PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRATION BERBASIS DISCUSSION PROCESS PADA PEMBELAJARAN PROSES DASAR TEKNIK MESIN DI SMK NEGERI 1 SEDAYU BANTUL Oleh : Arif Yunianto *), Dr. Widarto**) ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan keaktifan dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Proses Dasar Teknik Mesin (PDTM) setelah diterapkannya metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian dilakukan di SMK Negeri 1 Sedayu Bantul pada kelas X Teknik Pemesinan (X TPM). Peneliti melakukan kolaborasi dengan guru mata pelajaran PDTM dalam hal penelitian maupun pengajaran.Metode pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah: observasi, wawancara, dokumentasi, dan tes. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil dari penelitian ini adalah: (1) Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sebelum dilakukan tindakan 39,06%, setelah siklus I 70,31%, dan setelah siklus II 86,23%. (2) Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sebelum dilakukan tindakan 23,18%, setelah siklus I 67,97%, dan setelah siklus II 85,41%. (3) Persentase siswa yang mendapatkan nilai tuntas di atas 70 sebelum dilakukan tindakan 31,75%, setelah siklus I 68,25%, dan setelah siklus II 87,75%. (4) Terdapat peningkatan yang signifikan antara masing-masing indikator pada setiap siklus, hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan kesiapan, keaktifan, dan hasil belajar siswa pada saat sebelum dilakukan tindakan, pada siklus I dan pada siklus II. Pada siklus II semua indikator telah melampaui target persentase indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Sehingga siklus penelitian dapat dihentikan pada siklus II dan dapat ditarik kesimpulan bahwa metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process berhasil serta lebih efektif dibandingkan dengan metode ceramah. Kata Kunci : demonstration berbasis discussion process, PDTM. ABSTRACT This study aims to determine the increase in activity and student learning outcomes in subject Basic Process of Mechanical Engineering after the implementation of learning method “demonstration” based on discussion process. The method used in this research was Classroom Action Research (CAR). The study was conducted at SMK Negeri 1 Sedayu Bantul, Machining Technique class (X TPM). Researchers collaborated with subject teachers PDTM. The methods in research and data collection in this study were: observation, interviews, documentation, and testing. Analysis of the research data were descriptive quantitative and qualitative. The results of this research are: (1) readiness of students to receive lessons prior to the act of 39.06%, after the first cycle of 70.31%, and 86.23% after the second cycle. (2) The active participation of students in the learning process prior to the act of 23.18%, after the first cycle of 67.97%, and 85.41% after the second cycle. (3) The percentage of students that scored above 70 completed before action is taken 31.75%, after the first cycle of 68.25%, and 87.75% after the second cycle. (4) There is significant increase at each of the indicators in each cycle. It can be seen from the readiness, liveliness, and student learning outcomes at the time prior to the action, in the first cycle and the second cycle. In the second cycle all the indicators have exceeded the target percentage of success indicators that have been set. So that the cycle can be stopped in the second cycle and it can be concluded that the method of discussion-based learning process was successful and more effective than the lecture method. Keywords: demonstration based discussion process, PDTM.
Penerapan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process *) Mahasiswa **) Dosen Pembimbing
1
pendekatan pembelajaran merupakan salah
PENDAHULUAN Pendidikan sebagai pranata utama pembangunan
satu faktor eksternal yang berkaitan dengan
Sumber
Daya
Manusia
secara
jelas
berperan
Salah satu komponen yang penting
membentuk siswa menjadi produktif dan
dalam sistem pelaksanaan pendidikan adalah
mampu menciptakan karya. Sesuai dengan
bagaimana
tujuan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
pembelajarannya.
yaitu
pembelajaran di SMK Negeri 1 Sedayu yang
(SDM)
harus
menyiapkan
mengembangkan
siswa
sikap
untuk
dapat
profesional
dan
guru.
sekarang
meningkatkan Dalam
diberlakukan
kualitas pelaksanaan
adalah
dapat
berkompetensi serta mengembangkan diri
membuat siswa aktif dalam menemukan dan
untuk dapat mencapai masa depan yang
membangun pemahaman serta sikap aktif
produktif dan kreatif. Menurut Oemar
mereka terutama dalam mata pelajaran
Hamalik (2003: 28), dari pengertian belajar
Proses Dasar Teknik Mesin (PDTM).
maka jelas tujuan belajar itu prinsipnya
Hasil observasi terhadap kegiatan
sama, yakni perubahan tingkah laku, hanya
belajar mengajar pembelajaran PDTM di
berbeda cara atau usaha pencapaiannya.
kelas X TPM Program Keahlian Teknik
Terdapat
dua
faktor
yang
Pemesinan SMK Negeri 1 Sedayu yang
mempengaruhi belajar yaitu faktor internal
diperoleh
melalui
dan faktor eksternal (Sugihartono, dkk.
beberapa
guru
2007: 76). Faktor internal merupakan faktor
permasalahan. Rendahnya prestasi belajar
yang ada di dalam diri individu yang sedang
siswa
belajar/ kemampuan siswa. Faktor eksternal
permasalahannya. Hal ini dapat dilihat pada
adalah faktor yang datangnya dari luar
tablel nilai ulangan harian siswa di bawah
individu/ dari lingkungan siswa belajar.
ini:
Faktor
internal
meliputi
kecerdasan,
wawancara terungkap
merupakan
dengan beberapa
salah
Tabel 1. Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas
kemampuan, bakat, motivasi, dan lain
X TPM
sebagainya. Sedangkan faktor eksternal
Ujian
Nilai Rerata
meliputi lingkungan alam, sosial-ekonomi,
Ulangan Harian 1
55,8
guru,
kurikulum,
Ulangan Harian 2
62,38
materi pelajaran, sarana dan
Ulangan Harian 3
53,48
Rata-rata
57,22
program,
metode
mengajar,
prasarana. Faktor-faktor ini dapat menjadi penghambat maupun penunjang. Berkenaan dengan proses belajar pembelajaran bidang
satu
Sumber: Nilai Ulangan Harian Kelas X TPM
produktif pada pembelajaran di SMK maka Penerapan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process
2
Penyebab rendahnya prestasi belajar
6) Memunculkan aktivitas, partisipasi siswa
antara lain: siswa kurang antusias atau
dalam kegiatan pembelajaran.
semangat dalam mengikuti kegiatan belajar
7) Memberi umpan balik (feed back)
mengajar.
8) Melakukan
Hal
ini
ditunjukkan
dari
tagihan-tagihan
terhadap
pengamatan di kelas saat kegiatan belajar
siswa berupa tes, sehingga kemampuan
mengajar siswa acuh tak acuh ketika guru
siswa selalu terpantau dan terukur.
sedang menjelaskan pelajaran. Permasalahan juga muncul saat wawancara dengan siswa
9) Menyimpulkan
setiap
materi
yang
disampaikan diakhir pembelajaran.
secara langsung, siswa mengungkapkan
Dengan melihat permasalahan yang
kurangnya perhatian seorang guru saat
timbul terhadap metode pembelajaran yang
berlangsungnya pelajaran dengan kata lain
digunakan, pentingnya mata pelajaran dan
interaksi antara siswa dan guru belum
singkatnya waktu yang dialokasikan maka
terbentuk dengan baik, guru cenderung
dibutuhkan suatu solusi agar dengan waktu
hanya menerapkan kegiatan menulis di
yang singkat tersebut siswa dapat menerima
papan, ceramah dan mencatat.
pelajaran tersebut dengan maksimal. Hal
Salah satu cara untuk meningkatkan
realistis
yang
dapat
mengubah
keaktifan siswa. Gagne dan Briggs (dalam
semula guru berperan sebagai teacher
Martinis, 2007: 84) faktor-faktor yang dapat
centered dan siswa hanya mendengarkan
menumbuhkan timbulnya keaktifan peserta
penjelasan dan bersifat pasif diubah menjadi
didik dalam proses pembelajaran, yaitu :
metode
1) Memberikan
menarik
berbasis discussion process yang diharapkan
mereka
siswa lebih aktif dan penyerapan materi ajar
perhatian
siswa,
sehingga
berperan
aktif
dalam
kegiatan
Metode tujuan
intruksional
(kemampuan dasar kepada siswa). 3) Mengingatkan
kompetensi
mengajar barang,
belajar
kepada siswa. 4) Memberikan stimulus (masalah, topik, dan konsep yang akan dipelajari). 5) Memberi petunjuk kepada siswa cara mempelajarinya.
pembelajaran
yang
demonstration
lebih efektif.
pembelajaran. 2) Menjelaskan
pembelajaran,
adalah
prestasi belajar siswa adalah meningkatkan
motivasi atau
metode
dilakukan
dengan kejadian,
demonstration cara aturan
adalah
memperagakan dan
urutan
melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui
penggunaan
media
pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikanm (Muhibbin Syah, 2005: 208). Dalam kamus Inggris-Indonesia,
demonstration
yaitu
mempertunjuk-kan atau mempertontonkan Penerapan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process
3
(Jhon M. Echols dan Hassan Shadily, 1984:
demonstration; (7) Selama demonstration
178 ).
berlangsung, Untuk
melaksanakan
hal-hal
yang
harus
metode
diperhatikan: Keterangan-keterangan dapat
demonstration yang baik atau efektif, ada
didengar dengan jelas oleh siswa, alat-alat
beberapa langkah yang harus dipahami dan
telah ditempatkan pada posisi yang baik,
digunakan oleh guru, yang terdiri dari
sehingga setiap siswa dapat melihat dengan
perencanaan, uji coba dan pelaksanaan oleh
jelas, telah disarankan kepada siswa untuk
guru lalu diikuti oleh siswa dan diakhiri
membuat catatan-catatan seperlunya; (8)
dengan adanya evaluasi ( J.J Hasibuan dan
Menetapkan
Mujiono, 1993: 31 ). Adapun langkah
kemajuan siswa. Sering perlu diadakan
tersebut
diskusi sesudah demonstration berlangsung
adalah
sebagai
berikut:
(1)
rencana
atau
atau keterampilan apa yang diharapkan
demonstration (J.J Hasibuan dan Mujiono,
dicapai oleh siswa sesudah demonstration
1993: 31).
dilakukan;
(2)
Mempertimbangkan
mencoba
menilai
Merumuskan dengan jelas kecakapan dan
itu
siswa
untuk
Sedangkan
melakukan
pengertian
metode
dengan sungguh-sungguh, apakah metode
diskusi menurut Armai Arief (2002: 145)
itu wajar dipergunakan, dan apakah ia
adalah salah satu alternative metode/ cara
merupakan metode yang paling efektif untuk
yang dapat dipakai oleh seorang guru di
mencapai tujuan yang dirumuskan; (3) Alat-
kelas dengan tujuan dapat memecahkan
alat yang diperlukan untuk demonstration
suatu masalah berdasarkan pendapat siswa.
itu bisa didapat dengan mudah, dan sudah
Metode
dicoba
waktu
merangsang pemikiran serta berbagai jenis
diadakan demonstrasi tidak gagal; (4)
pandangan. Ada 3 langkah utama dalam
Jumlah
metode diskusi :
terlebih
siswa
dahulu
supaya
memungkinkan
untuk
diadakan demonstration dengan jelas; (5) Menetapkan
garis-garis
besar
langkah-
diskusi
dimaksudkan
untuk
a. Penyajian, yaitu pengenalan terhadap masalah
atau
topik
yang
meminta
langkah yang akan dilaksanakan, sebaiknya
pendapat, evaluasi dan pemecahan dari
sebelum demonstration dilakukan, sudah
murid.
dicoba terlebih dahulu supaya tidak gagal pada
waktunya;
Memperhitungkan
menerus dan secara bertujuan yang
waktu yang dibutuhkan, apakah tersedia
diberikan guru selama proses diskusi.
waktu untuk memberi kesempatan kepada
Pengarahan
siswa mengajukan pertanyaan-pertanyaan
menyatukan pikiran-pikiran yang telah
dan
dikemukakan.
komentar
(6)
b. Bimbingan yaitu pengarahan yang terus-
selama
dan
sesudah
ini
Penerapan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process
diharapkan
dapat
4
c. Pengikhtisaran, yaitu rekapitulasi pokokpokok pikiran penting dalam diskusi. Metode
demonstration
tersebut
dilakukan
oleh
guru
sebagai
peneliti, oleh guru bersama-sama dengan
berbasis
peserta didik, atau oleh peserta didik di
discussion process tersebut merupakan salah
bawah bimbingan dan arahan guru, dengan
satu tipe dari pembelajaran aktif. Dalam
maksud
metode
meningkatkan
ini,
langsung
siswa
dan
dapat
dapat
berinteraksi
untuk
memperbaiki kualitas
dan
pembelajaran
melihat
objek
nantinya
dapat
Model penelitian tindakan kelas yang
daya
digunakan adalah model DDAER. Model
berkomunikasi yang dapat memacu dan
DDAER (diagnosis, design, action and
merangsang peningkatkan keatifan serta
observation,
pemahaman siswa. Dalam hal ini guru
merupakan
bertindak langsung dalam menyampaikan
Lewin, Model Riel, dan Model Kemmis dan
materi yang disampaikan melalui metode
Taggart
demonstration.
program pembelajaran. Prosedur PTK akan
pembelajaran,
sehingga
meningkatkan
pemahaman,
dan
(Mulyasa, 2011: 11).
lebih METODE
adalah metode penelitian tindakan kelas
Artinya
peneliti
tidak
melakukan sendiri namun berkolaborasi dengan guru kelas X TPM di SMK Negeri 1 Sedayu, Bantul, Yogyakarta, beliau Bapak Tri Atmoko Sugiharjo, S.Pd. Kemudian peneliti bersama guru secara partisipatif bersama-sama melakukan penelitian ini langkah demi langkah sampai mendapatkan hasil yang akan dicapai.
yang
lazim
dari
digunakan
apabila
diawali
Model
dalam
dengan
dengan evaluasi sebelum dilakukan refleksi (Endang Mulyatiningsih, 2012: 72).
suatu upaya untuk mencermati kegiatan belajar sekelompok peserta didik dengan memberikan sebuah tindakan (treatment) dimunculkan.
Lokasi
tempat
dilaksanakanya
penelitian adalah SMK Negeri 1 Sedayu yang beralamat di Kemusuk, Argomulyo, Sedayu, Bantul, 55753. Lokasi ini dipilih sebagai
tempat
berdasarkan
penelitian
pengamatan
karena
yang
telah
dilakukan oleh peneliti, proses dan kualitas pembelajaran Proses Dasar Teknik Mesin belum optimal. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X TPM Program
Penelitian tindakan kelas merupakan
sengaja
pengembangan
lengkap
yang dilakukan secara kolaboratif dan
yang
reflection)
kegiatan diagnosis masalah dan dilengkapi
Metode penelitian yang digunakan
partisipatif.
evaluation,
Tindakan
Keahlian Teknik Pemesinan SMK Negeri 1 Sedayu tahun pelajaran 2012/ 2013 yang berjumlah 32 siswa. Data dalam penelitian ini
diperoleh
dari
hasil
observasi,
wawancara dan tes yang dilakukan terhadap
Penerapan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process
5
siswa kelas X Teknik Pemesinan SMK
mengacu pada metode demonstration
Negeri
berbasis
1
Sedayu
berkaitan
dengan
discussion
process
dengan
pemahaman siswa mengenai mata pelajaran
memanfaatkan hand out yang telah
pembelajaran Proses Dasar Teknik Mesin
dibagikan oleh guru.
setelah diterapkan metode pembelajaran aktif
metode
demonstration
berbasis
4. Guru bersama siswa melakukan studi bengkel.
Pada
tahap
ini
guru
discussion process. Sumber data dalam
memberikan materi dengan melakukan
penelitian ini adalah guru pembelajaran
demonstrasi secara langsung pada mesin
PDTM dan siswa kelas X Teknik Pemesinan
sesuai dengan materi yang diajarkan.
SMK Negeri 1 Sedayu sebagai mitra peneliti
Pada tahap ini diharapkan siswa dapat
serta seluruh komponen sekolah. Metode
melihat secara langsung mesin tersebut
pengumpulan data yang dilakukan pada
dan siswa juga dapat melihat secara
penelitian ini adalah: observasi, wawancara,
langsung bagian-bagian mesin, cara
dokumentasi, dan tes dan analisis data dalam
kerja, dan pengoperasianya.
penelitian ini dilakukan secara deskriptif kuantitatif dan kualitatif.
5. Siswa
diberi
menanyakan
Pada penelitian ini terdapat tiga
kesempatan apa
untuk
yang
telah
didemonstrasikan oleh guru.
indikator penelitian yaitu kesiapan siswa
6. Siswa diberi kesempatan untuk mencoba
dalam menerima pelajaran, keaktifan siswa
berapresiasi diri dalam demonstration
dan hasil tes formatif siswa. Dari ketiga
berbasis discussion process dengan cara
indikator tersebut keseluruhan ditetapkan
mencoba apa yang telah dipelajari. Hal
presentase 75% sebagai batas minimal
ini dapat terjadi karena pada proses
keberhasilan masing-masing indikator.
demonstrasi
Skenario
pembelajaran
akan
terjadi
stimulan-
dengan
stimulan yang akan merangsang siswa
metode demonstration berbasis discussion
untuk mencoba mempraktekkan apa
process yang direncanakan dan dilaksanakan
yang telah dilihatnya.
oleh peneliti adalah sebagai berikut:
7. Siswa
1. Siswa dibagi ke dalam 6 kelompok (tiap
diberi
kesempatan
melakukan diskusi dan
untuk
menemukan
kelompok terdiri dari 5-6 siswa) dengan
pemecahan masalah sehingga siswa
karakteristik yang heterogen.
terpacu
2. Guru mengkondisikan siswa supaya terkondisi dalam penyampaian materi. 3. Siswa tentang
menyimak materi
panjelasan
guru
pembelajaran
yang
maupun
untuk
lebih
menjawab
aktif
bertanya
pertanyaan
saat
proses diskusi. 8. Siswa
diberi
kesempatan
untuk
mempresentasikan hasil diskusi yang
Penerapan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process
6
telah
mereka
lakukan
sebelumnya
Indikator kesiapan Tingkat perhatian (atensi) siswa
No
dengan melakukan demonstrasi pada 1
mesin.
Persentase
Rerata
39,05%
9. Siswa yang tidak melakukan presentasi diwajibkan untuk memperhatikan secara
Tingkat motivasi siswa
2
42,00%
seksama dan memberikan pertanyaan 39,06%
kepada siswa yang melakukan presentasi Perhatian siswa terhadap aspek penting pelajaran
dan siswa yang melakukan presentasi menjawab pertanyaan yang diberikan
3
oleh siswa yang lain mupun pertanyaan
35,92%
dari guru. 10. Setelah
diadakan
diskusi
bersama/
kelompok, guru melakukan evaluasi kepada para siswa dengan malaksanakan tes formatif dengan sistem buku tertutup.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Deskripsi Kondisi Sebelum Tindakan
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan
b. Tingkat keaktifan siswa kelas X TPM pada
keaktifan
siswa
dalam
proses
pembelajaran sebagai berikut: a. Tingkat kesiapan siswa kelas X TPM
memberikan menjawab
perhatian siswa dan tingkat motivasi siswa yang sangat rendah terhadap proses pembelajaran. Persentase tingkat kesiapan siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 2. Tingkat Kesiapan Siswa Sebelum
adalah
pertanyaan, pertanyaan
maupun
dari
guru.
Persentase keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3. Tingkat Keaktifan Siswa Sebelum Tindakan Dilakukan No 1 2
saat menerima pelajaran adalah 39,06%. Hal ini ditandai dengan kurangnya
pembelajaran
23,18%. Siswa sangat pasif dalam
maka didapatkan persentase tingkat kesiapan dan
proses
3
Indikator keaktifan Bertanya Menanggapi pertanyaan guru dan teman pada proses diskusi Melakukan diskusi dan menemukan hasil pemecahan masalah
Persentase
Rerata
36,70% 32,75% 23,18% 0,00%
Berdasarkan hasil pre test sebelum tindakan terhadap 32 siswa kelas X TPM Program Keahlian Teknik Pemesinan SMK
Tindakan Dilakukan
Penerapan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process
7
Negeri 1 Sedayu diperoleh data sebagai
2
Menanggapi
berikut:
pertanyaan guru
a. Siswa yang tuntas belajar sebanyak 10
dan teman pada
64,84%
proses diskusi
siswa (31,25 %). b. Siswa siswa yang belum tuntas belajar
3
sebanyak 22 siswa (68,75%).
Melakukan diskusi
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I
dan
menemukan
Dari hasil penelitian pada siklus
71,87%
hasil pemecahan masalah
didapatkan data sebagai berikut: a. Tingkat kesiapan siswa dalam menerima pelajaran pada siklus I adalah 70,31%.
c. Hasil prestasi belajar dari tes formatif Hasil tes pada siklus I terhadap 32 siswa,
Dengan rincian sebagai berikut: Tabel 5. Tingkat Kesiapan Siswa pada
diperoleh data sebagai berikut : 1) Siswa yang tuntas belajar dalam
Siklus I No 1
Indikator kesiapan
kompetensi Persentase
Rerata
72,65%
dalam kompetensi sebanyak 10 siswa (31,25%).
Tingkat motivasi siswa
3. Deskripsi data hasil penelitian siklus
71,10% 70,31%
II
Perhatian siswa
Dari hasil penelitian pada siklus
terhadap aspek 67,19%
penting
didapatkan data sebagai berikut:
pelajaran
a. Tingkat kesiapan siswa dalam menerima pelajaran pada siklus II adalah 86,23%.
b. Tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada siklus I adalah
Dengan rincian sebagai berikut:
67,97%.
Tabel 8. Tingkat Kesiapan Siswa pada
Dengan
rincian
sebagai
Siklus II
berikut: Tabel 6. Tingkat Keaktifan Siswa pada
No
Siklus I N
Indikator
o
keaktifan
1 Persentase
Rerata
Indikator kesiapan
Persentase
Bertanya
67,19%
67,97%
perhatian
2
Rerata
Tingkat 89,00%
(atensi) siswa 1
siswa
2) Siswa yang belum tuntas belajar
(atensi) siswa
3
22
(68,75%).
Tingkat perhatian
2
sebanyak
Tingkat
Penerapan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process
86,23%
86,70%
8
Pembahasan Hasil Penelitian
motivasi siswa 3
Perhatian siswa terhadap aspek penting
Pembahasan tindakan
85,15%
yaitu
terhadap
berdasar
penelitian
analisis
data
kualitatif terhadap hasil penelitian yang
pelajaran
diperoleh dari kerja sama antara peneliti dan guru yang mengadakan kolaborasi dalam
b. Tingkat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran pada siklus II adalah 85,41%. Dengan rincian sebagai berikut:
melakukan penelitian. Berdasarkan hasil refleksi
tiap
siklus
ternyata
dapat
memberikan motivasi bagi guru dalam melakukan perbaikan pengajarannya dengan
Tabel 9. Tingkat Keaktifan Siswa pada Siklus II No
Indikator keaktifan
1
Bertanya
2
Menanggapi
lebih
Persentase
Rerata
keaktifan dan hasil belajar siswa melalui metode demonstration berbasis discussion process. Pembahasan pada hasil penelitian ini
pertanyaan
dapat dilakukan dengan tiga indikator yang
79,52%
telah
teman pada 83,41%
proses diskusi 3
ditentukan
dilakukanya
masing-masing
aspek,
yang
nantinya dapat menguatkan hasil penelitian
dan
menemukan
sebelum
penelitian. Ketiga indikator tersebut juga memiliki
Melakukan diskusi
melibatkan siswa dalam
pembelajaran sebagai upaya meningkatkan
85,92%
guru dan
banyak
yang telah dilakukan. Indikator-indikator
90,62%
pemecahan
tersebut antara lain: kesiapan siswa dalam
masalah
menerima pelajaran, keaktifan siswa dalam
c. Hasil prestasi belajar dari tes formatif Hasil tes pada siklus I terhadap 32 siswa, diperoleh data sebagai berikut :
sebanyak
28
hasil belajar siswa. Pada indikator kesiapan dan keaktifan siswa dapat diketahui dengan
1) Siswa yang tuntas belajar dalam kompetensi
proses pembelajaran, dan ketuntasan nilai
siswa
(87,75%). 2) Siswa yang belum tuntas belajar
dilakukanya observasi pada saat tindakan dilaksanakan, sedangkan ketuntasan nilai dilihat dari hasil evaluasi yang dilakukan di akhir tindakan setiap siklusnya. Sehingga
dalam kompetensi sebanyak 4 siswa
nantinya
(12,25%).
keputusan pada akhir siklus.
dapat
dilakukan
Penerapan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process
pengambilan
9
Kesiapan
Siswa
Pelajaran
dalam
Menerima
ada peningkatan pada tiap –tiap indikator
Metode
dari kesiapan siswa saat pembelajaran
Discussion
menggunakan model pembelajaran aktif
Menggunakan
Demonstration
Berbasis
metode demonstration berbasis discussion
Process Untuk mengetahui peningkatan yang
process.
dialami oleh siswa mengenai kesiapan siswa dalam
menerima
saat
dalam menerima pelajaran pada setiap siklus
pembelajaran, dapat dilihat dari lembar hasil
tersebut terjadi karena usaha dari guru,
observasi yang dilakukan pada tiap-tiap
yaitu: memberikan atensi kepada siswa
tindakan
yang
untuk mengonsentrasikan dan memfokuskan
dijadikan sebagai acuan untuk menilai
sumber daya mental, memberikan motivasi
kesiapan siswa dalam menerima pelajaran
yang
saat
aspek-aspek penting dari apa yang dipelajari
kelas.
pelajaran
Proses peningkatan kesiapan siswa
Adapun
pembelajaran
aspek
dilaksanakan
adalah
membangun
serta
menumbuhkan
sebagai berikut:
dalam proses pembelajaran, sehingga siswa
1. Siswa dituntut memiliki atensi (perhatian)
memperhatikan serta menunjukkan sikap
terhadap pelajaran.
kritis dalam materi yang disampaikan.
2. Siswa dituntut mempunyai motivasi.
Grafik peningkatan kesiapan siswa
3. Siswa memerhatikan aspek-aspek penting pada pelajaran.
dalam menerima pelajaran dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran
yang
terlihat
dari
Grafik Peningkatan Kesiapan Siswa
indikator-
indikator di atas pada setiap tindakan
100%
cenderung mengalami peningkatan terutama
90%
setelah dilakukan tindakan kelas siklus II
80%
terlihat
dari
70%
masing-masing indikator di atas. Hal ini
60%
ada
banyak
peningkatan
dapat dilihat dari data yang diperoleh pada saat
pengamatan
dengan
mengunakan
lembar observasi yang telah dibuat. Hasil pengamatan terhadap kesiapan siswa dalam menerima pelajaran sebelum dilakukan tindakan adalah 39,06%, pada siklus I adalah 70,31% dan pada siklus II adalah 86,23%. Hal ini menunjukkan sudah
Sebelum Tindakan Siklus I
50% 40%
Siklus II
30% 20% 10% 0%
Gambar 1. Grafik Peningkatan Kesiapan Siswa dalam Menerima Pelajaran.
Penerapan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process
10
Keaktifan
dalam
Proses
menggunakan model pembelajaran aktif
Menggunakan
Metode
metode demonstration berbasis discussion
Siswa
Pembelajaran Demonstration
Berbasis
Discussion
process. Proses peningkatan keaktifan siswa
Process Untuk
mengetahui
peningkatan
dalam proses pembelajaran pada setiap
keaktifan siswa pada proses pembelajaran
siklus tersebut terjadi karena usaha dari guru
dapat dilihat dari lembar hasil observasi
untuk memberikan rangsangan-rangangan
yang dilakukan pada tiap-tiap tindakan
untuk
kelas. Adapun aspek yang dijadikan sebagai
pemusatan perhatian, bimbingan dari guru
acuan untuk menilai keaktifan siswa dalam
terhadap siswa yang mengalami kesulitan
menerima
dalam pelajaran, dan motivasi kepada siswa
pelajaran
saat
pembelajaran
menggugah
keaktifan
siswa,
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
agar siswa dapat lebih aktif dalam proses
1. Siswa bertanya kepada guru maupun
pembelajaran.
teman tentang materi pelajaran. 2. Siswa
menjawab
pertanyaan
Grafik peningkatan keaktifan siswa yang
diajukan oleh guru maupun teman. 3. Siswa
melakukan
diskusi
pada proses pembelajaran dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
dan
Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa
menemukan pemecahan masalah dari proses diskusi tersebut. Tingkat
keaktifan
siswa
dalam
menerima pelajaran yang terlihat dari aspekaspek di atas pada setiap tindakan cenderung mengalami peningkatan terutama setelah dilakukan tindakan kelas siklus II. Hal ini dapat dilihat dari data yang diperoleh pada saat
pengamatan
dengan
90.00% 80.00% 70.00% 60.00% 50.00% 40.00% 30.00% 20.00% 10.00% 0.00%
Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II
mengunakan
lembar observasi yang telah dibuat. Hasil pengamatan terhadap tingkat
Gambar 2. Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa dalam Proses Pembelajaran
keaktifan siswa dalam proses pembelajaran sebelum dilakukan tindakan adalah 23,18%,
Hasil
Pembelajaran
pada siklus I adalah 67,97%, dan pada siklus
Metode
II adalah 85,41%. Hal ini menunjukkan
Discussion Process
Menggunakan
Demonstration
Berbasis
sudah ada peningkatan pada tiap –tiap aspek
Untuk mengetahui peningkatan hasil
dari keaktifan siswa saat pembelajaran
pembelajaran setelah penggunaan metode
Penerapan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process
11
demonstration berbasis discussion process maka
dilakukan
serangkaian
yang
siswa pada setiap siklus tersebut terjadi
dilakukan pada masing-masing siklus. Tes
karena usaha dari guru untuk memberikan
pertama yang dilakukan adalah pre test yang
bimbingan terhadap siswa yang mengalami
dilakukan sebelum tindakan dilakukan. Hal
kesulitan dalam pelajaran, motivasi kepada
ini bertujuan untuk mengetahui kemapuan
siswa, serta penerapan metode pembelajaran
dan hasil belajar siswa sebelum tindakan
demonstration berbasis discussion process
dilakukan.
tes
yang dilaksanakan dengan baik oleh guru.
formatif yang dilakukan pada pertemuan
Selain peran guru dalam peningkatan hasil
terakhir pada masing-masing siklus. Adapun
belajar siswa disini juga sangat berperan
jadwal pelaksanaan tes hasil belajar yang
dalam peningkatan hasil belajar. Hal ini
dilakukan adalah sebagai berikut:
terlihat dari peran siswa yang aktif dalam
Tes
1. Pretest
selanjutnya
(tes
dilaksanakan
tes
Proses peningkatan hasil belajar
adalah
kemampuan pada
hari
awal)
selasa
30
Oktober 2012.
mengikuti
pembelajaran
yang
dapat
meningkatkan pemahaman siswa tentang pelajaran yang diikuti.
2. Tes formatif siklus I dilaksanakan pada hari selasa 27 November 2012.
Grafik peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada gambar di bawah
3. Tes formatif siklus II dilaksanakan pada hari kamis 6 Desember 2012. Hasil belajar siswa pada masing-
ini: Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa
masing siklus mangalami peningkatan yang
100.00%
sangt signifikan. Hal ini ditandai dengan
90.00%
meningkatnya
yang
80.00%
mendapatkan nilai di atas 70 atau tuntas
70.00%
KKM.
60.00%
jumlah
siswa
Persentase siswa yang mendapatkan
50.00%
nilai tuntas di atas 70 sebelum dilakukan
40.00%
tindakan adalah 31,75%, pada siklus I
30.00%
adalah 68,25%, dan pada siklus II adalah
20.00%
87,75%. Hal ini menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan pada masing-masing
Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II
10.00% 0.00%
siklus. dan pada siklus II persentase hasil belajar siswa sudah melampaui persentase indikator yang telah ditetapkan.
Gambar 3. Grafik Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Penerapan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process
12
Dari hasil analisis data dan hasil
tindakan 23,18%, pada siklus I 67,97%,
pembahasan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa semua indikator yang diteliti
dalam
2.
Peningkatan
siswa
yang
sangat
dikarenakan pada penerapan metode
signifikan dalam setiap siklusnya. Pada
pembelajaran demonstration berbasis
siklus II semua indikator penelitian telah
discussion process mengharuskan siswa
melapaui target indikator keberhasilan yang
untuk aktif. Pada penerapan metode
telah
tersebut
banyak
melibatkan
siswa
tindakan kelas ini dapat berhenti pada siklus
secara
langsung
dalam
proses
II. Berdasarkan penjabaran tersebut dapat
pembelajaran. Selain itu adanya proses
diambil
penerapan
demonstrasi
akan
demonstration
rangsangan
kepada
metode
ditentukan,
sehingga
kesimpulan
bahwa
pembelajaran
penelitian
pembelajaran
pada
kelas
peningkatan
proses
keaktifan
tindakan
mengalami
proses
dan pada siklus II 85,41%.
terjadi
memberikan siswa
untuk
berbasis discussion process pada mata
mencoba mempraktekkan apa yang
pelajaran PDTM di kelas X TPM Jurusan
telah didemonstrasikan, serta pemberian
Teknik Pemesinan SMK Negeri 1 Sedayu
materi diskusi dan presentasi kelompok
dinyatakan berhasil dan efektif.
kepada siswa akan menambah keaktifan dan kemandirian siswa.
KESIMPULAN Dari hasil penelitian dan analisis data
3.
Penerapan
metode
pembelajaran
keseluruhan yang telah diuraikan, dapat
demonstration
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
process pada pembelajaran PDTM,
1.
pembelajaran
dapat meningkatkan hasil belajar pada
discussion
siswa kelas X Teknik Pemesinan SMK
process pada pembelajaran PDTM,
Negeri 1 Sedayu. Hal ini ditunjukkan
dapat meningkatkan keaktifan pada
dari peningkatan persentase hasil tes
siswa kelas X Teknik Pemesinan SMK
evaluasi yang dinyatakan tuntas dari
Negeri 1 Sedayu. Hal ini ditunjukkan
masing-masing
dari peningkatan keaktifan siswa dari
persentase siswa yang mendapatkan
masing-masing
nilai
Penerapan
metode
demonstration
berbasis
tindakan.
Adapun
tuntas
berbasis
discussion
tindakan.
di
atas
70
Adapun
sebelum
peningkatan tersebut adalah tingkat
dilakukan tindakan adalah 31,75%,
keaktifan
pada siklus I 68,25%, dan pada siklus II
pembelajaran
siswa
dalam
sebelum
proses
87,75%.
dilakukan 4.
Peningkatan prestasi belajar siswa pada proses
pembelajaran
Penerapan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process
terjadi 13
dikarenakan
penerapan
metode
pembelajaran demonstration berbasis discussion
process
pelaksanaan
metode
tersebut
siswa dapat melihat secara lagsung mesin-mesin yang diajarkan melalui studi bengkel, sehingga siswa tidak lagi hanya membayangkan mesin namun dapat
melihat,
mengamati
mengoperasikanya. Selain penerapan
metode
ini
dan
itu pada
siswa
juga
difasilitasi untuk melakukan proses diskusi dan presentasi yang secara langsung
akan
pemahaman
guru
untuk
dapat
meningkatkan
keaktifan dan prestasi belajar siswa.
memberikan
pemahaman yang lebih kepada siswa. Pada
bagi
meningkatkan
siswa.
Dengan
meningkatnya pemahaman siswa maka akan meningkatkan prestasi belajar siswa yang telah dibuktikan dengan pemberian evaluasi pada penelitian
SARAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat dikemukakan beberapa saran di antaranya adalah: 1. Pelaksanaan
metode
demonstration
pembelajaran
berbasis
discussion
process dapat didukung dengan media lain seperti media ajar power point supaya pembelajaran lebih menarik. 2. Pengelompokkan kelompok diskusi pada individu-individu siswa harus dilakukan dengan
hati-hati,
pengelompokkan
terutama
dilakukan
secara
heterogen menurut prestasi siswa agar proses diskusi dapat berlangsung dengan baik dan efektif. 3. Metode
demonstration
berbasis
discussion process dalam pelaksanaannya
yang telah dilakukan.
memerlukan keluasan wawasan guru pada
IMPLIKASI HASIL PENELITIAN Berdasarkan hasil positif yang
aspek
afektif,
kognitif
maupun
psikomotor, hal ini dimaksudkan agar
didapatkan dari hasil peneltian penerapan
proses pembelajaran dapat berlangsung
metode demonstration berbasis discussion
dengan efektif.
process pada mata pelajaran Proses Dasar
4. Pengkondisian siswa pada saat diskusi
Teknik Mesin, maka metode pembelajaran
dilakukan
ini dapat diterapkan oleh guru SMK Negeri
dengan cara guru melakukan bimbingan
1
pembelajaran
serta pengawasan yang intensive secara
terutama oleh guru Teknik Pemesinan pada
menyeluruh supaya proses diskusi dapat
mata
Dengan
berjalan dengan nyaman, kondusif serta
penerapan metode tersebut diharapkan dapat
tidak membuat gaduh yang akhirnya
menambah variasi metode pembelajaran
dapat mengganggu kelas di ruangan lain.
Sedayu
dalam
pembelajaran
proses
PDTM.
dengan
Penerapan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process
sebaik-baiknya,
14
Baru. Bandung: Rosdakarya.
UNGKAPAN TERIMAKASIH Ucapan terima kasih yang setulusnya dan penghargaan disampaikan kepada yang terhormat:
Mulyasa. (2011). Praktik Tindakan Kelas. PT.Remaja Rosdakarya.
PT.Remaja
Penelitian Bandung:
1. Rektor Universitas Negeri Yogyakarta dan Dekan Fakultas Teknik Universitas
Oemar Hamalik. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Negeri Yogyakarta beserta staf. 2. Kajur dan Kaprodi Pendidikan Teknik Mesin. 3. Dr. Widarto, pembimbing yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi. 4. Kepala sekolah, guru-guru, dan staf
Oemar
Hamalik. (2003). Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendaktan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
Sugihartono, Dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Triatmoko Sugiharjo. (2012). Nilai Ulangan Harian Kelas X TPM.
SMK Negeri 1 Sedayu Bantul DAFTAR PUSTAKA Arief, Armai. (2002). Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Intermasa. Echolis, Jhon M., dan Hasan Shadily.(1984). Andas Inggris Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia.Cet. Ke-8. Endang Mulyatiningsih. (2012). Riset Terapan Bidang Pendidikan dan Teknik. Yogyakarta: UNY Press J.J. Hasibuan dan Mujiono. (1993).Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya Martinis Yamin. (2007). Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta. Martinis Yamin. (2007). Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta.
Muhibbin Syah. Pendidikan
(1995). Psikologi dengan Pendekatan
Penerapan metode pembelajaran demonstration berbasis discussion process
15