1|Antologi UPI
Volume
Edisi No.
Juni 2016
PENDEKATAN OUTDOOR LEARNING JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DAN CINTA LINGKUNGAN SEKITAR Aldy Sukhma Pratama¹, Dede Margo Irianto², Sulilowati³ Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dan cinta lingkungan sekitar yang masih kurang sesuai dengan harapan, pada materi Sumber Daya Alam (SDA) dan Lingkunga dengan menerapkan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS). Penelitian ini dilaksanakan di SDN Arcamanik II Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung dengan partisipan pada siswa kelas IV yang berjumlah 40 orang. Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Elliot. Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, setiap siklus terdiri dari tiga tindakan. Dalam setiap tindakan, pembelajaran tidak hanya dilakukan di luar kelas, juga diisi dengan kegiatan ilmiah (ekplorasi, pengamatan, diskusi, pencatatan dan mengkomunikasikan laporan berupa tulisan maupun gambar) di dalam kelas dan satu implementasi cinta lingkungan pada setiap siklusnya (poster, recycle, dan menanam pohon). Instrumen penelitian yang digunakan berupa lembar observasi, lembar kegiatan siswa, lembar evaluasi, rubrik implementasi dan dokumentasi foto. Berdasarkan data yang telah dianalisis, dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar peserta didik mengalami peningkatan. Hal ini dapat diketahui dari meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus 1, nilai rata-rata hasil belajar sebesar 62,86, siklus 2 sebesar 67,72 dan pada siklus 3 sebesar 76,89. Selain itu cinta lingkungan khususnya kebersihan kelas mengalami peningkatan yang baik, diakhir siklus disimpulkan 92% siswa peduli terhadap kebersihan kelasnya. Oleh sebab itu, peneliti menganjurkan penggunaan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) sebagai salah satu rekomendasi untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik, khususnya dalam pembelajaran SDA dan Lingkungan di Sekolah Dasar. Kata Kunci: Cinta Lingkungan, Hasil Belajar, Jelajah Alam Sekitar (JAS), Outdoor Learning
²penulis penanggungjawab ³penulis penanggungjawab
Aldy Sukhma Pratama¹, Dede Margo Irianto², Susilowati³ Pendekatan Outdoor Learning Jelajah Alam Sekitar (JAS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dan Cinta Lingkungan Sekitar| 2
OUTDOOR LEARNING NATURAL CRUISING AROUND APPROACH TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES AND LOVE SURROUNDING ENVIRONMENT Aldy Sukhma Pratama¹, Dede Margo Irianto², Susilowati³ Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru
[email protected] ABSTRACT
This research aim to determine the improvement of students’s learning outcomes and love the environment in science learning to the matter of natural resources and the environment by applying the approach of natural cruising around. This research was conducted in SDN Arcamanik 02 Cimenyan Bandung with the 4th grade students as the participants, specifically there are 40 students. The research method used in this research is the classroom action research using Elliot model. This research is held in three cycle, every cycle consisting of three acts. In any action, learning is not only in the classroom, also filled with for scholarly activities (exploration, observation, discussion, recording and communicate reports of writing and pictures) and one of the loving environment in every cycle (posters, recycle and planting trees). Research instruments used in the form of sheets of observation, sheets of students activity, sheets of evaluation, rubrics implementation and documentation photo. Based on the data that has been analyzed, a conclusion can be drawn that study results school tuition increased. This can be seen from the increase in the value the average study results students on every cycle.In cycle 1, the average score of 62,86 study results, cycle 2 of 67,72 and on cycle 3 of 76,89. In addition the environment especially cleanliness class has increased good , at end cycle is inferred 92 percent of students care for the environment his class. It can be seen of sheets observation cleanliness a class always showed an increase of positive. Therefore, the researcher recommend the use of Oudoor Learning Approach Natural Cruising Around as one of the recommendations to improve the students’s learning outcomes, especially in science learning at elementary school. Keyword: Love Environment, Learning Outcomes, Cruising Nature Around, Outdoor Learning
3|Antologi UPI
Volume
Edisi No.
Juni 2016
Pendidikan memiliki peran yang
Mata Pelajaran IPA di SD/MI
sangat penting dalam kemajuan dan
bertujuan agar peserta didik memiliki
perkembangan
kemampuan diantaranya sebagai berikut:
dengan
suatu
pendidikan
bangsa, akan
karena
melahirkan
1. Memperoleh keyakinan terhadap
Sumber Daya Manusia (SDM) yang
kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
memiliki keahlian dan keprofesionalan
berdasarkan
yang
keindahan dan keteraturan alam
berkompeten,
sehingga
dapat
menciptakan inovasi dan terobosan – terobosan
baru
yang
mempengaruhi perkembangan
sangat
kemajuan suatu
bangsa.
ciptaan-Nya 2. Mengembangkan
dan pemahaman konsep-konsep
Sesuai
IPA yang bermamfaat dan dapat diterapkan
hukum tertinggi di Indonesia, dalam
sehari-hari
UUD
1945
pengetahuan
dan
dangan UUD 1945 sebagai landasan
pembukaan
keberadaan,
alinea
4
dalam
kehidupan
3. Mengembangkan rasa ingin tahu,
“....mencerdaskan kehidupan bangsa ”
sikap
tentu saja dengan pendidikan cita-cita
tentang adanya hubungan yang
bangsa tersebut dapat diwujudkan.
saling mempengaruhi antara IPA,
Sekolah Dasar (SD) merupakan lembaga
pendidikan
formal
untuk
mengembangkan dan menggali potensi-
positip
lingkungan,
dan
kesadaran
teknologi,
dan
masyarakat 4. Mengembangkan
keterampilan
potensi yang dimiliki anak didik. Upaya
proses untuk menyelidiki alam
ini
sekitar, memecahkan masalah dan
ditujukan
untuk
memberikan
pengetahuan dan keterampilan dasar melalui berbagai mata pelajaran. Salah
membuat keputusan 5. Meningkatkan kesadaran untuk
satu mata pelajaran yang wajib di pelajari
berperanserta
oleh
menjaga
peserta
didik
SD
yaitu
Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA), yaitu ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan
dan
dan
memelihara, melestarikan
lingkungan alam. (KTSP 2006, hlm. 484-485) Dilihat dari tujuan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar yang di paparkan di atas dapat di ambil kesimpulan bahwa intinya tujuan pembelajaran IPA adalah
Aldy Sukhma Pratama¹, Dede Margo Irianto², Susilowati³ Pendekatan Outdoor Learning Jelajah Alam Sekitar (JAS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dan Cinta Lingkungan Sekitar| 4 untuk menciptakan agar peserta didik
hal yang kurang menarik bagi peserta
memiliki
didik.
pengetahuan
yang
dapat
digunakan
dalam
bermamfaat
yang
kehidupan
sehari-hari
melestarikan
dan
lingkungan
atau
Berdasarkan
kajian
terhadap
dapat
masalah di atas, maka penelitian ini
alam
difokuskan
pada
upaya
penerapan
sebagai salah satu sikap mensyukuri
Outdoor Learning dengan pendekatan
anugerah yang telah Tuhan berikan.
Jelajah
Alam
Sekitar
(JAS)
pada
Berdasarkan hasil pengamatan riil
pembelajaran IPA khususnya kelas IV
dilapangan kegiatan belajar mengajar
tentang Sumber Daya Alam (SDA) dan
cenderung monoton dan tidak menarik,
lingkungan. Intinya pembelajaran ini
hal ini disebabkan karena guru kurang
adalah pembelajaran yang menggunakan
menerapkan
media
model
yang
bervariasi,
lingkungan
sebagai
sumber
sehingga pembelajaran menjadi kurang
belajarnya, dan lingkungan merupakan
menarik, motivasi peserta didik untuk
sumber media yang riil, bukan tiruan atau
belajar menjadi kurang sehingga hasil
model sehingga pembelajaran menjadi
belajar peserta didik mengenai tentang
lebih menarik, maka dengan pendekatan
pentingnya menjaga dan melestarikan
di atas di harapkan dapat meningkatkan
lingkungan menjadi kurang memuaskan.
hasil belajar dan kepedulian peserta didik
Usia peserta didik jenjang SD masih
terhadap lingkungan sekitarnya.
berada pada usia masa berpikir dari hal
Priest (Hasamah, 2013, hlm 21)
konkret menuju abstrak, pemikiran anak
menyatakan “ Outdoor education is, an
usia SD masih memerlukan sesuatu yang
experimential method of learning by
realita atau sesuai dengan aslinya dan
doing, which takes place primarily
butuh
setiap
through exposure to the out-of-doors. In
pembelajarannya. Anak pada masa ini
outdoor education, the emphasis for the
merupakan masa usia anak yang memiliki
subject
rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga
relationship:
dalam setiap pengalaman yang dia alami
human
dalam
dapat
Pendidikan luar kelas bertujuan agar
menjadi suatu pelajaran yang berharga
peserta didik dapat beradaptasi dengan
bagi dirinya, sehingga pembelajaran yang
lingkungan
dan
selalu dilakukan di dalam kelas menjadi
mengetahui
pentingnya
pembuktian
kehidupan
dalam
sehari-hari
hidup
of
learning
placed
on
Relationship
concerning
natural
resources.”
and
dan
is
alam
pengalaman
sekitar
dan
keterampilan hidup
di
5|Antologi UPI
lingkungan
dan
Volume
alam
sekitar,
Edisi No.
dan
Juni 2016
peduli terhadap lingkungannya sendiri,
memiliki apresisasi terhadap lingkungan
terlihat
dari
keadaan
kelas
dan
dan alam sekitar.
lingkungan sekitar yang masih belum
Hal itu juga sejalan dengan apa yang
sesuai dengan harapan. Peserta didik
dikatakan John Dewey (Cahayani, 2012)
terlihat masih kurang peka dan cinta
Pendidikan sejati berlangsung melalui
terhadap lingkungan sekitarnya dilihat
pengalaman
Pengalaman
masih banyak siswa yang membuang
Artinya, tidak ada belajar yang bermakna
sampah sembarangan, dan acuh terhadap
bila seorang peserta didik SD hanya
kebersihan lingkungan sekitarnya.
duduk mendengarkan apa yang dikatakan
Rumusan Masalah
edukatif.
guru.
Berdasarkan latar belakang di atas,
Hal
ini
juga
sesuai
dengan
pernyataan Konfuisus lebih dari 2400 tahun
silam,
menyatakan
bahwa
ada
tiga
Konfusius hal
yang
mempengaruhi hasil belajar. Tiga hal tersebut berbunyi (1) Saya dengar, maka saya lupa. (2) Saya lihat, maka saya ingat. (3) Saya kerjakan, maka saya pahami.
(Muttaqien,
2006)
Dengan
pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang sesungguhnya adalah
pembelajaran
yang
menuntut
peserta didik untuk belajar secara aktif dan ikut berpartisipasi langsung pada saat pembelajaran berlangsung. Dari
hasil
observasi
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk implementasi Outdoor Learning dengan pendekatan JAS dalam pembelajaran SDA dan lingkungan di SDN Arcamanik II ? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar peserta didik dengan penerapan Outdoor Learning pendekatan JAS di SDN Arcamanik II ? 3. Bagaimana bentuk cinta lingkungan peserta didik dalam penerapan Outdoor Learning pendekatan JAS di SDN Arcamanik II ? Metode Metode
yang
melaksanakan di
SDN
Arcamanik II pada peserta didik kelas IV, hasil belajar peserta didik khususnya pada pembelajaran SDA dan lingkungan masih kurang, faktanya ketika melihat keadaan di SDN Arcamanik II kelas IV masih banyak peserta didik yang kurang
penelitian
dipergunakan penelitian
tindakan
kelas.
ini
dalam yaitu
Penelitian
tindakan kelas ini termasuk penelitian kualitatif yang menghasilkan data-data secara deskriptif melalui sebuah laporan atau berupa uraian. Desain penelitian yang dipergunakan dalam penelitian ini, yaitu desain penelitian tindakan kelas
Aldy Sukhma Pratama¹, Dede Margo Irianto², Susilowati³ Pendekatan Outdoor Learning Jelajah Alam Sekitar (JAS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dan Cinta Lingkungan Sekitar| 6 menurut menurut Elliot yang diadopsi
pembelajaran siswa pada siklus terdapat
dari Hopkins.Model atau desain yang
beberapa temuan yaitu
dikembangkan Elliot ini merinci setiap
Ketika awal pembelajaran siswa
tahapan yang perlu dilakukan dengan
masih merasa ragu dan malu untuk
sangat
mengemukakan
pendapatnya
karena
gambaran tahapan yang sangat jelas
siswa
beradaptasi
dengan
karena model ini dalam satu siklusnya
pembelajaran yang di berikan sehingga
terdapat
membutuhkan
detail,
tiga
memperlihatkan pembelajaran
serta
memberikan
tindakan setiap yang
yang
dapat
perkembangan
telah
dilakukan
masih
waktu
sebagai
proses
penyesuaian. Hal itu sesuai yang di sebutkan oleh Abidin, ( 2012, hlm.3) “Pembelajaran adalah serangkaian proses
melalui beberapa pertemuan. Partisipan dan tempat penelitian ini
yang dilakukan guru agar siswa belajar”.
adalah seluruh siswa kelas IV Sekolah
Itu menunjukan bahwa tidak ada ilmu
Dasar Negeri Arcamanik II yang berada
yang dapat dikuasai tampa melalui proses
di
Kabupaten
dan membutuhkan aktivitas dalam setiap
Bandung. Yang terdiri dari 40 orang
pembelajarannya. Hal itu juga sesuai
siswa
yang di sebutkan Abidin, (2012, hlm.3)
Kecamatan
Cimenyan
Instrumen
penelitian
yang
“Pembelajaran
adalah
serangkaian
dipergunakan dalam penelitian ini yaitu,
aktivitas yang dilakukan siswa guna
lembar observasi pembelajaran, lembar
mencapai
observasi kebersihan, rubrik penilaian
mengantisipasi hal tersebut akhirnya
implementasi cinta lingkungan, Lembar
peneliti memberikan suatu reward poin
Kerja Siswa (LKS), lembar evaluasi,
tambahan kepada siswa yang aktif dalam
lembar catatan lapangan, alat foto atau
pembelajaran
kamera.
merubah. Hal itu seperti apa yang
Hasil dan Pembahasan
dikemukakan
Terhadap hasil penelitian yang telah
dilakukan,
dapat
dipaparkan
pembahasan sebagai berikut Pada siklus I terdapat tiga tindakan yang masing masing pembelajarannya
hasil
belajar.”
untuk
memotivasi
oleh Rachman
mempergunakan
untuk
sistem
dan
(1999),
hadiah
atau
penghargaan merupakan salah atu cara untuk pengubahan perilaku siswa sebagai rangsangan untuk meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
terdiri dari kegiatan di dalam kelas dan
Selanjutnya pada saat kegiatan
kegiatan ilmiah di luar kelas. Kegiatan
inti kegiatan pembelajaran di dalam
7|Antologi UPI
Volume
Edisi No.
Juni 2016
kelas siswa terlihat kurang tertarik
berupa
tulisan
dalam
dengan
baik,
mengikuti
pembelajaran,
kegiatan
namun
pada
saat
peningkatan
kegiatan pembelajaran di luar kelas
tindakannya.
maupun
gambar)
di
tandai
dengan
hasil
belajar
disetiap
sebagai implementasi pendekatan JAS
Selanjutnya pada saat kegiatan
siswa sangat antusias dan bersemangat
akhir, pada saat evaluasi masih ada
dalam mengikuti pembelajaran di luar
siswa yang mencoba bekerja sama dan
kelas, dengan memanfaatkan media
mencontek saat mengerjakan soal
yang ada di lingkungan sekitar. Hal itu
evaluasi, hal itu menandakan bahwa
sesuai dengan apa yang disebutkan
siswa kurang percaya diri dalam
Vera, (2012, hlm.28) “ Kelebihan
mengisi soal evaluasi. Hal itu sesuai
pertama dari kegiatan belajar mengajar
dengan yang di sebutkan Rachman,
di luar kelas adalah untuk mendorong
(1999, hlm 214) “ Mencontek terjadi
motivasi belajar siswa, dorongan itu
akibat dari ketidak siapan peserta
dapat
kegiatan
didik itu sendiri, selain itu karena
pembelajaran menggunakan setting
kurangnya kepercayaan diri siswa
alam terbuka tampa membatasi siswa
tersebut”. Sehingga peneliti selalu
dalam
tidak
memberikan nasihat bahwa mencontek
sehingga
merupakan hal yang tidak baik dan
muncul
karena
belajar”.
membatasi
Dengan
siswa
pembelajaran menjadi lebih bebas siswa tidak terbatasi oleh ruangan, siswa
hanya
Sesuai
dengan
pembahasan
dan
sebalumnya bahwa hasil belajar dapat
memperhatikan apa yang di jelaskan
diperoleh dari lima penilaian di setiap
guru. Seperti apa yang dikatakan oleh
siklusnya yaitu penilaian dua kegiatan
John Dewey (dalam Cahyani 2012)
ilmiah (LKS), dua lembar evaluasi,
Pembelajaran
dan satu penilain implementasi cinta
yang
duduk
tidak seharusnya dilakukan.
baik
adalah
pembelajaran yang didapatkan dari
lingkungan.
pengalaman siswa itu sendiri/Learning
diperoleh yaitu 60,00, 58,60, 68,12,
by doing. Pada siklus I ini Semua
59,50 dan 68,12. Pada siklus I ini rata
siswa
rangkaian
– rata hasil pembelajaran dari 5 nilai
(ekplorasi,
yang diperoleh yaitu 62,86. Hal itu
pengamatan, diskusi, pencatatan dan
menunjukan bahwa rata-rata hasil
mengkomunikasikan
pembelajaran masih di bawah dari
dapat
kegiatan
mengikuti ilmiah
laporan
hasil
Perolehan
nilai
yang
Aldy Sukhma Pratama¹, Dede Margo Irianto², Susilowati³ Pendekatan Outdoor Learning Jelajah Alam Sekitar (JAS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dan Cinta Lingkungan Sekitar| 8 KKM yang di tentukan.
Adapun
perubahan positif tehadap kebersihan
penjabaran nilai tersebut dapat dilihat
kelasnya walaupun masih kurang sesuai
dari diagram di bawah ini.
dengan harapan di siklus I ini. Hal tersebut
Diagram Penilaian Siklus I LKS
implementasi cinta lingkungan I
68.12 60
Evaluasi
dilihat
dari
diagram
kebersihan kelas dan cinta lingkungan di bawah ini.
68.12
Kebersihan Kelas Siklus I
59.5
58.6
dapat
13
bangku siswa yang tidak bebas dari sampah
10 Tindakan I Tindakan II Tindakan III
6
Diagram 4.1 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Pada Setiap Tindakan Siklus I
Tindakan I Tindakan IITindakan III
Kebersihan dan kerapihan kelas pada siklus I kebersihan masih kurang
Diagram 4.2 Diagram Kebersihan Kelas Siklus I
sesuai dengan harapan di tandai dengan
Sikap Cinta Lingkungan Siklus I
masih ditemukan sampah di kolong bangku
siswa.
mengingatkan menjaga
Peneliti
siswa
selalu
untuk
kebersihan
Peduli terhadap kebersihan 52%
selalu
kelasnya
dan
membiasakan siswa untuk membersihkan
Tidak peduli terhadap kebersihan 48%
kelas sesudah dan sebelum pembelajaran. Hal
itu
juga
sesuai
dengan
yang
disebutkan Rachman (1999, hlm 23) “Pembiasaan disiplin di sekolah akan mempunyai pengaruh yang positif bagi kehidupan siswa di masa yang akan datang.” Dengan pembiasaan peneliti mengharapkan adanya perubahan sikap siswa
salah
satunya
untuk
tidak
membuang sampah sembarangan. tersebut
tersebut
terbukti
Hal
adanya
Diagram 4.3 Diagram Sikap Cinta Lingkungan Siklus I Berdasarkan diagram diatas Kebersihan kelas pada siklus I tiga tindakan berturut - turut 13, 10 dan 6 sampah masih ditemukan di kolong bangku siswa dengan rata-rata 9,6 dari 20 bangku di kelas maka 48% siswa masih kurang kelasnya.
peduli
terhadap
kebersihan
9|Antologi UPI
Pada
siklus
tindakan
Volume
II
yang
terdapat
masing
Edisi No.
Juni 2016
tiga
ruangan. Siswa terlihat lebih antusias
masing
belajar di luar ruangan atau pada saat
pembelajarannya terdiri dari kegiatan di
kegiatan
jelajah
alam
sekitar.
dalam kelas dan kegiatan ilmiah di luar
Pembelajaran pada siklus ini juga diisi
kelas. Kegiatan pembelajaran siswa pada
dengan kegiatan ilmiah pada setiap
siklus II terdapat beberapa temuan yaitu
siklusnya sama halnya yang dlakukan
Pada siklus ini, ketika awal
pada siklus sebelumnya, hal tersebut
pembelajaran siswa sudah mulai berani
dikarenakan pendekatan Jelajah Alam
dalam mengemukakan pendapatnya hal
Sekitar (JAS) mempunyai ciri khusus
itu termotivasi oleh penghargaan atau
dalam
reward
pemberian
pembelajarannya
yaitu
diisi
poin
tamabahan
dengan kegiatan mengamati, mencatat,
terhadap siswa yang aktif
di siklus
dan mengkomunikaskan atau laporan.
sebelumnya. Hal itu memotivasi siswa
Hal
untuk lebih aktif dalam pembelajarannya
dikemukakan
sehingga terjadi peningkatan aktivitas
Ismartoyo, 2011 hlm 258) bahwa “Ciri
pembelajaran. Sesuai dengan salah satu
pembelajaran
prinsip penghargaan dalam keberhasilan
pendekatan JAS adalah pembelajarannya
pembelajaran yang di kemukakan oleh
selalu dikaitkan dengan alam sekitar,
Brown (dalam Abidin, 2012) yaitu
selalu ada kegiatan berupa pengamatan
“Menggunakan
bentuk
dan penjelasan, terdapat laporan yang
penghargaan sederhana (misalnya tanda
harus dikomunikasikan dalam bentuk
bintang untuk siswa yang paling baik
tulisan,
aktivitasnya,
audiovisual,
berbagai
piagam
bagi
kelompok
itu
sesuai
dengan
oleh
Santosa
yang
gambar,
apa
yang (dalam
menerapkan
foto, dan
maupun dirancang
super, menyajikan grafik perkembangan
menyenangkan” Pembelajaran dengan
belajar siswa, dll.) mampu meningkatkan
menggunakan pendekatan jelajah alam
motivasi
sekitar
siswa
pada
setiap
proses
menekankan
siswa
mencari
pembelajaran.” Hal itu yang mendorong
sendiri, sehingga pembelajaran dengan
siswa
pendekatan JAS menekankan siswa untuk
untuk
berlomba-lomba
mendapatkan tambahan poin. Selanjutnya pada saat kegiatan
aktif
dalam
pembelajaran
selain
meningkatkan aspek kognitif juga dengan
inti seperti siklus sebelumnya memang
aspek
psikomotornya. Hal itu sesuai
sangat terlihat berbeda ketika siswa
dengan apa yang dikemukakan oleh Ridlo
belajar di dalam ruangan dan di luar
(dalam Husamah, 2013, hlm.38) bahwa
Aldy Sukhma Pratama¹, Dede Margo Irianto², Susilowati³ Pendekatan Outdoor Learning Jelajah Alam Sekitar (JAS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dan Cinta Lingkungan Sekitar| 10 “Kegiatan JAS mengajak peserta didik
diperoleh mengalami peningkatan yaitu
aktif
lingkungan
menjadi 67,72. Namun rata-rata hasil
sekitarnya untuk mencapai kecakapan
pembelajaran masih di bawah dari KKM
kognitif,
yang di tentukan.
mengeksplorasi
afektif
dan
psikomotornya
Adapun penjabaran
sehingga memiliki penguasaan ilmu dan
nilai tersebut dapat di lihat dari diagram
keterampilan” Pada siklus II semua siswa
di bawah ini.
dapat
mengikuti
rangkaian
kegiatan
ilmiah (ekplorasi, pengamatan, diskusi, pencatatan
dan
mengkomunikasikan
Diagram Penilaian Siklus II LKS
implementasi cinta lingkungan II
laporan hasil berupa tulisan maupun gambar) dengan baik, ditandai dengan peningkatan
hasil
belajar
Evaluasi
74.28 70.77
disetiap
68.57 62.65
62.36
tindakannya. Selanjutnya pada saat kegiatan akhir, pada saat evaluasi masih saja ada
Tindakan I Tindakan II Tindakan III
Diagram 4.4
siswa yang mencoba bekerja sama dan mencontek evaluasi,
saat
mengerjakan
soal
Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Pada Setiap Tindakan Siklus II
hal itu menandakan bahwa
Kebersihan dan kerapihan kelas
siswa kurang percaya diri dalam mengisi soal evaluasi dan belum menguasai materi yang diajarkan. Peneliti kembali memberi nasehat dan teguran terhadap
Seperti halnya dengan siklus sebelumnya hasil belajar dapat diperoleh terdiri dari lima penilaian di setiap siklusnya yaitu penilaian dua kegiatan ilmiah (LKS), dua lembar evaluasi, dan penilain
lingkungan.
implementasi
Perolehan
terjadi peningkatan itu
terjadi karena selain dengan pembiasaan di siklus sebelumnya. Di siklus II ini peneliti memberikan hukuman bagi siswa
siswa yang bersangkutan.
satu
pada siklus II
nilai
cinta yang
diperoleh yaitu 70,77, 62,36, 68,57, 62,65 dan 74,28. Pada siklus II ini rata – rata hasil pembelajaran dari 5 nilai yang
yang
masih
kebiasaanya sembarangan
tidak
menghilangkan
membuang khusunya
sampah di
kolong
bangku. Sehingga hukuman di perlukan untuk
menjadikan
mengulangi
siswa
perbuatannya.
tidak Sehingga
jumlah siswa yang membiasakan untuk menjaga
kebersihan
kelasnya
akan
meningkat. Hal itu sesuai dengan yang di kemukakan Rachman (1999,
hlm. 6)
11 | A n t o l o g i U P I
bahwa
“hukuman
Volume
adalah
pemberian
Edisi No.
Juni 2016
disukai atau tidak di inginkan sesudah
bangku di kelas maka 25% siswa masih kurang peduli terhadap kebersihan kelasnya. Pada siklus III terdapat tiga
terjadinya
tindakan
pengalaman atau rangsangan yang tidak
suatu
perbuatan.
Dengan
yang
masing
masing
hukuman menyebabkan susatu perbuatan
pembelajarannya terdiri dari kegiatan di
yang dikenai hukuman frekuensinya akan
dalam kelas dan kegiatan ilmiah di luar
berkurang.” Hal tersebut tersebut terbukti
kelas. Kegiatan pembelajaran siswa pada
adanya
siklus III terdapat beberapa temuan yaitu
perubahan
positif
tehadap
kebersihan kelasnya di siklus II. Hal
Pada saat kegiatan awal terjadi
tersebut dapat di lihat dari diagram
perubahan yang baik, keaktifan belajar
kebersihan kelas dan di bawah ini.
dikelas semakin meningkat, siswa sudah
Kebersihan Kelas Siklus II bangku siswa yang tidak bebas dari sampah
6
berani mengemukakan pendapatnya hal itu dikarenakan siswa termotivasi oleh poin tambahan yang dijanjikan oleh peneliti terhadap siswa yang aktif dalam
5 4
pembelajaran. Proses perubahan perilaku pada siswa tersebut, menandakan bahwa siswa telah melakukan kegiatan belajar dengan baik. Karena hal itu sesuai
Tindakan I Tindakan II Tindakan III
dengan yang dikemukakan oleh Gagne Diagram 4.5 Diagram Kebersihan Kelas Siklus II
(dalam Siregar & Nara, 2011, hlm. 4) bahwa “Belajar adalah suatu perubahan
Sikap Cinta Lingkungan Siklus II
Tidak peduli terhadap kebersihan 25%
Peduli terhadap kebersihan 75%
Diagram 4.6 Diagram Sikap Cinta Lingkungan Siklus II Berdasarkan diagram diatas Kebersihan kelas pada siklus II tiga tindakan berturut - turut 6, 5 dan 4 sampah masih ditemukan di kolong bangku siswa dengan rata-rata 5 dari 20
perilaku yang relatif menetap yang dihasilkan dari pengalaman masa lalu ataupun
dari
pembelajaran
yang
bertujuan/direncanakan”. Pada saat kegiatan inti sama seperti pada siklus sebelumnya kegiatan inti
terbagi
menjadi
kegiatan
pembelajaran di dalam kelas dan kegiatan pembelajaran di luar kelas. Pembelajaran pada saat di luar kelas menjadikan siswa tidak
hanya
duduk
diam
dan
Aldy Sukhma Pratama¹, Dede Margo Irianto², Susilowati³ Pendekatan Outdoor Learning Jelajah Alam Sekitar (JAS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dan Cinta Lingkungan Sekitar| 12 mendengarkan
penjelasan
Pendekatan
JAS
implementasi
dalam
tidak
hanya
melainkan
guru.
mengalami peningkatan yaitu menjadi
dalam
76,89. Rata-rata hasil pembelajaran sudah
pembelajarannya
mencapai target dari KKM yang di
ini
di
sekedar
mencoba
pembelajran
menghafal
tentukan. dapun penjabaran nilai tersebut
mengkaitkan
dapat dilihat dari diagram 4.7 di bawah
sebelumnya
dan
ini.
mengaplikasikannya dalam implementasi
Diagram Penilaian Siklus III
cinta lingkungan sehingga pembelajaran nya menjadi lebih bermakna. Hal itu sesuai dengan Husamah (2013, hlm.37) mengemukakan bahwa “Pendekatan JAS
LKS
75.77
implementasi cinta lingkungan III
80.62 69.18
Evaluasi
84 75.65
menekankan pada kegiatan pembelajaran yang dikaitkan dengan situasi dunia nyata, selain dapat membuka wawasan berpikir yang beragam dari seluruh peserta didik, juga mempelajari berbagai
Tindakan I
Tindakan II Tindakan III
konsep dan cara mengaitkannya dengan dunia nyata sehingga hasil belajarnya lebih bermakna.” Pada siklus III semua siswa dapat mengikuti rangkaian kegiatan
Diagram 4.7 Nilai Rata-rata Hasil Belajar Siswa Pada Setiap Tindakan Siklus III
ilmiah (ekplorasi, pengamatan, diskusi, pencatatan
dan
mengkomunikasikan
laporan hasil berupa tulisan maupun gambar) dengan baik, di tandai dengan peningkatan
hasil
belajar
disetiap
telah hampir mendekati sempurna hal itu terjadi karena peneliti selalu memberikan pembiasaan untuk senantiasa menjaga kebersihan dan kerapihan kelas dan
tindakannya. Seperti
Di siklus III kebersihan kelas
halnya
dengan
siklus
sebelumnya hasil belajar dapat diperoleh terdiri dari lima penilaian di setiap siklusnya Perolehan nilai yang diperoleh yaitu 75,00 69,18, 80,62, 75,65,62 dan 84,00. Pada siklus III ini rata – rata hasil pembelajaran dari 5 nilai yang diperoleh
hukuman tehadap siswa yang tidak menjaga kebersihan kelas khususnya bangkunya sendiri
Hal tersebut dapat
dilihat dari diagram kebersihan kelas dan cinta lingkungan di bawah ini.
13 | A n t o l o g i U P I
Volume
Kebersihan Kelas Siklus III bangku siswa yang tidak bebas dari sampah
3
Edisi No.
Juni 2016
dikemukakan oleh Hamzah (2013, hlm 13) bahwa “pendidikan merupakan salah satu cara yang patut di tempuh untuk memberikan pengetahuan serta sikap dan
1
kepedulian
1
masyarakat
terhadap
lingkungan” Berdasarkan hasil penelitian yang
Tindakan I Tindakan Tindakan II III
telah
Diagram 4.8 Diagram Kebersihan Kelas Siklus III
diuraikan,
maka
pembelajaran
menggunakan pendekatan jelajah alam sekitar
dengan
mengajak
siswa
melakukan kegiatan - kegiatan ilmiah
Sikap Cinta Lingkungan Siklus III Tidak peduli terhadap kebersihan 8% Peduli terhadap kebersihan 92%
mampu meningkatkan hasil belajar pada pembelajaran SDA dan lingkungan. Hal itu dikarenakan ketika mengajak siswa untuk belajar di luar kelas minat belajar siswa menjadi tinggi itu terlihat dari keantusiasan siswa dalam mengikuti kegiatan
-
kegiatan
yang
telah
Diagram 4.9
dipersiapakan dengan minat belajar yang
Diagram Sikap Cinta Lingkungan Siklus
tinggi sehingga dapat mempengaruhi
III
hasil belajar itu sendiri. Selain itu dengan
Berdasarkan
diatas
mengajak siswa melakukan aksi nyata
Kebersihan kelas pada siklus III tiga
implementasi cinta lingkungan mampu
tindakan berturut - turut 3, 1 dan 1
meningkatkan
sampah masih ditemukan di kolong
pentingnya menjaga dan melestarikan
bangku siswa dengan rata-rata 1,6 dari 20
lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari
bangku di kelas maka 8% siswa masih
hasil belajar siswa yang menunjukkan
kurang
kebersihan
peningkatan pada setiap siklusnya begitu
kelasnya. Dari data tersebut maka dapat
juga dengan cinta lingkungan khususnya
disimpulkan bahwa pendidikan memiliki
kebersihan
peran
peduli
yang
diagram
terhadap
sangat
penting
dalam
kesadaran
kelas
juga
siswa
akan
menunjukan
peningkatan. Hasil tersebut menunjukkan
meningkatkan kepekaan siswa terhadap
bahwa pembelajaran mengenai materi
lingkungannya hal itu sesuai dengan yang
SDA dan lingkungan yang disampaikan
Aldy Sukhma Pratama¹, Dede Margo Irianto², Susilowati³ Pendekatan Outdoor Learning Jelajah Alam Sekitar (JAS) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dan Cinta Lingkungan Sekitar| 14 menggunakan pendekatan Jelajah Alam
1. Implementasi pendekatan outdoor
Sekitar (JAS) dapat membantu siswa
learning
dalam
pemahamannya,
(JAS) mata pelajaran IPA materi
karena dengan pendekatan ini siswa tidak
SDA dan Lingkungan di SDN
hanya belajar di dalam kelas sehingga
Arcamanik II, pembelajarannya di
mengurangi
isi
meningkatkan
kejenuhan
siswa
dalam
Jelajah
dengan
Alam
Sekitar
kegiatan
ilmiah
pengamatan,
diskusi,
pembelajaran dan media yang digunakan
(ekplorasi,
pendekatan JAS ini menggunakan media
pencatatandan mengkomunikasikan
yang sesungguhnya atau nyata karena
laporan
menggunakan lingkungan sekitar sebagai
maupun gambar). Pembelajarannya
medianya.
tidak hanya dilakukan di luar kelas
Adapun peningkatan hasil belajar
hasil
saja,
berupa
tulisan
sebagian
kegiatan
siswa pada setiap siklusnya dapat dilihat
pembelajaran dilakukan di dalam
pada diagram 4. 10 berikut ini.
kelas. Selain itu juga terdapat
Nilai rata-rata Setiap Siklus 100
kegiatan berupa aksi nyata yang mengajak
peserta
didik
untuk
80
mencintai
60
pembuatan poster, me-recycle /
40
mendaur
20
lingkungan
ulang
seperti
sampah,
dan
menanam pohon.
0 Siklus I
Siklus II
Siklus III
2. Penerapan
Nilai rata-rata
Diagram 4.10 Nilai Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Pada Setiap Siklus Kesimpulan Kesimpulan yang dapat diambil hasil
penelitian
Learning
pendekatan JAS di SDN Arcamanik II
berdasarkan
Outdoor
menyebabkan
adanya
peningkatan hasil belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata - rata hasil belajar setiap siklusnya mengalami peningkatan
sehingga
dapat
tentang
mencapai KKM yang ditentukan,
meningkatkan hasil belajar dan cinta
dapat dilihat dari siklus I dengan
lingkungan melalui penerapan outdoor
perolehan nilai rata-rata 62,86,
learning
Jelajah Alam
selanjutnya pada siklus II dengan
Sekitar (JAS) di peserta didik kelas IV
perolehan nilai 67,72 dan pada
pendekatan
SDN Arcamanik II ini yaitu :
15 | A n t o l o g i U P I
Volume
Edisi No.
Juni 2016
siklus III dengan perolehan nilai
namun telah terjadi peningkatan
76,89.
yang positif dari 52% menjadi 92%
3. Bentuk cinta lingkungan peserta didik dalam penerapan Outdoor Learning pendekatan JAS di SDN Arcamanik II, ditunjukan dengan melakukan kegiatan aksi nyata cinta lingkungan, seperti membuat poster mendaur
kelestarian ulang
lingkungan, sampah,
dan
menanam pohon. Bentuk cinta lingkungan berikutnya yaitu dengan membiasakan
siswa
menjaga
siswa
yang
peduli
terhadap
kebersihan kelasnya. Daftar Pustaka Abidin, Y. (2012). Pembelajaran Bahasa Berbasis Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Refika Aditama Cahyani, I. (2012). Pembelajaran menulis berbasis karakter dengan pendekatan experiential learning. Bandung: Program Studi Pendidikan Dasar SPS UPI
kelas sebagai salah satu sikap cinta
Husamah. (2013). Pembelajaran Luar Kelas (Outdoor Learning). Jakarta : Prestasi Pustakaraya
terhadap
Hamzah,
kebersihan lingkungan khususnya
lingkungannya.
Kebersihan kelas pada siklus I tiga
S.
(2013).
Pendidikan
Lingkungan. Bandung : Refika Aditama
tindakan berturut - turut 13, 10 dan 6 sampah masih ditemukan di kolong bangku siswa dengan ratarata 9,6 dari 20 bangku di kelas maka 48% siswa masih kurang peduli
terhadap
kebersihan
kelasnya. Pada siklus II berturutturut 6, 5, dan 4 sampah ditemukan dengan rata – rata 5, 25% siswa masih
kurang
peduli
akan
kebersihan kelasnya. Dan terakhir pada siklus III berturut-turut 3, 1 dan 1 sampah ditemukan dengan rata-rata 1,6 sehingga masih ada 8% siswa yang masih kurang peduli terhadap
kebersihan
kelasnya,
KTSP, (2006). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD-MI. Jakarta: Depdiknas Muttaqien, R. (2006). Active Learning 101 Cara Belajar Peserta didik Aktif Bandung ; Nusamedia. Rachman, M. (1999). Manajemen Kelas. Semarang : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Siregar, E & Nara, H.(2011). Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia Vera, A. (2012). Metode Mengajar Anak di Luar Kelas (Outdoor Study). Yogyakarta : DIVA Press