PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN JIGSAW DALAM MENUMBUHKAN RASA SOSIAL SISWA DI KELAS (Studi Eksperimen di MTs Negeri 1 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014)
NASKAH PUBLIKASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Tugas dan Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.) pada Program Studi Pendidikan Agama Islam (Tarbiyah)
Oleh: WIDIYANTO NIM : G000090077
FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013
ABSTRAK
Dalam dunia pendidikan, khususnya yang dilakukan di sekolah dan di kelaskelas siswa, terdapat banyak siswa yang memiliki latar belakang yang berbeda antara satu dengan yang lainnya (heterogen). Maka dengan keadaan yang seperti itu setiap siswa dituntut untuk bisa bersosialisasi dan bekerja sama dengan siswa yang lain. Sosialisasi merupakan proses belajar bersikap dan berperilaku sesuai dengan tututan sosial sehingga mampu hidup bermasyarakat dengan orang-orang di sekitarnya. Proses sosialisasi dilakukan melalui belajar berperilaku dan memainkan peran sosial yang dapat diterima oleh orang lain, serta mengembangkan sikap sosial sehingga akhirnya dapat melakukan penyesuaian sosial. Kemampuan peserta didik bersosialisasi antara lain dipengaruhi oleh kesempatan, waktu dan motivasi untuk bersosialisasi, kemampuan berkomunikasi dengan bahasa yang dapat dimengerti, dan metode belajar efektif serta bimbingan bersosialisasi. Dalam penelitian ini, masalah yang diangkat adalah bagaimana penerapan metode pembelajaran jigsaw dalam menumbuhkan rasa sosial siswa dalam kelas di MTs Negeri 1 Surakarta. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengidentifikasi penerapan metode pembelajaran jigsaw dalam menumbuhkan rasa sosial siswa dalam kelas di MTs Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2013/2014. Selain itu, penelitian ini juga untuk mengetahui mekanisme penerapan metode pembelajaran jigsaw yang benar dan mengatahui indikator-indikator sikap dan perilaku sosial pada siswa setelah diterapkannya metode pembelajaran jigsaw tersebut. Sedangkan manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah untuk dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi guru (guru Agama khususnya), untuk meningkatkan keprofesionalan sebagai tenaga pendidik yang berkualitas dengan menggunakan berbagai macam metode pengajaran yang bervariasi, salah satunya adalah dengan menggunakan metode pembelajaran jigsaw. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Yaitu penelitian langsung yang dilaksanakan di lapangan atau kehidupan yang sebenarnya secara spesifik dan realis tentang apa yang sedang terjadi. Adapun objek dari penelitian ini adalah guru Agama Pendidikan Islam dan siswa kelas VIII F MTs Negeri 1 Surakarta yang berjumlah 34 siswa. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan eksperimen, interview kepada guru Pendidikan Agama Islam, Sedangkan observasi dilakukan di dalam kelas dan lingkungan sekolah, serta dokumentasi yang penulis gunakan untuk memperoleh data-data dalam penelitian ini. Adapun analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan kualitatif deskriptif dengan pola berpikir induktif. Kesimpulam dari penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran jigsaw dapat menumbuhkan rasa sosial pada diri siswa, adapun sikap atau perilaku siswa yang menunjukan rasa sosial setelah diterapkannya metode pembelajaran jigsaw dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut : 1) Siswa membentuk kelompok belajar dengan tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, tingkat kecerdasan, dan tingkatan strata sosial kereka, 2) Siswa saling bekerja sama dalam memahami materi, 3) Siswa secara bergantian saling menjelaskan dan mengajarkan materi yang mereka kuasai, 4) Siswa yang memiliki kemampuan lebih menjadi peka untuk membantu teman sekelompoknya yang memiliki kemampuan kurang dengan cara memberikan penjelasan materi yang dikuasainya, 5) Siswa merasa senang dan bangga setelah dapat membantu anggota kelompok lain yang belum bisa memahami materi. Kata kunci : Pembelajaran Jigsaw, Rasa Sosial
mengungkapkan bahwa ada dua
PENDAHULUAN
alasan mengapa pembelajaran Pembelajaran adalah sesuatu kooperatif ini dianjurkan untuk yang dilakukan oleh siswa, bukan digunakan pada pendidikan di dibuat untuk siswa. Pembelajaran sekolah, yaitu, pertama; belajar pada dasarnya merupakan upaya secara
kooperatif
dapat
mendidik untuk membantu peserta meningkatkan
hasil
belajar
didik melakukan kegiatan belajar. sekaligus dapat meningkatkan Tujuan
pembelajaran
adalah kemampuan hubungan sosial,
terwujudnya efisiensi dan efektivitas menumbuhkan kegiatan
belajar
yang
sikap
dapat
dilakukan menerima kekurangan diri dan
peserta didik. Adapun pihak-pihak orang
lain,
serta
dapat
harga
diri.
yang terlibat dalam pembelajaran meningkatkan adalah pendidik dan peserta didik Kedua; pembelajaran kooperatif yang
berinteraksi
satu
dengan dapat merealisasikan kebutuhan
lainnya. Isi kegiatan adalah bahan siswa dalam belajar berfikir, materi
yang
bersumber
dari memecahakan
kurikulum
suatu
masalah,
dan
program mengintegrasikan
pengetahuan
pendidikan. Proses kegiatan adalah dengan ketrampilan. langkah-langkah atau tahapan yang Strategi
pembelajaran
dilalui pendidik dan peserta didik jigsaw (jigsaw learning) ini dalam pembelajaran (Isjoni, 2007: dikembangkan oleh Aronson. 11). Teknik
ini
dapat
digunakan
Robert E. Slavin (dalam dalam Wina,
2010:
242)
dalam
pengajaran
membaca,
menulis,
secara
bekerja
mendengarkan,
ataupun
merumuskan
sama
dalam
kearah
satu
kelompok.
Model
berbicara. Dalam strategi ini,
pandangan
guru memperhatikan skemata
pembelajaran
jigsaw
atau latar belakang pengalaman
memungkinkan
siswa
siswa
mengembangkan
dan
membantu
siswa
ini untuk
pengetahuan,
mengaktifkan skemata ini agar
kemampuan
bahan pelajaran menjadi lebih
secara penuh dalam suasana
bermakna.
belajar
Selain
itu
siswa
dan
yang
ketrampilan
terbuka
dan
bekerja dengan sesama siswa
demokratis, siswa bukan lagi
dalam suasana gotong royong
sebagai
objek
dan
namun
bisa
mempunyai
kesempatan informasi
untuk dan
ketrampilan
banyak mengolah
pembelajaran, juga
sebagai subjek dan tutor bagi
meningkatkan
teman sekelompoknya.
berkomunikasi
Dalam
(Anita, 2005: 69).
berperan
perkembangan
sosial peserta didik usia Sekolah
Pembelajaran
jigsaw
Menengah Pertama, kelompok
memiliki beberapa keunggulan.
dan permainan anak memegang
Keunggulannya
dari
peranan
aspek siswa, adalah memberi
kegiatan
peluang
permainan, anak akan belajar
kepada
dilihat
siswa
agar
penting. kelompok
dan
Melalui dan
mengemukakan dan membahas
bergaul
bersosialisasi
suatu pandangan, pengalaman,
dengan anak-anak lainnya. Agar
yang diperoleh siswa belajar
dapat diterima dan tidak ditolak
oleh kelompok dan permainan,
keikutsertaannya pada aktivitas
anak
keluarga. Pengaruh yang timbul
perlu
mengadakan
penyesuaian sosial. Untuk itu
pada
anak perlu mempelajari berbagai
anak diantaranya berikut ini:
keterampilan
seperti
Membantu anak untuk belajar
kemampuan menjalin hubungan
bersama dengan orang lain dan
dengan orang lain, menolong
bertingkah
laku
orang lain. perkembangan sosial
diterima
oleh
dapat menumbuhkan jiwa sosial
Membantu
dan
mengembangkan
sosial
perhatian
terhadap
lingkungan tanpa ada tekanan karena
perkembangan
berkembang Dengan
bertambah
bahwa usia
semakin
yang
dapat
kelompok, anak nilai-nilai
Madrasah
Tsanawiyah
baik.
Negeri 1 Surakarta (MTs N 1
dapat
Surakarta) di dalamnya tedapat
semakin
banyak perbedaan, khususnya
demikian,
dimengerti
sosialisasi
sosial.
sosial
dengan
keterampilan
anak
maka
kompleks
pada peserta didiknya, mulai dari
perbedaan
usia,
perkembangan sosialnya, dalam
kelamin,
arti
keluarga, status sosial, dan juga
mereka
semakin
membutuhkan orang lain. Pada sekolah,
periode minat
tingkat
latar
jenis
belakang
kecerdasannya,
oleh
usia
karena iti penulis mempunyai
terhadap
asumsi bahwa penelitian ini
kelompok makin besar, siswa
akan
mulai
dilakuakan
mengurangi
sangat di
tepat MTs
bila N
1
Surakarta, karena di dalamnya
metode
terdapat
yang
dalam menumbuhkan rasa sosial
dengan
siswa dalam kelas di MTs N 1
mana
kemajemukan, bila
dikelola
pembelajaran
metode pembelajaran yang tepat
Surakarta
dengan keadaan tersebut maka
2013/2014.
perbedaan itu akan menjadikan
tahun
jigsaw
pelajaran
LANDASAN TEORI
suatu kekuatan sosial, sehingga A. Pembelajaran Jigsaw tercipta suatu interaksi sosial Pembelajaran yang
baik
dan
jigsaw
dapat adalah
metode
pembelajaran
menumbuhkan rasa sosial yang yang mengutamakan kerja sama baik pula pada masing-masing atau individu
siswa.
pembelajaran
secara
Berdasarkan kooperatif, karena jigsaw ini
latar belakang di atas maka merupakan penulis
memiliki
keinginan
melakukan
penelitian
salah
satu
dari
beberapa macam pembelajaran untuk
kooperatif. Model pembelajaran tentang
penerapan
metode kooperatif
pembelajaran
jigsaw
adalah
rangkaian
dalam kegiatan belajar yang dilakukan
menumbuhkan rasa sosial siswa oleh siswa dalam kelompokdi MTs N 1 Surakarta. kelompok Adapaun
tujuan
tertentu
untuk
dari mencapai tujuan pembelajaran
penelitian ini adalah Tujuan yang telah dirumuskan. Ada yang
hendak
penelitian
ini
dicapai
dalam
adalah
untuk
empat
unsur
dalam
strategi
penting
dalam
pembelajaran
mengetahui tentang penerapan kooperatif, yaitu; (1) adanya
peserta dalam kelompok, (2) adanya aturan kelompok, (3) adanya upaya belajar setiap anggota
kelompok,
adanya
tujuan
dan
yang
(4) harus
dicapai (Sanjaya, 2010: 241). Dalam Al Quran Surat Al
Maidah
ayat
2
telah
diterangkan sebagai berikut :
ﻻَﺗُﺤِﻠﱡﻮْا
ﯾَﺄَﯾﱡﮭﺎَاﻟﱠﺬِﯾْﻦَءاَﻣَﻨُﻮْا
َوَﻻَاﻟﺸﱠﮭْﺮَاﻟْﺤَﺮاَم
ِﺷَﻌَﺌِﺮَاﷲ
َوَﻻَاﻟْﮭَﺪْىَ وَﻻَاﻟْﻘَﻠَﺌِﺪَ وَﻻَءاَﻣﱢﯿْﻦ ْاﻟْﺤَﺮاَمَ ﯾَﺒْﺘَﻐُﻮْنَ ﻓَﻀْﻠًﺎ ﻣﱢﻦ ْ وَإِذاَ ﺣَﻠَﻠْﺘُﻢ.ًرﱠﺑﱢﮭِﻢْ وَرِﺿَﻮاَﻧﺎ
dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan (mengganggu) binatangbinatang had-ya, dan binatangbinatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolongmenolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolongmenolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”. (Q.S. Al Maidah : 2).
ُﻓَﺼْﻄﺎَدُوْا وَﻻَﯾَﺠْﺮِﻣَﻨﱠﻜُﻢْ ﺷَﻨَﺄَن
Dari Ayat diatas penulis
ِﻗَﻮْمٍ اَﻧْﺼَﺪﱡوْﻛُﻢْ ﻋَﻦِ اﻟْﻤَﺴْﺠِﺪ
menitik beratkan pada kalimat
وَﺗَﻌﺎَوَﻧُﻮْا.اﻟْﺤَﺮاَمِ اَﻧْﺘَﻌْﺘَﺪُوْا
yang menyatakan bahwa “ Dan
وَﻻَﺗَﻌﺎَوَﻧُﻮْا.ﻋَﻠَﻰ اﻟْﺒِﺮﱢ وَﺗﱠﻘْﻮَى
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan)
.ِوَاﻟْﻌُﺪْوَان
ِاْﻟِﺈﺛْﻢ
ﻋَﻠَﻰ
takwa,
dan
kebajikan jangan
dan
tolong-
ِ اِنﱠ اﷲَ ﺷَﺪِﯾْﺪُ اﻟْﻌِﻘﺎَب.َوَاﺗﱠﻘُﻮْاﷲ
menolong dalam berbuat dosa
(2: )اﻟﻤﺎﺋﺪة
dan pelanggaran”, penggalan
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar Allah,
dari
ayat
ini
menunjukan
manusia itu hidup berdampingan
anggota tim (anggota kelompok)
dengan sesama manusia yang
harus saling membantu untuk
lain,
mencapai tujuan pembelajaran.
yang
mana
terdapat
di
dalam
manusia
tersebut,
kemajemukan kehidupan
b. Didasarkan menejemen kooperatif
maka dengan kemajemukan itu
Pada
hendaknya antara manusia satu
menejemen
dengan
fungsi
yang
lainnya
dapat
pada
umumnya memiliki
pokok,
empat
yaitu;
fungsi
saling tolong menolong, saling
perencanaan, fungsi organisasi,
membantu dan saling bekerja
fungsi pelaksanaan, dan fungsi
sama dalam melakukan berbagai
kontrol. Demikian juga dalam
pekerjaan dan aktifitas dalam
pembelajaran kooperatif, fungsi
kehidupan sehari-hari.
perencanaan menunjukan bahwa
menurut
Wina
(2010:
pembelajaran
koperatif
245) karakteristik pembelajaran
memerlukan perencanaan yang
kooperatif
matang
adalah
sebagai
agar
proses
berikut;
pembelajaran berjalan efektif,
a. Pembelajaran secara tim
misalnya tujuan apa yang harus
Pembelajaran kooperatif
dicapai,
bagaimana
cara
adalah pembelajaran secara tim.
mencapainya, apa yang harus
Tim merupakan tempat untuk
digunakan
mencapai tujuan. Oleh karena
tujuan itu, dan lain sebagainya.
itu, tim harus mampu membuat
c. Kemauan
seiap
siswa
belajar.
Semua
sama
untuk
untuk
mencapai
bekerja
Keberhasilan
satuan
pembelajaran ditentukan
kooperatif
oleh
informasi
menjadi
yng
besar
komponen-komponen
keberhasilan
yang lebih kecil. Selanjutnya
secara kelompok, oleh karena itu
guru membagi siswa ke dalam
prinsip
kelompok belajarkooperatif yang
kerja
ditekankan
sama
perlu
dalam
proses
terdiri
dari
pembelajaran kooperatif.
sehingga
d. Ketrampilan bekerja sama
bertanggung
Kemauan untuk bekerja
beberapa setiap
siswa, anggota
jawab
terhadap
penguasaan
setiap
sama itu kemudian dipraktikan
komponen/sub
melalui aktivitas dan kegiatan
ditugaskan oleh guru dengan
yang
dalam
sebaik
sama.
masing-masing kelompok yang
Dengan demikian siswa perlu
bertanggung jawab terhadap sub
didorong
untuk
dan
topik yang sama membentuk
sanggup
berinteraksi
dan
kelompok lagi yang terdiri dari
berkomunikasi dengan anggota
beberapa siswa dari kelompok
lain.Sehingga
yang lain.
tergambarkan
ketrampilan
bekerja
mau
setiap
anggota
kelompok dapat terlibat aktif dalam memberikan kontribusi untuk
keberhasilan
kelompoknya. Dalam metode jigsaw, guru pada dasarnya membagi
baiknya.
topik
Siswa
yang
dari
“Siswa-siswa ini bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam; a. Belajar dan menjadi ahli dalam sub topik bagiannya b. Merencanakan bagaimana mengajarkan subtopik bagiannya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu siswa tersebut kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai
“ahli “ dalam sub topiknya dan mengajarkan informasi penting dalam sub topik tersebut kepada temannya. Ahli dalam sub topik lainnya juga bertindak serupa. Sehungga seluruh siswa bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaanya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap siswa dalam kelompoknya harus menguasai topik secara keseluruhan”. (Ahmadi, dkk, 2011: 62).
mendefinisikan interaksi sebagai suatu
kejadian
ketika
suatu
aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau hukuman dengan
menggunakan
tindakan nyang
oleh
suatu
individu
menjadi
lain
pasangannya.
Konsep yang dikemukakan oleh momans
ini
mengandung
B. Rasa Sosial Siswa pengertian bahwa suatu tindakan Dalam
proses
belajar
yang dilakukan oleh seseorang
mengajar yang terjadi di dalam
dalam interaksi merupakan suatu
kelas pada umumnya, terdapat
stimulus bagi tindakan individu
banyak siswa yang berbeda-beda
lain yang menjadi pasanganya.
baik dari strata sosial, latar Walgito
(2003:
65)
belakang, etnik budaya, dan interaksi sosial adalah hubungan tingkat kecerdasan dari setiap timbal balik antara individu satu individu
atau
(heterogen). dengan individu lain. Individu
Dengan adanya keheterogenan satu tersebut
maka
akan
dapat
mempengaruhi
terjadi individu
yang
lain
atau
interaksi secara timbal balik antar belajar
siswa
selama
berlangsung.
sebaliknya,
individu
kelompok,
atau
proses Homans dengan kelompok.
(dalam
Ali
dengan
2004:
87)
kelompok
Adanya temuan-temuan baru
dalam
perkembangan
psikologi dan
psikologi
belajar menyebabkan pandangan tersebut hasil
berubah. penelitian
Berdasarka para
ahli
pendidikan ternyata, bahwa: a. Siswa adalah suatu organisme yang hidup, didalam beraneka ragam kemungkinan dan potensi yang hidup yang sedang berkembang. Di dalam dirinya terdapat prinsip aktiv, keinginan untuk berbuat dan bekerja sendiri. Prinsip aktiv ini yang mengendalikan tingkah laku siswa. Pendidikan perlu mengarahkan tingkah laku dan perbuatan itu menuju ketingkat perkembangan yang diharapkan. Potensi yang hidup itu pelu mendapat kesempatan yang luas untuk berkembang, tanpa pengarahan dikhawatirkan terjadi penyimpangan perkembangan dari tujuan yang telah ditentukan. Jika terjadi penyimpangan maka berakibat terganggunya bahkan rusaknya perkembangan siswa. Dengan kata lain, para siswa tidak menjadi manusia sebagai mana dicita-citakan oleh masyarakat. b. Setiap siswa memiliki berbagai kebutuhan,
meliputi kebutuhan jasmani, rohani, dan sosial. Kebutuhan menimbulkan dorongan untuk berbuat. Perbuatan-perbuatan yang dilakukan, termasuk perbuatan belajar dan bekerja, dimaksudkan untuk memuaskan kebutuhan tertentu dan untuk mencapai tujuan tertentu pula. Setiap saat kebutuhan dapat berubah dan bertambah, sehingga variasinya semakin banyak dan semakin luas. Dengan sendirinya perbuatan yang dilakukan semakin banyak dan beraneka ragam pula (Oemar, 2003: 171). METODE PENELITIAN 1. Jenis dan Sifat Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian
lapangan
research).
Yaitu
(field
penelitian
langsung yang dilaksanakan di lapangan atau kehidupan yang sebenarnya secara spesifik dan realis tentang apa yang sedang terjadi (Mardalis, 2006: 28). Dalam hal ini lembaga yang menjadi tempat penelitian adalah MTs N 1 Surakarta.
Penelitian deskriptif
ini
bersifat
kualitatif
Populasi
yaitu
semua
adalah
individu
yang
penelitian yang prosedurnya
menjadi
sumber
menekankan pada penjabaran
pengambilan
sample
deskriptif atau dalam bentuk
(Mardalis,
penjabaran kata-kata, yang
Populasi juga dapat di
terdiri dari tiga bagian, yaitu
artikann
sebagai
pengumpulan data sekaligus
keseluruhan
subyek
reduksi, penyajian data, dan
penelitian
penarikan kesimpulan.
2006:
dalam
penelitian
63).
(Arikunto,
173).
penelitian
2. Metode Penentuan Subyek
2006:
Dalam
ini
yang
ini
dijadikan populasi adalah
penulis memerlukan sumber
semua siswa kelas VIII di
data
memudahkan
MTs N 1 Surakarta yang
data
berjumlah 148 siswa.
untuk
memperoleh
dalam
penelitian. Menurut Arikunto (2010: 172) yang dimaksud
b.
Sampel
dan
Teknik
Sampel
adalah
Sampling
dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari
sebagian
mana data diperoleh. Adapun
individu yang menjadi
data-data
obyek
yang
diperoleh
dari
seluruh
penelitian
melalui penelitian lapangan
(Mardalis,
ini dengan menggunakan:
Bila
a.
penelitian besar dan tidak
Populasi
2006:
populasi
55). dalam
memungkinkan
populasi
mempelajari semua yang
menggunakan acak tanpa
ada
memperhatikan
strata
(tinggkatan)
dalam
dalam
populasi
karena
adanya
dengan
keterbatasan
peneliti,
anggota populasi tersebut
maka
peneliti
(Riduwan,
menggunakan
sampel
Maka dalam penelitian
yang
di
ambil
dari
2009:
58).
ini yang dijadikan sampel
populasi.
adalah 35 siswa.
Adapun sampling
teknik
HASIL PENELITIAN
menurut A. Penerapan Metode
Sugiyono
(2011:
81) Pembelajaran Jigsaw
adalah
teknik Penerapan metode jigsaw
pengambilan
sampel dalam pembelajaran pendidikan
untuk
menentukan agama Islam, seperti yang telah
sampel
yang
akan
digunakan
dalam
penelitian.
Sedangkan
peneliti
laksanakan
dalam
bentuk
eksperimen
yang
dilakukan pada kelas 8F di MTs teknik
sampling
yang Negeri
digunakan
1
Surakarta
dengan
dalam bidang studi Figh dalam sub
penelitian
ini
adalah topik bahasan tentang ibadah
simple random sampling, puasa.
Dalam
eksperimen
yaitu cara pengambilan peneliti sampel
dari
membuat
Rencana
anggota Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
dengan
menggunakan
4. Siswa
yang
memiliki
metode jigsaw dalam rangka
kemampuan lebih menjadi peka
mengaktifkan
untuk
siswa
sebagai
membantu
teman
peserta didik sehingga dalam
sekelompoknya yang memiliki
proses belajar tersebut timbul
kemampuan kurang dengan cara
rasa sosial pada siswa.
memberikan penjelasan materi
Adapun siswa
yang
indikator
aktifitas
menunjukkan
rasa
yang dikuasainya 5. Siswa lebih membuka diri untuk
sosial dapat dilihat dalam tabel
saling
dibawah ini :
memahami maetri
1. Siswa saling bekerja sama dalam memahami
materi
berinteraksi
dalam
SIMPULAN DAN SARAN
yang A. Simpulan
diberikan oleh guru Adapun kesimpulan dari 2. Siswa
membentuk
kelompok hasil
penelitian
ini
adalah
belajar dengan tanpa membedasebagai berikut : bedakan
tingkat
kecerdasan Pertama,
Penerapan
mereka, jenis kelamin, dan status metode pembelajaran jigsaw ini sosial dapat terlaksana dengan baik 3. Siswa secara bergantian saling menjelaskan dan mengajarkan materi yang mereka peroleh dari kelompok ahli kepada anggota kolompok asal
sesuai
dengan
tujuan
pembelajaran, manakala guru telah mempersiapkan dari awal, yaitu dengan membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP), kemudian melaksanakan
status sosial, usia, tingkat
RPP tersebut pada saat proses
kecerdasan mereka
belajar mengajar berlangsung
3. Siswa
dengan tepat dan efektif, dengan
saling
demikian
mengajarkan materi yang
penerapan
pembelajaran
jigsaw
dapat
terlaksana dengan baik.
sikap
Kedua,
aktifitas
prilaku
siswa
secara
menjelaskan
mereka
ketika
dan
peroleh
kelompok atau
bergantian
ahli
dari kepada
anggota kolompok asal 4. Siswa menjadi lebih peka
mengikuti pembelajaran dengan
untuk
metode jigsaw adalah sebagai
temannya yang mengalami
berikut :
kesulitan memahami materi
1. Siswa
membentuk
saling
membantu
5. Siswa lebih membuka diri
kelompok untuk berdiskusi,
untuk
saling bekerja sama, dan
dalam memahami maetri
saling
membantu,
bertanya
jawab
memahami
materi
saling dalam yang
dibahas 2. Siswa
berinteraksi
6. Siswa merasa senang dan bangga
setelah
membantu
dapat anggota
kelompok lain yang belum membentuk
kelompok belajar dengan tanpa
saling
bisa memahami materi B. Saran
membeda-bedakan
jenis kelamin, strata dan
Setelah hasil
diketahui
penelitian
ini
dari
adalah
positif, maka penulis dapat
memberikan
saran
terhadap
untuk
dapat
pihak-pihak yang bersangkutan
mengembangkan
dalam bidang pendidikan, di
metode-metode serta dan
antaranya :
strategi yang bervariasi,
1. Bagi guru
salah
Oleh tujuan suatu
satunya
karena
dengan
menggunakan
pembelajaran
metode
pembelajaran
pendidikan
itu
jigsaw, semua ini adalah
tidak hanya terbatas pada
dengan
pencapaian target nilai
membentuk
atau dari segi kognitif
yang seutuhnya.
saja,
adalah
melainkan
bertujuan
juga
manusia
yang
untuk manusia
2. Bagi siswa
untuk
membentuk
tujuan
Dengan fasilitas
adanya
yang
sudah
sempurna,
memadai dalam kelas,
memanusiakan manusia,
baik dari segi sarana dan
memiliki
akhlaqul
prasana,
karimah, dan nilai afektif
pendidik
yang
serta psikomotor yang
profesional,
maka
tinggi.
hendaknya
Maka,
memberikan terhadap
guru
bersangkutan
penulis
dan
siswa
saran
lebih
yang
memenafaatkan
dan
umumnya semua guru,
tenaga
agar bisa secara
maksimal, dengan cara belajar
yang
aktif,
mempunyai karimah, dengan
akhlaqul
penulis juga memberikan
berinteraksi
saran agar pihak sekolah
baik,
dan
dapat
memberikan
memiliki rasa sosial yang
pelatihan-pelatihan bagi
tinggi terhadap sesama
guru
siswa,
menjalankan
guru,
kayawan
agar
dapat tugasnya
sekolah dan umumnya
sebagai tenaga pendidik
kepada
yang profesional.
semua
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
3. Bagi sekolah Dengan
adanya
hasil penelitian ini, maka penulis saran
memberikan kepada
pihak
agar
dapat
sekolah mendukung
dan
memfasilitasi dari setiap apa
yang
kebutuhan
menjadi pihak
guru
dan siswa selama itu bertujuan baik dan tidak keluar
dari
Anita, Lie. 2005. Cooperative Learning. Mempraktikan Cooperative Learning di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT Grasindo. Arends, http://akhmadsudrajat.wordpre ss.com.makalah -dan-artikel. Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Gerungan, WA. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: Refika Aditama. Isjoni. 2007. Cooperative Learning, Efektifitas Pembelajaran Kelompok. Bandung: Alfabeta.
koridor
peraturan pihak sekolah. Dalam jangka panjang,
Mardalis. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Matthew B dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: UI press. Mel Silberman. 2007. Active Learning 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani. Moleong, L.J. 1993. Metode Penelitian Kualitatif, Bangung: PT Remaja Rosdakarya. Oemar Hamalik, dkk. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Slavin, E Robert. 2011. Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung Nusa Media. Sudjana, Nana. 2006. Merancang Pembelajaran Aktif dan Kontekstual Berdasarkan “SISKO”. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. Riduwan. 2010. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru Karyawan dan peneliti Pemula. Bandung Alfabeta. Walgito, B. 2003. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi Offset Wijaya, Wina. 2008.Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana. Wina Sanjaya. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana media Group
Prenada
Winarno, Surachmad. 1991. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bulan Bintang. Zaini, Hisyam, dkk. 2002. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: CTSD Sunan Kalijaga.