PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN SUHU DAN PENGUKURANNYA PADA SISWA KELAS VII A SMPS ST. HUBERTUS YOHANES DI LAJA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh: Theresia Emilia Woghe NIM: 121424041 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN SUHU DAN PENGUKURANNYA PADA SISWA KELAS VII A SMPS ST. HUBERTUS YOHANES DI LAJA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika
Oleh: Theresia Emilia Woghe NIM: 121424041 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016
i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini ku persembahkan untuk : Orang tua yang ku cintai : (Alm) Ir. Due Dorotheus, SP dan Theresia Daku Kakak-kakak ku : Agnes Maria Florida, Simon Adrianus dan Polikarpus Vitalis dan Almamaterku Universitas Sanata Dharma
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Theresia Emilia Woghe. 2016. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing Dalam Pembelajaran Suhu Dan Pengukurannya Pada Siswa Kelas VII A SMPS St. Hubertus Yohanes Laja. Skripsi. Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Peningkatan pemahaman siswa tentang suhu dan pengukuran sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing. (2) Mengetahui tingkat keaktifan siswa selama proses pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing. (3) Mengetahui bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru untuk membantu siswa menemukan pemahaman tentang suhu dan pengukurannya. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 21 Juli – 25 Juli 2016 di SMPS St. Hubertus Yohanes Laja. Subyek penelitian siswa-siswa kelas VII A yang berjumlah 28 siswa. Penelitian ini menggunakan metode penemuan terbimbing dengan treatment menggunakan Lembar Kerja Siswa yang digunakan sebagai pedoman siswa dalam berdiskusi untuk menemukan konsep Suhu dan Pengukurannya. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah tes tertulis yang terdiri dari soal pretest dan soal posttest dalam bentuk soal uraian terdiri dari 9 soal dan lembar observasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Tingkat pemahaman siswa tentang suhu dan pengukuran sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing meningkat dari 20,03% menjadi 72,28% . (2) Selama mengikuti proses pembelajaran fisika dengan menerapkan metode penemuan terbimbing terjadi perubahan tingkat keaktifan siswa mulai dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua. Hal ini dapat dilihat dari perubahan skor rata-rata pertemuan pertama yaitu 2,96 dengan kualifikasi baik menjadi 3,09 dengan kualifikasi sangat baik pada pertemuan kedua. (3) Bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru untuk membantu siswa menemukan pemahaman tentang suhu dan pengukurannya berupa memberi pertanyaan, membentuk siswa dalam kelompok kecil, mendampingi siswa selama melakukan percobaan dan memberikan tanggapan atau informasi jika siswa bertanya. Kata kunci: metode penemuan terbimbing, suhu dan pengukurannya.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Theresia Emilia Woghe. 2016. The Implementation of Guided Discovery Method in Learning Temperature and Its Measurement for the Students of Class VII A of SMPS St. Hubertus Yohanes Laja. Thesis. Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata Dharma University Yogyakarta. This research aimed to identify (1) the improvement of students’ understanding of temperature and its measurement before and after joining the learning process using guided discovery method, (2) the level of students’ engagement in the learning process using guided discovery method, and (3) the activities which could be done by teachers to help students understand the concept of temperature and its measurement. This research was conducted from 21st July 2016 until 25th July 2016 at SMPS St. Hubertus Yohanes Laja. The subjects of this research were the students of class VII A. There were 28 students. This research used guided discovery method with the treatment using students’ worksheet. In this case, the worksheet was used as the guideline for students to discuss in finding out the concept of temperature and its measurement. Besides, the instruments used in this research were written tests. The tests were pretest and posttest. For pretest and posttest, there were nine descriptive questions and one observation sheet. The result of this research showed that (1) the level of students’ understanding of temperature and its measurement before and after joining the learning process using guided discovery method increased from 20,03% to be 72,28%, (2) the level of students’ engagement in the learning process changed significantly after joining the learning process using guided discovery method. It can be shown by the average scores of the students. In the first meeting, the average was 2,96 with a good qualification, while in the second meeting, the average was 3,09 with a very good qualification. (3) The activities that could be done by teachers to help students understand the concept of temperature and its measurement were giving questions, dividing students into some groups, guiding students during the learning process, and giving response or information if students asked. Keywords: guided discovery method, temperature and its measurement
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan anugerah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “PENERAPAN METODE PENEMUAN TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN SUHU DAN PENGUKURANNYA PADA SISWA KELAS VII A SMPS ST. HUBERTUS YOHANES LAJA”sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika. Skripsi ini dapat terwujud dengan baik berkat uluran tangan dari berbagai pihak, teristimewa pembimbing. Oleh karena itu dalam kesempatan yang baik ini penulis ingin mengucapkan dan menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada: 1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan selama proses penulisan skripsi dengan penuh perhatian dan kesabaran. 2. Bapak Ign. Edi Santosa, M.S. selaku Kaprodi Pendidikan Fisika yang telah memberikan izin dalam segala kepentingan. 3. Bapak Drs. Severinus Domi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu memperlancar proses penyelesaian skripsi. 4. Bapak/Ibu Kepala SMPS St. Hubertus Yohanes Laja dan Guru pengampu mata pelajaran Fisika atas bantuan dan dukungannya. 5. Siswa kelas VII A SMPS St. Hubertus Yohanes Laja yang telah meluangkan waktu dalam proses pengambilan data. 6. Orang tua praktikan, bapak Ir. Due Dorotheus, SP dan ibu Theresia Daku serta kakak Agnes Maria Florida Wua Prima, Simon Adrianus Belo Waku dan Polikarpus Vitalis Watu Ninu yang telah memberikan dukungan baik moral maupun material kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan lancar.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7. Elfridus Theody Cinayu Manti yang telah memberikan motivasi, saran, dukungan dan doanya. 8. Teman Felegi Daeli, Fidelia Destyari Dyan Irianti dan Fransiskus Lima yang telah memberi ide, saran dan motivasi. 9. Teman-teman Pendidikan Fisika angkatan 2012 yang telah memberikan dukungan dan motivasi bagi penulis. 10. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan ide dalam proses penulisan skripsi ini Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Akhir kata, semoga skripsi ini bisa berguna bagi kita semua.
.
Yogyakarta, September 2016 Penulis
Theresia Emilia Woghe NIM: 12-1424-041
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA Halaman HALAMAN JUDUL
.......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING HALAMAN PENGESAHAN HALAMAN PERSEMBAHAN
............................................... ii
......................................................................... iii ...................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
...................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
........ vi
ABSTRAK
....................................................................................................... vii
ABSTRACT
...................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR DAFTAR ISI
..................................................................................... ix
.................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv DAFTAR LAMPIRAN BAB I
PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. B. C. D. E.
BAB II
................................................................................... xvi
Latar Belakang .......................................................................... Batasan Masalah .......................................................................... Rumusan Masalah ....................................................................... Tujuan Penelitian ....................................................................... Kegunaan Penelitian ....................................................................
LANDASAN TEORI
1 3 4 4 5
....................................................................... 6
A. Deskripsi Teori ............................................................................. 6 1. Hakikat Fisika ....................................................................... 6 2. Filsafat Konstruktivisme ........................................................ 7 3. Belajar ................................................................................... 9 4. Hasil Belajar ........................................................................ 14 5. Metode Pembelajaran ............................................................ 14 6. Metode Penemuan Terbimbing ............................................. 16 7. Suhu dan Pengukuran ......................................................... 19 B. Pembelajaran Suhu dan Pengukurannya dengan Metode Penemuan Terbimbing ............................................................... 27
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 31 A. Jenis Penelitian B. Subyek Penelitian
........................................................................ 31 ..................................................................... 31
C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 31 D. Desain Penelitian
..................................................................... 32
E. Treatmen .................................................................................... 33 F. Instrumen Penelitian .................................................................. 34 G. Metode Pengumpulan Data H. Metode Analisis Data BAB IV
...................................................... 38
............................................................... 38
DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ........................ 46 A. Deskripsi Penelitian .................................................................. 46 B. Data, Analisis Data dan Pembahasan
....................................... 48
1. Tes Tertulis Sebelum Pembelajaran (Pretest)
..................... 48
2. Proses Pembentukan Pengetahuan Tentang Suhu Dan Pengukurannya ........................................................................ 53 3. Tes Tertulis Setelah Pembelajaran (Posttest) 4. Peningkatan
Pemahaman
Siswa
Sebelum
..................... 76 dan
Sesudah
Pembelajaran dengan Metode Penemuan Terbimbing ......... 80 5. Hasil Belajar yang Dicapai Siswa Menggunakan T-Test dan SPSS .................................................................................... 89 6. Data Analisis Lembar Observasi .......................................... 93 BAB V
PENUTUP
..................................................................................... 101
A. Kesimpulan
............................................................................ 101 xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Saran ........................................................................................ 102 DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 103 LAMPIRAN .................................................................................................... 104
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL Tabel 1 : Perbandingan Antara Raksa Dan Alkohol Sebagai Bahan Termometer ....................................................................................... 21 Tabel 2 : Hubungan Beberapa Skala Termometer ............................................. 25 Tabel 3 : Kisi-Kisi Pembuatan Pretest dan Posttest Penilaian Pemahaman Konsep
............................................................................................. 35
Tabel 4. Rubrik Penilaian Keterlibatan Siswa Selama Proses Pembelajaran dalam Lembar Observasi ................................................................................ 36 Tabel 5 : Persentase Skor
................................................................................. 39
Tabel 6 : Tingkat Penguasaan Kompetensi Siswa ............................................. 40 Tabel 7 : Peningkatan Pemahaman Siswa Secara Keseluruhan ........................ 40 Tabel 8 : Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Masing-Masing Soal ............... 40 Tabel 9 : Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan Setiap Butir Soal
.......................................................................................... 41
Tabel 10 : Kualifikasi Tingkat Pemahaman Berdasarkan Persentase Skor Yang Diperoleh Siswa Setiap Butir Soal ................................................... 42 Tabel 11 : Peningkatan Persentase Jumlah Siswa Yang Mampu Mengerjakan Setiap Butir Soal Pada Pretest dan Posttest ....................................... 42 Tabel 12 : Lembar Observasi .............................................................................. 44 Tabel 13 : Kualifikasi pada Rata-Rata Skor ...................................................... 45 Tabel 14 : Persentase Skor Pemahaman Awal (Pretest)
................................. 49
Tabel 15 : Kualifikasi Tingkat Pemahaman Awal Siswa ................................. 50 Tabel 16 : Rata-rata Kualifikasi Tingkat Pemahaman Awal Siswa ................... 50 Tabel 17 : Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan Setiap Butir Soal Pretest ............................................................................................ 51 Tabel 18 : Kualifikasi Tingkat Pemahaman Berdasarkan Persentase Skor Yang Diperoleh Siswa Setiap Butir Soal ................................................... 52
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 19 : Persentase Skor Pemahaman Akhir (Posttest) ................................. 76 Tabel 20 : Kualifikasi Tingkat Pemahaman Akhir Siswa ................................. 77 Tabel 21 : Rata-rata Kualifikasi Tingkat Pemahaman Akhir Siswa ................... 77 Tabel 22 : Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan Setiap Butir Soal Posttest ............................................................................................. 79 Tabel 23 : Kualifikasi Tingkat Pemahaman Berdasarkan Persentase Skor yang Diperoleh Siswa Setiap Butir Soal ...................................................... 79 Tabel 24 : Data Skor Persentase Pretest dan Posttest ........................................ 80 Tabel 25 : Data Skor dan Kualifikasi Pada Pretest dan Posttest
..................... 80
Tabel 26 : Frekuensi dan Kualifikasi Data Hasil Pretest dan Posttest ............... 82 Tabel 27 : Persentase Peningkatan Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest ......... 83 Tabel 28 : Persentase Skor Rata-Rata Kelas untuk Setiap Soal ........................ 86 Tabel 29 : Peningkatan Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan Setiap Butir Soal Pretest dan Postest
............................................. 87
Tabel 30 : T-Test untuk Perhitungan Manual ................................................... 89 Tabel 31 : Hasil Analisis Pretest dan Postest dengan SPSS .............................. 92 Tabel 32 : Analisis Lembar Observasi Pertemuan Pertama .............................. 89 Tabel 33 : Kualifikasi pada Rata-Rata Skor Pertemuan Kedua ........................ 94 Tabel 34 : Analisis Lembar Observasi Pertemuan Kedua ................................. 96 Tabel 35 : Kualifikasi pada Rata-Rata Skor Pertemuan Kedua ........................ 97 Tabel 36 : Peningkatan Rata-Rata Skor Pertemuan Pertama dan Pertemuan Kedua
........................................................................... 99
xv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A1 : Surat Permohonan Ijin Penelitian ........................................... 105 Lampiran A2 : Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ............................... 106 Lampiran B1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ........................................ 107 Lampiran B2 : Lembar Observasi ................................................................... 118 Lampiran B3 : Kisi-kisi Soal ............................................................................ 119 Lampiran B4 : Soal Pretest dan Soal Posttest ................................................. 121 Lampiran B5 : Lembar Kerja Siswa ................................................................ 123 Lampiran C1 : Absen Siswa ............................................................................ 128 Lampiran C2 : Hasil Pengisian Lembar Observasi ........................................... 130 Lampiran C3 : Hasil Pengerjaan Pretest .......................................................... 133 Lampiran C4 : Hasil Pengerjaan Posttest ......................................................... 136 Lampiran C5 : Hasil Pengisian Lembar Kerja Siswa ....................................... 139 Lampiran C6: Kunci Jawaban
.................................................................... 143
Lampiran C7: Rubrik Penilaian Soal
............................................................. 147
Lampiran C8: Penilaian Lembar Observasi ...................................................... 150 Lampiran C9 : Hasil Nilai Pretest dan Posttest Siswa ..................................... 154 Lampiran D1 : Foto Kegiatan Penelitian .......................................................... 160
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala fisik dari alam. Fisika lahir dan berkembang dari hasil penemuan dari berbagai kegiatan penyelidikan yang kreatif dari para ilmuwan diinventarisir, dikumpulkan dan disusun secara sistematik menjadi sebuah kumpulan pengetahuan. Untuk fisika, kumpulan pengetahuan itu dapat berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, rumus, teori dan model. Guna memperluas wawasan pengetahuan, meningkatkan keterampilan ilmiah dan
menumbuhkan sikap ilmiah maka ilmu fisika perlu
dipelajarai mulai dari jenjang SLTP. Menurut Suparno (2013), dalam belajar fisika yang terpenting adalah siswa yang aktif dalam belajar fisika. Maka semua usaha guru harus diarahkan untuk membantu dan mendorong agar siswa mau mempelajari fisika sendiri. Dari pihak guru diharapkan selain menguasai bahan yang mau diajarkan, mengerti keadaan siswa sehingga dapat mengajar sesuai dengan keadaan dan perkembangan siswa, dapat menyusun bahan sehingga mudah ditangkap siswa tetapi juga guru diharapkan menguasai berbagai metode.
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
SMPS St.Hubertus Yohanes Laja merupakan salah satu lembaga pendidikan swasta yang terdapat di Kecamatan Golewa Selatan, Kabupaten Ngada, NTT. Kegiatan belajar mengajar di sekolah tersebut khususnya mata pelajaran fisika belum sesuai dengan yang diharapankan pendidik. Hal tersebut berdasarkan informasi dari guru dan beberapa siswa di sekolah bahwa guru masih mendominasi dalam pelaksanaan pembelajaran dan harus menjelaskan berulang-ulang kali agar siswa dapat memahami materi pembelajaran, selain itu siswa cenderung pasif dalam menanggapi atau mengajukan pertanyaan. Dengan kata lain, proses pembelajaran fisika masih bersifat satu arah sehingga tidak ada timbal-balik antara guru dan siswa. Siswa seperti memiliki masalah ketika dihadapkan dengan mata pelajaran fisika. Pembelajaran yang diharapkan yaitu menjadi sarana bagi siswa untuk meningkatkan prestasi dan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Berkenaan dengan hal tersebut, perlu ada upaya untuk meningkatkan prestasi dan keterlibatan siswa terhadap mata pelajaran fisika. Mengubah metode belajar yang digunakan untuk mengajar para siswa adalah salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut. Salah satu metode mengajar fisika yang dianggap dapat membantu meningkatkan prestasi dan keterlibatan siswa adalah metode penemuan terbimbing. Metode ini lebih menekankan bahwa discovery selalu dalam situasi problem solving, pelajar dihadapkan pada pengalaman sendiri dan pengalaman
awal
mereka,
untuk
menemukan
kebenaran
atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
pengetahuan baru yang harus dipelajari. Pembelajaran tidak berpusat pada guru, melainkan kepada siswa. Pendekatan ini dianggap sangat dekat dengan prinsip konstruktivis, personal dan sosial. Dalam model ini siswa berperan aktif dalam proses belajar dengan: (1) menjawab berbagai pertanyaan
atau
persoalan,
(2)
memecahkan
persoalan,
untuk
menemukan konsep dasar. Peran guru berubah dari menyajikan informasi dan konsepnya, menjadi mengajak siswa bertanya, melihat, dan mencari sendiri.
B. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah: 1.
Pokok
bahasan
yang
diajarkan
adalah
Suhu
dan
Pengukurannya (Besaran dan Satuan). 2.
Metode
belajaran
yang
digunakan
adalah
penemuan
terbimbing, siswa dibagi dalam kelompok kemudian diminta memecahkan persoalan dengan prosedur yang ditetapkan guru dan mempresentasikan hasil penyelidikan. 3.
Perubahan yang akan diukur adalah prestasi dan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
C. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana
pemahaman
siswa
tentang
suhu
dan
pengukurannya sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing? 2.
Bagaimana keaktifan siswa selama proses pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing?
3.
Bimbingan apakah yang dapat dilakukan oleh guru untuk membantu siswa menemukan pemahaman tentang suhu dan pengukurannya?
D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang suhu dan pengukurannya sebelum dan sesudah pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing. 2. Mengetahui
tingkat
keaktifan
siswa
selama
proses
pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing. 3. Mengetahui bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru untuk membantu siswa menemukan pemahaman tentang suhu dan pengukurannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
E. Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan berguna bagi banyak pihak, diantaranya: 1. Bagi siswa-siswi: a.
Menambah motivasi dan minat siswa untuk belajar fisika.
b.
Membantu siswa mengerti prinsip fisika lebih mendalam.
c.
Mendorong siswa memposisikan dirinya sebagai subyek belajar yang aktif.
d.
Melatih siswa agar mampu bekerjasama dengan siswa lain dalam memecahkan masalah.
2. Bagi guru-guru Fisika: a.
Sebagai
bahan
pertimbangan
penggunaan
metode
penemuan terbimbing dalam proses pembelajaran. b.
Menambah pengalaman mengajar menggunakan metode penemuan terbimbing.
3. Bagi mahasiswa/ peneliti: a.
Menambah
pengetahuan
tentang
metode
penemuan
terbimbing. b.
Menambah pengetahuan tentang keterampilan mengelolah proses belajar didalam kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II LANDASAN TEORI A. Deskripsi Teori 1. Hakikat Fisika a. Pengertian Fisika Physical science adalah ilmu yang mempelajari materi dan energi (Kanginan, 2006: 5). Para ilmuwan mempelajari tentang bentuk-bentuk energi, seperti kalor dan cahaya. Ini adalah fisika. Fisika merupakan cabang Ilmu Pengetahuan Alam yang menjadi salah satu penentu perkembangan teknologi (Suryatin, 2006). Banyak temuan-temuan dalam bidang fisika yang menandai perkebangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Fisika juga mengajarkan bagaimana manusia bisa hidup selaras dengan alam. Belajar fisika bukan hanya bergelut dengan rumus-rumus yang seolah-olah tanpa makna. Fisika akan lebih bermakna jika dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Pemikiran yang tajam dan bermakna membuahkan berbagai terapan teknologi di antaranya: pengubahan energi alamiah menjadi energi listrik, yang mengawali abad energi dan pengubahannya, terbentuknya berbagai mesin-mesin, karya eksplorasi ruang angkasa dengan
berbagai jenis pesawat
antariksa dan pesawat ulang-alik, eksplorasi perut bumi yang menemukan
berbagia
batuan
6
logam
dan
benda
yang
dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
dikembangkan dalam teknologi canggih dan mutakir yang tidak pernah surut. Fisika sebagai bagian dari sains menuntut kita mempelajari lebih mendalam tentang sifat-sifat fisik dan gejalah dari benda-benda mati, yang ternyata berkembang pesat sebagai dasar dari perkembangan teknologi dan seni sampai saat ini (Sukabdiyah, 2007). 2. Filsafat Konstruktivisme Filsafat konstruktivisme adalah filsafat yang mempelajari hakikat pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu terjadi. Menurut filsafat konstruktivisme, pengetahuan itu adalah bentuk (konstruksi) kita sendiri yang sedang menekuninya (von Glasersfeld dalam Bettencourt, 1989; Mattews, 1994; Piaget, 1971; Suparno, 2013). Bila yang sedang menekuni adalah siswa maka pengetahuan itu adalah bentuk siswa itu sendiri. Maka pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi, yang ada di luar kita, tetapi sesuatu yang harus kita bentuk sendiri dalam pikiran kita. Jadi, pengetahuan itu selalu merupakan akibat dari suatu konstruksi kognitif melalui kegiatan berpikir seseorang (Bettencourt dalam Suparno, 2013). Pengetahuan bukanlah sesuatu yang dilepas dari subyek, tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman ataupun dunia sejauh dialaminya. Orang membentuk pengetahuannya pertama-tama melalui indera (Suparno, 2013). Dengan melihat, mendengar, menjamah, membau dan merasakan, orang membentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
pengetahuan tentang sesuatu hal. Dari sini cukup jelas bahwa untuk mengetahui sesuatu, siswa haruslah aktif sendiri mengkonstruksi. Dengan kata lain, dalam belajar siswa harus aktif mengolah bahan, mencerna, memikirkan, menganalisis, dan akhirnya terpenting merangkumnya sebagai suatu pengertian yang utuh. Secara prinsipial para konstruktivis menolak kemungkinan transfer pengetahuan dari seseorang kepada yang lain. Tidak ada kemungkinan mentransfer pengetahuan karena setia orang membangun pengetahuan pada dirinya sendiri (von Glasersfeld, 1982; Bettencourt, 1989; Suparno, 2013). Prinsip-prinsip yang sering diambil dari konstruktivisme menurut Suparno (1997) dalam Trianto (2012:75), antara lain: 1) pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, 2) tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa, 3) mengajar adalah membantu siswa belajar, 4) tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir, 5) kurikulum menekankan partisipasi siswa, dan 6) guru sebagai fasilitator. Bagi kaum konstruktivis, belajar adalah proses yang aktif dimana siswa membangun sendiri pengetahuannya. Siswa mencari arti sendiri dari yang mereka pelajari. Dalam proses itu siswa menyesuaikan konsep dan ide-ide baru yang mereka pelajari dengan kerangka berpikir yang telah mereka punyai (Betterncourt, 1989;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
Shymansky, 1992; Watss & Pope, 1989 dalam Suparno, 2013). Siswa sendirilah yang bertanggung jawab terhadap hasil belajarnya. Sangat jelas bahwa tanpa keaktifan kognitif yang sungguh-sungguh, siswa tidak akan berhasil dalam proses belajar mereka. Guru dapat memberikan kemudahan untuk proses ini, dengan memberikan siswa kesempatan untuk menentukan dan menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan membelajarkan siswa dengan dengan secara sadar menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa kepemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjatnya (Slavin, 1994 dalam Trianto, 2012). 3. Belajar a. Pengertian Belajar Menurut Kosasih (2014) istilah belajar memiliki konsep yakni kegiatan yang mengubah keadaan seseorang menjadi lebih baik: pintar, menjadi orang besar dan kondisi-kondisi positif lainnya. Di dalam referensi-referensi buku, seperti Kamus Besar Bahasa Indonesia dalam Kosasi (2014), belajar diartikan sebagai
„usaha
untuk
memperoleh
ilmu
pengetahuan,
kepandaian, atau keterampilan‟. Belajar berasal dari kata ajar yang artinya „petunjuk‟ yang diberikan kepada seseorang supaya diketahui atau diturut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Sementara itu,
pedoman pelaksanaan kurikulum SD,
SLTP dan SMA dalam Kosasih (2014), belajar diartikan sebagai suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadinya interkasi dengan sumber belajar. Sumber belajar tersebut dapat berupa buku, lingkungan, guru dan sejenisnya. Galloway dalam Toeti Soekamti dalam Kosasih (2014) mengatakan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan informasi, emosi dan faktor-faktor
lain
berdasarkan
pengalaman-pengalaman
sebelumnya. Kesamaan umum, yang mendasari konsep-konsep belajar diatas adalah sebagai berikut. 1) Belajar merupakan perubahan tingkah laku, yakni ditandai adanya sesuatu yang baru pada diri seseorang, entah itu berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, ataupun kecakapan. 2) Belajar merupakan hasil dari suatu pengalaman, yakni berupa interaksi dengan sumber belajar: lingkungan, buku (bacaan), ataupun orang. Belajar bukanlah suatu kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi suatu perkembangan berpikir, dengan membuat kerangka pengertian yang baru (Suparno, 2013). Siswa harus punya pengalaman dengan membuat hipotesa, meramalkan, mengetes hipotesa, memanipulasi obyek, memecahkan persoalan, mencari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog, mengadakan refleksi, mengungkapkan pertanyaan, mengekspresikan gagasan, dll untuk membentuk konstuksi pengetahuan yang baru. Belajar yang sungguh-sungguh akan terjadi bila siswa mengadakan refleksi,
pemecahan
konflik
pengertian,
dan
selalu
memperbaharui tingkat pemikiran yang tidak lengkap (Fosnot, 1989 dalam Suparno, 2013). Sementara itu menurut Hamalik (2013: 27) belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. b. Ciri-ciri Belajar Menurut Kosasih (2014) suatu kegiatan disebut belajar sekurang-kurangnya ditandai oleh dua ciri: (1) adanya perubahan tingkah laku, (2) melalui suatu pengalaman atau adanya interaksi dengan sumber belajar. Berdasarkan ciri-ciri tersebut, seseorang yang membaca ataupun mengikuti ceramah, tanpa disertai perubahan tingkah laku, bukanlah belajar. Sebaliknya, seseorang yang mengalami perubahan tingkah laku secara tiba-tiba tanpa dilatarbelakangi oleh suatu pengalaman tertentu, juga bukan belajar. Dengan demikian, seseorang dapat dikatakan belajar apabila mengalami perubahan tingkah laku yang berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
pengalaman atau interaksi dengan sumber belajar. Adapun William Burton dalam Hamalik (2013: 31) menyimpulkan uraian yang cukup panjang tentang prinsip-prinsip belajar sebagai berikut. 1) Proses belajar ialah pengalaman, berbuat, mereaksi, dan melampaui (under going). 2) Proses itu melalui bermacam-macam ragam pengalaman dan mata pelajaran-mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu. 3) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan murid. 4) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan murid sendiri yang mendorong motivasi yang kontinu. 5) Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh hereditas dan lingkungan. 6) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara materiil dipengaruhi oleh perbedaan-perbendaan individual di kalangan murid-murid. 7) Proses
belajar
berlangsung
secara
efektif
apabila
pengalaman-pengalaman dan hasil-hasil yang diinginkan disesuaikan dengan kematangan murid. 8) Proses belajar yang terbaik apabila murid mengetahui status dan kemajuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
9) Proses belajar merupakan kesatuan fungsional dari berbagai prosedur. 10) Hasil-hasil belajar secara fungsional bertalian satu sama lain, tetapi dapat didiskusikan secara terpisah. 11) Proses belajar
berlangsung secara efektif dibawah
bimbingan yang merangsang dan membimbing tanpa tekanan dan paksaan. 12) Hasil-hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, abilitas, dan keterampilan. 13) Hasil-hasil belajar diterima oleh murid apabila memberi kepuasan pada kebutuhannya dan berguna serta bermakna baginya. 14) Hasil-hasil belajar dilengkapi dengan jalan serangkaian pengalaman-pengalaman yang dapat dipersamakan dan dengan pertimbangan yang baik. 15) Hasil-hasil belajar itu lambat laun dipersatukan menjadi kepribadian dengan kecepatan yang berbeda-beda. 16) Hasil-hasil belajar yang telah dicapai bersifat kompleks dan dapat berubah-ubah (adaptable), jadi tidak sederhana dan statis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
4. Hasil Belajar Menurut Hamalik (2013) mengemukakan, “hasil belajar pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, ablititas dan keterampilan”. Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedangkan unsur motoris adalah unsur jasmaniah. Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut, antara lain: 1) pengetahuan,
6) emosional,
2) pengertian,
7) hubungan sosial,
3) kebiasaan,
8) jasmani,
4) keterampilan,
9) etis atau budi pekerti, dan
5) apresiasi,
10) sikap
Kalau seseorang telah melakukan perubahan belajar maka akan terlihat terjadinya perubahan dalam salah satu atau beberapa aspek tingkah laku tersebut. 5. Metode Pembelajaran Menurut Seels and Richey dalam Rahman dan Amri (2014:59) metode pembelajaran adalah spesifikasi untuk menyeleksi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
dan mengurutkan peristiwa atau langkah-langkah dalam sebuah pembelajaran. Snelbecker dalam Rahman dan Amri (2014:59) mengemukakan metode pembelajaran adalah suatu cara yang dilakukan oleh guru untuk melaksanakan suatu proses pembelajaran dengan memahami suatu perbedaan karakteristik dan kemampuan siswa, sehingga diharapkan guru dapat membantu kesulitan belajar siswa
dalam
rangka
mencapai
tujuan
pembelajaran.
Proses
pembelajaran yang melibatkan guru dan siswa harus diusahakan dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran, artinya guru harus mampu memahami bahwa diantara siswa terdapat perbedaanperbedaan karakteristik. Dengan memahami perbedaan karakteristik siswa, dalam proses pembelajaran, oleh guru dapat menentukan dan memilih metode pembelajaran yang sesuai, guru dapat memberikan suatu perlakuan dan penilaian, serta keputusan yang tepat kepada siswa, sehingga siswa merasa dirinya dihargai dan diperhatikan dalam proses pembelajaran tersebut. Proses pembelajaran merupakan sistem yang terdiri atas beberapa komponen seperti siswa, guru, dan metode, serta materi pembelajaran yang saling berinteraksi dalam mencapai tujuan. Dalam menyajikan materi pembelajaran guru perlu menentukan dan memilih metode pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Metode pembelajaran yang tepat adalah metode yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
Menurut Muhhibin (1995: 190) metode pembelajaran adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan. Semakin baik metode pembelajaran maka semakin efektif pula pencapaian tujuan. Untuk menetapkan lebih dahulu apakah suatu metode pembelajaran disebut baik, diperlukan ketentuan yang bersumber dari beberapa faktor. Adapun faktor utama yang menetukan adalah tujuan yang akan dicapai. Metode pembelajaran di dalam kelas selain faktor tujuan, juga faktor murid, faktor situasi, dan faktor guru ikut menentukan efektif tidaknya suatu metode pembelajaran.
6. Metode Penemuan Terbimbing a. Pengertian Penemuan Terbimbing Menurut Eggen & Kauchak (2012: 177) penemuan terbimbing, adalah suatu pendekatan mengajar dimana guru memberi siswa contoh-contoh topik spesifik dan memandu siswa untuk memahami topik tersebut. Model ini efektif untuk keterlibatan dan motivasi siswa seraya membantu
mereka
mendapatkan pemahaman mendalam tentang topik-topik yang jelas. Yang menarik adalah bahwa discovery
selalu dalam
situasi problem solving, di mana pelajar dihadapkan pada pengalaman sendiri dan pengetahuan awal mereka, untuk menemukan kebenaran atau pengetahuan baru yang harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
dipelajari. Maka sering discovery disebut pembelajaran personal, internal, dan konstruktivis. Dalam model ini siswa berperan aktif dalam proses belajar dengan: (1) menjawab berbagai pertanyaan atau persoalan, (2) memecahkan persoalan, untuk menemukan konsep dasar. Peran guru berubah dari menyajikan informasi dan konsepnya, menjadi mengajak siswa bertanya, melihat, dan mencari sendiri. Discovery
terjadi bila seseorang sungguh
terlibat dalam proses berpikir untuk menemukan konsep atau prinsip-prinsip. Unsur penting dalam proses ini adalah siswa dengan menggunakan pikirannya sendiri mencoba menemukan sesuatu pengertian dari yang digeluti. Bagi penemuan terbimbing siswa diberi soal untuk dipecahkan dengan guru menyediakan petunjuk, dan arahan bagaimana memecahkan persoalan itu. Proses discovery itu meliputi:
Mengamati. Siswa mengamati gejala atau persoalan yang dihadapi.
Menggolongkan. Siswa mengklasifikasi apa-apa yang
ditemukan
menjadi lebih jelas.
dalam
pengamatan
sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
Memprediksi. Siswa diajak untuk memperkirakan mengapa gejalah itu terjadi atau mengapa persoalan itu terjadi.
Mengukur. Siswa melakukan pengukuran terhadap yang diamati untuk memperoleh data yang lebih akurat yang dapat digunakan untuk mengambil kesimpulan.
Menguraikan atau menjelaskan. Siswa dibantu untuk menjelaskan atau menguraikan dari data pengukuran yang dilakukan.
Menyimpulkan. Siswa mengambil kesimpulan dari data-data yang didapatkan.
Penemuan terbimbing adalah model mengajar dimana guru menyediakan petunjuk dan cara memecahkan persoalan yang membantu siswa memahami suatu topik. Dalam model penemuan terbimbing peran guru membantu mengarahkan hingga siswa dapat menemukan pengetahuan dan memahami suatu topik. b. Urutan Model Discovery 1. Persoalan diajukan oleh guru. Guru mengajukan persoalan yang harus dicari pemecahannya oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
2. Siswa memecahkan persoalan itu. Siswa entah sendiri ataupun berkelompok mulai mencari pemecahan persoalan. 3. Konsep baru dijelaskan. Bila ada konsep baru yang perlu ditambahkan, guru dapat menambahkannya sehingga pengertian siswa menjadi lebih lengkap.
7. Suhu dan Pengukuran Menurut Kanginan (2006: 52) suhu, yaitu suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Jadi, suhu menyatakan tingkat derajat panas dan dinginya suatu benda. Tingkat derajat suatu benda sangat rendah disebut dingin. Derajat panas suatu benda sedang disebut sejuk atau hangat. Derajat panas suatu benda tinggi disebut panas. Menurut Sukabdiyah dkk (2007: 30) suhu tidak sama dengan panas atau kalor. Panas atau kalor adalah energi yang diberikan oleh suatu sumber panas kepada benda untuk menaikkan suhu benda itu. Suhu menunjukan kecepatan gerak molekul-molekul benda. Makin besar kecepatan gerak molekul, makin tinggi suhu benda. Makin besar energi kalor yang diterima benda, makin besar kecepatan gerak molekul-molekul dan makin tinggi suhu benda. Besarnya energi panas yang dibutuhkan untuk mempercepat gerak molekul bergantung pada banyaknya molekul benda atau massa benda. Suhu termasuk suatu besaran pokok yang dalam Satuan Internasional (SI) satuannya adalah kelvin (K).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Mengapa indra peraba kita tidak dapat menentukan tinggi rendah suhu untuk mengatakan perbedanaan panas, dingin, dan sejuk? Ketika indra peraba kita menyentuh benda yang dingin, kita hanya mampu menyatakan dingin tetapi tidak mampu dengan tepat menyatakan berapa derajat suhu benda dingin yang diraba. Oleh karena itu, untuk mengukur suhu digunakan termometer. Dengan termometer, tinggi rendahnya suhu benda dapat dinyatakan dengan tepat karena terdapat angka pada termometer sebagai derajat suhu. Termometer biasanya berupa sebuah pipa kaca sempit tertutup yang berisi zat cair dan memiliki skala. Beberapa sifat yang mutlak dibutuhkan oleh sebuah termometer adalah: 1.
skalanya mudah dibaca,
2.
aman untuk digunakan,
3.
kepekaan pengukurannya,
4.
lebar jangkauan suhu yang mampu diukur. Prinsip kerja termometer ada pada pengaruh perubahan
suhu terhadap perubahan volumenya. Coba perhatikan volume air yang sedang dipanaskan. Saat air dipanaskan, suhu air akan meningkat. Peristiwa yang terjadi selanjutnya adalah volume air tersebut juga meningkat. Begitupun sebaliknya, saat air didinginkan volume air tersebut juga menurun. Selain pada air, peristiwa ini pun terjadi pada zat lain, seperti raksa dan alkohol yang digunakan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
bahan termometer. Berikut adalah keuntungan dan kekurangan masing-masing zat cair yang digunakan sebagai bahan termometer. Tabel 1. Perbandingan Antara Raksa dan Alkohol Sebagai Bahan Termometer Raksa Alkohol Keuntungan: Keuntungan: mudah dilihat karena warnahnya daerah ukurnya sangat luas, mengkilap yaitu antara -122 sampai 78 daerah ukurnya sangat luas, yaitu antara -40 sampai 350 penghantar yang baik penghantar yang baik kalor jenisnya kecil kalor jenisnya kecil Kerugian: Kerugian: termasuk zat beracun titk didihnya rendah 78 tidak dapat mengukur suhu yang tidak berwarnah, susah untuk dilihat lebih rendah dari -40 membasahi dinding kaca harganya mahal 1) Beberapa jenis termometer zat cair yang biasa digunakan, diantaranya adalah: a. Termometer Klinis Termometer klinis digunakan untuk mengukur suhu badan. Termometer ini umumnya dibuat dengan skala 35º C sampai 42º C sesuai dengan suhu tubuh manusia. b. Termometer Suhu Ruang Sesuai dengan namanya, termometer ini digunakan untuk mengukur suhu pada suatu ruangan. Skala pada termometer ini umumnya adalah -50º C sampai 50º C. Ukuran
termometer
suhu
ruang
dibandingkan termometer klinis.
jauh
lebih
besar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
c. Termometer Maksimum – Minimum Termometer yang diperkenalkan pertama kali oleh James Six Bellani pada abad kedelapan belas ini, khusus dipakai untuk mencatat suhu tertinggi dan terendah di suatu tempat dalam satu hari. 2) Skala Termometer Standar suhu disebut titik tetap. Untuk menentukan skala sebuah termometer diperlukan dua titik tetap. Untuk suhu yang terlalu tinggi, digunakan titik lebur es sebagai titik tetap bawah dan titik didih air sebagai titik tetap atas. a. Kalibrasi Termometer Kalibrasi termometer adalah proses memberikan skala pada sebuah termometer polos. Prosesnya terdiri dari empat langkah berikut: 1) Menentukan
titik
tetap
bawah.
Masukan
pentolan
termometer secara tegak ke dalam wadah yang berisi es dan diamkan beberapa saat sampai tinggi permukanaan raksa dalam pipa kapiler tidak berubah. Ini berarti suhu termometer sudah sama dengan suhu es dan pada skala celcius ditandai sebagai 0 2) Menentukann
titik
tetap
atau sebagai titik tetap bawah. atas.
Masukan
pentolan
termometer ke dalam wadah berisi air sambil dipanaskan sampai mendidih. Biarkan beberapa saat hingga suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
termometer sama dengan suhu air panas yang ditandai dengan permukaan raksa ada pipa kapiler tidak berubah. Tandai ketinggian tersebut sebagai titik tetap atas atau dalam skala Celcius ditandai dengan skala 100 . 3) Bagilah jarak antara kedua titik tetap tersebut menjadi beberapa bagian yang sama. 4) Memperluas skala dengan pembagian yang sesuai Ketika sebuah termometer raksa dalam sebuah pipa kaca diberi skala maka panjang kolom raksa dalam pipa dicatat pada titik lebur es dan titik didih air. Skala didefinisikan sedemikian sehingga hubungan antara X dan suhu adalah linear. Jika Xθ adalah panjang kolom raksa pada suhu θ yang tidak diketahui, X0 dan X100 masing-masing adalah panjang kolom raksa pada titik lebur es dan titik didih air maka θ dinyatakan oleh persamaan:
b. Skala Celsius Skala ini ditetapkan oleh fisikawan Swedia bernama Andreas Celsius dengan satuan yang digunakan disebut celsius, dilambangkan ( ). Skala terendah didasarkan pada titik beku air, yaitu 0º C dan tertinggi yang merupakan titik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
didih air, yaitu 100º C. Skala ini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. c.
Skala Fahrenheit Ditetapkan oleh seorang Fisikawan berkebangsaan Jerman, yaitu Gabriel Daniel Fahrenheit. Satuannya adalah fahrenheit, dilambangkan ( ). Titik beku air skala fahrenheit adalah pada suhu 32º F dan titik didihnya 212º F. Skala ini banyak digunakan oleh negara-negara di Benua Amerika dan Eropa.
d. Skala Reamur Skala terendah dari termometer dengan satuan Reamur ini adalah 0º R dan skala tertingginya adalah 80º R. Termometer dengan skala ini merupakan termometer yang jarang digunakan. e. Skala Kelvin Skala
ini
ditetapkan
oleh
William
Thomas
Thompson Kelvin, ilmuwan berkebangsaan Inggris. Berbeda dengan yang lain, skala ini dibuat berdasarkan batasan enegi kinetik yang dimiliki oleh benda. Berdasarkan teori kinetik partikel, benda berhenti bergerak pada suhu nol mutlak sebesar -273º C yang kemudian ditetapkan sebagai titik terendah, yaitu 0 K. Sehingga pada skala kelvin titik beku air adalah 273 K dan titik didihnya 373 K. Skala ini digunakan sebagai Sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Internasional karena kepraktisan penggunaannya dibandingkan dengan skala yang lain. Untuk mengetahui hubungan antara keempat skala di atas, perhatikan tabel berikut.
Tabel 2. Hubungan Beberapa Skala Termometer Skala
Titik Terendah
Celsius Fahrenheit
Titik Tertinggi
Rentang Skala
0 32
100 212
100 180
Reamur
0 ºR
80 ºR
80
Kelvin
273 K
373 K
100
Perbandingan Satuan Skala Celsius
= satuan skala F = satuan skala R = 1 satuan skala K
Rumus untuk mengubah dari satu skala ke skala lainnya:
=
dengan:
X = skala yang ditanyakan
Y = skala yang diketahui
= titik tetap atas X
= titik tetap atas Y
= titik tetap bawah X
= titik tetap bawah Y
Karena skala Celsius adalah skala yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, berikut cara pengubahan skala celsius menjadi skala yang lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
1) Hubungan antara Celcius dan Reamur atau 2) Hubungan antara Celcius dan Fahrenheit atau 3) Hubungan antara Celcius dan kelvin atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
B. Pembelajaran Suhu Dan Pengukurannya Dengan Metode Penemuan Terbimbing Dalam
rangka
membantu
siswa
membentuk
atau
mengkonstruksi pengetahuan, sebagai guru harus menemukan metode pembelajaran
yang
mana
siswa
berperan
aktif
dalam
proses
pembelajaran. Karena ukuran kualitas pembelajaran juga terletak pada kualitan dan kuantitas belajar siswa dalam arti seberapa banyak dan seberapa besar siswa aktif dalam proses pembelajaran. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan. Sedangkan pembelajaran lebih menekankan pada kegiatan yang dapat mengaktifkan siswa untuk saling berinteraksi dalam mencapai tujuan. Berdarkan kajian teori diatas, maka peneliti mencoba menerapkan metode penemuan terbimbing pada pokok bahasan suhu dan pengukurannya. Pada pembelajaran ini siswa diberi kesempatan untuk menemukan konsep baru dari pokok bahasan suhu dan pengukurannya. Dalam rangka menemukan konsep baru, siswa tidak dibiarkan menemukannya sendiri melainkan dibimbing dan diberikan langkahlangkah pemecahan masalah masalah yang terkait hingga sampai pada penemuan konsep tersebut. Berikut adalah gambaran langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
1. Pada awal pembelajaran siswa diminta untuk mengerjakan soal pretest dengan materi suhu dan pengukuran. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mengetahui pengetahuan dasar siswa terhadap
materi
suhu
dan
pengukurannya
sebelum
diterapkannya metode penemuan terbimbing. 2. Eksperimen Sederhana Dengan bantuan guru, siswa dibimbing untuk melakukan eksperimen sedehana. Kegiatan eksperimen ini bertujuan untuk memberikan masalah kepada siswa yang berkaitan dengan materi suhu dan pengukurannya. Dari kegiatan eksperimen diharapkan siswa dapat aktif berpikir, mengolah proses dalam pikirannya dan dapat mengambil kesimpulan dari masalah yang diberikan. 3. Pendalaman Permasalahan Siswa dibimbing untuk memperdalam permasalahan. Pada kegiatan ini, guru menuntun siswa dengan beberapa pertanyaan yang sudah dirangkum dalam lembar kerja siswa. Dari pertanyaan membentuk
tersebut,
siswa
dibantu
untuk
pengetahuannya
sendiri
tentang
menemukan/ suhu
dan
pengukurannya. Dalam kegiatan ini, siswa dibagi kedalam beberapa kelompok dengan tujuan siswa dapat saling berdiskusi dengan teman satu kelompok dan saling membantu. 4.
Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
Setelah
memperdalam
permasalahan
dengan
menjawab
beberapa pertanyaan arahan maka yang dilakukan siswa selanjutnya adalah mengambil kesimpulan tentang konsep suhu dan pengukurannya. 5. Penegasan Guru memberikan penegasan tentang kesimpulan yang dikemukakan oleh siswa dan melengkapi konsep baru jika perlu untuk ditambahkan. 6. Evaluasi Setelah proses pembelajaran selesai, guru melakukan evaluasi dengan memberikan soal posttest kepada siswa dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana pemahaman siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Penerapan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran tentang suhu dan pengukurannya yaitu: 1) Guru mengajukan pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan dasar
siswa.
Kegiatan
ini
dimaksudkan
agar
dengan
mengetahui pengetahuan awal siswa maka dalam proses pembelajaran guru dapat melengkapi pengetahuan siswa yang belum lengkap. 2) Siswa diminta untuk mengamati gejala atau persoalan yang dihadapi. Kegiatan ini dimaksudkan agar siswa mampu menemukan gejala atau persoalan dari keseharian mereka dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
dari apa yang dapat diamati secara langsung oleh siswa. Dalam kegiatan ini guru dapat melihat antusias dan keterlibatan siswa. 3) Guru
membimbing
siswa
untuk
menggolongkan
hasil
pengamatan dan temuan siswa sehingga menjadi lebih jelas. Kegiatan ini bertujuan agar memudahkan siswa dalam memahami gejala atau persoalan yang berkaitan dengan materi yang dipelajari saat itu. 4) Siswa diminta untuk memprediksi, mengukur dan menjelaskan hasil pengamatan dan temuan yang telah digolongkan. Dalam kegiatan ini bisa dilakukan siswa secara berkelompok dan hasilnya dapat dipresentasikan secara klasikal. Peran guru hanya mengajak siswa bertanya dan mengarahkan siswa dalam menemukan atau mengkonstruksi pengetahuan baru mereka. 5) Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pengamatan dan temuan siswa sehingga pengetahuan siswa menjadi lengkap. Setelah semua kegiatan diatas dilakukan, pada akhirnya guru meminta siswa untuk menyimpulkan berdasarkan data-data yang peroleh. Kesimpulan yang didapatkan siswa dapat berupa konsep atau prinsip-prinsip.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dan kuantitatif. Penelitian kualitatif bertujuan untuk memperoleh data yang deskriptif berupa kata-kata tertulis atau ucapan terhadap hal yang sedang diamati. Sedangkan kuantitatif karena penelitian kuantitatif dilakukan dengan mengumpulkan data dan hasil analisis yang dapat di ukur untuk mendapatkan informasi yang harus disimpulkan.
B. Subyek Penelitian 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VII SMPS St. Hubertus Yohanes Laja. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas VII A SMPS St. Hubertus Yohanes Laja.
C. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMPS St. Huberthus Yohanes Laja, Kecamatan Golewa Selatan, Kabupaten Ngada, NTT ajaran baru yaitu pada tanggal 21 Juli-25 Juli 2016.
31
pada tahun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
D. Desain Penelitian Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan desain penelitian yang terbagi kedalam beberapa tahap: 1. Penyusunan Instrumen Oleh Peneliti Instrumen disusun berdasarkan tujuan penelitian, yakni untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran pada materi suhu dan pengukurannya. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah: a.
Intrumen Pembelajaran Instrumen pembelajaran meliputi pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
b.
Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data meliputi soal pretest, soal posttest dan lembar observasi.
2. Desain Pembelajaran Desain pembelajaran dibagi dalam beberapa tahap, antara lain sebagai berikut: a. Pra Pembelajaran Pada proses ini adapun tahapan-tahapan sebagai berikut, siswa diminta untuk mengerjakan soal pretest yang telah disediakan oleh peneliti. Selanjutnya siswa akan diberikan penjelasan mengenai kegiatan yang akan dilakukan selama proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
b. Proses Pembelajaran Pada proses ini, peneliti memberikan pengantar mengenai materi yang akan diajarkan dan menjelaskan langkah-langkah yang dilakukan siswa selama proses pembelajaran. Selain itu, siswa mulai melakukan eksperimen sederhana berdasarkan langkahlangkah yang telah disediakan dalam lembar kerja siswa. c. Setelah Pembelajaran Pada proses ini, siswa diminta untuk mengerjakan soal posttest yang sudah disediakan oleh peneliti.
E. Treatmen Treatmen merupakan perlakuan peneliti kepada subyek yang mau diteliti agar nantinya mendapat data yang diinginkan (Suparno, 2007: 51). Dalam penelitian ini, peneliti memberikan treatmen berupa kegiatan pembelajaran menggunakan eksperimen sederhana. Kelas treatmen ini, diberikan pembelajaran dengan pendekatan visual agar siswa dapat mengamati proses, informasi, peristiwa, alat dalam pelajaran fisika. Proses pembelajaran secara umum adalah sebagai berikut : a. Siswa membentuk kelompok yang terdiri 5 sampai 6 orang. b. Siswa dalam kelompok kecil menempati setiap meja yang telah disiapkan guru dilengkapi dengan peralatan untuk eksperimen. c. Guru membagikan LKS untuk setiap kelompok. d. Guru dan siswa sama-sama melakukan eksperimen sederhana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
e. Siswa dalam kelompoknya masing-masing dipersilahkan untuk mengerjakan tugas seperti yang sudah disajikan dalam LKS yang telah dibagikan. f. Siswa melapor dan mengumpulkan hasil pekerjaannya yang telah dikerjakan dalam kelompoknya masing-masing. g. Guru bersama siswa membuat kesimpulan dari pembelajaran tersebut. F. Instrumen Penelitian Pada penelitian ini instrumen yang digunakan terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS), soal pretest, soal posttest dan lembar observasi. 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pembuatan RPP bertujuan untuk mempersiapkan proses pembelajaran sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai. Hal yang paling penting dalam RPP adalah bagian inti. 2) Lembar Kerja Siswa (LKS) Lembar Kerja Siswa merupakan media sebagai panduan bagi siswa melakukan kegiatan dalam mengikuti proses pembelajaran. LKS berisikan tentang serangkaian kegiatan yang harus dilakukan siswa selama proses pembelajaran dan merupakan jabaran yang lebih rinci dari rencana pembelajaran yang telah dirumuskan dalam RPP. LKS dibagikan kepada siswa saat proses pembelajaran berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
3) Soal Pretest Pretest dilakukan di awal pertemuan, yaitu sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Tujuan dilakukannya pretest adalah untuk mengetahui kemampuan awal kognitif produk siswa. 4) Soal posttest Postest dilakukan di akhir pertemuan, yaitu setelah proses belajar mengajar berlangsung. Tujuan dilakukannya postest adalah untuk mengetahui kemampuan akhir kognitif produk siswa. Tabel 3. Kisi-Kisi Pembuatan Pretest dan Posttest Penilaian Pemahaman Konsep Materi Pokok Suhu dan Pengukur annya
Indikator Pencapaian Mengi Hasil Belajar ngat Menjelaskan pengertian suhu. Menjelaskan bagian-bagian termometer. Menyebutkan circiri termometer Menyebutkan jenis-jenis termometer Membaca skala pada termometer. Membandingkan skala termometer Celsius dengan skala termometer lain
Aspek yang diukur Mema Mener Menganali hami epkan sis
Butir Soal 1 2
,3
1 1
2 2
5) Lembar Observasi Lembar
observasi
digunakan
oleh
peneliti
untuk
mengumpulkan data yang berkaitan dengan keterampilan proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
sains, tujuannya adalah untuk memperkuat pengukuran keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Lembar observasi ini diisi oleh observer/ pengamat yang mengamati siswa saat melakukan kegiatan pembelajaran dengan eksperimen sederhana. Pengamat mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa, mencatat dan mendeskripsikan kegiatan yang dilakukan berdasarkan rubrik penilaian lembar observasi.
Tabel 4. Rubrik Penilaian Keterlibatan Siswa Selama Proses Pembelajaran dalam Lembar Observasi Skor Aspek Penilaian Menyampaik an ide
Menanggapi pertanyaan
4
3
2
1
- Siswa aktif menyampaika n ide - Siswa berani beradu argumen dengan teman jika terjadi perbedaan pedapat - Siswa bersedia menyampaika n ide secara klasikal
- Siswa menyampaika n ide dengan baik jika ditanya guru atau siswa - Siswa yang belum memahami materi lebih cenderung bertanya kepada teman daripada kepada guru
- Siswa hanya berani menyampaikan ide jika sebelumnya telah diyakinkan oleh guru ataupun teman - Siswa terbatabata saat menyampaikan ide secara klasikal
- Siswa tidak aktif menyampai kan ide - Siswa tidak berani menyampai kan ide secara klasikal - Siswa tidak berani beradu argumen
- Siswa dengan cepat merespon pertanyaan - Siswa berani bertanya kepada guru jika pertanyaan kurang jelas - Siswa antusias
- Siswa cenderung mencari informasi sebelum merespon pertanyaan - Siswa cenderung bertanya kepada teman jika
- Siswa - Siswa pasif cenderung merespon lamban pertanyaan merespon - Siswa tidak pertanyaan aktif - Siswa mencari merespon jawaban pertanyaan jika dari ditanya beberapa berulang kali sumber - Siswa berani - Siswa tidak menanggapi berani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
Skor Aspek Penilaian
Bekerjasama
4
-
-
-
Menghargai pendapat teman sekelompok
-
-
-
mencari jawaban dari beberapa sumber Siswa antusias saat bekerja kelompok Relasi dengan teman kelompok sangat baik Siswa berani meminta pendapat teman lain didalam kelompok Siswa mendengark an dan memperhan jika teman lain menyampaik an ide Siswa tidak membuat kegaduhan saat teman lain menyampaik an ide Siswa menampung dan menanggapi jawaban teman lain saat diskusi berlangsung
3 pertanyaan kurang jelas
2 pertanyaan jika dijawab beramai-ramai
1 menanggapi pertanyaan
- Siswa hanya bekerjasama jika dimintai pendapat - Siswa cenderung hanya merespon jika ada hal yang benar dipahami
- Siswa tampak - Siswa lebih bekerjasama cenderung hanya dengan bekerja teman yang sendiri dikenal - Relasi - Siswa dengan cenderung teman mengikuti kelompok pendapat teman kurang baik
- Siswa berani mendukung dan menguatkan pendapat teman kelompokny a sendiri - Siswa kadang berbicara dengan teman didekatnya saat diskusi berlangsung
- Siswa kurang - Siswa tidak memperhatikan mendengar jika teman lain kan dan menyampaikan memperhati ide kan jika - Siswa kadang teman membuat menyampai kegaduhan saat kan ide diskusi - Siswa berlangsung sering membuat kegaduhan saat proses diskusi berlangsung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
G. Metode Pengumpulan Data Pada penelitian ini metode pengumpulan data dilakukan melalui dua tahap, yaitu: 1. Hasil Pretest dan Posttest Sebelum proses belajar mengajar dilakukan, siswa diminta untuk mengerjakan soal pretest dengan tujuan mengukur pemahaman awal siswa terhadap materi suhu dan pengukuran. Skor yang diperoleh siswa akan menjadi data awal yang mengukur pemahaman awal siswa. Sedangkan pada akhir proses belajar mengajar, siswa diminta untuk mengerjakan soal posttest dengan tujuan mengukur perubahan pemahaman siswa setelah dilakukannya treatmen. Skor yang diperoleh siswa akan menjadi data akhir yang mengukur perubahan pemahan siswa terhadap materi suhu dan pengukuran. 2. Lembar Observasi Lembar observasi akan diisi oleh observer selama terjadinya proses belajar meengajar. Tujuannya memperoleh data secara deskriptif mengenai keterlibatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
H. Metode Analisis Data 1.
Penskoran Tes Tertulis (pretest dan posttest) Setelah dilakukan peskoran untuk masing-masing siswa,
selanjutnya skor tersebut akan diubah
menjadi persentase skor.
Perhitungan persentase skor diperoleh dengan cara jumlah skor yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
diperoleh masing-masing siswa dibagi skor maksimal kemudian dikalikan 100%. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut:
Persentasi Skor =
Tabel 5. Persentase Skor No
Kode Siswa
Skor yang di Peroleh
Skor Maksimal
Persentase Skor (%)
Setelah perhitungan nilai siswa dilakukan, skor tersebut akan dikelompokkan dalam interval skor yaitu berdasarkan tingkat pemahaman siswa. Interval skor di bagi menjadi 5 dengan kualifikasi sebagai berikut: A = sangat paham,
D = kurang paham,
B = paham,
E = tidak paham.
C = cukup paham, Untuk menentukan interval skor dapat dilakukan dengan langkahlangkah sebagai berikut: a. Menentukan passing score Passing score adalah skor terendah untuk nilai cukup. Untuk menetapkan suatu batas penguasaan bahan pelajaran atau kompetensi minimal yang dianggap dapat meluluskan dari keseluruhan penguasaan bahan yakni 65% yang diberi nilai cukup (Masidjo 1999:153). Tuntutan pada persentil 65 sering
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
disebut persentil maksimal dan dianggap merupakan batas penguasaan kompetensi minimal yang sudah tinggi. Untuk nilai-nilai di atas dan di bawah cukup diperhitungkan sebagai berikut. Tabel 6. Tingkat Penguasaan Kompetensi Siswa Tingkat Penguasaan Nilai Huruf Kompetensi 90 % - 100% A 80 % - 89% B 65% - 79% C 55% - 64% D di bawah 55% E b. Setelah mengkualifikasi skor siswa dalam interval skor, kemudian membandingkan skor yang diperoleh siswa untuk hasil pretest dan posttest. Berikut adalah tabel peningkatan pemahaman siswa secara keseluruhan.
Tabel 7. Peningkatan Pemahaman Siswa Secara Keseluruhan Skor Pretest Skor Posttest Peningkatan (%) (%) (%)
Tabel 8. Peningkatan Pemahaman Siswa Pada Masing-Masing Soal No Soal
Soal Pretest (%)
Soal Posttest (%)
Peningkatan (%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
2.
Analisis Tes Tertulis (pretest dan postest) Untuk menganalisis tes tertulis pada setiap butir soal peneliti
menghitung persentase jumlah siswa yang mampu mengerjakan. Persentase jumlah siswa yang mampu mengerjakan setiap butir soal menggunakan persamaan sebagai berikut: (PJSMM) =
x 100 %
Ket: PJSMM = Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan B
= jumlah siswa yang menjawab secara benar terhadap terhadap suatu item
N
= kelompok siswa
Skor Maksimal = besarnya skor yang dituntut oleh suatu jawaban yang benar N x Skor maksimal = jumlah jawaban benar yang seharusnya diperoleh siswa dari suatu soal. Tabel 9. Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan Setiap Butir Soal Nomor Soal
Jumla h Skor Maksi mal
Pretest Jumlah Persentase Jumlah Skor Yang Jumlah Skor Diperoleh Siswa yang Maksi Siswa Mampu mal Mengerjakan (%)
Postest Jumlah Skor Yang Diperoleh Siswa
Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerja kan (%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
Berdasarkan Tabel 8. persentase skor pada setiap butir soal diperoleh gambaran konkret tentang taraf kesukaran suatu soal dapat menggunakan acuan sebagai berikut (Masidjo 1999:192): Tabel 10. Kualifikasi Tingkat Pemahaman Berdasarkan Persentase Skor Yang Diperoleh Siswa Setiap Butir Soal Interval Skor (%) 90 % - 100% 80 % - 89% 65% - 79% 55% - 64% di bawah 55%
Kualifikasi Sangat Paham Paham Cukup Paham Kurang Paham Tidak Paham
Tabel 11. Peningkatan Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan Setiap Butir Soal Pada Pretest dan Posttest Nomor Soal
Pretest Persentase Kualifikasi Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan (%)
Posttest Persentase Kualifikasi Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan (%)
3. Analisis hasil belajar yang dicapai siswa menggunakan T-Test dan SPSS Untuk menganalisis hasil tes tertulis yakni pretest dan posttest dapat menggunakan uji T (T-test). Kegunaan dari uji T adalah untuk mengetes dua kelompok yang dependen atau satu kelompok yang dites dua kali, yakni pada pretest dan posttest. Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
dependen adalah kelompok yang saling bergantung, berkaitan, atau bahkan sama. Cara menghitung: a. Menghitung nilai akhir pretest dan posttest setiap siswa menggunakan persamaan berikut: Nilai = b. Membandingkan nilai akhir pretest dan posttest menggunakan statistik berupa uji-T untuk kelompok dependen untuk melihat apakah ada peningkatan hasil belajar dan keterampilan proses sains pada suatu kelas yang diberi treatmen. Persamaan umum uji-T kelompok dependen adalah sebagai berikut: |
̅̅̅ ̅̅̅
| √∑
Dimana :
Nilai
|
|
∑ (
)
X1
= nilai pretest
X2
= nilai posttest
D
= perbedaan nilai (X1 - X2 )
N
= jumlah pasangan dibandingkan
dengan
nilai
|
|.
Untuk
meminimalisir kesalahan dalam perhitungan, data yang diperoleh diolah dengan menggunakan program SPSS. Jika perbandingan kedua nilai T tersebut diperoleh hasil |
|
|
| maka
signifikan, artinya terjadi peningkatan pemahaman siswa dengan metode penemuan terbimbing.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
Selain menggunakan T-test analisis data untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga dapat melakukan perhitungan dengan menggunakan program SPSS sebagai berikut: 1) Membuka program SPSS. 2) Klik VARIABEL VIEW dan buatlah file pretest dan posttest. 3) Memasukan data. 4) Buka ANALYZE. 5) Pilih COMPARE MEANS. 6) Pilih PAIRED SAMPLE T-TEST. 7) Memasukan pada kolom Paired Variabels. 8) Tekan OK. 9) Lihat hasil. Jika hasilnya muncul maka dapat kita simpulkan: Jika probabilitas (p) = 0,000 <
= 0,05; maka
signifikan. Jika probabilitas (p) = 0,000 >
= 0,05; maka tidak
signifikan. 4. Analisis lembar observasi Tabel 12. Lembar Observasi No Aspek Penilaian RataKode Menyampaikan Menanggapi Bekerjasama Menghargai rata skor Siswa Ide Pertanyaan (Skor 1-4) Pendapat (Skor 1-4) (Skor 1-4) Teman Sekelompok (Skor 1-4)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
KETERANGAN: 4 = sangat baik; 3 = baik; 2 = Cukup; 1 = Kurang; Rata-rata skor =
Tabel 13. Kualifikasi pada Rata-Rata Skor Interval 3,10 – 4,00 2,10 – 3,00 1,10 – 2,00 0,00 – 1,00
Kualifikasi Sangat Baik Baik Cukup Kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV DATA, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMPS St. Hubertus Yohanes di Laja, Ngada pada tanggal 21 Juli – 25 Juli 2016. Waktu yang digunakan peneliti untuk melakukan penelitian di SMP tersebut juga cukup terbatas karena pada bulan Juli hingga Agustus para siswa sedang disibukkan dengan kegiatan persiapan perlombaan pekan olahraga tingkat Kecamatan. Alasan peneliti melakukan penelitian di SMP tersebut karena peneliti merupakan alumni sehingga sudah cukup mengenal lingkungan sekolah, para guru dan memudahkan peneliti dalam mengurus proses perijinan. Penelitian ini ditujukan kepada siswa kelas VII karena materi Suhu dan Pengukurannya diajarkan pada smester pertama sesuai dengan kurikulum KTSP yang digunakan di sekolah tersebut. Pada tahun ajaran baru 2016/2017 di SMPS St. Hubertus Yohanes Laja siswa dibagi kedalam dua kelas. Dari kedua kelas tersebut peneliti hanya meneliti satu kelas yang berjumlah 28 siswa yaitu kelas VII A. Kelas yang menjadi sampel penelitian dipilihkan oleh guru dengan alasan satu kelas lain digunakan sebagai sampel penelitian bagi mahasiswa lain yang juga mengambil data di sekolah yang sama. Proses awal yang dilakukan peneliti yaitu menghubungi pihak sekolah dalam rangka proses perijinan dan kemudian disusul dengan
46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
surat ijin penelitian resmi dari universitas. Peneliti juga melakukan pendekatan terhadap guru mata pelajaran Fisika yang juga merangkap sebagai kepala sekolah untuk berkonsultasi dan menjelaskan gambaran umum mengenai proses pembelajan yang akan dilakukan selama penelitian. Sehari sebelum penelitian diadakan, peneliti diberikan kesempatan untuk mengenal siswa secara umum. Proses pengumpulan data dimulai pada tanggal 22 Juli 2016 pukul 07.00 WITA, dan kegiatan awal yang dilakukan adalah guru menjelaskan kepada siswa kegiatan-kegiatan yang akan siswa jalankan selama
proses
pembelajaran.
Selanjutnya
siswa
diminta
untuk
mengerjakan soal pretest berupa uraian yang berhubungan dengan materi suhu selama 20 menit. Setelah pretest selesai diadakan, guru melanjutkan dengan membagi siswa kedalam 5 kelompok kecil sambil membagikan LKS kepada masing-masing kelompok. Sebelum eksperimen sederhana dilakukan, guru menjelaskan langkah-langkah kegiatan yang harus dilakukan siswa dalam kelompok dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang kurang dipahami dari isi LKS. Kemudian siswa diminta untuk melakukan eksperimen sederhana sambil dibimbing oleh guru. Dalam proses ini, guru juga menjelaskan kepada siswa prosedur kerja yang benar dan membetulkan cara kerja siswa yang belum mengikuti prosedur. Setelah selesai melakukan eksperimen sederhana siswa diminta untuk mengisi LKS yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
telah disediakan dengan pertanyaan yang membantu siswa dalam merumuskan konsep dan pengetahuan yang didapatkan selama proses eksperimen sederhana. Saat siswa selesai menjawab pertanyaan dalam LKS tersebut,
guru meminta perwakilan siswa dari masing-masing
kelompok untuk mempresentasikan didepan kelas. Sementara salah satu kelompok mempresentasikan didepan kelas, kelompok lain diminta untuk mendengar dan memperhatikan sambil menyiapkan pertanyaan atau tanggapan dari masing-masing kelompok. Dalam proses diskusi secara klasikal tersebut terjadi, guru juga memberikan penegasan mengenai konsep-konsep fisika yang berkaitan dengan materi suhu. Pada akhir presentasi siswa dalam masingmasing kelompok menyimpulkan hal-hal yang berkaitan dengan materi suhu sambil guru memberi penegasan dan meluruskan jika terjadi miskonsepsi. Kemudian siswa diminta untuk mengerjakan soal postttest berupa uraian yang berhubungan dengan materi suhu selama 20 menit. Untuk pertemuan selanjutnya, siswa tetap dibagi kedalam 5 kelompok dan hal yang sama mereka lakukan untuk materi pengukuran suhu.
B. Data, Analisis Data dan Pembahasan Pada penelitian ini, guru mengambil beberapa data yaitu pretest, postest dan lembar observasi. 1. Tes Tertulis Sebelum Pembelajaran (Pretest) a. Data Pemahaman Awal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Tabel 14. Persentase Skor Pemahaman Awal (Pretest) No
Kode Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Jumlah Skor Yang Diperoleh 29,5 25,5 29,5 30 24,5 31,5 10 28,5 29,5 29,5 23,5 28,5 26,5 21,5 25,5 23 29,5 29,5 28 28 29 26,5 36,5 24 24 29 31 25,5 Rata-rata
Skor Maksimal 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135 135
Persentase Skor (%) 21,85 18,89 21,85 22,22 18,15 23,33 7,41 21,11 21,85 21,85 17,41 21,11 19,63 15,93 18,89 17,04 21,85 21,85 20,74 20,74 21,48 19,63 27,04 17,78 17,78 21,48 22,96 18,89 20,03
Berdasarkan tabel skor pretest yang didapatkan di atas maka rata-rata presentasi skor yaitu 20,03% berarti siswa sangat tidak paham tenang materi suhu dan pengukurannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
b. Tingkat Pemahaman Awal Siswa Melalui tabel 14. Persentase skor pemahaman awal siswa mengenai materi suhu dan pengukurannya, dapat menentukan kualifikasi tingkat pemahaman siswa berikut ini. Tabel 15. Kualifikasi Tingkat Pemahaman Awal Siswa No Kode Siswa Persentase Skor Kualifikasi (%) 1 01 21,85 Tidak Paham 2 02 18,89 Tidak Paham 3 03 21,85 Tidak Paham 4 04 22,22 Tidak Paham 5 05 18,15 Tidak Paham 6 06 23,33 Tidak Paham 7 07 7,41 Tidak Paham 8 08 21,11 Tidak Paham 9 09 21,85 Tidak Paham 10 10 21,85 Tidak Paham 11 11 17,41 Tidak Paham 12 12 21,11 Tidak Paham 13 13 19,63 Tidak Paham 14 14 15,93 Tidak Paham 15 15 18,89 Tidak Paham 16 16 17,04 Tidak Paham 17 17 21,85 Tidak Paham 18 18 21,85 Tidak Paham 19 19 20,74 Tidak Paham 20 20 20,74 Tidak Paham 21 21 21,48 Tidak Paham 22 22 19,63 Tidak Paham 23 23 27,04 Tidak Paham 24 24 17,78 Tidak Paham 25 25 17,78 Tidak Paham 26 26 21,48 Tidak Paham 27 27 22,96 Tidak Paham 28 28 18,89 Tidak Paham Tabel 16. Kualifikasi Tingkat Pemahaman Awal Siswa Interval (%) Kualifikasi Jumlah Presentase siswa (%) 0 0 90 % - 100% Sangat Paham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
Interval (%)
Kualifikasi Paham
Jumlah siswa 0
Presentase (%) 0
80 % - 89% 65% - 79%
Cukup Paham
0
0
55% - 64%
Kurang Paham
0
0
di bawah
Tidak Paham
28
100
55% Berdasarkan tabel 15. kualifikasi tingkat pemahaman awal siswa dengan skor tertinggi pada kode siswa 23 dengan persentase skor 27,04% dan kualifikasi tidak paham. Sedangkan kualifikasi tingkat pemahaman awal siswa dengan skor terendah pada kode siswa 07 dengan persentase skor 7,41% dan kualifikasi tidak paham. Berdasarkan tabel 16. dapat dilihat bahwa semua siswa yang mengikuti pretest berada pada interval dibawah 55% dengan kualifikasi tidak paham. Hal ini dapat disimpulkan bahwa semua siswa yang berjumlah 28 orang sangat tidak paham dengan materi suhu dan pengukurannya.
c. Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan Tabel 17. Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan Setiap Butir Soal Pretest No Soal Jumlah Skor Jumlah Skor Persentase Jumlah Maksimal yang Diperoleh Siswa yang Mampu Siswa Mengerjakan (%) 1 420 202,5 48 2 280 23 8 3 280 117,5 42 4 280 31 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
No Soal
Jumlah Skor Maksimal
5 6 7 8 9
280 700 700 560 280
Jumlah Skor yang Diperoleh Siswa 38 140 130 52 23
Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan (%) 14 20 19 9 8
Tabel 18. Kualifikasi Tingkat Pemahaman Berdasarkan Persentase Skor yang Diperoleh Siswa Setiap Butir Soal No Soal Persentase Jumlah Kualifikasi Siswa yang Mampu Mengerjakan (%) 1 48 Tidak Paham 2 8 Tidak Paham 3 42 Tidak Paham 4 11 Tidak Paham 5 14 Tidak Paham 6 20 Tidak Paham 7 19 Tidak Paham 8 9 Tidak Paham 9 8 Tidak Paham Berdasarkan tabel 17. persentase jumlah siswa yang mampu mengerjakan soal pretest dengan skor tertinggi terdapat pada nomor 1 dengan jumlah skor maksimal 420; jumlah skor yang diperoleh siswa 202,3 sehingga persentase jumlah siswa yang mampu mengerjakan 48%. Sedangkan berdasarkan tabel 18. kualifikasi tingkat pemahaman untuk nomor 1 berada pada taraf tidak paham. Sedangkan persentase jumlah siswa yang mampu mengerjakan soal pretest
dengan skor terendah terdapat pada
nomor 2 dan 9 dengan jumlah skor maksimal 280; jumlah skor yang diperoleh siswa 23 sehingga persentase jumlah siswa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
mampu mengerjakan 8%. Sedangkan berdasarkan tabel 18. kualifikasi tingkat pemahaman untuk nomor 2 dan 9 berada pada taraf tidak paham. Dengan kata lain hampir semua siswa tidak dapat menjawab soal dengan benar sehingga dikatakan siswa tidak memahami materi. 2. Proses
Pembentukan
Pengetahuan
Tentang
Suhu
Dan
Pengukurannya Selama
metode
pembelajaran
penemuan
terbimbing
dilakukan, guru mengelompokkan kedalam dua proses, yaitu: a. Diagram Dan Penjelasan Siswa Menemukan Konsep Suhu
Guru menggali pengetahuan dasar siswa Diagram 1 Suhu berhubungan dengan panas dan dingin
Suhu berhubungan dengan termometer
Saat mendengar kata suhu, apakah yang ada didalam pikiran kalian?
Jawaban siswa
Suhu berhubungan dengan angin dan udara yang kita hirup Guru mengajukan pertanyaan
Pada awal pembelajaran seperti yang ditunjukan diagram 1, guru menanyakan kepada siswa mengenai pemahaman mereka tentang suhu yang telah ketahui sebelumnya dengan pertanyaan: saat mendengar kata suhu apa yang ada didalam pikiran kalian?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
Beragam jawab disampaikan siswa yaitu suhu selalu berkaitan dengan panas dan dingin, suhu berhubungan dengan termometer, dan ada siswa yang menyebutkan jika suhu berhubungan dengan angin serta udara yang kita hirup. Melalui jawaban siswa, guru menyimpulkan
bahwa
siswa
sebelumnya
telah
memiliki
pengetahuan awal yang belum lengkap mengenai suhu. Kemudian guru melanjutkan dengan memberikan permasalahan sederhana yang berhubungan dengan suhu dari fenomena sehari-hari dan kebiasaan para siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
Siswa dibimbing menemukan pengertian suhu Siswa dibimbing menemukan pengertian suhu
Diagram 2 Pada pagi hari rasanya dingin dan siang hari rasanya panas.
Mengapa setiap berangkat ke sekolah kalian selalu menggunakan jaket/Sweater sedangkan saat pulang sekolah tidak menggunakannya?
Jika memakai jaket/sweater di pagi hari akan menghindari masuk angin dan siang hari dibuka agar tidak berkeringat.
Karena fungsi jaket/sweater pada pagi hari dapat memberikan panas sehingga rasanya hangat dan siang hari harus dilepas untuk mengurangi panas.
Pengertian Suhu :
Hasil rangkuman siswa:
Saat musim panas, yang diminum adalah es teh karena dapat menyegarkan kerongkongan dan saat musim hujan yang diminum adalah teh panas karena dapat menghangatkan tubuh.
Saat musim panas dan musim hujan, manakah minuman yang paling sering kalian konsumsi? Es teh atau teh panas? Mengapa?
Termasuk suatu besaran pokok Menyatakan ukuran panas dan dingin Memiliki satuan/derajat Dapat diukur dengan alat ukur
Suhu menyatakan panas dan dingin suatu benda Karena suhu dapat dikur, berarti suhu merupakan ukuran panas dan dingin Suhu termasuk besaran yang dapat diukur.
Kesimpulan : Suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas dan dinginnya suatu benda.
Saat musim panas, kami memilih mengkonsumsi es teh karena dapat mengurangi rasa panas dan pada musim hujan kami memilih teh panas karena dapat mencegah kedinginan. Saat musim panas, kami mengkonsumsi es teh karena rasanya dingin dan saat musim hujan kami mengkonsumsi teh panas karena rasanya panas.
Guru mengajukan pertanyaan
Siswa memberikan pendapat dan guru menuliskan jawaban siswa dipapan tulis
Guru membimbing siswa untuk mengelompokan jawaban yang berkaitan dengan materi
Siswa menemukan poin-poin penting mengenai pengertian suhu dengan bimbingan guru
Siswa merangkum menjadi sebuah pernyataan mengenai pengertian suhu
Guru dan siswa menyimpulkan pengertian suhu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
Keterangan kesulitan siswa dan bentuk bimbingan guru: : siswa menjawab pertanyaan guru akan tetapi siswa sering mengulang jawaban yang sama, oleh karena itu guru menuliskan jawaban dipapan tulis agar membantu siswa tidak mengulangi jawaban yang sama dan membantu siswa mengelompokkan jawaban yang berkaitan dengan materi. : setelah
menjawab pertanyaan guru, siswa mengalami kesulitan ketika
hendak mengelompokkan jawaban yang berkaitan dengan materi. Bentuk bimbingan guru untuk pertanyaan pertama yaitu mengajak siswa untuk menemukan kata kunci yang berhubungan dengan suhu, untuk jawaban pertama kata kuncinya yaitu rasa dingin dan panas (suhu dapat diukur dengan alat ukur termasuk dapat dirasakan dengan alat indera) sehingga jawabannya sesuai; untuk jawaban kedua tidak sesuai dengan materi dengan alasan jawabannya lebih erat hubungannya dengan bidang kesehatan; sedangkan jawaban ketiga tidak sesuai dengan materi karena jawaban tiga lebih erat hubungannya dengan materi kalor. Kemudian untuk pertanyaan kedua bentuk bimbingan guru juga sama dilakukan seperti pada pertanyaan pertama dan pertanyaan kedua diajukan guru dengan maksud agar lebih membantu siswa untuk menggali pengetahuan dasar berdasarkan pengalaman siswa. Selain itu juga agar melengkapi konsep suhu yang belum lengkap dari pertanyaan pertama. Sehingga pada proses ini, guru hanya membantu membimbing siswa menemukan kata kunci dari jawaban siswa yang berkaitan dengan pengertian suhu. Selain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
itu guru juga menjelaskan bahwa suhu termasuk dalam besaran pokok, alasan guru menjelaskan demikian karena pada proses penelitian siswa langsung diajarkan materi bab II (Suhu dan Pengukurannya). : pada bagian ini setelah siswa menemukan poin-poin penting mengenai suhu guru meminta siswa untuk merangkum dan merumuskan pengertian suhu. Kesulitan siswa yaitu merumuskan dengan bahasa yang baik dan mudah dimengerti. Bentuk bimbingan guru yaitu berupa mendikte dan memperbaiki pernyataan siswa yang salah serta melengkapi pernyataan siswa yang belum lengkap.
Pada diagram 2, guru melanjutkan dengan memberikan permasalahan sederhana yang berhubungan dengan suhu dari fenomena sehari-hari dan kebiasaan para siswa. Pertanyaan pertama yaitu mengapa setiap berangkat ke sekolah kalian selalu menggunakan jaket/ sweater sementara saat pulang sekolah tidak menggunakannya? Sedangkan pertanyaan kedua yaitu saat musim panas dan musim hujan, manakah minuman yang paling sering kalian konsumsi? Es teh atau teh panas? Mengapa? Melalui pertanyaan tersebut guru meminta pendapat siswa dan setiap jawaban dituliskan di papan tulis agar memudahkan dalam mengelompokkan jawaban yang berkaitan dengan materi. Pada kegiatan ini, siswa telah memenuhi proses penemuan yang meliputi mengamati gejalah atau persoalan dan memperkirakan/ memprediksi mengapa gejalah itu terjadi atau mengapa persoalan itu terjadi melalui jawaban yang mereka berikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
Setelah siswa menyampaikan pendapat, guru bersama siswa mulai mengelompokkan jawaban yang berkaitan dengan materi dan jawaban yang tidak berkaitan dengan materi suhu. Kemudian guru memberikan bimbingan kepada siswa berupa pemahaman dasar mengenai suhu yaitu bahwa suhu termasuk dalam besaran pokok yang memiliki satuan dan selanjutnya siswa diminta untuk menemukan poin-poin penting dari pernyataan mereka sendiri dan merangkum menjadi sebuah pernyataan mengenai pengertian suhu. Pada kegiatan ini, siswa memenuhi proses penemuan yang meliputi menggolongkan/ mengklarifikasi apa yang di temukan dalam pengamatan sehingga menjadi lebih jelas dan siswa dapat menjelaskan dengan tepat apa yang sudah ditemukan. Selanjutnya, guru membimbing para siswa untuk menyimpulkan pengertian suhu dari setiap jawaban siswa sehingga jawaban mereka menjadi kesimpulan akhir dari pengertian suhu. Pada kegiatan ini, siswa telah memenuhi proses penemuan yang meliputi menyimpulkan. Siswa juga diminta untuk mencari informasi mengenai satuan suhu dan alat untuk mengukur suhu. Sehingga secara keseluruhan berdasarkan diagram 2 diatas dapat dikatakan bahwa siswa telah menemukan pengertian suhu dengan bimbingan peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
Siswa dibimbing mengetahui prinsip dasar dan ciri alat pengukur suhu
Diagram 3 Kel. 1 (Air Teh)
Kel. 2 (cocacola)
Siswa dibagi kedalam 5 kelompok kecil yang terdiri dari 5-6 peserta
Siswa dibagikan LKS beserta alatalat eksperimen
Kel. 3 (minyak goreng)
Kel. 4 (air kunyit)
Kel. 5 (minyak tanah)
Guru menjelaskan langkah kerja berdasarkan LKS kepada siswa
Siswa melakukan eksperimen sederhana dalam pengawasan dan bimbingan guru
Guru mengajukan pertanyaan kepada masing-masing kelompok
Kelompok 1:
Kelompok 5:
Apakah ada perubahan ketinggian yang tampak dari kolom termometer sederhana setelah kalian melakukan langkah 4 dan 5? Jelaskan!
Jelaskan peristiwa yang terjadi saat termometer sederhana dimasukkan ke dalam air es dan air panas!
Kelomok 2:
Kelompok 4:
Apa yang terjadi ketika kalian memasukan termometer sederhana kedalam wadah air panas? Jelaskan!
Bagaimana cara kalian menentukan berapa skala pada termometer standar? Jelaskan!
Kelompok 3: Apakah ada perbedaan peristiwa saat kalian menggunakan termometer sederhana dan termometer standar? Jelaskan!
Guru mengajukan pertanyaan dengan tujuan agar siswa mengetahui peristiwa atau persoalan yang ditemukan selama melakukan eksperimen sederhana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
Diagram 4 Kelompok 1: Ada perubahan ketinggian saat termometer dengan isian air teh dimasukkan kedalam air panas tetapi saat didalam air es tidak ada perubahan ketinggian/ airnya tetap pada bagian dasar termometer. Isian termometer sederhana naik karena air panas membuat isian termometer cepat menguap.
Saat termometer dengan isian cocacola dimasukkan kedalam air panas yang terjadi adalah muncul gelembung-gelembung kecil pada dinding termometer dan lamakelamaan permukaannya naik. Ketika kami manambahkan air panas lagi permukaan termometer naik lebih cepat. Jawaban siswa pada masingmasing kelompok
Kelompok 3: Ada perbedaan peristiwa dimana saat menggunakan termometer sederhana dengan isian minyak goreng dimasukkan kedalam air es maupun air panas tidak terjadi perubahan ketinggian termometer, tetapi saat menggunakan termometer standar terjadi perubahan ketinggian saat dimasukkan kedalam air es maupun air panas. Alasannya minyak goreng kelihatannya lengket dan susah bergerak naik/ turun.
Kelompok 4: Kami menentukan titik bawah saat dimasukkan kedalam air es kemudian menentukan titik atas saat dimasukkan kedalam air panas. Karena pada termometer standar telah dilengkapi skala kecil maka kami tinggal mencari selisih kemudian selisih tersebut menerangkan banyaknya skala dari titik bawah ke titik atas
Kelompok 5: Peristiwa yang terjadi saat termometer dengan isian minyak tanah dimasukkan kedalam air es tidak terjadi apa-apa/ permukaan minyak tanah tetap pada posisi dibawah dasar termometer. Sedangkan saat dimasukkan kedalam air panas yang terjadi adalah permukaan minyak tanah naik perlahan dan berhenti pada waktu tertentu.
Keterangan kesulitan siswa dan bentuk bimbingan guru: : Ketika guru
mengajukan beberapa pertanyaan kepada masing-masing
kelompok, ditemukan beberapa siswa mengalami kesulitan untuk memahami konsep berdasarkan hasil temuan selama melakukan eksperimen sederhana. Oleh karena itu guru memberikan bimbingan berupa pendampingan kepada siswa dalam kelompok. Adapun bentuk pendampingan bagi kelompok 1 yaitu
Siswa mengetahui prinsi-prinsip dasar pembuatan termometer dan pemanfaatan isian termometer yang baik dari pengamatan mereka
Kelompok 2:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
guru bersama siswa melakukan langkah 4 dan 5 berdasarkan LKS kemudian guru meminta siswa mengamati peristiwa apa yang terjadi. Guru meminta siswa untuk mengungkapkan semua hasil temuan siswa agar dapat disimpulkan menjadi sebuah pernyataan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan guru. Demikian pula pada kelomppok 2, 3, 4 dan 5. Bentuk pendampingan dari guru sama dilakukan seperti pada kelompok 1 dengan maksud agar semua benttuk bimbingan dari guru sama dilakukan kepada siswa tanpa ada perbedaan.
Berdasarkan diagram 3 guru melanjutkan dengan membagi siswa kedalam lima kelompok
dengan masing-masing kelompok mendapat
pembagian jenis isian termometer yang berbeda. Guru membagikan LKS dan alat-alat eksperimen pada tiap kelompok dan setelah memastikan bahwa setiap kelompok telah mendapatkan LKS, maka guru mengajak siswa untuk bersama-sama membuka lembar LKS dan membaca langkahlangkah yang harus dilakukan siswa. Tujuan dari kegiatan ini adalah agar siswa mengerti kegiatan yang akan dilakukan dan bagaimana prosedur kerja yang baik selama kegiatan eksperimen sederhana dilakukan. Selanjutnya siswa diminta untuk memulai kegiatan eksperimen sederhana dalam pengawasan dan bimbingan guru. Guru juga mengajukan beberapa pertanyaan agar selain siswa mengamati dan melakukan kegiatan berdasarkan LKS tetapi siswa juga diharapkan mengetahui peristiwa atau persoalan yang ditemukan selama mereka melakukan eksperimen sederhana. Pertanyaan tersebut ditanyakan pada masing-masing kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
namun jawabannya dijelaskan oleh perwakilan siswa secara klasikal seperti pada diagram 4. Melalui pertanyaan tersebut siswa mengetahui prinsi-prinsip dasar pembuatan termometer dan pemanfaatan isian termometer yang baik dari pengamatan mereka. Siswa juga akhirnya dapat memprediksi dan menggolongkan peristiwa serta melakukan pengukuran untuk memperoleh data selama eksperimen. Contohnya saat mengamati perubahan yang ditunjukan termometer sederhana yang dimasukkan kedalam air es dan air panas. Selain itu siswa dapat menjelaskan apa yang ditemukan selama melakukan eksperimen sederhana melalui jawaban yang mereka berikan. Berdasarkan kegiatan ini, guru menyimpulkan bahwa siswa dengan bantuan guru telah mengetahui prinsip dasar alat pengukuran suhu.
Pelindung termometer harus transparan agar mudah dibaca Termometer harus ada angka atau skala
Guru menanyakan pertanyaan secara klasikal: Berdasarkan hasil pengamatan kalian ciri apa yang harus dimiliki oleh sebuah termometer?
Isiannya harus berwarnah atau mengkilap Respon harus cepat/ harus lebih sensitif
Jawaban siswa sebagai hasil temuan siswa selama melakukan eksperimen sederhana
Harus aman untuk digunakan
Diagram 5
Siswa berdiskusi dalam kelompok
1. 2. 3.
Jelaskan mengapa ketika termometer sederhana dimasukan ke air panas maka cairan berwarnah dalam termometer akan naik? Jelaskan mengapa air didalam tabung termometer tidak akan naik jika dimasukkan kedalam air es. a. Jika Tito hendak mengukur suhu es batu sebaiknya termometer dengan jenis pengisian mana yang tepat untuk digunakan? Mengapa? b. Jika Andre ingin mengukur suhu air yang sedang mendidih, termometer dengan jenis isian mana yang digunakan? Mengapa?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
Berdasarkan diagram 5, guru juga menanyakan ciri-ciri yang harus dimiliki oleh sebuah termometer. Tujuannya dari pertanyaan ini yaitu agar peneliti dapat mengetahui apakah siswa benar melakukan dan memperhatikan peristiwa yang terjadi selama mereka bereksperimen. Jawaban siswa akhirnya peneliti simpulkan sebagai suatu hasil temuan siswa selama melakukan eksperimen sederhana. Setelah itu, peneliti meminta siswa pada tiap kelompok untuk mengerjakan soal yang terlampir pada lembar LKS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
Diagram 6
Perwakilan siswa mempresentasikan didepan kelas
1.
2.
3.
Siswa dari kelompok lain bertanya dan menanggapi hasil presentasi
Guru memberi tanggapan dan informasi yang benar
Saat termometer sederhana dimasukkan ke air panas yang terjadi adalah bagi termometer dengan isian yang sensitif/ peka terhadap panass akan mudah diamati proses kenaikannya sedangkan bagi isian termometer yang tidak sensitif/ tidak peka terhadap panas susah untuk mengamati proses kenaikannya. Isian termometer akan naik jika terjadi pemuaian yang diakibat suhu yang tinggi. Saat termometer sederhana dimasukan ke air es yang terjadi adalah tidak terlihat adanya kenaikan pada permukaan termometer atau dengan kata lain cairannya tetap pada keadaan mula-mula. Hal ini terjadi karena isian dalam termometer sederhana tidak menerima panas dari luar melainkan menerima es yang menyebabkan isiann dalam termometer tersebut tetap menyusut. Untuk mengukur suhu es batu termometer dengan isian alkohol yang tepat untuk digunakan, sedangkan untuk mengukur suhu air mendidih termometer dengan isian raksa yang tepat untuk digunakan.
Guru mengenalkan kepada siswa beberapa jenis termometer yaitu: termometer klinis, termometer ruang dan termometer laboratorium Guru dan siswa menyimpulkan
1. 2.
3.
Termometer harus memiliki beberapa ciri berikut yaitu skalanya mudah dibaca, aman untuk digunakan kepekaan pengukurannya, lebar jangkauan suhu yang mampu diukur. Termometer menerapkan prinsip pemuaian zat cair ketika menerima panas dan penyusutan zat cair ketika melepaskan panas, jika terjadi pemuaian ataupun penyusutan akibat perubahan suhu maka terjadi juga perubahan volume. Keuntungan dan kerugian menggunakan raksa dan alkohor Raksa Keuntungan: mudah dilihat karena warnahnya mengkilap daerah ukurnya sangat luas, yaitu antara -40℃ sampai 350℃ penghantar yang baik kalor jenisnya kecil Kerugian: termasuk zat beracun tidak dapat mengukur suhu yang lebih rendah dari -40℃ harganya mahal
Alkohol Keuntungan: daerah ukurnya sangat luas, yaitu antara -122℃ sampai 78℃ penghantar yang baik kalor jenisnya kecil Kerugian: titk didihnya rendah 78℃ tidak berwarnah, susah untuk dilihat membasahi dinding kaca
Setelah siswa selesai berdiskusi didalam kelompok masingmasing, guru meminta perwakilan siswa dari tiap kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas sambil kelompok lain mendengar dan memperhatikan seperti pada diagram 6. Siswa juga diminta untuk bertanya dan memberikan tanggapan pada kelompok yang sedang presentasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
Guru
dapat
mengamati
bahwa
para
siswa
dapat
menyimpulkan konsep-konsep penting dan mengaitkan dengan peristiwa yang mereka dapatkan selama eksperimen sederhana dilakukan. Oleh karena itu guru dapat menarik kesimpulan bahwa selama melakukan eksperimen sederhana, siswa telah menemukan pengetahuan baru dari pengalaman mereka sendiri. Selama kegiatan diskusi bersama tersebut dilakukan, guru langsung memberikan tanggapan dan informasi yang benar kepada siswa. Selain itu, guru mengenalkan kepada siswa beberapa jenis termometer yaitu termometer klinis, termometer ruang dan termometer laboratorium. Dan pada akhirnya siswa dengan bimbingan guru dapat menyimpulkan pengetahuan baru yang ditemukan selama kegiatan eksperimen sederhana dan diskusi bersama dilakukan. Pada kegiatan ini, siswa telah memenuhi proses penemuan yang meliputi: menguraikan atau menjelaskan dan menyimpulkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
Diagram 7
Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya
Siswa bertanya mengenai kegunaan termometer klinis dan termometer ruang
Guru menjelaskan kegunaan termometer klinis dan termometer ruang
Siswa dibantu oleh guru untuk menyimpulkan materi pembelajaran secara keseluruhan
1.
Suhu merupakan suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas dan dinginnya suatu benda. Suhu dapat diukur dengan menggunakan termometer. Satuan suhu dalam sistem Satuan Internasional adalah kelvin (K) Termometer harus memiliki beberapa ciri berikut yaitu skalanya mudah dibaca, aman untuk digunakan kepekaan pengukurannya, lebar jangkauan suhu yang mampu diukur. Termometer menerapkan prinsip pemuaian zat cair ketika menerima panas dan penyusutan zat cair ketika melepaskan panas, jika terjadi pemuaian ataupun penyusutan akibat perubahan suhu maka terjadi juga perubahan volume. Keuntungan dan kerugian menggunakan raksa dan alkohor
2. 3.
4.
5.
Raksa Alkohol Keuntungan: Keuntungan: mudah dilihat karena warnahnya mengkilap daerah ukurnya sangat luas, yaitu antara -122℃ sampai 78℃ daerah ukurnya sangat luas, yaitu antara -40℃ penghantar yang baik sampai 350℃ penghantar yang baik kalor jenisnya kecil kalor jenisnya kecil Kerugian: Kerugian: termasuk zat beracun titk didihnya rendah 78℃ tidak dapat mengukur suhu yang lebih rendah tidak berwarnah, susah untuk dilihat dari -40℃ membasahi dinding kaca harganya mahal Beberapa jenis termometer cairan dalam keseharian yaitu termometer klinis untuk mengukur suhu badan, termometer ruang untuk mengukur suhu ruangan, termomeeter laboratorium yang sering digunakan dalam LAB, termometer Maksimum dan Minimum.
Berdasarkan diagram 7 guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami selama proses pembelajaran. Salah satu siswa meminta guru menjelaskan kegunaan termometer klinis dan termometer ruang karena sebelumnya guru telah mengenalkan kepada siswa wujud kedua termometer tersebut. Guru menjelaskan kegunaan kedua termometer tersebut hingga meminta perwakilan siswa untuk mempraktikkan cara penggunaan termometer klinis dan seorang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
lagi dipercayakan untuk membaca skala termometer ruang. Kemudian diakhir pembelajaran siswa dibantu menyimpulkan
materi
secara
keseluruhan
oleh
selama
guru proses
pembelajaran. b. Skema Dan Penjelasan Proses Siswa Menemukan Konsep Pengukuran Suhu
Proses menggali pengalaman siswa mengenal jenis-jenis termometer dengan berbagai satuan Diagram 8
1 Ya, kami pernah melihat bahkan menggunakanya saat melakukan eksperimen pada pertemuan sebelumnya. Terdapat angka-angka dan garis-garis kecil 2 Sebutkan apa yang kalian temukan saat menggunakan termometer sandar.
Tampak isiannya mengkilap dan berwarnah merah
Ada tulisan huruf C dan F pada bagian atas termometer
Guru mengajukan pertanyaan
Ada satu bagian termometer yang berwarnah putih Kaca pelindungnya tebal
Jawaban siswa yang menerangkan bahwa siswa memiliki pengetahuan awal mengenal jenis-jenis termometer dengan berbagai satuan berdasarkan pengalaman siswa sendiri
Apakah ada diantara kalian yang pernah melihat ataupun menggunakan termometer standar?
Pada awal pembelajaran, guru menanyakan kepada siswa mengenai materi pembelajaran pada pertemuan sebelumnya dengan tujuan agar siswa mengingat kembali materi yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
dipelajari. Kemudian siswa ditanyakan mengenai pengalaman mereka dalam mengenal dan menggunakan termometer standar. Beberapa siswa yang memberikan jawaban bahwa mereka telah mengenal dan mengetahui cara menggunakan termometer termasuk cara membaca skala dengan benar dan bahkan siswa dapat menyebutkan hal-hal yang mereka amati dari termometer standar berbagai skala. Sehingga guru dapat menyimpulkan bahwa siswa memeliki pengetahuan awal mengenal jenis-jenis termometer dengan berbagai satuan pengalaman siswa sendiri.
Siswa dibimbing mengenal lebih jelas jenis-jenis termometer standar dengan berbagai skala Diagram 9
Siswa dibagi kedalam lima kelompok kecil yang beranggotakan 5-6 orang
Siswa dengan bimbingan guru melakukan demontrasi sederhana
Siswa dibagikan LKS dan termometer standar masing-masing kelompok mendapat satu
Guru menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan siswa 1.
Karena kegiatannya mengamati proses perubahan suhu yang berpengaruh pada pembacaan skala serta mengamati satuan dari masing-masing termometer maka guru juga mengajukan beberapa pertanyaan.
Termometer dengan skala apakah yang kalian gunakan ?
2. Apakah ada perbedaan hasil skala yang terbaca pada termometer kelompokmu dengan kelompok temanmu? Mengapa?
3. Sebut dan tunjukkan skala bagian mana yang disebut batas titik beku dan skala bagian mana yang disebut batas titik didih!
4. Sebut dan tunjukan skala yang tertera pada termometer anda!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
Diagram 10 Kelompok 1 & 4: Termometer dengan skala Celsius dengan isian raksa dan termometer dengan skala fahrenheit dengan isisn alkohol Kami membandingkan dengan kelompok skala Fhrenheit, hasil yang terbaca berbeda padahal kami memasukkan termometer secara bersamaan dan dalam waktu yang sama. Menurut kami, dikarenakan skala pada termometer celsius dan fahrenhait berbeda selain itu pada termometer fahrenheit isiannya alkohol.
2.
Jawaban siswa Kelompok 3: 1.
Termometer dengan skala Celsius dan isian alkohol.
3.skala yang disebut titik beku adalah -10℃ dan skala yang disebut titik didk adalah 110℃
Kelompok 2 & 5: 1.
Termometer dengan skala cesius dengan isian raksa dan termometer dengan skala celcius dengan isian alkohol 4. Skala yang tertunjuk pada termometer yaitu 55 ℃ pada sisan raksa dan 63 ℃ pada isian alkohol. Ada perbedaan karena jarak skalanya berbeda pada masing-masing termometer.
Jawaban siswa yang menerangkan bahwa siswa memahami persoalan yang ditemukan selama siswa melakukan demonstrasi sederhana
1.
Keterangan kesulitan siswa dan bentuk bimbingan guru: : saat siswa diminta untuk melakukan demonstrasi sederhana guru memberi bimbingan berupa arahan serta pendampingan kepada siswa, agar tujuan pembelajaran pada LKS dapat tercapai. Saat guru memberi bimbingan kepada siswa ditemukan bahwa beberapa siswa memerlukan pendampingan lebih karena kesulitan memahami penjelasan guru. Oleh karena itu guru meminta siswa yang dianggap mampu agar dapat mendampingi teman yang kesulitan selama proses pembelajaran berlangsung.
Selanjutnya guru membagi siswa kedalam lima kelompok dan membagi LKS serta termometer standar. Guru memastikan bahwa masing-masing kelompok mendapatkan LKS, kemudian guru menjelaskan langkah kerja yang harus di lakukan para siswa dengan termometer dan LKS yang telah diterima, karena pada pertemuan tersebut siswa dan guru melakukan demonstrasi sederhana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
dengan es dan air panas yang telah disediakan guru. Secara bergantian masingmasing kelompok akan memasukan termometer standar kedalam es dan air panas. Siswa hanya diminta untuk mengamati proses perubahan yang terjadi dan mengamati setiap skala serta satuan dari masing-masing termometer tersebut. Guru juga mengajukan beberapa pertanyaan kepada masing-masing kelompok dengan tujuan agar siswa benar-benar memahami persoalan yang ditemukan selama mereka melakukan demonstrasi sederhana. Pada kegiatan ini, siswa telah memenuhi proses penemuan yang meliputi: mengamati, menggolongkan, memprediksi dan mengukur. Selain itu, melalui kegiatan ini, para siswa dalam bimbingan guru untuk mengenal dan membaca skala termometer dengan benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Siswa dibimbing untuk mengerjakan soal pada lembar LKS
Diagram 11 Berdasarkan soal nomor 1 guru meminta siswa untuk mencari selisih dan perbandingan dari masing-masing skala termometer
1 Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal nomor 1 berdasarkan pengetahuan dan informasi dari buku sumber.
Selisih perbandingan skala:
C:F:R:K = 5:9:4:5
2 Guru meminta siswa untuk mengerjakan soal nomor 2 dengan mencari informasi dari buku sumber.
Guru menambahkan tiga soal dari buku panduaan untuk siswa kerjakan agar lebih memahami materi yakni dengan menggunakan rumus: 𝑥1 𝑇1
=
𝜃 100
𝑥2 𝑇2
=
dan 𝑋𝜃 −𝑋0
𝑋100 −𝑋0
Salah satu siswa menjelaskan rumus yang ia gunakan untuk mengerjakan soal nomor 2 didepan kelas. Rumus tersebut ia gunakan berdasarkan hasil diskusi dalam kelompok dengan panduan buku sumber. 𝑥1 𝑇1
=
𝑥2 𝑇2
Siswa menerangkan rumus dengan panduan buku sumber
Siswa menemukan perbndingan skala
C:F:R:K = 100:180:80:100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Diagram 12 Siswa diminta untuk menyebutkan perbandingan masing-masing sakal termometer yang sudah diketahui saat mengerjakan soal nomor 1
Guru membimbing siswa untuk mengerjakan soal nomor 3
Guru menjelaskan kepada siswa bahwa: rumus untuk mengkonversi satuan skala termometer celsius ke termometer lain yaitu: 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎
T℃= (
x Tx) + titik beku
𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖
rumus untuk mengkonversi satuan skala termometer lain ke termometer celsius yaitu: 𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑎𝑛𝑦𝑎
x Tx) - titik beku
𝑝𝑒𝑟𝑏𝑎𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑦𝑔 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑎ℎ𝑢𝑖
cara lain untuk mengubah dari satu skala ke skala lainnya: 𝑋−𝑋𝑎 𝑋𝑏 −𝑋𝑎
=
𝑌−𝑌𝑎 𝑌𝑏 −𝑌𝑎
dengan:
X = skala yang ditanyakan
Y = skala yang diketahui
𝑋𝑎 = titik tetap atas X
𝑌𝑎 = titik tetap atas Y
𝑋𝑏 = titik tetap bawah X
𝑌𝑏 = titik tetap bawah Y
2) 3)
Hubungan antara Celcius dan Reamur 4 5 𝑡 𝑜 𝐶 = ( × 𝑡)𝑜 𝑅 atau 𝑡 𝑜 𝑅 = ( × 𝑡)𝑜 𝐶 5 4 Hubungan antara Celcius dan Fahrenheit 9 5 𝑡 𝑜 𝐶 = ( × 𝑡) + 32𝑜 𝐹 atau 𝑡 𝑜 𝐹 = × (𝑡 − 32)𝑜 𝐶 5 9 Hubungan antara Celcius dan kelvin 𝑜 𝑡 𝐶 = (𝑡 + 273)𝐾 atau 𝑡 𝐾 = (𝑡 − 273)𝑜 𝐶
Siswa menemukan rumus untuk mengkonversi satuan skala termometer
Siswa mensubstitusikan sendiri rumus untuk mengkonversi satuan skala termometer: 1)
Bimbingan guru
T℃= (
Keterangan kesulitan siswa dan bentuk bimbingan guru: : Pada bagian ini siswa mengalami kesulitan ketika harus menghafal titik tetap atas dan titik tetap bawah dari setiap termometer dengan skala yang berbeda. Untuk memudahkan siswa menghafal maka guru mencoba memberi arahan berupa cara cepat menghafal, menggambar termometer dan membuat jembatan keledai. Dari hasil bimbingan guru, siswa selain cepat menghafal tetapi juga dapat menemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
sendiri
selisih
dari
masing-masing
skala
termometer
dan
perbandingannya. : Pada bagian ini siswa mengalami kesulitan ketika mengerjakan soal nomor 2 pad LKS karena tidak mengetahui rumus apa yang seharusnya
digunakan.
Bentuk bimbingan guru yaitu berubapa
arahan agar selain siswa bertanya kepada guru, siswa harus mencari tahu dari sumber lain seperti buku pelajaran. Saat siswa masih kesulitan memahami rumus dari buku, maka guru mencoba menjelaskan mekanisme dalam mengerjakan soal
cerita dan cara
mensubstitusikan soal kedalam rumus. Sehingga pada bagian ini, salah satu perwakilan siswa dari sebuah kelopok berani memaparkan rumus hasil temuan mereka selama berdiskusi. Guru hanya membatu mengarahkan dan membetulkan sedikit jawaban dari siswa tersebut. : pada bagian ini siswa mengalami kesulitan ketika menghafal dan memahami rumus karena siswa tidak mengetahui bagaimana cara hingga rumus tersebut ditemukan. Bentuk bimbingan guru berupa menjelaskan kerangka rumus untuk mengkonversi skala termometer ke skala termometer lain. Pada penjelasan guru, peran siswa juga tampak ketika guru meminta siswa menyebutkan perbandingan dan titik tetap bawah serta titik tetap atas sebuah termometer. Jadi pada kegiatan ini, selain siswa memperoleh pengetahuan baru tetapi juga membantu siswa mengingat kembali materi yang telah diajarkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Diagram 13
Perwakilan siswa mempresentasikan didepan kelas
Siswa dari kelompok lain bertanya dan menanggapi hasil presentasi
Guru memberi tanggapan dan informasi yang benar
Siswa dibantu oleh guru untuk menyimpulkan materi pembelajaran secara keseluruhan
Hubungan Beberapa Skala Termometer Skala
Titik Terendah
Celsius Fahrenheit
0℃ 32℉
Titik Tertinggi 100℃ 212℉
Rentang Skala 100 180
Reamur
0 ºR
80 ºR
80
Kelvin
273 K
373 K
100
Perbandingan Satuan Skala Celsius 180° 100° 80° 100° 100° 100°
9
= satuan skala F 5 4
= satuan skala R 5
= 1 satuan skala K
Jika Xθ adalah panjang kolom raksa pada suhu θ yang tidak diketahui, X0 dan X100 masing-masing adalah panjang kolom raksa pada titik lebur es dan titik didih air maka θ dinyatakan oleh persamaan: 𝜃 𝑋 −𝑋 = 𝜃 0
Cara pengubahan skala Celsius menjadi skala yang lain:
100
1) 2) 3)
𝑋100 −𝑋0
Hubungan antara Celcius dan Reamur 4 5 𝑡 𝑜 𝐶 = ( × 𝑡)𝑜 𝑅 atau 𝑡 𝑜 𝑅 = ( × 𝑡)𝑜 𝐶 5 4 Hubungan antara Celcius dan Fahrenheit 9 5 𝑡 𝑜 𝐶 = ( × 𝑡) + 32𝑜 𝐹 atau 𝑡 𝑜 𝐹 = × (𝑡 − 32)𝑜 𝐶 5 9 Hubungan antara Celcius dan kelvin 𝑜 𝑡 𝐶 = (𝑡 + 273)𝐾 atau 𝑡 𝐾 = (𝑡 − 273)𝑜 𝐶
Cara lain untuk mengubah dari satu skala ke skala lainnya: 𝑋−𝑋𝑎 𝑋𝑏 −𝑋𝑎
=
𝑌−𝑌𝑎 𝑌𝑏 −𝑌𝑎
Kemudian siswa diminta dalam kelompok masing-masing untuk mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan yang terlampir pada LKS seperti pada bagan 11. Selama kegiatan diskusi kelompok dilakukan, guru juga memberi pengarahan yang membantu siswa menemukan rumus yang tepat dalam menyelesaikan soal seperti pada bagan 12. Jika ada soal yang belum dipahami, guru juga memberikan contoh soal dari buku pegangan siswa. Selama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
mengerjakan soal dibawah bimbingan guru,
siswa dapat
menemukan sendiri rumus perbandingan dari ke empat skala termometer yaitu skala celsius, skala reamur, skala fahrenhet dan skala kelvin sampai pada menggolongkan kedalam tabel serta gambar. Setelah siswa selesai berdiskusi didalam kelompok masing-masing, selanjutnya guru meminta perwakilan dari masingmasing kelompok untuk menyampaikan hasil diskusi di depan kelas sambil kelompok lain mendengan dan memperhatikan seperti yang ditunjukkan pada bagan 13. Siswa juga diminta untuk bertanya dan memberikan tanggapan pada kelompok yang sedang presentasi. Pada kegiatan ini, siswa telah memenuhi proses penemuan yang meliputi: menguraikan atau menjelaskan dan menyimpulkan. Saat kegiatan diskusi bersama tersebut dilakukan, guru juga langsung memberikan tanggapan dan informasi yang benar kepada siswa. Pada kesempatan tersebut, guru mengulangi materi-materi pokok yang telah dipelajari mulai dari awal pertemuan hingga pada akhir pembelajaran sambil bersama siswa menyimpulkan materi pembelajaran secara keseluruhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
3. Tes Tertulis Setelah Pembelajaran (Posttest) a. Data Pemahaman Akhir Siswa Tabel 19. Persentase Skor Pemahaman Akhir (Posttest) No
Kode Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Jumlah Skor Skor Yang Maksimal Diperoleh 116 135 113 135 99 135 86 135 94 135 92 135 98 135 110,5 135 102 135 77,5 135 108 135 75 135 88,5 135 91 135 108 135 109 135 71,5 135 68 135 89 135 108,5 135 83 135 117 135 117 135 106,5 135 81 135 105 135 103,5 135 114,5 135 Rata-rata
Persentase Skor (%) 85,93 83,70 73,33 63,70 69,63 68,15 72,59 81,85 75,56 57,41 80,00 55,56 65,56 67,41 80,00 80,74 52,96 50,37 65,93 80,37 61,48 86,67 86,67 78,89 60,00 77,78 76,67 84,81 72,28
Berdasarkan tabel 19. persentase skor posttest yang didapatkan diatas maka rata-rata presentasi skor yaitu 72,28% berarti siswa cukup paham tentang materi suhu dan pengukurannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
b. Tingkat Pemahaman Akhir Siswa Melalui tabel 19. persentase skor pemahaman akhir siswa mengenai materi suhu dan pengukurannya, dapat menentukan kualifikasi tingkat pemahaman siswa berikut ini.
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Tabel 20. Kualifikasi Tingkat Pemahaman Akhir Siswa Kode Siswa Persentase Skor Kualifikasi (%) 01 85,93 Paham 02 83,70 Paham 03 73,33 Cukup Paham 04 63,70 Cukup Paham 05 69,63 Cukup Paham 06 68,15 Cukup Paham 07 72,59 Cukup Paham 08 81,85 Paham 09 75,56 Cukup Paham 10 57,41 Kurang Paham 11 80,00 Paham 12 55,56 Kurang Paham 13 65,56 Cukup Paham 14 67,41 Cukup Paham 15 80,00 Paham 16 80,74 Paham 17 52,96 Kurang Paham 18 50,37 Kurang Paham 19 65,93 Cukup Paham 20 80,37 Paham 21 61,48 Kurang Paham 22 86,67 Paham 23 86,67 Paham 24 78,89 Cukup Paham 25 60,00 Kurang Paham 26 77,78 Cukup Paham 27 76,67 Cukup Paham 28 84,81 Paham
Tabel 21. Kualifikasi Tingkat Pemahaman Akhir Siswa Interval (%) Kualifikasi Jumlah Presentase siswa (%)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Interval (%)
Kualifikasi Sangat Paham
Jumlah siswa 0
Presentase (%) 0
90 % - 100% 80 % - 89%
Paham
10
35,71
65% - 79%
Cukup Paham
12
42,85
55% - 64%
Kurang Paham
6
21,42
di bawah
Tidak Paham
0
0
55%
Berdasarkan tabel 20. kualifikasi tingkat pemahaman akhir siswa dengan skor tertinggi pada kode siswa 22 dan 23 dengan persentase skor 86,67% dan kualifikasi paham. Sedangkan kualifikasi tingkat pemahaman akhir siswa dengan skor terendah pada kode siswa 50,37% dan kualifikasi kurang paham. Berdasarkan tabel 21. dapat dilihat bahwa tidak ada siswa yang berada pada interval 90% - 100% akan tetapi siswa yang berada pada interval 80% - 89% berjumlah 10 orang dengan kualifikasi paham dengan materi yang disampaikan selama proses pembelajaran. Sedangkan siswa yang berada pada interval 65% 70% berjumlah 12 orang dengan kualifikasi cukup paham dengan materi yang disampaikan selama proses pembelajaran dan interval terendah berada pada 55% - 64% berjumlah 6 orang dengan kualifikasi kurang paham dengan materi yang disampaikan selama proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
c. Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan
Tabel 22. Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan Setiap Butir Soal Posttest No Soal Jumlah Skor Jumlah Skor Persentase Maksimal Yang Diperoleh Jumlah Siswa Siswa yang Mampu Mengerjakan (%) 1 420 386 92 2 280 86 31 3 280 263 94 4 280 57 20 5 280 191 68 6 700 630 90 7 700 520 74 8 560 319 57 9 280 280 100
Tabel 23. Kualifikasi Pemahaman Siswa Berdasarkan Persentase Skor yang Diperoleh Siswa Setiap Butir Soal No Soal Persentase Kualifikasi Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan (%) 1 92 Sangat Paham 2 31 Tidak Paham 3 94 Sangat Paham 4 20 Tidak Paham 5 68 Cukup Paham 6 90 Sangat Paham 7 74 Cukup Paham 8 57 Kurang Paham 9 100 Sangat Paham
Berdasarkan tabel 22. persentase jumlah siswa yang mampu mengerjakan soal posttest dengan skor tertinggi berada pada nomor 9 dengan skor maksimal 280; jumlah skor yang diperoleh siswa 280
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
sehingga persentase jumlah siswa yang mampu mengerjakan soal nomor 9 sebesar 100%. Sedangkan berdasarkan tabel 23. kualifikasi tingkat pemahaman siswa untuk nomor 9 berada pada sangat paham. Hal ini berarti bahwa soal ini sangat mudah untuk dikerjakan siswa. Dengan kata lain, siswa sangat memahami penjelasan materi yang berkaitan dengan soal nomor 9 saat proses pembelajaran berlangsung. Sedangkan persentase jumlah siswa yang mampu mengerjakan soal posttest dengan skor terendah berada pada nomor 4 dengan skor maksimal 280; jumlah skor yang diperoleh siswa 57 sehingga persentase jumlah siswa yang mampu mengerjakan soal sebesar 20%. Kualifikasi tingkat pemahaman siswa untuk nomor 4 berada pada taraf tidak paham. Hal ini yang menyebabkan soal ini sangat sukar untuk dikerjakan siswa.
4. Peningkatan
Pemahaman
Siswa
Sebelum
dan
Sesudah
Pembelajaran dengan Metode Penemuan Terbimbing a. Tingkat Pemahaman Siswa Secara Keseluruhan
No
1 2 3 4 5 6 7
Tabel 24. Data Skor Persentase Pretest dan Posttest Kode Siswa Pretest Posttest Jumlah Skor Persentase Jumlah Persentase Yang Diperoleh Skor (%) Skor Skor (%) Yang Diperoleh 01 29,5 21,85 116 85,93 02 25,5 18,89 113 83,70 03 29,5 21,85 99 73,33 04 30 22,22 86 63,70 05 24,5 18,15 94 69,63 06 31,5 23,33 92 68,15 07 10 7,41 98 72,59
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
No
Kode Siswa
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
No
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Pretest Jumlah Skor Persentase Yang Diperoleh Skor (%)
28,5 29,5 29,5 23,5 28,5 26,5 21,5 25,5 23 29,5 29,5 28 28 29 26,5 36,5 24 24 29 31 25,5
21,11 21,85 21,85 17,41 21,11 19,63 15,93 18,89 17,04 21,85 21,85 20,74 20,74 21,48 19,63 27,04 17,78 17,78 21,48 22,96 18,89
Posttest Jumlah Persentase Skor Skor (%) Yang Diperoleh 110,5 81,85 102 75,56 77,5 57,41 108 80,00 75 55,56 88,5 65,56 91 67,41 108 80,00 109 80,74 71,5 52,96 68 50,37 89 65,93 108,5 80,37 83 61,48 117 86,67 117 86,67 106,5 78,89 81 60,00 105 77,78 103,5 76,67 114,5 84,81
Tabel 25. Data Skor dan Kualifikasi pada Pretest dan Posttest Kode Pretest Posttest Siswa Persentase Kualifikasi Persentase Kualifikasi Skor (%) Skor (%) 01 21,85 Tidak Paham 85,93 Paham 02 18,89 Tidak Paham 83,70 Paham 03 21,85 Tidak Paham 73,33 Cukup Paham 04 22,22 Tidak Paham 63,70 Cukup Paham 05 18,15 Tidak Paham 69,63 Cukup Paham 06 23,33 Tidak Paham 68,15 Cukup Paham 07 7,41 Tidak Paham 72,59 Cukup Paham 08 21,11 Tidak Paham 81,85 Paham 09 21,85 Tidak Paham 75,56 Cukup Paham 10 21,85 Tidak Paham 57,41 Kurang Paham 11 17,41 Tidak Paham 80,00 Paham 12 21,11 Tidak Paham 55,56 Kurang Paham 13 19,63 Tidak Paham 65,56 Cukup Paham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 82
No
Kode Siswa
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Pretest Persentase Kualifikasi Skor (%) 15,93 Tidak Paham 18,89 Tidak Paham 17,04 Tidak Paham 21,85 Tidak Paham 21,85 Tidak Paham 20,74 Tidak Paham 20,74 Tidak Paham 21,48 Tidak Paham 19,63 Tidak Paham 27,04 Tidak Paham 17,78 Tidak Paham 17,78 Tidak Paham 21,48 Tidak Paham 22,96 Tidak Paham 18,89 Tidak Paham
Posttest Persentase Kualifikasi Skor (%) 67,41 Cukup Paham 80,00 Paham 80,74 Paham 52,96 Kurang Paham 50,37 Kurang Paham 65,93 Cukup Paham 80,37 Paham 61,48 Kurang Paham 86,67 Paham 86,67 Paham 78,89 Cukup Paham 60,00 Kurang Paham 77,78 Cukup Paham 76,67 Cukup Paham 84,81 Paham
Berdasarkan tabel 24 dan 25. ada peningkatan persentase skor dari pretest dan posttest. Hal ini berarti siswa belum paham mengenai materi suhu dan pengukuran sebelum dilakukannya proses pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing akan tetapi setelah dilakukannya proses pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing dapat dilihat hasilnya siswa memahami materi tersebut.
Tabel 26. Frekuensi dan Kualifikasi Data Hasil Pretest dan Posttest Interval
Kualifikasi
90 % 100% 80 % 89% 65% -
Sangat Paham
Pretest Posttest Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase (%) (%) 0 0 0 0
Paham
0
0
10
35,71
Cukup Paham
0
0
12
42,85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 83
Interval
79% 55% 64% di bawah 55%
Kualifikasi
Pretest Posttest Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase (%) (%)
Kurang Paham
0
0
6
21,42
Tidak Paham
28
100
0
0
Jika dilihat dari tabel 26. terjadi peningkatan pemahaman dari hasil pretest dan posttest. Hal ini dapat diketahui dari awal hasil pretest semua siswa berada pada interval dibawah 55% dengan kualifikasi tidak paham, sedangkan setelah dilakukannya proses pembelajaran dengan metode penemuan terbimbing
maka
didapatkan hasil posttest siswa berada pada interval diatas 55%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa melalui metode penemuan terbimbing tingkat pemahaman siswa naik secara berturut-turut dari tidak paham menjadi kurang paham, cukup paham dan paham.
Tabel 27. Persentase Peningkatan Rata-Rata Skor Pretest dan Posttest Skor Pretest (%) Skor Posttest (%) Peningkatan (%) 20,03 72,28 52,25
Berdasarkan tabel 27. mula-mula skor persentasse pretest sebesar 20,03% dan skor akhir setelah diadakannya posttest sebesar 72,28%. Besarnya kenaikan dari skor persentase pretest ke skor persentase posttest sebesar 52,25%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 84
b. Tingkat Pemahaman Siswa Dilihat dari Masing-Masing Siswa Jika dilihat dari tabel 25. terjadi peningkatan tingkat pemahaman masing-masing siswa yang berjumlah 28 orang. Persentasi skor pretest tertinggi pada siswa dengan kode 23 sebesar 27,04 dengan kualifikasi tidak paham. Sementara persentase skor terendah pada siswa dengan kode 07 yaitu 7,14 dengan kualifikasi tidak paham. Sedangkan persentase skor tertinggi posttest berada pada dua siswa dengan kode 22 dan 23 yaitu 86,67 dengan kualifikasi paham. Sementara persentase skor terendah pada siswa dengan kode 18 yaitu 50,37 dengan kualifikasi kurang paham. Sementara itu jika dilihat secara keseluruhan jumlah siswa terbanyak berada pada kualifikasi cukup paham dengan materi, diikuti dengan paham dengan materi dan terakhir berada pada kualifikasi kurang paham dengan materi. Hal yang mendukung data diatas juga berdasarkan penilaian lembar observasi siswa yang mana siswa juga dinilai dari beberapa aspek penilaian antara lain: menyampaikan ide, menanggapi pertanyaan, bekerjasama dan menghargai pendapat teman kelompok. Bagi siswa yang berada pada interval pretest tertinggi dengan kode 23 untuk keempat aspek penilain rata-ratanya sangat baik, sedangkan siswa dengan interval pretest terendah dengan kode 07 untuk aspek menyampaikan ide dan menanggapi pertanyaan berada pada skor cukup sedangankan untuk aspek bekerjasama dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 85
menghargai pendapat berada pada skor baik. Sementara itu bagi siswa yang berada pada interval posttest tertinggi yaitu dengan kode 22 hanya memiliki skor kurang pada aspek bekerjasama dan menghargai pendapat teman sekelompok dan pada siswa dengan kode 23 untuk keempat aspek penilaian sangat baik. Bagi siswa dengan interval posttest terendah dengan kode 18 hanya memiliki skor kurang pada aspek bekerjasama dan menghargai pendapat teman sekelompok, untuk aspek lain siswa bersangkutan berada pada skor baik. Hal lain yang ditemukan guru selama proses pembelajaran berlangsung yaitu ditemukannya siswa yang mengantuk dan kurang konsentrasi, saat ditanya siswa tersebut beralasan bahwa jarak dari rumah menuju ke sekolah sangat jauh ± 5 km dan harus bangun pagi karena harus menempuh dengan berjalan kaki. Juga ada yang beralasan bahwa setelah pulang dari sekolah harus membantu orang tua diladang hingga sore hari sehingga tidak ada waktu untuk beristirahat. Ditemukan juga siswa yang tiba-tiba menangis dan saat ditanya siswa bersangkutan beralasan bahwa belum sarapan karena harus berjalan kaki dari rumah menuju ke sekolah dengan jarak ± 4 km. Selain itu, pada
saat penelitian berlangsung, bersamaan
dengan adanya kegiatan sekolah menjelang persiapan pekan olahraga tingkat kecamatan yang melibatkan semua siswa sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 86
saat proses pembelajaran berlangsung, konsentrasi siswa terbagi karena suasana diluar ruangan sangat tidak mendukung proses pembelajaran. Ditambah lagi, ada beberapa siswa lain
yang
menonton proses pembelajaran dari jendela ruangan yang menyebabkan siswa yang berada dalam ruangan merasa terganggu dan beberapa ikut terpancing untuk berbuat gaduh.
c. Tingkat Pemahaman Siswa Ditinjau dari Masing-Masing Soal Tabel 28. Persentase Skor Rata-Rata Kelas untuk Setiap Soal Nomor Soal Pretest(%) Postest(%) Peningkatan (%) 1 48,21 91,90 43,69 2 8,21 30,71 22,50 3 41,96 93,93 51,96 4 11,07 20,36 9,29 5 13,57 68,21 54,64 6 20,00 90,00 70,00 7 18,57 74,29 55,71 8 9,29 56,96 47,68 9 8,21 100,00 91,79
Berdasarkan tabel 28. terjadi peningkatan persentase skor dari pretest ke posttest. Peningkatan paling tinggi terdapat pada soal nomor
9 dengan persentase pretest sebesar 8,21% dan
persentase posttest sebesar 100% sehingga peningkatannya sebesar 91,79%.
Pada
membandingkan
soal
nomor
9
skala
termometer
indikatornya celsius
mengenai
dengan
skala
termometer lain (lampiran B3). Semua siswa dapat mengerjakan dengan baik
dan
bahkan menggambarkan
keempat skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 87
termometer beserta batas titik didih dan titik beku masing-masing termometer. Sedangkan persentase skor terendah berada pada soal nomor 4 dengan persentase pretest 11,07% dan persentase posttes sebesar 20,36% sehingga peningkatannya hanya sebesar 9,29%. Pada soal nomor 4 indikatornya mengenai ciri-ciri termometer (lampiran B3). Beberapa siswa menjawab soal tersebut dengan sangat baik sedangkan sisanya tidak mampu menjawab soal dengan benar. Hal ini dibuktikan dengan hasil jawaban siswa tidak berkaitan jawaban yang dimaksud.
d. Peningkatan
Persentase
Jumlah
Siswa
yang
Mampu
Mengerjakan Soal Pretest dan Postest Tabel 29. Peningkatan Persentase Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan Setiap Butir Soal Pretest dan Postest Nomor Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pretest Persentase Kualifikasi Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan (%) 48 Tidak Paham 8 Tidak Paham 42 Tidak Paham 11 Tidak Paham 14 Tidak Paham 20 Tidak Paham 19 Tidak Paham 9 Tidak Paham 8 Tidak Paham
Posttest Persentase Kualifikasi Jumlah Siswa yang Mampu Mengerjakan (%) 92 Sangat Paham 31 Tidak Paham 94 Sangat Paham 20 Tidak Paham 68 Cukup Paham 90 Sangat Paham 74 Cukup Paham 57 Kurang Paham 100 Sangat Paham
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 88
Berdasarkan tabel 29. persentase jumlah siswa yang mampu mengerjakan setiap butir soal pretest dan postest terjadi peningkatan berturut-turut adalah pada soal nomor 9 yaitu dari 8% dengan kualifikasi tidak paham menjadi 100% dengan kualifikasi sangat paham; soal nomor 6 yaitu dari 20% dengan kualifikasi tidak paham menjadi 90% dengan kualifikasi sangat paham; soal nomor 7 yaitu dari 19% dengan kualifikasi tidak paham menjadi 74% dengan cukup paham; soal nomor 5 yaitu dari 14% dengan kualifikasi tidak paham menjasi 68% dengan cukup paham; soal nomor 8 dari 9% dengan tidak paham menjadi 57% dengan kualifikasi kurang paham; soal nomor 3 yaitu dari 42% dengan kualifikasi tidak paham menjadi 94% dengan kualifikasi sangat paham; soal nomor 1 yaitu dari 48% dengan kualifikasi tidak paham menjadi 92% dengan kualifikasi sangat paham; soal nomor 2 yaitu dari 8% dengan kualifikasi tidak paham menjadi 31% dengan kualifikasi tidak paham; soal nomor 4 yaitu dari 11% dengan kualifikasi tidak paham menjadi 20% dengan kualifikasi tidak paham. Untuk soal nomor 4 berdasarkan tabel 28. peningkatan persentase skor rata-rata kelas hanya sebesar 9,29% atau dengan kata lain hampir semua siswa tidak menjawab pertanyaan dengan benar, hal ini juga dapat dibuktikan melalui tabel peningkatan persentase jumlah siswa yang mampu mengerjakan setiap butir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 89
soal pretest dan posttest pada soal nomor 4 terlihat tidak ada perubahan dengan kualifikasi yang sama antara pretest dan posttest yaitu tidak paham. Indikator soal nomor 4 membahas tentang ciriciri termometer (lampiran B3). Pada proses pembelajaran, konsep dari indikator tersebut telah ditemukan siswa selama melakukan eksperimen sederhana dan dipertegas lagi oleh peneliti. Masalah yang peneliti temukan dari hasil jawaban para siswa yakni kebanyakan siswa tidak memahami pertanyaan dengan baik sehingga jawaban yang dijawab siswa diluar dari pertanyaan.
5. Hasil Belajar yang Dicapai Siswa Menggunakan T-Test dan SPSS Tabel 30. T-Test untuk Perhitungan Manual Kode Siswa
Skor Pretest (X1)
Skor Posttest (X2)
D = (X1 – X2)
01
21,85
85,93
-64,07
02
18,89
83,70
-64,81
03
21,85
73,33
-51,48
04
22,22
63,70
-41,48
05
18,15
69,63
-51,48
06
23,33
68,15
-44,81
07
7,41
72,59
-65,19
08
21,11
81,85
-60,74
09
21,85
75,56
-53,70
10
21,85
57,41
-35,56
11
17,41
80,00
-62,59
12
21,11
55,56
-34,44
D2 4105,49 4200,96 2650,34 1720,71 2650,34 2008,37 4249,11 3689,44 2884,09 1264,20 3917,83 1186,42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 90
Kode Siswa
Skor Pretest (X1)
Skor Posttest (X2)
D = (X1 – X2)
13
19,63
65,56
-45,93
14
15,93
67,41
-51,48
15
18,89
80,00
-61,11
16
17,04
80,74
-63,70
17
21,85
52,96
-31,11
18
21,85
50,37
-28,52
19
20,74
65,93
-45,19
20
20,74
80,37
-59,63
21
21,48
61,48
-40,00
22
19,63
86,67
-67,04
23
27,04
86,67
-59,63
24
17,78
78,89
-61,11
25
17,78
60,00
-42,22
26
21,48
77,78
-56,30
27
22,96
76,67
-53,70
28
18,89
84,81
-65,93 -1462,96
560,74 2023,70 Jumlah Rata20,03 72,28 rata Keterangan : Mencari mean masing-masing data:
̅1 =
1
̅2 =
2
= =
560 74 28
= 20,03
2023 70 28
= 72,28
D2 = 80024,69 ( D)2 = (− 462 96)2 = 2140260,63
D2 2109,19 2650,34 3734,57 4058,16 967,90 813,31 2041,70 3555,69 1600,00 4493,96 3555,69 3734,57 1782,72 3169,27 2884,09 4346,23 80024,69
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 91
Treal
̅̅̅̅ 1 −̅̅̅̅ 2
=
(
√
= Treal
=
1)
20 03−72 28
=
=
)2
2 (
√
2140260 63 28 28(28 1)
80024 69
−52 25 80024 69 76437 88 √ 756
−52 25 √4 75 −52 25 2 18
= -23,98
df = N-1 = 28-1 = 27 tcrit = 2,052 (two tailed test), dengan level signifikan = 0,05. Kesimpulan |
|
|
|−23 98 | 23,98
|
signifikan
|2 52 |
2,052
signifikan
signifikan
Berdasarkan data dan analisis data diatas diperoleh 23,98 sedangkan
=
dilihat dari tabel two tailed test dengan df = 27
dan level signifikan = 0,05. Dari tabel t-test diperoleh tcrit = 2,052. Karena |
|
|
| maka dapat dikatakan signifikan. Hal ini
berarti siswa mengalami peningkatan pemahaman mengenai materi suhu dan pengukurannya dengan metode penemuan terbimbing. Hasil analisis pretest dan posttes dapat juga dilakukan dengan prgram SPSS.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 92
Tabel 31. Hasil Analisis Pretest dan Posttest dengan SPSS
Pair 1
pretest postest
Paired Samples Statistics Mean N Std. Deviation 20,0264 28 3,39165 72,2757 28 10,83406
Std. Error Mean ,64096 2,04744
Pada statistik Paired Samples diperoleh bahwa siswa yang mengikuti pretest berjumlah 28 siswa dengan rerata 20,0264, standar deviasi 3,39165 dan standart error mean (galat baku) 0,64096. Sementara itu pada posttest jumlah siswa yang mengikuti 28 siswa dengan rerata 72,2757, standar deviasi 10,83403 dan standart error mean (galat baku) 2,04744. Paired Samples Correlations N Correlation pretest & 28 -,054 Pair 1 postest
Sig. ,787
Paired Samples Test Paired Differences
Mean
pret -52,24929 est Pair 1 – post est
Std. Deviati on 11,524 57
95% Confidence Interval of the Difference Lower Upper 2,17794 -56,71805 -47,78052
t
df
Sig. (2tailed )
Std. Error Mean
-23,990
27
,000
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 93
Berdasarkan hasil analisis diatas diperoleh nilai p = 0,000
=
0,05 maka signifikan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa metode penemuan terbimbing dapat meningkatkan pemahaman siswa mengenai suhu dan pengukurannya. Hal lain yang mendukung metode penemuan terbimbing ini berjalan lancar yakni berdasarkan hasil pengamatan guru, saat proses pembelajaran berlangsung siswa begitu antusias dan bersemangat ketika dilakukannya eksperimen sederhana serta diskusi kelompok dibawah bimbingan guru. 6. Data Analisis Lembar Observasi
No Kode Siswa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 15. 17
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17
Tabel 32. Analisis Lembar Observasi Pertemuan Pertama Aspek Penilaian Menyampaik Menanggapi Bekerjasam Menghargai an Ide Pertanyaan a Pendapat (Skor 1-4) (Skor 1-4) (Skor 1-4) Teman Sekelompok (Skor 1-4) 3 2 3 2 4 2 2 4 2 2 2 3 3 2 3 3 3
4 3 3 2 4 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2
4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
4 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 2 4 3 3 2
Skor RataRata
3,75 3,25 3,50 2,50 3,75 2,50 2,50 3,50 2,50 2,50 2,50 3,50 2,75 3,00 3,00 3,00 2,50
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 94
No Kode Siswa
18. 18 19. 19 20. 20 21. 21 22. 22 23. 23 24. 24 25. 25 26. 26 27. 27 28. 28 Rata-rata
Menyampaik an Ide (Skor 1-4)
3 4 3 2 3 4 2 3 2 3 2
Aspek Penilaian Menanggapi Bekerjasam Pertanyaan a (Skor 1-4) (Skor 1-4)
3 4 2 2 3 4 2 3 2 3 3 2,71
2 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2,79
Menghargai Pendapat Teman Sekelompok (Skor 1-4) 2 4 3 3 2 4 3 3 3 4 4
3,14
3,18
Tabel 33. Kualifikasi pada Rata-Rata Skor Pertemuan Kedua Skor Rata-Rata Kualifikasi 3,75 Sangat Baik 3,25 Sangat Baik 3,50 Sangat Baik 2,50 Baik 3,75 Sangat Baik 2,50 Baik 2,50 Baik 3,50 Sangat Baik 2,50 Baik 2,50 Baik 2,50 Baik 3,50 Sangat Baik 2,75 Baik 3,00 Baik 3,00 Baik 3,00 Baik 2,50 Baik 2,50 Baik 3,75 Sangat Baik 2,75 Baik 2,50 Baik 2,50 Baik
Skor RataRata
2,50 3,75 2,75 2,50 2,50 4,00 2,50 3,00 2,50 3,25 3,00 2,96
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 95
Skor Rata-Rata 4,00 2,50 3,00 2,50 3,25 3,00
Kualifikasi Sangat Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Baik
Berdasarkan tabel 32 dan tabel 33 skor rata-rata siswa tertinggi yang memenuhi keempat aspek penilaian tersebut yaitu 4,00 berada pada kode siswa nomor 23 dengan kualifikasi sangat baik. Hal ini dapat dibenarkan oleh guru karena berdasarkan hasil pengamatan guru siswa tersebut sangat aktif dalam menanggapi, bertanya dan menyampaikan ide selama proses pembelajaran berlangsung. Selama proses eksperimen sederhana dan diskusi berlangsung siswa yang bersangkutan membantu siswa lain yang mengalami kesulitan dalam memahami
pertanyaan
maupun
kesulitan
dalam
merumuskan
jawaban. Bagi siswa dengan skor rata-rata terendah yang memenuhi keempat aspek penilaian tersebut yaitu 2,50 berada pada kode siswa nomor 04, 06, 07, 09, 10, 11, 17, 18, 21, 22, 24, 26 dengan kualifikasi baik. Berdasarkan hasil pengamatan guru selama proses pembelajaran berlangsung keterlibatan keduabelas siswa tersebut secara keseluruhan sangat baik akan tetapi dari beberapa aspek penilaian masih dikatakan kurang dengan alasan, ada siswa yang sangat pasif dalam menyampaikan ide, ada juga siswa yang tidak memperhatikan saat siswa lain menyampaikan ide atau gagasan didepan kelas karena siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 96
yang bersangkutan sibuk mengobrol dan kurang konsetrasi, ada siswa yang kurang terlibat saat bekerjasama dalam kelompok karena siswa bersangkutan minder dan tidak akrab dengan teman-teman lain dan ada salah satu siswa yang saat diminta untuk menanggapi pertanyaan terlihat sangat sulit menyampaikan dengan struktur bahasa indonesia yang baik karena siswa bersangkutan terbiasa berkomunikasi dengan bahasa daerah. Sedangkan berdasarkan tabel 32. skor rata-rata tertinggi berturut-turut bagi keempat aspek tersebut yaitu aspek menghargai pendapat teman sekelompok dengan skor 3,18; aspek bekerjasama dengan skor 3,14; aspek menanggapi pertanyaan dengan skor 2,79; dan aspek menyampaikan ide dengan skor 2,71.
No Nama Siswa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10
Tabel 34. Analisis Lembar Observasi Pertemuan Kedua Aspek Penilaian Menyampai Menanggapi Bekerjasa Menghargai kan Ide Pertanyaan ma Pendapat (Skor 1-4) (Skor 1-4) (Skor 1-4) Teman Sekelompok (Skor 1-4) 4 3 4 2 4 4 2 3 2 2
4 3 3 2 4 3 2 2 2 2
4 4 4 3 4 3 3 3 3 3
4 4 4 3 3 3 2 4 4 4
Skor RataRata
4 3,5 3,75 2,5 3,75 3,25 2,25 3 2,75 2,75
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 97
No Nama Siswa
11. 11 12. 12 13. 13 14. 14 15. 15 15. 16 17 17 18. 18 19. 19 20. 20 21. 21 22. 22 23. 23 24. 24 25. 25 26. 26 27. 27 28. 28 Rata-Rata
Menyampai kan Ide (Skor 1-4)
Aspek Penilaian Menanggapi Bekerjasa Pertanyaan ma (Skor 1-4) (Skor 1-4)
4 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3
3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 2,71
3,00
3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3,14
Menghargai Pendapat Teman Sekelompok (Skor 1-4) 3 4 2 4 4 4 3 2 4 3 4 2 4 4 4 4 4 4 3,50
Tabel 35. Kualifikasi pada Rata-Rata Skor Pertemuan Kedua Rata-Rata Skor 4 3,5 3,75 2,5 3,75 3,25 2,25 3 2,75 2,75 3,25
Kualifikasi Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Baik Sangat Baik
Skor RataRata
3,25 2,75 2,5 2,75 3,25 3,25 2,5 2,5 3,5 3 3 2,75 4 3,25 3,5 2,75 3,25 3,25 3,09
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 98
Rata-Rata Skor 2,75 2,5 2,75 3,25 3,25 2,5 2,5 3,5 3 3 2,75 4 3,25 3,5 2,75 3,25 3,25
Kualifikasi Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Baik Sangat Baik Baik Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Sangat Baik
Berdasarkan tabel 34 dan 35 diatas skor rata-rata siswa tertinggi yang memenuhi keempat aspek penilaian tersebut yaitu 4 terdapat pada kode siswa nomor 01 dan 23 dengan kualifikasi sangat baik. Hal ini dapat dibenarkan oleh guru karena dari hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung kedua siswa tersebut sangat aktif terutama ketika diminta untuk memberikan pendapat selama mengamati berbagai skala termometer standar. Selain itu kedua siswa bersangkutan sangat cekatan ketika mengerjakan soal dan bahkan bersedia menjelaskan kepada siswa lain yang meminta bantuan. Sedangkan untuk skor rata-rata siswa terendah yang memenuhi keempat aspek penilaian tersebut yaitu 2,25 terdapat pada kode siswa nomor 07 dengan kualifikasi baik. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 99
dikarenakan siswa bersangkutan masuk dalam kategori cukup jika dilihat dari aspek menyampaikan ide, menanggai pertanyaan dan menghargai pendapat teman sekelompok. Akan tetapi siswa tersebut masuk dalam kategori baik jika dilihat dari aspek bekerjasama. Selain itu berdasarkan pengamatan guru, siswa bersangkutan beberapa kali terlihat mengantuk dan kurang konsentrasi. Saat ditanya alasan dari siswa tersebut yaitu karena kecapaian akibat jarak tempuh dari rumah kesekolah yang jauh dan sepulang sekolah harus membantu orang tua di kebun sehingga waktu untuk beristirahat kurang. Sedangkan berdasarkan tabel 34. skor rata-rata tertinggi berturut-turut bagi keempat aspek tersebut yaitu aspek menghargai pendapat teman sekelompok dengan skor 3,50; aspek bekerjasama dengan skor 3,14; aspek menyampaikan ide dengan skor3,00; dan aspek menanggapi pertanyaan dengan skor 2,71.
Tabel 36. Peningkatan Rata-Rata Skor Pertemuan Pertama dan Pertemuan Kedua Skor Rata-Rata Skor Rata-Rata Peningkatan Pertemuan Pertama Pertemuan Kedua 2,96 3,09 0,13
Berdasarkan tabel 36. dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan keterlibatan siswa dari masing-masing pertemuan. Hal ini dapat dilihat dari tabel bahwa skor rata-rata pertemuan pertama yaitu 2,96 dan skor rata-rata pertemuan kedua yaitu 3,09 dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 100
peningkatannya sebesar 0,13. Selain itu berdasarkan hasil pengamatan guru secara langsung tampak bahwa keterlibatan siswa pada pertemuan kedua lebih baik dari pertemuan pertama dengan alasan hampir semua siswa sangat antusias dengan pembelajaran dihari kedua, siswa beramai-ramai meminta kesempatan kepada guru untuk menyampaikan ide bahkan beradu argumen jika ada perbedaan pendapat dengan siswa lain. Siswa terlihat lebih percaya diri saat merasa pendapat mereka dihargai oleh guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data pada bab IV maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Tingkat pemahaman siswa tentang suhu dan pengukuran sebelum dan sesudah
pembelajaran
dengan
metode
penemuan
terbimbing
meningkat dari 20,03% menjadi 72,28% . 2. Selama mengikuti proses pembelajaran fisika dengan menerapkan metode penemuan terbimbing ada perbedaan keaktifan siswa mulai dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua. Hal ini dapat dilihat dari perubahan skor rata-rata pertemuan pertama yaitu 2,96 dengan kualifikasi baik menjadi 3,09 dengan kualifikasi sangat baik pada pertemuan kedua. 3. Bimbingan yang dapat dilakukan oleh guru untuk membantu siswa menemukan pemahaman tentang suhu dan pengukurannya berupa arahan, pendampingan kepada siswa, pelengkap informasi siswa dan melakukan pengawasan kepada siswa.
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 102
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat menyarankan sebagai berikut: 1. Karena penelitian ini dianggap berhasil dalam menerapkan metode penemuan
terbimbing
terutama
pada
materi
suhu
dan
pengukurannya, maka peneliti menyarankan untuk menggunakan metode ini dalam pembelajaran fisika. Tujuannya agar selain siswa terlibat aktif selama proses pembelajaran, juga agar siswa mampu menemukan pengetahuan baru dari hasil pengamatan atau percobaan. 2. Dalam menerapkan metode pembelajaran, guru harus memastikan kondisi lingkungan sekolah yang mendukung proses pembelajaran dan juga memperhatikan kondisi siswa agar tidak membosankan selama proses pembelajaran. Hal tersebut dapat diatasi dengan cara mengembangkan
metode
pembelajaran
lain
selain
metode
penemuan terbimbing seperti eksperimen sederhana, demonstrasi, diskusi kelompok dan bahkan metode lain yang menarik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Arends, Richard I. 2013. Belajar Untuk Mengajar, Jakarta: Salemba Humanika. Djalal, M.F. 1986. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa Asing, Malang: P3T IKIP Malang. Eggen, P & Kauchak, D. Strategi dan Model Pembelajaran, Jakarta Barat: Indeks. Hamalik, Oemar. 2013. Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara. Kanginan, Marthen. 2006. IPA Fisika untuk SMP Kelas VII, Jakarta: Penerbit Erlangga. Kosasih, E. 2014. Strategi Belajar Dan Pembelajaran, Bandung : Yrama Widya. Masidjo, Ign. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah, Yogyakarta: Kanisius. Muhibbin, Syah. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Remaja Rosda Karya. Rahman, Rahman dan Amri, Sofan. 2014. Model Pembelajaran ARIAS Terintegratif, Jakara: Prestasi PustakaraySaifudin Azwar. 1996. Pengantar Psikologi Intelegensi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Schunk, Dale H. 2012. Teori – Teori Pembelajaran: Perspektif Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sukabdiyah, Sri. 2007. Kontekstuanl Sains Fisika SMP Kelas VII, Jakarta: Yudhistira. Suparno, Paul. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suparno, Paul. 2013. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik Dan Menyenangkan, Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Suryatin, Budi. 2006. Fisika VII Untuk Sekolah Menengah Pertama Dan MTs, Jakarta: Grasindo. Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu, Jakarta: Bumi Aksara. Winkel, W.S. 1987. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan, Jakarta : Gramedia.
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 105
Lampiran A1. Surat Permohonan Ijin Penelitian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 106
Lampiran A2. Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 107
Lampiran B1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran:
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Sekolah
: SMPS St. Hubertus Yohanes Laja
Mata Pelajaran
: IPA Fisika
Kelas / Semester
: VII / I
Standar Kompetensi : 1.Memahami prosedur ilmiah untuk mempelajarai benda-benda alam dengan menggunakan peralatan Kompetensi Dasar
: 1.2. Mendiskripsikan pengertian suhu dan pengukurannya.
Indikator
:
Menjelaskan pengertian suhu.
Menjelaskan bagian-bagian termometer.
Menyebutkan ciri-ciri termometer.
Menyebutkan jenis-jenis termometer.
Membaca skala pada termometer.
Membandingkan
skala
termometer
termometer lain. Alokasi Waktu
: 4 x 40 menit ( 2 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran Setelah mengikuti pembelajaran, diharapkan peserta didik dapat:
Menjelaskan pengertian suhu.
Menjelaskan bagian-bagian termometer.
Menyebutkan ciri-ciri termometer.
Menyebutkan jenis-jenis termometer.
Membaca skala pada termometer.
Celcius
dengan
skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 108
Membandingkan
skala
termometer
Celcius
dengan
termometer lain. B. Materi Pembelajaran Suhu dan Pengukurannya (terlampir) C. Metode Pembelajaran Model
: Direct Instruction, Cooperative Learning
Metode
: penemuan terbimbing, demostrasi, diskusi, tanya-jawab
D. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran No
Kegiatan
Pertemuan 1 1. Pendahuluan
2. Kegiatan Inti
Deskripsi Kegiatan
1. Guru memberi salam 2. Guru mengabsen peserta didik 3. Guru membagikan soal pre test untuk dikerjakan peserta didik secara mandiri 4. Guru menanyakan kepada peserta didik mengenai pemahaman awal tentang materi pembelajaran pada saat ini 5. Guru memberitahu materi pembelajaran pada hari ini Eksplorasi: 1. Guru memberikan permasalahan sederhana yang berhubungan dengan suhu dari fenomena sehari-hari 2. Guru meminta peserta didik memberikan tanggapan atau pendapat tentanng peristiwa tersebut 3. Guru mengajak peserta didik untuk merumuskan pengertian suhu dari permasalahan yang diberikan 4. Guru meminta peserta didik menyebutkan jenis-jenis termometer dari sumber yang ada Elaborasi: 5. Guru membagikan LKS I kepada peserta didik sambil menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan peserta didik 6. Peserta didik dibagi dalam
Alokasi Waktu 25 menit
50 menit
skala
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 109
No
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
beberapa kelompok kecil 7. Guru bersama peserta didik melakukan demonstrasi sederhana tentang prinsip dasar termometer 8. Guru mengajak siswa untuk berdiskusi mengenai pertanyaanpertanyaan dalam LKS I 9. Guru meminta perwakilan peserta didik dari tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal 10. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk menanggapi hasil diskusi yang dipresentasikan 11. Guru menanggapi hasil diskusi kelompok peserta didik dan memberikan informasi yang sebenarnya Konfirmasi: Dalam kegiatan konfirmasi, guru: 12. Guru bertanya jawab tentang halhal yang belum diketahui peserta didik 13. Guru bersama peserta didik bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 3. Penutup
No Kegiatan Pertemuan 2 1. Pendahuluan
1. Guru membagikan soal post test untuk dikerjakan peserta didik secara mandiri
Deskripsi kegiatan 1. Guru memberi salam 2. Guru mengabsen siswa 3. Guru membagikan soal pre test untuk dikerjakan peserta didik secara mandiri
15 menit
Alokasi waktu 25 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 110
No
Kegiatan
2. Kegiatan Inti
Deskripsi kegiatan Alokasi waktu 4. Guru menanyakan kepada siswa mengenai pembelajaran pada pertemuan sebelumnya 5. Guru memberitahu materi pembelajaran pada hari ini Eksplorasi: 40 menit 6. Guru mananyakan pengalaman peserta didik tentang pengunaan termometer 7. Peserta didik dibagi dalam beberapa kelompok kecil 8. Guru mengajak peserta didik untuk membaca skala pada termometer 9. Guru mengajak peserta didik untuk mengenal jenis-jenis skala yang ada pada termometer Elaborasi: 10. Guru membagikan LKS II kepada peserta didik sambil menjelaskan kegiatan yang harus dilakukan peserta didik 11. Peserta didik berdiskusi dalam kelompok kecil mengenai pertanyaan-pertanyaan dalam LKS II 12. Guru memberikan pengarahan jika peserta didik mengalami kesulitan 13. Guru meminta perwakilan peserta didik dari tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok secara klasikal 14. Guru memberikan kesempatan kepada peserta didik lain untuk menanggapi hasil diskusi yang dipresentasikan 15. Guru meluruskan pemahaman peserta didik jika terjadi miskonsepsi 16. Guru memberikan contoh soal berkaitan dengan perbandingan skala termometer. Konfirmasi: Dalam kegiatan konfirmasi, guru:.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 111
No
Kegiatan
3. Penutup
Deskripsi kegiatan Alokasi waktu 17. Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan 18. Guru membagikan soal post test untuk dikerjakan peserta didik secara mandiri 19. Guru memberikan pekerjaan rumah berkaitan dengan membandingkan skala pada termometer serta membaca untuk materi selanjutnya
15 menit
E. Sumber dan Media Pembelajaran Sumber pembelajaran
: buku paket ‘Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP/MTS Kelas VII dan IPA Fisika untuk SMP Kelas VII
Media pembelajaran F. Penilaian
: Laptop, :
Teknik Penilaian
Instrumen Penilaian
Bentuk Instrumen
Observasi Sikap
Lembar Observasi
-
Tes tertulis
Soal tes (pretest & posttest)
Uraian
Mengetahui, Guru Pamong
Laja, 22 Juli 2016 Peneliti,
Monika Fao, A.Md NIP: 195902121987032006
Theresia Emilia Woghe NIM: 12-1424-041
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 112
Lampiran 1 : Suhu dan Pengukuran Suhu, yaitu suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas atau dinginnya suatu benda. Jadi, suhu menyatakan tingkat derajat panas dan dinginya suatu benda. Tingkat derajar suatu benda sangat rendah disebut dingin. Derajat panas suatu benda sedang disebut sejuk atau hangat. Derajat panas suatu benda tinggi disebut panas. Suhu tidak sama dengan panas atau kalor. Panas atau kalor adalah energi yang diberikan oleh suatu sumber panas kepada benda untuk menaikkan suhu benda itu. Suhu menunjukan kecepatan gerak molekul-molekul benda. Makin besar kecepatan gerak molekul, makin tinggi suhu benda. Makin besar energi kalor yang diterima benda, makin bear kecepatan gerak molekul-molekul dan makin tinggi suhu benda. Besarnya energi panas yang dibutuhkan untuk mempercepat gerak molekul bergantung pada banyaknya molekul benda atau massa benda. . Suhu termasuk suatu besaran pokok yang dalam Satuan Internasional (SI) satuannya adalah kelvin (K). Mengapa indra peraba kita tidak dapat menentukan tinggi rendah suhu untuk mengatakan perbedanaan pans, dingin, dan sejuk? Ketika indra peraba kita menyentuh benda yang dingin, kita hanya mampu menyatakan dingin tetapi tidak mampu dengan tepat menyatakan berapa derajat suhu benda dingin yang diraba. Oleh karena itu, untuk mengukur suhu digunakan termometer. Dengan termometer, tinggi rendahnya suhu benda dapat dinyatakan dengan tepat karena terbaa pada termometer sebagai derajat suhu. Termometer biasanya berupa sebuah pipa kaca sempit tertutup yang berisi zat cair dan memiliki skala. Beberapa sifat yang mutlak dibutuhkan oleh sebuah termometer adalah:
skalanya mudah dibaca,
aman untuk digunakan,
kepekaan pengukurannya,
lebar jangkauan suhu yang mampu diukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 113
Prinsip kerja termometer ada pada pengaruh perubahan suhu terhadap perubahan volumenya. Coba perhatikan volume air yang sedang dipanaskan. Saat air dipanaskan, suhu air akan meningkat. Peristiwa yang terjadi selanjutnya adalah volume air tersebut juga meningkat. Begitupun sebaliknya, saat air didinginkan volume air tersebut juga menurun. Selain pada air, peristiwa ini pun terjadi pada zat lain, seperti raksa dan alkohol yang digunakan sebagai bahan termometer. Berikut adalah keuntungan dan kekurangan masing-masing zat cair yang digunakan sebagai bahan termometer.
Tabel 1. Perbandingan Antara Raksa Dan Alkohol Sebagai Bahan Termometer Raksa Alkohol Keuntungan: Keuntungan: mudah dilihat karena daerah ukurnya sangat warnahnya mengkilap luas, yaitu antara -122 daerah ukurnya sangat luas, sampai 78 yaitu antara -40 sampai penghantar yang baik 350 kalor jenisnya kecil penghantar yang baik kalor jenisnya kecil Kerugian: Kerugian: termasuk zat beracun titk didihnya rendah 78 tidak dapat mengukur suhu tidak berwarnah, susah yang lebih rendah dari -40 untuk dilihat harganya mahal membasahi dinding kaca
1) Beberapa jenis termometer zat cair yang biasa digunakan, diantaranya adalah: a. Termometer Klinis Termometer klinis digunakan untuk mengukur suhu badan. Termometer ini umumnya dibuat dengan skala 35º C sampai 42º C sesuai dengan suhu tubuh manusia. b. Termometer Suhu Ruang Sesuai dengan namanya, termometer ini digunakan untuk mengukur suhu pada suatu ruangan. Skala pada termometer ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 114
umumnya adalah -50º C sampai 50º C. Ukuran termometer suhu ruang jauh lebih besar dibandingkan termometer klinis. c. Termometer Maksimum – Minimum Termometer yang diperkenalkan pertama kali oleh James Six Bellani pada abad kedelapan belas ini, khusus dipakai untuk mencatat suhu tertinggi dan terendah di suatu tempat dalam satu hari. 2) Skala Termometer Standar suhu disebut titik tetap. Untuk menentukan skala sebuah termometer diperlukan dua titik tetap. Untuk suhu yang terlalu tinggi, digunakan titik lebur es sebagai titik tetap bawah dan titik didih air sebagai titik tetap atas. a. Kalibrasi Termometer Kalibrasi termometer adalah proses memberikan skala pada sebuah termometer polos. Prosesnya terdiri dari empat langkah berikut: 1) Menentukan titik tetap bawah. Masukan pentolan termometer secara tegak ke dalam wadah yang berisi es dan diamkan beberapa saat sampai tinggi permukanaan raksa dalam pipa kapiler tidak berubah. Ini berarti suhu termometer sudah sama dengan suhu es dan pada skala celcius ditandai sebagai 0
atau sebagai titik tetap bawah.
2) Menentukann titik tetap atas. Masukan pentolan termometer ke dalam wadah berisi air sambil dipanaskan sampai mendidih. Biarkan beberapa saat hingga suhu termometer sama dengan suhu air panas yang ditandai dengan permukaan raksa ada pipa kapiler tidak berubah. Tandai ketinggian tersebut sebagai titik tetap atas atau dalam skala Celcius ditandai dengan skala 100 .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 115
3) Bagilah jarak antara kedua titik tetap tersebut menjadi beberapa bagian yang sama. 4) Memperluas skala dengan pembagian yang sesuai Ketika sebuah termometer raksa dalam sebuah pipa kaca diberi skala maka panjang kolom raksa dalam pipa dicatat pada titik lebur es dan titik didih air. Skala didefinisikan sedemikian sehingga hubungan antara X dan suhu adalah linear. Jika Xθ adalah panjang kolom raksa pada suhu θ yang tidak diketahui, X0 dan X100 masing-masing adalah panjang kolom raksa pada titik lebur es dan titik didih air maka θ dinyatakan oleh persamaan:
b. Skala Celsius Skala ini ditetapkan oleh fisikawan Swedia bernama Andreas Celsius dengan satuan yang digunakan disebut celsius, dilambangkan ( ). Skala terendah didasarkan pada titik beku air, yaitu 0º C dan tertinggi yang merupakan titik didih air, yaitu 100º C. Skala ini sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. c.
Skala Fahrenheit Ditetapkan oleh seorang Fisikawan berkebangsaan Jerman, yaitu Gabriel Daniel Fahrenheit. Satuannya adalah fahrenheit, dilambangkan ( ). Titik beku air skala fahrenheit adalah pada suhu 32º F dan titik didihnya 212º F. Skala ini banyak digunakan oleh negara-negara di Benua Amerika dan Eropa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 116
d. Skala Reamur Skala terendah dari termometer dengan satuan Reamur ini adalah 0º R dan skala tertingginya adalah 80º R. Termometer dengan skala ini merupakan termometer yang jarang digunakan. e. Skala Kelvin Skala ini ditetapkan oleh William Thomas Thompson Kelvin, ilmuwan berkebangsaan Inggris. Berbeda dengan yang lain, skala ini dibuat berdasarkan batasan enegi kinetik yang dimiliki oleh benda. Berdasarkan teori kinetik partikel, benda berhenti bergerak pada suhu nol mutlak sebesar -273º C yang kemudian ditetapkan sebagai titik terendah, yaitu 0 K. Sehingga pada skala kelvin titik beku air adalah 273 K dan titik didihnya 373 K. Skala ini digunakan sebagai Sistem Internasional karena kepraktisan penggunaannya dibandingkan dengan skala yang lain. Untuk mengetahui hubungan antara keempat skala di atas, perhatikan tabel berikut.
Tabel 2. Hubungan Beberapa Skala Termometer Skala
Celsius Fahrenheit
Titik Terendah 0 32
Titik Tertinggi 100 212
Rentang Skala 100 180
Perbandingan Satuan Skala Celsius
=
satuan
skala F Reamur
0 ºR
80 ºR
80
=
satuan
skala R Kelvin
273 K
373 K
100
= 1 satuan skala K
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 117
Karena skala Celsius adalah skala yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, berikut cara pengubahan skala celsius menjadi skala yang lain: 1) Hubungan antara Celcius dan Reamur atau 2) Hubungan antara Celcius dan Fahrenheit atau 3) Hubungan antara Celcius dan kelvin atau Cara lain untuk mengubah dari satu skala ke skala lainnya: =
X = skala yang ditanyakan
dengan:
Y = skala yang diketahui
= titik tetap atas X
= titik tetap atas Y
= titik tetap bawah X
= titik tetap bawah Y
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 118
Lampiran B2. Lembar Observasi No
Aspek Penilaian RataKode Menyampaikan Menanggapi Bekerjasama Menghargai rata skor Siswa Ide Pertanyaan (Skor 1-4) Pendapat (Skor 1-4) (Skor 1-4) Teman Sekelompok (Skor 1-4)
KETERANGAN: 4 = sangat baik; 3 = baik; 2 = Cukup; 1 = Kurang; Rata-rata skor =
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 119
Lampiran B3. Kisi-kisi Soal:
Materi
Indikator
Pokok
Pencapaian
Soal
Hasil Belajar Suhu dan Pengukuran
Menjelaskan pengertian suhu.
1. a) Apakah yang dimaksudkan dengan suhu? b) Alat apakah yang digunakan untuk mengukur suhu? c) Sebutkan satuan suhu dalam sistem Satuan Internasional (SI)!
Menjelaskan bagian-bagian termometer.
1. Apakah
yang
dipakai
sebagai
dasar
dalam
pembuatann termometer? 2. Sebutkan keuntungan dan kerugian menggunakan raksa dan alkohol!
Menyebutkan cir-ciri termometer Menyebutkan jenis-jenis termometer
1. Sebutkan sedikitnya empat ciri yang sangat penting untuk dimiliki oleh sebuah termometer! 1. Apa nama termometer yang : a. Digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia b. Lebih teliti dari raksa dalam mengukur suhu yang sangat dingin?
Membaca skala pada termometer.
1. Gambar berikut menunjukan air raksa didalam termometer laboratorium. Jarak antara 10 sampai 110 adalah 25 cm. Besarnya suhu bila raksa bergerak sejauh 15 cm adalah ...
2. Maria meletakkan sebuah tabung termometer tanpa skala didalam larutan es, lalu diletakkan di atas air yang mendidih, dan akhirnya diletakkan di atas air laut. Pada saat cairan pada termometer naik, Maria memberi tanda pada termometer seperti pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 120
Materi
Indikator
Pokok
Pencapaian
Soal
Hasil Belajar gambar. Suhu air laut adalah ...
Membandingkan 1. Sepotong besi panaskan dari 77 menjadi 239 . skala Berapa kenaikan suhu besi ini jika dinyatakan dalam: termometer (a) Skala celcius Celcius dengan (b) Skala kelvin skala 2. Sebutkan perbandingan nilai skala suhu antara termometer lain. Celcius, Fahrenheit, Reamur dan Kelvin!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 121
Lampiran B4. Soal Pretest dan Soal Posttest:
Soal Pretest dan Posttest Nama : Kelas : ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------1. a) Apakah yang dimaksudkan dengan suhu? Jawab : b) Alat apakah yang digunakan untuk mengukur suhu? Jawab : c) Sebutkan satuan suhu dalam sistem Satuan Internasional (SI)! Jawab : 2. Apakah yang dipakai sebagai dasar dalam pembuatan termometer? Jawab: 3. Sebutkan keuntungan dan kerugian menggunakan raksa dan alkohol! Jawab : Raksa
4.
Alkohol
Keuntungan:
Keuntungan:
Kerugian:
Kerugian:
Sebutkan sedikitnya empat ciri yang sangat penting untuk dimiliki termometer! Jawab :
5.
Apa nama termometer yang : a) Digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia Jawab : b) Lebih teliti dari raksa dalam mengukur suhu yang sangat dingin?
oleh sebuah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 122
Jawab: 6.
Gambar berikut menunjukan air raksa didalam termometer laboratorium. Jarak antara 10 sampai 110 adalah 25 cm. Besarnya suhu bila raksa bergerak sejauh 15 cm adalah ...
Jawab:
7. Maria meletakkan sebuah tabung termometer tanpa skala didalam larutan es, lalu diletakkan di atas air yang mendidih, dan akhirnya diletakkan di atas air laut. Pada saat cairan pada termometer naik, Maria memberi tanda pada termometer seperti pada gambar. Suhu air laut adalah ...
Jawab: 8. Sepotong besi panaskan dari 77 dinyatakan dalam: (c) Jawab: (d)
menjadi 239
. Berapa kenaikan suhu besi ini jika
Skala celcius
Skala kelvin Jawab:
9. Sebutkan perbandingan nilai skala suhu antara Celcius, Fahrenheit, Reamur dan
Kelvin! Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 123
Lampiran B5. Lembar Kerja Siswa:
Lembar Kerja Siswa (LKS I) Nama Anggota Kelompok (...) : 1. .... 2. .... 3. .... 4. .... 5. .... a. Percobaan Tujuan
:
Menjelaskan sifat muai zat cair akibat perubahan suhu yang menyebabkan perubahan pada permukaan kolom.
Alat dan Bahan : termometer standar penggaris pipa kaca/ pipa plastik (yang disumbat salah satu ujungnya) pewarna air/ minyak goreng / minyak tanah/ cocacola wadah berisi air panas dan air es karet gelang selotip
Cara Kerja
:
1. Warnailah air dengan pewarna secukupnya sebagai isi termometer sederhana. 2. Masukan air ke dalam pipa kaca/ pipa plastik yang telah disumbat salah satu ujungnya. 3. Ambilah dua karet gelang dan lilitkan ke batang sebuah termometer sederhana yang belum ditetapkan skalanya. 4. Sediakan wadah yang berisi air es yang memiliki suhu
0
dan
masukan termometer sederhana kedalam wadah kemudian tunggulah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 124
beberapa saat (
) selanjutnya geserlah karet gelang ke bawah
sampai posisinya sama dengan posisi teratas kolom termometer. 5. Sediakan air panas dengan suhu
pada sebuah wadah dan masukkan
termometer sederhana ke air hangat, sekitar (
hingga kolom
termometer tersebut tidak naik lagi, geser karet gelang ke atas sampai posisinya sama dengan posisi teratas termometer. Angkat termometer dan keluarkan dari wadah. . 6. Ukurlah perubahan suhu tersebut dengan menggunakan penggaris dan tentukan interval skalanya. 7. Ulangi langkah 4-6 untuk termometer standar.
Data: Termometer sederhana (.............................................................) Suhu Pada suhu 40
Pada ....
suhu
Gambar Termometer
Skala Termometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 125
Termometer standar Suhu Pada suhu 40
Skala Termometer
.... skala
Pada suhu ....
.... skala
b. Pertanyaan 1. Ketika termometer sederhana dimasukan ke air panas maka cairan berwarnah dalam termometer akan naik. Mengapa demikian? Jelaskan! Jawab: 2. Air didalam tabung termometer tidak akan naik jika dimasukkan kedalam air es. Mengapa demikian? Jelaskan! Jawab: 3. Berikut adalah tabel kelebihan dan kekurangan air raksa dan alkohol sebagai pengisi termometer: No 1.
Jenis Pengisi Termometer Air raksa
Kelebihan
2.
Alkohol
Pemuaian teratur Warnah mengkilat sehingga mudah dibaca Daerah ukurannya sangan luas antara -39 sampai 357 Tidak membasahi dinding kaca Pemuaian teratur
Kekurangan
Harga relatif mahal Tidak dapat mengukur suhu yang lebih rendah dari -40 Termasuk zat beracun
Titik
didih
rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 126
No
Jenis Pengisi Termometer
Kelebihan
Harga murah Daerah ukurannya sangat luas, yaitu antara -114 sampai 78 Penghantar yang baik
Kekurangan
78 Tidak berwarnah sehingga sulit untuk dibaca Membasahi dinding kaca
a. Jika Tito hendak mengukur suhu es batu sebaiknya termometer dengan jenis pengisian mana yang tepat untuk digunakan? Mengapa? Jawab: b. Jika Andre ingin mengukur suhu air yang sedang mendidih, termometer dengan jenis isian mana yang ia gunakan? Mengapa? Jawab:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 127
Lembar Kerja Siswa (LKS II): Nama Anggota Kelompok (...) : 1. 2. 3. 4. 5.
... ... ... ... ...
a. Kegiatan Mengajak siswa untuk mengenal dan membaca jenis-jenis skala termometer standar dengan berbagai satuan. b. Pertanyaan 1. Hubungan antara skala Celsius, Fahrenheit, Reamur dan Kelvin. Isilah titik-titik dibawah ini!
2. Jarak skala pada sebuah termometer air raksa antara -20
sampai 80
adalah 20
cm. Besarnya suhu bila raksa bergerak sejauh 10 cm adalah ... Jawab: 3. Lengkapilah tabel nilai suhu berikut! No 1. 2. 3.
Benda yang diamati suhunya Air panas Sayur hangat Udara dalam ruang
Celsius ... 55 ...
Nilai derajat suhu Fahrenheit Kelvin ... 167 ... ... ... 295
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 128
Lampiran C1. Absen Siswa:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 130
Lampiran C2. Hasil Pengisian Lembar Observasi
YAYASAN PERSEKOLAHAN UMAT KATOLIK NGADA SMP SWASTA ST. HUBERTUS YOHANES LAJA LEMBAR OBSERVASI SISWA KELAS VII TAHUN PELAJARAN: 2016/2017 Mata Pelajaran
:
IPA Fisika
Materi
:
Suhu dan Pengukurannya
Pertemuan Pertama (I)
No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 15. 17 18. 19. 20. 21. 22.
Nama Siswa
Menyampa ikan Ide (Skor 1-4)
Agnes Monika Kigo Alexander Kota Anggelina Mugi Asgarius Febronius Tiwu Astrian Brindinsich Viktor Sebo Cristian Yohanes Vianey Bera Damianus Watu Domitilla Rosa Mistika Wua Gaudensius Marino Rimo Herlina Kigo Hermanus Sandrianus Wake Hilarius Lobo Kosmas Damianus Suri Maria Rineldis Ule Maria Rosalinda Eza Maria Viany Rema Marianus Metodius Babo Marselinus Krostogonus Kaki Natalia Alfania Anu Patrisia Kristina Meo Paulina Bhoki Robertus Besi Bozu
3 2 3 2 4 2 2 4 2 2 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 3
Aspek Penilaian Menanggapi Bekerjasa Pertanyaan ma (Skor 1-4) (Skor 1-4)
4 3 3 2 4 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 2 2 3
4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2
Menghargai Pendapat Teman Sekelompok (Skor 1-4) 4 4 4 3 3 3 2 4 3 3 3 4 2 4 3 3 2 2 4 3 3 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 131
No Nama Siswa
23. 24. 25. 26. 27. 28.
Sebastianus Jonatan Ngozo Serlina Moghu Veronika Agustina Romauly Yohana Febriana Astrid Loda Yohanes Bhuru Yohanes Jago
Menyampa ikan Ide (Skor 1-4)
4 2 3 2 3 2
Aspek Penilaian Menanggapi Bekerjasa Pertanyaan ma (Skor 1-4) (Skor 1-4)
4 2 3 2 3 3
4 3 3 3 3 3
Menghargai Pendapat Teman Sekelompok (Skor 1-4) 4 3 3 3 4 4
Pertemuan Kedua (II) No
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 15. 17 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Nama Siswa
Menyampa ikan Ide (Skor 1-4)
Agnes Monika Kigo Alexander Kota Anggelina Mugi Asgarius Febronius Tiwu Astrian Brindinsich Viktor Sebo Cristian Yohanes Vianey Bera Damianus Watu Domitilla Rosa Mistika Wua Gaudensius Marino Rimo Herlina Kigo Hermanus Sandrianus Wake Hilarius Lobo Kosmas Damianus Suri Maria Rineldis Ule Maria Rosalinda Eza Maria Viany Rema Marianus Metodius Babo Marselinus Krostogonus Kaki Natalia Alfania Anu Patrisia Kristina Meo Paulina Bhoki Robertus Besi Bozu Sebastianus Jonatan Ngozo Serlina Moghu
4 3 4 2 4 4 2 3 2 2 4 2 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3
Aspek Penilaian Menangga Bekerjasa pi ma Pertanyaan (Skor 1-4) (Skor 1-4) 4 3 3 2 4 3 2 2 2 2 3 2 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3
4 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3
Menghargai Pendapat Teman Sekelompok (Skor 1-4) 4 4 4 3 3 3 2 4 4 4 3 4 2 4 4 4 3 2 4 3 4 2 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 132
No Nama Siswa
25. 26. 27. 28.
Veronika Agustina Romauly Yohana Febriana Astrid Loda Yohanes Bhuru Yohanes Jago
Menyampa ikan Ide (Skor 1-4)
Aspek Penilaian Menangga Bekerjasa pi ma Pertanyaan (Skor 1-4) (Skor 1-4)
4 2 3 3
KETERANGAN: Skor adalah 1 sampai 4 Dimana : 4 = sangat baik; 3 = baik; 2 = Cukup; 1 = Kurang; Nilai yang diperoleh adalah = (Skor yang diperoleh /16) x 10
3 2 3 3
3 3 3 3
Menghargai Pendapat Teman Sekelompok (Skor 1-4) 4 4 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 133
Lampiran C3. Hasil Pengerjaan Pretes:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 136
Lampiran C4. Hasil Pengerjaan Posttest:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 139
Lampiran C5. Hasil Pengisian Lembar Kerja Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 143
Lampiran C6. Kunci Jawaban:
1. (a) Suhu yaitu suatu besaran yang menyatakan ukuran derajat panas dan dinginnya suatu benda. (b) Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah termometer. (c) Satuan suhu dalam sistem Satuan Internasional (SI) adalah kelvin (K). 2. Yang dipakai sebagai prinsip dasar pembuatan termometer adalah: Sifat pemuaian zat cair ketika menerima panas dan penyusutan zat cair ketika melepaskan panas menunjukan perubahan suhu. Adanya perubahan volume akibat perubahan suhu. 3. Keuntungan dan kerugian menggunakan raksa dan alkohol: Raksa Keuntungan:
Alkohol Keuntungan:
mudah dilihat karena warnahnya daerah ukurnya sangat luas, mengkilap yaitu antara -122 sampai daerah ukurnya sangat luas, yaitu 78 antara -40 sampai 350 penghantar yang baik penghantar yang baik kalor jenisnya kecil kalor jenisnya kecil Kerugian: Kerugian:
termasuk zat beracun tidak dapat mengukur suhu yang lebih rendah dari -40 harganya mahal
titk didihnya rendah 78 tidak berwarnah, susah untuk dilihat membasahi dinding kaca
4. Empat ciri yang sangat penting untuk dimiliki oleh sebuah terrmometer adalah: Skala mudah dibaca Aman untuk digunakan Kepekaan pengukurannya Lebar jangkauan suhu yang mampu diukur. 5. a) Nama termometer yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh manusia adalah termometer klinis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 144
b) Nama termometer yang lebih baik dari raksa dalam mengukur suhu yang sangat dingin adalah termometer alkohol. 6. Gambar berikut menunjukan air raksa didalam termometer laboratorium. Jarak antara 10 sampai 110 adalah 25 cm. Besarnya suhu bila raksa bergerak sejauh 15 cm adalah ...
Jawaban: T1 = 100
- 10
= 100
X1 = 25 cm, X2 = 15 cm T2 = ? Penyelesaian : =
= 25 T2
= 1500
T2
= 60
7. Maria meletakkan sebuah tabung termometer tanpa skala didalam larutan es, lalu diletakkan di atas air yang mendidih, dan akhirnya diletakkan di atas air laut. Pada saat cairan pada termometer naik, Maria memberi tanda pada termometer seperti pada gambar. Suhu air laut adalah ...
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 145
Jawaban: X0 = 2 cm; X100 = 12; Xθ = 4 cm Θ=? Penyelesaian:
= = = θ
= 20
8. Sepotong besi panaskan dari 77
menjadi 239
dinyatakan dalam: (e) Skala celcius Jawab:
x (77 – 32)
=
=
= 25
=
x (239 – 32)
=
= 115
Kenaikannya : 115 (f) Skala kelvin Jawab:
- 25
= 90
. Berapa kenaikan suhu besi ini jika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 146
=
=
x (77 – 32) = 298 K
=
=
x (293 – 32) = 388 K
Kenaikannya : 388 K – 298 K= 90 K.
9. Perbandingan nilai skala suhu antara Celcius, Fahrenheit, Reamur dan Kelvin
berturut-turut adalah 5 : 9 : 4 : 5.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 147
Lampiran C7. Rubrik Penilaian Soal: Nomor Soal 1
Skor
Rubrik
a
5
Poin 5: jika jawaban benar.
b
5
Poin 2,5: jika jawaban tidak lengkap.
c
5
Poin 1: jika jawaban salah. Poin 0: jika tidak dijawab.
2
10
Poin 10: jika menyebutkan konsep dengan benar: pemuaian, perubahan suhu, perubahan volume. Poin 8: jika hanya menyebutkan konsep pemuaian dan penyusutan. Poin 5: jika hanya menyebutkan konsep perubahan volume. Poin 1: jika jawaban salah. Poin 0: jika tidak ada jawaban.
3
10
Poin 10: jika jawaban benar menyebutkan masingmasing kelebihan dan kekurangan. Poin 7,5: jika salah satu jawaban dari keempat jawaban salah. Poin 5: jika hanya dua jawaban yang benar. Poin 2,5: jika menjawab tiga jawaban yang benar. Poin 1: jika jawabannya salah. Poin 0: jika tidak ada jawaban.
4
10
Poin 10: jika jawaban benar menyebutkan empat ciri dengan benar. Poin 7,5: jika salah satu jawaban dari keempat jawaban salah. Poin 5: jika hanya dua jawaban yang benar. Poin 2,5: jika menjawab tiga jawaban yang benar. Poin 1: jika jawabannya salah. Poin 0: jika tidak ada jawaban.
5
a
5
Poin 5: jika jawaban benar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 148
Nomor Soal b
Skor 5
Rubrik Poin 1: jika jawaban salah. Poin 0: jika tidak ada jawaban.
6
25
Poin 25: jika jawaban benar dan ada langkah kerja. Poin 20: jika ada langkah kerja dan rumus tetapi jawaban salah. Poin 15: jika langkah kerja dan rumus tidak lengkap tetapi jawaban benar. Poin 10: jika tidak ada langkah kerja dan rumus serta jawaban salah. Poin 5: jika jawaban salah. Poin 0: jika tidak ada jawaban.
7
25
Poin 25: jika jawaban benar dan ada langkah kerja. Poin 20: jika ada langkah kerja dan rumus tetapi jawaban salah. Poin 15: jika langkah kerja dan rumus tidak lengkap tetapi jawaban benar. Poin 10: jika tidak ada langkah kerja dan rumus serta jawaban salah. Poin 5: jika jawaban salah. Poin 0: jika tidak ada jawaban.
8
a
10
Poin 10: jika jawaban benar dan ada langkah kerja. Poin 8: jika ada langkah kerja dan rumus tetapi jawaban salah. Poin 5: jika langkah kerja dan rumus tidak lengkap tetapi jawaban benar.
b
10
Poin 3: jika tidak ada langkah kerja dan rumus serta jawaban salah. Poin 1: jika jawaban salah. Poin 0: jika tidak ada jawaban.
9
10
Poin 10: jika jawaban benar. Poin 7,5: jika hanya salah satu jawaban yang salah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 149
Nomor Soal
Skor
Rubrik Poin 5: jika hanya dua jawaban yang benar. Poin 2,5: jika hanya satu jawaban yang benar. Poin 1: jika jawabannya salah. Poin 0: jika tidak ada jawaban.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 150
Lampiran C8. Penilaian Lembar Observasi:
YAYASAN PERSEKOLAHAN UMAT KATOLIK NGADA SMP SWASTA ST. HUBERTUS YOHANES LAJA LEMBAR OBSERVASI SISWA KELAS VII TAHUN PELAJARAN: 2016/2017 Mata Pelajaran
:
IPA Fisika
Materi
:
Suhu dan Pengukuran
Pertemuan Pertama (I) Aspek Penilaian No Nama Siswa
Menyampaik an Ide (Skor 1-4)
Menangga pi Pertanyaan
Bekerjasa ma (Skor 1-4)
(Skor 1-4)
Menghargai Pendapat Teman Sekelompok (Skor 1-4)
1.
Agnes Monika Kigo
3
4
4
4
2.
Alexander Kota
2
3
4
4
3.
Anggelina Mugi
3
3
4
4
4.
Asgarius Febronius Tiwu
2
2
3
3
5.
Astrian Brindinsich Viktor Sebo
4
4
4
3
6.
Cristian Yohanes Vianey Bera
2
2
3
3
7.
Damianus Watu
2
3
3
2
8.
Domitilla Rosa Mistika Wua
4
3
3
4
9.
Gaudensius Marino Rimo
2
2
3
3
10.
Herlina Kigo
2
2
3
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 151
Aspek Penilaian No Nama Siswa
Menyampaik an Ide (Skor 1-4)
Menangga pi Pertanyaan
Bekerjasa ma (Skor 1-4)
(Skor 1-4)
Menghargai Pendapat Teman Sekelompok (Skor 1-4)
11.
Hermanus Sandrianus Wake
2
2
3
3
12.
Hilarius Lobo
3
3
4
4
13.
Kosmas Damianus Suri
3
3
3
2
14.
Maria Rineldis Ule
2
3
3
4
15.
Maria Rosalinda Eza
3
3
3
3
15.
Maria Viany Rema
3
3
3
3
17
Marianus Metodius Babo
3
2
3
2
18.
Marselinus Krostogonus Kaki
3
3
2
2
19.
Natalia Alfania Anu
4
4
3
4
20.
Patrisia Kristina Meo
3
2
3
3
21.
Paulina Bhoki
2
2
3
3
22.
Robertus Besi Bozu
3
3
2
2
23.
Sebastianus Jonatan Ngozo
4
4
4
4
24.
Serlina Moghu
2
2
3
3
25.
Veronika Agustina Romauly
3
3
3
3
26.
Yohana Febriana Astrid Loda
2
2
3
3
27.
Yohanes Bhuru
3
3
3
4
28.
Yohanes Jago
2
3
3
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 152
Pertemuan Kedua (II) Aspek Penilaian No Nama Siswa
Menyampaik an Ide (Skor 1-4)
Menanggap Bekerjasa i ma Pertanyaan (Skor 1-4) (Skor 1-4)
Menghargai Pendapat Teman Sekelompok (Skor 1-4)
1.
Agnes Monika Kigo
4
4
4
4
2.
Alexander Kota
3
3
4
4
3.
Anggelina Mugi
4
3
4
4
4.
Asgarius Febronius Tiwu
2
2
3
3
5.
Astrian Brindinsich Viktor Sebo
4
4
4
3
6.
Cristian Yohanes Vianey Bera
4
3
3
3
7.
Damianus Watu
2
2
3
2
8.
Domitilla Rosa Mistika Wua
3
2
3
4
9.
Gaudensius Marino Rimo
2
2
3
4
10.
Herlina Kigo
2
2
3
4
11.
Hermanus Wake
4
3
3
3
12.
Hilarius Lobo
2
2
3
4
13.
Kosmas Damianus Suri
3
2
3
2
14.
Maria Rineldis Ule
2
2
3
4
15.
Maria Rosalinda Eza
3
3
3
4
15.
Maria Viany Rema
3
3
3
4
17
Marianus Metodius Babo
2
2
3
3
3
3
2
2
18.
Sandrianus
Marselinus Krostogonus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 153
Aspek Penilaian No Nama Siswa
Menyampaik an Ide (Skor 1-4)
Menanggap Bekerjasa i ma Pertanyaan (Skor 1-4) (Skor 1-4)
Menghargai Pendapat Teman Sekelompok (Skor 1-4)
Kaki
19.
Natalia Alfania Anu
4
3
3
4
20.
Patrisia Kristina Meo
3
3
3
3
21.
Paulina Bhoki
3
2
3
4
22.
Robertus Besi Bozu
3
3
3
2
23.
Sebastianus Ngozo
4
4
4
4
24.
Serlina Moghu
3
3
3
4
25.
Veronika Romauly
Agustina
4
3
3
4
26.
Yohana Febriana Astrid Loda
2
2
3
4
27.
Yohanes Bhuru
3
3
3
4
28.
Yohanes Jago
3
3
3
4
Jonatan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 154
Lampiran C9. Nilai Pretest dan Posttest Siswa: YAYASAN PERSEKOLAHAN UMAT KATOLIK NGADA SMP SWASTA ST. HUBERTUS YOHANES LAJA DAFTAR NILAI SISWA KELAS VII TAHUN PELAJARAN: 2016/2017 Mata Pelajaran
:
IPA Fisika
Materi
:
Suhu dan Pengukuran (Pretest)
No
Nama Siswa
L/P
Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jumlah
Nilai (%)
15
10
10
10
10
25
25
20
10
135
100
1
Agnes Monika Kigo
P
8,5
1
4
1
2
5
5
2
1
29,5
21,85
2
Alexander Kota
L
7
1
5,5
1
0
5
5
1
0
25,5
18,89
3
Anggelina Mugi
P
8,5
1
4
1
2
5
5
2
1
29,5
21,85
4
Asgarius Febronius Tiwu
L
7
1
7
1
2
5
5
2
0
30
22,22
5
Astrian Brindinsich Viktor Sebo
L
7
1
2,5
0
1
5
5
2
1
24,5
18,15
6
Cristian Yohanes Vianey Bera
L
8,5
1
7
0
2
5
5
2
1
31,5
23,33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 155
3
1
0
0
0
5
0
0
1
10
7,41
7
1
5,5
1
2
5
5
2
0
28,5
21,11
7
1
5,5
1
2
5
5
2
1
29,5
21,85
7
1
5,5
1
2
5
5
2
1
29,5
21,85
7
0
2,5
0
1
5
5
2
1
23,5
17,41
L
7
1
5,5
1
2
5
5
2
0
28,5
21,11
Kosmas Damianus Suri
L
7
1
1
2,5
2
5
5
2
1
26,5
19,63
14
Maria Rineldis Ule
P
5
0
4,5
0
0
5
5
1
1
21,5
15,93
15
Maria Rosalinda Eza
P
11
1
5,5
0
0
5
0
2
1
25,5
18,89
16
Maria Viany Rema
P
6
0
1
1
2
5
5
2
1
23
17,04
17
Marianus Metodius Babo
L
8,5
1
0
5
2
5
5
2
1
29,5
21,85
18
Marselinus Krostogonus Kaki
L
7
1
5,5
1
2
5
5
2
1
29,5
21,85
19
Natalia Alfania Anu
P
7
1
4
1
2
5
5
2
1
28
20,74
20
Patrisia Kristina Meo
P
8,5
1
5,5
0
0
5
5
2
1
28
20,74
7
Damianus Watu
L
8
Domitilla Rosa Mistika Wua
P
9
Gaudensius Marino Rimo
L
10
Herlina Kigo
P
11
Hermanus Sandrianus Wake
L
12
Hilarius Lobo
13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 156
21
Paulina Bhoki
P
8,5
1
5,5
1
0
5
5
2
1
29
21,48
22
Robertus Besi Bozu
L
7
1
5,5
1
0
5
5
2
0
26,5
19,63
23
Sebastianus Jonatan Ngozo
L
11
1
7
2,5
2
5
5
2
1
36,5
27,04
24
Serlina Moghu
P
3
1
6
1
0
5
5
2
1
24
17,78
25
Veronika Agustina Romauly
P
6
0
2
1
2
5
5
2
1
24
17,78
26
Yohana Febriana Astrid Loda
P
8,5
0
4,5
1
2
5
5
2
1
29
21,48
27
Yohanes Bhuru
L
7
1
5,5
2,5
2
5
5
2
1
31
22,96
28
Yohanes Jago
L
7
1
0
2,5
2
5
5
2
1
25,5
18,89
Jumlah Nilai
560,74
Rata-rata Nilai
20,03
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 157
YAYASAN PERSEKOLAHAN UMAT KATOLIK NGADA SMP SWASTA ST. HUBERTUS YOHANES LAJA DAFTAR NILAI SISWA KELAS VII TAHUN PELAJARAN: 2016/2017 Mata Pelajaran
:
IPA Fisika
Materi
:
Suhu dan Pengukuran (Postest)
No
Nama Siswa
L/P
Skor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
Jumlah
Nilai (%)
15
10
10
10
10
25
25
20
10
135
100
1
Agnes Monika Kigo
P
15
8
10
1
6
25
25
16
10
116
85,93
2
Alexander Kota
L
15
1
10
1
10
25
25
16
10
113
83,70
3
Anggelina Mugi
P
11
5
10
1
6
25
25
6
10
99
73,33
4
Asgarius Febronius Tiwu
L
15
1
10
1
6
15
15
13
10
86
63,70
5
Astrian Brindinsich Viktor Sebo
L
15
1
10
1
6
25
20
6
10
94
69,63
6
Cristian Yohanes Vianey Bera
L
15
1
10
1
6
25
15
9
10
92
68,15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 158
7
Damianus Watu
L
12,5
5
8,5
1
6
25
20
10
10
98
72,59
8
Domitilla Rosa Mistika Wua
P
12,5
5
10
1
6
25
25
16
10
110,5
81,85
9
Gaudensius Marino Rimo
L
15
1
10
1
6
25
25
9
10
102
75,56
10
Herlina Kigo
P
11
5
8,5
1
2
20
10
10
10
77,5
57,41
11
Hermanus Sandrianus Wake
L
15
1
7,5
2,5
6
25
25
16
10
108
80,00
12
Hilarius Lobo
L
15
1
10
1
6
25
5
2
10
75
55,56
13
Kosmas Damianus Suri
L
11
1
10
7,5
6
15
15
13
10
88,5
65,56
14
Maria Rineldis Ule
P
15
10
10
5
10
10
5
16
10
91
67,41
15
Maria Rosalinda Eza
P
15
0
7
0
10
25
25
16
10
108
80,00
16
Maria Viany Rema
P
15
5
8,5
2,5
2
25
25
16
10
109
80,74
17
Marianus Metodius Babo
L
15
1
10
2,5
6
15
10
2
10
71,5
52,96
18
Marselinus Krostogonus Kaki
L
11
1
7,5
2,5
10
10
10
6
10
68
50,37
19
Natalia Alfania Anu
P
15
1
7
1
6
25
15
9
10
89
65,93
20
Patrisia Kristina Meo
P
15
5
10
2,5
10
25
25
6
10
108,5
80,37
21
Paulina Bhoki
P
11
5
10
1
6
25
5
10
10
83
61,48
22
Robertus Besi Bozu
L
15
5
10
1
10
25
25
16
10
117
86,67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 159
23
Sebastianus Jonatan Ngozo
L
15
1
10
10
10
25
20
16
10
117
86,67
24
Serlina Moghu
P
10
5
8,5
1
6
25
25
16
10
106,5
78,89
25
Veronika Agustina Romauly
P
15
8
10
1
6
20
5
6
10
81
60,00
26
Yohana Febriana Astrid Loda
P
11
1
10
1
6
25
25
16
10
105
77,78
27
Yohanes Bhuru
L
15
1
10
2,5
5
25
25
10
10
103,5
76,67
28
Yohanes Jago
L
15
1
10
2,5
10
25
25
16
10
114,5
84,81
Jumlah Nilai Rata-rata Nilai
386
86
263
57
191
630
520
319
280
91,90 30,71 93,93
20,36
68,21
90
74,29
56,96
100
2732 2023,70 72,28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 160
Lampiran D1. Foto Kegiatan Penelitian:
Siswa dalam kelompok melakukan eksperimen sederhana dengan menggunakan termometer sederhana.
Siswa dalam kelompok melakukan eksperimensederhana dengan menggunakan termometer standar.
Siswa memperhatikan penjelasan guru.
Salah satu siswa menuliskan rumus hasil diskusi kelompok didepan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 161
Siswa memperhatikan penjelasan guru dan salah satu siswa mengacungkan tangan untuk menanggapi pertanyaan guru.
Guru membantu membimbing siswa
Salah satu siswa menjadi tutorial sebaya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 162