BIOEDUKASI 34Volume 6, Nomor 1 Halaman 34-38
ISSN:1693-2654
Februari 2013
PENERAPAN INTEGRASI SINTAKS INKUIRI DAN STAD (INSTAD) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA KELAS VII-D SMPN 27 SURAKARTA 1,2
Baskoro Adi Prayitno1, Bowo Sugiharto2, Wahyu3 Dosen FKIP UNS Surakarta, 3Guru Biologi SMPN 27 Surakarta E-mail:
[email protected] Diterima 02 Desember 2012, Disetujui 21 Januari 2013
ABSTRACT- Based on our observation to student and discussion with biology teacher of SMPN 27 Surakarta on April 15, 2010, known that there were complicated problems in Biology class VII-D. The core of those problems was most of the students’ ability on higher order thinking was still lower, therefore, in this research we want to try to solve the problems by classroom action research (CAR). Some studies shown that applying syntax of inquiry and STAD model have many advantages to solve this problem. Hence, these models was applied in this school. The research was conducted during 7 months, start from April until November 2010. The research design was Classroom Actions Research by Kemis and Taggart model, which consist of four phases, i.e. planning of action, doing the action, observation, and reflection. The result of this research showed that applying syntax of integrated inquiry and STAD model can improve the student ability on higher order thinking at Biology classes of grade VII SMPN 27 Surakarta. Keyword: Inquiry, STAD, INSTAD, Higher Order Thinking
Pendahuluan
ilmiah diantaranya, tanggung jawab, rasa
Biologi sebagai sains terdiri dari aspek
ingin tahu, tidak mudah percaya, dan lain-
produk, proses, dan sikap. Aspek produk
lain (Dircks & Cuningham, 2007)
terdiri dari konsep, prinsip, teori, dan
Pembelajaran berpotensi
berupa pengetahuan dan keterampilan
ketiga aspek produk, proses, dan sikap,
yang dimiliki ilmuan untuk menemukan
jika
produk Biologi. Aspek proses diantaranya
diorientasikan pada aspek proses. Melalui
berupa kemampuan mengidentifikasi dan
pembelajaran yang beroorientasi proses,
mengendalikan
siswa akan diajak menemukan produk
merancang
mampu
akan
hukum tentang Biologi. Aspek proses
variabel,
besar
Biologi
pembelajaran
melatihkan
biologi
percobaan, menyimpulkan, dan lain-lain.
biologi secara
Aspek sikap berupa karakter ilmiah yang
seperti ini akan memfasilitasi siswa untuk
terinternalisasi pada diri siswa setelah
terbiasa
mempelajari
bereksperimen,
Biologi.
Aspek
karakter
mandiri.
lebih
berpikir,
Pembelajaran
mengamati,
mengolah
data,
35 menyimpulkan dalam menemukan produk
ilmiah, dan mengembangkan karakter
Biologi. Ketika siswa dibiasakan untuk
ilmiah siswa (Philips & Germann, 2002)
berpikir, mengamati, dan bereksperimen
Sintaks
akan menyebabkan internalisasi karakter
diintegrasikan
ilmiah seperti jujur, tanggung jawab, ingin
pembelajaran lain dalam pelaksanaanya di
tahu, dan lain-lain pada siswa berjalan
kelas, sehingga dapat mengembangkan
lebih efektif.
pemahaman Biologi menjadi lebih baik.
Pembelajaran yang sesuai dengan
Salah
sintaks
diintegrasikan
Inkuiri
STAD
suatu
proses
untuk
dapat
dengan
satu
penjelasan di atas adalah model Inkuiri. adalah
inkuiri
adalah
sintaks
yang
dapat
kooperatif
tipe
Team-Achievement
(Student
memperoleh informasi dengan melakukan
Divisions). Model pembalajaran STAD
pengamata dan atau eksperimen untuk
memiliki 5 elemen dasar, yaitu (1) saling
mencari
ketergantungan
jawaban
atau
memecahkan
positif
antar
anggota
masalah dengan menggunakan berpikir
kelompok, (2) kelompok bertanggung
kritis dan logis.
Terdapat beberapa
jawab untuk mencapai tujuan bersama,
sintaks model Inkuiri, salah satunya oleh
setiap individu bertanggung jawab secara
Joyce dan Weil (2000), yang terdiri dari 6
pribadi, (3) setiap anggota kelompok
tahap yaitu, (1) identifikasi dan penetapan
bekerja sama untuk memahami materi
ruang lingkup masalah, (2) perumusan
dengan saling memberikan dukungan, (4)
hipotesis, (3) pengumpulan data, (4)
terjadi pembelajaran keterampilan sosial
interpretasi
seperti,
data,
(5)
pengembangan
kepemimpinan,
pengambilan
membangun
kepercayaan,
simpulan, dan (6) menganalisis proses
keputusan,
inkuiri.
komunikasi, dan penanganan konflik, dan beberapa
(5) anggota kelompok berdiskusi satu
kelebihan, diantaranya: siswa terlibat aktif
dengan yang lainnya untuk mencapai
Inkuiri
dalam
memiliki
membangun
pengetahuan,
tujuan bersama. Sintaks STAD terdiri dari
memecahkan
5 fase, yaitu (1) presentasi kelas, (2) kerja
kebenaran
kelompok, (3) kuis dan skor kemajuan
pengetahuan, daripada sekedar menghafal
kelompok, dan (4) penghargaan kelompok
memperoleh masalah,
informasi, dan
pengetahuan. mengembangkan tingkat
tinggi,
mencari
Inkuiri kebiasaan
dapat berpikir
terampil dalam kerja
(Slavin,
2005).
Diharapkan
dengan
integrasi sintaks kedua model tersebut, dalam melakukan kegiatan inkuiri selama proses
pembelajaran
kegiatan
saling
36 scaffolding,
dialog,
terdidik dan berbudaya. Berbagai upaya
perluasan kognitif, tutorial sebaya akan
telah dilakukan untuk mewujudkan tujuan
berjalan lebih efektif, karena diperkuat
mulia tersebut. Namun demikian, banyak
oleh karakter model kooperatif (Lord,
hambatan
2011), sehingga proses belajar mengajar
diperlukan dukungan
akan berjalan lebih baik.
Salah satunya adalah peningkatan kualitas
membelajarkan,
Sekolah
Menengah
Pertama
Negeri 27 (SMPN 27) Surakarta adalah SMP Negeri terakhir di Kota Surakarta saat ini. SMPN 27 Surakarta berlokasi di Jl. Arifin No. 17 Surakarta. SMPN 27 Surakarta merupakan alih fungsi dari Sekolah Teknik (ST) Negeri 8 Surakarta. Tahun 1992 ST Negeri 8 Surakarta berganti
nama
Surakarta.
menjadi
Tahun
1995
SMPN
25
SMPN
25
Surakarta menjadi SMPN 27 Surakarta. SMPN 27 Surakarta sedang bersiap-siap untuk bersaing dengan SMP Negeri favorit
di
Surakarta.
Bukti
nyata
peningkatan mutu SMPN 27 Surakarta adalah pembangunan sarana dan prasarana penunjang aktivitas belajar siswa yang cukup
masif.
Hasil
observasi
dan
yang
pembelajaran.
dihadapi
sehingga
berbagai pihak.
Berdasarkan wawancara
dan observasi dengan guru Biologi serta siswa kelas VII-D pada tanggal 15 April 2010,
diperoleh
informasi
terdapat
permasalahan dalam pembelajaran Biologi di
kelas
tersebut,
antara
lain,
(1)
pembelajaran Biologi lebih terorientasi pada produk, (2) kegiatan pembelajaran sering dilakukan dengan ceramah dan mengerjakan pertanyaan di LKS, (3) kegiatan praktikum dan atau demonstrasi jarang dilakukan, (4) siswa cenderung ramai tidak memperhatikan pembelajaran, (5) siswa jarang mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan guru, beberapa pertanyaan dan jawaban siswa terlihat dangkal, (6) analisis jawaban siswa ketika mengerjakan soal yang dibuat guru,
wawancara dengan guru Biologi diperoleh
menunjukkan
informasi, sebagai SMPN baru yang
kesulitan mengerjakan soal-soal aplikasi,
sedang berkembang, SMPN 27 Surakarta
analisis, dan evaluasi yang menuntut
memiliki masukan (input) siswa yang
kecenderungan
siswa
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Masalah-masalah
berasal dari kemampuan akademik bawah
yang
serta didominasi oleh siswa yang berasal
teridentifikasi di SMPN 27 Surakarta
dari masyarakat kurang mampu.
merupakan masalah kompleks yang saling
SMPN 27 Surakarta bertujuan mendidik siswa menjadi manusia yang
terkait
satu
sama
lainnya.
Kurang
dilibatkannya siswa dalam menemukan
37 karena
refleksi dalam setiap siklusnya. Subjek
yang
penelitian adalah siswa kelas VII-D
terorientasi pada produk melalui ceramah
SMPN 27 Surakarta yang terdiri dari 36
diduga menyebabkan aktivitas belajar
orang
siswa rendah. Kedua masalah tersebut
berlokasi di Jl. Arifin No. 17 Surakarta.
diduga
rendahnya
Penelitian dilakukan mulai bulan April
kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa.
sampai November 2010. Penelitian ini
Penelitian
berlangsung selama dua siklus. Masing-
konsep
selama
penggunaan
pembelajaran pembelajaran
berdampak
ini
pada
bertujuan
memecahkan
siswa.
SMPN
Surakarta
masalah rendahnya kemampuan berpikir
masing
tingkat tinggi siswa melalui penelitian
pertemuan. Kompetensi dasar yang dikaji
tindakan kelas (PTK).
sebagai
Dengan
pertimbangan
integrasi
sintaks inkuiri dan STAD (INSTAD) mempunyai kelebihan-kelebihan seperti telah
dipaparkan
pada
sebelumnya, maka model
paragraf INSTAD
digunakan dalam penelitian ini. Sintaks model INSTAD yang digunakan mengacu pada Prayitno (2010) sebagai berikut, (1) presentasi guru, (2) kerja inkuiri dalam
siklus
27
berlangsung
berikut,
Siklus
4
I:
mengidentifikasi
kali
KD
7.2
pentingnya
keanekaragaman makhluk hidup dalam pelestarian ekosistem. Siklus II: KD. 7.3 memprediksi
pengaruh
kepadatan
populasi manusia terhadap lingkungan. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan kelas sebagai berikut. Siklus I a. Perencanaan
kelompok STAD, (3) presentasi kerja Tahap
inkuiri, (4) tes individu, (5) rekognisi tim. Diharapkan melalui penerapan model pembelajaran
INSTAD
dapat
meningkatkan
kemampuan
berpikir
tingkat tinggi siswa kelas VII-D SMPN 27
pada
hasil
diuraikan
perencanaan observasi
pada
didasarkan
awal
bagian
seperti
pendahuluan.
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan sebagai berikut. 1. Dosen melakukan pertemuan dengan
Surakarta.
guru Biologi kelas VII-D SMPN 27
Metode Penelitian
Surakarta untuk membicarakan persiapan Penelitian
ini
menggunakan
tindakan dan rencana waktu tindakan
penelitian tindakan kelas oleh Kemmis
siklus I.
dan Tagart (dalam Kasbolah, 1999) yang
2. Dosen bersama guru mengembangkan
meliputi tahap perencanaan tindakan,
perangkat pembelajaran meliputi silabus,
pelaksanaan
tindakan,
observasi,
dan
38 RPP, LKS, dan evaluasi berbasis model
- Guru mengingatkan siswa konsep-
INSTAD.
konsep penting tentang ekosistem serta
Materi
perangkat
yang
dikembangkan
pembelajarannya
mengidentifikasi
adalah
hubungan
antar
komponen-komponen
pentingnya
ekosistem
yang
telah
dibahas
pada
keanekaragaman makhluk hidup dalam
pertemuan sebelumnya.
pelestarian ekosistem.
- Guru
3. Dosen bersama guru mengembangkan
pembantaian orang utan di Kalimantan.
lembar observasi keterlaksanaan sintaks,
Selama pemutaran video, guru meminta
tes berpikir tingkat tinggi, rubrik kualitas
siswa mencatat informasi penting yang
bertanya dan menjawab siswa selama
ditemui siswa dalam video tersebut.
pembelajaran mengacu pada tingkatan
- Guru meminta siswa mengemukakan
ranah
informasi
berpikir
Bloom,
menyiapkan
memutar
video
penting
kamera, tape recorder, handy cam, dan
diidentifikasi,
buku catatan lapangan.
mengajukan
serta
tentang
yang
telah
meminta
siswa
pertanyaan
yang
ingin
mereka ketahui lebih lanjut. 4. Dosen bersama guru menyiapkan alat dan
bahan
penunjang
pembelajaran
INSTAD yang diperlukan dalam rangka mengoptimalkan pembelajaran INSTAD.
siklus
meyampaikan
pembelajaran pentingnya
yaitu
tujuan
mengidentifikasi
keanekaragaman
makhluk
hidup dalam pelestarian ekosistem. Kegiatan Inti
b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan
- Guru
I
dilakukan
- Guru membentuk kelompok kooperatif,
sebanyak 4 kali pertemuan, masing-
menjelaskan
masing pertemuan terdiri dari 2x40 menit.
INSTAD, menjelaskan prosedur analisis
Kegiatan pembelajaran mengacu pada
kritis buku melalui mind map, dan teknik
RPP berbasis INSTAD. Secara garis besar
pemberian rekognisi tim kepada siswa.
pembelajaran dilakukan melalui tiga tahap
- Guru meminta kelompok melakukan
kegiatan yaitu tahap pendahuluan, inti,
analisis
dan penutup. Sintaks INSTAD tercermin
pembuatan mind map terkait pentingnya
secara komprehensif pada ketiga tahap
keanekaragaman makhluk hidup dalam
tersebut. Berikut uraian rinci proses
pelestarian ekosistem. Pedoman analisis
pembelajaran pada siklus I.
kritis disiapkan oleh guru. Kegiatan ini
Kegiatan Pendahuluan
bertujuan
kritis
prosedur
buku
pembelajaran
ajar
membantu
melalui
siswa
mengumpulkan landasan teoritis untuk