaimana tindak selanjutnya dalam kegiatan siklus yang akan di adakan peneliti sampai hasil yang di inginkan tercapai. Oleh karena itu refleksi perlu di adakan. Di dalam Pemilihan subjek pelaksanaan tindakan kelas yang akan di laksanakan tidak akan berjalan jika tanpa adanya subjek atau peserta didik yang akan di telti, maka peneliti perlu mencari kritera subjek yang pantas di dalam subjek penelitian tindakan kelas seperti kelas yang tidak disiplin , aktivitas yang pasif ataupun nilai yang di anggap kurang. Di dalam pemilihan lokasi pelaksanaan juga perlu di pertimbangakan mengingat pemilihan lokasi yang strategis, keselamatan serta dapat memudahkan peneliti dalam
mengembangkan peneitian dalam tingkat keberhasilan yang tinggi, selain itu juga jumlah kelas dan fasilitas dari sekolah sangat mendudukng dalam kegiatan pelaksanaan penelitian tindakan kelas. HASIL DAN PEMBAHASAN Peneliti akan menjelaskan proses pelaksanaan penelitian dari proses perencanaaan, pelaksanaan, hingga hasil penelitian yang telah dilakukan di SDN Kubang Lesung Kec. Citangkil kota Cilegon pada penelitian tindakan kelas ini peneliti memfokuskan kepada peningkatan hasil belajar peserta didik dengan menggunakan metode SRL pada pembelajaran IPS Tentang materi lingkungan alam sekitar dengan konsep Lingkungan alam dan buatan. Perencanaan pada siklus pertama ini adalah peneliti merancang scenario pembelajaran mengenai konsep kegiatan Lingkungn Alam sekitar dengan menggunakan metode atau model SRL Yang pertama peneliti lakukan adalah mempelajari konsep Lingkungan Alam dan Buatan dalam pembelajaran IPS tentang lingkungan alam sekitar, kemudian mempelajari metode SRLuntuk diterapkan dalam pembelajaran, yang selanjutnya dirancang ke dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Setelah melakukan kegiatan pra siklus peneliti memperoleh gambaran mengenai kemampuan peserta didik dalam memahami konsep tersebut, yang dapat dilihat dari hasil penilaian yang diperoleh peserta didik. Perencanaan yang akan peneliti lakukan pada siklus 1 adalah peneliti menerapkan proses pembelajaran dengan menggunakan SRL. Kegiatan
Eris Warisman, Susilawati, Budhi Tristyanto. Penerapan Metode Stimulus Response Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ips Tentang Lingkungan Alam Sekitar. yang akan dilakukan pada awal pembelajaran peneliti akan memberikan topik mengenai materi yang akan dibahas yaitu memahami pemanfaatan lingkungan alam dan buatan untuk manusia. Saat pengenalan topik peneliti menjelaskan penjelasan mengenai lingkungan alam dan buatan, dan mendemonstrasikan gambar-gambar mengenai konsep yang akan dibahas seperti menjelaskan pengidentifikasian lingkungan alam dan buatan dan menjelaskan kegunaan lingkungan alam dan buatan bagi manusia. Dalam metode SRL ini peneliti tidak membuat sebuah kelompok namun pembelajaran langsung kepada individu masing-masing yang mana bertujuan agar siswa lebih aktif dan giat. Tindakan yang dilakukan pada siklus 1 dilaksanakan pada hari rabu tanggal 06 mei 2016, peneliti melaksanakan scenario yang telah disusun. Dalam proses pembelajaran ini, peneliti menggunakan metode stimulus response learning pada pelajaran IPS dengan konsep lingkungan alam sekitar. Hal pertama yang peneliti lakukan adalah meminta peserta didik berdoa terlebih dahulu sebelum memulai proses pembelajaran. Hal ini bertujuan agar materi yang akan dipelajari dapat diserap dan dapat dipahami oleh peserta didik. Setelah itu peneliti mengabsen peserta didik, dan dilanjutkan dengan menanyakan apersepsi. Apersepsi adalah mengulas kembali materi yang telah diajarkan sebelumnya, agar peserta didik dapat mengingat konsep sebelumnya, setelah itu, peneliti mengaitkan materi tersebut dengan materi yang akan diajarkan.
Pada kegiatan inti peneliti menjelaskan pengertian lingkungan alam dan buatan dan contoh-contoh lingkungan alam dan buatan. Kemudian peneliti memberikan rangsangan dengan konsep lingkungan alam sekitar yang keduanya saling berkaitan terhadap materi lingkungan alam dan buatan. Mula-mula peneliti menjelaskan terlebih dahulu pengertian lingkungan alam dan buatan. Kemudian peneliti meminta peserta didik untuk menyebutkan contoh-contoh lingkungan alam dan lingkungan buatan yang mereka jumpai di lingkungan mereka sehari-hari. Peserta banyak yang antusias saat mengikuti kegiatan pembelajaran ini, ada pula beberapa peserta didik menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Beberapa peserta didik ada yang mengangkat tangan, namun peneliti memlih jawaban dari satu anak agar jawaban yang diharapkan terdengar dengan jelas. Dari anak yang ditunjuk tersebut, agar termotivasi dengan sengaja peneliti memberikan permen sebagai reward kepada peserta didik jika jawabanya benar serta peneliti memberikan jumlah permen dengan kategori yakin dan tida terlalu yakin. Jika jawaban peserta didik benar dan yakin maka 2 permen yang diperoleh, jika jawaban peserta didik benar dan ragu-ragu maka permen yang diperoleh 1. Terbukti dengan cara ini peserta didik menjadi lebih semangat untuk menjawab pertanyaan yang terkadang ada beberapa peserta didik yang mengacungkan tangannya dan tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut. Dimaksudkan permen adalah sebagai reward sekaligus stimulus untuk memunculkan respon berupa keaktifan menjawab pertanyaan.
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
Kemudian peneliti menjelaskan kembali tentang materi lingkungan alam buatan bahwa lingkungan alam dan buatan itu berbeda-beda bentuknya ada yang berupa sungai, danau, laut, pantai, lembah, dan gunung. Sedangakan yang buatan bentuknya yaitu waduk, lahan pertanian, tambak, perkebunan, dan pemukiman penduduk.setelah memberikan penjelasan, maka peneliti menunjukan gambar-gambar yang berkaitan dengan lingkungan alam dan buatan. Peserta didik sangat antusias ketika melihat gambar-gambar tentang lingkungan alam dan buatan. Kemudian peneliti bersama peserta didik melakukan Tanya jawab seputar gambar dalam gambar tersebut ada dua contoh lingkungan alam dan buatan yang mana peneliti bertujuan untuk memberikan problem solving kepada peserta didik agar dapat membedakannya. Setelah menjelaskan tentang materi lingkungan alam dan buatan, serta melakukan metode stimulus respon dengan cara pemberian reward terhadap peserta didik peneliti lalu memberikan evaluasi berupa butir soal di akhir proses pembelajaran, melakukan penialaian, dan menutup pembelajaran. Berikut beberapa peserta didik yang menjawab pertanyaan diantaranya, BM mendapat 4 permen, AN mendapat 4 permen, NRS 2 permen, EI mendapat 2 permen, NRS mendapat 2 permen, MAA mendapat 2 permen, DA mendapat 1 permen, dan AL mendapat 1 permen. Jumlah dari permen yang di berikan adalah 18 permen, dengan peserta didik yang mendapatkan 8 peserta didik. pada perencanaan di siklus II peneliti melakukan penyusunan kembali
tindakan yang akan dilaksnakan berdasarkan temuan-temua dan permasalahan yang di temukan di siklus I. adapun perencanaan yang akan dilakukan adalah memperbaiki dan menambahkan indikator yang baru untuk di masukan kedalam rencana pelaksanaan pembelajaran tentang lingkungan alam sekitar dengan materi lingkungan alam bdan buatan yang menggunakan metode SRL Kegiatan yang dilakukan pada awal pembelajaran peneliti akan memberikan gambar-gambar yang berhubungan dengan materi yang diajarkan namun gambar akan bebeda dari siklus I meskipun lingkungan alamnya sama seperti siklus I , serta adanya penambahan indikator tentang cara merawat lingkungan alam dan buatan, membandingakan lingkungan alam dan buatan yang terawat dan tidak terawat, dan menyebutkan akibat yang terjadi apabila lingkungan alam dan buatan yang tidak terawatt. Cara pembelajaran yang dilakukan sama yaitu dengan pemberian reward permen atau bisa sesuatu yang lain seperti alat tulis hanya kepada yang dapat menjawab pertanyaan. Yang dapat menjawab pertanyaan dari peneliti dengan benar dan tepat mendapatkan 2 permen, yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar tapi ragu-ragu 1 permen mengapa demikian karena hal tersebut dapat menjadi rangsangan terhadap peserta didik untuk lebih aktif dan dengan sendirinya lamakelamaanya si peserta didik akan terbiasa untuk belajar aktif pada saat itulah rangsangan yang membiasakan peserta didik untuk aktif bukan karena ada reward.
Eris Warisman, Susilawati, Budhi Tristyanto. Penerapan Metode Stimulus Response Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ips Tentang Lingkungan Alam Sekitar. Tindakan yang dilakukan pada siklus II dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 09 mei 2016. Padas siklus II ini. Peneliti kembali melakukan penelitian dengan cara yang sama seperti pada siklus I, hanya saja pada saat proses pembelajaran peneliti membedakan gambar dari yang sebelumnya. Dengan adanya perbedaan atau perubahan media ini diharapkan peserta didik dapat mudah memahami, mencerna dan mendapatkan wawasan yang lebih luas terhadap materi yang disampaikan. Hal ini juga diharapkan dapat memotivasi peserta didik dalam belajar, sehingga antusias dan hasil belajar pun dapat meningkat. Seperti pada siklus 1, hal yang pertama peneliti lakukan adalah meminta peserta didik berdoa terlebih dahulu sebelum memulai proses pembelajaran. Hal ini bertujuan agar materi yang akan diperlajari dapat diserap oleh peserta didik, dan kemudian dilanjutkan dengan menanyakan apersepsi. Sebelum apersepsi dimulai, peneliti terlebih dahulu menulis judul besar dan sub judul yang akan di pelajari. Apersepsi adalah mengulas kembali materi yang telah diajarkan agar anak dapat mengingat konsep sebelumnya yang telah diajarkan, kemudian dikaitkan dengan materi yang akan diajarkan. Peneliti kembali menjelaskan terlebih dahulu pengertian dari lingkungan alam dan buatan. Kemudian peneliti meminta peserta didik untuk menyebutkan contoh-contoh lingkungan dari gambar-gambar lingkungan alam dan buatan. Serta bagaimana cara merawat lingkungan alam dan buatan tersebut. Peserta didik banyak yang antusias dalam kegiatan pembelajaran
ini, banyak pula yang menjawab pertanyaan yang diberikan oleh peneliti. Hampir semua mengangkat tangan, namun peneliti hanya memilih beberapa anak untuk menjelaskan jawabanya. Dari anak yang ditunjuk tersebut tidak seperti siklus I peneliti sudah tidak memberikan reward berupa permen kepada peserta didik melainkan hanya tepuk tangan agar mereka dapa termotivasi. Peserta didik sama antusiasnya seperti sikus I apalagi jumlah peserta didik yang menjawab pertanyaan meningkat dari siklus yang sebelumnya. Diharapkan dari metode ini siswa sudah terbiasa dengan kegiatan menjawab sesuatu dengan kritis dan percaya diri sehingga pembelajaran dengan maksimal dicerna oleh peserta didik. Dalam siklus II peneliti lebih menekankan materi pelajaran kepada kepeduliannya terhadap lingkungan bisa dilihat dari gambar-gambar yang mempunyai perbadingan yang terawat dan tidak terawat seperti pemukiman kumuh, banjir, kebakaran hutan, polusi udara dan lain-lain. Setelah semuanya selesai peneliti memberikan butir soal evaluasi di akhir proses pembelajaran. Kemudian peneliti memberikan penilaian terhadap evaluasi tersebut , dan di lanjutkan dengan menutup pembelajaran. meningkatkan hasil belajar peserta didik mengenai konsep pembelajaran ips tentang lingkungan alam skitar dengan model Stimulus Response Learning mulai dari pra siklus, siklus I, sampai siklus II, mengalami peningkatan. Pada pra siklus hasil belajar secara keseluruhan sebesar 2040 dengan nilai rata-rata 58,2 nilai tersebut dalam kategori kurang dalam
Kalimaya, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016
kriteria penilaian Karena nilai yang dicapai kurang dari KKM. Untuk siklus I terjadi peningkatan hasil belajar peserta didik dengan jumlah keseluruhan 2720 dengan nilai rata-rata 77,7 perolehan tersebut masuk kedalam kategori baik namun peserta didik masih belum maksimal dalam pembelajaran. Nilai yang diperoleh pada siklus II meningkatkan hasil belajar peserta didik secara keseluruhan sebesar 2840 dengan nilai rata-rata 81,1 perolehan nilai tersebut termasuk kategori sangat baik karena nilai tersebut telah mencapai KKM yang diinginkan yaitu 70,0. Pembelajaran SRL atau Pembelajaran respon rangsangan yaitu pembelajaran yang bertujuan untuk meningkatakan keaktifan dalam hal kognitif dan afektif peserta didik dengan cara pemberian motivasi atau berupa reward. Pembelajaran dapat digunakan pembelajaran umum seperti biasa yang digunakan atau pun dengan metode yang lain namun dengan adanya stimulus respon yang dipakai dalam pembelajaran memungkinkan peningkatan hasil belajar dan sikap dari peserta didik. Serta pembiasaan yang akan menuju keterbiasaan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran berlangsung. Setelah melihat penejelasan d atas, dapat diketahui bahwa model SRL adalah model yang digunakan seseorang atau pendidik untuk meningkatakan interaksi antar peserta didik dan keaktifan belajar. Selain meningkatkan interaksi peserta didik juga dapat meingkatkan hasil belajar peserta didik melalui proses interaksi tersebut. Berdasarkan perolehan hasil penelitian tindakan kelas ini mulai dari
pra siklus sampai siklus II mengenai penerapan metode SRL pada pembelajaran IPS tentang lingkungan alam sekitar di Kelas III SDN Kubang Lesung Kec. Citangkil –Kota Cilegon dapat disimpulkan bahwa jawaban hipotesis penelitian tindakan kelas yakni “ Penerapan Metode Stimulus Response Learning dapat miningkatkan hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran IPS kelas III dengan konsep lingkungan alam sekitar dengan materi lingkungan alam dan buatan di SDN Kubang Lesung Kec. Citangkil – Kota Cilegon” sehingga hipotesis tindakan ini dapat di terima
KESIMPULAN DAN SARAN Disimpulkan kegiatan aktivitas peserta didik dlam pembelajaran dengan penerapan metode Stimulus Response Learning untuk meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS tentang Lingkungan Alam Sekitar. Dapat dilihat dari hasil observasi peserta didik dalam proses pembelajaran dari setiap siklusnya terus mengalami peningkatan, hasil observasi aktivitas peserta didik pada siklus 1 memperoleh nilai frekuensi aktivitas seluruh peserta didik yaitu 30 dengan presentase 75 % nilai presentase ini termasuk kedalam kategori Baik dengan mutu B, sedangkan pada siklus II prolehan nilai frekuensi aktivitas seluruh peserta didik yaitu 36 dengan 90% nilai ini termasuk ke dalam kategori sangat baik dengan mutu A. Dengan demikian penerapan model SRL dapat membuat peserta didik aktif dalam pembelajaran. Karena semua peserta didik dapat terlibat aktif serta adanya rangsangan berupa reward ataupun motivasi dapat lebih menambah
Eris Warisman, Susilawati, Budhi Tristyanto. Penerapan Metode Stimulus Response Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ips Tentang Lingkungan Alam Sekitar. keaktifan siswa dan mendapatkan hasil yang maksimal. Hal tersebut dapat dilihat nilai rata-rata hasil belajar peserta didik yang diperoleh pada pra siklus yaitu 58,2, pada siklus I yaitu 71,4 , dan pada siklus II mencapai 88,5. Dengan demikian hasil menunjukan bahwa penerapan Model SRL terbukti dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik pada Pembelajaran IPS Tentang Lingkungan Alam Sekitar.
DAFTAR PUSTAKA Dupper, David R. (2010). A New Model of School Discipline ( Engaging student and Preventing Behavior Problesms). New York : Wordpress Mulyasa, E. (2008). Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT Remaja Rosad Karya