Penerapan Metode Nearest Neighbour Untuk Menentukan Rute Distribusi Roti Tawar Citarasa Bakery PT KMBU Bontang Aswar, Wahyuda, Muriani Emelda Isharyani Teknik Industri Universitas Mulawarman Samarinda Jl.Sambaliung No.9 Kampus Gunung Kelua, Samarinda 75119 Telp:0541-736834, Fax:0541-749315 e-mail:
[email protected]
ABSTRAK Roti tawar “Citarasa Bakery” merupakan produk dari KMBU, Dalam menjalankan usahanya, KMBU memiliki 16 outlet dan 1 kendaraan yang digunakan untuk mendistribusikan roti tawar. Pengiriman produk roti ke outlet yang dilakukan oleh perusahaan dalam pemilihan jalur distribusi masih bersifat intuisi, dimana pendistribusian roti tawar “citarasa bakery” yang dilakukan oleh sales roti ditentukan oleh sales roti itu sendiri dengan cara memilih jarak yang dirasakan pendek agar meminimasi jarak dan waktu perjalanan. Permasalahan tersebut termasuk dalam masalah travelling salesman problem. Dimana TSP itu sendiri merupakan permasalahan untuk mencari rute terpendek yang dapat dilalui untuk mengunjungi beberapa lokasi tanpa harus mendatangi kota yang sama lebih dari satu kali. Permasalahan ini diselesaikan dengan menggunakan metode nearest neighbour dan kemudian dilakukan perbandingan total jarak tempuh dari rute alternatif yang dihasilkan oleh metode nearest neighbour dengan total jarak tempuh rute yang telah ditetapkan oleh sales roti tawar “citarasa bakery”. Penelitian ini bertujuan untuk menerapkan metode nearest neighbour pada persoalan pendistribusian roti tawar dan menentukan rute serta jarak tempuh yang optimal dalam pendistribusian roti tawar di wilayah loktuan. Hasil dari total jarak tempuh yang telah di terapkan oleh sales roti yaitu sejauh 22,3 km, sedangkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode nearest neighbour diperoleh enam rute alternatif dengan total jarak tempuh yang didapatkan yaitu sejauh 21,1 km. Dari total jarak tersebut didapatkan persentase penghematan jarak sebesar 5,38%. Rute yang diterapkan oleh sales roti tawar “citarasa bakery” masih belum optimal karena masih terdapat outlet terdekat yang dilewati oleh sales tersebut. Hal ini tidak sesuai dengan prinsip metode nearest neighbour yang diperoleh dengan cara selalu menuju ke outlet yang jaraknya paling dekat dengan outlet yang telah dilewati sebelumnya. Kata Kunci: Jarak Tempuh, Nearest Neighbour, Rute.
ABSTRACT The fresh bread “citarasa bakery” is a product of the KMBU, in this business, KMBU has 16 outlets and 1 vehicle used to distribute fresh bread. The delivery to outlet undertaken by the company in the selection of distribution channel is still intuitive, where fresh bread is distributing "citarasa bakery" performed by sales of bread is determined by the sales of bread itself the felt of selecting the travel short the time and the nearest distances. These problems included in the travelling salesman problem problem. Where the TSP itself is the problem of finding the shortest route which can be traversed to visit multiple locations without having to go to the same city more than once. This issue is resolved by using the nearest neighbour method and then do a comparison of the total mileage of alternative routes generated by the nearest neighbour method with the total route mileage has been defined by the sales of fresh bread "citarasa bakery". This research aims to apply the nearest neighbour method on the question of distributing fresh bread and determining routes and mileage that are optimal in the distribution of fresh bread in the loktuan. The result of the total mileage that has been applied by the sales of bread, namely the extent of 22.3 miles, while the results of the calculation by using the method of nearest neighbour retrieved six alternate routes with the total mileage the obtained is 21.1 miles. Total distance is obtained as a percentage of the savings of approximately 5,38%. Routes that are applied by the sales of fresh bread "citarasa bakery" not optimal because there is still the nearest outlet is skipped by the sales. This is not in accordance with the principles
method of the nearest neighbour is obtained by way of always heading towards the outlet which is nearest the outlet that had been bypassed previously. Keywords: Mileage, Nearest Neighbour, Routes.
1.
Pendahuluan
Perusahaan Kaltim Multi Boga Utama atau yang sering disebut KMBU merupakan anak perusahaan Pupuk Kalimantan Timur yang bergerak dalam bidang jasa Boga. Perusahaan Kaltim Multi Boga Utama didirikan pada Tanggal 07 Juli 1988. Sebagai perusahaan yang berkembang dan ingin bersaing di Kota Bontang, KMBU tidak hanya bergerak dibidang penyediaan makanan untuk karyawan Pupuk Kaltim, JVC dan anak perusahaan saja, tetapi juga membuka pelayanan catering untuk acara masyarakat umum, pemerintah dan institusi lain yang memerlukan pelayanan catering sesuai pesanan. Salah satu unit usaha KMBU adalah Citarasa Bakery. KMBU Mulai mengembangkan unit usaha dibidang Bakery dan Pastry pada Tahun 1992. Pada Tahun 2008 citarasa juga membuka outlet baru hingga saat ini terdapat empat outlet produksi citarasa di Kota Bontang maupun Sangata. Citarasa Bakery memiliki total lebih dari 100 jenis produk roti dan pastry. Salah satu produk dari KMBU adalah roti tawar dengan label “Citarasa Bakery”, dalam menjalankan usahanya, KMBU memiliki beberapa outlet penjualan dan seorang sales roti tawar. Kaltim Multi Boga Utama memiliki dua wilayah pendistribusian roti tawar “citarasa bakery” yaitu wilayah Bontang dan Loktuan, namun saat ini wilayah Loktuan merupakan wilayah terbesar yang memiliki lebih banyak outlet roti tawar “citarasa bakery”. Rute pendistribusian yang diterapkan oleh KMBU kepada sales roti tawar “citarasa bakery” cenderung memakan jarak tempuh yang besar sehingga waktu pendistribusian menjadi semakin lama, hal ini dikarenakan sistem pendistribusian roti tawar “citarasa bakery” yang diterapkan oleh KMBU tidak memiliki batasan total jarak tempuh yang harus dilalui oleh sales roti tawar “citarasa bakery”. Pengiriman produk roti ke outlet yang dilakukan oleh perusahaan dalam pemilihan jalur distribusi masih bersifat intuisi, dimana pendistribusian roti tawar “citarasa bakery” yang dilakukan oleh sales roti ditentukan oleh sales roti itu sendiri dengan cara memilih jarak yang dirasakan
pendek agar meminimasi jarak dan waktu perjalanan. Masalah tersebut termasuk kedalam masalah travelling salesman problem. Dimana TSP itu sendiri merupakan permasalahan untuk mencari rute terpendek yang dapat dilalui untuk mengunjungi beberapa lokasi tanpa harus mendatangi kota yang sama lebih dari satu kali. Permasalahan ini diselesaikan dengan menggunakan metode nearest neighbour dan kemudian dilakukan perbandingan total jarak tempuh dari rute alternatif yang dihasilkan oleh metode nearest neighbour dengan total jarak tempuh rute yang telah detetapkan oleh sales roti tawar “citarasa bakery”. Metode nearest neighbour digunakan karena metode ini sesuai untuk diterapkan di perusahaan Kaltim Multi Boga Utama dan metode ini merupakan metode yang memiliki karakteristik pembentukan rute distribusi yang sesuai dengan keadaan nyata kondisi di lapangan. Sehingga dilakukan analisis pendistribusian roti dengan menggunakan metode nearest neighbour yang bertujuan untuk menentukan rute yang optimal dengan jarak tempuh terpendek. Alasan penerapan metode nearest neighbour karena prinsip penggunaan metode ini yang cukup sederhana dan sesuai diterapkan di KMBU yang hanya memiliki satu kendaraan untuk mendistribusikan roti tawar “citarasa bakery”.
2.
Studi Literatur
2.1 Pengertian Travelling Salesman Problem (TSP) Travelling Salesman Problem (TSP) yang dijelaskan Era Madona dkk (2013) adalah TSP dikemukakan pada tahun 1800 oleh matematikawan Irlandia, William Rowan Hamilton dan matematikawan Inggris, Thomas Penyngton. TSP dikenal sebagai suatu permasalahan optimasi yang bersifat klasik dan Non-Deterministik Pilynominal-time Complete (NPC), dimana tidak ada penyelesaian yang paling optimal selain mencoba seluruh kemungkinan penyelesaian yang ada. Permasalahan ini melibatkan seorang Travelling Salesman yang harus melakukan kunjungan sekali pada semua kota dalam sebuah lintasan sebelum dia kembali ketitik awal, sehingga perjalanannya dikatakan sempurna.
Menurut Smith, dalam jurnal Utomo, dkk (2004) Traveling Salesman Problem (TSP) dapat dengan mudah diubah dalam bentuk network problem dengan formulasi yang serupa dengan model rute terpendek. Konsumen yang dikunjungi diidentifikasikan sebagai simpulsimpul (nodes) dari jaringan. Sedangakan menurut Rabi’, Persoalan Travelling Salesman (TSP) adalah persoalan optimasi yang dinyatakan sebagai mencari rute perjalanan termurah untuk mengunjungi n konsumen, dimana setiap konsumen dikunjungi secara pasti satu kali. Agus Wahyu W, dkk ( 2010, h.205), dalam jurnalnya menjelaskan bahwa penentuan rute perjalanan merupakan salah satu permasalahan yang sering dihadapi dalam kehidupan seharihari. Salah satu contoh yaitu rute manakah yang memiliki biaya paling murah untuk dilalui seorang salesman ketika harus mengunjungi sejumlah daerah. Tiap daerah tersebut harus dikunjungi tepat satu kali kemudian kembali lagi ke tempat semula. Permasalahan tersebut dikenal sebagai Traveling Salesman Problem (TSP). Travelling Salesman Problem (TSP) dalam jurnal Ghulam (2013, h. 2), yaitu mencari rute terpendek dengan syarat kendaraan berawal dan berakhir di depo yang sama dan setiap kota dikunjungi tepat satu kali. 2.2 Penyelesaian TSP Nearest Neighbour
dengan
Metode
Permasalahan TSP dapat diselesaikan dengan beberapa cara, tergantung dengan sistem permasalahan yang dihadapi. Adapun metode atau cara yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan berbagai macam permasalahan TSP yaitu, Nearest Neighbour, Insertion, dan Sweep. Penelitian yang dilakukan saat ini menggunakan metode Nearest Neighbour untuk menyelasaikan permasalahan distribusi roti tawar cita rasa bakery. Era Madona dkk., (2013), dalam jurnal menjelaskan Pada Metode Nearest Neighbour ini, pemilihan lintasan akan dimulai pada lintasan yang memiliki nilai jarak paling minimum setiap melalui daerah, kemudian akan memilih daerah selanjutnya yang belum dikunjungi dan memiliki jarak yang paling minimum. Metode nearest neighbour merupakan metode paling sederhana untuk menyelesaikan
masalah Travelling Salesman Problem. Pilihlah salah satu node yang mewakili suatu kota atau lokasi awal. Selanjutnya, pilih node tujuan atau kota yang akan dikunjungi berikutnya, dengan pertimbangan hanya memilih kota yang memiliki jarak terdekat dengan kota yang sebelumnya dikunjungi. Kemudian, setelah seluruh kota dikunjungi atau seluruh nodes telah terhubung, maka tutup rute perjalanan dengan kembali ke kota asal (node asal). Secara umum langkahlangkah dari metode ini adalah sebagai berikut: 1. Langkah 0 : Inisialisasi Tentukan N = {1,2,3,4,…,n} sebagai jumlah kota atau lokasi yang akan dikunjungi. Tentukan satu kota sembarang sebagai titik awal perjalanan (i 0), dan V adalah sejumlah kota lain yang masih harus dikunjungi, serta S adalah urutan rute perjalanan saat ini. Pada langkah 1, S = (i 0), karena belum ada kota lain yang dikunjungi. 2. Langkah 1 : pilih kota yang selanjutnya akan dikunjungi Jika i 1 adalah kota yang berada di urutan terakhir dari rute S. Maka, temukan kota berikutnya (j * ) yang memiliki jarak paling minimal dengan i 1 , dimana j * merupakan anggota dari V. Apabila terdapat banyak pilihan optimal maka pilih secara acak. 3. Langkah 2 : tambahkan pada urutan rute berikutnya Tambahkan kota j * di urutan akhir dari rute sementara dan keluarkan yang terpilih tersebut dari daftar kota yang belum dikunjungi. 4. Langkah 3 : jika semua kota yang harus dikunjungi telah dimasukkan dalam rute atau V=0, maka tidak ada lagi kota yang tertinggal. Selanjutnya, tutup rute dengan menambahkan kota inisialisasi atau i 0 diakhir rute. Dengan kata lain, rute ditutup dengan kembali lagi ke kota asal. Jika sebaliknya, kembali lakukan langkah 1 lagi. Metode nearest neighbour digunakan pada penelitian ini dikarenakan metode ini merupakan salah satu metode yang memiliki karakteristik pembentukan rute distribusi sesuai dengan keadaan nyata yang terdapat pada kondisi dilapangan, serta alasan penggunaan metode ini dikarenakan teknik penentuan rute yang diterapkan pada metode ini lebih mudah dilakukan dibandingkan dengan metode TSP yang lain dan metode nearest neighbour ini merupakan metode yang dapat dijadikan sebagai dasar dalam pembuatan rute distribusi dengan menggunakan metode yang lainnya.
2.3 Aplikasi Travelling Salesman Problem (TSP) Beberapa contoh kasus yang dapat digunakan dalam mengaplikasikan metode Travelling Salesman Problem (TSP) adalah sebagai berikut: 1. Pencarian rute bis sekolah untuk mengantarkan siswa, 2. Pencarian rute truk pengantar parcel, 3. Pengambilan tagihan telepon, dan 4. Penjadwalan produksi. 2.4 Penelitian Travelling Salesman Problem (TSP) Sebelumnya Ada beberapa penelitian terdahulu yang dijadikan peneliti sebagai acuan pembuatan penelitian ini. Penelitian terdahulu tersebut adalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan oleh Era Modena dan Muhammad Irmansyah dengan judul Aplikasi metode nearest neighbour pada penentuan jalur evakuasi terpendek untuk daerah rawan gempa dan tsunami. Pada penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa Travelling salesman problem menggunakan metode nearest neighbour untuk menentukan rute terpendek pada peta evakuasi sektor VI, dimana jarak tempuh yang terpendeknya adalah 9,04 km, dan 2. Penelitian yaitu diterapkan oleh Chairul Abadi, dkk dengan judul Penentuan Rute kendaraan distribusi produk roti menggunakan metode nearest neighbour dan metode sequential insertion. Pada penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa Pengiriman produk roti ke pelanggan yang dilakukan oleh perusahaan dalam pemilihan jalur distribusi masih bersifat intuisi. Perbaikan vehicle routing problem ini menggunakan metode nearest neighbor dan metode sequential insertion. Penelitian ini bertujuan untuk meminimasi jarak tempuh kendaraan. Metode sequential insertion pada kondisi single trip memiliki minimasi jarak tempuh yaitu sebesar 48,81 km sedangkan jarak tempuh yang dilalui oleh perusahaanya itu sebesar 58,62 km.
3.
Kegiatan Riset
Tahapan persiapan yang pertama dilakukan pada studi pendahuluan yaitu melihat kondisi sekitar tempat penelitian, selanjutnya adalah mengidentifikasi masalah yang akan dijadikan sebagai bahan literatur dalam penelitian serta
masalah apa yang sedang terjadi pada Perusahaan KMBU. Selanjutnya dilakukan pengambilan data dengan cara melakukan pengumpulan data berdasarkan data - data alamat outlet roti tawar “citarasa bakery” dan rute yang telah dilalui loper roti serta berbagai sumber yaitu buku- buku referensi, laporan penelitian terdahulu, jurnal-jurnal, dan internet. Dari hasil pengumpulan data tersebut langkah selanjutnya melakukan pengolahan data dengan menggunakan metode nearest neighbour. Setelah didapatkan rute dan jarak yang baru, maka langkah selanjutnya yaitu jarak pada rute pendistribusian roti tawar “citarasa bakery” dibandingkan dengan data awal yang sebelumnya telah dilakukan menggunakan metode nearest neighbour. Dari hasil analisa tersebut di diperoleh kesimpulan dan saran yang merupakan bentuk solusi yang telah dicapai dari sebuah penelitian,
4.
Pembahasan Dan Analisa
4.1 Pengumpulan data Data yang diamati dalam penelitian ini adalah data pada Hari Kamis, 22 Mei 2014 dengan rute pendiastribusian di wilayah Loktuan. Jadwal pendistribusian roti tawar “citarasa bakery” rutin dilakukan setiap hari dari jam 09.00 - 12.00 WITA. Data outlet roti tawar “citarasa bakery” dapat dilihat pada Tabel 4.1 sebagai berikut: Tabel 4.1
Data outlet roti tawar citarasa bakery
Kode Nama A Depot Menjangan B Mart C Lavender Mart D Rifky E Nova F Cinta Damai G Nabila H Latifah I King Snack J H. Badak K Suharni L Sudi Mampir M H. Ismail N Hasni O Kahar P Mama Idam Q Romas
Alamat Komplek Kopkar PKT Jalan Menjangan Jalan Slamet Riadi Jalan Kapal Pinisi 7 Jalan Kapal Pinisi 7 Jalan Kapal Pinisi 7 Jalan Kapal Pinisi 7 Jalan R.E Martadinata Jalan R.E Martadinata Jalan R.E Martadinata Jalan Slamet Riadi Jalan R.E Martadinata Jalan Slamaet Riadi BSD BSD Guntung Guntung
4.2 Pengolahan Data 4.2.1 Rute Distribusi Awal Untuk urutan rute yang telah dilalui oleh loper koran yaitu sebagai berikut: A (Depot) – B (Menjangan Mart) – O (Kahar) N (Hasni )– C (Lavender Mart) – D (Rifky) – E (Nova) - G (Nabila) – F (Cinta Damai) – P (Mama Idam)- Q (Ramos) – H (Latifah) - J (H. Badak) - I (King Snack) – L (Sudi Mampir) – K (Suharni) - M (H. Ismail) – A (Depot) Total Jarak yang ditempuh adalah sebagai berikut: 1,9 km + 2,0 km + 0,4 km + 4,9 km + 1,2 km + 0,1 km + 0,1 km + 0,1 km +2,2 km + 0,1 km + 2,8 km + 0,4 km + 0,1 km + 0,2 km + 0,5 km + 0,1 km + 4,2 km = 22,3 km 4.2.2 Perhitungan Rute Distribusi Alternatif Alternatif rute yang telah dilakukan berdasarkan jarak terdekat antar pelanggan adalah sebagai berikut: 1. Rute 1 Alternatif rute yang pertama yaitu: A–B–N–O–C–K–M–D–E–F– G–L–H–J–I–P–Q–A 2. Rute 2 Alternatif rute yang kedua yaitu: A–B–N–O–C–K–M–D–E–G– F–L–H–J–I–P–Q–A 3. Rute 3 Alternatif rute yang ketiga yaitu: A–B–N–O–C–K–M–D–F–E– G–L–H–J–I–P–Q–A 4. Rute 4 Alternatif rute yang keempat yaitu: A–B–N–O–C–K–M–D–F–G– E–L–H–J–I–P–Q–A 5. Rute 5 Alternatif rute yang kelima yaitu: A–B–N–O–C–K–M–D–G–F– E–L–H–J–I–P–Q–A 6. Rute 6 Alternatif rute yang kelima yaitu: A–B–N–O–C–K–M–D–G–E– F–L–H–J–I–P–Q–A Total Jarak yang ditempuh adalah sebagai berikut: = 1,9 km + 1,6 km + 0,4 km + 5,0 km + 0,8 km + 0,1 km + 0,5 km + 0,1 km + 0,1 km + 0,1 km + 0,3 km + 0,1 km + 0,4 km + 0,1 km + 2,7 km + 0,1 km + 6,8 km = 21,1 km
Dengan menggunakan cara yang sama pada semua kemungkinan rute alternatif yang dapat terbentuk, pada penelitian ini diperoleh sebanyak 6 rute alternatif. Total jarak tempuh keenam rute alternatif dengan perhitungan menggunakan metode nearest neighbour yaitu sejauh 21,1 km. Rute tersebut merupakan rute yang telah dihitung oleh peneliti menggunakan metode nearest neighbour. Sehingga diperoleh persentase penghematan total jarak tempuh keduannya sebagai berikut: = =
Total Jarak Rute Awal-Total Jarak Rute Terpilih x100% Total Jarak Rute Awal
22,3 – 21,1
22,3 = 5,38 %
x 100%
Berdasarkan perhitungan persentase penghematan jarak yang telah dihitung yaitu didapatkan persentase sebesar 5,38 %. Hal ini menunjukkan bahwa tidak terlalu jauh perbedaan antara total jarak antara rute yang diterapkan loper roti tawar citarasa bakery dengan rute yang dihitung peneliti dengan menggunakan metode nearest neighbour. 4.3 Analisa Berdasarkan hasil pengolahan data jarak tempuh antar outlet roti tawar “citarasa bakery” dengan menggunakan metode nearest neighbour, maka dapat dilakukan analisa sebagai berikut: 1. Rute yang Diterapkan oleh Sales Roti Tawar “Citarasa Bakery” Gambar 4.3 tanpak jelas bahwa rute yang diterapkan oleh sales roti tawar “citarasa bakery” masih belum optimal karena masih terdapat outlet yang seharusnya disinggahi yaitu dari outlet Menjangan Mart menuju ke Hasni kemudian ke Kahar, dan dari outlet Lavender Mart ke Suharni kemudian ke H. Ismail sehingga outlet tersebut dilewati sebanyak dua kali, hal tersebut tidak sesuai dengan prinsip metode nearest neighbour yang diperoleh dengan cara selalu menuju ke outlet yang jaraknya paling dekat dengan outlet yang telah dilewati sebelumnya. 2. Rute Alternatif Hasil perhitungan dengan menggunakan metode nearest neighbour diperoleh enam rute alternatif, karena terdapat beberapa jarak antara outlet satu ke outlet lain sama. Outlet tersebut adalah Cinta Damai, Nova dan Nabila, sehingga keenam rute alternatif tersebut memiliki jarak tempuh yang sama yaitu sebesar 21,1 km. Parameter yang diukur dalam metode nearest neighbour
adalah jarak, sehingga keenam alternatif rute distribusi roti tawar “citarasa bakery” yang terbentuk dapat digunakan oleh sales roti tersebut. Letak perbedaan dari keenan rute alternatif diatas terdapat pada rute yang dimulai dari Rifky ke masing-masing outlet yaitu Cinta Damai, Nova dan Nabila. sehingga dari keenam rute alternatif tersebut akan ditentukan satu rute yang dapat memberikan solusi yang optimal. Dimana soulusi optimal tersebut diartikan sebagai pencarian atau penyelesaian masalah yang baik dalam penentuan rute yang paling tepat. Sehingga dilakukan analisa untuk masing-masing rute alternatif yang telah terbentuk diantaranya adalah rute alternatif 1, 2, 3, 5, dan 6. Kelima rute alternatif ini dapat digunakan dalam proses pendistribusian roti tawar “citarasa bakery” namun belum optimal karena rute yang dilewati terdapat persimpangan jalan yang dapat membuat mobil berhenti dikarenakan harus menyeberang jalan untuk ke outlet selanjutnya. Sedangkan rute yang dapat memberikan solusi optimal dalam proses pendistribusian roti tawar “citarasa bakery” adalah rute alternatif 4, dimana rute yang terbentuk dimulai dari Depot – Menjangan Mart – Hasni – Kahar – Lavender Mart – Suharni – H. Ismail – Rifky – Cinta Damai– Nabila – Nova – Sudi Mampir – Latifah – H. Badak – King Snack –Mama Idam – Romas – Depot. Meskipun pada rute Rifky – Cinta Damai – Nova – Nabila terdapat persimpangan jalan, namun mobil dapat langsung berjalan tanpa harus berhenti untuk menyeberang jalan, karena rute dari Rifky ke Cinta Damai lalu ke Nabila kemudian ke Nova merupakan rute jalan yang melewati persimpangan jalan yang dapat langsung belok ke kiri karena sesuai dengan lajur kendaraan.
3.
Hasil perhitungan total jarak tempuh rute distribusi roti tawar “citarasa bakery” yang dipeorleh lebih kecil, maka waktu pendistribusian roti tawar “citarasa bakery” akan lebih cepat dan dihasilkan pula waktu tersingkat untuk mencapai tujuan. Karena total jarak tempuh yang berbanding lurus dengan waktu tempuh. Perbandingan Total Jarak Tempuh Rute Hasil yang didapatkan dari perhitungan total jarak tempuh yang telah diterapkan seorang sales roti tawar “citarasa bakery” yaitu sejauh 22,3 km, persentase antara total jarak yang diterapkan oleh sales roti tawar “citarasa bakery” dengan metode nearest
neighbour yaitu sebesar 5,38 %. Hal itu menunjukkan bahwa total jarak yang telah diterapkan sales roti tawar “citarasa bakery” pada saat ini masih diperlukan perbaikan, untuk meningkatkan pelayanan yang maksimal kepada outlet roti tawar“citarasa bakery”.
5.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisa terhadap perhitungan data jarak antar outlet, maka dapat disimpulkan beberapa hal terkait dengan penelitian yang telah dilakukan yaitu sebagai berikut: 1. Pendistribusian roti tawar menggunakan metode nearest neighbour diperoleh dengan cara selalu menuju ke outlet yang jaraknya paling dekat dengan outlet yang telah dilewati sebelumnya, sedangkan rute yang diterapkan oleh sales roti tawar yaitu masih melewati outlet paling dekat yang seharusnya disinggahi, sehingga rute yang terbentuk belum optimal, 2. Hasil penerapan metode nearest neighbour yang telah dilakukan didapatkan rute distribusi yaitu dimulai dari A (Depot) – B (Menjangan Mart) – N (Hasni) – O (Kahar) – C (Lavender Mart) – K (Suharni) – M (H.Ismail) – D (Rifky) – F ( Cinta Damai) – G (Nabila) – E (Nova) – L ( Sudi Mampir) – H (Latifah) – J (H. Badak) – I (King Snack) – P (Mama Idam) – Q (Romas) – A (depot). Jarak tempuh minimum pada rute pendistribusian roti tawar cita rasa bakery yang diperoleh sebesar 21,1 km, dan 3. Hasil perhitungan jarak yang dilakukan diperoleh hasil penghematan jarak sebesar 1,2 km atau sebesar 5,38%.
6.
Saran
Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini yaitu: 1. Sebaiknya pendistribusian roti tawar yang dilakukan oleh sales roti tersebut dilakukan dengan cara memilih rute yang memiliki total jarak tempuh terpendek, dan 2. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan algoritma yang ada pada Traveling Salesman Problem (TSP) agar diperoleh hasil pengembangan dalam menyelesaikan masalah distribusi roti tawar “citarasa bakery”.
Daftar Pustaka 1.
2.
3.
4.
5.
Agus, W.W., dan Wayan, F.M., 2010, Penerapan Algoritma Genetika Pada Sistem Rekomendasi Wisata Kuliner. Jurnal Ilmiah Kursor, vol. 5, no. 4, hh. 205-211. Era Modena., dan Muhammad, Irmansyah., 2013, Aplikasi Metode NearestNeighbor pada Penentuan Jalur Evakuasi Terpendek untuk Daerah Rawan Gempa dan Tsunami. Jurnal Elektron, vol. 5, no. 2, hh. 45-46. Ghulam, A.Z. dan Firmanto, H., 2013, Model Konseptual Perencanaan Transportasi Bahan Bakar Minyak (BBM) Untuk Wilayah Kepulauan (Studi Kasus: Kepulauan Kabupaten Semenep). Jurnal Teknik Pomits, vol. 2, no. 1, hh. 1-5. Handri T.U., Pulungan M.H., dan Sri M.E.F., 2004, Minimasi Biaya Distribusi Tempe Dengan Menggunakan Metode Travelling Salesman Problem (TSP) (Studi Analisa Usaha Kecil Hikma Sanan –Malang). Jurnal Teknik Industri Pertanian, vol. 5, no. 2, hh.87-94. I Nyoman, P., 2005, Supply Chain Management Edisi Pertama, Penerbit Guna Widya, Surabaya.