221
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PEMASANGAN ANTENA PARABOLA PESERTA DIDIK KELAS XI TAV SMKN 1 SUMARORONG 1
Roberth Pabotak
1
SMKN 1 SUMARORONG KAB. MAMASA PROV. SULAWESI BARAT
[email protected]
Abstract – Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk: 1) peningkatan aktivitas belajar peserta didik Kelas IX TAV SMKN 1 Sumarorong saat mengikuti pembelajaran pemasangan antena parabola dengan menerapkan metode eksperimen. 2) peningkatan hasil belajar peserta didik kelas XI TAV SMKN 1 Sumarorong setelah mengikuti pembelajaran materi pemasangan antena parabola dengan menerapkan metode eksperimen. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SMKN 1 Sumarorong. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI TAV yang berjumlah 12 orang. Penelitian tindakan dilakukan dalam tiga siklus. Hasil penelitian menunjukkan penerapan metode eksperimen pada materi pemasangan antena parabola dapat: 1) meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Peningkatan yang terjadi dapat terlihat dengan meningkatnya aktivitas peserta didik dari siklus I ke siklus III sebesar 17%. 2) meningkatkan hasil belajar peserta didik. Peningkatan ini dapat terlihat dengan meningkatnya nilai hasil belajar peserta didik dan nilai rerata dari siklus I ke siklus III. Jika pada siklus I hasil belajar peserta didik nilai tertinggi 92, nilai terendah 77, dan nilai rerata 84,08. Pada siklus III hasil belajar peserta didik nilai tertinggi 94, nilai terendah 81, dan nilai rerata 85,83. Kata kunci : Eksperimen, Aktivitas, Hasil Belajar, Pemasangan Antena Parabola
I. PENDAHULUAN Penguasaan ilmu pengetahuan dan keterampilan akan diterima dengan baik oleh peserta didik jika dalam mengemban tugasnya guru menerapkan berbagai pendekatan, strategi dan metode pembelajaran yang tepat. Untuk mencapai kondisi ideal tersebut perlu adanya dorongan yang efektif dan maksimal dari sisi pengetahuan, sikap, dan keterampilan peserta didik. Strategi, pendekatan dan metode pembelajaran, disebutkan oleh Suharjo (2006:89), sebagai cara-cara yang dilaksanakan untuk mengadakan interaksi belajar-mengajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Mata pelajaran Memperbaiki/Reparasi Sistem Penerima Televisi (MR. TV) adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada kelas XI dan kelas XII Program Keahlian Teknik Audio Video. Selama mata pelajaran ini diajarkan selama dua tahun, peneliti berupaya melakukan pengamatan terhadap keberhasilan proses pembelajaran khususnya pada materi pemasangan antena parabola. Dari hasil pengamatan dapat ditarik kesimpulan sementara bahwa sebagian besar peserta didik kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran pada materi ini. Hal ini dapat terlihat dari peserta didik sering tidak fokus dalam menerima pelajaran, malu dan malas bertanya, malas menanggapi, tidak mencatat hal-hal yang penting, lambat masuk kelas atau laboratorium. Dari sisi prestasi belajar, peneliti mengamati bahwa nilai rata-rata yang diperoleh peserta didik untuk materi ini masih dalam kategori rendah. Hal ini dapat terlihat dari 12 peserta didik pada tahun pelajaran 2014/2015 terdapat 5 peserta didik yang tidak tuntas (di bawah nilai KKM yaitu 70), 3 peserta didik yang mendapat nilai 70 dan 4 peserta didik mendapat nilai di atas KKM, dengan nilai tertinggi 85.
Masalah yang timbul dalam proses pembelajaran pemasangan antena parabola serta kemampuan peserta didik yang masih rendah sebagaimana uraian tersebut mungkin juga disebabkan oleh faktor strategi pembelajaran yang peneliti terapkan. Strategi pembelajaran yang peneliti terapkan cenderung monoton (didominasi oleh pembelajaran langsung), pembelajaran dengan sistem klasikal yang mengarah pada komunikasi satu arah, serta kurangnya hubungan komunikasi antara peneliti sebagai guru dan peserta didik serta peserta didik dengan peserta didik lainnya sehingga proses interaksi menjadi vakum dan lebih berorientasi pada penuntasan materi pelajaran. Setelah penulis membaca buku sumber yang sehubungan dengan metode pembelajaran dan dikaitkan dengan materi pemasangan antena parabola maka peneliti memilih metode eksperimen. Dengan melakukan eksperimen, peserta didik menjadi akan lebih yakin atas suatu hal daripada hanya menerima dari guru dan buku, dapat memperkaya pengalaman, mengembangkan sikap ilmiah, dan hasil belajar akan bertahan lebih lama dalam ingatan peserta didik. Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan berikut: 1) Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar peserta didik kelas XI TAV SMKN 1 Sumarorong saat mengikuti pembelajaran materi pemasangan antena parabola dengan menerapkan metode eksperimen?; 2) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar peserta didik kelas XI TAV SMKN 1 Sumarorong setelah mengikuti pembelajaran materi pemasangan antena parabola dengan menerapkan metode eksperimen?
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 25 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017
222 II. LANDASAN TEORI Sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh peserta didik di sekolah. Aktivitas belajar menurut Paul B. Dierich dalam Sardiman (2010:101) menyatakan bahwa jenis kegiatan peserta didik digolongkan ke dalam delapan (8) kelompok, diantaranya : 1) Visual activities, seperti membaca, percobaan, memperhatikan pekerjaan orang lain. 2) Oral activities, seperti menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengadakan wawancara, diskusi, interupsi. 3) Listening activities, sebagai contoh mendengarkan: uraian, percakapan diskusi, musik, pidato. 4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, angket. 5) Drawing activities, misalnya menggambar. 6) Motor activities, seperti: melakukan percobaan, membuat konstruksi, bermain, beternak. 7) Mental activities, sebagai contoh misalnya menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisa, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8) Emotional activities, menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup. Aktivitas yang timbul dari peserta didik akan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan prestasi. Berdasarkan jenis-jenis aktivitas peserta didik diatas, peneliti menggunakan jenis motor activities yaitu melakukan percobaan. Hasil belajar merupakan bagian akhir dalam pembelajaran. Nana Sudjana (2005:3) mendefinisikan hasil belajar peserta didik pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas mencakup bidang pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Dimyati dan Mudjiono (2006:3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan-kemampuan tersebut mencakup aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Sugihartono, dkk. (2007:76-77), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut: a) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis. b) Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas, peneliti menggunakan faktor eksternal berupa penerapan metode eksperimen dalam pembelajaran. Menurut Roestiyah (2001:80), metode eksperimen adalah suatu cara mengajar dimana peserta didik melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan itu disampaikan ke kelas dan di evaluasi oleh guru. Metode eksperimen menurut Djamarah (2002:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana peserta didik melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang
dipelajari. Metode Eksperimen menurut Al-Farisi dalam Trianto, M.Pd (2010) adalah metode yang bertitik tolak dari suatu masalah yang hendak dipecahkan dan dalam prosedur kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiah. Dari beberapa pendapat di atas, maka ditarik kesimpulan bahwa metode eksperimen adalah metode pembelajaran dimana peserta didik melakukan percobaan tentang materi yang dipelajari, mengamati objek, mengamati prosesnya, menuliskan hasil percobaan dan pengamatan, menarik kesimpulan dan hasilnya disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru. Menurut Mulyasa (2007), hal-hal yang harus perhatikan guru dalam melakukan metode eksperimen adalah: 1) Tetapkan tujuan eksperimen, 2) Persiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan, 3) Persiapkan tempat melakukan eksperimen, 4) Perhitungkan jumlah peserta didik sesuai dengan alat yang tersedia, 5) Perhatikan keamanan dan keselamatan agar dapat memperkecil resiko yanng mungkin berbahaya, perhatikan disiplin dan tata tertib, terutama dalam menjaga alat dan bahan yang digunakan. 6) Berikan penjelasan tentang apa yang harus diperhatikan, tahapan yang harus dilakukan, dan yang dilarang. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan metode eksperimen menurut Fathurrahman (2008:84) adalah sebagai berikut: a) Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang dibutuhkan. b) Usahakan peserta didik terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen. c) Sebelum dilaksanakan eksperimen peserta didik terlebih dahulu diberikan pengarahan tentang petunjuk dan langkahlangkah kegiatan eksperimen yang akan dilakukan. d) Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan percobaan yang telah direncanakan, bila hasilnya belum memuaskan dapat diulangi lagi untuk membuktikan kebenarannya. e) Setiap individu atau kelas dapat melaporkan hasil pekerjaannya secara tertulis. Menginstal penerima TV adalah salah satu kompetensi dasar pada standar kompetensi memperbaiki sistem penerima televisi. Dimana pada kompetensi dasar ini, peserta didik mempelajari tentang bagaimana :1) melakukan persiapan pekerjaan instalasi pesawat TV, 2) melakukan kegiatan instal dengan peralatan elektronik lainnya, 3) pemasangan antena parabola Strategi pembelajaran yang tepat untuk menciptakan aktivitas peserta didik yang bermakna dalam belajar pemasangan antena parabola adalah metode eksperimen. Melalui metode pembelajaran eksperimen peserta didik dapat terlibat langsung dalam melakukan percobaan tentang materi yang dipelajari, mengamati objek, melakukan proses kerja, menuliskan hasil percobaan dan pengamatan, menarik kesimpulan dan hasilnya disampaikan di kelas dan dievaluasi oleh guru. Dengan demikian peserta didik terkesan terhadap materi yang didapatkan, lebih mudah dan lama teringat dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil yang maksimal bagi peserta didik. III. METODE PENELITIAN/EKSPERIMEN Penelitian dilaksanakan pada tanggal 14, 21, dan 28 Mei 2016. Tempat penelitian adalah SMKN 1 Sumarorong. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 25 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017
223 (classroom action research). Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus melalui tahap perencanaan (plan), tindakan dan pengamatan (act and observe), serta refleksi (reflect). Dalam penelitian ini kelas yang menjadi subjek penelitian adalah kelas XI TAV. Peserta didik kelas XI TAV ini berjumlah 12 orang semuanya laki-laki. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari : teknik pengamatan/observasi, teknik penilaian unjuk kerja dan hasil kerja. Instrumen yang digunakan, yaitu : Lembar observasi yang digunakan untuk mencatat data yang terkait aktivitas peserta didik selama pelaksanaan pembelajaran dengan metode eksperimen pada materi pemasangan antena parabola yang berisikan sembilan aspek yaitu 1) Fokus perhatiannya terhadap pembelajaran dan praktikum/percobaan, 2) Melaksanakan praktikum/ percobaan dengan segera, 3) Terlihat asyik melaksanakan praktikum/percobaan, 4) Kalau tidak jelas mau bertanya, 5) Segera menjawab ketika ditanya, 6) Mencatat hal-hal yang penting, 7) Masuk ruangan dengan segera, 8) Hilir mudik tetapi tertuju untuk pembelajaran dan praktikum/percobaan, 9) Setiap menyelesaikan tugas peserta didik kelihatan gembira. Rubrik penilaian yaitu rubrik yang digunakan untuk menilai proses kerja peserta didik selama pemasangan antena parabola dan hasil kerja. Pengamatan aktivitas belajar dilakukan dengan menggunakan lembar pengamatan skor 1 sampai 4. Skor 4 = sangat aktif, skor 3 = aktif, skor 2 = kurang aktif, dan skor 1 = tidak aktif. Rublik penilaian yang digunakan sebagai instrumen pengumpulan data kuantitatif yaitu rubrik yang digunakan untuk mengukur proses pemasangan antena parabola dan hasil kerja. Aspek yang dinilai dalam setiap siklus berbeda, karena disesuaikan dengan materi diajarkan. Aspek yang dinilai siklus I adalah 1) menyiapkan alat dan bahan, 2) ketepatan penggunaan alat yang digunakan untuk pemasangan LNB pada skalar ring, 3) ketepatan posisi LNB pada skalar ring, 4) kekuatan pemasangan baut pada skalar ring. Aspek yang dinilai siklus II adalah 1) ketepatan penggunaan alat yang digunakan untuk pemasangan payung antena parabola, 2) ketepatan penempatan potongan payung parabola, 3) kekuatan pemasangan baut pada payung parabola, 4) ketepatan penempatan posisi LNB 1 dan LNB 2, 5) ketepatan pengarahan posisi kemiringan antena parabola, 6) kerapihan menginstalasi kabel pada antena parabola. Aspek yang dinilai siklus III adalah 1) mengenal tombol-tombol fungsi pada receiver dan remote receiver parabola, 2) mampu mengatur dan memilih satelit palapa dan satelit telkom, 3) mampu mengatur dan mencari siaran televisi minimal 20 siaran. Analisis data hasil pengamatan dan hasil penilaian unjuk kerja dilakukan dengan teknik dan kriteria pengukuran sebagai berikut : 1) Data hasil pengamatan aktivitas peserta didik. Data hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran pemasangan antena parabola dengan menerapkan metode eksperimen, dianalisa dan diolah dengan menghitung rata-rata, kemudian dikategorikan dalam 4 kategori : sangat aktif, aktif, kurang aktif dan tidak aktif. Peningkatan rata-rata dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III diukur dengan presentase (%). Kemudian data
ditafsirkan untuk menjawab pertanyaan rumusan masalah dan membuktikan hipotesis tindakan. 2) Data hasil belajar peserta didik. Data hasil belajar tentang materi pemasangan antena parabola dengan menerapkan metode eksperimen, dianalisa dan diolah dengan menghitung jumlah siswa yang mencapai standar KKM (70) secara individual maupun klasikal. Peningkatan rata-rata dari siklus I ke siklus II dan ke siklus III diukur, kemudian data ditafsirkan untuk menjawab pertanyaan rumusan masalah dan membuktikan hipotesis tindakan. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Siklus I Perencanaan yang dilakukan pada siklus I meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, pembuatan jobsheet, rubrik penilaian dan lembar observasi. Materi yang disajikan pada siklus I mengenai kebutuhan instalasi antena parabola dan pemasangan LNB pada skalar ring. Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan yaitu hari sabtu tanggal 14 Mei 2016. Pembelajaran diawali dengan apersepsi, kemudian menyajikan informasi mengenai kebutuhan peralatan kerja instalasi antena dan langkahlangkah pemasangan antena parabola dengan menggunakan media interaktif. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk mengambil alat dan bahan yang digunakan untuk pemasangan antena parabola. Memberi penjelasan tentang alat dan bahan yang digunakan untuk memasang parabola. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk memasang LNB pada skalar ring, dan melakukan pemasangan payung antena parabola. Selama proses praktikum, guru melakukan bimbingan dan arahan serta memberikan penguatan dan melakukan penilaian. Memberikan umpan balik positif terhadap keberhasilan dalam mengikuti pembelajaran. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi. Memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman belajar yang bermakna dalam mencapai kompetensi dasar dengan memberikan informasi lebih jauh. Diakhir pembelajaran guru membimbing peserta didik agar mandiri untuk membuat rangkuman dari materi yang telah dibahas. Memberikan umpan balik terhadap materi yang telah diajarkan secara demokratis. Menumbuhkan rasa ingin tahu peserta didik agar gemar membaca dengan menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya. Menutup pelajaran dengan doa. Sebelum keluar ruangan, peserta didik memberi salam kepada guru. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas belajar peserta didik pada siklus I, diperoleh dan ditemukan data tentang gambaran hasil pengamatan aktivitas peserta didik sebagaimana nampak pada grafik 4.1 berikut:
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 25 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017
224 gambaran hasil pengamatan aktivitas peserta sebagaimana nampak pada grafik 4.3 berikut:
didik
Grafik 4.1. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siklus I Berdasarkan grafik 4.1 di atas, menunjukkan bahwa dari kesembilan aspek pengamatan tentang aktivitas belajar, 18% peserta didik kurang aktif, 64% peserta didik aktif dan 19% peserta didik sangat aktif. Dengan demikian aktivitas belajar peserta didik pada materi kebutuhan instalasi antena parabola dan pemasangan payung antena parabola berada pada kategoti aktif. Berdasarkan hasil penilaian unjuk kerja pada siklus I, diperoleh dan ditemukan data tentang gambaran hasil belajar peserta didik sebagaimana nampak grafik 4.2 berikut:
Grafik 4.3. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siklus II Berdasarkan grafik 4.3 di atas, menunjukkan bahwa dari kesembilan aspek pengamatan tentang aktivitas belajar, 4% peserta didik kurang aktif, 48% peserta didik aktif dan 48% peserta didik sangat aktif. Data ini menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas belajar peserta didik sebesar 13% jika dibandingkan dengan siklus I. Dengan demikian aktivitas belajar peserta didik pada materi pemasangan antena parabola berada pada kategoti aktif dan sangat aktif. Berdasarkan hasil penilaian unjuk kerja pada siklus II, diperoleh dan ditemukan data tentang gambaran hasil belajar peserta didik sebagaimana nampak pada grafik 4.4 berikut:
Grafik 4.2. Hasil Belajar Siklus I Berdasarkan grafik 4.2 di atas menunjukkan hasil belajar peserta didik berada di atas kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Dari penilaian unjuk kerja yang dilakukan pada siklus I diperoleh nilai terendah 77, nilai tertinggi 92 rerata 84,08. Siklus II Tahap perencanaan yang dilakukan pada siklus II meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi pemasangan antena parabola, pembuatan jobsheet, instrumen penilaian dan lembar observasi. Tindakan yang dilakukan pada pembelajaran mengacu pada perencanaan tindakan yang telah dibuat dan kegiatan pembelajaran sesuai siklus I dengan memperhatikan hasil refleksi pada siklus I. Siklus II dilaksanakan hari sabtu tanggal 21 Mei 2016. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas belajar peserta didik pada siklus II, diperoleh dan ditemukan data tentang
Grafik 4.4. Hasil Belajar Siklus II Berdasarkan grafik 4.4 di atas menunjukkan hasil belajar peserta didik berada di atas kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Dari penilaian unjuk kerja yang dilakukan pada siklus II diperoleh nilai terendah 78, nilai tertinggi 94 rerata 86.00. Hal ini berarti hasil belajar peserta didik pada siklus II lebih baik dibandingkan hasil belajar peserta didik pada siklus I Siklus III Tahap perencanaan yang dilakukan pada siklus III meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan materi pengaturan program pada receiver parabola, pembuatan jobsheet, instrumen penilaian dan lembar
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 25 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017
225 observasi. Siklus III dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 28 Mei 2016. Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas belajar peserta didik pada siklus III, diperoleh dan ditemukan data tentang gambaran hasil pengamatan aktivitas peserta didik sebagaimana nampak pada grafik 4.5 berikut:
perhatian khusus kepada peserta didik yang kurang aktif sehingga mereka lebih bersemangat dalam belajar. Penelitian tindakan kelas ini terdiri atas tiga siklus. Setiap siklus menerapkan metode eksperimen dengan materi yang berbeda. Siklus I metode eksperimen diterapkan pada materi kebutuhan instalasi antena parabola dan pemasangan payung antena parabola, siklus II menerapkan metode eksperimen pada materi pemasangan antena parabola, sedangkan siklus III menerapkan metode eksperimen untuk materi pengaturan program pada receiver parabola. Berdasarkan hasil pengamatan menunjukkan bahwa penerapan metode eksperimen membawa dampak positif terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar pemasangan antena parabola, dan ini sesuai dengan pernyataan pada hipotesi tindakan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Septi Budi Sartika (2012) yang menyatakan bahwa penerapan metode eksperimen dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik.
Grafik 4.5. Hasil Pengamatan Aktivitas Belajar Siklus III Berdasarkan grafik 4.5 di atas, menunjukkan bahwa dari kesembilan aspek pengamatan tentang aktivitas belajar, (48%) peserta didik berada pada kategori aktif dan sangat aktif (52%). Data ini menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas belajar peserta didik sebesar 4% jika dibandingkan dengan siklus II. Dengan demikian aktivitas belajar peserta didik pada materi pemasangan antena parabola dan pengaturan program pada receiver parabola berada pada kategoti sangat aktif. Berdasarkan hasil penilaian unjuk kerja pada siklus III, diperoleh dan ditemukan data tentang gambaran hasil belajar peserta didik sebagaimana nampak pada grafik 4.6 berikut:
Grafik 4.6. Hasil Belajar Siklus III Berdasarkan grafik 4.6 di atas menunjukkan hasil belajar peserta didik berada di atas kriteria ketuntasan minimal yaitu 70. Dari penilaian unjuk kerja yang dilakukan pada siklus III diperoleh nilai terendah 81, nilai tertinggi 94 rerata 85,83. Jika dilihat dari nilai terendah maka siklus III lebih baik dibandingkan dengan siklus II. Dalam pelaksanaan tindakan pada siklus III ada beberapa hal yang menjadi catatan, yaitu : 1) Peserta didik lebih aktif, lebih asyik, antuasias dan bersemangat belajar dengan menerapkan metode pembelajaran eksperimen, 2) Guru perlu memberi
V. KESIMPULAN Simpulan dari penelitian ini adalah 1) Penerapan metode eksperimen pada materi Pemasangan Antena Parabola di Kelas XI TAV SMK Negeri 1 Sumarorong dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Peningkatan yang terjadi dapat terlihat dari meningkatnya aktivitas peserta didik dari siklus I ke siklus II sebesar 13 %, peningkatan aktivitas belajar peserta didik dari siklus II ke siklus III sebesar 4 %, sehingga peningkatan aktivitas belajar dari siklus I ke siklus III sebesar 17%. 2) Dengan penerapan metode eksperimen pada materi Pemasangan Antena Parabola di Kelas XI TAV SMK Negeri 1 Sumarorong dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Peningkatan ini dapat terlihat dari meningkatnya nilai hasil belajar peserta didik dan nilai rerata dari siklus I, siklus II dan siklus III. Jika pada siklus I hasil belajar peserta didik nilai tertinggi 92, nilai terendah 77, dan nilai rerata 84,08, pada siklus II hasil belajar peserta didik nilai tertinggi 94, nilai terendah 78, dan nilai rerata 86,00, dan pada siklus III hasil belajar peserta didik nilai terendah 81, nilai tertinggi 94, dan nilai rerata 85,83. UCAPAN TERIMA KASIH Ucapan terima kasih, peneliti sampaikan kepada : 1) bapak Arnoldus, S.Pd., M.Pd selaku Kepala SMKN 1 Sumarorong yang telah memberi izin melaksanakan penelitian dan memfasilitasi penelitian yang dilakukan, 2) Asmadi, S.Pd., M.Pd sebagai kolaborator/observer dalam penelitian yang dilakukan penulis. 3) Rekan-rekan guru SMKN 1 Sumarorong yang telah memberi dukungan semangat dan bantuannya dalam proses kegiatan penelitian sampai tersusunnya penelitian ini. PUSTAKA [1]
Sartika, S.B. 2012. Pengaruh Penerapan Metode Eksperimen sebagai Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) terhadap Prestasi Belajar Siswa. Pedagogia, 1(2): 189-211.
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 25 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017
226 [2] _________.2005. Modul Memperbaiki/Reparasi Televisi. Jakarta. Dir. Pembinaan SMK. Dirjen Manajemen Dikdasmen. Depdiknas. [3] A.M. Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi BelajarMengajar. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. [4] Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT. Rineka Cipta. [5] Djamarah, B.S. 2002. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT Rineka Cipta. [6] Fathurrahman. 2008. Teknologi dan Media Pembelajaran. Surabaya. Dakwah Digital Press. [7] Mulyasa, E. 2007. Standar Kompetensi dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. [8] Roestiyah, S. 2001. Pembelajaran dengan menerapkan Metode Eksperimen di Sekolah. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. [9] Sudjana, N. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Sinar Baru algesindo. [10] Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta. UNY Press. [11] Suharjo. 2006. Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta. Direktorat Ketenagaan. Dirjen Dikti. Depdiknas. [12] Trianto, M.Pd. 2010. Mengembangkan Model Pembelajaran Tematik. Jakarta: PT. Prestasi Pustakaraya.
Simposium Nasional MIPA Universitas Negeri Makassar, 25 Februari 2017 MIPA Open & Exposition 2017